BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perekonomian didunia ini, secara tidak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perekonomian didunia ini, secara tidak"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya perekonomian didunia ini, secara tidak langsung persaingan akan semakin banyak dan beragam, para produsen juga dihadapkan pada kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa terjadi akibat persaingan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat potensial memunculkan pesaing pesaing serupa yang semula tidak ada, perusahaan juga dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa perusahaan bukan lagi pemain tunggal dalam suatu bisnis. Persaingan yang timbul bukan hanya dari produk yang berbeda tetapi juga dari produk serupa, dalam hal ini tentunya hanya mengandalkan suatu metode lama tidak akan lagi efektif didalam merebut pasar, persaingan yang semakin ketat telah mengakibatkan konsumen memiliki semakin banyak pilihan, dengan semakin banyaknya pilihan konsumen akan mencoba untuk melakukan suatu perbandingan, dalam hal ini perbandingan tidak hanya berupa harga tetapi juga kualitas. Perusahaan P.T. X merupakan suatu perusahaan yang juga bermasalah dengan hal yang berkaitan dengan mutu. P.T. X selama ini tidak menjalankan suatu perlakuan yang dianggap bisa meningkatkan mutu dari produk perusahaan. P.T. X juga mempunyai suatu keinginan untuk meningkatkan mutu dari produk

2 2 perusahaan, hal ini jelas berkaitan dengan pembahasan di mana pesaing yang semakin banyak bermunculan menimbulkan persaingan tersendiri dalam pasaran. Peningkatan mutu juga didukung dengan salah satu target maupun rencana jangka panjang dari perusahaan yakni mampu melakukan ekspor, minat perusahaan terhadap pasar luar negeri memberikan dorongan tersendiri bagi perusahaan untuk selalu mencoba memperbaiki dan meningkatkan mutu dari perusahaan. P.T. X selama ini tidak melakukan suatu upaya untuk memperbaiki mutu produk perusahaan, hal ini tercermin dari tidak adanya suatu metode untuk mengendalikan mutu dalam perusahaan. Berbicara tentang pengendalian yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu, maka dalam hal ini P.T. X mengendalikan mutu hanya pada sebatas periksa dan tolak, tetapi tidak mempunyai suatu batasan penerimaan terhadap suatu produk output. Dari beberapa pengamatan yang telah dilakukan terlihat dengan jelas bahwa jumlah produk cacat tidak mendapatkan suatu perhatian dari pihak perusahaan, perhatian dalam hal ini yang dimaksud adalah penelusuran tentang penyebab kecacatan yang terjadi dan juga suatu batasan penerimaan produk. Perusahaan menurut penuturan dari pihak Direktur Utama yakni Bapak Dedi Husni Lie, MBC, pihaknya sedang mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk melakukan ekspor. Keinginan yang kuat untuk melakukan ekspor terhambat oleh satu faktor yang bernama mutu, pihak perusahaan mengakui bahwa mutu produk perusahaan masih jauh dari layak jika diinginkan untuk melakukan ekspor, bahkan untuk sekedar bersaing untuk pasar dalam negeri juga

3 3 perusahaan mengalami kesulitan. Menurut penuturan dari General Manager P.T. X yakni Ibu Lanny, beliau mengakui bahwa dampak dari permasalahan mutu adalah perusahaan tidak mampu lagi memperluas pasar bisnis implikasi hasil tersebut adalah profit perusahaan terus menerus menurun, sehingga perusahaan terus memforsir untuk produksi aluminium profil untuk kelas bawah yang memang tidak terlalu diperhatikan masalah mutu tetapi masalah harga, dan satu permasalahan lainnya yakni target awal perusahaan yaitu aluminium profil yang digunakan sebagai bahan bangunan, namun terbatas pada masalah mutu sehingga aluminium profil perusahaan sekarang hanya terfokus pada beberapa keperluan rumah tangga seperti (rak handuk, rak piring, kusen pintu, dll.). Pengawasan dan pelaksanaan secara serius terhadap mutu mutlak dilakukan oleh perusahaan perusahaan di zaman sekarang. Salah satu perkembangan ilmu yang mengantisipasi masalah tersebut adalah Statistical Process Control atau dikenal juga dengan singkatan SPC. Dimana penerapan SPC diharapkan bisa mengatasi sebagian masalah mengenai mutu yang timbul di perusahaan P.T. X 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah. Mutu seperti yang sudah dibahas pada sub bab sebelumnya merupakan suatu elemen yang vital bagi suatu perusahaan, mutu didalam perwujudannya seringkali dipengaruhi oleh ada atau tidaknya suatu pengawasan yang secara benar terhadap proses penghasilan suatu produk. Didalam pembahasan ini topik yang menjadi bahasan produk aluminium dari perusahaan P.T. X. Produk dari perusahaan

4 4 umumnya tidak melalui suatu pengawasan yang benar akan mutu tersebut dan juga tidak adanya suatu batasan mengenai jumlah cacat dari produk tersebut, satu fenomena lagi yang ada adalah bentuk cacat pada produk perusahaan umumnya tidak hanya satu tetapi juga banyak bentuknya. P.T. X tidak memberlakukan suatu produk cacat sebagaimana mestinya, dalam hal berupa tidak adanya pencatatan mengenai produk tersebut. Identifikasi dan perumusan masalah yang dilakukan terbatas pada produk output perusahaan, dalam hal ini output produk berasal dari dua bagian atau proses, yakni bagian ekstrusi dan anodizing, hal ini disebabkan karena produk hasil dari ekstrusi maupun anodizing langsung diperiksa begitu produk diproduksi, setelah diperiksa baru dilanjutkan ke bagian lainnya, hal tersebut menimbulkan 2 pengamatan kecacatan pada 2 proses yang ada. Diharapkan dari pembahasan topik ini akan dihasilkan suatu solusi yang berupa pencacatan yang lebih terkoordinir dan juga suatu solusi yang lebih konkret mengenai batasan mutu dari perusahaan. Solusi yang diusulkan lebih kepada bagaimana suatu pengawasan yang lebih rapi dan terkontrol, untuk mengurangi terjadinya lost control atas produk-produk yang cacat tersebut. Solusi yang diususlkan berupa pengendalian produk cacat dengan sistematika yang lebih baik, dengan menggunakan ilmu Statistical Process Control, dimana dengan solusi tersebut akan terlihat bagaimana produk cacat yang seharusnya mendapatkan prioritas utama, kemudian bisa memberikan batasan akan kualitas dari suatu lot produk secara jelas.

5 5 Secara umum identifikasi permasalahan yang ada yakni: 1. Apa saja jenis cacat yang ditemukan pada produk aluminium siku 3/8 inchi?. 2. Cacat jenis apa yang harus mendapatkan perhatian lebih?. 3. Bagaimana proporsi produk cacat dari keseluruhan jumlah produksi selama masa pengamatan?. 4. Bagaimana proporsi ketidaksesuaian produk yang dihasilkan?. 5. Bagaimana meningkatkan kualitas produk aluminium siku 3/8 inchi?. 1.3 Ruang Lingkup. Pada sub bab ini akan dibahas mengenai salah satu produk yang cukup populer dikalangan konsumen aluminium dan juga merupakan produk yang mendapat porsi yang cukup besar dari perusahaan, sekitar 20% produksi perusahaan berorientasi pada produk yang bernama siku 3/8 inchi (gambar 1.1). Gambar 1.1 Aluminium Siku 3/8 Inchi. Pada pembahasan selanjutnya produk ini akan menjadi sumber pembahasan utama, terutama mengenai kecacatan pada produk aluminium siku 3/8 inchi, yang dikarenakan proporsi dari produk ini terhadap produksi dari perusahaan sangat dominan dan merupakan sumber produk utama bagi perusahaan.

6 6 1.4 Tujuan dan Manfaat. Tujuan dari pembahasan topik ini adalah : 1. Mengetahui cacat apa yang saja yang terjadi pada produk aluminium 3/8 inchi dan juga cacat mana yang harus mendapatkan prioritas. 2. Mengetahui bagaimana proporsi kecacatan yang terjadi dan jika dikendalikan dengan menggunakan peta P. 3. Meningkatkan mutu produk aluminium 3/8 inchi dengan cara mengendalikan dan meningkatan mutu dengan metode SPC. Manfaat dari pembahasan topik ini adalah: a. Bagi Penulis. Mengetahui secara lebih jelas mengenai kondisi kerja yang sebenarnya dilapangan. Mencoba mencari solusi atas kondisi yang dilapangan dengan berbasiskan pada ilmu yang didapatkan penulis. Memperkaya pengetahuan penulis mengenai berbagai macam kondisi yang mungkin terjadi dikondisi lapangan nyata, dan sekaligus mempersiapkan kondisi mental akan kondisi serupa jika terjadi. b. Bagi Jurusan. Mengetahui apakah ilmu yang selama ini diturunkan pada mahasiswa sesuai dengan kondisi dilapangan yang sebenarnya.

7 7 Menguji sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang dipelajari selama diperkuliahan. Sebagai feedback bagi jurusan atas prestasi dan kinerja dari mahasiswa jika diterjunkan pada masyarakat, serta melihat kesiapan dari mahasiswa akan kondisi kerja yang sebenarnya. c. Bagi Perusahaan. Sebagai salah satu masukkan untuk memperbaiki kondisi yang tidak optimal diperusahaan. Merupakan ide-ide baru yang jika tepat bisa menjadi suatu strategi yang tepat bagi perusahaan didalam menghadapi persaingan. Mendapatkan solusi yang lebih objektif yang dikarenakan pengamatan dilakukan oleh orang luar dari perusahaan. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan. Berdiri pada tahun 1993 P.T. X yang berlokasi di PALEM MANIS II NO.20, KAWASAN INDUSTRI, TANGERANG merupakan salah satu produsen yang memproduksi aluminium dalam skala yang cukup besar. P.T. X pada awalnya hanya merupakan satu perusahaan atau pabrik kecil yang pada mulanya hanya memproduksi aluminium dalam bentuk batangan, namun sekarang P.T. X telah meningkatkan kemampuan produksi perusahaan hingga mampu memproduksi berbagai jenis dari aluminium yang diperlukan.

8 8 P.T. X selain berlokasi di PALEM MANIS II, KAWASAN INDUSTRI, TANGERANG, juga mempunyai perwakilan kantor di Jakarta yang berlokasi di Jln. Swadaya Kav Blok G. P.T. X pada awal berdiri hanya memiliki 2 unit mesin ekstrusi untuk menjalankan roda bisnisnya, 2 unit mesin potong, 1 unit mesin penglurus, 1 unit Heating Machine, dan 1 unit heating fearness machine, namun sekarang jumlah mesin tersebut telah bertambah dengan kalkulasi lengkap dari permesinan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Mesin Ekstrusi 7 unit. 2. Mesin Potong 6 unit. 3. Mesin Penglurus 5unit. 4. Heating Machine 5 unit 5. Heating Fearness Machine 1 Disamping mesin mesin tersebut juga terdapat beberapa peralatan yang membantu perusahaan dalam proses produksinya. P.T. X pada awal berdirinya hanya mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak 20 orang, namun pada saat ini jumlah tenaga kerja perusahaan bertambah menjadi 300 orang dengan pembagian kerja 3 shift, pabrik beroperasi selama 24 jam sehari. Produk produk yang dihasilkan perusahaan adalah berupa aluminium profil, aluminium profil tersebut antara lain berupa: aluminium siku, aluminium tabung, aluminium hollow, tangga aluminium, dsb., kapasitas produksi dari perusahaan adalah sebesar 5 ton perhari, namun angka tersebut bukan merupakan suatu gambaran yang sebenarnya mengenai kemampuan produksi dari perusahaan, hal

9 9 ini disebabkan kurang optimalnya kemampuan produksi dari perusahaan. Perusahaan memproduksi dan juga membeli aluminium ingot, untuk kemudian diproduksi menjadi aluminium profil. Proses produksi dari perusahaan akan ditampilkan pada gambar 1.1 berikut ini.

10 10 Peta Proses Operasi Nama Proyek : Produksi Aluminium. Dipetakan Oleh : Irwan Sutejo Tanggal Dipetakan : 08 Desember 2005 Gambar 1.2 Peta Proses Operasi Dari P.T. X

11 11 Sebagian besar pasar dari perusahaan adalah perusahaan perusahaan yang tersebar di wilayah Jabodetabek ( Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi ), beberapa lokasi lainnya didaerah Sumatera serta beberapa kawasan lainnya seperti kawasan Indonesia bagian timur (Surabaya, Makassar). Secara umum bentuk organisasi dari perusahaan adalah sebagai berikut: Gambar 1.3 Struktur Organisasi dari P.T. X Tugas dan wewenang dari masing masing personel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Komisaris.

12 12 Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelian bahan baku dan juga mesin-mesin, dalam skala besar. Mengambil keputusan mengenai deal bisnis jika memang kondisi memaksakan. 2. Direktur Utama. Menyampaikan laporan bulanan mengenai kondisi keuangan dari perusahaan kepada komisaris. Mengamati laporan mengenai kinerja dari para manajer yang disampaikan oleh General Manager. Menetapkan target-target dari perusahaan. Mengambil semua keputusan yang bersifat non teknis dari perusahaan. 3. General Manager. Mengawasi kinerja dari para manajer-manajer untuk disampaikan kepada direktur utama. Mengambil semua keputusan harian yang bersifat teknis, dan tidak dalam skala besar atau memerlukan dana yang besar. Menyampaikan laporan mingguan kepada direktur utama mengenai masalah teknis maupun non teknis. 4. Manajer-Manajer. Membawahi bagian-bagian yang menjadi wewenangnya. Memastikan target dari perusahaan tercapai.

13 13 Menyampaikan laporan harian kepada General Manager mengenai kondisi kerja dilapangan. Beberapa tugas dan wewenang dari para personel perusahaan telah dijabarkan secara sederhana, namun dalam penjabaran tersebut mungkin akan ditemukan suatu kondisi kerja dan wewenang yang tidak lazim, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa perusahaan merupakan perusahaan keluarga yang memang mempunyai kekhasan tersendiri didalam pembagian tugas dan wewenang dari para personel diperusahaan. Namun sejak tahun 2004, kondisi terakhir dari gudang perusahaan yang terletak didaerah Daan Mogot Jakarta, sudah secara resmi tidak berfungsi lagi yang dikarenakan masalah internal dari perusahaan. Berkaitan dengan produk dari perusahaan maka secara umum lini produksi dari perusahaan terbagi menjadi 3 bagian yakni : Peleburan, Produksi, dan Anodizing Proses Peleburan Pada bagian ini proses peleburan yang terjadi pada perusahaan tersebut, proses peleburan yang berlaku dipabrik tersebut dimulai dari proses penyeleksian bahan baku atau bahan dasar dari aluminium ingot, umumnya bahan dasar tersebut berasal dari aluminium bekas yang ditampung maupun bahan baku aluminium yang memang dipesan kepada produsen, dalam hal ini sering kali terlihat suatu nama yang tertera pada aluminium ingot pesanan tersebut yakni tulisan AlSi 20

14 14 atau AlSi 30, hal ini ternyata bermakna sebagai aluminium 80 % dan silikon 20 % untuk AlSi 20 dan juga demikian untuk AlSi 30 (gambar 1.5). Gambar 1.4 Proses Peleburan Gambar 1.5 AlSi 30 Dari bahan dasar yang merupakan bahan bekas atau aluminium bekas, bahan tersebut diseleksi secara manual atau secara umum, penyeleksian bahan dasar tersebut dilakukan secara manual tanpa bantuan mesin, dimana para pekerja hanya mengamati dan memperhatikan aluminium tersebut untuk mencari apakah terdapat bahan lain yang terkandung didalam bahan tersebut, umumnya pencarian tersebut bertujuan untuk menemukan bahan yang berupa besi, hal ini disebabkan karena jika suatu aluminium ingot mempunyai kandungan besi maka pada saat

15 15 proses ekstrusi tersebut, mesin ekstrusi akan mengalami tekanan yang berlebihan yang bisa mengakibatkan tidak optimalnya kinerja dari mesin tersebut. Kemudian dari hasil seleksi tersebut bahan baku kemudian dimasukkan kedalam tungku peleburan, biasanya perusahaan melakukan proses peleburan mulai dari pagi sampai dengan sore hari, kemudian pada malam harinya baru akan dilakukan proses pembentukkan aluminium tersebut menjadi aluminium ingot (gambar 1.6). Gambar 1.6 Aluminium Ingot Proses pembentukkan ini dilakukan dengan menuangkan leburan aluminium kedalam suatu celah yang sedalam 12 meter didalam tanah, celah ini terbuat dari tanah dan dikelilingi oleh air sebagai pendingin. Setelah didiamkan lebih kurang 30 menit, leburan aluminium yang terdapat didalam celah tersebut sudah menjadi dingin dan menggumpal sehingga membentuk tabung yang sepanjang 12 meter, lalu dilakukan proses penarikan dari aluminium ingot tersebut, pada saat ini leburan aluminium sudah bisa disebut sebagai aluminium ingot.

16 16 Kemudian proses penarikan tersebut dilakukan secara perlahan lahan dengan bantuan dari mesin, sesudah ditarik aluminium ingot yang berbentuk tabung dengan panjang 12 meter kemudian dipotong potong sepanjang 60 cm untuk kemudahan dan keefektifan pembawaan, aluminium ingot tersebut dibuat pada malam hari untuk menjadi stok produksi pada keesokan harinya. Mengenai aluminium ingot yang sudah dipesan jadi oleh perusahaan, juga mengalami permasalahan serupa yakni diproses kembali, hal ini dilakukan karena pihak perusahaan tidak ingin mengambil resiko mengenai apakah aluminium ingot pesanan tersebut mengandung bahan lainnya, sehingga diputuskan untuk dilakukan peleburan ulang terhadap aluminium ingot pesanan tersebut. Pembelian aluminium ingot jadi juga merupakan salah satu daya upaya dari pihak perusahaan untuk memenuhi pesanan yang semakin membludak Proses Produksi / Extrussion Process Pada proses produksi ini dimulai dari proses dimana aluminium ingot dibawa dari tempat peleburan menuju ke bagian ekstrusi aluminium kemudian aluminium siap diekstrusi menghasilkan aluminium profil seperti yang diinginkan. Secara sederhana proses produksi mungkin hanya sesederhana itu namun pada kenyataannya proses produksi jauh lebih rumit dibandingkan dengan itu. Proses aluminium ingot sebelum mengalami proses ekstrusi adalah sebagai berikut : aluminium ingot terlebih dibawa kemesin penghangat atau mesin pemanas aluminium yang biasa disebut sebagai proses heating fearness (gambar 1.7), hal

17 17 ini sebagai wujud lain dari proses produksi aluminium, dimana aluminum merupakan suatu logam yang memiliki suatu kecenderungan yakni akan menempel pada segala sesuatu logam dengan suhu permukaan yang lebih dingin ( Dedi H. L. ). Gambar 1.7 Proses Heating Fearness Tentunya proses pemanasan ini tidak hanya berlaku saja untuk aluminium ingot tetapi juga berlaku untuk cetakan aluminium tersebut, hal ini sebagai wujud dimana aluminium ingot akan diekstrusi melalui cetakan tersebut sehingga potensial akan menempel jika suhu dari cetakan lebih dingin dari suhu aluminium ingot. Dari proses Heating Fearness tersebut aluminium ingot kemudian dimasukkan kedalam mesin ekstrusi untuk diekstrusi, proses ekstrusi sebenarnya merupakan proses press, dimana aluminium ingot yang berbentuk tabung tersebut ditekan sehingga menghasilkan suatu bentuk aluminum profil, proses penekanan tersebut melalui celah dari cetakan tersebut. Proses ekstrusi memang menggunakan mesin, namun pada saat aluminium hasil produksi akan keluar dari mesin ekstrusi dibutuhkan bantuan dari tenaga

18 18 manusia untuk hal tersebut, dimana para pekerja akan membantu menarik hasil ekstrusi tersebut sehingga menghasilkan aluminium profil yang sepanjang ±15 meter, dari hasil penarikan tersebut kemudian didinginkan selama ± 3-5 menit, aluminium profil hasil ekstrusi selanjutnya akan dilanjutkan pada proses penglurusan, pada proses ini aluminium profil hasil ekstrusi masih berbentuk tidak teratur atau dengan kata lain belum lurus yang pada beberapa bagian masih mengalami perubahan bentuk akibat dari hasil ekstrusi tersebut, pada proses ini aluminium profil kemudian akan dikaitkan kedua ujungnya pada mesin penglurus tersebut, lalu mesin penglurus akan bekerja dimana satu ujung dengan ujung lainnya akan saling menjauh sekaligus menarik aluminium profil tersebut (gambar 1.8), sehingga aluminium profil akan berubah menjadi lurus dan bagian yang masih mengalami perubahan bentuk akan tertarik sehingga menjadi lurus disebabkan karena aluminium tersebut masih panas sehingga proses penglurusan mudah dilakukan, setelah proses ini selesai maka kedua ujung yang dijepitkan pada mesin penglurus tersebut akan dipotong dibuang. Gambar 1.8 Proses Penglurusan Aluminium

19 19 Gambar 1.9 Proses Ekstrusi Gambar 1.10 Proses Ekstrusi Dari proses penglurusan aluminium tersebut, aluminium profil akan dibawa ke mesin potong, mesin potong akan memotong aluminium profil tersebut sepanjang 6 meter sesuai dengan standar dari aluminium profil selama ini. Aluminiun profil hasil pemotongan kemudian akan dikumpulkan hingga mencapai ± 100 batang, lalu aluminium profil tersebut diikat dan diangkat dengan mesin untuk dilanjutkan keproses selanjutnya yakni kembali pada proses pemanasan, kenapa pemanasan? hal ini dilakukan untuk menguatkan aluminium

20 20 tersebut sehingga bentuknya tidak mudah berubah ubah ( Dedi H. L. ), hal ini juga untuk mencegah aluminium profil kembali mengalami perubahan bentuk. Hal tersulit dalam proses ekstrusi adalah bagaimana membuat cetakan untuk proses ekstrusi, di mana cetakan harus dibuat sesuai dengan ukuran produk aluminium yang akan diproduksi, ketelitian dalam hal ini sangat penting. Proses produksi aluminium hanya sampai ditahap ini, tahap selanjutnya adalah tahap anodizing Proses Anodizing Proses Anodizing adalah suatu proses pewarnaan aluminium dengan proses elektrolisis dan oksidasi, Anodizing merupakan temuan dalam pewarnaan aluminium yang pertama kali diterapkan di Inggris. Gambar 1.11 Proses Anodizing

21 21 Gambar 1.12 Proses Anodizing Dalam proses Anodizing, aluminium profil yang sudah di produksi kemudian diikat menjadi satu, lalu di gantungkan pada mesin yang mengangkat aluminium tersebut, kemudian dicelupkan pada beberapa bak yang berisi cairan kimia yang berbeda, yang pada dasarnya bertujuan untuk mewarnai aluminium serta menghaluskan permukaan dari aluminium. Proses Anodizing dimulai dari aluminium dicelupkan pada bak pertama yang berisikan Coustic Soda atau yang sering juga disebut sebagai proses Etching yang bertujuan untuk menghilangkan bercak bercak yang menempel pada permukaan aluminium, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya cacat pada permukaan aluminium yang disebabkan karena adanya bahan bahan yang tercampur pada saat proses produksi dari aluminium profil itu sendiri. Kemudian setelah di rendam selama lebih kurang 10 menit, maka aluminium tersebut diangkat dan diteruskan ke bak yang berisikan cairan Tetrit, cairan ini bertujuan untuk membersihkan untuk kedua kalinya aluminium tersebut, proses ini memakan waktu selama lebih kurang 4 menit, aluminium yang sudah dibersihkan pada proses awalnya, akan dibersihkan untuk kedua kalinya dengan bantuan dari cairan

22 22 Tetrit. Hal ini dilakukan untuk semakin memperhalus permukaan dari Aluminium dan sekaligus juga sebagai persiapan agar aluminium siap untuk diwarnai pada proses selanjutnya. Proses pewarnaan aluminium dimulai ketika, aluminium direndam pada bak ketiga yang berisikan cairan asam sulfat dengan perantara tembaga, pada proses ini bak tersebut bukan hanya berisikan cairan asam sulfat, tetapi juga berisikan cairan lainnya yang merupakan rahasia dari perusahaan untuk mewarnai aluminium tersebut. Pada proses pewarnaan inilah yang sebenarnya disebut sebagai proses Anodizing dan proses ini memakan waktu selama lebih kurang 20 menit, permukaan aluminium tersebut kemudian ditempeli oleh zat zat kimia dari cairan tersebut sehingga ketika aluminium yang sudah direndam kemudian diangkat maka permukaan aluminium akan menjadi berwarna, kilat, dan juga anti gores. Selain itu, proses anodizing juga menganut prinsip dimana perusahaan menghilangkan segala bentuk goresan maupun flek yang menempel pada permukaan aluminium, dengan memanfaatkan prinsip elektrolisis yang menggunakan mikron mikron untuk menutup cacat tersebut serta menhilangkan flek flek yang mungkin muncul akibat dari proses sebelumnya. Proses selanjutnya adalah proses proses perendaman aluminium didalam cairan Cilin selama lebih kurang 10 menit, proses ini bertujuan memperkeras penempelan warna dari proses Anodizing, dimana campuran dari proses ini adalah Hardwel 46 dan Amonia 5 %.

23 23 Setelah proses pengerasan melalui cairan Cilin selesai, maka aluminium profil kemudian diangkat dan dijemur atau dikeringkan lebih kurang 20 menit, setelah proses pengeringan selesai aluminium akan dimasukkan kestorage dan kemudian siap dijual. Proses anodizing dilakukan dengan ketentuan berapa mikron yang diinginkan oleh pihak perusahaan berdasarkan pada spesifikasi produk. Secara umum ukuran untuk proses anodizing adalah sebesar 13 mikron dan disesuaikan dengan tegangan listrik yang ada serta waktu untuk proses perendaman. Semakin besar mikron untuk proses anodizing maka waktu perendaman yang dibutuhkan akan semakin besar, dengan ketentuan pada tegangan listrik yang sama. Beberapa faktor penting dalam proses andozing adalah: 1. Tegangan listrik. 2. Campuran bahan kimia. 3. PH air. Pada beberapa faktor yang telah disebutkan, terutama pada bagian PH air pengawasan terhadap sudah dilakukan tetapi tidak menyeluruh, dengan arti pengawasan hanya terjadi jika aluminium yang sudah diproses mengalami kecacatan dalam jumlah banyak, sehingga menimbulkan banyak produk yang harus ditolak, hal tersebut tidak berlaku untuk faktor tegangan listrik dan campuran bahan kimia, kedua bagian tersebut sudah dilakukan pengawasan yang cukup ketat.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Ukuran Kinerja Di bawah ini akan digambarkan mengenai bagaimana teknik maupun urut-urutan pemecahan masalah yang dipergunakan. Pada gambar flowchart di bawah ini

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Strata-1 Semester Ganjil 2005/2006 Irwan Sutejo 0600667883 ABSTRAK Perusahaan X merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data terbagi menjadi dua proses yakni: proses produksi/ekstrusi dan proses anodizing, data-data yang telah terkumpul merupakan data hasil

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6 KOMPETENSI : Operasi peleburan KODE : M4.1A DURASI PEMELAJARAN : 100 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 1 2 3 1 2 1 KONDISI KINERJA Meliputi tunggal atau ganda, kokas, minyak, gas atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat persaingan yang mana dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat persaingan yang mana dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman alih teknologi seperti sekarang ini perkembangan industri meningkat begitu cepat. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat persaingan yang mana dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada saat ini di Indonesia semakin meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada saat ini di Indonesia semakin meningkat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pada saat ini di Indonesia semakin meningkat seiring dengan datangnya era globalisasi. Dimana perkembangan industri ini secara langsung

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi alluminium extrusion di Jakarta. Perusahaan ini berkantor di JL. Palmerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kitab suci Al Quran sudah membahas tentang berbagai unsur kimia seperti besi, emas, tembaga dll. Disini akan membahas ayat kitab suci Al Quran tentang unsur tersebut.

Lebih terperinci

BAB lll PEMBUATAN PROFIL ALUMUNIUM

BAB lll PEMBUATAN PROFIL ALUMUNIUM BAB lll PEMBUATAN PROFIL ALUMUNIUM 3.1 PROSES PRODUKSI 3.3.1 DAPUR PELEBURAN (FURNICE) Proses dimana bahan baku akan di panaskan sampai cair dengan suhu tertentu. Bahan baku tersebut terdiri dari 60% ingot

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitian Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini penelitian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Perusahaan Bengkel Naga Mas, sesuai dengan nama perusahaan tersebut pada awalnya berdiri pada tahun 1989 yang hanya berupa bisnis perantara bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia, yakni sebagai penghasil devisa negara, penyedia

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bintang Persada Satelit merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi parabola dengan merek BP Sat dan merek QQ. PT. Bintang Persada Satelit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Desember 2016. Kegiatan penelitian ini mencakup perancangan dan pembuatan alat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas suatu produk semakin memegang peran penting, seiring dengan tingkat persaingan yang makin ketat. Tuntutan dari pelanggan semakin tinggi, mereka tidak

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03 PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUNGKU PEMANGGANG (TOASTER OVEN) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Lestari Plastik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan biji plastik menjadi kemasan plastik. Perusahaan ini diprakarsai

Lebih terperinci

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT Prima Eko Susanto 1, Hendra Suherman 1, Iqbal 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Bapak Tanib S. Cjolia. Pabrik ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami.

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Bahasa Indonesia Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Agar alat ini dapat berfungsi dengan baik, mohon baca dan simpan buku petunjuk penggunan ini dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembuatan peralatan transportasi air berupa propeller (baling-baling) dan pengolahan aluminium menjadi batang aluminium merupakan usaha pertama kali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% Pengecoran suhu cetakan 250 C Pengecoran

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan UD. Pusaka Bakti merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang pengolahan sabut kelapa. Usaha ini terletak di Desa Telaga

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL)

PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL) PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sidang Sarjana Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dapat berkembang dan bertahan. Kualitas merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dapat berkembang dan bertahan. Kualitas merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang mampu bertahan dan bersaing secara efektif adalah perusahaan yang dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki, sehingga mampu

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Jaya Logam merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan sparepart boiler. Perusahaan tersebut didirikan oleh pemiliknya yang

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI. BAJA PROFIL KANAL U PROSES CANAI PANAS (BjP Kanal U) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI. BAJA PROFIL KANAL U PROSES CANAI PANAS (BjP Kanal U) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN Halaman : 1 dari 5 NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI 1. Permohonan Sesuai Persyaratan Permohonan yang tercantum dalam Prosedur Penanganan Permohonan Sertifikasi (PrM-7.1) 2. Tipe Sertifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batangkuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan melalui

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

I. Tujuan. Dasar Teori

I. Tujuan. Dasar Teori I. Tujuan 1. Merangkai rangkaian listrik yang digunakan dalam proses pewarnaan alumunium dalam proses anodizing dengan benar. 2. Dapat menghitung konsentrasi asam sulfat yang digunakan dalam proses pewarnaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 30 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Studi Pendahuluan Identifikasi & Perumusan Masalah Pengumpulan Data M enentukan CTQ M enghitung Proporsi Kesalahan M enghitung Kapabilitas Sigma M embuat Peta Kendali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Studi Literatur Pembuatan Master Alloy Peleburan ingot AlSi 12% + Mn Pemotongan Sampel H13 Pengampelasan sampel Grit 100 s/d 1500 Sampel H13 siap

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian ini direncanakan selama tiga bulan yang dimulai dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian ini direncanakan selama tiga bulan yang dimulai dari BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama tiga bulan yang dimulai dari bulan Januari sampai dengan Maret 2016. Tempat dilaksanakannya penelitian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Sarana Panen Perkasa merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang produksi alat-alat pertanian terkhususnya perkebunan kelapa sawit.

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada semester genap kalendar akademik tahun 2010-2011 Universtias Lampung. Lokasi penelitian dilaksanakan di dua tempat berbeda yaitu

Lebih terperinci

Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Tingkat Kesulitan Berjalan Indonesia Perkotaan + Perdesaan Laki-laki + Perempuan

Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Tingkat Kesulitan Berjalan Indonesia Perkotaan + Perdesaan Laki-laki + Perempuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaum difabel daksa adalah sebutan bagi mereka yang mengalami cacat (baik bawaan maupun sejak lahir) lantaran bencana, kecelakaan dan sebagainya, sehingga menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan selama proses treatment atau perlakuan alkalisasi serat kenaf dapat dilihat pada Gambar 3.1. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) Gambar 3.1. Peratalatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak manusia mengenal teknik dan rekayasa konstruksi, struktur bangunan yang dihasilkan tidak lepas dari resiko terjadinya kecelakaan maupun bencana, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah laba yang diperoleh perusahaan makin rendah pula kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah laba yang diperoleh perusahaan makin rendah pula kinerja perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, tujuan setiap perusahaan adalah untuk mencari laba. Laba ini sering dijadikan tolak ukur dalam mengukur kinerja perusahaan. Makin tinggi laba yang didapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Perusahaan yang bergerak di bidang produksi parabola ini didirikan oleh Bapak Susanto Lim. Nama perusahaan ini adalah PT. Bintang Persada Satelit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bintang Persada Satelit adalah perusahaan yang memproduksi parabola merek BP Sat dan merek QQ. Pada awalnya pemilik perusahaan ini, bapak Susanto

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang semakin kompetitif dalam era globalisasi sekarang ini menuntut industri atau perusahaan untuk dapat menyusun strategi yang tepat agar

Lebih terperinci

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) Standar Nasional Indonesia Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia telah menyeret negara-negara lain termasuk Indonesia jatuh ke dalam jurang

BAB I PENDAHULUAN. dunia telah menyeret negara-negara lain termasuk Indonesia jatuh ke dalam jurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kondisi ekonomi dunia secara global mengalami krisis. Jatuhnya perekenomian negara Amerika Serikat sebagai penggerak utama perekonomian dunia telah menyeret

Lebih terperinci

BAB 3. Gambaran Umum Perusahaan

BAB 3. Gambaran Umum Perusahaan BAB 3 Gambaran Umum Perusahaan 3.1 Perkembangan Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tanggal 14 Januari 1983 denga nama CV. Gunung Mas Agung Offset Printing yang dimiliki perorangan, bertempat di jalan

Lebih terperinci

Gambar I-1 Proses Pembuatan Batik

Gambar I-1 Proses Pembuatan Batik Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Batik Komar merupakan salah satu contoh perusahaan yang bergerak dalam bidang industri batik di Indonesia. Batik Komar didirikan pada tahun 1998 di Bandung. Batik Komar

Lebih terperinci

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra 1. Sejarah Usaha Dagang Tiga Putra UD. Tiga Putra merupakan sebuah usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Proses karakterisasi material Bantalan Luncur dengan menggunakan metode pengujian merusak. Proses penelitian ini dapat dilihat dari diagram alir berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

. Pedoman Teknis Pengolahan Mi Sagu - 9

. Pedoman Teknis Pengolahan Mi Sagu - 9 III PROSES PEMBUATAN MI SAGU A Bahan 1 Pati Sagu Pati sagu untuk bahan baku mi sebaiknya dipilih yang berwarna putih bersih dan bebas kotoran, dengan derajat putih yang diukur menggunakan Whiteness Meter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri manufaktur di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri manufaktur di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Untuk dapat bertahan dan tumbuh, maka industri-industri tersebut harus dapat memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL. Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT?

PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL. Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT? PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT? JAWAB (J-01) : RUST COMBAT bekerja melalui khelasi (chelating) secara selektif. Yaitu proses di mana molekul sintetik yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Super Plates merupakan industri yang bergerak di bidang pembuatan baterai/aki mobil. Usaha ini didirikan pada tahun 1992 oleh Bapak Deny

Lebih terperinci

Hairdryer HP4984 HP4983 HP4982 HP4981 HP Register your product and get support at. Buku Petunjuk Pengguna

Hairdryer HP4984 HP4983 HP4982 HP4981 HP Register your product and get support at. Buku Petunjuk Pengguna Register your product and get support at www.philips.com/welcome Hairdryer HP4984 HP4983 HP4982 HP4981 HP4980 IN Buku Petunjuk Pengguna 7k j 7l i a h b c d e f g Indonesia Selamat atas pembelian Anda dan

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. bergerak di bidang usaha produksi dan perdagangan tepung dan sagu. Di dalam CV

BAB III OBYEK PENELITIAN. bergerak di bidang usaha produksi dan perdagangan tepung dan sagu. Di dalam CV BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan kegiatan perusahaan CV Tepung Hunkwe Cap Boenga merupakan perusahaan pabrikasi yang bergerak di bidang usaha produksi dan perdagangan tepung dan sagu. Di dalam

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri manufaktur dewasa ini dihadapkan pada tantangan untuk dapat bertahan di dalam situasi persaingan yang semakin tinggi, dimana salah satu tantangan yang

Lebih terperinci

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING CV. TRANSIT

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING CV. TRANSIT Sejarah Singkat CV Transit CV Transit adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang industri pembuatan sepeda. CV Transit didirikan pada tanggal 20 Juni 1995. Produk utama penjualan CV Transit ini adalah

Lebih terperinci

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

BAB 3. PENGECORAN LOGAM BAB 3. PENGECORAN LOGAM Kompetensi Sub Kompetensi : Menguasai ketrampilan pembentukan material melalui proses pengecoran : Menguasai pembentukan komponen dari aluminiun melalui pengecoran langsung DASAR

Lebih terperinci