VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT DAN REPAYMENT CAPACITY
|
|
- Deddy Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT DAN REPAYMENT CAPACITY 7.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian KUR Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian KUR dilakukan dengan regresi logistik. Hasil dari regresi ini dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian KUR Variabel Coef SE Coef P Value Odds Ratio Omzet Repayment capacity Agunan Angsuran Log-Likelihood = Tests that all slopes are zero: G= DF=4 P-value= Dari hasil regresi logistik pada Tabel 17, dapat dilihat bahwa p-value memiliki nilai sebesar 0,053. Berdasarkan nilai ini, maka telah cukup bukti untuk menolak H 0 yang menyatakan bahwa tidak ada satupun variabel prediktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon. Artinya, telah cukup bukti untuk menyatakan bahwa ada variabel prediktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon. Demikian juga dengan nilai Standard Error (SE) yang relatif sama, sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam model ini tidak terdapat multikolinearitas. Langkah berikutnya untuk mengetahui kebaiksesuaian model dapat dilakukan uji Goodness-of-Fit, yang terdiri dari uji Pearson, deviance, dan Hosmer-Lemeshow. Pada model yang baik, nilai p-value dari ketiga uji ini harus lebih besar dari nilai taraf nyata, di dalam penelitian ini bernilai 0,1 (10%). Hasil dari uji regresi logistik terhadap model ini menunjukkan bahwa nilai p-value dari ketiga uji ini secara berurutan adalah 0,699; 0,846; dan 0,370. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model ini layak dan dapat diinterpretasikan. 43
2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian kredit dapat dilihat melalui nilai p-value masing-masing variabel. Syarat dari suatu variabel prediktor agar dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel respon adalah p-value dari variabel prediktor tersebut harus lebih kecil dari nilai taraf nyata (0,1). Dengan demikian, variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 persen adalah nilai dari repayment capacity, sedangkan variabel prediktor lain seperti omzet, agunan, angsuran, dan jumlah kredit tidak berpengaruh secara signifikan. 1) Omzet Usaha Nilai omzet usaha memiliki korelasi positif terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Hal ini sesuai dengan dugaan awal di mana semakin besar omzet maka semakin pengembalian kredit semakin lancar. Hasil regresi ini juga didukung oleh hasil analisis deskriptif sebelumnya yang menunjukkan sebagian besar responden yang memiliki status lancar memiliki omzet yang lebih besar. Korelasi positif di antara omzet usaha dan tingkat kelancaran pengembalian kredit menunjukkan bahwa pada dasarnya semua responden dapat mengembalikan kredit dengan lancar. Akan tetapi, terdapat enam orang responden yang mengalami kredit macet, dengan lima di antaranya bergerak di subsistem on-farm. Salah satu penyebab dari penunggakan ini adalah pola pengembalian kredit yang bersifat bulanan, sedangkan pola penerimaan dari usaha yang dimiliki responden bersifat musiman. Meskipun demikian, nilai p-value untuk variabel omzet pada Tabel 17 menunjukkan bahwa omzet tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Hal ini didukung oleh pengamatan lapangan di mana ada beberapa responden lancar yang memiliki omzet kecil dan responden menunggak yang memiliki omzet besar. Tabel 17 menunjukkan odds ratio untuk variabel omzet sebesar 1,00. Nilai ini menunjukkan bahwa kenaikan satu satuan terhadap variabel omzet maka responden memiliki peluang satu kali lebih besar untuk mengembalikan kredit. Hasil dari regresi logistik untuk variabel ini sesuai dengan hasil dari penelitian 44
3 yang dilakukan oleh Hasibuan (2010) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian KUPEDES. 2) Repayment capacity Repayment capacity diduga berkorelasi positif terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit, namun berdasarkan hasil analisis regresi ditemukan bahwa repayment capacity berkorelasi negatif terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Hal ini diperkuat dengan hasil uji yang menunjukkan repayment capacity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Pada umumnya semakin besar nilai repayment capacity yang dimiliki oleh debitur maka jumlah kredit yang didapatkan akan semakin tinggi. Akan tetapi, beberapa responden yang menerima dana kredit tidak dapat mengelola dana yang diterima dengan baik. Salah satu kasus yang menunjukkan hal ini adalah terjadinya peningkatan terhadap biaya produksi usaha responden, tetapi profit yang didapatkan tidak mengalami peningkatan. Dengan demikian, tidak terdapat penambahan di dalam skala ekonomi usaha yang dimiliki. Penyebab lain terjadinya korelasi negatif di antara kedua variabel ini adalah keadaan sosial budaya sebagian besar responden yang mengutamakan kebutuhan keluarga di atas kepentingan membayar angsuran kredit yang telah diterima. Responden tidak menyisihkan pendapatan yang diterima untuk memenuhi kewajiban angsuran kredit, melainkan menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga terlebih dahulu. Penyebab lain terjadinya korelasi negatif tersebut adalah dikarenakan dana kredit yang diterima juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan membayar hutang yang dimiliki oleh responden. Pengelolaan dana yang tidak tepat ini menyebabkan tidak ada perputaran dana yang akan memberikan nilai tambah terhadap kredit yang telah diterima. Selain itu, beberapa responden juga menggunakan dana kredit yang diterima untuk membuka usaha baru atau untuk membiayai usaha lain yang dimiliki. Hal ini tidak sesuai dengan skema Kredit Usaha Rakyat yang dirancang untuk mengembangkan usaha yang telah berjalan, sehingga sering kali responden tidak memiliki dana cukup untuk memenuhi kewajiban angsuran setiap bulannya. 45
4 Keadaan ini didukung oleh nilai p-value variabel repayment capacity yang berada di bawah taraf nyata, sehingga dapat dikatakan bahwa repayment capacity berpengaruh secara siginifikan terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Nilai odds ratio sebesar 1,00 menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan satu satuan terhadap nilai repayment capacity maka peluang menunggak akan naik satu kali lebih besar. Hasil regresi logistik ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lubis (2009) pada BRI Unit Cibungbulang. Pada penelitian terdahulu di BRI Unit Cibungbulang yang dilakukan oleh Lubis (2009) nilai repayment capacity berkorelasi negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Korelasi yang bersifat negatif ini juga sesuai dengan hasil dari peneltian yang dilakukan oleh Irawati (2011). Akan tetapi, telah terjadi perubahan korelasi di antara nilai repayment capacity dan tingkat kelancaran pengembalian kredit. Berdasarkan perhitungan terhadap nilai repayment capacity dengan menggunakan data keadaan keuangan responden pada periode Februari 2012, korelasi di antara nilai repayment capacity dan tingkat kelancaran pengembalian kredit bersifat positif walaupun tidak signifikan pada tingkat kepercayaan sebesar 90 persen (Lampiran 1). Selain itu, dapat dilihat bahwa ada keterkaitan di antara kenaikan nilai repayment capacity dan jumlah kredit yang diterima. Semakin besar nilai kredit yang diterima, maka semakin besar juga kenaikan nilai repayment capacity dari responden. Korelasi di antara kedua variabel ini bersifat positif dan signifikan pada tingkat kepercayaan sebesar 70 persen (Lampiran 2). 3) Agunan Berdasarkan hasil regresi, agunan memiliki korelasi negatif terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Hal ini tidak sesuai dengan dugaan awal, di mana adanya agunan diduga akan meningkatkan kelancaran pengembalian kredit. Ketidaksesuaian tersebut disebabkan karena pada Kredit Usaha Rakyat jika terjadi gagal bayar maka agunan yang diajukan oleh responden tidak akan ditarik, karena penjamin dari kredit ini adalah pemerintah 46
5 dan bank. Dengan demikian responden tidak merasa terbebani oleh kewajiban untuk mengembalikan kredit. Agunan tidak memilki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian kredit, hal ini dapat hasil analisis deskriptif agunan di mana sebagian responden baik lancar maupun menunggak memiliki agunan. Nilai odds ratio dari agunan adalah 0,27 yang berarti jika responden memiliki agunan maka peluang terjadinya penunggakan akan naik sebesar 0,27 kali. 4) Angsuran Angsuran memiliki korelasi positif terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Hasil regresi ini tidak sesuai dengan dugaan awal di mana angsuran diduga berkorelasi negatif terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Salah satu penyebab ketidaksesuaian ini adalah karena angsuran berbanding lurus dengan besarnya jumlah kredit yang diterima, sehingga semakin besar nilai angsuran maka jumlah kredit yang diterima akan semakin tinggi. Pada Tabel 17, dapat dilihat bahwa angsuran tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian kredit. Hal ini dikarenakan nilai angsuran responden lancar dan menunggak relatif sama. Nilai odds ratio sebesar 1,00 mengindikasikan bahwa setiap terjadi kenaikan nilai angsuran sebesar satu satuan maka peluang responden untuk mengembalikan kredit akan naik naik sebesar satu kali. Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2011) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat realisasi dan pengembalian KUR pada BRI Unit Cibinong. 7.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Repayment capacity Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi repayment capacity dilakukan dengan menggunakan metode regresi berganda. Hasil dari regresi ini dapat dilihat pada Tabel
6 Tabel 18. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Repayment capacity Variabel Coef P Value VIF Omzet ,000 - Pengeluaran Rumah Tangga Lama Usaha Usia Responden P=0,000 Dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 persen ( α=0,1), maka dapat dilihat bahwa telah cukup bukti untuk menolak H0, bahwa paling tidak ada satu variabel prediktor yang mampu menjelaskan variabel respon. Selain itu, nilai VIF masing-masing variabel yang tidak tinggi menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi di antara variabel-variabel prediktor. Berdasarkan hasil uji regresi, maka faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap nilai repayment capacity adalah omzet dan usia responden, sedangkan pengeluaran rumah tangga dan lama usaha tidak berpengaruh terhadap nilai repayment capacity. 1) Omzet Sesuai dengan dugaan awal, omzet memiliki korelasi positif terhadap nilai repayment capacity. Hal ini dikarenakan semakin besar omzet responden maka semakin besar penghasilan yang diterima. Jika pengeluaran responden tidak mengalami perubahan, maka jumlah dana yang dapat dimanfaatkan responden juga akan bertambah. Di dalam penelitian ini terdapat 11 orang responden yang bergerak di bidang on-farm. Pada umumnya, pola pendapatan dari usaha on-farm bersifat musiman, sedangkan penilaian repayment capacity yang dilakukan oleh BRI Unit Cibungbulang bersifat bulanan. Perbedaan di dalam jangka waktu ini akan menyebabkan penilaian repayment capacity yang dimiliki oleh responden menjadi tidak akurat. Nilai p-value variabel omzet yang berada di bawah taraf nyata menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap nilai 48
7 repayment capacity. Dengan demikian, semakin besar nilai omzet maka nilai repayment capacity akan semakin besar. 2) Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran rumah tangga berkorelasi negatif terhadap nilai repayment capacity. Sesuai dengan dugaan awal, semakin besar pengeluaran rumah tangga maka nilai repayment capacity akan semakin kecil. Salah satu komponen dari pengeluaran rumah tangga adalah jumlah anggota keluarga tertanggung. Semakin banyak anggota keluarga yang tertanggung maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan oleh responden. Sebaran jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel 14. Variabel pengeluaran rumah tangga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai repayment capacity. Hal ini dikarenakan baik responden lancar maupun menunggak memiliki nilai pengeluaran rumah tangga dengan sebaran yang sama. 3) Lama Usaha Lama usaha berkaitan dengan pengalaman responden di dalam menjalankan usahanya. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 18, di mana lamanya suatu usaha telah berjalan memiliki korelasi yang bersifat positif terhadap nilai repayment capacity responden. Dengan demikian semakin lama usaha yang dimiliki responden, maka semakin besar nilai repayment capacity yang dimiliki. Meskipun lama usaha memiliki korelasi yang bersifat positif terhadap besarnya nilai repayment capacity responden, tetapi sebagian besar responden yang tergabung di dalam kategori responden dengan nilai repayment capacity terbesar justru merupakan responden yang memiliki usaha berusia kurang dari lima tahun. Salah satu penyebab paradoks ini adalah sebagian besar responden yang memiliki usaha yang berusia kurang dari lima tahun merupakan responden yang telah memiliki pengalaman di bidang yang dijalani sebelum memulai usaha sendiri. Dengan pengalaman yang telah didapatkan maka responden dapat meningkatkan omzet usahanya relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan responden yang belum memiliki pengalaman sebelumnya. 49
8 Variabel lama usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai repayment capacity. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis deskriptif, di mana sebaran lama usaha sama untuk setiap nilai repayment capacity. 4) Usia Responden Usia responden memiliki korelasi negatif terhadap nilai repayment capacity. Hal ini tidak sesuai dengan dugaan awal, di mana usia responden berkorelasi positif terhadap nilai repayment capacity. Salah satu penyebab dari ketidaksesuaian tersebut adalah semakin bertambah usia responden maka tingkat produktivitasnya semakin menurun, demikian juga dengan tingkat adapatasi terhadap perubahan di bidang usaha yang dijalankan. Selain tingkat produktivitas, responden yang berusia lebih tua juga memiliki pengeluaran rumah tangga yang lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang lebih muda. Dengan demikian, pendapatan bersih yang dimiliki oleh responden yang lebih tua relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan responden yang lebih muda. Pengeluaran rumah tangga yang relatif besar ini tidak terlepas dari banyaknya jumlah tanggungan keluarga, di mana responden yang lebih tua memiliki jumlah tanggungan yang relatif lebih banyak. Usia responden berpengaruh secara signifikan terhadap nilai repayment capacity. Dengan demikian semakin bertambah usia responden maka nilai repayment capacity yang dimiliki akan semakin berkurang. 7.3 Implikasi Manajerial Dari hasil pembahasan dapat dilihat bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit adalah nilai repayment capacity dari responden. Korelasi negatif di antara kedua variabel menunjukkan bahwa peningkatan terhadap nilai repayment capacity mengakibatkan kemungkinan terjadinya penunggakan oleh responden semakin besar. Salah satu kemungkinan penyebab dari korelasi ini adalah responden kurang memiliki willingness to pay meskipun responden tersebut memiliki ability to pay. Dampak dari karakter ini adalah ketika responden memiliki dana yang cukup untuk membayar angsuran, responden memilih untuk tidak membayar angsuran. Beberapa responden menggunakan dana ini untuk kebutuhan lain, seperti konsumsi dan hiburan. 50
9 Dengan demikian, terdapat moral hazard dan adverse selection pada responden KUR sektor agribisnis BRI Unit Cibungbulang. Untuk menghindari terjadinya moral hazard, pihak perbankan perlu melakukan penyaringan terhadap calon debitur. Penyaringan ini bertujuan untuk menemukan debitur yang layak mendapatkan kredit. Salah satu indikator yang digunakan oleh pihak perbankan adalah nilai dari repayment capacity calon debitur. Faktor-faktor yang diperhitungkan di dalam repayment capacity adalah omzet usaha, pengeluaran usaha dan pengeluaran rumah tangga. Nilai yang didapatkan dari perhitungan ini akan menentukan besarnya nilai kredit yang diterima oleh debitur dan lamanya jangka waktu pengembalian. Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat variabel yang tidak diperhitungkan tetapi memiliki pengaruh nyata terhadap nilai repayment capacity, yaitu usia responden. Korelasi yang bersifat negatif di antara kedua variabel ini menunjukkan bahwa semakin bertambah usia responden maka nilai repayment capacity responden akan semakin berkurang. Penyebab hal ini adalah tingkat produktivitas responden yang lebih dewasa cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat produktivitas responden yang lebih muda. Selain itu responden yang lebih dewasa juga memiliki jumlah pengeluaran rumah tangga yang lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang lebih muda. Faktor lain yang perlu diperhitungkan oleh pihak perbankan adalah total pendapatan dan pengeluaran keluarga. Sebagian besar responden memiliki pendapatan lain yang berasal dari luar usaha yang diajukan atau memiliki anggota keluarga lain yang juga memiliki pendapatan pribadi. Penilaian sumber pendapatan yang hanya memperhitungkan pendapatan dari usaha menyebabkan pihak perbankan mendapatkan gambaran keadaan keuangan calon debitur yang tidak akurat. Demikian juga dengan pengeluaran dan biaya yang dikeluarkan, terdapat responden yang memiliki pengeluaran rumah tangga berbeda dengan nilai yang dimiliki oleh BRI Unit Cibungbulang. Beberapa responden yang tidak terdaftar sebagai debitur kredit di bank lain ternyata memiliki hutang yang didapatkan dari lembaga-lembaga non-formal. Hutang yang bersifat antar pribadi memang jauh lebih sulit untuk dideteksi, tetapi hal ini sebaiknya tidak luput dari pengamatan pihak perbankan. Kemampuan debitur di dalam mengelola keuangan 51
10 usaha juga memiliki pengaruh di dalam mengurangi kemungkinan terjadinya gagal bayar. Demikian juga untuk nilai kredit yang diberikan kepada debitur, sebaiknya nilai repayment capacity tidak menjadi satu-satunya indikator, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor yang telah dijelaskan, sehingga kemungkinan terjadinya adverse selection dan moral hazard akan berkurang. Selain mempertimbangkan faktor-faktor di atas, pihak perbankan juga perlu memperhatikan definisi operasional yang ditetapkan untuk nasabah. Sebagian besar responden memiliki jumlah tanggungan keluarga yang berbeda dengan jumlah anggota keluarga inti yang dimiliki. Akan tetapi, hingga saat ini pihak perbankan hanya memperhitungkan jumlah anggota keluarga inti saja. Perbedaan ini akan memiliki dampak terhadap nilai repayment capacity dan tingkat kelancaran pengembalian kredit, karena akan mempengaruhi besarnya pengeluaran rumah tangga. Hal lain seperti pola pendapatan dari debitur juga sebaiknya diperhatikan lebih mendalam. Debitur yang memiliki usaha di subsistem on-farm pada umumnya memiliki pendapatan yang bersifat musiman. Pembayaran yang berkala bulanan tidak tepat digunakan untuk debitur dengan penerimaan yang bersifat musiman seperti ini. Berdasarkan penelitian ini dapat dilihat bahwa ability to pay debitur tidak dapat menjamin kelancaran pengembalian kredit. Faktor willingness to pay atau kemauan untuk mengembalikan kredit yang diterima juga harus dimiliki oleh calon debitur untuk mengembalikan kredit. Terlebih dengan sifat Kredit Usaha Rakyat yang tidak akan menyita agunan yang dimiliki oleh debitur, perlu dilakukan penyaringan terhadap karakter calon debitur yang lebih mendalam. 52
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kelancaran Di dalam penelitian ini terdapat 36 orang responden, dengan proporsi 31 orang berjenis kelamin pria dan lima orang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Januari 2012 hingga 20 Februari 2012 pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Cibungbulang. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO Faktor-faktor yang diduga akan mempengaruhi pengembalian KUR Mikro adalah usia, jumlah tanggungan keluarga, jarak tempat tinggal
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Peranan Kredit di Dalam Usaha Pada hakikatnya setiap perusahaan akan membutuhkan tambahan modal untuk dapat berkembang. Menurut Murray dan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Hasil analisis deksriptif (Wangi SP, 2008) memperlihatkan bahwa semakin besar nilai pengajuan dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Kredit di Dalam Perkembangan Usaha
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Kredit di Dalam Perkembangan Usaha Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) mengenai pengaruh kredit program kemitraan dan bina lingkungan terhadap produksi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN IV.
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Lalabata Rilau. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit
Lebih terperinciVI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGEMBALIAN KUPEDES PADA BRI UNIT CIJERUK
VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGEMBALIAN KUPEDES PADA BRI UNIT CIJERUK 6.1. Hubungan Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha dengan Peluang Pengembalian Kupedes Pada BRI
Lebih terperinciVI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN AGRIBISNIS
VI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN AGRIBISNIS 6.1. Uji Kelayakan Persamaan Sebuah persamaan regresi logistik akan dinyatakan layak dan signifikan apabila telah memenuhi persyaratan uji
Lebih terperinciVII. ANALISIS REALISASI KUR DI BRI UNIT TONGKOL
VII. ANALISIS REALISASI KUR DI BRI UNIT TONGKOL 7.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi KUR Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR dapat dimodelkan kedalam suatu fungsi permintaan.
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Uji Kelayakan Persamaan VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebuah persamaan regresi logistik akan dinyatakan layak dan signifikan apabila telah memenuhi persyaratan uji persamaan yang dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciperembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik.
VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PENDUDUK UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN PENCEGAHAN AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH Pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi di Kota Bekasi mengakibatkan
Lebih terperincidan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang
II TINJAUAN PUSTAKA Penilaian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian kredit sudah banyak dilakukan sebelumnya, baik pada kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan (bank) maupun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan sudah banyak dilakukan sebelumnya, yaitu pada pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan bank.
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Cibinong, Cabang Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam
55 II. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri
Lebih terperinciANALISIS REPAYMENT CAPACITY KREDIT USAHA RAKYAT SEKTOR AGRIBISNIS PADA BANK RAKYAT INDONESIA UNIT CIBUNGBULANG-BOGOR
ANALISIS REPAYMENT CAPACITY KREDIT USAHA RAKYAT SEKTOR AGRIBISNIS PADA BANK RAKYAT INDONESIA UNIT CIBUNGBULANG-BOGOR SKRIPSI TERESA M.G. HUTABARAT H34080124 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN III.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Cijeruk Cabang Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR di wilayah perkotaan ini dilakukan di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank ini dipilih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research), karena penulis terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan
Lebih terperinciVI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) SKRIPSI VIRGITHA ISANDA AGUSTANIA H34050921 DEPARTEMEN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga
37 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga cabang Cibinong. Pelaksanaan penelitian berlangsung bulan Juli 2009 sedangkan upaya
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK DEBITUR UMKM TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT PUNDI BALI DWIPA
PENGARUH KARAKTERISTIK DEBITUR UMKM TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT PUNDI BALI DWIPA (Studi Kasus Nasabah Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja) Luh Ikka Widayanthi Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan pada 130 karyawan bagian produksi, di
BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Karakteristik Responden Pengumpulan data dilakukan pada 13 karyawan bagian produksi, di PT Indo C. Data yang diperoleh menunjukkan adanya karakteristik responden sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Sebelum melakukan pembahasan mengenai permasalahan dari skripsi ini, akan diuraikan beberapa teori penunjang antara lain: Kredit Macet, Regresi Logistik, Model Terbaik
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Pasirian Cabang Lumajang) Miranda Rochmawati Pembimbing:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kredit
TINJAUAN PUSTAKA Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
Lebih terperinciVI. ANALISIS PERSEPSI RUMAHTANGGA TERHADAP KONDISI KELAYAKAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DI DEKAT JALUR KRL
VI. ANALISIS PERSEPSI RUMAHTANGGA TERHADAP KONDISI KELAYAKAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DI DEKAT JALUR 6.1. Persepsi Rumahtangga terhadap Tata Lingkungan di Dekat Jalur Penataan lingkungan yang dimaksud
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum BRI Unit Cijeruk Berdasarkan Instruksi Presiden RI nomor 4 tahun 1973 tanggal 5 Mei 1973 tentang unit desa, maka Unit Desa Bank Rakyat Indonesia menjadi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM Menurut Raffinaldy (2006) dalam tulisannya yang berjudul Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru bahwa karakteristik UMKM merupakan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi aktivitas perbankan terutama dalam segi pemrosesan data elektronik dan telekomunikasi. Bank harus
Lebih terperinciAnalisis Efektivitas Pemberian Pinjaman Program Pembiayaan UMKM Oleh Koperasi Di Jepara (Studi Kasus UJKS Mitra Usaha Jepara)
Analisis Efektivitas Pemberian Pinjaman Program Pembiayaan UMKM Oleh Koperasi Di Jepara (Studi Kasus UJKS Mitra Usaha Jepara) Hadi Ismanto *, Tohir Diman Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unisnu Jepara *email:
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. BPRS Al Salam Amal Salman atau lebih dikenal dengan nama BPRS Al Salaam (BAS). BAS berkantor pusat di Jalan Cinere Raya
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki persepsi yang berbeda terhadap perubahan iklim. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciVII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS
VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS 7.1. Karakteristik Responden Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 38 responden yang menjadi mitra
Lebih terperinciANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Suatu penalaran dari penulis yang didasarkan atas pengetahuan,teori dan dalil dalam upaya menjawab penelitian dituangkan dalam kerangka pemikiran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian. Saat ini keberpihakan pihak-pihak pemodal atau Bank baik pemerintah maupun
Lebih terperinciV. FAKTOR PENENTU KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
V. FAKTOR PENENTU KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Penelitian ini menggunakan model regressi logistik ordinal untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan
Lebih terperinciVII. ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT RUMAHTANGGA MENERIMA GANTI RUGI PEMUKIMAN Analisis Kesediaan Rumahtangga Menerima Ganti Rugi Pemukiman
VII. ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT RUMAHTANGGA MENERIMA GANTI RUGI PEMUKIMAN 7.1. Analisis Kesediaan Rumahtangga Menerima Ganti Rugi Pemukiman Variabel terikat dalam analisis kesediaan rumahtangga menerima
Lebih terperinciANALISA PEMBIAYAAN MITRA BINAAN PKBL BUMN SECARA CEPAT DAN AKURAT DENGAN SKORING pembiayaan. Ardito Bhinadi presents
ANALISA PEMBIAYAAN MITRA BINAAN PKBL BUMN SECARA CEPAT DAN AKURAT DENGAN SKORING pembiayaan Ardito Bhinadi presents Yogyakarta, 13 November2013 Filosofi Pembiayaan Produk yang unik. Mengapa? Harus dikembalikan
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
30 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Karakteristik Responden Jasa Transportasi Angkutan Umum Kota (Angkot) yang Berbahan Bakar Premium di Kota Bogor Jasa transportasi angkutan umum kota ini digunakan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Pasar Kredit Kebutuhan akan kredit menjadi sesuatu kebutuhan bagi semua sektor di Indonesia. Rendahnya produktivitas setiap sektor Indonesia, tidak
Lebih terperinciJurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum
Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Bank sebagai
Lebih terperinciVII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR
VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kredit, Teori Permintaan dan Penawaran Kredit Berdasarkan asal mulanya, Kasmir (2003) menyatakan kredit berasal dari kata credere yang artinya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi rakyat yang cukup penting dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.
Lebih terperinciOleh : DWI YANTI ARINTA Dosen Pembimbing : Dr. Djumahir, SE., MM.
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, KARAKTERISTIK USAHA, KARAKTERISTIK KREDIT TERHADAP KEMAMPUAN DEBITUR MEMBAYAR KREDIT PADA BPR JATIM CABANG PROBOLINGGO (Studi Pada Nasabah UMKM Kota Probolinggo) Oleh :
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer penelitian dilakukan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dengan menggunakan empat variabel yaitu margin, jangka waktu pinjaman, stabilitas penjualan, dan komitmen
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern. A. Karakteristik Konsumen. 1. Nama :...
LAMPIRAN 80 Lampiran 1. Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern Kuisioner Survei Konsumen Ritel Modern Responden Yth, Saya, Firdaus Sinulingga (A 14104671), Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi, Fakultas
Lebih terperinciIka Kusumaningtyas: Pengaruh Karakteristik Personal,...
Ika Kusumaningtyas: Pengaruh Karakteristik Personal,... PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL, KARAKTERISTIK USAHA, KARAKTERISTIK KREDIT, DAN JAMINAN TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT DI BPR NUSAMBA ADIWERNA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah memberdayakan peranan jasa perbankan. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPRS Amanah Ummah, Leuwiliamg, Bogor. Pemilihan BPRS dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa BPRS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur
Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif
Lebih terperinciStatistik Deskriptif. Perumahan. Seminar Hasil Tugas Akhir
Statistik Deskriptif Perumahan Sebagian besar status penguasaan bangunan tempat tinggal rumah tangga miskin dan tidak miskin di Kota Malang tahun 2009 adalah milik sendiri dengan persentase jauh lebih
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan
Lebih terperinciRESPON PETANI TERHADAP PROGRAM PEMERINTAH MENGENAI ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 169 RESPON PETANI TERHADAP PROGRAM PEMERINTAH MENGENAI ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) Bambang Siswadi dan Farida Syakir Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Evaluasi Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah (Data Bank Indonesia) Perkembangan dunia perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kinerja bisnis perbankan bertumbuh
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah
Lebih terperinciSKRIPSI AUDITIYA ASTRI YULITA SNIS
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO (Studi Kasus : BRI Unit Lalabata Rilau, Soppeng) SKRIPSI ASTRI YULITA AUDITIYA H34070121 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. 5 Berdasarkan kurs per 4 Juni 2003, EUR = 1,17 USD
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Usaha Mikro Kecil Terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini. Diantaranya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perkembangan Kesehatan Bank terhadap Return Saham pada Industri Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. 4.1.1. Kondisi Risk/Non Performing
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap Salah satu aspek yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah menganalisis aspek
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik 1. Uji Klasifikasi Model Uji klasifikasi model dapat menunjukkan kekuatan atau ketepatan prediksi dari model regresi untuk mempredikasi tingkat nilai willingness
Lebih terperinciBAB III SOLUSI BISNIS
BAB III SOLUSI BISNIS Dengan melihat permasalahan yang terjadi pada Bank X, maka perlu adanya cara untuk menganalisa variabel-variabel apa saja yang akan menentukan kredit macet atau lancar dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan praktek-praktek yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Kredit UMKM Bank X merupakan kredit dengan jumlah nasabah terbanyak dibandingkan dengan jenis kredit lainnya. Jasa layanan kredit usaha pada Bank ini diantaranya meliputi
Lebih terperinciKuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR
LAMPIRAN 65 66 Lampiran 1. Kuisioner penelitian Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR Gambaran Ringkas Penelitian Sektor
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit BNI Tunas Usaha ini dilakukan pada Unit Kredit Kecil (UKC) Cabang Karawang. Bank
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kredit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kredit bermasalah pada Koperasi Pasar di Kota Bandung, banyak faktor yang mempengaruhi kredit
Lebih terperinciVol. 1, No. 2, September 2011
ISSN 2252-5491 Vol. 1, No. 2, September 2011 Forum Agribisnis Agribusiness Forum Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmina Analisis
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian
Lebih terperinciPROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT PALSIGUNUNG, DEPOK.
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT PALSIGUNUNG, DEPOK. Nama : Riani Npm : 34209889 Program Studi : D3 Manajemen Keuangan Pembimbing : Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan dan keikutsertaannya dalam membangun ekonomi negara, keberadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor ekonomi yang mendukung pelaksanaan pembangunan nasional adalah perbankan. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat besar peranan dan keikutsertaannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan proses, hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis pengolahan data dilakukan dengan mengggunakan software Minitab
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH UNTUK USAHA MIKRO AGRIBISNIS SEKTOR PERDAGANGAN (STUDI KASUS: KBMT BIL BARKAH, BOGOR) Febrina Mahliza 1) dan Netti Tinaprilla 2)
Lebih terperinciII. TINJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Program Pengembangan Usaha Agribisnis di pedesaan yang selanjutnya
10 II. TINJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Program PUAP Program Pengembangan Usaha Agribisnis di pedesaan yang selanjutnya disebut PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah jumlah dari keseleruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
Lebih terperinciRusdani Hasibuan A SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MACET PADA KREDIT USAHA PERDESAAN ( KUPEDES ) YANG TERKAIT SEKTOR AGRIBISNIS (Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Unit Cijeruk, Kabupaten
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui
41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang selanjutnya disingkat PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data A.1. Analisis Deskriptif 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian Demografi responden terdiri dari Jenis Kelamin. Usia, Tingkat Pendidikan, Jumlah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Variabel Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tentang Willingness To Pay pengunjung Umbul Ponggok didapatkan hasil berikut ini : 1. Uji Klasifikasi Model
Lebih terperinciANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA
ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA Nama : GITA FALINI NPM : 24214583 Kelas : 3EB30 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Kredit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2009 tercatat kontribusi UMKM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan tingkat eksplanasinya 54.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Implikasi Grameen Bank di Indonesia Grameen Bank pertama kali direplikasikan di Indonesia pada tahun 1989 di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh Yayasan Karya
Lebih terperinci