PENGEMBANGAN STRUKTUR BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MELALUI DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) DAN DIKLAT DITEMPAT KERJA (DDTK)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN STRUKTUR BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MELALUI DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) DAN DIKLAT DITEMPAT KERJA (DDTK)"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN STRUKTUR BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MELALUI DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) DAN DIKLAT DITEMPAT KERJA (DDTK) Oleh : Muhammad Anwar, M.Pd Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Manado A. Latar Belakang Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, menyatakan bahwa Badan Litbang dan Diklat. Bahwa Badan Litbang dan Diklat mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan di bidang keagamaan. Dan fungsi Badan Litbang dan Diklat adalah (a) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan di bidang keagamaan; (b) pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan di bidang keagamaan; (c) pemantauan evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan dan pelatihan di bidang keagamaan; dan (d) pelaksanaan administrasi Badan Litbang dan diklat. Terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, untuk melaksanakan tugas dan fungsi ini perlu ditunjang dengan adanya Unit pelaksana teknis kediklatan, sebagaimana KMA nomor 345 tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan, dijelaskan pembagian wilayah kerja dari setiap Balai Diklat Keagamaan. Khusus untuk Balai Diklat Keagamaan Manado wilayah kerjanya yaitu, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Gorontalo. Dari ketiga wliayah kerja ini, dari jangkauan pelaksanaan kediklatan dapat memungkinkan untuk dilaksanakan diklat, baik Diklat Jarak Jauh (DJJ) 1

2 maupun Diklat Ditempat Kerja (DDTK). Dari kedua model diklat ini merupakan paradigma baru pelaksanaan kediklatan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Yang menjadi masalah dalam pelaksanaan diklat regular, terbatasnya peserta diklat dalam sekali pelaksanaan program diklat. Sesuai dengan anggaran per angkatan hanya 30 orang dari tiga provinsi, dan masing-masing provinsi wilayah kerja hanya mendapatkan 10 jata peserta diklat. Ini yang membatasi untuk kuantitas peserta diklat yang dilaksanakan di kampus wijaya kusuma Balai Diklat Keagamaan Manado. Oleh karena itu perlunya pelaksanaan DDTK dan DJJ. Untuk meningkatkan proses kediklatan pada Balai Diklat Keagamaan Manado, maka perlu dilaksanakan Diklat Ditempat Kerja (DDTK) dan Diklat Jarak Jauh. System kediklatan ini sangat berbeda dengan diklat yang sering dilaksanakan di Balai Diklat Keagamaan Manado. Kegiatan diklat yang dilaksanakan di Balai Diklat ini, sifatnya konvensional yang berada dalam suatu kelas dan ada widyaiswara yang menyampaikan materi dengan tatap muka langsung, pada DJJ online akan lebih banyak berhadapan dengan komputer dan internet. Keberhasilan dalam mengikuti DJJ online akan tergantung kepada seberapa jauh peserta dalam mengikuti sistem DJJ seperti tutorial, mempelajari bahan belajar dan mengerjakan soal yang terdapat pada bank soal. Sedangkan Diklat Ditempat Kerja dilaksanakan di daerah tempat mereka bekerja, jadi peserta tidak meninggalkan pekerjaan mereka. Widyaiswara dan panitia diklat yang langsung turun ke daerah untuk menyelenggarakan diklat, sesuai dengan wilayah kerja masing-masing Balai Diklat keagamaan. Pelaksanakan DDTK dan DJJ adalah untuk menjawab tuntutan siklus diklat yang ditetapkan paradigm baru kediklatan oleh kepala Badan Litbang dan Diklat. Dengan adanya fasilitas kediklatan ini, maka Balai Diklat Keagamaan Manado mengapresiasi karena dapat meningkatkan penyelenggaraan diklat, dalam setahun penuh Balai Diklat Keagamaan Manado dapat menyelenggarakan diklat dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember setiap tahunnya. Ini pertanda bahwa intensitas pelaksanaan diklat di Balai Diklat Keagamaan Manado di kategorikan tinggi. B. Faktor yang mempengaruhi dilakukan perubahan Faktor pendorong dilakukannya perubahan dimaksud adalah: - Diklat Jarak Jauh diselenggarakan untuk mempercepat siklus diklat. - Mempergunakan TIK dalam dunia kediklatan serta mengurangi keterbatasan jarak dan waktu antara penyelenggara diklat, widyaiswara dan peserta diklat. 2

3 - Dengan Diklat Jarak Jauh penyelenggara, widyaiswara dan peserta bisa saling berinteraksi kapan pun dan di mana pun. - peserta dapat mengikuti diklat tanpa harus meninggalkan tugas. Di samping itu peserta dapat mengatur sendiri kecepatan belajarnya. - Pelaksanaan DDTK dan DJJ dapat mengefesienkan anggaran Negara (APBN). - Waktu pelaksanaan DDTK cukup relative pendek karena hanya 40 jam pelajaran atau 4 (empat) hari. - Perlunya penambahan struktur yaitu Seksi DJJ dan DDTK C. Landasan Teori Globalisasi adalah sebuah induk dari berbagai perubahan yang terjadi di seantero bumi tidak terkecuali di Indonesia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Reformasi, otonomi daerah, demokratisasi, kesetaraan merupakan anak kandung globalisasi. Perubahan-perubahan tersebut berkaitan secara langsung dengan tuntutan pembangunan Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu isu-isu tersebut harus diangkat sebagai sebuah pertimbangan dalam menyelenggarakan kediklatan. Isu utama yang sedang menjadi fokus pembangunan negeri ini adalah reformasi birokrasi yang akan bermuara untuk mewujud nyatakan konsep good governance yang beberapa tahun belakangan selalu menjadi tema sentral penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Reformasi tersebut berkaitan langsung dengan bagaimana menyiapkan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan tuntutan kondisi di atas. Badan Litbang dan Diklat mengeluarkan kebijakan mengenai Paradigma Baru Kediklatan yang berisi lima diversifikasi kediklatan yang bertujuan meningkatkan kualitas dan daya jangkau kediklatan. Dengan diversifikasi ini para pegawai Kementerian Agama di daerah diharapkan lebih memiliki akses kediklatan. Lima diversifikasi kediklatan adalah sebagai berikut. 1. Melanjutkan penyelenggaraan diklat reguler dengan meningkatkan sasaran dan mutu diklat 2. Memperbanyak dan mengembangkan Diklat Ditempat Kerja (DDTK) 3. Mengembangkan Diklat Jarak Jauh (DJJ) 4. Bekerjasama dengan unit kerja terkait dalam pemberdayaan KKG, MGMP, KKM, Madrasah Induk, Madrasah Model, Pokjawas dan Kelompok Jabatan Fungsional lainnya dalam penyelenggaraan diklat 3

4 5. Mengembangkan kerjasama dengan LPMP, P4TK, PMPTK, PUSTEKKOM Depdiknas dan lembaga pemerintah lainnya. Implementasi kebijakan tersebut akan dijadikan strategi untuk mencapai target untuk mencapai siklus kediklatan empat tahunan. Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama pada tahun 2008 telah berhasil mendiklat sejumlah PNS Departemen Agama dari kurang lebih PNS Departemen Agama yang ada. Ini ber-arti kesempatan diklat telah mencapai siklus 7 tahunan bagi setiap pegawai. Dibandingkan keadaan tahun 2002 dengan siklus kesempatan diklat 19 tahunan, keadaan ini sudah lebih baik. Tetapi dibanding dengan cita-cita untuk mencapai siklus 3 tahunan, maka perlu langkah khusus untuk meningkatkan kemampuan mendiklat tersebut, apalagi jika pada waktunya nanti diklat guru-guru madrasah swasta harus juga dilakukan oleh Pusdiklat dan Balai Diklat. Dalam upaya peningkatan jumlah sasaran diklat tersebut, maka Badan Litbang dan Diklat pada tahun 2009 mengembangkan paradigma baru kediklatan yang sifatnya meningkatkan intensitas, mengembangkan model diklat baru, memperluas mitra kerja, dan memperluas sasaran diklat. Balai Diklat Keagamaan Manado sudah berhasil mendiklat sebanyak 3500 pegawai di kementerian Agama di wilayah kerja Provinsi Gorontalo, Maluku Utara dan Sulawesi Utara. Dengan siklus diklat 3 tahunan pegawai kementerian agama mendapatkan kesempatan untuk mengikuti diklat. a. Diklat Jarak Jauh Diklat Jarak Jauh (DJJ) ini ditempuh karena Diklat Reguler yang dilaksanakan secara konvensional terasa sudah tak memungkinkan lagi untuk dijadikan satu-satunya harapan dalam penyelenggaraan diklat karena populasi pegawai yang harus mengikuti diklat selalu bertambah dan tidak selalu seirama dengan ketersediaan dana yang dibutuhkan. Karena itulah dengan menggunakan infrastruktur DJJ bisa dijadikan alternatif agar pendidikan dan pelatihan klasikal dan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) juga tetap dapat berjalan terus sesuai dengan kepentingannya di samping pengembangan model DJJ. Dengan mengaplikasikan cara DJJ tersebut maka biaya kediklatan akan dapat dihemat. Terkait dengan tingkat efektivitas pelaksanaan DJJ dengan metode ini, tidak perlu dikhawatirkan karena berdasarkan kajian Pustekkom Depdiknas yang telah mencoba cara ini sejak beberapa tahun lalu terlihat banyak sisi positifnya. Diversifikasi penyelenggaraan diklat sebagaimana dimaksud dikembangkan sebagai solusi terhadap keterbatasan jangkauan populasi Diklat Reguler. 4

5 Diklat Jarak Jauh adalah sekumpulan model/metoda pembelajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan pelatihan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama. b. Pengembangan Program Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) Dalam edaran Surat Ka Badan Nomor BD/P.V/Kp.02.2/094/2009 tanggal 2 Pebruari 2009 tentang Paradigma Baru Kediklatan telah memberi petunjuk agar Balai- Balai Diklat Keagamaan memperbanyak dan mengembangkan DDTK khususnya disetiap Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota pada tahun 2009 minimal agar 1 (satu) kali kegiatan dilaksanakan untuk pemerataan kesempatan diklat. Pengembangan program DDTK sebagaimana tersebut juga perlu terus diperbanyak disesuaikan dengan kebutuhan pegawai dan tuntutan peningkatan kinerja institusi pengguna. Sejalan dengan kebijakan teknis tersebut, saya juga menekankan untuk segera dilaksanakan diklat-diklat yang menjadi persyaratan jabatan. Misalnya diklat penyuluh, penghulu dan sejumlah diklat bagi jabatan fungsional lainnya dimana mereka tidak akan memperoleh tunjangan atau hak lainnya jika tidak mempunyai sertifikat diklat. Sementara, untuk diklat tenaga pendidik dan kependidikan agar memperhatikan kebijakan pendidikan nasional dan berbagai peraturan perundangan yang mengiringinya. Pengembangan kerjasama/jaringan kemitraan harus terus diupayakan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kinerja. Jaringan kemitraan dimaksud meliputi kemitraan dengan unit-unit teknis di lingkungan Kementerian Agama atau institusi lain yang terkait antara lain Pustekkom, P4TK, LPMP Kementerian diknas yang telah cukup lama menggeluti dunia pelatihan, dan unit kediklatan yang diperlukan, terutama dalam memenuhi kebutuhan tenaga 5

6 ahli/widyaiswara/pengajar dan sarana prasarana kediklatan. Selama ini kita telah banyak melibatkan widyaiswara/tenaga ahli dari berbagai lembaga/instansi di luar Kementerian Agama, hal tersebut perlu terus ditingkatkan dengan inovasi-inovasi baru yang dinamis. Untuk mengoptimalkan penyelenggaraan diklat, baik pusat maupun daerah diperlukan suatu kebijakan dalam bentuk arah kebijakan program dan pedoman teknis kediklatan. Hal tersebut dimaksudkan agar terwujud penyelenggaraan diklat dengan standar yang sama di seluruh unit kediklatan di lingkungan Badan Litbang dan Diklat. Untuk itu maka termasuk produk sistem kediklatan yang terkait dengan paradigma baru kediklatan yang telah ditetapkan dalam kebijakan Kepala Badan, meliputi DDTK, DJJ, Diklat melalui pemberdayaan KKG/MGMP/KKM dan Kelompok kerja sejenisnya serta optimalisasi peningkatan kerjasama dengan instansi terkait termasuk yang masing-masing telah ditetapkan dengan SK Kepala Badan perlu disosialisasikan sehingga memperlancar kegiatan kediklatan. c. Analisis Dengan pelaksanaan DJJ dan DDTK dapat memberikan suatu aspirasi baru untuk meningkatkan penyelenggaraan diklat di Balai Diklat Keagamaan Manado. Oleh karena, seiring pelaksanaan DJJ dan DDTK juga mendapatkan respon yang sangat positif dari insntasi pengguna, misalnya Kanwil Kementerian Agama provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku dan Provinsi Gorontalo. Dengan adanya respon dari mereka, bahwa pelaksanaan DJJ dan DDTK tahun 2012 dan seterusnya agar lebih merata ke seluruh pelosok atau di Kabupaten/kota dari tiga provinsi atau ditiga wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Manado. Tujuan daripada pelaksanaan DJJ dan DDTK ini adalah untuk mempercepat siklus pelaksanaan/penyelenggaran kediklatan, meningkatkan kualitas penguasaan teknologi dan informasi (IT) di bidang masing-masing. Adanya peluang untuk mengembangkan struktur organissi yang ada di Balai Diklat Keagamaan Manado. Dengan pengembangan struktur ini maka, khusus yang menangani DJJ dan DDTK itu, lebih intensif karena dibuatkan sendiri struktur khusus yang mengurusi pelaksanaan DJJ dan DDTK. 6

7 Struktur Balai Diklat Keagamaan Manado Kepala Balai Kepala SUBAG TU Kepala Seksi Teknis Tenaga Administrasi Kepala Seksi Tenaga Teknis Widyaiswara Rencana Pengembangan Struktur di Balai Diklat Keagamaan Manado Kepala Balai Kepala SUBAG TU Kepala Seksi Teknis Tenaga Administrasi Kepala Seksi Tenaga Teknis Rencana Seksi Tambahan Kepala Seksi DJJ & DDTK Widyaiswara 7

8 Pengembangan struktur sesuai dengan gambar tersebut bahwa sudah mendapatkan respon yang positif dari pejabat eselon I yaitu Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, namun belum mendapatkan realisasi yang penuh. Dengan adanya pengembangan struktur Balai Diklat Keagamaan Manado ini, akan lebih meningkatkan intensitas pelaksanaan kediklatan mendatang. Yang dulunya pegawai di wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Manado mendapatkan peluang mengikuti diklat 1 pegawai/4 tahun, dengan adanya DJJ dan DDTK ini maka berpeluang 1 pegawai/2 tahun. Dengan analisis ini maka kediklatan pada Balai Diklat Keagamaan Manado lebih meningkat dibanding dengan tahun-tahun yang lalu. Dalam perubahan structural terjadi kenaikan dan penurunan kuantitatif yang berarti yang menghasilkan perubahan kualitas sehingga memerlukan penyesuaian secara tetap. Apabila tidak merespon perubahan akan salah melangkah dan timbul kerugian (Wibowo, 2011). Dengan melaksanakan DJJ dan DDTK untuk mewujudkan visi dan misi Balai Diklat Keagamaan Manado. Seperti visi misi Balai Diklat Keagamaan Manado di bawah ini: Visi : Terwujudnya Aparatur Keagamaan Yang Profesional Dan Berakhlak Mulia Misi : 1. Meningkatkan Kualitas SDM Penyelenggara Diklat 2. Meningkatkan Kualitas Manajemen Kediklatan 3. Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Bersih dan Penguatan Citra 4. Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Diklat 5. Meningkatkan Koordinasi dan Kemitraan dgn Instansi Terkait 6. Meningkatkan Ketersediaan Data dan Informasi Kediklatan Berbasis IT 7. Meningkatkan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kediklatan 8. Meningkatkan Pembinaan Akhlak Mulia Aparatur Kementerian Agama Dari visi dan misi Balai Diklat Keagamaan Manado, nyata sudah tentang pelaksanaan tugas fungsi dari pada Balai Diklat Keagamaan Manado, yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan secara menyeluruh sesuai dengan wilayah kerjanya. 8

9 Penggunaan skenarrio pembangunan dan teknik visioner menjadi semakin meningkat akhir-akhir ini. Teknik yang dimaksud adalah untuk membangkitkan masa depan organisasi yang berbeda, atau realitas, dengan maksud untuk memilih salah satu yang paling baik atau cocok (Wibowo, 2011). Sasaran-sasaran dari penyelenggaraan diklat adalah dilaksanakan DDTK di daerah-daerah khususnya di Kementerian Agama Kab./Kota. Yang memicu pengembangan kediklatan adalah semakin meningkatnya jumlah DJJ dan DDTK serta diklat regular. Jadi pengembangan pengembangan struktur sepertinya tidak bisa di tunda lagi. Dengan melihat perkembangan kediklatan pada Balai Diklat Keagamaan Manado serta visi dan misinya. Seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Agama No. 1 tahun 2001 yang menggabungkan Litbang dan Diklat yang selanjutnya diikuti pula oleh sejumlah kebijakan strategis telah membawa perubahan signifikan lembaga diklat. Hal yang paling menonjol waktu terbitnya Instruksi Menteri Agama No. 2 tahun 2002 tentang pengalihan Perencanaan Program dan Anggaran serta pelaksanaan Diklat di Lingkungan Departemen Agama dan Instruksi Menteri Agama No. 4 tahun 2002 tentang pelaksanaan Keputusan Menteri Agama No. 373 tahun 2002 tentang Organisasi dan tata laksana Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota. Kedua landasan kebijakan itu telah menetapkan dan memposisikan lembaga diklat sebagai satu-satunya unit yang berwenang menyelenggarakan diklat dilingkungan Kementerian Agama. Berbagai kebijakan tersebut telah mendongkrak ferforma anggaran dan frekuensi dan diversifikasi diklat. Menyadari kinerja kediklatan yang semakin tinggi itu, Kepala Badan Litbang dan Diklat telah menetapkan sejumlah kebijakan teknis, terdiri dari: 1. Mengembangkan kapasitas SDM penyelenggara diklat baik melalui pendidikan di jalur formal maupun informal. 2. Meningkatkan jumlah widyaiswara yang berkualitas melalui rekruitmen terhadap para pegawai yang berminat dan memenuhi syarat, di samping terus berupaya memperoleh calon wiyaiswara melelui penerimaan calon pegawai. 3. Mengembangkan program diklat yang memenuhi kebutuhan pegawai dan seluruh unit di lingkungan Kementerian Agama, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. 4. Meningkatkan kualitas instrument kediklatan, baik secara substansial maupun teknis. 9

10 5. Menyiapkan konsep kebijakan teknis kediklatan yang meliputi berbagai jenis dan arah program, penyusunan pedoman kediklatan, pengembangan kurikulum kediklatan oleh unit-unit pelaksana teknis di daerah, sehingga terdapat standar minimal kediklatan (SMK) tingkat daerah. 6. Mengembangkan jaringan kemitraan dalam penyelenggaraan diklat, baik dengan unit-unit teknis di lingkungan Kementerian Agama atau dengan instansi lain. 7. Meningkatkan jumlah sasaran kediklatan untuk mencapai siklus empat tahunan bagi PNS Kementerian Agama. Dari beberapa kebijakan teknis di atas searah dengan penjelasan bahwa dengan meningkatkan jumlah sasaran kediklatan untuk mencapai siklus empat tahunan untuk tingkat pusat sedang untuk tingkat daerah diusahakan 2 tahunan. Maka yang menjadi sasarannya adalah peningkatan diklat DJJ dan DDTK, karena hanya program ini yang bisa menjawab pencapai siklus diklat yang tinggi. d. Kesimpulan Yang menjadi kesimpulan dari rangkaian penjelasan di atas adalah sebagai berikut: - Penyelenggaraan Diklat jarak Jauh (DJJ) dan Diklat Ditempat kerja (DDTK) merupakan suatu langkah yang maju untuk meningkatkan siklus pelaksanaan diklat di Balai Diklat Keagamaan Manado. - Dengan adanya diklat jarak jauh (DJJ) dan dan Diklat ditempat kerja (DDTK) adalah suatu peluang untuk mengembangkan struktur organisasi pada Balai Diklat Keagamaan Manado. - Penyenggaraan Diklat jarak jauh (DJJ) dan Diklat ditempat kerja (DDTK) adalah salah satu untuk mencapai visi dan misi Balai Diklat Keagamaan Manado. - Dengan pengembangan struktur organisasi pada Balai Diklat Keagamaan Manado maka bagi pegawai yang memenuhi syarat berpeluang untuk menjadi pejabat eselon IV atau yang menduduki sebagai pejabat kepala Seksi DJJ dan DDTK. e. Saran Hasil kesimpulan maka yang menjadi saran adalah sebagai berikut: - Diharapkan kepada pengguna penyelenggaran kediklatan agar lebih meningkatkan pelayanan prima. 10

11 - Kepada Kepala Balai Diklat Keagamaan Manado agar perencanaan pelaksanaan DJJ dan DDTK untuk tahun-tahun berikutnya akan lebih ditingkatkan. - Diharapkan kepada pengambil kebijakan yaitu eselon I badan Litbang dan Diklat kementerian Agama RI agar perlunya penambahan struktur atau eselonisasi pada Balai Diklat keagamaan Manado untuk ditmbahkan Seksi khusus menangangi DJJ dan DDTK yaitu Seksi DJJ dan DDTK. f. Rencana Tindak - Pengembangan Struktur Organisasi yaitu penambahan Seksi DJJ dan DDTK - Anggaran diefesienkan - Perencanaan program kediklatan ditingkatkan. g. Referensi Asmui, 2011, Peningkatan Mutu Pelayanan Kewidyaiswaraan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Abdul Djamil, 2011, Arah Kebijakan Diklat dan Peningkatan Peran Widyaiswara, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Kemenag RI Badan Litbang dan Diklat Pusdiklat Tenaga Administrasi Sistem E-Learning Diklat Jarak Jauh (DJJ), Jakarta. R. Sukamto, Handoko. H Organisasi Perusahaan Teori, Strktur dan Perilaku (Edisi Kesepuluh), BPFE, Yogyakarta. Wibowo, 2011, Manajemen Perubahan (Edisi ketiga), PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta Wibowo, Diktat Manajemen Perubahan, UNJ Program Pascasarjana, Jakarta,

MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati HP ABSTRAK

MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati   HP ABSTRAK MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati Email : zaidan_naurah@yahoo.co.id HP. 085298972328 ABSTRAK Diklat Jarak Jauh (DDJ) merupakan pengembangan jenis diklat konvensional,

Lebih terperinci

REALISASI DIKLAT SEMESTER 1 (JANUARI JUNI) BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO

REALISASI DIKLAT SEMESTER 1 (JANUARI JUNI) BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO REALISASI DIKLAT SEMESTER 1 (JANUARI JUNI) BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO A. PROFIL LEMBAGA Balai Diklat Keagamaan Manado pertama kali berdiri pada tahun 1981 yang berkantor disamping Kantor Departemen

Lebih terperinci

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA 2.1. Sejarah Pusdiklat Kementerian Agama Sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan kepemeritahan yang baik diperlukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc KEBIJAKAN TEKNIS Oleh: Winarno, M.Sc 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2004-2009 menetapkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia yang tangguh serta berkualitas untuk mengantisipasi segala perubahan yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sebagai titik tolak pembenahan sistem sosial politik di tanah air semakin

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Realisasi Pendidikan dan Pelatihan. Semester I (Januari - Juni 2015)

Realisasi Pendidikan dan Pelatihan. Semester I (Januari - Juni 2015) Realisasi Pendidikan dan Pelatihan Semester I (Januari - Juni 2015) Kementerian Agama Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Surabaya 2015 I. Kelembagaan Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Surabaya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1504, 2014 BPKP. Pendidikan dan Pelatihan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.448, 2012 KEMENTERIAN AGAMA. Penyelenggaraan. Pendidikan. Pelatihan. Teknis. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA, KEPUTUSAN KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMAREPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAANPENDIDlKAN DAN PELATIHANKERJA SAMA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peran serta pekerjaan umum dan perumahan rakyat berada pada posisi yang strategis dan vital dalam perkembangan dan kemajuan suatu daerah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 13 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Dokumen Renja BKD adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, dan bersumber dari dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki peran besar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling umum yang ditempuh manusia dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Tujuan akhir manusia

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI DIKLAT TAHUN 2015

LAPORAN REALISASI DIKLAT TAHUN 2015 KEMENTERIAN AGAMA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN MEDAN LAPORAN REALISASI DIKLAT TAHUN 2015 PENGELOLA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji

Lebih terperinci

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1 Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1 Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo, APi, MPS Anggota Komisi Penyuluhan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014-2018 A. Program dan Kegiatan Pokok 1. Program Pelayanan Administrasi

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB II RENCANA STRATEGIS Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 BAB II RENCANA STRATEGIS Rencana strategis merupakan dokumen yang bersifat taktis strategis dan implementatif serta menjabarkan strategi pembangunan

Lebih terperinci

Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan. Ir. GENTUR PRIHANTONO SP. MT PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan. Ir. GENTUR PRIHANTONO SP. MT PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Ir. GENTUR PRIHANTONO SP. MT PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN Jl. Menur Pumpungan 32, Telp. (031) 5947830, Fax. (031) 5921055 E-mail:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan tupoksinya

Lebih terperinci

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN 2013/11/02 08:31 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN Mendiskusikan sistem penyuluhan perikanan yang membumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kp. Dadapan RT.06/RW.07, Desa Jatikuwung, Kec. Gondangrejo Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah Indonesia Telp. +62 0271 8502888; +62 0271 8502999;

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 167 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Faktor-faktor yang berhubungan dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong kinerja aparatur pemerintah. Tuntutan kinerja untuk lebih professional, bermoral, bersih dan beretika

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010-2014 Visi : terwujudnya masyarakat Provinsi Bengkulu yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera Misi : 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi 00 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika

Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika I TU URI HANDAY AN TW DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN 2009 Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika GY A Y O M AT E M A T AK A R DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi merupakan sebuah lembaga dimana orang-orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Keberhasilan suatu organisasi antara lain ditentukan oleh kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 14 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Dokumen Renja BKD adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, dan bersumber dari dokumen

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN Untuk memberikan gambaran yang jelas pada visi tersebut, berikut ada 2 (dua) kalimat kunci yang perlu dijelaskan, sebagai berikut : Masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA Pengantar Keberadaan bangsa Indonesia dewasa ini dihadapkan persoalan-persoalan yang sangat kompleks. Secara eksternal, Globalisasi dengan segala konsekuensinya,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan nasional yang harus diperhatikan dan menjadi sesuatu yang sangat penting karena berhubungan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 09 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADANPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMA,

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADANPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMA, KEPUTUSAN KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMAREPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHANDI WILAYAHKERJAjPENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Beberapa permasalahan yang masih dihadapi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL MODE SYSTEM) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN

Lebih terperinci

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance) BAB II RENCANA STRATEGIS A. RENCANA STRATEGIS 1. VISI Tantangan birokrasi pemerintahan masa depan meliputi berbagai aspek, baik dalam negeri maupun manca negara yang bersifat alamiah maupun sosial budaya,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2007 ditetapkan BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota merupakan instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

Dindin Firmansyah BDK Bandung

Dindin Firmansyah BDK Bandung 1. Profil Lembaga a. Sejarah Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung (Balai Diklat) berdiri pada tahun 1981 dengan penetapan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 45 tahun 1981 dengan nama Balai Diklat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jawaban

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 100/Dik-2/2012

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

RENCANA STRATEGIS SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG RENCANA STRATEGIS SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG 2012-2016 BAB I Pendahuluan Kondisi umum menggambarkan mengenai hal-hal yang telah dilakukan oleh Sub Bagian Kepegawaian Pengadilan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini fenomena reformasi birokrasi merupakan isu penting bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2015 Nomor168); 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri

2015, No Indonesia Tahun 2015 Nomor168); 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1390, 2015 KEMENAG. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 1231, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Sistem Informasi. Pendidikan dan Pelatihan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.59/Menhut-II/2014 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 116 /Dik-2/2012

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMBIAYAAN

PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMBIAYAAN LAMPIRAN SK DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA RI NOMOR: Dj.I/Dt.I.IV/470/2009 PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMBIAYAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) 2016-2021 BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja ( Performance ) menjadi tolak ukur dalam penilaian prestasi suatu pekerjaan,

Lebih terperinci

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia LEVEL : VISI MISI LEVEL : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJM PROVINSI JAWA TIMUR Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Misi 1) Meningkatkan

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne No.983, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Grand Design Pembinaan SDM Kearsipan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG GRAND DESIGN PEMBINAAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan

Lebih terperinci