PENERAPAN METODE HEDGING SEBAGAI UPAYA PENENTUAN HARGA BATUBARA PALING OPTIMAL (STUDI KASUS: PT PEMBANGKIT JAWA-BALI KANTOR PUSAT SURABAYA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE HEDGING SEBAGAI UPAYA PENENTUAN HARGA BATUBARA PALING OPTIMAL (STUDI KASUS: PT PEMBANGKIT JAWA-BALI KANTOR PUSAT SURABAYA)"

Transkripsi

1 1 PENERAPAN METODE HEDGING SEBAGAI UPAYA PENENTUAN HARGA BATUBARA PALING OPTIMAL (STUDI KASUS: PT PEMBANGKIT JAWA-BALI KANTOR PUSAT SURABAYA) Ryan Zherniansyah, Naning Aranti Wessiani, dan I Ketut Gunarta Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya ryanzherniansyah@yahoo.com Abstrak Batubara merupakan salah satu komoditi yang harganya selalu bergerak secara fluktuatif. Fluktuatifnya harga batubara mempengaruhi kinerja finansial suatu perusahaan yang memanfaatkan batubara dalam proses bisnisnya. Indikator kinerja fiinansial perusahaan diukur dari rasio profitabilitas perusahaan, yakni Return On assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Perusahaan yang memanfaatkan batubara dalam proses bisnisnya tentu ingin mengelola risiko harga batubara yang bergerak secara fluktuatif. Sebagai upaya mengelola risiko perlu dilakukan suatu kontrak hedging baik itu jangka panjang maupun jangka pendek. Pada penelitian terdahulu, penerapan metode hedging dilakukan pada pergerakan fluktuatif nilai tukar mata uang rupiah. Metode tersebut dapat pula diterapkan pada pergerakan fluktuatif harga Tujuan dilakukan kontrak hedging adalah untuk penentuan nilai optimal harga batubara antara perusahaan konsumen batubara dan perusahaan supplier Kesepakatan kontrak Hedging yang dilakukan tentu harus memperhatikan rasio profitabilitas perusahaan konsumen batubara dan perusahaan supplier Rasio profitabilitas juga dapat menjadi rumusan penentuan nilai optimal harga batubara antara kedua belah pihak Pada penelitian kali ini, dengan memeperhatikan rasio profitabilitas masing-masing perusahaan dindapatkan nilai optimal harga batubara untuk jangka waktu lima tahun yang akan datang. PT PJB terhadap PT Bukit Asam pada tahun 2013 sebesar Rp , pada tahun 2014 sebesar Rp , pada tahun 2015 sebesar Rp , pada tahun 2016 sebesar Rp , pada tahun 2017 sebesar Rp PT PJB terhadap PT Adaro Indonesia pada tahun 2013 sebesar Rp , pada tahun 2014 Rp , pada tahun 2015 Rp , pada tahun Rp , pada tahun 2017 Rp Kata Kunci : Hedging, Return on assets (ROA), Return on Equity (ROE) I. PENDAHULUAN B atubara merupakan salah satu komoditi yang nilai harganya bergerak secara fluktuatif yang dipengaruhi oleh supply-demand, harga batubara dunia, stok batubara mentah, kondisi ekonomi negara dan banyak faktor-faktor lainnya yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi harga PT Pembangkitan Jawa Bali (PT.PJB) merupakan salah satu anak perusahaan PT PLN yang bergerak di dalam bidang pembangkit listrik. Di dalam proses bisnisnya, PT PJB merupakan perusahaan yang berfungsi untuk mendirikan dan mengoperasikan pembangkit listrik, yang nantinya listrik yang dihasilkan dari pembangkit tersebut akan dibeli oleh PT PLN. Mengingat kebutuhan pasokan listrik yang semakin meningkat, PT PJB harus mampu mengolah cost atau biaya yang dihasilkan dalam menjalankan proses bisnisnya seefektif dan seefisien mungkin. Biaya bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik merupakan kontributor terbesar dengan persentase sebesar ±70% dari total pengeluaran PT. PJB. Salah satu bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit adalah Dalam membuat proyeksi keuangan, PT. PJB mempunyai 2 skenario, yaitu high dan medium. Proyeksi keuangan dari tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami kenaikan 22% per tahun untuk scenario medium dan sebesar 14% untuk skenario high. Perbedaan skenario kenaikan tersebut karena tiap skenario mempunyai asumsi kebutuhan bahan bakar yang berbeda. Ketidapastian harga bahan bakar termasuk batubara tersebut merupakan risiko yang harus dihadapi oleh PT. PJB. Menurut Eitemen (2003: ) Hedging merupakan pembelian suatu kontrak (termasuk forward valuta asing) atau barang nyata yang nilainya akan meningkat dan menutup kerugian dari jatuhnya nilai kontrak atau barang nyata yang lain yang bertujuan untuk memberi patokan pada nilai suatu kontrak atau barang nyata tersebut. Kebijakan hedging sangat bervariatis antar negara karena tergantung karakteristik unik masing-masing negara (Hu dan Wang, 2006). Baik PT PJB maupun perusahaan supplier batubara tentu memerlukan indikator keuangan untuk mengukur profitabilitas Pada penelitian ini digunakan rasio profitabilitas ROA dan ROE untuk melakukan hedging penentuan nilai optimal harga batubara, dimana rasio pada masing-masing perusahaan akan dipengaruhi secara langsung oleh harga batubara yang dicari. Return On Asset (ROA Return On Equity (ROE), merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total asset dan total ekuitas Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan teknik hedging untuk menentukan nilai optimal harga batubara antara PT PJB dan perusahaan supplier Model laporan keuangan antara perusahaan supplier batubara dengan PT. PJB selaku konsumen batubara perlu dibuat, dengan tujuan untuk mendapatkan nilai hedging yang optimal supaya kedua belah pihak tidak mengalami kerugian dalam penetapan nilai tersebut.

2 2 II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penelitian, data yang dipergunakan yakni data data sekunder 2.2 Pembuatan Model Finansial Berdasarkan data-data yang telah didapat maka pembuatan model finasial dapat dilakukan, dengan cara menggunakan perangkat lunak spreadsheet yaitu Microsoft Excel. Model finansial yang dibuat adalah model finansial dari PT. PJB dan model finansial dari perusahaan yang menjadi supplier 2.3 Penetuan Nilai Optimal Hedging Harga Batubara Penentuan nilai optimal hedging dilakukan setelah membuat model sederhana laporan keuangan masing-masing. Penentuan nilai optimal hedging harga batubara dilakukan dengan melihat nilai ROA dan ROE PT PJB dan juga perusahaan supplier batubara dengan membandingkan kondisi eksisting apakah lebih baik atau tidak. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai urutan tahapan metode ilmiah yang digunakan pada penelitian mulai dari identifikasi dan perumusan masalah sampai perbaikan yang akan diberikan sebagai landasan agar penelitian berjalan dengan sistematis, terstruktur dan sesuai dengan yang diharapkan. III. PENGOLAHAN DATA A. Penyusunan Model Laporan Keuangan PT. PJB Pendapatan usaha, didapatkan dari penjualan tenaga listrik dan pendapatan usaha lain. Penjualan tenaga listrik didapatkan dari kuantitas penjualan listrik per tahun yang dikalikan dengan harga jual listrik. Untuk melakukan forecast penjualan listrik dilakukan dengan bantuan software Minitab. Dari hasil software Minitab diatas didapatkan hasil forecast penjualan listrik PT PJB untuk 5 tahun kedepan nilai nilai error paling kecil yakni 1,7%yang nantinya akan digunakan untuk perhitungan akun penjualan listrik pada laporan labarugi Sedangkan pada perhitungan pendapatan usaha lain didapatkan dari data laporan keuangan tahunan PT PJB yang diasumsikan nilainya tetap sepanjang tahun yang dikalikan dengan inflasi pertahun untuk nilai forecast-nya. Tabel 1. Forecast kuantitas penjualan listrik (kwh) PT PJB Sedangkan beban usaha didapatkan dari jumlah biaya bahan bakar dan pelumas, penyusutan, beban pemeliharaan, serta beban kepegawaian. Nilai dari bahan bakar dan pelumas didapatkan dari total jumlah biaya bahan bakar dan pelumas yang dibutuhkan perusahaan per tahun. Pada table diatasdiketahui kebutuhan masingmasing bahan bakar per kwh penjualan energi listrik, yang nantinya akan dikalikan dengan jumlah penjualan energi listrik per tahun. Nilai penyusutan didapatkan dari penyusutan biaya perolehan dengan menggunakan pendekatan garis lurus, dimana akan nilai dari biaya perolehan dikurangi pembagi umur per asetnya. Nilai dari beban pemeliharaan didapatkan dari data awal yakni tahun 2001 Rp juta, kemudian akan berpengaruh langsung pada kuantitas penjualan listrik Beban kepegawaian dari data awal tahun 2011 yang diasumsikan konstan dengan mengalikan nilai inflasi per tahun. Beban pajak dari pengalian 25% dengan laba usaha perusahaan sebelum pajak. Untuk laporan total ekuitas didapatkan dari data awal tahun 2011 PT PJB, yakni modal ditempatkan dan disetor penuh per tahun ditambah dengan tambahan modal disetor dan saldo laba yang nilainya konstan sepanjang tahun. Tabel 2 Total ekuitas PT PJB Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa saldo jumlah ekuitas per 1 januari 2011 akan ditambah dengan laba komprehensif atau laba bersih perusahaan dan akan dikurangi dengan kas dividen perusahaan yang nilainya akan mengikuti perubahan laba bersih Nilai aset lancar didapatkan dari jumlah kas dan setara kas dan persediaan. Kas dan setara kas didapatkan dari saldo akhir kas pada arus kas perusahaan di tahun tersebut. Persediaan atau stok perusahaan didapatkan dari data awal 2011 laporan keuangan PT PJB yakni nilai persediaan bahan bakar dan pelumas dan nilai material pemeliharaan yang dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai jumlah persediaan tersebut. Nilai dari aset tidak lancar didapatkan dari jumlah aset tetap yang dikurangi dengan nilai penyusutan, investasi pada entitas asosiasi, dan aset tidak lancar lainnya. Jumlah aset tetap didapatkan dari biaya perolehan dan nilai penyusutan didapatkan dari penyusutan biaya perolehan dengan menggunakan pendekatan garis lurus, dimana akan bilai dari biaya perolehan dikurangi pembagi umur per asetnya. Invetasi pada entitas asosiasi dan aset tidak lancar lainnya diasumsikan konstan sepanjang tahun tidak ada penambahan dan pengurangan pada jumlahnya yang datanya didapatkan pada laporan keuangan tahunan perusahaan yang dikalikan dengan inflasi per tahun. B. Penyusunan Model Laporan Keuangan PT. Bukit Asam Laba kotor, didapatkan dari penjualan yang dikurangi dengan harga pokok produksi. Penjualan didaptkan dari kuantitas penjualan batubara yang dikalikan dengan harga Proyeksi kuantitas penjualan batubara dilakukan dengan bantuan software Minitab untuk mendapatkan forecast kuantitas penjualan batubara per tahun. Dari hasil software Minitab diatas didapatkan

3 3 hasil forecast penjualan listrik PT PJB untuk 5 tahun kedepan nilai nilai error paling kecil yakni 1,7%. Tabel 3. Forecast kuantitas penjualan batubara (ton) PTBA Tabel diatas merupakan hasil forecast yang telah dilakukan untuk 5 tahun yang akan datang, mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2017, yang nantinya akan digunakan untuk perhitungan akun penjualan batubara pada laporan labarugi Beban pokok produksi didapatkan dari data laporan keuangan tahunan PT Bukit Asam yang nilainya mengikuti kuantitas penjualan batubara perusahaan per tahun. Beban usaha, didapatkan dari jumlah beban umum dan administrasi, beban penjualan dan pemasaran, dan beban eksplorasi.nilai dari beban umum dan administrasi didapatkan dari data awal pada laporan keuangan tahunan perusahaan yang nilainya diasumsikan konstan sepanjang tahun dengan dikalikan nilai inflasi sebesar 6,6% per tahun. Tabel 4. Beban eksplorasi PTBA Tabel diatas merupakan data awal tahunn 2012 beban eksplorasi PT Bukit Asam dimana nilai proyeksi untuk 5 tahun kedepan mengikuti jumlah kuantitas penjualan batubara Sedangkan laporan total ekuitas didapatkan dari data awal tahun 2011 PT Bukit Asam, yakni modal ditempatkan dan disetor penuh per tahun ditambah dengan tambahan modal disetor dan saldo laba yang nilainya konstan sepanjang tahun. Tabel 5. Laporan Total Ekuitas tahun 2011 PTBA Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa saldo jumlah ekuitas per 1 januari 2012 akan ditambah dengan laba komprehensif atau laba bersih perusahaan dan akan dikurangi dengan kas dividen perusahaan yang nilainya akan mengikuti perubahan laba bersih Pembuatan model laporan aset PT Bukit Asam sama halnya seperti pembentukan laporan aset PT PJB dimana laporan dibentuk secara general perusahaan dengan tidak mempertimbangkan beberapa komponen pembentuk yang tidak berpengaruh pada penyeimbangan pembentukan proyeksi model laporan keuangan perusahaan supplier batubara nantinya. Nilai aset perusahaan didapatkan dari jumlah aset lancar dan aset tidak lancar. Aset Lancar Nilai aset lancar didapatkan dari jumlah kas dan setara kas dan persediaan. Kas dan setara kas didapatkan dari saldo akhir kas pada arus kas perusahaan di tahun tersebut. Tabel 6. Persediaan bersih PT BA Persediaan data awal 2012 Batubara 578,197 perlengkapan dan suku cadang 108,278 penyisihan persediaan using 41,642 Persediaan atau stok perusahaan didapatkan dari data awal 2012 laporan keuangan PT Bukit Asam yakni nilai persediaan batubara ditambahkan dengan perlengkapan dan suku cadang, yang kemudian dikurangi dengan penyisihan persediaan usang. Aset Tidak Lancar Nilai dari aset tidak lancar didapatkan dari jumlah aset tetap yang dikurangi dengan nilai penyusutan, dan beban eksplorasi dan pengembangan. Jumlah aset tetap didapatkan dari biaya perolehan dan nilai penyusutan didapatkan dari penyusutan biaya perolehan dengan menggunakan pendekatan garis lurus, dimana akan nilai dari biaya perolehan dikurangi pembagi umur per asetnya. Beban eksplorasi dan pengembangan didapatkan dari data awal PT Bukit Asam yang nilainya mengikuti kuantitas penjualan batubara C. Model Laporan Keuangan PT Adaro Indonesia Model laporan keuangan PT Adaro Indonesia sebagai perusahaan supplier batubara yang akan dibentuk adalah laporan labarugi, total ekuitas, total aset untuk perhitungan ROA dan ROE. Penyusunan laporan labarugi perusahaan mempunyai akun-akun pembentuk, seperti Pendapatan usaha, beban pokok produksi, beban umum dan administrasi, beban penjualan dan pemasaran, dan juga beban pajak penghasilan. Laba kotor, didapatkan dari penjualan yang dikurangi dengan harga pokok produksi. Penjualan didapatkan dari kuantitas penjualan batubara yang dikalikan dengan harga Proyeksi kuantitas penjualan batubara dilakukan dengan bantuan software Minitab untuk mendapatkan forecast kuantitas penjualan batubara per tahun. Dari hasil software Minitab didapatkan hasil forecast penjualan listrik PT PJB untuk 5 tahun kedepan nilai nilai error paling kecil yakni 2,9%.

4 4 Beban usaha, didapatkan dari jumlah beban umum dan administrasi serta beban penjualan dan pemasaran, Tabel 7. Data awal beban umum dan administrasi 2012 PT Adaro Nilai dari beban umum dan administrasi didapatkan dari data awal pada laporan keuangan tahunan perusahaan yang nilainya diasumsikan konstan sepanjang tahun dengan dikalikan nilai inflasi sebesar 6,6% per tahun. Tabel 8. Data awal beban penjualan dan pemasaran 2012 PT Adaro Aset Tidak Lancar Nilai dari aset tidak lancar didapatkan dari jumlah aset tetap yang dikurangi dengan nilai penyusutan, dan aset eksplorasi dan evaluasi. Jumlah aset tetap didapatkan dari biaya perolehan dan nilai penyusutan didapatkan dari penyusutan biaya perolehan dengan menggunakan pendekatan garis lurus, dimana akan nilai dari biaya perolehan dikurangi pembagi umur per asetnya. Beban eksplorasi dan pengembangan didapatkan dari data awal PT Adaro Indonesia yang nilainya mengikuti kuantitas penjualan batubara D. Perhitungan Nilai ROA dan nilai ROE Tabel diatas merupakan data awal tahunn 2012 beban penjualan dan pemasaran PT Adaro Indonesia dimana nilai proyeksi untuk 5 tahun kedepan mengikuti jumlah kuantitas penjualan batubara Sedangkan untuk laporan total ekuitas didapatkan dari data awal tahun 2011 PT Adaro Indonesia, yakni modal ditempatkan dan disetor penuh per tahun ditambah dengan tambahan modal disetor dan saldo laba yang nilainya konstan sepanjang tahun. Tabel 9. Laporan Total Ekuitas tahun 2012 PT Adaro a) Nilai ROA dan ROE PT PJB Setelah dilakukan penyusunan model laporan keuangan pada PT PJB, kemudian dihitung nilai ROA dan ROE-nya dengan rumus perhitungan: Laba Bersih ROA = Total Assets Tabel 10. ROA PT PJB Pada tabel dapat dilhat nilai ROA dan Roe PT PJB pertahunnya. Nilai tersebut digunakan untuk membandingkan nilai setelah menetukan hedging harga Laba Bersih ROE = Total Equity Tabel 11. ROE PT PJB Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa saldo jumlah ekuitas per 1 januari 2012 akan ditambah dengan laba komprehensif atau laba bersih perusahaan dan akan dikurangi dengan kas dividen perusahaan yang nilainya akan mengikuti perubahan laba bersih Pembuatan model laporan aset pada perusahaan ini sama halnya seperti pembentukan laporan aset PT PJB dimana laporan dibentuk secara general perusahaan dengan tidak mempertimbangkan beberapa komponen pembentuk yang tidak berpengaruh pada penyeimbangan pembentukan proyeksi model laporan keuangan perusahaan supplier batubara nantinya. Nilai aset perusahaan didapatkan dari jumlah aset lancar dan aset tidak lancar. Aset Lancar Nilai aset lancar didapatkan dari jumlah kas dan setara kas dan persediaan. Kas dan setara kas didapatkan dari saldo akhir kas pada arus kas perusahaan di tahun tersebut. Persediaan atau stok perusahaan didapatkan dari data awal 2012 laporan keuangan PT Adaro Indonesia yakni nilai persediaan batubara ditambahkan dengan perlengkapan dan bahan pendukung, suku cadang, bahan bakar dan minyak pelumas. Pada table diatas dapat dilhat nilai ROE PT PJB pertahunnya. Nilai tersebut digunakan untuk membandingkan nilai setelah menetukan hedging harga b) Nilai ROA dan ROE PT Bukit Asam Setelah dilakukan penyusunan model laporan keuangan pada PT Bukit Asam, kemudian dihitung nilai ROA dan ROEnya dengan rumus perhitungan: Tabel 12. ROA PTBA Pada tabel diatas dapat dilhat nilai ROA dan ROE PT Bukit Asam pertahunnya. Nilai tersebut digunakan untuk membandingkan nilai setelah menetukan hedging harga Tabel 13. ROE PTBA Pada tabel dan gambar grafik diatas dapat dilhat nilai ROE PT Bukit Asam pertahunnya. Nilai tersebut digunakan untuk

5 5 membandingkan nilai setelah menetukan hedging harga c) Nilai ROA dan ROE PT Adaro Indonesia Setelah dilakukan penyusunan model laporan keuangan pada PT Bukit Asam, kemudian dihitung nilai ROA dan ROEnya dengan rumus perhitungan: Tabel 14. ROA PT Adaro Pada tabel dan gambar grafik diatas dapat dilhat nilai ROA PT Adaro Indonesia pertahunnya. Nilai tersebut digunakan untuk membandingkan nilai setelah menetukan hedging harga Tabel 15. ROE PT Adro Pada tabel dan gambar grafik diatas dapat dilhat nilai ROE PT Adaro Indonesia pertahunnya. Nilai tersebut digunakan untuk membandingkan nilai setelah menetukan hedging harga IV. ANALISA DAN INTERPRETASI DATA A. Analisis Model Proyeksi Laporan Keuangan PT PJB Model proyeksi laporan keuangan PT. PJB dilakukan untuk mengetahui laba bersih, total aset, dan total ekuitas yang menjadi inputan perhitungan ROA dan ROE. Dari pengolahan data pada bab sebelumnya yang berupa penyusunan model laporan labarugi, total ekuitas dan total aset, didapatkan laba bersih dan total ekuitas pada ahun 2013 sebagai awal ahun proyeksi yang sudah dilakukan yang naik dari ahun Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan penjualan listrik pada tahun 2013.Pada total aset tahun 2013 didapatkan nilai total aset sebesar Rp juta yang mengalami penuruunan nilai dikarenakan pada asumsi penyusuna laporan total aset tidak ada akun penmabhan atau penguranagan, sehingga nilai total aset berkurang karena setiap tahun dikurangi nilai penyusutan yang telah diketahhui sebelumnya. B. Analisis Model Proyeksi Laporan Keuangan Supplier Batubara Sama seperti hal-nya perumusan model proyeksi laporan keuangan PT. PJB model proyeksi laporan keuangan PT. PJB dilakukan untuk mengetahui laba bersih, total aset, dan total ekuitasyang menjadi inputan perhitungan ROA dan ROE. 1) Analisis Proyeksi Laporan Keuangan PT Bukit Asam Dari pengolahan data pada bab sebelumnya yang berupa penyusunan model laporan labarugi, total ekuitas dan total aset, didapatkan laba bersih dan total ekuitas pada ahun 2013 sebagai awal ahun proyeksi yang sudah dilakukan yang naik dari ahun 2012 dikarenakan penurunan penjualan dari hasil forecast yang telah dilakukan sebelumnya. Pada total aset tahun 2013 didapatkan nilai total aset sebesar Rp juta yang nantinya akan menjadi inputan perhitungan ROA. 2) Analisis Model Proyeksi Laporan Keuangan PT Adaro Indonesia Dari pengolahan data pada bab sebelumnya yang berupa penyusunan model laporan labarugi, total ekuitas dan total aset, didapatkan laba bersih dan total ekuitas pada ahun 2013 sebagai awal ahun proyeksi yang sudah dilakukan yang naik dari ahun 2012 dikarenakan penurunan penjualan dari hasil forecast yang telah dilakukan sebelumnya. Pada total aset tahun 2013 didapatkan nilai total aset yang mengalami penurunan dikarenakan pada asumsi penyusunan laporan total aset tidak ada akun penambahan atau pengurangan, sehingga nilai total aset berkurang karena setiap tahun dikurangi nilai penyusutan yang telah diketahui sebelumnya.yang nantinya akan menjadi inputa perhitungan ROA. C. Analisis Perhitungan ROA dan ROE Setelah dilakukan penyusunan model proyeksi laporan keuangan sederhana masing-masing perusahaan selanjutnya dihitung nilai ROA dan ROE masing-masing 1) Analisis Nilai ROA dan ROE PT PJB Setelah didapatkan nilai laba bersih, total ekuitas dan total aset PT PJB, selanjutnya dilakukan perhitungan ROA dan ROE. Didapatkan hasil ROA PT PJB pada tahun 2013 sebagai awal tahun hasil proyeksi sebesar 5% dan nilai ROE sebesar 4,6%. 2) Analisis Nilai ROA dan ROE PT Bukit Asam Setelah didapatkan nilai laba bersih, total ekuitas dan total aset PT Bukit Asam, selanjutnya dilakukan perhitungan ROA dan ROE. Didapatkan hasil ROA PT Bukit Asam pada tahun 2013 sebagai awal tahun hasil proyeksi sebesar 24% dan nilai ROE sebesar 22%. 3) Analisis Nilai ROA dan ROE PT Adaro Indonesia Setelah didapatkan nilai laba bersih, total ekuitas dan total aset PT Adaro Indonesia, selanjutnya dilakukan perhitungan ROA dan ROE. Didapatkan hasil ROA PT Adaro Indonesia pada tahun 2013 sebagai awal tahun hasil proyeksi sebesar 26% dan nilai ROE sebesar 20%. D. Analisis Penentuan Nilai Optimal Hedging HargaBatubara Nilai optimal hedging harga batubara yang didapatkan merupakan hasil dari penyeimbang nilai rasio profitabilitas ROE dan ROA antara PT PJB dan PT Bukit Asam serta PT Adaro Indonesia. Terjadi kenaikan nilai ROA pada masingmasing perusahaan, seperti tabel dibawah ini. PT PJB terhadap PT Adaro Tabel 16. ROA eksisting dan hedging PT PJB Tabel 17. ROA eksisting dan hedging PT Adaro Indonesia

6 6 PT PJB terhadap PTBA Tabel 19. ROA eksisting dan hedging PT PJB Tabel 20. ROA eksisting dan hedging PTBA Selain nilai ROA, juga terjadi kenaikan pada nilai ROE pada masing-masing [7] Kakiay, Thomas.J Pengantar Sistem Simulasi. Andi Publisher,Yogyakarta. [8] Madura, J., International Corporate Finance, 8 th edition., Jakarta : Salemba Empat. [9] Paranita. E. S., Kebijakan Hedging Dengan Derivatif Valuta Asing Pada Perusahaan Publik di Indonesia.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala, Semarang. [10]Pujawan, I. N Ekonomi Teknik. Guna Widya, Surabaya. [11]Standards Australia, Risk Management AS/NZS 4360:1999. Standards Association of Australia, Strathfield NSW.[7] Saputra, Y.A. (2011). Penentuan Waktu Pembangunan Pabrik Semen Baru untuk Antisipasi Shortages di Indonesia, Jurnal Manajemen Teknologi, Vol. 10, No. 3, 2011, Institut Teknologi Bandung, Bandung. V. KESIMPULAN Berdasarkan model proyeksi laporan keuangan sederhana PT PJB dan perusahaan supplier batubara pada subbab pengolahan data didapatkan hasil nilai optimal hedging harga batubara selama lima tahun kedepan, yaitu sebagai berikut: PT PJB terhadap PT Bukit Asam pada tahun 2013 sebesar Rp , pada tahun 2014 sebesar Rp , pada tahun 2015 sebesar Rp , pada tahun 2016 sebesar Rp , pada tahun 2017 sebesar Rp PT PJB terhadap PT Adaro Indonesia pada tahun 2013 sebesar Rp , pada tahun 2014 Rp , pada tahun 2015 Rp , pada tahun Rp , pada tahun 2017 Rp DAFTAR PUSTAKA [1] Abor, J., Managing Foreign Exchange Risk Among Ghanaian Firms, The Journal of Risk Finance, Vol 6 No. 4, pp [2] Anityasari, M. & Wessiani, N. A Analisa Kelayakan Usaha. Guna Widya, Surabaya. [3] Ardikani, Nadia Analisa Resiko Fluktuasi Nilai Tukar Terhadap Kinerja Finansial Proyek Dan Penetapan Nilai Hedging Yang Optimum Sebagai Upaya Mitigasi Resiko Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Kapal Tanker X Pada PT. PAL Indonesia).Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [4] Djohanputro, B., Manajemen Resiko Korporat Terintegrasi, Jakarta : PPM [5] Gunarta, I.K., 2006.Analisa Resiko Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Pada Pembangunan Pabrik Semen Baru dengan Menggunakan Simulasi Monte Carlo Studi Kasus: PT. Semen X. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [6] Hedging Rangkuman, dging-rangkuman, diakses pada 18 oktober 2012

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA Ryan Zherniansyah 2508100095 Dosen Pembimbing Naning Aranti Wessiani, ST., MM. Dosen Ko Pembimbing Dr. Ir. I Ketut Gunarta, MT JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bagian akhir dari laporan penelitian ini adalah garis besar dari hasil penenilitian yang berupa kesimpulan, disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dan tujuan dari penelitian.

Lebih terperinci

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN Hasil Penjualan Uraian LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN 2011 2012 Tahun 2012 Tahun 2011 1 2 4 Penjualan 21.694.257,72 16.195.196,22 Harga Pokok Penjualan (17.202.941,16) (12.982.513,98) Laba kotor 4.491.316,56

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

PENENTUAN KISARAN HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DAN RISIKO INVESTASI REHABILITASI GAS TURBINE DI PT X

PENENTUAN KISARAN HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DAN RISIKO INVESTASI REHABILITASI GAS TURBINE DI PT X PENENTUAN KISARAN HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DAN RISIKO INVESTASI REHABILITASI GAS TURBINE DI PT X Eko Purwanto 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat untuk perusahaan. Bagi seorang manajer keuangan, salah satu tugasnya adalah mengambil keputusan

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont LAMPIRAN 72 73 Faktor-faktor internal yg berpengaruh Dapat dikendalikan : HPP, Hutang perusahaan Existing Problem Kinerja keuangan yang fluktuatif Faktor-faktor eksternal yg berpengaruh & tidak dpt dikendalikan

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT.

PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT. 1 PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT. PJB KANTOR PUSAT) Heru Budi Pratomo, Naning Aranti Wessiani Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan dapat bertahan apabila perusahaan tersebut dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Upaya ini dapat dilakukan

Lebih terperinci

INFO MEMO FY11 RESULTS

INFO MEMO FY11 RESULTS INFO MEMO FY11 RESULTS Hananto Budi Laksono, Corporate Secretary Telp : +62 21 5254014 Ext. 2231 Fax : +62 21 5254002 Email : hblaksono@bukitasam.co.id Situs : http://www.ptba.co.id Disclaimer: Dokumen

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 9.988 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 385.826 281.605 3. Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 5,416 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 229,426 331,111 3. Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 5,177 4,547 2. Penempatan pada Bank Indonesia 331,111 576,314 3. Penempatan pada bank lain 501,231 192,880 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 10,443 8,204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,473,201 281,605 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 10.521 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 317.299 281.605

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil melakukan pengembangan usahanya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten,

Lebih terperinci

Tri Septiana B. Soehakso Notohatmodjo ABSTRAK

Tri Septiana B. Soehakso Notohatmodjo ABSTRAK ANALISIS RASIO SOLVABILITAS TERHADAP LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI TINGKAT KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus PT Mayora Indah Tbk yang terdaftar di BEI) Tri Septiana B. Soehakso Notohatmodjo ABSTRAK

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang sudah melebihi jumlah produksi, mengakibatkan pemerintah harus mencari cara pemenuhan jumlah ketersediaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas analisa kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan kemudian dilakukan penelitian berdasarkan teori-teori dan konsep yang tercantum

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 6,776 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 230,159 331,111

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Bandung. DAFTAR PUSTAKA 1. Damodaran, Aswath, 2001, Corporate Finance Theory and Practise (2 nd ed.), New York: Wiley. 2. Lease, Ronald C., 1999, Dividend Policy: Its impact on firm value, Boston, Massachussets:

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001. A. MODAL INTI PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM I. KOMPONEN MODAL 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal ( Disclosed Reserves ) a. Agio Saham b. Disagio ( -/- ) c. Modal Sumbangan d.

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Sep 2015 31 Dec 2014 ASET 1. Kas 9,942 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,520,489 1,473,201

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2016 31 Des 2015 ASET 1. Kas 12.254 12.320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.621.559 1.228.564

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Jun 2015 31 Des 2014 ASET 1. Kas 9.144 10.443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.770.562 1.473.201 3.

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 12,320 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,228,564 1,473,201 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

BAB IV. Analisis dan Pembahasan 46 BAB IV Analisis dan Pembahasan 4.1 Analisis Du Pont Pada bab IV penulis menggunakan laporan neraca dan laporan rugi laba PT. Bukit Asam Tbk tahun 2009-2011 untuk menganalisa rasio-rasio pada analisa

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan perusahaan sejenis untuk terus mengembangkan skala usahanya. Dalam menghadapi persaingan ini perusahaan

Lebih terperinci

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE by INFOVESTA TUJUAN PENILAIAN MANAJEMEN INVESTOR REGULATOR Evaluasi terhadap kinerja Perseroan pada periode tertentu Kebutuhan analisis dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat Bab Pendahuluan BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat pada dewasa ini, maka setiap perusahaan membutuhkan laporan keuangan.

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 62.396 50.624 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 999.551 989.589 b. Sertifikat Bank Indonesia - 354.232

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada setiap bisnis, profit merupakan hal yang krusial. Profit dalam suatu bisnis merupakan suatu keharusan, jika bisnis tersebut ingin berlangsung. Perusahaan

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

5,854 4, a. Surat berharga 187 1, b. Kredit 371, , c. Lainnya 12,630 14,

5,854 4, a. Surat berharga 187 1, b. Kredit 371, , c. Lainnya 12,630 14, LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA TRIWULANAN Per - September 212 dan Desember 211 (UNAUDITED) KONSOLIDASI Sep 212 Des 211 Sep 212 Des 211 ASET 1. Kas 5,854 4,547 2. Penempatan pada Bank Indonesia 723,489

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian di Indonesia secara makro terus mengalami perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah, inflasi yang

Lebih terperinci

NEWS RELEASE DARI ADARO ENERGY

NEWS RELEASE DARI ADARO ENERGY NEWS RELEASE DARI ADARO ENERGY Media Umum: Untuk informasi lebih lanjut mohon menghubungi: Mr. Andre J. Mamuaya Director and Corporate Secretary Tel: (6221) 521 1265 Fax: (6221) 5794 4687 Email: corpsec@ptadaro.com

Lebih terperinci

No. POS - POS Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

No. POS - POS Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 8,109 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,176,767 3. Penempatan pada bank lain 670,146 4. Tagihan spot dan derivatif 15,095 5. Surat

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASI NO. POSPOS Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ( reverse repo )

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ( reverse repo ) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 31 Desember 2016 & 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 11,770 12,320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,279,549 1,228,564 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor ketenagalistrikan menjadi bagian yang menyatu dan tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, juga merupakan komponen yang sangat penting bagi pembangunan

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 68.597 55.437 2 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.410.533 982.799 b. Sertifikat Bank Indonesia 743.202 800.000 c. Lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2016 31 Dec 2015 ASET 1. Kas 9,570 12,320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,212,969 1,228,564

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Bangkok Bank Public Company Limited Jakarta Branch NERACA BANGKOK BANK PCL Per 30 September 2009 dan 2008 (dlm.jutaan rupiah) No. POS - POS 30 September 2009

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat kita lihat melalui laporan keuangan yang memperlihatkan kondisi keuangan pada periode tertentu. Salah satu laporan keuangan adalah neraca yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Periode Berjalan Pada 30 September 2011 sebesar Rp 860 Miliar

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Periode Berjalan Pada 30 September 2011 sebesar Rp 860 Miliar PT Timah (Persero) Tbk Rilis Berita Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat tel : +62 21 2352 8000 fax : + 62 21 344 4012 email: corsec@pttimah.co.id www.timah.com PT

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat dekat dengan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Laporan Keuangan Publikasi triwulanan Laporan Posisi Keuangan/Neraca PT BANK SINAR HARAPAN BALI JL MELATI NO 65 DENPASAR BALI 80233 Telp (0361) 227076 FAX (0361) 227783 per March 2014 dan 2013 (Dalam Jutaan

Lebih terperinci

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2012 Sebesar Rp 7,822.6 Milyar

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2012 Sebesar Rp 7,822.6 Milyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 2352 8000 faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail : corsec@pttimah.co.id website : www.timah.com

Lebih terperinci

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

PENGURUS BANK PEMILIK BANK PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Wouter Jacob Kolff - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 31 Desember 2017 & 31 Desember 2016 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 9,712 11,770 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,212,819 1,279,549 3. Penempatan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ( reverse repo )

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ( reverse repo ) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 30 Juni 2017 & 31 Desember 2016 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Jun 2017 31 Des 2016 ASET 1. Kas 11,387 11,770 2. Penempatan pada Bank Indonesia 990,272

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 31 Maret 2017 & 31 Desember 2016 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2017 31 Des 2016 ASET 1. Kas 10,504 11,770 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,718,650

Lebih terperinci

PT Bank Rabobank International Indonesia

PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Wouter Jacob Kolff - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih

Lebih terperinci

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$126,3 JUTA PADA TRIWULAN KEDUA TAHUN

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$126,3 JUTA PADA TRIWULAN KEDUA TAHUN SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$126,3 JUTA PADA TRIWULAN KEDUA TAHUN 2011-1 - PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$126,3 JUTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan. Selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang diambil oleh para manajer dari tiap bagian fungsional suatu perusahaan tersebut. Sistem

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT BPD BALI Jl. Raya Puputan Niti Mandala, Renon, Denpasar (0361) 223301-5 Per Maret-2017 ASET 1.Kas 447.963 2.Penempatan pada Bank Indonesia 1.824.440 3.Penempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Kinerja Unit Usaha Secara umum, kinerja unit-unit usaha Perseroan selama tahun 2014 baik, yang secara konsolidasi kinerja Perseroan mengalami peningkatan dibandingkan tahun

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 198,661 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,601,278 3. Penempatan pada bank lain 2,041,048 4. Tagihan spot dan derivatif 1,229,373 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 234,233 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,002,762 3. Penempatan pada bank lain 4,093,650 4. Tagihan spot dan derivatif 932,799 5. Surat berharga

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2011 Sebesar 8.749,6 Milyar

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2011 Sebesar 8.749,6 Milyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Telepon : +62 (21) 2352 8000 Faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail Website : corsec@pttimah.co.id : www.timah.com

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT BANK SHINHAN INDONESIA Jl. Hayam Wuruk No , Jakarta 10120

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT BANK SHINHAN INDONESIA Jl. Hayam Wuruk No , Jakarta 10120 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Jl Hayam Wuruk No 19-20, Jakarta 10120 ASET 1Kas 35532 2Penempatan pada Bank Indonesia 195911 3Penempatan pada bank lain 1713911 4Tagihan spot dan derivatif 0 5Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 10.035 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1.726.219 3. Penempatan pada bank lain 988.082 4. Tagihan spot dan derivatif 16.719

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 9.089 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4.826.555 3. Penempatan pada bank lain 1.928.587 4. Tagihan spot dan derivatif 35.715

Lebih terperinci

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 9,471 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,809,222 3. Penempatan pada bank lain 882,630 4. Tagihan spot dan derivatif 21,247

Lebih terperinci