NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN BERPIKIR POSITIF PADA REMAJA PUTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN BERPIKIR POSITIF PADA REMAJA PUTRI"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN BERPIKIR POSITIF PADA REMAJA PUTRI Oleh: FRIDA CORRY OCTARINA H. FUAD NASHORI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN BERPIKIR POSITIF PADA REMAJA PUTRI Telah Disetujui Pada Tanggal: Dosen Pembimbing Utama (H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psikolog)

3 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN BERPIKIR POSITIFPADA REMAJA PUTRI Frida Corry Octarina H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan berpikir positif pada remaja putri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara religiusitas dengan berpikir positif pada remaja putri. Semakin tinggi religiusitas remaja tersebut, maka semakin tinggi pula cara berpikir positif pada remaja. Sebaliknya semakin rendah religiusitasnya, maka semakin rendah pula cara berpikir positifnya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswi SMK Muhammadiyah 1 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang memiliki sanghkut paut dengan ciri-ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah menggunakan skala. Adapun skala yang digunakan adalah skala berpikir positif berjumlah 20 aitem yang disusun peneliti dengan mengacu pada teori Albrecht (1999) yaitu; positive expectation, self affirmation, non judgmental talking dan reality adaption. Skala religiusitas 1 berjumlah 28 aitem, skala religiusitas 2 berjumlah 12 aitem yang disusun peneliti dengan mengacu pada teori Ancok & suroso (1994). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS Versi 13,0 for windows untuk menguji apakah ada hubungan antara religiuisitas dengan berpikir positif pada remaja. Korelasi product moment dari Spearman menunjukan korelasi sebesar r = 0,229 dan p = 0,039 (p=0,05). Hal ini berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dengan berpikir positif pada remaja. Jadi hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Kata kunci: Religiusitas, Berpikir Positif

4 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN BERPIKIR POSITIF PADA REMAJA PUTRI A. Pengantar Milanesi dan Aletti (Wawuru, 2003) menyatakan bahwa tugas perkembangan yang mewajibkan remaja untuk mendefinisikan dirinya sendiri ini melibatkan seluruh aspek kepribadian remaja. Komponen religi pun turut serta berada dalam krisis. Kaum remaja berupaya menemukan berbagai potensi yang ada dalam dirinya dan mencoba mencapai suatu integrasi baru dengan mengelola seluruh keberadaannya hingga kini, termasuk juga keyakinan-keyakinan religiusnya. Dalam perkembangannya, remaja menjadi sangat rentan terhadap pengaruh luas globalisasi yang ditandai dengan semakin mudahnya akses informasi dan teknologi. Hal ini terjadi karena keadaan jiwanya yang labil dan mengalami kegoncangan, daya pemikiran abstrak, logika dan kritik mulai berkembang, emosinya semakin berkembang, motivasinya mulai otonom dan tidak dikendalikan oleh dorongan biologis semata (Ahyadi, 1987). Untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia, memuaskan, dan bermakna, maka kaum muda harus mengerti tentang bagaimana mengalahkan rasa rendah diri, mengatasi rasa takut, bergaul dengan orang lain, berhasil menghadapi permasalahan hidup pada umumnya. Seseorang tidak akan sukses atau bahagia tanpa percaya pada kemampuan dan kekuatan diri sendiri. Bila seseorang sudah terkena inferiority complex (perasaan rendah diri atau tidak percaya diri), maka

5 dia akan menghambat untuk menggapai harapan-harapan. Sebaliknya, rasa percaya diri bisa membawa kepada keberhasilan. Salah satu masalah yang banyak menghantui remaja adalah kurangnya rasa kepercayaan diri. Ada survei yang dilakukan terhadap 600 mahasiswa psikologi di suatu universitas. Mahasiswa itu diminta mengungkapkan masalah pribadi mereka yang paling susah diatasi. Sebanyak 75% dari mereka mengaku kurang percaya diri (Peale, 2006). Ada juga kasus kurangnya rasa percaya diri pada remaja putri. Hasil penelitian di Amerika, 2 dari 3 remaja putri ingin terlihat seperti selebriti dan 8 dari remaja putri usia 17 tahun tidak puas dengan bentuk tubuhnya, lalu remaja putri tersebut memiliki persepsi tertentu dengan identitas gadis yang disukai, yakni yang berpenampilan seksi dan glamor. Krisis percaya diri pada remaja putri akan susah sembuh bila kita tidak berinisiatif untuk bergaul dan mulai berpikir positif terhadap diri dan lingkungan ( 08/03/08). Seseorang yang memiliki pikiran negatif tentu saja melibatkan dirinya dalam proses negatif pula. Prinsip hidup positif merupakan satu proses penting dalam perubahan mental dan rohani seseorang, di mana oknum itu harus menggeser konsep pemikiran yang membatasi dirinya ke arah kemajuan, dari kepicikan pribadi ke arah perkembangan yang serba maju, dari kegagalan ke arah keberhasilan (Peale, 2004). Peale (1996) mengemukakan bahwa berpikir positif merupakan keterampilan yang terus harus dipelajari dan diusahakan serta tidak datang dengan sendirinya. Orang lebih mudah berpikir negatif dari pada mempertahankan pola berpikir positif. Setiap saat individu harus selalu mengaktifkan kembali

6 perhatiannya pada hal-hal yang positif untuk memperoleh manfaat yang positif, berusaha untuk menemukan aspek positif bukanlah sesuatu yang mudah, terutama pada saat individu mengalami situasi yang menekan, yang berat dan beruntun. Asumsi ini juga dihasilkan dari penelitian Goodhart (1985) bahwa efek berpikir negatif terbukti lebih bertahan lama dibandingkan dengan efek berpikir positif. Hasil pemusatan perhatian pada aspek negatif ternyata bertahan lama di dalam ingatan individu sehingga efeknya pun menjadi lebih lama. Daradjat (1990) juga mengatakan bahwa agama mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia, yaitu memberikan bimbingan dalam kehidupan manusia, yaitu memberikan bimbingan dalam hidup, penolong dalam kesukaran, penentram batin, sehingga ketika seseorang mengalami suatu hal yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya dan timbul pikiran-pikiran negatif dalam diri seseorang, dan dia memiliki keyakinan beragama, maka religiusitasnya akan berfungsi. Dia akan membuang pikiran-pikiran negatif tersebut dan mengubahnya menjadi pikiran-pikiran yang positif. Ahyadi (1991) berpendapat pengertian religiusitas adalah meliputi rasa keagamaan, pengalaman ketuhanan, keimanan, sikap, tingkah laku keagamaan yang terorganisir dalam sistem mental dan kepribadian orang yang taat beragama atau religius berarti menyerahkan diri, tunduk, taat akan tetapi dengan tunduk, taat dan penyerahan diri itu manusia tidak merasa celaka, seperti orang yang dipaksa oleh sesuatu kekuasaannya yang tidak dapat dikalahkan, tetapi keterikatan dan ketaatan itu dialaminya dan dirasakan sebagai sesuatu yang membahagiakan.

7 Walaupun kesadaran agama melandasi berbagai aspek kehidupan mental dan terarah pada bermacam objek, akan tetapi tetap merupakan suatu sistem yang terorganisasi sebagai bagian dari sistem mental seseorang. Dapat dikatakan bahwa kesadaran beragama yang mantap ialah suatu disposisi dinamis dari sistem mental yang terbentuk melalui pengalaman serta diolah dalam kepribadian untuk mengadakan tanggapan yang tepat, konsepsi pandangan hidup, penyesuaian diri dan bertingkah laku. Tanggapan yang tepat, konsepsi dan penyesuaian diri merupakan suatu proses yang tidak pernah terhenti (Ahyadi, 1987). Dengan demikian, dapat dilihat bahwa religiusitas akan mempengaruhi cara berpikir positif yang dimiliki oleh remaja dalam kesehariannya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengungkap apakah terdapat hubungan antara religiusitas dengan berpikir positif pada remaja putri. B. Metode Penelitian 1. Subjek Penelitian Dalam mencari subjek penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu menentukan kriteria khusus sebagai sample (Prasetyo dan Jannah, 2005). Oleh karena itu peneliti menetapkan kriteria subjek yang akan diteliti, yaitu: 1. Berjenis kelamin perempuan 2. Usia tahun 3. Belum Menikah 4. Beragama Islam

8 5. Memiliki pengetahuan agama yang baik 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Peneliti akan menggunakan dua buah skala untuk mengukur kedua variabel, yaitu : 1. Skala Religiusitas Skala religiusitas ini dimaksudkan untuk mengetahui religiusitas seseorang. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti yang didasarkan pada aspekaspek yang dikemukakan oleh Glock dan Stark (Ancok dan Suroso, 1994) yang memiliki kesesuaian dengan islam, yaitu: a. Aspek keyakinan atau akidah islam menunjukan pada beberapa tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatis. Dalam islam, aspek ini menyangkut keyakinan kepada Allah, malaikat, nabi dan rasul, kitab Allah, sugra, neraka, hari akhir serta qodho dan qodhar. b. Aspek praktek agama dan syariah atau ibadah menunjuk pada seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan ritual sebagaimana diperintahkan dan dianjurkan oleh agamanya. Dalam Islam aspek ini menyangkut pelaksanaan puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur an, doa, dzikir dan sebagainya. c. Aspek pengalaman atau ihsan menunjuk pada seberapa jauh tingkat muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman-

9 pengalaman religius. Dalam islam, aspek ini terwujud dalam perasaan dekat dengan Allah, perasaan doanya terkabul, perasaan tentram karena menuhankan Allah, perasaan bersyukur dan sebagainya. d. Aspek pengamalan atau akhlak menunjuk kepada seberapa tingkatan muslim berprilaku suka menolong, bekerjasama, berderma, berlaku jujur, memaafkan dan sebagainya. e. Aspek pengetahuan atau ilmu menunjuk pada seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran agamanya. Aspek ini menyangkut pengetahuan tentang isi-isi Al-Qur an, pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan, hokum-hukum islam dan sebagainya. 2. Skala berpikir positif Skala berpikir positif ini bertujuan untuk mengungkap sejauh mana seseorang dapat berpikir positif dalam kehidupannya. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti yang didasarkan pada aspek-aspek berpikir positif yang dikemukakan oleh Albrecht (Susetyo, 1999), yaitu: a. Positive Expectation (Harapan yang Positif) Yaitu, melakukan sesuatu yang lebih memusatkan perhatian pada kesuksesan, rasa optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan diri bayang-bayang tentang kegagalan, serta memperbanyak penggunaan kata-kata yang mengandung harapan. b. Self Affirmation (Afirmasi Diri) Yaitu, memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara lebih positif dengan dasar pikiran bahwa setiap individu sama berartinya dengan

10 individu lain, kepercayaan mampu melakukan sesuatu dan melihat diri secara positif. c. Non Judgmental Talking (Pernyataan yang Tidak Menilai) Yaitu, suatu pernyataan yang lebih dekat menggambarkan keadaan dari pada menilai keadaan. Pernyataan ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung untuk memberikan pernyataan yang negatif terhadap sesuatu, menggambarkan keadaan bukan menilai buruk atau gagal ketika menghadapi suatu peristiwa. d. Reality Adaption (Penyesuaian Diri Terhadap Kenyataan) Yaitu, mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri dan menjauhkan diri dari menyalahkan diri. Menerima masalah dan berusaha menghadapinya dan berusaha menjauhakan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri sendiri merupakan salah satu ciri dari orang yang berpikir positif. Mereka menganggap masalah sebagai suatu bagian dari kehidupan yang harus dihadapi. 1. Deskripsi Subjek penelitian C. Hasil Penelitian Gambaran umum mengenai subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, jumlah anak, dan tempat tinggal yang tersaji lengkap pada tabel 1. Tabel 1 Deskripsi Subjek Penelitian No Deskripsi Kategori Jumlah Total 1. Usia a. 15 tahun b. 16 tahun c. 17 tahun

11 2. Deskripsi Data Penelitian Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai data penelitian secara singkat dapat dilihat pada tabel deskripsi data penelitian yang berisikan fungsifungsi statistik dasar. Deskripsi data penelitian tiap-tiap variabel untuk skala berpikir positif dan religiusitas secara lengkap tersaji pada tabel 2. Tabel 2 Deskripsi Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD Berpikir Positif , ,88 8,60 Religiusitas ,28 2,91 0 1,27 Ket : Min = Skor Total Minimal Max = Skor Total Maksimal Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menggolongkan subyek dalam empat kategori yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (Azwar, 2005). Kategori Subyek dibuat dengan membagi standar deviasi dari distribusi normal menjadi lima bagian yaitu : a) Sangat Tinggi ( X > m + 1,8 SD ) b) Tinggi ( m + 0,6 SD < X = m + 1,8 SD ) c) Sedang ( m 0,6 SD < X = m + 0,6 SD ) d) Rendah ( m 1,8 SD < X = m 0,6 SD ) e) Sangat Rendah ( X = m 1,8 SD ) Keterangan: X = Skor Total m = Mean Empirik

12 SD = Standar Deviasi a. Skala Berpikir Positif Kategorisasi variabel berpikir positif dapat diperoleh berdasarkan skor total subjek pada skala berpikir positif. Skala ini terdiri dari 20 aitem, dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 4. Rentang skor minimum dan maksimum standar deviasinya adalah 13,33, sedangkan mean-nya 40. berdasarkan data tersebut dapat ditentukan kategorisasi untuk variabel berpikir positif sebagai berikut: Tabel 3 Deskripsi Kategorisasi Berpikir Positif Pada Subyek Penelitian Skor Kategori Frekuensi Prosentase X = < X = < X = < X 64 X > 64 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi ,7% 2 45% 25% 3,3% Jumlah Berdasarkan hasil kategorisasi diatas, dapat diketahui bahwa tingkat berpikir positif subjek termasuk sedang ke atas. Perinciannya yaitu, 2 subjek (3,3%) yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, 15 subjek (25%) termasuk kategori tinggi, 27 subjek (27%) termasuk kategori sedang, 12 subjek (2) termasuk kategori rendah, 4 subjek (6,7%) termasuk kategor i sangat rendah. b. Skala Religiusitas Kategorisasi variabel religiusitas dapat diperoleh berdasarkan skor total subjek pada skala religiusitas1 (R1) dan skala religiusitas 2 (R2). Skala R1 terdiri

13 dari 28 aitem, dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Rentang skor minimum dan maksimumnya adalah Standar deviasinya adalah 14, sedangkan mean-nya adalah 70. Skala R2 terdiri dari 12 aitem, dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 1. Rentang skor minimum dan maksimum Standar deviasinya adalah 2 dan mean-nya adalah 6. Hasil dari R1 dan R2 kemudian digabungkan, sehingga didapat standar deviasinya adalah 16 dan mean-nya adalah 76. Berasarkan data tersebut dapat ditentukan kategorisasi untuk variabel religiusitas sebagai berikut: Tabel 4 Deskripsi Kategorisasi Religiusitas Pada Subyek Penelitian Skor Kategori Frekuensi Prosentase X = 47,2 47,2 < X = 66,4 66,4 < X = 85,6 85,6 < X = 104,8 X > 104,8 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi ,7% 48,3% Jumlah Berdasarkan hasil kategorisasi diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek memiliki tingkat religiusitas yang tinggi yaitu 31 subjek (51,7%) termasuk dalam kategori tinggi dan sisanya sebanyak 29 subjek (48,3%) termasuk dalam kategori sangat tinggi. Setelah membuat kategorisasi skor variabel religiusitas, kemudian dibuat kategorisasi skor setiap aspek dalam variabel religiusitas. Kategorisasi skor aspek aqidah dapat dilihat pada tabel 5.

14 Tabel 5 Kategorisasi skor religiusitas aspek aqidah Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat rendah 0 Rendah 0 Sedang 0 Tinggi 8 13,3% Sangat Tinggi 52 86,4% X = 9,6 9,6 < X = 13,2 13,2 < X = 16,8 16,8 < X = 20,4 X > 20,4 Jumlah Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas subjek memiliki aqidah (keyakinan) yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, yaitu sebanyak 52 subjek (86,4%) dan sisanya sebanyak 8 subjek (13,3%) termasuk kategori tinggi. Kategorisasi skor aspek ibadah dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Kategorisasi skor religiusitas aspek ibadah Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat rendah 0 Rendah 0 Sedang 22 36,7% Tinggi 35 58,3% Sangat Tinggi 3 5% X = < X = < X = < X = 34 X > 34 Jumlah Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas subjek memiliki ibadah (praktek agama) yang termasuk dalam kategori tinggi, yaitu 3 subjek (5%), 35 subjek (58,3%) termasuk kategori tinggi dan sisanya sebanyak 22 subjek (36,7%) termasuk dalam ketegori sedang. Kategorisasi skor aspek ihsan dapat dilihat pada tabel 7.

15 Tabel 7 Kategorisasi skor religiusitas aspek ihsan Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat rendah 0 Rendah 0 Sedang 5 8,3% Tinggi 32 53,4% Sangat Tinggi 23 38,3% X = 6,5 6,5 < X = 10,5 10,5 < X = 14,5 14,5 < X = 18,5 X > 18,5 Jumlah Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas subjek memiliki ihsan (pengamalan) yang termasuk dalam kategori tinggi, yaitu sebanyak 23 subjek (38,3%) termasuk kategori sangat tinggi, 32 subjek (53,4%) termasuk kategori tinggi dan sisanya sebanyak 5 subjek (8,3%) termasuk kategori sedang. Kategorisasi skor aspek akhlak dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Kategorisasi skor religiusitas aspek akhlak Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat rendah 0 Rendah 0 Sedang 0 Tinggi 34 56,7% Sangat Tinggi 26 43,3% X = 11,2 11,2 < X = 15,4 15,4 < X = 19,6 19,6 < X = 23,8 X > 23,8 Jumlah Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas subjek memiliki akhlak (pengalaman) yang termasuk dalam kategori tinggi, yaitu sebanyak 26 subjek (43,3%) termasuk kategori sangat tinggi sisanya 34 subjek (56,7%) termasuk dalam kategori tinggi. Kategorisasi skor aspek ilmu dapat dilihat pada tabel 9.

16 Tabel 9 Kategorisasi skor religiusitas aspek pengetahuan Skor Kategori Frekuensi Prosentase Sangat rendah 0 Rendah 0 Sedang 0 Tinggi 3 5% Sangat Tinggi 57 95% X = 2,4 2,4 < X = 4,8 4,8 < X = 7,2 7,2 < X = 9,6 X > 9,6 Jumlah Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas subjek memiliki ilmu (pengetahuan) yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, yaitu sebanyak 57 subjek (95%), sisanya sebanyak 3 subjek (5%) termasuk dalam kategori tinggi. D. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif antara religiusitas dengan berpikir positif pada remaja putri. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan uji korelasional Spearman (non parametik) menunjukkan hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan berpikir positif pada remaja putri. Semakin tinggi religiusitasnya maka semakin tinggi berpikir positifnya. Sebaliknya, semakin rendah religiusitasnya maka semakin rendah pula berpikir positifnya. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan peneliti telah terbukti diterima. Adapun sumbangan religiusitas terhadap berpikir positif sebesar 5,2%. Sedangkan sebanyak 94,8% faktor yang mempengaruhi berpikir positif tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh religiusitas terhadap berpikir positif juga dapat dilihat dari 2 kategorisasi skor pada religiusitas dan berpikir positif, yaitu ditemukan bahwa mayoritas subjek yaitu sebanyak 31 subjek (51,7%) memiliki kategori religiusitas

17 tinggi dan mayoritas subjek sebanyak 27 subjek (45%) memiliki kategori berpikir positif sedang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Diana (1999) yang menyatakan bahwa semakin religius individu tersebut maka semakin tinggi pula tingkat kreativitasnya. Terdapat hubungan positif antara religiusitas dengan kreativitas. Bukhori (2006) menyatakan bahwa ibadah-ibadah yang diajarkan dalam islam akan mampu memberikan pengaruh positif jika dilakukan sesuai dengan pedoman yang disampaikan oleh Allah, serta dengan mengindahkan perintah dan menjauhi larangan-nya. Berdasarkan kategorisasi masing-masing aspek dalam variabel religiusitas maka didapat data sebagai berikut; pada aspek aqidah ditemukan bahwa mayoritas subjek (86,4%) memiliki aqidah Islam yang termasuk dalam kategori sangat tinggi dan sisanya termasuk dalam kategori tinggi. Pada aspek ibadah ditemukan bahwa mayoritas subjek (58,3%) memiliki skor yang tinggi, 5% termasuk kategori sangat tinggi dan 36,7% termasuk dalam kategori sedang. Pada aspek ihsan ditemukan bahwa mayoritas subjek (53,4%) memiliki skor yang tinggi, 38,3% termasuk kategori sangat tinggi dan 8,3% termasuk kategori sedang. Pada aspek akhlak ditemukan bahwa mayoritas subjek (56,7%) memiliki skor tinggi dan 43,3% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada aspek pengetahuan mayoritas subjek (95%) memiliki skor sangat tinggi dan 5% termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan analisis regresi maka dinyatakan bahwa aspek ibadah memiliki pengaruh terbesar terhadap berpikir positif yaitu sebesar 18,2%,

18 kemudian pengaruh aspek akhlak sebesar 16,5%, pengaruh aspek ihsan sebesar 5,8%, pengaruh aspek ilmu sebesar 3,3% dan yang terakhir pengaruh aspek aqidah sebesar 0,3%. E. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian hubungan religiusitas dengan berpikir positif pada remaja putri adalah adanya hubungan positif antara religiusitas dengan berpikir positif pada remaja putri. Pengaruh religiusitas terhadap berpikir positif bahwa mayoritas subjek yaitu sebanyak 31 subjek (51,7%) memiliki kategori religiusitas tinggi dan mayoritas subjek sebanyak 27 subjek (45%) memiliki kategori berpikir positif sedang. Ditemukan satu aspek religiusitas yang signifikan mempengaruhi berpikir positif, yaitu aspek ibadah. Aspek aqidah, ihsan, akhlak dan pengetahuan tidak signifikan mempengaruhi berpikir positif. Adapun sumbangan religiusitas terhadap berpikir positif sebesar 5,2%. Sedangkan sebanyak 94,8% faktor yang mempengaruhi berpikir positif tidak diteliti dalam penelitian ini. F. Saran-Saran Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi Subyek Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan para remaja lebih meningkatkan keyakinan dalam beragama dan kemudian mengamalkan ajaran agama Islam

19 dengan sungguh-sungguh dalam berbagai aspek kehidupan. Hendaknya para remaja dapat menghadapi setiap masalah dengan lebih berpikir positif bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, yaitu dengan meyakini seperti apa yang telah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 286 yang artinya Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sepadan dengan kemampuannya. Ayat di atas mengandung makna bahwa Allah tidak akan memberi cobaan lebih dari kemampuan umatnya. Remaja hendaknya memantapkan kembali rasa keberagamaannya yang terkadang masih naik turun sesuai dengan jiwa remaja yang dalam masa transisi. Dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan cara lebih giat beribadah, menjalankan perintah-nya dan menjauhi larangan-nya, dan lebih mengkaji isi Al-Qur an sebagai pedoman hidup umat manusia. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang berminat dengan tema yang sama, disarankan untuk meminimalkan kelemahan-kelemahan penelitian ini. Peneliti sebaiknya lebih cermat dalam memilih waktu pengambilan data, agar para subyek berada dalam kondisi yang siap untuk mengisi/menjawab angket penelitian dan disarankan juga untuk melakukan raport sehingga tidak mengalami kesulitan ketika meminta subyek mengisi angket karena sudah saling mengenal. Selain itu menggunakan kalimat-kalimat yang lebih singkat dan jelas sehingga para subyek lebih mudah memahami pernyataan dalam angket. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan faktor-

20 faktor yang belum atau tidak terungkap dalam penelitian ini yang sekiranya dapat mempengaruhi berpikir positif. Apabila peneliti selanjutnya yang akan menggunakan tema yang sama dan menggunakan metode penelitian kuantitatif, disarankan untuk menggunakan pernyataan yang tidak terlalu panjang dalam penyusunan aitem dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, selain itu peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan alat ukur yang akan digunakan.

21 DAFTAR PUSTAKA Ahyadi. A.A Psikologi Agama: Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung: Sinar Baru Aglesindo. Albrecht, K Daya Pikir: Metode Peningkatan Potensi Berpikir. Semarang: Dahara Prize. Alwisol Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Ancok, D. & Suroso, F.N Psikologi Islami: Solusi Islam atas Problem- Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Darajat, Z Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Diana, R Hubungan antara Religiusitas dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah Umum. Jurnal Psikologika. Tahun IV, No.6, hal Goodhart, D Some Psychological Effect to Positive and Negative Thinking About Stessfull Event Outcomes: Was Pollyana Right?. Journal of Personality and Social Psychology. 48, The Effect of Positive and Negative Thinking on Performance in an Achievement Situation. Journal of Personality and Social Psychology. 51, Khalida, L Krisis Percaya Diri Remaja Putri. Artikel. 08/03/08. Peale, N. V Kiat Mempertahankan Prinsip Hidup dan Berpikir Positif. Yogyakarta: Media Abadi Berpikir Positif Untuk Remaja. Yogyakarta: Baca.

22 Wawuru, F. E Perkembangan kepribadian dan religiusitas remaja. Jurnal ilmiah psikologi. ARKHE th.8/no.1/2003. Wijanarko, M Hubungan Sikap Religiusitas Dengan Rasa Bersalah Pada Remaja Akhir Yang Beragama Islam. Jurnal Psikologika. Nomor 3, Tahun II, hal

BAB IV ANALISA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisa Data Dan Uji Hipotesa Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara religiusitas dan well-being pada komunitas salafi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 30 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara religiusitas dengan sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya untuk mengetahui hubungan antar dua variabel penelitian. Penelitian kuantitatif lebih

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu: penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Rancangan penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif, maksud dari metode penelitian ini adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Asumsi dari penelitian kuantitatif ialah fakta-fakta dari objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Asumsi dari penelitian kuantitatif ialah fakta-fakta dari objek penelitian 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini lebih menekankan pada data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara religiusitas dengan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. perananya dalam menentukan variabel secara teliti. Selain itu ia juga

BAB III METODELOGI PENELITIAN. perananya dalam menentukan variabel secara teliti. Selain itu ia juga 38 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Menurut Arikunto (2002 : 75) jenis pendekatan penelitian ditentukan oleh variabel penelitian. Namun jelas pendekatan juga tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah kerja sehingga dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Persis (Pajagalan), Mesjid Salman (Ganesha, ITB), Mesjid LDII (Riung

BAB III METODE PENELITIAN. Persis (Pajagalan), Mesjid Salman (Ganesha, ITB), Mesjid LDII (Riung 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di beberapa mesjid yang tersebar di Kota Bandung, diantaranya Mesjid Daarutauhid (Geger Kalong),

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Berpikir Positif. kesimpulan secara induktif, serta membuat kesimpulan secara deduktif. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Berpikir Positif. kesimpulan secara induktif, serta membuat kesimpulan secara deduktif. Dengan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berpikir Positif 1. Pengertian berpikir positif Menurut Najati (2005 ), kemampuan berpikir yang dimiliki oleh manusia akan membantunya dalam mengkaji dan meneliti berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik

Lebih terperinci

HUBUNGAN RITUAL IBADAH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 MALANG

HUBUNGAN RITUAL IBADAH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 MALANG HUBUNGAN RITUAL IBADAH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 MALANG ABSTRAK Rahayu, Rafika Isti. 2015. Hubungan Ritual Ibadah dengan Kenakalan Remaja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa Perencanaan yang dilakukan guru Pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kesadaran

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan product moment dari Pearson, maka dilakukan uji asumsi normalitas dan linearitas. 1. Uji Asumsi Uji

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim 69 BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim Dengan berdirinya komplek Perumahan Villa Citra Bandar Lampung, terbentuklah PKK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA SANTRI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya (Suharsimi, 2002:10). Creswel dalam Asmadi Alsa menjelaskan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya (Suharsimi, 2002:10). Creswel dalam Asmadi Alsa menjelaskan bahwa BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol dari beberapa tahapan yang logis. Sedangkan rancangan penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian pada pendekatan ini adalah kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak mengunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metoda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian. Penyusunan desain penelitian merupakan tahap perencanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian. Penyusunan desain penelitian merupakan tahap perencanaan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Alsa (2011 : 18) desain atau rancangan penelitian dipakai untuk menunjuk pada rencana peneliti tentang bagaimana ia akan melaksanakan penelitian.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan

Lebih terperinci

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS SKRIPSI DIAN SAVITRI 99.40.3019 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2005 PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN OTENTIK (AUTHENTIC HAPPINESS) PADA MAHASISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN OTENTIK (AUTHENTIC HAPPINESS) PADA MAHASISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN OTENTIK (AUTHENTIC HAPPINESS) PADA MAHASISWA Oleh: DAFIT MUHAMMAD MUSLIM FUAD NASHORI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sosial Pucang Gading Semarang dengan kriteria sebagai berikut: 1).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sosial Pucang Gading Semarang dengan kriteria sebagai berikut: 1). BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Lansia penerima manfaat Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang dengan kriteria sebagai berikut: 1). Beragama

Lebih terperinci

SW Indrawati, Sri Maslihah, Anastasia Wulandari.

SW Indrawati, Sri Maslihah, Anastasia Wulandari. STUDI TENTANG RELIGIUSITAS, DERAJAT STRES DAN STRATEGI PENANGGULANGAN STRES (COPING STRES) PADA PASANGAN HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA ABSTRAK SW Indrawati, Sri Maslihah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif korelasional. Penelitian dengan pendekatan kuatitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (supernatural) (Jalaluddin, 2002). Manusia di mana pun berada dan bagaimana pun

BAB I PENDAHULUAN. (supernatural) (Jalaluddin, 2002). Manusia di mana pun berada dan bagaimana pun BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia telah dianugerahkan potensi beragama. Potensi ini berupa kecenderungan untuk tunduk dan mengabdi kepada sesuatu yang adikodrati (supernatural)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi),

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi), BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Padapenelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini memberikan gambaran tentang pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh anak. Sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (006) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang Berawal dari pemikiran dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan di Kedungkandang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka dan analisisnya menekankan pada data numerikal

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi 33 BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sedayu. Sekolah ini terletak di Argomulyo Sedayu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bawah naungan Departemen Agama, dan secara akademik berada di bawah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bawah naungan Departemen Agama, dan secara akademik berada di bawah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian 1. Profil Lembaga Fakultas psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang merupakan lembaga pendidikan yang secara umum berada di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka, kemudian dianalisa. Karena angka-angka tersebut sesudah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU Oleh: AMELIA DESTARI SONNY ANDRIANTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam suatu penelitian ilmiah, rancangan penelitian digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan pendekatan dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendektan kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bimbingan konseling agama

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bimbingan konseling agama BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Penelitian Dalam metode penelitian penulis menjelaskan bahwa variabel penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bimbingan konseling agama Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU PAUD DI DAERAH RAWAN BENCANA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan oleh: Nurul Fikri Hayuningtyas Nawati F100110101

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Karena angka tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya. Setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial kita selalu berhubungan dengan orang lain Widyastuti (2014). Makhluk sosial saling membutuhkan satu dengan

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum partisipan, ada tidaknya hubungan antara sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket 1) Validitas Pengujian validitas penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menunjukkan sejauh mana alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Fatwa Tentama Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstract : The purpose

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Dalam mengidentifikasi problem penelitian, penelitian kuantitatif perlu menguraikan tentang kecenderungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2012: 7) mengatakan bahwa: dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. 11

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2012: 7) mengatakan bahwa: dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. 11 24 BAB III A. Jenis Penelitian METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN 14 Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman..... 98 Tabel 14 : Pengaruh intensitas santri dalam kegiatan pendidikan pesantren dengan religiusitas santri... 101 BAB I PENDAHULUAN Bab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent Variabel),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif maka teknik ini disebut teknik deskriptif. Tabel 1 Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif maka teknik ini disebut teknik deskriptif. Tabel 1 Rancangan Penelitian 38 BAB III A. Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Yang menggunakan angka-angka sesudah sampai pada prosentase kemudian ditafsirkan dengan kalimat-kalimat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian lapangan. Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kuantitaif.

Lebih terperinci

Hubungan Antara Perilaku Masturbasi dan Perasaan Bersalah pada Wanita Dewasa Awal

Hubungan Antara Perilaku Masturbasi dan Perasaan Bersalah pada Wanita Dewasa Awal Hubungan Antara Perilaku Masturbasi dan Perasaan Bersalah pada Wanita Dewasa Awal Dyah Sekar Ayu 17511957 4PA09 Pembimbing: Dr. Wahyu Rahadjo, S.Psi, M.Si Bab I Latar Belakang Wanita Dewasa Awal Banyaknya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRESEPSI TERHADAP RELIGIUSITAS ORANG TUA DENGAN RELIGIUSITAS REMAJA. Oleh : ESA KRISNHA AYU APRIANI

HUBUNGAN PRESEPSI TERHADAP RELIGIUSITAS ORANG TUA DENGAN RELIGIUSITAS REMAJA. Oleh : ESA KRISNHA AYU APRIANI HUBUNGAN PRESEPSI TERHADAP RELIGIUSITAS ORANG TUA DENGAN RELIGIUSITAS REMAJA Oleh : ESA KRISNHA AYU APRIANI 03 320 035 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin meningkat, semakin meningkat pula problematika hidup yang dihadapi manusia. Menurut Tarsono dalam Bukhori (2007:2)

Lebih terperinci