KENTA INSIGHT. Vol. 1 No. 1 Oktober 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KENTA INSIGHT. Vol. 1 No. 1 Oktober 2015"

Transkripsi

1 Perkembangan Ekonomi Indonesia Eric Sugandi Senior Economic Analyst Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di tahun 2015, namun inflasi terkendali Berdasarkan analisis fundamental, Rupiah seharusnya lebih kuat dari nilai saat ini Paket kebijakan ekonomi pemerintah masih lebih banyak ditujukan pada sisi penawaran; stimulus untuk sisi permintaan juga dibutuhkan Perekonomian Indonesia menghadapi tantangan berat di setahun awal masa pemerintahan Jokowi Jusuf Kalla (Jokowi JK). Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dari 5,0% year on year (y/y) di triwulan IV-2014 ke 4,7% y/y di triwulan I-2015 dan 4,7% y/y di triwulan II Tertekannya harga-harga komoditas di pasar global memperburuk kinerja ekspor Indonesia dan memperlambat pertumbuhan investasi di propinsi-propinsi kaya sumber daya alam. Sementara itu, daya beli masyarakat tergerus akibat melambatnya aktivitas ekonomi dan kenaikan harga bahan bakar minyak di triwulan I Pertumbuhan investasi terhambat oleh melemahnya konsumsi masyarakat, pelemahan nilai tukar Rupiah (yang mengakibatkan kenaikan biaya produksi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada barang modal dan input yang diimpor), dan kebijakan moneter ketat Bank Indonesia (BI). Di sisi lain, penyerapan anggaran pemerintah untuk pembangunan infrastrukur masih lambat, sehingga dampak pengganda dari pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur tidak optimal dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan pertengahan September, pemerintah baru mampu menyerap 31% dari target 290 triliun Rupiah yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dalam APBNP Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2015 akan berada pada angka 4,8%, lebih rendah dari 5,0% di sepanjang tahun Dengan asumsi bahwa harga-harga komoditas akan membaik dan proyek-proyek infrastruktur pemerintah sedang berjalan tahun depan, kami proyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2% sepanjang tahun Pertumbuhan PDB riil (% y/y) BI rate, inflasi, dan suku bunga riil Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Jan-15 Mar-15 Inflasi (%, y/y) Suku bunga riil (%) May-15 Jul-15 Sep-15 Nov-15 BI rate (%) Jan-16 Mar-16 May-16 Jul-16 Sep-16 Nov-16 Sumber: BPS Sumber: BI, BPS, proyeksi Kenta Institute

2 Kami memproyeksikan inflasi pada 3,5% y/y di akhir-2015, terbantu oleh base effect Inflasi bukan merupakan masalah utama bagi perekonomian Indonesia tahun ini. Setelah berakhirnya tekanan dari sisi demand selama bulan Ramadan, ekonomi Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,1% month-on-month (m/m) (atau inflasi 6.8% y/y) di bulan September dibandingkan inflasi 0.4% m/m (7.2% y/y) di bulan Agustus. Kami perkirakan inflasi di akhir tahun 2015 akan berada pada angka 3,5% y/y, dibandingkan 8,4% y/y di akhir tahun Penurunan drastis angka y/y inflasi di akhir tahun ini sebenarnya lebih disebabkan oleh pengaruh base effect dan bukan karena penurunan tajam di berbagai komponen Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi inti (core inflation) cenderung stabil pada kisaran 4,7% - 5,0% dalam 9 bulan terakhir, sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan inflasi masih lebih banyak datang dari komponen yang bergejolak (volatile items) maupun dari komponen yang harganya diatur oleh pemerintah (administered price items). Kami memproyeksikan inflasi akan berada di angka 4,5% y/y di akhir tahun 2016, seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi. Kami memperkirakan BI akan mempertahankan BI rate di 7,50% di tahun ini, namun akan menurunkannya ke 7,00% di tahun 2016 BI masih melanjutkan kebijakan pengetatan moneter di tahun 2015 untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan defisit neraca transaksi berjalan. BI rate masih bertahan di angka 7,50% di bulan Oktober Suku bunga fasilitas simpanan overnight BI (FASBI) juga bertahan di 5,50%, dan suku bunga fasilitas pinjaman overnight BI (repo) tetap di 8,00% di bulan Oktober. Kebijakan moneter ketat BI ini berdampak pada melambatnya laju pertumbuhan kredit perbankan dari 21,6% y/y di akhir tahun 2013, ke 11,6% y/y di akhir tahun 2014 dan 10,9% per Agustus Kami proyeksikan BI akan mempertahankan BI rate di angka 7,50% per akhir tahun 2015, dan ada kemungkinan bahwa BI rate bisa diturunkan ke 7,00% tahun depan. Penurunan BI rate ini baru akan terjadi setelah US Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan (US Fed Fund Target Rate) yang kami perkirakan akan terjadi di semester I Rupiah mengalami tekanan besar sepanjang tahun ini, dan sempat diperdagangkan pada kisaran per USD di bulan September, Kami perkirakan Rupiah akan bergerak pada kisaran per USD di akhir tahun 2015, dan di akhir tahun-2016 sebelum menguat kembali ke kisaran di minggu kedua dan ketiga Oktober. Rupiah mengalami tren pelemahan dalam sepuluh bulan terakhir, jika dibandingkan dengan per USD menurut kurs JISDOR di akhir tahun Menurut kami, nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia saat ini seharusnya berada pada kisaran per USD, sehingga pelemahan Rupiah sampai menembus di bulan September lebih

3 disebabkan oleh faktor psikologis (di antaranya kekhawatiran para pelaku pasar finansial tentang kemungkinan naiknya US FFTR, melemahnya kinerja ekonomi Tiongkok, dan ketidakmampuan pemerintahan Jokowi JK menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia). Ketika US Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan US FFTR di 0,25% di bulan September, tekanan dari faktor psikologis mereda, dan karenanya Rupiah berangsur bergerak ke nilai fundamentalnya. Kami memperkirakan Rupiah akan berada pada kisaran per USD di akhir tahun 2015, dan di akhir tahun Neraca perdagangan Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) terus Surplus neraca perdagangan sebenarnya lebih merefleksikan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 mencatat surplus sepanjang tahun ini. Surplus neraca perdagangan Indonesia di bulan September mencapai USD 1,0 milyar. Namun surplus neraca perdagangan sepanjang tahun ini lebih disebabkan oleh penurunan impor ketimbang perbaikan kinerja ekspor. Mengingat sekitar 90% dari impor Indonesia adalah berupa barang modal dan bahan baku produksi, surplus neraca perdagangan ini lebih merefleksikan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan kinerja pemerintahan Jokowi JK dalam setahun pertama, kami melihat bahwa pemerintah belum efektif menggenjot pertumbuhan ekonomi walaupun kami tidak menafikan pengaruh pelemahan harga-harga komoditas Dampak dari paket kebijakan ekonomi pemerintah ini baru mulai terlihat setelah satu triwulan sampai dengan satu semester sejak dikeluarkannya global dan pelemahan Rupiah. Kami mengapresiasi paket-paket kebijakan pemerintah, namun paket-paket ini lebih ditujukan kepada sisi penawaran dan belum menyentuh sisi permintaan yang melemah akibat turunnya daya beli masyarakat. Insentif-insentif yang diberikan dari sisi penawaran baru akan efektif jika para pengusaha memanfaatkannya, padahal masih banyak perusahaan yang mengalami penurunan laba akibat penurunan permintaan masyarakat dan peningkatan biaya produksi akibat pelemahan Rupiah. Kami perkirakan dampak positif dari paket-paket kebijakan ini baru mulai terlihat setelah satu triwulan sampai dengan satu semester sejak dikeluarkannya. Kami juga melihat bahwa pemerintah harus memperbaiki kinerja dalam beberapa Pemerintah harus memperbaiki kelemahan dalam perencanaan kebijakan, koordinasi, dan komunikasi publik hal berikut: (1) perencanaan ekonomi yang kurang matang dan cenderung untuk mengejar popularitas namun merugikan investor (misalnya penurunan harga semen secara sepihak melalui corporate action PT Semen Indonesia tanpa ada sosialisasi terlebih dahulu dengan para produsen semen lainnya, dan ketidakjelasan dalam penentuan pemenang tender kereta cepat Jakarta - Bandung); (2) penetapan target-target dan janji-janji yang tidak realistis kepada publik dan investor (misalnya penetapan asumsi pertumbuhan ekonomi di 5,8%

4 pada APBNP 2015 dan janji bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meroket di bulan September); (3) kurangnya koordinasi kebijakan antarkementerian dan antara pemerintah pusat dan daerah (misalnya konflik antara Gubernur DKI Jakarta dan Menteri Perikanan dan Kelautan tentang reklamasi Teluk Jakarta); dan (4) komunikasi publik yang buruk (misalnya konflik terbuka antara Menko Bidang Kemaritiman dan Menteri ESDM tentang operasi Freeport di Indonesia).

5 INDIKATOR EKONOMI INDONESIA Indikator ekonomi utama P 2016P 1 Pertumbuhan PDB riil (setahun penuh, %) 6,4 6,2 6,0 5,6 5,0 4,8 5,2 2 PDB nominal (USD milyar) Inflasi Akhir tahun (% y/y) 7,0 3,8 3,7 8,1 8,4 3,5 4,5 Rata-rata tahunan (%) 5,1 5,3 4,0 6,4 6,4 6,4 4,7 4 USD-IDR (akhir tahun) BI rate (akhir tahun, %) 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 7,50 7,00 Neraca pembayaran (USD milyar) P 2016P 1 Neraca transaksi berjalan (setahun penuh) = (1)+(2)+ (3)+(4) 5,1 1,7-24,4-29,1-27,5-17,0-12,0 (1) Neraca perdagangan barang 31,0 33,8 8,7 5,8 7,0 17,0 24,0 (2) Neraca jasa -9,8-9,8-10,6-12,1-10,0-9,0-10,0 (3) Neraca pendapatan primer -20,7-26,5-26,6-27,1-29,7-30,0-31,0 (4) Neraca pendapatan sekunder 4,6 4,2 4,1 4,2 5,2 5,0 5,0 2 Neraca modal dan finansial (setahun penuh) = (A) + (B) 26,5 13,6 24,9 22,0 44,7 27,1 29,1 (A) Neraca modal 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 (B) Neraca finansial = (i) + (ii) + (iii) + (iv) 26,5 13,6 24,9 21,9 44,6 27,1 29,1 (i) Investasi langsung (net) 11,1 11,5 13,7 12,2 16,0 18,0 20,0 (ii) Investasi portofolio (net) 13,2 3,8 9,2 10,9 26,1 26,0 24,0 (iii) Derivatif finansial (net) -0,1 0,1 0,0-0,3-0,2 0,1 0,1 (iv) Investasi lainnya 2,3-1,8 1,9-0,8 2,8-17,0-15,0 3 Selisih perhitungan bersih (setahun penuh) -1,3-3,5-0,3-0,2-1,9 0,0 0,0 4 Neraca pembayaran keseluruhan (setahun penuh) = ,3 11,9 0,2-7,3 15,2 10,1 17,1 5 Cadangan devisa (akhir tahun) 96,2 110,1 112,8 99,4 111,9 105,0 112,0 Keuangan pemerintah APBNP 2015 RAPBN Penerimaan pemerintah dan hibah (setahun penuh, IDR triliun) Pengeluaran pemerintah (setahun penuh, IDR triliun) Neraca fiskal pemerintah (setahun penuh, IDR triliun) = Sebagai % terhadap PDB nominal -0,7-1,1-1,9-2,3-1,9-1,9-2,1 4 Total utang pemerintah (akhir tahun, % terhadap PDB nominal) 24,5 23,1 23,0 24,9 24,7 24,7 25,8

6 Indikator perbankan dan keuangan P 2016P 1 Pertumbuhan uang dalam arti luas (M2) (akhir tahun, % y/y) 15,4 16,4 15,0 12,8 11,9 13,0 13,0 2 Pertumbuhan kredit perbankan (akhir tahun, % y/y) 22,8 24,6 23,1 21,6 11,6 11,0 13,0 3 Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (akhir tahun) Imbal hasil surat berharga pemerintah tenor 10 tahun (akhir tahun, %) 7,61 6,03 5,19 8,45 7,81 8,50 8,00 5 Peringkat surat utang pemerintah Fitch BB+ BBB- BBB- BBB- BBB- BBB- BBB- Moody's Ba2 Ba1 Baa3 Baa3 Baa3 Baa3 Baa3 S&P BB BB+ BB+ BB+ BB+ BBB- BBB- Keterpaparan terhadap faktor -faktor internasional P 2016P 1 Indeks keterbukaan perdagangan (%) = (ekspor + impor) / PDB nom Neraca transaksi berjalan / PDB nominal (setahun penuh, %) 0,7 0,2-2,7-3,2-3,1-2,0-1,3 3 Neraca modal dan finansial / PDB nominal (setahun penuh, %) 3,5 1,5 2,7 2,4 5,0 3,1 3,2 4 Neraca pembayaran keseluruhan / PDB nominal (setahun penuh, %) 4,0 1,3 0,0-0,8 1,7 1,2 1,9 5 Utang luar negeri berdasarkan debitor (akhir tahun, USD milyar) 202,4 225,4 252,4 266,1 293,7 305,0 325,0 1) Utang luar negeri pemerintah (USD milyar) 106,9 112,4 116,2 114,3 123,8 130,0 140,0 2) Utang luar negeri Bank Indonesia (USD milyar) 11,8 6,2 9,9 9,3 5,9 5,0 5,0 3) Utang luar negeri swasta (USD milyar) 83,8 106,7 126,2 142,6 163,9 170,0 180,0 6 Utang luar negeri atas jk. waktu sisa (akhir tahun, USD milyar) 202,4 225,4 252,4 266,1 293,7 305,0 325,0 A) Jangka pendek, tenor kurang dari 1 tahun (USD milyar) 42,9 46,8 54,6 56,3 59,3 57,0 60,0 B) Jangka. panjang, tenor dari 1 tahun (USD milyar) 159,5 178,6 197,7 209,8 234,4 248,0 265,0 7 Utang luar negeri jk. pendek berdasar jk. waktu sisa / cadev (%) 44,6 42,5 48,5 56,6 53,0 56,0 54,0 8 Kepemilikan asing pada surat utang pemerintah yang dapat diperdagangkan dalam denominasi IDR (akhir tahun) Nilai (USD milyar) 21,8 24,6 28,0 26,4 37,1 35,0 33,0 Sebagai % dari total kepemilikan oleh seluruh investor 30,5 30,8 33,0 32,5 38,1 38,0 37,0 9 Kepemilikan asing pada sertifikat Bank Indonesia (akhir tahun) Nilai (USD milyar) 6,1 0,9 0,0 0,3 0,1 0,0 0,0 Sebagai % dari total kepemilikan oleh seluruh investor 27,4 0,1 0,5 4,1 2,1 0,0 0,0 Indikator sosial dan kesejahteraan F 2016F 1 Populasi (juta) 237,6 242,0 245,4 248,8 252,2 255,5 258,8 2 PDB nominal per kapita (USD) Angka pengangguran (%) 7,1 6,6 6,1 6,3 6,1 6,1 6,0 4 Tingkat kemiskinan (%) 13,3 12,5 11,7 11,5 11,0 11,5 11,5 5 Rasio Gini 0,38 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 Sumber: BPS, Bank Indonesia, Ministry of Finance, KSEI, IMF, World Bank, UNDP, proyeksi KENTA Institute

7 TIM ANALIS KENTA INSTITUTE Makmur Keliat, PhD (Senior Political Analyst) Dr. Keliat menyelesaikan S1 (1986) dari Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Memperoleh gelar PhD (1995) Ilmu Hubungan Internasional dari School of International Studies, Jawaharlal Nehru University, New Delhi, India. Dr. Keliat adalah pengajar senior di Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Indonesia. Sebelumnya, pada 1999, mengajar di Departemen Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Surabaya. Pernah menjabat Direktur Eksekutif Pacivis dan CEACoS di FISIP UI. Dr. Keliat saat ini menjabat sebagai Ketua Program Pascasarjana Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI. Prof. Tirta Nugraha Mursitama, PhD (Senior Business Analyst) Profesor (Guru Besar) Bisnis Internasional, Departemen Hubungan Internasional BINUS University. Lulus sarjana hubungan internasional dari FISIP Universitas Indonesia (1999), Master of Management (2004) dan Ph.D bidang manajemen dari Graduate School of Management Gakushuin University, Jepang di tahun Permah menjadi visiting scholar pada College of Business and Economics, Australian National University (ANU), Cheng Shiu University Taiwan, dan College of Economics and Management Fujian Normal University China. Sekarang menjabat Ketua Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII). Prof. Tirta telah banyak menulis sejumlah artikel jurnal internasional dan buku. Eric Alexander Sugandi (Senior Economic Analyst) Eric memulai karirnya di dunia perbankan sebagai Management Associate di Citibank NA Jakarta (tahun ), dilanjutkan sebagai Analis Makroekonomi di Bank Mandiri ( ), Peneliti Ekonomi di Universitas Indonesia ( ), Senior Business Analyst di Synovate Business Consulting ( ), dan Senior Economist di Standard Chartered Bank ( ). Menamatkan pendidikan sarjana sosial di bidang hubungan internasional dari Universitas Indonesia (1999), magister ilmu ekonomi dari Universitas Indonesia (2003), master of arts in economics dari University of Virginia (2007). Saat ini berstatus sebagai kandidat doktor ilmu ekonomi dari Universitas Indonesia, sekaligus sedang menempuh pendidikan doktoral di bidang studi kebijakan internasional di Waseda University, Jepang.

SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2

SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2 SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2 Eric Sugandi Chief Economist eric.sugandi@skhaconsulting.com Ekonomi Indonesia mungkin akan segera memasuki tahap ekspansi pada siklus bisnisnya. Skha Institute

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 20 January 2011 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Keluarnya Modal Asing Menekan Rupiah dan Obligasi Di AS, pertumbuhan ekonomi mulai memiliki momentum, namun inflasi kembali meningkat seiring dengan kenaikan

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global 2015 Vol. 2 Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pertumbuhan Ekonomi P erkembangan indikator ekonomi pada kuartal

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

Diskusi Terbuka INFID

Diskusi Terbuka INFID Diskusi Terbuka INFID Dr. Edi Prio Pambudi Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 10 September 2015 PERSOALAN SAAT INI Tantangan Global Pemulihan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pasar modal yang mengalami pasang surut memberikan tanda bahwa kegiatan di pasar modal memiliki hubungan yang erat dengan keadaan ekonomi makro, maka

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 1 June 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Arus Modal Masuk, Menopang Rupiah Pasar Eropa mulai agak tenang di akhir bulan Mei dalam rangka menyongsong pekan pertama bulan Juni. Tekanan yang begitu dalam

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik BAB I PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik maupun global.

Lebih terperinci

Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan I. Transaksi Berjalan I. Transaksi Berjalan A. Barang 1) A. Barang 1) - Ekspor - Ekspor 1. Nonmigas 1. Barang Dagangan Umum a. Ekspor - Ekspor b. Impor 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Pada awal triwulan III/2001 perekonomian membaik seperti tercermin dari beberapa

Lebih terperinci

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur 1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro tahun 2005 sampai dengan bulan Juli 2006 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi membaik dari

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Kuartal Kedua 2014 PT Prudential Life Assurance terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan fiskal pemerintah. Pada dasarnya, kebijakan fiskal mempunyai keterkaitan yang erat dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) TABEL 1 RINGKASAN 2013 2014 I. Transaksi Berjalan -6,007-10,126-8,640-4,342-29,115-4,149-8,939-6,963-6,181-26,233 A. Barang 1) 1,602-556 85 4,703 5,833 3,350-375 1,560 2,368 6,902 - Ekspor 44,945 45,244

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014* TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 I. Transaksi Berjalan -4,927-9,585-7,035-5,953-27,499-4,159-4,296-4,190-5,115-17,761 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,125 4,141 1,953 13,281 - Ekspor 43,937

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN 2016 Vol. 2 INDONESIA PASCA BREXIT Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pendahuluan T ahun 2016 disambut dengan penuh optimisme dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Kondisi moneter selama triwulan IV-2006 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 World Economic Report, September 2001, memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2001 hanya mencapai 2,6% antara lain

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi

Lebih terperinci