ANALISIS PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH UNTUK ARAHAN PEMBANGUNAN KECAMATAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN GARUT

Transkripsi

1 Jural Ilmiah Geomatika Volume 19 No. 2 Desember 2013 : ANALISIS PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH UNTUK ARAHAN PEMBANGUNAN KECAMATAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN GARUT (Regioal Ecoomic Growth Aalysis as Directio to Coastal Regioal Developmet i Garut Regecy) Dudu Sudarya 1, Satu R.P. Sitorus 2 da Muhammad Firdaus 3 1 Departeme Ilmu Taah da Sumberdaya Laha, Fakultas Pertaia IPB. 2 Fakultas Pertaia (FAPERTA), IPB. 3 Fakultas Ekoomi da Maajeme (FEM), IPB. Jl. Merati, Kampus IPB Darmaga Bogor dudusudarya@gmail.com. Diterima (received): 16 September 2013; Direvisi (revised): 18 Oktober 2013; Disetujui dipublikasika (accepted): 21 November 2013 ABSTRAK Utuk medorog pertumbuha ekoomi di wilayah pesisir Kabupate Garut, perlu dilakuka peelitia terhadap potesi da karakteristik ekoomi wilayah utuk merumuska strategi pembagua yag efektif. Tujua peelitia ii adalah (1) megetahui tigkat perkembaga ekoomi wilayah di kecamata pesisir; (2) megetahui sektor ekoomi uggula; (3) megetahui hirarki da efisiesi wilayah pembagua; da (4) merumuska araha wilayah pembagua da sektor ekoomi di kecamata pesisir. Metode aalisis yag diguaka adalah Aalisis Etropi, Aalisis Locatio Quotiet (LQ), Shift Share Aalysis (SSA), Aalisis Skalogram, Data Evelopmet Aalyisis (DEA) da Aalisis MCDM-TOPSIS. Hasil aalisis memperlihatka bahwa tigkat keberagama da keberimbaga sektor-sektor ekoomi di kecamata wilayah pesisir masih redah dega tigkat perkembaga sebesar 72% dari total kemampua maksimumya. Wilayah pesisir Kabupate Garut memiliki ekoomi basis di sektor primer yaitu pertaia. Sedagka sektor sekuder adalah sektor yag tumbuh palig cepat terutama di sektor idustri pegolaha. Aalisis hirarki terhadap saraa prasaraa ekoomi desa meujukka bahwa haya ada 3 desa atau sekitar 4,6% yag masuk Hirarki I sebagai iti wilayah da pusat pertumbuha. Sebayak 20 desa atau 33,8% adalah wilayah Hirarki II da 40 desa atau 61,5% adalah wilayah Hirarki III. Hasil aalisis meujukka bahwa utuk meigkatka perkembaga da pemerataa ekoomi, prioritas pembagua diarahka pada Kecamata Mekarmukti, Pakejeg da Carigi. Terdapat 25 desa di wilayah pesisir diarahka utuk dikembagka sebagai pusat pertumbuha ekoomi da 40 desa diarahka sebagai wilayah pedukug atau hiterlad. Prioritas pembagua sektor ekoomi terutama diarahka utuk sektor pertaia, sektor idustri pegolaha, sektor perdagaga, hotel da restora, sektor gas, listrik da air mium. Kata Kuci: Kabupate Garut, pertumbuha ekoomi, perkembaga wilayah, wilayah pesisir ABSTRACT I order to stregthe ecoomic growth i coastal areas of Garut Regecy, it is ecessary to study characteristics of the regio's ecoomic potetial ad formulate the directio of developmet. The aims of this research were: (1) to determie the level of regioal ecoomic growth i the coastal districts, (2) to determie the leadig sectors of ecoomic, (3) to determie hierarchy ad efficiecy of developmet, ad (4) to formulate directio of regioal ad ecoomic developmet. The aalytical methods used were Regioal Etropy Aalysis, Locatio Quotiet (LQ) Aalysis, Shift Share Aalysis (SSA), Schallogram Aalysis, Data Evelopmet Aalysis (DEA) ad the MCDM-TOPSIS Aalysis. The results showed that the rate of ecoomic growth i coastal areas was 72 % of its maximum capacity. The basis of ecoomic sectors of coastal areas i Garut regecy is maily i the primary sectors of agriculture. Secodary sector was the fastest growig sector especially i maufacturig. Hierarchy aalysis of rural ecoomic facilities showed that there were oly 3 villages or approximately 4.6 % belogs to Hierarchy I as core areas ad growth ceters. 20 villages or 33.8 % belogs to Hierarchy II ad 40 villages or 61.5 % belogs to Hierarchy III. The priority of developmet areas to push ecoomic growth ad equity directed to districts of Mekarmukti, Pakejeg ad Carigi. There are 25 villages directed for developig ecoomic growth ceters ad 40 villages for hiterlad areas. The ecoomic developmets were directed to agriculture, maufacturig, tradig, hotels ad restaurats, electricity, gas ad water sectors. Keywords: Garut Regecy, ecoomic growth, regioal developmet, coastal areas PENDAHULUAN Sebagai wilayah yag sedag tumbuh da berkembag, pembagua Kabupate Garut masih bayak terkedala karea terbatasya iformasi tetag perkembaga setiap subwilayah. Perecaaa pembagua yag belum sepeuhya didasarka pada kajia yag komprehesif serta masih dijalakaya kosep pembagua yag bersifat sektoral cederug 134

2 Aalisis Perkembaga Ekoomi Wilayah utuk Araha Pembagua...(Sudarya, D., dkk.) meciptaka pertumbuha yag tidak seimbag yag meyebabka disparitas perkembaga atar wilayah. Secara faktual, feomea ii tampak pada perkembaga kecamata-kecamata di wilayah pesisir. Berdasarka hasil peelitia Gumilar (2009), dalam kuru waktu tahu , tigkat disparitas wilayah di Kabupate Garut terus megalami peigkata, yag ditujukka dega meigkatya Ideks Williamso dari sebesar 0,2628 pada Tahu 2001 mejadi 0,4154 pada Tahu Kecamata-kecamata di wilayah Pegembaga Garut Utara merupaka wilayah yag relatif berimbag dega ilai disparitas palig redah. Semetara kecamata-kecamata di wilayah pesisir yag berada di Wilayah Pegembaga Garut Selata merupaka wilayah yag relatif tertiggal da megalami peigkata disparitas pembagua palig tiggi. Hal ii terlihat dari peigkata Ideks Williamso dari 0,2864 pada Tahu 2001 mejadi 0,3075 pada Tahu Kecamata-kecamata di wilayah pesisir sebearya memiliki potesi utuk meggeraka perekoomia wilayah-wilayah di sekitarya. Meurut Rustiadi (2003), secara alamiah kawasa pesisir pada dasarya buka semata-mata merupaka kawasa peraliha ekosistem darata da laut, amu sekaligus merupaka titik temu atara aktifitas ekoomi masyarakat berbasis darata da lauta. Nilai strategis wilayah pesisir Kabupate Garut dapat dilihat dalam Recaa Tata Ruag Wilayah (RTRW) Kabupate Garut Tahu (Perda No. 29 Tahu 2011) dimaa wilayah pesisir Kabupate Garut ditetapka sebagai Kawasa Strategis Kabupate (KSK) yag diaggap memiliki ilai strategis ekoomi yag berpegaruh terhadap pertumbuha ekoomi kabupate. Peetapa kecamata-kecamata di wilayah pesisir sebagai kawasa ekoomi strategis merupaka sebuah tataga bagi Pemeritah Daerah dalam meetapka strategi perecaaa yag matag dalam medorog pertumbuha ekoomi wilayah. Oleh sebab itu, diperluka suatu peelitia utuk megaalisis potesi da tigkat perkembaga ekoomi wilayah. Hal ii sejala dega pedapat Morrissey da O Dooghue, (2012) bahwa aalisis ekoomi wilayah petig dilakuka utuk meyediaka akses bagi pemegag kebijaka terkait dampak sektor ekoomi. Aalisis juga bisa diguaka utuk kebijaka wilayah regioal masa depa utuk memastika keberlajuta sektor secara ekoomi da ligkuga. Tujua Peelitia Peelitia ii bertujua utuk: (1) megetahui tigkat perkembaga ekoomi wilayah di kecamata pesisir; (2) megetahui sektor ekoomi uggula; (3) megetahui hirarki da efisiesi wilayah; da (4) merumuska araha pembagua wilayah da sektor ekoomi kecamata pesisir. METODE Peelitia dilakuka di 7 kecamata di wilayah pesisir Kabupate Garut pada Bula April-Oktober Jeis data yag diguaka terdiri dari data sekuder da data primer. Data sekuder meliputi: (1) Data Potesi Desa (PODES) Kecamata Pesisir Tahu 2011; (2) Data PDRB 42 Kecamata di Kab. Garut Tahu 2007, (3) Data PDRB kecamata di wilayah pesisir Tahu 2001 da 2008, (4) Data luas wilayah, jumlah peduduk, pemafaata laha da serapa teaga kerja per-sektor tiap Kecamata Tahu 2011; da (5) Peta Admiistratif Wilayah. Data primer yag diguaka adalah data preferesi respode. Alat aalisis yag diguaka adalah software pegolah data (Excell, SANNA da Wi4DEAP) serta software pegolah peta. Perkembaga suatu wilayah dapat ditujukka dari semaki meigkatya kompoe wilayah da semaki luasya hubuga yag dapat dijali atara subwilayah-subwilayah dalam sistem tersebut maupu dega sistem sekitarya. Perluasa jumlah kompoe aktifitas ii dapat diaalisis dega meghitug ideks diversifikasi dega kosep etropy (Pauju da Rustiadi, 2012). Formula umum Etropi seperti diyataka pada Persamaa 1. Sedagka keuggula komparatif wilayah didekati melalui aalisis Locatio Quotiet (LQ). Metode LQ dirumuska oleh Persamaa 2. Keuggula kompetitif wilayah didekati dega aalisis Shift Share Aalysis (SSA). SSA dapat diguaka utuk megidetifikasi sektor yag palig pesat tumbuh atau palig lambat (Bowe, 2012). Aalisis SSA megguaka Persamaa 3. S i1 j1 P ij l P ij...(1) dimaa : Pij = ilai rasio frekuesi kejadia pada kategori ke-i di sub wilayah ke-j I = kategori aktivitas ekoomi ke-i j = kategori wilayah ke-j = total kategori i da j LQ IJ IJ. J / / I......(2) dimaa : LQ ij = Ideks kuosie lokasi sub-wilayah i utuk sektor j. ij = PDRB masig-masig sektor j di subwilayah i. i. = PDRB total di sub-wilayah i. 135

3 Jural Ilmiah Geomatika Volume 19 No. 2 Desember 2013 : j = PDRB total sektor j di wilayah... = PDRB total seluruh sektor di wilayah SSA.. ( t1) 1.. ( t0) t1) t0) dimaa : a = kompoe share b = kompoe proportioal shift c = kompoe differetial shift.. = ilai total aktivitas dalam total wilayah.j = ilai total aktivitas tertetu dalam total wilayah ij = ilai aktivitas tertetu dalam uit wilayah tertetu t 1 = titik tahu akhir t 0 = titik tahu awal...(3) Hirarki perkembaga wilayah didekati dega metode skalogram. Metode ii dapat diguaka utuk megidetifikasi hirarki berupa perakiga yag dilakuka didasarka pada tigkat kelegkapa fasilitas yag ada di suatu wilayah da membadigkaya dega wilayah lai (Saefulhakim, 2004). Rumus umum skalogram adalah seperti pada Persamaa 4. Ideks Hirarki ( I 1 ) ( Fik. )...(4) ak dimaa : = bobot fasilitas peetu ak.. ( t.. ( t Utuk megaalisis tigkat efisiesi wilayah pembagua, diguaka metode Data Evelopmet Aalysis (DEA). Aalisis DEA dapat diguaka utuk melakuka aalisis efisiesi dalam megoptimasi kekuata suatu sektor pembagua (Vazhayil da Balasubramaiam, 2013). Model matematis DEA seperti pada Persamaa 5. Mi θ Subject to...(5) Σ xij λj θxi0 i = 1, 2,, m ; j=1 Σ yrj λj yi0 r = 1, 2,, s ; j=1 Σ λj 0 i = 1, 2,, ; j=1 dimaa: N = jumlah DMU m = jumlah iput s = jumlah output xij = ilai iput ke-i DMU j yrj = ilai output ke-s DMU j λj = bobot DMU j utuk DMU yg dihitug 1) 0) k ij ( t1) ij ( t0) t1) t0) Araha pembagua dilakuka dega megguaka metode aalisis MCDM-TOPSIS. Pedekata Multi-Criteria Decisio-Makig (MCDM) diguaka ketika ada perbedaa piliha-piliha yag tidak dapat dievaluasi dega pedugaa sederhaa atau dega satu dimesi (Postorio da Pratico, 2012). TOPSIS (Techique for Order Performace by Similarity to Ideal Solutio) megguaka prisip bahwa alteratif yag terpilih harus mempuyai jarak terdekat dari solusi ideal positif da terjauh dari solusi ideal egatif dari sudut padag geometris dega megguaka Jarak Eucledia (Zhag, 2011). Nilai bobot terormalisasi (Vij) dihitug dega megguaka Persamaa 6. Matriks solusi ideal positif da solusi ideal egatif dirumuska dega Persamaa 7. Tigkat perkembaga ekoomi wilayah disajika secara spasial melalui aalisis peta dega megguaka software Sistem Iformasi Geografis (SIG). dega i=1,2,...m; da j=1, (6) dimaa: wi = bobot dari atribut kriteria ke i da HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembaga Ekoomi Wilayah...(7) Dari hasil aalisis etropi terhadap ilai PDRB tiap sektor, dapat diketahui bahwa tigkat keberagama (diversitas) da keberimbaga sektor-sektor ekoomi di Kecamata Bugbulag, Pameugpeuk da Cibalog cukup baik dibadigka dega Kecamata Cikelet, Carigi da Mekarmukti. Bila dibadigka dega ilai etropi rata-rata seluruh kecamata di Kabupate Garut, teryata perkembaga ekoomi semua kecamata di wilayah pesisir masih berada di bawah rata-rata. Nilai etropi rata-rata seluruh kecamata sebesar 0,1141, semetara ilai etropi tertiggi di kecamata pesisir yaitu Kecamata Bugbulag haya 0,1111. Peta perkembaga ekoomi wilayah disajika pada Gambar 1. Ketimpaga perkembaga wilayah juga terjadi bila diperbadigka atara tigkat perkembaga wilayah dega total kemampua maksimumya. Berdasarka aalisis etropi perkembaga wilayah (Stot/Smaks), dapat diketahui bahwa ilai etropi kecamata di wilayah pesisir haya sebesar 0,7168. Itu berarti kecamata di wilayah pesisir memiliki tigkat perkembaga sebesar 72% dari total kemampua maksimumya. 136

4 Aalisis Perkembaga Ekoomi Wilayah utuk Araha Pembagua...(Sudarya, D., dkk.) Gambar 1. Peta Tigkat Perkembaga Ekoomi Wilayah berdasarka hasil aalisis etropi. Nilai ii lebih redah dibadigka dega Kabupate Garut yag memiliki tigkat perkembaga sebesar 0,8074 atau sebesar 81% dari kemampua maksimumya. Hal ii megidikasika bahwa kecamata-kecamata di wilayah pesisir memiliki perkembaga wilayah yag relatif tertiggal dibadig Kabupate Garut sebagai iduk wilayah sehigga perlu didorog agar ekoomiya tumbuh lebih baik. Keuggula Komparatif Wilayah Aalisis keuggula komparatif wilayah dilakuka utuk megidetifikasi sektor ekoomi basis da o basis sebagai dasar bagi peetapa araha da strategi pembagua kecamata di wilayah pesisir. Meurut Tariga (2004), sektor ekoomi basis adalah sektor yag merupaka kekuata ekoomi suatu wilayah yag sudah mampu memeuhi kebutuha wilayahya sediri da diekspor keluar wilayah. Dari hasil aalisis Locatio Quotiet (LQ), dapat diketahui bahwa kecamata di wilayah pesisir umumya masih megadalka basis ekoomiya pada kelompok sektor primer seperti pertaia da pertambaga/peggalia. Kelompok sektor sekuder seperti idustri pegolaha, listrik da air serta bagua uggul di dua kecamata yaitu Pakejeg da Cikelet. Sektor basis di kelompok sektor tersier uggul di tiga kecamata yaitu Kec. Pameugpeuk, Cikelet da Cibalog, itupu terbatas haya di sektor pegagkuta da perdagaga. Secara kewilayaha, Kecamata Carigi, Bugbulag da Mekarmukti masih berciri kawasa perdesaa dimaa sektor basisya masih berada di sektor primer dalam betuk pemafaata sumberdaya alam secara lagsug. Sebalikya, Kec. Pakejeg, Cikelet, Pameugpeuk da Cibalog sudah mulai megalami trasformasi megarah kawasa perkotaa dimaa sudah terjadi pergesera sektor ekoomi ke sekuder da tersier. Keuggula Kompetitif Wilayah Aalisis keuggula kompetitif wilayah dilakuka dega tujua utuk megetahui pergesera struktur ekoomi dari suatu sektor dibadigka dega cakupa wilayah yag lebih luas dalam dua titik waktu. Pergesera struktur ekoomi tersebut dapat mejelaska kemampua berkompetisi (competitiveess) dari suatu sektor ekoomi serta mejelaska kierja sektor tersebut. Hasil aalisis SSA meujukka bahwa struktur ekoomi kecamata-kecamata di wilayah pesisir yag sudah mulai meujukka perkembaga. Hal ii bisa terlihat dari hasil aalisis dimaa pertumbuha tiap sektor di wilayah pesisir mulai meujukka pergesera struktur ekoomi dari sektor primer ke sektor sekuder da tersier. Sektor pertaia serta sektor pertambaga da peggalia yag merupaka sektor primer rata-rata megalami pertumbuha yag lambat dega ilai SSA atara 0,16-0,27. Sebalikya sektor sekuder da tersier megalami pertumbuha yag cukup cepat atara 0,30-0,63. Secara umum, sektor yag palig cepat tumbuh di kecamata pesisir terjadi di sektor sekuder yaitu di sektor listrik, gas da air mium serta sektor idustri pegolaha. Utuk sektor tersier, yag palig cepat tumbuh secara umum terjadi di sektor pegagkuta da komuikasi da sektor jasa. Hasil aalisis keuggula komparatif da kompetitif wilayah dapat mejadi acua bagi pemeritah daerah dalam memprioritaska pembagua sektor ekoomi. Hal ii sejala dega pedapat Suryawardaa (2006) bahwa dalam koteks pembagua ekoomi daerah, pemeritah seharusya megarahka pegeluara aggara pada sektor-sektor uggula. Selai itu, ivestasi diharapka agar diarahka pada sektor uggula sehigga aka meigkatka laju pertumbuha ekoomi daerah. 137

5 Jural Ilmiah Geomatika Volume 19 No. 2 Desember 2013 : Hirarki Perkembaga Wilayah Perkembaga suatu wilayah bisa dilihat salah satuya dari ketersediaa jumlah da jeis saraa pelayaa di wilayah tersebut. Melalui pedekata kosep wilayah odal, dapat diketahui wilayah yag mejadi pusat-pusat (iti) da wilayah yag mejadi pedukug atau hiterlad (Saefulhakim, 2004). Dalam kaitaya dega strategi pegembaga wilayah, perlu diidetifikasi wilayah-wilayah yag mejadi pusat pertumbuha yag mampu meggerakka ekoomi wilayah di sekitarya. Melalui pedekata kosep wilayah odal, dapat diketahui wilayah yag mejadi pusat-pusat (iti) da wilayah yag mejadi pedukug (hiterlad). Idetifikasi terhadap wilayah iti da hiterlad petig dilakuka utuk meetuka prioritas wilayah pembagua. Fokus pembagua pada pusat-pusat pertumbuha yag mejadi iti wilayah aka memudahka dalam peetapa prioritas wilayah pembagua dimaa pelaksaaa pembagua pada wilayah iti diharapka dapat memberika multiplier effect terhadap perkembaga wilayah-wilayah di sekitarya. Dari hasil aalisis skalogram terhadap jarak serta jumlah da jeis fasilitas pelayaa, dapat diketahui bahwa sebagia besar perdesaa di kecamata pesisir berada pada tigkat perkembaga yag redah. Dari 65 desa yag diaalisis, haya ada 3 desa atau sekitar 4,6% yag masuk kategori Hirarki I. Desa yag masuk Hirarki II berjumlah 22 desa atau sekitar 33,9%. Sisaya sebayak 40 desa atau sekitar 61,5% termasuk Hirarki III. Diatara 7 kecamata, haya ada dua kecamata yag desadesaya bisa diaggap cukup berkembag yaitu Keca. Pameugpeuk da Bugbulag. Peta hirarki perkembaga desa disajika pada Gambar 2. Gambar 2. Peta hirarki perkembaga wilayah desa di kecamata pesisir Kabupate Garut. Efisiesi Wilayah Pembagua Selai dilihat dari ketersediaa fasililitas pelayaa, perecaaa pegembaga wilayah juga bisa didekati melalui aalisis efisiesi wilayah. Tujuaya adalah utuk megaalisis seberapa efisie pemafaata sumberdaya mausia da sumberdaya laha dalam medorog pecapaia PDRB. Hal ii sejala dega pedapat Spurgeo (1999) bahwa ekoomi bisa didefiisika sebagai studi efisiesi alokasi sumberdaya. Pemeritah meghadapi tataga bagaimaa memaksimumka pedapata ekoomi melalui pegguaa sumberdaya-sumberdaya yag dimiliki (teaga kerja, modal da sumberdaya alam). Berdasarka hasil aalisis Data Evelopmet Aalyisis (DEA), dapat diketahui bahwa dari sisi serapa teaga kerja tiap sektor, terdapat empat kecamata yag belum efisie yaitu Kecamata Bugbulag, Mekarmukti, Pakejeg da Cikelet. Semetara dari sisi efisiesi pemafaata laha, terdapat dua kecamata yaitu Kecamata Carigi da Cikelet yag belum efisie. Utuk meigkatka efisiesi wilayah, wilayah-wilayah yag tidak efisie harus merujuk (peer) pada pola pembagua wilayah yag efisie. Araha Wilayah Pembagua Dalam kaitaya dega pegembaga ekoomi wilayah pesisir, pembagua harus dilakuka berdasarka prisip prioritas. Hal ii sejala dega pedapat Riyadi da Bratakusumah (2005) bahwa perecaaa pembagua wilayah dalam hubugaya dega suatu daerah sebagai wilayah pembagua harus memiliki orietasi yag bersifat meyeluruh, legkap, amu tetap berpegag pada asas prioritas. Araha prioritas pembagua wilayah kecamata dilakuka berdasarka pada hasil aalisis perkembaga ekoomi, perkembaga saraa prasaraa da efisiesi wilayah. Kriteria peetapa prioritas wilayah pembagua tigkat kecamata ditetapka berdasarka prisip keberimbaga pembagua dimaa wilayah yag kurag berkembag perlu diprioritaska utuk dibagu. Berdasarka sitesis tersebut, ditetapka tiga kriteria pemiliha prioritas wilayah yaitu: (1) wilayah yag memiliki diversitas da keberimbaga ekoomi yag redah, (2) wilayah yag memiliki perkembaga desa yag relatif lambat, da (3) wilayah yag belum efisie dari sisi pemafaata sumberdaya. Dari hasil aalisis MCDM-TOPSIS, uruta prioritas wilayah pembagua adalah: (1) Kecamata Mekarmukti, (2) Kecamata Pakejeg (3) Kecamata Carigi, (4) Kecamata Cikelet, (5) Kecamata Cibalog, (6) Kecamata Bugbulag da (7) Kecamata Pameugpeuk. Peta prioritas 138

6 Aalisis Perkembaga Ekoomi Wilayah utuk Araha Pembagua...(Sudarya, D., dkk.) pembagua kecamata di Wilayah Pesisir Kabupate Garut disajika pada Gambar 3. Araha pembagua utuk tigkat desa dilakuka berdasarka pada tigkat hirarki perkembaga wilayah. Hal ii sejala dega pedapat Kroe, et al. (2010) bahwa strategi da maajeme pembagua dalam meigkatka ekoomi masyarakat pesisir da pemafaata sumberdaya membutuhka pedekata hirarki da teritegrasi berdasarka hasil idetifikasi pada level wilayah lokal. Berdasarka teori tersebut, maka utuk medorog peigkata ekoomi wilayah, sasara pembagua desa harus didasarka pada hirarki tigkat perkembaga masig-masig desa. Araha pembagua utuk tiap desa perlu disesuaika dega tigkat hirarki masig-masig. Pedekata pembagua utuk desa yag merupaka iti wilayah atau pusat pertumbuha harus dibedaka dega pedekata pembagua bagi desa-desa hiterlad. Hal ii disebabka karea wilayah iti cederug memiliki karakteristik berbeda dega wilayah hiterlad. Melalui pedekata kosep wilayah odal, maka dapat ditetapka prioritas pegembaga desa utuk masig-masig wilayah. Peta araha pegembaga saraa prasaraa desa disajika pada Gambar 4. Kriteria bagi araha pembagua saraa prasaraa desa adalah sebagai berikut: Wilayah Iti sebayak 25 desa yag terdiri dari desa-desa Hirarki I da Hirarki II yag perlu diprioritaska utuk dikembagka mejadi pusat pertumbuha ekoomi dega meigkatka jumlah da jeis saraa da prasaraa pelayaa. Sasara pembagua terutama ditujuka utuk desa-desa Hirarki II yaitu desa-desa yag memiliki tigkat perkembaga sedag. Pembagua perlu difokuska pada desa-desa tersebut agar bisa berkembag mejadi wilayah Hirarki I yaitu wilayah iti atau pusat pertumbuha yag mampu meggerakka ekoomi wilayah-wilayah di sekitarya. Wilayah Pedukug (hiterlad) sebayak 40 desa yag terdiri dari desa-desa Hirarki III. Wilayah ii merupaka wilayah desa yag berpotesi sebagai peyedia sumberdaya atau wilayah hiterlad dimaa fokus pembagua lebih diprioritaska pada pembagua sumberdaya alam terutama di sektor primer seperti pertaia, perikaa, perkebua, kehutaa, peteraka da pertambaga/ peggalia. Desa-desa tersebut perlu diperkuat dari sisi saraa prasaraa produksi sebagai peyedia da pemasok sumberdaya alam utuk medukug perkembaga desa-desa di Kabupate Garut, sehigga mejadi desa-desa Hirarki I maupu Hirarki II atau berkembag mejadi Wilayah Iti. 3 Gambar Peta Prioritas Pegembaga Kecamata di Wilayah Pesisir Kabupate Garut. Gambar 4. Peta Araha Wilayah Pegembaga Desa di Kecamata Pesisir Kabupate Garut. Araha Pegembaga Sektor Ekoomi 7 Dalam medorog peigkata ekoomi wilayah pesisir, perlu dilakuka pemiliha alteratif sektor ekoomi yag perlu diprioritaska utuk dikembagka. Pemiliha didasarka pada hasil aalisis da persepsi stakeholder. Persepsi stakeholder mejadi baha pertimbaga karea meurut pedapat Sharp, et al. (2002) bahwa dalam kaitaya dega pembagua wilayah, pembagua perlu didasarka pada pertimbaga aktif masyarakat, dukuga sektor swasta serta hubuga lebih baik atara masyarakat da pemeritah. Araha prioritas pegembaga sektor ekoomi dilakuka dega meetapka 4 kriteria yaitu (1) sektor tersebut merupaka sektor yag uggul secara komparatif di bayak kecamata, (2) sektor tersebut merupaka sektor uggul secara kompetitif di bayak kecamata, (2) sektor tersebut mampu meyerap teaga kerja yag tiggi, da (4) sektor yag palig bayak dipilih berdasarka persepsi stakeholder. Dega megguaka aalisis MCDM-TOPSIS dapat diketahui bahwa 5 139

7 Jural Ilmiah Geomatika Volume 19 No. 2 Desember 2013 : utuk meigkatka perkembaga ekoomi wilayah di kecamata pesisir, uruta prioritas pembagua sektor ekoomi diarahka pada (1) sektor pertaia, (2) idustri pegolaha, (3) sektor perdagaga, hotel da restora, (4) sektor listrik, gas da air mium. KESIMPULAN Tigkat perkembaga ekoomi kecamata di wilayah pesisir relatif belum berkembag dimaa tigkat keberagama (diversitas) da keberimbaga sektor-sektor ekoomiya masih berada di bawah perkembaga rata-rata dega tigkat perkembagaya sebesar 72% dari total kemampua maksimumya. Dari sisi keuggula komparatif wilayah, kecamata pesisir secara umum memiliki basis ekoomi yag kuat di sektor primer. Dari sisi keuggula kompetitif, sudah terjadi pergesera struktur ekoomi dimaa sektor sekuder memiliki tigkat pertumbuha yag palig tiggi. Sebagia besar perdesaa di kawasa pesisir berada pada tigkat perkembaga yag redah. Dari 65 desa yag diaalisis, haya ada 3 desa yag masuk kategori Hirarki I, sebayak 22 desa masuk kategori Hirarki II da 40 desa masuk kategori Hirarki III. Sejumlah kecamata masih meujukka efisiesi yag redah dari sisi pemafaata sumberdaya mausia da sumberdaya laha. Araha wilayah pembagua kecamata adalah: (1) Kecamata Mekarmukti, (2) Kecamata Pakejeg, da (3) Kecamata Carigi. Araha pembagua wilayah desa adalah sebayak 25 desa diarahka mejadi pusat pertumbuha ekoomi melalui peigkata fasilitas pelayaa da 40 desa diarahka sebagai pemasok sumberdaya melalui peigkata sumberdaya mausia, saraa produksi da efisiesi pemafaata laha. Araha pembagua sektor ekoomi diprioritaska pada sektor pertaia, idustri pegolaha, sektor perdagaga, hotel da restora, sektor listrik, gas da air mium. UCAPAN TERIMA KASIH Peeliti megucapka terima kasih kepada Bupati Garut yag telah mefasilitasi pelaksaaa peelitia ii. Tak lupa diucapka terima kasih juga kepada Deka Fak. Pertaia da Fak. Ekoomi Maajema IPB yag telah memberi kesempata kepada peeliti utuk melaksaaka peelitia ii. DAFTAR PUSTAKA Bowe, J.T. (2012). US Rural Ecoomic Competitiveess by The Numbers: Data Miig, Aalysis, ad Web- Mappig. Applied Geography. 44: Gumilar, F. (2009). Kajia Disparitas Pembagua Atar Wilayah Sebagai Araha Pegembaga Wilayah Berbasis Potesi Lokal di Kabupate Garut. Tesis. Program Pascasarjaa, Istitut Pertaia Bogor. Bogor. Kroe, M., A. Vuisea, F. Magro ad B. McArdle. (2010). Socio-Ecoomic Drivers ad Idicators For Coastal Fisheries I Pacific Islad Coutries Ad Their Use For Fisheries Maagemet Strategies. Marie Policy. 34: Morrissey, K. ad C. O Dooghue. (2012). The Irish Marie Ecoomy ad Regioal Developmet. Marie Policy. 36: Pauju, D.R. da E. Rustiadi (2012). Tekik Aalisis Perecaaa Pegembaga Wilayah. Bagia Perecaaa Pegembaga Wilayah. Departeme Ilmu Taah da Sumberdaya Laha. Istitut Pertaia Bogor. Bogor. Perda No. 29 Tahu 2011 tetag Wilayah Pesisir Kabupate Garut ditetapka sebagai Kawasa Strategi Kabupate (KSK). Postorio, M.N. ad F.G. Pratico. (2012). A Applicatio of Multi-Criteria Decisio-Makig Aalysis to a Regioal Multi-Airport System. Research I Trasportatio Busiess & Maagemet. 4: Riyadi da D. Bratakusumah. (2005). Perecaaa Pembagua Daerah: Strategi Meggali Potesi dalam Mewujudka Otoomi Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Rustiadi, E. (2003). Pegembaga Wilayah Pesisir sebagai Kawasa Strategis Pembagua Daerah. Makalah Pelatiha Pegelolaa da Perecaaa Wilayah Pesisir secara Berkelajuta. Kerjasama PKSPL IPB dega Departeme Kelauta da Perikaa RI. Bogor. Saefulhakim, S. (2004). Pemodela Aalisis Kuatitatif Sosial Ekoomi Spasial. Program Studi Perecaaa Wilayah. Sekolah Pascasarjaa. IPB. Bogor. Sharp, J.S., K. Agitsch, V. Rya ad J. Flora. (2002). Social Ifrastructure ad Commuity Ecoomic Developmet strategies: The Case of Self- Developmet ad Idustrial Recruitmet i Rural Iowa. Rural Studies. 18: Spurgeo, J. (1999). The Socio-Ecoomic Cost ad Beefits of Coastal Habitat Rehabilitatio ad Creatio. Marie Pollutio Bulleti 37 ( 8-12): Elsevier Sciece Limited. Suryawardaa, M.I. (2006). Aalisis Keterkaita Sektor Uggula da Alokasi Aggara utuk Peguata Kierja Pembagua Daerah di Provisi Jawa Timur. Tesis. Program Pascasarjaa, Istitut Pertaia Bogor. Bogor. Tariga, H.S.R. (2004). Ekoomi Regioal: Teori da Aplikasi. Cetaka Pertama. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Vazhayil, J.P. ad R. Balasubramaiam. (2013). Optimizatio of Idia s Power Sector Strategies usig Weight-Restricted Stochastic Data Evelopmet Aalysis. Eergy Policy. 56: Zhag, H. (2011). The Evaluatio of Tourism Destiatio Competitiveess by TOPSIS & Iformatio Etropy A Case i The Yagtze River Delta of Chia. Tourism Maagemet. 32(2):