STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) DI KABUPATEN WONOGIRI
|
|
- Leony Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) DI KABUPATEN WONOGIRI Zulfa Anindita, Kusnandar, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126, Telepon Telp Abstract : The main aim of this research is to assess the internal factors and external factors, alternative strategies and priorities Mocaf agroindustry development strategy in Wonogiri. This study used the descriptive analytical method and survey techniques. Method of determining the location of the research is done deliberately in Wonogiri. Analysis using factor analysis of internal and external factors to the IFE and EFE matrix. Alternative strategies using IE and SWOT matrix. Priority strategy of using matrix QSP. Alternative strategies can be applied development of Mocaf agroindustry in Wonogiri is a blend of alternative strategies on IE matrix and SWOT. Based on the IE matrix resulting in cell strategy 1. Cells is a strategy to grow and build. This strategy is generally done through intensive strategy that is through market penetration, market development and product development. Alternative strategies that resulted from the combination of these include an increase in promotional activities, market expansion, and dissemination of Mocaf, improved coordination of local government and other stakeholders across sectors relevant, quality improvement / quality Mocaf appropriate national standards. Priority strategies that can be applied development of Mocaf agroindustry in Wonogiri is an increase in promotional activities, market expansion and dissemination of Mocaf with the value of TAS / Total Attractiveness Score of is the alternative strategy 1. Keyword: Mocaf, Development Strategy, IE Matrix, SWOT Matrix, QSP Matrix Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor internal dan faktor eksternal, alternatif strategi dan prioritas strategi pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dan teknik survei. Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja di Kabupaten Wonogiri. Teknik analisis data menggunakan analisis faktor internal dan faktor eksternal dengan matrik IFE dan EFE. Alternatif strategi menggunakan matrik IE dan SWOT. Prioritas strategi menggunakan matrik QSP. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri merupakan perpaduan antara alternatif strategi pada matrik IE dan SWOT. Berdasarkan matrik IE dihasilkan strategi pada sel 1. Sel tersebut merupakan strategi tumbuh dan membangun. Strategi ini pada umumnya dilakukan melalui strategi intensif yaitu melalui penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi dari perpaduan tersebut sehingga dihasilkan antara lain peningkatan kegiatan promosi, perluasan pasar, dan sosialisasi tentang Mocaf, peningkatan koordinasi pemerintah daerah lintas sektor dan stakeholder lain yang terkait, peningkatan kualitas/mutu Mocaf sesuai standar nasional. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri adalah peningkatan kegiatan promosi, perluasan pasar dan sosialisasi tentang Mocaf dengan nilai TAS/Total Attractiveness Score sebesar 6,37425 yaitu pada alternatif strategi 1. Kata Kunci : Mocaf, Strategi Pengembangan, Matrik IE, Matrik SWOT, Matrik QSP
2 PENDAHULUAN Pengembangan agroindustri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk primer komoditas pertanian yang juga dapat mengubah sistem pertanian tradisional menjadi lebih maju (BPTP, 1995). Melalui pengembangan agroindustri pangan di pedesaan yang menggunakan bahan baku pangan lokal diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah pangan dan jenis produk pangan yang tersedia di pasar akan lebih beragam, yang nanti akan berdampak pada keanekaragaman produksi dan konsumsi pangan. Adanya pengembangan agroindustri pangan juga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan petani serta berkembangnya perekonomian di pedesaan secara luas dan menghemat devisa Negara. Salah satu komoditas pangan lokal yang layak dikembangkan di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, adalah umbi-umbian seperti singkong. Kondisi tanah dan iklim Indonesia sangat cocok ditanami singkong. Di Indonesia, singkong telah dapat diolah menjadi gaplek, sawut, tepung tapioka, tepung singkong, dan yang terbaru adalah Mocaf. Modified Cassava Flour (MOCAF) merupakan produk turunan dari tepung singkong yang menggunakan prinsip modifikasi sel singkong secara fermentasi. Mocaf merupakan produk subsitusi tepung terigu yang tepat dan sebagai solusi dalam menghadapi ketergantungan industri tepung nasional terhadap bahan baku impor. Konsumsi masyarakat terhadap tepung terigu sebagai bahan dasar makanan sangat tinggi. Tabel 1 menunjukkan konsumsi tepung terigu rata-rata per kapita setahun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Tabel 1. Konsumsi Rata-Rata Per Kapita Setahun terhadap Tepung Terigu Tahun Tahun Konsumsi Total (kg) Rata-rata Pertumbuhan (%) ,251 19, ,304 20, ,460 22, ,199 18, ,251 19,35 TOTAL 6, Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, Tabel 1 menunjukkan bahwa konsumsi rata-rata per kapita dalam setahun terhadap tepung terigu dari tahun berfluktuasi. Konsumsi masyarakat terhadap tepung terigu yang relatif meningkat menyebabkan pemerintah mengimpor pasokan tepung terigu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Besarnya jumlah impor tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Impor Tepung Terigu Tahun Tahun Jumlah Impor Terigu ton ton ton ton ton Sumber : APTINDO (Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia), Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah impor tepung terigu pada tahun mengalami kenaikan. Namun pada tahun 2011 dan tahun 2012 jumlah impor mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh beberapa importir mulai beroperasi sebagai produsen
3 dan APTINDO melayangkan petisi anti dumping pada tahun Menurunnya jumlah impor tepung terigu pada tahun 2012 juga disebabkan pemerintah menetapkan Bea Masuk Tambahan Sementara (BMTS) sebesar 20% untuk tepung terigu impor. Hal tersebut memberikan peluang pada Mocaf untuk mensubsitusi tepung terigu guna mencukupi kebutuhan masyarakat terhadap tepung sebagai bahan makanan. Kabupaten Wonogiri telah lama terkenal dengan sebutan Kota Gaplek. Ini sangat beralasan karena wilayah kabupaten terluas pertama se-jawa Tengah ini merupakan gudangnya hasil pertanian singkong atau ubi kayu. Hal ini dapat diketahui dari data luas panen, produksi dan produktivitas ubi kayu menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2011 yang diambil 5 Kabupaten/Kota penghasil terbesar se-jawa Tengah. Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun No Kabupaten/ Kota Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivi tas (kw/ha) 1. Kab ,93 Wonogiri 2. Kab. Pati ,84 3. Kab. Jepara ,39 4. Kab.Banjar ,56 negara 5. Kab. Boyolali ,70 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka Tabel 3 menunjukkan bahwa Kabupaten Wonogiri memiliki luas panen, terbesar dibanding dengan kelima Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yaitu seluas ha, serta memiliki produksi singkong terbesar sejumlah ton. Singkong atau dalam Bahasa latin dinamakan Monihot estulenta tumbuh dan menyebar di seluruh desa di 25 kecamatan se- Wonogiri. Pemerintah Kabupaten Wonogiri memberi prioritas untuk pengembangan singkong terutama dalam mengembangkan Mocaf. Pada saat ini agroindustri Mocaf belum banyak berkembang di Kabupaten Wonogiri, yang mana ditandai dengan masih sedikitnya agroindustri Mocaf yang ada di Kabupaten Wonogiri. Oleh karena itu agroindustri Mocaf ini terus dikembangkan dengan berbagai strategi karena melihat Mocaf sendiri dapat dijadikan sebagai produk subsitusi tepung terigu yang tetap berbasis pangan lokal. Berbagai jenis produk olahan tepung terigu bisa digantikan oleh Mocaf, hal ini tentunya juga membuat transisi pengguna kepada Mocaf tidak sulit dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor internal dan faktor eksternal, alternatif strategi dan prioritas strategi pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan teknik survey. Penelitian dilakukan di Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan karena Kabupaten Wonogiri adalah tempat penghasil singkong/ubi kayu terbesar di Jawa Tengah. Informan kunci (key informant) dalam penelitian ini adalah 4 pengusaha Mocaf dari
4 Kecamatan Jatisrono, Sidoharjo dan Paranggupito, 1 pihak dari Disperindagkop dan 1 pihak dari Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Wonogiri. Selanjutnya untuk mencari kedalaman informasi ditelusuri melalui teknik snowball sampling yang mana diperoleh responden pendukung antara lain pemasok bahan baku, pedagang, dan konsumen Mocaf. Teknik pengambilan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan pencatatan. Analisis data menggunakan Matrik IFE dan EFE, Matrik IE, Matrik SWOT, dan Matrik QSP. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri sampai saat ini masih sedikit dan hanya terpusat pada kecamatan-kecamatan tertentu saja. Berdasarkan hasil penelitian bahwa agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri berada di Kecamatan Jatisrono, Paranggupito dan Sidoharjo. Karakteristik pengusaha Mocaf menggambarkan kondisi umum dari pengusaha agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri yang masih aktif memproduksi Mocaf pada saat penelitian berlangsung. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Karakteristik Responden Pengusaha Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Uraian Identitas Ratarata Responden 1. Umur pengusaha Mocaf (tahun) Lama mengusahakan 6,5 (tahun) 3. Tingkat pendidikan SLTA 4. Jumlah keluarga (orang) 6 Sumber : Analisis Data Primer, Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa rata-rata umur pengusaha Mocaf adalah 50 tahun yang masih termasuk dalam umur produktif, sehingga kemampuan dalam mengerjakan pekerjaannya masih tinggi. Rata-rata lama pengusaha Mocaf mengusahakan agroindustri ini juga masih tergolong baru yaitu 6,5 tahun, hal ini membuktikan bahwa ternyata Mocaf di Kabupaten Wonogiri masih produk baru. Menurut tingkat pendidikan terakhir, rata-rata pengusaha Mocaf berpendidikan sampai SLTA. Tingkat pendidikan berpengaruh pada cara berfikir seseorang terhadap pengambilan keputusan yang berhubungan dengan agroindustri Mocaf. Rata-rata jumlah anggota keluarga pengusaha Mocaf yaitu sebanyak 6 orang. Jumlah anggota keluarga tersebut berpengaruh terhadap ketersediaan jumlah tenaga kerja, yaitu tenaga kerja yang berasal dari dalam yang mana keluarga ikut andil dalam produksi Mocaf. Berikut status pekerjaan agroindustri Mocaf dapat dilihat pada Tabel 5.
5 Tabel 5. Status Pekerjaan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Status Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1. Pekerjaan 2 50 utama 2. Pekerjaan sampingan 2 50 Total Sumber : Analisis Data Primer, Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat 2 pengusaha Mocaf menjadikan agroindustri Mocafnya sebagai pekerjaan utama. Sedangkan 2 pengusaha Mocaf lainnya menjadikan agroindustrinya adalah sebagai pekerjaan sampingan. Permasalahan yang sering dihadapi pengusaha Mocaf adalah jika pasar sudah dijangkau, permintaan semakin meningkat, maka pengusaha kesulitan untuk memenuhi semua permintaan konsumen. Hal ini karena beberapa alasan, yaitu keterbatasan modal usaha, peralatan mesin produksi yang belum menjangkau karena masih sederhana, ketersediaan bahan baku yang terbatas dan musiman, serta proses pengeringan yang selama ini masih menjadi kendala dalam kegiatan proses produksi. Proses pengeringan yang masih mengandalkan sinar matahari sangat sulit diprediksi, sehingga ini menghambat proses produksi dan dampak yang dikhawatirkan adalah penurunan kualitas mutu. Peran Pemerintah dalam Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri Dinas pemerintahan yang terkait dalam menangani agroindustri Mocaf adalah Disperindagkop dan Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri. Karakteristik responden dari pihak pemerintah dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Identitas Responden Pihak Pemerintah pada Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Uraian Rata-rata 1. Umur (tahun) Lama menjabat 3 (tahun) 3. Pendidikan Sarjana terakhir 4. Pekerjaan PNS 5. Jumlah keluarga 4 (orang) Sumber : Analisis Data Primer, Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata umur responden dari pihak pemerintah yaitu 47 tahun yang berpendidikan rata-rata Sarjana. Dari sisi umur, pihak dari pemerintah ini masih tergolong usia produktif yang mana masih mampu dan lebih giat dalam mengembangkan agroindustri Mocaf dengan kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh instansi pemerintah yang terkait. Sedangkan dari sisi tingkat pendidikan tergolong tinggi, hal ini berpengaruh pada wawasan, pola pikir dalam mengambil keputusan dan wewenang yang berkaitan dengan pengembangan agroindustri Mocaf yang terdapat di Kabupaten Wonogiri. Rata-rata jumlah anggota keluarga yaitu 4 orang. Peran Kantor Ketahanan Pangan dalam pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri adalah dalam hal diversifikasi pangan lokal yaitu singkong/ubi kayu menjadi bahan makanan yang tentunya memiliki nilai tambah ubi kayu dan meningkatkan ketahanan pangan dengan sumber daya lokal yang ada
6 agar terhindar dari rawan pangan. Bentuk pendampingan usaha antara lain melakukan pembinaan dan pelatihan kepada pengusaha Mocaf dalam hal produksi, memberikan bantuan alat berupa mesin-mesin, membentuk kelompok dan paguyuban-paguyuban yang membuat olahan dari Mocaf, sering mengadakan pameran UMKM yang berbasis pangan lokal yang diselenggarakan di Wonogiri. Peran Disperindagkop Wonogiri dalam mengembangkan agroindustri Mocaf adalah sebagai fasilitator antara pengusaha Mocaf dengan para investor atau perusahaan makanan berbahan baku tepung yang ingin menjalin hubungan kerjasama. Sehingga dengan adanya bantuan dari Disperindagkop maka pengusaha Mocaf akan lebih mudah dalam memasarkan Mocaf atau mendapatkan bantuan modal. Selain itu program Disperindagkop yang kini sedang difokuskan adalah Wonocaf (Wonogiri Cassava Flour) yang mana program ini merupakan program pelatihan mengenai Mocaf kepada para pemuda-pemuda dan pengusaha-pengusaha Mocaf yang tidak hanya memaparkan teori-teori namun juga pelatihan pembuatan Mocaf secara langsung. Di dalam program Wonocaf nantinya juga didukung kerjasama dengan investor dalam hal pembiayaan modal. Seluruh modal akan dibantu oleh investor, namun dengan timbal balik produk Mocaf yang dihasilkan dipasok ke para investor. Keragaan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Mocaf yaitu singkong, enzim yang dapat berbentuk bakteri/starter/bibit (untuk fermentasi), dan air. Singkong sebagai bahan baku utama diperoleh dari pemasok singkong di lingkungan sekitar agroindustri Mocaf. Berikut karakteristik responden pemasok bahan baku singkong dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Identitas Responden Pemasok Bahan Baku pada Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Uraian Rata-rata 1. Umur (tahun) Lama memasok (tahun) 4 3. Pendidikan terakhir SD 4. Pekerjaan Petani 5. Jumlah keluarga (orang) 5 Sumber : Analisis Data Primer, Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata umur pemasok bahan baku yaitu 54 tahun dengan tingkat pendidikan hanya sampai SD, berarti dilihat dari segi pendidikan tergolong masih rendah. Kegiatan memasok singkong kepada agroindustri Mocaf masih belum lama yaitu selama 4 tahun. Sedangkan untuk rata-rata jumlah anggota keluarga pemasok bahan baku yaitu sebanyak 5 orang. Jumlah anggota keluarga tersebut juga berpengaruh pada pada saat panen dan proses penyediaan bahan baku kepada angroindustri Mocaf. Modal yang digunakan pengusaha dalam proses produksi di Kabupaten Wonogiri adalah modal sendiri dan sebagian ada yang pinjam di koperasi atau lembaga keuangan. Peralatan yang digunakan pada proses produksi Mocaf di Kabupaten Wonogiri masih tergolong sederhana namun ada beberapa alat yang sudah
7 semi modern. Hal ini karena sebagian besar pengusaha Mocaf terbatas akan modal untuk mengakses peralatan yang lebih canggih. Sebagian besar pengusaha Mocaf mendapat bantuan peralatan dari pemerintah pusat. Peralatan tersebut antara lain pisau, bak penampung singkong, bak pencucian, mesin perajang, bak perendaman, karung plastic berlubang, mesin press, terpal, mesin penepung, mesin ayakan, dan timbangan. Tepung mocaf merupakan produk olahan singkong yang dibuat tepung dengan kunci utama proses fermentasi. Untuk membuat 1 kg mocaf diperlukan 3 kg singkong. Berikut merupakan bagan proses produksi Mocaf dari bahan baku masuk sampai pemasaran (Gambar 1). Gambar 1. Proses Produksi Mocaf Harga tepung mocaf per kg di Kabupaten Wonogiri berkisar antara Rp Rp 6.500,- yang mana harga tepung mocaf ini relatif lebih murah dan terjangkau dibanding dengan tepung terigu. Penetapan harga ditentukan oleh pengusaha masing-masing agroindustri sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Tepung mocaf yang dihasilkan oleh agroindustri di Kabupaten Wonogiri sebagian besar masih dipasarkan di pasar-pasar lokal wilayah Wonogiri. Pemasaran ditujukan kepada pedagangpedagang pasar dan kios besar maupun kecil, penjual gorengan, tempe keripik, dan warung makanan yang memanfaatkan tepung mocaf untuk menggantikan tepung terigu. Identitas responden pedagang dan konsumen tepung mocaf dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Identitas Responden Pedagang Tepung Mocaf pada Agroindustri Tepung Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Uraian Rata-rata 1. Umur (tahun) Lama berdagang (tahun) 2,5 3. Pendidikan terakhir SMP 4. Pekerjaan Pedagang 5. Jumlah keluarga (orang) 5 Sumber : Analisis Data Primer, Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata umur pedagang Mocaf yaitu 51 tahun yang mana masih tergolong umur produktif untuk aktif melakukan pekerjaannya. Rata-rata pendidikan terakhir yaitu SMP sehingga tingkat pendidikan masih tergolong rendah. Hal ini menunjukkan pedagang dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan penjualan atau pembelian Mocaf juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Lama berdagang rata-rata sekitar 2,5 tahun. Sedangkan untuk rata-rata jumlah anggota keluarga yaitu 5 orang.
8 Tabel 9. Identitas Responden Konsumen Tepung Mocaf pada Agroindustri Tepung Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Uraian Rata-rata 1. Umur (tahun) Lama mengonsumsi (tahun) 2 3. Pendidikan terakhir SD 4. Pekerjaan Wirausaha/ Warung 5. Jumlah keluarga (orang) 5 Sumber : Analisis Data Primer, Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata umur konsumen Mocaf adalah 48 tahun dengan pendidikan SD. Dari segi umur masih tergolong dalam umur produktif artinya masih aktif dalam melakukan pekerjaan yang dilakukan, sedangkan dilihat dari segi tingkat pendidikan masih tergolong rendah. Rata-rata konsumen mengonsumsi Mocaf baru berkisar 2 tahun, karena Mocaf masih baru di kalangan masyarakat, pemasarannya juga belum menyebar luas, sehingga konsumen belum banyak yang tahu tentang Mocaf. Konsumen Mocaf sebagian besar adalah pengusaha kecil seperti warung makan, penjual tempe keripik, dll. Promosi tepung mocaf di Kabupaten Wonogiri baru sekedar dari mulut ke mulut dan melalui pameran-pameran UMKM yang diselenggarakan oleh pemerintah. Faktor Strategis Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. Faktor-faktor internal yang dianalisis terdiri dari sumber daya manusia, manajemen, kondisi keuangan, organisasi, produksi, dan pemasaran. Hasil Analisis Lingkungan Internal Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. Adalah Faktor internal yang menjadi kekuatan meliputi: Adanya kebijakan pemerintah daerah mendukung penuh Mocaf, adanya pembinaan dan pelatihan tentang proses produksi Mocaf, pemerintah sebagai fasilitator antara pengolah Mocaf dengan investor, adanya kegiatan pameran UMKM dari pemerintah, harga Mocaf di pasaran relatif lebih murah dan terjangkau, SDM yang dibutuhkan dalam agroindustri Mocaf cukup bermodal ketrampilan, adanya mesin produksi semi modern yang mendukung, dan minat kelompok wanita pengolah makanan berbahan Mocaf tinggi. Faktor internal yang menjadi kelemahan meliputi: Keterbatasan anggaran pemerintah untuk pengembangan agroindustri Mocaf, pemasaran Mocaf belum menyebar (promosi kurang), koordinasi antar dinas terkait dan dinas dengan pengusaha Mocaf masih lemah, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, pembinaan terkait manajemen usaha agroindustri Mocaf masih kurang, modal pengolah Mocaf relatif terbatas, jumlah produksi Mocaf masih terbatas, kendala dalam proses pengeringan yang masih sulit diatasi, dan tenaga kerja tidak selalu ada saat dibutuhkan dalam proses produksi (Lampiran 1). Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi perubahan lingkungan yang berada di luar agroindustri.
9 Faktor-faktor yang dikaji meliputi aspek sosial budaya, keadaan ekonomi, pemerintah pusat, teknologi, persaingan bisnis, konsumen, bahan baku, dan kondisi alam. Hasil analisis lingkungan internal pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri adalah Faktor eksternal yang menjadi peluang meliputi: Kebijakan pemerintah pusat tentang Diversifikasi Pangan, perkembangan teknologi/inovasi yang semakin pesat, prospek Mocaf ke depan sebagai subsitusi tepung terigu, meningkatnya industri pengolah makanan berbahan baku tepung di luar daerah/kabupaten, bantuan modal/peralatan dari pemerintah pusat, dan Wonogiri berbatasan dengan daerah/kabupaten lain yang juga penghasil singkong. Faktor eksternal yang menjadi ancaman meliputi: Persepsi konsumen terhadap produk Mocaf masih rendah, kondisi cuaca/iklim yang tidak menentu, tepung terigu masih mendominasi pasar, semakin meningkatnya alih fungsi lahan, kenaikan harga BBM dan gas, peran Pemerintah pusat belum maksimal, dan hasil panen singkong Wonogiri dikirim ke pabrik pengolah makanan daerah lain (Lampiran 2). Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal dari agroindustri Mocaf yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri terlampir pada Lampiran 3. Hasil analisis Matrik IFE menunjukkan bahwa faktor adanya mesin produksi semi modern yang mendukung menjadi kunci kekuatan terbesar dengan skor 0,261. Sedangkan kelemahan terbesar terdapat pada faktor kendala dalam proses pengeringan yang masih sulit diatasi yaitu dengan skor 0,288. Nilai total matriks IFE pada pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri adalah 3,150. Nilai tersebut menjelaskan bahwa pemerintah daerah memiliki posisi internal yang kuat, sehingga dapat dikatakan pemerintah daerah sudah mampu memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan dalam pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal dalam agroindustri Mocaf yang berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dianggap penting. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri terlampir pada Lampiran 4. Hasil analisis Matrik EFE menunjukkan bahwa total skor matriks EFE pada pengembangan agroindustri Mocaf sebesar 3,156. Berdasarkan nilai skor matriks EFE maka dapat dijelaskan bahwa kondisi eksternal agroindustri berada pada posisi yang kuat karena total skor lebih dari 2,5 (David, 2009). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah sudah mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman yang dihadapi dalam pengembangan
10 agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. Faktor peluang terbesar adalah prospek Mocaf ke depan sebagai subsitusi tepung terigu dan wonogiri berbatasan dengan daerah/kabupaten lain yang juga penghasil singkong dengan skor 0,405 sedangkan faktor ancaman terbesar pada peran Pemerintah pusat belum maksimal yaitu dengan skor sebesar 0,292. Matriks IE diperoleh dari hasil matriks IFE dan EFE. Nilai total skor matriks IFE adalah sebesar 3,150 dan nilai total skor matriks EFE sebesar 3,156. Berdasarkan skor tersebut maka posisi berada pada sel I (Lampiran 5). Posisi ini menggambarkan bahwa pengembangan agroindustri Mocaf dalam kondisi tumbuh dan membangun. Strategi pada posisi ini umumnya dilakukan melalui strategi intensif yaitu melalui penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi pengembangan produk adalah suatu kegiatan perusahaan untuk memebuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah. Strategi pengembangan pasar merupakan suatu strategi untuk penjangkauan pasar yang lebih luas. Strategi penetrasi pasar merupakan pencarian pangsa pasar yang lebih besar atau peningkatan pangsa pasar produk yang sudah ada melalui usaha pemasaran. Penetrasi pasar ini harus diawali dengan strategi perbaikan produk meliputi peningkatan jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas) produk Mocaf di Kabupaten Wonogiri. Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk faktor-faktor strategis agroindustri. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi diselesaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal. Matriks SWOT ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi seperti pada Lampiran 6. Berdasarkan Lampiran 6 dapat diketahui alternatif-alternatif strategi pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri adalah : Strategi SO (Strenght- Opportunity) atau strategi kekuatanpeluang adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi SO yang dapat dirumuskan adalah : 1) Meningkatkan produksi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memenuhi permintaan konsumen, 2) Peningkatan kerjasama antara pengusaha Mocaf dengan industri makanan dan investor. Strategi WO (Weakness- Opportunity) atau strategi kelemahan-peluang adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi WO yang dapat dirumuskan adalah : 1)Peningkatan koordinasi pemerintah daerah lintas sektor dan stakeholder lain yang terkait mengenai pengembangan produk dan pasar, 2)Fasilitas peningkatan akses permodalan UMKM terhadap fasilitas kredit dari lembaga keuangan. Strategi ST (Strenght-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari
11 ancaman. Alternatif strategi ST yang dapat dirumuskan adalah : 1)Peningkatan kualitas/mutu Mocaf sesuai standar nasional, 2)Pendampingan usaha yang lebih intensif terhadap agroindustri Mocaf. Strategi WT (Weakness- Threat) atau strategi kelemahanancaman adalah strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan adalah : 1)Peningkatan kegiatan promosi, perluasan pasar, dan sosialisasi tentang Mocaf, 2)Pengembangan inovasi, desain, produk, dan teknologi terhadap Mocaf. Prioritas strategi ditentukan dengan Matrik QSP dengan langkah sebagai berikut: Faktor-faktor kunci strategis akan ditentukan bobot dan nilai daya tarik. Dari perkalian bobot dan nilai daya tarik atau Attractive Score (AS) faktor kunci akan diperoleh nilai daya tarik total atau Total Attractive Score (TAS). Jumlah dari nilai daya tarik total tertinggi inilah yang akan menjadi prioritas strategi terbaik. Dalam penentuan prioritas strategi pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri ini, delapan strategi yang dihasilkan dengan matriks SWOT tidak semua akan digunakan dalam QSPM akan tetapi dipilih 3 strategi saja yang merupakan hasil hubungan matrik SWOT dan IE. Alternatif strategi dari gabungan matriks SWOT dan matriks IE menghasilkan 3 strategi, yaitu: 1) Alternatif Strategi 1: Peningkatan kegiatan promosi, perluasan pasar, dan sosialisasi tentang Mocaf (TAS = 6,37425). Strategi ini mempunyai hubungan dengan strategi penetrasi pasar yang diperoleh dengan matrik IE. Strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualannya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usahausaha pemasaran yang lebih agresif. 2) Alternatif Strategi 2: Peningkatan koordinasi pemerintah daerah lintas sektor dan stakeholder yang terkait (pengusaha, pemasok, investor) mengenai pengembangan produk dan pasar (TAS = 6,2035). Alternatif strategi ini berhubungan dengan strategi pengembangan pasar dan peluang yang ada pada matrik SWOT. Strategi pengembangan pasar ini merupakan strategi untuk memperluas wilayah pemasaran produk Mocaf ke luar daerah. 3) Alternatif Strategi 3: Peningkatan kualitas/mutu Mocaf sesuai standar nasional (TAS = 5,94025). Alternatif strategi ini sebagai upaya untuk mengembangkan produk Mocaf. Menurut David (2009) strategi pengembangan produk adalah suatu strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Alternatif strategi peningkatan kegiatan promosi, perluasan pasar, dan sosialisasi tentang Mocaf terpilih dengan perolehan total Nilai Daya Tarik (TAS) terbesar yaitu 6, Strategi prioritas yang terpilih tersebut merupakan strategi yang menitikberatkan untuk mencapai penetrasi pasar. Strategi ini mengusahakan pangsa pasar untuk produk khususnya Mocaf yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.
12 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Strategi Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Faktor internal yang menjadi kekuatan meliputi: Adanya kebijakan pemerintah daerah mendukung penuh Mocaf, adanya pembinaan dan pelatihan tentang proses produksi Mocaf, pemerintah sebagai fasilitator antara pengolah Mocaf dengan investor, adanya kegiatan pameran UMKM dari pemerintah, harga Mocaf di pasaran relatif lebih murah dan terjangkau, SDM yang dibutuhkan dalam agroindustri Mocaf cukup bermodal ketrampilan, adanya mesin produksi semi modern yang mendukung, dan minat kelompok wanita pengolah makanan berbahan Mocaf tinggi. Faktor internal yang menjadi kelemahan meliputi: Keterbatasan anggaran pemerintah untuk pengembangan agroindustri Mocaf, pemasaran Mocaf belum menyebar (promosi kurang), koordinasi antar dinas terkait dan dinas dengan pengusaha Mocaf masih lemah, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, pembinaan terkait manajemen usaha agroindustri Mocaf masih kurang, modal pengolah Mocaf relatif terbatas, jumlah produksi Mocaf masih terbatas, kendala dalam proses pengeringan yang masih sulit diatasi, dan tenaga kerja tidak selalu ada saat dibutuhkan dalam proses produksi. Faktor eksternal yang menjadi peluang meliputi: Kebijakan pemerintah pusat tentang Diversifikasi Pangan, perkembangan teknologi/inovasi yang semakin pesat, prospek Mocaf ke depan sebagai subsitusi tepung terigu, meningkatnya industri pengolah makanan berbahan baku tepung di luar daerah/kabupaten, bantuan modal/peralatan dari pemerintah pusat, dan Wonogiri berbatasan dengan daerah/kabupaten lain yang juga penghasil singkong. Faktor eksternal yang menjadi ancaman meliputi: Persepsi konsumen terhadap produk Mocaf masih rendah, kondisi cuaca/iklim yang tidak menentu, tepung terigu masih mendominasi pasar, semakin meningkatnya alih fungsi lahan, kenaikan harga BBM dan gas, peran Pemerintah pusat belum maksimal, dan hasil panen singkong Wonogiri dikirim ke pabrik pengolah makanan daerah lain. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri antara lain: 1)Peningkatan kegiatan promosi, perluasan pasar, dan sosialisasi tentang Mocaf, 2)Peningkatan koordinasi pemerintah daerah lintas sektor dan stakeholder lain yang terkait mengenai pengembangan produk dan pasar, 3)Peningkatan kualitas/mutu Mocaf sesuai standar nasional. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri yaitu Strategi 1 yang mana mengacu pada peningkatan kegiatan promosi, perluasan pasar dan sosialisasi tentang Mocaf dengan nilai TAS/Total Attractiveness Score sebesar 6,37425.
13 Saran Sebaiknya pemerintah daerah segera membuat program untuk meningkatkan promosi produk Mocaf, misalnya dengan promosi sekaligus sosialisasi produk Mocaf di gelombang radio Wonogiri, pameran UMKM yang diadakan lebih sering, dan mengganti slogan Wonogiri tidak hanya kota Gaplek, tetapi lebih mengarah ke kota yang menghasilkan Mocaf. Dengan program ini sosialisasi kepada masyarakat tentang Mocaf akan lebih mengena. Pemerintah daerah sebaiknya lebih intens dalam membantu pengusaha agroindustri Mocaf dalam hal pemasaran di luar daerah/kabupaten Wonogiri. Misalnya dengan membantu dalam perijinan usaha Mocaf agar produk Mocaf yang dihasilkan diakui oleh Badan POM atau dengan Pemda sebagai fasilitator dengan pabrik makanan berbahan baku tepung di luar daerah. Meningkatkan motivasi pengusaha Mocaf untuk lebih giat memproduksi Mocaf agar permintaan konsumen terpenuhi jika pasar sudah dijangkau. Perbaikan faktor internal agroindustri Mocaf perlu dilakukan terlebih dahulu, seperti peningkatan kualitas mutu (uji lab), manajemen bahan baku yang baik, persoalan mengenai peralatan mesin yang masih menjadi kendala, dan niat dari pengusaha Mocaf itu sendiri untuk berusaha mampu memproduksi banyak dengan kualitas baik. Sehingga dengan begitu ekspansi (perluasan pasar) dapat dilakukan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Jakarta. Laporan Berkala Jakarta. Laporan Berkala. Badan Pusat Statistik Wonogiri Dalam Angka BPS. Wonogiri. Balai Penelitian Tanaman Pangan Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Ubi Jalar dan Aneka Umbi. Bogor : BPTP. David, FR Manajemen Strategis. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia Manajemen Strategis Konsep-Konsep. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Rangkuti, F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Konsumsi Rata-rata per Kapita Setahun Beberapa Bahan Makanan di Indonesia, Badan Pusat Statistik. Jakarta.
14 Lampiran 1. Lingkungan Internal Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan 1. Sumber Daya Manusia 1) SDM yang dibutuhkan dalam agroindustri Mocaf cukup bermodal ketrampilan 1) Tenaga kerja tidak selalu ada saat dibutuhkan dalam proses produksi 2. Manajemen 2) Pembinaan terkait manajemen usaha agroindustri Mocaf masih kurang 3. Kondisi Keuangan 3) Modal pengusaha Mocaf yang relatif terbatas 4) Keterbatasan anggaran Pemda untuk pengembangan agroindustri Mocaf 4. Organisasi 2) Adanya kebijakan Pemda mendukung penuh Mocaf 3) Pemerintah sebagai fasilitator antara pengusaha Mocaf dengan investor 4) Minat kelompok wanita pengolah makanan berbahan baku Mocaf tinggi 5. Produksi 5) Adanya mesin produksi semi modern yang mendukung 6) Adanya pembinaan dan pelatihan tentang proses produksi Mocaf 6. Pemasaran 7) Harga Mocaf di pasaran relatif lebih murah dan terjangkau 8) Adanya kegiatan pameran UMKM dari Pemda Sumber : Analisis Data Primer, ) Koordinasi antar dinas terkait dan dinas dengan pengusaha Mocaf masih lemah 6) Sarana dan prasarana alat yang kurang mendukung 7) Jumlah produksi Mocaf masih terbatas 8)Kendala dalam proses pengeringan yang masih sulit diatasi 9)Pemasaran Mocaf belum menyebar luas (promosi kurang) Lampiran 2. Lingkungan Eksternal Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Faktor Eksternal Peluang Ancaman 1. Sosial Budaya 2. Keadaan Ekonomi 1) Kenaikan harga BBM dan gas 3. Pemerintah Pusat 1) Kebijakan pemerintah pusat mengenai diversifikasi pangan 2) Peran Pemerintah pusat belum maksimal 4. Teknologi 2) Perkembangan teknologi yang semakin pesat 3) Bantuan peralatan mesin dari pemerintah pusat 5. Persaingan Bisnis 3) Tepung terigu masih mendominasi 6. Konsumen 4) Prospek Mocaf ke depan sebagai subsitusi tepung terigu 5) Meningkatnya industri pengolah makanan berbahan baku tepung di luar daerah/kabupaten 7. Bahan Baku 6) Wonogiri berbatasan dengan daerah/kabupaten lain yang juga penghasil singkong 4) Persepsi konsumen terhadap produk Mocaf masih rendah 5) Semakin meningkatnya alih fungsi lahan 6) Hasil panen singkong Wonogiri dikirim ke pabrik pengolah makanan daerah lain 8. Kondisi Alam 7) Kondisi cuaca yang tidak menentu Sumber : Analisis Data Primer.
15 Lampiran 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Faktor-faktor internal Bobot Rating Skor Kekuatan 1. Adanya kebijakan pemerintah daerah 0,069 3,25 0,224 mendukung penuh Mocaf 2. Adanya pembinaan dan pelatihan tentang proses produksi Mocaf 0,048 2,25 0, Pemerintah sebagai fasilitator antara 0,059 2,75 0,161 pengusaha Mocaf dengan investor 4. Adanya kegiatan pameran UMKM dari 0, ,191 pemerintah 5. Harga Mocaf di pasaran relatif lebih murah 0, ,191 dan terjangkau SDM yang dibutuhkan dalam agroindustri Mocaf cukup bermodal ketrampilan Adanya mesin produksi semi modern yang mendukung Minat kelompok wanita pengolah makanan 0,059 0,074 0,064 2,75 3,5 3 0,161 0,261 0,191 berbahan baku Mocaf tinggi Kelemahan 1. Keterbatasan anggaran pemerintah untuk 0, ,072 pengembangan agroindustri Mocaf 2. Pemasaran Mocaf belum menyebar (promosi 0,068 3,75 0,253 kurang) 3. Koordinasi antar dinas terkait dan dinas 0,049 2,5 0,161 dengan pengusaha Mocaf masih lemah 4. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung 0,045 2,5 0, Pembinaan terkait manajemen usaha 0,068 3,75 0,253 agroindustri Mocaf masih kurang 6. Modal pengolah Mocaf relatif terbatas 0,068 3,75 0, Jumlah produksi Mocaf masih terbatas 0,041 2,25 0, Kendala dalam proses pengeringan yang 0, ,288 masih sulit diatasi 9. Tenaga kerja tidak selalu ada saat dibutuhkan 0,054 3,25 0,176 dalam proses produksi TOTAL 1,000 3,150 Sumber : Analisis Data Primer, 2014.
16 Lampiran 4. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. No Faktor-faktor eksternal Bobot Rating Skor Peluang 1. Kebijakan pemerintah pusat tentang Diversifikasi Pangan. 0,082 3,25 0, Perkembangan teknologi/inovasi 0, ,228 yang semakin pesat. 3. Prospek Mocaf ke depan sebagai subsitusi tepung terigu. 0, , Meningkatnya industri pengolah 0,069 2,75 0,191 makanan berbahan baku tepung di luar daerah/kabupaten 5. Bantuan modal/peralatan dari 0,069 2,75 0,191 pemerintah pusat. 6. Wonogiri berbatasan dengan 0, ,405 daerah/kabupaten lain yang juga penghasil singkong Ancaman 1. Persepsi konsumen terhadap produk Mocaf masih rendah 0,039 1,5 0, Kondisi cuaca/iklim yang tidak 0,083 3,25 0,271 menentu. 3. Tepung terigu masih mendominasi 0, ,231 pasar. 4. Semakin meningkatnya alih fungsi 0,071 2,75 0,194 lahan. 5. Kenaikan harga BBM dan gas. 0,071 2,75 0, Peran Pemerintah pusat belum 0,083 3,5 0,292 maksimal 7. Hasil panen singkong Wonogiri 0, ,231 dikirim ke pabrik pengolah makanan daerah lain TOTAL 1,000 3,156 Sumber : Analisis Data Primer, 2014.
17 Lampiran 5. Matrik Internal Eksternal Pada Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. TINGGI RATA-RATA EFE TOTAL SKOR EFE RENDAH I II III IV V VI VII VIII IX Gambar 3. Matrik Internal Eksternal Pada Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri Lampiran 6. Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Agroindustri Mocaf di Kabupaten Wonogiri. IFE 3,156 3,0 2,0 1,0 Peluang (O) 1. Kebijakan pemerintah pusat tentang Diversifikasi Pangan. 2. Perkembangan teknologi/inovasi yang semakin pesat. 3. Prospek Mocaf ke depan sebagai subsitusi tepung terigu. 4. Meningkatknya industri pengolah makanan berbahan baku tepung di luar daerah/kabupaten 5. Bantuan modal/peralatan dari pemerintah pusat. 6. Wonogiri berbatasan dengan daerah/kabupaten lain yang juga penghasil singkong Ancaman (T) 1. Persepsi konsumen terhadap produk Mocaf masih rendah 2. Kondisi cuaca/iklim yang tidak menentu. 3. Tepung terigu masih mendominasi pasar. 4. Semakin meningkatnya alih fungsi lahan. 5. Kenaikan harga BBM dan gas 6. Peran Pemerintah pusat belum maksimal 7. Hasil panen singkong Wonogiri dikirim ke pabrik pengolah makanan daerah lain KUAT LEMAH 4,0 3,0 2,0 1,0 3,150 Kekuatan (S) 1. Adanya kebijakan pemerintah daerah mendukung penuh Mocaf 2. Adanya pembinaan dan pelatihan tentang proses produksi Mocaf 3. Pemerintah sebagai fasilitator antara pengolah Mocaf dengan investor 4. Adanya kegiatan pameran UMKM dari pemerintah 5. Harga Mocaf di pasaran relatif lebih murah dan terjangkau 6. SDM yang dibutuhkan dalam agroindustri Mocaf cukup bermodal ketrampilan 7. Adanya mesin produksi semi modern yang mendukung 8. Minat kelompok wanita pengolah makanan berbahan Mocaf tinggi 1. Meningkatkan produksi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memenuhi permintaan konsumen. (S1,S2,S6,S7,S8,O2,O3,O4,O5,O6) 2. Peningkatan kerjasama antara pengusaha Mocaf dengan industri makanan dan investor. (S3,S4,S5,O1,O2,O3) 1. Peningkatan kualitas/mutu Mocaf sesuai standar nasional. (S1,S2,S3,S4,S5,S6,S7,S8,T1,T3) 2. Pendampingan usaha yang lebih intensif terhadap agroindustri Mocaf. (S2,S3,S7,T2,T4,T5,T6,T7) Kelemahan (W) 1. Keterbatasan anggaran pemerintah untuk pengembangan agroindustri Mocaf 2. Pemasaran Mocaf belum menyebar (promosi kurang) 3. Koordinasi antar dinas terkait dan dinas dengan pengusaha Mocaf masih lemah 4. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung 5. Pembinaan terkait manajemen usaha agroindustri Mocaf masih kurang 6. Modal pengolah Mocaf relatif terbatas 7. Jumlah produksi Mocaf masih terbatas 8. Kendala dalam proses pengeringan yang masih sulit diatasi 9. Tenaga kerja tidak selalu ada saat dibutuhkan dalam proses produksi 1. Peningkatan koordinasi pemerintah daerah lintas sektor dan stakeholder lain yang terkait. mengenai pengembangan produk dan pasar. (W2,W3,W4,W5,W6,W7,W8,W9,O1,O2,O3,O4,O 5,O6) 2. Fasilitas peningkatan akses permodalan UMKM terhadap fasilitas kredit dari lembaga keuangan. (W1,W6,W7,W8,O1,O3,O4,O5) 1. Peningkatan kegiatan promosi, perluasan pasar, dan sosialisasi tentang Mocaf. (W2,W3,W4,W7,T1,T3,T6) 2. Pengembangan inovasi, desain, produk, dan teknologi terhadap Mocaf. (W1,W3,W4,W5,W6,W7,W8,W9,T2,T4,T5,T7)
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara
20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan
Lebih terperinciBAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik
96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam
Lebih terperinciVII. FORMULASI STRATEGI
VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi
Lebih terperinciSteffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) (Studi Kasus : Desa Baja Ronggi Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai) Steffi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel
39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan
Lebih terperinciVII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com
Lebih terperinciIII. METODOLOGI KAJIAN
III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN
STRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN Rita Yuliana Sugiarto 1 Susi Wuri Ani 2 Nuning Setyowati 3 Agribusiness of Agricultural Faculty, Sebelas Maret Surakarta University Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT
e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data
15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"
Lebih terperinciSumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012
1 PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 17.50 buah pulau, dengan luas laut sekitar 3,5 juta km. Potensi sumberdaya ikannya sangat besar dengan beraneka ragam ikan bernilai ekonomi tinggi.
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan
13 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan di Indonesia adalah umbi-umbian seperti singkong atau ubi kayu. Sumatera Utara merupakan salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3 Yulita Veranda Usman 1, Wiwi Yaren 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) yulita@univpancasila.ac.id Abstrak
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI KENANGA DI INDUSTRI KECIL SIDO MULYO KABUPATEN BOYOLALI
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI KENANGA DI INDUSTRI KECIL SIDO MULYO KABUPATEN BOYOLALI Nanda Widhi Herlambang, Totok Mardikanto, R. Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Arsyadani Fahmi Akbar, Endang Siti Rahayu, Arip Wijianto Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR
PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR Industrial Strategic Development Planning of Fruit Chips in SMES Vanesha Fruit Chips Malang East Java
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
Economics Development Analysis Journal 7 (2) (2018) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj Strategi Pengembangan Sentra UMKM Ikan Pindang di Desa Tasikagung
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi
2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat
Lebih terperinciAnalisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN METE DI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN METE DI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI Yuliningsih, Eny Lestari, Emi Widiyanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk
36 BAB IV HASIL ANALISIS DATA 4.. Gambaran Umum Perusahaan Bisnis Air Isi Ulang BERKAH merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang air minum isi ulang dan didirikan pada tanggal Mei 204 dengan pemilik
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN PAKET DATA KAMPUS DALAM PERSAINGAN DI BIDANG PAKET DATA INTERNET (Studi Kasus pada PT. Telkomsel Cabang Malang)
PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN PAKET DATA KAMPUS DALAM PERSAINGAN DI BIDANG PAKET DATA INTERNET (Studi Kasus pada PT. Cabang ) Alfredo Slamet Saputro Kadarisman Hidayat Edy Yulianto Fakultas Ilmu Administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung terigu banyak digunakan
Lebih terperinciKeyword : krecek, marketing strategic, swot analysis
STRATEGI PEMASARAN KRECEK KULIT KERBAU DI UD.SUMBER BAROKAH KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI MARKETING KRECEK STRATEGY IN UD.SUMBER BAROKAH DISTRICT BANYUDONO REGENCY OF BOYOLALI M.Th.Handayani 1)*,Egydia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS
BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1
FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 Abstrak: Strategi pemasaran sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian
III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KRECEK DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Sigit Joko Rahmanto, Eny Lestari, Wiwit Rahayu
1 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KRECEK DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Sigit Joko Rahmanto, Eny Lestari, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data
13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat
Lebih terperinciANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO
ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Obyek penelitian ini adalah Evan s Bakery yang berlokasi di Jalan Kaligarang, Semarang. Evan s Bakery berdiri sejak tahun 2005 sebagai
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan
Lebih terperinciMETODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data
19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Irma Wardani dan Umi Nur Solikah Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU
P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MOCAF DI KOTA SINGKAWANG. Universitas Tanjungpura Pontianak
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MOCAF DI KOTA SINGKAWANG M. ANASTASIA ARI MARTIYANTI 1), ANI MUANI 2), RADIAN 2) 1) Alumni Magister Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciPENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
Jurnal DIANMAS, Volume 6, Nomor 2, Oktober2017 PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI Wiwit Rahayu 1,2) dan Wara Pratitis Sabar Suprayogi
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data
27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN TUNA TINGKAT POKLAHSAR DALAM KERANGKA INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN PACITAN
STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN TUNA TINGKAT POKLAHSAR DALAM KERANGKA INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN PACITAN Asmo PurboPranowo Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciN = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel
A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR ANALISIS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PANGAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN KEANEKARAGAMAN PANGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN
LAPORAN AKHIR ANALISIS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PANGAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN KEANEKARAGAMAN PANGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN Oleh : Bambang Sayaka Mewa Ariani Masdjidin Siregar Herman
Lebih terperinciVII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY
VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal
Lebih terperinciBAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN
BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakenaragaman (diversifikasi) pangan sudah diusahakan sejak tahun 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu belum dapat dihilangkan.
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI DESA PASIR UTAMA KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU
STRATEGI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI DESA PASIR UTAMA KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU M. Yogi Ferdian¹, Ikhsan Gunawan², Rina Febrinova Mahasiswa¹, Dosen Fakultas Pertanian², Universitas Pasir
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,
Lebih terperinciLingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi
ABSTRAK Mobile Information Technology (MIT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail penjualan notebook, berlokasi di Bandung Electronic Centre lantai 1 G3. MIT didirikan pada tahun 2007. MIT penjualan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek yang dituju adalah Irama Mas. Toko Elektronik Irama Mas adalah suatu toko yang menjual berbagai macam alat elektronik besar seperti
Lebih terperinciKAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK
S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : IDA MAESAROH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GALUH
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan
Lebih terperinciBab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)
Bab 5 Analisis Dari hasil pengolahan data pada bab IV, selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan upaya menentukan strategi pemasaran perusahaan, yang meliputi langkah-langkah
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI BUDI RAHAYU TANAMA PUTRI Laboratorium Ekonomi, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana Abstrak Penelitian dilakukan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI ROTI BALI KENCANA BAKERY, DENPASAR.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI ROTI BALI KENCANA BAKERY, DENPASAR Ni Putu Kiki Vrashinta Dewi 1, Ni Luh Putu Wrasiati 2, I Ketut Satriawan 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS IKAN GURAMI DI KABUPATEN BANYUMAS
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS IKAN GURAMI DI KABUPATEN BANYUMAS Yusuf Enril Fathurrohman, Kusnandar, Bekti Wahyu Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami
Lebih terperinciBAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Diamond Journey Network, yang merupakan badan usaha yang bergerak di bidang pariwisata. Diamond Journey ini
Lebih terperinci