PEDOMAN PELATIHAN JARAK JAUH (LJJ) KONSELOR HIV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PELATIHAN JARAK JAUH (LJJ) KONSELOR HIV"

Transkripsi

1 PEDOMAN PELATIHAN JARAK JAUH (LJJ) KONSELOR HIV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Prevalensi infeksi HIV di Indonesia dilaporkan terus meningkat dengan jumlah kasus yang cukup bermakna. Tingginya kasus HIV terjadi akibat adanya transmisi virus di masyarakat yakni melalui perilaku yang berisiko, diantaranya perilaku hubungan seksual yang berisiko, pertukaran jarum suntik yang tidak steril dan penularan HIV dari Ibu yang positif kepada anak yang dikandungnya. Hingga tahun 2009, model utama layanan pemeriksaan HIV dilakukan atas inisiatif klien atau dikenal dengan konseling dan Tes HIV sukarela (KTS). Model tersebut sudah merata tersedia di seluruh Indonesia namun cakupannya masih belum optimal karena metodenya masih menunggu keaktifan dari klien untuk datang ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Oleh karena itu sejak tahun 2010, Kemenkes mengembangkan pendekatan pemeriksaan HIV atas inisiatif pemberi layanan kesehatan dan konseling (TIPK) atau Provider-Initiated HIV Testing and Counseling (PITC). Pendekatan TIPK ini terintegrasi dengan layanan lainnya diantaranya seperti layanan KIA/KB, layanan TB, 1

3 layanan kesehatan reproduksi yang bertujuan untuk diagnosa dini sehingga meningkatkan cakupan tes dan pengobatan HIV. Tes dan Konseling HIV (TKHIV) akan mendorong seseorang dan pasangan untuk mengambil langkah pencegahan penularan infeksi HIV. Ditingkat komunitas perluasan jangkauan layanan TKHIV akan menormalisasi pemeriksaan HIV. Upaya peningkatan cakupan KTS dan TIPK harus diimbangi dengan penyediaan konselor baru dalam jumlah yang besar serta kualitas yang mumpuni. Selain itu adanya perubahan kebijakan dan perkembangan teknologi juga menuntut adanya update pengetahuan dan keterampilan bagi para konselor lama yang sudah dilatih. Untuk mempercepat penambahan jumlah konselor yang berkualitas dan memberikan penyegaran bagi para konselor yang sudah ada, maka pelatihan bagi Konselor HIV dikembangkan dengan metode pelatihan jarak jauh tanpa menghilangkan pelatihan konvensional Metode pelatihan jarak jauh ini dianggap mampu menjadi solusi untuk mengatasi berbagai kendala, seperti kendala geografis, keterbatasan institusi pendidikan dan pelatihan berkualitas yang 2

4 masih terkonsentrasi di kota-kota besar, keterbatasan anggaran untuk menghadirkan peserta ke tempat pelatihan, serta keterbatasan waktu bagi tenaga kesehatan untuk mengikuti pelatihan. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang kian pesat memungkinkan pelatihan diselenggarakan secara online. B. LANDASAN HUKUM 1. UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 3. PP nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 4. Permenkes 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS 5. Kepmenkes nomor: tqhun 1994 Tentang Sistem Pendidikan dan Pelatihan Jarak Jauh Kesehatan. 6. Kepmenkes 725 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pelatihan di Lingkungan Depkes 7. SK Ketua LAN nomor 9 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Jarak Jauh bagi Penyelenggara Diklat 8. SK Menkes nomor 511 tahun 2002 tentang Siknas 9. SK Menkes nomor 937 tahun 2007 tentang Siknas Online 10. SK MenKominfo nomor 3 tahun 2008 tentang Informasi untuk Publik 3

5 C. PENGERTIAN 1. Tutor adalah tenaga yang bertugas membantu peserta dalam mengatasi kesulitan dan hambatan pada saat mengikuti kegiatan, memberi bimbingan kepada peserta latih yang membutuhkan dan membuat kelompok tutorial. 2. Tutorial adalah suatu kegiatan pembelajaran untuk membantu peserta dalam memahami materi dan memecahkan masalah belajar yang dihadapi peserta dengan materi dan jadwal yang ditentukan. 3. Pelatihan adalah proses pembelajaran di bidang kesehatan yang dilakukan secara terencana dan memenuhi standar dalam rangka memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan karier sumber daya manusia kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 4. Pelatihan Jarak Jauh adalah proses pembelajaran mandiri dalam bidang kesehatan yang dilakukan secara terencana dan memenuhi standar dalam rangka memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan karier sumber daya manusia kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 4

6 5. Belajar mandiri adalah proses belajar yang dilandasi motivasi yang tinggi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Proses belajar yang sepenuhnya tergantung kepada keaktifan dan disiplin peserta pelatihan dan tidak terikat pada proses belajar di kelas. Peserta diklat menentukan bahan belajar yang akan dipelajari, menetapkan metoda belajar, waktu dan jadwal kegiatan belajar, serta mampu memanfaatkan sumber belajar lain sesuai kebutuhan pelatihan. 6. Materi ajar LJJ adalah bahan ajar yang dikembangkan dan dikemas dalam beragam bentuk berbasis TIK yang dapat digunakan dalam proses belajar. 7. Evaluasi hasil belajar peserta pelatihan adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil proses belajar peserta pelatihan dalam bentuk tatap muka dan jarak jauh berbasis TIK. 8. Konselor HIV adalah orang yang dilatih untuk memfasilitasi kebutuhan dan permasalahan terkait pemeriksaan dalam penegakan status HIV. 5

7 BAB II SISTEM PELATIHAN JARAK JAUH KONSELOR HIV Pelaksanaan pelatihan jarak jauh merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pelatihan konvensional konselor HIV. Prosesnya terdiri dari beberapa komponen, yaitu; peserta, tutor, kurikulum, modul, administrator, student support pengelola dan fasilitas yang diperlukan. Berbagai metode digunakan untuk mencapai kemampuan dan keterampilan yang diharapkan. A. PENYELENGGARAAN 1. Komponen, Peran, dan Fungsi Untuk terlaksananya LJJ Konselor HIV, pemangku kepentingan yang terlibat adalah: Pusdiklat Aparatur BPPSDM Kesehatan, Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML), Pusdatin, Pustekkom, BBPK Ciloto, dan PKVHI. Pihak yang saling bersinergi untuk penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Konselor HIV nampak pada gambar 1. 6

8 Gambar 1. Secara rinci, komponen Sistem Diklat Jarak Jauh Konselor HIV yaitu: a. Pusdiklat Aparatur, Direktorat P2ML, Pustekkom, BBPK Ciloto dan PKVHI Pusdiklat Aparatur, Dit P2ML, Pustekkom, BBPK Ciloto dan PKVHI berperan dalam pengembangan metodologi pembelajaran (design LJJ), penyusun kurikulum dan modul, pengelola pelatihan, pengorganisasian pelatihan, administrator sistem LJJ, dan evaluasi serta tutor. 7

9 b. Sekretariat Badan PPSDM dan Pusdatin Sekretariat Badan dan Pusat Data dan informasi berperan sebagai penyedia infrastruktur jaringan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam penyelenggaraan LJJ. c. Direktorat P2ML dan PKVHI Direktorat P2ML dan PKVHI berperan sebagai penyedia substansi pelatihan, rekruitmen peserta dan tutor dalam penyelenggaraan LJJ. 2. Tahapan Proses pembelajaran pelatihan jarak jauh Konselor HIV ini dirancang menggunakan model hybrid atau blended yaitu gabungan antara online dan offline. Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan melalui 2 tahap dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, yaitu: a. Tahap I (Tahap online) Pada tahap ini peserta akan mengikuti kelas secara jarak jauh dengan menggunakan Learning Management System (LMS) yang berbasis web (web based). Tujuan Tahap ini adalah; Untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang - Peran konselor - Penatalaksanaan konseling HIV melalui strategi komunikasi perubahan perilaku 8

10 - Penatalaksanaan konseling dalam tes HIV - Penatalaksanaan konseling pasca pajanan - Manajemen pencegahan bunuh diri - Konseling lanjutan dan berkesinambungan - Adaptasi, model layanan konseling dan tes HIV serta pengembangannya - Pengembangan sistem rujukan dan jejaring - Pencatatan layanan konseling dan tes HIV Semua pengetahuan tersebut akan mereka pakai sebagai bekal dan dasar untuk mencapai penguasaan kompetensi keterampilan pada tahap offline Pencapaian tujuan pembelajaran pada tahap ini dilakukan dengan metode belajar mandiri menggunakan modul, media, dan bahan ajar sesuai kebutuhan. Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tahap I ini maksimal 3 bulan. Kelulusan pada tahap ini menjadi syarat mutlak untuk mengikuti tahap berikutnya (tahap offline). b. Tahap II (Tahap offline) Tahap ke dua setelah peserta mengikuti tahap online dan dinyatakan lulus. Peserta yang lulus kriteria dan lulus secara penilaian akan mengikuti tahap selanjutnya 9

11 sedangkan peserta yang tidak lulus, tidak diperkenankan mengikuti tahap kedua. Tujuan tahap ini adalah untuk meningkatkan keterampilan peserta melalui praktek. Secara rinci, setelah mengikuti tahap ke-dua ini, peserta mampu: - Melaksanakan peran sebagai konselor - Melakukan konseling HIV melalui strategi komunikasi perubahan perilaku - Melakukan Penatalaksanaan konseling dalam tes HIV - Menerapkan tatalaksana konseling pasca pajanan - Menerapkan manajemen pencegahan bunuh diri - Melakukan konseling lanjutan dan berkesinambungan - Menerapkan Adaptasi, model layanan konseling dan tes HIV serta pengembangannya - Menyusun pengembangan sistem rujukan dan jejaring - Melakukan pencatatan layanan konseling dan tes HIV Tahap ini menggunakan metode tatap muka (offline). Waktu penyelenggaraan selama 4 (empat) hari efektif dan diakhiri dengan evaluasi. Tahap ini menggunakan metode pengujian kemampuan keterampilan peserta. Bagi peserta yang dinyatakan lulus dalam evaluasi pada tahap ini akan diberikan sertifikat. 10

12 ALUR DIKLAT JARAK JAUH KONSELOR HIV Mulai Terdaft ar Y Login T T Isi Daftar form pesert a Aktiva si Mengikuti Aktifitas Belajar : 1. Mempelajari bahan belajar 2. Mengerjakan tugas-tugas online 3. Mengikuti forum diskusi, chat dan milis 4. Melakukan Self Assesment Online T Lulus seleksi adm Y Pembekalan T T Lulus (Tutor ) Y? Laporan aktifitas Monitoring aktifitas belajar oleh Tutor Y Ujian substa nsi Laporan hasil Y Y Penyelesai an tugas Ujian komprehensi f T Y Lulus T Y SURAT KETERANGAN LULUS PEMBELAJARAN ONLINE Pelatihan tahap II Gambar 2. Alur Diklat Jarak Jauh Konselor HIV 11

13 Berdasarkan diagram diatas, terlihat bahwa proses LJJ 1. Registrasi dengan mengisi form pendaftaran secara online (web-based) 2. Setelah dinyatakan lulus seleksi, dilakukan pembekalan diri secara mandiri dengan mendownload semua dokumen terkait (pedoman, jadwal, kontrak belajar) 3. Mengikuti aktifitas pembelajaran mandiri secara online (mempelajari materi, mengerjakan tugas online, dll)), 4. Melakukan aktifitas tutorial online (chatting, forum diskusi, millist), 5. Melakukan self-assessment online, ujian per materi di tempat yang telah ditentukan 6. Mengikuti ujian komprehensif Tutorial konvensional melalui tatap muka dilakukan secara regular dan terbatas diwaktu-waktu tertentu. Fokus tutorial konvensional ini ditekankan pada praktek, problem solving atau studi kasus untuk memperdalam penguasaan materi. Jika peserta telah mengikuti semua aktifitas belajar tersebut di atas, maka untuk menentukan kelulusan dilaksanakan ujian komprehensif yang dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Setelah dinyatakan lulus dari pelatihan tahap I peserta LJJ berhak 12

14 mendapat surat keterangan lulus pembelajaran online dan melanjutkan ke pelatihan tahap II (offline). Langkah-langkah proses kegiatan LJJ tersebut diatas dapat terlaksana apabila telah disiapkan komponen pendukung seperti yang tertera pada table di bawah ini: Tabel 1. Inventarisasi Kegiatan dan Komponen yang harus disiapkan pada tahap online No. Tahap Kegiatan Komponen yang harus disiapkan 1 Pendaftaran online Menunjuk admin LJJ Form registrasi online di website Pusdiklat SDM Kesehatan. Aplikasi data base peserta 2 Seleksi administrasi Membentuk tim seleksi peserta (unit program dan pusdiklat) Form penilaian seleksi peserta 3 Pembekalan (download pembekalan) 4 Proses pembelajaran online 5 Monitoring proses pembelajaran online Format untuk informasi kelulusan Pedoman pembekalan: Manual aplikasi LJJ (petunjuk down load materi dan upload tugas, cara mengerjakan tugas, mekanisme tutorial, sertifikasi, evaluasi, tahapan Pelatihan Konselor HIV dan administrasi) Subtansi LJJ (kurikulum dan modul) Modul, worksheet, jadwal tutorial, penentuan LMS, penentuan channel chatting. Pedoman monitoring; worksheet aktivitas belajar, formulir monitoring, report online 6 Ujian komprehensif Soal ujian komprehensif, Pengumuman kelulusan, Surat keterangan lulus proses pembelajaran online 13

15 B. Peserta 1. Kriteria Tahap Online a. Memiliki Latar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan b. Bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan konseling atau testing, perawatan, dukungan dan pengobatan HIV. Dinyatakan dengan surat keterangan dari pimpinan RS / Puskemas. c. Usia maksimal 5 tahun sebelum pensiun d. Mampu mengoperasikan komputer terutama program Microsoft Office dan menggunakan aplikasi berbasis web e. Memiliki akses penggunaan komputer dan internet f. Bersedia terlibat aktif dalam seluruh proses pelatihan jarak jauh (forum diskusi, chatting, kuis, evaluasi, up load tugas, dll), yang didukung dengan surat pernyataan yang diketahui oleh atasan langsung dan surat tugas dari pimpinan unit kerja 2. Jumlah Peserta Jumlah peserta tiap angkatan dibatasi sesuai jumlah tutor, yakni sebanyak 80 peserta online / angkatan. 14

16 Tahap offline Peserta yang mengikuti tahap II (offline) adalah mereka yang telah lulus tahap I (online) Jumlah peserta 25 orang / angkatan / kelas 3. Tutor Kriteria Tutor a. Pendidikan minimal S1 b. Pernah mengikuti Training Of Trainer (TOT) Konselor dan Tes HIV (KTHIV) c. Mempunyai pengalaman menjadi fasilitator pelatihan konselor HIV minimal 3 kali d. Diutamakan yang memiliki pengetahuan dibidang HIV- AIDS dan IMS e. Mampu mengoperasikan komputer dan aplikasi berbasis web f. Telah mengikuti pelatihan sebagai Tutor Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) g. Bersedia menjadi tutor dan terlibat aktif sesuai waktu pelaksanaan pelatihan (dengan surat pernyataan) 15

17 4. Admin dan Trainee Support Kriteria admin: a. Mampu mengoperasikan komputer dan aplikasi berbasis web b. Mengikuti pelatihan sebagai admin PJJ online c. Bersedia menjadi tim administrator dan terlibat aktif pengelolaan PJJ online C. Penyelenggara Penyelenggara PJJ bagi Konselor HIV adalah kerja sama antara Badan PPSDM Kesehatan (Pusdiklat Aparatur, BBPK Ciloto), Direktorat P2ML, dan Pusdatin Kemenkes RI. 16

18 BAB III EVALUASI Pada pelatihan jarak jauh Konselor HIV ini dilakukan evaluasi terhadap peserta, tutor dan penyelenggara. A. Evaluasi Peserta Selama mengikuti LJJ Konselor HIV peserta harus menempuh beberapa penugasan, forum dan ujian sebagai bentuk evaluasi pembelajaran beserta 1. Forum diskusi dan Penugasan Dilaksanakan setelah peserta menyelesaikan materi setiap modul. Kegiatan di setiap modul diakhiri dengan self assessment online. 2. Ujian komprehensif Peserta yang telah mengikuti semua aktivitas belajar dari keseluruhan materi, dapat mengikuti ujian komprehensif untuk menentukan kelulusan. Ujian komprehensif dilaksanakan mandiri secara online sesuai jadwal yang telah ditentukan. 17

19 Ada 2 indikator untuk evaluasi peserta yaitu: 1. Indikator Proses Pembelajaran a. Partisipasi dalam forum diskusi b. Penyelesaian tugas c. Penyelesaian test akhir modul d. Penyelesaian ujian komprehensif Seluruh indikator di atas dihitung dalam bentuk presentasi. 2. Indikator Hasil Pembelajaran a. Penyelesaian tugas Menyelesaikan semua tugas dengan benar dan tepat waktu b. Ujian komprehensif (patokan kelulusan) 1) Telah mengikuti seluruh kegiatan belajar 2) Telah menyelesaikan seluruh penugassn 3) Batas minimal lulus ujian komprehensif adalah 65 (skala max 100) 18

20 Perlu Anda ketahui bahwa Ada beberapa komponen yang menjadi dasar penilaian penugasan peserta, diantaranya yaitu: KOMPONEN PENILAIAN BOBOT Kedisiplinan Ketepatan waktu dalam pengumpulan 10 tugas Keaktifan Keaktifan peserta dalam mengakses 10 pembelajaran, mengikuti diskusi forum, pengumpulan bahan penugasan Konten / ISI Relevansi jawaban peserta terhadap 65 topik diskusi atau penugasan yang diberikan Referensi Penggunaan referensi untuk 10 memperkuat argumen Kerapian Kerapihan dalam membuat tugas 5 Note. Akan diberikan sanksi pengurangan nilai, jika ditemua adanya plagiarisme dalam penyusunan tugas(baik plagiarisme antar peserta, maupun dari karya yang dipublikasi di web) 3. Mekanisme Evaluasi Jenis Evaluasi Penyelesaian tugas Ujian Komprehensif Pelak sana Tutor Peng elola Tempat Waktu Cara Sesuai akses internet peserta Sesuai akses internet peserta Sesuai modul Di akhir program pelatihan tahap online Up load tugas secara on line Ujian on line 19

21 4. Kriteria Kelulusan Nilai akhir kelulusan ditentukan berdasarkan: a. Penyelesaian tugas dan forum diskusi : 30% b. Self Assessment test di tiap akhir Materi : 30% c. Ujian komprehensif : 40% Predikat kelulusan: Dengan pujian : 90, Sangat memuaskan : 85,00 89,99 Memuaskan : 80,00 84,99 Baik sekali : 75,00 79,99 Baik : 70,00 74,99 Cukup : 65,00 69,99 20

22 B. Evaluasi Tutor Evaluasi tutor dilakukan untuk menilai kemampuan tutor dalam melaksanakan tugas sesuai fungsinya. Komponen penilaian tutor, meliputi: 1. Penguasaan materi 2. Kemampuan memfasilitasi 3. Pemberian motivasi kepada peserta 4. Pencapaian tujuan pembelajaran 5. Kecepatan memberikan respon C. Evaluasi Penyelenggaraan Evaluasi terhadap penyelengara, meliputi: 1. Tutorial 2. Bahan dan media ajar 3. Sistem LJJ Konselor HIV a. Kemudahan akses b. Masalah dalam jaringan 4. Admin 21

23 BAB IV PENUTUP Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam melaksanakan pelatihan jarak jauh Konselor HIV. Dengan tersusunnya pedoman ini diharapkan penyelenggara, tutor, admin dan peserta pelatihan memperoleh panduan praktis dan teknis untuk pelaksanaan pelatihan jarak jauh. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Pedoman LJJ Konselor HIV, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas kerjasamanya, sehingga pedoman ini dapat terwujud dengan baik. 22

24 TIM PENYUSUN PEDOMAN Penasehat : Kepala Pusdiklat Aparatur Kesehatan Kepala BBPK Ciloto Penanggung Jawab : Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu BBPK Ciloto Nara Sumber : TIM PKVHI Tim Penyusun : 1. Khaerudin, S.Kep, Ners, MKM 2. Nurjannah, SKM, M.Kes 3. Deviana, SKM, M.Kes 4. Ferry Febriansyah, S.Ikom 5. Ani Anisah, SKM 6. Oktarina P. S.Gz, MKM 7. Gema Ramadonatan, Amd 23

25 BBPK CILOTO PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 24

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES DI BBPK CILOTO, 27 JULI SD 03 AGUSTUS 2016

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES DI BBPK CILOTO, 27 JULI SD 03 AGUSTUS 2016 KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES DI BBPK CILOTO, 27 JULI SD 03 AGUSTUS 2016 I. PENDAHULUAN Perkembangan epidemi HIV AIDS di dunia telah menyebabkan

Lebih terperinci

PEDOMAN. Penggunaan Fasilitas Pelatihan Jarak Jauh untuk Konselor HIV. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

PEDOMAN. Penggunaan Fasilitas Pelatihan Jarak Jauh untuk Konselor HIV. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan PEDOMAN Penggunaan Fasilitas Pelatihan Jarak Jauh untuk Konselor HIV Digunakan Oleh para Peserta Panduan Peserta dalam Mengikuti Pelatihan

Lebih terperinci

SOSIALISASI APLIKASI SISTIM INFORMASI HIV-AIDS & IMS (SIHA) HARTAWAN Pengelola Program PMS dan HIV

SOSIALISASI APLIKASI SISTIM INFORMASI HIV-AIDS & IMS (SIHA) HARTAWAN Pengelola Program PMS dan HIV SOSIALISASI APLIKASI SISTIM INFORMASI HIV-AIDS & IMS (SIHA) HARTAWAN Pengelola Program PMS dan HIV LATAR BELAKANG DATA DAN INFORMASI LENGKAP, AKURAT, TEPAT WAKTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN BUKTI

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 Kegiatan

Lebih terperinci

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa tujuan Pendirian Negara Republik Indonesia antara lain adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan Purwono Hendradi 1, Kanthi Pamungkas Sari 2, Sutejo 3 1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik 2 Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama

Lebih terperinci

Pengembangan Kepemimpinan

Pengembangan Kepemimpinan Pengembangan Kepemimpinan Oleh: Sulistiono Kepala Pusdiklat Aparatur Badan PPSDM Kemenkes LOGO STRUKTUR ORGANISASI BADAN PPSDM KES KEMENTERIAN KESEHATAN RI (PERMENKES Nomor 1144 th. 2010) Badan Pengembangan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013 KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013 SITUASI DI INDONESIA Estimasi Jumlah ODHA 591.823 Jumlah Kasus Jumlah HIV dan AIDS

Lebih terperinci

DIKLAT ONLINE GURU MELEK IT POLA 16 HARI (81 JP) ANGKATAN

DIKLAT ONLINE GURU MELEK IT POLA 16 HARI (81 JP) ANGKATAN 1 PANDUAN DIKLAT ONLINE GURU MELEK IT POLA 16 HARI (81 JP) ANGKATAN 22-24 TRAINER GURU MELEK IT INDONESIA Mendorong guru-guru Indonesia agar melek IT dan memanfaatkan IT tersebut dalam pembelajaran http://trainergurumelekit.wordpress.com

Lebih terperinci

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan

Lebih terperinci

PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI

PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI 2018 0 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 PENGENALAN...2 Langkah-langkah membuat account guru di jejak bali..9 Langkah-langkah login

Lebih terperinci

MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati HP ABSTRAK

MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati   HP ABSTRAK MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati Email : zaidan_naurah@yahoo.co.id HP. 085298972328 ABSTRAK Diklat Jarak Jauh (DDJ) merupakan pengembangan jenis diklat konvensional,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persiapannya lebih singkat. E-Learning menjawab semua tantangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. persiapannya lebih singkat. E-Learning menjawab semua tantangan tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan memerlukan cara baru, membutuhkan teknologi yang dapat menyediakan pendidikan yang pengadaanya cepat, metodenya lebih efektif, dan persiapannya lebih

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan pelayanan sarana kesehatan dasar khususnya Puskesmas kepada

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kp. Dadapan RT.06/RW.07, Desa Jatikuwung, Kec. Gondangrejo Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah Indonesia Telp. +62 0271 8502888; +62 0271 8502999;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai sektor kehidupan membawa konsekuensi dibutuhkannya Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional

Lebih terperinci

Mekanisme dan Panduan Mengikuti LJJ Pusdiklat Aparatur untuk Peserta

Mekanisme dan Panduan Mengikuti LJJ Pusdiklat Aparatur untuk Peserta Mekanisme dan Panduan Mengikuti LJJ Pusdiklat Aparatur untuk Peserta A. Memulai Pelatihan Jarak Jauh (LJJ) Untuk memulai pembelajaran, hal yang dilakukan adalah dengan mengakses web resmi LJJ Pusdiklat

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PUSKESMAS LAYANAN SATU ATAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING. Muhamad Ali, MT.

MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING. Muhamad Ali, MT. MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING Muhamad Ali, MT http://elektro.uny.ac.id/muhal Fitur-Fitur E-Learning dengan LMS Moodle Ditinjau dari segi fasilitas, E-learning yang dikembangkan

Lebih terperinci

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Catatan Kebijakan # 3 Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Stigma terhadap penggunaan narkoba di masyarakat selama ini telah membatasi para pengguna narkoba untuk memanfaatkan layananlayanan

Lebih terperinci

Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes MODUL MATERI INTI. 6 AKREDITASI INSTITUSI DAN PROGRAM KESEHATAN

Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes MODUL MATERI INTI. 6 AKREDITASI INSTITUSI DAN PROGRAM KESEHATAN MODUL MATERI INTI. 6 AKREDITASI INSTITUSI DAN PROGRAM KESEHATAN I. DESKRIPSI SINGKAT Seorang Administrator Kesehatan (Adminkes), tugas pokoknya adalah melaksanakan analisis kebijakan di bidang administrasi

Lebih terperinci

PERAN BIDAN DALAM PENGENDALIAN HIV/AIDS DI KOTA DENPASAR

PERAN BIDAN DALAM PENGENDALIAN HIV/AIDS DI KOTA DENPASAR PERAN BIDAN DALAM PENGENDALIAN HIV/AIDS DI KOTA DENPASAR Oleh: Ni Komang Yuni Rahyani Ni ketut Adi arini Ni ketut sri Muliari Wayan Suarniti Ni Komang Suratni DIPRESENTASI KAN DALAM FKKI 2015 25 AGUSTUS

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA

PENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA Katalog Buku Pedoman pada Seksi P2P PENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA Seksi P2P DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG BIDANG PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT SEKSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, dan pengajaran dalam lingkungan pembelajarannya. Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, dan pengajaran dalam lingkungan pembelajarannya. Sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Didukung dengan adanya internet, akses terhadap informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG Menimbang: a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem kekebalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

PERJALANAN DIKLAT ONLINE/E-TRAINING PPPPTK MATEMATIKA

PERJALANAN DIKLAT ONLINE/E-TRAINING PPPPTK MATEMATIKA PERJALANAN DIKLAT ONLINE/E-TRAINING PPPPTK MATEMATIKA Pengantar Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) pendidik. Oleh karena itu kualitas SDM pendidik perlu mendapatkan

Lebih terperinci

Perpustakaan adalah diklat pertama yang saat ini sedang disiapkan untuk dijadikan e-learning. Banyaknya perpustakaan yang tersebar di seluruh

Perpustakaan adalah diklat pertama yang saat ini sedang disiapkan untuk dijadikan e-learning. Banyaknya perpustakaan yang tersebar di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, maka penerapannya juga telah merambah di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat).

Lebih terperinci

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e. Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

Pengenalan elearning. Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar dan elearning

Pengenalan elearning. Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar dan elearning Pengenalan elearning Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar dan elearning Apa itu elearning? E-learning adalah proses pembelajaran

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) Untuk Peserta. Disajikan pada PJJ untuk Peserta Diklat Tahun 2012

PEDOMAN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) Untuk Peserta. Disajikan pada PJJ untuk Peserta Diklat Tahun 2012 PEDOMAN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) Untuk Peserta Disajikan pada PJJ untuk Peserta Diklat Tahun 2012 PENGANTAR Sistem Pembelajaran Jarak Jauh PPPPTK Pertanian adalah adalah salah satu site yang

Lebih terperinci

Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS)

Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) A. LATAR BELAKANG Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan pada tahun 2012 di Indonesia

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti Ragu? Jangan cuma Ikut VCT, hidup lebih pasti Sudahkah anda mengetahui manfaat VCT* atau Konseling dan Testing HIV Sukarela? *VCT: Voluntary Counselling and Testing 1 VCT atau Konseling dan testing HIV

Lebih terperinci

Konseling & VCT. Dr. Alix Muljani Budi

Konseling & VCT. Dr. Alix Muljani Budi Konseling & VCT Dr. Alix Muljani Budi Konseling merupakan proses interaksi antara konselor dan klien utk memberikan dukungan mentalemosinal kepada klien mencakup upaya-upaya yang spesifik, terjangkau dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI yang tidak dapat dihindari

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari, Surakarta 57147 Jawa Tengah Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR Peraturan

Lebih terperinci

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015 SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015 LATAR BELAKANG DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH Upaya Penyelamatan Perempuan & Anak dari Kematian Sia-Sia Karena HIV & AIDS Bahan masukan RPJMD Propinsi Jawa Tengah TAHUN 2013-2018

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Pembelajaran Metode Problem Based Learning PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manual Prosedur. Pembelajaran Metode Problem Based Learning PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Manual Prosedur Pembelajaran Metode Problem Based Learning PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2012 All Rights Reserved Deleted: 11 Manual Prosedur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 725/Menkes/SK/V/2003 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DI BIDANG KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 725/Menkes/SK/V/2003 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DI BIDANG KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 725/Menkes/SK/V/2003 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DI BIDANG KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA

PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELAS MAYA MELALUI RUMAH BELAJAR SEBAGAI PROGRAM REMEDIAL AI SRI NURHAYATI PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 08 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 08 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang No.1648, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Jabatan Fungsional. Pranata Hubungan Masyarakat. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb No.1556, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. SIMDIKLAT. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun ini sangat pesat, seiring dengan perkembangan ini tuntutan akan informasi juga semakin besar. Media teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Ikesutiyaningsih (2003), aplikasi telemedicine di Indonesia sudah berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa tahun kedepan,

Lebih terperinci

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan

Lebih terperinci

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk

Lebih terperinci

PANDUAN HIBAH PENYELENGARAAN PDITT

PANDUAN HIBAH PENYELENGARAAN PDITT PANDUAN HIBAH PENYELENGARAAN PDITT 2016 1 Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR Aturan yang digunakan Sisdiknas No. 20/2003 SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 201 Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 1 Puskesmas Bulupoddo, 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Sulawesi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1877, 2014 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Pembinaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI BARU DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI BARU DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 1 PANDUAN PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI BARU DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 2 1. 2. 3. 4. Latar Belakang Tujuan Kewenangan. Tata

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Ringkasan Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Indonesia Nomor 3890);

Lebih terperinci

REKOMENDASI PERTEMUAN NASIONAL JEJARING KONSELOR HOTEL GRAND CEMPAKA JAKARTA TANGGAL, NOVEMBER 2006

REKOMENDASI PERTEMUAN NASIONAL JEJARING KONSELOR HOTEL GRAND CEMPAKA JAKARTA TANGGAL, NOVEMBER 2006 REKOMENDASI PERTEMUAN NASIONAL JEJARING KONSELOR HOTEL GRAND CEMPAKA JAKARTA TANGGAL, 14 17 NOVEMBER 2006 Pertemuan nasional jejaring konselor HIV/AIDS yang diselenggarakan di Jakarta mulai tanggal 14

Lebih terperinci

Sistem pembelajaran e- learning

Sistem pembelajaran e- learning Modul ke: Sistem pembelajaran e- learning Mahasiswa dapat menggunakan elearning. Fakultas FEB Nawindah,M.Kom Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Sistem pembelajaran Sistem kuliah dilakukan dengan

Lebih terperinci

SUMBER DATA SISTEM. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP

SUMBER DATA SISTEM. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP SUMBER DATA SISTEM KESEHATAN NASIONAL dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP PENDAHULUAN Jaringan SIKNAS sebuah koneksi/jaringan virtual sistem informasi kesehatan elektronik dikelola oleh Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

PANDUAN SELEKSI PENYUSUNAN MODUL E-LEARNING

PANDUAN SELEKSI PENYUSUNAN MODUL E-LEARNING PANDUAN SELEKSI PENYUSUNAN MODUL E-LEARNING LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (LP3) UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2017 1. Latar Belakang: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang memanfaatkan internet sebagai salah satu hal yang paling banyak diambil manfaatnya untuk membantu

Lebih terperinci

Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran

Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran Suhendi 1) 1) Sistem Informasi STT Terpadu Nurul Fikri Kampus-B,Gedung PPSDMS-NF,Jl.Lenteng Agung Raya No.20 Email

Lebih terperinci

Latar Belakang. Program Sertifikat Administrasi Pemerintahan Desa - 1

Latar Belakang. Program Sertifikat Administrasi Pemerintahan Desa - 1 1. Latar Belakang Saat ini terjadi ledakan kebutuhan standarisasi kualifikasi para aparatur desa khususnya Sekretaris Desa sebesar -+ 67.000 orang untuk ditingkatkan kompetensinya (Ditjen PMD, 2010). Kondisi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS E-TRAINING PPPPTK TK DAN PLB

PETUNJUK TEKNIS E-TRAINING PPPPTK TK DAN PLB PETUNJUK TEKNIS E-TRAINING PPPPTK TK DAN PLB (etraining.tkplb.org) E-training atau elektronik training merupakan suatu jenis diklat yang menggunakan media elektronik sebagai alat bantu dalam proses pelaksanaan

Lebih terperinci

PANDUAN SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II)

PANDUAN SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) PANDUAN SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2017 1 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN DAN JABATAN FUNGSIONAL NONKESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN VOKASI BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PENDIDIKAN VOKASI BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENDIDIKAN VOKASI BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL Dasar Hukum UU No. 23 Tahun 2000 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

Lebih terperinci

PETUNJUK CARA PENGGUNAAN E SEMKA, E-LEARNING SMKN 1 SATUI

PETUNJUK CARA PENGGUNAAN E SEMKA, E-LEARNING SMKN 1 SATUI PETUNJUK CARA PENGGUNAAN E SEMKA, E-LEARNING SMKN 1 SATUI A. Pendahuluan Banyak portal e-learning yang dikembangkan dengan LMS Moodle. Salah satu contoh adalah E semka (http://esemka1satui.net) yakni portal

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING Manajemen Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Sabtu, 30 April 2016 M. Udin Harun Al Rasyid, Ph.D http://udinharun.lecturer.pens.ac.id/

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN 2014 SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS DI SMA. Tri Indri Hardini

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS DI SMA. Tri Indri Hardini PEMANFAATAN MEDIA INTERNET DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS DI SMA Tri Indri Hardini Latar Belakang Perkembangan pembelajaran bahasa Perancis di dunia Perkembangan saat ini yang cenderung berpihak pada

Lebih terperinci

BUKU PROGRAM. DTSS Pengawasan dan Penanganan Barang Berbahaya dengan Metode Blended Learning

BUKU PROGRAM. DTSS Pengawasan dan Penanganan Barang Berbahaya dengan Metode Blended Learning BUKU PROGRAM DTSS Pengawasan dan Penanganan Barang Berbahaya dengan Metode Blended Learning PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI TAHUN 2017 DTSS Pengawasan dan Penanganan Barang Berbahaya dengan Metode Blended Learning

Lebih terperinci

Apa itu elearning? E-learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi dan internet.

Apa itu elearning? E-learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi dan internet. Pengenalan elearning Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar elearning & Mata Kuliah Ciri Universitas Apa itu elearning? E-learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan AIDS sungguh mengejutkan.

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2031,2015 KEMENKES. Diklat. Jabatan Fungsional. Kesehatan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG

Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG Kementerian Kesehatan (Kemenkes), berdasarkan hasil pemodelan matematika AIDS Epidemic Modeling (AEM), memperkirakan pada tahun

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAYANAN PLATFORM UPT E- LEARNING ITB

LAYANAN PLATFORM UPT E- LEARNING ITB LAYANAN PLATFORM UPT E- LEARNING ITB No. 012/l1.B01.11/SOP/2017 Kantor Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Organisasi Institut Teknologi Bandung 2017 HALAMAN : 1 dari 55 RIWAYAT REVISI - LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Epidemi HIV/AIDS di Indonesia Epidemi HIV di Indonesia telah berlangsung selama 25 tahun dan sejak tahun 2000 sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan terwujudnya

Lebih terperinci

b. Materi Kuliah Online Pada bagian ini, netter dapat men-download materi kuliah Quantum yang disampaikan di ruang kelas.

b. Materi Kuliah Online Pada bagian ini, netter dapat men-download materi kuliah Quantum yang disampaikan di ruang kelas. 1. Pendahuluan Penggunaan internet sebagai sarana dalam proses pendidikan terutama pada bidang ilmu komputer sangatlah penting. Internet sebagai gudang informasi merupakan sesuatu hal yang sangat perlu

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN JARAK JAUH

PENDIDIKAN JARAK JAUH Judul Project : PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH Solusi Efektif dan Efisien Peningkatan Kualifikasi Tenaga Kesehatan Perawat dan Kebidanan yang Aktif Bekerja dari Diploma 1 ke Diploma 3 Drg.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 141/PER/2013 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 141/PER/2013 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 141/PER/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH UNTUK MATA KULIAH DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran

Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran Suhendi1) 1) Sistem Informasi STT Terpadu Nurul Fikri Kampus-B,Gedung PPSDMS-NF,Jl.Lenteng Agung Raya No.20 Email

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN ` PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010)

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN 2011 Aturan yang digunakan Sisdiknas No. 20/2003 SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Direvisi oleh : Tgl Pembuatan : Juli 2008 Disetujui oleh : Tgl Revisi : November 2008 Jumlah hal : 5 (lima)

Direvisi oleh : Tgl Pembuatan : Juli 2008 Disetujui oleh : Tgl Revisi : November 2008 Jumlah hal : 5 (lima) Bagian Elearning Center Dibuat oleh : Aviarini Indrati PENYELENGGARAAN V- CLASS Direvisi oleh : Tgl Pembuatan : Juli 2008 Disetujui oleh : Tgl Revisi : November 2008 Jumlah hal : 5 (lima) I. TUJUAN Memberikan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) , PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) 322460, Email : kpakabmimika@.yahoo.co.id LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS DAN IMS PERIODE JULI S/D SEPTEMBER

Lebih terperinci

PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH

PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH Revised Februari 2008 PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH Kerangka Acuan Februari 2008 Departemen Keuangan 2008 Hal 2 LATAR BELAKANG Paket Undang Undang Bidang Keuangan Negara telah mengamanatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Sydrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemi.

Lebih terperinci