Bab II Efek Radiasi Termal Pada Asteroid
|
|
- Ade Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab II Efek Radiasi Termal Pada Asteroid Dalam dasawarsa terakhir ada beberapa ketidakcocokan antara prediksi model klasik dengan hasil observasi (sebagai review lihat Bottke et al. 2006). Ketidakcocokan tersebut antara lain tentang usia Cosmic Ray Exposure (CRE) meteorit yang ada di dekat bumi. CRE adalah waktu yang dihabiskan suatu meteorit di ruang antar planet, dihitung setelah benda tersebut mulai terkena tumbukan cosmic ray hingga terlempar sampai ke bumi. Seharusnya banyak meteorit yang memiliki usia CRE beberapa juta tahun, tetapi berdasarkan hasil observasi hanya ada sedikit meteorit yang memiliki usia CRE lebih pendek dari jutaan tahun. Selain itu, berdasarkan prediksi model klasik ada asteroid ukuran kilometer yang berada di dekat daerah Mars dan dalam populasi NEO dengan tipe taksonomi yang sangat beragam. Tumbukan sering terjadi pada asteroid yang besar, sehingga akan menghasilkan famili asteroid. Jika dibuat distribusi ukuranfrekuensinya akan terlihat ada kemiringan yang tajam, karena diasumsikan asteroid tersebut berasal dari tumbukan yang baru saja terjadi (fresh ejecta). Dari hasil observasi hanya sedikit ditemukan famili asteroid yang baru saja terbentuk. Distribusi ukuran-frekuensinya juga lebih datar. Menurut model klasik, fragmen asteroid ukuran besar akan terlontar dari tempat sumber impact dengan kecepatan tinggi (beberapa ratus m/s) sedangkan fragmen paling kecil berasal dari tempat yang paling jauh. Ternyata dari hasil simulasi, kecepatan lontar asteroid lebih rendah (< 100 m/s) dilihat dari posisi orbital pada anggota famili asteroid. Asteroid sering mengalami tumbukan dan akan menghasilkan rentang nilai kala rotasi asteroid yang lebar. Pada keadaan ideal, diharapkan kecepatan rotasi untuk asteroid yang kecil maupun besar mengikuti suatu distribusi Maxwell. Dari hasil simulasi, distribusi kecepatan rotasi asteroid berukuran kecil (D < 10 km) 4
2 memiliki ekses untuk rotasi yang cepat dan rotasi yang sangat lambat pada saat data yang ada dicocokkan ke distribusi Maxwell. Untuk menjelaskan berbagai hal mengenai ketidakcocokan antara prediksi model klasik dan hasil observasi tersebut, tidak bisa hanya dengan mengandalkan gaya gravitasi saja. Oleh karena itu diajukan suatu mekanisme baru yaitu adanya suatu efek non-gravitasi yang bekerja pada asteroid. Efek non-gravitasi ini disebabkan interaksi dengan radiasi matahari. Walaupun besarnya efek non-gravitasi beberapa kali lebih lemah daripada gravitasi, tetapi dapat membantu dalam memahami evolusi dari benda kecil dalam tata surya, khususnya meteoroid dan asteroid yang memiliki ukuran 10 cm 10 km (Brož et al. 2005). Pada awalnya efek nongravitasi ini tidak terlalu diperhatikan, tetapi dari hasil penelitian terbaru efek nongravitasi sangat penting dalam menjelaskan beberapa masalah yang ada. Efek non-gravitasi ini ada berbagai macam, beberapa yang utama antara lain: efek tekanan radiasi, efek Poynting-Robertson, dan efek radiasi termal; sedangkan outgassing tidak ditinjau karena fenomena ini tidak terjadi pada asteroid. Berikut ini akan dijelaskan dengan singkat dua efek pertama non-gravitasi tersebut. II.1 Efek Non Radiasi Termal Secara singkat terdapat dua efek non radiasi termal yang telah dikenal pada proses fisis gaya non gravitasi yang bekerja pada benda berukuran cm hingga mikron di tata surya. Dua efek ini adalah efek tekanan radiasi dan efek Poynting-Robertson. Tekanan radiasi adalah tekanan yang ada pada permukaan suatu objek yang digunakan untuk menjelaskan radiasi elektromagnetik. Secara teoritis, efek ini ditemukan oleh James Clerk Maxwell pada tahun 1871, dibuktikan secara eksperimental oleh Lebedev tahun 1900, serta Nichols dan Hull tahun Tekanan radiasi bergantung pada keadaan apakah radiasi mengalami absorpsi atau refleksi. Jika terjadi absorpsi, besarnya tekanan (P RP ) adalah kerapatan fluks energi (I) dibagi kecepatan cahaya (c), P RP = I/c. Tetapi jika seluruh radiasi direfleksikan, besarnya tekanan radiasi menjadi dua kalinya, P RP = 2I/c. Efek 5
3 tekanan radiasi sangat lemah dan hanya bekerja di permukaan suatu benda, tetapi masih bisa terdeteksi dengan menggunakan radiometer Nichols. John Henry Poynting mengatakan bahwa partikel-partikel debu dan bahkan meteoroid berukuran centimeter (cm) dapat jatuh ke matahari karena ada gaya penahan (drag force). Howard Percy Robertson menghitung tarikan gravitasi (radiative drag) menggunakan teori relativistik. Kemudian terkenal hingga menjadi efek Poynting-Robertson. Poynting-Robertson drag digambarkan dalam dua kerangka referensi yang berbeda (Brož 2006). Pertama kerangka yang dilihat terhadap matahari, dan berikutnya kerangka co-moving partikel. Pada kerangka terhadap matahari partikel menyebar dengan lebih radiatif dan mengikuti pergeseran Doppler. Sedangkan pada kerangka yang kedua, penyebaran partikel lebih isotropik dan radiasi matahari lebih berpengaruh. Efek Poynting-Robertson ini lebih besar pengaruhnya untuk benda yang memiliki ukuran sangat kecil. II.2 Efek Radiasi Termal Efek non-gravitasi yang paling tepat untuk menjelaskan masalah ketidakcocokan antara prediksi model klasik dan hasil observasi adalah efek radiasi termal. Dalam dekade terakhir efek radiasi termal sangat penting untuk mempelajari evolusi orbital benda kecil, khususnya asteroid. Efek radiasi termal pada asteroid ini lebih dikenal dengan nama efek Yarkovsky dan efek YORP. Efek Yarkovsky berpengaruh terhadap dinamika orbital benda kecil, dan efek YORP hanya bekerja pada benda yang memiliki bentuk tidak beraturan (tidak sferis atau elipsoid). Dipilihnya efek Yarkovsky/YORP sebagai penjelasan utama dari masalah ketidakcocokan di atas karena efek Yarkovsky/YORP merupakan efek non-gravitasi yang paling kuat dibandingkan efek non-gravitasi yang lain, seperti tercantum pada Tabel II.1 (Brož et al. 2005). 6
4 Tabel II.1 Nilai pendekatan dari akselerasi radial dan transversal yang berpengaruh pada benda dengan ukuran antara 10 cm hingga 10 km. Akselerasi Radial Transversal Gravitasi Efek Yarkovsky / YORP Tekanan Radiasi Poynting-Robertson Drag Angin matahari, gaya Lorentz, plasma drag GM סּ hingga hingga hingga hingga < II.2.1 Efek Yarkovsky Ivan Osipovich Yarkovsky ( , Gambar II.1) merupakan seorang insinyur Rusia yang bekerja di bidang physical science pada waktu senggangnya. Pada tahun 1900 Yarkovsky mengemukakan dalam suatu tulisannya, bahwa pemanasan harian suatu objek yang berotasi akan menghasilkan gaya (walaupun kecil) yang dapat berpengaruh terhadap orbitnya, terutama untuk meteoroid dan asteroid yang berukuran kecil (Brož 2006). Efek Yarkovsky sempat dilupakan oleh orang, hingga diingat kembali pada tahun 1950 oleh Ernst J. Öpik. Pada tahun 1909 Öpik pernah membaca tulisan Yarkovsky ini, tetapi baru beberapa dekade kemudian teringat kembali pada tulisan tersebut dan mendiskusikan kemungkinan pentingnya efek Yarkovsky untuk meteoroid yang bergerak di dalam tata surya. Secara umum efek Yarkovsky terjadi akibat adanya perbedaan antara panas yang diterima oleh suatu benda dan panas yang dikeluarkan kembali oleh benda Gambar II.1 Ivan Osipovich Yarkovsky ( ). 7
5 tersebut. Suatu benda kecil akan menyerap panas Matahari, tetapi panas tersebut tidak langsung dikeluarkan, ada jeda waktu antara absorpsi dan emisi panas tersebut. Akibatnya akan ada suatu gaya (walaupun kecil) yang dihasilkan oleh benda tersebut dan bisa mengubah nilai sumbu semimajor setelah waktu yang cukup lama. Efek Yarkovsky memiliki dua macam komponen yaitu komponen harian (diurnal component) dan komponen musiman (seasonal component). Pada mulanya hanya komponen harian yang diperhitungkan, komponen musiman tidak disinggung secara rinci. Tetapi selanjutnya, komponen musiman mulai dihitung pengaruhnya pada suatu benda dalam satu siklus. Komponen Harian (Diurnal Component) Komponen harian berlaku untuk objek yang memiliki ukuran 100 m 10 km dan didominasi benda yang memiliki konduktivitas termal yang rendah. Efek harian ini terjadi jika asteroid memiliki obliquity (kemiringan sumbu rotasi terhadap bidang orbit) 0, sumbu rotasi asteroid tegak lurus terhadap bidang orbit. Tetapi efek harian akan hilang jika obliquity asteroid 90. Bila dianggap asteroid memiliki orbit lingkaran terhadap Matahari, Matahari selalu berada di ekuator sehingga akan memanaskan bagian asteroid yang menghadap ke Matahari. Kemudian panas Matahari yang diserap itu akan diradiasikan kembali ke angkasa oleh asteroid dalam bentuk spektrum infra merah. Foton infra merah itu akan membawa momentum saat keluar. Semua benda memiliki suatu nilai momen inersia yang menyebabkan terjadinya jeda waktu. Selama jeda waktu itu, asteroid akan berotasi. Setelah jeda waktu terpenuhi, panas yang ada dalam asteroid akan diradiasikan kembali dan bisa menyebabkan kecepatan orbit bertambah. Pada gambar II.2 bagian a (Bottke et al. 2006), tanda panah yang kecil menunjukkan arah rotasi asteroid. Tanda panah yang besar menunjukkan radiasi panas yang dikeluarkan oleh asteroid, bisa diuraikan dalam arah tangensial (searah 8
6 gerak orbit) dan juga arah radial (ke bawah). Jika asteroid berotasi prograde (searah dengan gerak asteroid mengelilingi Matahari) akan menambah momentum, terjadi spiral outward yang mengakibatkan orbit asteroid akan bertambah dan semakin menjauh dari Matahari. Sedangkan untuk rotasi retrograde (berlawanan dengan gerak asteroid mengelilingi Matahari) akan membawa momentum, sehingga terjadi spiral inward yang mengakibatkan orbit asteroid akan semakin mendekat ke Matahari. Gambar II.2 Komponen efek Yarkovsky: a) komponen harian (diurnal component), dominan pada asteroid berukuran > 100 m; dan b) komponen musiman (seasonal component), dominan pada asteroid berukuran m. Komponen Musiman (Seasonal Component) Komponen ini dominan untuk asteroid berukuran kecil, sekitar m. Komponen musiman terjadi jika asteroid memiliki obliquity sekitar 90 º, terbalik dengan komponen harian, sumbu rotasi asteroid berada pada bidang orbit. Asteroid akan berotasi dengan mengguling, sehingga ada bagian utara dan selatannya. Jika asteroid paling banyak menyerap panas matahari di bagian utara, tidak semuanya akan langsung diradiasikan tetapi hanya sebagian kecil saja, begitu juga sebaliknya. Hal ini disebabkan adanya termal inersia dalam suatu benda, sehingga ada jeda waktu antara absorpsi dan emisi panas matahari. Semua benda memiliki termal inersia, akan menyebabkan adanya jeda waktu antara absorpsi dan emisi. 9
7 Komponen musiman menyebabkan orbit mengalami spin in. Komponen ini berlaku seperti penahan dan menyebabkan orbit semakin dekat ke matahari. Seperti pada gambar II.2 bagian b, di titik A yang paling banyak menyerap panas matahari adalah bagian utara (N), tetapi tidak semua langsung diradiasikan kembali hanya sebagian kecil saja. Radiasi panas yang lebih besar terjadi di titik B (ditunjukkan oleh panah besar). Jika komponen B diuraikan, akan terlihat bahwa orbit akan mengalami spin in, sedangkan di titik A gaya radiasinya akan saling meniadakan dengan arah gerak orbit. Di titik C yang paling banyak menyerap panas matahari adalah bagian selatan (S), panas akan diradiasikan kembali pada titik D. Formulasi Efek Yarkovsky Untuk melakukan perhitungan besarnya pertambahan sumbu semimajor akibat efek Yarkovsky, perlu diketahui besar temperatur di permukaan suatu benda yang dihitung dengan menggunakan persamaan difusi panas yang masuk ke dalam benda (Bottke et al. 2006): T.( K T) = ρc p (1) t atau yang keluar permukaan: ( K T.n ) + σt 4 = αε (2) Keterangan: Κ adalah nilai konduktivitas termal, C p adalah panas spesifik pada tekanan konstan, T adalah temperatur, ρ adalah berat jenis, n adalah vektor normal, adalah emisivitas termal permukaan, σ adalah konstanta Stefan- Botzmann, α = 1 A dengan A adalah Bond albedo, dan ε adalah fluks dari radiasi matahari. Ada dua parameter fundamental dalam formulasi Yarkovsky (Farinella et al. 1998), yaitu: kedalaman penjalaran panas (thermal penetration depth, l ν ) dan parameter termal. Besar kedalaman penjalaran panas adalah: 10
8 l ν = K ρc ν (3) p Parameter termal adalah perbandingan antara skala waktu emisi panas dengan skala waktu rotasi. Jika nilai Θ kecil, maka beda antara absorpsi dan emisi juga kecil. Besar parameter termal dihitung dengan: ρck p ν Θ= (4) 2πεσT 3 untuk komponen harian, ν = ω = frekuensi rotasi, sedangkan untuk komponen musiman, ν = n = nilai mean motion. T adalah temperatur rata-rata. Nilai temperatur rata-rata didapat dari: π R (1 AS ) = 4πRεσT (5) 4 (1 AS ) T = 4εσ (6) Percepatan efek Yarkovsky akan mengubah nilai sumbu semimajor a suatu benda. Karena perubahannnya cukup kecil, maka nilai a dihitung untuk satu kali revolusi: da 8α Φ = F ( R', )cosγ dt diurnal 9 n ω Θ (7) da 4α Φ F ( R', )sin 2 = n Θ γ (8) dt seasonal 9 n Keterangan: Φ adalah koefisien tekanan radiasi ( Φ= πr 2 ε /( mc) ), n adalah nilai mean-motion benda, Besar fungsi Θ adalah parameter termal, dan γ adalah nilai obliquity. F ( R', Θ) bergantung pada radius benda yaitu: υ dengan κ 1, κ 2, dan κ 3 adalah fungsi analitik dari 0 κ1( R ') Θν ( R ) κ ( R ) Fν ( R', Θ ) = (9) κ ' Θ + ' Θ R '. 2 ν 3 2 ν 11
9 Pergeseran nilai sumbu semimajor akibat efek Yarkovsky bisa berubah sebagai fungsi dari beberapa parameter berikut ini: 1. Kemiringan dan rotasi: Pada efek musiman, nilai maksimum akan terjadi jika kemiringan γ = 90º dan minimum pada γ = 0º (atau 180º). Efek harian akan maksimum pada kemiringan 0 (atau 180 ) dan minimum pada kemiringan 90. Efek harian dapat ditiadakan untuk benda yang memiliki rotasi sangat cepat. 2. Ukuran: Semakin besar ukuran suatu benda, maka efek Yarkovsky akan semakin kecil. Efek Yarkovsky tidak berlaku untuk benda yang memiliki ukuran yang sangat besar maupun yang sangat kecil. 3. Konduktivitas permukaan: Konduktivitas permukaan (ĸ) sangat berpengaruh pada besarnya efek Yarkovsky, yaitu menunjukkan adanya perbedaan panas pada suatu benda. Untuk nilai ĸ tinggi lebih berpengaruh pada efek musiman, sedangkan nilai ĸ rendah berpengaruh pada efek harian. 4. Jarak ke matahari: Jika jarak benda dari matahari bertambah, maka efek Yarkovsky akan semakin berkurang. Untuk efek harian, jarak dari matahari akan sangat berpengaruh. Efek harian akan berkurang dengan cepat, jika jarak dari matahari bertambah. II.2.2 Efek YORP Efek ini diberi nama berdasarkan pengembang teori efek Yarkovsky, yaitu I. O. Yarkovsky, J. A. O Keefe, V. V. Radzievskii, dan S. J. Paddack. Evolusi dari kecepatan rotasi suatu benda kecil dalam tata surya berasal dari adanya perbedaan antara penyerapan dan pengeluaran kembali panas matahari yang diterima benda tersebut (Rubincam 2000). Pada saat benda mengemisikan panas matahari yang diterimanya dalam bentuk radiasi infra merah, setiap foton infra merah yang keluar akan membawa momentum. Oleh karenanya benda tersebut bisa terdorong ke arah yang berlawanan. Gaya dorong yang dihasilkan sebenarnya cukup kecil, tetapi karena angkasa itu kosong sehingga tidak ada yang menghalangi gaya 12
10 tersebut. Setelah beberapa ratus tahun gaya ini dapat mengubah orbit meteoroid berukuran kilometer. Efek YORP bisa mengubah obliquity suatu asteroid dan kecepatan rotasi asteroid. Efek ini dominan untuk asteroid yang memiliki bentuk tidak beraturan (irregular shape). Suatu asteroid dapat mengalami spin up ataupun spin down. Spin up berarti asteroid akan menjadi lebih cepat rotasinya, sedangkan jika terjadi spin down berarti rotasi asteroid akan mengalami perlambatan. Jika obliquity suatu asteroid besar, maka asteroid akan melambat rotasinya (mengalami spin down). Parameter yang mempengaruhi efek YORP antara lain: bentuk, ukuran, jarak dari matahari, dan orientasi. Efek YORP sangat berpengaruh pada asteroid berukuran kilometer dan yang lebih kecil. Semakin kecil ukuran asteroid maka asteroid tersebut akan mengalami spin up lebih cepat. Jarak asteroid dari matahari juga berpengaruh terhadap efek YORP, semakin dekat asteroid ke matahari maka efek YORP lebih efektif. Untuk asteroid yang berukuran kecil, efek YORP dapat menyebabkan asteroid tersebut mengalami spin up yang sangat cepat sehingga bisa menyebabkan asteroid mengalami perubahan bentuk ataupun melepaskan sebagian massanya (Lowry et al. 2007). YORP dapat menggantikan tumbukan dalam penjelasan mengenai mekanisme utama pembentukan asteroid ganda pada populasi planetcrossing. Periode rotasi yang sangat panjang (> 40 hari) dari beberapa anggota Main Belt Asteroids (MBAs) dan adanya bagian yang mengguling juga bisa dijelaskan dengan efek YORP. Efek YORP dominan bekerja pada asteroid yang memiliki bentuk tidak beraturan. Dari gambar II.3 terlihat ada bongkahan di kedua sisi asteroid yang mereorientasikan ketidakteraturan bentuknya. Jika asteroid menerima panas dari matahari pada suatu sisi, kemudian akan dikeluarkan kembali pada sisi yang berbeda. Hal ini akan menghasilkan suatu torque, yang dapat mempercepat rotasi asteroid. 13
11 Gambar II.3 Efek YORP yang bekerja pada suatu benda dengan bentuk tidak beraturan. Formulasi Efek YORP Seperti halnya efek Yarkovsky, efek YORP juga dihasilkan dari emisi hasil penyerapan panas matahari. Perbedaan besarnya absorpsi dengan emisi termal akan menghasilkan suatu net torque yang bisa dihitung nilainya. Kemudian akan didapatkan perubahan besarnya obliquity dan kecepatan sudut terhadap waktu. Net thermal torque: Momentum sudut: T= r df (10) L= C ω e (11) Sehingga untuk nilai C konstan akan didapatkan perubahanω dan γ terhadap waktu besarnya sebagai berikut: dω T e T = s dt C C dγ T e Tγ = dt Cω Cω (12) (13) Keterangan: L adalah momentum sudut, C adalah momen inersia, ω adalah kecepatan sudut rotasi, e adalah unit vektor dari sumbu rotasi ( adalah dalam arah tegak lurus), dan γ adalah obliquity. 14
Bab III Aplikasi Efek Radiasi Termal Pada Asteroid
Bab III Aplikasi Efek Radiasi Termal Pada Asteroid Main Belt Asteroids (MBAs) adalah asteroid-asteroid yang mendiami daerah diantara Mars dan Jupiter, yakni 2.0 3.3 AU, yang ditaksir berjumlah sekitar
Lebih terperinciTELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA)
TELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA) E. Soegiartini dan S. Siregar Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciTELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA)
Telaah Awal Keubahan Setengah Sumbu... (E. Soegiartini et al.) TELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA) E. Soegiartini, dan S. Siregar Program
Lebih terperinciTELAAH EFEK RADIASI TERMAL PADA ASTEROID: Tes Evolusi Orbit Asteroid Berukuran 1 Km TUGAS AKHIR ADELIA FERMITA NIM : Program Studi Astronomi
TELAAH EFEK RADIASI TERMAL PADA ASTEROID: Tes Evolusi Orbit Asteroid Berukuran 1 Km TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Institut Teknologi Bandung Oleh
Lebih terperinciBab IV Tes Evolusi Orbit Asteroid
Bab IV Tes Evolusi Orbit Asteroid Sebelum tahun 1990 konsep perhitungan evolusi atau integrasi orbit yang banyak dipakai adalah menggunakan konsep time-step seperti Runge-Kutta (Dormand et al. 1987), Bulirsch
Lebih terperinciMomen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)
Gerak Rotasi Momen Inersia Terdapat perbedaan yang penting antara masa inersia dan momen inersia Massa inersia adalah ukuran kemalasan suatu benda untuk mengubah keadaan gerak translasi nya (karena pengaruh
Lebih terperinciPEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda
PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda 1. Tinggi bintang dari bidang ekuator disebut a. altitude b. latitude c. longitude d. deklinasi e. azimut 2. Titik pertama Aries, didefinisikan
Lebih terperinciSOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013
Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat
Lebih terperinciIntensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam
RADIASI BENDA HITAM Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam Teori Benda Hitam Jika suatu benda disinari
Lebih terperinciOleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014
Oleh : Kunjaya Kompetensi Dasar X.3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi X.4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar Pengertian
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOLUSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 014 TINGKAT PROVINSI ASTRONOMI Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciDinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan
Lebih terperinciPROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014
PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 NAMA PROVINSI TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KABUPATEN/ KOTA TANDA TANGAN 1. Dilihat dari Bumi, bintang-bintang tampak
Lebih terperinci3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,
3. ORBIT KEPLERIAN AS 2201 Mekanika Benda Langit 1 3.1 PENDAHULUAN Mekanika Newton pada mulanya dimanfaatkan untuk menentukan gerak orbit benda dalam Tatasurya. Misalkan Matahari bermassa M pada titik
Lebih terperinciSatuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB
Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan
Lebih terperinciFISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s)
No FISIKA 2014 TIPE A SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya masing-masing 20 3 N mengapit sudut 30 o di atas sumbu X positif, 20 N mnegapit sudut 60 o di atas sumbu X negatif, 5 N pada
Lebih terperinciSELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN 2009
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIRJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN
Lebih terperinciindahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit
Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Pilihan Berganda, 20 Soal 1. Jika jarak rata-rata planet Mars adalah 1,52 SA dari Matahari, maka periode orbit planet Mars mengelilingi
Lebih terperinciFisika Umum (MA 301) Cahaya
Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen
Lebih terperinciKINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom
KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran
Lebih terperinciSOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciSOAL DINAMIKA ROTASI
SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,
Lebih terperinciFisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi
Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a
Lebih terperinciJika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu
A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.
Lebih terperinciPENGENALAN ASTROFISIKA
PENGENALAN ASTROFISIKA Hukum Pancaran Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita hipotesakan suatu pemancar sempurna yang disebut benda hitam (black body) Pada keadaan kesetimbangan termal, temperatur
Lebih terperinci3. MEKANIKA BENDA LANGIT
3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3.1. ELIPS Sebelum belajar Mekanika Benda Langit lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui salah satu bentuk irisan kerucut yaitu tentang elips. Gambar 3.1. Geometri Elips
Lebih terperinciBAB V RADIASI. q= T 4 T 4
BAB V RADIASI Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnet atau paket-paket energi (photon) yang dapat merambat sampai jarak yang sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal. 1-7 ISSN : Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet
PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (13), Hal. 1-7 ISSN : 337-8 Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet Nurul Asri 1, Hasanuddin 1, Joko Sampurno 1, Azrul Azwar 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Soal Test Olimpiade Sains Nasional 2010 Bidang : ASTRONOMI Materi : Teori (Pilihan Berganda) Tanggal
Lebih terperinciTES STANDARISASI MUTU KELAS XI
TES STANDARISASI MUTU KELAS XI. Sebuah partikel bergerak lurus dari keadaan diam dengan persamaan x = t t + ; x dalam meter dan t dalam sekon. Kecepatan partikel pada t = 5 sekon adalah ms -. A. 6 B. 55
Lebih terperinciTEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA
TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika
Lebih terperincidengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².
Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui perubahan momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabelvariabel
Lebih terperinciDEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1
Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB 2 GRAVITASI A. Medan Gravitasi B. Gerak Planet dan Satelit Rangkuman Bab Evaluasi Bab 2...
DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v BAB 1 KINEMATIKA GERAK... 1 A. Gerak Translasi... 2 B. Gerak Melingkar... 10 C. Gerak Parabola... 14 Rangkuman Bab 1... 18 Evaluasi
Lebih terperinciUM UGM 2017 Fisika. Soal
UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan
Lebih terperincir 21 F 2 F 1 m 2 Secara matematis hukum gravitasi umum Newton adalah: F 12 = G
Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya Secara matematis
Lebih terperinciUji Kompetensi Semester 1
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t
Lebih terperinciAntiremed Kelas 9 Fisika
Antiremed Kelas 9 Fisika Tata Surya - Latihan Ulangan Doc Name : AR09FIS0599 Version : 2012-10 halaman 1 01. Berikut ini adalah planet-planet pada tata surya kita. Urutan yang benar dari yang terdekat
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT 1. VEKTOR Jika diketahui vektor A = 4i 8j 10k dan B = 4i 3j + 2bk. Jika kedua vektor tersebut saling tegak lurus, maka tentukan
Lebih terperinciFIsika DINAMIKA ROTASI
KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar
BAB NJAUAN PUSAKA Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer
Lebih terperinciBab II TEORI ENCOUNTER PLANET
Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET Terdapat beberapa populasi asteroid di tata surya. Populasi terbesar berada pada sabuk utama yang terletak di antara orbit Mars dan orbit Jupiter (Main Belt Asteroids, MBAs).
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :
Lebih terperinci4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat. AS 2201 Mekanika Benda Langit
4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat AS 2201 Mekanika Benda Langit 4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas gerak benda langit dalam medan potensial umum, misalnya potensial sebagai
Lebih terperinciBahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi :
Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi : Teori Relativitas Umum Sebelum teori Relativitas Umum (TRU) diperkenalkan oleh Einstein pada tahun 1915, orang mengenal sedikitnya tiga
Lebih terperinciBab III INTERAKSI GALAKSI
Bab III INTERAKSI GALAKSI III.1 Proses Dinamik Selama Interaksi Interaksi merupakan sebuah proses saling mempengaruhi yang terjadi antara dua atau lebih obyek. Obyek-obyek yang saling berinteraksi dapat
Lebih terperinciKINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika
KINEMATIKA A. Teori Dasar Besaran besaran dalam kinematika Vektor Posisi : adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat. Pangkalnya di titik pusat koordinat, sedangkan ujungnya pada
Lebih terperinciAnalisis Fisika Mekanis Sederhana pada Permainan Billiard
Analisis Fisika Mekanis Sederhana pada Permainan Billiard Iko Saptinus (08/270108/PA/12213) Abstract Permainan Billiard tidak bisa lepas dari konsep-konsep fisika. Ketika bola utama (bola putih) dipukul
Lebih terperinciGambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus
BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut
Lebih terperinciRelasi Empirik Diameter Asteroid Dengan Fenomena Tsunami Dan Gempa
Relasi Empirik Diameter Asteroid Dengan Fenomena Tsunami Dan Gempa TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Institut Teknologi Bandung oleh: Dhany Dewantara
Lebih terperinciPREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.
PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Hukum Gerak. Energi Gerak Rotasi Gravitasi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 3) Hukum Gerak Momentum Energi Gerak Rotasi Gravitasi Hukum Gerak Mekanika Klasik Menjelaskan hubungan antara gerak benda dan gaya yang bekerja padanya Kondisi
Lebih terperinciKELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( )
KELOMPOK I Raditya Budi Satria (101134007) Imelsa Heni Priyayik (101134098) Sergius Prastowo (101134116) Rina Metasari (101134131) BERTAMASYA MENJELAJAHI TATA SURYA KI-KD EVALUASI INDIKATOR BERTAMASYA
Lebih terperinciROTASI BENDA LANGIT. Chatief Kunjaya. KK Atronomi, ITB. Oleh : TPOA, Kunjaya 2014
ROTASI BENDA LANGIT Oleh : Chatief Kunjaya KK Atronomi, ITB KOMPETENSI DASAR XI.3.6 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN NASIONAL
LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka
Lebih terperinciindahbersamakimia.blogspot.com
Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2007 Materi Uji : Astronomi Waktu : 150 menit Tidak diperkenankan menggunakan alat hitung (kalkultor). Di bagian akhir soal diberikan daftar konstanta yang
Lebih terperincimomen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)
Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah
Lebih terperinciSatuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Gerak Translasi dan Rotasi A. Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah
Lebih terperinciSOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1
SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan
Lebih terperinciMEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN
Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah
Lebih terperinciBAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB
BAB III Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB III.1 Penyebab Fluktuasi Struktur di alam semesta berasal dari fluktuasi kuantum di awal alam semesta. Akibat pengembangan alam semesta, fluktuasi
Lebih terperinciBenda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B
1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GAMMA-RAY BURST
Bab II KARAKTERISTIK GAMMA-RAY BURST Gamma-Ray Burst (GRB) merupakan fenomena semburan sinar-gamma yang berlangsung secara singkat dan intensif. Energi yang terlibat dalam semburan ini mencapai 10 54 erg
Lebih terperinciHIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA)
HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT 1.PANCARAN RADIASI SURYA Meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi yang dipancarkan
Lebih terperinciFISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.
1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan
Lebih terperinciRelativitas Khusus Prinsip Relativitas (Kelajuan Cahaya) Eksperimen Michelson & Morley Postulat Relativitas Khusus Konsekuensi Relativitas Khusus
RELATIVITAS Relativitas Khusus Prinsip Relativitas (Kelajuan Cahaya) Eksperimen Michelson & Morley Postulat Relativitas Khusus Konsekuensi Relativitas Khusus Transformasi Galileo Transformasi Lorentz Momentum
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2012 Waktu 180 menit Nama Provinsi Tanggal Lahir.........
Lebih terperinci3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas
Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya
Lebih terperinciContoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.
Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensial Coulomb untuk Partikel yang Bergerak Dalam bab ini, akan dikemukakan teori-teori yang mendukung penyelesaian pembahasan pengaruh koreksi relativistik potensial Coulomb
Lebih terperinciBAHAN AJAR FISIKA GRAVITASI
BAHAN AJAR FISIKA GRAVITASI OLEH SRI RAHMAWATI, S.Pd SMA NEGERI 5 MATARAM Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan
Lebih terperinciJAWABAN DAN PEMBAHASAN
JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. Dalam perjalanan menuju Bulan seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya 3.500 kilometer dalam cakupan sudut 6 0. Berapakah jarak Bulan saat itu? A. 23.392 km B.
Lebih terperinciBAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH
BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH. GELOMBANG MENENGAH Berdasarkan spektrum frekuensi radio, pita frekuensi menengah adalah gelombang dengan rentang frekuensi yang terletak antara 300 khz sampai 3 MHz
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angin bintang dapat difahami sebagai aliran materi/partikel-partikel
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angin bintang dapat difahami sebagai aliran materi/partikel-partikel (plasma) dari permukaan atmosfer bintang dengan kecepatan cukup besar sehingga mampu melawan tarikan
Lebih terperinciPERINGATAN. Singapura, 5 April David Orlando Kurniawan SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA BIDANG ASTRONOMI 2014
PERINGATAN Solusi ini bukanlah solusi resmi dari pihak panitia, solusi ini hanyalah solusi versi saya pribadi. Jawaban sudah saya cocokkan dengan kunci yang saya dapat, namun solusi saya bisa jadi kurang
Lebih terperinciBAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.
BAB VII TATA SURYA STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. KOMPETENSI DASAR 1. Mendeskripsikan karakteristik sistem tata surya 2. Mendeskripsikan Matahari sebagai
Lebih terperinciBAB VI Usaha dan Energi
BAB VI Usaha dan Energi 6.. Usaha Pengertian usaha dalam kehidupan sehari-hari adalah mengerahkan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai. Dalam fisika usaha adalah apa yang dihasilkan gaya ketika gaya
Lebih terperinciDINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN
FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi
Lebih terperinciKinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:
Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba
Lebih terperinciTATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )
TATA KOORDINAT BENDA LANGIT Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah (4201412051) 2. Winda Yulia Sari (4201412094) 3. Yoga Pratama (42014120) 1 bintang-bintang nampak beredar dilangit karena bumi berotasi. Jika
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya
1. Perhatikan ciri-ciri planet pada tabel berikut. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1 Nama Planet Ciri Ciri (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata
Lebih terperinciGAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik
GAYA GESEK (Rumus) Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik f = gaya gesek f s = gaya gesek statis f k = gaya gesek kinetik μ = koefisien gesekan μ s = koefisien gesekan statis μ k = koefisien gesekan
Lebih terperinciTUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.
MATA KULIAH : FISIKA DASAR TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. POKOK BAHASAN: Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor
Lebih terperinciMasalah Dua Benda. SMA-BPK,Jakarta Barat, 16 Maret oleh Dr. Suryadi Siregar KK-Astronomi,ITB
Masalah Dua Benda oleh Dr. Suryadi Siregar KK-Astronomi,ITB SMA-BPK,Jakarta Barat, 6 Maret 007 6 Maret 007 S.Siregar, Pelatihan Astronomi Hukum Gravitasi G konstanta gravitasi mi massa ke i r jarak m ke
Lebih terperinciBab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar
Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya
Lebih terperinciBAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 20. KEMAGNETAN...2 20.1 Magnet dan Medan Magnet...2 20.2 Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet...2 20.3 Gaya Magnet...4 20.4 Hukum Ampere...9 20.5 Efek Hall...13 20.6 Quis
Lebih terperinciFISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB
FISIKA MODERN Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB 1 MANFAAT KULIAH Memberikan pemahaman tentang fenomena alam yang tidak dapat dijelaskan melalui fisika klasik Fenomena alam yang berkaitan
Lebih terperinciPERSIAPAN UJIAN AKHIR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 LEMBAR SOAL. Mata Pelajaran : Fisika. Kelas/Program : IPA.
PERSIPN UJIN KHIR NSIONL THUN PELJRN 2008/2009 LEMR SOL Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Program : IP Waktu : 120 menit PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan nomor dan nama nda pada Lembar Jawaban Komputer. 2. Periksa
Lebih terperinciCHAPTER I RADIASI BENDA HITAM
CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM - Perpindahan panas matahari kebumi disebut salah satu contoh peristiwa radiasi - Setiap benda memancarkan radiasi panas - Pada suhu 1 K benda mulai berpijar kemerahan seperti
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik V dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Analisis Elektrohidrodinamik Analisis elektrohidrodinamik dimulai dengan mengevaluasi medan listrik dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik
Lebih terperinciSoal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121
SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap
Lebih terperinciUJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SMA Hari :... Tanggal :.../.../2008. Mulai :... Selesai :...
UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SMA 2008 Mata Pelajaran : F I S I K A Hari :... Tanggal :.../.../2008 Mulai :... Selesai :... Lamanya Jumlah soal : 120 menit : 45 butir PETUNJUK UMUM: 1. Berdoalah sebelum mengerjakan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Teori Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2014
Lebih terperinciGRAVITASI B A B B A B
23 B A B B A B 2 GRAVITASI Sumber: www.google.co.id Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa
Lebih terperinciSOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha
SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha 1. Pulsar, Bintang Netron, Bintang dan Keruntuhan Gravitasi 1A. Pulsar Pulsar atau Pulsating Radio Sources pertama kali diamati
Lebih terperinciVI. Teori Kinetika Gas
VI. Teori Kinetika Gas 6.1. Pendahuluan dan Asumsi Dasar Subyek termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk
Lebih terperinciIkhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Bumi, Berlian biru alam semesta
Bumi, Berlian biru alam semesta Planet Bumi merupakan tempat yang menarik. Jika dilihat dari angkasa luar, Bumi seperti sebuah kelereng berwarna biru. Dengan bentuk awan yang selalu berubah, Bumi menjadi
Lebih terperinciK 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2
1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah
Lebih terperinci