III KERANGKA PEMIKIRAN
|
|
- Benny Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kredit, Teori Permintaan dan Penawaran Kredit Berdasarkan asal mulanya, Kasmir (2003) menyatakan kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya apabila seorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Sinungan (2000) menyatakan manajemen perkreditan pada dasarnya merupakan suatu proses yang terintegrasi antara sumber-sumber dana kredit, alokasi dana yang dapat dijadikan kredit dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian, administrasi, dan pengamanan kredit. Pada prinsipnya, kredit itu hanya satu macam, yaitu uang bank yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu di waktu yang akan datang, disertai kontra prestasi berupa bunga. Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh faktor-faktor, diantaranya : harga barang itu sendiri (Px), harga barang lain ( Py), pendapatan konsumen (Inc), cita rasa (T), iklim (S), jumlah penduduk (Pop), dan ramalan masa yang akan datang (F). Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan pernyataan bahwa, jika semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah permintaanya akan menurun (Mankiw, 2006). Demikian pula dengan kredit, permintaan kredit pada dasarnya sama dengan permintaan sebuah barang hanya saja jenis barang yang diminta dalam bentuk uang (kas). Permintaan kredit dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: harga barang itu sendiri atau interest (ix) dari bank yang bersangkutan, harga barang lain atau interest (iy) dari bank lain, pendapatan debitur (Inc), jumlah penduduk (Pop), dan ramalan masa yang akan datang (F). Hipotesis permintaan kredit : Hubungan antara kredit yang diminta dengan tingkat bunga yang berlaku dimana hubungannya berbanding terbalik ketika
2 tingkat bunga meningkat atau naik maka jumlah kredit yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila bunga turun maka jumlah kredit yang diminta pun akan meningkat. Persamaannya : (Qd kredit = F (ix, iy, Inc, Pop, F) Kurva permintaan merupakan garis menurun yang menghubungkan harga dengan jumlah permintaan suatu barang. Perubahan yang terjadi pada kurva permintaan terdiri dari gerakan sepanjang kuva dan perubahan kurva permintaan. a. Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan Perubahan sepanjang kurva permintaan kredit berlaku apabila kredit yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun. Gambar 1. Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan Kredit Sumber : Mankiw (2006) b. Pergeseran Kurva Permintaan Kredit Kurva permintaan kan bergerak kekanan atau kekiri apabila terdapat perubahan perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktorfaktor selain bunga yang berlaku pada bank tersebut, sekiranya bunga pada bank lain, pendapatan debitur dan berbagai faktor bukan bunga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan itu akan menyebabkan kurva permintaan akan pindah ke kanan atau ke kiri. 24
3 Gambar 2. Pergeseran Kurva Permintaan Kredit Sumber : Mankiw (2006) Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu. Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor. Yang tepenting adalah : harga barang tersebut (Px), harga barang lain (Py), biaya faktor produksi FP, teknologi, tujuan perusahaan, ekspektasi (ramalan). Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa : Jika semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah penawarannya akan meningkat (Mankiw, 2006). Penawaran kredit adalah besarnya uang yang dicairkan (direalisasikan) oleh pihak bank (kreditur) pada periode tertentu dan pada tingkat bunga tertentu. Penawaran kreditpun dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: harga barang tersebut atau bunga bank tersebut (ix), harga barang lain atau bunga pada bank lain (iy), biaya faktor produksi dalam hal ini biaya administrasi bank (FP), teknologi, tujuan perusahaan, ekspektasi (ramalan). Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa : Semakin tinggi tingkat bunga yang berlaku, semakin besar kredit yang akan dicairkan oleh bank tersebut. Sebaliknya, makin rendah bunga yang berlaku, semakin sedikit jumlah kredit yang yang dicairkan. 25
4 Secara matematis : Qs = F (ix, iy, Fp, T1... ) Gerakan Sepanjang dan Pergeseran Kurva Penawaran a. Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran Kredit Kurva penawaran selalu naik, karena ketika semua hal dianggap tidak berubah, tingkat bunga yang tinggi akan meningkatkan pencairan kredit oleh pihak bank (saat i naik dari i ke i1 maka Qs pun meningkat dari Qs ke Qs1 ). Gambar 3. Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran Kredit Sumber : Mankiw (2006) b. Pergeseran Kurva Penawaran Kredit Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran. Perubahan apapun yang meningkatkan jumlah yang ingin dibeli oleh pembeli pada harga berapa pun menggeser kurva penawaran ke kanan. Perubahan apapun yang menurunkan jumlah yang ingin dibeli oleh pembeli pada harga berapapun menggeser kurva penawaran ke kiri. Demikian juga dengan kredit, jumlah kredit yang dicairkan untuk setiap tingkat bunga, dengan asumsi semua faktor lain, diluar tingkat bunga pada bank tersebut, yang mempengaruhi keputusan kreditur untuk mencairkan kredit, tidak ada yang berubah. Sebagai contoh, misalkan biaya administasi turun. Karena biaya administrasi merupakan biaya yang dikeluarkan bank sebagai kreditur, turunnya biaya administrasi akan membuat biaya yang dikelurakan bank semakin efisien sehingga akan meningkatkan pendapatan bank, ini akan meningkatkan jumlah 26
5 kredit yang akan dicairkan. Pada tingkat bunga berapapun, bank akan menacairkan kredit dalam jumlah yang lebih besar. Dengan demikian, kurva permintaan akan bergeser ke kanan seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 4. Pergeseran Kurva Penawaran Kredit Sumber : Mankiw (2006) Beradasarkan Gambar tersebut, kasus realisasi kredit yang diteliti merupakan termasuk ke dalam penawaran dalam hal ini penawaran pihak bank sebagai produsen atau kreditur pada tingkat bunga tertentu kepada pihak konsumen atau debitur. Penawaran kredit tersebut seperti telah dijelaskan sebelumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat bunga abank tersebut yang akan membuat kurva penawaran kredit bergerak sepanjang garis atau tingkat bunga bank lain, biaya input bank (misal biaya administrasi dan provisi bank), teknologi, dan ekpektasi (ramalan) sebagai faktor yang akan menggeser kurva penawaran kredit ke kiri atau ke kanan. Kurva penawaran selalu naik, karena ketika semua hal dianggap tidak berubah, tingkat bunga yang tinggi akan meningkatkan pencairan kredit oleh pihak bank. Perubahan apapun yang meningkatkan jumlah yang ingin dicairkan oleh debitur pada tingkat bunga berapa pun akan menggeser kurva penawaran ke kanan. Perubahan apapun yang menurunkan jumlah yang ingin dicairkan oleh debitur pada tingkat bunga berapapun akan menggeser kurva penawaran ke kiri. 27
6 3.1.2 Prinsip-prinsip Perkreditan Menurut Siamat (2004), Prinsip perkreditan disebut pula konsep 5 C. Pada dasarnya konsep 5 C ini dapat memberikan informasi mengenai itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan menbayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Prinsip perkreditan tersebut adalah sebagai berikut : a. Character Penilaian karakter nasabah merupakan masalah yang cukup kompleks berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang individu maupun dalam komunitas atau lingkungan usahanya. Pejabat analisis dalam menilai karakter debitur perlu memperhatikan terutama sifat-sifat sebagai berikut: kejujuran, ketulusan, kecerdasan, kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, tempramental, kaku, membanggakan diri sendiri secara berlebihan dan sebagainya. Pada prinsipnya penilaian karakter nasabah ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana itikad baik dan kemauan debitur untuk melunasi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian kredit. b. Capacity Capacity berkaitan dengan kemampuan peminjam mengelola usahanya secara sehat untuk kemudian memperoleh laba sesuai dengan yang diperkirakan. Penilaian tersebut perlu untuk mengetahui sejauhmana hasil usaha debitur dapat membayar kewajibannya (ability to pay) tepat pada waktunya sesuai dengan perjanijan kredit. c. Capital Penilaian modal dilakukan untuk melihat apakah debitur memiliki modala yang memadai untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Semakin besar jumlah modal yang ditanamkan oleh debitur kedalam usaha yang akan dibiayai dengan dana bank semakin memperlihatkan keseriusan debitur untuk menjalankan usahanya tersebut. Disamping itu, besarnya modal akan memperkuat daya tahan usaha nasabah menghadapi siklus atau fluktuasi bisnis. Penilaian terhadap permodalan ini penting mengingat kredit yang diberikan bank hanya sebagai tambahan pembiayaan dan untuk 28
7 membiayai keseluruhan dana atau modal yang ditanamkan debitur. Modala yang dimaksudkan dapat berupa benda bergerak atau benda tak bergerak. d. Collateral Penilaian barang jaminan (collateral) yang diserahkan debitur sebagai jamianan atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauhmana nilai barang jaminan atau agunan tersebut dapat menutupi risiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur. Fungsi jamianan adalah sebagai alat pengamanan terhadap kemungkinan ketidakmampuan debitur melunasi kewajibannya. Dalam hubungan ini suatu proyek yang akan dibiayai mungkin feasible namun belum tentu bankable atau memenuhi syarat untuk memperoleh kredit bank akibat misalnya tidak memadainya jaminan. e. Condition of economy Prinsip C terakhir adalah kondisi ekonomi yang berkaitan dengan keadaan perekonomian suatu saat yang secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha debitur. Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan antara lain mencakup yaitu pertama masalah pemasaran yang meliputi perkiraan permintaan, daya beli masyarakat, luas pasar, persaingan, barang substitusi dan sebagainya. Kedua masalah produksi yang berkaitan dengan perkembanagn teknologi, ketersediaan bahan baku, dan sebagainya. Ketiga, keberadaan pasar uang dan pasar modal, kredit penjual, kredit pembeli, dan perubahan suku bunga dan sebagainya. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional BPR Mitra Daya Mandiri adalah BPR yang dalam menjalankan kegiatan usahanya dilakukan secara konvensional dengan menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan deposito kemudian menyalurkannya dalam bentuk pemberian kredit. BPR ini didirikan untuk melayani masyarakat yang berada mulai dari tingkat Kecamatan sampai ke pedesaan yang sifat usahanya untuk mendukung sektor informal di kota-kota. Hal ini sesuai dengan misinya yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat Bogor dan sekitarnya dengan berperan serta membiayai usaha Mikro dan Kecil. 29
8 Saat ini PT BPR Mitra Daya Mandiri telah menyalurkan kreditnya dengan plafond maksimum sebesar lima puluh juta rupiah. Namun dari kredit modal kerja yang disalurkan hampir 75 persen plafond kredit yang disalurkan maksimum sebesar lima juta rupiah. Dengan besar plafon yang dikeluarkan oleh BPR Mitra Daya Mandiri ini diharapkan usaha mikro dapat tumbuh dan mengembangkan usahanya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan permintaan realisasi kredit oleh nasabah. Kenyataan yang terjadi adalah proporsi kredit modal kerja yang disalurkan relatif menurun tiap tahun padahal ternyata dari tingkat pengembaliannya cukup baik. Adanya penurunan proporsi penyaluran kredit modal kerja tersebut menjadi masalah yang harus diketahui mengapa hal tersebut bisa terjadi, sehingga perlu diketahui prosedur penyaluran serta prosedur pengembalian kredit tersebut yang akan dianalisis secara deskriptif. Dari analisis deskriptif tersebut dapat diketahui karakteristik debitur kredit modal kerja tersebut. Karakteristik debitur sangat penting untuk diidentifikasi karena terkait dengan karakter nasabah atau keberhasilan nasabah dalam menjalankan usahannya serta kemampuan dalam pengembalian kredit. Dengan demikian BPR Mitra Daya Mandiri dapat menentukan nasabah yang tepat dan jumlah atau plafond yang tepat untuk nasabah tersebut. Karakteristik nasabah ini dinilai sesuai dengan konsep lima C yaitu : Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economy. Pemilihan variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit modal kerja didiskusikan dengan pihak manajemen yang menangani perkreditan serta didukung oleh referensi dari penelitian sebelumnya (terdahulu). Secara rinci mengenai variable-variabel yang berasal dari ketiga karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Karakteristik individu, meliputi usia, jenis kelamin dan jumlah tanggungan keluarga. Semua variabel tersebut diturunkan dari factor character pada prinsip kredit 5C. a. Usia mempengaruhi keberanian pengusaha dalam mengambil keputusan secara rasional, karena peningkatan usia pada umumnya akan mempengaruhi kemampuan berpikir dalam memanfaatkan kredit. Oleh karena itu usia diduga berpengaruh positif terhadap besarnya realisasi 30
9 kredit. Semakin tinggi usia debitur maka kebijaksanaan bertindak akan lebih baik dan tanggung jawab yang dimilikinya akan semakin tinggi dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit. Variabel usia merupakan salah satu faktor yang diteliti Lubis (2009) dan Hutagaol (2009). b. Jenis Kelamin diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit. Pada umunya kepala keluarga pria sehingga pria sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga diduga lebih banyak mengajukan kredit dibandingkan dengan wanita. Demikian juga dengan penelitian Lubis (2009) mengungkapkan bahwa wanita berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit. Sehingga menurut penelitiannya wanita diduga tidak lancar dalam mengembalikan kreditnya. c. Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap realisasi kredit. Semakin banyak tanggungan dalam keluarga maka semakin besar pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga lebih besar proporsinya dalam menghabiskan pendapatan keluarga. Variabel jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang diteliti Lubis (2009) namun faktor tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi kredit. 2. Karakteristik usaha, meliputi omzet usaha per bulan, pendapatan usaha per bulan, jenis usaha dan lama usaha (pengalaman usaha). Semua variabel tersebut diturunkan dari faktor capacity dan condition of economy pada prinsip 5C. a. Pendapatan usaha usaha bersih debitur per bulan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Hal ini terkait dengan kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya yaitu membayar angsuran dan bunga per bulannya. Variabel omzet usaha merupakan salah satu faktor yang diteliti Lubis (2009), Hutagaol (2009), Mulyarto (2007), Safitri (2007), Sari (2007) dan Mardianingsih (2006). Faktor tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi kredit. b. Jenis usaha berpengaruh terhadap realisasi kredit karena setiap usaha memiliki risiko yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi kemampuan 31
10 usaha dalam menghasilkan keuntungan yang nantinya digunakan dalam membayar pinjaman. Usaha agribisnis diduga memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan usaha non agribisnis sehingga diduga debitur yang memiliki usaha non agribisnis diduga memiliki peluang yang lebih besar dalam realisasi kredit. Variabel jenis usaha merupakan salah satu faktor yang diteliti Lubis (2009) dan faktor tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi kredit. Menurut hasil penelitiannya, jenis usaha agribisnis berpengaruh negatif terhadap realisasi kredit. 3. Karakteristik Kredit, meliputi frekuensi peminjaman kredit, jumlah kredit yang diajukan dan nilai agunan. Variabel tersebut diturunkan dari faktor capital dan collateral pada prinsip 5C dan kesepakatan kredit antara kedua belah pihak. a. Frekuensi peminjaman kredit diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Semakin sering meminjam maka debitur tersebut akan lebih memahami bagaimana pola kredit yang diambil dan bagaimana memanfaatkannya, sehingga meningkatkan kepercayaan bank untuk merealisasikan kredit yang lebih besar. Selain itu, semakin sering debitur tersebut melunasi pinjamannya sehingga peluang mengembalikan kredit berikutnya dengan lancar akan lebih besar. Variabel frekuensi kredit merupakan salah satu faktor yang diteliti Mulyarto (2007), Safitri (2007) dan Mardianingsih (2006). b. Jumlah kredit yang diajukan selalu lebih besar atau sama dengan jumlah kredit yang direalisasikan oleh bank sehingga jumlah kredit yang diajukan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Semakin besar jumlah kredit yang diajukan oleh debitur kepada bank maka diduga nantinya, jumlah kredit yang direalisasikan oleh bank akan semakin besar. Variabel jumlah kredit yang diajukan merupakan salah satu faktor yang diteliti Lubis (2009) dan faktor tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi kredit. c. Agunan merupakan jaminan tambahan yang disertakan pengusaha ketika melakukan pinjaman di bank. Nilai agunan berpengaruh positif realisasi kredit karena semakin tinggi nilai agunan maka rasa memiliki debitur 32
11 terhadap agunan tersebut akan semakin besar sehingga akan timbul rasa waspada yang lebih tinggi pada nasabah. Agunan dapat berpindah kepemilikan kepada pihak bank jika pengembalian kreditnya tidak lancar. Hal ini akan mendorong debitur untuk mengembalikan kredit dengan lancar. Variabel agunan merupakan salah satu faktor yang diteliti Lubis (2009) dan faktor tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi kredit. d. Sistem bunga efektif yaitu porsi bunga dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski besaran angsuran per bulannya tetap sama. Bunga effektif diduga berpengaruh positif terhadap besarnya realisasi kredit karena semakin tinggi bunga yang ditetapkan terhadap debitur maka keuntungan yang akan diperoleh akan semakin tinggi. Maka diduga semakin tinggi bunga yang diberikan ke debitur maka besarnya kredit yang akan dicairkan pihak bank semakin tinggi pula. Variabel ini merupakan varibel yang belum diteliti dalam penelitian sebelumnya. e. Jangka waktu yaitu periode kredit atau jangka waktu peminjaman kredit. Jangka waktu diduga berpengaruh positif karena semakin panjang jangka waktu kredit maka besarnya bunga yang akan diterima pihak bank akan lebih tinggi. Semua karakteristik tersebut diperkirakan memiliki pengaruh yang nyata terhadap realisasi kredit modal kerja sehingga BPR Mitra Daya Mandiri perlu memperhatikan karakteristik nasabah dalam menyetujui suatu permohonan kredit. Hasil analisis faktor-faktor dari semua karakteristik nasabah yang mempengaruhi kredit tersebut akan menghasilkan karakteristik nasabah yang layak diberikan kredit dengan plafon yang tepat dan memiliki peluang yang besar dalam mengembalikan pinjaman sebaik mungkin (lancar). Hasil analisis tersebut merupakan rekomendasi bagi BPR Mitra Daya Mandiri untuk mengatasi masalah rendahnya realisasi kredit modal kerja. Karakteristik nasabah tersebut dapat diimplementasikan dalam menyetujui permohonan kredit sehingga BPR Mitra Daya Mandiri tidak ragu lagi dalam 33
12 meningkatkan realisasi kredit modal kerja terhadap Usaha Mikro khususnya agribisnis. Kebijakan mengenai penyaluran kredit perlu direncanakan dengan baik agar menjadi saling menguntungkan baik untuk debitur yang memerlukan dana untuk modal usahanya dan pihak bank sebagai pihak yang memberikan dananya kepada para pelaku Usaha Mikro. Sehingga diharapkan BPR Mitra Daya Mandiri tetap dapat menjadi lembaga keuangan mikro bank yang dekat dengan masyarakat kecil khususnya pelaku usaha mikro sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan pengembangan usaha rakyat kecil khususnya di pedesaan. Untuk lebih jelasnya, Gambar 5 menunjukkan bagan kerangka pemikiran penelitian ini. PT BPR MITRA DAYA MANDIRI Penyaluran Kredit Modal Kerja pada Usaha Mikro Permasalahan : Proporsi Kredit Modal Kerja Menurun Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit modal kerja berdasarkan prinsip 5 C 1. Karakteristik individu (Usia, jenis kelamin, Jumlah Tanggungan Keluarga) 2. Karakteristik usaha (tingkat pendapatan bersih per bulan, jenis usaha) 3. Karekteristik Kredit (Frekuensi peminjaman kredit, jumlah kredit yang diajukan, nilai agunan, bunga efektif dan jangka waktu). Karakteristik nasabah yang layak realisasi Rekomendasi Kebijakan Gambar 5. Diagram Kerangka Pemikiran Operasional 34
13 3.3 Hipotesis Hipotesis Analisis Kredit berdasarkan Karakteristik Individu Besarnya realisasi kredit dipengaruhi secara nyata oleh karakteristik individu debitur kredit modal kerja, diantaranya : Usia berpengaruh positif terhadap besarnya realisasi kredit Jenis Kelamin, pria lebih berpengaruh terhadap realisasi kredit dibandingkan wanita sehingga pria =1 dan wanita = 0 Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap besarnya realisasi kredit Hipotesis Analisis Kredit berdasarkan Karakteristik Usaha Besarnya realisasi kredit dipengaruhi secara nyata oleh karakteristik usaha debitur kredit modal kerja, diantaranya : Pendapatan usaha per bulan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit modal kerja Jenis usaha, usaha non Agribisnis lebih berpengaruh terhadap realisasi kredit dibandingkan usaha Agribisnis sehingga usaha non Agribisnis = 1 dan Agribisnis = Hipotesis Analisis Realisasi Kredit berdasarkan Karakteristik Kredit Besarnya realisasi kredit dipengaruhi secara nyata oleh karakteristik kredit debitur kredit modal kerja, diantaranya: Frekuensi peminjaman kredit berpengaruh positif terhadap realisasi kredit Nilai agunan berpengaruh positif dengan realisasi kredit Jumlah kredit yang diajukan berpengaruh positif terhadap realisasi kredit Bunga Efektif berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Jangka waktu kredit berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. 35
III. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Suatu penalaran dari penulis yang didasarkan atas pengetahuan,teori dan dalil dalam upaya menjawab penelitian dituangkan dalam kerangka pemikiran
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN III.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,
Lebih terperinciVI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman kebutuhan masyarakat terus meningkat dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi sehingga kredit menjadi salah satu alternatif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK RESPONDEN
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kelancaran Di dalam penelitian ini terdapat 36 orang responden, dengan proporsi 31 orang berjenis kelamin pria dan lima orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank menghimpun dana dan menyalurkannya ke masyarakat. Pada usaha perbankan, potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang dengan cepat, sumber-sumber dana diperlukan untuk membiayai usaha tersebut. Salah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kredit Macet 1. Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi rakyat yang cukup penting dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit secara umum, kredit adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kredit
TINJAUAN PUSTAKA Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara
Lebih terperinciPengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)
Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Hasil analisis deksriptif (Wangi SP, 2008) memperlihatkan bahwa semakin besar nilai pengajuan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Pembiayaan Pengertian sewa guna secara umum menurut Kasmir, 2002 adalah perjanjian pihak lessor (perusahaan leassing) dengan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Peranan Kredit di Dalam Usaha Pada hakikatnya setiap perusahaan akan membutuhkan tambahan modal untuk dapat berkembang. Menurut Murray dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memerlukan peran suatu lembaga keuangan untuk pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat Indonesia yang terbatas dalam mendirikan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam
55 II. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang ekonomi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada pertengahan bulan Juli 1997 Indonesia mengalami
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar
Lebih terperinciVI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG
VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG Latar belakang diluncurkannya fasilitas kredit BNI Tunas Usaha (BTU) adalah Inpres Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan
Lebih terperinciAnalisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia
Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia Siti Fatimah (27212052) FE. AKUNTANSI LATAR BELAKANG Kata kredit bukan merupakan kata yang asing lagi bagi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari seorang penulis yang didasarkan atas pengetahuan, teori, dan dalil dalam upaya menjawab
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu negara, khususnya dalam bidang pembiayaan perekonomian. Menurut UU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain James Francis Devlin (2002), Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmania
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kredit merupakan bagian yang paling penting dalam mengembangkan usaha rakyat guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, salah satu cara pemerintah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari Prosedur adalah suatu bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja
BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK 1. Pengaturan Perjanjian Kredit Pengertian perjanjian secara umum dapat dilihat dalam Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu suatu perbuatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT A. Pengertian dan Tujuan Kredit Kredit merupakan salah satu bidang usaha utama dalam kegiatan perbankan. Karena itu kelancaran kredit selalu berpengaruh terhadap kesehatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan dapat diartikan sebagai aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Penyaluran dana dalam bentuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang
24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kredit Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi mayarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenal
Lebih terperinciKuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR
LAMPIRAN 65 66 Lampiran 1. Kuisioner penelitian Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR Gambaran Ringkas Penelitian Sektor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prioritas utama dalam pembangunan negara Indonesia yakni peningkatan kesejahteraan rakyat melalui mengembangkan perekonomian rakyat yang didukung pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembangunan yang sedang berkembang di negara Indonesia merupakan suatu proses yang berkesinambungan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bank adalah sebuah lembaga keuangan pengumpul dana dan penyalur kredit, yang berarti bank dalam operasinya mengumpulkan dana dari masyarakat atau kelebihan dana (surplus
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kredit dan Pengertiannya Kata kredit berasal dari bahasa Yunani credere artinya kepercayaan atau credo berarti saya percaya (Shintawati, 2010; Triandaru dan Budisantoso, 2009;
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penghimpunan tabungan dari masyarakat dan pemberian kredit kepada nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa bank lainnya untuk menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sarana yang strategis dalam rangka pembangunan ekonomi, peran yang strategis tersebut disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai penghimpun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia modern seperti sekarang ini, banyak orang atau badan hukum yang memerlukan dana untuk mengembangkan usaha, bisnis, atau memenuhi kebutuhan keluarga (sandang,pangan,dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat terutama setelah krisis 1997. Adanya perkembangan tersebut diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2009 tercatat kontribusi UMKM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi yaitu salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat perseorangan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dinegara. kita diperlukan adanya pembangunan ekonomi yang seimbang.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dinegara kita diperlukan adanya pembangunan ekonomi yang seimbang. Untuk mewujudkan kemakmuran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah menetapkan beberapa prioritas, antara lain adalah dengan memberikan akses yang luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian baik untuk negara ataupun daerah. Peran penting UKM tersebut telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian baik untuk negara ataupun daerah. Peran penting UKM tersebut telah mendorong banyak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM Menurut Raffinaldy (2006) dalam tulisannya yang berjudul Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru bahwa karakteristik UMKM merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam usaha mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat maka pemerintah mengarahkan khusunya pada bidang ekonomi
Lebih terperinciPENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG. Ismiyati
PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG Ismiyati miec4n@gmail.com Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo Intan Puspitasari,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju, menyebabkan banyak bermunculan bank-bank yang menawarkan berbagai fasilitas layanan seperti menerima
Lebih terperinciPENGALOKASIAN DANA BANK
PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Strategi BMT Bahtera Pekalongan dalam Mengembangkan Pembiayaan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi BMT Bahtera Pekalongan dalam Mengembangkan Pembiayaan UMKM BMT Bahtera Pekalongan merupakan salah satu lembaga keuangan yang menyediakan modal bagi UMKM,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membiayai usaha yang dijalankan. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha. permodalan dan pengembangan usaha masyarakat.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berkontribusi cukup tinggi dalam perekonomian nasional, khususnya dalam membantu masyarakat membiayai usaha yang dijalankan.
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. 5 Berdasarkan kurs per 4 Juni 2003, EUR = 1,17 USD
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Usaha Mikro Kecil Terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini. Diantaranya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bank menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Menurut Hasibuan (87: 2008) kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai,
Lebih terperinciKEBIJAKAN ESTIMASI NILAI AGUNAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BOGOR ANGGANA CENDIKIA
PRAMITHA DIKA SAPUTRI, 27210039 FAKULTAS EKONOMI, UNIVERSITAS GUNADARMA KEBIJAKAN ESTIMASI NILAI AGUNAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BOGOR ANGGANA CENDIKIA Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia
Lebih terperincidan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang
II TINJAUAN PUSTAKA Penilaian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian kredit sudah banyak dilakukan sebelumnya, baik pada kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan (bank) maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia berusaha untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah
Lebih terperinciPendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau perkembangan suatu kegiatan usaha dari suatu perusahaan, maka akan dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bank dikenal sebagai sebuah tempat dimana kita menyimpan uang kita, tempat yang sangat identik dengan kata menabung. Orang tua kita selalu mengajari kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia lain. Hanya saja
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015
BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015 Hasil pengujian data di atas dapat diketahui tabel Coefficient
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya perekonomian dari kegiatan suatu usaha maka diperlukan sumber sumber dana yang dapat mendukung suatu kegiatan usaha yang lebih besar salah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR
PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : YENI RAHMA MEI SAPUTRI NIM : 2012110486 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan baru. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini persaingan dalam bisnis perbankan sangat ketat. Persaingan tersebut tidak hanya terjadi antar bank, tetapi persaingan juga datang dari lembaga
Lebih terperinci