BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler, 2006). Kajian teori merupakan dasar berpikir yang bersumber dari suatu teori yang relevan dan dapat digunakan sebagai tuntunan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Atribusi (Attribution Theory) Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya. Teori atribusi dikembangkan oleh Fritz Heider tahun 1958 yang mengargumentasikan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, dan kekuatan eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang (Suartana, 2010). Gordon dan Graham (2006) menjelaskan situasi di sekitar yang menyebabkan perilaku seseorang dalam persepsi sosial disebut dengan dispositional attributions dan situational attributions. Dispositional attributions merupakan penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku individual yang ada dalam diri seseorang, misalnya kepribadian, persepsi diri, kemampuan, dan motivasi. Sedangkan situational attributions merupakan penyebab eksternal yang 10

2 11 mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat memengaruhi perilaku, misalnya kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori atribusi untuk menjelaskan dan memrediksi pengaruh karakteritik personal auditor, yaitu locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku audit dalam pelaksanaan program audit Teori Model Stres Kerja Stres adalah suatu keadaan yang menekankan diri dan jiwa seseorang di luar batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi maka ini akan berdampak pada kesehatannya. Stres tidak timbul begitu saja namun sebabsebab stres timbul umumnya diikuti oleh faktor peristiwa yang memengaruhi kejiwaan seseorang, dan peristiwa itu terjadi diluar dari kemampuannya sehingga kondisi tersebut telah menekankan jiwanya (Fahmi, 2014). Faktor yang menyebabkan stres adalah kondisi pekerjaan individu, tekanan peran, kesempatan pelibatan diri dalam tugas, tanggung jawab individu, dan faktor organisasi (Tosi, 1971). Pada dasarnya, sumber stres merupakan hasil interaksi dan transaksi antara individu dan lingkungannya. Dalam pembahasan ini lingkungan individu tersebut dapat digolongkan menjadi dua faktor sebagai sumber dari stres, yaitu faktor-faktor pekerjaan dan faktor-faktor di luar pekerjaan itu sendiri (Wijono, 2010). Pada latar belakang penelitian telah diuraikan bahwa keterbatasan atau kendala anggaran waktu dapat mengakibatkan auditor merasakan suatu tekanan dalam mengerjakan tugas audit tertentu, dan kondisi tersebut selanjutnya dapat memengaruhi perilaku audit dalam pelaksanaan program audit. Hal tersebut sesuai

3 12 dengan literatur stres yang berkaitan dengan pekerjaan (stres kerja) yang menjelaskan bahwa penyebab stres yang dihadapi individual dalam lingkungan kerja dapat mengakibatkan individu merasakan tekanan (stres) dalam melakukan pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku individual (Silaban, 2009). Model teori stres kerja dapat dilihat pada Gambar 2.1. Penyebab stres Stres Konsekuensi Sumber: Gibson et al. (1995) Gambar 2.1 Model Teori Stres Kerja Auditor dapat menghadapi berbagai penyebab stres, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar KAP. Penyebab stres yang berasal dari dalam KAP, misalnya: beban tugas, konflik peran, kendala anggaran waktu dan kondisi fisik lingkungan kantor. Sedangkan penyebab stres yang berasal dari luar KAP, misalnya: keadaan keluarga dan tuntutan dari klien, kompetisi pada pasar audit, dan tuntutan ligitasi. Karakteristik Personal Lazarus (1995) dengan teori proses transaksional menyatakan stres yang dirasakan seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal (penyebab stres) dan faktor-faktor internal (karakteristik personal). Hubungan antara individu dengan lingkungannya adalah bersifat dinamis, bergantung pada kondisi tertentu dan konteks personal. Secara spesifik dinyatakan bahwa stres yang berdampak pada sikap, intensi dan perilaku individual dipengaruhi oleh karakteristik personal.

4 13 Dengan kata lain, tingkat stres yang dirasakan serta tindakan yang dipilih auditor untuk mengatasi penyebab stres dipengaruhi oleh karakteristik personal auditor tersebut. Penelitian ini menggunakan teori model stres kerja, yaitu untuk menjelaskan penyebab stres yang berasal dari dalam KAP serta dipengaruhi oleh karakteristik personal seorang auditor, menyebabkan auditor mengalami stres yang selanjutnya akan memengaruhi perilaku audit. Penyebab stres yang berasal dari dalam KAP pada penelitian ini, yaitu tekanan anggaran waktu audit yang dihadapi auditor dalam pelaksanaan program audit Perilaku Audit Perilaku dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi yang dimiliki oleh seseorang terhadap segala sesuatu yang dilihat, dirasa, dan dipahami untuk selanjutnya terbentuk dalam perbuatan dan sikap. Dalam konteks ilmu perilaku dijelaskan bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menilai dan memahami setiap keadaan apalagi jika itu dituangkan dengan latar belakang (background) yang pernah dijalaninya. Aplikasi tergambarkan pada setiap keputusan yang dibuat, termasuk keputusan itu bisa memberi pengaruh pada organisasi tempat ia bernaung (Fahmi, 2014). Tingkah laku seseorang salah satunya dipengaruhi oleh faktor situasional dan kepribadian (Allen et al., 1980). Perilaku auditor merupakan faktor penting yang memengaruhi kualitas audit yang dihasilkan KAP (Kelley dan Margheim, 1990; Raghunathan, 1991; Malone dan Robert, 1996). Perilaku auditor yang menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung disebut perilaku disfungsional audit.

5 14 Perilaku disfungsional audit terdiri dari perilaku reduksi kualitas audit dan perilaku underreporting of time (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996). Perilaku audit yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi kualitas audit. Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas bukti-bukti audit yang dikumpulkan (Malone dan Robert, 1996). Alderman dan Deitrick (1982) serta Raghunathan (1991) memfokuskan pada satu tipe perilaku reduksi kualitas audit yang dianggap paling serius adalah penghentian prematur atas prosedur audit (premature sign-off). Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan tindakan yang dilakukan auditor dengan tidak melaksanakan atau mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit yang disyaratkan, namun auditor mendokumentasikan semua prosedur audit telah diselesaikan secara lengkap (Alderman dan Deitrick, 1982; Raghunathan, 1991). Hasil penelitiannya mengkonfirmasi temuan penelitian sebelumnya yang menemukan respondennya mengakui mereka kadang-kadang melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Temuan-temuan dari penelitian lainnya, Kelley dan Margheim (1990), Malone dan Robert (1996), Otley dan Pierce (1996), Herrbach (2001), serta Pierce dan Sweeney (2004) menunjukkan selain penghentian prematur prosedur audit, berbagai bentuk tindakan lainnya yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang berpotensi mereduksi kualitas audit adalah sebagai berikut:

6 15 1) Review yang dangkal terhadap dokumen klien. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak memberi perhatian yang memadai atas keakuratan dan validitas dokumen klien. 2) Pengujian terhadap sebahagian item sampel. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak melaksanakan prosedur audit pada seluruh item sampel yang didesain dalam program audit. 3) Tidak menginvestigasi lebih lanjut item yang diragukan. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak memperluas ruang lingkup pengujian ketika terdeteksi suatu transaksi atau pos yang mencurigakan. 4) Penerimaan atas penjelasan klien yang lemah. Hal ini merupakan tindakan auditor menerima penjelasan klien sebagai pengganti suatu bukti audit yang tidak diperoleh selama pelaksanaan audit. 5) Tidak meneliti prinsip akuntansi yang diterapkan klien. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak meneliti lebih lanjut kesesuaian perlakuan akuntansi yang diterapkan klien dengan prinsip akuntansi. 6) Pengurangan pekerjaan audit pada tingkat yang lebih rendah dari yang disyaratkan dalam program audit. Hal ini merupakan tindakan auditor mengurangi pekerjaan audit yang dilakukan dari yang seharusnya dilaksanakan sesuai dengan program audit. 7) Penggantian prosedur audit dari yang ditetapkan dalam program audit. Hal ini merupakan tindakan auditor yang tidak mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam program audit.

7 16 8) Pengandalan berlebihan terhadap hasil pekerjaan klien. Hal ini merupakan tindakan auditor mengandalkan bukti audit atas hasil pekerjaan yang dilakukan klien. 9) Pendokumentasian bukti audit yang tidak sesuai dengan kebijakan KAP. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak mendokumentasikan bukti audit atas pelaksanaan suatu prosedur audit yang disyaratkan sesuai program audit yang ditetapkan oleh KAP. Perilaku reduksi kualitas audit merupakan ancaman serius terhadap kualitas audit karena bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan prosedur audit tidak kompeten dan cukup sebagai dasar memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit (Otley dan Pierce, 1996; Herrbach, 2001) Karakteristik Personal Auditor Karakteristik personal merupakan ciri yang membedakan seseorang dengan orang lain. Karakteristik personal yang membedakan setiap individu meliputi kepribadian, gender, kebangsaan dan hasil-hasil dari proses sosialiasi dan pengembangan sumber daya manusia seperti komitmen organisasional dan komitmen profesional (Ford dan Rhichardson, 1994). Pada penelitian ini karakteristik individual auditor yang dikaji adalah adalah locus of control dan komitmen auditor terhadap organisasinya. Kedua karakteristik individual auditor ini mengacu pada sikap dan keyakinan individu auditor yang diduga berpengaruh pada persepsi auditor atas anggaran waktu audit serta perilaku audit dalam pelaksanaan program audit.

8 17 1) Locus of Control Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility). Kepribadian merupakan jumlah total cara-cara dimana seseorang individu beraksi atas dan berinteraksi dengan orang lain (Robbins dan Timothy, 2015). Locus of control didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri (Kreitner dan Kinicki, 2005). Seseorang yang meyakini keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya berada dalam kontrolnya disebut memiliki locus of control internal, sedangkan yang diluar kontrolnya disebut memiliki locus of control eksternal (Lefcourt, 1982). Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Pada umumnya, individu yang memiliki locus of control internal memandang kejadian atau pengalaman adalah saling berkaitan dan mereka belajar dari pengalaman yang berulang, sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal cenderung memandang suatu kejadian atau pengalaman tidak berhubungan dengan kejadian berikutnya dan mereka tidak belajar dari pengalaman (Lefcourt, 1982). Individu yang memiliki locus of control internal cenderung memandang suatu keadaan atau kondisi sebagai peluang atau kondisi yang tidak menimbulkan tekanan, sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal menganggap sebagai ancaman atau menimbulkan tekanan. Ketika individu yang ber-locus of control internal menghadapi stres potensial,

9 18 mereka sebelumnya akan mempelajari terlebih dahulu peristiwa-peristiwa yang dianggap mengancap dirinya, kemudian ia bersikap tertentu secara rasional dalam menghadapi stres kerja tersebut. Sebaliknya, individu yang ber-locus of control eksternal menganggap bahwa segala peristiwa yang ada dalam lingkungan kerja di sekitarnya amat memengaruhi dirinya (Wijono, 2012). Individu yang memiliki locus of control eksternal, sikap hidupnya amat dikendalikan oleh faktor lingkungan. Mereka mempunyai perasaan cemas, mudah stres, depresi, neurosis, pekerjaan dan hidupnya selalu ditentukan oleh nasib yang mengendalikan dirinya (Wijono, 2012). Dengan demikian, auditor yang memiliki locus of control eksternal diprediksi lebih cenderung menerima perilaku disfungsional dibandingkan dengan auditor yang memiliki locus of control internal (Donnelly et al., 2003; Irawati dkk., 2005). 2) Komitmen Organisasi Komitmen organisasi adalah perasaan keterkaitan atau keterikatan psikologis dan fisik pegawai tempat ia bekerja atau orang dimana ia menjadi anggota (Wirawan, 2013). Definisi lain, komitmen organisasi merupakan tingkat dimana seseorang pekerja mengidentifikasi sebuah organisasi, tujuan, dan harapannya untuk tetap menjadi anggota (Robbins dan Timothy, 2015). Komitmen dibutuhkan oleh organisasi agar sumber daya manusia yang kompeten dalam organisasi dapat terjaga dan terpelihara dengan baik (Suparman, 2007). Tanpa adanya komitmen organisasi yang kuat dalam diri

10 19 setiap individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan maksimal. Komitmen yang kuat sangat berhubungan erat dengan rasa memiliki individu setiap organisasi. Komitmen organisasi menciptakan kekuatan untuk menyeimbangkan kecenderungan disfungsional (Triono dkk., 2012). Seiring dengan peningkatan komitmen, organisasi tidak dipandang sebagai musuh dan manipulasi tidak diperlukan untuk mendapatkan yang diinginkan. Seseorang yang memiliki keyakinan kuat terhadap organisasi dan bersedia untuk bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi, akan kurang menerima perilaku disfungsional untuk mencapai tujuan pribadi (Triono dkk., 2012). Komitmen organisasi memiliki peran penting lainnya, yaitu dapat mencerminkan perbedaan dalam motivasi antara individu yang memiliki komitmen organisasi tinggi dan yang rendah (Nouri dan Parker, 1996). Lincoln dan Kalleberg (1990) berpendapat bahwa Individu yang berkomitmen tinggi terhadap organisasinya akan mengupayakan demi kesuksesan organisasi, walaupun upaya tersebut tidak langsung berkontribusi kepada kompensasi atau peluang karir individu. Sebaliknya, bila individu memandang beberapa perilaku sebagai perilaku disfungsional, individu tersebut akan kurang menerima aktivitas tersebut. Individu dengan komitmen organisasional yang rendah, mungkin akan lebih tertarik untuk mengejar kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan organisasi. Dengan demikian, seseorang yang memiliki komitmen organisasi yang rendah lebih

11 20 cenderung untuk melihat perilaku disfungsional sebagai sesuatu yang dapat diterima, demi kepentingan pribadi (Triono dkk., 2012) Tekanan Anggaran Waktu Audit Dalam Standar Audit (SA 300 tentang Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan), mensyaratkan auditor harus merencanakan audit agar audit tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif (IAPI, 2013). Untuk memenuhi standar audit tersebut, salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan anggaran waktu audit. Anggaran waktu audit merupakan perkiraan waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan tugas audit dalam suatu penugasan (Fleming, 1980). Anggaran waktu audit memiliki manfaat sebagai berikut: 1) Sebagai dasar untuk memperkirakan biaya audit. 2) Sebagai dasar untuk membagi tugas setiap personil tim 3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja personil auditor. Kompetisi yang intensif pada pasar audit menuntut KAP untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien. KAP diharuskan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup dalam memenuhi standar profesional, dan sisi lain KAP diharuskan melakukan efisiensi melalui pengendalian biaya audit (Arens dan Loebecke, 2002). Sebagian besar biaya audit ditimbulkan oleh waktu audit, maka untuk meningkatkan efisiensi salah satu usaha yang sering ditempuh KAP adalah menetapkan anggaran waktu audit secara ketat (McNair, 1991). Anggaran waktu audit yang ketat dapat mengakibatkan auditor merasakan tekanan dalam pelaksanaan prosedur audit karena ketidakseimbangan antara waktu yang tersedia dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas audit (Kelley dan

12 21 Seiler, 1982; Cook dan Kelley, 1988; Kelley dan Margheim, 1990). Akers dan Eaton (2003) mengemukakan jika auditor merasakan terdapat tekanan anggaran waktu dalam pelaksanaan tugas audit, maka auditor mungkin bertindak dengan salah satu dari cara berikut: 1) Melaksanakan proses audit sebagaimana mestinya dan melaporkan waktu sebenarnya yang digunakan dalam pelaksanaan tugas tersebut. Dalam hal ini auditor menanggulangi tekanan anggaran waktu dengan cara fungsional. 2) Melaksanakan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi memanipulasi catatan waktu dengan tidak melaporkan waktu sebenarnya yang digunakan untuk pelaksanaan tugas audit. Dalam hal ini auditor menanggulangi tekanan anggaran waktu dengan melakukan perilaku underreporting of time. 3) Tidak melakukan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi auditor mengklaim bahwa prosedur audit telah dilakukan sebagaimana mestinya. Dalam hal ini auditor menanggulangi ketekanan anggaran waktu dengan melakukan perilaku reduksi kualitas audit. Meskipun auditor dapat menanggulangi kendala anggaran waktu dengan cara fungsional (misalnya, dengan meminta tambahan anggaran waktu), bukti empiris dari hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan auditor kadang-kadang merespon kendala anggaran waktu dengan melakukan perilaku reduksi kualitas audit atau underreporting of time (Cook dan Kelley, 1988; Otley dan Pierce, 1996; Coram et al., 2003; Pierce dan Sweeney, 2004).

13 Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2009), variabel yang digunakan adalah locus of control, komitmen profesional, tekanan anggaran waktu audit, posisi auditor, tipe KAP, perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of time. Sampel penelitian, yaitu responden di 90 KAP di Kota Jakarta, Medan, dan Surabaya. Hasil penelitiannya, yaitu: karakteristik individual auditor (locus of control dan dimensi komitmen profesional) berpengaruh terhadap tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit disfungsional (RKA dan URT); selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh terhadap perilaku audit disfungsional; serta posisi auditor di KAP dan tipe KAP berpengaruh terhadap model perilaku audit disfungsional (RKA dan URT). Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Gustati (2012), variabel yang digunakan adalah locus of control eksternal, locus of control internal, dan perilaku disfungsional audit. Populasi penelitian adalah seluruh Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dan yang pernah menjabat sebagai PFA yang masih aktif di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control internal tidak berpengaruh terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit, sedangkan locus of control eksternal berpengaruh terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel

14 23 yang digunakan sama, yaitu locus of control eksternal, locus of control internal, dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Triono dkk. (2012), variabel yang digunakan adalah locus of control, komitmen organisasional, posisi auditor di KAP, dan perilaku disfungsional audit. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasional; locus of control berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; posisi auditor berpengaruh positif dan terhadap komitmen organisasional; posisi auditor berpengaruh negatif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; komitmen organisasional berpengaruh negatif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; locus of control, posisi auditor, dan komitmen organisasional mempunyai pengaruh yang terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control, komitmen organisasi, dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan tekanan anggaran waktu audit, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Sudirjo (2013), variabel yang digunakan adalah locus of control, komitmen professional, tekanan anggaran waktu audit, perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of time. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah 230 auditor pada akuntan publik di Semarang. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control dan komitmen profesional berpengaruh

15 24 terhadap tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit (RKA dan URT); selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh terhadap perilaku audit (RKA dan URT). Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda. Penelitian yang digunakan oleh Tanjung (2013), variabel yang digunakan adalah karakteristik personal auditor, time budget pressure, dan perilaku disfungsional auditor. Variabel karakteristik personal auditor terdiri dari subvariabel: locus of control, harga diri, ketelitian dan kemantapan emosional. Hasil penelitiannya, yaitu: karakteristik personal auditor berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor dan time budget pressure berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor pada KAP di Kota Padang dan Pekanbaru. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Wintari (2015), variabel yang digunakan adalah tekanan anggaran waktu, locus of control internal, locus of control eksternal, komitmen profesional, dan perilaku penurunan kualitas audit. Hasil penelitiannya, yaitu: tekanan anggaran waktu berpengaruh positif terhadap perilaku penurunan kualitas audit; locus of control internal berpengaruh negatif

16 25 pada perilaku penurunan kualitas audit sedangkan locus of control eksternal berpengaruh positif pada perilaku penurunan kualitas audit; serta komitmen profesional berpengaruh negatif pada perilaku penurunan kualitas audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control eksternal, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku penurunan kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu teori dalam penelitian memegang peranan penting yang berfungsi untuk merumuskan hipotesis dan menjelaskan suatu fenomena. Oleh sebab itu, teori yang digunakan harus mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kajian teoretis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kajian teoretis dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar berpikir yang bersumber dari suatu teori yang relevan dan dapat digunakan sebagai tuntunan untuk memecahkan permasalahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi penggunanya terutama investor, kreditor, dan pemerintah sehingga permintaan akan laporan hasil audit sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang memiliki kompeten, tidak memihak, dan objektif, yang disebut akuntan publik atau lebih dikenal

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini terdiri atas kerangka berpikir yang menjelaskan secara teoritis

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini terdiri atas kerangka berpikir yang menjelaskan secara teoritis BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini terdiri atas kerangka berpikir yang menjelaskan secara teoritis hubungan antara variabel bebas dan terikat, konsep penelitian, dan hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas di Indonesia. Syakhroza (2003) dalam Wulandari (2009) mendefinisikan GCG sebagai suatu mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengenai seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam situasi atau tugas tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengenai seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam situasi atau tugas tertentu. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori pengharapan (expectancy theory) Teori pengharapan merupakan teori yang mengarah kepada keputusan mengenai seberapa banyak usaha

Lebih terperinci

FAJAR DWI NUGROHO B

FAJAR DWI NUGROHO B PENGARUH TIME PRESSURE, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi akan memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia sudah semakin maju. Kemajuan tersebut menuntut perusahaan untuk mengembangkan kemampuan bersaingnya. Menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan pentingnya pemahaman faktor internal individu terhadap penerimaan perilaku audit disfungsional, motivasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi Teori atribusi menjelaskan tentang bagaimana proses penyebab perilaku seseorang atau tujuan seseorang dalam berperilaku. Teori ini diarahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit merupakan suatu penugasan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan kajian teoritis dan kajian empiris. Kajian teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory. Grand theory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era transparansi menjadikan jasa auditor semakin dibutuhkan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Era transparansi menjadikan jasa auditor semakin dibutuhkan di masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era transparansi menjadikan jasa auditor semakin dibutuhkan di masa yang akan datang mengingat perkembangan bisnis yang semakin kompleks. Pelaku bisnis tidak

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Jenis Kelamin : L / P 3. Pendidikan D3 S1 S2 Lainnya. 4. Lama bekerja. tahun LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL Locus of control eksternal adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berisi informasi tentang kondisi keuangan perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Keterbatasan pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Atribusi Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. mencapai tujuan penelitian. Pembahasan diawali dengan menjelaskan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN. mencapai tujuan penelitian. Pembahasan diawali dengan menjelaskan rancangan BAB IV METODE PENELITIAN Bab IV menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Pembahasan diawali dengan menjelaskan rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik merupakan suatu entitas yang menyediakan jasa-jasa yang berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan. Perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam perusahaan. Dapat dikatakan demikian karena laporan keuangan perusahaan merupakan hasil akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang dapat diandalkan sangat dibutuhkan dalam hampir setiap pengambilan keputusan ekonomi. Informasi akan lebih dipercaya apabila informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 1.1.1 Teori U Terbalik (Inverted U Theory) Teori kurva U terbalik adalah model yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang mengandung sejumlah data yang dapat dikaji sebagai bahan penelitian (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah

Lebih terperinci

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor Judul : Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, Sifat Machiavellian dan Pelatihan Auditor sebagai Anteseden Perilaku Disfungsional Auditor (Studi Kasus pada BPKP RI Perwakilan Provinsi Bali) Nama : Ni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah Profesi akuntan di Indonesia sangat terkenal sebagai jasa atas pengauditan laporan keuangan perusahaan oleh auditor dan jasa ini disediakan oleh Kantor Akuntan Publik

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan atas hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditing adalah suatu proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien yang dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten. Audit dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat dianjurkan dalam penggunaannya. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh manajemen kepada pemilik

BABI PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh manajemen kepada pemilik BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh manajemen kepada pemilik perusahaan yaitu dengan melaporkan perkembangan usaha yang dikelolanya setiap akhir periode akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

Yth. Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Bali di Denpasar. Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Yth. Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Bali di Denpasar. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: 70 Lampiran 1 Denpasar, 12 Pebruari 2015 Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Yth. Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Bali di Denpasar Dengan hormat, Saya yang bertanda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai pihak yang independen dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sangat besar. Auditor bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi, akan tetapi tidak serta merta laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan fenomena yang terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan fenomena yang terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian dengan menjelaskan fenomena yang terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku penurunan kualitas audit,

Lebih terperinci

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997)

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997) situasi ini auditor biasanya tidak melaksanakan prosedur yang lengkap dengan mengabaikan salah satu atau beberapa langkah audit yang berlaku tanpa menggantinya dengan langkah lain dan tetap mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kebutuhan jasa audit akuntan publik oleh pihak luar perusahaan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit yang dapat menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Lokasi penelitiannya adalah Semarang. B. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan memiliki peran yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan yang disajikan secara relevan dan andal oleh sebuah instansi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia bisnis, kebutuhan akan penggunaan jasa akuntan publik dewasa ini semakin meningkat, terutama kebutuhan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi masalah itu para pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi peningkatan kegiatan usaha perusahaan. Peningkatan kegiatan usaha tersebut disertai dengan semakin kompleksnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit adalah proses yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya dunia bisnis pada saat ini mengharuskan pelaku bisnis untuk meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Jenis Kelamin : L / P. 3. Pendidikan >S1. 4. Jabatan. Junior. Senior. 5. Umur :. tahun

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Jenis Kelamin : L / P. 3. Pendidikan >S1. 4. Jabatan. Junior. Senior. 5. Umur :. tahun LAMPIRAN 70 71 DAFTAR PERTANYAAN PENGARUH LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL, TINGKAT KINERJA AUDITOR, KEINGINAN UNTUK BERHENTI KERJA, HARGA DIRI, MORALITAS AUDITOR, TIME BUDGET TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL

Lebih terperinci

PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM AUDIT

PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM AUDIT PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM AUDIT Adanan Silaban Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan (Email: silabanadanan@yahoo.co.id) Abstract: This paper aims to discuss the

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji hubungan antara tekanan waktu, locus of control, dan materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan dikeluarkannya PP 60 Tahun 2008 mengakibatkan tuntutan dan tantangan berat bagi auditor pemerintah untuk menghasilkan audit yang berkualitas, mewujudkan pemerintahan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih 1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Selama ini masyarakat selalu memandang bahwa peran auditor pemerintah tidak berjalan sesuai fungsinya. Hal tersebut didasarkan pada kontradiksi antara banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor mempunyai peranan dalam membentuk kepercayaan para pemakai informasi pelaporan keuangan.audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah dasar berpikir yang bersumber dari suatu teori yang relevan dan dapat digunakan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam

Lebih terperinci

Lampiran 2 (Lanjutan) 79. Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Lampiran 2 (Lanjutan) 79. Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya Lampiran 2 (Lanjutan) 79 Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya No Peneliti/Judul Variabel Uji Sampel Model Analisis Hasil Penelitian 1 Kelley dan Seiler Deskriptif 1) Tekanan anggaran (1982)/Auditor Stress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan industri di Indonesia menuntut perusahaan semakin akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat menjadi laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan pemilik selaku

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah kasus Enron, yang merupakan kegagalan KAP Arthur Andersen, dan World.Com di Amerika Serikat pada 2001, serta kasus Kimia Farma, auditor dianggap

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada. umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan

BABI PENDAHULUAN. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada. umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Reduced Audit Quality Behaviour (perilaku pengurangan kualitas audit) adalah tindakan yang diambil auditor untuk mengurangi efektivitas pengumpulan bukti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektifuntuk menentukan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektifuntuk menentukan tingkat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengauditan didefinisikan sebagai suatu prosessistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi buktiyang berhubungan dengan asersi tentang tindakantindakan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit. Hal ini berarti

Lebih terperinci

(Empirical Study on Representation of Auditor at Pekanbaru and Padang) By: Meilda Wiguna

(Empirical Study on Representation of Auditor at Pekanbaru and Padang) By: Meilda Wiguna INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL, AFFECTIVE PROFESSIONAL COMMITMENT, CONTINUANCE PROFESSIONAL COMMITMENT AND NORMATIVE PROFESSIONAL COMMITMENT TO DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Empirical Study on Representation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran BAB I PENDAHULUAN Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran umum dalam penyusunan sesuai dengan judul. Penulis menyusun pembabakan dari ringkasan setiap isi dari bab per bab yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Keperilakuan 2.1.1.1 Pengertian Akuntansi Keperilakuan Akuntansi adalah suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengauditan didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi-ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Pengertian Audit Komite konsep audit dasar (committee on auditing concepts) telah merumuskan definisi umum dari audit: Audit

Lebih terperinci

By: Meilda Wiguna Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

By: Meilda Wiguna Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL, AFFECTIVE PROFESSIONAL COMMITMENT, CONTINUANCE PROFESSIONAL COMMITMENT AND NORMATIVE PROFESSIONAL COMMITMENT TO DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Empirical Study on Representation

Lebih terperinci

Serat Acitya Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang

Serat Acitya Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang PERILAKU AUDITOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM AUDIT ( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang ) Frans Sudirjo Fakultas Ekonomi Universitas 7 Agustus 945 (UNTAG) Semarang frans_sudirjo@yahoo.co.uk

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL DALAM AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Bandung)

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL DALAM AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Bandung) PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL DALAM AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan jasa audit akuntan publik, hal ini disebabkan karena perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya kepada pihak luar yang berhubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Disumpulkan bahwa hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik untuk pengambilan keputusan ekonomi. Profesi akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. publik untuk pengambilan keputusan ekonomi. Profesi akuntan publik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan suatu pekerjaan yang mengedepankan suatu pola pikir akan pengetahuan yang kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang ditujukan kepada pihak pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh tekanan anggaran waktu, tekanan ketaatan, dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, LOCUS OF CONTROL DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT PADA PENERIMAAN UNDERREPORTING OF TIME

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, LOCUS OF CONTROL DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT PADA PENERIMAAN UNDERREPORTING OF TIME PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, LOCUS OF CONTROL DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT PADA PENERIMAAN UNDERREPORTING OF TIME Yenni Fransisca Limawan 1 Ni Putu Sri Harta Mimba 2 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era ini, sebuah pemerintahan dituntut untuk melakukan suatu kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI. Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Auditing Dalam melakukan tugasnya, auditor harus mengikuti aturan yang berlaku yaitu Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia. Standar auditing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan dalam persaingan usaha di Indonesia semakin meningkat dewasa ini. Dalam menghadapi permasalan tersebut, informasi akuntansi sangat dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya persaingan yang terjadi antar entitas dalam berbagai sektor industri. Entitas bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motif atas perilaku mereka. Teori atribusi yaitu teori yang mempelajari. alasan atas perilaku seseorang (Robbins, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motif atas perilaku mereka. Teori atribusi yaitu teori yang mempelajari. alasan atas perilaku seseorang (Robbins, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi Memahami sebuah kondisi emosional seseorang dapat bermanfaat dalam beberapa hal. Pada umumnya hal tersebut dilakukan lebih jauh agar dapat mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Atribusi (Attribution Theory) Teori atribusi berpandangan bahwa suatu perilaku merupakan suatu akibat atau efek yang terjadi karena adanya sebab. Teori

Lebih terperinci

BAB II LOCUS OF CONTROL, KINERJA DAN PERILAKU PENYIMPANGAN AUDIT Teori Penyimpangan Perilaku Karyawan (Workplace Deviant Behaviour)

BAB II LOCUS OF CONTROL, KINERJA DAN PERILAKU PENYIMPANGAN AUDIT Teori Penyimpangan Perilaku Karyawan (Workplace Deviant Behaviour) BAB II LOCUS OF CONTROL, KINERJA DAN PERILAKU PENYIMPANGAN AUDIT 2.1. Teori Penyimpangan Perilaku Karyawan (Workplace Deviant Behaviour) Konsep WDB merupakan perilaku sukarela yang secara signifikan melanggar

Lebih terperinci