Relasi Empirik Diameter Asteroid Dengan Fenomena Tsunami Dan Gempa
|
|
- Hadian Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Relasi Empirik Diameter Asteroid Dengan Fenomena Tsunami Dan Gempa TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Institut Teknologi Bandung oleh: Dhany Dewantara NIM: Program Studi Astronomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2007 i
2 Relasi Empirik Diameter Asteroid Dengan Fenomena Tsunami Dan Gempa Disetujui oleh: Pembimbing, Dr. Suryadi Siregar ii
3 PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR Tugas akhir ini telah diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan diharapkan dapat berguna untuk pengembangan lebih jauh. Dalam penggunaan buku ini, akan lebih mudah jika dijelaskan sistematika penulisannya. Pada awal pembahasan, sebagai pendahuluan akan dijelaskan latar belakang pemilihan topik bencana tsunami dan gempa akibat jatuhnya asteroid dengan berbagai batasan masalahnya. Dijelaskan pula metode yang penulis gunakan disertai tujuan yang ingin dicapai dalam bab satu. Pengetahuan mendasar tentang orbit dan sifat fisis asteroid penulis rasa perlu untuk dipahami. Definisi benda langit yang masuk dalam kategori asteroid, kecerlangan, diameter, kerapatan dan kemiripan asteroid dengan meteorit dicoba dijelaskan penulis pada bab dua. Tidak lupa pula disertakan klasifikasi asteroid berdasarkan orbitnya yang memperlihatkan bahwa tipe AAA-lah yang memang patut dipelajari lebih lanjut. Pada bab tiga akan dimulai pembahasan mengenai potensi bencana yang mungkin terjadi. Syarat terjadinya tabrakan, skala bahaya TORINO yang diperkenalkan sebagai penyamaan suara dan kasus Tunguska sebagai contoh kejadian penulis usahakan jelaskan dengan sebaik-baiknya. Proses proses yang terjadi dalam peristiwa tabrakan asteroid dengan bumi berawal dari usaha penetrasi atmosfer hingga terjadinya tsunami secara teori akan dikemukakan pada bab empat. Tidak lupa pula disertai gempa yang dapat terjadi sebagai sebuah satuan yang dapat digunakan untuk menyetarakan bencana ini dengan bencana yang sering terjadi di bumi. Pada bab selanjutnya akan dijelaskan proses perhitungan yang dilakukan penulis beserta hasil yang diperoleh. Persamaan empiris yang didapat akan diutarakan pada bab ini berikut analisa yang mengikutinya. Bab ini dibagi berdasarkan proses asteroid menabrak bumi dari penetrasi atmosfer hingga tsunami dan gempa. Bab enam sebagai penutupan dari buku ini akan menjelaskan secara menyeluruh kesimpulan yang dapat diambil dari pengerjaan tugas akhir ini. iii
4 Untuk para sahabat dan saudaraku yang berusaha untuk terus menjadi lebih baik iv
5 KATA PENGANTAR Buku yang kini berada di hadapan Anda adalah tugas akhir yang saya buat ketika menjalani akhir dari masa studi di tahap sarjana program studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tidak terasa sudah lima tahun, sejak 2002, saya menginjakkan kaki di ITB hingga buku ini selesai tertata dengan sebaik-baiknya. Perjalanannya tidak mudah, selalu ada halangan di sana sini. Saya bersyukur karenanya, dengan begitu banyak halangan berkembanglah diri ini. Karena suka atau tidak suka halangan itu memang harus dihadapi, dengan begitu saya merasa mencapai tingkatan pencapaian yang lebih tinggi. Tetap saja, halangan tidak habis ketika buku ini selesai, masih banyak yang lebih berat di masa depan. Oleh karena itu, pada pembukaan pengantar ini saya menghimbau kepada pembaca terutama diri saya sendiri untuk bersiap dengan sikap pantang menyerah menghadapi cobaan di hari esok. Dalam tugas akhir ini saya mencoba memaparkan bencana besar yang sewaktuwaktu dapat terjadi di bumi yang telah ditempati manusia selama berjuta-juta tahun. Bencana besar yang ditinjau disebabkan oleh jatuhnya benda tata surya khususnya yang masuk pada kategori PHA (Potentially Hazardous Asteroid) atau asteroid yang berpotensi menimbulkan bencana. Dengan geografis bumi yang meliputi 80-90% air, besarlah peluangnya asteroid yang menabrak jatuh di perairan dan berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. Penyelesaian buku tugas akhir ini tidak akan tercapai jika saya mengerjakan sendiri tanpa bantuan lainnya, baik moriil maupun materiil. Terima kasih pertama saya panjatkan kepada Allah S.W.T, Maha Pemberi Petunjuk, Maha Mengetahui. Kemudian yang selalu menjadi landasan motivasi dalam berilmu setinggitingginya adalah orang tua yang dengan sabarnya memberikan segala-galanya. Mendidik, merawat dan memberi nasihat hingga saya berada di sini saat ini menyelesaikan tugas akhir pada tingkat sarjana. Terima kasih kepada teman-teman astronomi satu angkatan, 2002, yang terus menjalin keakraban dari waktu ke waktu. Melalui milis globular_cluster, tatap v
6 muka maupun melalui beberapa acara yang pernah kita buat bersama. Terima kasih kepada kalian meskipun beberapa sudah sibuk di tempat lain ataupun sibuk dengan masalah masing-masing, seperti kasus akademik, tapi masih mau dijadikan tempat diskusi. Juga kepada rekan-rekan satu tim yang mendirikan langitselatan.com bersamasama dalam waktu beberapa bulan terakhir dan juga para komunitas astronomi di seluruh penjuru Indonesia yang membuat saya termotivasi untuk terus ikut mengembangkan astronomi di Indonesia. Idealisme yang kita pegang teguh dan mencoba menyatukan dengan realita, memang langkah yang berat, tapi kalau bukan kita siapa lagi yang berani berkorban. Terakhir dan terpenting adalah dosen dosen astronomi dan ITB pada umumnya yang telah memberikan begitu banyak waktu, tenaga dan pikiran selama saya menjalani studi di Astronomi ITB. Lebih khusus lagi adalah Bpk. Dr. Suryadi Siregar yang telah memberikan begitu banyak ide dan referensi hingga terciptanya tugas akhir ini. Di tengah kesibukan, masih sempat dan mau menerima gangguangangguan saya dan memberikan nasihat yang bermanfaat, efektif dan efisien. Saya akan berusaha untuk menerapkan kerangka berpikir bahwa inovasi itu tidak hanya berawal dari ketidakadaan, tapi juga mengembangkan yang sudah ada dan menjadikannya lebih baik. Tidak ada habisnya ucapan terima kasih ini kalau diteruskan. Bisa jadi satu buku sendiri. Pastinya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua aspek yang telah memberikan pengaruh kepada saya dalam penyelesaian tugas akhir sekaligus masa studi saya di tingkat sarjana Astronomi ITB. Bandung, Juli 2007 Penulis Dhany Dewantara vi
7 DAFTAR ISI PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR SIMBOL/ISTILAH... xi ABSTRAK... xiii ABSTRACT... xiv BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Batasan Masalah Metode yang digunakan Tujuan Tugas Akhir...4 BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID Asteroid Kecerlangan Diameter Asteroid Kerapatan Meteorit Orbit Asteroid...10 BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA Syarat terjadinya tabrakan Asteroid - Bumi...13 vii
8 3.2 Skala Bahaya TORINO Peristiwa Tunguska...19 BAB 4 TEORI TABRAKAN Memasuki Atmosfer Tsunami Tabrakan Efek Gempa...28 BAB 5 ANALISIS DAN PERNYATAAN EMPIRIK Diameter Asteroid Memasuki atmosfer Tsunami Tabrakan Efek Gempa...43 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...45 DAFTAR PUSTAKA...49 LAMPIRAN...52 Data hasil perhitungan...52 viii
9 DAFTAR TABEL Tabel 2-1 Klasifikasi meteorit berdasarkan komposisi mineralnya... 9 Tabel 2-2 Kelas spektral dan rentang albedo Tabel 2-3 Kriteria gugus asteroid menurut Zellner(1979), Kresak(1979) dan Shoemaker et al. (1979) Tabel 3-1 Daftar PHA berbahaya dan beresiko tinggi (Siregar et al., 2006) Tabel 3-2 Skala Torino yang menunjukkan kerjasama internasional dalam usaha-usaha penelitian kepada bahaya yang ditunjukkan oleh NEA. 17 ix
10 DAFTAR GAMBAR Gambar 3-1 Lintasan orbit PHA berbahaya (garis putus-putus) dan beresiko tinggi (Siregar et al.,2006) Gambar 3-2 Ilustrasi Peristiwa Tunguska dirangkai oleh William K.Hartmann (2007) dari saksi di sekitar lokasi kejadian. a) Sesaat sebelum ledakan, b) saat ledakan, c) setelah ledakan Gambar 4-1 Cross section kawah tabrakan tanpa bibir dan dengan bibir (Ward & Asphaug, 1999) Gambar 4-2 Kekuatan efektif gempa sebagai fungsi jarak dari tiga tabrakan hipotetis di Los Angeles Gambar 5-1 Distribusi diameter asteroid, dengan sumbu vertikal sebagai diameter dan sumbu horisontal adalah urutan asteroid dalam data Gambar 5-2 Plot data hasil perhitungan diameter kawah terhadap diameter asteroid penabrak Gambar 5-3 Gambar 5-4 Diagram hubungan antara kedalaman kawah awal dengan diameter meteorit penabrak Hubungan jarak maksimum, ketika amplitudo dari bilangan gelombang pertama mencapai nol dengan diameter meteorit penabrak Gambar 5-5 Hubungan kecepatan grup gelombang dengan diameter asteroid. 41 Gambar 5-6 Kurva hubungan energi kinetik dengan diameter asteroid < 1 km 42 Gambar 5-7 Kurva hubungan energi kinetik dengan diameter asteroid, 100 m hingga 4 km Gambar 5-8 Hubungan kekuatan gempa dengan diameter asteroid dan skala kerusakan yang dapat ditimbulkan berdasarkan skala intensitas Marcelli x
11 DAFTAR SIMBOL/ISTILAH k k max h T c r u g ω R C R D D C χ 1 χ 2 ρ I ρ T ρ W ρ(z) bilangan gelombang amplitudo maksimum kedalaman kawah maksimum yang dapat terbentuk di laut kecepatan fasa jarak radial dari titik pusat tabrakan kecepatan kelompok percepatan gravitasi Frekuensi radius dalam pada kawah tabrakan radius luar pada kawah tabrakan kedalaman kawah parameter 1 pada persamaan aproksimasi ketinggian maksimum tsunami parameter 2 pada persamaan aproksimasi ketinggian maksimum tsunami Kerapatan atau massa jenis asteroid sebagai impactor kerapatan atau massa jenis rata-rata dari lokasi tabrakan kerapatan atau massa jenis air kerapatan atmosfer bergantung ketinggian ρ 0 kerapatan permukaan atmosfer, 1 kg/m 3 V I v 0 v(z) R I C T Q Kecepatan penabrak kecepatan penabrak sebelum memasuki lapisan atmosfer kecepatan penabrak dalam atmosfer yang bergantung pada ketinggian Radius penabrak parameter air laut Konstanta hubungan antara radius penabrak dan kedalaman kawah xi
12 ε H p d d c z faktor konversi energi tabrakan dari energi kinetik penabrak magnitudo absolut asteroid albedo asteroid diameter asteroid diameter kawah ketinggian di atas permukaan bumi z* ketinggian saat penabrak mengalami pemecahan K skala puncak, rata-rata 8 km untuk bumi C D Koefisien seret Atmosfer, sebanding dengan 2 θ Y i I f l x u z J 0 M M eff E I sudut datang penabrak Kekuatan penabrak Perbandingan kekuatan penabrak dengan tekanan atmosfer Rentang skala dispersi gelombang vertikal, dengan x adalah lokasi gelombang Polinom silinder Bessel kekuatan gempa kekuatan efektif gempa energi kinetik penabrak intensitas getaran xii
13 ABSTRAK Tugas akhir ini bertujuan menghasilkan beberapa persamaan empiris yang lebih sederhana guna mempermudah dan mempercepat perhitungan dampak yang ditimbulkan akibat jatuhnya asteroid di lautan. Informasi mengenai elemen orbit, dan diameter NEA digunakan untuk membuat daftar NEA yang perlu diwaspadai sebagai objek potensial menabrak Bumi, selain itu elemen orbit digunakan untuk mencari relasi empirik, energi, serta amplitudo gelombang terhadap diameter asteroid. Ward dan Asphaug (1999) telah memperkenalkan teori tsunami tabrakan. Proses awal mereka adalah mengkaitkan kedalaman dan diameter kawah tabrakan dengan karakteristik fisik asteroid seperti kerapatan, radius dan kecepatan saat tumbukan. Kemudian diilustrasikan kawah tersebut berevolusi menjadi gelombang permukaan laut vertikal pada waktu dan posisi tertentu. Sebelum mencapai permukaan laut, akan ditinjau pula proses penetrasi atmosfer yang dengan baik dijelaskan oleh Collins et al. (2005). Hasil dari peninjauan proses penetrasi atmosfer memperlihatkan bahwa asteroid tipe-s dengan diameter minimum 118 m dan kecepatan rata-rata 17 km/s tidak mengalami efek yang signifikan. Memang pantas asteroid dengan tipe tersebut masuk dalam kategori PHA. Perhitungan yang dilakukan dengan teori tsunami tabrakan menghasilkan parameter-parameter gelombang tsunami yang berhubungan langsung dengan diameter asteroid. Persamaan empiris yang diperoleh adalah radius R c = d 0.78 dan kedalaman kawah awal D C = d yang berevolusi menjadi gelombang tsunami dengan amplitudo maksimum k = π ( R ) max C dan kecepatan grup u(h T = 20) = d d d d d d yang dapat bergerak hingga jarak r = 3,1818 d 0,78 untuk 0,118 < d < 0,74 km dan r = 10,124 d 1,56 untuk 0,75 < d < 4,48 km. Kata kunci: asteroid, bencana tsunami, persamaan empiris xiii
TELAAH ULANG TEORI TSUNAMI WARD & ASPHAUG: SUATU PENDEKATAN EMPIRIS
TELAAH ULANG TEORI TSUNAMI WARD & ASPHAUG: SUATU PENDEKATAN EMPIRIS S. Siregar, D. Dewantara dan B. Dermawan KK- Astronomi FMIPA, ITB Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail: suryadi@as.itb.ac.id Abstrak Teori
Lebih terperinciBAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA
BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA Sebagian besar asteroid tipe AAA kini diklaim sebagai kelompok PHA (Potentially Hazardous Asteroids), yaitu kelompok yang berpotensi membahayakan berdasarkan parameter
Lebih terperinciBAB 4 TEORI TABRAKAN
BAB 4 TEORI TABRAKAN Sebelum penjelasan rinci proses tabrakan terjadi, akan dijelaskan terlebih dahulu penjelasan singkat untuk memperlihatkan gambaran kejadian. Proses tabrakan objek ekstraterestrial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang-ruang di antara planet-planet di tata surya kita ternyata tidaklah benar-benar kosong. Ruang-ruang tersebut berisikan partikel-partikel ataupun benda-benda mulai
Lebih terperinciBAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID
BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID 2.1 Asteroid Definisi kata Asteroid adalah star-like atau seperti bintang. Definisi ini menjelaskan penampakan visual asteroid dari teleskop namun tidak sesuai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL - HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
BAB IV HASIL - HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1. Data NEA dan PHA Data NEA dan PHA yang digunakan di sini diambil dari website NASA http://neo.jpl.nasa.gov/elements yang diambil tanggal 25 Juli 2006.
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :
Lebih terperinciSatuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB
Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan
Lebih terperinciBab III INTERAKSI GALAKSI
Bab III INTERAKSI GALAKSI III.1 Proses Dinamik Selama Interaksi Interaksi merupakan sebuah proses saling mempengaruhi yang terjadi antara dua atau lebih obyek. Obyek-obyek yang saling berinteraksi dapat
Lebih terperinciBab III KONSEP PELUANG TABRAKAN ASTEROID DENGAN BUMI
Bab III KONSEP PELUANG TABRAKAN ASTEROID DENGAN BUMI Pengamatan asteroid yang dianggap berbahaya bagi Bumi banyak dilakukan melalui program pengamatan, salah satunya adalah (Near Earth Asteroid Program)
Lebih terperinciJika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu
A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.
Lebih terperinciOleh : Chatief Kunjaya. KK Astronomi, ITB
Oleh : Chatief Kunjaya KK Astronomi, ITB Kompetensi Dasar XI.3.10 Menganalisis gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum XII.3.1 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
Lebih terperinciBAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB
BAB III Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB III.1 Penyebab Fluktuasi Struktur di alam semesta berasal dari fluktuasi kuantum di awal alam semesta. Akibat pengembangan alam semesta, fluktuasi
Lebih terperinciPEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda
PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda 1. Tinggi bintang dari bidang ekuator disebut a. altitude b. latitude c. longitude d. deklinasi e. azimut 2. Titik pertama Aries, didefinisikan
Lebih terperinciLATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB
LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1)
DAFTAR NOTASI A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1) a c a m1 / 3 a m /k s B : Koefisien-koefisien yang membentuk elemen matrik tridiagonal dan dapat diselesaikan dengan metode eliminasi Gauss : amplitudo
Lebih terperinciTES STANDARISASI MUTU KELAS XI
TES STANDARISASI MUTU KELAS XI. Sebuah partikel bergerak lurus dari keadaan diam dengan persamaan x = t t + ; x dalam meter dan t dalam sekon. Kecepatan partikel pada t = 5 sekon adalah ms -. A. 6 B. 55
Lebih terperinciRESPONS DINAMIK JACKET STEEL PLATFORM AKIBAT GELOMBANG LAUT DENGAN RIWAYAT WAKTU
RESPONS DINAMIK JACKET STEEL PLATFORM AKIBAT GELOMBANG LAUT DENGAN RIWAYAT WAKTU Hans Darwin Yasin NRP : 0021031 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN
Lebih terperinciTreefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:
Treefy Education PEMBAHASAN LATIHAN 1 1.a) Bayangkan bola berada di puncak pipa. Ketika diberikan sedikit dorongan, bola akan bergerak dan menabrak tanah dengan kecepatan. Gerakan tersebut merupakan proses
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Teori Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2014
Lebih terperinciSOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciRaksasa Merah di Rasi Carinae
2017 Raksasa Merah di Rasi Carinae Suryadi Siregar Astronomy Research Group Center for Advances Sciences Bld Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Email: Suryadi@as.itb.ac.idnomy
Lebih terperinci3. MEKANIKA BENDA LANGIT
3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3.1. ELIPS Sebelum belajar Mekanika Benda Langit lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui salah satu bentuk irisan kerucut yaitu tentang elips. Gambar 3.1. Geometri Elips
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Analisis Data Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOLUSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 014 TINGKAT PROVINSI ASTRONOMI Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciSOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1
SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen
Lebih terperinciFI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA
FI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA MODUL RBL Peraturan RBL 1. RBL dilakukan dalam kelompok. Setiap kelompok boleh memiliki anggota max. 2 orang yang berada pada shift praktikum yang sama. 2. Setiap
Lebih terperinciUji Kompetensi Semester 1
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t
Lebih terperinciIkhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Asteroid
Asteroid Apakah asteroid itu? Asteroid adalah benda angkasa yang berupa pecahan kecil-kecil dan bergerak mengelilingi matahari. Pecahan kecil-kecil itu berupa batu dengan bentuk yang tidak beraturan. Asteroid
Lebih terperinciTeori & Soal GGB Getaran - Set 08
Xpedia Fisika Teori & Soal GGB Getaran - Set 08 Doc Name : XPFIS0108 Version : 2013-02 halaman 1 01. Menurut Hukum Hooke untuk getaran suatu benda bermassa pada pegas ideal, panjang peregangan yang dijadikan
Lebih terperinciSOAL DINAMIKA ROTASI
SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,
Lebih terperinciTUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI
I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara
Lebih terperinciSOAL TRY OUT FISIKA 2
SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah
Lebih terperinciJAWABAN DAN PEMBAHASAN
JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. Dalam perjalanan menuju Bulan seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya 3.500 kilometer dalam cakupan sudut 6 0. Berapakah jarak Bulan saat itu? A. 23.392 km B.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang landas bumi maupun ruang angkasa dan membahayakan kehidupan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cuaca antariksa adalah kondisi di matahari, magnetosfer, ionosfer dan termosfer yang dapat mempengaruhi kondisi dan kemampuan sistem teknologi baik yang landas bumi
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS ANTARIKSA III
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS ANTARIKSA III NOVEMBER 2006 ISBN 978-979-8554-98-8 PERAN SAINS ANTARIKSA DALAM PEMANFAATAN POTENSI LINGKUNGAN BUMI DAN ANTARIKSA BANDUNG, 15-16 NOVEMBER 2006 GEDUNG 1 PUSFATSAINSA
Lebih terperinciBab IV ANALISIS CLOSE APPROACH BEBERAPA ASTEROID BERBAHAYA
Bab IV ANALISIS CLOSE APPROACH BEBERAPA ASTEROID BERBAHAYA Sebagian besar asteroid yang termasuk kelompok PHAs menimbulkan ancaman dikarenakan orbitnya yang sangat dekat dengan Bumi (kurang dari 0.05 AU)
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Olimpiade Sains Nasional Bidang Astronomi 2012 ESSAY Solusi Teori 1) [IR] Tekanan (P) untuk atmosfer planet
Lebih terperinciPEMODELAN NUMERIK RESPON DINAMIK STRUKTUR TURBIN ANGIN AKIBAT PEMBEBANAN GELOMBANG AIR DAN ANGIN
PEMODELAN NUMERIK RESPON DINAMIK STRUKTUR TURBIN ANGIN AKIBAT PEMBEBANAN GELOMBANG AIR DAN ANGIN Medianto NRP : 0321050 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciθ = 1.22 λ D...1 point θ = 2R d...2 point θ Bulan θ mata = 33.7 θ Jupiter = 1.7
Soal & Kunci Jawaban 1. [HLM] Diketahui diameter pupil mata adalah 5 mm. Dengan menggunakan kriteria Rayleigh, (a) hitunglah limit resolusi sudut mata manusia pada panjang gelombang 550 nm, (b) hitunglah
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB
GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB Getaran (Osilasi) : Gerakan berulang pada lintasan yang sama Ayunan Gerak Kipas Gelombang dihasilkan oleh getaran Gelombang bunyi Gelombang air
Lebih terperincidengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².
Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui perubahan momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabelvariabel
Lebih terperinciWardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP
SAINS - FISIKA Summer Olympiad Camp 2017 - Sains SMP 1. Seorang pelari menempuh jarak d selama waktu T detik, dimana t detik pertama gerakkannya dipercepat beraturan tanpa kecepatan awal, kemudian sisanya
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5
1. Perhatikan peristiwa alam berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Pergantian musim. 2. Perubahan lama waktu siang dan malam.kutub bumi 3. Terjadinya pembelokan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 11 FISIKA
Antiremed Kelas FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARFIS0UAS Version : 205-02 halaman 0. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r= 5t 2 +, maka kecepatan rata -rata antara
Lebih terperinciDINAMIKA BENDA LANGIT
DINAMIKA BENDA LANGIT CHATIEF KUNJAYA KK A S T R O N O M I, I N S T I T U T T E K N O L O G I B A N D U N G TPOA, Kunjaya 2014 KOMPETENSI DASAR X.3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PROFIL DAN JUMLAH SUDU PADA VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS MENGGUNAKAN SUDU PENGARAH DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,90 M 2 SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciOleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014
Oleh : Kunjaya Kompetensi Dasar X.3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi X.4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar Pengertian
Lebih terperinciSASARAN PEMBELAJARAN
OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan
Lebih terperinciOsilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas
OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.
Lebih terperinciBENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR?
BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR? Anak saya dan beberapa sahabat di Banjarmasin terperangah ketika membaca berita harian Banjarmasin Post edisi Senin 24 Januari 2011 pada halaman pertama memuat sebuah
Lebih terperinciBenda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B
1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara
Lebih terperinciSOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI BIDANG FISIKA Waktu : 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciWardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College
Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika
Lebih terperinciIkhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Meteor, Meteoroid, dan Meteorit
Meteor, Meteoroid, dan Meteorit Apakah meteor? Meteor adalah lintasan cahaya terang di langit yang terjadi karena pecahan meteoroid masuk ke atmosfer Bumi. Meteor habis terbakar sebelum mencapai permukaan
Lebih terperincimenganalisis suatu gerak periodik tertentu
Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2015 ASTRONOMI RONDE ANALISIS DATA Waktu: 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT 1. VEKTOR Jika diketahui vektor A = 4i 8j 10k dan B = 4i 3j + 2bk. Jika kedua vektor tersebut saling tegak lurus, maka tentukan
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran
Lebih terperinciInterferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi
Lebih terperinciAngin Meridional. Analisis Spektrum
menyebabkan pola dinamika angin seperti itu. Proporsi nilai eigen mempresentasikan seberapa besar pengaruh dinamika angin pada komponen utama angin baik zonal maupun meridional terhadap keseluruhan pergerakan
Lebih terperinciNEWTON S CRADLE (AYUNAN NEWTON)
Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com Olimpiade Sain Nasional 20007 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 5 NEWTON S CRADLE (AYUNAN NEWTON) Ayunan Newton adalah salah satu permainan Fisika
Lebih terperinciBab II TEORI ENCOUNTER PLANET
Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET Terdapat beberapa populasi asteroid di tata surya. Populasi terbesar berada pada sabuk utama yang terletak di antara orbit Mars dan orbit Jupiter (Main Belt Asteroids, MBAs).
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK
PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK Disusun oleh : Muhammad Nur Farizky M0212053 SKRIPSI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OSCILLATTING WATER COLUMN (OWC) Diajukan sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciSoal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121
SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap
Lebih terperinciFISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M
FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGUKUR MAGNITUDO DAN ARAH GEMPA MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER ADXL330 MELALUI TELEMETRI
Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No.2-2012 PERANCANGAN PENGUKUR MAGNITUDO DAN ARAH GEMPA MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER ADXL330 MELALUI TELEMETRI Hidayat 1, Usep Mohamad Ishaq 2, Andi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika
K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran... (A) selalu sebanding dengan simpangannya (B) tidak bergantung
Lebih terperinciSOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciSOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI BIDANG ASTRONOMI Waktu : 210 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinci(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan
6.6.3 Penyerapan oleh lapisan berpori Selanjutnya kita mempertimbangkan penyerapan suara oleh lapisan tipis berpori, misalnya, dengan selembar kain seperti tirai, atau dengan pelat tipis dengan perforasi
Lebih terperinciTreefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:
PEMBAHASAN SOAL LATIHAN 2 1. Bola awalnya bergerak dengan lintasan lingkaran hingga sudut sebelum bergerak dengan lintasan parabola seperti sketsa di bawah ini. Koordinat pada titik B adalah. Persamaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Studi Kecamatan Muara Gembong merupakan kecamatan di Kabupaten Bekasi yang terletak pada posisi 06 0 00 06 0 05 lintang selatan dan 106 0 57-107 0 02 bujur timur. Secara
Lebih terperinciIde Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar
PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2012 Waktu 180 menit Nama Provinsi Tanggal Lahir.........
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA
J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 5327115/5482914 Website
Lebih terperinciGERAK HARMONIK SEDERHANA
GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik
Lebih terperinciTUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016. Pendahuluan. Identitas Tugas. Disusun oleh : Latar Belakang. Tujuan
TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016 Identitas Tugas Program Mencari Titik Nol/Titik Potong Dari Suatu Sistem 27 Oktober 2015 Disusun oleh : Zulfikar Lazuardi Maulana (10212034) Ridho Muhammad Akbar
Lebih terperinciGejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:
Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang
Lebih terperinciGAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik
GAYA GESEK (Rumus) Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik f = gaya gesek f s = gaya gesek statis f k = gaya gesek kinetik μ = koefisien gesekan μ s = koefisien gesekan statis μ k = koefisien gesekan
Lebih terperinciKELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1
KELAS XII LC FISIKA SMA KOLESE LOYOLA M1-1 MODUL 1 STANDAR KOMPETENSI : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah KOMPETENSI DASAR 1.1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri
Lebih terperinciGRAVITASI B A B B A B
23 B A B B A B 2 GRAVITASI Sumber: www.google.co.id Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah studi literatur, pembuatan program komputer, dan simulasi. Studi literatur yaitu
Lebih terperinciindahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit
Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Pilihan Berganda, 20 Soal 1. Jika jarak rata-rata planet Mars adalah 1,52 SA dari Matahari, maka periode orbit planet Mars mengelilingi
Lebih terperinciBintang Ganda DND-2006
Bintang Ganda Bintang ganda (double stars) adalah dua buah bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya tarik gravitasi antar kedua bintang tersebut. Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka disebut
Lebih terperinciBAB 3 POMPA SENTRIFUGAL
3 BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3.1.Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang
Lebih terperinciD. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan
1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,
Lebih terperinciPELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)
PLATIHAN OSN JAKATA 2016 LISTIK MAGNT (AGIAN 1) 1. Partikel deuterium (1 proton, 1 neutron) dan partikel alpha (2 proton, 2 neutron) saling mendekat dari jarak yang sangat jauh dengan energi kinetik masing-masing
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari animasi 3D pengenalan tata surya. Dalam animasi 3D pengenalan tata surya dapat mempermudah siswa dan masyarakat
Lebih terperinciSOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinci1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di
1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay
SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik
Lebih terperinciMasalah Dua Benda. SMA-BPK,Jakarta Barat, 16 Maret oleh Dr. Suryadi Siregar KK-Astronomi,ITB
Masalah Dua Benda oleh Dr. Suryadi Siregar KK-Astronomi,ITB SMA-BPK,Jakarta Barat, 6 Maret 007 6 Maret 007 S.Siregar, Pelatihan Astronomi Hukum Gravitasi G konstanta gravitasi mi massa ke i r jarak m ke
Lebih terperinciPROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014
PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 NAMA PROVINSI TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KABUPATEN/ KOTA TANDA TANGAN 1. Dilihat dari Bumi, bintang-bintang tampak
Lebih terperinciIII. SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah : FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S
III. SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah : FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S Standar : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memiliki
Lebih terperinciEVALUASI FUNGSI TROTOAR TERHADAP PEJALAN KAKI DI JALAN SURYA SUMANTRI BANDUNG
EVALUASI FUNGSI TROTOAR TERHADAP PEJALAN KAKI DI JALAN SURYA SUMANTRI BANDUNG Sendi Marfianti NRP: 9821050 Pembimbing : Ir.Budi Hartanto,MSc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinci