Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
|
|
- Widyawati Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di kantor, orang sering kali berbicara satu dengan yang lain tentang tingkat stres yang mereka alami. Gejala stres dimiliki oleh semua orang, dimana hal tersebut dapat dipengaruhi dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Tetapi apakah stres itu? Stress is physiological and psychologycal responses to excessive and usually unpleasant stimulation and to threatening events in the environment (Schultz & Schultz, 2006), dengan pengertian bahwa stres adalah respon fisiologis dan psikologis yang berlebihan dan biasanya memiliki rangsangan yang tidak menyenangkan dan mengancam kegiatan di lingkungannya. Sedangkan dalam pengertian umum, stres terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya (Atkinson, Atkinson, Smith, & Bem, 1993). Peristiwa tersebut biasanya dinamakan stresor dan reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respons stres. Bicara mengenai reaksi fisiologis terhadap stres adalah tubuh bereaksi terhadap stresor dengan memulai seurutan kompleks respons bawaan terhadap ancaman yang dihayati. Jika ancaman dapat dipecahkan dengan segera, respons darurat tersebut menghilang, dan keadaan fisiologis kembali menjadi normal. Jika situasi stres terus terjadi, timbulah respons internal lainnya berupaya beradaptasi dengan stresor kronis. Sedangkan reaksi psikologis terhadap stres, situasi stres menghasilkan reaksi emosional mulai dari kegembiraan (jika peristiwa menuntut tetapi dapat ditangani) sampai emosi umum kecemasan, kemarahan, agresi, kekecewaan, apatis, depresi, serta gangguan kognitif (sebagai contohnya, gangguan berkonsentrasi dan perkerjaan).
2 Stres di tempat kerja, kalimat tersebut tentu akrab dengan para karyawan yang bekerja dalam tekanan deadline, tugas yang menumpuk, rasa bosan terhadap tugas kerja yang diberikan, dan juga tidak menutup kemungkinan stres kerja yang dialami karyawan berasal dari gaya kepimpinan atasan. Stres kerja secara umum didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang merasa tegang karena adanya tekanan yang dialami oleh karyawan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, kondisi fisik seseorang, dan hal ini tentunya merugikan organisasi (Atkinson, Atkinson, Smith, & Bem, 1993). Stres kerja dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengadapi perkerjaan yang nantinya dapat menghambat pencapaian kinerja yang diharapkan organisasi. Stres kerja dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor interinsik pekerjaan, konflik peran, hubungan dalam pekerjaan, pengembangan karier, serta faktor lainnya yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Faktor interinsik pekerjaan bisa berupa beban kerja yang diberikan dirasa terlalu berat oleh karyawan, dan banyaknya jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu yang tidak normal sementara di sisi lain kualitas kerja juga menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Faktor penyebab stres lainnya seperti hubungan dalam pekerjaan (hubungan dengan atasan, rekan kerja, dan bawahan) yang buruk. Hal ini bisa terjadi apabila adanya nilai-nilai negatif dari atasan yang kurang memberikan dukungan dan arahan, adanya tekanan persaingan antar rekan kerja, serta kurangnya dukungan dan kerjasama antara atasan dengan bawahan (Atkinson, Atkinson, Smith, & Bem, 1993). Dari sisi stres kerja sendiri, banyak penyebab dan banyak efek yang dapat ditimbulkan baik bagi karyawan itu sendiri maupun bagi organisasi. Sebagai contoh kasus adalah sebuah penelitian dilakukan untuk melihat adanya pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja melalui kepuasan kinerja. Hasil dari pada penelitian ini adalah stres kerja berpengaruh negatif secara signifikan terhadap produktivitas kerja, sehingga dapat disimpulkan
3 bahwa semakin tinggi stres kerja berarti dapat menurunkan produktivitas kerja (Harrisma & Witjaksono, 2013). Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu: (1) Eustress, adalah akibat positif yang ditimbulkan oleh stres yang berupa timbulnya rasa gembira, perasaan bangga, menerima sebagai tantangan, merasa cakap dan mampu, meningkatnya motivasi untuk berprestasi, semangat kerja tinggi, produktivitas tinggi, timbul harapan untuk dapat memenuhi tuntutan pekerjaan, serta meningkatnya kreativitas dalam situasi kompetitif. (2) Distress, adalah akibat negatif yang merugikan dari stres, misalnya perasaan bosan, frustrasi, kecewa, kelelahan fisik, gangguan tidur, mudah marah, sering melakukan kesalahan dalam pekerjaan, timbul sikap keragu-raguan, menurunnya motivasi, meningkatnya absensi, serta timbulnya sikap apatis. Akan tetapi pada penelitian ini, peneliti akan khusus membahas distress atau akibat negatif dari stres kerja pada karyawan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh McVicar. A (2003) membuktikan bahwa stress di tempat kerja yang dialami oleh perawat adalah karena adanya beban kerja yang berat karena adanya tuntutan profesionalitas dalam merawat pasien yang menimbulkan terjadinya konflik secara emosional, gaya kepemimpinan atasan dan juga menejemen seperti shift working dan pemberian reward yang tidak berjalan dengan baik, menjadi sumber tekanan yang menyebabkasn stres pada perawat selama bertahun-tahun. Dari penelitian tersebut dapat terlihat bahwa adanya hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap pekerjaan dan stres kerja karyawan. Hal inilah yang menimbulkan ketertarikan bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara tipe gaya kepemimpinan atasan terhadap stres kerja yang dialami karyawan. Pengertian dari kepemimpinan sendiri secara umum adalah sebuah gaya/cara yang dilakukan seseorang dalam rangka sebuah proses dari pada pengaruh sosial yang dilakukan untuk mendukung atau memberikan
4 bantuan kepada seseorang (bawahan) dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dale & Fox (2008) menyimpulkan bahwa adanya hasil positif antara leadership style dan organizational commitment yaitu berupa motivasi pada karyawan yang berujung pada peningkatan kinerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila job satisfaction karyawan tinggi, maka kecenderungan karyawan mengalami stres kerja rendah. Banyak peneliti psikologi industri organisasi terfokus pada gaya kepemimpinan dan prilaku seseorang pada saat di tempat kerja. Gaya kepemimpinan dapat kita lihat dari beberapa teori. Gaya kepemimpinan terbagi menjadi lima tipe (Schultz & Schultz, 2006) yaitu; authoritarian leadership, democratic leadership, transactional leadership, transformational leadership, dan charismatic leadership. Gaya kepemimpinan authoritarian adalah gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkosultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang ikut campur (Sorby Sutikno, 2014). Seorang pemimpin tergolong memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Gaya kepemimpinan Demokratis merupakan gaya yang digunakan pemimpin dimana ia menempatkan manusia sebagai faktor terpenting yang dilakukan berdasarkan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi (Sudaryono, 2014). Pemimpin dengan gaya demokratis adalah pemimpin yang bersedia menerima dan menghargai setiap saran, pendapat, dan nasihat dari bawahan dalam forum musyawarah untuk mencapai mufakat (Sorby Sutikno, 2014). Gaya kepemimpinan transaksional adalah dimana seorang pemimpin memfokuskan pada transaksi interpesonal anatara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan kesepakatan klasifikasi sasaran, standar kerja, dan penghargaan (Sudaryono, 2014). Sehingga dapat diartikan gaya kepemimpinan
5 transaksional yang digunakan atasan dengan menawarkan imbalan atau akibat kontribusi yang diberikan anggota kepada organisasi, untuk menggerakan anggotanya. Gaya kepemipinan transformasional merupakan jawaban akan perubahan zaman yang penuh dengan perubahan. Secara umum diartikan sebagai cara yang dilakukan pemimpin yang bertujuan untuk mengubah sesuatu menjadi bentuk lain. Oleh sebab itu, dapat diartikan gaya kepemimpinan transformasional yang digunakan pemimpin adalah mengarahkan atau membentuk bawahan untuk mengubah sesuatu, guna untuk menjadikan organisasi menjadi lebih baik (Sudaryono, 2014). Gaya kepemimpinan karismatik adalah kepemilikan daya tarik pada diri pemimpin/atasan yang sangat memikat, sehingga dapat memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang tertentu itu dikagumi (Sorby Sutikno, 2014). Gaya kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan oleh para ahli, sebab-sebab mengapa pemimpin dengan gaya tersebut memiliki kharisma atau daya tarik yang begitu besar. Konsep gaya kepemimpinan sendiri tidak hanya itu, melainkan masih banyak teori lain yang membahas dari sisi leader maupun kondisi situasi dalam organisasi. The Boston Consulting Group (BCG) baru saja merilis laporan yang menunjukkan hampir 60% karyawan yang baru lulus kuliah (fresh graduate) berpindah-pindah kerja dalam tiga tahun pertama. Partner and Managing Director BCG, Dean Tong mengatakan, sebanyak 6% fresh graduate yang baru jadi karyawan berpindah sebanyak lebih dari tiga kali selama tiga tahun pertama. Sebanyak 29% fresh graduate yang baru jadi karyawan berpindah sebanyak dua-tiga kali di tiga tahun pertama. Dan, sekitar 22% fresh graduate yang baru jadi karyawan berpindah sebanyak satu kali pada tiga tahun pertama. Hampir mencapai 60%. Dan hanya 43% fresh graduate yang bertahan di satu perusahaan selama 3 tahun pertamanya,dalam laporan BCG, dijelaskan 10 alasan mengapa banyak fresh graduate yang tidak betah
6 bekerja pada satu perusahaan di tiga tahun pertama dimana salah satunya adalah gaya kepemimpinan atasan dan hubungan dengan manager (EST & NDW, 2013). Fenomena ini mau menunjukan bahwa adanya pengaruh yang besar antara gaya kepemimpinan atasan terhadap stres kerja yang dialami karyawan yang dapat menyebabkan karyawan memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lain atau pindah kerja. Sebuah penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai Peranan Dimensi Gaya Kepemimpinan Atasan, Yang Dipersepsi Terhadap Burnout Pada Guru SMU Swasta Di Jakarta (Prawasti & Naptaly Napitupulu, 2005) merupakan acuan awal bagi peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan. Hasil penelitian dalam jurnal tersebut membuktikan bahwa gaya kepemimpinan delegating memberikan sumbangan yang paling bermakna bagi tetjadinya burnout dibanding tiga gaya kepemimpinan lainnya, yaitu telling, selling, dan participating. Gaya kepemimpinan delegating memberikan sumbangan yang bermakna terhadap burnout pada dimensi reduced personal accomplishment pada guru SMU swasta di Jakarta. Hasil studi ini menunjukkan, bahwa semakin tinggi atasan dilihat sebagai pihak yang terlalu sering menyerahkan tugas-tugas dan wewenang-wewenangnya, maka akan semakin besar kemungkinan bagi guru untuk mengalami sindrom burnout pada dimensi rendahnya keyakinan akan kemampuan diri. Dalam kondisi kepemimpinan delegating, guru akan mudah merasa frustrasi yang pada akhirnya mengembangkan ketidakyakinan mengenai kapasitasnya dalam menangani masalah. Guru menjadi mudah merasa gagal dan tidak kompeten. Dari penelitian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan yaitu mengenai pengaruh dari empat gaya kepemimpinan situasional atasan terhadap stres kerja pada karyawan di Jakarta Barat. Alasan mengapa peneliti memilih Jakarta Barat sebagai tempat untuk dilakukannya penelitian adalah karena adanya perencanaan infrastuktur dari kota administrasi Jakarta Barat dimana tercatat pada tahun 2010 jumlah penduduk di Jakarta Barat adalah jiwa (NN, 2015).
7 Pada dasarnya, stres kerja yang dialami oleh karyawan apabila tidak dapat diatasi dapat menimbulkan penurunan tingkat produktivitas dan kinerja karyawan. Hal ini tentu menjadi permasalahan yang cukup merugikan bagi organisasi apabila permasalahan stres kerja pada karyawannya tidak dapat diatasi. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan, organisasi tentu di tuntut untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan stres kerja pada karyawan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prawasti dan Napitulu (2005) membuktikan bahwa gaya kepemimpinan atasan memberikan sumbangan yang bermakna terhadap burnout. Cherniss (1980) memandang burnout sebagai suatu proses transaksional meliputi hubungan (transaksi) antara stres pekerjaan, ketegangan (strain), dan coping. Wujud dari burnout sendiri adalah tindakkan pengunduran diri karyawan dari organisasi / perusahaan dimana tempat ia berkerja. Burnout disini merupakan hasil akhir dari pada stres kerja, sehingga penting bagi organisasi untuk melakukan pencegahan pada tahap karyawan mengalami stres kerja. Karena adanya berbagai banyak faktor penyebab terjadinya stres kerja pada karyawan, dan diperkuat dengan adanya penelitian mengenai gaya kepemimpinan situasional dan stres kerja sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan, terkhusus dalam hal hubungan dalam pekerjaan, yaitu peranan antara karyawan dengan atasannya. Hal ini tentunya berhubungan dengan gaya kepemimpinan dimiliki atasan dalam memimpin organisasi yang berpengaruh terhadap karyawannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan baru dari sisi ilmu psikologi mengenai topik terkait karena adanya data dan hasil penelitian secara ilmiah, menjadi referensi bagi para peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan, serta menjadi acuan dalam pembuatan program intervensi dalam rangka mengurangi tingkat stres dalam dunia kerja ataupun untuk mencari tahu penyebab lain dari pada stres kerja secara khusus.
8 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini terdiri dari 4 pertanyaan, yaitu: 1. Apakah ada hubungan antara tipe gaya kepemimpinan telling yang digunakan atasan terhadap stres kerja yang dialami oleh karyawan di Jakarta Barat? 2. Apakah ada hubungan antara tipe gaya kepemimpinan selling yang digunakan atasan terhadap stres kerja yang dialami oleh karyawan di Jakarta Barat? 3. Apakah ada hubungan antara tipe gaya kepemimpinan participating yang digunakan atasan terhadap stres kerja yang dialami oleh karyawan di Jakarta Barat? 4. Apakah ada hubungan antara tipe gaya kepemimpinan delegating yang digunakan atasan terhadap stres kerja yang dialami oleh karyawan di Jakarta Barat? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tipe gaya kepemimpinan situasional terhadap stres kerja yang dialami karyawan di Jakarta Barat atau tidak.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka Dalam bab ini akan berisikan teori-teori mengenai variable-variable, teori subjek penelitian yang akan diteliti dan juga kerangka berfikir. Teori variable akan terdiri dari teori
Lebih terperinciBab 5 Simpulan, Diskusi, Saran
Bab 5 Simpulan, Diskusi, Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil uji korelasi spearman menunjukan bahwa adanya hubungan antara tipe gaya kepemimpinan situasional terhadap stres kerja pada karyawan di Jakarta
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1
HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi yang semakin maju di Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki ketrampilan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya.
Lebih terperinciAriesta Marsitho Nugrahawan F
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN TEKANAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Disusun oleh : Ariesta Marsitho Nugrahawan F 100 010 149 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi seperti ini, bekerja bukan hanya menjadi kemauan tetapi menjadi sebuah tuntutan. Bekerja hakekatnya merupakan bagian dari hidup manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan pemenuhan akan tugas atau keterampilan terkait pekerjaan seorang karyawan. Kinerja pekerjaan didefinisikan sebagai tindakan yang berkontribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya dinamis yang mempunyai pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang beraneka ragam. Jika terjadi pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketidakmampuan karyawan untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja akan mengakibatkan stres. Reaksi stres biasanya berisikan keluhan, baik dari aspek
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TIPE GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP STRES KERJA PADA KARYAWAN DI JAKARTA BARAT
HUBUNGAN ANTARA TIPE GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP STRES KERJA PADA KARYAWAN DI JAKARTA BARAT Amanda Juventia chocokeroro@gmail.com Dr. Johannes A. A. Rumeser M.Psi ABSTRAK The purpose of this
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemanusiaan dan menjadi contoh masyarakat. Seperti yang tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polisi adalah suatu perantara umum sipil yang mengatur tata tertib dan hukum. Aparat kepolisian sebagai abdi negara harus menjunjung tinggi, nilai-nilai kemanusiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan hidup matinya indutri tersebut. Berbagai jenis perusahaan mulai dari perusahaan yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting bagi perusahaan, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, saling berhubungan atau berkomunikasi, dan saling mempengaruhi. Hidupnya selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres merupakan sebuah terminologi yang sangat popular dalam percakapan sehari-hari. Stres adalah salah satu dampak perubahan sosial dan akibat dari suatu proses modernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Pengembangan organisasi (organizational development) adalah respon
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) membuat semua profesi mengantisipasi dengan mengembangkan diri. Pengembangan organisasi merupakan jawaban yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Kepemimpinan 1.1 Definisi Gaya Kepemimpinan Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang pemimpin yang dipersepsikan oleh karyawan dalam memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan semakin banyak tuntutan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan dibidang pendidikan sekarang ini, menyebabkan semakin banyak tuntutan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah. Persaingan antar sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan
Lebih terperinciSTRES DAN MANAJEMENNYA
STRES DAN MANAJEMENNYA PENGERTIAN STRESS SELVE Respons non spesifik dari tubuh terhadap setiap tuntutan The G.A.S (general adaptation syndrome), suatu respon otomatik terhadap setiap ancaman fisik/emosional
Lebih terperincio Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi
Skala 1 Skala Kecerdasan Emosional 1. UNFAVORABLE Kesadaran Diri o Saya merasa tidak mengerti perasaan saya sendiri o Saya kurang tahu penyebab kekecewaan yang saya rasakan o Saya malas bergaul dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan 1.1 Pengertian Kepemimpinan Untuk lebih memahami arti Kepemimpinan, maka berikut ini dikutip pendapat dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah satu sistem, yang terdiri dari pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok orang untuk mencapai
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
1 KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN Elfrida Nainggolan, SKM Tujuan Pembelajaran 2 Menjelaskan konsep dasar kepemimpinan dalam keperawatan Menjelaskan teori kepemimpinan Strategi peningkatan peran kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja yang menantang dan kompleks serta semakin cepatnya perubahan menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan organisasi yang semakin maju, manusia harus selalu berinteraksi dengan lingkungan, termasuk dalam lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang menantang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan di dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Menurut Achour (2011) kesejahteraan pada karyawan adalah seseorang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Psikologis 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis Menurut Achour (2011) kesejahteraan pada karyawan adalah seseorang yang memiliki semangat kerja, dedikasi, disiplin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam sebuah organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah organisasi. Disamping
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Perubahan demografi tenaga kerja terhadap peningkatan jumlah wanita bekerja dan pasangan yang keduanya bekerja, telah mendorong
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai
Lebih terperinciPSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress
PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan wadah interaksi antara berbagai komponen, seperti sumber daya manusia, sumber daya fisik dan sumber daya informasi. Interaksi tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mencapai suatu tujuan usaha diperlukan suatu wadah, wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang terdapat didalamnya dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaanperusahaan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaanperusahaan untuk mendapatkan pangsa pasar yang dibidiknya. Adanya era globalisasi maka dunia usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan kesehatannya dengan membuka poliklinik. Pada tahun 1986 rumah sakit Ridogalih berkembang
Lebih terperinciSebagaimana yang diutarakan oleh Sarafino dan Smith (2012, h.29) bahwa stres memiliki dua komponen, yaitu fisik, yang berhubungan langsung dengan
BAB V PEMBAHASAN Setiap individu pasti menginginkan pekerjaan yang memiliki masa depan yang jelas, seperti jenjang karir yang disediakan oleh perusahaan, tunjangan tunjangan dari perusahaan berupa asuransi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana utama dan tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. Selain dampaknya terhadap penggunaan alat-alat produksi dan strategi pemasaran. Modernisasi juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat kerja yang sehat dan aman merupakan hal yang diinginkan oleh pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di era modern masa kini, banyak ditemukannya permasalahan yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak sesuai dengan rencana. Segala permasalahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT
BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT 1. Pengertian Burnout Burnout yaitu keadaan stress secara psikologis yang sangat ekstrem sehingga individu mengalami kelelahan emosional dan motivasi yang rendah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hasibuan (2007) Byars dan Rue Sutrisno (2009)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian sekarang ini semakin bertambah sulit dengan tantangan yang semakin berat, sehingga perusahaan di dalam mengelola usaha diharapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa keadilan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kerja kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya suatu organisasi dan kelangsungan suatu perusahaan. Peran pemimpin dalam suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA
BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada 52 orang responden karyawan tetap pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di berbagai bidang. Salah satu bidang yang ikut mengalami perubahan adalah pendidikan. Dewasa ini masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial, yang mana saling membutuhkan satu sama lain. Manusia terlahir ke dunia ini dituntut agar dapat hidup berorganisasi. Dalam kehidupannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kedokteran merupakan ilmu yang mempelajari penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. industri. Perusahaan-perusahaan yang punya modal besar berusaha untuk segera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang industri mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari tekhologi yang digunakan dalam bidang industri.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan
Lebih terperinciWork-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya
Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya Era globalisasi menuntut seseorang untuk berevolusi menjadi workaholic. Banyak pekerja di negara maju atau di kota-kota besar harus bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang berdampak pada
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Kepemimpinan Sudarwan (dalam Kusriyah, 2014) berpendapat kepemimpinan ialah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu dalam kelompok. Untuk mengkoordinasi dan memberi arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Hal ini disebabkan aspek-aspek dalam dunia pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini, dari tahun ke tahun menunjukkan fenomena yang semakin kompleks. Hal ini disebabkan aspek-aspek dalam dunia pendidikan tak terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki peranan penting sebagai penunjang kesehatan masyarakat. Keberhasilan suatu rumah sakit
Lebih terperinciKepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH
Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH Arti kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran Teori Kepemimpinan Teori Sifat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Self Efficacy Konsep mengenai self efficacy ini pada dasarnya melibatkan banyak kemampuan yang terdiri dari aspek kegiatan sosial dan kemampuan untuk bertingkah laku.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan partisipasi wanita dalam dunia kerja telah menjadi fenomena yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kehadiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan. Wujud nyata perusahaan yang secara langsung berpengaruh. terhadap keberadaan karyawan yaitu masalah stress karyawan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai sumber daya diharapkan dapat lebih aktif dalam mengoptimalkan pekerjaan dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini perusahaan selalu berupaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang dialami Indonesia pada saat ini menyebabkan keterpurukan dunia usaha di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan informasi, perubahaan selera pasar, perubahan demografi, fluktuasi ekonomi dan kondisi dinamis lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Darurat dituntut untuk memiliki kecekatan, keterampilan dan kesiagaan setiap saat (Mahwidhi, 2010). Para perawat tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada area-area seperti pengembangan SDM (Losyk, 2005:65). Dalam sebuah perusahaan permasalahan psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu berdiri disertai dengan suatu tujuan atau pencapaian. Guna mencapai tujuan tertentu organisasi membutuhkan beberapa faktor yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan asset yang berharga dalam organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset yang berharga dalam organisasi karena itu, sumber daya manusia harus selalu dipertahankan, dijaga, dan dikembangkan. Tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian diri ialah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhankebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan yang dimilikinya melalui Perguruan Tinggi. Perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang mereka hanya membutuhkan gaji atau upahnya saja sebagai wujud dari sebuah kompensasi. Kompensasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia terdiri dari orang-orang yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai standar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya tantangan yang dihadapi oleh organisasi sekarang menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang harus dihadapi oleh organisasi, kenyataannya,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Lebih terperinciLAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA
LAMPIRAN 193 194 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA 195 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI d. Kesan umum, meliputi keadaan fisik dan penampilan subyek e. Keadaan emosi, meliputi ekspresi, bahasa tubuh,
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stres merupakan fenomena umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa tuntutan dan tekanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang memberikan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciSuatu kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang
Suatu kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan tuntutan hidup, banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Bursa kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala
Lebih terperinci