APAKAH KEPRIBADIAN AUDITOR MENINGKATKAN BURNOUT?

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APAKAH KEPRIBADIAN AUDITOR MENINGKATKAN BURNOUT?"

Transkripsi

1 APAKAH KEPRIBADIAN AUDITOR MENINGKATKAN BURNOUT? Intiyas Utami Mahasiswa Program S3 Akuntansi FEB UGM Pengajar Program Akuntansi FEB UKSW Ertambang Nahartyo Pengajar Program S3 Akuntansi FEB UGM 1 P a g e

2 Abstract This research examines the moderating effect of type A personality on the relationship between role overload and burnout in audit contexts. Most burnout research has focused on the correlation of various environmental factors, whereas individual differences factors also play an important role in the development of burnout (Maslach et al., 2001). The participants of this study are 58 auditors (junior, senior and manager) who work at public accounting firms in Yogyakarta, Semarang, Jakarta and Palembang. The result shows the effect of role overload on burnout. The study also finds that type A personality intensifies the relationship between role overload and burnout.the paper concludes with a discussion of the implications of the result for practice and further research. Keywords: Role Overload, Burnout, Type A Personality 2 P a g e

3 Introduksi Auditor adalah salah satu titik kritis praktik audit selain proses dan pasca audit di dalam sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) (Tuanakotta, 2011, Morris dan Empson, 1998). Peranan auditor dalam dunia bisnis dan politik sudah bukan lagi menjadi wacana namun sudah merupakan sebuah keniscayaan dan kepastian. Fungsi sentral auditor dalam penyediaan jasa profesional mensyaratkan keahlian khusus, sikap mental independen, dan kecermatan profesional. Syarat tersebut dapat dipenuhi tatkala auditor memiliki kesempatan jasmani dan rohani dalam menjalankan tugasnya. Riset dengan domain kualitas dan kinerja audit telah menyoroti karakteristik pribadi auditor sebagai determinan judgment dan kinerja auditor (lihat misalnya ulasan oleh Solomon dan Trotman, 2003). Demikian juga dalam kenyataannya, kegagalan atau kesuksesan kantor akuntan publik lebih ditentukan oleh penataan sumber daya manusianya (baca: auditor) dibandingkan dengan unsur lain, misalnya kepemilikan dan managemen aset berwujud (Brocheler dkk., 2004). Riset yang berfokus pada karakteristik dan lingkungan kerja audit (misal: Fisher, 2001; Rebele dan Michaels, 1990) umumnya beralasan bahwa auditor berhadapan dengan lingkungan pekerjaan yang menekan sekaligus berpotensi menurunkan kualitas hasil pekerjaan auditnya. Salah satu bentuk kondisi kurang menguntungkan yang dihadapi auditor adalah stres yang berkaitan dengan pekerjaan. Adanya kemungkinan stres kerja yang dapat membawa akibat pada ketidakpuasan kerja dan kinerja yang buruk semestinya mendapatkan perhatian khusus dari profesi akuntan publik. Kinerja audit yang kurang baik bisa menurunkan kredibilitas profesi ini dan memungkinkan timbulnya kerugian baik finansial maupun nonkeuangan. Stres kerja diakibatkan oleh sejumlah pemicu stres (stresor), misalnya kondisi atau karakteristik lingkungan pekerjaan yang mempunyai ancaman terhadap kondisi psikologis individu. Stres bersifat dan akumulatif aditif sehingga pengaruh pemicu stres akan meningkatkan level stres seseorang dalam jangka waktu yang panjang (Larson, 2011). Salah satu bentuk stres kerja yang menarik perhatian sementara peneliti adalah burnout. Istilah burnout diperkenalkan oleh Freudenberger (1974) dan diteliti secara intensif pada domain kesehatan kerja dan psikologi. Burnout adalah respon terhadap situasi emosional dan interpersonal kronis jangka panjang yang mendera seseorang yang berkaitan dengan faktor-faktor pekerjaan. Burnout dapat dikategorikan sebagai kondisi 3 P a g e

4 kelelahan fisik, emosi, dan mental. Seseorang yang mengalami kondisi ini akan kehilangan energi, semangat hidup, dan kepercayaan diri (Larson, 2011). Burnout meliputi tiga dimensi: kelelahan emosional, penurunan kinerja pribadi, dan depersonalisasi (Cordes dan Dougherty 1993). Kelelahan emosional ditandai dengan kondisi kehilangan energi dan adanya perasaan bahwa sumber daya emosional seseorang telah habis terpakai. Penurunan kinerja pribadi meliputi motivasi dan selfesteem yang rendah. Depersonalisasi adalah kondisi hilangnya keterikatan emosional dengan orang lain. Fogarty dkk. (2000) menemukan bahwa kecenderungan terhadap burnout yang dialami oleh akuntan publik merupakan akibat dari beberapa stresor (pemicu stres). Salah satu penyebab burnout adalah role overload (Zohar, 1997). Maslach dan Jackson (1984) menyatakan bahwa burnout diyakini sebagai hasil dari role overload (beban kerja berlebih) baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Individu yang mengalami beban kualitatif berlebih merasakan kehilangan keahlian dasar atau talenta mereka yang diperlukan untuk melengkapi tugas secara efektif. Beban kerja kuantitatif berlebih terjadi ketika individu merasakan pekerjaan tidak akan bisa diselesaikan dalam waktu yang terbatas (Kahn, 1978; Pines dan Maslach, 1978 dalam Cordes dan Dougherty, 1978). Riset ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara role overload dengan burnout dengan kepribadian tipe A auditor sebagai pemoderasi. Kepribadian tipe A yaitu suatu respon perilaku yang dikarakterisasi dalam bentuk pribadi yang mempunyai daya saing, kemauan keras, bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan, menghargai waktu, agresif, bermusuhan, hyper-alertness dan ketidakmampuan merespon tandatanda tubuh atas stress (Choo, 1983). Hubungan antara burnout dengan salah satu antesedennya ini perlu ditinjau ulang dalam konteks profesi akuntan publik di Indonesia untuk membangun generalitas temuan riset-riset sebelumnya. Selanjutnya, riset ini juga memperluas penelitian sebelumnya dengan menyelidiki efek moderasi dari pola perilaku tipe A. Lima puluh delapan auditor yang mempunyai jenjang yunior, senior, dan manager berpartisipasi dalam studi survei ini. Mereka bekerja pada KAP di empat kota: Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan Palembang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan bantuan beberapa orang yang mempunyai 4 P a g e

5 akses ke kantor akuntan publik. Angket juga disebar pada forum sosialisasi rancangan Undang-Undang Akuntan Publik yang diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa role overload berasosiasi positif terhadap burnout. Riset ini juga berhasil menemukan bahwa kepribadian tipe A mengintensifkan hubungan antara role overload dengan burnout. Hasil penelitian ini penting bagi penguatan literatur akuntansi keperilakuan yang berfokus pada aspek karakteristik individual auditor dan kaitannya dengan lingkungan dan kualitas pekerjaan audit. Riset ini juga berkontribusi pada managemen organisasi kantor akuntan publik terutama dalam menunjang usaha peningkatan efektivitas kondisi kerja dan managemen sumber daya manusia di dalam KAP. Pemahaman akan anteseden burnout dan konsekuensinya dapat membantu managemen KAP dalam pengerahan sumber daya auditor yang optimal untuk memperoleh jasa yang berkualitas tinggi. Managemen burnout auditor merupakan salah satu variabel yang akan menghasilkan nilai tambah bagi KAP. Bagian selanjutnya dari makalah ini mengungkapkan tinjauan literatur tentang role overload, burnout, dan kepribadian tipe A sekaligus pengembangan hipotesis penelitian. Berikutnya adalah pemaparan tentang metoda penelitian yang digunakan. Analisis data dan hasil penelitian disajikan pada bagian sesudahnya. Makalah ini kemudian ditutup dengan penarikan kesimpulan dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya. Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis Stres yang terkait dengan pekerjaan sudah banyak diteliti dalam profesi pengauditan (Choo, 1992; Rebele dan Michaels, 1990; Weick 1983; Gaertner dan Ruhe, 1981; Senatra, 1980; Friedman dan Rosenman, 1974; Sorenson dan Sorenson, 1974). Sumber stres pada umumnya terkait dengan role conflict, role ambiguity dan role overload (Fogarty dkk., 2000). Riset yang menginvestigasi penanganan stres atas pekerjaan yang efektif telah banyak diteliti pada akuntan publik, akuntan managemen, auditor internal, maupun profesi lain di luar akuntan. Weick (1983) menunjukkan bagaimana stres merupakan bagian penting yang tidak lepas dari praktik akuntansi. Argyris (1953) dalam Weick (1983) menyatakan bahwa akuntan mengalami stres karena mereka berada dalam suatu kondisi kegagalan, pada saat mana mereka 5 P a g e

6 mengalami turunnya kemampuan memprediksi dan rendahnya kepercayaan diri. Kondisi tersebut akan mengakibatkan sulitnya melakukan tindakan-tindakan inovatif. Stres merupakan kondisi dinamik yang dialami ketika individu dihadapkan pada tuntutan untuk melakukan hal-hal yang diinginkan lingkungannya dan keputusan yang diambil oleh individu tersebut akan membawa hasil yang penting walaupun tingkat kepastiannya relatif rendah. Burnout menunjukkan tipe khusus dari stres kerja yang terdiri dari tiga dimensi: kelelahan emosional (emotional exhaustion), depersonalisasi (depersonalization) dan penurunan prestasi kerja (reduced personal accomplishement) (Cordes dan Dougherty, 1993). Burnout merupakan reaksi emosional negatif terhadap suatu pekerjaan akibat dari lingkungan kerja yang penuh tekanan (Maslach dan Jackson, 1984; Maslach, Schaufeli, dan Leiter, 2001). Burnout merupakan variabel penting yang tidak hanya sebagai indikator rendahnya kesejahteraan karyawan, tetapi juga terkait dengan sikap, kesehatan, dan perilaku (Cordes dan Dougherty, 1993; Lee dan Ashforth, 1996; Maslach dkk., 2001). Beberapa anteseden yang memicu timbulnya burnout dikupas oleh Cordes dan Dougherty (1993) dan dikategorikan ke dalam karakteristik pekerjaan dan peran, organisasional dan personal. Hasil telaah menunjukkan bahwa role conflict, role overload dan role ambiguity mempunyai korelasi yang paling tinggi dengan dimensi kelelahan emosional dari burnout. Lee dan Asforth (1996) dalam meta analisis job burnout, menginvestigasi berbagai stressor dan burnout yang meliputi workload, tekanan pekerjaan, role ambiguity dan role conflict. Studi terdahulu yang terus berkembang tentang burnout untuk auditor dalam pengujian role stress model menempatkan variabel ini sebagai pemediasi hubungan antara job stressor (role conflict, role ambiguity, role overload) dan job outcome (job satisfaction, turnover intention, job performance). Pengujian role stress model yang semula menghubungkan langsung antara job stressor dan job outcome ternyata hasilnya masih kontradiktif. Selanjutnya adalah Fogarty dkk. (2000) yang memasukkan konstruk burnout dalam role stress model sebagai variabel pemediasi antara job stressor dan job outcome. Demikian juga penelitian burnout dalam konteks auditor di Indonesia (Murtiasri dan Ghozali, 2006) juga memberikan bukti empiris yang sama dengan Fogarty dkk.(2000). Jones dkk. (2010) memperluas model Fogarty dkk. (2000) dengan memasukkan gaya hidup sehat sebagai faktor yang dapat memitigasi burnout pada 6 P a g e

7 akuntan. Jones dkk. (2010), Fogarty dkk. (2000), dan Murtiasri dan Ghozali (2006) berhasil menunjukkan bukti bahwa burnout mampu memisahkan aspek fungsional (eustress) dan disfungsional (distress) dari role stressor terhadap job outcomes. Kebanyakan riset burnout masih berfokus pada korelasi berbagai faktor lingkungan, padahal faktor perbedaan individual juga memegang peranan penting dalam pengembangan burnout (Maslach dkk., 2001). Konsekuensi role stress telah diuji dalam berbagai riset pada berbagai profesi, namun hasil dari meta analisis menunjukkan perlunya memasukkan pengaruh kepribadian tipe A sebagai moderator dalam role stress model (Jackson dan Schuler, 1985). Riset yang memasukkan kepribadian tipe A dalam role stress model belum memasukkan burnout sebagai suatu konstruk yang dipengaruhi oleh role stressor padahal dalam pengembangan riset role stress, burnout terbukti merupakan suatu konstruk yang dipengaruhi oleh role stressor. Penelitian kepribadian tipe A pada hubungan role stress model banyak dikaitkan dengan kepuasan kerja (Ivancevich dkk., 1982; Keenan dan McBain, 1979). Dukungan empiris atas keberadaan pengaruh interaksi yang melibatkan kepribadian tipe A akan menyediakan suatu platform bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk menginvestigasi perkembangan yang berfokus pada individual sebagai target dalam perencanaan intervensi stres (Goolsby, 1992) dan akan menyediakan kebijakan untuk penilaian kembali kebijakan dan managemen sumber daya manusia pada KAP. Karakteristik personal berkontribusi dalam menjelaskan mengapa seseorang dalam role stressor yang tinggi akan mudah mengalami burnout dan ada yang tidak mudah mengalami burnout. Munculnya kondisi burnout tidak lepas dari tipe kepribadian yang dimiliki auditor. Ada beberapa tipe kepribadian yang tahan terhadap stres dan adapula yang tidak tahan sehingga mudah sekali tertekan dalam menghadapi suatu masalah sehingga berpengaruh pada hasil kerja yang buruk dan akan berdampak pada kerugian organisasi tempatnya bekerja. Choo (1986) menemukan hubungan antara job stress dan kepribadian tipe A. Fisher (2001) yang menguji role stress, kepribadian tipe A, serta kepuasan dan kinerja eksternal, tidak berhasil menemukan bukti akan pengaruh moderasi kepribadian tipe A terhadap hubungan antara komponen role stress dan kepuasan kerja serta kinerja auditor. Riset terdahulu (Fogarty dkk., 2000; Murtiasri dan Ghozali, 2006 dan Jones dkk., 2010) menguji tiga komponen dari role stressor terhadap burnout dan 7 P a g e

8 pengaruhnya pada job outcome. Fenomena dalam praktik menunjukkan bahwa di antara role stressor (role conflict, role ambiguity, role overload), variabel yang dirasakan kuat oleh auditor adalah role overload. Hal ini diperkuat oleh Maslach dan Jackson (1984) yang menyatakan bahwa burnout diyakini sebagai hasil dari role overload. Riset tentang burnout dan role stress model (Fogarty dkk., 2000; Murtiasri dan Ghozali, 2006; dan Jones dkk., 2010) belum memasukkan tipe kepribadian sebagai salah satu variabel yang memoderasi hubungan role stressor terhadap burnout. Padahal pengaruh tipe kepribadian penting dalam pengelolaan kondisi burnout auditor oleh KAP. Dengan mengetahui tipe kepribadian auditor, maka ketika KAP melakukan evaluasi kinerja auditor dan penentuan tim audit dalam suatu penugasan akan lebih tepat. Burnout, Role Overload, Type A Personality Burnout merupakan sindroma yang terdiri dari kelelahan emosional, depersonalisasi dan penurunan prestasi kerja yang berefek pada karyawan secara individu dan organisasinya (Maslach dkk., 2001). Kelelahan emosional bersumber dari role overload, role conflict dan role ambiguity (Fogarty dkk., 2000; Jones dkk., 2010), ekspektasi personal yang tidak realistik (Stevens dan O Neill, 1983), interaksi interpersonal berlebihan (Cordes dan Dougherty, 1993) dan kurang efektifnya mekanisme penanggulangan stres (Erera-Weatherley, 1996). Depersonalisasi muncul karena interaksi interpersonal serta beban kerja yang berlebihan (Burke, 1989). Dimensi ketiga dari burnout adalah penurunan prestasi kerja yang disebabkan oleh kurangnya pengakuan dan atau umpan balik yang positif (Jackson dan Schuler, 1986). Fogarty dkk. (2000) menyatakan bahwa penyebab burnout adalah adanya job stressor yang meliputi role conflict, role ambiguity, dan role overload. Type-A behavior pattern (TABP) pada mulanya diidentifikasi oleh Friedman dan Rosenman (1959) yang menyatakan bahwa pasien dengan penyakit jantung koroner cenderung mengerjakan tugas dengan cepat, mempunyai sifat kompetitif yang tinggi, tidak sabar dengan cara apapun untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Ciri yang lain adalah menyelesaikan tugas kurang dari waktu yang ditentukan, berorientasi pada prestasi, ambisius, agresif, mudah stres, mudah tertekan, tergesa-gesa, mudah gelisah, sering mengalami ketegangan dan berbicara dengan penuh semangat. Choo (1986) menyatakan bahwa individu dengan kepribadian tipe A cenderung kompetitif dan 8 P a g e

9 kepemilikan gaya hidup serba cepat membuat mereka berada dalam tingkat kecemasan yang tinggi ketika berhadapan dengan lingkungan kerja tiap harinya. Sebagai konsekuensinya, individu dengan kepribadian tipe A akan sulit mengatasi stres pekerjaan. Fogarty dkk. (2000), Murtiasri dan Ghozali (2006), dan Jones dkk. (2010) memberikan dukungan empiris bahwa role overload pada auditor akan memicu kecenderungan burnout. Profesi akuntan menghadapi banyaknya pekerjaan audit dalam musim-musim sibuk dengan bekerja lebih dari sepuluh jam tiap harinya selama beberapa bulan (Jones dkk., 2010). Kondisi tersebut memicu beban kerja secara fisik yang berakibat pada kondisi psikis yang dirasakan. Pekerjaan akuntan yang dihadapkan pada tenggat waktu yang ketat dan aliran tugas yang tidak dapat dikendalikan oleh auditor pelaksana akan memicu role overload. Kondisi role overload yang kronis karena banyaknya penugasan dengan tekanan waktu yang tinggi memicu munculnya kondisi burnout yang meliputi kelelahan emosional, depersonalisasi dan penurunan prestasi kerja. Berdasarkan argumentasi dan dukungan literatur di atas maka hipotesis ketiga dapat disajikan berikut ini: H1: Role overload pada auditor berasosiasi positif dengan burnout Cooper dan Payne (1991) dalam Choo (1986) menyatakan bahwa perbedaan karakteristik individual sebagai mediator dari stress appraisal dan moderator dari hubungan stres dan outcome dapat dipetakan dalam model transaksional. Lazarus dan Folkman (1984) menyatakan bahwa model transaksional melihat orang dan lingkungan sebagai sesuatu yang dinamis, mempunyai timbal balik satu dengan yang lain, dan resiprokal. Stres timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara sumberdaya dan permintaan (baca: tuntutan). Dua individu yang berada pada posisi yang sama dan mendapatkan role stress yang sama maka masing-masing akan mempersepsikan role stress secara berbeda (Fisher, 2001). Model tersebut menekankan bahwa perbedaan umur, kebutuhan, nilai, edukasi dan lain-lain pada masing-masing orang akan menyebabkan persepsi dan respon yang berbeda terhadap role stress. Auditor dalam kondisi role overload akan mengalami beban fisik maupun psikis yang berlebihan dari kapasitas yang dimilikinya. Burnout diyakini adalah hasil dari kelebihan beban secara kualitatif dan kuantitatif (Maslach dan Jackson, 1984).Individu dengan role overload secara kuantitatif merasakan kehilangan keahlian dasar atau 9 P a g e

10 talenta yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas secara efektif (Cordes dan Dougherty, 1993). Dalam kaitannya dengan pengendalian lingkungan, Lee dkk. (1990) menemukan bahwa pengendalian seseorang dengan lingkungannya berinteraksi dengan kepribadian tipe A akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja. Dengan demikian, jika auditor dengan kepribadian tipe A tidak bisa mengendalikan lingkungannya karena karakteristik kepribadian yang mudah frustrasi dan penuh kepanikan maka ketika dihadapkan pada beban pekerjaan yang tinggi akan mudah mengalami kelelahan emosional, depersonalisasi dan penurunan prestasi kerja. Berdasarkan penelitian terdahulu dan argumentasi di atas, maka dapat diusulkan hipotesis 2 adalah sebagai berikut: H2: Kepribadian tipe A mengintensifkan pengaruh role overload terhadap burnout Metoda Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh moderasi kepribadian tipe A terhadap hubungan antara role overload dengan burnout. Riset bertipe cross sectional yaitu melibatkan sejumlah sampel pada satu waktu tertentu. Data dikumpulkan dengan menggunakan survei ke responden dengan menggunakan angket, baik melalui bantuan penghubung atau visitasi langsung. Unit analisis yang digunakan adalah auditor sebagai individu. Populasi penelitian ini adalah para auditor (yunior, senior dan manager) yang bekerja pada KAP di beberapa kota yaitu Yogyakarta, Semarang dan Jakarta serta Palembang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metoda purposive sampling dengan kriteria auditor nonpartner (auditor yunior, senior dan manager). Pengumpulan data dilakukan menggunakan bantuan penghubung (contact person) yang mempunyai akses pada sejumlah KAP tersebut serta menggunakan forum seminar IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) pada saat sosialisasi Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik) di Yogyakarta. Variabel dependen riset ini adalah role overload sedangkan variabel independennya adalah burnout. Role overload diukur dengan menggunakan tiga pertanyaan dari instrumen Beehr dkk. (1976) yang juga digunakan oleh Fogarty dkk. (2001) dan Jones dkk. (2010).Variabel burnout diukur dengan pertanyaan-pertanyaan dari instrumen Maslach Burnout Inventory (MBI) tahun 1981 namun dalam penelitian ini dilakukan ekstensi yaitu item pengukuran tidak menggunakan tingkat keseringan terjadinya kondisi burnout pada auditor, namun menggunakan persepsi auditor dalam menghadapi kasus audit yang diberikan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bias 10 P a g e

11 keinginan sosial, yaitu bias karena seseorang mempunyai tendensi yang menjadi bagian dari seseorang untuk membawa dirinya kepada sesuatu yang disukainya walaupun berbeda dengan perasaan sebenarnya mengenai isu atau topik yang dihadapi (Hartono, 2008). Kecenderungan ini menyebabkan jawaban responden bias potensial dan menutupi hubungan sebenarnya antara dua variabel (Ganster dkk., 1983).Variabel kepribadian tipe A menggunakan instrumen yang bersumber dari structured interview (Friedman dan Rosenman,1974) yang terdiri atas 21 item tipe A dari Jenkins Activity Survey. Semakin tinggi skor pengukuran menunjukkan seseorang memiliki kepribadian yang berorientasi tipe A. Data dianalisis dengan menggunakan regresi tunggal untuk menguji hipotesis 1.Uji selisih mutlak digunakan untuk menguji efek moderasi kepribadian tipe A (hipotesis 2). Hasil Penelitian Dua ratus angket disebarkan dan memperoleh respon sebanyak 75 responden (tingkat pengembalian 37,5%). Sebanyak 14 kuesioner diisi oleh partner sehingga harus dikeluarkan dari sampel penelitian, dan 3 tidak diisi dengan lengkap sehingga tidak dianalisis. Dengan demikian, jumlah kuesioner yang tersisa dan dapat diolah adalah 58 buah. Tabel 1 berikut mendeskripsikan distribusi angket dan sumber data. Tabel 1: Distribusi Angket dan Sumber Data Sebar Kembali Yogyakarta Semarang Palembang Jakarta Seminar IAPI Jumlah Tidak sesuai kriteria 17 Dapat diolah 58 Tingkat pengembalian 37,5% Data demografi meliputi wanita 29 orang (50%) dan 29 orang pria ( 50%), dengan jumlah peserta terbanyak pada usia tahun (51,7%). Mayoritas tingkat pendidikan S1 (84,5%) dengan posisi terbanyak adalah auditor senior sebanyak 27 orang (46,6%) dengan pengalaman kerja 2-5 tahun sebanyak 21 orang (34,5%). Tabel 2 di bawah menyajikan detil demografi peserta. 11 P a g e

12 Hasil uji kualitas data meliputi uji reliabilitas dan uji validitas disajikan pada tabel 3. Suatu konstruk dikatakan andal jika memberikan nilai Cronbach s alpha>0,60 dan valid jika mempunyai koefisien korelasi antara pertanyaan dan skor total signifikan. Dari hasil pengujian diperoleh variabel role overload, kepribadian tipe A, dan burnout telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas karena semua variabel memiliki nilai Cronbach s alpha di atas 0,60 dan korelasi antara pertanyaan dengan total skor pertanyaan signifikan. Tabel 2. Demografi Partisipan Keterangan Jumlah (Orang) Persentase Jenis kelamin Wanita Pria Usia th 30 51,7 30,1-40 th ,1-50 th >50 th ,1 5,2 Pendidikan D3 1 1,7 S ,5 S2 6 10,3 S3 2 3,4 Posisi Manager 8 13,8 Auditor Senior 27 46,6 Auditor Yunior 23 39,7 Lama Bekerja < 2 tahun 15 25,9 2 5 tahun 21 34,5 5,1-10 tahun 15 25,9 >10 tahun 8 13,8 Sumber: Data Primer Diolah (2011) Tabel 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Reliabilitas Uji Validitas No Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan Kisaran Korelasi Ket. 1. Role Overload 0,813 Reliabel 0,849** - 0,857** Valid 2. Tipe A Personality 0,929 Reliabel 0,478**-0,824** Valid 3. Burnout 0,908 Reliabel 0,291**-0,810** Valid ** = signifikan, sumber: Data Diolah (2011) Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan regresi linear tunggal untuk menguji pengaruh role overload terhadap burnout secara terpisah. Sedangkan pengujian hipotesis 2 untuk menguji pengaruh moderasi kepribadian tipe A terhadap hubungan 12 P a g e

13 antara role overload dengan burnout menggunakan uji nilai selisih mutlak. Hasil pengujian secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis nilai Keterangan p H1: RO BO 0,006 H1didukung H2: RO*TK BO 0,049 H2 didukung Sumber: Data Diolah (2011) Role overload ternyata berasosiasi positif terhadap burnout dengan nilai p = 0,006 dan berimplikasi bahwa semakin banyak beban tugas berlebih yang dirasakan auditor maka tingkat burnout juga akan semakin tinggi. Asosiasi positif role overload terhadap burnout menyokong hasil penelitian-penelitian Fogarty dkk. (2000), Murtiasri dan Ghozali (2006), dan Jones dkk. (2010). Sedangkan pengujian moderasi kepribadian tipe A terhadap role overload menunjukkan hasil signifikan pula (nilai p = 0,049). Hal ini bermakna bahwa kepribadian tipe A mengintensifkan asosiasi positif antara role overload dengan burnout. Kontribusi utama penelitian ini terletak pada efek pemoderasi kepribadian tipe A. Dalam penelitian ini auditor yunior, senior, bahkan sampai manager akan berhadapan dengan tekanan pekerjaan dan tekanan waktu serta keterbatasan anggaran audit, sehingga ketika menghadapi tingginya tuntutan partner atas kinerja mereka, timbul kelelahan emosional dan mental (Gold,1985; Maslach dan Jackson, 1984; Maslach dkk.,1981). Penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian Choo (1986) tentang kepribadian tipe A yang memoderasi job stress dan kinerja. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan bahwa individu dengan kepribadian tipe A cenderung menuju strategi pemecahan masalah yang tidak efektif karena mereka mudah frustrasi dan cemas. Ketika menghadapi role overload atas pekerjaan yang harus dijalani, auditor dengan kepribadian tipe A yang memiliki sifat agresif serta ketidaksabaran dalam melaksanakan tugas akan semakin mengintensifkan munculnya kondisi burnout. Kesimpulan, Implikasi Teoritis, Implikasi Praktis, Future Research Penelitian ini bertujuan menguji kepribadian tipe A sebagai pemoderasi hubungan antara role overload terhadap burnout. Hasil penelitian menunjukkan bukti 13 P a g e

14 adanya pengaruhrole overload terhadap burnout. Pengujian terhadap eksistensi efek pemoderasi kepribadian tipe A menghasilkan bukti empiris tentang keberadaan efek tersebut. Kepribadian tipe A auditor mengintensifkan pengaruh role overload terhadap burnout. Hasil penelitian ini berimplikasi bahwa KAP dapat merancang perekrutan dan pengerahan sumber daya manusia berupa auditor dengan pertimbangan karakteristik kepribadian mereka pada penugasan-penugasan tertentu. Selain itu, KAP dapat menata penjadwalan tugas yang lebih masuk akal dan berorientasi pada kesejahteraan psikologis auditornya. Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu: pertama, tidak dilakukannya pemisahan level burnout pada auditor yunior, senior dan manager. Semua sampel diperlakukan sama dan dianggap sebagai auditor pelaksana yang mendapat perintahlangsung dari partner sebagai pengelola KAP. Riset selanjutnya dapat melakukan pemisahan respon dari level auditor yang berbeda dan menginvestigasi tingkat burnout untuk setiap level auditor. Kedua, sampel juga tidak dibedakan berdasarkan masa kerja yang dijalani para auditor pelaksana tersebut. Penelitian yang akan datang dapat menggunakan sampel partner untuk melihat apakah terdapat pengaruh role overload terhadap burnout karena partner kemungkinan juga mengalami stres dengan bentuk yang berbeda. Referensi Beehr, T.A, J. T. Walsh, dan T. D. Taber Relationship of Stress to Individually and Organizationally Values States: Higher Order Needs as a Moderator. Journal of Applied Psychology.Vol. 61: Brocheler, V., S. Maijoor, dan A. van Witteloostuijn Auditor Human Capital and Audit Firm Survival in The Dutch Audit Industry in Accounting, Organizations and Society.Vol. 29: Burke, R. J., dan E. Greenglass Psychological Burnout among Men and Women in Teaching: An Examination of the Cherniss Model. Human Relations. Vol. 42: Choo, Type A Behavior-Coping with Stress. Accountancy (April): Job Stress, Job Performance, and Auditor Personality Characteristics. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Vol. 2: P a g e

15 The Interactive Effect of Humor and Type A Behavior: Accounting Perspective and Evidence. Advances in Accounting.Vol. 10: Cordes, C. L., dan T. Dougherty A Review and an Integration of Research on Job Burnout. The Academy of Management Review. Vol.18: Dale, J., dan M. Fox Leadership Style and Organizational Commitment: Mediating Effect of Role Stress. Journal of Managerial Issues.Vol. 20 (1): Erera-Weatherley, Pauline Irit Human Relations, Feb. Vol. 49 Issue 2, p Fisher, R Role Stress, the Type A Behavior Pattern, and External Auditor Job Satisfaction and Performance. Behavioral Research in Accounting.Vol. 12: Freudenberger, H Staff Burnout. Journal of Social Issues 30 (1): Friedman, M., dan R. Rosenman Type A Behavior and Your Heart. New York, NY: Knopf Fogarty, T. J., J. Singh, G. K. Rhoads, dan R.K. Moore Antecedents and Consequences of Burnout. Behavioral Research in Accounting.Vol. 12:31-68 Gaertner, J., dan J. Ruhe Job-Related Stress in Public Accounting. Journal of Accountancy. June: Ganster, D. C., H. W. Hennessey, dan F. Luthans Social Desirability Response Effects: Three Alternative Models. Academy of Management Journal.Vol. 26: Goolsby, J.R A Theory of Role Stress in Boundary Spanning Positions of Marketing Organizations. Journal of the Academy of Marketing Science. Vol. 20 (2): Gold, Y Does Teacher Burnout Begin with Student Teaching. Education. Vol. 105: Hartono, J Pedoman Survei Kuesioner. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Ivancevich, J., M. Matteson, and C. Preston Occupational Stress, Type A Behavior and Physical Well Being. Academy of Management Journal. Vol. 25 (2): Jackson, S. E., R. L. Schwab&R. S. Schuler.1986.Toward an Understanding of the Burnout Phenomenon.Journal of Applied Psychology. Vol.71: P a g e

16 Jackson, S dan R. Schuler A Meta-Analysis and Conceptual Critique of Research on Role Ambiguity and Role Conflict in Work Settings. Organizational Behavior and Human Decision Processes. August: Jones, Ambrose III., C. S. Norman, B. Wier Healthy Lifestyle as a Coping Mechanism for Role Stress in Public Accounting. Behavioral Research in Accounting.Vol. 22: Keenan, A dan G. D. M. McBain Effect of Type A Behavior, Intolerance of Ambiguity and Locus of Control on the Relationship Between Stress and Work- Related Outcomes. Journal of Occupational Psychology. Vol. 52: Larson, L. L Gender Differences in Internal Auditor Job Burnout.Internal Auditing. 26: Lazarus, R.S., and S. Folkman Stress, Appraisal and Coping. New York, NY: Springer Publications Lee, R dan B. Ashforth A Meta-Analytic Examination of the Correlates of the Three Dimensions of Job Burnout. Journal of Applied Psychology. Vol. 81 (2): Lee, C., S. Ashford dan P. Bobko Interactive Effects of Type A Behavior and Perceived Control on Worker Performance, Job Satisfaction and Somatic Complaints. Academy of Management Journal.Vol. 33 (4): Maslach, C. dan Jackson Burnout in Organizational Settings. Applied Social Psychology Annual. Vol. 5: Maslach, C., W. B. Schaufeli dan M. P. Leiter Job Burnout. Annual Review of Psychology.Vol.52: Morris, T., &L. Empson Organisation and Expertise: An Exploration of Knowledge Bases and the Management of Accounting and Consulting Firms. Accounting, Organizations and Society.23: Murtiasri, E. dan I. Ghozali Anteseden dan Konsekuen Burnout. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, Agustus 2006 Rebele, J., dan R. Michaels Independent Auditors Role Stress: Antecedent, Outcome and Moderating Variables. Behavioral Research in Accounting.Vol. 2: Senatra Role Conflict, Role Ambiguity and Organizational Climate in a Public Accounting Firm. The Accounting Review.Vol. 55 (4): P a g e

17 Solomon, I. dan K. T. Trotman Experimental Judgment and Decision Research in Auditing: the First 25 Years of AOS. Accounting, Organizations and Society 28 (2003) Sorenson, J dan T. Sorenson The Conflict of Professional in Bureucratics Organizations. Administrative Science Quarterly.Vol.59: Stevens, G. B.dan P. O Neill Expectation and Burnout in the Developmental Disabilities Field. American Journal of Community Psychology. Vol. 11: Tuanakotta, Theodorus Berpikir Kritis dalam Auditing. Salemba Empat Weick, K Stress in Accounting Systems. The Accounting Review 58 (2): Zohar, D Predicting Burnout with a Hassle-Based Measure of Role Demands. Journal Of Organizational Behavior.Vol. 18: P a g e

ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI BURNOUT PADA AUDITOR: PENGEMBANGAN TERHADAP ROLE STRESS MODEL

ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI BURNOUT PADA AUDITOR: PENGEMBANGAN TERHADAP ROLE STRESS MODEL ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI BURNOUT PADA AUDITOR: PENGEMBANGAN TERHADAP ROLE STRESS MODEL TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi Diajukan oleh : Nama : EKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berat. Auditor merupakan suatu profesi yang selalu terkait dengan tingkat job stress

BAB I PENDAHULUAN. yang berat. Auditor merupakan suatu profesi yang selalu terkait dengan tingkat job stress BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Profesi auditor merupakan profesi yang rentan terhadap tekanan dan beban kerja yang berat. Auditor merupakan suatu profesi yang selalu terkait dengan tingkat job stress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan negara dititikberatkan pada sektor perpajakan, pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan negara dititikberatkan pada sektor perpajakan, pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembiayaan negara dititikberatkan pada sektor perpajakan, pemenuhan beberapa fasilitas seperti jalan, sekolah, rumah sakit serta fasilitas publik lainnya akan dapat

Lebih terperinci

Kata kunci: role conflict, role ambiguity, role overload, role stress, turnover intentions, komitmen afektif

Kata kunci: role conflict, role ambiguity, role overload, role stress, turnover intentions, komitmen afektif Judul : Pengaruh Role Stress pada Turnover Intentions Auditor Dengan Komitmen Afektif sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada KAP di Provinsi Bali) Nama : Putu Shaini Kusuma Sudarmawan NIM : 1306305137

Lebih terperinci

PENGARUH ROLE STRESSORS PADA BURNOUT AUDITOR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

PENGARUH ROLE STRESSORS PADA BURNOUT AUDITOR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 3.5 (2014) : 227-244 PENGARUH ROLE STRESSORS PADA BURNOUT AUDITOR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Ni Made Wiryathi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang dioleh

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang dioleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Azwar (2011) pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Kantor Akuntan Publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menjamin kelangsungan usaha klien

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menjamin kelangsungan usaha klien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dan teknologi yang pesat sebagai dampak dari globalisasi mengakibatkan persaingan dunia usaha semakin tajam. Hal ini memaksa banyak akuntan publik

Lebih terperinci

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan jangka pendek untuk memperoleh laba, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Intensitas Moral Akuntan Internal berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban,

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik (auditor) merupakan profesi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik (auditor) merupakan profesi yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN Profesi akuntan publik (auditor) merupakan profesi yang sangat penting dalam dunia bisnis yang kian berkembang. Peran penting auditor terutama terletak pada peningkatan kualitas dan kredibilitas

Lebih terperinci

PENGARUH STRESSOR DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP KEJENUHAN (BURNOUT) PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI PADANG DAN PEKAN BARU. Abstract

PENGARUH STRESSOR DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP KEJENUHAN (BURNOUT) PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI PADANG DAN PEKAN BARU. Abstract PENGARUH STRESSOR DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP KEJENUHAN (BURNOUT) PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI PADANG DAN PEKAN BARU By: Rezky Gusnita¹, Herawati², Dandes Rifa³ Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis untuk menjelaskan sifat hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional auditor, informasi afektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia umumnya mengambil dasar teori ilmu psikologi. Literatur psikologi dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia umumnya mengambil dasar teori ilmu psikologi. Literatur psikologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian akuntansi keperilakuan dan praktek pengembangan sumber daya manusia umumnya mengambil dasar teori ilmu psikologi. Literatur psikologi dan manajemen mendukung

Lebih terperinci

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah akuntan publik 1016 orang. Jumlah ini meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah akuntan publik 1016 orang. Jumlah ini meningkat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan KAP (Kantor Akuntan Publik) meningkat pesat. Hal ini diperkuat dari penghitungan yang dilakukan IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia) pada

Lebih terperinci

Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment. Novita Maya Sari ABSTRACT

Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment. Novita Maya Sari ABSTRACT Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment Novita Maya Sari ABSTRACT This research is a replication of part of the study Hunter and Thatcher (2007) which aims to test

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai R- square sebesar 0,808 untuk konstruk Audit Judgement

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan uji hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Metode audit berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, ini menunjukkan bahwa metode audit

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Metode audit berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, ini menunjukkan bahwa metode audit BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Metode audit berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, ini menunjukkan bahwa metode audit (MA) dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya

Lebih terperinci

PENGARUH KETIDAKJELASAN PERAN, KONFLIK PERAN PADA KINERJA AUDITOR DENGAN STRUKTUR AUDIT SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH KETIDAKJELASAN PERAN, KONFLIK PERAN PADA KINERJA AUDITOR DENGAN STRUKTUR AUDIT SEBAGAI PEMODERASI ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayan 10.3 (2015): 677-690 PENGARUH KETIDAKJELASAN PERAN, KONFLIK PERAN PADA KINERJA AUDITOR DENGAN STRUKTUR AUDIT SEBAGAI PEMODERASI Meita Trisnawati 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini dilakukan karena penelitian tidak mungkin dilakukan terhadap seluruh anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kualitas suatu perusahaan ditentukan oleh kinerja pekerjaan dari karyawan pada perusahaan tersebut. Untuk itu, perusahaan harus meningkatkan kinerja pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel tergantung : Stres Kerja Variabel bebas 1 : Kesejahteraan Keluarga (Family Well-being) Variabel bebas 2 1 : Kepribadian Tipe A Variabel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dilakukan, serta beberapa saran yang dapat digunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dilakukan, serta beberapa saran yang dapat digunakan 51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan menyampaikan kesimpulan dan implikasi dari penelitian yang telah dilakukan, serta beberapa saran yang dapat digunakan sebagai masukan dan informasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control terbukti tidak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 36 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sampel Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti mengambil responden yang berprofesi sebagai auditor dari salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta.

Lebih terperinci

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB)

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) Abstract Politic is a life reality in an organization.

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI : KASUS PT. CENTRAL BANDUNG RAYA

PENGARUH TEKANAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI : KASUS PT. CENTRAL BANDUNG RAYA PENGARUH TEKANAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI : KASUS PT. CENTRAL BANDUNG RAYA GRINNA TRI HANDAYANI IWAN NURSALAM ABSTRAK Salah satu faktor yang menentukan hasil penjualan adalah kinerja karyawan. Hal

Lebih terperinci

PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA INTERNAL AUDITOR

PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA INTERNAL AUDITOR PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA INTERNAL AUDITOR (Studi Empiris Pada PT Bank AAA ) TESIS Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali Nama : Putu Krisna Gautama NIM :1215351105 ABSTRAK Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguji validitas dengan menggunakan software program komputer yaitu SPSS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguji validitas dengan menggunakan software program komputer yaitu SPSS 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Instrumen 4.1.1. Hasil Uji itas itas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kantor Akuntan Publik, merupakan kumpulan para akuntan publik, yang berpraktik bersama-sama dalam satu wadah partnership (Elder, Beasly, Arens., 2008).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Burnout 2.1.1. Definisi Burnout Istilah burnout berasal dari tahun 1940-an sebagai sebuah kata untuk menggambarkan titik di mana mesin jet atau roket berhenti beroperasi. Kata

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak PENDAHULUAN Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak dilakukan di bidang human resource development (HRD) (Chalofsky

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran secara umum variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menarik kesimpulan

Lebih terperinci

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Kristanty Nadapdap 1, Winarto 2 1,2 Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh profesionalisme, komitmen organisasi, role

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh profesionalisme, komitmen organisasi, role 114 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh profesionalisme, komitmen organisasi, role stress dan burnout terhadap kinerja dan kepuasan kerja. Penelitian dilakukan dengan responden

Lebih terperinci

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment.

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Berskala Besar di Semarang) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Teori Kinerja Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling banyak diteliti dalam bidang perilaku organisasi. Hal ini dikarenakan kepuasan kerja

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah komitmen organisasional auditor terbukti

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, tindakan medis, dan diagnostik serta upaya rehabilitas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, tindakan medis, dan diagnostik serta upaya rehabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit merupakan salah satu bentuk instansi atau organisasi yang bergerak di bidang jasa. Rumah sakit mempunyai tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bagian operasional pada bank BRI (persero). Dari 45 kuisioner yang dibagikan

BAB V PENUTUP. bagian operasional pada bank BRI (persero). Dari 45 kuisioner yang dibagikan 80 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh motivasi kerja, kepuasan kerja, sistem penghargaan, dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan bagian operasional

Lebih terperinci

PENGARUH FLEXIBLE WORK ARRANGEMENT TERHADAP ROLE CONFLICT, ROLE OVERLOAD, REDUCED PERSONAL ACCOMPLISHMENT, JOB SATISFACTION DAN INTENTION TO STAY

PENGARUH FLEXIBLE WORK ARRANGEMENT TERHADAP ROLE CONFLICT, ROLE OVERLOAD, REDUCED PERSONAL ACCOMPLISHMENT, JOB SATISFACTION DAN INTENTION TO STAY JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 10, No. 3, Desember 2008, Hlm. 127-138 PENGARUH FLEXIBLE WORK ARRANGEMENT TERHADAP ROLE CONFLICT, ROLE OVERLOAD, REDUCED PERSONAL ACCOMPLISHMENT, JOB SATISFACTION DAN INTENTION

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka simpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah komitmen profesi terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat membuat pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat membuat pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan sosial saat ini dapat memudahkan penggunanya dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan serta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akuntan publik merupakan profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit independen yang penting bagi eksistensi penyajian laporan keuangan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Nama KAP :... Identitas Responden : Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak perlu)

KUESIONER PENELITIAN. Nama KAP :... Identitas Responden : Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak perlu) 55 KUESIONER PENELITIAN Nama KAP :... Identitas Responden : Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak perlu) Umur :...Tahun Pendidikan Terakhir :. D3. S2. S1.Lainnya... Lama bekerja

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian mengenai pengaruh audit fee, gaya kepemimpinan pertimbangan, dan gaya kepemimpinan struktur yang mengawali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berupaya menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui pengaruh konflik kerja terhadap burnout pada karyawan PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui pengaruh konflik kerja terhadap burnout pada karyawan PT. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh konflik kerja terhadap burnout pada karyawan PT. Setia Pratama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Populasi yang dijadikan obyek penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Yogyakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya dinamis yang mempunyai pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang beraneka ragam. Jika terjadi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi berbagai permasalahan

Lebih terperinci

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Ponny Harsanti, Aprilia Whetyningtyas 1 Diterima : 6 Sepember

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial, BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial, pendanaan dan energi organisasi produktif terhadap eksplorasi dan eksploitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Alasan Pemilihan Teori Pada penelitian ini burnout akan dibahas menggunakan teori dari Maslach (2003). Teori digunakan karena adanya kesesuaian dengan fenomena yang didapatkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini terdapat tantangan-tantangan serta

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini terdapat tantangan-tantangan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini terdapat tantangan-tantangan serta persaingan yang kompetitif. Perusahaan dituntut semakin efisien dalam menjalankan aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN Bab ini memaparkan tentang simpulan penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan, dan saran bagi penelitian selanjutnya. Bagian pertama memaparkan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di kantor, orang sering kali berbicara satu dengan yang lain tentang tingkat stres yang mereka alami. Gejala stres dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran atas bukti dan informasi yang diberikan oleh klien. SPAP (Standar

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran atas bukti dan informasi yang diberikan oleh klien. SPAP (Standar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang auditor profesional dituntut memiliki skeptisisme profesional (professional skepticism) untuk menentukan sejauh mana tingkat keakuratan dan kebenaran

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian Dalam face to face review supervisor juga selalu memberikan feedback tentang review yang dilakukan serta dengan melakukan face to face review,

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stress kerja pada pegawai Account Officer (AO) di Bank X Kota Bandung. Terdapat tiga ciri-ciri yang menjadi indikator dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tingkat pendidikan, pengalaman audit, continuing professional development, dan

BAB V PENUTUP. tingkat pendidikan, pengalaman audit, continuing professional development, dan BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji tentang beberapa elemen dalam human capital yang mempengaruhi kualitas auditor pada KAP di Surabaya. Elemen human capital yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: work-family conflict, kelelahan emosional, intention to leave.

ABSTRAK. Kata kunci: work-family conflict, kelelahan emosional, intention to leave. Judul : Pengaruh Work-Family Conflict dan Kelelahan Emosional terhadap Intention to Leave Karyawan Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Denpasar Selatan Nama : Putu Aris Praptadi NIM : 1206205036 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kantor akuntan publik adalah salah satu tempat bekerja yang rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Kantor akuntan publik adalah salah satu tempat bekerja yang rata-rata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kantor akuntan publik adalah salah satu tempat bekerja yang rata-rata digemari oleh sarjana akuntansi untuk menambah pengalaman. Maka tidak jarang jika seseorang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (SURVEI PADA KANTOR AKUNTAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, setiap perusahaan menuntut diri untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat. Manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Haryono (2010:11) auditing adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA DENGAN MAHASISWI AKUNTANSI TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENGARUH KONFLIK PERAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI PEGAWAI DIVISI KONSTRUKSI IV

PENGARUH KONFLIK PERAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI PEGAWAI DIVISI KONSTRUKSI IV Diana Putri Widiasari, Budiono PENGARUH KONFLIK PERAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI PEGAWAI DIVISI KONSTRUKSI IV di PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. SURABAYA) Diana Putri Widiasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya komitmen, profesionalisme, dan tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi saat ini merupakan bagian yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi

BAB I PENDAHULUAN. Informasi saat ini merupakan bagian yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi saat ini merupakan bagian yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tidak luput dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada OJK. Sampel dari penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dinamika kerja saat ini menimbulkan tantangan baru bagi mental pekerja, salah satunya adalah ancaman stres. Diuraikan dalam Harvey et al. (2012), dari beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu teori dalam penelitian memegang peranan penting yang berfungsi untuk merumuskan hipotesis dan menjelaskan suatu fenomena. Oleh sebab itu, teori yang digunakan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu langkah yang diambil oleh Pemerintah Indonesia untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu langkah yang diambil oleh Pemerintah Indonesia untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola pemerintahan yang buruk merupakan permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Indonesia dalam implementasi kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP I. SIMPULAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor

BAB V PENUTUP I. SIMPULAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor BAB V PENUTUP I. SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor mendapat sanksi profesional dalam rerangka teori kognitif sosial untuk menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI TESIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DWI HARYADI NUGRAHA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

STRES KERJA. Sumber: Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, 4 th. Ed., Prentice-Hall of India Private Limited New Delhi ,1990

STRES KERJA. Sumber: Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, 4 th. Ed., Prentice-Hall of India Private Limited New Delhi ,1990 STRES KERJA Sumber: Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, 4 th. Ed., Prentice-Hall of India Private Limited New Delhi 110001,1990 Stres Merupakan kondisi dimana individu dihadapkan pada kesempatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini.

Abstrak. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini. Judul : Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Auditor, dan Gender Pada Pertimbangan Tingkat Materialitas dan Implikasinya Pada Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh akuntan publik adalah sumber daya akuntan publik yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh akuntan publik adalah sumber daya akuntan publik yang tersedia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan publik adalah sumber daya akuntan publik yang tersedia. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Responden Penelitian Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang dan kuesioner disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 kuesioner (respon

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT DAN STRES PERAN TERHADAP HASIL KERJA AUDITOR (Studi Empiris pada Auditor yang Bekerja di KAP Semarang)

PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT DAN STRES PERAN TERHADAP HASIL KERJA AUDITOR (Studi Empiris pada Auditor yang Bekerja di KAP Semarang) DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 1-14 ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT DAN STRES PERAN TERHADAP

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformatif Terhadap Kinerja Pegawai STKIP PGRI Lamongan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformatif Terhadap Kinerja Pegawai STKIP PGRI Lamongan Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformatif Terhadap Kinerja Pegawai STKIP PGRI Lamongan Kuswanto 1 Abstrak Masalah yang telah terjadi di STKIP PGRI Lamongan adalah pegawai yang tidak termotivasi untuk bekerja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci