DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL BOUKE AMI (KM VARIA KARUNIA) DI GALANGAN KAPAL PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA DIDI JANUARDY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL BOUKE AMI (KM VARIA KARUNIA) DI GALANGAN KAPAL PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA DIDI JANUARDY"

Transkripsi

1 DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL BOUKE AMI (KM VARIA KARUNIA) DI GALANGAN KAPAL PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA DIDI JANUARDY DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain dan Konstruksi Kapal bouke ami (KM. VariaKarunia) di Galangan Kapal PPS Nizam Zachman Jakarta adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Januari 2014 DidiJanuardy NIM C

4 ABSTRAK DIDI JANUARDY. Desain dan Konstruksi Kapal bouke ami (KM. Varia Karunia) di Galangan Kapal PPS Nizam Zachman Jakarta. Dibimbing oleh BUDHI HASCARYO ISKANDAR dan MOHAMMAD IMRON. Kapal bouke ami merupakan kapal penangkap cumi tetapi memiliki desain yang berbeda dengan kapal squid jigging dilihat dari cara pengoperasian alat tangkapnya. Umumnya kapal ini merupakan kapal yang dimodifikasi dari jenis kapal sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis desain dan konstruksi kapal bouke ami berdasarkan bentuk kapal dan rasio dimensinya. Selain itu, tujuan lainnya adalah menganalisis jenis kayu yang digunakan dalam pembangunan kapal dan ukuran kayu tersebut. Nilai L/B memiliki nilai sebesar 3,7 meter. Nilai perbandingan rasio dimensi L/D pada kapal memiliki nilai sebesar 9,7509 meter. Selanjutnya, nilai perbandingan rasio dimensi B/D pada kapal memiliki nilai sebesar 2,6353 meter. Nilai coefficient of finenesss memiliki nilai kisaran yang termasuk kedalam nilai kisaran yang telah diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995). Hal ini menunjukkan bahwa nilai coefficient of fineness yang dimiliki oleh kapal berada pada selang nilai kapal static gear di Indonesia. Jenis kayu yang digunakan untuk pembangunan kapal sudah sama dengan yang ditetapkan oleh BKI. Ukuran penampang balok konstruksi kapal yang diteliti bervariasi, beberapa sudah sesuai dengan BKI namun masih ada yang lebih kecil dari nilai BKI. Kata kunci: Desain, konstruksi, kapalboukeami, PPS NizamZachman. ABSTRACT DIDI JANUARDY. Ship Design and Construction bouke ami (KM. Varia Karunia) in Dockyard PPS Nizam Zachman Jakarta. Guided by BUDHI HASCARYO ISKANDAR and MOHAMMAD IMRON. Bouke ship ami a squid fishing boat but has a different design to the squid jigging vessels because of the way the operation of fishing gear. Generally, this ship is a ship which is modified from the previous ship types. The purpose of this study was to analyze the design and construction of ships boukeami based ship shape and dimension ratio. In addition, another goal was to analyze the type of wood used in the construction of ships and the timber size. Dimentional ratio showed that L/B was 3,7 meters, L/D was 9,7509 meters, and B/D was 2,6353 meters. Coefficient of fineness of this ship implied in the coefficient of fineness studied by Iskandar and Pujiati (1995). It means that this ship included in typical static gear in Indonesai. Type of wood used for the construction of the ship is the same as that set by the BKI. This showed that some of wooden beam used in ship construction complied with BKI s rules, however some of them were not. Keywords: Design, construction, ship bouke ami, PPS Nizam Zachman.

5 DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL BOUKE AMI (KM VARIA KARUNIA) DI GALANGAN KAPAL PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA DIDI JANUARDY Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul skripsi Nama NIM Program studi : Desain dan Konstruksi Kapal bouke ami (KM Varia Karunia) di Galangan Kapal PPS Nizam Zachman Jakarta : DidiJanuardy : C : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Disetujui oleh Dr. Ir. Budhi H. Iskandar, M.Si Pembimbing I Dr. Ir. Mohammad Imron, M.Si Pembimbing II Diketahui oleh Dr. Ir. BudyWiryawan, M.Sc KetuaDepartemen Tanggal lulus:

8 Judul skripsi Nama NIM Program studi : Desain dan Konstruksi Kapal bouke ami (KM Varia Karunia) di Galangan Kapal PPS Nizam Zachman Jakarta : DidiJanuardy : C : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Disetujui oleh H:Isk~~ Dr. Jr. Budhi Dr. Pembimbing I Ir. Mohammad Imron, M.Si Pembimbing II Tanggallulus: '2 0 JJ\ N 'i,t

9

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari2014 ini ialah Desain dan Konstruksi Kapal Bouke Ami (KM Varia Karunia) di Galangan Kapal PPS Nizam Zachman Jakarta. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si. selaku pembimbing pertama dan Dr. Ir. Mohammad Imron, M.si. selaku pembimbing kedua atas bimbingan serta arahannya yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan; 2. Vita Rumanti Kurniawati, S.Pi. MT. sebagai Komisi Pendidikan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas saran dan arahannya; 3. Yopi Novita, M.Si. selaku dosen penguji tamu pada ujian siding skripsi; 4. Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas ilmu yang telah diberikan selama ini; 5. Orang tua terutama ibu atas segala doa dan dukungannya sehingga Saya dapat menyelesaikan skripsi ini; 6. Kepala PT Proskuneo Kadarusman beserta jajaran staf dan Bapak Budi yang telah memberikan izinnya sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan; 7. Bapak Iskandar selaku pemilik kapal KM Varia Karunia dan Bapak Wahyu selaku teknisi kapal atas arahannya selama penelitian; 8. Ikhlash Kautsar Wahyu Utomo yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan membantu dalam penelitian di lapangan; 9. Dwi Putra Yuwandana atas bantuannya dalam pembuatan gambar; 10. Soraya Gigentika, Dwi Putra Yuwandana, Rosyiddin, Reza, Iqbal, Izza, Yadudin, Oktavianto, Alfin, Ariestyo, Bayu, Rheka, Fahrul, dan Ikhlash yang telah membantu doa, dukungan, dan semangatnya dalam penyelesaian skripsi. 11. Keluarga besar PSP 45 yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan; 12. PSP 46, PSP 47, Toba crew, Teh Yuni, Bagian Dapur (Mang Yana, Mang Isman, dan Bi Hani), TU PSP serta civitas PSP lainnya yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangatnya. 13. Pihak terkait yang tidak bias disebutkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari2014 DidiJanuardy

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR viii PENDAHULUAN... Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 METODOLOGI... Waktu dan Tempat... 3 Peralatan Penelitian... 3 Metode... 3 Metode Penelitian... 3 Metode Pengumpulan Data... 4 Metode Pengolahan Data... 4 Analisis Data... 6 Analisis Data untuk Desain Kapal... 6 Analisis Data untuk Konstruksi Kapal... 6 HASIL DAN PEMBAHASAN... Dimensi Kapal Bouke Ami... 7 Desain Kapal... 9 General Arrengement... 9 Lines Plan Parameter Hidrostatis Konstruksi Kapal KM Varia Karunia Material Kapal KM Varia Karunia Bagian-bagian Konstruksi KM Varia Karunia KESIMPULAN DAN SARAN... Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 28

12 DAFTAR TABEL 1 Spesifikasi teknis kapal bouke ami Nilai rasio dimensi utama KM Varia Karunia Parameter hidrostatis KM Varia Karunia Perbandingan nilai coefficient of fineness KM Varia Karunia Material kayu pada pembuatan kapal KM Varia Karunia Kesesuaian konstruksi KM Varia Karunia dengan ketentuan BKI DAFTAR GAMBAR 1 Lines plan kapal General arrengment kapal KM Varia Karunia Konstruksi lunas KM Varia Karunia Konstruksi linggi KM Varia Karunia Papan kulit KM Varia Karunia Konstruksi pisang-pisang KM Varia Karunia Konstruksi gading-gading KM Varia Karunia Konstruksi palka KM Varia Karunia Konstruksi papan dek KM Varia Karunia... 25

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kapal merupakan suatu bangunan terapung yang berfungsi sebagai wadah, tempat bekerja (working area) dan sarana transportasi kapal ikan termasuk didalamnya.kapal ikan memiliki kekhususan tersendiri yang disebabkan oleh bervariasinya kerja yang dilakukan pada kapal tersebut.kerja pada kapal ikan meliputi mencari fishing ground, mengoperasikan alat, mengejar ikan dan sebagai wadah hasil tangkapan (Iskandar dan Novita 1997). Perahu nelayan merupakan perahu yang terlibat dalam bidang perikanan.ada begitu banyak jenis perahu nelayan.mulai dari perahu nelayan yang berukuran besar sebagai perahu induk perikanan sampai perahu yang sangat kecil seperti perahu pesisir yang tidak menggunakan mesin yang dioperasikan oleh satu orang nelayan (Nomura dan Yamazaki 1977). Perahu nelayan pada umumnya dibuat secara tradisional dan pada kenyataannya kapal-kapal ikan yang dibuat secara tradisional memang dapat digunakan dalam operasi penangkapan ikan.akan tetapi perlu dilakukan upayaupaya perbaikan dan pengembangan serta modernisasi desain dan konstruksi kapal ikan tradisional agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).Pembuatan kapal secara tradisional tidak menggunakan gambar desain seperti rencana garis (lines plan), rencana umum (general arrangement), dan gambar konstruksi.hal-hal tersebut perlu diperhatikan pada awal pembuatan kapal. Kapal yang diteliti ini merupakan kapal jenis bouke ami. Kapal bouke ami adalah kapal penangkap cumi tetapi memiliki desain yang berbeda dengan kapal cumi-cumi atau squid jigging dilihat dari cara mengoperasikan alat tangkapnya.desain kapal ini (bouke ami) memiliki ciri khas yang berbeda dengan kapal penangkap ikan lainnya.kapal ini mengoperasikan alat tangkap dari sisi lambung kapal sedangkan kapal squid jigging menggunakan alat tangkap pancing.perkembangan kapal jenis bouke ami ini banyak terdapat pada negaranegara seperti Jepang dan Thailand.Di Indonesia sendiri, kapal jenis ini belum mengalami perkembangan yang pesat.umumnya kapal ini merupakan kapal yang dimodifikasi dari jenis kapal sebelumnya. Penelitian ini mengangkat tema mengenai desain dan konstruksi kapal bouke ami di galangan kapal PPS Nizam Zachman Jakarta Utara.Penelitian ini dilakukan karena sampai saat ini belum ada kajian mengenai keragaan teknis baik desain dan konstruksi dari kapal bouke ami yang ada di galangan kapal tersebut.selain untuk mengetahui desain dan konstruksi kapal bouke ami, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui kesesuaian ukuran konstruksi kapal tersebut dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai desain dan konstruksi kapal bouke ami untuk melihat kelaik-lautan dari kapal tersebut.

14 2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis desain dan konstruksi kapal bouke ami berdasarkan bentuk kapal dan rasio dimensinya.selain itu, tujuan lainnya adalah menganalisis jenis kayu yang digunakan dalam pembangunan kapal dan ukuran kayu tersebut. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai cara pembuatan kapal perikanan (bahan dan ukuran kayu yang digunakan), dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kapal perikanan, dan dapat digunakan sebagai informasi bagi instansi atau perorangan yang memerlukannya.

15 3 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2013 sampai dengan Februari 2013 di galangan kapal PPS Nizam Zachman Jakarta Utara. Pembuatan lines plan, general arrangement (GA), gambar konstruksi, dan analisis data dilakukan di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Peralatan Penelitian Peralatan yang dibutuhkan pada penelitian ini antara lain: 1) Peralatan yang digunakan dalam pengukuran di lapangan: (1) Alat ukur panjang (meteran dan penggaris); (2) Pendulum dan tali; (3) Paku payung; (4) Kayu; (5) Kamera; dan (6) Alat tulis (buku, pena, millimeter block, dan spidol) 2) Software yang digunakan untuk penggambaran dan input data adalah corel draw, Microsoft excel,microsoft word. Metode Penelitian Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan analisis deskriptif numerik.data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari: 1) Tipe dan ukuran kapal; (1) Nama kapal dan daerah pembuatan kapal; (2) Dimensi utama kapal (,, B dan D); dan (3) Material kapal; Hasil hitungan bukan data yang diperoleh.hasil hitungan merupakan hasil dari pengukuran di lapangan bukan dari pihak terkait. 2) Ukuran-ukuran balok kayu yang digunakan dalam pembuatan kapal. Data sekunder diperoleh melalui wawancara dengan pengrajin kapal. Data sekunder yang dimaksud terdiri dari: GT kapal, banyaknya kayu yang digunakan dalam pembangunan kapal, kayu apa saja yang digunakan, ukuran mesin kapal, banyaknya lampu yang digunakan pada saat mengoperasikan alat tangkap, watt yang digunakan setiap lampunya, berapa jumlah ABK di kapal tersebut, cara pengoperasian alat tangkap bouke ami, lama trip, banyaknya persediaan bahan bakar yang digunakan, banyaknya persedian air bersih yang digunakan selama melautdan hasil studi pustaka.

16 4 Metode Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan dengan cara pengukuran langsung pada kapal bouke ami. Adapun data primer yang diperoleh dengan cara sebagai berikut: 1) Data pengukuran dimensi kapal Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pengukuran secara langsung di lapangan.adapun data yang diperoleh adalah panjang kapal, panjang kapal pada wl tertentu, lebar maksimal kapal, lebar kapal pada garis air tertentu, depth, draft kapal, tinggi maksimal kapal, volume palka, kemiringan badan kapal, kemiringan linggi kapal (haluan dan buritan). Pembuatan gambar rencana garis (lines plan) dilakukan setelah data sheet pengukuran terkumpul, lalu dilanjutkan dengan perhitungan rasio dimensi utama kapal, yang terdiri dari panjang kapal (L), lebar kapal (B), dan dalam (D). Lines planakan membantu dalam mendapatkan data untuk pengisian tabel offset. Datadata yang ada pada tabel offset digunakan untuk melakukan perhitungan parameter hidrostatis kapal. 2) Pengukuran bagian-bagian konstruksi kapal Data konstruksi kapal didapatkan dengan cara pengukuran terhadap bagianbagian konstruksi kapal. Data ukuran konstruksi ini digunakan untuk membuat gambar rencana konstruksi dan dibandingkan dengan peraturan yang ditetapkan oleh BKI (1989). Metode Pengolahan Data Pengolahan data ini dilakukan untuk mendapatkan nilai parameter hidrostatik dari kapal yang diteliti. Formula yang digunakan untuk perhitungan adalah sebagai berikut (Fyson 1985): 1) Volume displacement ( ), dengan rumus Sympson 1 = h/3 ( + + ) Keterangan : A = Luas pada WL tertentu ( ) 2) Ton displacement (Δ), dengan rumus : Δ = x δ Keterangan : = Volume displacement ( ) δ = Densitas air laut (1,025 ton/ ) 3) Waterplane area (Aw), dengan rumus Sympson 1 Aw = h/3 ( + + ) Keterangan : H = jarak antar ordinat pada garis air (WL) tertentu Yn = Lebar pada ordinat ke-n (m) 4) Ton percentimeter (TPC), dengan rumus : TPC = (Aw/100) x 1,025 Keterangan : Aw = Waterplane area ( ) 5) Coefficient of block (Cb), dengan rumus : Cb = / (L x B x d)

17 Keterangan : = Volume displacement ( ) L = panjang kapal (m) B = Lebar kapal (m) d = Draft kapal (m) 6) Coefficient of midship ( ), dengan rumus : = A / (B x d) Keterangan : A = Luas tengah kapal ( ) B = Lebar kapal (m) d =Draft kapal (m) 7) Coefficient of prismatic (Cp), dengan rumus : Cp = / (A x L) Keterangan : = Volume displacement ( ) A = Luas tengah kapal ( ) L = Panjang kapal (m) 8) Coefficient of vertical prismatic (Cvp), dengan rumus : Cvp = / (Aw x d) Keterangan : = Volume displacement ( ) Aw = Waterplane area ( ) d = Draft kapal (m) 9) Coefficient of waterplan (Cw), dengan rumus : Cw = Aw / (L x B) Keterangan : Aw = Waterplan area ( ) L = Panjang kapal (m) B = Lebar kapal (m) 10) Jarak titik apung (B) terhadap lunas (K), dengan rumus : KB = 1/3 (2,5 d ( / Aw)) Keterangan : = Volume displacement ( ) Aw = Waterplane area ( ) d = Draft kapal (m) 11) Jarak titik apung (B) terhadap metacenter (M), dengan rumus : BM = I / Keterangan : = Volume displacement ( ) I = Moment inersia 12) Jarak metacenter (M) terhadap lunas (K), dengan rumus : KM = KB + BM Keterangan : KB = jarak titik apung terhadap lunas BM = jarak titik apung terhadap metacenter 13) Jarak titik apung terhadap metacenter longitudinal ( ), dengan rumus : = / angan : 5

18 6 = Innertia longitudinal Volume displacement ( ) 14) Jarak metacenter longitudinal terhadap lunas ( ) = KB + Keterangan : KB = Jarak titik apung terhadap lunas = Jarak titik apung terhadap metacenter longitudinal 15) Jarak titik berat (G) terhadap lunas (K), dengan rumus : KG = Δ / I Keterangan : Δ = ton displacement (ton) I =moment inertia 16) Jarak titik berat (G) terhadap metacenter (M), dengan rumus : GM = KM KG Keterangan : KM = Jarak metacenter terhadap lunas KG = Jarak titik berat terhadap lunas Analisis data untuk desain kapal Analisis Data Analisis desain kapal dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai rasio dimensi kapal dan nilai koefisien bentuk yang diperoleh baik dengan nilai acuan yang ditetapkan maupun dengan data kapal yang ada di Indonesia pada umumnya. Data hasil penelitian mengenai rasio dimensi dan koefisien bentuk kapal yang ada di Indonesia diperoleh dari telaah pustaka. Analisis data untuk konstruksi kapal Analisis konstruksi kapal dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran bagian-bagian konstruksi kapal yang diteliti dengan ukuran konstruksi berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (1989).

19 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Dimensi Kapal Bouke Ami Kapal bouke ami umumnya digunakan di negara-negara seperti Thailand dan Jepang.Kapal bouke ami dalam penggunaannya untuk menangkap cumi-cumi, namun desain kapal ini berbeda dengan kapal cumi-cumi (Squid Jigging).Setelah melakukan pengukuran terhadap kapal bouke ami diperoleh spesifikasi kapal dan nilai rasio dimensi kapal KM Varia Karunia yang disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini. Tabel1 Spesifikasi teknis kapal bouke ami No Keterangan 1. Nama KM. Varia Karunia 2. Bahan Kayu (ulin, meranti, dan laban) 3. L OA 30,151 meter 4. L wl 28,314 meter Lpp 27, Lebar (B max ) (B moulded ) 7,3 meter 6,64 meter 6. Lebar pada garis air (B WL ) 6,592 meter 7. Dalam (D) 2,77 meter 8. Draft (d) 2,259 meter 9. Tonase 68 GT 10. Palka 6 Palka 11. Volume palka 1: 23,04 m 3 a. Panjang 2,32 meter b. Lebar 2,65 meter c. Tinggi 3,75 meter 12. Volume palka 2: a. Panjang b. Lebar c. Tinggi 13. Volume palka 3: a. Panjang b. Lebar c. Tinggi 14. Volume palka 4: a. Panjang b. Lebar c. Tinggi 15. Volume palka 5: a. Panjang b. Lebar c. Tinggi 16. Volume palka 6: a. Panjang b. Lebar c. Tinggi 34,45 m 3 2,32 meter 4,41 meter 3,37 meter 40,47 m 3 2,43 meter 5,30 meter 3,15 meter 42,62 m 3 2,54 meter 5,85 meter 2,87 meter 54,00 m 3 2,77 meter 6,74 meter 2,89 meter 59,54 m 3 3,13 meter 6,86 meter 2,77 meter Sumber: Data olahan 2013 Berdasarkan penelitian di lapangan diketahui bahwa kapal KM Varia Karunia memiliki bentuk buritan transom. Badan kapal bagian depan memiliki bentuk V bottom,sedangkan badan kapal bagian tengah sampai buritan berbentuk U bottom. Pada bagian haluan kapal berbentuk V bottom berfungsi

20 8 untuk memecah gelombang, sedangkan badan kapal yang berbentuk U bottom berfungsi untuk meningkatkan kestabilan kapal pada saat kapal dalam keadaan statis. Alat tangkap yang digunakan pada kapal bouke ami ini berupa jaring berbentuk persegi empat. Pada saat hauling jaring diturunkan dari lambung kapal sebelah kiri dengan menggunakan alat bantu mesin (gardan). Mesin ini akan membuka kedua tiang yang digunakan untuk menyangga jaring. Setelah itu jaring mulai diturunkan ke perairan. Pada kapal ini juga dilengkapi lampu-lampu sebagai alat bantu penangkapan.ketika menunggu hasil tangkapan berkumpul dijaring, nelayan bouke ami melakukan kegiatan memancing.setelah cumi berkumpul di atas jaring, jaring ditarik ke permukaan.cumi yang tertangkap diseleksi berdasarkan ukuran dan diletakkan pada wadah.selanjutnya cumi disimpan padafreezeruntuk beberapa lama.setelah itu, cumi dimasukkan ke dalam palka. Tenaga penggerak kapal ini menggunakan mesin bermerk Nissan berkekuatan 250 PK dilengkapi dengan gear box, poros, dan baling-baling.selain mesin tersebut kapal ini memiliki beberapa mesin guna membantu kinerja kapal.terdapat 2 buah mesin bantu sebagai dinamo dan kelistrikan.lampu yang digunakan untuk operasi penangkapan cumi berjumlah 58 buah.masing-masing memiliki watt 1500watt, 1000watt, dan 2000watt.Sumber listrik untuk penerangan ini berasal dari travo. Jumlah ABK di kapal KM Varia Karunia berjumlah 17 orang dan 1 orang kapten.perbekalan untuk melaut selama 80 hari kapal ini menyediakan BBM solar sebesar 25 ton dan air bersih 16 ton. Cadangan BBM disimpan pada tanki bahan bakar, jika tidak mencukupi bahan bakar tersebut disimpan didua palka. Tabel 2 Nilai rasio dimensi utama KM. Varia Karunia NO Parameter KM Varia Karunia Nilai kisaran rasio dimensi pembanding 1 L/B 3,7 2,86-11,12 2 L/D 9,7509 4,58-17,28 3 B/D 2,6353 0,96-4,68 Sumber: Iskandar dan Pujiati 1995 Rasio dimensi utama kapal adalah perbandingan antara dimensi panjang (L), lebar (B), dan dalam (D). Perbandingan dari ketiga komponen ini akan sangat mempengaruhi karakteristik dari kapal. Nilai dari rasio dimensi kapal diperoleh melalui formula L/B, L/D, dan B/D. Menurut Fyson (1985), perbandingan nilai L dan B akan mempengaruhi tahanan dan kecepatan kapal. Nilai perbandingan L/B mengecil akan berpengaruh pada kecepatan kapal atau kapal menjadi lambat. Semakin besar luas permukaan kapal yang bersentuhan (bergesekan) dengan air, maka tahanan geraknya akan semakin besar. Hal inilah yang kemudian menjadi faktor penentu kecepatan kapal ketika bergerak. Semakin besar nilai lebar suatu kapal (B) maka akan menyebabkan nilai L/B semakin kecil. Hal ini berarti, luas lambung kapal yang bergesekan dengan air akan semakin besar sehingga tahanan gerak yang dialami juga semakin besar. Meskipun demikian, semakin kecil nilai L/B, maka kondisi stabilitas kapal akan semakin baik (BPPI 2006 dalam Susanto 2010).Demikian pula sebaliknya, apabila nilai lebar (B) kapal semakin kecil, maka nilai L/B semakin besar. Hal ini berarti tahanan yang dialami akan semakin

21 9 kecil, tetapi memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap stabilitas (Susanto 2010). Perbandingan L dan D menjelaskan faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal. Jika nilai L/D membesar akan mengakibatkan kekuatan longitudinal kapal melemah. Hal ini disebabkan oleh nilai dalam kapal yang semakin kecil sehingga panjang kapal jauh lebih besar daripada dalamnya. Kekuatan memanjang kapal akan bertambah apabila nilai L/D semakin kecil. Artinya, pada panjang kapal yang sama, semakin besar nilai D maka kekuatan memanjangnya akan semakin baik dan begitu pula sebaliknya (Susanto 2010). Perbandingan B dan D menjelaskan faktor yang berpengaruh terhadap stabilitas, jika nilai B/D membesar akan membuat stabilitas baik. Kapal yang memiliki kapasitas muat yang besar tentunya akan memiliki B/D yang besar dan stabilitas yang baik. Penambahan ukuran lebar kapal juga akan menyebabkan penambahan kapasitas muat kapal sehingga efisiensi penangkapan menjadi lebih baik (Susanto 2010). Berdasarkan hasil Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa nilai perbandingan rasio dimensi L/B memiliki nilai sebesar 3,7 meter. Dilihat dari nilai perbandingan L/B tersebutnilai ini termasuk kedalam kisaran rasio sesuai dengan nilai kisaran rasio dimensi kapal-kapal static gear di Indonesia. Nilai perbandingan rasio dimensi L/D pada kapal memiliki nilai sebesar 9,7509 meter. Nilai tersebut termasuk kedalam nilai kisaran rasio pembanding yang telah diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995). Rasio dimensi L/D ini termasuk kedalam nilai rasio dimensi kebanyakan kapal static geardi Indonesia. Selanjutnya, nilai perbandingan rasio dimensi B/D pada kapal memiliki nilai sebesar 2,6353 meter. Nilai perbandingan B/D ini masuk kedalam nilai kisaran rasio yang diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995). Berdasarkan nilai rasio ketiga pembanding di atas diketahui bahwa seluruh nilai tersebut masuk kedalam nilai kisaran rasio yang telah diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995). Hal ini menunjukkan bahwa kapal bouke ami memiliki nilai rasio dimensi kebanyakan kapal static gear di Indonesia. General Arrangement Desain Kapal Hasil penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2011), gambar rencana umum (general arrangement) merupakan gambar yang menunjukkan tata letak muatan di atas kapal.hal ini sangat penting dalam menunjang kemudahan operasi dan berpengaruh besar terhadap kondisi stabilitas kapal.penempatan jenis muatan yang tepat akan memberikan keleluasaan dan kenyamanan kerja serta membuat kapal menjadi lebih stabil. Adapun rencana umum (general arrangement) dari KM Varia Karunia antara lain: 1) Palka KM Varia Karuna memiliki enam buah palka yang besarannya berbedabeda.palka ini berfungsi sebagai penyimpanan hasil tangkapan dan penyimpanan cadangan bahan bakar jika tanki BBM tidak mencukupi.

22 10 2) Ruang Kemudi Ruang kemudi ini terletak pada bangunan atas kapal.fungsi dari ruang kemudi ini sebagai ruangan untuk mengolah gerak dan mengemudikan kapal (Soegiono 1986). 3) Ruang Navigasi Letak ruang navigasi ini terdapat padabangunan atas di belakang ruang kemudi. Hal ini didasarkan bahwa dengan berada di atas, nakhoda akan lebih luas dan jelas untuk menentukan arah kapal. 4) Ruang Travo Ruang travo digunakan untuk mengatur tegangan listrik yang ada pada kapal KM Varia Karunia.Tegangan listrik ini mengalirkan arus untuk lampu-lampu sebagai penerangan di kapal.letak ruang travo ini ada di belakang ruang navigasi. 5) Ruang ABK Ruang ABK terletak di belakang ruang travo.ruangan ini berfungsi sebagai tempat peristirahatan ABK setelah melakukan penangkapan ikan.biasanya ruangan ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang seperti tempat tidur, televisi, dan beberapa fasilitas lainnya. 6) Ruang Mesin Ruang mesin merupakan ruangan di kapal dimana mesin penggerak utama diletakan (Soegiono 1986).Ruang mesin ada dua bagian yaitu ruang mesin atas dan ruang mesin bawah. Ruang mesin atas tempat diletakkannya dinamo yang dialirkan ke ruang freezerdan ruang mesin bawah tempat diletakkannya mesin utama dan mesin bantu. 7) Ruang Freezer Ruang freezer merupakan ruangan pendingin yang digunakan untuk mengeringkan hasil tangkapan sebelum dimasukkan ke palka. Ikan yang akan dimasukkan ke freezer biasanya dipacking sesuai dengan ukuran ikan tersebut. Letak ruangan freezer ini di atas dek depan ruang mesin atas. 8) Tanki Air Bersih Letak tanki air bersih berada pada bagian buritan kapal.air bersih ini digunakan nelayan untuk minum dan membilas. 9) Tangki BBM Letak tangki bahan bakar ada pada bagian dek bawah dekat ruang mesin. 10) Dapur Dapur terletak pada bagian belakang kapal.dapur ini digunakan nelayan atau ABK untuk memasak bahan makanan ataupun untuk memasak air untuk minum. Lines Plan Lines plan adalah gambar rencana garis untuk kapal yang akan dibuat, lines plan digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan kapal, terutama untuk kelengkungan pada bagian badan kapal (Susanto 2010). Lines plan dibuat dengan menggunakan nilai-nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran yang ada pada tabel hasil pengukuran (data sheet), selanjutnya digunakan untuk melakukan perhitungan hidrostatis. Lines plan ini terdiri dari gambar irisan kapal tampak

23 samping (profile plan), gambar irisan kapal tampak atas (half breadth plan), dan gambar irisan kapal tampak depan (body plan). Profile plan adalah gambar rencana garis dari irisan kapal tampak samping. Garis ini menggambarkan enam buah garis air (water line) yang ada pada kapal. Garis water line dimulai dari titik (0,0 m WL) atau WL 0 yang disebut dengan base line, lalu dilanjutkan dengan WL 1 sebesar 0,452 m; WL 2 sebesar 0,904 m; WL 3 sebesar 1,355 m; WL 4 sebesar 1,807 m; dan WL 5 sebesar 2,259 m. Gambar ini menunjukkan posisi WL pada masing-masing kedalaman yaitu dari 0,452 m 2,259 m. Half breadth plan merupakan gambar rencana garis dari irisan kapal tampak atas yang menunjukkan water line dilihat dari atas kapal yang berada dalam keadaan terbenam sedalam tiap-tiap water line (0,452 m 2,259 m). Body plan adalah gambar rencana garis dari irisan kapal tampak depan yang menunjukkan bentuk badan kapal pada masing-masing ordinat. Ordinat 0-5menunjukkan bentuk badan kapal dari after perpendicular (AP) atau dari buritan kapal sampai dengan bagian midship (tengah) kapal.selanjutnya, ordinat 5-10menunjukkan bentuk badan kapal dari midship kapal sampai dengan fore perpendicular (FP) atau bagian haluan kapal. 11

24 12 Gambar 1 Lines plan kapal KM Varia Karunia

25 13 13 Gambar 2 General arrangement kapal KM Varia Karunia

26 14 Parameter Hidrostatis KM Varia Karunia Parameter hidrostatis merupakan nilai yang menggambarkan keragaan kapal secara statis dan dibuat untuk menentukan kelaik-lautan suatu kapal.hasil dari perhitungan nilai parameter hidrostatis ini dapat pula digunakan untuk perhitungan stabilitas kapal. Nilai parameter hidrostatis kapal KM Varia Karunia ini disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4 merupakan perbandingan coefficient of fineness kapal. Tabel 3 Parameter Hidrostatis KM. Varia Karunia No Parameter WL 1 WL 3 WL 5 1 Volume displacement ( ) 3,754 68, ,488 2 Ton displacement (ton) 3,848 69, ,600 3 Waterplan area (Aw) ( ) 16,932 93, ,439 4 Midship area ( ) ( ) 0,279 0,606 0,707 5 Ton per centimeter (TPC) 0,174 0,963 1,245 6 Longitudinal centre buoyancy (LCB) (m) 15,493 15,349 15,065 7 Jarak KB (m) 0,232 0,932 1,455 8 Jarak BM (m) 0,659 3,116 2,077 9 Jarak KM (m) 0,927 4,048 3, Jarak BML (m) 72,420 36,720 25, Jarak KML (m) 72,652 37,625 33, KG 0,678 3,040 2,026 Sumber: data olahan 2012 Tabel 4 Perbandingan nilai coefficient of fineness KM. Varia Karunia No Coefficient of fineness KM. Varia Karunia Nilai kisaran coefficient of fineness (static gear) 1 coefficient of block (Cb) 0,461 0,39-0,70 2 coefficient of prismatic (Cp) 0,576 0,56-0,80 3 coefficient of vertical prismaric (Cvp) 0,600 0,53-0,83 4 coefficient of waterplan (Cw) 0,771 0,65-0,85 5 coefficient of midship ( ) 0,726 0,63-0,91 Sumber: Iskandar dan Pujiati (1995) Nilai volume displacement menunjukkan kapasitas atau volume badan kapal yang terendam air pada garis air tertentu, sedangkan berat badan kapal yang terendam air ditunjukkan oleh nilai ton displacement. Nilai volume dan ton displacement pada wl maksimal kapal KM Varia Karunia masing-masing adalah 164,488 dan 168,600. Waterplan area (Aw) merupakan parameter yang menunjukkan luas penampang pada tiap garis air secara melintang dari haluan hingga buritan. Nilai waterplan areapada kapal ini sebesar 121,439.Angka midship area pada kapal KM Varia Karunia memiliki nilai sebesar 0,707 pada wl tertinggi. Longitudinal centre buoyancy (LCB) merupakan jarak titik apung kapal secara longitudinal yang dihitung dari bagian tengah kapal (midship). Nilai LCB pada kapal KM Varia Karunia sebesar 15,065.

27 15 Ton percentimeter (TPC) merupakan jumlah bobot yang diperlukan untuk merubah draft kapal sebesar 1 cm. Semakin tinggi nilai perubahan sarat kapal yang diinginkan, maka bobot yang diperlukan semakin besar. Kapal KM Varia Karunia memiliki nilai TPC sebesar 1,245. Hasil dari nilai koefisien balok (coefficient of block) menjelaskan bahwa bentuk badan kapal KM Varia Karunia cenderung sedang karena nilai tersebut masih berada pada kisaran 0,461. Menurut Utama et al. (2007) dalam Susanto (2010), kapal dengan nilai Cb sekitar 0,5 merupakan kapal yang memiliki bentuk lambung peralihan antara kapal gemuk (rounded) menuju kapal langsing (chine). Pada kapal ini nilai Cb termasuk kedalam nilai kisaran coefficient of fineness yang telah diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995). Selain Cb, Cp juga dapat digunakan untuk mengetahui besarnya tahanan gerak yang dialami oleh kapal. Menurut Yaakob et al. (2005) dalam Susanto (2010), kapal yang memiliki nilai Cp lebih kecil akan mengalami tahanan gerak yang lebih kecil dan kapal dengan Cp = 0,6 merupakan kapal ikan yang mengalami tahanan gerak paling minimum. Nilai Cp kapal KM Varia Karunia adalah 0,576 berada pada nilai kisaran coefficient of fineness menurut Iskandar dan Pujiati (1995). Nilai Cvp berpengaruh terhadap nilai fraksi gelombang, tahanan gesekan dan pengaruh daya dorong kapal.pada kapal KM Varia Karunia Cvp mempunyai nilai sebesar 0,600.Cvp ini ada pada nilai kisaran coefficient of fineness menurut Iskandar dan Pujiati (1995). Coefficient of waterplan (Cw) pada kapal KM Varia Karunia memiliki nilai sebesar 0,771.Nilai ini termasuk kedalam nilai kisaran coefficient of fineness yang diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995). Coefficient of midship ( ) dapat digunakan untuk menduga seberapa besar jumlah muatan yang dapat ditampung. Semakin besar nilai maka kapasitas muatnya juga akan semakin besar. Nilai pada kapal KM Varia Karunia adalah 0,726.Nilai tersebut termasuk kedalam nilai kisaran coefficient of fineness menurut Iskandar dan Pujiati (1995).Artinya kapal KM Varia Karunia memiliki kapasitas muat yang besar. Berdasarkan penjelasan di atas, nilai coefficient of finenesskapal KM Varia Karunia memiliki nilai kisaran yang termasuk kedalam nilai kisaran coefficient of fineness yang telah diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995). Hal ini menunjukkan bahwa nilai coefficient of fineness yang dimiliki oleh kapal berada pada selang nilai kapal static gear di Indonesia. Dilihat dari nilai Cb<1 bentuk kapal tersebut adalah peralihan antara kapal gemuk (rounded) dan kapal langsing (chine).

28 16 Konstruksi Kapal KM Varia Karunia Material Kapal KM. Varia Karunia Material kayu yang digunakan dalam pembangunan/pembuatan kapal KM Varia karunia ini terdiri dari tiga jenis kayu.adapun jenis kayu tersebut adalah kayu meranti (Shorea Acuminata Dyer (Dipterocarpaceae)), kayu ulin (Eusideroxylon Zwageri T.et.B (Lauraceae)), dan kayu laban (Vitex pubesceus Vahl (Verbenaceae)). Sifat-sifat kayu seperti berat jenis, kandungan air, dan ketahanan terhadap organisme perusak akan sangat mempengaruhi penggolongan kayu pada kelas awet (KA) dan kelas kuat (KK). Kayu yang dipakai dalam pembuatan kapal adalah material kayu yang disarankan oleh BKI.Di bawah ini disajikan karakteristik kayu yang digunakan sebagai material konstruksi kapal dan kesesuaian dengan BKI (1989). Tabel 5 Material kayu pada pembuatan kapal KM. Varia Karunia (Bouke Ami) Jenis kayu Kelas No. Nama Latin 1. Kayu laban (Vitex pubesceus vahl) 2. Kayu ulin (Eusideroxylon Zwageri T.et.B) 3. Kayu meranti merah (Shorea Acuminata Dyer) Sumber: BKI 1989 Pengunaan di atas kapal Sekat, Ruang ABK Awet I Kuat I-II Lunas, Linggi, Papan Kulit, Pisang-pisang, Gading-gading, Galar, I I Balok dek, Palka, Papan dek III-IV II-IV Pemakaian rekomendasi BKI Kulit, papan geladak, gading, lunas, galar, linggi, dll Semua bagian kapal, terutama yang memerlukan kekuatan Papan geladak, konstruksi di atas garis air

29 17 Tabel 6 Kesesuaian konstruksi KM. Varia Karunia dengan ketentuan BKI No Bagian konstruksi Ukuran penampang pada kapal (cm) Nilai BKI (cm) Keterangan Sesuai Tidak sesuai 1. Lunas lebar 35 cm tinggi 35 cm 2. Linggi haluan Linggi buritan lebar 35 cm tinggi 35,0441 cm lebar 40 cm tinggi 50 cm lebar 32,71371 cm tinggi 38,30914 cm lebar 33,30914 cm tinggi 50,52285 cm lebar 33,30914 cm tinggi 50,52285 cm lebar (+) 2,28629 cm lebar (+) 1,69086 cm lebar (+) 6,69086 cm tinggi (-) 3,30914 cm tinggi (-) 15, cm tingii (-) cm 3. Papan kulit 60 x Gading-gading tebal 20 cm tebal 17,91418 cm tebal (+) tinggi (-) tinggi 20 cm tinggi 27, , ,82837 cm 5. Balok dek jarak balok 92 cm 86,11828 cm (+) 5,88172 cm 6. Galar balok utama tinggi 35 cm tebal 9 cm Galar balok kim tinggi 35 cm tebal 9 cm Galar balok samping 7. Papan dek lebar 15 cm tebal 6,5 cm tinggi 31,71774 cm tebal 8,54274 cm tinggi 29,5 cm tebal 6,48091 cm lebar cm tebal 6,78091 cm tinggi (+) 3,28226 cm tebal (+) 0,45726 cm tinggi (+) 5,5 cm tebal (+) 2,51909 cm lebar (+) 2-5 cm tebal (-) 0,28091 cm Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa material kayu yang digunakan adalah kayu laban (Vitex pubesceus Vahl (Verbenaceae)), kayu ulin (Eusideroxylon Zwageri T.et.B (Lauraceae)), dan kayu meranti (Shorea Acuminata Dyer (Dipterocarpaceae)).Jenis-jenis kayu tersebut merupakan jenis kayu yang termasuk kedalam peraturan yang ditetapkan oleh BKI (1989) berdasarkan kelas awet dan kelas kuat.pada kapal KM Varia Karunia kayu laban digunakan dalam pembangunansekat dan ruang ABK.Kayu ulin digunakan dalam pembangunan papan kulit, pisangpisang, lunas, linggi, gading-gading, dan galar.kayu meranti merah digunakan dalam pembangunan balok dek, palka, dan papan dek.dilihat dari Tabel 5 di atas, penggunaan kayu untuk pembangunan sebuah kapal sudah sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Pada Tabel 6 diketahui bahwa ukuran penampang balok kayu yang digunakan dalam pembangunan kapal memiliki nilai yang bervariasi. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai acuan yang telah ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

30 18 Konstruksi lunas kapal KM Varia Karunia memiliki ukuran lebar 35cm dan tinggi 35 cm. Jika dilihat dari nilai acuan BKI dengan besaran 32,71371 x 38,30914 cm, konstruksi lunas kapal KM Varia Karunia mempunyai ukuran lebar (+2,28629) cm dan tinggi (-3,30914) cm.linggi kapal bagian haluan memiliki ukuran penampang sebesar 35 x 35,0441 cm. Jika dibandingkan dengan ukuran penampang yang telah ditetapkan oleh BKI, ukuran penampang pada kapal memiliki lebar yang lebih besar (+1,69086 cm) dan tinggi yang lebih kecil (-15, cm).konstruksi papan kulit pada kapal KM Varia Karunia memiliki ukuran lebar 15 cm dan tinggi 35 cm. Pada konstruksi ini tidak ada nilai pembanding yang ditetapkan oleh BKI.Gading-gading kapal KM Varia Karunia memiliki tebal dan tinggi sebesar 20 cm.dilihat dari nilai yang direkomendasikan oleh BKI gading-gading kapal memiliki tebal 17,91418 cm dan tinggi 27,82837 cm. Apabila dibandingkan dengan BKI tebal gading kapal lebih besar (+2,08582) dan tinggi yang lebih kecil (-7,82837). Jarak balok geladak berdasarkan perhitungan L(B/3+H) jika mengacu pada peraturan BKI mempunyai nilai 86,11828 cm. Pengukuran di lapangan jarak balok geladak adalah 92 cm, maka jarak balok tersebut lebih besar dari yang diacu oleh BKI. Galar balok pada kapal KM Varia Karunia memiliki dimensi tinggi 35 cm dan tebal 9 cm. Ukuran yang direkomdasikan BKI untuk galar balok ini adalah 31,71774 cm x 8,54274 cm. Lebar papan dek kapal sebesar 15 cm dan tebal sebesar 6,5 cm. Lebar papan dek yang disarankan BKI berkisar cm untuk kapal-kapal berukuran besar. Sementara itu, tebal yang disarankan BKI adalah 0,28091 cm. Ukuran-ukuran tersebut di atas dikatakan sesuai jika memiliki nilai yang sama atau lebih besar dari yang direkomendasikan oleh BKI (1989). Bagian-bagian konstruksi KM. Varia Karunia Bagian-bagian konstruksi dari kapal KM. Varia Karunia antara lain: 1) Lunas Lunas merupakan bagian konstruksi utama pada alas kapal yang membentang sepanjang garis tengah kapal dari depan belakang (Soegiono 1986). Lunas berfungsi sebagai tulang punggung kekuatan memanjang kapal, karena bagian ini berhubungan dengan bagian konstruksi lainnya (Amalia 2011).Lunas terbuat dari bahan kayu ulin. Panjang lunas 24,16 m dengan ukuran L (lebar) x t (tinggi) yaitu 35 x 35 cm. Berdasarkan ketentuan BKI nilai L(B/3+H) untuk bagian lunas kapal ini sebesar 236,1828. Luas penampang untuk nilai sebesar 236,1828 adalah 2305,6452 serta mempunyai ukuran lunas luar dan lunas dalam lebar x tinggi sebesar 327,1371 x 383,0914 mm dan 337,1371 x 308,0914 mm. Lunas luar pada kapal KM Varia Karunia memiliki lebar yang lebih besar dari yang disarankan BKI dan tinggi yang lebih kecil, sedangkan lunas dalam memiliki ukuran lebar dan tinggi yang lebih besar dari yang ditetapkan oleh BKI.Ukuran yang lebih besar dari yang disarankan oleh BKI itu dapat dikategorikan sesuai.apabila ukuran tersebut lebih kecil yang disarankan oleh BKI berarti ukuran itu tidak

31 19 sesuai.nilai lebar yang lebih besar memungkinkan kapal tersebut memiliki kekuatan yang lebih besar. Berdasarkan peraturan BKI mengenai bagian lunas ini, jumlah maksimum potongan kayu balok yang dianjurkan sebanyak 3 potongan, karena panjang kapal ini mencapai 30,151 m. Perbandingan L:H untuk kapal ini mempunyai nilai sebesar 5,4134. Pada bagian lunas ini tidak perlu ditambahkan luas penampangnya (%).Jika lunas dalam dan lunas luar terbuat dari satu balok maka luas penampang keseluruhannya boleh dikurangi 10% dari angka yang terdapat menurut tabel (BKI 1989).Pada kapal ini, lunas yang digunakan merupakan lunas dari satu balok kayu. Gambar 3 Konstruksi lunas KM Varia Karunia 2) Linggi Linggi merupakan kerangka konstruksi yang membentuk ujung haluan dan ujung buritan kapal.linggi berfungsi sebagai kekuatan memanjang kapal.kayu yang digunakan untuk pembuatan linggi ini adalah kayu ulin. Lebar dan tinggi linggi-linggi boleh diubah asal luas penampang yang diperlukan tetap dipertahankan (BKI 1989) Pada kapal KM Varia Karunia memiliki ukuran linggi haluan lebar dan tinggi sebesar 35 x 35,0441 cm. Berdasarkan ketentuan BKI nilai L(B/3+H) untuk bagian linggi haluan kapal ini sebesar 236,1828. Maka besaran balok kayu yang disarankan untuk bagian linggi haluan adalah 333,0914 x 505,2285 mm. Dilihat dari nilai yang disarankan oleh BKI, lebar konstruksi linggi haluan memiliki nilai yang lebih besar. Hal ini memiliki arti bahwa kekuatan memanjang kapal, khususnya untuk linggi haluan lebih besar. Linggi buritan terletak di belakang kapal, melalui pengukuran diketahui bahwa dimensi linggi buritan adalah L 40 cm x t 50 cm. berdasarkan rumus L(B/3+H) sebesar 236,1828 lebar dan tinggi yang ditetapkan oleh BKI adalah L 333,0914 mm dan t 505,2285 mm.menurut BKI (1989), tinggi linggi buritan harus sekurang-kurangnya 5% lebih besar daripada tinggi linggi haluan. Ukuran tinggi linggi buritan kapal KM Varia Karunia lebih besar dari yang direkomendasikan oleh BKI, dimensi yang lebih besar tentu saja akan memperbesar kekuatan kapal.

32 20 Gambar 4 Konstruksi linggi KM Varia Karunia

33 21 3) Papan Kulit Papan kulit terletak di seluruh bagian lambung kapal (kanan dan kiri) yang membentang dari haluan hingga buritan kapal.papan kulit berfungsi untuk melindungi konstruksi kapal bagian dalam dari air.papan kulit penyusun kapal bouke amimenggunakan kayu ulin.papan kulit ini memiliki lebar (L) 60 cm dan tebal (t) 35 cm. Gambar 5 Konstruksi papan kulit KM Varia Karunia

34 22 4) Pisang-pisang Pisang-pisang adalah balok kayu atau profil baja yang dipasang membujur pada plat kulit lambung kapal sebelah luar, di atas garis air, guna melindungi plat kulit kapal terhadap benturan dan gesekan dengan dinding kade, kapal lain, atau benda lain (Soegiono 2005). Pisang-pisang berfungsi juga sebagai penambah kekuatan bagi kulit kapal (Amalia 2011).Pisang-pisang memiliki kegunaan yaitu sebagai penambah kekuatan bagi kulit kapal.kayu ulin untuk pembuatan pisangpisang pada kapal memiliki ukuran dimensi sebesar, lebar (L) 40 cm dan tebal (t) 20 cm. Untuk pisang-pisang tidak ada patokan ukuran kayu yang disarankan oleh BKI. Apabila bahan papan tidak cukup hingga mencapai buritan, pisang-pisang tersebut akan disambung. Gambar 6 Konstruksi pisang-pisang KM Varia Karunia 5) Gading-gading Gading merupakan salah satu anggota kerangka melintang kapal berupa profil baja yang dipasang pada sisi kapal mulai dari bilga sampai geladak atau dari geladak sampai geladak di atasnya.gading-gading berfungsi sebagai tulang rusuk kekuatan melintang kapal (Amalia 2011).Bentuk gading-gading disesuaikan dengan bentuk badan kapal.gading-gading kayu balok dapat dibuat berupa kayu balok tunggal atau kayu balok berganda (BKI 1989). Penyambungan gading-gading tunggal dapat dilakukan dengan dua cara (BKI 1989): 1) sambungan berimpit dengan panjang berimpitan sekurang-kurangnya tiga kali tebal gading-gading. 2) sambungan tumpul sebuah balok kayu yang ukurannya sama dengan ukuran gading-gading, dan panjangnya paling kurang 6 kali tebal gading-gading. Dalam pembuatannya, gading-gading pada kapal ini menggunakan kayu ulin.berdasarkan rumus B/3+H kapal KM Varia Karunia memiliki nilai sebesar 7,8333 m. Modulus penampang untuk jarak gading sama dengan 100 mm yang dilekuk tunggal adalah w 100 = 431, Jarak gading-gading untuk gadinggading tunggal yang dilekuk = 537,1371 mm sehingga w 537,1371 = 431,24625 x

35 23 537,1371/100 = 2316,3836 cm. Dari hasil tersebut penampang gading-gading tunggal yang dilekuk adalah tebal sebesar 179,1418 mm dan tinggi sebesar 278,2837 mm. Hasil pengukuran dilapangan diperoleh lebar (L) kayu sebesar 20 cm dan tebal (t) sebesar 20 cm.dapat dilihat bahwa ukuran penampang gading-gading kapal KM Varia Karunia memiliki tebal yang lebih besar dari yang ditetapkan oleh BKI.Menurut Novita (1994), bentuk penampang yang kecil dengan jarak antar gading yang cukup jauh dapat mengurangi kekuatan melintang dan kekuatan memanjang kapal. Gambar 7 Konstruksi gading-gading KM Varia Karunia 6) Balok dek Merupakan penguat lintang dari stuktur atau konstruksi kapal yang menyangga plat geladak dan yang berfungsi sebagai palang pengikat yang menghubungkan kedua sisi kapal (Soegiono 2005). Balok dek yang digunakan pada kapal ini kayu meranti merah. Pada kapal tersebut menggunakan balok dengan lebar

36 24 (L) 10 cm dan tebal (t) 7 cm. Jarak antara balok dek satu dengan balok dek lainnya adalah 92 cm. Jarak antar balok tersebut tidak sesuai dengan jarak balok kapal pelayaran lokal yang disarankan oleh BKI. Berdasarkan hasil perhitungan L(B/3+H) didapatkan hasil sebesar 236,1828. Selanjutnya hasil tersebut dicocokkan dengan tabel jarak balok yang disarankan oleh BKI. Diperoleh hasil sebesar 861,1828 mm. Hasil pengamatan di lapangan diperoleh nilai sebesar 92 cm/920 mm. hasil ini cukup besar jika dibandingkan dengan BKI. Hal ini akan menyebabkan jumlah balok dek yang dipergunakan sedikit berkurang dan kekuatan konstruksi melintangjuga berkurang. 7) Galar Galar pada kapal terdiri dari dua bagian, yaitu galar utama dan galar kim. Menurut BKI (1989), bagi kapal-kapal dengan L(B/3+H) lebih besar dari 150 selain galar balok utama harus ditambah galar balok samping dan galar balok bawah. Galar utama dan galar kim pada kapal ini dibangun menggunakan kayu ulin. Kayu ulin yang digunakan memiliki dimensi tinggi 35 cm dan tebal 9 cm. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus L(B/3+H) untuk kapal ini diperoleh hasil sebesar 236,1828. Penampang galar balok yang disarankan oleh BKI sebesar 880,3118 dengan tinggi 317,1774 x tebal 85,4274mm. Dimensi tinggi dan tebal untuk galar kim mempunyai ukuran 295 x 64,8091 mm. Ukuran tinggi dan tebal balok kayu yang digunakan memiliki nilai yang lebih besar dari acuan BKI.Galar balok samping memiliki ukuran tinggi 15 cm dan tebal 15 cm. ukuran galar balok samping yang direkomendasikan oleh BKI adalah 149,0457 x 149,0457 mm. Selain itu, galar balok bawah mempunyai ukuran tinggi sebesar 26 cm dan tebal 80 cm. Galar balok bawah yang direkomendasikan oleh BKI adalah 2 259,0457 x 78,6183 mm. Ukuran-ukuran tersebut memiliki nilai yang lebih besar dari yang ditetapkan BKI (1989). Ukuran tersebut sesuai dengan ketetapan BKI.Dengan demikian kekuatan memanjang kapal lebih kuat (Novita 1994).Kapal ini memiliki nilai perbandingan L:H<8 maka luas penampang galar tidak perlu diperbesar. 8) Sekat Peraturan BKI (1989) menetapkan agar tiap kapal, kamar mesin, ruang akomodasi dan ruang muatan atau ruang ikan terpisah satu dengan yang lain oleh sekat-sekat kedap air. Sekat adalah dinding tegak baik melintang maupun membujur yang memisahkan satu ruangan dengan ruangan lainnya.kayu yang digunakan untuk sekat pada kapal ini adalah kayu laban. Sekat pada kapal ini terdiri dari beberapa bagian, antara lain pada palka satu dan palka dua, antara palka dua dan tiga, palka dua, tiga dan palka empat, lima, antara palka empat dan lima, dan pembatas antara palka dengan ruang mesin. Ukuran kayu yang digunakan untuk sekat ini memiliki dimensi tinggi 25 cm dan tebal sebesar 10 cm.

37 25 9) Palka Palka pada kapal berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan ikan.umumnya palka ini dilengkapi dengan freezer sebagai pendingin agar hasil tangkapan tidak mudah membusuk. Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan, kapal KM Varia Karunia memiliki enam buah palka sebagai tempat penyimpanan ikan maupun tempat penyimpanan cadangan air bersih. Palka ini dibuat dengan menggunakan kayu dan styrofoam. Setelah itu palka ini akan dilapisi menggunakan polyurethane. Kayu yang digunakan untuk pembuatan palka ini adalah kayu meranti merah. Gambar 8 Konstruksi palka KM Varia Karunia 10) Papan dek Lebar papan geladak untuk kapal dengan angka penunjuk L(B/3+H) < 55 harus kira-kira 75 mm, dan untuk kapal yang lebih besar kira-kira 100 mm sampai 130 mm (BKI 1989). Kayu yang digunakan untuk papan dek ini adalah kayu meranti merah. Papan dek kapal memiliki dimensi tebal 6,5 cm dan lebar 10 cm. Ukuran tebal papan dek yang disarankan BKI sebesar 67,8091 mm. Ukuran tersebut tidak sesuai dengan nilai acuan yang ditetapkan oleh BKI, namun lebar papan tersebut memiliki nilai yang lebih besar dari nilai acuan.hal ini menunjukkan penampang papan dek sesuai dengan acuan BKI. Gambar 9 Konstruksi papan dek KM Varia Karunia

38 26 11) Ruang ABK Ruangan ini memiliki panjang 6,08 m, lebar 3,28 m, dan tinggi bangunan 1,8 m. Dalam pembuatannya, kapal ini menggunakan kayu laban. Ruang ABK ini berdampingan dengan ruang navigasi atau ruang kemudi nakhoda.letak ruangan yang tinggi ini memungkinkan seorang nakhoda melihat dengan baik.

39 27 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1) Desain kapal yang diteliti sudah cukup menunjang operasi penangkapan cumicumi; 2) Nilai rasio dimensi kapal yang diteliti berada pada kisaran nilai kapal static gear di Indonesia; 3) Jenis kayu yang digunakan untuk pembangunan kapal sudah sama dengan yang ditetapkan oleh BKI; dan 4) Ukuran penampang balok konstruksi kapal yang diteliti bervariasi, beberapa sudah sesuai dengan BKI namun masih ada yang lebih besar dari nilai BKI. Saran 1) Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai sosialisai konstruksi kayu dalam pembuatan kapal di Indonesia. Konstruksi kayu ini dapat dilihat pada peraturan yang telah ditetapkan oleh Biro Konstruksi Indonesia (BKI); 2) Ukuran-ukuran kayu yang digunakan dalam pembangunan kapal perlu disampaikan kepada para pengrajin kapal agar konstruksinya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan; dan 3) Adanya penelitian lanjutan mengenai kesesuaian dimensi utama kapal dengan besaran GT yang digunakan.

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian.

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian. 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 di galangan kapal PT Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. Selanjutnya pembuatan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Kapal Cumi-Cumi (Squid Jigging) Kapal penangkap cumi-cumi adalah kapal yang sasaran utama penangkapannya adalah cumi-cumi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal perikanan merupakan kapal yang digunakan untuk aktivitas penangkapan ikan di laut (Iskandar dan Pujiati, 1995). Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kapal Cumi-Cumi (Squid Jigging) Kapal cumi-cumi (squid jigging) merupakan kapal penangkap ikan yang memiliki tujuan penangkapan yaitu cumi-cumi. Kapal yang sebagai objek penelitian

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan Menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal perikanan sebagai kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Desain Perahu Katamaran General arrangement (GA)

5 PEMBAHASAN 5.1 Desain Perahu Katamaran General arrangement (GA) 5 PEMBAHASAN 5.1 Desain Perahu Katamaran 5.1.1 General arrangement (GA) Pembuatan desain perahu katamaran disesuaikan berdasarkan fungsi yang diinginkan yaitu digunakan sebagai perahu pancing untuk wisata

Lebih terperinci

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka Belitung

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka Belitung 3 R. Nopandri et al. / Maspari Journal 02 (2011) 3-9 Maspari Journal 01 (2011) 3-9 http://jurnalmaspari.blogspot.com Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek Penelitian dalam penelitian ini adalah Kapal Penangkap Cumi- Cumi yang terdapat di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. 3.2

Lebih terperinci

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka belitung

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka belitung 3 R. Nopandri et al. / Maspari Journal 02 (2011) 3-9 Maspari Journal 01 (2011) 3-9 http://masparijournal.blogspot.com Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Terdapat beberapa definisi mengenai kapal perikanan, menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan didalam usaha perikanan yang mencakup penggunaan atau aktivitas dalam usaha menangkap atau mengumpulkan sumberdaya perairan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Serang. Kdy. TangerangJakarta Utara TangerangJakarta Barat Bekasi Jakarta Timur. Lebak. SAMUDERA HINDIA Garut

3 METODOLOGI. Serang. Kdy. TangerangJakarta Utara TangerangJakarta Barat Bekasi Jakarta Timur. Lebak. SAMUDERA HINDIA Garut 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Desember 2009. Penelitian dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat untuk pengukuran

Lebih terperinci

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 87-92, Juni 2013 ISSN 2337-4306 Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Dimensi Utama

5 PEMBAHASAN 5.1 Dimensi Utama 5 PEMBAHASAN 5.1 Dimensi Utama Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh pengrajin kapal tradisional menyebabkan proses pembuatan kapal dilakukan tanpa mengindahkan kaidahkaidah arsitek perkapalan. Dasar

Lebih terperinci

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ARIEF MULLAH MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Desain Kapal Pancing Tonda Desain kapal merupakan proses penentuan spesifikasi yang menghasilkan gambar suatu obyek untuk keperluan pembuatan dan pengoperasian kapal. Berbeda

Lebih terperinci

DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP CUMI-CUMI KM. CAHAYA ALAM TIGA DI GALANGAN KAPAL PT. PROSKUNEO KADARUSMAN MUARA BARU, JAKARTA UTARA

DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP CUMI-CUMI KM. CAHAYA ALAM TIGA DI GALANGAN KAPAL PT. PROSKUNEO KADARUSMAN MUARA BARU, JAKARTA UTARA DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP CUMI-CUMI KM. CAHAYA ALAM TIGA DI GALANGAN KAPAL PT. PROSKUNEO KADARUSMAN MUARA BARU, JAKARTA UTARA NOOKE NOFRIYAN C44070055 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI Sarjito Jokosisworo*, Ari Wibawa Budi Santosa* * Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP ABSTRAK Mayoritas

Lebih terperinci

2 KAPAL POLE AND LINE

2 KAPAL POLE AND LINE 2 KAPAL POLE AND LINE Kapal merupakan kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan

Lebih terperinci

STABILITAS STATIS KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONGLINE 40 GT

STABILITAS STATIS KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONGLINE 40 GT STABILITAS STATIS KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONGLINE 40 GT Oleh: Wide Veronica C54102019 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

4 HASIL PENELITIAN. Tabel 6 Spesifikasi teknis Kapal PSP 01

4 HASIL PENELITIAN. Tabel 6 Spesifikasi teknis Kapal PSP 01 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kapal PSP 01 4.1.1 Spesifikasi teknis Kapal PSP 01 merupakan kapal penangkap ikan yang dibangun dalam rangka pengembangan kompetensi Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN . HASIL DAN PEMBAHASAN yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian ini berjumlah 22 unit yang mempunyai wilayah pengoperasian lokal, yaitu di daerah yang tidak jauh dari teluk Palabuhanratu. Konstruksi

Lebih terperinci

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009

Diterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009 KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN DI PPI MUARA ANGKE JAKARTA UTARA DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA Dimension Appropriatness of Some Construction Parts of Woodden Fishing

Lebih terperinci

2 DESAIN KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

2 DESAIN KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 2.1 Pendahuluan 2 DESAIN KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN Desain merupakan hal yang penting dalam pembangunan kapal ikan. Sesuai dengan perbedaan jenis kapal ikan, maka desain dan konstruksi kapal

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal merupakan suatu bangunan terapung yang berfungsi sebagai wadah, tempat bekerja (working area) serta sarana transportasi, dan kapal ikan termasuk didalamnya

Lebih terperinci

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

Karakteristik Desain Kapal Perikanan Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat, Bangka Belitung

Karakteristik Desain Kapal Perikanan Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat, Bangka Belitung 54 R. Pasaribu et al. / Maspari Journal 02 (2011) 54-62 Maspari Journal 02 (2011) 54-62 http://masparijournal.blogspot.com Karakteristik Desain Kapal Perikanan Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara

Lebih terperinci

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal 1. Titik Berat (Centre of Gravity) Setiap benda memiliki tittik berat. Titik berat inilah titik tangkap dari sebuah gaya berat. Dari sebuah segitiga, titik beratnya

Lebih terperinci

DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO Rizwan 1, Ichsan Setiawan, Sayyid Afdhal El Rahimi 1, Irma Dewiyanti 1, Nanda Rizki Purnama 1,

Lebih terperinci

Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 81-86, Juni 2013 ISSN 2337-4306 Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara

Lebih terperinci

Dl DAERAH KABUPATEN CIREBON

Dl DAERAH KABUPATEN CIREBON I-, &/P'~P/ 4 9$9/~2~,,q Sr STUD1 TEMTANG DESAlM DAN KO Dl DAERAH KABUPATEN CIREBON WINDA LUDFIAH C 23.0519 FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 9 9 1 SI'UIII TGN.I'ANC I>L;SAIN DAN KONS'I'RUKSI

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian

3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Alokasi waktu penelitian mulai dari kegiatan survei, proses konversi, modifikasi dan rekondisi hingga pengujian di lapangan berlangsung selama tujuh

Lebih terperinci

ALBACORE ISSN Volume I, No 1, Februari 2017 Hal

ALBACORE ISSN Volume I, No 1, Februari 2017 Hal ALBACORE ISSN 2549-1326 Volume I, No 1, Februari 2017 Hal 069-076 KAJIAN DESAIN KAPAL PURSE SEINE TRADISIONAL DI KABUPATEN PINRANG (STUDY KASUS KM. CAHAYA ARAFAH) Design Studies Traditional Purse Seiner

Lebih terperinci

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ G FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANIAN B060R 1 9 9 1 STUD1 TENTANG DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU LAMINAS1

Lebih terperinci

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ

KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONG LINE 40 GT Dl GALAWGAN KAPAL PT PE N SAMODERA BESAR CABANG UJ G FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANIAN B060R 1 9 9 1 STUD1 TENTANG DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU LAMINAS1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengukuran dimensi dan geometri bentuk kapal longline yang diteliti dilakukan di Cilacap pada bulan November. Setelah pengukuran dimensi dan geometri

Lebih terperinci

KAPAL GILL NET Dl IWDRAMAYU

KAPAL GILL NET Dl IWDRAMAYU I -i 6 Sf UDl TENTANG OESAlN BAN KONSTRUKSI 0 KAPAL GILL NET Dl IWDRAMAYU KARYA ILMIAH Oleh BUDHI HASCARYO ISKANDAR C 22.0435 FAKULTAS PERIICANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1990 STUD1 TENTANG DESAIN DAN

Lebih terperinci

KONTRUKSI KAPAL PERIKANAN DAN UKURAN-UKURAN UTAMA DALAM PENENTUAN KONSTRUKSI KAPAL

KONTRUKSI KAPAL PERIKANAN DAN UKURAN-UKURAN UTAMA DALAM PENENTUAN KONSTRUKSI KAPAL KONTRUKSI KAPAL PERIKANAN DAN UKURAN-UKURAN UTAMA DALAM PENENTUAN KONSTRUKSI KAPAL RULLY INDRA TARUNA 230110060005 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012 0 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) 75 150 GT ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... I Prakata... II Pendahuluan... III 1 Ruang

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) 75 150 GT ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...II pendahuluan...iii 1 Ruang

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman :

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman : Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN 2089 3469 Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN 2540 9484 Halaman : 125 136 Desain Kapal Purse Seine Modifikasi di Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan (Design

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.beberapa

Lebih terperinci

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN KEJAWANAN CIREBON JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ANTON

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN KEJAWANAN CIREBON JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ANTON KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN KEJAWANAN CIREBON JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ANTON PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

APLIKASI PERHITUNGAN HIDROSTATIS KAPAL IKAN BERBASIS VISUAL BASIC ARISTA HADI PRATAMA SKRIPSI

APLIKASI PERHITUNGAN HIDROSTATIS KAPAL IKAN BERBASIS VISUAL BASIC ARISTA HADI PRATAMA SKRIPSI APLIKASI PERHITUNGAN HIDROSTATIS KAPAL IKAN BERBASIS VISUAL BASIC ARISTA HADI PRATAMA SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU

STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU By Tos arianto 1) Syaifuddin 2) and Ronald M hutauruk 3) 1) Student

Lebih terperinci

KAJIAN STABILITAS OPERASIONAL KAPAL LONGLINE 60 GT

KAJIAN STABILITAS OPERASIONAL KAPAL LONGLINE 60 GT KAJIAN STABILITAS OPERASIONAL KAPAL LONGLINE 60 GT SHANTY L. MANULLANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kapal Perikanan. Kapaf ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kapal Perikanan. Kapaf ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kapal Perikanan Kapaf ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal ikan, akan

Lebih terperinci

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal Disetujui: 19 September 2017

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal Disetujui: 19 September 2017 ALBACORE ISSN 2549-1326 Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal 265-276 Disetujui: 19 September 2017 BENTUK KASKO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS VOLUME RUANG MUAT DAN TAHANAN KASKO

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) Oleh : Abdur Rachman 4108.100.111 Dosen Pembimbing : M. Nurul Misbah,

Lebih terperinci

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) A. PERHITUNGAN DASAR A.. Panjang Garis Air Muat (Lwl) Lwl Lpp + ( % x Lpp) 6, + ( % x,6) 8,8 m A.. Panjang Displacement (L Displ) untuk kapal berbaling-baling

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PENGESAHAN KETUA PROGRAM STUDI HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Lebih terperinci

SKRIPSII FAKULTAS INSTITUT 2008

SKRIPSII FAKULTAS INSTITUT 2008 1 DESAIN KAPAL IKAN FIBREGLASS BANTUAN KORBAN TSUNAMI DI PERAIRAN PANGANDARAN, JAWA BARAT IPAN MUHAMMAD SUPANJI SKRIPSII DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANANN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) A. PERHITUNGAN DASAR. Panjang Garis Air Muat (Lwl) Lwl Lpp + % x Lpp 99,5 +,98, m. Panjang Displacement (L Displ) L Displ,5 x (Lwl + Lpp),5 x (, + 99,5),5

Lebih terperinci

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA (Kasus pada Salah Satu Kapal Payang di Pamekasan) RIZKI MULYA SARI

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA (Kasus pada Salah Satu Kapal Payang di Pamekasan) RIZKI MULYA SARI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA (Kasus pada Salah Satu Kapal Payang di Pamekasan) RIZKI MULYA SARI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KONSTRUKSI KAPAL GILLNET (KM. KARUNIA NUSANTARA) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN PIDIE ACEH DAVID DAMAYANA

KONSTRUKSI KAPAL GILLNET (KM. KARUNIA NUSANTARA) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN PIDIE ACEH DAVID DAMAYANA KONSTRUKSI KAPAL GILLNET (KM. KARUNIA NUSANTARA) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN PIDIE ACEH DAVID DAMAYANA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN )

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN ) BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN ) C.. PERHITUNGAN DASAR A. Panjang Garis Air Muat (Lwl) Lwl Lpp + % x Lpp 5.54 + % x 5.54 7.65 m B. Panjang Displacement (L Displ) L Displ,5 x ( Lwl + Lpp

Lebih terperinci

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) A. PERHITUNGAN DASAR A.. Panjang Garis Air Muat (Lwl) Lwl Lpp + % x Lpp 9,5 + % x 9,5 5, m A.. Panjang Displacement (L Displ) L Displ,5 x ( Lwl + Lpp ),5 x (5, +

Lebih terperinci

TATA MUATAN DAN VARIASI MUSIM PENANGKAPAN PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PURSESEINER BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

TATA MUATAN DAN VARIASI MUSIM PENANGKAPAN PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PURSESEINER BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN Marine Fisheries ISSN 2087-4235 Vol. 4, No. 2, November 2013 Hal: 183-193 TATA MUATAN DAN VARIASI MUSIM PENANGKAPAN PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PURSESEINER BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN Influence of

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERKAPALAN RENCANA GARIS C.20.02

KONSEP DASAR PERKAPALAN RENCANA GARIS C.20.02 KONSEP DASAR PERKAPALAN RENCANA GARIS C.20.02 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIIDIIKAN

Lebih terperinci

ASPEK KESELAMATAN DITINJAU DARI STABILITAS KAPAL DAN REGULASI PADA KAPAL POLE AND LINE DI BITUNG, SULAWESI UTARA YULI PURWANTO

ASPEK KESELAMATAN DITINJAU DARI STABILITAS KAPAL DAN REGULASI PADA KAPAL POLE AND LINE DI BITUNG, SULAWESI UTARA YULI PURWANTO ASPEK KESELAMATAN DITINJAU DARI STABILITAS KAPAL DAN REGULASI PADA KAPAL POLE AND LINE DI BITUNG, SULAWESI UTARA YULI PURWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN )

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN ) MT LINUS 90 BRT LINES PLAN BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN ). PERHITUNGAN DASAR. Panjang Garis Air Muat (Lwl) Lwl Lpp + % x Lpp 07,0 + % x 07,0 09, m. Panjang Displacement (L Displ) L Displ

Lebih terperinci

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA III - 555 STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA Yopi Novita 1* dan Budhi Hascaryo Iskandar 1 * yopi1516@gmail.com / 0812 8182 6194 1 Departemen PSP FPIK IPB ABSTRAK Kapal merupakan bagian

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap dimensi utamanya, kapal rawai ini memiliki niiai resistensi yang cukup besar, kecepatan yang dihasilkan oleh

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap dimensi utamanya, kapal rawai ini memiliki niiai resistensi yang cukup besar, kecepatan yang dihasilkan oleh KARTINL C05497008. Pengaruh Pemindahan Berat pada Stabilitas Kapal Rawai di Kecamatan Juana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dibawah bimbingan JAMES P. PANJAITAN dan MOHAMMAD IMRON. Kapal rawai merupakan

Lebih terperinci

Design of purse seine-type steel vessels in PT. Crystal Cahaya Totabuan, North Sulawesi

Design of purse seine-type steel vessels in PT. Crystal Cahaya Totabuan, North Sulawesi Aquatic Science & Management, Vol. 3, No. 1, 19-25 (April 2015) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNSRAT Asosiasi Pengelola Sumber Daya Perairan Indonesia (Online submissions http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jasm/index)

Lebih terperinci

6 KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL POLE AND LINE PADA GELOMBANG BEAM SEAS

6 KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL POLE AND LINE PADA GELOMBANG BEAM SEAS 6 KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL POLE AND LINE PADA GELOMBANG BEAM SEAS 6.1 Keragaan Kapal Bentuk dan jenis kapal ikan berbeda-beda bergantung dari tujuan usaha penangkapan. Setiap jenis alat penangkapan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MV EL-JALLUDDIN RUMMY GC 3250 BRT BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

TUGAS AKHIR MV EL-JALLUDDIN RUMMY GC 3250 BRT BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) A. PERHITUNGAN DASAR A.. Panjang Garis Air Muat (Lwl) Lwl Lpp + 2 % x Lpp Lwl 6, + 2 % x 6, Lwl 8,42 m A.2. Panjang Displacement (L.Displ) L Displ 0,5 x (Lwl

Lebih terperinci

KERAGAAN KONSTRUKSI KM PSP 01 DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT VIONA MAULIDIA

KERAGAAN KONSTRUKSI KM PSP 01 DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT VIONA MAULIDIA KERAGAAN KONSTRUKSI KM PSP 01 DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT VIONA MAULIDIA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Lampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal

Lampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal LAMPIRAN Lampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal Lampiran 1 Lanjutan Lampiran 2 Tabel luas penampang lunas dan linggi No Nama kapal L(B/3+H) Lunas (cm²) BKI Hasil Deviasi 1 Hikmah Jaya 28.956

Lebih terperinci

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm ISSN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm ISSN Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm 82-94 ISSN 0126-6265 Vol 38 No.1 82 Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm 82-94 ISSN 0126-6265 Vol 38 No.1 STUDI BAHAN DAN KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN

Lebih terperinci

RASIO DIMENSI UTAMA DAN STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE TRADISIONAL DI KABUPATEN PINRANG

RASIO DIMENSI UTAMA DAN STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE TRADISIONAL DI KABUPATEN PINRANG Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 1, Hlm. 19-28, Juni 2017 RASIO DIMENSI UTAMA DAN STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE TRADISIONAL DI KABUPATEN PINRANG RATIO OF THE MAIN DIMENSIONS

Lebih terperinci

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN) A. PERHITUNGAN DASAR A.. Panjang Garis Air Muat (Lwl) Lwl Lpp + 2 % x Lpp Lwl 3,00 + 2 % x 3,00 Lwl 5,26 m A.2. Panjang Displacement (L.Displ) L Displ 0,5

Lebih terperinci

Metode Pembuatan Rencana Garis dengan Maxsurf

Metode Pembuatan Rencana Garis dengan Maxsurf Metode Pembuatan Rencana Garis dengan Maxsurf 1. Memasukkan Sample Design Setelah membuka Program Maxsurf, dari menu File pilih Open dan buka sample design yang telah disediakan oleh Maxsurf pada drive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.

Lebih terperinci

BAB V SHELL EXPANSION

BAB V SHELL EXPANSION BAB V SHELL EXPANSION A. PERHITUNGAN BEBAN A.1. Beban Geladak Cuaca (Load and Weather Deck) Yang dianggap sebagai geladak cuaca adalah semua geladak yang bebas kecuali geladak yang tidak efektif yang terletak

Lebih terperinci

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal Ukuran utama ( Principal Dimension) * Panjang seluruh (Length Over All), adalah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION BAB V PERHITUNGAN BUKAAN KULIT Perhitungan Shell Expansion ( bukaan kulit ) kapal MT. SADEWA diambil dari perhitungan Rencana Profil berdasarkan Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume II, Rules for

Lebih terperinci

juga didefinisikan sebagai sebuah titik batas dimana titik G tidak melewatinya, agar kapal selalu memiliki stabilitas yang positif.

juga didefinisikan sebagai sebuah titik batas dimana titik G tidak melewatinya, agar kapal selalu memiliki stabilitas yang positif. 3 STABILITAS KAPAL Stabilitas sebuah kapal mengacu pada kemampuan kapal untuk tetap mengapung tegak di air. Berbagai penyebab dapat mempengaruhi stabilitas sebuah kapal dan menyebabkan kapal terbalik.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN KAPAL PANCING TONDA DENGAN MATERIAL FIBERGLASS DI KABUPATEN BUTON SULAWESI TENGGARA

PENGEMBANGAN DESAIN KAPAL PANCING TONDA DENGAN MATERIAL FIBERGLASS DI KABUPATEN BUTON SULAWESI TENGGARA BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume 20 No. 1 Edisi Maret 2012 Hal. 71-80 PENGEMBANGAN DESAIN KAPAL PANCING TONDA DENGAN MATERIAL FIBERGLASS DI KABUPATEN BUTON SULAWESI TENGGARA Oleh: La Anadi 1*, Budhi

Lebih terperinci

UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI

UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT Nurhasanah Teknik Perkapalan, Politeknik Negeri Bengkalis, Indonesia Email: nurhasanah@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS BAB II A. PERHITUNGAN DASAR A.1. Panjang Garis Muat ( LWL ) LWL = Lpp + 2 % Lpp = 78,80 + ( 2%x 78,80 ) = 80,376 m A.2. Panjang Displacement untuk kapal Baling baling Tunggal (L displ) L displ = ½ (LWL

Lebih terperinci

KAJIAN STABILITAS KAPAL IKAN MUROAMI DI KEPULAUAN SERIBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PGZ

KAJIAN STABILITAS KAPAL IKAN MUROAMI DI KEPULAUAN SERIBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PGZ KAJIAN STABILITAS KAPAL IKAN MUROAMI DI KEPULAUAN SERIBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PGZ Shanty Manullang *) Ramot Siburian **) * Dosen ** mahasiswa Program Studi Teknik Perkapalan - Fakultas Teknologi Kelautan

Lebih terperinci

TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT

TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT Oleh : DEWI AYUNINGSARI C54103050 SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance Oleh: Yopi Novita 1 *, Budhi H. Iskandar 1 Diterima: 14 Februari

Lebih terperinci

WISATA PANCING (Design and Construction of Fiberglass Catamaran Boat for Fishing Tours)

WISATA PANCING (Design and Construction of Fiberglass Catamaran Boat for Fishing Tours) BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume 21 No. 1 Edisi April 2013 Hal 119-136 DESAIN DAN KONSTRUKSI PERAHU KATAMARAN FIBERGLASS UNTUK WISATA PANCING (Design and Construction of Fiberglass Catamaran Boat for

Lebih terperinci

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal 219-228 TINGKAT PEMANFAATAN MATERIAL KAYU PADA PEMBUATAN GADING-GADING DI GALANGAN KAPAL RAKYAT UD. SEMANGAT UNTUNG, DESA TANAH BERU,

Lebih terperinci

Marine Fisheries ISSN: Vol. 2, No. 2, November 2011 Hal:

Marine Fisheries ISSN: Vol. 2, No. 2, November 2011 Hal: Marine Fisheries ISSN: 2087-4235 Vol. 2, No. 2, November 2011 Hal: 213-221 EVALUASI DESAIN DAN STABILITAS KAPAL PENANGKAP IKAN DI PALABUHANRATU (STUDI KASUS KAPAL PSP 01) Fishing Vessel Design and Stability

Lebih terperinci

Studi pengaruh bentuk kasko pada tahanan kapal pukat cincin di Tumumpa, Bitung, dan Molibagu (Provinsi Sulawesi Utara)

Studi pengaruh bentuk kasko pada tahanan kapal pukat cincin di Tumumpa, Bitung, dan Molibagu (Provinsi Sulawesi Utara) Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(2): 63-68, Desember 2012 Studi pengaruh bentuk kasko pada tahanan kapal pukat cincin di Tumumpa, Bitung, dan Molibagu (Provinsi Sulawesi Utara) Study on the

Lebih terperinci

Lampiran 2 Hasil kegiatan pembuatan mold/cetakan perahu

Lampiran 2 Hasil kegiatan pembuatan mold/cetakan perahu 76 Lampiran 1 Gambar bahan Fiberglass Resin 157, erosil, katalis, mirror glaze, pigmen dan talk Roving Mat 77 Lampiran 2 Hasil kegiatan pembuatan mold/cetakan perahu No. Tanggal Kegiatan Jumlah Pekerja

Lebih terperinci

3 KAJIAN DESAIN KAPAL

3 KAJIAN DESAIN KAPAL 3 KAJIAN DESAIN KAPAL 53 3.1. Pendahuluan 3.1.1. Latar Belakang. Schmid (196) mengatakan bahwa untuk mendesain sebuah kapal pukat cincin haruslah mempertemukan kebutuhan-kebutuhan umum sebagai berikut

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Kapal Perikanan 5 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Kapal Perikanan Pada hakekatnya fungsi sebuah kapal ialah sebagai alat pengangkut di air dari suatu tempat ke tempat lain, baik pengangkutan barang, penumpang maupun

Lebih terperinci

6 RANCANGAN UMUM KPIH CLOSED HULL

6 RANCANGAN UMUM KPIH CLOSED HULL 211 6 RANCANGAN UMUM KPIH CLOSED HULL Berdasarkan hasil kajian dan uji coba hasil kajian mitigasi risiko, maka KPIH yang direkomendasikan untuk mengangkut benih ikan kerapu adalah KPIH Closed hull. Dimana

Lebih terperinci

DESAIN DAN KONSTRUKSI PERAHU KATAMARAN FIBERGLASS UNTUK WISATA PANCING DWI PUTRA YUWANDANA

DESAIN DAN KONSTRUKSI PERAHU KATAMARAN FIBERGLASS UNTUK WISATA PANCING DWI PUTRA YUWANDANA DESAIN DAN KONSTRUKSI PERAHU KATAMARAN FIBERGLASS UNTUK WISATA PANCING DWI PUTRA YUWANDANA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB V BUKAAN KULIT (SHELL EXPANSION)

BAB V BUKAAN KULIT (SHELL EXPANSION) BAB V BUKAAN KULIT (SHELL EXPANSION) Perhitungan Shell Expansion (Bukaan Kulit) berdasarkan ketentuan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Th. 2007 Volume II. A. PERKIRAAN BEBAN A.1. Beban sisi kapal a. Beban

Lebih terperinci

Z = 10 (T Z) + Po C F (1 + )

Z = 10 (T Z) + Po C F (1 + ) BAB V BUKAAN KULIT (SHELL EXPANSION) Perhitungan Shell Expansion (Bukaan Kulit) berdasarkan ketentuan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Th. 2006 Volume II. A. PERKIRAAN BEBAN A.1. Beban sisi kapal a. Beban

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT

ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli - Desember 2012 ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Lukman Bochary & Farid Larengi Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 14 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengamatan tingkah laku ikan pada proses penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya dilakukan di perairan Kabupaten Barru Selat Makassar, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION

BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION Perhitungan Midship & Shell Expansion berdasarkan ketentuan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Th. 2006 Volume II. A. PERHITUNGAN PLAT KULIT DAN PLAT GELADAK KEKUATAN B.1.

Lebih terperinci