STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN"

Transkripsi

1 STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Arsyadani Fahmi Akbar, Endang Siti Rahayu, Arip Wijianto Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 6 A Kentingan Surakarta 576 Telp./ Fax.(07) arsyadanifahmi@gmail.com. Telp Abstract: This study aims to analyze the partnership that has been running between tobacco farmers and PT Merabu, identify internal and external factors that influence on the development of partnerships between the farmers and PT. Merabu, analyze alternative development strategy and choose the right strategy to be applied. The basic method used qualitative research sites in Tanggungharjo, Grobogan. Determination of research subjects and informants using a technique deliberately (purposive) and snowball. Method of data analysis is descriptive analysis, analysis of internal and external partnerships, SWOT analysis and analysis QSPM. Results of this study showed that the main strength of the partnership is the appropriate land resources for tobacco farming, while the weakness in the partnership is limited to farmers cultivating tobacco control technology. The main opportunity of the partnership is the support of the surrounding community in the course of partnerships, while the main threat is legislation limiting. SWOT strategy analysis produces formulation S-O strategy, W-T strategy, S-T strategy, and W-T strategy. Based on the strategic alternatives available on the SWOT analysis, the right strategy is used according to the analysis QSPM is S-O strategy that partnership can more focus on land use through coaching and mentoring for tobacco farmers about proper cultivation techniques. Keywords: Partnership, Strategy Partnership, Tobacco Farmers, PT Merabu Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemitraan yang telah berjalan antara petani tembakau dengan PT Merabu, mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan kemitraan petani dengan PT Merabu, menganalisis alternatif strategi pengembangan dan memilih strategi yang tepat untuk diterapkan. Metode dasar yang digunakan kualitatif dengan lokasi penelitian di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Penentuan subyek penelitian dan informan menggunakan teknik sengaja (purposive) dan snowball. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis internal dan eksternal kemitraan, analisis SWOT dan analisis QSPM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan utama dari kemitraan adalah sumberdaya lahan yang sesuai untuk usaha tani tembakau. Sedangkan kelemahan dalam kemitraan adalah keterbatasan petani akan penguasaan teknologi budidaya tembakau. Peluang utama adalah dukungan masyarakat sekitar dalam berlangsungnya kemitraan. Sedangkan ancaman utama dalam kemitraan adalah perundang-undangan yang membatasi. Analisis strategi SWOT menghasilkan formulasi strategi S-O, strategi W-T, strategi S-T, dan strategi W-T. Berdasarkan alternatif-alternatif strategi yang ada pada analisis SWOT, strategi yang tepat digunakan menurut analisis QSPM adalah strategi S-O yaitu kemitraan yang berjalan dapat lebih fokus pada pemanfaatan lahan melalui pembinaan dan pemdampingan pada petani mengenai teknik budidaya tembakau yang benar. Kata kunci: Kemitraan, Strategi Kemitraan, Petani Tembakau, PT Merabu

2 PENDAHULUAN Perkebunan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang cukup besar pada perekonomian negara Indonesia. Salah satu andalan perkebunan Indonesia adalah tembakau. Menurut Soenardi (999) tembakau merupakan komoditas yang menjadi bahan baku utama industri rokok memiliki peranan ekonomi sangat strategis sebagai menghasilkan devisa, mendatangkan cukai dan pajak serta menunjang penghidupan bagi 6 juta jiwa dan menyerap tenaga kerja juta orang. Luas perkebunan tembakau tiap tahunnya mengalami peningkatan khususnya di Provinsi Jawa tengah dari tahun 006 hingga 00 dari tiap jenisnya. Salah satunya tembakau rakyat dari tahun 006 seluas 8.69, Ha menjadi.58,86 Ha pada tahun 00. Produk tembakau utama yang diperdagangkan di pasar adalah daun tembakau. Petani tembakau merupakan penyedia bahan baku daun tembakau untuk diolah menjadi rokok oleh industri rokok. Kondisi petani tembakau di Indonesia saat ini dihadapkan pada permasalahan pengusahaan skala ekonomi kecil, yaitu penguasaan lahan yang kecil dan teknologi budidaya yang sederhana, serta permodalan yang terbatas. Pertanian dengan skala kecil dipengaruhi oleh faktor alam dan permasalahan pasar yang tidak sempurna seperti biaya transaksi yang tinggi dan ketidak jelasan informasi pasar. Selain itu, permasalahan lain pertanian skala kecil yaitu ketersediaan bahan baku pertanian (saprodi) seperti pupuk, benih, pestisida, dan obat-obatan. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan pertanian skala kecil adalah mengintegrasikan petani ke dalam sektor-sektor yang dianggap lebih modern, yaitu sektor industri. Hal tersebut merupakan basis yang melatar belakangi munculnya konsep kemitraan (contract farming/partnership). Kemitraan merupakan kerjasama antara Usaha Kecil dengan memperlihatkan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan (Hafsah, 00). Hal ini menunjukkan bahwa diperlukannya suatu kerjasama yang sinergis antara petani atau usaha kecil yang memiliki lahan dan tenaga kerja dengan perusahaan besar yang mempunyai modal dan tenaga ahli. PT Merabu sebagai anak perusahaan PT Djarum menjalin kemitraan dengan petani sebagai kelompok mitra di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Kemitraan yang terjalin diartikan sebagai kerjasama yang sinergis antara dua belah pihak untuk melaksanakan suatu kegiatan dan diharapkan tercipta hubungan timbal balik, saling menerima dan saling memberi satu sama lain Kemitraan ini memerlukan strategi yang tepat agar kemitraan yang terjalin antara petani dan PT Merabu berjalan dengan baik dan memberikan dampak hubungan timbal balik yang positif. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperlukan strategi-strategi kemitraan yang tepat, guna mengembangkan pola kemitraan yang efektif, terintregrasi dan sejalan dengan konsep kemitraan yaitu saling menguntungkan.

3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif (Nawawi dan Martini, 996). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Informan dipilih dari 0 petani tembakau yang mengikuti kemitraan serta orang dari pihak perusahaan. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu; Analisis Kemitraan Untuk menganalisis kemitraan yang berjalan digunakan metode desktriptif. Analisis deskripsi didasarkan pada fakta-fakta, kemudian dikumpulkan menjadi sebuah informasi yang digunakan untuk analisis lebih lanjut (Silahahi, 009). Analisis Lingkungan Matriks IFE untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal kemitraan dan matriks EFE untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kemitraan. Daftar pertanyaan dari variabel internal dan eksternal yang diajukan kepada responden, kemudian dilakukan bobot faktor penentu internal dan eksternal menggunakan analisis berpasangan. Menurut Rangkuti (00), penentuan nilai rating terboboti diperoleh dengan cara mengalikan nilai bobot faktor dengan rating pada faktor internal dan ekternal. Hasil yang diperoleh dimasukan kedalam matriks Internal-Eksternal untuk menentukan posisi kemitraan. Analisis SWOT Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi pengembangan kemitraan. Matriks menggambarkan peluang dan ancaman ekternal yang dihadapi kemitraan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi yaitu S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T. Analisis QSPM ( Quantitative Strategic Planning Matrix ) Matrik QSPM digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan lingkungan ekternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar pada matriks QSPM merupakan strategi yang paling baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Penelitian Mayoritas usia subyek penelitian dalam penelitian ini tergolong usia produktif antara 5-6 tahun. Petani juga masih mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga dan mengembangkan usahataninya dengan tingkat kematangan, cara berpikir dan tingkat emosionalnya yang cukup baik untuk mengikuti program kemitraan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Analisis Kemitraan Kemitraan antara petani tembakau dengan PT Merabu di Kecamatan Tanggungharjo sudah berjalan selama empat tahun. PT Merabu sebagai rekanan petani memberikan kredit bibit, pupuk, obat dan

4 pendampingan teknik budidaya untuk petani yang tergabung dalam kemitraan. Petani yang mengikuti kemitraan diwajibkan menjual hasil sesuai mekanisme pasar pada PT Merabu. Setiap penjualan akan dipotong biaya input berupa sarana yang telah diberikan. Petani menjual 00% tembakau kering kepada PT Merabu. Tembakau hasil petani mitra dinilai kualitasnya sekaligus ditimbang dan dibayar tunai sesuai timbangan dan kualitas hasil tembakaunya. Selama empat tahun berjalan kemitraan petani dan PT Merabu diikat oleh SOP (Standart Operating Procedure). SOP merupakan standar yang ditetapkan bersama antara petani dan PT Merabu yaitu berupa perjanjian, kewajiban dan proses kerja. Pihak petani berkewajiban untuk memenuhi pasokan tembakau kepada PT Merabu dengan memenuhi standar teknik budidaya tembakau, kualitas dan kuantitas yang telah ditentukan oleh PT Merabu. PT Merabu mempunyai kewajiban berupa pendampingan budidaya tanaman tembakau dan jaminan pasar pada petani pada awal masa tanam dan pada akhir masa tanam dilakukan evaluasi. Kemanfaatan bagi petani atau kelompok tani yaitu; ) meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pelaksanaan usaha tani tembakau melalui pembinaan yang intensif dan terprogram baik oleh petugas lapang dari perusahaan; ) petani memperoleh bantuan modal, saprodi dan teknologi dari perusahaan; ) petani mendapatkan jaminan pemasaran hasil panennya dengan tingkat harga yang layak sesuai dengan harga kesepakatan sehingga pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat, sedangkan manfaat yang diperoleh PT Merabu sebagai perusahaan mitra yaitu: ) Terjaminnya pasokan daun tembakau dalam jumlah dan kualitas sesuai dengan kebutuhan serta standar pabrik rokok PT Merabu; ) Adanya jaminan kesinambungan (kontinuitas) pasokan daun tembakau kualitas baik. Kemitraan saat ini diikuti 7 petani tembakau di Kecamatan Tanggungharjo. Kuota kemitraan sangat terbatas sehingga banyak petani yang belum mengikuti program kemitraan sedangkan banyak petani yang menginginkan. Kuota yang terbatas tersebut merupakan efek dari kebijakan pemerintah UUD Nomor 6 Pasal 6 tahun 009 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Peraturan pemerintah berdampak pada produksi produsen rokok yaitu PT Djarum yang mengurangi pasokan bahan baku. Analisis Lingkungan Untuk menentukan strategi dalam mengembangakan kemitraan digunakan analisis SWOT dan analisis QSPM, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal maupun eksternal kemitraan.

5 Tabel. Matriks Evaluasi Faktor Internal No Faktor Internal Bobot Rating Nilai pembobotan Kekuatan (S) Sumber daya lahan sesuai untuk usahatani tembakau SDM mempunyai keahlian untuk mengusahakan Kemampuan untuk menyerap tenaga kerja Kelompok tani tembakau yang cukup kuat 5 Produk berkualitas Kelemahan (W) Ketersediaan modal petani yang terbatas Ketersediaan sarana dan prasarana yang terbatas Penguasaan teknologi petani yang terbatas Manajemen usahatani yang terbatas Kualitas produk bergantung cuaca Total, Sumber : Hasil Perhitungan Analisis Matriks IFE Berdasarkan hasil perhitungan analisis internal dapat diketahui bahwa sumberdaya lahan yang sesuai untuk usahatani tembakau (0.8) merupakan faktor paling menentukan dalam kemitraan antara petani tembakau dan PT Merabu. Sumberdaya lahan merupakan modal utama untuk penanaman tembakau. Pada umumnya tanaman tembakau memerlukan lahan yang kering dan sinar matahari penuh untuk tumbuh dengan subur dan mendapatkan kualitas yang baik. Lahan yang mengandung sedikit air serta iklim di Kecamatan Tanggungharjo yang kering membuat tanaman tembakau dapat hidup dengan baik. Peluang itulah yang diambil PT Merabu untuk bermitra. Faktor kelemahan yang paling tinggi dalam kemitraan ini adalah penguasaan teknologi yang terbatas (0,7). Keterbatasan petani akan penguasaan tekonologi menjadi hambatan, khususnya teknologi budidaya. Nilai total dari pembobotan faktor internal (Matriks IFE) dari kemitraan yang berjalan selama ini adalah sebesar,7656 yang berarti secara internal para petani rata-rata telah mampu merespon keadaan kemitraan yang sedang dijalankan. Secara umum posisi kemitraan sudah cukup kuat. Kemudian mereka juga telah mengantisipasi kelemahan dari kemitraan ini dengan lebih mengoptimalkan sumber daya yang ada.

6 Tabel. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal No Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai pembobotan Peluang (O) Kerjasama/ Kemitraan dengan 0.78 Perusahaan 0,9 Kebijakan Pemerintah tentang 0.05 permodalan bagi usahatani 0,05 Dukungan masyarakan lokal 0, Permintaan produk masih cukup 0.77 tinggi 0,059 5 Peluang perdagangan 0.5 internasional 0,5 Ancaman (T) Peraturan perundangan yang membatasi Sumber : Hasil Perhitungan Analisis Matriks IFE Isu lingkungan (perubahan iklim) Perubahan orientasi kesehatan masyarakat konsumen Kondisi perekonomian Harga cukai yang tinggi Total,0.996 Berdasarkan hasil perhitungan lingkungan eksternal dapat diketahui bahwa dukungan masyarakat lokal (0.6) adalah merupakan peluang terbesar untuk dapat mengembangkan kemitraan yang sudah berjalan. Dengan dukungan masyarakat sekitar penting bagi kemitraan. Apabila kemitraan berjalan bertentangan dengan masyarakat sekitar, maka kemitraan akan sulit berkembang dan tidak akan berjalan dengan baik. Artinya dengan didukung oleh peran masyarakat sekitar kemitraan, peluang tersebut telah dimanfaatkan secara baik dari kemitraan yang berjalan Dari perhitungan analisis eksternal faktor ancaman terbesar terletak pada peraturan perundangan yang membatasi (0,5). Kondisi ini dikarenakan pemerintah berusaha mengurangi konsumsi tembakau di Indonesia. Tembakau ditetapkan pemerintah sebagai zat adiktif yang membahayakan bagi kesehatan. Sedangkan industri terbesar dari pengolahan daun tembakau merupakan industri rokok. Dengan demikian perusahaan rokok sebagai industri pemasok dari petani tembakau dapat mengurangi produksinya sehingga akan berdampak pada petani tembakau sekaligus kemitraan yang berjalan. Berdasarkan hasil penjumlahan nilai total pada matriks EFE maka didapatkan nilai pembobotannya adalah sebesar,996. Ini menunjukan secara eksternal petani dan perusahaan dalam kemitraan

7 EFE Total Weighted Score Kuat,00-,00 Rata-rata,00-,99 Tinggi.00-,00 I Growth IV Growth IFE Total Weikghted Score Sedang,00-,99 II Growth V Maintain Rendah,00-,99 III Maintain VI Divest Lemah,00-,99 VII Maintain VIII Divest IX Divest mampu melihat peluang dan memanfaatkan dengan sebaikbaiknya dan mampu merespon dengan baik ancaman yang sewaktuwaktu muncul sehingga akan mengurangi perkembangan kemitraan. Bila di gabungkan antara matriks IFE dan Matriks EFE maka akan menghasilkan matriks Internal- Eksternal (IE). Matriks Internal- Eksternal (IE) memperlihatkan posisi kemitraan yang berjalan di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan saat ini adalah berada pada sel 5 yaitu yaitu posisi menjaga dan mempertahankan Gambar.Matriks Internal-Eksternal terdapat pada gambar. Kemitraan berada pada sel 5 yaitu kemitraan belum dapat melakukan pengembangan secara luas karena masih ada faktor-faktor yang membatasi. Faktor tersebut diantaranya keterbatasan SDM terhadap penguasaan teknologi dan kuota petani untuk mengikuti kemitraan terbatas. Berdasarkan posisi tersebut petani dan perusahaan perlu menerapkan strategi bertahan untuk melakukan pembenahan atau perbaikan terhadap kondisi kemitraan. Analisis SWOT

8 Analisis Internal Analisis Eksternal Peluang (O). Kerjasama/ Kemitraan dengan Perusahaan. Kebijakan Pemerintah tentang permodalan bagi usahatani. Dukungan masyarakan lokal. Permintaan produk masih cukup tinggi 5. Peluang perdagangan internasional Ancaman (T). Peraturan perundangan yang membatasi. Isu lingkungan (perubahan iklim). Perubahan orientasi kesehatan masyarakat konsumen. Kondisi perekonomian 5. Harga cukai yang tinggi Sumber : Matriks SWOT Tabel. Matriks SWOT Kekuatan (S). Sumber daya lahan sesuai untuk usahatani tembakau. SDM mempunyai keahlian untuk mengusahakan. Kemampuan untuk menyerap tenaga kerja. Kelompok tani tembakau yang cukup kuat 5. Produk berkualitas Strategi S-O. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan meningkatkan keahlian SDM yang ada melalui pembinaan dalam pengelolaan lahan, input dan teknik budidaya (S,S,S5,O,O). Meningkatkan hubungan antara kelompok tani dengan perusahan mitra untuk memenuhi kebutuhan pasar (S,O,O5) Strategi S-T. Meminimalkan biaya yang dikeluarkan dengan masih memperhatikan kualitas produk (S5,T). Deversivikasi pasar dengan mengoptimalkan kualitas produk (S5,T) Kelemahan (W). Ketersediaan modal petani yang terbatas. Ketersediaan sarana dan prasarana yang terbatas. Penguasaan teknologi petani yang terbatas. Manajemen usahatani yang terbatas 5. Kualitas produk bergantung cuaca Strategi W-O. Meningkatkan hubungan dengan berbagai pihak terutama dengan perusahaan mitra dan pemerinta untuk permodalan petani dan sarana prasarana (W,W,O,O). Meningkatkan manajemen usaha tani dengan pembinaan secara berkelanjutan dengan perusahan mitra (W,O, O) Strategi W-T. Memperhatikan waktu dalam melakukan penanaman (W5, T ). Pelatihan teknologi, manajemen, controling serta evaluasi secara berkala setiap musim tanam untuk mengantisipasi perubahan iklim (W.W,T). Mengatur permodalan yang digunakan dalam usahatani (W,T) Berdasarkan alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dapat disederhanakan menjadi alternatif strategi terpilih yang dapat diterapkan dalam kemitraan untuk memudahkan dalam pemilihan alternatife strategi terbaik dengan menggunakan analisis QSPM, yaitu : () Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan meningkatkan keahlian SDM yang ada melalui pembinaan dan pendampingan, serta meningkatkan hubungan antara kelompok tani dengan perusahan mitra untuk perluasan pasar. () Meningkatkan

9 hubungan dengan berbagai pihak terutama dengan perusahaan mitra untuk permodalan petani, serta meningkatkan manajemen usaha tani dengan pembinaan secara berkelanjutan dengan perusahan mitra. () Meminimalkan biaya yang dikeluarkan dengan masih memperhatikan kualitas produk. () Memperhatikan waktu dalam melakukan penanaman, Pelatihan teknologi, manajemen, controling serta evaluasi secara berkala setiap musim tanam untuk mengantisipasi perubahan iklim, serta mengatur permodalan yang digunakan dalam usahatani. Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor Kunci Kekuatan 5 Kelemahan 5 Peluang 5 Bobot Tabel. Matriks QSPM Alternatif Strategi Strategi I Strategi II Strategi III Strategi IV AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Ancaman Total Sumber : Hasil Perhitungan Matriks QSPM Matriks QSPM memberikan gambaran kelebihan relatif dari masing-masing strategi yang selanjutnya memberikan dasar objektif untuk dapat memilih salah satu atau beberapa strategi spesifik yang menjadi pilihan. Berdasarkan analisis QSPM dapat diketahui

10 alternatif strategi terbaik yang dapat digunakan oleh petani dan perusahaan untuk mengembangkan kemitraan ini adalah strategi I yaitu dengan nilai TAS (Total Attractiveness Score) terbesar,65. Berdasarkan matriks QSPM tersebut, kemitraan yang berjalan dapat lebih menfokuskan pada peningkatan kualitas produk dengan meningkatkan keahlian sumberdaya manusia yang ada melalui pembinaan dan pendampingan secara berkelanjutan dengan memaksimalkan penggunaan lahan. Selama ini evaluasi atau pembinaan hanya dilakukan sekali oleh perusahaan pada saat akhir musim panen dan diharapkan kedepannya dapat berlangsung lebih rutin lagi. Dengan pembinaan dan pendampingan yang rutin oleh perusahaan diharapkan dapat menerapkan teknik budidaya yang benar pada lahan dan meningkatkan hubungan dengan kelompok tani yang bermitra. Manfaat lain adanya pembinaan dan pendampingan adalah hubungan antara petani dan PT Merabu akan semakin solid atau erat, dapat memenuhi kebutuhan pasar dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: () Kemitraan yang telah berjalan antara petani dan PT Merabu di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, sudah berjalan selama empat tahun dan ikatan antara kedua belah pihak sudah cukup baik. Kemitraan tersebut memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, Kemitraan berlangsung saling membutuhkan dan mengembangkan satu dengan lainnya sesuai konsep kemitraan. () Kekuatan utama dari kemitraan yaitu sumberdaya keahlian petani untuk mengusahakan atau kemampuan petani yang baik dalam bidang usahatani tembakau. Sedangkan kelemahan dalam kemitraan adalah keterbatasan petani akan penguasaan teknologi. Peluang utama adalah dukungan masyarakat sekitar dalam berlangsungnya kemitraan. Sedang ancaman utama dalam kemitraan adalah perundangundangan yang membatasi. () Analisis strategi SWOT menghasilkan formulasi strategi S-O,W-T, S-T dan W-T Berdasarkan matriks QSPM kemitraan yang berjalan dapat lebih fokus pada pemanfaatan lahan melalui pembinaan dan pemdampingan pada petani mengenai teknik budidaya tembakau yang benar. Saran Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: () Perusahaan hendaknya melakukan pembinaan dan pendampingan dari mulai pembibitan, penanaman, perawatan, panen dan paska panen secara berkala mengenai penggunaan teknologi budidaya seperti teknik pembibitan, jarak tanam, pemeliharaan tanaman dan perlindungan terhadap hama penyakit sehingga dapat meningkatkan penguasaan teknologi budidaya petani. DAFTAR PUSTAKA Nawawi, H dan M. Martini Penelitian Terapan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

11 Hafsah, Jafar. 00. Kemirataan usaha konsepsi dan strategi. PT Pustaka sinar harapan. Jakarta. Rangkuti, Fredy. 00. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Silalahi, Ulber Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama Soenardi.999. Perlu, Koperasi dalam Usaha Tani Tembakau, Prosiding Semiloka Teknologi Tembakau, Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat. Malang.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang cukup besar pada perekonomian negara Indonesia. Salah satu andalan perkebunan Indonesia

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Skripsi Oleh : Arsyadani Fahmi Akbar H 0809017 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA Ariyantoro Budidaya. Mahasaraswati Mataram. GaneÇ Swara.Vol. 3 No.2 September Citra Aji Parmana.

DAFTAR PUSTAKA Ariyantoro Budidaya. Mahasaraswati Mataram. GaneÇ Swara.Vol. 3 No.2 September Citra Aji Parmana. untuk mengembangkan usaha taninya misalnya dengan melakukan pinjaman ke pihak bank. Bagi Pemerintah Daerah, Memfasilitasi dan mencipatakan iklim yang kondusif bagi kemitraan Mendorong adanya kerjasama/perjanjian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

ABSTRAK EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

ABSTRAK EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING ABSTRAK EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM TRANSFORMASI PETANI TEMBAKAU BERWAWASAN BISNIS MELALUI KELEMBAGAAN SOSIAL EKONOMI BERBASIS PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMITRAAN ANTARA PG. TOELANGAN DENGAN PETANI TEBU TRI (TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI) DI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR

ANALISIS KEMITRAAN ANTARA PG. TOELANGAN DENGAN PETANI TEBU TRI (TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI) DI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR ANALISIS KEMITRAAN ANTARA PG. TOELANGAN DENGAN PETANI TEBU TRI (TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI) DI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR Windy A yyun, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI 7.1 Analisis Lingkungan Perusahaan Hasil analisis lingkungan perusahaan dilakukan melalui pengamatan di lapangan dan wawancara secara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis serta lahan yang luas dan subur, serta keanekaragaman hayati yang sangat beragam sehingga cocok untuk kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN

STRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN STRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN Rita Yuliana Sugiarto 1 Susi Wuri Ani 2 Nuning Setyowati 3 Agribusiness of Agricultural Faculty, Sebelas Maret Surakarta University Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus suatu rantai pasokan udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan di berbagai tempat, yaitu pada produsen benih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN TUNA TINGKAT POKLAHSAR DALAM KERANGKA INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN PACITAN

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN TUNA TINGKAT POKLAHSAR DALAM KERANGKA INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN PACITAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN TUNA TINGKAT POKLAHSAR DALAM KERANGKA INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN PACITAN Asmo PurboPranowo Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI BUDI RAHAYU TANAMA PUTRI Laboratorium Ekonomi, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana Abstrak Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

Sumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012

Sumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012 1 PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 17.50 buah pulau, dengan luas laut sekitar 3,5 juta km. Potensi sumberdaya ikannya sangat besar dengan beraneka ragam ikan bernilai ekonomi tinggi.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai bagian dari perekonomian nasional memiliki peranan paling penting, karena sektor ini mampu menyerap sumber daya manusia yang paling besar dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Perkembangan konsumsi komoditas perikanan khususnya udang di tingkat internasional dan tingkat nasional dianggap oleh sebagian petani dan nelayan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penelitian adalah kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

e-j. Agrotekbis 1 (2) : , Juni 2013 ISSN :

e-j. Agrotekbis 1 (2) : , Juni 2013 ISSN : e-j. Agrotekbis 1 () : 19-197, Juni 01 ISSN : 8-011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGALA Strategy Development of Seaweed Cultivation

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis, L) KLON UNGGUL DI KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis, L) KLON UNGGUL DI KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis, L) KLON UNGGUL DI KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR Supristiwendi, SP, M.Si 1 /Zulvani 2 1 Dosen Tetap Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman perkebunan disebut sebagai komoditas pertanian yang berpotensi memberikan berbagai keuntungan yang menjanjikan dimasa depan. Salah satu tanaman perkebunan yang

Lebih terperinci

Perumusan Strategi Kemitraan Koperasi dengan Petani pada Rantai Pasok Produk Hortikultura Organik (Studi Kasus di Koperasi Brenjonk, Mojokerto)

Perumusan Strategi Kemitraan Koperasi dengan Petani pada Rantai Pasok Produk Hortikultura Organik (Studi Kasus di Koperasi Brenjonk, Mojokerto) Perumusan Strategi Kemitraan Koperasi dengan Petani pada Rantai Pasok Produk Hortikultura Organik (Studi Kasus di Koperasi Brenjonk, Mojokerto) Amalia Haris Kartikasari 1), Panji Deoranto 2), Ika Atsari

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: coconut sugar, added value, work productivity, SWOT, QSPM

ABSTRACT. Keywords: coconut sugar, added value, work productivity, SWOT, QSPM ANALISIS NILAI TAMBAH DAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KER- JASERTA STRATEGI PENGEMBANGAN HOMEINDUSTRY GULA KELAPA DI DESA TEMBOKREJO KECAMATAN GUMUKMAS KABUPATEN JEMBER Yohana Tyas Sulistiowati 1), Joni Murti

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3 Yulita Veranda Usman 1, Wiwi Yaren 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) yulita@univpancasila.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti langsung ke lapangan untuk

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 Abstrak: Strategi pemasaran sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko. RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

Lebih terperinci