Bab III Aplikasi Efek Radiasi Termal Pada Asteroid

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab III Aplikasi Efek Radiasi Termal Pada Asteroid"

Transkripsi

1 Bab III Aplikasi Efek Radiasi Termal Pada Asteroid Main Belt Asteroids (MBAs) adalah asteroid-asteroid yang mendiami daerah diantara Mars dan Jupiter, yakni AU, yang ditaksir berjumlah sekitar satu juta objek untuk diameter, D > 1 km (Bottke et al. 2005). Pada rentang daerah MBAs tersebut ada daerah-daerah tertentu yang kosong (kerapatannya sangat rendah), yang dikenal dengan Kirkwood Gaps. Hipotesis ini diajukan pada sekitar pertengahan abad 19. Praktis tidak ada asteroid yang berada di sana. Sekitar seperempat abad lalu, penjelasan tentang adanya Kirkwood Gaps ini sudah mulai terkuak. Mekanisme yang diusulkan untuk menjelaskan tentang Kirkwood Gaps di sabuk utama asteroid adalah resonansi. Kirkwood Gaps utama terjadi pada sebagian mean-motion resonance dengan Jupiter yaitu 3:1, 5:2, 7:3, dan 2:1. Asteroid yang berada di daerah resonansi memiliki kala hidup yang pendek karena bisa terlontar ke daerah lain di tata surya, misalnya ke daerah dekat Mars atau daerah dekat Bumi. Perkembangan dan terobosan dari mekanika benda langit akhirnya dapat menjelaskan hal tersebut. Hasil pentingnya adalah bahwa proses transfer dari MBAs hingga menjadi Near Earth Asteroids (NEAs) melalui daerah resonansi (populasi NEAs memiliki jarak perihelion q 1.3 AU dan jarak aphelion Q AU). Jadi resonansi berperan penting sebagai pintu dalam proses transfer MBAs menjadi NEAs. Saat masuk ke daerah resonansi, eksentrisitas dan inklinasi MBAs akan dipompa sehingga menjadi lebih besar hingga kemudian bisa terlempar keluar dari daerah sabuk utama. Berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis resonansi: - spin-orbit resonance Resonansi yang terjadi berdasarkan perbandingan antara periode rotasi dan revolusi suatu objek. Contoh resonansi spin-orbit ini adalah resonansi pada bulan (spin-locked resonance), pada satelit alamiah (misalnya: Pluto Charon), dan sistem bintang ganda. Pada bumi-bulan terjadi resonansi spinorbit 1:1, sedangkan pada Merkurius terjadi resonansi spin-orbit 3:2 (yang nilainya lebih kecil dari spin-orbit 1:1). 15

2 - secular resonance Benda kecil dalam tata surya memiliki suatu nilai g 0 (presesi longitude of perihelion). Jika nilai g 0 g p (g p = presesi longitude of perihelion suatu planet) maka benda tersebut akan masuk dalam secular resonance suatu planet. Misalnya, g 0 = g 6 (g 6 = presesi longitude of perihelion planet Saturnus) maka benda akan masuk ke dalam secular resonance Saturnus, yang dinotasikan dengan ν 6 (lihat Gambar III.1). - mean-motion resonance Terjadi jika ada dua benda yang memiliki perbandingan kala edar yang sama dalam mengelilingi matahari. Contohnya mean-motion resonance 3:1 dengan Jupiter, berarti 3 kali suatu benda mengelilingi matahari akan sama dengan satu kali Jupiter mengelilingi matahari. Mean-motion resonance biasanya terjadi pada satelit Jupiter dan Saturnus, namun tidak ditemukan pada satelit Uranus. Pada bab III ini akan dilihat bagaimana efek radiasi termal bisa menjelaskan ketidakcocokan yang telah diceritakan pada bab II bagian awal. Aplikasi efek radiasi termal ini akan dibahas dalam tiga bagian yaitu aplikasi efek Yarkovsky, aplikasi efek YORP, serta gabungan dari efek Yarkovsky dan efek YORP. Gambar III.1 Contoh resonansi ν 6 dan 3:1 di daerah sabuk utama yang bisa menyebabkan suatu benda terlempar ke daerah dekat bumi yang dikenal dengan ECOs, Earth Crossing Orbits, (Brož et al. 2005). 16

3 III.1 Aplikasi Efek Yarkovsky Ada beberapa fenomena dinamis asteroid yang menggunakan efek Yarkovsky dalam penjelasannya. Dimasukkannya efek Yarkovsky bisa membantu dalam memahami hasil observasi yang tidak cocok dengan prediksi model klasik. Efek Yarkovsky pertama kali terdeteksi secara langsung dari pengamatan radar pada asteroid (6489) Golevka (lihat Chesley et al. 2003). Asteroid Golevka merupakan salah satu Near Earth Object (NEO) yang memiliki D = 0.53 km. Setelah pengamatan selama 12 tahun ( ), ditemukan adanya pergeseran posisi Golevka sebesar 15 km dari prediksi posisi seharusnya asteroid tersebut berada. Hal ini ternyata sesuai dengan teori efek Yarkovsky. Beberapa fenomena lainnya yang terjadi pada asteroid akan dijelaskan berikut ini. III.1.1 Transfer Meteorit Dari tempatnya di sabuk utama, meteorit bisa terlempar dan berada di daerah dekat bumi. Mekanisme transport meteorit dari sabuk utama merupakan aplikasi yang paling pertama dari efek Yarkovsky (Farinella et al. 1998). Berdasarkan prediksi model klasik, meteorit langsung terlempar masuk (directly injected) ke dalam daerah resonansi akibat dari tumbukan asteroid, sehingga usia CRE nya hanya beberapa juta tahun. Tetapi ternyata usia CRE meteorit yang terlempar ke daerah dekat bumi lebih lama dari beberapa juta tahun. Untuk mengatasi masalah tersebut, diasumsikan bahwa efek Yarkovsky yang menyebabkan masuknya meteorit dalam resonansi, bukannya langsung terlempar ke dalam resonansi akibat dari tumbukan asteroid. Meteorit akan mengalami penambahan nilai sumbu semimajor secara perlahan akibat efek Yarkovsky, sehingga bisa menjelaskan penyebab usia CRE meteorit yang lebih dari beberapa juta tahun (~ juta tahun). Kemudian meteorit akan masuk ke daerah resonansi yang ada di sabuk utama, daerah resonansi ν 6 dengan Saturnus, ataupun resonansi 3:1 dengan Jupiter. Setelah masuk dalam daerah resonansi, selama ~1 juta tahun eksentrisitas meteorit akan bertambah dan menyebabkan terlempar keluar dari sabuk utama hingga sampai ke daerah dekat bumi. 17

4 Gambar III.2 Grafik usia CRE meteorit. Garis abu-abu merupakan usia CRE meteorit yang hanya menggunakan asumsi direct injection. Garis merah merupakan hasil simulasi yang memasukkan efek Yarkovsky dan garis kuning adalah hasil observasi. Terlihat simulasi yang menggunakan efek Yarkovsky cocok dengan hasil observasi (Brož et al. 2005) Gambar III.2 merupakan hasil pengamatan distribusi usia CRE untuk L-chondrites dibandingkan dengan model distribusi yang memasukkan efek Yarkovsky, yang berasal dari (8) Flora. Sumbu tegak merupakan jumlah meteorit sedangkan sumbu mendatar merupakan usia CRE meteorit. Hasil simulasi tanpa memasukkan efek Yarkovsky (direct injection) menunjukkan bahwa plot-nya jauh berbeda dengan data dari hasil observasi. Sedangkan histogram yang memasukkan efek Yarkovsky sesuai dengan histogram data dari hasil observasi. III.1.2 Penyebaran Dinamis Famili Asteroid Famili asteroid terbentuk dari hasil tumbukan catastrophic yang dialami suatu objek (parent body) berukuran besar pada masa lalu. Fragmen-fragmen hasil tumbukan tersebut membentuk suatu kelompok yang disebut famili asteroid, memiliki nilai elemen orbit yaitu: sumbu semimajor a, inklinasi i, dan eksentrisitas e, yang hampir sama (Vokrouhlický et al. 2006). Dari hasil simulasi bisa terlihat bahwa dalam suatu famili asteroid, ada anggota famili yang berubah tempat kedudukannya dari posisi awal saat mereka terbentuk sehingga memiliki ketidaksimetrisan distribusi nilai a, e, dan i dengan anggota famili yang lain. Efek 18

5 Yarkovsky juga membantu menjelaskan bagaimana anggota suatu famili asteroid tersebut bisa menyebar secara orbital. Contohnya terjadi pada anggota famili Koronis. Akibat dari efek Yarkovsky, famili Koronis akan mengalami pergeseran nilai sumbu semimajor. Dari tempatnya semula anggota famili Koronis akan melalui daerah secular resonance g-2g 5-3g 6 serta daerah mean-motion resonance 5:2 dan 7:3 dengan Jupiter (Gambar III.3). Setelah beberapa juta tahun ada anggota famili Koronis (D 30 km) yang nilai eksentrisitasnya bertambah besar, sehingga orbitnya akan menjadi semakin lonjong. Hal ini disebabkan karena anggota famili Koronis tersebut masuk dalam daerah resonansi lemah (daerah resonansi yang tidak membuat asteroid terlempar keluar). Setelah melewati daerah tersebut asteroid akan pindah ke tempat yang baru dengan memiliki nilai eksentrisitas yang lebih besar dari anggota famili lainnya. Jika anggota asteroid sudah melewati daerah resonansi lemah, kemudian akan masuk ke daerah resonansi kuat (5:2 atau 7:3 dengan Jupiter). Selanjutnya asteroid tersebut akan terlempar keluar dari daerah sabuk utama. Proses menyebarnya anggota suatu famili asteroid berlangsung dalam waktu ratusan juta tahun. Pada Gambar III.3, titik-titik kuning menunjukkan lokasi asteroid anggota famili Koronis pada sabuk utama berdasarkan data hasil pengamatan, sedangkan yang biru merupakan hasil simulasi (Bottke et al.2006). Saat 100 juta tahun, anggota famili asteroid sudah mulai ada yang menyebar secara orbital. Kemudian pada 300 juta tahun mulai ada anggota famili yang melewati daerah resonansi lemah. Selanjutnya, anggota famili saat 700 juta tahun melalui daerah resonansi kuat dengan Jupiter hingga menyebakan nilai eksentrisitasnya bertambah, bahkan ada yang terlempar dari lokasinya di sabuk utama. 19

6 Gambar III.3 Simulasi yang dilakukan pada famili Koronis untuk melihat penyebaran anggotanya akibat dari efek Yarkovsky (Bottke et al. 2006) Hal yang menarik dari anggota famili Koronis ini adalah asteroid yang memiliki sumbu semimajor kurang dari 2.9 AU dengan nilai eksentrisitasnya sekitar 0.05, sedangkan pada sumbu semimajor yang lebih dari 2.9 AU dengan eksentrisitasnya lebih besar, mencapai 0.09, sehingga orbitnya lebih lonjong. 20

7 III.1.3 Transfer Asteroid Berukuran Km dari Sabuk Utama Menurut model klasik, sumber NEAs berasal dari sabuk utama. Sumber utamanya adalah mean-motion resonance 3:1 dengan Jupiter dan secular resonance ν 6 dengan Saturnus. Asteroid masuk ke dalam daerah resonansi tersebut diakibatkan oleh tumbukan yang terjadi di sabuk utama. Ada sejumlah asteroid berukuran kilometer (D < 10 km) yang berada di daerah sabuk utama akan masuk ke daerah resonansi kemudian terlempar ke daerah dekat bumi dan menjadi NEAs. Tetapi jika hanya tumbukan yang menyebabkan asteroid masuk ke dalam resonansi, pada suatu saat akan terjadi kekosongan pada NEAs. Oleh karena itu tidak cukup hanya tumbukan yang menyebabkan asteroid masuk ke dalam resonansi. Diasumsikan asteroid bisa masuk ke dalam daerah resonansi melalui pergeseran sumbu semimajornya akibat efek Yarkovsky. Untuk membuktikan hal tersebut Bottke et al. (2002a), melakukan simulasi dengan menempatkan beberapa model asteroid di daerah dalam (inner belt, AU) dan pusat (central belt, AU) dari sabuk utama. Diameter asteroid yang digunakan juga beragam (0.2, 0.4, 2, 4, dan 10 km). Simulasi dilakukan dengan dan tanpa memasukkan efek Yarkovsky, dihitung untuk waktu setidaknya 100 juta tahun dengan menggunakan software swift_rmvsy. Asteroid dianggap memiliki tipe C (Carbonaceous) dan tipe S (Silicaceous), serta konduktivitas termal seperti asteroid yang memiliki permukaan regolith. Sumbu rotasi asteroid dibuat acak dan kecepatan rotasi bergantung pada ukuran. Dari hasil simulasi terlihat bahwa asteroid dengan D > 2 km yang mengalami pergeseran akibat efek Yarkovsky akan mencapai orbit yang memotong daerah Mars (Mars-crossing orbit) pada kecepatan yang sama dengan kasus tanpa memasukkan efek Yarkovsky. Untuk asteroid yang cukup kecil akan lebih cepat mencapai orbit yang memotong daerah Mars, dengan melalui resonansi lemah terlebih dahulu sebelum masuk dalam resonansi 3:1 atau ν 6. 21

8 III.2 Aplikasi Efek YORP Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, efek YORP (Yarkovsky-O Keefe- Radzievskii-Paddack) adalah efek yang dapat mengubah besarnya rotasi dan obliquity suatu benda kecil dalam tata surya (Rubincam 2000). Seperti halnya efek Yarkovsky, efek YORP juga bisa terlihat aplikasinya pada beberapa fenomena asteroid. Aplikasi dari efek YORP merupakan pengamatan terbaru dari hasil pengamatan radar astronomi. III.2.1 Resonansi Spin-orbit Setiap planet dan satelit alamiahnya akan mengalami resonansi spin-orbit, begitu juga yang terjadi pada bulan, satelit alamiah bumi. Bulan mengalami resonansi spin-locked orbit. Resonansi spin-orbit bulan 1:1, menunjukkan kala rotasi bulan sama dengan kala revolusinya mengelilingi matahari. Dari hasil simulasi di laboratorium terlihat pada famili Koronis, yang berusia ~2.5 miliar tahun, memiliki kecepatan rotasi yang mengikuti suatu distribusi Maxwell dan orientasi sumbu rotasi yang acak. Evolusi dari vektor rotasi suatu model asteroid, bisa dijelaskan dengan menggunakan efek YORP dan juga gaya pasang surut planet. Famili Koronis memiliki distribusi kemiringan yang bimodal, berdasarkan hasil observasi. Tetapi distribusi ini tidak sesuai dengan yang dihasilkan oleh tumbukan, karena dari hasil tumbukan seharusnya merupakan distribusi yang acak, bukan bimodal (lihat Gambar III.4). Hasil observasi pada asteroid dengan D = km dalam famili Koronis, ditemukan bahwa untuk asteroid dengan rotasi prograde nilai periode rotasinya 7.5 < P < 9.5 jam, obliquity (42 < є < 50 ), dan bujur ekliptik yang mirip dengan daerah kutub. Kelompok asteroid dengan rotasi retrograde memiliki P < 5 jam atau P > 13 jam, є 154 dan bujur ekliptik yang tampak menjangkau rentang nilai yang panjang. 22

9 Gambar III.4 Model asteroid dan vektor rotasi dari 11 asteroid famili Koronis (kiri) dan plot antara waktu vs. obliquity untuk kelompok yang sama (kanan) didapat dari Slivan et al. (2003). III.2.2 Hasil Radar Astronomi Pada Asteroid Hasil radar astronomi pada asteroid (54509) 2000 PH5 merupakan bukti pertama yang menunjukkan adanya efek YORP yang bekerja pada Near Earth Asteroids (NEAs). Dari hasil pengamatan terlihat adanya perubahan rotasi pada asteroid 2000 PH5. Asteroid 2000 PH5 berukuran kecil (D ~ 110 m) sehingga efek YORP bekerja cukup efektif. Selain itu rotasinya juga sangat cepat, satu hari di asteroid 2000 PH5 sama dengan menit di bumi (Lowry et al. 2007), sehingga bisa menunjukkan adanya efek YORP yang bekerja. Ukurannya yang kecil dan rotasinya yang cepat juga membuat asteroid 2000 PH5 masuk ke dalam kelompok asteroid MFRs (Monolithic Fast Rotators). Pengamatan terhadap asteroid 2000 PH5 ini dilakukan dari tahun 2001 hingga Rotasi dari asteroid 2000 PH5 bertambah 1 milidetik per tahun. Selain berada di dekat daerah mean-motion resonance 1:1 dengan bumi, asteroid 2000 PH5 memiliki orbit berbentuk horseshoe sebagai hasil dari close approaches secara teratur dengan bumi (Taylor et al. 2007), sehingga asteroid ini bisa diamati setiap tahunnya baik dengan fotometri maupun observasi menggunakan radar. 23

10 Gambar III.5 merupakan plot antara periode rotasi sidereal dari asteroid 2000 PH5 dengan tahun pengamatan. Periode rotasi dari asteroid 2000 PH5 ternyata mengalami penurunan setiap tahunnya (mengalami percepatan). Titik-titik data merupakan kecepatan rotasi dari hasil observasi, sedangkan garis merupakan hasil simulasi yang memasukkan efek YORP. Data hasil observasi ternyata cocok dengan prediksi efek YORP. Selain pengamatan pada asteroid 2000 PH5, juga diamati ada perubahan kecepatan rotasi yang terlihat pada asteroid 1862 Apollo, dan dapat dijelaskan dengan menggunakan efek YORP (Kaasalainen et al. 2007). Dari kurva cahaya fotometrinya, bisa terlihat perubahan kecepatan yang cukup besar dalam satu siklus rotasi selama 40 tahun (walaupun ukuran Apollo lebih dari satu kilometer). YORP sangat berpengaruh dalam evolusi Apollo dengan membawa Apollo melalui daerah rotasi kritis, dan juga menambah kecepatan rotasi Apollo. Juga diprediksi bahwa akibat efek YORP, pada masa lalu Apollo sudah pernah mendekati limit rotasi kritis sehingga perubahan dinamis orbit Apollo berada di daerah dekat planet. Gambar III.5 Grafik antara hasil observasi kecepatan rotasi asteroid 2000 PH5 dengan hasil simulasi efek YORP (Lowry et al. 2007). 24

11 III.3 Aplikasi Efek Yarkovsky dan Efek YORP Selain aplikasi efek Yarkovsky dan efek YORP secara khusus, ada juga fenomena pada asteroid yang melibatkan kedua efek ini secara bersamaan. Gabungan dari efek Yarkovsky dan efek YORP dipakai untuk menentukan usia suatu famili asteroid secara pasti. Seringkali akibat dari penyebaran anggota famili asteroid, distribusi kecepatan awal untuk famili asteroid yang kecil dan atau yang berusia sangat tua tidak bisa diketahui secara pasti. Hanya ada data pasti usia famili asteroid untuk famili asteroid yang masih sangat muda usianya. Sebagai contoh perhitungan usia famili asteroid adalah pada famili Karin yang berada di dalam daerah famili Koronis. Famili Karin terbentuk dari pecahnya asteroid dengan D ~ 30 km pada ~5.8 ± 0.2 juta tahun yang lalu (Nesvorný et al. 2002). Usia famili Karin didapatkan dengan cara perhitungan mundur terhadap anggotanya yang memiliki distribusi elemen orbit (khususnya a, e, dan i) yang hampir seragam. Seperti terlihat pada Gambar III.6, elemen orbit perihelion dan nodal longitude-nya mengerucut pada satu nilai di usia yang sama. Ini berarti anggota famili Karin dahulunya adalah sebuah asteroid besar. Pengerucutan ini semakin nyata dengan dilibatkannya efek Yarkovsky pada perhitungan (gambar kanan). Asteroid besar ini diperkirakan terkena tumbukan pada 5.8 juta tahun yang lalu yang fragmen-fragmennya kemudian menjadi anggota famili. Gambar III.6 Perhitungan usia famili Karin tanpa efek Yarkovsky (kiri) dan dengan melibatkan efek Yarkovsky (Nesvorný dan Bottke 2004). 25

12 Famili Veritas juga merupakan salah satu contoh famili asteroid yang memiliki usia yang muda. Berasal dari asteroid dengan D > 150 km yang terbentuk karena tumbukan ~8.3 ± 0.5 juta tahun yang lalu (Nesvorný et al. 2003), famili Veritas terletak di ~3.17 AU. Veritas merupakan tumbukan asteroid paling besar yang pernah terjadi dalam kurun waktu 70 juta tahun. Tumbukan di antara anggota famili Veritas menghasilkan sekitar 10 % dari seluruh debu di dekat ekliptik tata surya yang diamati oleh IRAS. Ada famili asteroid yang baru terbentuk dan memiliki usia kurang dari satu juta tahun, yaitu famili asteroid Datura. Famili ini terbentuk akibat tumbukan asteroid di sabuk utama, memiliki usia sekitar 450 ± 50 ribu tahun (Nesvorný dan Vokrouhlický 2006). Famili Datura merupakan kelompok yang terdiri dari 7 asteroid yang berlokasi di sekitar 1270 Datura. Usia famili Datura didapatkan dari estimasi waktu yang diperlukan oleh anggota familinya untuk memiliki orbit seperti yang ada sekarang, bukan melalui pengamatan fisisnya. Datura merupakan sumber material debu (zodiacal dust material). Selain itu ada famili Iannini yang berusia sekitar 1 5 juta tahun yang juga diyakini sebagai salah satu sumber debu asteroid. Untuk famili asteroid yang diperkirakan berusia sangat tua juga bisa ditentukan secara pasti berapa usianya. Vokrouhlický et al. (2006) membuat suatu kode Monte Carlo yang dapat mengetahui evolusi asteroid dengan memasukkan efek Yarkovsky dan efek YORP. Dalam hal ini efek Yarkovsky dan efek YORP beperan seperti alat yang bisa menentukan usia dari berbagai macam famili asteroid. 26

Bab IV Tes Evolusi Orbit Asteroid

Bab IV Tes Evolusi Orbit Asteroid Bab IV Tes Evolusi Orbit Asteroid Sebelum tahun 1990 konsep perhitungan evolusi atau integrasi orbit yang banyak dipakai adalah menggunakan konsep time-step seperti Runge-Kutta (Dormand et al. 1987), Bulirsch

Lebih terperinci

Bab II Efek Radiasi Termal Pada Asteroid

Bab II Efek Radiasi Termal Pada Asteroid Bab II Efek Radiasi Termal Pada Asteroid Dalam dasawarsa terakhir ada beberapa ketidakcocokan antara prediksi model klasik dengan hasil observasi (sebagai review lihat Bottke et al. 2006). Ketidakcocokan

Lebih terperinci

TELAAH EFEK RADIASI TERMAL PADA ASTEROID: Tes Evolusi Orbit Asteroid Berukuran 1 Km TUGAS AKHIR ADELIA FERMITA NIM : Program Studi Astronomi

TELAAH EFEK RADIASI TERMAL PADA ASTEROID: Tes Evolusi Orbit Asteroid Berukuran 1 Km TUGAS AKHIR ADELIA FERMITA NIM : Program Studi Astronomi TELAAH EFEK RADIASI TERMAL PADA ASTEROID: Tes Evolusi Orbit Asteroid Berukuran 1 Km TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Institut Teknologi Bandung Oleh

Lebih terperinci

TELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA)

TELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA) TELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA) E. Soegiartini dan S. Siregar Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Analisis Data Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

TELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA)

TELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA) Telaah Awal Keubahan Setengah Sumbu... (E. Soegiartini et al.) TELAAH AWAL KEUBAHAN SETENGAH SUMBU PANJANG AKIBAT EFEK YARKOVSKY PADA ASTEROID 3362 KHUFU (1984 QA) E. Soegiartini, dan S. Siregar Program

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :

Lebih terperinci

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda 1. Tinggi bintang dari bidang ekuator disebut a. altitude b. latitude c. longitude d. deklinasi e. azimut 2. Titik pertama Aries, didefinisikan

Lebih terperinci

Gambar tata sury, alam 98

Gambar tata sury, alam 98 TATA SURYA Jika kita terbang mengarungi ruang angkasa meninggalkan bumi. Dari suatu tempat akan dapat melihat bumi bersama delapan planet lainnya bergerak mengedari matahari. Planetplanet (planetai = pengembara)

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 9 Fisika

Antiremed Kelas 9 Fisika Antiremed Kelas 9 Fisika Tata Surya - Latihan Ulangan Doc Name : AR09FIS0599 Version : 2012-10 halaman 1 01. Berikut ini adalah planet-planet pada tata surya kita. Urutan yang benar dari yang terdekat

Lebih terperinci

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( )

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( ) KELOMPOK I Raditya Budi Satria (101134007) Imelsa Heni Priyayik (101134098) Sergius Prastowo (101134116) Rina Metasari (101134131) BERTAMASYA MENJELAJAHI TATA SURYA KI-KD EVALUASI INDIKATOR BERTAMASYA

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya 1. Perhatikan ciri-ciri planet pada tabel berikut. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1 Nama Planet Ciri Ciri (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata

Lebih terperinci

DINAMIKA ORBIT ASTEROID 2012 DA14 PASCAPAPASAN DEKAT DENGAN BUMI

DINAMIKA ORBIT ASTEROID 2012 DA14 PASCAPAPASAN DEKAT DENGAN BUMI DINAMIKA ORBIT ASTEROID 2012 DA14 PASCAPAPASAN DEKAT DENGAN BUMI Judhistira Aria Utama 1*), Budi Dermawan 2, Taufiq Hidayat 2, Umar Fauzi 3 1 Program Studi Astronomi, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 2 KK

Lebih terperinci

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani. GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari animasi 3D pengenalan tata surya. Dalam animasi 3D pengenalan tata surya dapat mempermudah siswa dan masyarakat

Lebih terperinci

3. MEKANIKA BENDA LANGIT

3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3.1. ELIPS Sebelum belajar Mekanika Benda Langit lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui salah satu bentuk irisan kerucut yaitu tentang elips. Gambar 3.1. Geometri Elips

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Kata solar berasal dari bahasa Latin Sol yang artinya Matahari atau Surya. Jadi, yang dimaksud dengan Tata Surya adalah sebutan yang diberikan pada Matahari dan seluruh

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET

Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET Terdapat beberapa populasi asteroid di tata surya. Populasi terbesar berada pada sabuk utama yang terletak di antara orbit Mars dan orbit Jupiter (Main Belt Asteroids, MBAs).

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si.

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si. PETA KONSEP TATA SURYA Matahar i Planet Asteroi d Komet Meteor id Pusat Tata Surya Merkuri us Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunu s Rotasi Revolu si satelit buata n satelit alami Pembagi an

Lebih terperinci

BUMI DAN ALAM SEMESTA

BUMI DAN ALAM SEMESTA BUMI DAN ALAM SEMESTA ALAM SEMESTA Universe (alam semesta berasal dari bahasa Perancis kuno (Univers/Universum), dari kata : #Uni yang berarti satu #Vorsum yang berarti sesuatu yang berputar, menggulung,

Lebih terperinci

Materi Bumi dan Antariksa)

Materi Bumi dan Antariksa) (Pendalaman Materi Bumi dan Antariksa) Hari/Tanggal : Rabu & Kamis,, 19 & 20 Sep 2007 Waktu : 13.55 11. 45 Penyaji : Drs. Yamin Winduono, M.Pd Tempat : Ruang Plato Brainstorming / Diskusi /Tanya jawab

Lebih terperinci

Telaah Evolusi Orbit 42 Asteroid PHAs

Telaah Evolusi Orbit 42 Asteroid PHAs ISSN: Simposium Nasional Fisika 1 (2015) 1-7 Telaah Evolusi Orbit 42 Asteroid PHAs Judhistira Aria Utama 1*, Waslaluddin 1 Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia *j.aria.utama@upi.edu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 kali pertemuan 2 35 menit. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 kali pertemuan 2 35 menit. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu : Ilmu Pengetahuan Alam : VI (enam) : 2 (dua) : 1 kali pertemuan 2 35 menit Standar Kompetensi Memahami matahari sebagai pusat

Lebih terperinci

PLANET DAN SATELITNYA. Merkurius

PLANET DAN SATELITNYA. Merkurius PLANET DAN SATELITNYA Merkurius Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/tata_surya Merkurius dikanal juga dengan bulannya Matahari karena Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan Matahari dan planet

Lebih terperinci

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

JAWABAN DAN PEMBAHASAN JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. Dalam perjalanan menuju Bulan seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya 3.500 kilometer dalam cakupan sudut 6 0. Berapakah jarak Bulan saat itu? A. 23.392 km B.

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Asteroid

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Asteroid Asteroid Apakah asteroid itu? Asteroid adalah benda angkasa yang berupa pecahan kecil-kecil dan bergerak mengelilingi matahari. Pecahan kecil-kecil itu berupa batu dengan bentuk yang tidak beraturan. Asteroid

Lebih terperinci

BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID

BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID 2.1 Asteroid Definisi kata Asteroid adalah star-like atau seperti bintang. Definisi ini menjelaskan penampakan visual asteroid dari teleskop namun tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Pluto, Planet?

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Pluto, Planet? Pluto, Planet? Mengapa dinamakan Pluto? Pluto dalam bahasa Yunani berarti Hades, yaitu nama dewa dunia penjahat Yunani. Setelah mendapat banyak usulan pemberian nama planet kesembilan dari sistem tata

Lebih terperinci

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Secara Umum, Pengertian Planet adalah benda langit yang mengorbit atau mengelilingi suatu bintang dengan lintasan dan kecepatan tertentu. Contohnya

Lebih terperinci

TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya:

TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya: TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya: 1. Planet 2. Asteroid 3. Satelit 4. Meteorid 5. Komet Planet Planet adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan

Lebih terperinci

NAMA :... NIM :... KELAS :......

NAMA :... NIM :... KELAS :...... NAMA :... NIM :... KELAS :...... T A T A S U R Y A Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet (termasuk bumi) dan benda langit lain semuanya secara langsung dan tidak langsung

Lebih terperinci

UNIT 13: GERAK BENDA LANGIT

UNIT 13: GERAK BENDA LANGIT MATERI KULIAH IPA-1 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FOTO YANG RELEVAN UNIT 13: GERAK BENDA LANGIT I Introduction 5 Latar Belakang Pada K-13 Kkelas VII terdapat KD sebagai

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

Oleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014

Oleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014 Oleh : Kunjaya Kompetensi Dasar X.3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi X.4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar Pengertian

Lebih terperinci

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09 Sistem Tata surya Maulana Pandudinata 9F/09 Tata Surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari Matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, asteroid, komet dan meteorid yang mengelilinginya

Lebih terperinci

SAINS BUMI DAN ANTARIKSA

SAINS BUMI DAN ANTARIKSA SAINS BUMI DAN ANTARIKSA NAMA NIM : 15034038 FISIKA B 2015 : PUTI AULIA MARDIAH GERAK SEMU TAHUNAN MATAHRI A. Latar Belakang di beberapa kasus pada belahan bumi, terjadi perbedaan musim dan perbedaan lama

Lebih terperinci

Klik. Korona pada Matahari

Klik. Korona pada Matahari Klik Korona pada Matahari Klik Kromosfer pada Matahari Klik TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya 1. Planet 2. Asteroid 3. Satelit 4. Meteoroid 5. Komet

Lebih terperinci

Tata Surya. karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat. planet hampir berbentuk lingkaran. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler

Tata Surya. karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat. planet hampir berbentuk lingkaran. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler Tata Surya I. Pengertian Tata Surya Tata surya adalah suatu kelompok benda antariksa yang berpusat pada matahari dan bergerak mengedari matahari. Tata surya dapat diartikan sebagai keluarga matahari. Anggota

Lebih terperinci

1. "Ia mempunyai hobi bermain dengan pesawat model " (Benda kecil dengan sifat seperti sesungguhnya)

1. Ia mempunyai hobi bermain dengan pesawat model  (Benda kecil dengan sifat seperti sesungguhnya) Bab 1 Pendahuluan 1-1 Definisi Model adalah representasi suatu masalah dalam bentuk yang lebih sederhana agar mudah dikerjakan dan diaplikasikan 1-2 Pengertian-pengertian 1. "Ia mempunyai hobi bermain

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Nama Kelas & Sekolah Provinsi Kabupaten/Kota Tanggal Lahir Tanda Tangan Naskah ini

Lebih terperinci

Sabar Nurohman, M.Pd

Sabar Nurohman, M.Pd Sabar Nurohman, M.Pd Sistem yang terdiri dari matahari dan sejumlah benda angkasa yang terikat secara gravitasional dengan matahari, yaitu Planetplanet, satelit, komet, planet minor atau asteroid, meteroida

Lebih terperinci

indahbersamakimia.blogspot.com

indahbersamakimia.blogspot.com Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2007 Materi Uji : Astronomi Waktu : 150 menit Tidak diperkenankan menggunakan alat hitung (kalkultor). Di bagian akhir soal diberikan daftar konstanta yang

Lebih terperinci

ROTASI BENDA LANGIT. Chatief Kunjaya. KK Atronomi, ITB. Oleh : TPOA, Kunjaya 2014

ROTASI BENDA LANGIT. Chatief Kunjaya. KK Atronomi, ITB. Oleh : TPOA, Kunjaya 2014 ROTASI BENDA LANGIT Oleh : Chatief Kunjaya KK Atronomi, ITB KOMPETENSI DASAR XI.3.6 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

TEKNOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: TEKNOLOGI KOMUNIKASI Media Transmisi Tanpa Kabel Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Satelit Satelit adalah benda yang mengorbit benda

Lebih terperinci

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Penerbit Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Oleh: Info Astronomy Hak Cipta 2013 by Info Astronomy Penerbit Info Astronomy www.infoastronomy.uni.me info.astronomy@gmail.com Desain

Lebih terperinci

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17, 3. ORBIT KEPLERIAN AS 2201 Mekanika Benda Langit 1 3.1 PENDAHULUAN Mekanika Newton pada mulanya dimanfaatkan untuk menentukan gerak orbit benda dalam Tatasurya. Misalkan Matahari bermassa M pada titik

Lebih terperinci

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Pilihan Berganda, 20 Soal 1. Jika jarak rata-rata planet Mars adalah 1,52 SA dari Matahari, maka periode orbit planet Mars mengelilingi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA. Soal Tes Olimpiade Sains Nasional 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA. Soal Tes Olimpiade Sains Nasional 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Soal Tes Olimpiade Sains Nasional 2011 Bidang : ASTRONOMI Materi : Teori Tanggal : 14 September 2011 Soal

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Uranus, planet tidak taat aturan

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Uranus, planet tidak taat aturan Uranus, planet tidak taat aturan Bagaimana Uranus ditemukan? Uranus ditemukan oleh Herschel. Pada tanggal 13 Maret 1781 Herchel melakukan pengamatan bintang-bintang dalam rasi bintang Gemini. Saat itu

Lebih terperinci

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita Cari planet yuuuk Film-film fiksi ilmiah sering menampilkan impian terpendam akan adanya dunia lain di jagad raya ini. Sejauh mana kebenaran film-film tersebut? Apakah memang ada bumi lain di sistem tatasurya

Lebih terperinci

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Teori Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2014

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 NAMA PROVINSI TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KABUPATEN/ KOTA TANDA TANGAN 1. Dilihat dari Bumi, bintang-bintang tampak

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet Komet Apakah komet membawa sial? Pada zaman purbakala, komet yang terang merupakan suatu kejadian yang menakutkan. Kemunculan komet dianggap sebagai lambang suatu bencana seperti penyakit pes, kelaparan,

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? ALAM SEMESTA Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal. 1-7 ISSN : Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal. 1-7 ISSN : Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (13), Hal. 1-7 ISSN : 337-8 Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet Nurul Asri 1, Hasanuddin 1, Joko Sampurno 1, Azrul Azwar 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

BULAN = MOON ROTASI & REVOLUSI BULAN. Bidang orbit bulan miring 5,2 0 terhadap bidang ekliptika (orbit bumi mengedari matahari)

BULAN = MOON ROTASI & REVOLUSI BULAN. Bidang orbit bulan miring 5,2 0 terhadap bidang ekliptika (orbit bumi mengedari matahari) BULAN = MOON Bulan, sebagai satelit bumi. Permukaannya tidak indah seperti yang terlihat dari bumi. Permukaan bulan berlembah-lembah, bergunung-gunung. Hal itu bisa dilihat dengan teropong (dari bumi)

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2. Pernyataan tersebut yang termasuk ciri ciri dari bumi di tunjukkan pada nomor...

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2. Pernyataan tersebut yang termasuk ciri ciri dari bumi di tunjukkan pada nomor... SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2 1. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Melakukan revolusi terhadap matahari 2. Memiliki satelit berupa cincin 3. Mengelilingi matahari pada orbitnya

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI ASTRONOMI Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris

Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris Bumi sebagai pusat tata surya Planet-planet (termasuk Mth.) berputar mengelilingi bumi Sambil mengelilingi Bumi, planet-planet bergerak melingkar

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Bumi, Berlian biru alam semesta

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Bumi, Berlian biru alam semesta Bumi, Berlian biru alam semesta Planet Bumi merupakan tempat yang menarik. Jika dilihat dari angkasa luar, Bumi seperti sebuah kelereng berwarna biru. Dengan bentuk awan yang selalu berubah, Bumi menjadi

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis -

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis - Dunia Baru di Mars Penduduk bumi sangat tertarik dengan Planet Mars yang merah membara. Ketertarikan manusia akan planet lain ini sangat wajar, apalagi jika kita melihat kondisi bumi tempat tinggal kita

Lebih terperinci

TATA SURYA & SISTEM KEPLANETAN LAIN

TATA SURYA & SISTEM KEPLANETAN LAIN TATA SURYA & SISTEM KEPLANETAN LAIN Pembentukan Tata Surya Anggota-anggota Tata Surya Hukum Kepler Sistem Keplanetan di Luar Tata Surya Kompetensi Dasar: Memahami konsep Tata Surya Judhistira Aria Utama,

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tata surya

Pendahuluan. Tata surya Pendahuluan Pada langit malam yang cerah (dan tidak mendung), cobalah lihat ke langit. Maka anda akan melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya tergantung pada kualitas langit tempat kita berada.

Lebih terperinci

DINAMIKA BENDA LANGIT

DINAMIKA BENDA LANGIT DINAMIKA BENDA LANGIT CHATIEF KUNJAYA KK A S T R O N O M I, I N S T I T U T T E K N O L O G I B A N D U N G TPOA, Kunjaya 2014 KOMPETENSI DASAR X.3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus

Lebih terperinci

Kurang dari 0,25 diameter bumi. g/cm³) Gravitasi sekitar 1,67 m/s². Sekitar 17% gravitasi bumi

Kurang dari 0,25 diameter bumi. g/cm³) Gravitasi sekitar 1,67 m/s². Sekitar 17% gravitasi bumi PENDAHULUAN Bulan bukanlah hanya sebagai penghias langit malam dan penerangan saat Matahari tenggelam.objek yang dikenal sebagai satelit Bumi ini merupakan salah satu anggota tata surya yang senantiasa

Lebih terperinci

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. BAB VII TATA SURYA STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. KOMPETENSI DASAR 1. Mendeskripsikan karakteristik sistem tata surya 2. Mendeskripsikan Matahari sebagai

Lebih terperinci

Geologi Dasar (MGD 301)

Geologi Dasar (MGD 301) Geologi Dasar (MGD 301) Materi 3 Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti 2012 Materi 3 - PENGERTIAN GEOLOGI - BUMI SEBAGAI PLANET - LITHOSFERA - MINERAL

Lebih terperinci

UJI KEMAMPUAN IPA TATA SURYA. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat! 2. Diameter matahari adalah km

UJI KEMAMPUAN IPA TATA SURYA. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat! 2. Diameter matahari adalah km 102 UJI KEMAMPUAN IPA TATA SURYA Nama : Kelas : No.urut : Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat! 1. Pusat tata surya adalah.. 2. Diameter matahari adalah km 3. Sebagai bintang, matahari

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALATIHAN SOAL BAB 4

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALATIHAN SOAL BAB 4 1. Perhatikan pernyataan mengenai benda langit berikut! (1) Mempunyai ekor yang arahnya menjauhi matahari (2) Mengorbit antara planet Mars dan Jupiter (3) Orbitnya elips dan sangat lonjong (4) Disebut

Lebih terperinci

4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat. AS 2201 Mekanika Benda Langit

4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat. AS 2201 Mekanika Benda Langit 4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat AS 2201 Mekanika Benda Langit 4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas gerak benda langit dalam medan potensial umum, misalnya potensial sebagai

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI Waktu Jumlah Soal : 150 menit : 30 Soal 1. Bintang A memiliki tingkat kecemerlangan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Bintang B. Bintang

Lebih terperinci

MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA KONSEP DASAR IPA

MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA KONSEP DASAR IPA MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA KONSEP DASAR IPA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul

Lebih terperinci

TATA SURYA Presentasi Geografi

TATA SURYA Presentasi Geografi TATA SURYA Presentasi Geografi Medina M. Faldy Hakin M. Gifari Parindrati Ayu L. Rachmawati W.N. Radhit Rafi Panji Raisa Rifqi Hanif Trinadi Gumilar K. KELOMPOK IV DEFINISI TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA

Lebih terperinci

Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd

Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd Sabar Nurohman Dafatar Isi Bumi dalam Bola Langit Tata Surya Sistem Bumi-Bulan Gerak Planet dan Satelit Fisika Bintang Evolusi Bintang Galaksi Struktur Jagad Raya Bumi dan

Lebih terperinci

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT LATIHAN SOAL BAB 13

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT LATIHAN SOAL BAB 13 SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT LATIHAN SOAL BAB 13 1. Penyebab utama terjadinya pasang surut air laut adalah gaya tarik. bumi bulan planet bintang karena adanya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOLUSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 014 TINGKAT PROVINSI ASTRONOMI Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang-ruang di antara planet-planet di tata surya kita ternyata tidaklah benar-benar kosong. Ruang-ruang tersebut berisikan partikel-partikel ataupun benda-benda mulai

Lebih terperinci

SIKLUS MILANKOVITCH DAN PENGARUH TERHADAP PROSES SEDIMENTASI

SIKLUS MILANKOVITCH DAN PENGARUH TERHADAP PROSES SEDIMENTASI SIKLUS MILANKOVITCH DAN PENGARUH TERHADAP PROSES SEDIMENTASI 1.1 Pengertian Siklus Milankovitch Siklus Milankovitch adalah suatu teori yang memberikan penjelasan mengenai variasi siklus pergerakan yang

Lebih terperinci

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( ) TATA KOORDINAT BENDA LANGIT Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah (4201412051) 2. Winda Yulia Sari (4201412094) 3. Yoga Pratama (42014120) 1 bintang-bintang nampak beredar dilangit karena bumi berotasi. Jika

Lebih terperinci

BUKTI VISUAL PENEMUAN PLANET PADA BINTANG FOMALHAUT

BUKTI VISUAL PENEMUAN PLANET PADA BINTANG FOMALHAUT Berita Dirgantara Vol. 10 No. 1 Maret 2009:26-31 BUKTI VISUAL PENEMUAN PLANET PADA BINTANG FOMALHAUT Emanuel Sungging Mumpuni Peneliti Bidang Matahari dan Antariksa, LAPAN RINGKASAN Untuk pertama kalinya

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Mars, Dewa Perang.

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Mars, Dewa Perang. Mars, Dewa Perang http://www.msss.com/mars/pictures/usgs_color_mosaics/usgs-color.html Planet Merah Dalam cerita Yunani kuno Mars disebut dengan Ares. Ares merupakan Dewa Perang. Mars adalah planet keempat

Lebih terperinci

Tata Surya. Magda Stavinschi. International Astronomical Union Instituto Astronómico de la Academia Rumana(Romania) 2010 Jay M.

Tata Surya. Magda Stavinschi. International Astronomical Union Instituto Astronómico de la Academia Rumana(Romania) 2010 Jay M. Tata Surya Magda Stavinschi International Astronomical Union Instituto Astronómico de la Academia Rumana(Romania) 2010 Jay M. Pasachoff Apakah Tata Surya? Matahari dan semua objek yang bergerak di sekitarnya,

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( )

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( ) BUMI DAN TATA SURYA KELOMPOK 1 Anggi Juliansa (121020220001) Reza AlFajri (121020220008) Alam semesta ini terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam

Lebih terperinci

Contoh Soal : Jawaban : Diketahui. Ditanyakan. Penyelesaian :

Contoh Soal : Jawaban : Diketahui. Ditanyakan. Penyelesaian : Contoh Soal : Planet jupiter memiliki jarak orbit ke matahari yang diperkirakan sama dengan empat kali jarak orbit bumi ke matahari. Periode revolusi bumi mengelilingi matahari 1 tahun. Berapakah periode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL KARYA/ IMPLEMENTASI Kegiatan implementasi atau penerapan dilakukan dengan dasar yang telah direncanakan, pada penerapan sistem yang diusulkan tentu harus disediakan

Lebih terperinci

Bintang Ganda DND-2006

Bintang Ganda DND-2006 Bintang Ganda Bintang ganda (double stars) adalah dua buah bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya tarik gravitasi antar kedua bintang tersebut. Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kita. IPA lebih populer dengan istilah sains. Istilah ini merujuk pada suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kita. IPA lebih populer dengan istilah sains. Istilah ini merujuk pada suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Hakekat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari bidang ilmu pengetahuan yang objek kajiannya lingkungan alam yang ada di sekitar kita. IPA

Lebih terperinci

BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA

BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA Sebagian besar asteroid tipe AAA kini diklaim sebagai kelompok PHA (Potentially Hazardous Asteroids), yaitu kelompok yang berpotensi membahayakan berdasarkan parameter

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI TATA SURYA

RINGKASAN MATERI TATA SURYA A. ASAL USUL TATA SURYA RINGKASAN MATERI TATA SURYA Teori asal usul tata surya antara lain: a. Immanuel Kant, menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari suatu zat utama yang memnuhi ruang angkasa. Adanya

Lebih terperinci

Studi Kasus 1. Komet dalam orbit parabola

Studi Kasus 1. Komet dalam orbit parabola Daftar Isi Bab 1 Masalah Dua Benda 1.1 Vektor I-1 1.2 Momentum linier, momentum sudut, momen dan gaya I-2 1.3 Potensial bola padat I-5 1.4 Persamaan gerak dua titik massa I-7 1.6 Orbit dalam bentuk polar

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN 2009

SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIRJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI BIDANG ASTRONOMI Waktu : 210 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI BIDANG ASTRONOMI Waktu : 180 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

GERAK BUMI DAN BULAN

GERAK BUMI DAN BULAN MATERI ESENSIAL IPA SEKOLAH DASAR (Pengayaan Materi Guru) KONSEP ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA GERAK BUMI DAN BULAN Agus Fany Chandra Wijaya DIGITAL LEARNING LESSON STUDY JAYAPURA 2010 GERAK BUMI

Lebih terperinci