HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Ratna Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Evaluasi Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah (Data Bank Indonesia) Perkembangan dunia perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kinerja bisnis perbankan bertumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat persaingan semakin ketat dimana dunia perbankan nasional semakin agressif mengembangkan bisnis dalam upaya untuk meningkatkan aset dan return yang tinggi. Perbankan secara agressif melakukan penghimpunan dana dari masyarakat untuk selanjutnya disalurkan kepada masyakat. Penyaluran kredit masih menjadi salah satu Core Business bank karena return yang diperoleh memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan laba. Berbagai langkah strategis dilakukan oleh perbankan dalam upaya meningkatkan kinerja bisnis, mulai dari re-organisasi, reformasi organisasi dan bisnis (new business model), penambahan jaringan kantor maupun pengembangan produk produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam hal ini nasabah. Disamping itu, stabil dan kondusifnya kondisi perekonomian yang ditunjukkan oleh nilai kurs dan tingkat inflasi telah mendorong peningkatan penyaluran kredit. Kondisi ekonomi makro yang semakin baik berimplikasi pada semakin baiknya iklim usaha di berbagai sektor ekonomi yang tentu saja berperan dalam peningkatan taraf hidup masyarakat dan daya beli. Seiring dengan hal tersebut, perbankan semakin memberikan ruang bagi masyarakat luas untuk dapat diakses dengan mudah terutama dalam memberikan fasilitas pinjaman bagi masyarakat umum baik itu untuk kebutuhan perorangan maupun perusahaan. Perkembangan kinerja penyaluran kredit perbankan dapat dilihat pada tabel. 2, tabel. 3 dan tabel. 4 : 27
2 Tabel 2. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama 5 tahun terakhir (Rp Juta) KATEGORI BANK Sep-10 Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Grand Total Tabel 3. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir (Rp Juta) JENIS KREDIT Sep-10 Modal Kerja Investasi Konsumsi Grand Total Tabel 4. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir (Rp Juta) SEKTOR EKONOMI Sep-10 Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Konstruksi Lain-lain Listrik, Gas dan Air Pengangkutan Perdagangan Perindustrian Pertambangan Pertanian Grand Total Tabel di atas menggambarkan bahwa kinerja penyaluran kredit perbankan nasional mengalami trend pertumbuhan yang cukup signifikan selama 5 (lima) tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 29%. Berdasarkan kategori bank, Bank Pemerintah berada di urutan pertama 28
3 sebagai bank yang memberikan kontribusi tertinggi selama 5 (lima) tahun terakhir dalam menyalurkan kredit yaitu sebesar Rp 735,6 Trilyun. Secara berurutan Bank Swasta Nasional berada di posisi ke-2 sebesar Rp 694,8 Trilyun, Bank Asing dan Campuran berada di posisi ke-3 sebesar Rp 206,8 Trilyun dan Bank Pekreditan Rakyat di posisi ke-4 yaitu sebesar Rp 34 Trilyun dengan trend sebagaimana gambar. 3 di bawah ini Sep-10 Bank Pemerintah Bank Asing dan Bank Campuran Bank Swasta Nasional Bank Perkreditan Rakyat Gambar 3. Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir Berdasarkan jenis kredit, Kredit Modal Kerja merupakan komposisi terbesar kredit yang disalurkan oleh perbankan nasional yaitu sebesar Rp 817 T, Kredit Konsumsi sebesar Rp 300 T dan Kredit Konsumsi sebesar Rp 524 T, sebagaimana terlihat pada gambar.4 di bawah ini : Sep ,075, ,439, ,946, ,745, ,735, ,532, ,791, ,517, ,615, ,267, ,141, ,354,383 Modal Kerja Investasi Konsumsi ,744, ,225, ,705, ,637, ,556, ,377,148 Gambar 4. Komposisi Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir 29
4 Ditinjau dari sektor ekonomi, sektor Lain-lain merupakan sektor dengan konsentrasi penyerapan kredit tertinggi yang disalurkan oleh perbankan nasional, selanjutnya sektor perdagangan merupakan sektor ekonomi kedua tertinggi yang menyerap kredit perbankan nasional dan secara berurutan sektor lainnya yang cukup tinggi adalah sektor perindustrian, Jasa Dunia Usaha, Pertanian, Pengangkutan, Konstruksi, Pertambangan, Jasa Sosial Masyarakat serta Listrik, Gas dan Air, sebagaimana dapat dilihat pada gambar Sep Gambar 5. Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama 5 tahun terakhir Dari total penyaluran kredit perbankan nasional di atas, porsi kredit yang telah disalurkan kepada sektor UMKM sampai dengan September 2010 tergambar pada tabel. 5, tabel. 6 dan tabel. 7 : Tabel 5. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir (Rp juta) KATEGORI BANK Sep-10 Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Grand Total
5 Tabel 6. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir. (Rp juta) JENIS KREDIT Sep-10 Modal Kerja Investasi Konsumsi Grand Total Tabel 7. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir (Rp juta) SEKTOR EKONOMI Sep-10 Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Konstruksi Lain-lain Listrik, Gas dan Air Pengangkutan Perdagangan Perindustrian Pertambangan Pertanian Grand Total Total kredit UMKM yang telah disalurkan kepada sektor UMKM sampai dengan bulan September 2010 adalah sebesar Rp 929, 3 T. Selama 5 (lima) tahun terakhir kinerja penyaluran kredit UMKM perbankan nasional juga menunjukkan trend pertumbuhan yang cukup signifikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 21,3%. Bank Pemerintah memberikan kontribusi tertinggi dalam menyalurkan kredit di sektor UMKM yaitu sebesar Rp 447,9 Trilyun, diikuti oleh Bank Swasta Nasional sebesar Rp 394 Trilyun, Bank Asing dan Campuran sebesar Rp 66,7 Trilyun dan Bank BPR sebesar sebagaimana gambar. 6. Rp 20,5 Trilyun. Trend pertumbuhan kredit 31
6 Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Gambar 6. Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir Berdasarkan jenis kredit, Kredit Konsumsi mendominasi komposisi kredit jenis UMKM yang disalurkan oleh perbankan nasional yaitu rata-rata 53% selama 5 (lima) tahun terakhir, sebagaimana dapat dilihat pada grafik gambar. 7 di bawah ini : Sep-10 37% 9% 54% % 9% 54% % 8% 53% Modal Kerja Investasi % 9% 52% Konsumsi % 9% 51% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Gambar 7. Komposisi Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir Bila dilihat dari konsentrasi serapan kredit UMKM berdasarkan sektor ekonomi, kredit UMKM tertinggi disalurkan oleh Perbankan Nasional 32
7 pada sektor lain-lain sama halnya dengan konsentrasi total penyaluran kredit perbankan nasional, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 8. Hal ini mengindikasikan bahwa penggolongan sektor ekonomi untuk kredit konsumsi lebih dominan dikelompokkan pada sektor lain-lain (gambar. 8) Sep Gambar 8. Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama 5 tahun terakhir Tabel 8. Prosentase Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional terhadap Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional (Rp juta) KREDIT Sep-10 rata-rata TOTAL BAKI DEBET KREDIT UMKM TOTAL BAKI DEBET KREDIT % Share Baki Debet Kredit UMKM 50.90% 49.36% 48.84% 50.78% 55.60% 51.45% Tabel 9. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah terhadap Total Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional dan Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional (Rp juta) KREDIT Sep-10 rata-rata KREDIT UMKM Bank Pemerintah Total Baki Debet Kredit UMKM Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional % Share UMKM Bank Pemerintah thd Total Baki Debet Kredit UMKM 47% 48% 49% 52% 48% 49% % Share UMKM Bank Pemerintah thd Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional 24% 23% 24% 27% 27% 25% 33
8 Tabel. 8 dan Tabel.9 mengggambarkan bahwa, share baki debet kredit UMKM terhadap total baki debet perbankan nasional mengalami trend pertumbuhan meskipun tidak signifikan setiap tahunnya dengan ratarata prosentase share selama 5 (lima) tahun terakhir mencapai 51,45%. Dari total baki debet kredit UMKM perbankan nasional, Bank pemerintah menguasai pangsa kredit UMKM sebesar Rp 447,8 T atau sebesar 48%. Bila dibandingkan dengan total baki kredit perbankan nasional, prosentase share kredit UMKM Bank Pemerintah sampai dengan akhir September 2010 mencapai 27% rata-rata % share selama 5 (lima) tahun terkahir masing-masing sebesar 49% dan 25%. 2. Hasil Penelitian Kinerja Kredit UMKM Pada tabel. 8 telah dipaparkan bahwa berdasarkan data Bank Indonesia, kinerja penyaluran kredit perbankan nasional pada sektor UMKM telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan sebagaimana Gambar. 9, Gambar 10 dan Gambar. 11 : Gambar 9. % Share Kredit UMKM thd total baki debet kredit Perbankan Nasional 34
9 Gambar 10. % Share Kredit UMKM perbankan nasional thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Gambar 11. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah thd total baki debet kredit UMKM Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa porsi baki debet kredit UMKM perbankan nasional telah mencapai 56% dibandingkan total baki kredit perbankan nasional, sedangkan porsi baki kredit UMKM Bank Pemerintah mencapai 27% dari total baki kredit perbankan nasional serta 35
10 telah mencapai 48% dari total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional. Bila diteliti lebih lanjut bahwa dari total porsi kredit UMKM tersebut, kredit konsumsi mendominasi komposisi kredit UMKM yaitu masing-masing sebesar 54% dari total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional dan 60% dari total baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah, lebih besar dari prosentase porsi Kredit Modal Kerja (37% baki debet kredit perbankan nasional dan 35% dari baki debet kredit UMKM perbankan nasional) dan porsi kredit Investasi (9% dari baki debet kredit perbankan nasional dan 5% dari baki debet kredit UMKM perbankan nasional) sebagaimana dapat dilihat pada gambar % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 31% 20% 49% 54% 60% 9% 5% 37% 35% Konsumsi Investasi Modal Kerja Baki Debet Kredit Perbankan Nasional Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional Baki Debet Kredit UMKM Bank Pemerintah Gambar 12. Komposisi baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional dan baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah (september 2010) mengingat : Kondisi tersebut tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya 1. Berdasarkan penggunaannya, kredit konsumsi adalah kredit untuk keperluan barang-barang konsumsi yang diperlukan debitur. 2. Kredit UMKM adalah kredit untuk keperluan usaha baik kredit untuk tambahan modal (Kredit Modal Kerja) maupun untuk pembelian aktiva tetap (Kredit Investasi) antara lain mesin, lahan untuk usaha, bangunan untuk menunjang usaha dan kemampuan membayar kembali debitur diukur dari laba aktivitas usaha. 3. Pengelompokan kredit UMKM dalam laporan Bank Indonesia masih mengacu kepada segmentasi kredit dimana kredit UMKM 36
11 dikelompokkan berdasarkan maksimum kredit yang diberikan (Kredit Mikro maks Rp 50 juta, Kredit Kredit yang diberikah > Rp 50 juta, < Rp 500 juta dan Kredit Menengah > Rp 500 juta, < Rp 5 Milyar) tanpa mempertimbangkan penggunaannya. Disampain itu, beberapa hal yang menjadi pertimbangan Bank dalam menyalurkan kredit konsumsi dengan porsi yang lebih besar adalah : 1. Penyaluran Kredit Konsumsi merupakan salah satu alternatif dan upaya Bank Pemerintah dalam menyebarkan risiko kredit dimana daya beli masyarakat yang semakin tinggi menstimulus tingkat konsumsi masyarakat. 2. Kredit Konsumsi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kredit UMKM yang bersifat produktif (Modal Kerja dan Investasi), karena : a. Maksimum kredit yang diberikan mengacu pada nilai agunan atau colateral yang diberikan dengan memperhitungkan repayment capacity debitur melalui penghasilan tetap yang diterima setiap bulannya. b. Sistem angsuran yang diberlakukan oleh bank sistem Aplofend (Angsuran Bunga + Pokok). c. Untuk yang tidak memiliki agunan berupa harta tetap dapat berupa dokumen berharga lainnya seperti (SK, Jamsostek dan lainnya yang sejenis) dengan sistem pembayaran melalui payroll atau (autodebet). 3. Track record penyaluran kredit konsumsi / konsumer selama beberapa tahun terkahir dinilai cukup baik dan menjanjikan dengan tingkat NPL yang masih rendah (< 5%). Indikasi lain yang menyebabkan tingginya porsi penyaluran pada jenis kredit konsumsi adalah pengalihan skim kredit atau penggunaan produk kredit konsumtif namun dalam implementasinya, kredit tersebut digunakan untuk modal usaha (produktif). Hal ini dapat disebabkan antara lain : 1. Pengalihan skim kredit produktif ke skim konsumtif lebih kepada subjektifitas petugas kredit dimana pertimbangan risiko yang lebih rendah menjadi faktor utama untuk mengalihkan skim dimaksud dimana 37
12 kredit konsumtif menggunakan pola angsuran pokok dan bunga (aplofend). 2. Proses penyaluran kredit konsumtif lebih sederhana dibandingkan dengan proses penyaluran pada kredit Produktif (Modal Kerja dan Investasi) yaitu dengan sistem scoring komputerisasi disamping percepatan layanan (service level) kepada nasabah menjadi salah satu pertimbangan utama. 3. Kurangnya varian/derivatif produk kredit yang dimiliki oleh Bank Pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan bidang usaha debitur (sebelum munculnya kredit KUR dan kredit program lainnya), sehingga untuk sementara maupun permanen, nasabah/debitur diberikan pinjaman dalam bentuk skim kredit konsumsi. Berdasarkan kondisi di atas, Kredit Konsumsi idealnya tidak digolongkan sebagai jenis Kredit UMKM. Dengan demikian, Performance riil Bank Pemerintah terhadap pembiayaan sektor UMKM tanpa Kredit Konsumsi dapat digambarkan pada Tabel. 10 dan Tabel. 11, yaitu : Tabel 10. Total Baki Debet Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi selama 5 (lima) tahun terkahir (Rp Juta) KATEGOR BANK Sep-10 Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat Grand Total Tabel 11. % Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi posisi bulan September 2010 terhadap baki debet per kategori bank (Rp Juta) KATEGORI BANK Baki Debet UMKM (Sept 2010) Baki Debet Kredit Perbankan Nasional (Sept 2010) % Porsi Kredit UMKM thd Masing2 Baki Debet Bank Pemerintah % Bank Swasta Nasional % Bank Asing dan Bank Campuran % Bank Perkreditan Rakyat % Grand Total % 38
13 Gambar 13. % Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Gambar 14. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional 39
14 Gambar 15. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional Bank Asing dan Bank Campuran ; 2% Bank Perkreditan Rakyat ; 1% Bank Pemerintah; 11% Bank Swasta Nasional; 12% Gambar 16. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah dan Non Pemerintah thd total baki debet kredit Perbankan Nasional 40
15 Bank Perkreditan Rakyat 30% Bank Pemerintah 24% Bank Asing dan Bank Campuran 17% Bank Swasta Nasional 29% Gambar 17. % % Porsi Kredit UMKM Perbankan Nasional thd masing-masing baki debet kredit Dari Gambar. 13, Gambar. 14, Gambar. 15, Gambar. 16 dan Gambar. 17 di atas dapat dijelaskan kondisi baki debet kredit UMKM sebagai berikut : 1. Porsi baki debet kredit UMKM perbankan nasional hanya mencapai 25% dari total baki debet kredit Perbankan Nasional. 2. Porsi baki kredit UMKM Bank Pemerintah mencapai 42% dari total baki debet kredit UMKM perbankan nasional, sedangkan 3. Porsi kredit UMKM Bank Pemerintah hanya mencapai 11% dari total kredit perbankan nasional. 4. Dibandingkan dengan Bank Lainnya (Non Pemerintah), pada kenyataan porsi pembiayaan UMKM Bank Swasta Nasional lebih tinggi dari Bank Pemerintah yaitu sebesar 12% dari total baki debet kredit perbankan nasional. 5. Bila dibandingkan dengan masing-masing baki debet kredit per kategori Bank, porsi kredit UMKM tertinggi yang disalurkan oleh bank secara berurutan yaitu BPR sebesar 30% dari total baki debet kredit BPR, Bank Swasta Nasional sebesar 29%, Bank Pemerintah sebesar 24% dan Bank Asing Campuran sebesar 17%. 41
16 3. Perspektif Kredit Konsumsi sebagai Kredit Non UMKM Beberapa dasar pertimbangan mengapa Kredit Konsumsti tidak digolongkan sebagai kredit UMKM adalah sebagai berikut : a. Mengacu Undang-undang No. 20 tahun 2008, tentang UMKM Berdasarkan undang-undang dimaksud disebutkan bahwa baik Kredit Mikro, Kredit Kecil dan Kredit Menengah secara tegas didefinisikan sebagai usaha produktif milik perorangan maupun badang usaha dengan kekayaan dan omzet penjualan yang diatur dengan jumlah tertentu sesuai kriterianya. b. Mengacu pada definisi UMKM Bank Indonesia sendiri. Berdasarkan definisi Bank Indonesia bahwa Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah adalah usaha yang dapat menerima kredit sesuai dengan jumlah/besaran yang ditetapkan berdasarkan kriterianya. Yang perlu digarisbawahi adalah yang dapat menerima kredit dalam definisi Bank Indonesia ini adalah aktivitas usaha (baik orang perorangan maupuan badan usaha) bukan orang/perorangan yang tidak memiliki aktivitas usaha (bekerja sebagai pegawai atau dipekerjakan). Dalam konteks ini, perlu perlu dilakukan sinkronisasi untuk menghindari dispute dalam mendefinisikan dan mengelompokkan kredit UMKM. Kredit Mikro, Kredit Kecil dan Kredit Menengah yang didefinisikan sebagai kredit dengan maksimal atau lebih besar/kecil sama dengan sesuai dengan jumlahnya seyogyanya selaras dengan pengertian/definisi UMKM yang dijabarkan baik oleh Bank Indonesia itu sendiri maupuan Undang-undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM. c. Berdasarkan penggunaannya Kredit Konsumsi yang diberikan oleh Perbankan adalah kredit yang digunakan untuk keperluan barang konsumtif antara lain ; pembelian rumah, pembelian kendaraan dan barang lainnya yang bersifat tidak produktif atau tidak digunakan untuk modal usaha/investasi untuk menunjang kegiatan usaha serta kredit untuk penggunaan lainnya seperti biaya pendidikan, biaya rumah sakit, dan lainnya yang sejenis. 42
17 Disamping itu penerima kredit konsumsi belum tentu merupakan pelaku UMKM (bisa Pegawai negeri atau swasta). d. Kredit pada sektor UMKM adalah kredit yang diberikan untuk modal usaha yang dapat memberikan dampak langsung terhadap sektor tersebut. Artinya terdapat perputaran ataupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh profit dari aktivitas usaha yang dibiayai. Berbeda dengan kredit konsumsi, dimana pembiayaan digunakan untuk membeli produk hasil usaha besar (misal kendaraan) sehingga tidak memberikan dampak langsung terhadap UMKM. 4. Hasil pengujian terhadap variabel yang mempengaruhi kinerja Bank Pemerintah dalam Menyalurkan Kredit UMKM Berdasarkan hasil analisis regresi berganda (multiple regression) menunjukkan adanya hubungan dan variasi arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel independen. Pengaruh dan arah hubungan tersebut dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 12. Pengaruh variabel bebas (X) X) secara bersama-sama dan Parsial terhadap Variabel terikat (Y) Variabel bebas Koefisien regresi (Constant) 0, Arah Pengaruh Uji teori terhadap variabel bebas X1 % rata-rata suku bunga 0, Positif Berpengaruh X2 % NPL 0, Positif Berpengaruh R2 (Determinasi) berpengaruh Sumber : data yang diolah Variabel rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah dan jumlah NPL menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah. Dari hasil analisis tersebut maka disusun persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0, , X 1 + 0, X 2 Dari hasil persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a) Nilai koefisien regresi rata-rata suku bunga (X 1 ) = 0, , mengandung tanda (+) yang berarti bahwa jika variabel lainnya tidak 43
18 berubah, maka perubahan variabel jumlah rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah (X 1 ) 1% memberikan pengaruh yang searah sebesar 0, % terhadap kinerja penyaluran kredit UMKM Bank Pemerintah. b) Nilai koefisien regresi jumlah NPL (X 2 ) = 0, , mengandung tanda (+) yang berarti bahwa jika variabel lainnya tidak berubah, maka perubahan variabel jumlah NPL kredit UMKM Bank Pemerintah (X 2 ) 1% memberikan pengaruh yang searah sebesar 0, % terhadap kinerja penyaluran kredit UMKM Bank Pemerintah. 5. Pengujian terhadap Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebanyak dua hipotesis adapun alat analisis yang diajukan adalah hipotesis pertama dengan uji F (secara bersama-sama) dan hipotesis uji t (secara parsial). Adapun pembuktian terhadap hipotesis yang diajukan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 13. Pengujian hipotesis pengaruh variabel jumlah X 1 dan X 2 terhadap variavel Y Variabel Independen Pengujian 0, bersamasama 0 Pengujian secara parsial Rata-rata Suku Bunga Kredit (X1) NPL Kredit UMKM (X2) Sumber : Data yang diolah a. Uji Simultan F- hitung F- tabel t- hitung t- tabel Sig. Kesimpulan 0, , Signifikan 0, ,8168 0, , signifikan Tdk signifikan Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa F- hitung sebesar 0, sedangkan nilai F- tabel pada = 0.05 dan df = 9 Adalah sebesar 4.76 sehingga F- hitung lebih kecil dari pada F- tabel (0, < 4.76). Sehingga H o diterima dan tolak H 1 yang berarti bahwa ratarata suku bunga kredit Bank Pemerintah dan jumlah NPL kredit UMKM Bank Pemerintah tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja kredit UMKM yang disalurkan oleh Bank Pemerintah. 44
19 b. Uji Parsial Pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t bertujuan menentukan variabel mana dari variabel independen rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah (X 1 ) dan jumlah NPL Kredit UMKM Bank Pemerintah (X 2 ) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah (Y). berdasarkan hasil pengujian pada tabel. 13 sebelumnya, menunjukkan bahwa jumlah rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah (X 1 ), berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah, sedangkan jumlah NPL kredit UMKM Bank Pemerintah secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja kredit UMKM Bank Pemerintah. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai t -hitung lebih kecil dari t- tabel pada tingkat signifikan = 0.05, sehingga H o diterima dan H 1 ditolak. 45
PENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran dan potensi usaha kecil atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini merupakan sendi utama perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran penting perbankan. Peranan penting perbankan dalam era pembangunan nasional adalah sebagai sumber permodalan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sebelum krisis tahun 1998 sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak dilirik oleh perbankan karena mereka menilai sektor ini tidak layak untuk dibiayai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha di Indonesia, hal ini terlihat dari besarnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam menunjang pertumbuhan perekonomian nasional. Hal ini sesuai dengan pengertian bank menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang dibentuk terutama untuk melayani kebutuhan pelayanan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat ekonomi lemah terutama
Lebih terperinciHASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank
BOKS 2 HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI DAN PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007 Pada tahun 2007, Kantor Bank Indonesia Bengkulu melakukan dua survei yaitu Survei Kredit Konsumsi dan Survei Survei Kredit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membantu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membantu dan mendorong perkembangan perekonomian pada suatu negara. Dapat dikatakan bahwa lembaga perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat dan hal tersebut disebabkan oleh perubahan kebijakan pemerintah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan akhir yaitu stablilitas perekonomian nasional sebagaimana diatur sebagai tugas pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai,
Lebih terperinci*) Dosen STIE Dharmaputra Semarang 1
PENGARUH ROA TERHADAP KREDIT DENGAN KURS SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia) Batista Sufa Kefi & Sutono *) Abstrak Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh ROA terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam
Lebih terperinciBAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan
1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang pesat menjadikan iklim persaingan dalam dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan pelayanan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah memiliki keinginan untuk mengembangkan
Lebih terperinciKINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007
KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun
63 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan paparan hasil penelitan diatas, dengan menggunakan alat bantu analisis data yaitu spss, dan menggunakan teknik analisis data berupa uji asumsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan
Lebih terperinciBOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN
BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN PENDAHULUAN Dalam mendorong ekonomi kerakyatan, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mengembangkan Gerakan Pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada era globalisasi ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,
Lebih terperinciBoks 2 SURVEI INDIKATOR PERBANKAN RIAU TAHUN I. Latar Belakang
Boks 2 SURVEI INDIKATOR PERBANKAN RIAU TAHUN 2009 I. Latar Belakang Terjadinya gangguan di sektor riil tentunya akan menimbulkan gangguan bagi stabilitas sistem keuangan daerah. Salah satu sektor keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai perantara keuangan dari
Lebih terperinciPERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)
PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) I. PENDAHULUAN Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Pemerintah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan bank dan semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan bank dan semakin berkembangnya kegiatan perbankan sekarang ini, maka dampak nyata yang terjadi adalah semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi, peningkatan peran dan kegiatan usaha sektor UMKM
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan
1 1. PENDAHULUAN 2. 2.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang tersedia di idx, jumlah perusahaan yang tercatat sampai dengan bulan Januari 2016 adalah sejumlah 523 emiten (www.idx.co.id).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di babbab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia berbasiskan perbankan (bank based). Hal ini tercermin pada besarnya pembiayaan sektor riil yang bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di
Lebih terperinciPERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas suatu faktor yang seharusnya
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada dinamika perkembangan dan kontribusi nyata dari sektor perbankan (Levine, 1997). Ketika sektor
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF : : :
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah kegiatan penyelidikan, pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk
Lebih terperinciBAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH
BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Fee Based Income di BRI Syariah Dewasa ini persaingan di dunia perbankan sudah semakin
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Pembiayaan Modal Kerja UMKM Perbankan Syariah di Indonesia Bank syariah menyediakan Pembiayaan Modal Kerja bagi usaha-usaha yang membutuhkan tambahan
Lebih terperinciPERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI
PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL POKOK BAHASAN I II KONDISI UMKM PERBANKAN KOMITMEN III POLA PEMBIAYAAN UMKM IV KESIMPULAN I KONDISI UMKM PERBANKAN
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan terutama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga perantara yang menjembatani sektor yang kelebihan dana (surplus) dengan sektor yang kekurangan dana (minus). Dalam hal ini bank menerima simpanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berusaha. Kredit menurut IAI (dalam, Yuwono: 2012):
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Penyaluran kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Aktivitas bisnis merupakan salah satu bagian dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan
Lebih terperinci% yoy. Jan*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Pertumbuhan Uang Beredar (M2) uari meningkat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.174,2 T, atau tumbuh 14,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga
Lebih terperinciPENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI
PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI di PT.BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)Tbk. KANTOR CABANG SIDOARJO SKRIPSI Diajukan oleh : Moch. Adam Sudharta 0513315044/FE/EA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi yang dapat berperan dalam mendukung kegiatan perekonomian salah satunya adalah Dunia perbankan.
Lebih terperinciPotensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1
Boks I Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Gambaran Umum Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2004 Permintaan dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan IV- 2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan adanya faktor keanekaragaman masyarakat. Target utama dari kegiatan perbankan adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara besar dengan pemilikan sumber daya alam yang melimpah, dalam pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan merupakan lembaga yang paling berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian suatu negara dan bank adalah salah satunya. Bank berperan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin memburuknya keadaan perekonomian di Indonesia yang di tandai dengan penurunan nilai tukar rupiah, maka masyarakat mulai banyak mencari penghasilan
Lebih terperinciDr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI
Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Seminar Nasional dan Expo UMKM Perbarindo. "Modernisasi BPR Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan & Kemudahan Akses Bagi UMKM Dalam Menghadapi Persaingan
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Agustus 2015 Likuiditas perekonomian terakselerasi didukung pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan di Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan yakni sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertengahan tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan perekonomian Indonesia terpuruk. Fenomena yang menggambarkan hal ini yaitu tingginya tingkat inflasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, perekonomian di Indonesia diharuskan untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian selalu membutuhkan jasa perbankan. Perbankan merupakan salah satu institusi keuangan yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan negara berkembang, pertumbuhan dan perkembangan ekonomi merupakan hal yang paling penting bagi negara dalam mencapai tujuan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah itu semata-mata ditujukan untuk membawa pada suatu keadaan perekonomian yang diharapkan. Hal ini dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciJURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS
1 JURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) (Survei pada PT. BPR Pola Dana Tasikmalaya) Oleh : RIZAL KURNIAWAN NPM. 083403044 Dr. Dedi Kusmayadi,
Lebih terperinciSEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH
SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Menurut DFID (Department For International Development) sektor keuangan adalah seluruh perusahaan besar atau kecil, lembaga formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kemakmuran negara antara lain terlihat dari pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas sistem keuangan memegang peran penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk salah satunya adalah penyaluran
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%
Lebih terperinciEkonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)
Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Created by : Umrah Sitti Nur Jannah Liliyani Ridwan Yudi Pratama A3009 A30289 A000 A0257 Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas hasanuddin Makassar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit
Lebih terperinciSektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem
Lebih terperinciIV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia
IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peran perbankan di era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini benar benar amat dirasakan keberadaannya. Tingginya arus perputaran uang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak
1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak perekonomian yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan daerah
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Bank Pembangunan Daerah didirikan dengan maksud khusus untuk menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan yang telah penulis kemukakan mengenai
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah penulis kemukakan mengenai Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut. Diawali pada tahun 1983, ketika berbagai macam deregulasi dilakukan oleh pemerintah,
Lebih terperinci