PENINGKATAN KETERAMPILAN HITUNG DASAR SISWA MELALUI LATIHAN MENCONGAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KETERAMPILAN HITUNG DASAR SISWA MELALUI LATIHAN MENCONGAK"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN HITUNG DASAR SISWA MELALUI LATIHAN MENCONGAK Hamzar, Sugiatno, Dede Suratman Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA FKIP Untan Abstrak: Penelitian ini berjudul Peningkatan Keterampilan Hitung Dasar Siswa Melalui Latihan Mencongak di Kelas VII SMP Negeri 7 Tebas. Tujuan penelitian adalah mengetahui peningkatan keterampilan hitung dasar siswa di Kelas VII SMP Negeri 7 Tebas melalui latihan mencongak. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan hitung dasar siswa melalui latihan mencongak. Peningkatan yang terjadi pada akhir siklus I yakni peningkatan jumlah siswa yang memenuhi aspek kecepatan dan ketepatan sebanyak 30 siwa atau sebesar 88,2%. Pada siklus II terdapat peningkatan sebanyak sebanyak 25 siswa atau 73,3% dari jumlah siswa. Kesimpulan dari penelitian tindakan ini adalah latihan mencongak dapat meningkatkan keterampilan hitung dasar siswa kelas VII SMP Negeri 7 Tebas. Saran penelitian ini adalah hendaknya latihan mencongak dilaksanakan secara berkala guna meningkatkan keterampilan hitung dasar siswa. Kata kunci : keterampilan hitung dasar, mencongak. Abstract: This Research entitle "Uplifting Of Skill Calculate Base Student Through Practice Mencongak in Class VII SMP Negeri 7 Tebas". Target of the research is to know uplifting of skill calculate student base in Class VII SMP Negeri 7 Tebas to mencongak practice. Used by method is research action with data collecting technique in the form of tes and observation. Result of research show the existence of uplifting of skill calculate student base through mencongak practice. Improvement that happened by the end of firts that s cycle the improving of the amount of student fulfilling speed aspect and accuracy counted 30 student or equal to 88,2%. At 2nd cycle there are improving of counted 25 student or 73,3%. Conclusion from research of this classroom action research is mencongak practice can uplift skill to calculate class VII SMP Negeri 7 Tebas. this Suggestion Research is mencongak practice executed periodically utilize to uplift skill to calculate student base. Keyword : skill calculate base, mencongak 1

2 T idak dapat disangkal bahwa keterampilan operasi hitung dasar (tambah, kurang, kali, dan bagi) merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa untuk mempelajari matematika di sekolah. Keterampilan ini akan memudahkan siswa mempelajari materi lanjutan pada pelajaran matematika yang hampir keseluruhan materinya berkenaan dengan operasi hitung dasar. Keterampilan operasi hitung dasar ini semestinya sudah dikuasai siswa sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, namun demikian pengalaman penulis sebagai pengajar menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kurang memiliki keterampilan tersebut. Pengalaman mengajar matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Tebas selama 7 tahun menunjukkan bahwa setiap kali mengajarkan pokok bahasan matematika mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kurang kompetennya siswa melakukan oparasi hitung dasar. Ketidakmampuan siswa dalam menguasai perkalian dasar ini tentu sangat memberatkan siswa sekaligus guru untuk memberikan materi tingat lanjut yang kesemuanya menggunakan perkalian lebih dari satu digit (puluhan, ratusan, ribuan). Fenomena ini yang juga terjadi pada sebagian siswa di kelas VII SMP Negeri 7 Tebas, Kabupaten Sambas. Perhitungan dasar yang mencakup penambahan dan pengurangan, semua siswa dikatakan mampu, namun untuk keterampilan perkalian dan pembagian masih banyak siswa yang kesulitan karena tidak hapal perkalian dasar (perkalian 1-10). Berdasarkan hasil pretest, hanya 10 orang (29,4%) dari 34 siswa yang benar-benar hapal dan menguasai perkalian dasar, selebihnya masih melakukan perhitungan manual dengan menggunakan jari tangan atau menghitung di kertas. Penyelesaian permasalahan ini tidaklah semudah saat siswa belajar di tingkat SD. Selain karena materi ini sudah tidak lagi dipelajari di tingkat SMP, minat dan kemampuan siswa untuk menghapal perkalian juga sangat rendah. Selain itu, kebiasaan siswa menggunakan kalkulator saat melakukan perhitungan dalam jumlah besar semakin membuat mereka malas untuk berfikir dan berusaha. Mengingat begitu penting dan mendesaknya permasalahan ini untuk diselesaikan, maka penulis akan mencoba melakukan tindakan agar siswa kelas VII SMP Negeri 7 Tebas mampu menghapal dan menguasai perkalian dasar. Metode yang akan diterapkan dalam tindakan ini adalah mencongak, yakni melakukan hapalan dan perhitungan di luar kepala tanpa harus menulis di kertas. Metode ini merupakan bagian dari metode pembelajaran GASING (Gampang, Asik dan Menyenangkan) yang dikembangkan oleh seorang pakar matematik, Prof. Yohanes Surya, Phd. Metode ini telah diterapkan di Papua dengan hasil yang memuaskan.melalui metode mencongak, siswa diajarkan mampu menyelesaikan perhitungan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, peneliti ingin menerapkan metode ini di SMP Negeri 7 Tebas agar siswa dapat menguasai perkalian dasar yang selama ini menjadi kendala bagi siswa. Adapun judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Peningkatan Keterampilan Hitung Dasar Siswa Melalui Latihan Mencongak di Kelas VII SMP Negeri 7 Tebas. Indikasi keberhasilan penelitian ditunjukkan dengan tercapainya jumlah siswa yang mampu melakukan operasional perkalian dasar sebanyak 65% dari jumlah siswa dan nilai rata-rata saat tes akhir sebesar 65. 2

3 Konteks penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan hitung dasar siswa melaui latihan mencongak yang intensif dan berkesinambungan. Berdasarkan hasil kajian pustaka, bahwa terdapat beberapa manfaat dari latihan mencongak, yakni: berkat keterampilan siswa melakukan perhitungan, maka daya pikir siswa akan bertambah baik. Selain daya pikir, mencongak juga dapat mempertajam daya ingat siswa (Maesaroh, 2011: 8). Kecepatan dan ketelitian yang diperoleh melalui mencongak akan sangat bermanfaat bagi keterampilan siswa di kelas menyelesaikan soal Matematika. Selain itu, kemampuan mencongak dapat mengefisienkan waktu dalam melakukan operasional bilangan tanpa menggunakan alat bantu, sehingga siswa memiliki kecakapan menghitung bilangan matematika yang dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana latihan mencongak dapat meningkatkan keterampilan hitung dasar pada siswa kelas VII SMP Negeri 7 Tebas. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan, yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Setiap pertemuan memiliki tahapan skenario sebagai berikut: Tahapan latihan mencongak dibuat sebagai acuan untuk membiasakan siswa menghitung perkalian secara cepat. Latihan ini dilakukan di sela-sela jam pelajaran, saat akan pulang sekolah serta waktu khusus yang disediakan untuk belajar tambahan perkalian dengan mencongak. Menghapal perkalian satu digit. Untuk menghapal perkalian satu digit dilakukan dengan tahap sebagai berikut: Tahap 1. a. Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan tentang perkalian kepada siswa sesuai benda yang mereka temui sehari-hari. Misalnya pertanyaan dengan jumlah roda sebuah mobil ada berapa? Kalau mobilnya 2 buah, maka rodanya berapa? Kalau mobilnya 3 buah rodanya berapa? dan seterusnya. b. Guru mengeluarkan alat peraga berupa poster perkalian dasar 1 hingga 10 dan menempelkannya di depan kelas. c. Siswa diminta menyalin perkalian di poster tersebut di selembar karton besar berwarna. Selain menyalin perkalian, karton tersebut dapat dihiasi dengan gambar atau simbol yang menarik. Pada langkah ini siswa hanya diminta menyalin, karena saat menyalin, otomatis perkalian tersebut akan terekam dalam ingatan siswa. d. Karton yang telah ditulis perkalian tersebut kemudian harus ditempelkan di rumah masing-masing siswa. Siswa diberi kesempatan menghapal perkalian 5 hingga 10 di rumah masing-masing selama 1 minggu. Tahap 2. Guru memberikan apersepsi dengan pertanyaan berbeda dari tahap 1. Guru memberikan pertanyaan secara acak perkalian 5 hingga 10 untuk melihat kesiapan dan sejauh mana hapalan siswa. 3

4 Guru membuat kelompok bermain yang terdiri dari 2 siswa. Satu siwa memegang kartu berisi pertanyaan dan lainnya memegang kartu berisi jawaban. Permainan kartu dilaksanakan oleh masing-masing kelompok yang dilakukan secara bergantian oleh siswa. Setelah 2 siswa dalam 1 kelompok mendapat giliran, guru kemudian ikut serta sebagai juri sekaligus pemberi pertanyaan. Caranya, guru hanya menunjukkan kartu berisi pertanyaan dan perwakilan kelompok beradu cepat mengumpulkan kartu jawaban. Kelompok yang mengumpulkan kartu jawaban yang salah atau paling akhir diberi sangsi yang menghibur, misalnya bernyanyi atau berjoget di depan kelas. Tahap 3. Tahap ini dilaksanakan setiap pulang melaksanakan pelajaran tambahan. Sebelum pulang, siswa diminta berbaris dan guru serta kolaborator menghadang di depan pintu. Setiap siswa yang akan lewat, diberi pertanyaan singkat tentang perkalian. Siswa yang bisa menjawab dapat langsung pulang sedangkan siswa yang tidak bisa menjawab, diminta menunggu dan diberi giliran terakhir. Bagi siswa yang tidak dapat menjawab, diberikan motivasi untuk menghapal perkalian di rumah. Tahap ini dilaksanakan secara berkelanjutan untuk membiasakan siswa. Tahap 4. Guru menulis 2 pertanyaan di papan tulis sementara siswa menunggu di luar. Siswa kemudian dipanggil menurut absensinya dan kemudian diminta mengerjakan soal di papan tulis tersebut tanpa melakukan perhitunga manual. Guru dan kolaborator mencatat waktu yang dibutuhkan siswa menyelesaikan pertanyaan tersebut. setelah menjawab pertanyaan, siswa diperkenankan duduk di dalam kelas dan melihat pekerjaan teman pada giliran selanjutnya. Setelah semua siswa mendapat giliran, guru mengumumkan siswa yang memiliki catatan waktu tercepat dengan jawaban yang tepat. Siswa tersebut kemudian diberi hadiah yang bermanfaat, misalnya buku atau peralatan sekolah lain. Menghapal perkalian 2 digit. Untuk menghapal perkalian dua digit dilakukan dengan tahap sebagai berikut: Tahap 1. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan yang berhubungan dengan perkalian 2 digit. Guru mengajarkan cara menghitung mudah perkalian 2 digit dengan 1 digit. Misalnya 3 x 13 = (3x10) + (3x3) = = 39 Bentuk pertanyaan kemudian diubah sesuai kondisi siswa. Tahap 2. Guru membentuk kelompok permainan kartu dengan pola yang sama dengan permainan pada perkalian satu digit. Hanya saja, kartu tersebut berisi pertanyaan 2 digit dengan 1 pengali. 4

5 Tahap 3. Guru mengajarkan cara menghitung perkalian dua digit dengan dua pengali. Cara perhitungan menggunakan cara bersusun. Contoh: x 14 = 24 atau 14 x = (24 x 10) + (24x4) = = 336 Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa, kemudian mengadakan kompetisi cepat tepat dengan memberikan pertanyaan 2 digit dengan dua pengali. Pada sesi pertama siswa masih diperbolehkan menghitung dengan cara mencoret di kertas. Namun pada sesi berikutnya siswa diminta melakukan perhitungan secara abstrak (mencongak). Tahap 4. Guru memberikan tes individu seperti pada tahap 4 menghitung perkalian 1 digit. Adapun sumber dataa dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 7 Tebas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan tes dengan teknik pengolahan data menggunakan rumus persentase untuk menghitung nilai persentase keterampilan menghitung siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Akumulasi nilai waktu yang digunakan untuk menyelesaikan perkalian bilangan 5 hingga 9 pada siklus 1 adalah sebagai berikut: 1. > 13 detik (sangat lambat) = 0 siswa / 0 % detik (lambat) = 4 siswa / 11,8 % detik (cukup cepat) = 3 siswa / 8,8 % detik (cepat) = 6 siswa / 17,6 % detik (sangat cepat) = 21 siswa / 61,8 % Diagram 1. Persentase Kecepatan Hitung Dasar Bilangan 5 sampai 9 61,,8% 11,8% 8,8% 17,6% Lambat Cukup Cepat Cepat Sangat Cepat 5

6 Berdasarkan data tersebut, maka skor persentase yang diperoleh oleh siswa kelas VII adalah Skor Total = = = Nilai yang diperoleh Nilai maksimum (5 21) + (4 6) + (3 3) + (2 4) ,9% Akumulasi nilai waktu perkalian bilangan satu digit dengan satu digit dan dua digit dengan dua digit pada siklus 2 adalah sebagai berikut: 1. > 120 detik (sangat lambat) = 4 siswa / 11,8 % detik (lambat) = 5 siswa / 14,7 % detik (cukup cepat) = 7 siswa / 20,6 % detik (cepat) = 8 siswa / 23,5 % detik (sangat cepat) = 10 siswa / 29,4 % Diagram 2. Persentase Kecepatan Hitung Dasar Bilangan Dua Digit 11,8% 29,4% 23,5% 14,7% 20,6% Sangat lambat lambat cukup cepat cepat sangat cepat 6

7 Berdasarkan data tersebut, maka skor persentase yang diperoleh oleh siswa kelas VII adalah: Nilai yang diperoleh Skor Total = Nilai maksimum 100 Pembahasan = (5 10) + (4 8) + (3 7) + (2 5) +(1 4) = 64,1 Pada pertemuan pertama siklus pertama, peneliti menerapkan metode menghapal perkalian dasar dengan menggunakan media perantara berupa poster perkalian 1 hingga 10 dan meminta siswa membuat poster serupa dengan menggunakan media karton. Poster yang dibuat oleh siswa diharuskan untuk ditempel di rumah masing-masing pada tempat yang mudah terlihat dengan harapan bahwa siswa dapat dengan mudah menghapal perkalian tersebut. Siswa diberikan waktu seminggu untuk menghapal perkalian dasar tersebut dan akan diuji pada pertemuan selanjutnya. Selain menggunakan poster, pada setiap kesempatan dalam proses belajar, peneliti juga menyempatkan untuk bertanya tentang kemajuan hapalan siswa dengan cara memberi soal perkalian dasar. Pertanyaan di sela materi pelajaran ini dirasa penting agar siswa merasa selalu di awasi sehingga mereka akan lebih terpacu untuk menghapal. Setelah siswa diminta menghapal perkalian di rumah, maka selanjutnya pada pertemuan kedua, peneliti menggunakan metode permainan untuk mengevaluasi dan memantapkan hapalan siswa. Metode permainan digunakan dengan tujuan agar siswa dapat mempelajari dan mengasah kemampuan hapalannya tanpa ada tekanan dengan cara yang menyenangkan. Adapun metode permainan yang digunakan adalah model permaian kartu perkalian yang terbagi menjadi kartu soal dan kartu jawaban. Pada model ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang dipilih secara acak. Peneliti bertindak sebagai moderator sekaligus juri yang menunjukkan kartu soal dan menilai jawaban siswa. Kelompok siswa bertugas mencari kartu jawaban yang tepat. Waktu yang digunakan setiap kelompok dalam menyelesaikan soal kemudian dicatat oleh kolaborator di papan tulis untuk mempermudah peneliti melihat kelompok yang memiliki catatan waktu tercepat untuk kemudian dinyatakan sebagai pemenang dan diberi pengharagaan berupa hadiah. Penggunaan model permainan ternyata memberikan manfaat yang besar bagi siswa dalam perkalian. Manfaat tersebut antara lain; secara tidak langsung siswa dituntut untuk memiliki daya ingat yang kuat untuk dapat menjawab soal dengan tepat, siswa langsung mempraktikan metode mencongak karena dalam menjawab soal siswa tidak diperkenankan menggunakan alat bantu dan waktu untuk menjawab sangat terbatas, serta manfaat terakhir adalah siswa menjadi lebih 7

8 bersemangat dalam belajar karena merasa berkompetisi dengan kelompok yang lain. Hasil yang diperoleh setiap kelompok kemudian dijadikan bahan evaluasi pertemuan pertama bersama kolaborator dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan perkalian dasar siswa sudah menunjukkan peningkatan sehingga peneliti memutuskan untuk memberikan tes individu kepada siswa. Tes individu yang dilakukan hanya mencakup perkalian bilangan 5 hingga 9 dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa satu persatu secara bergantian. Waktu yang digunakan siswa menjawab soal dihitung oleh kolaborator menggunakan stopwatch, dan dicatat pada lembar observasi seperti yang telah ditampilkan pada bagian sebelumnya. Hasil tes individu pada siklus pertama perkalian dasar 5 hingga 9 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan yakni sebanyak 30 siwa atau sebesar 88,2% dari total keseluruhan siswa kelas VII memenuhi ketegori hapal cepat untuk perkalian bilangan 5 hingga 9 dengan skor total 85,9 sedangkan 4 siswa masih belum mampu menghapal perkalian dengan cepat dan tepat. Meskipun sebagian besar siswa telah mampu menghapal perkalian dasar dan melakukan perhitungan dengan cara mencongak, ternyata masih ada beberapa siswa yang menghitung perkalian menggunakan jari tangan. Siswa yang masih menghitung dengan jari tangan ini disebabkan oleh kemampuan daya hapal mereka yang rendah serta kurangnya latihan menghapal dan menghitung dirumah. Bahkan ada siswa yang sama sekali tidak hapal perkalian dasar karena tidak dibekali dengan pengetahuan tersebut sejak dari sekolah dasar. Oleh karena itu, peneliti tetap memberikan penguatan kepada siswa untuk terus meningkatkan kemampuan hapalan mereka di setiap kesempatan sedangkan bagi siswa yang sama sekali tidak hapal perkalian dasar, peneliti memberikan perhatian dan bimbingan yang lebih banyak dari siswa lain. Data nilai tes siswa pada akhir siklus pertama dijadikan bahan evaluasi dan diskusi bersama para kolaborator dalam kegiatan refleksi. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, maka disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menghapal dan melakukan perhitungan dengan cara mencongak telah memenuhi kriteria sebesar 65% sehingga peneliti memutuskan untuk melanjutkan tindakan pada siklus kedua dengan perkalian bilangan dua digit. Pelaksanaan siklus kedua operasional perkalian dua digit pada pertemuan pertama difokuskan pada perkalian dua digit dengan satu digit. Operasional dua digit dengan satu digit ini dimulai dengan latihan mengalikan bilangan dengan cara menurun yang dikombinasikan dengan cara mencongak. Kombinasi yang dilakukan yakni pada saat siswa mengerjakan perkalian, mereka dapat menggunakan cara menurun, namun tidak boleh menggunakan alat bantu hitung atau menggunakan jari tangan. Siswa hanya menghitung di dalam pikirannya dan kemudian menuliskan hasil perkalian di papan tulis. Latihan ini dilakukan dengan cara yang menyenangkan agar siswa tetap bersemangat. Setelah siswa mampu melaksanakan perkalian dua digit dengan satu digit, maka peneliti melanjutkan pada operasional perkalian dua digit dengan dua digit pada pertemuan kedua dengan cara perhitungan yang sama dengan sebelumnya yakni dengan mengkombinasikan metode mencongak dengan perkalian bentuk menurun. Selain itu, guru memberikan beberapa cara singkat untuk menghitung operasional 8

9 bilangan dua digit dengan dua digit yang sama (dikuadratkan) misalnya bilangan 15 15, 25 25, Pada operasional bilangan ini, siswa diajarkan untuk mengalikan angka 5 dengan 5 terlebih dahulu yang hasilnya ditulis semua kemudian angka puluhan pertama ditambah 1 lalu dikalikan dengan puluan kedua. Secara singkat operasional dapat dijabarkan sebagai berikut: Tahap pertama 5 5=25 yang ditulis dibelakang secara lengkap Tahap kedua menambahkan puluhan pertama dengan angka 1 yakni 2+1=3 yang kemudian dikalikan dengan puluhan kedua yakni 3 2=6, sehinga hasil dari adalah 625. Pelatihan operasional perkalian dua digit pada siklus kedua ini relatif lebih mudah daripada siklus pertama karena sebagian besar siswa sudah mempunyai kemampuan hapalan perkalian dasar 1 hingga 9. Pada akhir pertemuan kedua siklus kedua, peneliti melakukan diskusi dengan para kolaborator sehingga tercapai kesepakatan bahwa pada pertemuan selanjutnya peneliti akan melakukan tes perkalian operasional dua digit untuk mengevaluasi kemampuan siswa. Metode dalam mengevaluasi tindakan pada siklus kedua masih sama dengan siklus sebelumnya yakni tes individu, hanya saja rentang waktu pengerjaan dibuat lebih lama karena bilangan operasional adalah dua digit. Langkah pertama dalam tes ini adalah meminta semua siswa kelas VII untuk menunggu giliran di luar kelas dengan tujuan menjaga kerahasiaan soal tes dan memberikan keleluasaan kepada siswa yang menjalani tes. Selanjutnya, dua siswa dipanggil berdasarkan nomor urut absen dan dipersilahkan untuk menjawab soal perkalian dua digit dengan satu pengali dan dua digit dengan dua pengali yang telah tersedia di papan tulis. Saat siswa menjawab, para kolaborator mencatat waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut sedangkan peneliti bertugas mengawasi siswa yang mengerjakan soal agar tidak menggunakan hitung jari atau hitung manual. Setelah dua siswa menyelesaikan tugas masing-masing, maka siswa tersebut diminta tetap berada di dalam kelas agar tidak membocorkan soal tes. Langkah tes ini diulang hingga semua siswa mendapat giliran menjawab soal dengan cara mencongak. Saat siswa dengan nomor urut 4 dan 5 mendapat giliran, ternyata mereka mampu menyelesaikan dua soal tersebut dalam waktu yang sangat singkat. Merasa ada kejanggalan, peneliti kemudian bertanya kepada siswa lain dan ternyata kedua siswa tadi telah mengintip soal melalui jendela kelas. Oleh karena itu, siswa dengan nomor urut 4 dan 5 diberikan tes ulang dengan soal yang berbeda. Guna menghindari kejadian serupa, akhrinya peneliti bersama kolaborator sepakat untuk memberikan soal yang berbeda untuk setiap siswa. Berdasarkan hasil tes pada akhir siklus dua operasional dua digit didapatkan hasil sebanyak 25 siswa atau 73,3% dari total keseluruhan siswa kelas VII yang mendapat ketegori hapal untuk perkalian tingkat lanjut dengan skor total 64,1 sedangkan sisanya masih belum mampu menyelesaikan perkalian tingkat lanjut sesuai waktu yang diharapkan. Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaiakan soal tes yang diberikan disebabkan daya ingat dan tingkat IQ yang berbeda dengan teman-temannya yang lain sehingga mereka sebenarnya bisa menyelesaikan soal namun dengan waktu pengerjaan yang lebih lama. Siswasiswa yang masih belum mampu menghitung cepat dengan mencongak ini tetap 9

10 diberikan penguatan oleh peneliti untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka. Hasil tes siklus kedua yang menyatakan bahwa sebanyak 73,3% dari jumlah siswa kelas VII telah memenuhi kategori hapal, lebih tinggi dari indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan sebelumnya yakni sebesar 65% dari jumlah siswa. Adapun untuk nilai tes, 100% siswa dinyatakan dapat menjawab dengan benar. Oleh karena itu, peneliti bersama kolaborator menyimpulkan bahwa penelitian telah berhasil sehingga tidak perlu untuk dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hasil pelatihan mencongak pada siswa memberikan beberapa dampak positif terhadap kemampuan menghitung siswa yakni: 1. Siswa dapat menghitung operasional perkalian secara spontan tanpa menggunakan alat bantu; 2. Proses pembelajaran menjadi lebih lancar karena siswa tidak merasa kesulitan melakukan operasional perkalian; 3. Hasil pembelajaran matematika mengalami penigkatan. Metode mencongak dengan konsep pembelajaran GASING juga memberikan dampak positif terhadap proses internalisasi dalam pembelajaran matematika yang meliputi tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Pada tahap enaktif, guru menggunakan jumlah ban mobil sebagai contoh nyata sehingga siswa menjadi lebih mudah memahami karena ban mobil merupakan benda kongkrit yang dapat mereka temui sehari-hari. Penggunaan contoh berdasarkan benda kongkrit atau situasi sehari-hari dalam pembelajaran akan membuat siswa merasa setiap materi yang diajarkan memiliki makna bagi kehidupan mereka. Kebermaknaan materi ajar akan membuat siswa menjadi lebih semangat dan aktif dalam menggali ilmu pengetahuan. Pada tahap ikonik, guru menunjukkan gambar (ikon) dari ban mobil sebagai contoh perkalian dasar. Melalui gambar, siswa akan langsung dihadapkan pada realita bahwa pada umumnya sebuah mobil memiliki 4 buah ban sehingga jika jumlah mobil ditambah maka jumlah ban akan bertambah 4 buah. Situasi pembelajaran seperti ini akan sangat memudahkan siswa memahami konteks materi yang disampaikan karena siswa tidak harus berusah payah membayangkan contoh atau materi yang dijelaskan oleh guru. Setelah tahap enaktif dan ikonik, latihan mencongak ini juga memberikan dampak positif terhadap tahapan internalisasi pembelajaran yakni tahap simbolik. Pada tahap ini, siswa yang sudah melihat langsung bahwa pada umumnya mobil memiliki 4 buah ban, akan diarahkan untuk menginterpretasikan konteks contoh tersebut ke dalam bentuk angka dan simbol. Saat guru menjelaskan bahwa sebuah mobil memiliki 4 buah ban, maka siswa akan mampu menginterpretasikan contoh tersebut dalam pola bilangan yakni 1 4=4. Saat guru menjelaskan bahwa jika ada 2 mobil maka jumlah ban mobil tersebut sebanyak 8 buah, maka siswa akan mampu menuangkan dalam pola bilangan yakni 2 4=8, dan seterusnya hingga operasional bilangan 4 selesai. Pada tahapan simbolik, siswa benar-benar mampu menginternalisasikan materi yang disampaikan ke dalam pikiran mereka dan menuangkannya kembali dalam bentuk angka sehingga dapat dengan mudah dioperasionalisasikan. Metode GASING dan latihan mencongak secara bertahap 10

11 dan berkelanjutan dapat mempermudah proses internalisasi materi ajar ke dalam pola pikir yang kemudian tertuang dalam bentuk perilaku siswa dalam proses belajar. Penelitian tindakan tentang peningkatan keterampilan hitung dasar yang difokuskan pada operasional perkalian dengan cara mencongak ini memang telah berhasil, namun demikian berdasarkan hasil refleksi dengan para kolaborator disimpulkan masih ada beberapa kendala umum dalam pelaksanaan tindakan ini. Kendala yang terjadi dapat dinyatakan sebagai kendala kecil yang tidak terlalu mempengaruhi tindakan, antara lain: 1. Waktu pelaksanaan tindakan di luar jam sekolah, pada awalnya cukup memberatkan siswa karena masih belum terbiasa 2. Alokasi waktu yang direncanakan selama 2 40 menit, ternyata harus diperpanjang menjadi 2 60 menit untuk menyesuaikan dengan kemampuan siswa 3. Masih ada beberapa siswa yang melakukan perhitungan dengan jari karena belum terbiasa mencongak. Selain kendala yang bersifat teknis, ada pula kendala non teknis yang dihadapi oleh peneliti, yakni kurang kondusifnya lingkungan belajar siswa dalam mendorong siswa untuk menghapal dan melatih opersional perkalian dengna cara mencongak. Siswa harus benar-benar diawasi, dibimbing dan diberikan tes secara berkala agar mereka tetap berminat untuk menghapal perkalian dan latihan mencongak. Kendala-kendala di atas, menjadi bahan perbaikan pada pertemuanpertemuan selanjutnya agar tindakan yang dilakukan dapat memberikan manfaat kepada peningkatan kemampuan menghitung siswa. Selain itu, meskipun penelitian tindakan dianggap telah selesai namun peneliti akan tetap membimbing siswa untuk terus melatih daya pikir mereka dalam melakukan perhitungan operasional dengan cara mencongak pada setiap kesempatan pembelajaran matematika di kelas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian pada bagian pembahasan, maka kesimpulan hasil pelaksanaan penelitian tindakan ini adalah bahwa latihan mencongak dapat meningkatkan keterampilan hitung dasar siswa yakni dengan latihan secara bertahap dan berkesinambungan dengan menggunakan metode pembelajaran yang gampang, asik dan menyenangkan serta menggunakan contoh kongkrit dan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hasil latihan mencongak yakni sebanyak 30 siwa atau sebesar 88,2% dari total keseluruhan siswa kelas telah memenuhi indikator penelitian pada operasional hitungan bilangan dasar dan sebanyak 25 siswa atau 73,3% dari total keseluruhan siswa telah memenuhi indikator penelitian pada operasional perkalian tingkat lanjut. Saran Berdasarkan hasil penelitan, maka peneliti dapat memberikan saran kepada pendidik lain yang ingin menggunakan metode latihan mencongak dalam meningkatkan keterampilan hitung dasar siswa. Saran tersebut antara lain; (1) Hendaknya guru mengidentifikasi terlebih dahulu kemampuan masing-masing 11

12 siswa agar dapat memberikan perlakuan yang tepat, (2) Hendaknya latihan mencongak dilaksanakan secara berkala hingga keterampilan menghitung dan hasil belajar siswa meningkat, (3) Hendaknya dipilih waktu yang tepat agar latihan mencongak dapat benar-benar efektif bagi guru dan siswa. DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan Nasional Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Keterampilan Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Depdiknas. Dimyati, Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, Depdikbud Hidayat Teori Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA UNNES Isbah Khoiri Metode Mencongak, Jadul tapi Efisien. isbahkhoiri.blogspot.com/diakses pada 2/02/2013 Itroh Maesaroh Metode Mecongak. auroralubna.files.wordpress. com/diakses pada 2/02/2013 Saminanto Ayo Praktik PTK. Semarang: Rasail Media Group. Sudarman Danim, Khairil Psikologi Pendidikan (Dalam Perspektif Baru). Bandung: Alfabeta Suhito Strategi Pembelajaran Matematika. Semarang: IKIP Semarang Press. Suyitno Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA UNNES. Wina Wijaya Belajar dan Pembelajaran.( diakses pada 1/2/2013) 12

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIIII B SMP NEGERI 4 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIIII B SMP NEGERI 4 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH: PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIIII B SMP NEGERI 4 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HAPENI NIM. F04611003 PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 GALING

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 GALING PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 GALING Sudianto, M. Rif at, Ahmad Yani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan email: sudianto@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PRISMA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI SMP NEGERI 2 SEJANGKUNG

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PRISMA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI SMP NEGERI 2 SEJANGKUNG MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PRISMA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI SMP NEGERI 2 SEJANGKUNG Zulkibli, Fauziah Machmuni, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) 2 Belajar Matematika SD Kelas 1 6 dalam 6 bulan GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) Alokasi Waktu: Cepat : 13 hari Sedang : 18 hari Lambat : 26 hari 1. Pelajaran 26 Materi : Arti Perkalian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KONGKRIT

MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KONGKRIT MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KONGKRIT Sina, Rif at, Agung Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan email: sina@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MAINIS NIM F 34211555 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. boneka jari di kelas I Sekolah Dasar Negeri 27 Sungai Kakap, maka akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. boneka jari di kelas I Sekolah Dasar Negeri 27 Sungai Kakap, maka akan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan dan hasil Penelitian Siklus I Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang telah dilakukan yaitu Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Eryuni, Sri Utami, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : eryunisingkawang@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS X 1 SMA NEGERI 6 PEKANBARU Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KETERLIBATAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERLIBATAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh TIMOTIUS ARI NIM F34211641 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SD N CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SD N CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT 442 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-5 2016 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SD N CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT EFFORTS TO IMPROVE MATHEMATIC

Lebih terperinci

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03, Kecamatan Kaliwungu,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan, Pelaksanaan, dan Refleksi 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar segi empat (persegi,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP Devi Aryanti, Zubaidah, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : Thevire_yuga@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI METODE COLEGA MEDIASI. Titin Hartini 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI METODE COLEGA MEDIASI. Titin Hartini 18 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI METODE COLEGA MEDIASI Titin Hartini 18 Abstract. A "Colega Mediasi" method is a part of cooperatif learning method which uses

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Print ISSN: 2541-3163 - Online ISSN: 2541-3317 Mariani, S.Pd. 1 Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Article

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian 1. Lokasi / Tempat penelitian Lokasi yang diambil penulis adalah ruangan kelas VI Sekolah Dasar Negeri Depok 01 Kec. Kandeman, Kabupaten Batang, di dalam

Lebih terperinci

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan (classroom action

Lebih terperinci

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister 1 Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi Melalui Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi dengan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA Biologi (Sub Materi Pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Tambakboyo 02 pada tanggal 5-16 Maret

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep nilai tempat pada siswa II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten

Lebih terperinci

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau 1 THE IMPLEMENTATION OF LEARNING METHOD PLANE PROBLEM TO IMPROVE ACTIVITY AND RESULT OF STUDENT LEARNING ON THE SUBJECT SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT IN CLASS XI MIA 2 SMA ISLAM AS-SHOFA PEKANBARU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Menjelaskan arti pecahan dan urutannya BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Kompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya Materi :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Jimbaran yang terletak di jalan Mawar 6 Desa Jimbaran Kecamatan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE DRILL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE DRILL MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE DRILL Awang Roni Effendi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran PKn kelas V di MI Nurul Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas untuk mendeskripsikan tentang upaya guru meningkatkan hasil belajar dan keaktifan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan Kelas IV yang berjumlah 25 orang, yaitu 11 orang perempuan dan 14 orang lakilaki

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 PANARUKAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Dewi Lestari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2012 Oleh I Putu Budhi Sentosa, NIM 1015057117 Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI TEMPAT DALAM OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DEKAK-DEKAK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Hegarsari Kecamatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN Evalina Siahaan, Suryani, Zainuddin Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Karakter subjek dalam Penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SDN Watuagung01, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang semester

Lebih terperinci

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP Aprilianti Putri, Eny Enawaty, Ira Lestari Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email : apriliantipu3@gmail.com

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V.A MELALUI PENERAPAN TEORI BRUNER DI SDN 04 KAMPUNG OLO KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG OLEH MARDION NPM: 1010013411174 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ernidalisma Guru Matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU 1 Rika Novelia, 2 Dewi Rahimah, 3 M. Fachruddin S 1,2,3

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II 124 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II Oleh: Sri

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS III SD Andi Priyanto, Wahyudi 2, Tri Saptuti Susiani 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Siklus I Deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang tahap rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PEMANGKAT

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PEMANGKAT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PEMANGKAT Muryati, Program S-1, Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah peserta didik sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tahap Prasiklus Tahapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah siswa Kelas IV semester Genap MI Baiturrahim Kecamatan Tembalang Kota Semarang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PERKALIAN BILANGAN 1 10 DENGAN MATEMATIKA GASING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN PERKALIAN BILANGAN 1 10 DENGAN MATEMATIKA GASING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR PEMBELAJARAN PERKALIAN BILANGAN 1 10 DENGAN MATEMATIKA GASING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Sulistiawati Pendidikan Matematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas IV Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas IV Sekolah Dasar 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 7 Wonodadi terletak di jalan Pendidikan Wonokarto Kecamatan Gadingrejo

Lebih terperinci

CONTOH SILABUS BERDIVERSIFIKASI DAN PENILAIAN BERBASIS KELAS

CONTOH SILABUS BERDIVERSIFIKASI DAN PENILAIAN BERBASIS KELAS CONTOH SILABUS BERDIVERSIFIKASI DAN BERBASIS KELAS Mata Pelajaran MATEMATIKA LAYANAN KHUSUS SEKOLAH dan MADRASAH IBTIDAIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia.

Lebih terperinci

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM CENTERED LEARNING (PCL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR KELAS VII A SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 14 JEMBER TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 Gamping Sleman Tahun Ajaran 2011/ 2012. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SD N Ngajaran 02.Langkah pertama yang dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BUMIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Endah Purwanti 1, Harun Setyo Budi 2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu Penelitian Tindakan Kelas dikenal dan dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas III A MI Darussalam Pagesangan-Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas III A MI Darussalam Pagesangan-Surabaya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Keterampilan Sosial Dengan Menggunakan Strategi Permainan Jeopardy Mata Pelajaran IPS Materi Jenis- Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV MI Raudlatussibyan Plalangan Gunungpati. Jumlah siswa di kelas ini adalah 24 siswa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang lazim disebut Classroom Action Research. Wardani (2006: 1.3) menjelaskan bahwa PTK dapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN DI SD PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN DI SD Diah Lesthary, Budiman Tampubolon, Asmayani Salimi Program Studi PGSD FKIP Universitas Tanjungpura Email:

Lebih terperinci

Lucia Helen Dewi Ariani * ), Japet Ginting,Yenita Roza ** ) ( )

Lucia Helen Dewi Ariani * ), Japet Ginting,Yenita Roza ** ) ( ) 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DALAM KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X TKJ SMK DWI SEJAHTERA PEKANBARU Lucia Helen Dewi Ariani * ), Japet Ginting,Yenita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui

Lebih terperinci

p-issn : e-issn :

p-issn : e-issn : PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN EKSPONEN DAN LOGARITMA SISWA KELAS X BKJ1 Setya Prihatiningtyas SMK Negeri 5 Jember setyaprihatiningtyas@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS Sanusi GURU SMP Negeri 10 Tambun Selatan Abstract: The researcher tries to solve problem of studying mathematic

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan-tahapan pada setiap siklusnya. Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus proses pembelajaran.

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN: PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM BENTUK GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA (THE USE FIGURE DRAWING TO INCREASE LEARNING STUDENT S ACHIEVEMENT) Dita Ade Vian Perdana (ditaadevianperdana@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN METODE SNOWBALL THROWING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN METODE SNOWBALL THROWING DI MAN 1 PONTIANAK Meldawati, Nanang Heryana, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak Email: meldawati931@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Dirgantara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Dirgantara III. METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Dirgantara Bandarlampung kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2010-2011 dengan jumlah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD Serianni Parinduri Guru IPA SD Negeri 197 Simpang Tolang Surel : serianniparinduri@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP Ana, Rif at, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : ana_match89@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V SEKOLAH DASAR Melihar Manurung, Margiati, MastarAsran Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS 3.606 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016 PENGGUNAAN KARTU POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV THE USE OF POSITIVE NEGATIVE

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN REKORDER SOPRAN MENGGUNAKAN MEDIA MIDI DI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN REKORDER SOPRAN MENGGUNAKAN MEDIA MIDI DI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Upaya Peningkatan Keterampilan... (Muflikhul Khaq) 1 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN REKORDER SOPRAN MENGGUNAKAN MEDIA MIDI DI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA THE EFFORTS TO IMPROVE SKILL OF PLAYING

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Sugiyanto (2005:56), Penelitian Tindakan Kelas ini mampu menawarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR Fransisko Iko, K.Y.Margiyati, Siti Halidjah Program Studi PGSD Jurusan Pemdas FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI Dalam Kamus Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, menyatakan dapat diartikan menjadikan nyata atau menjelaskan sesuatu (2008). Kegiatan menyatakan lambang bilangan romawi adalah

Lebih terperinci

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok. 1 Pendahuluan Penerapan Teori Bruner dalam Metode Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pokok Bahasan Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang Siswa Kelas III SDN Kemuningsari

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh MERDHA DERY RIANTY NIM F32110025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya...

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya... 1 Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya dengan Media Kartu Kata pada Siswa Kelas III SDN Wirowongso 1 Jember Tahun Pelajaran 2012/2013 (Improving Student's Arrange Words to be Interogative

Lebih terperinci