KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik perikanan khususnya sub sektor budidaya perikanan yang akurat berupa gambaran yang jelas tentang struktur usaha rumah tangga perikanan budidaya di Indonesia. Buku Pedoman Pencacah Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan ini diharapkan dapat dengan mudah dipahami oleh petugas pencacah, sehingga petugas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan sungguh-sungguh, serta selalu mengikuti petunjuk yang telah digariskan dalam buku pedoman ini. Keberhasilan pelaksanaan Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 ini ditentukan oleh kita semua, karena itu kesungguhan para petugas yang terlibat sangat diharapkan. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik DR. Soedarti Surbakti NIP

2

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..... i iii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Tujuan Ruang Lingkup dan Cakupan Petugas Jenis Dokumen Metodologi Pencacahan Jadwal Kegiatan... 4 II. ORGANISASI LAPANGAN Petugas Pemeriksa (PMS) Petugas Pencacah (PCS) Hubungan antara Pencacah (PCS) dan Pemeriksa(PMS)... 6 III. TATACARA PELAKSANAAN PENCACAHAN Tahapan Pelaksanaan Pencacahan Tata Cara wawancara Tata Tertib Pengisian Daftar Petunjuk Pengisian Daftar SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah iii

4 IV. PENCACAHAN RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN. (DAFTAR SBI04-S) Tujuan dan Kegunaan Keterangan yang Dikumpulkan Cara Pengisian Daftar SBI04-S Blok I. Pengenalan Tempat Blok II. Keterangan Petugas Blok III. Keterangan Anggota Rumah Tangga Blok IV. Penguasaan dan Penggunaan Lahan/Perairan Pada Saat Pencacahan Blok V.Banyaknya Peralatan Yang Digunakan Pada Usaha Budidaya Perikanan Terpilih Blok VI. Produksi dan Sarana Produksi Usaha Budidaya Perikanan Terpilih Blok VII. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Blok VIII. Keterangan Usaha Budidaya Perikanan Terpilih Blok IX. Catatan V. PENUTUP Lampiran 1. Daftar SBI04-KODE Lampiran 2. Contoh Isian Daftar SBI04-S iv SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional, mengingat sektor pertanian terbukti masih dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional walaupun krisis ekonomi menerpa. Hal ini dikarenakan terbukanya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan tingginya sumbangan devisa yang dihasilkan. Selain itu dapat dilihat peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2003 sekitar 15,8% dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian menurut hasil Sakernas 2003 sekitar 46,3%. Sub sektor perikanan khususnya perikanan budidaya termasuk salah satu sub sektor yang tidak terlalu terpengaruh oleh krisis ekonomi, bahkan menghasilkan devisa yang cukup besar dari ekspor hasil budidaya tambak, akibat tingginya nilai tukar dolar terhadap Rupiah. Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 (SBI04) merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan Sensus Pertanian 2003 Lanjutan, survei ini dimaksudkan untuk dapat melihat lebih rinci struktur usaha budidaya perikanan. Diharapkan dari kegiatan ini akan menghasilkan data yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi hasil pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah di bidang perikanan, maupun untuk perencanaan pembangunan tahap berikutnya. 1.2 Landasan Hukum Pelaksanaan SBI04 dilandasi oleh : a. Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik. b. Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. c. Keputusan presiden No.3 Tahun 2002 Jo Keputusan presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi Lembaga Pemerintah Non Departemen. SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 1

6 1.3 Tujuan Tujuan utama dari SBI04 : a. Mendapatkan data statistik perikanan khususnya sub sektor budidaya perikanan yang akurat, berupa gambaran yang jelas tentang struktur usaha rumah tangga perikanan budidaya di Indonesia. b. Memperoleh berbagai informasi lain, misalnya jenis pelayanan yang pernah diterima rumah tangga budidaya perikanan, distribusi penguasaan dan penggunaan lahan/perairan, banyaknya sarana usaha, jenis produksi, pengeluaran sarana produksi, dan sebagainya. Mengingat data yang harus dikumpulkan melalui Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan sangat banyak dan beragam, maka pelaksanaan harus dilakukan secara teliti dan berhati-hati. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari pelaksanaan survei ini akan berhasil guna dan berdaya guna baik dari segi waktu, tenaga maupun biaya. 1.4 Ruang Lingkup dan Cakupan SBI04 akan dilaksanakan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia, meliputi rumah tangga usaha budidaya perikanan secara sampel di Blok sensus terpilih. Kerangka sampel yang digunakan berasal dari daftar Blok sensus di dalam KCI-TAN yang mencakup 20% dari seluruh Blok sensus kerangka induk ST03, kerangka tersebut dilengkapi dengan jumlah rumah tangga budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, tambak air payau, laut dan perairan umum hasil olah-cepat ST03-LKOC tahun 2003 yang lalu. 1.5 Petugas Petugas lapangan yang terlibat dalam Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 adalah: a. Pencacah (PCS), yaitu Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) atau Mitra yang sudah pernah mengikuti kegiatan listing ST03. b. Pemeriksa (PMS), yaitu staf BPS Kabupaten/Kota dan staf BPS Propinsi. 2 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

7 1.6 Jenis Dokumen Jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu: a. Daftar SBI04-DSRT adalah daftar sampel rumah tangga usaha budidaya perikanan dalam satu Blok sensus, baik sampel utama maupun sampel pengganti. b. Daftar SBI04-S adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh keterangan tentang kegiatan rumah tangga usaha budidaya perikanan terpilih. c. Daftar SBI04-KODE adalah daftar yang memuat nama ikan/biota lain menurut jenis. d. ST03-SWB Salinan Peta Blok Sensus terpilih yang digunakan sebagai petunjuk lokasi bagi petugas pencacah ke lapangan. e. Buku Pedoman Pencacah Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan Buku ini memuat aturan/tata cara pencacahan rumah tangga usaha budidaya perikanan terpilih, konsep definisi dan tata cara pengisian Daftar SBI04-S. f. Buku Pedoman Pemeriksa Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan Buku ini berisi penjelasan tentang tata cara pemeriksaan Daftar SBI04-S. 1.7 Metodologi Pencacahan Kerangka sampel yang digunakan untuk Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan adalah daftar blok sensus yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, tambak air payau, laut dan perairan umum hasil olah cepat ST03-LKOC. Sebelum digunakan untuk penarikan sampel, blok-blok sensus dalam KCI-TAN distratifikasi perkotaan-konsentrat, perkotaan-non konsentrat, dan pedesaan. Rancangan penarikan sampel yang digunakan adalah : a. Alokasi sampel rumah tangga usaha budidaya perikanan menurut kabupaten/kota. Khusus untuk kota, target sampel masing-masing sebesar 50 usaha budidaya perikanan. b. Alokasi sampel blok sensus menurut strata. c. Prosedur penarikan sampel SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 3

8 Rancangan penarikan yang direncanakan adalah rancangan penarikan sampel twostage pps stratified sampling design dengan prosedur penarikan sampel sebagai berikut : Tahap pertama, memilih sejumlah blok sensus secara pps dengan size jumlah usaha budidaya perikanan. Penarikan sampel blok sensus per strata dilakukan secara independen. Hasil pemilihan sampel blok sensus dicatat pada Daftar SBI04-DSBS. Tahap kedua, memilih sejumlah usaha budidaya perikanan pada setiap blok sensus terpilih secara sistematik linier. Sebelum pemilihan sampel, unit-unit sampel diurutkan menurut jenis usaha budidaya perikanan. Media yang digunakan untuk tahap kedua adalah daftar ST03-LKOC dan ST03-L1 untuk blok-blok sensus sampel. Hasil pemilihan sampel usaha budidaya perikanan dicatat dalam Daftar SBI04-DSRT. 1.8 Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 adalah sebagai berikut:: KEGIATAN WAKTU 1. Penyusunan buku pedoman dan kuesioner 5 Jan 31 Mar Pembahasan pedoman & kuesioner Apr Workshop Intama April Pencetakan dan pengiriman dokumen 19 Apr 10 Mei Rekrutmen Innas Apr Rekrutmen petugas lapangan Apr Penyalinan sampel rumahtangga terpilih SBI Mei Pelatihan Innas Mei Pelatihan petugas lapangan Mei Pelaksanaan lapangan 1 30 Juni Pemeriksaan 4 Jun 3 Jul Pengiriman dokumen ke BPS 15 Jun - 15 Jul Pengolahan Juli Tabulasi dan penyusunan laporan 25 5 Agst SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

9 BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN 2.1. Petugas Pemeriksa (PMS) Pemeriksa mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Mengikuti pelatihan petugas SBI04. b. Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan petugas PCS yang menjadi tanggung jawabnya. c. Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. d. Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah dan apabila perlu melaporkan kepada BPS kabupaten/kota untuk penyelesaiannya. e. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen hasil pencacahan dari petugas pencacah. f. Memeriksa hasil pencacahan yang dilakukan petugas pencacah. g. Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS kabupaten/kota. h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan. SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 5

10 2.2. Petugas Pencacahan (PCS) Petugas pencacah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Mengikuti pelatihan petugas SBI04. b. Melakukan pencacahan SBI04 sesuai beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya. c. Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian hasil pencacahan. d. Menyerahkan daftar yang telah diisi kepada PMS secara bertahap tanpa menunggu selesainya seluruh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya. e. Membetulkan isian daftar yang dinyatakan salah, oleh PMS. f. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan Hubungan antara Pencacah (PCS) dan Pemeriksa (PMS) a. Pemeriksa harus membantu, memeriksa dan memberi bimbingan kepada pencacah. b. Pencacah dan Pemeriksa bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang dijumpai selama melaksanakan pencacahan. Apabila tidak dapat memecahkan permasalahan, harus segera melaporkan kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota. Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SBI04 harus membawa Surat Tugas 6 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

11 BAB 3 TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN 3.1 Tahap Pelaksanaan Pencacahan a. Penyiapan Dokumen Dokumen yang harus disiapkan sebelum pencacahan ke lapangan meliputi ST03-SWB, Daftar SBI04-DSRT, Daftar SBI04-S dan Daftar SBI04-KODE. b. Pengenalan wilayah kerja Sebelum melakukan pencacahan, PCS harus mengenali wilayah kerjanya secara cermat dengan menggunakan ST03-SWB. c. Pencacahan Pencacahan rumah tangga usaha budidaya perikanan didasarkan pada Daftar SBI04-DSRT. Penggantian sampel utama dilakukan apabila terjadi kondisi sebagai berikut : 1). Rumah tangga pindah ke luar Blok sensus. 2). Rumah tangga tidak dapat ditemukan. 3). Rumah tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan. Rumah tangga sampel pengganti telah disediakan pada SBI04-DSRT Blok V. Penggantian sampel dilakukan dengan mengambil nomor urut sampel pengganti yang sama dengan sampel utama yang diganti. d. Penyerahan Hasil Pencacahan Setelah pencacahan rumah tangga sampel dalam 1 Blok sensus selesai, daftar SBI04-DSRT dan hasil pencacahan segera diserahkan kepada PMS. Jangan menunggu seluruh Blok sensus selesai. SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 7

12 3.2 Tata Cara Wawancara Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga harus mengikuti konsep dan norma yang terdapat dalam buku ini. Untuk mendapat hasil yang terbaik perhatikan tata cara berwawancara berikut: a. Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden yang diwawancarai sedang berada di rumah. Jangan mengadakan wawancara jika ada kesibukan dalam rumah tangga tersebut, misalnya pesta dan upacara. b. Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani saudara berwawancara dengan responden kecuali pemeriksa atau pimpinan BPS setempat. c. Sebelum saudara memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, saudara harus meminta izin dengan cara mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku. d. Mulailah dengan mengenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan saudara. Bila perlu tunjukkan surat tugas atau tanda pengenal saudara. e. Sebelum mulai mengajukan pertanyaan, jelaskan pentingnya kegiatan survei yang dilakukan dan yakinkan mereka bahwa keterangan yang diberikan akan dirahasiakan sesuai dengan UU No. 16 Th.1997 tentang Statistik. f. Tegaskan bahwa keterangan yang diminta dari responden hanya akan digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan, dan tidak ada sangkut pautnya dengan penyidikan atau pajak. g. Tunjukan sikap ramah dan sopan kepada responden. h. Komunikasi dengan reponden perlu diperhatikan agar ia tidak merasa segan untuk memberi jawaban yang tepat dan benar. Bila responden tidak dapat berbahasa Indonesia, gunakan bahasa yang dikuasai oleh responden, sepanjang tidak mengubah arti pertanyaan. i. Dalam melakukan pencacahan, saudara akan menemui berbagai sikap responden, sebagian di antaranya terus terang (jujur) dan senang membantu, beberapa responden ragu-ragu dan tidak tegas, sebagian kecil mungkin curiga. j. Gunakan kecakapan, kesabaran dan keramahan saudara agar wawancara berhasil. k. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari survei, kembalikanlah pembicaraan secara bijaksana ke arah kuesioner yang diisi. 8 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacahan

13 l. Kadang-kadang ditemui reponden yang menolak untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang saudara ajukan. Jika responden tetap menolak, laporkan kepada petugas pemeriksa (PMS). m. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan dan jangan kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan. n. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu mereka dan jawablah pertanyaan mereka dengan tepat dan jelas. o. Setelah selesai melakukan pencacahan jangan lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden bahwa mungkin akan datang lagi jika ada keterangan yang masih diperlukan, dan lanjutkan kunjungan ke responden berikutnya.. p. Lakukan kunjungan ulang jika diperlukan. Hal ini mungkin terjadi jika pada kunjungan pertama saudara tidak berhasil memperoleh semua keterangan yang diperlukan, atau mungkin atas permintaan pemeriksa/atasannya. 3.3 Tata Tertib Pengisian Daftar a. Semua isian pada daftar harus ditulis dengan pensil yang disediakan. Tinta dan pensil berwarna tidak boleh digunakan. b. Semua jawaban yang ditulis, harus menggunakan HURUF CETAK agar mudah dibaca, serta tidak boleh disingkat kecuali singkatan yang sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka Romawi). c. Definisi dan tata cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dikuasai, dipegang teguh, dan tidak boleh diubah. d. Isikan keterangan responden Blok demi Blok mengikuti alur pertanyaan. e. Telitilah daftar yang telah diisi sebelum meninggalkan rumah responden. Khusus penjumlahan dan perbaikan tulisan sebaiknya dilakukan diluar wawancara, agar menghemat waktu. f. Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain yang tidak berkepentingan. g. Jagalah daftar baik-baik agar tidak kotor, basah, rusak, terlipat, atau hilang. SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 9

14 h. Cara pengisian Daftar SBI04-S, adalah sebagai berikut: 1). Menuliskan jawaban di tempat yang disediakan. 2). Menuliskan jawaban di kotak yang disediakan. 3). Menuliskan jawaban di tempat yang disediakan dan menuliskan kodenya di kotak jawaban. 4). Mencoret yang tidak sesuai. 5). Melingkari salah satu kode yang sesuai, kemudian menuliskannya di kotak jawaban. 6). Menuliskan kode 1 atau kode 2 di tempat yang disediakan. 7). Penulisan angka dalam kotak tidak boleh melewati kotak. 3.4 Petunjuk Pengisian Daftar Pencacahan SBI04 dapat segera dilaksanakan setelah pelatihan petugas, dengan catatan pencacahan paling cepat dimulai tanggal 1 Juni Pencacahan SBI04 dilakukan dengan menggunakan Daftar SBI04-S. Satu set Daftar SBI04-S untuk satu rumah tangga pertanian terpilih. Sebelum memulai pengisian Daftar SBI04-S perlu diketahui tata cara pengisian yang harus dilakukan, yaitu : a. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan. Dalam menuliskan kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah dibaca. Contoh : Salah Benar a) Blok I Rinc. 1 Propinsi : Propinsi : b) Blok III Kol. 2 Nama anggota rumah tangga Nama anggota rumah tangga b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan memberikan lingkaran yang meragukan, jika salah harus 10 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacahan

15 dibetulkan dengan cara menghapus lingkaran. Contoh : Blok VIII.A Rinc. 2. Alasan utama berusaha sebagai petani budidaya perikanan : Salah Benar Lebih menguntungkan -1 Lebih menguntungkan -1 Warisan -2 Warisan -2 Menerima paket bantuan/kredit -3 3 Menerima paket bantuan/kredit -3 3 Menerima penyuluhan -4 Menerima penyuluhan -4 Lainnya (...) -5 Lainnya (...) -5 c. Melingkari kode kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian menjumlahkan kode kode tersebut dan menuliskan ke kotak yang disediakan. Hal ini berlaku untuk pertanyaanpertanyaan yang mempunyai jawaban lebih dari satu. Untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ini, kode jawabannya tidak berurutan, misalnya : 1, 2, 4, 8, 16. Lingkari kode kode yang sesuai dengan jawaban responden. Jumlahkan kode kode yang dilingkari dan tuliskan jumlahnya pada kotak yang disediakan. Contoh : Blok VIII.A Rinc. 6. Jenis pelayanan yang pernah diterima dari koperasi selama setahun yang lalu Salah Benar Pengadaan sarana produksi perikanan - 1 Pengadaan sarana produksi perikanan - 1 (Saprokan) (Saprokan) Pemasaran hasil Pemasaran hasil - 2 Pengolahan hasil - 4 Pengolahan hasil - 4 Pinjaman uang - 8 Pinjaman uang - 8 Lainnya (..) - 16 Lainnya (..) - 16 Tidak/belum pernah - 00 Tidak/belum pernah Jumlah kode 1+ 4 = 5, sehingga diisikan pada kotak adalah 05. d. Menuliskan angka-angka pada kotak yang disediakan. Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan, seperti dalam contoh di bawah ini SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 11

16 Contoh : Salah Benar Blok IV.A Rinc. 1, 2 dan 3 : 1. Milik sendiri 2500 m² 1. Lahan yang dimiliki 2500 m² Berasal dari pihak lain 500 m² 2. Berasal dari pihak lain 500 m² Berada di pihak lain 1000 m² 3. Berada di pihak lain 1000 m² Lahan yang dikuasai ( ) 2000 m² 4. Lahan yang dikuasai ( ) 2000 m² e. Jika ada rincian yang tidak ada jawabannya, maka isikan tanda - pada kotak yang disediakan. Contoh : Salah Benar Blok IV.A Rinc. 1, 2 dan 3 : 1. Milik sendiri m² 1. Lahan yang dimiliki m² f. Penulisan satuan adalah sebagai berikut : Penulisan angka harus disesuaikan dengan satuan pada masing-masing Blok dan rincian. Oleh karena itu sebelum menuliskan kedalam kuesioner harus diperhatikan dengan teliti satuan yang digunakan. g. Semua isian dalam Daftar SBI04-S adalah dalam bilangan bulat (dibulatkan) dan ditulis dengan pinsil hitam, untuk memudahkan pengisian daftar diberikan beberapa contoh cara pembulatan sebagai berikut : 1) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya kurang dari setengah dibulatkan ke bawah. Contoh : 14,490 dibulatkan 14 13,495 dibulatkan SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacahan

17 17,498 dibulatkan 17 2) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya lebih dari setengah dibulatkan ke atas. Contoh : 12,51 dibulatkan 13 27,515 dibulatkan 28 8,534 dibulatkan 9 3) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah didepannya bilangan genap, maka pembulatannya ke bawah. Contoh : 12,50 dibulatkan 12 14,500 dibulatkan 14 18,5 dibulatkan 18 4) Semua bilangan dibelakang koma yang sama nilainya sama dengan setengah dan didepannya bilangan ganjil, maka pembulatannya ke atas. Contoh : 13,5 dibulatkan 14 15,50 dibulatkan 16 19,500 dibulatkan 20 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 13

18 14 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

19 BAB 4 PENCACAHAN RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN (DAFTAR SBI04-S) 4.1 Tujuan dan Kegunaan Daftar SBI04-S ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan lebih rinci mengenai rumah tangga usaha budidaya perikanan yang terpilih sesuai dengan Daftar SBI04-DSRT. Keterangan yang dicakup meliputi keterangan anggota rumah tangga, penguasaan dan penggunaan lahan usaha budidaya, lokasi lahan, banyaknya peralatan, produksi, sarana produksi dan keterangan usaha. Satu Daftar SBI04-S digunakan untuk mendaftar satu rumah tangga usaha budidaya perikanan terpilih. 4.2 Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dengan Daftar SBI04-S ini meliputi 9 Blok, yaitu: Blok I : Pengenalan Tempat Blok II : Keterangan Petugas Blok III : Keterangan Anggota Rumah Tangga Blok IV : Penguasaan dan Penggunaan Lahan/Perairan pada saat Pencacahan A. Penguasaan Lahan B. Penggunaan Lahan yang Dikuasai 1. Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya perikanan 2. Lahan yang digunakan untuk usaha pertanian lain 3. Lahan bukan untuk pertanian C. Luas Lahan Budidaya Perikanan Menurut Lokasi D. Luas Wadah Budidaya di Perairan Blok V : Banyaknya Peralatan Yang Digunakan Pada Usaha Budidaya Perikanan Terpilih Blok VI : Produksi dan Sarana Produksi Usaha Budidaya Perikanan Terpilih SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 15

20 A. Produksi Selama Setahun Yang Lalu B. Sarana Produksi Selama Setahun Yang Lalu Blok VII : Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran A. Penerimaan B. Pengeluaran C. Pendapatan dari Usaha Budidaya Blok VIII : Keterangan Usaha Budidaya Perikanan Terpilih A. Umum B. Pasca Panen Blok IX : Catatan 4.3 Cara Pengisian Daftar SBI04-S Isikan terlebih dahulu jenis budidaya terpilih dan kode pada ujung kanan atas Blok I sesuai dengan jenis usaha yang tertera di Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (6) s.d kolom (9) BLOK I. PENGENALAN TEMPAT Rincian 1 sampai dengan 13 disalin dari Daftar SBI04-DSRT. Rincian 1 s.d. 7 : Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/ Kelurahan, Klasifikasi Desa/ Kelurahan, Nomor Blok Sensus, dan Nomor Kode Sampel Salin rincian 1 s.d. 7 dari Daftar SBI04-DSRT Blok I Rincian 1 s.d. 7. Rincian 8 : Nomor Segmen Salin nomor segmen dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (2) pada kotak yang disediakan. Rincian 9 : Nomor Urut Bangunan Fisik Salin nomor urut bangunan fisik dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (3). Rincian 10 : Nomor Urut Bangunan Sensus Salin nomor urut bangunan sensus dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (4). Rincian 11 : Nomor Urut Sampel 16 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

21 Salin nomor urut sampel dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (1). Rincian 12 : Nomor Urut Rumah Tangga Salin nomor urut rumah tangga terpilih dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (5) pada kotak yang disediakan. Rincian 13 : Nama Kepala Rumah Tangga. Salin nama kepala rumah tangga terpilih dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (10). Rincian 14 : Jenis Sampel Lingkari kode 1 jika rumah tangga yang dicacah adalah sampel utama (1) dan lingkari kode 2 jika rumah tangga yang dicacah adalah sampel pengganti. Rincian 15 : Kode Alasan Penggantian Sampel Isikan salah satu kode alasan penggantian sampel yang terjadi di lapangan (hanya terisi jika rincian 14 berkode 2). BLOK II. KETERANGAN PETUGAS Blok ini terdiri dari 3 rincian yaitu nama petugas, tanggal pelaksanaan, dan tanda tangan petugas. Rincian 1 s.d. 3 : Tuliskan nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan di kolom (2). BLOK III : KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Tujuan Blok ini adalah untuk mencatat keterangan-keterangan anggota rumah tangga pada saat pencacahan seperti jumlah anggota rumah tangga, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, ijasah/sttb tertinggi yang dimiliki dan kegiatan usaha anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas. Kolom (1) : Nomor urut. Nomor urut sudah disediakan dari 1 s.d. 15. Jika anggota rumah tangga lebih dari 15 orang maka tambahkanlah dengan lembaran Blok III, dengan nomor urut pertama diubah menjadi 16, 17 dan seterusnya. Kolom (2) : Nama anggota rumah tangga SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 17

22 Untuk mendapatkan data ini tanyakan lebih dahulu siapa kepala rumah tangga, kemudian isikanlah nama semua anggota rumah tangga, istri/suami, anak dan lainnya. Setelah semua selesai dicatat, bacakan satu persatu kemudian tanyakan, apakah ada nama yang terlewat seperti bayi, anggota rumah tangga yang sementara bepergian? Jika ada, tambahkan pada daftar nama anggota rumah tangga. Ditekankan bahwa wawancara dimulai dengan mengisi kolom (2) secara lengkap terlebih dahulu dan setelah yakin lengkap, baru mengisi kolom (3) dan seterusnya. Jika nama kepala rumah tangga yang ada di Blok I dan Blok III berbeda, maka harus dijelaskan di blok IX (Catatan). Obyek survei usaha budidaya perikanan adalah rumah tangga biasa. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Kepala rumah tangga adalah salah seorang dari kelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut. Anggota rumah tangga adalah semua orang yang tergabung dalam satu kesatuan rumah tangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Tamu yang telah tinggal di rumah tangga 6 bulan atau lebih dan tamu yang telah tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertempat tinggal 6 bulan atau lebih, dianggap sebagai anggota rumah tangga. Pembantu rumah tangga/sopir yang tinggal dan makan di rumah majikannya, dianggap sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya jika pembantu rumah tangga/sopir yang hanya tinggal atau makan di rumah majikannya, ia dianggap sebagai anggota dimana ia bertempat tinggal. Kolom (3) : Hubungan dengan kepala rumah tangga Isikan kode hubungan anggota rumah tangga yang namanya tercantum pada kolom (2) dengan kepala rumah tangga. Isiannya adalah salah satu kode 1 s.d SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

23 Hubungan dengan kepala rumah tangga 1. Kepala rumah tangga. 2. Istri/Suami dari kepala rumah tangga. 3. Anak, adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat oleh kepala rumah tangga. 4. Menantu, adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 5. Cucu, adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 6. Orang tua/mertua, adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/suami kepala rumah tangga. 7. Famili lain, adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan istri/suami kepala rumah tangga misalnya: adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek, dan sebagainya. 8. Pembantu rumah tangga, adalah seseorang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang. 9. Lainnya, adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau istri/suami kepala rumah tangga, seperti: tamu, teman, orang yang mondok dengan makan (indekost) dan sebagainya. Kolom (4) : Jenis kelamin. Isikan kode jenis kelamin dari tiap-tiap anggota rumah tangga. Isiannya salah satu kode 1 atau 2. Kolom (5) : U m u r Isikan umur masing-masing anggota rumah tangga. Umur dihitung sampai dengan ulang tahun terakhir. Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi. Penjelasan: a) Jika umurnya 7 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 7 tahun. b) Jika umurnya kurang dari satu tahun, umurnya dicatat 0 tahun. Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakanlah mendapatkan keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan pada kejadian-kejadian penting baik yang bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat, sehingga paling tidak umurnya dapat diperkirakan lebih tepat. Peristiwa-peristiwa penting antara lain: SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 19

24 Pendaratan Jepang (1942). Proklamasi Kemerdekaan RI (1945). Pemilu I (1955). Pemberontakan G.30 S/PKI (1965). Karena untuk umur disediakan dua kotak, maka untuk umur yang kurang dari 10 tahun agar ditambahkan 0 di depan dan untuk umur 98 tahun atau lebih diisikan 98. Contoh : 7 tahun 0 7, 0 tahun 0 0, 103 tahun 9 8 Seseorang yang tidak mengetahui umurnya dengan pasti, tetapi memperkirakan umurnya sekitar 50 tahun, maka untuk memperkirakan umurnya dengan tepat dapat dibantu dengan suatu peristiwa yang terjadi sekitar 50 tahun yang lalu. Misalnya, Pemilihan Umum Pertama di Indonesia pada tahun 1955, maka tanyakan umur orang tersebut ketika peristiwa itu. Jika umurnya sekitar 1 tahun, sedang pencacahan dilakukan pada tahun 2004, maka umur yang lebih tepat sekarang adalah ( ) = 50 tahun. Kolom (6) : Ijasah/STTB tertinggi yang dimiliki. Isikan kode Ijasah/STTB tertinggi yang dimiliki. Isiannya salah satu kode 1 s.d. 7. Ijasah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) adalah surat keterangan yang diperoleh setelah seseorang menyelesaikan jenjang pendidikan formal tertentu dan lulus ujian akhir. Sekolah, adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Tamat sekolah, adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan surat tanda tamat belajar/ijasah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi telah lulus ujian akhir, dianggap tamat sekolah. Belum/tidak mempunyai, adalah tidak atau belum pernah sekolah, yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, termasuk yang tamat taman kanak-kanak dan tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar, sehingga tidak/belum mempunyai ijasah. Sekolah Dasar/Setara, adalah tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Dasar, Sekolah 20 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

25 Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A1 s/d A100 atau Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/Setara, adalah tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Menengah Tingkat Pertama Umum misalnya: SLTP, SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Menengah Tingkat Pertama Kejuruan misalnya: SKKP/SKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB, Kursus Pegawai Administrasi (KPA), Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama. Sekolah Menengah Umum/Setara, adalah tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Menengah Tingkat Umum, misalnya: SMU, SLTA, SMA, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah dan sebagainya, atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan, misalnya: SPMA/SPP, SMKK/SKKA, SMEA, STM, SPG, KPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA. D1/D2, adalah mempunyai ijasah program D1/D2 seperti: Program Diploma I dan II PGSLP, D1 Sekretaris, D1 Komputer. Akademi/D3, adalah tamat Akademi/D3 dan mempunyai ijasah atau yang telah mendapatkan gelar Sarjana Muda pada suatu Fakultas. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di Tingkat 4 atau 5 tetap dimasukkan tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas. Universitas/D4, adalah tamat dan mempunyai ijasah program pendidikan sarjana, pasca sarjana, doktor, diploma IV, akta IV atau V, spesialis I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 21

26 Kolom (7), (8), (9) dan (10) hanya ditanyakan kepada anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas pada saat pencacahan Kolom (7) : Apakah melakukan usaha budidaya perikanan Tanyakan apakah anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun atau lebih, melakukan usaha budidaya perikanan. Apabila Ya isikan kode 1 dan bila Tidak isikan kode 2. Usaha Budidaya perikanan, adalah kegiatan pemeliharaan (budidaya) ikan/biota lain dengan menggunakan kolam, sawah, tambak, laut atau perairan umum sebagai sarana usaha pemeliharaan, dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko. Kolom (8) : Jika kolom (7) berkode 1, jenis budidaya utama yang diusahakan Apabila melakukan usaha budidaya perikanan, [kolom (7) berkode 1] maka tanyakan jenis budidaya utama yang diusahakan. Budidaya utama adalah budidaya perikanan yang menghasilkan nilai produksi terbesar. Jika ada dua atau lebih usaha budidaya memiliki nilai produksi yang sama, pilih kuantitas produksi yang terbesar. Jika kuantitas produksinya sama besar, maka pilih salah satu. Kode Jenis Budidaya: Kolam air tawar - 1 Laut - 4 Sawah - 2 Perairan umum - 5 Tambak air payau - 3 Kolom (9) : Apakah sebagai buruh budidaya perikanan Apabila Ya isikan kode 1 dan bila Tidak isikan kode 2. Buruh Budidaya, adalah orang yang bekerja pada kegiatan pemeliharaan (budidaya) ikan/biota air lainnya dengan menggunakan kolam, sawah, dan sebagainya sebagai sarana pemeliharaan, dengan mendapatkan upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Kolom (10) : Jika kolom (9) berkode 1, jenis budidaya utama Apabila sebagai buruh budidaya perikanan, [kolom (9) berkode 1] maka tanyakan buruh pada jenis budidaya perikanan apa. 22 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

27 Contoh : a. Suatu rumah tangga terdiri dari bapak (Surono), ibu (Mulyani) dan anak-anaknya serta seorang menantu (Yanto). Anak yang sudah kawin tinggal di rumah tangga ini dan makan masih ditanggung orang tua (satu dapur). Surono mengusahakan kolam milik sendiri, Joko (anaknya) mengusahakan tambak udang dan menanggung resiko. Bila rumah tangga tersebut tinggal dalam Blok sensus terpilih kolam air tawar maka di rumah tangga tersebut: - ada satu orang melakukan usaha budidaya di kolam air tawar [kolom (7) berkode 1, kolom (8) berkode 1, kolom (9) berkode 2 pada baris Surono] dan - ada satu orang usaha budidaya di tambak air payau [kolom (7) berkode 1 dan kolom (8) berkode 3, kolom (9) berkode 2 pada baris Joko], karena masing-masing berusaha sendiri. b. Dari contoh a, bila Joko bekerja sebagai buruh di budidaya air payau, maka di rumah tangga tersebut: - ada satu orang usaha budidaya di kolam air tawar [kolom (7) berkode 1 dan kolom (8) berkode 1, kolom (9) berkode 2 pada baris Surono] dan - satu buruh budidaya di tambak air payau [kolom (7) berkode 2, kolom (9) berkode 1 dan kolom (10) berkode 3 pada baris Joko]. c. Dari contoh a, bila tambak udang tersebut juga merupakan usaha Surono, dan Joko hanya membantu usaha tersebut maka di rumah tangga tersebut - ada satu orang usaha tambak air payau dan kolam air tawar [kolom (7) berkode 1 dan kolom (8) berkode 1 atau 3 (jika budidaya di kolam air tawar adalah yang utama maka berkode 1, jika budidaya di tambak air payau adalah yang utama maka berkode 3), kolom (9) berkode 2, pada baris Surono] dan - ada satu buruh tambak air payau dan kolam air tawar [kolom (7) berkode 2, kolom (9) berkode 1 dan kolom (10) berkode 1 atau 3(pilih yang utama) pada baris Joko]. SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 23

28 BLOK IV. PENGUASAAN DAN PENGGUNAAN LAHAN/PERAIRAN PADA SAAT PENCACAHAN Tujuan Blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan tentang status penguasaan lahan/perairan, penggunaan lahan/perairan per jenis usaha, pengunaan lahan untuk pertanian atau bukan pertanian dan luas menurut lokasi pada saat pencacahan. A. Penguasaan Lahan Luas dituliskan dalam m 2 bilangan bulat. Untuk pengisian luas disediakan enam kotak isian. Jika responden hanya dapat menjawab dalam satuan setempat maka petugas harus mengkonversikan ke dalam m 2 sesuai dengan konversi yang berlaku di daerah setempat. Pembulatan hanya boleh dilakukan setelah dikonversikan ke satuan standar. Contoh : 1. Luas lahan kolam milik Pak Tejo sebesar 62,5 bata dan luas lahan lainnya milik Pak Tejo sebesar 5 bata. Maka jumlah luas lahan milik Pak Tejo adalah : 945 m 2 Dimana 1 bata = 14 m 2 (62,5 + 5 ) X 14 m 2 = 945 m 2 2. Luas lahan pak Amir dari pihak lain sebesar 25 rante, 1 rante = 400 m 2, maka luas lahan Pak Amir dari pihak lain adalah 25 X 400 = m 2 Rincian 1 : Milik Sendiri Tanyakan luas lahan yang dimiliki dan isikan pada kotak yang disediakan di kolom (2). Luas lahan yang dimiliki adalah lahan yang berdasarkan status hukum atau oleh masyarakat setempat diakui sebagai milik dari salah satu anggota rumah tangga. Lahan milik sendiri tersebut dapat berasal dari pembelian, warisan atau pemberian dari pihak lain yang menjadi milik sendiri. Lahan yang dimiliki meliputi: a. Lahan yang dibeli baik kontan maupun angsuran b. Lahan warisan c. Lahan yang diperoleh secara hibah d. Lahan yang dimiliki berdasarkan: land reform, permohonan biasa, pembagian lahan transmigrasi, pembagian lahan dari pembabatan hutan, hukum adat, penyerahan dari program perkebunan Inti rakyat (PIR). 24 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

29 Rincian 2 : Berasal dari Pihak Lain Tanyakan luas lahan yang berasal dari pihak lain dan isikan pada kotak yang disediakan di kolom (2). Luas lahan yang berasal dari pihak lain, adalah lahan yang diperoleh anggota rumah tangga dari pihak lain, baik yang disewa, digarap oleh rumah tangga dengan status bagi hasil, bebas sewa, bengkok dan sebagainya. Lahan yang berasal dari pihak lain meliputi: a. Lahan sewa b. Lahan bagi hasil c. Lahan gadai d. Lahan bengkok/pelungguh e. Lahan bebas sewa, serobotan dan lahan garapan. Lahan Sewa adalah lahan yang berasal dari pihak lain dengan membayar sewa yang besarnya sudah ditetapkan lebih dahulu, tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Dalam sewa menyewa pemilik lahan tidak ikut menanggung ongkosongkos produksi maupun resiko dari penggarapan lahannya. Lahan bagi hasil (Sakap) adalah lahan sewa yang dibayar dengan hasil panen. Besarnya bagian panen yang diserahkan kepada pemilik lahan sudah ditentukan terlebih dahulu seperti sepertiga atau separuh dari hasil panen. Istilah-istilah yang dipakai di beberapa daerah antara lain: maro, meniga, martilu, toyo, nengah, jejuron, kujang, dan mampatigoi. Lahan gadai adalah lahan yang berasal dari pihak lain sebagai jaminan uang pihak yang menggadaikan lahan. Lahan tersebut dikuasai oleh orang yang memberi pinjaman uang sampai pemilik lahan membayar kembali hutangnya. Lahan bengkok/pelungguh adalah lahan milik desa/kelurahan yang dikuasakan kepada pamong desa atau bekas pamong desa sebagai gaji atau pensiun. Lahan bebas sewa adalah lahan yang didapatkan dengan tanpa membeli atau membayar sewa, dan bukan merupakan lahan milik, tetapi hanya diijinkan memakai dengan bebas sewa. Contoh : Pak Budi menyewa lahan seluas 0,5 Hektar dari Pak Agus untuk usaha kolam air deras, setiap tahun harus membayar sewa sebesar Rp ,- jika Pak Budi terpllih sampel, maka Pak Budi menguasai lahan dari pihak lain (sewa) seluas 5000 m². SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 25

30 Rincian 3 : Berada di Pihak Lain Tanyakan luas lahan yang berada di pihak lain dan isikan pada kotak yang disediakan di kolom (2). Luas lahan yang berada di pihak lain, adalah lahan yang dimiliki rumah tangga atau diperoleh dari pihak lain, tetapi pada saat pecacahan dibagi hasilkan atau diserahkan dengan bebas sewa kepada pihak lain. Lahan yang berada dipihak lain meliputi: a. Lahan yang disewakan/digadaikan. b. Lahan yang dibagihasilkan c. Lainnya. Contoh : Pak Tono menyakap lahan Pak Dedi, seluas m² untuk ditanami padi, pada waktu panen harus menyerahkan 50% dari hasil produksi (maro). Jika hasil panen 4 Ton, maka Pak Tono harus menyerahkan gabah/padi sebesar 1/2 X 4 Ton = 2 Ton gabah kepada Pak Dedi. Jika Pak Tono terpilih sampel, maka Pak Tono menguasai lahan dari pihak lain (sakap) seluas m², sedangkan lahan Pak Dedi seluas m² berada dipihak lain. Rincian 4 : Lahan yang Dikuasai (Rincian 1 + Rincian 2 Rincian 3). Isikan luas lahan yang benar-benar dikuasai pada saat pencacahan di kotak yang disediakan pada kolom (2). Lahan yang dikuasai adalah luas lahan yang dimiliki ditambah lahan yang berasal dari pihak lain dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Contoh : Pak Bilal meminjam uang sebesar Rp ,- pada Pak Jono dengan jaminan bahwa lahan yang dimiliki Pak Bilal seluas 4000 m² harus diserahkan kepada Pak Jono sampai Pak Bilal dapat melunasi hutangnya. Disamping itu Pak Bilal masih mempunyai sawah warisan dari orang tuanya seluas 2,5 Hektar. Rumah Pak Bilal dibangun di atas tanah seluas 250 m². Maka lahan yang dikuasai Pak Bilal seluas: m² m² m² m² = m². 26 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

31 B. Penggunaan Lahan yang Dikuasai Penggunaan lahan yang dikuasai terdiri dari: Rincian 1 1. Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya perikanan 2. Lahan yang digunakan untuk usaha pertanian lain 3. Lahan bukan untuk pertanian (bangunan tempat tinggal, halaman sekitar dll) : Lahan yang Digunakan untuk Usaha Budidaya Perikanan Rincian ini mencakup uraian tentang jenis usaha budidaya, jumlah bidang yang dikuasai, dan luas lahan yang dikuasai. Jumlah bidang dalam satuan dan luas dituliskan dalam m 2 bilangan bulat. Untuk pengisian jumlah bidang disediakan dua kotak dan luas disediakan enam kotak isian. Bidang adalah lahan budidaya ikan/biota lain yang dikuasai oleh rumah tangga yang dibatasi oleh sungai, jalan umum, hutan, selokan, dan semacamnya atau dibatasi lahan yang dikuasai pihak lain. Wadah budidaya adalah tempat atau bangunan atau bejana yang berupa lahan/perairan/kurungan/ jaring/rakit yang digunakan untuk membudidayakan ikan. Budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar adalah kegiatan/lapangan usaha yang meliputi pembenihan, atau pembesaran ikan/biota lain dengan menggunakan kolam air tawar (air tenang dan deras). Kolam air tawar adalah wadah berupa lahan atau tempat yang dibuat khusus untuk membudi-dayakan ikan yang dibatasi oleh pematang/tanggul yang letaknya di daratan, dimana sumber airnya merupakan air tawar yang berasal dari danau, waduk, sungai, saluran irigasi, rawa atau mata air. Kolam air tenang adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di kolam air tawar dan airnya relatif tenang. Kolam air deras adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain yang airnya mengalir deras terus menerus ke kolam sehingga terjadi proses penggantian air kolam secara total dalam waktu yang relatif singkat dan mempunyai pintu air untuk mengatur pemasukan dan pembuangan air serta pemberian pakan secara intensif. Jenis ikan yang biasa dipelihara adalah ikan mas. Kolam pembenihan adalah wadah pengembangbiakan ikan/biota lain untuk menghasilkan benih yang akan ditanam di kolam pembesaran. SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 27

32 Lainnya adalah wadah pengembangbiakan/pembesaran ikan/biota lain berupa akuarium, bak, drum. Akuarium adalah bejana yang kedap air terbuat dari kaca yang dibuat khusus digunakan untuk membudidayakan ikan. Bak adalah tempat atau bangunan atau bejana terbuat dari semen atau beton yang khusus digunakan untuk membudidayakan ikan. Budidaya ikan/biota lain di sawah adalah kegiatan/lapangan usaha yang meliputi pembenihan, atau pembesaran ikan/biota lain dengan menggunakan sawah (sawah tanpa padi atau mina padi) sebagai sarana budidaya. Sawah tanpa padi adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di sawah yang digenangi air dan biasanya ikan ditebarkan sebelum sawah ditanami/menunggu musim tanam padi. Mina Padi adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di sawah yang masih banyak digenangi air. Biasanya pada saat padi masih berumur muda sampai siap panen. Budidaya ikan/biota lain di tambak air payau adalah budidaya ikan/biota lain di tambak air payau yang letaknya tidak jauh dari laut dan pada umumnya airnya merupakan campuran air laut dan air tawar. Jenis ikan yang dipelihara terutama bandeng dan udang. Catatan : Dibeberapa daerah bandeng dipelihara di tambak yang airnya tawar. Dalam hal demikian pemeliharaan tersebut dimasukkan ke dalam budidaya ikan di air payau. Tambak adalah wadah berupa lahan atau tempat yang dibuat khusus untuk membudidayakan ikan/biota lain yang dibatasi oleh pematang/tanggul yang letaknya di pantai atau pesisir dimana sumber airnya dari saluran masih dipengaruhi oleh hambatan pasang surut air laut dan airnya payau. Budidaya laut adalah semua kegiatan pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di laut atau perairan yang terletak di muara sungai, laguna, dan sejenisnya yang dipengaruhi pasang surut dengan menggunakan kurungan yang biasanya dibuat dari jaring, bambu, kayu, atau bahan lainnya misalnya karamba, jaring apung, pancang pagar dan tali rentang. Karamba adalah tempat pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di perairan umum (sungai, danau, waduk, rawa) dengan wadah berbentuk kurungan yang terbuat dari bilah kayu, bambu, kawat atau jaring. Jaring apung adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain di perairan umum berbentuk kurungan dari jaring yang digantungkan pada sebuah rakit. Tali rentang adalah sarana pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di laut yang terbuat dari 28 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

33 rangkaian tali panjang yang diberi pelampung atau pemberat yang digunakan untuk budidaya rumput laut. Budidaya ikan/biota lain di perairan umum adalah pemeliharaan ikan/biota lain di air tawar yang dilakukan di sungai-sungai, danau, waduk atau rawa. Jenis-jenis ikan yang dipelihara pada umumnya adalah ikan mas, tawes, nilem, mujair, nila, gurami sepat siam, tambakan dan lele. Pemeliharaan tersebut dapat berupa pemeliharaan satu jenis ikan saja atau berapa jenis secara bersama-sama. Berdasarkan struktur fasilitas pemeliharaannya, budidaya di perairan umum biasanya dilakukan di karamba, jaring apung, dan pancang pagar. Rincian 1.a : Kolam Air Tawar Isikan jumlah bidang yang dikuasai menurut jenis budidaya di kolam air tawar pada saat pencacahan di kolom (2), dan luas lahan yang dikuasai di kolom (3), serta jumlahkan luas lahan masing-masing budidaya di kolam air tawar di kolom (3). Rincian 1.b : Sawah Isikan jumlah bidang yang dikuasai untuk budidaya di sawah pada saat pencacahan di kolom (2), dan luas lahan yang dikuasai di kolom (3). Rincian 1.c : Tambak Air Payau Isikan jumlah bidang yang dikuasai menurut jenis budidaya di tambak air payau pada saat pencacahan di kolom (2), dan luas lahan yang dikuasai di kolom (3), serta jumlahkan luas lahan masing-masing jenis budidaya di tambak air payau di kolom (3). Rincian 1.d : Jumlah Luas Lahan Budidaya Darat (a + b + c) Rincian ini merupakan penjumlahan dari [Rincian 1.a + Rincian 1.b + Rincian 1.c] Isikan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga pada saat pencacahan di kolom (3). Rincian 2 : Lahan yang Digunakan untuk Usaha Pertanian Lain Isikan luas lahan yang digunakan untuk usaha pertanian lain (selain budidaya perikanan), dalam satuan m 2 pada saat pencacahan. Pertanian lainnya adalah lahan yang digunakan selain dari usaha budidaya perikanan, yang meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perburuan, kehutanan, dan penangkaran satwa liar. Lahan pertanian tanaman pangan adalah lahan yang diusahakan milik kegiatan/usaha penyiapan/ pelaksanaan, pembibitan, persemaian, pemeliharaan dan pemanenan tanaman pangan/tanaman lainnya SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah 29

34 di atas lahan milik sendiri maupun yang disewa, bagi hasil, bebas sewa, gadai, bengkok, lahan garapan, dan sebagainya. Tanaman pangan mencakup padi-padian, biji-bijian (serealia), kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Lahan hortikultura adalah lahan yang digunakan untuk kegiatan/usaha penguasaan/pemeliharaan tanaman hortikultura meliputi tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obatobatan dengan tujuan untuk dijual baik sebagian maupun seluruhnya atas resiko sendiri. Tanaman sayuran seperti; bayam, cabe, kacang panjang, kacang merah, kangkung, wortel, buncis dan sebagainya. Tanaman buah-buahan seperti; pisang, pepaya, alpokat, duku, durian, jambu, jeruk, mangga, salak, manggis, apel, melon, blewah dan sebagainya. Tanaman hias seperti; anggrek, mawar, gladiol, angelir, cemara, paku-pakuan dan sebagainya. Tanaman obat-obatan seperti; jahe, kencur, keji beling, sambiroto, temu ireng, temu giring, temu lawak, temu kunci, dan sebagainya. Lahan perkebunan adalah lahan yang digunakan untuk kegiatan/usaha pemeliharaan yang menghasilkan produk tanaman perkebunan seperti tanaman kelapa sawit, kelapa, karet, cengkeh, jambu mete, kopi, kakao, teh, lada dan sebagainya dengan tujuan untuk dijual baik sebagian maupun seluruhnya atas resiko sendiri. Lahan peternakan adalah lahan yang digunakan untuk kegiatan/usaha pemeliharaan ternak besar, ternak kecil, unggas, lebah, dengan tujuan untuk dibesarkan, diambil daging, air susu, bulu, telur, atau bibit untuk dijual baik sebagian maupun seluruhnya atas resiko sendiri. Jasa pertanian dan peternakan adalah suatu kegiatan/usaha yang meliputi pengolahan lahan, pemupukan, penyebaran bibit/benih, persemaian tanaman, penyemprotan/pembasmian hama, panenan/pemetikan, pemangkasan, sortasi dan gradasi dari hasil pertanian, pengupasan, penumbukkan, pengepakan, penyelenggaraan irigasi, penyedian alat pertanian dengan operatornya, pelayanan terhadap kesehatan ternak, pencukuran bulu ternak, pelayanan pencari rumput untuk makanan ternak dan penggembalaan ternak yang dilakukan atas dasar balas jasa atau kontrak. Rincian 3 : Lahan bukan untuk pertanian (Bangunan tempat tinggal, halaman sekitar dll) Isikan luas lahan yang digunakan bukan untuk pertanian (bangunan tempat tinggal, halaman sekitar dll), dalam satuan m 2 pada saat pencacahan. Lahan Bukan untuk Pertanian, meliputi : - Lahan untuk bangunan dan halaman sekitar adalah lahan untuk bangunan rumah serta 30 SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) KATALOG BPS: 1402029 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) KATALOG BPS: 1402023 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) KATALOG BPS: 1402031 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI SPP04 - S RAHASIA 1. Propinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI I. PENGENALAN TEMPAT 5. Klasifikasi Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402021 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA TANAMAN HORTIKULTURA TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SHR.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404037 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 ST2013-SBI.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 RAHASIA 101. Provinsi 102. Kabupaten/Kota*) 103. Kecamatan 104. Desa/Kelurahan*) Jenis Ikan Terpilih

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN DAFTAR - LTB REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi................... 2. Kabupaten / Kota *)...................

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT

HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT Katalog BPS: 5106009.91 HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Hasil Pencacahan Survei Pendapatan

Lebih terperinci

SUPLEMEN MODUL G1 G3 UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG IDRT : NAMA KRT :

SUPLEMEN MODUL G1 G3 UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG IDRT : NAMA KRT : SUPLEMEN MODUL G G3 UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG EA : IDRT : NAMA KRT : SUPLEMEN MODUL G, G, G3 ( UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG) IDRT : MODUL G (DAFTAR ANGGOTA RUMAH

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 41/07/71/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/07/8/Th. XVII, 0 Juli 204 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 203 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 203 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 No. 33/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI BANTEN TAHUN 2013

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Tujuan... 1 1.3. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/34/Th.XVI,1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi................... 2. Kabupaten / Kota *)................... 3.

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS) KATALOG BPS: 1402033 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKH.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 32/07/91/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI RIAU TAHUN 2013 DARI

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui sensus

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 13/07/62Th.VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga

Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga BPS Badan Pusat Statistil{, Jakarta - Indonesia 2002 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KALIMANTAN BARATTAHUN

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 33/07/31/Th.XVI, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DKI JAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak 32.218 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 38 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR 5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR

Lebih terperinci

Lampiran I: Keputusan Dirjen PSDKP Nomor KEP.154/DJ-PSDKP/V/2010 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan. PETUNJUK PENGISIAN FORM HPUPI DAN LAPORAN BULANAN Pemeriksaan Pengawasan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pagar Alam Tahun 2013 sebanyak 17.936 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pagar Alam Tahun 2013 sebanyak 17.936 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pagar Alam Tahun 2013 sebanyak 17.936 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pagar Alam Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 8.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGA WAS SENSUS PERTANIAN BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia GLADI BERSIH SUMATERA UTARA

PEDOMAN PENGA WAS SENSUS PERTANIAN BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia GLADI BERSIH SUMATERA UTARA Sensus Pertanian 2003 BUKU P 5.2.S SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGA WAS Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga (SCANNER) BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2002

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak 34.35 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 12.801 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau 93726 Homepage : http://www.baubaukota.bps.go.id E-mail : bps72@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian di Kota

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 3.791 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) Katalog BPS : 5106006.21 POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

STATISTIKPENGGUNAAN LAHAN

STATISTIKPENGGUNAAN LAHAN Katalog:3311006.6102 Katalog:3311006.6102 STATISTIKPENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BENGKAYANG 2015 Statistik Penggunaan Lahan Kabupaten Bengkayang 2015 ISSN : 2540-8488 No Publikasi : 61020.1639 Katalog :

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 RAHASIA VP2015-S 001. Subround yang lalu: 1. Januari-April 2. Mei-Agustus 3. September-Desember REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 PENCACAHAN

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS : 5106002.6109 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak 35.235 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sekadau 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 4.183 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

TOPIK: PERTANIAN NON PANGAN

TOPIK: PERTANIAN NON PANGAN TOPIK: PERTANIAN NON PANGAN PENGERTIAN PERTANIAN Pertanian dlm arti sempit : Proses budidaya tanaman utk pangan saja Pertanian secara luas : Rangkaian usaha agribisnis, meliputi : - Pembibitan - Pembudidayaan

Lebih terperinci