Ratih et al., Analisis Kausalitas Kesenjangan Pendapatan, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ratih et al., Analisis Kausalitas Kesenjangan Pendapatan, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Malang"

Transkripsi

1 Ratih et al., Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag 1 Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag (Causality Aalysis of Icome Iequality, Poverty ad Ecoomic Growth i Malag City) Ratih Ige Aryuah, Agus Luthfi, Siswoyo Hari S Ilmu Ekoomi Studi da Pembagua, Fakultas Ekoomi, Uiversitas Jember Jala Kalimata 37, Jember ratih.ige@yahoo.com Abstrak Kesejaga pedapata da kemiskia merupaka suatu permasalaha yag serig timbul di daerah berkembag. Perlu pera ekoomi lokal utuk medorog pertumbuha ekoomi daerah. Peelitia ii ditujuka utuk megaalisis kausalitas kesejaga pedapata, kemiskia da pertumbuha ekoomi di Kota Malag. Metode aalisis yag diguaka dalam peelitia ii adalah Ideks Williamso, Uji akar-akar uit (uit root test) da uji kausalitas grager (grager causality test). Hasil aalisis Ideks Williamso meujukka bahwa rata-rata agka ideks williamso sebesar 0,05 medekati ol berarti distribusi pedapata semaki merata di Kota Malag. Hasil aalisis uji kausalitas grager meujukka bahwa adaya hubuga searah atara kesejaga pedapata da pertumbuha ekoomi, serta terdapat hubuga searah atara kemiskia da pertumbuha ekoomi. Kesejaga pedapata da kemiskia mempegaruhi pertumbuha ekoomi di Kota Malag. Kata kuci: kesejaga pedapata, kemiskia, pertumbuha ekoomi (PDRB), ideks williamso da kausalitas grager Abstract Icome Iequality ad Poverty is a problem that ofte arise i developig regios. The role of the local ecoomy eed to ecourage regioal ecoomic growth. This study aimed to aalyze the causality of icome iequality, poverty ad ecoomic growth i malag city. The aalysis method used i this research is the idex williamso, uit root test ad grager causality test. Idex williamso aalysis result idicate that the average rate of 0,05 idex williamso close to zero meas that the more equitable distributio of icome i malag city. Grager causality test aalysis results idicate that the directio of the realitioship betwee icome iequality ad ecoomic growth, ad there is a udirectioal relatioship betwee poverty ad ecoomic growth. Icome iequality ad poverty affect ecoomic growth i malag city. Keywords: icome iequality, poverty, ecoomic growth, idex williamso ad grager causality test. Pedahulua Pada awal pembagua ekoomi suatu egara, umumya perecaaa pembagua ekoomi berorietasi pada masalah pertumbuha. Pemeritah kurag memperhatika pola pembagia dari pertumbuha (distribusi pedapata). Hal ii megakibatka kesejaga pedapata atara kelompok kaya da kelompok miski membesar, bukaya megecil (Tambua, 2001). Tigkat kesejahteraa masyarakat ditetuka oleh besarya pedapata per kapita. Selai itu, distribusi pedapata merupaka faktor petig laiya yag meetuka keadaa kesejahteraa masyarakat pada umumya. Faktor ii tidak diperhatika dalam membadigka tigkat kesejahteraa masyarakat da perubahaya dari masa ke masa, apabila ideks yag diguaka adalah tigkat pedapata per kapita (Sukiro, 1985). Secara absolut jumlah peduduk Idoesia yag masih hidup dibawah garis kemiskia teryata masih bayak. Selai itu, masih bayak peduduk yag pedapataya haya sedikit sekali diatas batas garis kemiskia. Masalah kemiskia ii masih tetap perlu diperhatika secara serius karea tujua pembagua Idoesia adalah pembagua mausia Idoesia seutuhya. Istilah kemiskia pedesaa, kemiskia perkotaa, da sebagaiya buka berarti desa atau kota yag megalami kemiskia tetapi orag-orag atau peduduk (mausiaya) yag mederita miski. Masalah kemiskia masih tetap releva da petig utuk dikaji da diupayaka peaggulagaya (Arsyad, 1992). Dalam ragka pelaksaaa pembagua ekoomi lokal diperluka perecaaa da strategi yag tepat karea setiap daerah mempuyai keadaa yag berbeda dega karakteristik tersediri, laju pertumbuha ekoomi maupu potesi yag dimiliki masig-masig daerah. Kota Malag merupaka kota terbesar kedua di Jawa Timur dega adaya potesi pariwisata da idustri yag medukug serta dikeal dega kota pedidika. Megembagka aktifitas ekoomi di Kota Malag utuk megoptimalka upaya peigkata pertumbuha ekoomi yag berkelajuta. Perlu adaya perecaaa da pelaksaaa

2 Ratih et al., Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag 2 pembagua ekoomi lokal di Kota Malag dalam meigkatka pertumbuha ekoomi di era otoomi daerah (BAPPEDA Kota Malag, 2014). Hampir seluruh kecamata di Kota Malag memiliki laha pertaia sawah, kecuali kecamata kloje yag tidak memiliki laha pertaia sawah. Hasil dari sektor pertaia masih berada di bawah dari sektor idustri pegolaha, sektor jasa-jasa da sektor perdagaga. Peduduk Kota Malag lebih bayak bekerja di sektor idustri daripada di sektor pertaia. Pada tahu 2013 pembagua pabrik idustri besar da sedag sudah meigkat, sedagka laha pertaia mulai berkurag. Adaya sektor pariwisata yag semaki meigkat di Kota Malag juga didukug oleh sektor hotel, karea bayak wisatawa berkujug ke Kota Malag. Sektor pertaia lambat lau aka tergeser, sehigga terjadilah kesejaga pedapata. Pada tahu 2013 jumlah peduduk miski di Kota Malag megalami peigkata dari jiwa pada tahu 2012 mejadi sebesar jiwa. Namu, dilihat selama 6 tahu terakhir terjadi peurua jumlah peduduk miski dibadigka tahu sebelumya. Hal ii mejelaska bahwa pembagua ekoomi belum merata di Kota Malag. Meigkatya pertumbuha ekoomi haya ada di beberapa sektor saja seperti idustri pegolaha, perdagaga da pariwisata. Pedapata per kapita sudah jelas lebih bayak dikotribusika terhadap sektor perdagaga, hotel da restora. Masyarakat dega pedapata meegah da keatas yag dapat membelajakaya. Kesejaga pedapata yag terjadi di daerah dapat meimbulka berbagai permsalaha yaitu meigkatka agka migrasi dari daerah miski ke daerah lebih maju, agka krimialitas da koflik atar masyarakat. Masalah kesejaga pedapata ii harus diatasi dega cara medorog daerah miski utuk mampu megejar ketertiggala perekoomia terhadap daerah yag sudah kaya. Pemeritah dalam melakuka redistribusi pedapata masyarakat harus medapat prioritas utama dibadigka redistribusi perekoomia daerah. Utuk meguragi jarak atara masyarakat kaya dega masyarakat miski, melalui upaya khusus dega meigkatka pedapata masyarakat miski secara sigifika. Melihat pertumbuha ekoomi suatu daerah, harus membadigka pedapata riil daerah yag bersagkuta dari tahu ke tahu. Idikator yag diguaka adalah PDRB. Pertumbuha sektor ekoomi berdampak lagsug terhadap peigkata PDRB da ilai PDRB per kapita pada hakekatya meujukka kemampua daya beli masyarakat. Salah satu idikator perekoomia maju adalah perekoomia yag outputya sebagia besar komoditas olaha berarti ilai tambah produk sudah semaki besar didapatka oleh masyarakat lokal. Kita dapat melihat seberapa jauh pembagua telah berhasil meyejahteraka masyarakat, dega kata lai pemerataa pedapata. Pertumbuha ekoomi Kota Malag selama tiga tahu yaitu dari tahu 2011 sampai tahu 2013, dega laju pertumbuha ekoomi berdasarka lapaga usaha perdagaga, hotel da restora Kota Malag pada tahu 2012 sebesar 9,26 perse. Pada tahu 2013 megalami peurua mejadi sebesar 9,24 perse. PDRB pada tahu 2012 di lapaga usaha yag sama sebesar ,36 juta rupiah amu pada tahu 2013 megalami peigkata mejadi sebesar ,00 juta rupiah. Peigkata pertumbuha ekoomi Kota Malag tidak terlepas dari pera besar sektor perdagaga, hotel da restora. Pemeritah Kota Malag yag megharapka pertumbuha ekoomi dapat mecapai 8 perse pada tahu 2013, karea PDRB di sektor pertaia megalami peurua mejadi ,28 juta rupiah sehigga pertumbuhaya relatif melambat. Dalam meigkatka pertumbuha ekoomi da kesejahteraa masyarakat, pemeritah harus ada upaya memperkuat sektor lai seperti pertaia, perkebua, peteraka da perikaa yag mejadi basis perekoomia masyarakat. Sebagia besar peduduk tergolog miski masih meggatugka kehidupaya di sektor pertaia da perkebua. Berdasarka hal tersebut, maka dilakuka peelitia aalisis kausalitas kesejaga pedapata, kemiskia da pertumbuha ekoomi di Kota Malag. Jeis peelitia Metode Peelitia Peelitia ii megguaka jeis peelitia dega metode kuatitatif. Meurut Sugiyoo (2012), peelitia kuatitatif merupaka salah satu jeis peelitia yag spesifikasiya adalah sistematis, terecaa da terstruktur dega jelas sejak awal higga pembuata desai peelitiaya. Jeis da Sumber Data jeis data yag diguaka adalah data sekuder, yaitu data yag buka diusahaka sediri pegumpulaya oleh peeliti, misalya diambil dari Bada Pusat Statistik (BPS), Bak Idoesia, dokume-dokume perusahaa atau orgaisasi da majalah atau publikasi laiya. Data sekuder yag diguaka adalah data time series dari tahu Pemiliha periode ii disebabka karea pada tahu tersebut terjadi peurua PDRB, tetapi tidak diikuti dega tiggiya PDRB per kapita Provisi, sehigga pada periode tersebut mearik utuk diteliti serta ketersediaa data pada peridoe tersebut. Sumber data dalam peelitia ii diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Kota Malag da Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA) Kota Malag. Data sekuder yag diguaka dalam peelitia ii meliputi : a. Data PDRB Kota Malag atas dasar harga kosta tahu b. Data jumlah peduduk miski di Kota Malag tahu c. Data jumlah peduduk Kota Malag tahu Metode Aalisis Data Aalisis Ideks Williamso Metode aalisis data yag diguaka dalam peelitia ii adalah aalisis ideks williamso meeliti tetag hubuga atara disparitas regioal dega tigkat pembagua ekoomi atau utuk megetahui besarya kesejaga

3 Ratih et al., Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag 3 pedapata di suatu wilayah. Metode ii diperoleh dari perhituga pedapata regioal per kapita da jumlah peduduk masig-masig daerah. Rumus : IW = (Yi Y ) 2 fi / Y Keteraga : IW = Ideks Williamso Yi = Pedapata per kapita (kecamata) Y = Pedapata per kapita (kota) fi = Jumlah peduduk (kecamata) = Jumlah peduduk (kota) Uji Akar-akar uit Pegujia dega metode kausalitas sebagai pegujia utama dalam peelitia ii, maka perlu dilakuka terlebih dahulu uji akar-akar uit utuk megetahui stasioeritas data. Hal yag medasari data time series adalah kestasioeritas data. Uji Kausalitas Grager Grager's medefiisika hubuga atar variabel dalam aalisis kausalitas yag diladasi pemikira bahwa suatu variabel X dikataka meyebabka Y, jika variabel Y dapat dijelaska secara lebih baik dega megguaka ilai masa lampau X dibadigka jika tidak megguakaya. Uji kausalitas grager adalah aalisis deret waktu atau time series. Variabel X,Y da Z dalam peelitia ii adalah kesejaga pedapata (X), kemiskia (Y) da pertumbuha ekoomi (Z). Berkaita dega metode grager, tiga peragkat data time series yag liear sehubuga dega variabel X, Y da Z diformulasika dalam tiga betuk model regresi sebagai berikut: X t = i=1 Y t = i =1 Z t = i=1 a i X t i + j=1 d i X t i + j =1 g i X t i + j=1 b j Y t j c k Z t k U 1t k=1 e j Y t j k=1 f k Z t k U 2t h j Y t j i k Z t k U 3t k =1 Keteraga : X = besarya kesejaga pedapata Y = jumlah kemiskia Z = seluruh pedapata Kota Malag (PDRB Riil) = time lag ai,bj,ck = koefisie masig-masig variabel diasumsika bahwa gaggua U1t, U2t da U3t tidak berkorelasi Hasil Peelitia Hasil Peelitia da Pembahasa Berdasarka hasil aalisis ideks williamso, rata-rata agka ideks williamso tahu di Kota Malag sebesar 0,05 yag berarti medekati ol maka distribusi pedapata semaki merata. Dari 5 kecamata yag ada wilayah yag megalami kesejaga pedapata berada dekat dega pusat Kota Malag yaitu kecamata kloje da kecamata blimbig. Karea kepadata peduduk terbesar berada pada kecamata kloje. Berdasarka hasil uji akar-akar uit dega uji Augmeted Dickey-Fuller bahwa data dalam variabel kesejaga pedapata (X), variabel kemiskia (Y) da pertumbuha ekoomi (Z) stasioer pada tigkat secod differece. Hal ii dibuktika bahwa data stasioer dega ilai t-statistik Augmeted Dickey-Fuller pada variabel lebih besar dibadigka dega ilai test critical value. variabel Noe Tigkat Secod Differece Itercept Tred & Itercept X Y Z Berdasarka hasil uji kausalitas grager pada lag 2 meujukka bahwa pegujia kausalitas X ke Z, dega ilai probabilitas lebih kecil daripada α = 5% (0.0197<0.05). Hasil tersebut meujukka bahwa H0 ditolak (X tidak mempegaruhi Z) da H1 diterima (X mempegaruhi Z), ada hubuga kausalitas dari X ke Z atau kesejaga pedapata mempegaruhi pertumbuha ekoomi di Kota Malag. Bisa dilihat secara garis besar pegujia kausalitas grager pada lag 2 meujukka bahwa tidak ada hubuga kausalitas dua arah, tetapi ada hubuga kausalitas yag searah yaitu variabel X mempegaruhi variabel Z atau kesejaga pedapata mempegaruhi pertumbuha ekoomi. Hasil uji kausalitas grager pada lag 3 meujukka bahwa pegujia kausalitas Y ke Z, dega ilai probabilitas lebih kecil daripada α = 5% (0.0036<0.05). Hasil tersebut meujukka bahwa H0 ditolak (Y tidak mempegaruhi Z) da H1 diterima (Y mempegaruhi Z), ada hubuga kausalitas dari Y ke Z atau kemiskia mempegaruhi pertumbuha ekoomi di Kota Malag. Bisa dilihat secara garis besar pegujia kausalitas grager pada lag 3 meujukka bahwa tidak ada hubuga kausalitas dua arah, tetapi ada hubuga kausalitas yag searah yaitu variabel Y mempegaruhi variabel Z atau kemiskia mempegaruhi pertumbuha ekoomi. Pembahasa Aalisis kesejaga pedapata dega megguaka Ideks Williamso dalam peelitia ii, meggambarka bahwa Kota Malag selama reta waktu tahu memiliki rata-rata agka Ideks Williamso sebesar 0,05 yag berarti distribusi pedapata semaki merata. Dibuktika dega pertumbuha peduduk yag semaki meigkat setiap tahuya da diikuti dega meigkatya pertumbuha ekoomi, maka distribusi pedapata di

4 Ratih et al., Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag 4 masyarakat semaki merata. Pertumbuha peduduk meigkat di Kota Malag ii terjadi adaya urbaisasi, hal ii di dukug sektor idustri yag memberika bayak kotribusi da bayak membutuhka teaga kerja. Namu, dilihat secara garis besar terdapat dua wilayah yag distribusi pedapata tidak merata yaitu Kecamata Kloje da Kecamata Blimbig. Dua wilayah ii selama tahu megalami ketidakmerataa distribusi pedapata secara bergatia setiap tahuya. Wilayah Kecamata Kloje yag berada ditegah pusat kota da tidak memiliki laha pertaia, dega kepadata peduduk terbayak sebesar jiwa/km². Rata-rata peduduk bekerja di sektor idustri da sektor perdagaga, tetapi peduduk pecari kerja di Kecamata Kloje sebesar 194 jiwa da kebayaka yag berpedidika di tigkat SD, SMP da SMA. Di Kecamata Kloje terdapat lebih bayak pedagag kecil daripada pedagag besar, serta idustri sedag berjumlah 12 daripada idustri besar berjumlah 6. Sebagia besar pedudukya bekerja sebagai buruh pabrik, idustri pegolaha tembakau yag meyerap bayak teaga kerja. Lebih bayak peduduk berpedapata redah dibadigka dega peduduk berpedapata diatas upah miimum regioal. Selai itu, Kecamata Blimbig dega kepadata peduduk terbayak kedua sebesar jiwa/km² megalami adaya kesejaga pedapata karea agka Ideks Williamso yag mejauhi ol. Sebagia besar pedudukya bekerja di sektor idustri, di wilayah Kecamata Blimbig terdapat 23 idustri sedag da 8 idustri besar. Idustri kedaraa bermotor da idustri barag dari karet/plastik yag meyerap bayak teaga kerja. Rata-rata pedapata masyarakat Kecamata Blimbig sesuai dega upah miimum regioal. Hasil aalisis kesejaga pedapata, kemiskia da pertumbuha ekoomi di Kota Malag dega megguaka uji kausalitas grager (gragers causality test) selama reta waktu tahu da pegguaa lag 3. Pada pegguaa lag 2 meujukka bahwa adaya hubuga searah atara kesejaga pedapata mempegaruhi pertumbuha ekoomi. Kesejaga pedapata yag tidak semaki meimpag di dukug dega meigkatya pertumbuha ekoomi, hal ii aka meigkatka kesejahteraa masyarakat di Kota Malag. Utuk meigkatka pedapata per kapita di setiap wilayah, laju pertumbuha ekoomi harus lebih besar daripada pertumbuha peduduk sehigga distribusi pedapata aka merata. Pertumbuha peduduk semaki tiggi di Kota Malag di ikuti oleh bertambahya tigkat urbaisasi, karea keadaa geografis Kota Malag yag mejadi daya tarik. Hal ii di dukug dega jumlah idustri da saraa pedidika semaki bayak di Kota Malag. Besarya kesempata kerja utuk memperoleh upah yag lebih tiggi dibadigka di wilayah pedesaa dega upah yag diperoleh lebih redah. Karea saraa da prasaraa juga tidak memadai di pedesaa, da laha pekerjaa yag semaki sempit. Setiap peduduk igi meigkatka kesejahteraa hidupya dega memiliki pedapata yag tiggi. Semaki bayak produk import masuk Kota Malag meyebabka perekoomia lokal melemah, pemeritah Kota Malag meigkatka ekoomi lokal dega cara megembagka UMKM (Usaha Mikro Kecil da Meegah). Terdapat 83 idustri yag ada di Kota Malag, mulai dari idustri sedag sampai idustri besar. Hal ii di dukug oleh pertumbuha sektor idustri di Kota Malag yag meigkat setiap tahuya da meyerap bayak teaga kerja. Idustri rumah tagga di Kota Malag tidak membutuhka teaga ahli, sehigga bisa meyerap peduduk berpedidika redah da haya megadalka keterampila saja. Hal ii aka meguragi jumlah pegaggura da meigkatka laju pertumbuha ekoomi di Kota Malag. Meurut teori pembagua ekoomi Athur Lewis bahwa perekoomia dibagi mejadi dua yaitu perekoomia tradisioal da perekoomia idustri. Perekoomia tradisioal di sektor pertaia ii lebih bayak terjadi di wilayah pedesaa, bayakya teaga kerja di desa tidak aka mempegaruhi hasil produksi di sektor pertaia. Beberapa hambata yag dialami petai seperti modal, cuaca da hama pertaia sehigga upah yag diperoleh teaga kerja berdasarka ilai rata-rata hasil pae. Perekoomia idustri yag terjadi di wilayah perkotaa, dimaa sektor idustri memiliki pera petig dalam perekoomia ii. Berbeda dega perekoomia tradisioal, bayakya teaga kerja di sektor idustri aka mempegaruhi hasil produksi. Meambah jumlah teaga kerja aka meigkatka jumlah output yag diproduksi, sehigga idustri besar ii aka meambah lapaga kerja yag dibutuhka oleh peduduk di pedesaa. Hal ii yag meyebabka Kecamata Kloje da Kecamata Blimbig memiliki kepadata peduduk terbayak di Kota malag, karea dua wilayah ii terdapat idustri besar da idustri sedag. Perekoomia Kota Malag saat ii lebih megembagka sektor idustri daripada sektor pertaia, dega meyerap bayak teaga kerja. Laha pertaia yag masih luas berada di Kecamata Kedugkadag, da ada beberapa peduduk bekerja sebagai petai. Hasil pertaia di Kecamata Kedugkadag yaitu taama padi da taama palawija. Kegiata sektor pertaia Kota Malag masih terlihat yaitu kegiata pertaia padi. Berkuragya laha pertaia berpegaruh terhadap luas pae meujukka keadaa yag semaki berkurag. Pada tahu 2011 luas pae yaitu ha, pada tahu 2012 meuru higga mecapai da terus meuru higga pada tahu 2013 mecapai ha. Beralihya mejadi perekoomia idustri ii tujuaaya utuk meguragi besarya kesejaga pedapata, da kesejahteraa masyarakat Kota Malag aka tercapai. Hasil aalisis kausalitas grager kedua yaitu hubuga kausalitas searah atara kemiskia mempegaruhi pertumbuha ekoomi. Dalam meigkatka pertumbuha ekoomi setiap tahuya, besarya kemiskia sutau wilayah harus berada dibawah garis kemiskia absolut. Pertambaha peduduk yag semaki tiggi aka mempegaruhi pertumbuha ekoomi sehigga aka meambah agka kemiskia suatu wilayah. Tigkat

5 Ratih et al., Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag 5 pegaggura terbuka peduduk usia kerja di Kota Malag pada tahu 2013 sebesar 7,72% megalami peigkata dibadigka tahu 2012 sebesar 7,68%. Meigkatya pegaggura terbuka aka mempegaruhi agka kemiskia da meghambat pembagua ekoomi di Kota Malag. Utuk meguragi tigkat kemiskia, dega cara meigkatka pedapata per kapita da meigkatka kualitas sumber daya mausia. Kualitas peduduk yag baik dimulai dari tigkat pedidika, serta pegembaga soft skill. Bayakya jumlah fasilitas pedidika mulai dari tama kaak-kaak sampai pergurua tiggi dega kualitas bermutu, dapat dimafaatka peduduk Kota Malag utuk medapatka pedidika yag lebih tiggi da mejadi masyarakat semaki berkualitas. Sumber daya mausia yag dihasilka dari setiap pergurua tiggi yag ada di Kota Malag aka membuat masyarakat semaki berkualitas. Hal ii aka berpegaruh terhadap kualitas hasil produksi dari sumber daya alam yag dimiliki Kota Malag utuk diolah, da meciptaka lapaga kerja baru utuk meyerap lebih bayak teaga kerja. Sehigga aka meguragi agka kemiskia yag ada di Kota Malag, karea adaya pedapata yag diperoleh setiap peduduk berbeda, bagi masyarakat berpedapata redah hal ii mejadi salah satu faktor peghambat utuk tidak meempuh pedidika sampai ke pergurua tiggi. Namu, utuk meetuka keberhasila pembagua Kota Malag dapat dilihat dari Ideks Pembagua Mausia (IPM). Pada tahu 2013 IPM Kota Malag sudah mecapai 78,78 megalami peigkata dibadigka tahu Tercapaiya keberhasila pembagua mausia di Kota Malag dega melihat ideks pedidika yag terus meigkat setiap tahuya, pada tahu 2012 sebesar 89,72 da meigkat pada tahu 2013 mecapai 89,79. Berarti meigkatya agka melek huruf terjadi di masyarakat Kota Malag. Pada tahu 2011 agka melek huruf sebesar 97,24 da adaya peigkata mecapai 98,38 di tahu Peurua agka kemiskia dega berhasilya pembagua mausia dapat meigkatka pertumbuha ekoomi Kota Malag. Selai itu peraliha dari perekoomia tradisioal ke perekoomia idustri ii membutuhka waktu jagka pajag. Karea tidak bayak peduduk dapat beralih dega cepat dari sektor pertaia ke sektor idustri. Meuruya pedapata daerah di sektor pertaia ii, berdampak buruk terhadap masyarakat pedesaa yag ada di Kota Malag. Sektor pertaia yag selama ii mejadi sumber pedapata bagi peduduk desa yag ada di Kota Malag. Tetapi, pegembaga perekoomia lokal Kota Malag di sektor idustri ii terbukti dapat meguragi agka kemiskia setiap tahuya (lihat lampira A.3). Peduduk miski ii sebagia besar bermukim di kawasa idustri yaitu Kecamata Kloje, Kecamata Blimbig da Kecamata Lowokwaru di Kota Malag. Berkuragya agka kemiskia mempegaruhi laju pertumbuha ekoomi Kota Malag yag mecapai 7,30% di tahu Berkembagya idustri juga membutuhka bayak baha baku yag dapat diperoleh dega memafaatka sumber daya alam. Meuruya sektor pertaia ii, dapat dimafaatka oleh para petai utuk beralih memperbaharui sumber daya alam da tidak aka kehilaga lapaga kerja. Semaki kecil agka kemiskia maka meigkatka pertumbuha ekoomi. Sebalikya, semaki besar agka kemiskia aka meghambat pertumbuha ekoomi. Hasil aalisis kausalitas grager selajutya bahwa kesejaga pedapata tidak mempegaruhi kemiskia, da sebalikya kemiskia tidak mempegaruhi kesejaga pedapata. Kesejaga pedapata di Kota Malag ii berkurag setiap tahuya karea di wilayah pedesaa distribusi pedapata lebih merata dibadigka di wilayah perkotaa. Karea kebutuha hidup di kota lebih mahal dibadigka di desa, peduduk desa sebagia besar peghasila bekerja dari sektor pertaia. Sedagka pedapata yag diterima peduduk kota berasal dari sektor idustri, sektor perdagaga, sektor jasa, sektor keuaga da sektor trasportasi. Hal ii yag aka membedaka pedapata yag diperoleh peduduk di kota berbeda-beda da meimbulka ketidakmerataa distribusi pedapata. Kemiskia yag ada di Kota Malag ii dipegaruhi oleh besarya jumlah pegaggura, kebutuha hidup yag semaki mahal, da tigkat kesehata peduduk Kota Malag. Berdasarka hasil Survei Sosial Ekoomi Nasioal tahu 2013 sebayak 33,25% peduduk pegeluaraya lebih dari Rp per kapita sebula, sebayak 31,60% peduduk pegeluaraya berada sekitar Rp Rp per kapita sebula. Da sebayak 2,45% peduduk pegeluaraya sekitar Rp Rp per kapita sebula. Rata-rata total pegeluara peduduk sebesar Rp per kapita sebula. Dari total pegeluara 41,31% diguaka utuk pegeluara makaa da 58,69% utuk pegeluara o makaa. Dari total pegeluara makaa 37% utuk pegeluara makaa da miuma jadi. Pegeluara tersebut merupaka pegeluara terbesar pada kelompok makaa. Sedagka 42% utuk kelompok o makaa pegeluara diguaka utuk perumaha da fasilitas rumah tagga (BPS Kota Malag). Jadi kemiskia di Kota Malag tidak medapat pegaruh dari besarya kesejaga pedapata yag terjadi. Semaki kecil agka kemiskia maka terjadiya pembagua ekoomi semaki pesat di Kota Malag. Pertumbuha ekoomi Kota Malag tidak berpegaruh terhadap agka kesejaga pedapata da agka kemiskia. Sembila sektor yag mempegaruhi pertumbuha ekoomi utuk mecapai keberhasila pembagua ekoomi Kota Malag. Keberhasila pemeritah Kota Malag dalam pembagua ekoomi bisa dilihat dari meigkatya PDRB, distribusi pedapata semaki merata, meigkatya laju pertumbuha ekoomi, meuruya jumlah tigkat pegaggura, da semaki kecil agka kemiskia. Selai itu, Kota Malag mejadi kota terpadat di wilayah eks karesidea malag, hal ii dikareaka semaki bayak jumlah idustri da bayak berdiriya saraa pedidika sampai pergurua tiggi berkualitas yag mejadi daya tarik peduduk daerah lai utuk melakuka urbaisasi ke Kota Malag. Terdapat tiga sektor yag memiliki kotribusi terbesar terhadap pertumbuha ekoomi yaitu sektor perdagaga, sektor idustri da sektor jasa. Ketiga sektor

6 Ratih et al., Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag 6 ii mampu meyerap bayak teaga kerja dari wilayah Kota Malag sediri maupu peduduk pedatag. Dari sektor idustri ii, sub sektor idustri makaa da miuma yag mejadi kotribusi terbesar terhadap perekoomia. Sektor idustri ii dapat dijadika sebagai potesi ekoomi Kota Malag, karea sebagia besar idustri yag tersebar yaitu idustri berskala sedag da idustri berskala kecil membutuhka pelatiha marketig strategy serta di sektor perdagaga megalami hal yag sama. Berbeda dari kedua sektor tersebut, sektor jasa di Kota Malag dilakuka oleh pihak swasta ii permitaa pasar masih redah. Sektor idustri da sektor perdagaga di Kota Malag yag selama ii berkembag pesat da mejadi kotribusi terbesar bagi perekoomia, karea adaya faktor peujag yaitu wilayah distribusi yag strategis, dekat dega pasar, dekat dega ifrastruktur pedidika serta sumber daya alam yag melimpah. Berkembagya sektor jasa di Kota Malag karea ditujag dega bayak ifrastruktur pedidika da wilayah distribusi yag strategis. Pertumbuha ekoomi Kota Malag tidak memiliki pegaruh besar terhadap agka kesejaga pedapata da agka kemiskia. Hal ii dibuktika dega hasil kausalitas grager. Kesimpula Kesimpula da Sara Berdasarka hasil pembahasa masig-masig sektor di Kota Malag maka dapat diambil berbagai kesimpula atara lai: 1. Berdasarka hasil aalisis kuatitatif megguaka Ideks Williamso disimpulka bahwa rata-rata agka Ideks Williamso di Kota Malag selama reta waktu tahu sebesar 0,05 yag medekati ol berarti distribusi pedapata semaki merata. Terdapat dua kecamata yag megalami ketidakmerataa distribusi pedapata yaitu Kecamata Kloje da Kecamata Blimbig. 2. Hasil aalisis uji kausalitas grager (grager causality test) atara kesejaga pedapata dega pertumbuha ekoomi di Kota Malag terdapat hubuga kausalitas searah. Sehigga besarya kesejaga pedapata aka mempegaruhi pertumbuha ekoomi Kota Malag. Namu, pertumbuha ekoomi tidak mempegaruhi besarya kesejaga pedapata di Kota Malag. Distribusi pedapata yag merata didukug dega semaki berkembagya sektor idustri da berpegaruh terhadap pertumbuha ekoomi di Kota Malag. 3. Hasil aalisis uji kausalitas grager (grager causality test) atara kesejaga pedapata dega kemiskia di Kota Malag tidak terdapat hubuga kausalitas atau tidak mempegaruhi satu sama lai. Besarya kesejaga pedapata tidak mempegaruhi besarya kemiskia di Kota Malag. Da sebalikya besarya kemiskia tidak mempegaruhi besarya kesejaga pedapata. 4. Hasil aalisis uji kausalitas grager (grager causality test) atara kemiskia dega pertumbuha ekoomi di Kota Malag terdapat hubuga kausalitas searah. Besarya kemiskia aka mempegaruhi besarya pertumbuha ekoomi di Kota Malag. Namu, besarya pertumbuha ekoomi tidak aka mempegaruhi besarya kemiskia. Pertumbuha ekoomi yag semaki meigkat setiap tahuya medapat kotribusi besar dari sektor perdagaga, sektor idustri da sektor jasa. Dari sembila sektor, sektor pertaia yag megalami peurua dega semaki sempitya laha pertaia di Kota Malag. Hal ii dikareaka peraliha dari perekoomia tradisioal mejadi perekoomia idustri. Semaki pesatya pembagua idustri di ikuti dega meigkatya pembagua mausia di Kota Malag. Sara Berdasarka kesimpula yag diperoleh dari peelitia megeai hubuga kausalitas kesejaga pedapata, kemiskia da pertumbuha ekoomi maka terdapat beberapa sara sebagai berikut: 1. Meigkatka pedapata per kapita utuk memperkecil agka kesejaga pedapata terutama di Kecamata Kloje da Kecamata Blimbig Kota Malag yag mejadi kawasa idustri. 2. Memperkecil agka kemiskia dega meigkatka pembagua mausia terutama di bidag pedidika da kesehata serta meguragi pembagua perumaha karea laha pertaia yag mulai sempit agar para petai dapat meigkatka hasil pae. 3. Peigkata pada sembila sektor utuk memberika bayak kotribusi bagi pertumbuha ekoomi, dega memperkecil agka kesejaga pedapata, agka kemiskia da agka pegaggura agar tercapaiya pembagua ekoomi Kota Malag. Daftar Pustaka Arsyad, Licoly Pegatar Perecaaa Pembagua Ekoomi Daerah. Yogyakarta: UPP STIE YKPN. Bada Perecaaa Pembagua Daerah Kajia Pegembaga Potesi Ekoomi Lokal Kota Malag. Malag. Sugiyoo Metode Peelitia Kuatitatif Kualitatif da R&D. Badug: Alfabeta. Sukiro, Sadoo Ekoomi Pembagua. Jakarta: Lembaga Peerbit FEUI. Tambua, Tulus T.H Perekoomia Idoesia, Teori da Temua Empiris. Jakarta: Ghalia Idoesia.

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Iflasi merupaka suatu feomea moeter yag selalu meresahka da meggerogoti stabilitas ekoomi suatu egara yag sedag melakuka pembagua. Iflasi yag melebihi agka dua digit,

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

Kinerja Sektor Industri Kota Bandung Berdasarkan Analisis Shift Share pada Model Input Output

Kinerja Sektor Industri Kota Bandung Berdasarkan Analisis Shift Share pada Model Input Output Statistika, Vol. 17 No. 2, 71 76 November 217 Kierja Sektor Idustri Kota Badug Berdasarka Aalisis Shift Share pada Model Iput Output Teti Sofia Yati Program Studi Statistika, Fakultas MIPA, Uiversitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Jeis data yag diguaka berupa data sekuder yag megguaka Tabel Iput Output Idoesia Tau 2005 dega klasifikasi 9 sektor. Data tersebut berasal dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka aalisis tetag kelayaka ivestasi usaha cuci mobil CV. Sagkara Abadi di Bumiayu. Metode aalisis yag dipakai adalah metode aalisis kuatitatif

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT)

TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT) Jural Ilmu Ekoomi ISSN 2302-0172 Pascasarjaa Uiversitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 9-18 TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT) Mira Abdullah 1), Abubakar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yag berasal dari Tabel Iput-Output Provisi Jambi tahu 2007 klasifikasi 70 sektor yag kemudia diagregasika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia tetag Potesi Ekowisata Huta Magrove ii dilakuka di Desa Merak Belatug, Kecamata Kaliada, Kabupate Lampug Selata. Peelitia ii dilaksaaka atara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kawasa huta magrove, yag berada pada muara sugai Opak di Dusu Baros, Kecamata Kretek, Kabupate Batul. Populasi dalam peelitia ii adalah

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan 4.. Jeis da Sumber Data IV. METODOLOGI PENELITIAN Peelitia ii megguaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik da dari berbagai sumber lai yag diaggap releva dega peelitia. Utuk keperlua aalisis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA

REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI, KAUSALITAS DAN KORELASI DALAM EKONOMETRIKA Regresi adalah salah satu metode aalisis statistik yag diguaka utuk melihat pegaruh atara dua atau lebih variabel Kausalitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Kegiata peelitia ii dilaksaaka pada bula Mei 2011 bertempat di Dusu Nusa Bakti, Kecamata Serawai da Dusu Natai Buga, Kecamata Melawi yag merupaka

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 3 METODE PENELITIAN 3.1 Keragka Pemikira Secara rigkas, peelitia ii dilakuka dega tiga tahap aalisis. Aalisis pertama adalah megaalisis proses keputusa yag dilakuka kosume dega megguaka aalisis deskriptif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Jeis Peelitia Peelitia perpustakaa yaitu peelitia yag pada hakekatya data yag diperoleh dega peelitia perpustakaa ii dapat dijadika ladasa dasar da alat utama bagi pelaksaaa

Lebih terperinci

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang C463 Keterkaita Karakteristik di Kawasa Piggira Terhadap Kesediaa Megguaka BRT di Kota Palembag Dia Nur afalia, Ketut Dewi Martha Erli Hadayei Departeme Perecaaa Wilayah da Kota, Fakultas Tekologi Sipil

Lebih terperinci

Pengujian Normal Multivariat T 2 Hotteling pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IPM di Jawa Timur dan Jawa Barat Tahun 2007

Pengujian Normal Multivariat T 2 Hotteling pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IPM di Jawa Timur dan Jawa Barat Tahun 2007 1 Peguia Normal Multivariat T Hottelig pada Faktor-Faktor yag Mempegaruhi IPM di Jawa Timur da Jawa Barat Tahu 007 Dedi Setiawa, Zuy Iesa Pratiwi, Devi Lidasari, da Sati Puteri Rahayu Jurusa Statistika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia tidaka kelas yag dilaksaaka pada siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Kabupate Lampug Selata semester geap tahu pelajara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Peelitia Pada bab ii aka dijelaska megeai sub bab dari metodologi peelitia yag aka diguaka, data yag diperluka, metode pegumpula data, alat da aalisis data, keragka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Permasalaha Matematika merupaka Quee ad servat of sciece (ratu da pelaya ilmu pegetahua). Matematika dikataka sebagai ratu karea pada perkembagaya tidak tergatug pada

Lebih terperinci

SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph

SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph M.H. Fariduddi Ath-thar, Vitas Atmadi Prakoso, Otog Zeal Arifi, da Rudhy Gustiao Balai Riset Perikaa Budidaya Air Tawar, Jl. Sempur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian Indonesia Tahun

PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian Indonesia Tahun PENDAHULUAN I. 1.1 Latar Belakag Sektor pertaia mempuyai peraa yag petig dalam kegiata perekoomia di Idoesia. Pertaia juga dipadag sebagai suatu sektor yag memiliki kemampua khusus dalam memaduka pertumbuha

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 Flowchart Metodologi Peelitia BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 31 Flowchart Metodologi Peelitia 18 311 Tahap Idetifikasi da Peelitia Awal Tahap ii merupaka tahap awal utuk melakuka peelitia yag

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DI PASAR SAHAM: BUKTI DARI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DI PASAR SAHAM: BUKTI DARI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE ISSN : 2355-9357 e-proceedig of Maagemet : Vol.4, No.1 April 2017 Page 395 PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DI PASAR SAHAM: BUKTI DARI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2006-2015 IMPACT OF MACROECONOMIC

Lebih terperinci

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika Prosidig Semirata FMIPA Uiversitas Lampug, 0 Model Pertumbuha BeefitAsurasi Jiwa Berjagka Megguaka Deret Matematika Edag Sri Kresawati Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Sriwijaya edagsrikresawati@yahoocoid

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pegumpula Data Dalam melakuka sebuah peelitia dibutuhka data yag diguaka sebagai acua da sumber peelitia. Disii peulis megguaka metode yag diguaka utuk melakuka pegumpula

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi

Lebih terperinci

KETERKAITAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA PALEMBANG (INPUT - OUTPUT ANALISIS)

KETERKAITAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA PALEMBANG (INPUT - OUTPUT ANALISIS) NOVA MURBARANI, Keterkaita Pegeluara Pemeritah... ISSN 829-5843 JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN Joural of Ecoomic & Developmet HAL: 37-45 KETERKAITAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERIKANAN DENGAN SEKTOR LAIN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERIKANAN DENGAN SEKTOR LAIN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH Jural Saitek Perikaa Vol 4, No 1, 2008 1-8 ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERIKANAN DENGAN SEKTOR LAIN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH Likage Aalyzes of Fishery Sector ad Others Sector o the Cetral Java Moetary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakag Peelitia Keadaa perekoomia yag terus berubah-ubah aka mempegaruhi tigkat pertumbuha perusahaa-perusahaa yag ada di Idoesia. Utuk itu, perusahaa yag ada di Idoesia harus

Lebih terperinci

Penentuan Prioritas dan Strategi Penanganan Aksesibilitas Terhadap Prasarana Pendidikan di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya

Penentuan Prioritas dan Strategi Penanganan Aksesibilitas Terhadap Prasarana Pendidikan di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Istitut Tekologi Padag, 7 Juli 7 ISBN: 978-6-757-6-7 http://eproceedig.itp.ac.id/idex.php/spi7 Peetua Prioritas da Strategi Peagaa Aksesibilitas Terhadap Prasaraa Pedidika di Kecamata Sugai Kakap Kabupate

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun 2015

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun 2015 Jural Ilmiah Uiversitas Bataghari Vol.5 No.4 Tahu 05 DAMPAK KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS LPJ 3 KG TERHADAP PENDAPATAN UMK DI KOTA JAMBI Sayid Syekh Abstract The aim i this study was to look at the impact

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011. III. METODE PENELITIAN A. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di halama Pusat Kegiata Olah Raga (PKOR) Way Halim Badar Lampug pada bula Agustus 2011. B. Objek da Alat Peelitia Objek peelitia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujua Peelitia Peelitia ii bertujua utuk megetahui apakah terdapat perbedaa hasil belajar atara pegguaa model pembelajara Jigsaw dega pegguaa model pembelajara Picture ad Picture

Lebih terperinci

KETERKAITAN SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DENGAN SEKTOR PEREKONOMIAN LAINNYA DI PROPINSI SUMATERA UTARA

KETERKAITAN SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DENGAN SEKTOR PEREKONOMIAN LAINNYA DI PROPINSI SUMATERA UTARA KETERKAITAN SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DENGAN SEKTOR PEREKONOMIAN LAINNYA DI PROPINSI SUMATERA UTARA Ja Hotma (hotma@mailutacid) Uiversitas Terbuka ABSTRACT This study aimed to kow performace of food

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. lain meliputi data kependudukan dan ketenagakerjaan Kota bandung, Produk Domestik

IV. METODE PENELITIAN. lain meliputi data kependudukan dan ketenagakerjaan Kota bandung, Produk Domestik 3 IV. METODE PENELITIAN 4.. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di Kota Badug, Jawa Barat. Pemiliha lokasi di Kota Badug megigat posisi kota tersebut yag sagat strategis dalam meopag pembagua

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Berdasarka pertayaa peelitia yag peeliti ajuka maka jeis peelitia ii adalah peelitia diskriptif kuatitatif. Dalam hal ii peeliti aka mediskripsika kemampua relatig,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN Muslimi da Saritag Balai Pegkajia Tekologi Pertaia Sulawesi Selata Jl. Peritis Kemerdekaa, KM.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis peelitia Peelitia ii merupaka jeis peelitia eksperime. Karea adaya pemberia perlakua pada sampel (siswa yag memiliki self efficacy redah da sagat redah) yaitu berupa layaa

Lebih terperinci

DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH Oleh : Abdul Kohar M 1), Mulyoo S Baskoro 2), Buasor Saim 2), Soepato Soemokaryo 2) da Sugeg H Wisudo 2) Email : a_kohar_fish@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Keberhasila dalam suatu peelitia sagat ditetuka oleh ketepata pegguaa metode peelitia. Oleh karea itu, metode yag aka diguaka haruslah sesuai dega data

Lebih terperinci

Pemodelan Kemiskinan di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive

Pemodelan Kemiskinan di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-283 Pemodela Kemiskia di Propisi Jawa Timur dega Pedekata Multivariate Adaptive Wahyuig Pitowati da Bambag Widjaarko Otok Jurusa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang

BAB 2 LANDASAN TEORI. mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegertia Peramala Statistik merupaka salah satu cabag ilmu pegetahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hampir semua ilmu bidag pegetahua, terutama

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 6 (4) (2017) Ecoomics Developmet Aalysis Joural http://joural.ues.ac.id/sju/idex.php/edaj Kausalitas Ekspor Idoesia ke Tiogkok dega Iflasi Idoesia, Suku Buga Dasar Tiogkok, da Nilai Tukar Idoesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegertia Peramala Statistik merupaka salah satu cabag ilmu pegetahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hampir semua ilmu bidag pegetahua, terutama

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI

REGRESI DAN KORELASI REGRESI DAN KORELASI Pedahulua Dalam kehidupa sehari-hari serig ditemuka masalah/kejadia yagg salig berkaita satu sama lai. Kita memerluka aalisis hubuga atara kejadia tersebut Dalam bab ii kita aka membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pembangunan pertanian, menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pembangunan pertanian, menganut sistem BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Garis Besar Halua Negara tahu 999, telah meempatka pemberdayaa ekoomi rakyat melalui pembagua pertaia, megaut sistem agrobisis, maka memerluka perhatia khusus megigat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Saat ii Idoesia merupaka egara yag berpeduduk lebih dari 200 juta orag. Da diperluka pembagua asioal utuk meigkatka kesejahteraa rakyat, sehigga pemeritah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Dalam peelitia ii peeliti megguaka jeis Peelitia Tidaka Kelas (Classroom Actio Research) dega megguaka metode Diskriptif Kuatitatif. Peelitia Tidaka Kelas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang dilakukan dalam Penelitian untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang dilakukan dalam Penelitian untuk 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode merupaka suatu cara yag dilakuka dalam Peelitia utuk megidetifikasi, megaalisis, serta megumpulka data yag diperluka sehigga dapat diguaka. Adapu

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOMODITAS KOPI TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER. Novi Haryati *) ABSTRACT

KONTRIBUSI KOMODITAS KOPI TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER. Novi Haryati *) ABSTRACT KONTRIBUSI KOMODITAS KOPI TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER Novi Haryati *) *) Mahasiswa Jurusa Sosial Ekoomi Pertaia Uiversitas Jember Alamat. Jl Kalimata 37 Kampus Bumi TegalBoto Jember;

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Dalam peelitia ii, pegambila da peroleha data dilakuka di UKM. Bakso Solo, Bakauhei, Lampug Selata. Utuk pegukura kualitas pelayaa, objek yag diteliti adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi da Waktu Pegambila Data Pegambila data poho Pius (Pius merkusii) dilakuka di Huta Pedidika Guug Walat, Kabupate Sukabumi, Jawa Barat pada bula September 2011.

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis

A. Pengertian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pegertia Hipotesis Hipotesis statistik adalah suatu peryataa atau dugaa megeai satu atau lebih populasi Ada macam hipotesis:. Hipotesis ol (H 0 ), adalah suatu hipotesis dega harapa

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci