BAB V PENUTUP I. SIMPULAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor
|
|
- Doddy Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP I. SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor mendapat sanksi profesional dalam rerangka teori kognitif sosial untuk menjelaskan bagaimana seseorang menyelesaikan dilema etis. Menurut teori kognitif sosial, perilaku seseorang dipengaruhi oleh kognitif dan lingkungannya. Kognitif merupakan hasil dari pemrosesan informasi sosial yang dilakukan oleh seseorang ketika mereka berada di dalam lingkungan tertentu. Informasi sosial adalah konteks sosial dan perilaku seseorang serta situasi di masa lalu (Salancik dan Pfeffer, 1978). Informasi ini akan diproses melalui pemrosesan kognitif untuk membentuk sistem diri yang dapat digunakan sebagai pedoman dan alat kontrol untuk membuat keputusan di masa depan agar tindakannya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pemrosesan kognitif sosial melibatkan evaluasi terhadap konteks sosial dan perilaku orang lain di masa lalu. Evaluasi yang dilakukan tidak hanya pada munculannya tetapi juga bagaimana munculan tersebut terjadi. Pemrosesan informasi sosial dan faktor-faktor personal yang ada di dalam diri seseorang akan membentuk sistem diri bagi orang tersebut dan sistem ini akan menjadi regulasi diri yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi tindakannya di masa depan (Bandura, 1989). Menurut Simon (1958), dikutip oleh Bazerman (1994), manusia memiliki keterbatasan di dalam rasionalitasnya sehingga ketika ia memproses informasi kemungkinan akan menimbulkan bias kognitif. Bazerman et al. (1997) mengatakan 128
2 bahwa secara psikologis auditor tidak mungkin dapat menjaga objektifitasnya karena ketidakmampuan untuk bertindak independen terhadap teraudit. Ketidakmampuan ini dapat disebabkan oleh ketidakcukupan pemikiran dan pengetahuan atau karena keinginan yang ada dalam dirinya untuk mengutamakan kepentingan dirinya sendiri terlebih dahulu dibandingkan kepentingan orang lain (self-serving bias). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisma berpengaruh positif pada independensinya terhadap teraudit. Hal ini berarti profesionalisma menjadi faktor penting bagi peningkatan kualitas audit. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa konteks kerja berpengaruh pada pengembangan profesionalisma auditor. Hal ini berarti profesionalisma terbentuk dan berkembang dalam diri auditor melalui proses sosialisasi profesionalnya di lingkungan ia bekerja dan di dalam organisasi profesinya. Nilai-nilai profesional akan dapat dipertahankan ketika lingkungan kerja mendukung terpeliharanya nilai-nilai tersebut, dalam arti organisasi tempat auditor bekerja juga memberi kesempatannya untuk menggunakan pertimbangan profesional dalam melakukan pengauditan. Selain itu, pembatasan terhadap interaksi auditor dengan profesional yang lain juga akan membantu auditor dalam menjaga nilai-nilai profesionalismanya. Hal ini berarti peningkatan profesionalisma auditor tidak cukup hanya dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, tetapi juga lingkungan kerja yang mendukung pengembangan profesionalisma. Hasil penelitian mendukung pendapat Liu et al. (2003) bahwa profesionalisma terbentuk dalam waktu yang lama melalui proses sosialisasi profesionalnya di lingkungan tempat mereka berinteraksi. Profesionalisma merupakan hasil asimilasi dari nilai-nilai dan norma-norma profesional yang dianut yang merupakan nilai-nilai 129
3 ideal yang harus dimiliki oleh auditor sebagai seorang profesional dan nilai-nilai serta aturan organisasi yang berlaku di tempat auditor bekerja. Hasil penelitian ini mendukung Gendron et al. (2006) dan Suddaby et al. (2009) yaitu bahwa tingkat profesionalisma auditor yang bekerja di KAP big 4 lebih rendah dibandingkan tingkat profesionalisma auditor yang bekerja di KAP non big 4. Kebijakan yang umumnya diterapkan di KAP besar (termasuk KAP big 4) adalah melakukan standardisasi pekerjaan dan memiliki struktur organisasi yang sangat birokratis sehingga auditor tidak dapat mengembangkan profesionalismanya dengan baik. Penilaian dan pertimbangan (judgment) yang ia buat dibatasi oleh prosedur operasi standar yang diterapkan sehingga membatasi autonominya dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini yang mengakibatkan menurunnya tingkat profesionalisma auditor di KAP besar (termasuk big 4). Selain itu, banyaknya profesional selain auditor yang ada di KAP besar berpengaruh pada bagaimana auditor membuat keputusan ketika ia menghadapi dilema etis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karena keterbatasan rasionalitas seseorang mengakibatkan adanya bias di dalam pemrosesan informasi sosial yang dilakukan oleh individual. Penelitian ini tidak memberi bukti bahwa tingkat independensi auditor yang bekerja di KAP big 4 lebih rendah dibandingkan tingkat independensi auditor yang bekerja di KAP non big 4, meskipun dalam analisis sensitivitas menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai rata-rata tingkat independensi auditor yang bekerja di KAP big 4 dan non big 4. Hal ini berarti konteks kerja tidak berpengaruh langsung pada perilaku etis auditor akan tetapi konteks kerja berpengaruh pada pengembangan kognitif auditor yang tercermin di dalam profesionalismanya. Hal ini berarti konteks kerja 130
4 akan mempengaruhi tingkat profesionalisma auditor dan selanjutnya profesionalisma auditor akan berpengaruh pada independensi auditor. Hasil penelitian ini tidak mendukung Mishina et al. (2010), Galperin et al. (2011), dan Anderson et al. (2012) yang menyatakan bahwa seseorang yang berada di dalam kelompok dengan status sosial yang tinggi memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan tindakan yang tidak etis. Penelitian ini tidak berhasil menunjukkan bukti bahwa kekhawatiran mendapat sanksi profesional dari auditor di KAP big 4 lebih rendah dibandingkan kekhawatiran dari auditor di KAP non big 4. Hal ini berarti meskipun auditor di KAP big 4 memiliki rasa percaya diri yang lebih besar terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan dilema etis, tetapi ia tetap berhati-hati dalam membuat keputusan ketika terdapat risiko yang besar akibat kesalahan dalam membuat keputusan. Penelitian ini memberi bukti empiris bahwa kekhawatiran mendapat sanksi profesional akan berpengaruh positif pada independensi auditor terhadap teraudit. Hal ini berarti lingkungan hukum berperan penting dalam meningkatkan kualitas audit. Hal ini berarti sanksi profesional yang diterapkan secara efektif akan menurunkan bias (debiasing) terhadap proses kognitif yang dijalani oleh auditor. Informasi yang menunjukkan bahwa banyak auditor yang mendapat sanksi profesional karena keliru dalam memberikan opini memberi informasi pada auditor bahwa pelanggaran terhadap aturan profesi akan menghasilkan munculan negatif bagi auditor sehingga auditor akan berhati-hati dalam melakukan pengauditan. Hasil yang menarik dari penelitian ini adalah tidak ditemukannya pengaruh pemoderasi dari kekhawatiran mendapat sanksi profesional pada hubungan antara profesionalisma dan independensi 131
5 auditor terhadap teraudit, tetapi justru ditemukan kekhawatiran auditor mendapat sanksi profesional akan berpengaruh negatif pada hubungan antara profesionalisma auditor dan independensinya terhadap teraudit. Hasil ini menunjukkan bahwa profesionalisma dan kekhawatiran mendapat sanksi profesional mempunyai sifat substitusi atau saling mengganti. Peran profesionalisma dan lingkungan hukum dapat saling menggantikan, artinya ketika lingkungan hukum dengan risiko mendapat sanksi profesional tinggi, independensi auditor akan meningkat meskipun auditor tidak memiliki tingkat profesionalisma yang tinggi. Di sisi lain, di lingkungan hukum dengan risiko mendapat sanksi profesional rendah, profesionalisma auditor menjadi syarat utama bagi auditor agar dapat menjaga independensinya terhadap teraudit. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teori kognitif sosial dapat digunakan untuk menjelaskan pembuatan keputusan etis yang dibuat oleh auditor. Pembuatan keputusan etis melibatkan pemrosesan informasi oleh auditor. Pemrosesan informasi individual, disebut juga pemrosesan informasi sosial, dipengaruhi oleh konteks sosial, pengalaman masa lalu baik diri sendiri atau orang lain. Pemrosesan informasi sosial ini berlangsung selama proses sosialisasi auditor sebagai seorang profesional yang berinteraksi dengan lingkungan tempat ia bekerja dan di dalam organisasi profesinya. Proses sosialisasi ini berlangsung dalam perioda yang panjang dan akan akan membentuk regulasi diri di dalam dirinya. Sistem diri ini selanjutnya akan menjadi sistem diri yang dapat dijadikan kontrol bagi tindakannya agar tidak menyimpang dari tujuan diri yang sudah ditetapkan. 132
6 II. IMPLIKASI Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisma auditor merupakan faktor penting yang menentukan perilaku etis auditor karena dengan nilai-nilai profesional yang dimilikinya agar dapat mendukung sikap independensinya terhadap teraudit. Seperti disampaikan oleh Anderson-Gough et al. (2002) dan Liu et al. (2003), profesionalisma adalah hasil dari proses sosialisasi yang merupakan hasil interaksi antara nilai-nilai profesional yang dimiliki auditor dengan nilai-nilai yang berlaku di tempat kerja. Oleh karena itu, profesionalisma akan dapat dipertahankan ketika lingkungan mendukung terpeliharanya nilai-nilai profesional. Jadi profesionalisma tidak hanya ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan auditor, tetapi juga peran lingkungan kerja sangat penting untuk mendukung terpeliharanya nilai-nilai profesional. Selain itu, kualitas audit juga akan meningkat ketika peraturan yang ditetapkan dapat dilaksanakan dengan efektif sehingga auditor tidak berani untuk melanggar peraturan. Jadi, ada dua cara agar independensi auditor dapat dipertahankan. Pertama, meningkatkan profesionalisma auditor yang tidak hanya berfokus pada pendidikan dan ketrampilan tetapi yang terpenting adalah menciptakan suasana kerja yang mendukung terpeliharanya nilai-nilai profesional. Oleh karena itu, regulasi terhadap tata kelola KAP menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Kedua, dengan melaksanakan peraturan secara efektif. Ketika perilaku auditor dapat diawasi dengan baik dan mekanisma pengenaan sanksi juga diterapkan dengan baik maka akan 133
7 menimbulkan rasa khawatir akan mendapat sanksi profesional. Hal ini akan berdampak pada pelaksanaan audit yang efektif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah, khususnya bagi Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) yang tengah menyusun Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) yang baru mengenai akuntan beregister negara. Salah satu yang diatur di dalam RPMK adalah mengenai peningkatan profesionalisma akuntan dan jenis-jenis jasa yang boleh diberikan oleh kantor jasa akuntansi (KJA) dan kantor akuntan publik (KAP). Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberi masukan bahwa peningkatan profesionalisma akuntan tidak hanya dicapai melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, akan tetapi juga perlu pengaturan mengenai tata kelola KAP yang saat ini masih diperbolehkan memberikan jasa audit dan sekaligus juga jasa akuntansi yang lain. Menurut penulis, sebaiknya KAP hanya diperbolehkan untuk memberikan jasa audit, sedangkan jasa akuntansi yang lain diberikan oleh KJA. Hasil penelitian ini juga memberi bukti empiris bahwa pelaksanaan peraturan lebih penting dibandingkan perubahan substansi peraturan itu sendirit. Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik yang salah satunya mengatur tentang pengenaan sanksi pidana bagi auditor yang terbukti melakukan atau membantu kliennya memanipulasi laporan keuangan (diatur pada pasal 55). Ketentuan ini menimbulkan banyak keberatan dari para auditor karena dinilai akan mengancam profesi akuntan publik di masa depan. Penelitian ini diharapkan dapat memberi bukti bahwa bukan hanya substansi peraturan yang akan 134
8 meningkatkan kinerja auditor tetapi yang terpenting adalah pelaksanaan dari peraturan tersebut. III. KETERBATASAN Meskipun hasil penelitian ini memberikan manfaat dari sisi teoritis dan praktis, tetapi ada beberapa kelemahan yang ada dalam penelitian ini, yaitu: a. Penggunaan metoda survei berbasis skenario memiliki banyak kelemahan terutama dalam hal validitas internalnya karena peneliti tidak dapat mengontrol secara ketat proses pengisian kuesioner yang diberikan kepada subjek. Peneliti hanya mengandalkan pada hasil uji pemahaman untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan subjek untuk memahami skenario yang diberikan. b. Jumlah data yang diperoleh dari penelitian ini tidak proposional antar level jabatan karena sebagian besar kuesioner diisi oleh auditor yunior dan senior, sedangkan data yang diperoleh dari manager dan partner sangat sedikit. Hal ini tidak dapat dihindari karena jumlah auditor yunior dan senior di setiap KAP jauh lebih banyak dibandingkan manager dan partner. Di samping itu, untuk mendapatkan respon dari partner atau manager agar tertarik untuk mengisi kuesioner juga sangat susah karena mereka tidak memiliki banyak waktu luang untuk mengisi kuesioner yang peneliti serahkan kepada mereka. c. Penelitian ini terbatas pada pengujian terhadap pengaruh konteks kerja pada profesionalisma dan independensi auditor. Konteks kerja hanya diukur dengan membagi auditor berdasar tempat ia bekerja yaitu KAP big 4 dan KAP non big
9 Penelitian ini tidak mengidentifikasi karakteristik yang membedakan antara kedua tipe KAP tersebut, misalnya apakah perbedaan tingkat profesionalisma dan independensi dipengaruhi oleh standarisasi pekerjaan atau oleh banyaknya jasa yang ditawarkan oleh KAP big 4 selain jasa audit. IV. SARAN Saran yang dapat penulis berikan meliputi: a. Perbaikan metodologi Berdasarkan identifikasi terhadap kelemahan penelitian ini maka peneliti menyarankan untuk penelitian berikutnya membuat desain penelitian yang dapat menjamin validitas eksternal dan internal yang tinggi sehingga hasil penelitian menjadi lebih andal. Perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam untuk mendapatkan bukti mengenai karakteristik KAP seperti apa yang dapat mempengaruhi profesionalisma dan independensi auditor. b. Perbaikan praktik yang sekarang berjalan Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa konteks kerja dan pelaksanaan terhadap peraturan yang ditetapkan secara efektif akan meningkatkan independensi auditor. Oleh karena itu berdasar hasil penelitian ini, diusulkan dua macam perbaikan terhadap praktik pengauditan yang sedang berjalan. Pertama, meningkatkan efektifitas pengenaan sanksi profesional. Pengenaan sanksi yang efektif akan menyebabkan auditor takut untuk memberi opini yang keliru 136
10 sehingga ia akan berhati-hati dalam melakukan pengauditan. Kedua, pengembangan profesionalisma auditor tidak hanya berfokus pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tetapi juga pengembangan terhadap nilai-nilai profesional. Ketiga, menciptakan suasana kerja yang mendukung terpeliharanya nilai-nilai profesional yaitu dengan memberi kesempatan auditor untuk menggunakan pertimbangan profesionalnya ketika menghadapi dilema etis. Keempat, perlu adanya regulasi yang mengatur tentang jasa non audit yang ditawarkan oleh KAP. KAP sebaiknya berfokus pada pemberian jasa audit, sedangkan jasa akuntansi yang lain diserahkan kepada KJA. 137
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman era globalisasi ini, para pelaku profesi harus menjalankan profesinya secara profesional. Para pelaku profesi harus bekerja secara profesional untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia bisnis, kebutuhan akan penggunaan jasa akuntan publik dewasa ini semakin meningkat, terutama kebutuhan atas
Lebih terperinci: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara untuk menilai kinerja dari perusahaan yaitu menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban dari aktivitas yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Sudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan memiliki peran yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan yang disajikan secara relevan dan andal oleh sebuah instansi atau perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki laporan keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada umumnya memiliki laporan keuangan yang menggambarkan semua aktifitas usahanya. Laporan keuangan tersebut menggambarkan secara terinci
Lebih terperinciStandar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun 1970-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan harus memiliki integritas, independen dan bebas dari semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan profesionalisme harus selalu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas yang dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Opini auditor merupakan sumber informasi bagi pihak di luar perusahaan sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan. Hanya auditor yang berkualitas yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa pelayanan yang dilakukan oleh seorang auditor yang bekerja dalam Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor dituntut untuk profesional dan independen
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (SURVEI PADA KANTOR AKUNTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konflik merupakan proses yang dimulai saat salah satu pihak merasa dikecewakan oleh pihak lain. Auditor yang memiliki profesi sebagai penyedia jasa pemeriksa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap Kualitas Audit, maka penulis dalam bab ini akan memberikan saran. Adapun kesimpulan yang dapat penulisan berikan adalah:
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Setelah penulis melakukan pengujian dan analisis tentang Pengaruh Independensi Auditor, Kompentesi Auditor pada Skeptisisme Profesional dan Implikasinya terhadap Kualitas Audit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Auditor dituntut memiliki sikap independensi dalam melaksanakan pekerjaannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor dituntut memiliki sikap independensi dalam melaksanakan pekerjaannya. Independensi bukan hanya diperlukan auditor dalam membuat opini audit saja, namun harus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit, menurut Mulyadi (2002: 5). Jasa seorang auditor sekarang ini banyak digunakan oleh suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengkombinasikan pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntan merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah mengaudit laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat mengenai saldo akun dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada pihak-pihak yang terkait, terutama informasi yang berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan pihak luar berkewajiban untuk memberikan informasi yang setransparan mungkin kepada pihak-pihak yang terkait,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi Akuntan Publik adalah profesi yang saat ini dibutuhkan dalam masalah perekonomian. Negara yang perekonomiannya berkembang pesat akan merasakan masalah ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan Indriantoro, 2001). Akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi, akan tetapi tidak serta merta laporan
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI Dimaksud Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang ditujukan kepada pihak pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsisten tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi dari kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar KAP tersebut semakin dipercaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan suatu alat yang dapat mencerminkan hasil dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk pengembangan usahanya. Sumber dana yang diperoleh perusahaan dapat berupa saham, obligasi, ataupun pinjaman.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang auditor dalam menjalankan proses audit akan memberikan opini dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu perusahaan dimasa lalu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang memiliki kompeten, tidak memihak, dan objektif, yang disebut akuntan publik atau lebih dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan dan audit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi perkembangan dunia usaha yang sangat pesat para pelaku bisnis dituntut untuk lebih transparan dalam mengolah laporan keuangan usahanya. Salah satunya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia erat kaitannya dengan semakin banyaknya perusahaan yang memutuskan go public. Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan global saat ini, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena tidak memiliki tata kelola yang baik sehingga tidak ada pemisahan tugas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kebutuhan jasa audit akuntan publik oleh pihak luar perusahaan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit yang dapat menentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor mempunyai peranan dalam membentuk kepercayaan para pemakai informasi pelaporan keuangan.audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Laporan keuangan sebuah perusahaan, selain dibutuhkan oleh pihak internal perusahaan, juga dibutuhkan oleh pihak eksternal seperti calon investor, investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2006) menyebutkan bahwa informasi asimetri mempunyai dua tipe. Tipe pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pemilik perusahaan memberikan kewenangan kepada manajer untuk mengelola perusahaanya dan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajer membuat laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana pengacara dalam melaksanakan keahliannya akan memperoleh fee dari klien
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dalam melaksanakan audit mempunyai posisi yang unik dibandingkan profesi yang lainnya, sebagai contoh misalnya profesi pengacara, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak lain diluar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang manajer dalam sebuah perusahaan diberi kewenangan untuk mengelola perusahaan dan harus bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai pihak yang independen dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sangat besar. Auditor bertanggung jawab untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas keuangan komersial maupun non
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Pengelolaan Keuangan Negara yang baik akan mensukseskan pembangunan dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin tahun, persaingan perusahaan di berbagai sektor semakin ketat dan menyebabkan semakin bergairahnya pasar modal. Perkembangan pasar modal ini, mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan
Lebih terperinciFAJAR DWI NUGROHO B
PENGARUH TIME PRESSURE, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta).
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi
Judul : Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi dan Komitmen Organisasi Pada Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Bali) Nama :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jasa profesional akuntan merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan publik untuk mengatasi krisis ketidakpercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan suatu perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu diperlukan pihak ketiga (Akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peran utama dari auditor independen adalah untuk menjembatani kepentingan antara pihak manajemen dan para pemangku kepentingan, terutama para pemegang saham.
Lebih terperinciKUESIONER Laporan Keuangan PT AREN 31 Desember 2004 : Transaksi (untuk menjawab pertanyaan nomor 1 dan 2)
LAMPIRAN 73 KUESIONER A. Identitas Responden Nama : Alamat : Jenis Kelamin : L / P Usia : Lama Kerja : th bln Jabatan : auditor (yunior, senior, partner)* * coret jawaban yang tidak perlu B. Kriteria Penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja (Riggio, 1990)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan. Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori keagenan, teori motivasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Audit merupakan proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Munculnya skandal Enron dan WorldCom dan beberapa kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang akan diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini adalah, Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Institut Akuntan Publik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi yang di percaya oleh stakeholders dalam memberikan opini terhadap laporan keuangan. Seorang Akuntan publik memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi seorang akuntan publik merupakan salah satu profesi kepercayaan bagi para pihak yang berkepentingan, di antaranya adalah kreditor, investor, pemilik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan akan saling berkompetisi dalam persaingan usaha yang semakin meningkat ini agar terlihat baik di depan pihak eksternal termasuk juga pesaingnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak memihak terhadap informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat saat ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara para pelaku bisnis. Berbagai macam usaha untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin kompleks. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,
Lebih terperinciPedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal
1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berupa pendapat audit yang independen yang didasari pada kualitas audit yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Auditor mempunyai peran dan fungsi sebagai pemeriksa dan pengevaluasi laporan keuangan. Hasil dari audit yang dilakukan auditor adalah berupa pendapat audit
Lebih terperinciKARAKTERISTIK RESPONDEN. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya. Jabatan di KAP : Senior Auditor Manajer Supervisor Partner.
KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama Nama KAP : : Jenis Kelamin : Pria Wanita Usia :... Tahun Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya Lama Bekerja : 3 Tahun 4-5 Tahun 3 4 Tahun > 5 Tahun Jabatan di KAP : Senior
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, dan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut membuat permintaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian statistik, diperoleh bahwa kompetensi memiliki nilai t-statistics sebesar 2,528 lebih besar dari 1,699, nilai p-value 0,006 lebih kecil dari 0,05,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada kepercayaan publik. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat penting dalam dunia bisnis. Seorang akuntan publik diharapkan banyak orang untuk dapat meletakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Jasa audit atas laporan keuangan atau lebih tepat disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya dunia usaha pada masa kini, menjadikan persaingan antar perusahaan semakin ketat, hal ini memicu semakin dibutuhkannya jasa audit atas laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban,
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang dilakukan sehingga menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal dari pemilik tetapi modal dari masyarakat. Perusahaan yang membutuhkan modal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secara empiris tentang ada atau tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas tugas terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku
Lebih terperinciTaufik Qurrahman, Susfayetti, Andi Mirdah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303-1522 PENGARUH TIME PRESURE, RESIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS, LOCUS OF CONTROL SERTA KOMITMEN PROFESIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh masyarakat. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan untuk pemakai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh KAP ini adalah jasa audit operasional,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jasa audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini merupakan jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran umum dalam penyusunan sesuai dengan judul. Penulis menyusun pembabakan dari ringkasan setiap isi dari bab per bab yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis dan usaha akan selalu diiringgi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha akan selalu diiringgi dengan kebutuhan akan informasi terutama informasi mengenai laporan keuangan yang objektif, dapat dipercaya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bandung, Jakarta, Tangerang, Depok dan Bekasi. Maka peneliti mengambil
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh time pressure dan ketersediaan bukti audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, audit terhadap laporan keuangan sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan selain digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan
Lebih terperinci