MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati HP ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati HP ABSTRAK"

Transkripsi

1 MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati zaidan_naurah@yahoo.co.id HP ABSTRAK Diklat Jarak Jauh (DDJ) merupakan pengembangan jenis diklat konvensional, yaitu diklat regular dan diklat di tempat kerja (DDTK). Perjalanan program Diklat Jarak Jauh (DJJ) model blended learning dari tahun 2009 hingga 2012 dirasa cukup memberikan alasan untuk mengembangkannya menuju sistem DJJ online. Pilihan model blended learning dalam implementasi e-learning di lingkungan Kementerian Agama, ternyata dinilai kurang efisien dari aspek biaya dan jumlah jangkauan peserta. Selain itu, dalam rangka menjawab kebutuhan pegawai ASN pada aspek kediklatan serta pengembanga diri, DJJ online merupakan alternatif jawaban. DJJ online dilaksanakan sepenuhnya secara online sehingga dapat lebih meningkatkan efektifitas penyelenggaraannya, baik dari segi anggaran, waktu, tenaga maupun pemerataan kesempatan diklat. Pada tahapan awal, Pusdiklat Tenaga Teknis telah melakukan sosialisasi DJJ online dan AKD online. Ke depan, diperlukan kesiapan Pusdiklat dan Balai-balai Diklat Keagamaan dalam menyongsong pemantapan pelaksanaan DJJ online. Key word : DJJ, Online A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pemberlakuan Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) berimplikasi perubahan pada kebijakan pendidikan dan pelatihan (diklat) ASN. UU ASN membawa pesan bahwa pegawai ASN adalah aset negara, bukan pekerja. Sebagai konsekwensinya, pegawai ASN harus ditingkatkan kualitasnya secara simultan. Peningkatan kualitas ASN melalui pengembangan diri menjadi hak dari pegawai ASN. Setiap pegawai ASN memiliki hak untuk mengembangkan diri 1

2 selama 12 hari per tahun. 5 hari digunakan untuk pendidikan dan pelatihan (Diklat). Diklat sebagai salah satu aspek pengembangan diri diperlukan oleh pegawai dalam rangka mengatasi kesenjengan keompetensi pegawai dengan bidang tugas yang diembannya, serta mempersiapkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan menghadapi tantangan masa depan. Balai Diklat Keagamaan Manado memiliki tugas pokok berupa diklat teknis pendidikan dan keagamaan tentunya harus segera melakukan pembenahan dan persiapan untuk menyesuaikan seluruh sumbe rdaya guna menghadapi tuntutan UU ASN tersebut. Pembenahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran diklat. Pembenahan secara kualitas diklat dilakukan sejak tahapan perencanaan dengan melakukan analisis kebutuhan diklat, pelaksanaan diklat dengan peningkatan kualitas penyelenggara, widyaiswara serta proses pembelajaran, pembenahan sarana dan prasarana dan peningkatan kualitas akomodasi dan konsumsi. Pembenahan juga dilakukan pada tahapan evaluasi kediklatan, baik evaluasi penyelenggara dan widyaiswara, evaluasi proses pembelajaran maupun evaluasi pasca diklat. Disamping itu, tentu saja mendorong Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan untuk meningkatan produkproduk sistem kediklatan. Sedangkan, peningkatan secara kuantitas adalah upaya-upaya meningkatkan jumlah angkatan diklat dan jumlah kuota kepesertaan, sehingga mampu mengakomodir kebutuhan diklat para pegawai. 2

3 Persoalan pada dunia kediklatan selama ini adalah diklat selama ini lebih banyak terpusat pada diklat regular dan diklat di tempat kerja, sehingga secara kuantitas jumlah pegawai yang memiliki kesempatan diklat sangat terbatas. Untuk itu, dipandang perlu adanya terobosan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat). Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Jarak Jauh (DJJ) Online. Berdasarkan pembahasan di atas, tulisan ini mengkaji tentang penyelenggaraan DJJ online di Balai Diklat Keagamaan Manado sebagai langkah awal dan persiapan menghadapi tuntutan kebutuhan Diklat bagi pegawai ASN yang tidak dapat diakomodir melalui Diklat Reguler dan Diklat Di Tempat Kerja. 2. Tujuan Penulisan Tulisan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pelaksanaan DJJ online yang lebih berkualitas serta mempersiapkan semua komponen kediklatan di BDK Manado menghadapi DJJ Online yang akan semakin dimantapkan pelaksanannya di masa yang akan datang. B. PEMBAHASAN 1. Diklat Berbasis IT Dunia pendidikan, lebih khususnya dunia kediklatan mengalami kemajuan seiring dengan kemajuan teknologi. Hidup di era globalisasi, kita merasa sangat mudah untuk mengakses, mencari dan mendapatkan informasi maupun berita melalui teknologi informasi. Bahkan kita bisa dengan mudah menghubungi seseorang yang berbeda lokasi dengan kita seolah-olah dunia ini 3

4 tanpa sekat. Itu semua dapat terjadi dan dapat kita rasakan berkat canggihnya kemajuan teknologi komunikasi pada zaman ini. Secara keseluruhan kemajuan dibidang teknologi komunikasi membawa dampak yang sangat baik pula bagi kemajuan kehidupan masyarakat. Hal ini juga dirasakan dalam dunia pendidikan khususnya kediklatan, baik dari sisi akses informasi sebagai bahan referensi sangat terbuka, maupun dari sisi pemanfaatan teknologi komunikasi dalam penggunaan media pembelajaran. Penyelenggaraan DDJ merupakan pengembangan jenis diklat yang berbasis teknologi komunikasi. Istilah e-learning (electronic learning) telah dikenal luas di kalangan masyarakat dunia. Penerapannya telah banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi dan lembaga training. Termasuk Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan (Pusdiklat Teknis) dan Balai Diklat Keagamaan (BDK), yang merupakan lembaga diklat di lingkungan Kementerian Agama 2. Paradigma Baru Kediklatan Diklat Jarak Jauh (DJJ) bukanlah sesuatu yang baru di Kementerian Agama. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan diklat tahun 2008, baik di tingkat Pusdiklat maupun Balai-balai Diklat Keagamaan diketahu bahwa kesempatan diklat mencapai rata-rata siklus 7 tahunan bagi setiap pegawai.. Dibandingkan keadaan tahun 2002 dengan siklus kesempatan diklat 19 tahunan, keadaan ini sudah lebih baik. Tetapi dibanding dengan cita-cita untuk mencapai siklus 3 tahunan, maka diperlukan langkah khusus untuk meningkatkan 4

5 kemampuan mendiklat tersebut, apalagi jika pada waktunya nanti seluruh pegawai ASN di kementerian Agama harus juga dilakukan oleh Pusdiklat dan Balai Diklat. Dalam upaya peningkatan jumlah sasaran diklat tersebut, maka Badan Litbang dan Diklat pada tahun 2009 telah mengembangkan paradigma baru kediklatan yang sifatnya meningkatkan intensitas, mengembangkan model diklat baru, memperluas mitra kerja, dan memperluas sasaran diklat. Paradigma baru itu berisi lima langkah pokok, yaitu: 1. Melanjutkan penyelenggaraan diklat reguler dengan meningkatkan sasaran dan mutu diklat. 2. Memperbanyak dan mengembangkan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK), khususnya di Kementerian Agama Kab/Kota. 3. Mengembangkan Diklat Jarak Jauh (DJJ). 4. Bekerjasama dengan unit kerja terkait dalam pemberdayaaan KKG, MGMP, KKM, Madrasah Induk, Madrasah Model, Pokjawas, dan kelompok jabatan fungsional lainnya dalam penyelenggaraan diklat. 5. Mengembangkan kerjasama dengan LPMP, P4TK, Pustekkom Depdiknas, dan lembaga Pemerintah lain seperti LAN, Dep. Keuangan, BPKP, dan lainlain dalam penyelenggaraan diklat, baik Diklat Administrasi maupun Diklat Teknis. 5

6 3. Diklat Jarak Jauh (DJJ) Model Blended Learning Dengan berpedoman pada Surat Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat Nomor BD/53/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan DJJ Diklat Teknis Keagamaan, DJJ di-launching-kan pada tahun 2009 dengan memilih model blended learning yang mengintegrasikan model pembelajaran jarak jauh konvensional (distance learning) dengan model pembelajaran online (web based learning). Diklat Jarak Jauh (DJJ) ini ditempuh karena Diklat Reguler yang dilaksanakan secara konvensional terasa sudah tak memungkinkan lagi untuk dijadikan satu-satunya harapan dalam penyelenggaraan diklat karena populasi pegawai yang harus mengikuti diklat selalu bertambah dan tidak selalu seirama dengan ketersediaan dana yang dibutuhkan. Karena itulah dengan menggunakan infrastruktur DJJ bisa dijadikan alternatif agar pendidikan dan pelatihan klasikal dan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) juga tetap dapat berjalan terus sesuai dengan kepentingannya di samping pengembangan model DJJ. Dengan mengaplikasikan cara DJJ tersebut maka biaya kediklatan akan dapat dihemat. Terkait dengan tingkat efektivitas pelaksanaan DJJ dengan metode ini, tidak perlu dikhawatirkan karena berdasarkan kajian Pustekkom Depdiknas yang telah mencoba cara ini sejak beberapa tahun lalu terlihat banyak sisi positifnya. Diversifikasi penyelenggaraan diklat sebagaimana dimaksud dikembangkan sebagai solusi terhadap keterbatasan jangkauan populasi Diklat Reguler. Diklat Jarak Jauh adalah sekumpulan model/metoda pembelajaran dimana aktivitas 6

7 pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan dan pelatihan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama. Sebagaimana dikemukana di atas bahwa DJJ yang dilaksanakan menggunakan system online dan offline atau yang dikenal dengan model blended learning. Dari aspek kurikulum, silabus, materi atau bahan ajar, jenis dan jenjang, maupun aspek kepesertaan DJJ itu sama dengan diklat reguler (off the job training) yang diselenggarakan secara klasikal di Pusdiklat Teknis dan 12 BDK se-indonesia. Sedangkan proses pembelajaran difasilitasi menggunakan sistem online menggunakan Learning Management System (LMS) berbasis aplikasi Moodle, sehingga sistem DJJ ini mengkondisikan proses belajar mandiri yang terorganisir secara sistematik. 7

8 Durasi pelaksanaan DJJ selama 3-6 bulan, disetarakan dengan 100 jam diklat reguler. Dalam skema ini, para peserta dikelompokkan berdasarkan kedekatan wilayah, unit kerja, atau kesamaan jenjang diklat, dengan jumlah peserta setiap kelas DJJ berkisar antara orang. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara offline (mandiri dan tatap muka) dan online melalui portal DJJ. Kegiatan pembelajaran offline dilakukan secara mandiri menggunakan modul cetak dan modul berbasis web serta media lain terprogram, seperti video pembelajaran dan siaran Televisi Edukasi (TV-e) yang bekerjasama dengan TVe Pustekkom Kemdikbud. Kegiatan tatap muka dilakukan minimal 3 kali berupa tutorial berbasis kendala/masalah pembelajaran. Dengan skema seperti itu, program DJJ model blended learning dijalankan oleh BDK Manado pada tahun , kemudian mengalami masa vakum hingga tahun Masa vakum terjadi setelah DJJ model blended learning dinilai kurang efisien dari aspek biaya dan jangkauan peserta. Proses tatap muka yang mengumpulkan peserta dalam satu tempat justru menjadi sebab tingginya alokasi anggaran DJJ. Selain itu, kuota peserta DJJ yang berkisar antara orang per kelas, menjadikan daya serap kepesertaan DJJ tidak berbeda secara signifikan dibanding diklat regular. 4. Menuju DJJ Online Bercermin dari pelaksanaa DJJ model blended learning, Pusdiklat Teknis melakukan evaluasi yang kemudian mengembangkan sistem DJJ online. Pusdiklat Teknis mengemas dan menyempurnakan kembali sistem 8

9 DJJ online yang telah diujicobakan oleh BDK Jakarta agar bisa diterapkan oleh Pusdiklat Teknis dan 13 BDK di Indonesia. Sebagai langkah awal pelaksanaan DJJ Online, Pusdiklat Tenaga Teknis telah melaksanakan Sosialisasi DJJ Online dan AKD Online pada tanggal 10 s.d 13 Desember 2015 yang diikuti oleh masing-masing 1 (satu) orang widyaiswara dan1 (satu) orang admin perwakilan dari Pusdiklat dan 12 (dua Belas) BDK seluruh Indonesia. DJJ online pada dasarnya sama dengan DJJ model blended learning, baik dari segi standar proses pembelajaran maupun komponen setiap topik bahasan DJJ Online. Hanya saja, DJJ Online menghilangkan kegiatan tatap muka (sinkronous langsung). Tidak adanya kegiatan tutorial tatap muka dalam kelas, memungkinkan peserta dari berbagai lokasi di seluruh pelosok nusantara bisa mengikuti kelas DJJ yang sama dengan kuota per kelas yang tidak lagi dibatasi hanya 20 atau 30 orang peserta. Dengan demikian, DJJ Online diharapkan mampu meminimalkan faktor biaya penyelenggaraan, melibatkan jumlah peserta lebih banyak dan menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini terbatas dilayani oleh akses diklat reguler. Namun demikian, keluasan akses tersebut tentu berimplikasi pada tingkat kesiapan dan ketangguhan dukungan server, bandwith dan sistem DJJ itu sendiri, saat ratusan ribu pegawai Kemenag mengakses portal DJJ dalam waktu bersamaan. Siapkah sistem DJJ Online melayani para user nantinya? Hal lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana merancang bahan ajar dengan baik dan menarik, bagaimana menentukan secara bijak dan tepat 9

10 kapan harus menggunakan sinkronous maya, asinkronous mandiri dan asinkronous kolaboratif, agar bisa membangun learning community yang diharapkan, yaitu pusat kegiatan peserta dalam menambah kemampuan, membaca materi diklat, mencari informasi, dan sebagainya. Di sisi lain, kebiasaan dan paradigma (mindset) para peserta terhadap pemanfaatan TIK dalam sistem DJJ Online masih akan menjadi tantangan tersendiri sebagaimana terjadi pada program DJJ model blended learning sebelumnya. Hal lain yang juga menjadi kendala adalah widyaiswara atau tutor. Untuk menjadi tutor DJJ online maka tutor wajib memiliki PNS yang dipusatkan di Pinmas Kementerian Agama. Untuk itu diharapkan, Pusdiklat Teknis dan Balai-balai Diklat Keagamaan benar-benar memiliki strategi perencanaan yang matang, kekuatan infrastruktur dan kesiapan sumber daya manusia pengelola dan penyelenggara DJJ, baik widyaiswara yang berperan sebagai tutor, fungsional umum sebagai administrator maupun para pemangku kebijakan program DJJ. Dalam konteks itu semua, yang terpenting adalah kesungguhan dan konsistensi dalam menjalankan perannya masin-masing. Sebab, hal itu akan menentukan apakah program DJJ Online ini bisa berhasil mengatasi berbagai tantangan, lalu menjadi kegiatan kediklatan yang efektif dan efisien serta mampu meminimalkan biaya dan menjangkau peserta lebih luas dan lebih banyak, sekaligus bagian dari langkah pemberdayaan widyaiswara. 10

11 5. Pelaksanaan DJJ Online Untuk dapat masuk sebagai peserta ke DJJ online diperlukan registrasi untuk pembuatan username dan password. Salah satu persyaratan adalah peserta harus memiliki , sehingga bagi calon peserta yang gagap teknonologi akan menemui hambatan sebagai peserta DDJ. Kegiatan DDJ online mempunyai keunggulan yang ditemukan pada diklat konvensional maupun diklat di tempat kerja.peserta DJJ online sepenuhnya berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Pelajaran. e-learning diajarkan kepada para peserta sekaligus aplikasinya dalam pembelajaran. Semua proses pembelajaran, mulai dari akses materi/modul, diskusi dengan peserta lain apabila terdapat permasalahan, diskusi dengan tutor, forum pembelajaran, kuis-kuis, upload tugas sampai dengan ujian akhir semuanya dilakukan dalam jarak jauh dengan menggunakan internet secara online. Peserta dapat mengakses materi, model, kuis, evaluasi hanya melalui maupun website DJJ. Dengan demikian, dalam pelaksanaan DJJ online, dirasakan adanya permasalahan sebagaimana DJJ model Blended learning. Diantaranya kendala dalam hal penguasaan teknologi komunikasi, sehingga pelaksanaannya belum maksimal, baik dari sisi penyelenggara maupun jangkauan kepesertaan belum maksimal. Dalam hal ini diperlukan pemikiran-pemikiran kedepan bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan sehingga DJJ online yang berbasis teknologi komunikasi ini dapat lebih dirasakan manfaatnya bagi peserta diklat. Penyelenggaraan Diklat Jarak Jauh dengan memanfaatkan teknologi komunikasi juga membutuhkan tenaga-tenaga pengelola yang mempunyai basic 11

12 dibidang teknologi informasi dan komunikasi, atau bidang lain yang ada kaitannya dengan pengetahuan maupun keterampilan dibidang ini. dalam hal pengelolaannya dibutuhkan peralatan baik shoftware maupun hardwere yang memadahi atau Learning Management System (LMS). Sehingga diperlukan persiapan dan kesiapan bagi penyelenggara diklat antara lain: 1. Mempersiapkan tenaga admin (penyelenggara), agar pengelola DDJ online dapat memberikan pelayanan sarana/prasarana sesuai dengan kebutuhan tutor dan peserta DJJ online. 2. Mempersiapkan tenaga-tenaga pengelola dengan pengetahuan dan keterampilan ICT. 3. Mempersiapkan tenaga-tenaga widyaiswara/tutor yang berkompeten dibidang masing-masing dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan teknologi komunikasi. 4. Memiliki data berdasarkan AKD agar diklat yang dilaksanakan sesuai sasaran dan tujuan. Kini dunia kediklatan telah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan oleh para pakar dibidang teknologi komunikasi. DJJ online akan membawa manfaat yang lebih besar diantaranya: 1. Proses pembelajaran DJJ online tidak terbatas ruang dan waktu 2. Pelaksanaan pembelajaran DJJ dilakukan dengan belajar mandiri (self-paccd learning) sesuai panduan. 12

13 3. Tutorial dilakukan sepenuhnya dengan online, melalui website DJJ, video conference, dan media sosial seperti facebook, chatting, telephone, mupun handphone. 4. Menambah wawasan dan keterampilan secara kognitif, afektif maupun psykomotorik dibidang teknologi komunikasi. 5. Tutor dapat mengupload materi, soal latihan dan memantau aktivitas peserta kapan saja dan dimana saja. 6. Bagi peserta dapat mendaftar sebagai peserta DJJ online, mendownload materi, mengerjakan soal, berkonsultasi dengan tutor dimanasaja dan kapan saja. 7. Dengan mengikuti DJJ online, secara tidak langsung peserta diklat dapat meningkatkan kemempuannya dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. 8. Bagi peserta DJJ online dapat pula login Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) online. Dalam menongsong penyelenggaraan DJJ online, diperlukan pembenahan dan kesiapan sebagai berikut. 1. Pengelola DJJ online mendapatkan/mengikuti Diklat tentang penyelenggaraan DJJ online 2. Widyaiswara/tutor mendapatkan diklat DJJ online. 3. Widyaiswara/tutor memiliki PNS Kementerian Agama 4. Penambahan Bandwith 5. Peningkatan performance server 13

14 6. Peningkatan sarana prasarana pendukung DJJ online, seperti modem untuk tutor/widyaiswara. Pusdiklat Teknis dan Balai-balai Diklat Keagamaan benar-benar harus memiliki strategi perencanaan yang matang, kekuatan infrastruktur dan kesiapan sumber daya manusia pengelola dan penyelenggara DJJ, baik widyaiswara yang berperan sebagai tutor, fungsional umum sebagai administrator maupun para pemangku kebijakan program DJJ. Dalam konteks itu semua, yang terpenting adalah kesungguhan dan konsistensi dalam menjalankan perannya masin-masing. Sebab, hal itu akan menentukan apakah program DJJ Online ini bisa berhasil mengatasi berbagai tantangan, lalu menjadi kegiatan kediklatan yang efektif dan efisien serta mampu meminimalkan biaya dan menjangkau peserta lebih luas dan lebih banyak, sekaligus bagian dari langkah pemberdayaan widyaiswara. C. PENUTUP 1. Kesimpulan DJJ online merupakan pengembangan dari DJJ model blended learning dalam rangka memenuhi kebutuhan diklat pegawai ASN yang tidak memiliki kesempatan mengikuti Diklat Regular dan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) karena kendala waktu, lokasi, maupun karena kendala anggaran yang sangat terbatas di Balai-balai Diklat. Diharapkan dengan model DJJ online ini akan mempercepat siklus diklat yang masih kurang. Yaitu perbandingan jumlah pegawai yg akan mengikuti diklat dengan jumlah penyelenggaraan diklat masih belum memadai. 14

15 DJJ online merupakan salah satu sistem di dalam kegiatan pembelajaran yang sepenuhnya berbasis Teknologi komunikasi dan informasi. Dengan DJJ online, penyelenggara, tutor dan peserta bisa saling berinteraksi kapan pun dan di mana pun. Dengan sistem ini, peserta dapat mengikuti diklat tanpa harus meninggalkan tugas. Di samping itu peserta dapat mengatur sendiri kecepatan belajarnya. 2. Rekomendasi Beberapa hal disarankan sehubungan dengan DJJ online, antara lain: 1. Diharapkan dengan learning manajement system, pengelola/penyelenggara Diklat Jarak Jauh dapat mengantisipasi kendala yang akan terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Optimalisasi tutor dan admin 3. Memprogramkan kembali DJJ pada tahun

16 DAFTAR PUSTAKA Bahan ajar Sosialisasi DJJ online dan AKD Online, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Badan Diklat Kementerian Agama, Jakarta, 2015 Ispurwanto, Paradigma Baru Diklat Kementerian Agama, Diupload oleh Ispurwanto (-) dalam kategori Subbag Ortala & Kepegawaian Kanwil Kemenag Kalteng. Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat Nomor BD/53/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan DJJ Diklat Teknis Keagamaan Sintawati, Pengertian Teknologi Komunikasi, Posted: 3 Maret,2010. Hawi, A Tantangan Pendidikan Islam Memasuki Era Global, Perspektif Jurnal Balai Diklat Keagamaan Palembang. Vol 1, No 1 : 67 Munir, Munir, Dr, M.IT, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta Tamim. D & Hermansjah. 2002, Diklat Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pusdiklat Kementerian Agama RI Buku Panduan Pengelolaan Diklat Jarak Jauh. Jakarta : Kantor Kementerian Agama RI Tamim. D & Hermansjah. 2002, Diklat Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. 16

PENGEMBANGAN STRUKTUR BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MELALUI DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) DAN DIKLAT DITEMPAT KERJA (DDTK)

PENGEMBANGAN STRUKTUR BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MELALUI DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) DAN DIKLAT DITEMPAT KERJA (DDTK) PENGEMBANGAN STRUKTUR BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MELALUI DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) DAN DIKLAT DITEMPAT KERJA (DDTK) Oleh : Muhammad Anwar, M.Pd Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Manado A. Latar Belakang Dalam

Lebih terperinci

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa tujuan Pendirian Negara Republik Indonesia antara lain adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.968, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Metode E-Learning. DIKLAT. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.448, 2012 KEMENTERIAN AGAMA. Penyelenggaraan. Pendidikan. Pelatihan. Teknis. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADANPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMA,

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADANPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMA, KEPUTUSAN KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMAREPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHANDI WILAYAHKERJAjPENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan studi kasus dan rumusan pertanyaan penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara umum penerapan

Lebih terperinci

PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI

PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI 2018 0 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 PENGENALAN...2 Langkah-langkah membuat account guru di jejak bali..9 Langkah-langkah login

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT)

Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT) Ulasan / Review Edisi 2 No. 4, Okt Des 2015, p.76-80 Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT) Husnul Amri Widyaiswara Ahli Madya pada Badan Diklat Provinsi

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb No.1556, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. SIMDIKLAT. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE

PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Perpustakaan adalah diklat pertama yang saat ini sedang disiapkan untuk dijadikan e-learning. Banyaknya perpustakaan yang tersebar di seluruh

Perpustakaan adalah diklat pertama yang saat ini sedang disiapkan untuk dijadikan e-learning. Banyaknya perpustakaan yang tersebar di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, maka penerapannya juga telah merambah di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia yang tangguh serta berkualitas untuk mengantisipasi segala perubahan yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

PEDOMAN PELATIHAN JARAK JAUH (LJJ) KONSELOR HIV

PEDOMAN PELATIHAN JARAK JAUH (LJJ) KONSELOR HIV PEDOMAN PELATIHAN JARAK JAUH (LJJ) KONSELOR HIV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Prevalensi infeksi HIV di Indonesia dilaporkan terus meningkat dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Pustekkom pada saat ini mengelola yaitu Jaringan Pendidikan Nasional, yang menjadi Jembatan Informasi Digital Dunia Pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dan perancangan sistem yang akan dibangun di SMK Negeri 5 Makassar.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dan perancangan sistem yang akan dibangun di SMK Negeri 5 Makassar. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis sistem yang sedang berjalan dan perancangan sistem yang akan dibangun di SMK Negeri 5 Makassar. 3.1 Tinjauan Sistem Yang

Lebih terperinci

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kelas Maya Panduan Pengguna Sistem - Siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah paradigma pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Ringkasan Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar. Beberapa tahun yang lalu, siswa hanya terfokus pada kegiatan belajar selama kurang lebih 5 jam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang memanfaatkan internet sebagai salah satu hal yang paling banyak diambil manfaatnya untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wawasan. Di sini jugalah tempat kita membina bangsa kita. Tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. wawasan. Di sini jugalah tempat kita membina bangsa kita. Tanggung jawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi sosial yang memainkan peranan amat penting dalam merubah kehidupan masyarakat. Di sinilah tempat awal kita menuju wawasan. Di sini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan tupoksinya

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA 2011 PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan kompetensi yang banyak di buka di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri mauapun SMK Swasta di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kurikulum, silabus dan RPP merupakan satu rangkaian yang tak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kurikulum, silabus dan RPP merupakan satu rangkaian yang tak BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Perencanaan Pembelajaran Kurikulum, silabus dan RPP merupakan satu rangkaian yang tak terpisahkan satu sama lain. Perangkat perencanaan pembelajaran yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 09 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai sektor kehidupan membawa konsekuensi dibutuhkannya Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI yang tidak dapat dihindari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum kegiatan belajar mengajar harus dilakukan hanya dalam ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan kelas sambil sesekali

Lebih terperinci

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH 1 RENCANA PROGRAM KERJA KKG MI KECAMATAN BULULWANG MASA BAKTI TAHUN 2014-2019 A. PROGRAM RUTIN TAHUNAN (BERSIFAT MULTI-YEARS) 1) Diskusi permasalahan pembelajaran. 2)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Telah berhasil dikembangkan program e-training konten fisika untuk meningkatkan kemampuan memahami dan menganalisis guru fisika SMK melalui serangkaian

Lebih terperinci

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA Helmie Arif Wibawa, Indra Waspada, Panji Wisnu Wirawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Email: Helmie.arif@gmail.com Abtrak. Salah

Lebih terperinci

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Pelatihan staf pengadaan di LPMP dan P4TK Kemdikbud dalam hasil penelitian secara umum menggambarkan tingkat implementasi yang baik memenuhi kriteria dan

Lebih terperinci

JAUH PA D A P E R G U R UAN

JAUH PA D A P E R G U R UAN 133 B A B I X P E N D I D I K A N JARAK JAUH PA D A P E R G U R UAN T I N G G I A. P R O G R A M P E N D I D I K A N T I N G G I J A R A K J A U H Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 107/U/2001

Lebih terperinci

Artikel JEJAK ONLINE PPPPTK MATEMATIKA: E-LEARNING PPPPTK MATEMATIKA Oleh Muda Nurul Khikmawati

Artikel JEJAK ONLINE PPPPTK MATEMATIKA: E-LEARNING PPPPTK MATEMATIKA Oleh Muda Nurul Khikmawati Artikel JEJAK ONLINE PPPPTK MATEMATIKA: E-LEARNING PPPPTK MATEMATIKA 2011 Oleh Muda Nurul Khikmawati PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA Abstrak Tahun

Lebih terperinci

Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya

Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya Indra Budi Trisno indrabt@gmail.com Robby Kurniawan Budhi robby@widyakartika.ac.id Yonatan Widianto

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1504, 2014 BPKP. Pendidikan dan Pelatihan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya? 1 2 PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran Pengertian E-learning Kelebihan dan kekurangan Framework E-learning Komponen E-learning Konten E-learning

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 1231, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Sistem Informasi. Pendidikan dan Pelatihan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.59/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persiapannya lebih singkat. E-Learning menjawab semua tantangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. persiapannya lebih singkat. E-Learning menjawab semua tantangan tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan memerlukan cara baru, membutuhkan teknologi yang dapat menyediakan pendidikan yang pengadaanya cepat, metodenya lebih efektif, dan persiapannya lebih

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2014 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan Purwono Hendradi 1, Kanthi Pamungkas Sari 2, Sutejo 3 1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik 2 Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama

Lebih terperinci

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini penulis akan menjabarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi Skripsi mengenenai pendapat peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya era globalisasi, pelaksanaan pembelajaran saat ini perlu didukung dengan adanya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Media berbasis

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12

2016, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12 No.2067, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. TRAINING OF FACILITATOR. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PELATIHAN PENERAPAN

Lebih terperinci

E-EDUCATION BERBASIS MULTIMEDIA (KAWASAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN) Oleh : Niam Wahzudik PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam era global

E-EDUCATION BERBASIS MULTIMEDIA (KAWASAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN) Oleh : Niam Wahzudik PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam era global E-EDUCATION BERBASIS MULTIMEDIA (KAWASAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN) Oleh : Niam Wahzudik PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam era global sekarang ini kita harus berhubungan dengan teknologi termasuk

Lebih terperinci

LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DOSENJAGA UNTUK MENGELOLA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Abstrak

LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DOSENJAGA UNTUK MENGELOLA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Abstrak LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DOSENJAGA UNTUK MENGELOLA PENDIDIKAN JARAK JAUH Dwi Susanto 1, Mochammad Hariadi 2, dan Surya Sumpeno 3 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) 2,3 Teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

Oleh Amat Jaedun Nuryadin ER.

Oleh Amat Jaedun Nuryadin ER. 1 RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI WEB BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA BIDANG APLIKASI KOMPUTER MELALUI E-LEARNING UNY ABSTRAK Oleh Amat Jaedun Nuryadin ER. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang mengenai pengembangan aplikasi ini, rumusan masalah yang ditangani oleh aplikasi ini, tujuan, pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data,

Lebih terperinci

Kompetensi Pedagogik Guru Pada Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs

Kompetensi Pedagogik Guru Pada Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs Kompetensi Pedagogik Guru Pada Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs Oleh : Mardhiati Thamrin, S.Si Widyaiswara Pertama BDK Padang ABSTRAK Kompetensi pedagogik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA, KEPUTUSAN KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMAREPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAANPENDIDlKAN DAN PELATIHANKERJA SAMA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertugas membantu Presiden di sektor kehutanan. Salah satu eselon II di

BAB 1 PENDAHULUAN. bertugas membantu Presiden di sektor kehutanan. Salah satu eselon II di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kehutanan adalah sebuah lembaga pemerintah yang bertugas membantu Presiden di sektor kehutanan. Salah satu eselon II di Kementerian Kehutanan adalah Biro

Lebih terperinci

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN Oleh : Harmini Sudjiman Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan Abstrak Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang

Lebih terperinci

Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training

Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training Nama Inovasi Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training Produk Inovasi Percepatan Pencapaian Cakupan Peserta Diklat Melalui Penyelenggaraan Diklat Model Mobile

Lebih terperinci

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar Komponen, Aspek, Indikator 1. Sumber Daya Manusia 1.1 Kompetensi pengoperasian komputer, jaringan dan internet 1.1.1 Lebih dari 90% tenaga pendidik mampu mengoperasikan

Lebih terperinci

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba No.1678, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Diklat Teknis PNS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana utama untuk memperoleh,menerapakan dan mengembangkan ipteks. Pendidikan termasuk kegiatan pembelajaran dan penanaman nilai-nilai

Lebih terperinci

MAKALAH PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI

MAKALAH PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI MAKALAH PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Oleh : ATIN PRIHATIN 1215070120 JURUSAN SISTEM INFORMASI COMPUTER BUSSINES MANAGEMENT STMIK BINA

Lebih terperinci

PERJALANAN DIKLAT ONLINE/E-TRAINING PPPPTK MATEMATIKA

PERJALANAN DIKLAT ONLINE/E-TRAINING PPPPTK MATEMATIKA PERJALANAN DIKLAT ONLINE/E-TRAINING PPPPTK MATEMATIKA Pengantar Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) pendidik. Oleh karena itu kualitas SDM pendidik perlu mendapatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN/ATAU PELATIHAN DI BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang E-learning atau electronic learning merupakan konsep pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan media elektronik. Perkembangan teknologi yang sangat maju di era modern

Lebih terperinci

SILABUS BLENDED LEARNING MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI(3 SKS) Program Studi Sistem Informasi STMIK Nurdin Hamzah

SILABUS BLENDED LEARNING MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI(3 SKS) Program Studi Sistem Informasi STMIK Nurdin Hamzah SILABUS BLENDED LEARNING MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI(3 SKS) Program Studi Sistem Informasi STMIK Nurdin Hamzah Strategi Perkuliahan: Perkuliahan secara umum menggunakan pendekata konvensional (tatap

Lebih terperinci

untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan

untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan PJJ& TIK untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, KEMENRISTEKDIKTI, 2017 Uwes A. Chaeruman Pendidikan Jarak Jauh proses

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR 2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN elearning Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) untuk Mahasiswa

PANDUAN PENGGUNAAN elearning Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) untuk Mahasiswa PANDUAN PENGGUNAAN elearning Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) untuk Mahasiswa UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Saat ini terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Koran dalam bentuk media cetak merupakan salah satu bentuk media massa yang sudah ada sejak beratus tahun lalu, dan menjadi bagian dari masyarakat. Koran berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompetitif dan dinamis. Hal ini memaksa Bank untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompetitif dan dinamis. Hal ini memaksa Bank untuk memaksimalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia saat ini sudah mencapai kondisi yang sangat kompetitif dan dinamis. Hal ini memaksa Bank untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEDUNG K LANTAI 1 DAN 2 KAMPUS STAN, JALAN BINTARO UTAMA

Lebih terperinci

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning Marfuatun, M.Si Jurdik Kimia FMIPA UNY A. Pendahuluan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, dan pengajaran dalam lingkungan pembelajarannya. Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, dan pengajaran dalam lingkungan pembelajarannya. Sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Didukung dengan adanya internet, akses terhadap informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T

PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T Pengantar Daerah 3T merupakan daerah Terpencil, Terdepan dan Terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lebih terperinci

Amat Jaedun (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY)

Amat Jaedun (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY) RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI WEB BASED LEARNING UNTUK MENINGKATAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA BIDANG APLIKASI KOMPUTER MELALUI E-LEARNING UNY Amat Jaedun (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya,

Lebih terperinci

Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu

Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu BAB VII KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu kesimpulan, implikasi dan rekomendasi hasil penelitian. A. Kesimpulan Hasil Penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA A. KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT Inspektorat selaku Aparat Pengawas Internal Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari tesis, berisi tiga bagian meliputi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian

Lebih terperinci

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengembangan kapasitas pendidikan dan pelatihan berbasis pelayanan dan pemberdayaan publik pada UPT Provinsi Riau disusun bersasarkan hasil analisis terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM

PENDAHULUAN. Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENUNJANG KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Oleh : ZULHARMAN 1 PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun ini sangat pesat, seiring dengan perkembangan ini tuntutan akan informasi juga semakin besar. Media teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN MISI 1. VISI Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Pengguna Internet Indonesia

Grafik 1.1 Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa dengan sumber belajar dalam lingkungan yang edukatif. Proses pembelajaran yang berkualitas tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pegawai negeri sipil atau karyawan sangat dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pegawai negeri sipil atau karyawan sangat dibutuhkan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan pegawai negeri sipil atau karyawan sangat dibutuhkan dalam rangka pemberian pelayanan umum kepada masyarakat. Seorang pegawai atau karyawan perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan informasi.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Metode pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Depelopment Life Cycle-SDLC) yang terdiri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Studi tentang pengembangan model pelatihan berbasis kinerja

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Studi tentang pengembangan model pelatihan berbasis kinerja 246 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Studi tentang pengembangan model pelatihan berbasis kinerja (performance based training) untuk peningkatan kompetensi pedagogik dan andragogik tutor kesetaraan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam kegiatan beajar ini akan diuraikan proses pembelajaran

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang No.1648, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Jabatan Fungsional. Pranata Hubungan Masyarakat. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA SKRIPSI Oleh : Ahmad Faizal NIM K4305026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat dalam segala bidang. Banyak perusahaan besar atau instansi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat dalam segala bidang. Banyak perusahaan besar atau instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi informasi mengalami kemajuan yang pesat dalam segala bidang. Banyak perusahaan besar atau instansi menggunakan

Lebih terperinci