PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT."

Transkripsi

1 1 PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT. PJB KANTOR PUSAT) Heru Budi Pratomo, Naning Aranti Wessiani Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya ; Pengambilan keputusan terhadap alternatif investasi yang telah ada harus dilakukan secara tepat agar suatu korporasi dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai. PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali) merupakan anak perusahaan PT PLN (Perusahaan Listrik negara) yang bergerak di dalam bidang pembangkit listrik. Dalam melakukan investasinya, PT PJB melakukan penyertaan saham pada 4 perusahaan afiliasi yang bergerak dalam bidang IPP (Independent PowerProducer). Hingga saat ini PT PJB masih belum mengetahui pemetaan investasi terhadap keempat perusahaan afiliasi tersebut yang selanjutnya menjadikan pemetaan tersebut sebagai permasalahan dalam perusahaan dan penelitian tugas akhir ini. Pemetaan investasi dalam penelitian tugas akhir ini akan dibuat melalui kurva tapal batas efisien (The Efficient Frontier) dengan mempertimbangkan faktor risiko (risk) dan faktor pengembalian (return), untuk membantu perhitungan juga dilakukan simulasi Monte Carlo dalam perhitungan return karena terdapat banyak variabel yang dapat mempengaruhi nilai return. Setelah keempat perusahaan afiliasi dipetakan dalam kurva tapal batas efisien (The Efficient Frontier) maka dapat diketahui perbandingan antara tingkat return yang dihasilkan dengan risk yang terdapat pada alternatif investasi tersebut. Dengan demikian PT PJB diharapkan dapat memiliki gambaran mengenai pengambilan keputusan investasi mana yang harus dipilih pada masa kedepannya. Kata kunci: Pemetaan investasi, Risk and Return, Simulasi Monte Carlo, Efficient Frontier Curve. I. PENDAHULUAN PT. PJB (Pembangkitan Jawa Bali) merupakan anak perusahaan PT. PLN (Perusahaan Listrik negara) yang bergerak di dalam bidang pembangkit listrik. PT. PJB memiliki 4 divisi berbeda yang berfungsi untuk menunjang kinerja demi mencapai tujuan perusahaan, keempat divisi tersebut yaitu : Divisi Produksi, Divisi Pengembangan dan Niaga, Divisi Keuangan, dan Divisi SDM & Administrasi. Dalam menjalankan bisnisnya sebagai penghasil tenaga listrik, PT. PJB memiliki 8 APPA (Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi) yang bergerak dalam 3 bidang bisnis yang berbeda, yaitu : IPP (Independent Power Producer), O&M (Operational and Maintenance), dan EPC (Engineering, Procurement, and Construction). Pengertian dari perusahaan afiliasi merupakan perusahaan yang memiliki nilai kepemilikkan saham dibawah 50%, sedangkan anak perusahaan merupakan perusahaan yang memiliki nilai kepemilikkan saham diatas 50%. Penelitian tugas akhir hanya dilakukan pada APPA yang bergerak dalam bidang bisnis IPP karena lebih dari 50% penyertaan investasi saham yaitu sebesar Rp 960 M dari total Rp 1.4 T dilakukan pada bidang bisnis tersebut. Terdapat 4 perusahaan afiliasi yang berbeda pada bidang bisnis IPP tersebut, antara lain: PT. S2P (Sumber Segara Primadaya), PT. BPI (Bukit Pembangkit Inovatif), PT. MEPPOGEN (Metaepsi Pejebe Power), dan PT. BDSN (Bajradaya Sentranusa). Hingga saat ini, PT. PJB belum mengetahui pemetaan investasi dari keempat IPP tersebut sheingga pemilihan investasi dilakukan dengan cara subjektifitas saja. Oleh karena itu hal tersebut dijadikan permasalahan yang nantinya akan diselesaikan dalam penelitian tugas akhir ini dan diharapkan dapat membantu PT. PJB dalam melakukan langkah pengambilan keputusan investasinya. Agar investasi yang dilakukan dapat mencapai keuntungan maksimum secara korporasi perusahaan maka, Allen (2000) menyatakan bahwa sebagian besar korporasi dapat menaikkan nilai pemegang saham secara cepat melalui pengelolaan strategis atas anak-anak perusahaan, unit-unit bisnis, dan kategori-kategori produk yang ada dalam portofolio mereka. Dan untuk itu, mereka harus menjadi lebih baik dalam hal-hal berikut: Menciptakan berbagai alternatif strategi riil Mengestimasi nilai dari berbagai alternatif tadi secara akurat Memahami berbagai risiko yang terlibat pada masing-masing alternatif Jika direfleksikan kedalam penelitian ini, PT. PJB telah memiliki 4 alternatif investasi riil melalui empat IPP tersebut. Hanya saja untuk poin kedua dan ketiga yaitu pengestimasian nilai dan risiko yang terdapat pada masing-masing alternatif investasi tersebut belum diketahui. Oleh karena itu, kedua hal tersebut akan menjadi tujuan pada penelitian tugas akhir ini. Estimasi nilai dari berbagai alternatif investasi bisa dilakukan dengan cara menghitung tingkat pengembalian (return), dalam penelitian ini, return akan dihitung menggunakan metode IRR (Internal Rate of Return). Sedangkan tingkat risiko dari investasi akan dihitung menggunakan standar deviasi dari setiap kemungkinan IRR yang akan dihasilkan pada masing-masing investasi.

2 2 II.1 II. TINJAUAN PUSTAKA Internal Rate of Return(IRR) Metode pemilihan alternatif terakhir yang akan dibahas pada bab II ini adalah IRR (Internal Rate of Return). IRR merupakan tingkat bunga yang menyebabkan terjadinya keseimbangan antara semua pengeluaran dan semua pemasukan pada periode tertentu (Pujawan, 2009). Dengan kata lain IRR adalah suatu tingkat penghasilan yang mengakibatkan NPV dari suatu investasi sama dengan nol. IRR dirumuskan sebagai berikut : Dimana : NPV = nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas Ft = aliran kas pada periode t N = umur proyek i = IRR Suatu investasi dikatakan layak untuk dilaksanakan jika IRR yang dihasilkan lebih besar atau sama dengan MARR (Pujawan, 2009). Metode IRR ini merupakan metode yang digunakan penulis untuk melakukan studi kelayakan investasi yang akan dilakukan oleh PT PJB. Penulis menggunakan metode IRR sebagai penlilaian studi kelayakan investasi karena metode IRR dianggap sudah merepresentasikan proyek tersebut layak atau tidak. Perhitungan IRR dalam penelitian tugas akhir ini akan dilakukan dengan bantuan software Ms. Excel. Dalam penggunaan metode IRR harus dilakukan perhitungan mengenai MARR (Minimum Attractive Rate of Return) dari investasi tersebut melalui rumus: i c : cost of capital r d : rasio antara hutang dengan modal keseluruhan 1 - r d : rasio antara modal sendiri dengan modal keseluruhan i e : tingkat pengembalian yang dibutuhkan pada modal sendiri MARR ini adalah nilai minimal dari tingkat pengembalian atau bunga yang bisa diterima oleh investor. Dengan kata lain bila suatu investasi menghasilkan bunga atau tingkat pengembalian (Rate of Return) yang lebih kecil dari MARR maka investasi tersebut dinilai tidak ekonomis sehingga tidak layak untuk dikerjakan (Pujawan, 2009). II.2 Risiko Risiko merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan terhadap suatu investasi. Australian/New Zealand Standard (2004) mengartikan risiko sebagai kemungkinan terjadinya sesuatu yang dapat mempengaruhi tujuan, dan memiliki kemungkinan hasil yang merugikan atau menguntungkan. Mungkin terlihat bahwa hasil terbaik ukuran risiko tunggal hanya akan memberi = 0 ringkasan kasar dari kemungkinan-kemungkinan jelek. Tetapi situasi yang lebih umum dimana prospek portofolio dihitung, standard deviasi mungkin terbukti merupakan ukuran yang baik mengenai tingkat ketidakpastian (William, Gordon, Jeffery, 1995). II.3 Simulasi Monte Carlo Simulasi adalah sebuah metode analitik yang bertujuan untuk membuat imitasi dari sebuah sistem yang mempunyai sifat acak, dimana jika digunakan model lain menjadi sangat mathematically complex atau sulit untuk dikembangkan (Cahyo, 2008). Prinsip kerja dari simulasi Monte Carlo adalah membangkitkan angka-angka acak atau sampel dari suatu variabel acak yang telah diketahui distribusinya (Tjong, 2001). Menurut Banks (1996) dalam Cahyo (2008) bilangan acak yang digunakan dalam simulasi Monte Carlo ini merupakan sebuah representasi dari situasi yang tidak pasti dalam sebuah sistem nyata. II.4 The Efficient Fontier Curve Menurut Allen (2000) kurva tapal batas efisien adalah kurva pada grafik dua dimensi yang mewakili hubungan antara risiko dengan pengembalian bagi sekelompok portofolio. Suatu portofolio investasi dikatakan efisien jika portofolio tersebut dapat memaksimumkan pengembalian untuk level risiko tertentu. III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 Tahap Pengumpulan Data Setelah dilakukan idetifikasi masalah dan studi literatur, selanjutnya adalah pengumpulan data yang dilakukan di PT PJB baik melalui wawancara maupun pengambilan data yang ada pada Subdit Portofolio PT PJB. Data yang dikumpulkan antara lain: Tarif komponen A,B,C,D, Project cost, MW kapasitas, batas-batas EAF, bunga bank, jangka waktu peminjaman dana, jumlah cicilan, depresiasi, dan umur proyek. III.2 Identifikasi Cost Benefit. Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi mengenai cost benefit, proses identifikasi dilakukan dengan tujuan untuk mencari komponen yang menjadi sumber pemasukan yang berupa penerimaan dan sumber pengeluaran (cost) pada masing-masing anak perusahaan. Dalam identifikasi cost benefit tersebut akan dilakukan penentuan komponen apa saja yang termasuk dalam cost dan komponen apa saja yang termasuk dalam benefit pada arus kas masing-masing anak perusahaan. Penentuan komponen cost dan benefit dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

3 3 Tabel 3.1 Komponen Cost Benefit. No Jenis Keterangan 1 Tarif Komponen A 2 Komponen Tarif Komponen B 3 Benefit Tarif Komponen C 4 Tarif Komponen D 1 Biaya Investasi Awal 2 Cost Komponen B 3 Komponen Cost Komponen C 4 Cost Cost Komponen D 5 Biaya Bunga 6 Biaya Pajak Dari tabel tersebut dapat dilihat terdapat 4 macam komponen yang termasuk dalam benefit dan 7 macam komponen yang termasuk dalam cost. III. 3 Identifikasi Biaya Modal. Setelah dilakukan identifikasi cost dan benefit selanjutnya akan dilakukan proses identifikasi berikutnya mengenai biaya modal yang digunakan dalam bisnis pembangkit listrik. Dalam identifikasi biaya modal akan ditentukan komponen apa saja yang termasuk dalam perhitungan biaya modal. Terdapat beberapa komponen yang termasuk dalam biaya modal pada penelitian tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Tabel Komponen Biaya Modal. Komposisi ekuitas menandakan persentase besarnya dana yang digunakan oleh perusahaan dalam proyeknya sedangkan komposisi hutang merupakan persentase besarnya dana yang dipinjam oleh perusahaan kepada pihak lain (dalam hal ini bank) dan memiliki jangka waktu pengembalian serta bunga yang wajib dibayar sesuai dengan perjanjian. Nilai komposisi ekuitas, hutang, dan bunga yang terdapat pada masing-masing anak perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.3, sedangkan pajak yang ditetapkan adalah sebesar 25% dari laba sebelum pajak. III. 4 Perhitungan Return No. Komponen Biaya Modal 1 Komposisi Ekuitas 2 Komposisi Hutang 3 Bunga Hutang 4 Pajak Perhitungan tingkat return dilakukan dengan cara menghitung persentase Internal Rate of Return (IRR) pada masing-masing anak perusahaan melalui cost benefit analysis. Pada cost benefit analysis akan dilakukan suatu analisis finansial dengan cara membuat proyeksi arus kas yang terjadi pada masing-masing anak perusahaan. Pembuatan arus kas tersebut dilakukan dalam kurun waktu 30 tahun karena umur dari pembangkit listrik yang dikelola oleh masing-masing anak perusahaan berumur 30 tahun. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam cost benefit analysis adalah sebagai berikut: 1. Menentukan besarnya biaya investasi (project cost) 2. Menentukan besarnya pendapatan (revenue) 3. Menentukan besarnya biaya yang dikeluarkan (cost) 4. Menentukan besarnya depresiasi 5. Menghitung laba usaha 6. Menentukan besarnya beban bunga 7. Menghitung laba sebelum pajak 8. Menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan 9. Menghitung laba bersih 10. Menghitung arus kas bersih (net cash flow) 11. Menghitung besarnya IRR (internal rate of return) III. 4.1 Biaya Investasi Penentuan besarnya biaya investasi (project cost) pada masing-masing anak perusahaan dilakukan dengan cara menjumlahkan jumlah persentase modal sendiri (equity) dan jumlah persentase dana yang dipinjam (loan). Besarnya investasi (project cost) pada masing-masing anak perusahaan akan dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Project cost : besarnya dana yang dibutuhkan dalam proyek/investasi Equity : besarnya dana yang dikeluarkan oleh perusahaan Loan : besarnya dana yang dipinjam dari pihak lain Rumus tersebut digunakan untuk menentukan besarnya project cost dari masing-masing anak perusahaan. Nilai dari project cost tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.3 Project Cost Anak Perusahaan. PT. S2P PT. BDSN PT. BPI PT. Meppogen Equity (Rp) 988,686,000, ,607,000, ,449,000, ,553,000, Loan (Rp) 3,954,744,000, ,239,083,000, ,103,381,000, ,097,000, Project Cost (Rp) 4,943,430,000, ,198,690,000, ,004,830,000, ,650,000, Proporsi dari equity dan loan untuk masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: PT. S2P : equity : loan = 20% : 80% PT. BDSN : equity : loan = 30% : 70% PT. BPI : equity : loan = 30% : 70% PT. Meppogen : equity : loan = 42% : 58% III. 4.2 Perhitungan Revenue dan Cost Revenue dan cost dari masing-masing anak perusahaan dipengaruhi oleh besarnya persentase EAF yang terdapat pada setiap periode. Nilai EAF sendiri tidak dapat diprediksi dan fluktuatif. Oleh karena itu, digunakan metode simulasi Monte Carlo untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pembangkitan bilangan random melalui simulasi Monte Carlo dapat dilakukan sesuai dengan jenis distribusi yang sesuai pada data EAF masing-masing perusahaan yaitu dengan distribusi uniform. Pembangkitan bilangan random akan dilakukan melalui simulasi Monte Carlo pada software Ms. Excel dengan rumus =RAND()*(b-a)+a, dimana a adalah batas bawah dan b adalah batas atas pada EAF. Rumus tersebut mengikuti

4 4 pola distribusi yang dihasilkan oleh software Input Analyzer pada tahapan fitting distribution sebelumnya. Selanjutnya bilangan-bilangan random tersebut digunakan sebagai salah satu variabel dalam perhitungan revenue dan cost dari komponen A, B, C, dan D. Setelah menyelesaikan perhitungan revenue dan cost komponen maka selanjutnya adalah menjumlah semua revenue dan cost dari masingmasing komponen tersebut hingga ditemukan jumlah revenue dan cost per-periode/per-tahun. III. 4.3 Perhitungan Depresiasi Besarnya depresiasi dihitung dengan menggunakan metode straight line. Metode ini digunakan sesuai dengan metode depresiasi perusahaan. Dep TA NSA N = Besarnya depresiasi di tahun i = Nilai perolehan tangible aset = Nilai Sisa Aset = Umur ekonomis Pada perhitungan depresiasi tersebut, nilai sisa aset dianggap bernilai 0 sehingga besarnya depresiasi dapat dihitung secara langsung dengan cara membagi nilai perolehan tangible asset. III. 4.4 Perhitungan Laba Usaha Perhitungan laba usaha dilakukan dengan cara menjumlahkan semua nilai Revenue dan cost serta nilai depresiasi. Revenue : Penjumlahan revenue mulai komponen A-D Cost : Penjumlahan cost mulai komponen A-D Depresiasi: Nilai depresiasi (straight line) Setelah menjumlahkan ketiga variabel tersebut akan diketahui besarnya laba usaha dari setiap anak perusahaan sebelum dipotong dengan pembayaran bunga pinjaman. III. 4.5 Perhitungan Bunga Perhitungan bunga pinjaman dilakukan sesuai dengan persentase pinjaman masing-masing anak perusahaan. Persentase bunga yang ditetapkan serta lamanya peminjaman juga akan mempengaruhi besarnya bunga yang harus dibayar. Perhitungan bunga tersebut dilakukan dengan cara yang sama pada masing-masing anak perusahaan. Namun akan berbeda pada jumlah project cost, persentase bunga yang ditetapkan, serta jangka waktu pengembalian pinjaman (tenor). III. 4.6 Perhitungan Laba Sebelum Pajak Setelah nilai bunga dan cicilan diketahui maka dilakukan perhitungan laba sebelum pajak dengan cara menjumlahkan besarnya laba usaha dan besarnya bunga. Dengan demikian laba sebelum pajak dapat diketahui dan selanjutnya akan dilakukan perhitungan pajak untuk dapat mengetahui besarnya laba bersih perusahaan. III. 4.7 Perhitungan Pajak Persentase pajak yang dikenakan oleh masing-masing perusahaan ditentukan melalui hasil wawancara dengan pihak PT. PJB yaitu sebesar 25% dari besarnya laba usaha. Perhitungan pajak dilakukan jika perusahaan mencapai suatu keuntungan dan tidak akan dilakukan ketika perusahaan mengalami kerugian. III. 4.8 Perhitungan Laba Bersih Laba bersih perusahaan dihitung dari penjumlahan laba sebelum pajak dan besarnya nilai pajak. Dalam hal ini nilai pajak akan bernilai negatif pada template cost benefit analysis sehingga perhitungan laba bersih dapat dilakukan dengan hanya menjumlahkan laba sebelum pajak dan pajak yang wajib dibayar. III. 4.9 Perhitungan Net Cash Flow Perhitungan net cash flow masing-masing perusahaan dilakukan dengan cara menjumlahkan laba bersih perusahaan dengan nilai depresiasi pada tahun tersebut lalu menjumlahkannya dengan nilai bunga pinjaman. Dengan demikian net cash flow masing-masing perusahaan dapat diketahui. III Perhitungan IRR dan Risiko Perhitungan IRR dilakukan melalui bantuan Ms. Excel dengan rumus =IRR(nilai project cost ; net cash flow akhir dari proyek). Pada template cost benefit analysis dapat dilihat dengan jelas urutan perhitungan net cash flow PT. S2P hingga penentuan nilai IRR perusahaan. Dapat dilihat pula bahwa nilai dari net cash flow setiap tahunnya selalu mengalami perubahan karena hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan tingkat EAF yang disimulasikan dengan menggunakan simulasi Monte Carlo. Agar nilai IRR bisa lebih dipertanggung jawabkan dan mewakili batas atas dan batas bawah EAF, maka dilakukan pengulangan perhitungan IRR dengan jumlah iterasi yang seharusnya. Untuk dapat mengetahui jumlah iterasi yang sesuai, maka dilakukan percobaan iterasi sebanyak 1000 kali. III. 5 Penentuan Jumlah Iterasi Untuk menentukan jumlah iterasi yang sesuai akan dilakukan perhitungan nilai error dari simulasi dengan jumlah iterasi yang telah dilakukan sebelumnya. Nilai error dapat dihitung dengan menggunakaan formula berikut ini: ɛ = Total error = Standar deviasi N = Jumlah iterasi yang telah dilakukan Dengan formula tersebut maka akan didapatkan total error yang terdapat pada masing-masing anak perusahaan sesuai dengan tabel berikut ini.

5 5 Tabel 3.4 Nilai Error Pada Anak Perusahaan. Perusahaan ɛ PT. S2P 0,081 PT. Meppogen 0,028 PT. BDSN 0,03 PT. BPI 0,023 Dari tabel tersebut dapat diketahui total error pada masing-masing anak perusahaan yaitu PT. S2P = 0,081, PT. Meppogen = 0,028, PT. BDSN = 0,03, PT. BPI = 0,023. Setelah total error diketahui akan dilakukan perhitungan jumlah iterasi yang seharusnya dilakukan dengan menggunakan formula : N = Jumlah iterasi yang dibutuhkan ɛ = Total error = Standar deviasi ɛ Dengan menggunakan formulasi tersebut maka jumlah iterasi yang dibutuhkan pada masing-masing anak perusahaan akan diketahui sesuai dengan tabel berikut. Tabel 3.5 Jumlah Iterasi yang Dibutuhkan. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perhitungan IRR pada PT. S2P sebaiknya dilakukan sebanyak 1001 iterasi dengan nilai total error sebesar 0,081, pada PT. Meppogen sebanyak 1041 iterasi dengan nilai total error sebesar 0,028, pada PT. BDSN sebanyak 1037 iterasi dengan nilai total error sebesar 0,03, dan pada PT. BPI sebanyak 1030 iterasi dengan nilai total error sebesar 0,023. III. 6 Perhitungan Risk and Return Sesuai Iterasi Perhitungan tingkat return dan risk pada masing-masing anak perusahaan akan dilakukan sesuai dengan iterasi yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Hasil dari iterasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Tabel 3.6 Nilai IRR dan Perusahaan. Perusahaan ɛ N PT. S2P 0, PT. Meppogen 0, PT. BDSN 0, PT. BPI 0, Perusahaan ɛ N IRR PT. S2P 0, % 0.83% PT. Meppogen 0, % 0.29% PT. BDSN 0, % 0.33% PT. BPI 0, % 0.26% Pada Masing-Masing Anak Tabel diatas memberikan informasi mengenai tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) yang terdapat pada masing-masing anak perusahaan dengan jumlah iterasi dan nilai total error tersebut. III. 7 Perhitungan WACC (Weighted Average Cost of Capital) WACC berfungsi sebagai tolak ukur bagi investor untuk melakukan suatu pengambilan keputusan. Perhitungan WACC dilakukan dengan formulasi berikut ini. rd : Komposisi debt (hutang) id : Bunga hutang ie : Tingkat pengembalian yang dibutuhkan pada modal sendiri (ekuitas). Dengan menggunakan formulasi tersebut akan didapatkan nilai WACC dari masing-masing anak perusahaan. Nilai WACC tersebut dapat dilihat melalui tabel 4.10 berikut ini. Tabel 3.7 Nilai WACC Masing-Masing Anak Perusahaan. Perusahaan rd ie id WACC PT. S2P 80% 12% 7.00% 8.00% PT. Meppogen 58% 12% 9.00% 10.26% PT. BDSN 70% 12% 7.50% 8.85% PT. BPI 70% 12% 7.50% 8.85% Dari tabel diatas dapat diketahui nilai WACC dari PT. S2P, PT. Meppogen, PT. BDSN, dan PT. BPI yaitu masing-masing sebesar: 8%, 10,26%, 8,85%, dan 8,85%. III. 8 The Efficient Frontier Curve Berdasarkan perhitungan return (IRR) dan risk ( ) sebelumnya maka dapat dilakukan pemetaan dari masingmasing anak perusahaan melalui kurva tapal batas efisien. Pemetaan investasi (anak perusahaan PT. PJB) akan dilakukan dengan kurva tapal batas efisien (efficient frontier curve) sesuai dengan data pada tabel Dalam efficient frontier curve akan digunakan nilai SBI (Sertifikat Bank Indonesia) yang berfungsi sebagai titik risk free yaitu sebesar 6,282% (Sertifikat Bank Indonesia akan dilampirkan). Pemetaan dengan Efficient frontier curve dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut % 20.00% 15.00% 10.00% Risk Free 5.00% Efficient Frontier Curve PT. BPI PT. BDSN PT. Meppogen PT. S2P 0.00% 0.00% 0.20% 0.40% 0.60% 0.80% 1.00% Gambar 3.1 Efficient Frontier Curve Dari Masing-Masing Anak Perusahaan. Gambar diatas adalah hasil pemetaan masing-masing anak perusahaan PT. PJB melalui efficient forntier curve (kurva tapal batas efisien).

6 6 IV. HASIL DAN DISKUSI IV.1 Analisis Hasil Simulasi Monte Carlo Simulasi Monte Carlo dilakukan sesuai dengan iterasi yang dibutuhkan pada masing-masing anak perusahaan. Hasil dari simulasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Analisa Kelayakan Alternatif Investasi. Perusahaan IRR WACC Kesimpulan PT. S2P % 8.00% 0.828% Layak PT. MEPPOGEN % 10.26% 0.286% Layak PT. BDSN % 8.85% 0.335% Layak PT. BPI % 8.85% 0.259% Layak Melalui simulasi tersebut hasil yang diperoleh adalah seluruh anak perusahaan ini layak secara finansial. Kriteria yang diambil adalah nilai IRR yang berada diatas WACC (Weighted Average Cost of Capital) dan expected return yang ditetapkan oleh expert PT. PJB melalui wawancara. Dengan demikian semua investasi tersebut dinilai layak karena memiliki nilai IRR (return) diatas WACC dan expected return. IV. 2 Analisis Efficient Frontier Curve Dari hasil pemetaan tersebut semua alternatif investasi dinilai layak karena memiliki nilai IRR (return) yang berada diatas WACC dan titik risk free. Jika dilihat dari batasan kelayakan melalui WACC dan titik risk free memang seluruh alternatif investasi tersebut layak, namun terdapat satu titik dimana tingkat risiko (0,286%) dari salah satu alternatif investasi (PT. Meppogen) memiliki tingkat pengembalian yang lebih rendah (13,234%) dibandingkan dengan investasi lainnya (PT. BPI) yang memiliki tingkat risiko (0,259%) yang lebih rendah dan memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi (16,591%). Hal tersebut berlawanan dengan prinsip High risk high return sehingga akan dilakukan keputusan divestasi terhadap PT. Meppogen. V. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Tingkat pengembalian (return) berdasarkan IRR (Internal Rate of Return) dari masing-masing anak perusahaan adalah sebagai berikut: PT. S2P : 22,63% PT. MEPPOGEN : 13,23% PT. BDSN : 19,47% PT. BPI : 16,59% Berdasarkan tingkat pengembaliannya, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PT. S2P merupakan alternatif untuk investasi yang paling baik karena memiliki nilai tingkat pengembalian terbesar yaitu sebesar 22,63%. 2. Tingkat risiko (risk) berdasarkan nilai standar deviasi (σ) dari masing-masing anak perusahaan adalah sebagai berikut: PT.S2P : 0,83% PT. MEPPOGEN : 0,29% PT. BDSN : 0,33% PT. BPI : 0,26% Berdasarkan tingkat risikonya, PT. BPI merupakan alternatif investasi yang paling aman karena memiliki tingkat risiko paling rendah yaitu sebesar 0,26%. 3. Nilai WACC (Weighted Average Cost of Capital) dari masing-masing anak perusahaan adalah sebagai berikut: PT. S2P : 8,00% PT. MEPPOGEN : 10,26% PT. BDSN : 8,85% PT. BPI : 8,85% Nilai WACC merupakan batas tingkat pengembalian dari suatu investasi yang diinginkan oleh investor. Suatu investasi dikatakan layak jika memiliki tingkat pengembalian diatas nilai WACC. Seluruh alternatif investasi dalam penelitian tugas akhir ini dikatakan layak karena memiliki tingkat pengembalian diatas WACC. Pemetaan seluruh alternatif investasi kedalam kurva tapal batas efisien (the efficient frontier curve) dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) yang terdapat pada masing-masing alternatif investasi. Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini dapat diambil suatu keputusan bahwa investasi akan dilanjutkan hanya pada 3 alternatif investasi yaitu: PT. S2P, PT. BDSN, PT. BPI dan hendaknya dilakukan divestasi terhadap PT. MEPPOGEN karena memiliki tingkat pengembalian (return) yang lebih rendah pada tingkat risiko (risk) yang lebih besar terhadap salah satu alternatif investasi lainnya yaitu PT. BPI. DAFTAR PUSTAKA [1]. Allen, Michael S. (2000), Business Portfolio Management. Penerbit Erlangga, Jakarta. [2]. Anityasari, M., Wessiani,N.A. (2011), Analisis Kelayakan Usaha. Guna Widya, Surabaya. [3]. Bank Indonesia. (2011, September 8). Diakses Pada Januari 16, (2013), Dari Bank Indonesia Website: [4]. Cahyo, W. N. (2008), Pendekatan Simulasi Monte Carlo untuk Pemilihan Alternatif dengan Decision Treepada Nilai Outcome yang Probabilistik. Teknoin 13, 2: [5]. Fadjar, Adnan. (2008), Aplikasi Monte Carlo Dalam Estimasi Biaya Proyek. Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, hal [6]. Halim, A. (2005), Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta. [7]. Jones, C.P. (2003), Investment: Analysis & Management. John Wiley & Sons, Inc., New Jersey. [8]. Palisade Corporation. Monte Carlo Simulation. Diakses pada 24 Oktober 2012 <. ion.asp>. [9]. Pujawan, I. N. (2009), Ekonomi Teknik. Guna Widya, Surabaya.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA Ryan Zherniansyah 2508100095 Dosen Pembimbing Naning Aranti Wessiani, ST., MM. Dosen Ko Pembimbing Dr. Ir. I Ketut Gunarta, MT JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian CAD CAD (Computer Aided Design) adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO Dwi Joko Fachrur Rozi 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HEDGING SEBAGAI UPAYA PENENTUAN HARGA BATUBARA PALING OPTIMAL (STUDI KASUS: PT PEMBANGKIT JAWA-BALI KANTOR PUSAT SURABAYA)

PENERAPAN METODE HEDGING SEBAGAI UPAYA PENENTUAN HARGA BATUBARA PALING OPTIMAL (STUDI KASUS: PT PEMBANGKIT JAWA-BALI KANTOR PUSAT SURABAYA) 1 PENERAPAN METODE HEDGING SEBAGAI UPAYA PENENTUAN HARGA BATUBARA PALING OPTIMAL (STUDI KASUS: PT PEMBANGKIT JAWA-BALI KANTOR PUSAT SURABAYA) Ryan Zherniansyah, Naning Aranti Wessiani, dan I Ketut Gunarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prospek pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sangat besar dan beragam. Berdasarkan data cadangan dan produksi energi terbarukan Indonesia 2007, (http://www.ebtke.esdm.go.id/energi/...pltmh.html)

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan merupakan kumpulan atau kelompok rumah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2008).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu: portofolio efisien dan portofolio optimal fungsi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan 1 Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah : Manajemen Investasi Dikompilasi oleh : Nila Firdausi Nuzula, PhD Program Studi : Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya RETURNS Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK.

ANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK. UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK. Diajukan Oleh : Aidil Akbar 0604000897

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

Analisa Investasi Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial

Analisa Investasi Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-303 Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial Erwin Ready, Cahyono Bintang Nurcahyo, dan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah modal perusahaan dalam bentuk aset seperti plant and equipment dan aset tersebut dapat menghasilkan pendapatan dan arus kas (cash flow). Penggeluaran

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif, karena tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang saling terkait secara sistematis, setiap tahap merupakan bagian menentukan tahap berikutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi

Lebih terperinci

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #11 Genap 2014/2015 TIN205 EKONOMI TEKNIK

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #11 Genap 2014/2015 TIN205 EKONOMI TEKNIK Materi #11 TIN205 EKONOMI TEKNIK Pendahuluan 2 Dalam mengevaluasi proyek, pada pokok bahasan sebelumnya hanya satu metode ekonomi teknik yang perlu digunakan, karena metode yang berbeda akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Meskipun pada kondisi sekarang (2006) Indonesia Power sudah memiliki tingkat pengembalian terhadap investasi maupun terhadap asset yang relatif tinggi, perusahaan

Lebih terperinci

Analisa Kelayakan Investasi Perumahan Green Semanggi Mangrove Surabaya

Analisa Kelayakan Investasi Perumahan Green Semanggi Mangrove Surabaya Analisa Kelayakan Investasi Perumahan Green Semanggi Mangrove Surabaya Andini Prastiwi dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

D194. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

D194. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) D194 Studi Pengambilan Keputusan Investasi Dengan Risiko Pada Pengembangan Proyek Caspian Tower, Grand Sungkono Lagoon Surabaya Fenny Herwitasari, Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal. Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Disusun oleh: ANDINI PRASTIWI NRP : 3111105038 Dosen Pembimbing: Christiono Utomo, ST., MT., PhD. Program

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

FINANCIAL RESEARCH INSTITUTE PEMBUATAN PROGRAM SIMULASI BISNIS (FINANCIAL MODELING) (TAHAP 1) (Oleh: Zalmi Zubir, SE, MBA)

FINANCIAL RESEARCH INSTITUTE PEMBUATAN PROGRAM SIMULASI BISNIS (FINANCIAL MODELING) (TAHAP 1) (Oleh: Zalmi Zubir, SE, MBA) FINANCIAL RESEARCH INSTITUTE PEMBUATAN PROGRAM SIMULASI BISNIS (FINANCIAL MODELING) (TAHAP 1) (Oleh: Zalmi Zubir, SE, MBA) Simulasi bisnis (fiancial modeling) merupakan sebuah program komputer terintegrasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang diperdagangkan di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil melakukan pengembangan usahanya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, jenis data, dan metode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik

Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik Paper Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik Nuzulul Haq - Principal - A Publication of http:/explorerealoptions.com LOGO Overview (1) Perbankan nasional masih belum banyak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-222 Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah Yudha Pramana dan I Putu Artama Wiguna Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. PERIODE 2010-2012 Nama : Anita Lestari NPM : 20210888 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

Cost of Capital & Capital Structure

Cost of Capital & Capital Structure Cost of Capital & Capital Structure 1 COST OF CAPITAL After Tax Cost of Debt Cost of Preffered Stock Cost of Retained Earning Cost of Common Stock Weighted Average Cost of Capital 2 BALANCE SHEET FUND

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Proudly present Biaya Modal (Cost of Capital) Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com BIAYA MODAL (Cost of Capital) BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) Pengertian Biaya modal

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan suatu penelitian, diperlukan suatu desain penelitian yang didalamnya memuat proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang sistematis, terorganisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam memilih portofolio optimal. Ada tiga konsep dasar yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Manajemen Keuangan

Konsep Dasar Manajemen Keuangan Konsep Dasar Manajemen Keuangan Sumber: Bab 1, 4 dan 5, dari buku Finance for IT Decision Makers oleh Michael Blackstaff, Springer, London, 1998. 1. Pengantar Akan dipelajari konsep dari: Dosen: Arrianto

Lebih terperinci

Analysis Of Financial Feasibility Study Reprocessing Sample Table Waste Water Project at Cilacap Coal Power Plant

Analysis Of Financial Feasibility Study Reprocessing Sample Table Waste Water Project at Cilacap Coal Power Plant ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL INVESTASI PEMANFAATAN AIR LIMBAH SAMPLE TABLE PLTU CILACAP Analysis Of Financial Feasibility Study Reprocessing Sample Table Waste Water Project at Cilacap Coal Power

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Asumsi-Asumsi Pembangunan 4.1.1. Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek Berdasarkan keterangan yang diperoleh, pelaksanaan pembangunan proyek telah dimulai sejak awal

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM :

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM : ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk Nama : Nadya Soalagogo NPM : 25211081 Dosen Pembimbing : Ani Hidayati, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Pada 1992 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi sector ketenagalistrikan. Proses ini berawal dengan diterbitkannya Keputusan Presiden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal

Bab I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal perusahaan yang sudah terdaftar untuk mengelola assetnya, disamping dengan pembiayaan melalui hutang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang)

MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang) MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang) Saifoe El Unas, Achfas Zacoeb, M. Hamzah Hasyim, M. Azharul

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

MODEL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA

MODEL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA MODEL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA Bernard Julius Seto 1, Danny Sungko 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK: Meningkatnya kebutuhan akan perumahan sederhana memunculkan peluang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bagian akhir dari laporan penelitian ini adalah garis besar dari hasil penenilitian yang berupa kesimpulan, disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dan tujuan dari penelitian.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie:

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: I PENDAHULUAN.1. Latar Belakang Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: Flexi & Esia berpotensi memonopoli pasar telepon tetap CDMA. Kemudian, setidaknya

Lebih terperinci

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena:

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena: PENGANGGARAN MODAL DAN STRUKTUR MODAL MULTINASIONAL http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=889:kegiatan-perusahaanmultinasional&catid=40:mnc-a-kurs&itemid=72 Biaya Modal 1. Modal

Lebih terperinci

Analisa Investasi Perumahan Green Semanggi Mangrove Surabaya

Analisa Investasi Perumahan Green Semanggi Mangrove Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-191 Analisa Investasi Perumahan Green Semanggi Mangrove Surabaya Andini Prastiwi, Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, FTSP,

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM) mula-mula adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Markowitz (1952). Secara sederhana,

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan cukup strategis dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto Nasional (PDB) Indonesia. Sektor

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani

Oleh : Debrina Puspita Andriani 7 Oleh : Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PERMASALAHAN-PERMASALAHAN EKONOMI TEKNIK Mendefinisikan sejumlah alternatif

Lebih terperinci

Analisa Pembeayaan Investasi Proyek Perumahan Green Pakis Regency Malang

Analisa Pembeayaan Investasi Proyek Perumahan Green Pakis Regency Malang JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-67 Analisa Pembeayaan Investasi Proyek Perumahan Green Pakis Regency Malang M. Altof Syahrizal dan Christiono Utomo Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan data-data yang disediakan oleh pihak Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan data-data yang disediakan oleh pihak Bursa Efek Indonesia. 38 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di BEI (Bursa Efek Indonesia) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim yang terletak di jalan Gajayana No.50 Malang

Lebih terperinci