Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI TEMPAT DALAM OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DEKAK-DEKAK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Hegarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP ABSTRAK Penelitian ini berjudul: Meningkatkan Pemahaman Nilai Tempat dalam Operasi Penjumlahan dengan Menggunakan Media Dekak-Dekak di Kelas 1 Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2011/2012 Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 9 Hegarsari dalam penjumlahan nilai tempat. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa dalam penjumlahan nilai tempat yang dilaksanakan dengan menggunakan media dekak-dekak di kelas I SD Negeri 9 Hegarsari. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak di kelas 1 SD Negeri 9 Hegarsari. Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah: MendePTKkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dengan menggunakan media dekak-dekak pada pembelajaran nilai tempat dalam operasi penjumlahan di kelas I SD Negeri 9 Hegarsari. Model Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 9 Hegarsari. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi perencanaan pelaksanaan pembelajaran kemampuan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil analis didapatkan bahwa RPP, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (71,66%), siklus II (85,83%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan media dekak-dekak dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Matematika. Kata Kunci: Media Dekak-dekak, Nilai Tempat, Sekolah Dasar 1

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan pikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Secara Nasional sasaran pendidikan tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut perlu upaya agar tercipta peserta didik yang cerdas, terampil, kreatif, bertanggungjawab terhadap dunianya dan perkembangan bangsa. Sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan perlu menyukseskan tujuan pendidikan Nasional melalui pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di SD mengaktualisasikan dalam proses pembelajaran berdasarkan mata pelajaran Salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar yaitu matematika. Mata pelajaran matematika seperti yang ditegaskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006: 2) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Salah satu kompetensi dasar matematika yang harus dikuasai siswa kelas 1 (Depdiknas, 2006: ) adalah menentukan nilai tempat puluhan dan satuan. Hal ini berarti guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat membimbing secara khusus di kelas 1 agar mereka dapat menghitung penjumlahan. Selain itu guru harus kreatif agar siswa terampil memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan hitungan agar dapat digunakan dalam menghitung uang, membilang dan untuk memecahkan masalah yang terjadi di sekitarnya. 2

3 Kenyataan yang terjadi di kelas 1 SD Negeri 9 Hegarsari adalah: 1. Keterampilan anak didik masih sangat rendah, terutama dalam keterampilan menghitung. 2. Tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika lebih rendah dari mata pelajaran yang lain. 3. Suasana belajar kurang dinamis. Berdasarkan hasil ulangan harian ke I mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar menentukan nilai tempat puluhan dan satuan, menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi. Dari 24 siswa di kelas I hanya 10 siswa yang mencapai tingkat penguasaaan materi sebesar 75%. Faktor penyebabnya antara lain adalah: 1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi 2. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat 3. Belum menggunakan media dalam pembelajaran Dekak dekak adalah salah satu media untuk mengajarkan matematika yang dipergunakan untuk menjelaskan nilai tempat akan tetapi dekak dekak juga bisa digunakan dalam perkalian dan pembagian dengan menggunakan manik manik yang ada di dalam dekak dekak itu sendiri. Sependapat dengan Hamalik (1980: 24), bawa: Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi edukafif, fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya.. Menggunakan media dekak dekak siswa diharapkan lebih jelas dalam proses belajar operasi penjumlahan, sehingga dengan media dekak dekak diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, saya tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: Meningkatkan Pemahaman Nilai Tempat dalam Operasi Penjumlahan dengan Menggunakan Media Dekak-Dekak di Kelas 1 Sekolah Dasar. METODE A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kelas I SDN 9 Hegarsari, beralamat di Jalan Pangandaran no. 269 Kecamatan Pataruman Kota Banjar. SD ini termasuk sekolah yang cukup pesat perkembangan prestasi akademiknya, serta sangat responsif terhadap perkembangan pendidikan, khusunya pendidikan dasar. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Siklus I : Senin, 26 April 2012 Siklus II : Kamis, 03 Mei Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I yang berjumlah 24 orang, yaitu terdiri dari 14 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. 3

4 HASIL PENELITIAN Sebelum pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode diskusi, guru terbiasa menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Berikut ini diperoleh data hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian materi sebelumnya disajikan pada tabel 1 Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan Kelas No. Kode Siswa Nilai KKM Ketuntasan Belajar 01 Subjek Belum tuntas 02 Subjek Tuntas 03 Subjek Belum tuntas 04 Subjek Belum tuntas 05 Subjek Belum tuntas 06 Subjek Tuntas 07 Subjek Belum tuntas 08 Subjek Belum tuntas 09 Subjek Belum tuntas 10 Subjek Belum tuntas 11 Subjek Belum tuntas 12 Subjek Tuntas 13 Subjek Tuntas 14 Subjek Belum tuntas 15 Subjek Belum tuntas 16 Subjek Tuntas 17 Subjek Tuntas 18 Subjek Belum tuntas 19 Subjek Belum tuntas 20 Subjek Belum tuntas 21 Subjek Tuntas 22 Subjek Tuntas 23 Subjek Belum tuntas 24 Subjek Tuntas Jumlah Nilai 1315 Rata-rata Nilai 54,79 Presentase 54,79% Analisis terhadap kemampuan awal siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan memberikan temuan sebagai berikut: a. Rata-rata kelas yang diperoleh baru mencapai 54,79 yang berarti masih dibawah KKM yang ditentukan sebesar 70. b. Nilai yang dicapai siswa cukup bervariasi dengan sebaran nilai sebagai berikut : 0 samapai 49 : 9 orang 4

5 50 sampai 69 : 6 orang 70 sampai 79 : 8 orang 80 sampai 100 : 1 orang Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar baru mencapai 9 orang atau 37,5% dari jumlah siswa A. Analisis Hasil Penelitian 1. Hasil Siklus 1 a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tahap perencanaan penelitian tindakan kelas diawali dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media Dekak-dekak. Skenario pembelajaran dirancang untuk 2 (dua) jam pelajaran disusun dalam RPP merupakan langkahlangkah pembelajaran yang terbagi atas, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal direncanakan langkah-langkah: a) mengkondisikan anak siap belajar dengan menyiapkan alat tulis untuk belajar Matematika, b) melaksanakan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang bilangan satuan dan puluhan, c) memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan KKM yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai. Pelaksanaan kegiatan inti direncanakan langkah-langkah: a) siswa dibagi menjadi 4 kelompok secara merata, b) siswa dalam kelompok mengamati dekak-dekak sebagai peraga nilai tempat, c) siswa dengan bimbingan guru menentukan nilai tempat dengan menggunakan dekakdekak, d) siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak, e) siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan. Sedangkan sebagai langkah kegiatan akhir direncanakan langkahlangkah: a) guru bersama siswa menyimpulkan materi penjumlahan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak, b) mengadakan evaluasi, c) menganalisis hasil evaluasi, d) memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa yang hasil evaluasinya mencapai KKM, dan f) Memberi tindak lanjut, bagi yang belum berhasil diberi PR mengulang dan bagi yang sudah berhasil diberi PR latihan pengayaan. Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun terlebih dahulu dinilai oleh observer. Hasil penilaian observer mengenai kemampuan guru (yang juga bertindak sebagai peneliti) dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekakdekak sudah baik hal ini dibuktikan secara keseluruhan telah dilaksanakannya aspek yang diamati seperti yang telah ditetapkan dalam instrumen penelitian. 5

6 Menurut hasil observer teramati adanya temuan-temuan yang menunjukan masih ada kekurangan dalam penyusunan RPP untuk penelitian tindakan kelas siklus 1 meliputi: a. Indikator dan tujuan pembelajaran hendaknya dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar sesuai dengan materi yang dibahas. b. Alokasi waktu yang ditetapkan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pencapaian kompetensi dan proses kegiatan pembelajaran. c. Media pembelajaran yang digunakan sudah baik, namun masih perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan ruang lingkup materi pembelajaran d. Prosedur penilaian yang digunakan perlu diperbaiki sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran tindakan pertama, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, yaitu pada hari Senin tanggal 26 bulan April 2012, yang berlangsung dari pukul sampai dengan selesai diikuti oleh seluruh siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 9 Hergarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Langkah yang diambil di sesuaikan dengan langkah-langkah yang telah disusun pada perencanaan perbaikan pembelajaran, dengan didasarkan pada hasil pembelajaran awal. Teman sejawat mengawasi peneliti yang berperan sebagai pelaksana tindakan yang berusaha mengelola pembelajaran sebagaimana langkah-langkah yang telah direncanakan. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang diupayakan peneliti merujuk pada langkah-langkah dalam RPP, yaitu: 1) Kegiatan Pendahuluan (+ 5 menit) a) Mengkondisikan anak siap belajar dengan menyiapkan alat tulis untuk belajar Matematika b) Melaksanakan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang bilangan satuan dan puluhan c) Memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan KKM yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai 2) Kegiatan inti (+ 50 menit) a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok secara merata b) Siswa dalam kelompok mengamati dekak-dekak sebagai peraga nilai tempat. c) Siswa dengan bimbingan guru menentukan nilai tempat dengan menggunakan dekak-dekak d) Siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak e) Siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan 3) Kegiatan Penutup (+ 15 menit) a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi penjumlahan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak. b) Mengadakan evaluasi c) Menganalisis hasil evaluasi 6

7 d) Memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa yang hasil evaluasinya mencapai KKM dan e) Memberi tindak lanjut, bagi yang belum berhasil diberi PR mengulang dan bagi yang sudah berhasil diberi PR latihan pengayaan. Setiap kegiatan belajar siswa sedang berlangsung, diamati dan dinilai oleh peneliti dan juga teman sejawat (observer) yang sejak awal telah mengamati dan menilainya. Kegiatan pengamatan dan penilaian ini tidak saja dilakukan pada aktivitas guru dan siswa saat mengawali tindakan, tetapi juga pada inti dan akhir aktivitas mereka diamati dan dinilai secara wajar. Tugas guru pada kegiatan inti, berusaha mengarahkan siswa agar mengalami proses belajar secara wajar yang berpotensi pada perubahan perilaku dan hasil belajar. Siswa dibimbing pada langkah-langkah penggunaan media dekak-dekak. Keterlibatan siswa dalam proses belajar seperti itu diyakini benar akan menghasilkan suatu perubahan hasil belajar yang diharapkan. Hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 1 dalam proses pembelajaran meningkatakan pemahaman nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak cukup baik. Temuan yang teramati oleh pengamat dan observer yang menunjukan masih adanya kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran oleh guru yaitu: a. Mobilitas guru dalam kelas selama pembelajaran, kurang efektif ditandai dengan seringnya guru mondar mandir ketika siswa sedang mengerjakan latihan soal, hal ini membuat konsentrasi siswa terganggu. b. Evaluasi yang dilaksanakan masih kurang memberikan tantangan yang berarti bagi siswa. c. Hasil Belajar Hasil belajar siswa dalam pembelajaran tindakan siklus 1 dinyatakan mengalami peningkatan apabila hasil belajar yang diperolehnya melalui tes formatif siklus I lebih baik daripada hasil belajar sebelumnya. Adapun hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran tindakan pertama seperti tertuang pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Tindakan Siklus 1 No NILAI Keterangan Nama Sebelum Setelah Belum Siswa KKM Tuntas Siklus 1 Tindakan 1 Tuntas 1 Subjek Subjek Subjek Subjek

8 No NILAI Keterangan Nama Sebelum Setelah Belum Siswa KKM Tuntas Siklus 1 Tindakan 1 Tuntas 5 Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Subjek Jumlah Nilai Rata-rata Nilai 54,79 71,66 Jumlah tuntas 9 14 Ketuntasan 37,5% 58,33% Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata sebelum siklus I sebesar 54,79, atau sekitar 37,5% ketuntasan siswa sedangkan perolehan nilai pada siklus 1 sebesar 71,66 atau 58,33% ketuntasan siswa. Dari rata-rata nilai hasil belajar di atas, terdapat selisih yaitu 405 atau perbedaannya mencapai 20,83%. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai 14 orang atau 58,33%. Selisih nilai atau perbedaan besarnya persentase antara hasil belajar menunjukkan hasil belajar siswa setelah pembelajaran tindakan siklus 1 lebih baik dari hasil belajar sebelum tindakan siklus 1. Analisis terhadap kemampuan siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan setelah tindakan siklus 1 memberikan temuan sebagai berikut: a. Nilai rata-rata telah mencapai 71,66 yang berarti telah terjadi peningkatan dari hasil sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan. b. Nilai siswa yang diperoleh adalah sebagai berikut : 0 sampai dengan 49 : 4 orang 50 sampai dengan 69 : 6 orang 8

9 70 sampai dengan 89 : 10 orang 90 sampai dengan 100 : 4 orang c. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai 14 orang atau 58,33% Kekurangan atau kelemahan hasil belajar siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan antara lain disebabkan: a. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan didampingi pengamat dan observer b. Siswa kurang berani jujur dan bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti oleh mereka. d. Refleksi Siklus 1 Merefleksi hasil analisis pembelajaran tindakan pertama merupakan bagian penting dari proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun hal-hal yang perlu direfleksi sehubungan dengan hasil analisis tersebut, antara lain: a) rencana pelaksanaan pembelajaran, b) kemampuan guru, c)aktivitas siswa, dan d) hasil belajar siswa. Refleksi tindakan penelitian yang dimaksudkan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Refleksi Pembelajaran Tindakan siklus 1 No Permasalahan Pembelajaran Hipotesis Tindakan Selanjutnya 1 Perencanaan pembelajaran Secara umum dalam aspek rencana pelaksanaan pembelajaran, masih ada beberapa indikator yang masih lemah atau dinilai kurang maksimal. Artinya indikator ini perlu disempurnakan agar meningkat. Atas dasar itu untuk kepentingan pembelajaran tindakan kedua, hal ini harus diperbaiki. Mengefektifkan waktu pembelajaran, melengkapi fasilitas pembelajaran sesuai kebutuhan untuk memudahkan pemahaman siswa. 2 Proses pembelajaran Proses pembelajaran secara umum berjalan dengan baiksesuai dengan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru dan siswa dapat menempuh prosedur pembelajaran peningkatan pemahaman nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekakdekak 3 aktifitas siswa dalam proses pembelajaran secara umum 9 Guru perlu memahami secara seksama proses pembelajaran peningkatan pemahaman nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak seperti yang telah ditetapkan dalam sekenario pembelajaran kemudia guru harus secara intensif membimbing siswa dalam menentukan nilai tempat puluhan dan satuan aktivitas siswa dalam proses belajar diketahui secara

10 No Permasalahan Pembelajaran Hipotesis Tindakan Selanjutnya sudah baik namun perlu ditingkatkan lagi terutama dalam mengerjakan latihan operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekakdekak keseluruhan perlu ditingkatkan, aspek-aspek itu antara lain: (1) menentukan nilai tempat dengan menggunakan dekak-dekak, dan (2), menjumlahkan dua bilangan dengan menggunakan dekakdekak. Hal ini perlu diketahui siswa agar mau membenahinya pada pembelajaran tindakan kedua. Di samping itu siswa pun harus berusaha mempertahankan dan meningkatkan hal-hal yang 4 Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa pada pembelajaran tindakan pertama, diketahui ada peningkatan dari hasil belajar sebelumnya. nilai rata-rata sebelum siklus I sebesar 54,79, atau sekitar 54,79% sedangkan perolehan nilai pada siklus pertama sebesar 71,66 atau 71,66 %. sudah dinilai baik. Perolehan hasil belajar tersebut masih perlu ditingkatkan pada pembelajaran tindakan kedua. Hal ini tentu demi memenuhi tuntutan batas minimal tuntas belajar yang harus ditunjukkan sekurangkurangnya dengan nilai 70 Bukan suatu hal yang tidak mungkin bagi semua siswa, kekurangan atau kelemahan yang terefleksikan itu, didiskusikan oleh peneliti, pelaksana tindakan dan obeserver. Hasil diskusi diperoleh kesepakatan untuk merencanakan ulang (replanning) dan melaksanakan pembelajaran tindakan siklus 2 2. Hasil Siklus 2 Pelaksanaan pembelajaran tindakan kedua atau implementasi siklus II telah diupayakan peneliti dengan berkonsetrasi pada fokus penelitian yang telah direncanakan yaitu penggunaan media dekak-dekak sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa kelas I SD Negeri 9 Hergarsari dalam pembelajaran Matematika, materi pokok menentukan nilai tempat puluhan dan satuan agar diperoleh temuan yang diharapkan. a. Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran tindakan siklus 2 berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus 1 yang berhasil diidentifikasi untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tindakan siklus 2. Langkah awal dalam merencanakan tindakan siklus 2 yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tertulis berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi. Untuk melengkapi rencana 10

11 pelaksanaan pembelajaran tersebut, diupayakan adanya Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar penilaian yang memadai. Selesai menyusun instrumen, peneliti mengadakan musyawarah dengan guru pengamat dan observer. Hal-hal yang dimusyawarahkan, meliputi: (1) kejelasan langkah-langkah pelaksanaan tindakan; (2) menyepakati bentuk perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang harus dikembangkan; (3) menetapkan waktu yang tepat untuk pelaksanaan tindakan; dan (4) memahami peran masing-msing dalam melaksanakan tindakan. Hasil dari musyawarah tersebut, bersepakat untuk: (1) melaksanakan tindakan siklus 2 pada hari Kamis tanggal 03 Mei 2012; (2) pelaksana tindakan dilakukan oleh peneliti, sedangkan yang bertugas sebagai observer dan pengamat dilakukan oleh teman sejawat yang mengamati juga menilai secara apa adanya aktivitas pelaksanaan tindakan dan aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan sedang berlangsung. Hasil observasi terhadap RPP dalam perencanaan tindakan kelas siklus 2 untuk meningkatakan pemahaman nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak sudah baik, hal itu ditunjukan dengan telah ditempuhnya seluruh prosedur yang telah ditetapkan. Tidak ada temuan dari pengamat dan observer yang menunjukan masih adanya kekurangan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP sehingga dapat disimpulkan bahwa RPP untuk penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan pemahaman nilai tempat puluhan, dan satuan dengan menggunakan media dekak-dekak telah sesuai dan memenuhi prosedur yang telah ditetapkan. b. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran tindakan kedua, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, yaitu pada pada hari Kamis tanggal 03 Mei 2012, yang berlangsung dari pukul sampai dengan selesai. Pelaksana tindakan berusaha mengelola pembelajaran sebagaimana langkahlangkah yang telah direncanakan. Kegiatan tersebut, diamati dan dinilai oleh pengamat dan teman sejawat (observer). Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang diupayakan peneliti saat itu, merujuk pada langkah-langkah dalam RPP. Dalam pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus 2, diawali dengan kegiatan mengondisikan siswa dan kelas agar memiliki kesiapan mental dan spiritual untuk belajar. Sebelum siswa menempuh kegiatan inti pembelajaran, mereka dimotivasi, yang intinya motivasi tersebut untuk meyakinkan siswa bahwa melalui hasil belajar dengan menggunakan media dekak-dekak seperti halnya yang telah dilaksanakan pada siklus pertama akan mengalami peningkatan dari hasil belajar sebelumnya. Untuk itu siswa dibuat mengerti pada setiap langkah belajar yang harus ditempuhnya. Setiap kegiatan belajar siswa sedang berlangsung, diamati dan dinilai oleh pengamat dan juga teman sejawat (observer) yang sejak awal telah mengamati dan menilainya. Kegiatan pengamatan dan 11

12 penilaian ini tidak saja dilakukan pada aktivitas guru dan siswa saat mengawali tindakan, tetapi juga pada inti dan akhir aktivitas mereka diamati dan dinilai secara wajar. Tugas guru pada kegiatan inti, berusaha mengarahkan siswa agar mengalami proses belajar secara wajar yang berpotensi pada perubahan perilaku dan hasil belajar. Langkah yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan Pendahuluan (+ 5 menit) a) Mengkondisikan anak siap belajar dengan menyiapkan alat tulis untuk belajar Matematika b) Melaksanakan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang bilangan satuan dan puluhan c) Memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan KKM yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai 2) Kegiatan inti (+ 50 menit) a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok secara merata b. Siswa dalam kelompok mengamati dekak-dekak sebagai peraga nilai tempat. c. Siswa dengan bimbingan guru menentukan nilai tempat dengan menggunakan dekak-dekak d. Siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak e. Siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan 3) Kegiatan Penutup (+ 15 menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi penjumlahan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak. b. Mengadakan evaluasi c. Menganalisis hasil evaluasi d. Memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa yang hasil evaluasinya mencapai KKM dan e. Memberi tindak lanjut, bagi yang belum berhasil diberi PR mengulang dan bagi yang sudah berhasil diberi PR latihan pengayaan. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran siklus 2 yaitu meningkatkan pemahaman nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak sudah baik dan telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. c. Hasil Belajar Hasil belajar siswa dalam pembelajaran tindakan siklus 2 dinyatakan mengalami peningkatan apabila hasil belajar yang diperolehnya melalui tes formatif siklus 2 lebih baik daripada hasil belajar sebelumnya (siklus 1). Adapun hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran tindakan siklus 2 seperti tertuang pada tabel berikut: 12

13 Tabel 4 Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Tindakan Siklus 2 NILAI Keterangan No Nama Sebelum Setelah Tuntas KKM Siswa Siklus 2 Siklus 2 /Belum F angka Tuntas 1 Subjek B Tuntas 2 Subjek B Tuntas 3 Subjek B Tuntas 4 Subjek B Tuntas 5 Subjek B Tuntas 6 Subjek B Tuntas 7 Subjek B Tuntas 8 Subjek B Tuntas 9 Subjek B Tuntas 10 Subjek B Tuntas 11 Subjek B Tuntas 12 Subjek B Tuntas 13 Subjek B Tuntas 14 Subjek B Tuntas 15 Subjek B Tuntas 16 Subjek B Tuntas 17 Subjek B Tuntas 18 Subjek B Tuntas 19 Subjek B Tuntas 20 Subjek B Tuntas 21 Subjek B Tuntas 22 Subjek B Tuntas 23 Subjek B Tuntas 24 Subjek B Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata Nilai 71,66 85,83 Jumlah tuntas Ketuntasan 58,33% 100% Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata sebelum siklus 2 sebesar 71,66 atau sekitar 58,33% ketuntasan siswa sedangkan perolehan nilai pada siklus 2 sebesar 85,83 atau 100% ketuntasan siswa. Dari rata-rata nilai hasil belajar di atas, terdapat selisih yaitu 340 atau perbedaannya mencapai 41,67%. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai 24 orang atau 100%. Selisih nilai atau perbedaan besarnya persentase antara hasil belajar menunjukkan 13

14 bahwa hasil belajar siswa setelah pembelajaran tindakan siklus 2 lebih baik dari hasil belajar sebelum tindakan siklus 2. Analisa terhadap kemampuan siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan setelah tindakan siklus 2 memberikan temuan sebagai berikut: 1) Nilai rata-rata telah mencapai 85,83 yang berarti telah terjadi peningkatan dari hasil setelah penelitian tindakan siklus 2 dilaksanakan. 2) Nilai siswa yang diperoleh adalah sebagai berikut : 0 sampai dengan 49 : 0 orang 50 sampai dengan 69 : 0 orang 70 sampai dengan 89 : 11 orang 90 sampai dengan 100 : 13 orang 3) Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai 24 orang atau 100% d. Refleksi Siklus 2 Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan pada setiap tahap dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 2, peneliti bersama pengamat dan observer merefleksikan sehubungan hasil tindakan siklus sebagai berikut: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat dalam bentuk (RPP) sudah baik dan sistematis namun diharapkan untuk terus disempurnakan dan dilaksanakan pada setiap pembelajaran. 2) Proses Pembelajaran Proses belajar diketahui sudah memenuhi kriteria yang diharapkan. Guru telah berhasil melaksankan kegiatan proses pembelajaran dengan baik, hal ini perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan lagi. 3) Hasil Belajar Hasil observasi dan penilaian selama penelitian tindakan kelas siklus 2 telah menunjukan hasil yang memuaskan. Perolehan hasil belajar sudah memenuhi kriteria minimal tuntas belajar. Tuntutan batas minimal tuntas belajar yang harus ditunjukkan yaitu sekurangkurangnya dengan nilai 70, dan secara klasikal sudah 75% siswa mencapai nilai ketuntasan belajar. Hasil diskusi antara peneliti selaku pelaksana tindakan dengan teman sejawat dan observer diperoleh kesepakatan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tindakan siklus 2 dinyatakan telah mengalami peningkatan yang menunjukkan tercapainya batas minimal tuntas belajar yang berarti penelitian tindakan kelas ini tuntas pada siklus 2. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perencanaan yang disusun secara sistematis dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan pembelajaran dalam operasi penjumlahan dengan standar 14

15 kompetensi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar menentukan nilai tempat puluhan, dan satuan melalui penggunaan media dekak-dekak. Aspek yang menjadi kelengkapan dalam rencana pembelajaran dimulai dari yang mencakup peserta didik, tingkah laku, kondisi atau keadaan yang tercipta menyertai kegiatan pembelajaran, dan tingkat keberhasilan yang harus dipenuhi. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran Matematika tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Hergarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar, RPP telah direncanakan guru secara optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan data hasil observasi yang mengalami peningkatan lebih baik dari siklus 1 dan siklus 2. Guru telah merencanakan sebaik mungkin dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, menentukan langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan media dekak-dekak sesuai dengan materi pembelajaran yaitu menentukan nilai tempat puluhan dan satuan. 2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran Matematika pada materi pokok menentukan nilai tempat puluhan dan satuan melalui penggunaan media dekak-dekak di SD Negeri 9 Hergarsari, dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti. Beberapa data penting yang diungkap berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran materi menentukan nilai tempat puluhan dan satuan. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa adanya interaksi positif dan multi arah antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, ada siswa yang bertanya jika kurang jelas dan memperhatikan jika guru menerangkan materi yang kurang dipahami oleh siswa. Selain itu juga dalam proses pembelajaran ini dapat dikendalikan oleh guru. Proses pembelajaran pada siklus I dan siklus 2 dilaksanakan melalui penggunaan media dekak-dekak. Rata-rata nilai kemampuan guru pada proses pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus 1 ada perbedaan yang signifikan dengan rata-rata nilai kemampuan guru pada proses pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus 2 meningkat dari 82,40 pada siklus I menjadi 91,18% pada pelaksanaan tindakan siklus 2. Diketahui bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 lebih baik dari pada pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu 82,40 dan 91,18 pada siklus Hasil belajar siswa Rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: 15

16 Tabel 5 Hasil Belajar Siswa Siklus 1, dan 1I NILAI Keterangan No Nama Siswa Tuntas / KKM Siklus 1 Siklus Belum 2 Tuntas 1 Subjek Tuntas 2 Subjek Tuntas 3 Subjek Tuntas 4 Subjek Tuntas 5 Subjek Tuntas 6 Subjek Tuntas 7 Subjek Tuntas 8 Subjek Tuntas 9 Subjek Tuntas 10 Subjek Tuntas 11 Subjek Tuntas 12 Subjek Tuntas 13 Subjek Tuntas 14 Subjek Tuntas 15 Subjek Tuntas 16 Subjek Tuntas 17 Subjek Tuntas 18 Subjek Tuntas 19 Subjek Tuntas 20 Subjek Tuntas 21 Subjek Tuntas 22 Subjek Tuntas 23 Subjek Tuntas 24 Subjek Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata Nilai 71,66 85,83 Jumlah tuntas Ketuntasan 58,33% 100% Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dinyatakan mengalami peningkatan apabila hasil belajar yang diperolehnya melalui tes formatif siklus 2 lebih baik daripada hasil belajar sebelumnya (siklus 1). Dari 24 orang siswa pada pembelajaran tindakan siklus 1 terakumulasi jumlah nilai tes formatif, yaitu 1720 dengan rata-rata nilai 71,66 atau mencapai 58,33% ketuntasan siswa. Sedangkan, pada pembelajaran tindakan siklus 2 terakumulasi nilai hasil belajar ke 24 orang siswa, yaitu dengan rata-rata nilai 2060 atau mencapai 85,83 atau mencapai 100% ketuntasan siswa. Dari data di atas diperoleh kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas dengan perbaikan pembelajaran materi menentukan nilai tempat 16

17 puluhan, dan satuan dengan menggunaan media dekak-dekak telah memenuhi kriteria minimal tuntas belajar dan secara klasikal sudah lebih dari 75% siswa telah memahami tentang nilai tempat puluhan dan satuan, maka penelitian tindakan kelas meningkatkan pemahaman nilai tempat puluhan, dan satuan dengan menggunaan media dekak-dekak tuntas pada siklus 2. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan temuantemuan peneliti di lapangan tentang pembelajaran nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media Dekak-dekak di kelas I Sekolah Dasar disimpulkan sebagai berikut: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran Matematika tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media Dekak-dekak dapat disusun guru dengan efektif dan telah direncanakan secara optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan data hasil observasi yang meningkat lebih baik pada siklus tindakan. Guru telah merancang sebaik mungkin dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, menentukan langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan penggunaan media Dekakdekak. 2. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media Dekak-dekak dilakukan dengan mengamati dekak-dekak, membimbing siswa cara memnjumlahkan nilai tempat satuan dan puluhan dengan dekak-dekak. Penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari tiga tahap (kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir). Rata-rata nilai kemampuan guru pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2 ada perbedaan yang signifikan dengan rata-rata nilai kemampuan guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu meningkat menjadi 91,18%. Pada pelaksanaan tindakan siklus 2 diketahui bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 memperoleh nilai lebih baik dari pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu 82,40 dan 91,18 pada siklus Hasil belajar siswa mengalami peningkatan apabila hasil belajar yang diperolehnya melalui tes formatif siklus 2 lebih baik daripada hasil belajar sebelumnya (siklus 1). Dari 24 orang siswa pada pembelajaran tindakan pertama, terakumulasi jumlah nilai tes formatif, yaitu 1720 dengan rata-rata nilai 71,66 atau ketuntasan mencapai 58,33%, sedangkan pada tindakan siklus 2 terakumulasi nilai hasil belajar ke 24 orang siswa, yaitu dengan rata-rata nilai 2060 atau mencapai 85,83 atau ketuntasan mencapai 100%. DAFTAR PUSTAKA BSNP (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdiknas, Jakarta. Depdiknas. (2005). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Hendri. (2007). Metodologi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. UPI Press, Bandung. Hermawan (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, UPI Press, Bandung. 17

18 Hudojo, Mengajar Bahan Matematika. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti. Kunandar, (2008). Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Syamsudin, (2001). Psikologi Pendidikan, Rosda Karya, Bandung. Siskandar. (2003). Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif, Depdiknas, Jakarta. Sudirjo, (2007), Pembaharuan dalam PBM di SD, UPI Press,Bandung. Suroso (2009), Peningkatan Kemampuan menulis Melalui Classroom Action Research, Pararaton,Yogyakarta. Suyitno, Amin Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas, (Calssroom Action Research), Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum & Pembelajaran, UPI Press, Bandung. Wardhani, (2007). Penelitian Tindakan Kelas, UT, Jakarta. 18

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia memerlukan suatu pendidikan. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Tanpa pendidikan akan sulit

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning

Lebih terperinci

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI LKS BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 08 KEPAHIANG TAHUN 2013 Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak didik sehingga timbul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya tujuan dari Pendidikan Nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat bangsa Indonesia. Penegasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Demikan halnya dengan pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Pagerharjo 02 terletak di Desa Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati yang dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting Penelitian 3.1.1. Setting Waktu Pelaksanaan penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2012. Adapun jadwal penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi faktor utama untuk menentukan kualitas kehidupan suatu bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1) 1 SDN 18 Lembah Melintang email: arjuni@gmail.com Abstract The problems

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah siswa Kelas IV semester Genap MI Baiturrahim Kecamatan Tembalang Kota Semarang

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015 PENGGUNAAN MODEL DIRECT INSTRUCTION KOMBINASI DENGAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG DI KELAS V SDN KUIN CERUCUK 3 BANJARMASIN Diana Fatmasari, Hj.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung memberikan dampak pada perubahan sistem pendidikan, seperti halnya terjadinya perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris melalui

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia saat ini tidak bisa terlepas dari pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi kemajuan suatu bangsa sehingga menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya persaingan dalam berbagai

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Binangun 0 berlokasi di Desa Binangun, Kecamatan Bandar, kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan diberbagai bidang dalam rangka mencerdaskan bangsa dan tercapainya kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berasal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham

Lebih terperinci

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek 50 Katriani, Peningkatan Hasil Belajar Menyelesaikan Soal Cerita... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat dan terarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembelajaran dikelas dapat ditunjukkan dengan dikuasainya materi pelajaran oleh siswa yang dinyatakan dengan nilai. Nilai yang diharapkan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER Zainal Abidin SMP Negeri 1 Meranti, kab. Asahan Abstract: This study uses classroom action research Application

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL. Nurkhikmatun

PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL. Nurkhikmatun Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 3, Juli 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL SD Negeri Kutamendala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar diri dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan kepribadian dan kemampuan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah Nursam, Mestawaty, dan Fatmah Dhafir Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR NURMI ERITA Guru SD Negeri 004 Toar Kecamatan Gunung Toar nurmierita020@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Melalui pendidikan, seseorang akan belajar untuk mengetahui, memahami dan akan berusaha

Lebih terperinci

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER JARINGAN (TKJ) 2 SMK NEGERI 2 PEKANBARU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Anjir Muara KM20. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Tanjungrejo Jekulo Kudus tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

Mika Hikmaya Sari* Yudi Budianti* Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika, Metode Pemecahan Masalah Model Polya.

Mika Hikmaya Sari* Yudi Budianti* Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika, Metode Pemecahan Masalah Model Polya. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA PADA SISWA KELAS IV DI SDN AREN JAYA V BEKASI TIMUR Mika Hikmaya Sari* Yudi Budianti* Email : yudibudianti24@gmail.com

Lebih terperinci

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan bangsa. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian. 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Terkesi Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan tepatnya di ruang kelas I. Alasannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), Bab

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017 PENGARUH METODE PAKEM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KERAJAAN-KERAJAAN HINDU DI INDONESIA DENGAN MEMBUAT ALAT PERAGA WAYANG SEJARAH DI KELAS V SDN 116874 BAKARAN BATU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang berakar pada budaya bangsa demi membangun masa kini dan masa mendatang kehidupan bangsa. Sehingga Pendidikan ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan masyarakat menyebabkan perubahan-perubahan dalam masyarakat, perubahan ini akan menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi Ayub Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK PAISAH PANGGABEAN Guru SDN 019 Bonandolok Email : paisah@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA AL-HUDA PEKANBARU Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas hasil pendidikan, khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI JURNAL PENELITIAN OLEH: NURSIAH WAHAB NIM. G2G1 15 056 PROGRAM

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: RESTI FITRIANINGRUM A54F100038 FAKULTAS

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal sangat penting dalam kehidupan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Hal ini karena pendidikan diyakini dapat mendorong

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD Oleh: Faisal Rahman Luthfi 1, Suripto 2, Harun Setyo Budi 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret E-mail: luthfifaisal@ymail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sekarang ini sedang digalakan oleh pemerintah. Langkah yang paling penting dilakukan adalah dengan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka 135 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan permainan jual beli dalam memecahkan soal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, manusia dituntut untuk bisa bersaing dalam berbagai bidang sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang persaingan

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar dan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam bernegara. Karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

1130 ISSN:

1130 ISSN: 1130 ISSN: 2338-5340 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-1 SMP NEGERI 9 PEKANBARU Putri Wahyuni a a

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian a. Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas III SDN I Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu Semester Dua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep nilai tempat pada siswa II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V HERMANSYAH TRIMANTARA 1) RATNO WIBOWO 2) IAIN RADEN INTAN LAMPUNG Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SMP Negeri 3 Comal, Kab. Pemalang Abstrak Model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu dari model

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 156 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH Umbar Rumanti *) NIP 19630407

Lebih terperinci

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Lebih terperinci