Pengaruh Identifkasi Komunitas Merek, Psychological Sense Of Brand Community dan Komitmen Komunitas Merek Pada Komitmen Merek Abstrak Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Identifkasi Komunitas Merek, Psychological Sense Of Brand Community dan Komitmen Komunitas Merek Pada Komitmen Merek Abstrak Abstract"

Transkripsi

1 Pengaruh Identifkasi Komunitas Merek, Psychological Sense Of Brand Community dan Komitmen Komunitas Merek Pada Komitmen Merek Oleh : Arthur Sitaniapessy Politeknik Negeri Ambon Abstrak Riset ini bertujuan untuk menguji pengaruh Identifkasi Komunitas Merek, Psychological Sense Of Brand Community dan Komitmen Komunitas Merek Pada Komitmen Merek. Responden dalam penelitian ini adalah anggota komunitas merek sepeda motor yang ada di Jogjakarta. Pengambilan sampel dilakukan melalui kriteria purposive sampling. Jumlah responden adalah sebanyak 185. Data dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dipakai sebagai alat analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa empat dari lima hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terdukung. Kata kunci: identifikasi komunitas merek, psychological sense of brand community, komitmen komunitas merek, komitmen merek Abstract The main purpose of this study was to examine the effect of brand community identification, Psychological Sense Of Brand Community, Brand Community Commitment and Brand Commitment. The respondents in this study are members of brand community (motorcycle) in Yogyakarta.. Sampling technique used was purposive sampling. There are 185 respondents whom can be used as samples.. The data were analyzed by using Structural Equation Modeling (SEM). The results provide support for four of the five hypothesized. Keywords: of brand community identification, Psychological Sense Of Brand Community, Brand Community Commitment and Brand Commitment Latar Belakang Sebuah komunitas merek dapat berfungsi sebagai kelompok aspirasional untuk mereka yang bukan pengguna sebagai sumber informasi yang tentang merek bagi pengguna potensial. Konseptualisasi komunitas merek ini menyajikan konsep yang konsisten dengan identitas sosial dan kerangka psychological sense of community (PSoC). Dalam disiplin psikologi komunitas, konsep psychological sense of community telah menjadi dasar

2 utama untuk menganalisis hubungan interpersonal. Woisetchlager et al. (2008) menjelaskan bahwa konsep ini terkait dengan aspek-aspek identitas sosial berdasarkan teori identitas sosial. Selain identitas sosial, PSoC terdiri dari unsur-unsur lain seperti perasaan, persahabatan, kepercayaan, dukungan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam konteks ini sebuah merek dapat dilihat selanjutnya sebagai penghubung konsumen dengan konsumen lainnya yang memiliki kesamaan. Komunitas dapat dibedakan dari komunitas lain dengan semangat para anggotanya untuk merek tertentu. PSoc terdiri dari unsur-unsur lain seperti pembangunan perasaan, persahabatan, kepercayaan, dukungan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam konteks ini, sebuah merek dapat dilihat selanjutnya sebagai penghubung konsumen dengan konsumen lainnya yang memiliki hasrat yang sama. Komunitas dapat dibedakan dari komunitas lain dengan semangat para anggota merek tertentu. Komunitas merek yang didalamnya terdapat hubungan antar anggota memerlukan komitmen yang kuat baik itu terhadap komunitas maupun komitmen terhadap merek itu sendiri. Komitmen ditujukan untuk memahami kualitas hubungan dan nilainya (Morgan dan Hunt, 1994; Coulter et al., 2003). Storbacka et al. (1994) menyatakan bahwa ketertarikan seorang konsumen dalam menciptakan hubungan dipengaruhi oleh level komitmen dari hubungan tersebut. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa komitmen memainkan peran penting dalam hubungan pemasaran (Dwyer et al., 1987; Gundlach et al., 1995; Morgan dan Hunt, 1994). Komitmen hubungan terhadap suatu komunitas termasuk didalamnya adalah komitmen pada komunitas didefenisikan sebagai hasrat untuk menjaga hubungan (Moorman et al., 1992). Studi ini meneliti mengenai pengaruh sosial yang dalam hal ini adalah psychological sense of community yang juga didalamnya menjelaskan tentang bagaimana hubungan antara konsumen baik itu dengan merek ataupun juga dengan kelompok. Keuntungan utama adalah hubungan antara konsumen dapat ditingkatkan melalui peningkatan komitmen terhadap merek.

3 Dengan demikian, dari praktek yang ada maka penting bagi pemasar dan manajer merek untuk meningkatan rasa kebersamaan bagi konsumen yang menjadi target pasar utama merek tersebut. Chavis dan Pretty (1999) berpendapat bahwa konsep Psychological Sense of Community (PSoc) telah menjadi salah satu dasar untuk menganalisis hubungan interpersonal. Lebih lanjut Obs et al. (2002) menjelaskan konsep ini dengan aspek-aspek identitas sosial berdasarkan teori identitas sosial (SIT). Menurut studi Carlson et al. (2008) klasifikasi komunitas merek sebagai komunitas sosial atau psikologis. Salah satu hal yang penting adalah bagaimana menjelaskan psychological sense of community yang dalam kajian ini disebut dengan psychological sense of brand community (Carlson et al., 2008) yang dirasakan anggota yang dalam hal ini hubungan antar sesama pengguna merek dalam komunitas tersebut. Faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan psychological sense of brand community antara lain identifikasi komunitas merek, komitmen komunitas merek dan komitmen merek. Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini ditujukan untuk menguji antesenden dan konsensekuensi dari psychological sense of brand community. Hipotesis Sense of community merupakan perasaan individual terhadap keanggotaan dalam sebuah kelompok. Individu-individu tersebut sering membagi atau mendiskusikan apa yang menjadi ketertarikan atau yang mereka suka, gaya hidup atau kebiasaan dalam konsumsi. Penting untuk membedakan sense of community dengan identifikasi yang mana sense of community tidak hanya mengarah pada suatu kesamaan tetapi juga keanggotaan dalam komunitas. Hal ini menunjukan sesuatu yang penting bagi identifikasi konsumen dengan merek atau konsumen lainnya dengan merek serta kelompok sebelum mereka merasa memiliki komunitas. Dalam kelompok yang berorientasi merek seseorang dapat mengidentifikasi dirinya tidak hanya dengan merek, tetapi juga dengan

4 orang-orang yang menggunakan merek (Carlson et al., 2008). Identifikasi merek oleh pengguna didefinisikan sebagai sejauh mana identitas individu dianggap sesuai dengan pengguna merek tersebut. Kebanyakan penelitian mengenai komunitas merek telah meneliti mengenai identifikasi dengan pengguna merek dalam konteks di mana interaksi sosial di antara anggota terjadi (misalnya, Algesheimer et al., 2005; Bagozzi dan Dholakia 2002; McAlexander et al., 2002; Muniz dan O'Guinn 2001). Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Identifikasi komunitas merek berpengaruh positif pada psychological sense of brand community Partisipasi yang aktif dapat meningkatkan komitmen merek para anggota karena mereka memiliki kesamaan dan ketertarikan pada merek tersebut serta dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggota lainnya (Algesheimer et al., 2005; Wang dan Fesenmaier, 2004). Hubungan yang kuat dengan sebuah merek dapat meningkatkan integrasi konsumen individual dengan merek, perusahaan, produk itu sendiri dan konsumen lain dan juga meningkatkan niat berperilaku (McAlexander et al., 2002). Dampak dari ikatan yang mendalam dengan komunitas dan merek dapat menciptakan komitmen yang efektif. Menurut Sarason (1974) dalam Woisetchlager et al. (2008) psychological sense of community merupakan kesamaan persepsi dengan orang lain, mengakui adanya saling ketergantungan dengan orang lain, adanya kemauan untuk saling menjaga dengan memberikan dan melakukan sesuatu untuk orang lain apa yang diharapkan dari mereka, perasaan bahwa seseorang merupakan bagian dari struktur yang lebih diandalkan dan stabil. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2: Identifikasi Komunitas Merek berpengaruh positif pada komitmen komunitas merek.

5 Komitmen terhadap suatu hubungan hanya ada ketika individu merasa bahwa hubungan yang ada sangat penting. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa komitmen memainkan peran penting dalam hubungan pemasaran (Dwyer et al., 1987; Gundlach et al., 1995; Morgan dan Hunt, 1994). Komitmen hubungan terhadap suatu komunitas termasuk didalamnya adalah komitmen pada komunitas didefenisikan sebagai hasrat untuk menjaga hubungan (Moorman et al., 1992). Nilai konsumen dari hubungan yang telah ada merupakan hasil dari kepemilikan mereka (McAlexander et al., 2002; Muniz dan O Guinn, 2001). Teori pertukaran sosial (social exchange theory) menjelaskan bahwa tingkatan dari imbalan sosial dan ekonomi yang diterima dalam sebuah hubungan memiliki pengaruh yang signifikan pada komitmen (Lambe et al., 2001). Apa yang dirasakan seseorang sebagai anggota dari suatu komunitas akan menjadi penting bagi anggota komunitas lainnya dengan manfaat sosial yang dihubungkan dengan keanggotaan dalam komunitas. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H3: Psychological sense of brand community berpengaruh positif pada komitmen komunitas merek Komitmen diidentifikasi sebagai elemen kunci yang mendorong individu dalam hubungan pemasaran (Morgan dan Hunt, 1994). Morgan dan Hunt (1994) menemukan korelasi antara manfaat hubungan dan komitmen hubungan adalah positif dan signifikan diantara partner, meskipun pengaruh langsung dari manfaat hubungan komitmen tidak signifikan. Ketika individu mengakui keanggotaan di dalam kelompok yang didasarkan pada konsumsi dan preferensi terhadap suatu merek, komitmen yang kurang terhadap merek akan berlawanan dengan norma-norma pemikiran dan perilaku yang membantu mengidentifikasi. Individu akan merasa memiliki sense of community pada saat keanggotaan dalam kelompoknya memberikan manfaat. Karakteristik lain dari sense of community adalah shared value diantara anggota juga memberikan kontribusi bagi pengaruh sense of

6 community terhadap komitmen merek. Shared value merupakan hal yang esensial bagi kekompakan suatu komunitas karena akan memberikan peluang untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang lebih baik. Oleh karena itu menjaga hubungan dengan anggota kelompok yang lain merupakan hal yang penting bagi individu. Dwyer, Schurr dan Oh (1987) berpendapat bahwa shared value mengarah pada pengembangan komitmen. Morgan dan Hunt (1994) menemukan shared value memiliki hubungan positif dengan komitmen. Carlson et al. (2008) menjelaskan bahwa psychological sense of community memainkan peran penting dalam meningkatkan komitmen terhadap merek tertentu. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H4 : Psychological sense of brand community berpengaruh positif pada komitmen merek Hasil penelitian dari Kim et al. (2008) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara komitmen komunitas secara online dengan komitmen merek. Ketika komitmen antara anggota tinggi maka para anggota akan membangun kepercayaan yang kuat diantara mereka serta tanggung jawab moral terhadap anggota lain dalam komunitas. Zhou et al. (2012) menemukan bahwa komitmen komunitas merek berpengaruh terhadap komitmen merek. Konsumen yang memiliki komitmen terhadap suatu komunitas merek akan cenderung melakukan pembelian merek yang sama secara konsisiten (Algeshimer et al., 2005). Komitmen untuk berpartisipasi dan berinteraksi dengan anggota lain akan membantu meningkatkan pengalaman dan nilai merek yang mengarah pada meningkatnya komitmen merek atau loyalitas (Jang et al., 2008). Komitmen ditujukan untuk memahami kualitas dan nilai hubungan (Morgan dan Hunt, 1994; Coulter et al., 2003). Hes dan Story (2005) menjelaskan bahwa hubungan personal dengan sebuah merek akan berdampak pada keinginan untuk membayar lebih pada merek atau produk tersebut.

7 Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H5: Komitmen komunitas merek berpengaruh positif pada komitmen merek Metode Penelitian Populasi yang menjadi obyek penelitian adalah anggota komunitas merek sepeda motor yang ada di Kota Jogjakarta. Ukuran sampel yang diambil dan memenuhi syarat adalah sebesar 185responden.. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner pada anggota komunitas merek. Adapun defenisi operasional dari variabel yang diajukan dalam penelitian ini. Identifikasi komunitas merek adalah rasa yang dimiliki oleh anggota sebagai bagian dari komunitas merek. Konstruk ini diukur dengan 3 item yang diadopsi dari Algesheimer et al. (2005). Psychological sense of brand community adalah sejauh mana individu merasakan ikatan relasional dengan sesama pengguna merek. Konstruk ini diukur dengan 4 item yang diadopsi dari Carlson (2005). Komitmen Komunitas Merek adalah keinginan anggota untuk tetap menjaga hubungan dengan komunitas merek Konstruk ini diukur dengan 4 item yang diadopsi dari Zhou et al. (2012). Komitmen Merek adalah keinginan konsumen untuk mempertahankan hubungan dengan merek. Konstruk ini diukur dengan 4 item yang diadopsi dari Zhou et al. (2012). Keempat variabel ini diukur dengan dengan menggunakan skala likert 1-5. Hasil dan Pembahasan Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari pria sebanyak 173 orang (93,51%) dan wanita sebanyak 12 orang (6,49%). Berdasarkan lama menggunakan produk yang sesuai dengan komunitas merek adalah 1-2 tahun sebanyak 36 orang (19,46%), 2-3 tahun sebanyak 51 orang (27,57%) dan diatas 3 tahun sebanyak 98 orang (52,97%). Berdasarkan usia responden bahwa usia antara tahun sebanyak 73 orang (39,46%), 24-

8 30 tahun sebanyak 49 orang (26,49%) dan diatas 30 tahun sebanyak 63 orang (34,05%). Hasil analisis faktor konfimatori terhadap konstruk-konstruk memperlihatkan bahwa nilai loading dari semua indikator memiliki nilai diatas 0,6. Sementara itu, hasil perhitungan nilai reliabilitas konstruk dan AVE memilki nilai yang ideal dimana seluruh nilai reliabilitas konstruk berada diatas 0,7 dan seluruh nilai AVE lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk asumsi model structural yaitu kecukupan sampel maka dengan 185 sampel dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria menurut Hair et al., (2010) yang menjelasakan sampel minimum dalam pemodelan adalah sampel. Untuk nilai normalitas data, secara univariat memiliki nilai c.r skewness dam c.r kurtosis yang lebih kecil dari ± 2,576. Sedangkan nilai multivariate adalah sebesar 3,552. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas dapat diterima. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa dari seluruh kriteria kesesuaian model menunjukan hasil yang sesuai dengan cutoff value dan dinyatakan fit. Secara ringkas hasil evaluasi kesesuaian model dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Item Identifikasi Komunitas Merek PSBC Komitmen Komunitas Merek Komitmen Merek Load Error Load Error Load Error Load Error ikm ikm Ikm psbc psbc psbc psbc Kmm Kmm Kmm Kmm Km Km Km Km Σλ Σεj (Σλ)

9 (Σλ) 2 + Σεj Σλ AVE CR Sumber : Data primer (diolah) Tabel 2. Ringkasan Indeks Kesesuaian Model Goodness-of-Fit Cut-off Value Hasil Keterangan Chi Square Fit Prob/Sig 0, Fit CMIN/DF 2, Fit GFI 0, Fit AGFI 0, Fit TLI 0, Fit CFI 0, Fit RMSEA 0, Fit Sumber: Data Primer (diolah). Analisis Full Model persamaan structural dilakukan dengan menggunakan program Amos, dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Full Model persamaan structural Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 3. Tabel 3.

10 Hasil pengujian hipotesis Hipotesis Estimate S.E. C.R. Prob Ket 1 Pengaruh Identifikasi Komunitas Merek Hipotesis pada PSBC Didukung 2 Pengaruh Identifikasi Komunitas Merek pada Komitmen Komunitas Merek 3 Pengaruh PSBC Pada Komitmen Komunitas Merek 4 Pengaruh PSBC Pada Komitmen Merek 5 Pengaruh Komitmen Komunitas Merek pada Komitmen Merek Sumber: Hasil penelitian (diolah) Hipotesis Didukung Hipotesis Didukung Hipotesis Didukung Hipotesis Didukung Tidak Hasil pengujian statistik terhadap hipotesis 1 menunjukan nilai parameter estimasi sebesar 1,0845, nilai standard error 0,1606, nilai critical ratio sebesar 6,7544 dengan nilai probabilitas 0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil pengujian maka hipotesis 1 terdukung secara empiris. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa identifikasi komunitas merek berpengaruh secara positif terhadap psychological sense of brand community. Hasil pengujian statistik terhadap hipotesis 2 menunjukan nilai parameter estimasi sebesar 0,1225, nilai standard error 0,3020, nilai critical ratio sebesar 0,4055, dengan nilai probabilitas 0,685(p>0,05). Berdasarkan hasil pengujian maka hipotesis 2 tidak terdukung secara empiris. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa identifikasi komunitas merek tidak berpengaruh secara positif terhadap komitmen komunitas merek. Hasil pengujian statistik terhadap hipotesis 3 menunjukan nilai parameter estimasi sebesar 0,7841, nilai standard error 0,2473, nilai critical ratio sebesar 3,1707, dengan nilai probabilitas 0,002 (p<0,05). Berdasarkan hasil pengujian maka hipotesis 3 terdukung secara empiris. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa psychological sense of brand community berpengaruh secara positif terhadap komitmen komunitas merek. Hasil pengujian statistik terhadap hipotesis 4 menunjukan nilai parameter estimasi sebesar 0,5811, nilai standard error 0,1430, nilai critical ratio sebesar 4,0640 dengan nilai probabilitas 0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil pengujian maka hipotesis 4 terdukung secara empiris. Dengan demikian dapat dikatakan

11 bahwa psychological sense of brand community berpengaruh secara positif terhadap komitmen merek. Hasil pengujian statistik terhadap hipotesis 5 menunjukan nilai parameter estimasi sebesar 0,4897, nilai standard error 0,1407, nilai critical ratio sebesar 3,4808 dengan nilai probabilitas 0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil pengujian maka hipotesis 5 terdukung secara empiris. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komitmen komunitas merek berpengaruh secara positif terhadap komitmen merek. Pembahasan Sebuah komunitas merek dapat berfungsi sebagai kelompok aspirasional untuk mereka yang bukan pengguna sebagai sumber informasi yang tentang merek bagi pengguna potensial. Konseptualisasi komunitas merek ini menyajikan konsep yang konsisten dengan identitas sosial dan kerangka psychological sense of brand community. Sesuai dengan pandangan Anderson (1983) dalam pandangannya yang ia sebutkan sebagai imagined communities yang mana setiap anggota komunitas paham bahwa terdapat anggota lain dalam komunitas seperti mereka yang berada di tempat lain. Dalam komunitas merek seperti itu konsumen dapat memandang sense of community dengan atau tanpa berhubungan sosial dengan anggota komunitas (Carlson et al., 2008) karena tidak semua anggota komunitas melakukan interaksi sosial satu sama lain. Jika konsumen memiliki sense of community tanpa berhubungan sosial dengan anggota komunitas lainnya, bagaimana perusahaan dapat mengelola komunitas merek. Anderson (1983) mendefinisikan komunitas ada dalam pikiran individu. Perbedaan antara komunitas merek sosial dan psikologis tidak pada status komunitas melainkan dalam sifat hubungan antara anggota. Oleh karena itu, psychoogical sense of brand community (PSBC) harus diungkapkan dalam pada komunitas sosial dan psikologis meskipun terdapat perbedaan tingkat interaksi sosial antara anggota. (Carlson et al., 2008). Meskipun tanpa interaksi dengan para anggota, informasi yang disebarkan melalui komunitas

12 dapat mempengaruhi mereka yang bukan anggota untuk memiliki perhatian yang sama terhadap merek sebagaimana anggota komunitas yang kemudian dapat memperkuat preferensi mereka terhadap merek dan niat untuk berpatisipasi dalam aktivitas komunitas (Carlson et al., 2008). Hubungan yang kuat antara konsumen dengan merek seringkali dihasilkan dari identifikasi konsumen terhadap merek seperti terpuaskan atas kebutuhannya. Identifikasi dengan merek merupakan kondisi yang harus dilakukan untuk mengembangkan komunitas merek (Bhattacharya dan Sen, 2003). Selain itu identifikasi dengan sesama pengguna merek merupakan kondisi penting lainnya dalam pengembangan komunitas merek yang dapat diubah pada tingkatan yang lebih mendalam yaitu komitmen terhadap merek. Keberhasilan hubungan jangka panjang sangat bergantung pada tingkat komitmen hubungan. Oleh karena itu, individu yang berkomitmen dengan merek atau perusahaan tertentu cenderung menunjukkan perilaku yang akan meningkatkan hubungan dengan merek. Komitmen dapat digambarkan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa hubungan tersebut bernilai dengan upaya yang maksimal untuk dipertahankan sepanjang waktu (Morgan dan Hunt, 1994). Moorman et al., (1992) mendefinisikan komitmen sebagai, keinginan abadi untuk mempertahankan hubungan. Konsisten dengan teori pertukaran sosial, Morgan dan Hunt (1994) berpendapat bahwa komitmen tersebut hanya akan ada ketika hubungan dianggap sebagai sesuatu yang penting dan berpotensi akan selalu ada. Seperti yang dijelaskan oleh Fournier (1998), konsumen sering membentuk hubungan dengan merek yang mereka tahu dan juga menggunakannya. Tidak hanya melakukan hal seperti hubungan menambah makna pada kehidupan seseorang, mereka juga dapat mengubah atau memperkuat konsep diri. Komitmen dipandang sebagai karakteristik kunci dalam penelitian mengenai hubungan pemasaran yang secara langsung mempengaruhi perilaku dalam sebuah hubungan yang ada pada psikologi sosial. Sesuai dengan teori identitas sosial, individu yang berkomitmen pada organisisasi

13 akan memiliki komitmen pribadi untuk melakukan segala sesuatu yang berhubungan dan mendukung organisasi. Komitmen digunakan sebagai penentu perilaku anggota dalam komunitas, seperti berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, menawarkan bantuan ke komunitas dan memecahkan masalah bagi orang lain. Mengingat peran hubungan komitmen dengan perilaku aktual di komunitas, komitmen harus diperlakukan sebagai faktor yang ditekankan ketika anggota mengakui adanya nilai hubungan yang berkelanjutan antara komunitas dan diri mereka sendiri. Komitmen ini merupakan bentuk pemasaran secara tidak langsung dari anggota komunitas merek kepada konsumen lainnya (Doney dan Cannon, 1997). Komitmen komunitas merek mengarah pada keinginan anggota untuk menjaga hubungan merek dengan komunitas (Zhou et al., 2012). Kesimpulan Merek memiliki kekuatan untuk menyatukan individu-individu yang ada dalam kelompok, oleh karena itu adanya self-brand connections dapat memperkuat hubungan yang ada. Hal ini sejalan dengan teori identitas sosial yang menjelaskan mengenai hubungan-hubungan yang ada baik inidividu dengan individu, individu dengan obyek serta individu dengan kelompok (Brown et al., 2006). Dengan terciptanya hubungan yang baik antara individu dengan individu yang lain ataupun dengan merek dan juga kelompok maka komitmen terhadap merek maupun komitmen komunitas merek akan terbangun. Carlson et al. (2008) menjelaskan bahwa Psychological Sense of Brand Community (PSBC) memainkan peran yang penting dalam hubungan antara konsumen dengan merek dan juga memiliki pengaruh terhadap komitmen merek. Konsumen yang memiliki komitmen terhadap suatu komunitas merek akan cenderung melakukan pembelian merek yang sama secara konsisiten (Algeshimer et al., 2005). Ketika Psychological Sense of Brand Community (PSBC), komitmen komunitas merek dan komitmen merek dari individu-individu yang ada dalam kelompok tinggi maka diharapkan

14 mereka akan turut berpartisipasi dalam brand event yang sesuai dengan komunitas merek. DAFTAR PUSTAKA Algesheimer, R., Dholakia, U. M., & Herrmann, A. (2005), The social influence of brand community: Evidence from European car clubs, Journal of Marketing, 69(3), Anderson B. (1983), Imagined communities: reflections on the origin and spread of nationalism, London: Verso Ashforth, B. E., & Mael, F. (1989), Social identity theory and the organization, Academy Of Management Review, Bagozzi, R. P. & Dholakia, U. M. (2002), Intentional social action in virtual communities, Journal of Interactive Marketing, 16(2), Bhattacharya, C. B., & Sen, S. (2003), Consumer-company identification: a framework for understanding consumers' relationships with companies, Journal of Marketing, Carlson, B. D., Suter, T. A., & Brown, T. J. (2008), Social versus psychological brand community: The role of psychological sense of brand community, Journal of Business Research, 61(4), Chavis, D. M., & Pretty, G. M. H. (2000), Sense of community: Advances in measurement and application, Journal of Community Psychology, 27(6), Coulter, Robin A., Price, Linda L., & Feick, L. (2003), Rethinking the Origins of Involvement and Brand Commitment: Insights from Postsocialist Central Europe, Journal of consumer research, 30(2), Doney, P. M. & Cannon, J. P. (1997), An examination of the nature of trust in buyer-seller relationships, Journal of Marketing, 61(2), Dwyer, F. R., Schurr, P. H., & Oh, S. (1987), Developing buyer-seller relationships, Journal of Marketing, 51(2), Gundlach, G. T., Achrol, R. S., & Mentzer, J. T. (1995), The structure of commitment in exchange,. Journal of marketing, 59(1). Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E., & Tatham, R. L. (2010). Multivariate data analysis (Vol. 7 ). Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall. Jang, H., Olfman, L., Ko, I., Koh, J., & Kim, K. (2008), The influence of online brand community characteristics on community commitment and brand loyalty, International Journal of Electronic Commerce, 12(3), Kim, J. W., Choi, J., Qualls, W., & Han, K. (2008), It takes a marketplace community to raise brand commitment: The role of online communities, Journal of Marketing Management, 24(3-4), McAlexander, J. H., Schouten, J. W., Koenig, H. F. (2002), Building brand Moorman, C., Desphande, R., & Zaltman, G. (1993), Factors affecting trust in market research relationships, Journal of Marketing, 57(1), Moorman, C., Zaltman, G., & Deshpande, R. (1992), Relationships between providers and users of market research: The dynamics of trust within

15 and between organizations, Journal of Marketing Research, 29(3): Morgan, Robert M. and Shelby D. Hunt (1994), "The Commitment-Trust Theory of Relationship Marketing," Journal of Marketing, 58 (3), Muniz, A. M. & O Guinn, T. C. (2001), Brand community, Journal of Consumer Research, 27(4), Obst, P., Zinkiewicz, L., & Smith, S. G. (2002), Sense of community in science fiction fandom, Part 1: Understanding sense of community in an international community of interest. Journal of Community Psychology, 30(1), Sarason, Seymour B. (1974), The Psychological Sense of Community: Prospects for a Community Psychology. San Francisco: Jossey-Bass Publishers. Storbacka, K., Strandvik, T., & Grönroos, C. (1994), Managing customer relationships for profit: the dynamics of relationship quality, International journal of service industry management, 5(5), Wang, Y., & Fesenmaier, D. R. (2004), Towards understanding members' general participation in and active contribution to an online travel community, Tourism Management, 25(6) Woisetschläger, D. M., Hartleb, V., & Blut, M. (2008), How to make brand communities work: Antecedents and consequences of consumer participation, Journal of Relationship Marketing, 7(3): Zhou, Z., Zhang, Q., Su, C., & Zhou, N. (2012), How do brand communities generate brand relationships? Intermediate mechanisms, Journal of Business Research, 65(7),

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM). ANALISIS SERVICE QUALITY PT. TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA BERBASIS STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) Trinil Muktiningrum, Haryono, Vita Ratnasari Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan konseptual 2.1.1. Komunitas Merek (Brand Community) Konsep komunitas merek menurut Schouten and McAlexander (2002), mendefinisikan komunitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

Abstract. Pendahuluan

Abstract. Pendahuluan Determinan Perilaku Pembelian Ekologis dan Konsekuensinya Terhadap Lingkungan: Perspektif Konsumen di Kota Pekanbaru Berdasarkan Kolektivisme, Perhatian Terhadap Lingkungan, Efektivitas Konsumen dan Kesediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau value. (Pengertian Komunitas Menurut Para Ahli, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau value. (Pengertian Komunitas Menurut Para Ahli, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berjalannya waktu semakin beragam pula kebutuhan manusia. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang berusaha memenuhi kebutuhan manusia yang sangat beragam. Dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN TELKOMSPEEDY DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN TELKOMSPEEDY DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN TELKOMSPEEDY DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING Ali Syafiq, Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting untuk melaksanakan kegiatan. Mereka memberi pengaruh besar terhadap kondisi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Internet Service Provider dalam Layanan Fixed Broadband

Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Internet Service Provider dalam Layanan Fixed Broadband Petunjuk Sitasi: Ardi, R., Muslim, E., & Annisamatin, N. (2017). Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Internet Service Provider dalam Layanan Fixed Broadband. Prosiding SNTI dan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN DISTRIBUTOR DENGAN OUTLET DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SELLING IN

ANALISIS HUBUNGAN DISTRIBUTOR DENGAN OUTLET DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SELLING IN ANALISIS HUBUNGAN DISTRIBUTOR DENGAN OUTLET DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SELLING IN Muhammad Ali Akbar, S.T., M.M. Dosen Program Studi Teknik Industri STT Wastukancana Purwakarta sttmaliakbar@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh BAB III METODA PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Porral dan Mangin (206) dengan judul Food Private Labels Brands:The Role Of Consumer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian yang bertujuan untuk meneliti adanya pengaruh persepsi biaya, persepsi kenyamanan, dan persepsi resiko terhadap minat beli situs tokobagus.com. Karena itulah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh orientasi pemasaran hubungan yang meliputi kepercayaan, komitmen, ikatan hubungan dan komunikasi

Lebih terperinci

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM Kamis, 29 September 2016 PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI PRODUK, DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL MAKANAN DAN MINUMAN DI WILAYAH JAKARTA TIMUR VITA ANDYANI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

Dampak Orientasi Pelanggan Terhadap Performansi Pemasaran IndiHome: Peran mediasi Inovasi Layanan dan Keunggulan Posisional

Dampak Orientasi Pelanggan Terhadap Performansi Pemasaran IndiHome: Peran mediasi Inovasi Layanan dan Keunggulan Posisional Konferensi Nasional Entreprenerial Marketing Indonesian Marketing Academy Dampak Orientasi Pelanggan Terhadap Performansi Pemasaran IndiHome: Peran mediasi Inovasi Layanan dan Keunggulan Posisional ANSHAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Deskripsi Data merupakan ringkasan jawaban yang diberikan responden terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

Data Anaysis. 6ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Data Anaysis. 6ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. yang dapat dimanfaatkan secara praktis. Pemerintah disarankan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM Agribisnis dalam memaksimalkan manfaat teknologi sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Responden Objek penelitian yang ditetapkan adalah mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan 2006-2010

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen E-Commerce berdasarkan kerangka

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen E-Commerce berdasarkan kerangka BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan membahas tentang analisis data dan hasil penelitian faktor faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen E-Commerce berdasarkan kerangka Technology Acceptance

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sesuai dengan tujuan hipotesis yaitu dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM) maka simpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya. Sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL LOYALITAS KONSUMEN CAFÉ STUDI KASUS DI CAFE X BANDUNG

PENGEMBANGAN MODEL LOYALITAS KONSUMEN CAFÉ STUDI KASUS DI CAFE X BANDUNG PENGEMBANGAN MODEL LOYALITAS KONSUMEN CAFÉ STUDI KASUS DI CAFE X BANDUNG Yogi Y. Wibisono 1, Cynthia P. Juwono 2, Lenny M. Wibisana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jalan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis secara keseluruhan maka dapat diambil kesimpulan utama yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sekaran (2010) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah... 683 PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Endang Tri Wahyuni Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini bertujuan untuk mengungkap hasil penelitian dan pembahasannya. Tahapan awal dalam menganalisis data yang dilakukan yaitu dimulai dengan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT X DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT X DI SURABAYA ANALISA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT X DI SURABAYA Dandy Kurnia Herlambang 1) dan Fuad Achmadi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

Bab 4. Hasil Penelitian dan Analisis Data

Bab 4. Hasil Penelitian dan Analisis Data Bab 4 Hasil Penelitian dan Analisis Data 4.1. Profil Objek Penelitian dan Data Diskriptif SMP Negeri 3 Banyubiru merupakan unit sekolah baru (USB) yang didirikan pada tahun 2007. Sekolah ini mulai beroperasi

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Lilis Suhartini, Eka Wahyu Hidayat, Aldy Putra Aldya Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV Opal Transport. B. Populasi

Lebih terperinci

Bab VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Bab VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Bab VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Hasil dari pengolahan data dan analisis data, kesimpulan dari penelitian SEM ini adalah; 1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara strategi Marketing Mix dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP KESETIAAN PELANGGAN PADA RIEZ BUTIK SKRIPSI

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP KESETIAAN PELANGGAN PADA RIEZ BUTIK SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP KESETIAAN PELANGGAN PADA RIEZ BUTIK SKRIPSI Disusun Oleh : Andri Yudida Brata NPM : 0512015028 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Demi memberikan deskripsi mengenai responden yang menjadi obyek penelitian, penulis membuat karakteristik responden dimana dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA CILACAP. M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o )

ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA CILACAP. M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o ) ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA K A N T O R D I S T RIK NAVIGASI KELAS III CILACAP M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o ) E-mail: sarimutia09@yahoo.co.id Abstraksi Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 63 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang ditinjau dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum.

Lebih terperinci

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan 3 Vol. 9, No., 3-3, Januari 3 Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan Syamsuddin Abstrak Untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakterisitik Responden. dapat di jelaskan pada tabel sebagai berikut;

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakterisitik Responden. dapat di jelaskan pada tabel sebagai berikut; BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Karakterisitik Responden Berdasarkan hasil perhitungan responden dalam penelitian ini, di klasifikasikan menjadi tiga karakteristik dengan frekuensi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka simpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan perhitungan yang telah

Lebih terperinci

Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Pada Komunitas Yamaha Vixion Club Purworejo

Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Pada Komunitas Yamaha Vixion Club Purworejo Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Pada Komunitas Yamaha Vixion Club Purworejo Eddy Febryanto Abstrak Eddy Febryanto. Pengaruh Brand Community terhadap Loyalitas Merek pada Komunitas Yamaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian 1. Sejarah Smartphone Xiaomi Salah satu perusahaan yang memproduksi smartphone adalah Xiaomi. Xiaomi sendiri mulai menjual

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama yaitu Mall Environment

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2006) subyek ialah satu dari anggota dari sampel,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2006) subyek ialah satu dari anggota dari sampel, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Menurut Sekaran (2006) subyek ialah satu dari anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah anggota dari populasi. Subyek dalam penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Susun Petamburan, Jakarta Pusat yang erat hubungannya terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Susun Petamburan, Jakarta Pusat yang erat hubungannya terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah warga Rumah Susun Petamburan, Jakarta Pusat yang erat hubungannya terhadap keputusan dalam

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012 Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Juli 202 PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP POSITIVE WORD-OF-MOUTH PADA PEMILIK SEPEDA MOTOR HONDA DI SURABAYA, DENGAN PENDEKATAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) Joy

Lebih terperinci

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING INVESTMENT DAN NILAI-NILAI BERSAMA PADA NIAT UNTUK MENYUMBANG MELALUI KEPERCAYAAN CALON DONATUR.

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING INVESTMENT DAN NILAI-NILAI BERSAMA PADA NIAT UNTUK MENYUMBANG MELALUI KEPERCAYAAN CALON DONATUR. PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING INVESTMENT DAN NILAI-NILAI BERSAMA PADA NIAT UNTUK MENYUMBANG MELALUI KEPERCAYAAN CALON DONATUR Tanti Handriana Universitas Airlangga e-mail: handriana_tanti@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO Henry Cahya Pudyastowo punk_limaperang@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling. Dijelaskan pula sumber,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yaitu berdasar penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang disebar karyawan berbagai hotel

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARG DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENONTON UNTUK MENONTON FILM

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARG DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENONTON UNTUK MENONTON FILM JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 18, No. 1, Juni 2016, Hlm. 103-108 http://www.tsm.ac.id/jba PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARG DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENONTON UNTUK MENONTON

Lebih terperinci

ANALISIS STATISTIK MENGHITUNG KUALITAS LAYANAN AKADEMIK TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA MEMBENTUK LOYALITAS MAHASISWA

ANALISIS STATISTIK MENGHITUNG KUALITAS LAYANAN AKADEMIK TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA MEMBENTUK LOYALITAS MAHASISWA ANALISIS STATISTIK MENGHITUNG TERHADAP KEPUASAN MEMBENTUK Tantri Wahyuni Program Studi Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka email: Tantriwah@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan

BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM) maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

terhadap brand loyalty pada fashion brand Zara di Surabaya,

terhadap brand loyalty pada fashion brand Zara di Surabaya, BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Brand image berpengaruh secara kuat, positif, dan signifikan terhadap brand love

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1. PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan dibahas tentang pengaruh dari komunitas merek Facebook dalam membangun jaringan sosial mahasiswa khususnya di Yogyakarta. Beberapa

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yang diperoleh yaitu: 1. Perceived information quality berpengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permaslahan peneitian

Lebih terperinci

LIMA Dinamika Fakta Empirik

LIMA Dinamika Fakta Empirik LIMA Dinamika Fakta Empirik Data yang diperoleh dirasakan melalui uji indikator variabel, yang dinilai berdasarkan nilai reratanya, serta uji model yang dikembangkan dalam penelitian ini. Uji indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Relationship value, Loyalitas Pelanggan, Suku Cadang Otomotif, B2B, SEM

Kata Kunci: Relationship value, Loyalitas Pelanggan, Suku Cadang Otomotif, B2B, SEM ABSTRAK Industri otomotif di Indonesia berkembang pesat, hal ini berpengaruh juga pada perkembangan industri manufaktur suku cadang, bahan baku, dan bahan lain yang dibutuhkan dalam perakitan otomotif,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Brand Community, Social Media, Brand Trust

ABSTRAK. Kata kunci: Brand Community, Social Media, Brand Trust ABSTRAK Kemajuan di bidang teknologi, komputer dan telekomunikasi mendukung perkembangan teknologi internet. Dengan adanya intenet, konsumen maupun perusahaan tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh

Lebih terperinci

Confirmatory Factor Analysis

Confirmatory Factor Analysis Teknik Analisis Validitas Konstruk dan Reliabilitas instrument Test dan Non Test Dengan Software LISREL Akbar iskandar Teknik informatika, STMIK AKBA, Sulawesi selatan, Indonesia Email : akbar.iskandar06@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma sebuah penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepercayaan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan Telkomspeedy dengan Metode Structural Equation Modeling

Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepercayaan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan Telkomspeedy dengan Metode Structural Equation Modeling Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepercayaan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan Telkomspeedy dengan Metode Structural Equation Modeling Ali Syafiq, Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Penelitian survei merupakan sebuah sistem untuk mengumpulkan informasi dari atau tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP CUSTOMER LOYALTY MELALUI CUSTOMER SATISFACTION PADA BENGKEL NEW ARIESTA MOTOR DI SIDOARJO TESIS

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP CUSTOMER LOYALTY MELALUI CUSTOMER SATISFACTION PADA BENGKEL NEW ARIESTA MOTOR DI SIDOARJO TESIS ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP CUSTOMER LOYALTY MELALUI CUSTOMER SATISFACTION PADA BENGKEL NEW ARIESTA MOTOR DI SIDOARJO TESIS OLEH: SANDI LENANDI SOETRISNO LASMONO, S.T. PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era hypercompetition para pemasar harus mampu memberikan nilai lebih yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era hypercompetition para pemasar harus mampu memberikan nilai lebih yang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era hypercompetition para pemasar harus mampu memberikan nilai lebih yang dapat memenangkan hati konsumen agar konsumen menjadi loyal (customer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY DAN SERVICE QUALITY TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING (Studi Kasus : PT PILAR MAS MOTOR) Mohammad Naki, Haryono Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT- BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT- RD sebagai salah satu media evaluasi pembelajaran. Melalui penelitian ini

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 553-562 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid sehingga hasil penelitian dan data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dari segi metodologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets mereka, seperti brand equity, agar dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan

Lebih terperinci

Abstract 1 This study discusses the factors that affect the performance of generation Y employees for the

Abstract 1 This study discusses the factors that affect the performance of generation Y employees for the Strategi Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja serta Dampaknya pada Kinerja Karyawan Generasi Y PT. Bank BRI Wilayah I Jakarta Novia Sarittama 1 sarittamanovia26@gmail.com

Lebih terperinci