BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan"

Transkripsi

1 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah plastik Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Agustus 2016 sampai Oktober Alat dan Bahan Bahan yang digunakan ialah benih kedelai F3 tahan salin hasil dari perkawinan antara grobogan dan grobogan (GxG) sebagai objek yang akan diamati, tanah salin untuk media tanam, plastik kaca sebagai atap rumah plastik, bambu sebagai kerangka rumah plastik, kawat untuk mengikat antar tiap bambu, tali plastik untuk mengikat plastik ke kerangka rumah plastik, antioksidan (asam askorbat, asam salisilat dan α-tokoferol) sebagai perlakuan yang akan diaplikasikan pada tanaman kedelai, polibek untuk wadah media tanam, plastik sebagai pembalut polibek agar tanah tidak tercuci, air untuk menyiram tanaman, aquades sebagai pelarut antioksidan, dan insektisida sebagai pengendalian hama. Alat yang digunakan yaitu cangkul untuk membersihkan gulma pada rumah plastik, pisau/cutter untuk memotong-motong plastik, label sebagai penanda,meteran untuk mengukur, DHL meter untuk mengukur daya hantar listrik media tanam, sprayer untuk mengaplikasikan antioksidan, timbangan analitik untuk menimbang pupuk, antioksidan dan bobot yang akan ditimbang, gembor untuk menyiram, parang untuk memotong bambu, tang untuk mengikat kawat,

2 14 tangga untuk membangun rumah plastik, selang pada media untuk memudahkan penyiraman, dan alat tulis untuk mencatat data. Metode Penelitian Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok non faktorial yaitu : Faktor I : Jenis dan Konsentrasi Antioksidan dengan 10 taraf, yaitu : A0 : Kontrol (Tanpa Antioksidan) A1 : Asam Askorbat (250 ppm) A2 : Asam Askorbat (500 ppm) A3 : Asam Askorbat (750 ppm) A4 : Asam Salisilat (250 ppm) A5 : Asam Salisilat (500 ppm) A6 : Asam Salisilat (750 ppm) A7 : α-tokoferol (250 ppm) A8 : α-tokoferol (500 ppm) A9 : α-tokoferol (750 ppm) Jumlah ulangan Jumlah tanaman/polibek Jumlah polibek/plot Jumlah plot : 4 ulangan : 1 tanaman : 4 polibek/plot : 40 plot Jumlah tanaman seluruhnya : 160 tanaman Jumlah sampel Jarak antar polibek Jarak antar blok : 160 tanaman : 10cm x 10 cm : 50 cm

3 15 Jarak antar plot : 20 cm Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear sebagai berikut : Yij = μ + ρi + αj + εij i = 1, 2, 3, 4 j = 1, 2, 3,..., 10 Y ijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i dengan perlakuan antioksidan pada taraf ke-j μ : Nilai tengah ρ i : Efek blok ke-i α j : Efek antioksidan pada taraf ke-j ε ij : Galat dari blok ke-i, antioksidan pada taraf ke-j Jika hasil analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji kontras orthogonal dan Uji Duncan Multiple Range Test taraf 5 % (Steel and Torrie, 1993).

4 16 PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Lahan penelitian yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma di areal tersebut dengan menggunakan alat-alat yang ada seperti cangkul dan parang. Pembuatan Rumah Plastik Pembuatan rumah plastik dilakukan dengan mendirikan tiang-tiang bambu dan memasang plastik pelindung sebagai atap. Pengisian Polybag Media tanam yang diisi adalah tanah yang memiliki kadar salin dengan daya hantar listrik 5-6 ds/m pada polybag dengan ukuran 10 kg dan dibalut dengan plastik dari luar polybag untuk menjaga kadar salin yang ada di tanah tersebut agar tidak terjadi pencucian. Pemasangan Selang Pemasangan selang yaitu dengan memasang selang sepanjang 25 cm, dengan cara menancapkannya di bagian pinggiran polybag untuk mempermudah penyerapan air pada saat penyiraman. Pengukuran DHL Pengukuran daya hantar listrik (DHL) dilakukan setiap minggu untuk mengetahui daya hantar listrik yang ada pada tanah salin tersebut. Pada penelitian kali ini, daya hantar listrik yang ditentukan adalah 5-6 ds/m.

5 17 Penanaman Penanaman dilakukan dengan menanam benih kedelai F3 Tahan Salin hasil perkawinan antara varietas grobogan dan grobogan (GxG) pada setiap polybag yang telah diisi media tanam. Pengaplikasian Antioksidan Pengaplikasian antioksidan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, kemudian diaplikasikan dengan interval waktu 1 minggu setiap pukul 7 pagi dengan menggunakan sprayer yang terlebih dahulu dikalibrasikan volume semprotnya. Pemeliharaan Tanaman Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari tergantung kondisi cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menyiramkan air pada pipa tersebut. Penyiangan Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma sekaligus menggemburkan tanah. Tumbuhan pengganggu perlu dikendalikan agar tidak menjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsur hara serta untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu. Pengendalian hama dan penyakit

6 18 Pengendalian hamadan penyakit tanaman dilakukan dengan cara manual yaitu dengan ditangkap dan dipindahkan serta bagian tanaman yang terserang penyakit dipotong. Panen Panen dilakukan pada saat kedelai berumur 90 hari setelah tanam dengan kriteria panen dapat dilihat dengan warna daun mulai menguning dan kemudian rontok. Panen dilakukan dengan cara memotong 5 cm di atas pangkal batang utama dengan menggunakan sabit / gunting. Parameter Pengamatan Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman (cm) dilakukan dari pangkal sampai titik tumbuh, mulai 2 MST dan diulangi setiap minggu sampai masuk masa generatif (R1). Bobot Kering Akar Bobot kering akar (g) ditimbang setelah akar yang dipanen pada saat masuk masa generatif (R1) dikeringovenkan selama 24 jam dengan suhu 80 0 C. Bobot Kering Tajuk Bobot kering tajuk (g) ditimbang setelah tajuk yang dipanen pada saat masuk masa generatif (R1) dikeringovenkan selama 24 jam dengan suhu 80 0 C. Rasio Akar Tajuk Rasio akar tajuk adalah perbandingan dari bobot kering akar dan bobot kering tajuk. Umur Berbunga

7 19 sekitar 75 %. Umur berbunga (hari) diamati setelah tanaman mengeluarkan bunga Umur Panen Umur panen (hari) dihitung berdasarkan kriteria panen pada kedelai yakni tanaman sudah hampir menguning seluruhnya atau telah berumur sekitar 90 HST. Jumlah Polong Berisi Pertanaman Jumlah polong berisi dihitung pada setiap tanaman yaitu polong yang menghasilkan biji. Perhitungan dilakukan pada saat tanaman telah dipanen. Jumlah Polong Hampa Pertanaman Dihitung jumlah polong hampa pada setiap tanaman, yaitu polong yang tidak berisi biji. Perhitungan dilakukan pada saat tanaman telah dipanen. Produksi Per Tanaman Produksi per tanaman (g) diperoleh dari berat biji yang dihasilkan per tanaman. Bobot 100 Biji Penimbangan dilakukan setelah biji kedelai dikeringkan hingga kadar air 14 %, lalu dihitung bobot 100 biji kering dengan rumus : Bobot 100 biji kering (g) = Bobot biji per tanaman (g) Jumlah biji per tanaman (biji) x 100

8 20 Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN antioksidan berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong berisi, produksi per tanaman dan bobot 100 biji. Tinggi Tanaman jenis dan dosis antioksidan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada 2-5 minggu setelah tanam. Rataan tinggi tanaman 5 minggu setelah tanam (MST) pada perlakuan jenis dan dosis antioksidan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tinggi tanaman pada 2-5 MST Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Tinggi Tanaman 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST...cm... A0 (Tanpa Antioksidan) 13,78 24,10 41,69 56,34 A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 13,42 18,25 37,39 51,46 A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 15,09 23,27 39,46 51,09 A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 14,21 22,68 37,57 48,84 A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 13,40 20,63 40,44 53,69 A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 14,37 24,25 46,13 59,05 A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 14,25 22,98 45,75 55,58 A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 12,67 18,51 39,56 52,83 A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 14,58 22,19 43,92 57,64 A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 14,51 21,13 41,36 49,73

9 21 Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian asam salisilat 500 ppm (A5) menghasilkan rataan tertinggi yakni 59,05 cm dan rataan terendah pada perlakuan asam askorbat 750 ppm (A3) yakni 48,84 cm. Bobot Kering Tajuk pemberian antioksidan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering tajuk kedelai.rataan bobot kering tajuk pada perlakuan pemberian antioksidan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Bobot Kering Tajuk Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Bobot Kering Tajuk g A0 (Tanpa Antioksidan) 1,19 A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 1,50 A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 1,11 A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 0,98 A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 1,26 A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 1,15 A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 1,20 A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 1,38 A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 1,34 A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 1,27 Tabel 2 diketahui bahwa perlakuan asam askorbat 250 ppm (A1) menghasilkan bobot kering tajuk tertinggi yakni 1,50 gr dan terendah pada perlakuan asam askorbat 750 ppm (A3) sebesar 0,98 gr. Bobot Kering Akar pemberian antioksidan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering akar kedelai.rataan bobot kering akar pada perlakuan pemberian antioksidan dapat dilihat pada Tabel 3.

10 22 Tabel 3 diketahui bahwa perlakuan Asam Askorbat 250 ppm (A1) dan alfa tokoferol 250 ppm (A7) menghasilkan bobot kering akar tertinggi yakni 0,93 gr dan terendah pada perlakuan asam askorbat 750 ppm (A3) sebesar 0,76 gr. Tabel 3. Bobot Kering Akar Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Bobot Kering Akar g A0 (Tanpa Antioksidan) 0,82 A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 0,93 A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 0,79 A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 0,76 A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 0,86 A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 0,83 A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 0,91 A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 0,93 A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 0,83 A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 0,84 Rasio Akar Tajuk pemberian antioksidan berpengaruh tidak nyata terhadap rasio akar tajuk kedelai.rataan rasio akar tajuk pada perlakuan pemberian antioksidan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rasio Akar Tajuk Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Rasio Akar Tajuk g A0 (Tanpa Antioksidan) 0,83 A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 0,85 A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 0,80 A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 0,79 A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 0,85 A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 0,85

11 23 A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 0,97 A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 0,87 A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 0,82 A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 0,83 Tabel 4 diketahui bahwa perlakuan asam salisilat 750 ppm (A6) menghasilkan rasio akar tajuk tertinggi yakni 0,97 gr dan terendah pada perlakuan asam askorbat 750 ppm (A3) sebesar 0,79 gr. Umur Berbunga pemberian antioksidan berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga kedelai.rataan umur berbunga pada perlakuan pemberian antioksidan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Umur Berbunga Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Umur Berbunga hari A0 (Tanpa Antioksidan) 36,38 A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 36,19 A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 35,88 A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 35,94 A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 36,13 A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 35,81 A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 36,19 A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 36,06 A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 36,63 A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 36,00 Tabel 5 diketahui bahwa perlakuan alfa tokoferol 500 ppm (A8) menghasilkan umur berbunga tertinggi yakni 36,63 hari dan terendah pada perlakuan asam salisilat 500 ppm (A5) sebesar 35,81 hari. Umur Panen

12 24 pemberian antioksidan berpengaruh tidak nyata terhadap umur panen kedelai.rataan umur panen pada perlakuan pemberian antioksidan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Umur Panen Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Umur Panen hari A0 (Tanpa Antioksidan) 75,50 A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 73,88 A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 70,54 A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 71,88 A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 74,44 A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 72,75 A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 76,63 A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 73,19 A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 75,13 A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 74,21 Tabel 6 diketahui bahwa perlakuan asam salisilat 750 ppm (A6) menghasilkan umur panen tertinggi yakni 76,63 hari dan terendah pada perlakuan asam askorbat 500 ppm (A2) sebesar 70,54 hari. Jumlah Polong Berisi Pertanaman Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa perlakuanpemberian antioksidan berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong berisi pertanaman. Rataan jumlah polong berisi pertanaman pada perlakuan pemberian antioksidan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 diketahui bahwa perlakuan asam askorbat 250 ppm (A1) menghasilkan jumlah polong berisi pertanaman tertinggi yakni 15,56 polong dan terendah pada perlakuan asam askorbat 750 ppm (A3) yakni 4,94 polong.

13 25 pemberian antioksidan berbeda nyata antara yang satu dengan yang lainnya. Tabel 7. Jumlah Polong Berisi Pertanaman Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Jumlah Polong Berisi Pertanaman g A0 (Tanpa Antioksidan) 13,00 ab A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 15,56 a A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 11,60 ab A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 4,94 c A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 11,25 ab A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 13,40 ab A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 12,00 ab A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 12,44 ab A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 13,13 ab A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 10,38 b Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5% Jumlah Polong Hampa Per Tanaman pemberian antioksidan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah polong hampa pertanaman. Rataan jumlah polong hampa pertanaman pada perlakuan pemberian antioksidan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Polong Hampa Pertanaman Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Jumlah Polong Hampa Pertanaman polong.. A0 (Tanpa Antioksidan) 0,89 A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 1,04 A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 1,12

14 26 A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 1,09 A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 0,96 A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 1,06 A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 0,93 A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 0,92 A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 0,95 A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 0,93 Tabel 8 diketahui bahwa asam askorbat 500 ppm (A2) menghasilkan jumlah polong hampa per tanaman tertinggi yakni 1,12 polong dan terendah pada tanpa perlakuan (A0) sebesar 0,89 polong. Produksi Per Tanaman pemberian antioksidan berpengaruh nyata terhadap parameter produksi per tanaman. Rataan produksi per tanaman pada perlakuan pemberian antioksidan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Produksi Per Tanaman Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Produksi Per Tanaman g A0 (Tanpa Antioksidan) 3,40 ab A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 4,22 a A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 2,33 b A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 0,74 c A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 2,93 ab A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 3,08 ab A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 3,09 ab A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 3,41 ab A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 3,30 ab A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 2,58 b Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5% Tabel 9 diketahui bahwa perlakuan asam askorbat 250 ppm (A1) menghasilkan produksi per tanaman tertinggi yakni 4,22 g dan terendah pada

15 27 perlakuan asam askorbat 750 ppm (A3) yakni 0,74 g. pemberian antioksidan berbeda nyata antara yang satu dengan yang lainnya. Bobot 100 Biji pemberian antioksidan berpengaruh nyata terhadap parameter bobot 100 biji. Rataan bobot 100 biji pada perlakuan pemberian antioksidan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Bobot 100 Biji Kedelai F3 Tahan Salin terhadap Pemberian Antioksidan Bobot 100 Biji g A0 (Tanpa Antioksidan) 13,03 a A1 (Asam Askorbat 250 ppm) 13,19 a A2 (Asam Askorbat 500 ppm) 10,12 a A3 (Asam Askorbat 750 ppm) 7,40 b A4 (Asam Salisilat 250 ppm) 12,86 a A5 (Asam Salisilat 500 ppm) 11,99 a A6 (Asam Salisilat 750 ppm) 12,48 a A7 (Alfa tokoferol 250 ppm) 12,02 a A8 (Alfa tokoferol 500 ppm) 12,28 a A9 (Alfa tokoferol 750 ppm) 11,16 a Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5% Tabel 10 diketahui bahwa perlakuan asam askorbat 250 ppm (A1) menghasilkan bobot 100 biji tertinggi yakni 13,19 g dan terendah pada perlakuan asam askorbat 750 ppm (A3) yakni 7,40 g. pemberian antioksidan berbeda nyata antara yang satu dengan yang lainnya. Pembahasan

16 28 Pemberian Antioksidan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merill) F3 Tahan Salin Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan jenis dan dosis antioksidan berpengaruh nyata pada parameter jumlah polong berisi pertanaman, produksi per tanaman dan bobot 100 biji. Sebaliknya, perlakuan jenis dan dosis antioksidan berpengaruh tidak nyata pada parameter tinggi tanaman, bobot kering akar, bobot kering tajuk, rasio akar tajuk, umur berbunga, umur panen, dan jumlah polong hampa pertanaman. Hasil analisis jumlah polong berisi pertanaman (Tabel 7), menunjukkan bahwa perlakuan A1 yaitu asam askorbat 250 ppm menghasilkan rataan tertinggi yakni 15,56 polong.hal ini diduga karena tanaman telah mampu untuk menurunkan jumlah senyawa oksigen reaktif akibat stress garam, sehingga tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan lebih baik sehingga dapat membentuk dan mengisi polong. Hal ini sesuai dengan pernyataan Shalata and Neumann (2001) bahwa efek penambahan asam askorbat pada tanaman dapat mendukung tanaman untuk bertahan hidup akibat senyawa oksigen reaktif. Dengan mengaplikasikan antioksidan maka pertumbuhan tanaman akan semakin baik, salah satunya dapat dilihat darijumlah polong berisi pertanaman, dengan aplikasi asam askorbat jumlah polong berisi meningkat sebesar 15,38% dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian antioksidan. Hal ini didukung dengan peran asam askorbat yang diberikan dapat memperbaiki kerusakan akibat stres oksidatif pada tanaman kedelai yang mengalami cekaman salinitas terutama pada proses fotosintesis yang mendukung meningkatnya produktivitas tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Afzal et al (2005) bahwa perlakuan asam

17 29 askorbat dapat mengurangi dampak negatif dari konsentrasi garam yang tinggi yaitu melindungi fungsi kloroplas sehingga menurunkan konsentrasi ROS. Hasil analisis produksi per tanaman (g) (Tabel 9), menunjukkan bahwa perlakuan A1 yaitu asam askorbat 250 ppm menghasilkan rataan tertinggi yakni 4,22 g.hal ini menunjukkan bahwa aplikasi asam askorbat pada tanaman berpengaruh positif pada parameter produksi, hal ini dapat terjadi karena kandungan asam askorbat yang semula berkurang akibat cekaman salin menjadi relatif tercukupi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Afzal et al. (2005) bahwa perlakuan menggunakan asam askorbat dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari konsentrasi garam yang tinggi.pernyataan lain yang mendukung adalah Farooq et al (2006) bahwa priming dengan asam askorbat mampu meningkatkan kinerja, pertumbuhan dan produksi benih padi Super Basmati yang ditanam dengan sistem tebar langsung. Hasil analisis bobot 100 biji (g) (Tabel 10), menunjukkan bahwa perlakuan A1 yaitu asam askorbat 250 ppm menghasilkan rataan tertinggi yakni 13,19 g. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah polong berisi pertanaman dan bobot biji pertanaman yang mendapat perlakuan yang sama. Ukuran biji yang dihasilkan ditentukan secara genetik, namun faktor lingkungan selama fase pengisian biji juga berpengaruh. Salah satu faktor lingkungan yang merugikan adalah cekaman salinitas. Hal ini didukung oleh pernyataan Mursito (2003) bahwa ukuran biji suatu varietas ditentukan secara genetik, namun ukuran biji yang terbentuk juga ditentukan oleh lingkungan semasa pengisian biji. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi kedelai pada tanaman yang mengalami cekaman salinitas dilakukan pemberian antioksidan. Di antara ketiga jenis

18 30 antioksidan yang diberikan yaitu asam askorbat, asam salisilat dan alfa tokoferol, diperoleh antioksidan terbaik adalah asam askorbat dengan dosis 250 ppm dalam mengatasi cekaman salinitas pada tanaman kedelai. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arora et al., (2002) bahwa mekanisme asam askorbat terhadap cekaman berpengaruh pada metabolisme sel tanaman dengan melakukan perlindungan terhadap oksigen reaktif yang diproduksi berlebih ketika terjadi cekaman. Proklamasiningsih et al (2012) menjelaskan bahwa klorofil adalah pigmen yang terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi dalam proses fotosintesis.

19 31 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. pemberian antioksidan berupa asam askorbat, asam salisilat dan alfa tokoferol berpengaruh nyata meningkatkan pada parameter jumlah polong berisi pertanaman, produksi pertanaman dan bobot 100 biji. Asam askorbat merupakan jenis antioksidan yang terbaik di antara ketiga antioksidan yang diberikan. 2. Konsentrasi asam askorbat terbaik diperoleh pada konsentrasi 250 ppm untuk pertumbuhan dan produksi kedelai di tanah salin. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai pada lahan salin sebaiknya digunakan antioksidan asam askorbat dengan dosis 250 ppm.

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dilahan Pertanian, Fakultas Pertanian, Medan, dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut, yang di mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir, BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di III. BAHAN DAN MATODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Pelaksanaan penelitian lapang meliputi persiapan pupuk, penanaman sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan Laboratorium Ekologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai dengan Agustus 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Desa Moutong Kecamatan Tilong Kabila Kab. Bone Bolango dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan laut. 3.2. Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M)

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M) I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, dan dilakukan pada bulan Februari-April

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, jalan Binawidya km 12,5 Simpang Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kota

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan III. MATERI DAN METODE 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan I. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM. 15 Panam,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Bunga Terompet Kelurahan Sempakata Padang Bulan, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret di daerah Jumantono, Karanganyar, dengan jangka waktu penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan 1717 III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juli 2016. Tanah pada lahan penelitian tergolong jenis Grumusol (Vertisol), dan berada pada ketinggian kurang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk (BBI) Palawija Dinas Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang Medan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet 18 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet Kampung Muteran, Pudak Payung, Banyumanik, Semarang dan Laboratorium Fisiologi

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, I. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN 9 II. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Desember 2015 yang bertempat di di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai dari bulan Maret sampai Juni 2012. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011. Bahan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM. 15

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian USU dan di Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanaan di kebun percobaan IPB, Leuwikopo, Dramaga dengan jenis tanah latosol Dramaga. Percobaan dilaksanakan pada tanggal 26 September 2010 sampai dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4, BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kompleks Citra Arkadia Jl. Bunga Wijaya Padang Bulan, Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2015 sampai dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dimulai pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Lebih terperinci