INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK"

Transkripsi

1 INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK 1

2 2

3 KATA PENGANTAR Survei Nilai-nilai Kebangsaan 2015 (SNK 2015) merupakan kegiatan pengumpulan data terkait implementasi nilai-nilai Pancasila yang masih melekat dalam diri masyarakat Indonesia. Survei ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali dilakukan. Jumlah sampel cukup untuk representasi hasil pada tingkat nasional, yaitu sekitar rumah tangga yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Responden yang dipilih adalah penduduk yang berpendidikan minimal SMA atau kepala rumah tangga/pasangan. Buku pedoman ini merupakan acuan bagi pelaksanaan kegiatan Survei Nilai Kebangsaan (SNK) Buku pedoman ini memuat informasi berkaitan dengan metodologi, organisasi lapangan, tugas dan tanggung jawab petugas, strategi pendataan di lapangan dan konsep serta definisi yang digunakan dalam pencacahan. Pedoman ini dilengkapi dengan tujuan dari setiap pertanyaan sehingga petugas dapat memahami setiap pertanyaan yang digunakan. Mengingat survei ini merupakan kegiatan yang baru dikembangkan maka diperlukan komitmen yang tinggi untuk melakukan pengumpulan data sesuai prosedur dan menjaga kualitas data. Peran semua pihak yang terlibat menjadi sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. Setiap petugas studi diminta untuk mempelajari secara seksama buku pedoman dan melaksanakan pencacahan dengan sebaik-baiknya. Jakarta, Agustus 2015 Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik Ir. Thoman Pardosi, S.E, M.Si i

4 ii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Landasan Hukum Ruang Lingkup Kegiatan Data yang Dikumpulkan Jadwal Kegiatan Dokumen yang Digunakan Arus Dokumen Statistik yang Dihasilkan Pembiayaan... 5 BAB II METODOLOGI Kerangka Sampel Alokasi Sampel Kabupaten/Kota Desain Sampling Daftar Sampel Rumah Tangga Mekanisme Pencacahan Mekanisme Pengolahan Data BAB III ORGANISASI LAPANGAN Struktur Organisasi Tugas dan Tanggung jawab Persyaratan Petugas Pelatihan Petugas Pencacahan Pemeriksaan Dokumen Supervisi BAB IV TATA CARA PENGISIAN KUESIONER BLOK I. PENGENALAN TEMPAT iii

6 BLOK II. KETERANGAN PENCACAHAN BLOK III. RINGKASAN KETERANGAN RUMAH TANGGA BLOK IV. KETERANGAN RESPONDEN TERPILIH BLOK V. LAGU KEBANGSAAN DAN PANCASILA BLOK VI. KETUHANAN YANG MAHA ESA BLOK VII. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB BLOK VIII. PERSATUAN INDONESIA BLOK IX. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN BLOK X. KEADILAN SOSIAL BLOK XI. PERUMAHAN DAN PENDAPATAN LAMPIRAN iv

7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alokasi Sampel Kabupaten/Kota, Blok Sensus dan Rumah Tangga SNK Lampiran 2. Alokasi Petugas, Innas dan Kelas Pelatihan SNK Lampiran 3. Alokasi Dokumen menurut Provinsi Lampiran 4. Peta BS SP2010-WB Lampiran 5. SNK2015.DSBS Lampiran 6. SNK2015.RT Lampiran 7. SNK2015.KOM v

8 vi

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pancasila mengandung nilai-nilai yang penting dan berguna bagi keberlangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia. Nilai-nilai tersebut merupakan dasar negara, sistem keyakinan yang berisi konsep dan prinsip yang dianut bangsa Indonesia sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang terkandung dalam pembukaan UUD Sehingga penerapan nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam setiap sila semestinya menjadi rujukan bersama bangsa Indonesia yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai nilai kebangsaan Indonesia. Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pancasila mengandung serangkaian nilai yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sila-sila dalam Pancasila tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah. Namun, dewasa ini implementasi Pancasila hanya menjadi teori di sekolah, kampus, atau lembaga pendidikan lainnya. Pancasila hanya menjadi slogan, hafalan dan tidak tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terdindikasi dari semakin menipisnya kesadaran penghayatan tata kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kelima sila dalam Pancasila. Contohnya adalah semakin maraknya tingkat kekerasan di berbagai wilayah, menipisnya kerukunan antar warga, kecenderungan mengadopsi budaya asing, menurunnya apresiasi terhadap budaya lokal dan sebagainya. Besaran nilai kebangsaan yang bersumber dari implementasi nilai-nilai Pancasila dapat diukur melalui survei yang mengumpulkan data terkait sikap positif terhadap pengamalan nilai-nilai Pancasila. Untuk itu, BPS melakukan Survei Nilai Kebangsaan (SNK) 2015 yang mengumpulkan data terkait nilai dan semangat Pancasila yang masih melekat dalam diri masyarakat Indonesia sehari-hari. Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini dilengkapi dengan data-data yang sifatnya objektif maupun subjektif. 1

10 Dalam rangka kelancaran kegiatan pengumpulan data maka disiapkan panduan bagi para pelaksana kegiatan di daerah. Buku ini berisi penjelasan teknis pelaksanaan SNK 2015 yang wajib dipedomani oleh semua pihak yang terkait dengan kegiatan pengumpulan data di lapangan Tujuan Secara umum, buku ini bertujuan menjelaskan pelaksanaan kegiatan pengumpulan data SNK Tujuan khususnya adalah: 1. Menjelaskan kerangka sampel dan desain penarikan sampel yang dilakukan. 2. Memberikan panduan mengenai pelaksanaan teknis pengumpulan data dan pengorganisasian lapangan bagi penanggungjawab kegiatan SNK 2015 di daerah, baik BPS Provinsi maupun BPS Kabupaten/Kota sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh data berkualitas. 3. Memberikan panduan cara berwawancara yang baik dan cara pengisian kuesioner bagi petugas pencacah. 4. Memberikan petunjuk mengenai tahapan pengolahan data Landasan Hukum Survei Nilai Kebangsaan (SNK) 2015 dilaksanakan dengan landasan hukum sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik; 3. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen; 4. Keputusan Kepala BPS Nomor 007 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPS Ruang Lingkup Kegiatan Pelaksanaan SNK 2015 mencakup rumah tangga sampel yang tersebar di 172 kabupaten/kota di 33 provinsi. Rumah tangga tersebut dipilih dari blok sensus yang merupakan hasil pemutakhiran subsampel dari blok sensus terpilih Susenas pada Maret Penarikan sampel dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu 1) Pemilihan Kabupaten/Kota, 2) Pemilihan Blok Sensus, 3) Pemilihan rumah tangga sampel. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini hanya dapat disajikan pada tingkat nasional. 2

11 1.5. Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: 1. Keterangan umum anggota rumah tangga (art) meliputi nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan; 2. Keterangan individu dari responden terpilih meliputi suku, agama, lama tinggal di lingkungan tempat tinggal, kegiatan bekerja dan kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak, dapat, pengetahuan terhadap lagu kebangsaan Indonesia, serta penilaian subyektif mengenai implementasi nilai-nilai dari Pancasila. 3. Perumahandan aset rumah tangga yang mencakup status penguasaan dan luas bangunan tempat tinggal, serta rata-rata pendapatan rumah tangga dalam 1 bulan Jadwal Kegiatan Pelaksanaan SNK 2015 mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan di BPS RI dan daerah. Jadwal pelaksanaan seluruh kegiatan SNK 2015 secara rinci disajikan pada tabel berikut. Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan SNK

12 1.7. Dokumen yang Digunakan Untuk memperlancar pengumpulan data maka terdapat sejumlah dokumen yang perlu dibawa dan dipelajari oleh petugas lapangan. Secara lengkap, jenis dokumen dan penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut. Tabel1.2. Nama Dokumen yang Digunakan Dalam SNK 2015 No. Nama Instrumen Uraian Penanggung Disimpan Jawab di Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Peta BS SP2010- WB Peta wilayah blok sensus BPS Kab/Kota BPS Kab/Kota Di-print di daerah 2. SNK2015.DSBS Daftar sampel blok sensus yang sudah di-update oleh 1. BPS Provinsi 2. BPS Kab/Kota BPS Kab/Kota Di-print di daerah petugas Susenas pada Bulan Maret SNK2015.DSRT Daftar sampel rumah tangga terpilih SNK 2015 Pengawas BPS Kab/Kota Di-print di daerah (2 rangkap) 4. Instrumen SNK Kuesioner SNK2015.RT dan Kuesioner Pencacah BPS Kab/Kota Dikirim dari BPS RI SNK2015.KOM 5. Alat bantu Alat peraga yang berisi pilihan jawaban Pencacah Pencacah Dikirim dari BPS RI pertanyaan dalam skala Buku Pedoman Penjelasan umum SNK 2015, metodologi dan organisasi lapangan serta tata cara pengisian kuesioner 1. BPS RI 2. BPS Provinsi 3. BPS Kab/Kota Pencacah Dikirim dari BPS RI 1.8. Arus Dokumen BPS Pusat sudah mengirimkan dokumen SNK2015.DSBS dan SNK2015.DSRT dalam bentuk softcopy yang dapat diunduh dari file-lib. Instrumen SNK 2015, alat bantu pencacahan dan buku pedoman pencacahan akan dikirimkan melalui instruktur nasional (innas) pada saat pelatihan innas dan selanjutnya dialokasikan kepada pencacah pada saat pelatihan petugas di masing-masing provinsi. Sementara peta blok sensus SP2010-WB disediakan oleh BPS Kabupaten/Kota. 4

13 Setelah pelaksanaan lapangan selesai, semua dokumen yang digunakan pencacah (kecuali buku pedoman dan alat bantu) harus diserahkan kepada BPS Kab/Kota untuk diperiksa dan dilanjutkan dengan proses pengolahan data. Jika proses pengolahan data di BPS Kabupaten/kota telah selesai maka dokumen akan disimpan di BPS Kab/Kota. Data hasil pengolahan kemudian dikirimkan ke BPS Provinsi untuk dikompilasi. BPS Provinsi juga akan melakukan kompilasi terhadap seluruh data yang telah dikirimkan oleh semua kabupaten/kota terpilih. Hasil kompilasi data, dalam bentuk soft file, dikirimkan ke BPS Pusat. Gambar 1.1. Arus Dokumen SNK Statistik yang Dihasilkan Statistik yang dihasilkan dari SNK 2015 adalah indikator tunggal (indeks) terkait implementasi nilai-nilai Pancasila oleh masyarakat. Indikator tersebut dapat disajikan berdasarkan karakteristik demografi, pendidikan, kondisi sosial ekonomi dan sebagainya. Indeks yang dihasilkan tersebut perlu dianalisis dengan bijak karena kegiatan ini baru pertama kali dilakukan dengan jumlah sampel hanya sekitar rumah tangga Pembiayaan Seluruh pembiayaan kegiatan SNK 2015ini dibebankan pada anggaran BPS tahun Rincian pembiayaan BPS Pusat terdapat dalam POK Sub Direktorat Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat Statistik KetahananSosial. Sementara itu rincian biaya untuk daerah terdapat di DIPA BPS Provinsi. 5

14 6

15 BAB II METODOLOGI 2.1. Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Nasional Kebangsaan 2015 terdiri dari: 1. Kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama adalah daftar kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan informasi jumlah rumah tangga hasil listing SP2010 yang dibedakan menurut klasifikasi daerah perkotaan/perdesaan. 2. Kerangka sampel penarikan tahap kedua adalah daftar blok sensus Susenas Maret 2015 di masing-masing kabupaten/kota terpilih. 3. Kerangka sampel penarikan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di blok sensus Susenas Maret 2015 yang terpilih. 4. Kerangka sampel tahap keempat adalah KRT dan pasangannya dan anggota rumah tangga lainnya yang minimal tamat SMA sederajat di setiap rumah tangga terpilih Alokasi Sampel Kabupaten/Kota Survei Nilai Kebangsaan didesain untuk analisis level Nasional. Sebelum dilakukan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan 511 kabupaten/kota ke dalam 5 strata berdasarkan region dan 2 strata daerah urban dan rural. Kelima strata berdasarkan region adalah Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Lainnya (Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua). Kemudian pada masing-masing region dibuat kelompok kabupaten yang terdapat daerah urban dan kelompok kabupaten yang terdapat daerah rural. Dengan demikian, kabupaten/kota yang terpilih nantinya ada yang terpilih untuk urban saja, rural saja, atau keduanya. Target sampel kabupaten/kota adalah 200 kabupaten/kota. Selanjutnya, jumlah sampel tersebut dialokasikan ke dalam setiap strata dengan compromise allocation. Rumus yang dipakai: ( ) 7

16 Keterangan: : jumlah sampel kab/kota di strata ke-g berdasarkan alokasi proporsional : jumlah sampel kabupaten/kota di strata ke-g berdasarkan alokasi sama : jumlah sampel kabupaten/kota di strata ke-g berdasarkan compromise allocation : koefisien yang ditetapkan, yaitu sebesar 0,4 : jumlah rumah tangga pada strata ke-g : jumlah total rumah tangga di Indonesia Tabel 2.1. Jumlah Sampel Kabupaten/Kota menurut Region dan Urban/Rural, Survei Kebangsaan 2015 No Region Jumlah populasi Rumah tangga Jumlah sampel kab/kota kab/kota Urban Rural Total Urban Rural Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Sumatera Jawa Bali Kalimantan Sulawesi Lainnya Total Desain Sampling Sampel blok sensus Survei Nilai Kebangsaan adalah subsampel dari blok sensus terpilih Susenas Maret Pengambilan sampel adalah Multistages Two Phase Sampling, sebagai berikut: 1. Pertama, memilih sejumlah kabupaten/kota dengan metode PPS sistematik with replacement dengan size jumlah rumah tangga SP2010 menurut klasifikasi perkotaan dan pedesaan secara independent. Realisasi jml Kab/Kota terpilih dengan metode ini adalah 172 Kab/Kota. Dengan metode ini sebaran sampel blok sensus di kabupaten/kota terpilih ada yang untuk urban saja, rural saja, atau keduanya. 8

17 2. Kedua, memilih sejumlah blok sensus dari blok sensus Susenas Maret 2015 di kabupaten terpilih dengan cara sistematik menurut daerah perkotaan (urban) dan pedesaan (rural). Alokasi sampel blok sensus ke daerah urban dan rural menyesuaikan dengan distribusi sampel susenas dengan tujuan agar sampel di daerah urban dan rural tersebar secara merata. 3. Ketiga, dari sampel blok sensus terpilih, dilakukan penarikan daftar sampel rumah tangga berdasarkan hasil pemutakhiran Susenas Maret 2015 sebanyak 15 rumah tangga secara sistematik. Petugas akan menentukan 10 rumah tangga dari 15 rumah tangga di lapangan. Hal ini ditujukan dalam mengantisipasi non respon karena tidak ada proses updating rumah tangga. 4. Keempat, dari setiap rumah tangga terpilih selanjutnya ditentukan satu orang sebagai responden terpilih yang selanjutnya akan diwawancarai. Pemilihan responden terpilih dilakukan secara acak dengan menggunakan Tabel Kish. Cara pemilihan responden akan dijelaskan secara rinci pada bagian tata cara pengisian kuesioner di Bab IV 2.4. Daftar Sampel Rumah Tangga Daftar Sampel Rumah Tangga akan disiapkan oleh BPS Pusat. Kerangka sampel rumah tangga yang digunakan adalah hasil pemutakhiran rumah tangga di blok sensus Susenas Maret 2015 yang terpilih sebagai blok sensus Survei Nilai Kebangsaan. Penarikan sampel dilakukan secara independent dengan angka random yang berbeda sehingga diharapkan rumah tangga Survei Nasional Kebangsaan berbeda dengan rumah tangga terpilih Susenas. Jumlah rumah tangga yang tertera dalam DSRT adalah sebanyak 15 rumah tangga, namun petugas hanya akan mendata 10 rumah tangga pertama yang semuanya berhasil diwawancarai. Pemberian cadangan sebanyak 5 rumah tangga dilakukan untuk menjaga kemungkinan tingginya non respon karena pemutakhiran rumah tangga telah dilakukan 6 bulan sebelumnya. Untuk itu, jika rumah tangga ke 3 tidak dapat ditemukan, keluar blok sensus, tidak dapat diwawancarai dan sebagainya sehingga tidak dapat diwawancarai, maka rumah tangga tersebut dapat diganti dengan ruta ke 11, dan begitu seterusnya Mekanisme Pencacahan Pengumpulan data pada rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung (tatap muka) antara pencacah dengan responden dengan menggunakan kuesionersnk RespondenadalahRespondenadalah anggota rumah tangga dengan tingkat pendidikan minimal SMA, atau kepala rumah tangga atau pasangannya. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan Tabel Kish. Responden terpilih tidak boleh 9

18 diganti dengan alasan apapun juga. Jika responden yang terpilih tidak dapat ditemui, pencacah wajib menjadwalkan kunjungan ulang dengan terlebih dahulu membuat perjanjian dengan responden. Sebelum melakukan wawancara, pencacah harus mencari rumah tangga sampel yang tercantum pada SNK2015.DSRT dengan berbekal peta blok sensus SP2010-WB. Adanya selang waktu antara pemutakhiran rumah tangga yang dilakukan oleh petugas Susenas dan saat pencacahan lapangan SNK 2015 memungkinkan tidak ditemuinya rumah tangga karena berbagai alasan. Berikut beberapa kasus yang mungkin ditemui pada saat pencacahan: a. Rumah tangga sampel sudah pindah tempat tinggal, namun masih dalam blok sensus yang sama maka rumah tangga tersebut tetap diwawancarai. b. Rumah tangga sampel sudah pindah tempat tinggal, namun berdasarkan informasi yang diperoleh sudah berbeda blok sensus, maka rumah tangga tersebut dianggap tidak dapat ditemukan dan boleh dilakukan penggantian sampel rumah tangga dengan mekanisme yang telah disebutkan pada Subbab 2.4. c. Rumah tangga sampel tidak dapat ditemukan atau non respon maka boleh melakukan penggantian sampel rumah tangga dengan mekanisme yang telah disebutkan pada Subbab Mekanisme Pengolahan Data Pengolahan data hasil pencacahan lapangan SNK 2015 dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Pengolahan dilakukan segera setelah dokumen hasil pencacahan lapangan telah selesai diperiksa oleh pengawas. Terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengolahan data SNK2015, yaitu: 1. Pengolahan data akan dilakukan di BPS Kabupaten/Kota dalam pengawasan Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) berkoordinasi dengan Seksi Statistik Sosial. Petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen dan editing-coding untuk memperlancar proses peng-entry-an data. Petugas melakukan entry dan validasi data menggunakan aplikasi pengolahan data yang telah disiapkan dan diberikan/diinformasikan mekanismenya secara berjenjang oleh Direktorat Sistem Informasi Statistik kepada BPS Kabupaten/Kota. Jika pada proses validasi data ditemukan adanya kesalahan atau ketidakkonsistenan isian, maka petugas entry melakukan konfirmasi kepada pencacah melalui kasie statistik sosial. 10

19 2. Data yang sudah clean dikompilasi oleh Direktorat Sistem Informasi Statistik melalui Subdirektorat Integrasi Pengolahan Data Statistik, setelah data disetujui oleh Kasie Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) Kab/Kota dan Bidang IPDS provinsi. 4. Direktorat Sistem Informasi Statistik c.q. Subdirektorat Integrasi Pengolahan Data Statistik mengirimkan hasil kompilasi dan validasi data SNK 2015 Nasional kepada Direktorat Statistik Ketahanan Sosial c.q. Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah. 5. Direktorat Statistik Ketahana Sosial c.q. Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah melakukan pengolahan data SNK Bagan alur pengolahan data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan di BPS Pusat dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1.Mekanisme Pengolahan Data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan BPS Pusat 11

20 12

21 BAB III ORGANISASI LAPANGAN 3.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi lapangan disusun dengan tujuan agar setiap pelaku dalam organisasi mengetahui dengan pasti tugas, tanggung jawab, wewenang dan haknya masingmasing. KegiatanSNK 2015 di tingkat pusat (BPS Pusat) dilaksanakan oleh Tim Pengarah dantimteknis. Tim Pengarah BPS bertugas menentukan arah kebijakan dan strategi yang digunakan dalam keseluruhan tahapan kegiatan SNK 2015 serta memberikan saran dan masukan baik teknis maupun non teknis kepada Tim Teknis BPS. Tugas pokok Tim Teknis BPS adalah menyusun rencana operasional dan implementasi kegiatan serta menyelenggarakan kegiatan persiapan di tingkat pusat. Kegiatan SNK 2015 ditingkat daerah dilaksanakan oleh BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota menjalankan fungsi persiapan lapangan dan pelaksanaan pengumpulan data. Struktur organisasi SNK 2015 mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah secara lengkap dapat dilihat pada Gambar3.1 Kepala BPS RI Deputi Bidang Statistik Sosial Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik - Direktur Statistik Ketahanan Sosial - Kasubdit Statistik Ketahanan Wilayah Kepala BPS Provinsi Dir. Sistem Informasi Statistik Dir. Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei Kepala Bagian tata Usaha Kabid. Statistik Sosial Kabid. IPDS Kepala BPS Kabupaten/Kota Kasubag. Tata Usaha Kepala Seksi Statistik Sosial Kepala Seksi IPDS Pengawas Lapangan Pencacah Lapangan Keterangan: Garis Koordinasi Garis Komando Gambar 3.1. Struktur Organisasi Penanggung Jawab Kegiatan SNK

22 Pengarah SNK 2015 di pusat adalah Kepala BPS, Deputi Bidang Statistik Sosial (pelaksana tugas) dan Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik. Penanggungjawab SNK 2015 adalah Direktur Statistik Ketahanan Sosial, penanggung jawab metodologi sensus adalah Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei, dan penanggungjawab pengolahan adalah Direktur Sistem Informasi Statistik. Penanggungjawab teknis adalah Kepala Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah, dibantu anggota lainnya mencakup kepala subdirektorat dan kepala seksi dari beberapa direktorat terkait. Penanggung jawab SNK 2015 secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi, penanggung jawab teknis adalah Kepala Bidang Statistik Sosial, penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik dan penanggung jawab administratif adalah Kepala Bagian Tata Usaha. Penanggung jawab SNK 2015 ditingkat Kabupaten/Kota adalah KepalaBPS Kabupaten/Kota, penanggung jawab teknis pendataan adalah Kepala Seksi Statistik Sosial, penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Seksi Integrasi Pengolahan Data dan penanggung jawab administratif adalah Kepala SubBagianTata Usaha Tugas dan Tanggung Jawab A. Direktur Statistik Ketahanan Sosial (Hansos) 1) Memberi pertimbangan dan saran mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan SNK ) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan. 3) Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan SNK ) Menyusun rencana survei beserta seluruh tahapan kegiatannya. 5) Menyusun jadwal kegiatan. 6) Memantau manajemen pengolahan data yang dilaksanakan di pusat dan di daerah. 7) Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan. B. Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dansurvei 1) Bertanggung jawab atas metodologi SNK ) Merancang metodologi sampling dan penarikan sampel blok sensus dan rumah tangga SNK ) Mengirimkan daftar alokasi sampel blok sensus (SNK2015.DSBS) dan rumah tangga (SNK2015.DSRT) ke BPS Provinsi untuk diteruskan ke BPS Kab/Kota. 4) Membuat penimbang bagi sampel rumah tangga. 14

23 C. Direktur Sistem Informasi Statistik (SIS) 1) Bertanggungjawab atas sistem dan aplikasi pengolahan data SNK ) Mendistribusikan sistem dan aplikasi pengolahan data beserta petunjuk teknis penggunaannya ke BPS daerah. 3) Mengatur pelaksanaan pengolahan data SNK 2015 yang dilaksanakan di pusat dan daerah. 4) Menerima hasil pengolahan data SNK 2015 dari BPS daerah. 5) Mengkonsolidasikan seluruh hasil pengolahan. 6) Menyajikan hasil pengolahan. C. Kepala BPS Provinsi 1) Kepala BPS Provinsi agar dapat memberi arahan baik teknis maupun administratif kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota. 2) Menentukan susunan petugas, organik BPS atau non organik BPS yang berkaitan dengan ketentuan upah kinerja di BPS Provinsi. 3) Memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan petugas di daerah. 4) Memonitor dan mengevaluasi jalannya koordinasi dan supervisi pelaksanaan lapangan. 5) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengolahan di BPS Provinsi. D. Kepala Bidang Statistik Sosial 1) Melakukan koordinasi pelaksanaan pendataan SNK ) Memberi petunjuk kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota mengenai rekruitmen petugas. 3) Menyelenggarakan pelatihan petugas pencacah dan pengawas berkoordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha. 4) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pencacahan serta pemeriksaan hasil pendataan SNK ) Membuat laporan teknis pelaksanaan lapangan SNK E. Kepala Bagian Tata Usaha 1) Mendistribusikan dokumen ke BPS Kabupaten/Kota. 2) Bersama-sama Kepala Bidang Statistik Sosial menyelenggarakan pelatihan petugas dan pengawas. 3) Membuat laporan administrasi penyelenggaraan kegiatan SNK F. Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 1) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (SNK2015.DSBS) dan rumah tangga (SNK2015.DSRT) untuk diteruskan ke masing-masing BPS Kabupaten/Kota 15

24 2) Menerima sistem dan aplikasi pengolahan data beserta petunjuk teknis penggunaannya untuk diteruskan ke masing-masing BPS Kabupaten/Kota. 3) Melakukan koordinasi pengolahan data dengan BPS Kabupaten/Kota. 4) Melakukan pemeriksaan validasi data SNK ) Mengesahkan data clean sebelum dikompilasi oleh BPS Pusat 6) Membuat laporan teknis pengolahan SNK G. Kepala BPS Kabupaten/Kota 1) Kepala BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas kegiatan SNK 2015 secara keseluruhan di BPS Kabupaten/Kota. 2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan lapangan SNK 2015 di BPS Kabupaten/Kota. 3) Melakukan rekruitmen petugas lapangan di BPS Kabupaten/Kota. H. Kepala Seksi Statistik Sosial 1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SNK ) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (SNK2015.DSBS) dan rumah tangga (SNK2015.DSRT). 3) Memberikan Daftar Sampel Rumah Tangga (SNK2015.DSRT) kepada petugas pencacah. 4) Memastikan jadwal kegiatan, wilayah kerja dan alokasi petugas pencacahan. 5) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan lapangan di BPS Kabupaten/Kota. 6) Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pencacahan lapangan untuk menjamin kehandalan mutu data yang dihasilkan. 7) Berkoordinasi dengan Kasie IPDS untuk melakukan pengolahan data SNK 2015 di BPS Kabupaten/Kota. 8) Secara rutin melaporkan hasil perkembangan pendataan SNK 2015 ke BPS Kabupaten/Kota. I. Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 1) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (SNK2015.DSBS) dan rumah tangga (SNK2015.DSRT) untuk diberikan ke Kasie Statistik Sosial. 2) Memastikan jadwal kegiatan dan alokasi petugas pengolahan data SNK 2015 di BPS Kab/Kota. 3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengolahan data SNK 2015 di BPS Kabupaten/Kota. 4) Melakukan validasi dan kompilasi data dari setiap petugas pengolahan. 5) Berkoordinasi dengan Kasie statistik sosial dalam rangka pengolahan data SNK 2015 di BPS Kabupaten/Kota. 16

25 6) Mengesahkan data clean sebelum dikompilasi oleh BPS Provinsi 7) Memberikan laporan hasil perkembangan pengolahan SNK 2015 ke BPS Kabupaten/Kota. J. Pemeriksa 1) Mengikuti pelatihan petugas SNK ) Memeriksa hasil pencacahan yang diserahkan petugas pencacah (kelengkapan dokumen, kelengkapan isian dan kualitas data yang diperoleh) dan jika ditemukan kejanggalan, perintahkan kepada petugas pencacah untuk melakukan kunjungan ulang, 3) Memberikan jalan keluar atas permasalahan isian dokumen yang telah diserahkan oleh petugas pencacah. 4) Mengumpulkan dan menyusun dokumen hasil pencacahan kemudian diserahkan kepada petugas pengentry untuk diolah. K. Pencacah (PCL) SNK2015 1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SNK ) Menerima Daftar Sampel Rumah Tangga (SNK2015.DSRT) dari Kasie Statistik Sosial. 3) Melaksanakan pendataan SNK 2015 terhadap responden pada semua rumah tangga sampel pada blok sensus yang menjadi tanggungjawabnya (sekitar 2 blok sensus), sesuai dengan petunjuk dan jadwal yang telah ditentukan. 4) Memeriksa kembali hasil pendataan SNK 2015 (kelengkapan dokumen, kelengkapan isian dan kualitas data yang diperoleh). 5) Menyerahkan dokumen SNK 2015 yang telah diisi dan diperiksa kepada pemeriksa Persyaratan Petugas A. Pemeriksa Pemeriksa SNK 2015 adalah Kasie/staf Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota. B. Petugas Pencacah Pencacah SNK 2015 adalah KSK/staf BPS Kabupaten/Kota. Syarat petugas pencacah: 1) Berpendidikan minimal SMA/Sederajat 2) Berumur antara tahun 3) Diutamakan pernah memiliki pengalaman terkait beberapa survei atau sensus yang dilakukan oleh BPS. 4) Mengenal wilayah tugas dengan baik. 5) Diutamakan memiliki kemampuan berkomunkasi secara persuasif dengan orang lain. 17

26 C. Petugas Pengolahan Petugas pengolahan dokumen SNK dilakukan oleh KSK, staf atau mitra BPS Kabupaten/Kota yang ditunjuk dengan syarat: 1) Bisa mengoperasikan komputer. 2) Bertanggung jawab. 3) Mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan supervisor pengolahan. 4) Mampu menerima dan memahami aturan-aturan dalam pengolahan. 5) Diutamakan mempunyai pengalaman sebagai petugas pengolahan data di BPS Pelatihan Petugas Pencacahan Pelatihan petugas pencacahan dalam SNK 2015 ini melibatkan Petugas Pengajar (Master Intama, Intama dan Innas) dan petugas lapangan (pemeriksa dan pencacah). Pelatihan petugas pencacahan dilaksanakan sebelum pelaksanaan lapangan, dengan tujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep dan definisi operasional dari variabel- variabel yang akan dikumpulkan dalam kuesioner SNK 2015 serta teknik wawancara dengan responden. Keberhasilan penyelenggaraan pelatihan sangat menentukan keberhasilan kegiatan pencacahan di lapangan. Oleh karena itu, penyelenggaraan pelatihan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pada SNK 2015, pelatihan petugas dilakukan secara berjenjang dari Workshop Intama, pelatihan calon Instruktur Nasional (Innas) dan pelatihan calon petugas lapangan. Workshop Intama dan pelatihan calon Innas dilaksanakan di Pusat, sementara pelatihan calon petugas lapangan dilaksanakan di daerah. Hal-hal penting terkait penyelenggaraan pelatihan tersebut dijelaskan dalam poin-poin berikut. A. Workshop Intama dan Pelatihan calon Innas Workshop Intama dan Pelatihan calon Innas SNK 2015 dilaksanakan oleh BPS Pusat pada bulan Agustus 2015 selama 3 (tiga) hari efektif. Penanggung jawab penyelenggaraan adalah Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat Statistik Ketahanan Sosial dan Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei BPS Pusat. Workshop intama diikuti oleh peserta dari Direktorat Statistik Ketahanan Sosial, dan Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei. Sementara peserta pelatihan calon innas SNK 2015 berasal dari BPS Pusat maupun BPS Provinsi. Metode pelatihan dilakukan dengan cara lokakarya (workshop) yang lebih banyak ditekankan pada diskusi mengenai konsep dan definisi serta operasional lapangan. Syarat calon Innas antara lain: 18

27 1. Diutamakan Kepala Seksi Statistik Ketahanan Sosial BPS Provinsi dan staf inti di lingkungan Direktorat Statistik Ketahanan Sosial BPS RI. 2. Mampu mengajar dengan baik. 3. Berpendidikan minimal DIV/S1. 4. Diutamakan yang sudah berpengalaman sebagai Innas atau instruktur lainnya pada sensus atau survei yang pernah dilaksanakan oleh BPS. Alokasi kebutuhan jumlah innas dapat dilihat pada Lampiran 2. B. PelatihanPetugas Pelatihan calon Petugas SNK 2015 dilaksanakan di masing-masing provinsi selama 2 (dua) hari efektif (lihat jadwal) pada kegiatan pelaksanaan SNK 2015, sehingga semua petugas telah siap untuk pencacahan lapangan pada pertengahan Bulan September Penanggung jawab penyelenggaraan pelatihan adalah Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi. Alokasi kebutuhan jumlah petugas dapat dilihat pada Lampiran PemeriksaanDokumen Pemeriksaan dokumen merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lapangan. Kegiatan ini merupakan faktor penting dalam upaya menjaga kualitas data yang dikumpulkan. Proses pemeriksaan tidak hanya mencakup kelengkapan dokumen, tetapi sekaligus akurasi, kewajaran dan konsistensi isian Supervisi Kegiatan supervisi dilaksanakan oleh BPS RI. Petugas supervisi adalah pejabat setingkat eselon I sampai IV di BPS RI. Beberapa kegiatan penting yang akan dilaksanakan oleh BPS RI dalam rangka supervisi adalah supervisi terhadap pelaksanaan lapangan terkait jadwal, mekanisme dan kualitas data hasil pencacahan lapangan. 19

28 20

29 BAB IV TATA CARA PENGISIAN KUESIONER BLOK I. PENGENALAN TEMPAT Sebelum pencacah mengunjungi rumah tangga dan memulai wawancara, isilah informasi identitas rumah tangga pada blok I (Pengenalan Tempat). Informasi identitas rumah tangga diperoleh dari daftar sampel rumah tangga SNK2015 (SNK2015.DSRT), yang akan diberikan oleh Kasie Statistik Sosial kepada pencacah. Isikan nama dan nomor kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi wilayah, nomor blok sensus, nomor kode sampel (NKS), dan nomor urut sampel rumah tangga (NURT) di dalam kotak pada kolom sebelah kanan. Kombinasi dari kode-kode ini akan menghasilkan satu nomor ID unik yang mengidentifikasi isian kuesioner ini berasal dari rumah tangga yang berbeda dari kuesioner lain. Tuliskan juga nama kepala rumah tangga (KRT) dan alamat rumah tangga dimana pencacah akan melaksanakan wawancara. Lengkapi alamat pada kuesioner jika ternyata alamat yang tercantum dalam SNK2015.DSRT kurang lengkap. Rincian 111. Hasil Kunjungan Rincian 111 mengenai hasil kunjungan diisi setelah pencacah melaksanakan wawancara dan telah meninggalkan rumah tangga tersebut. Ada enam macam kode respon berdasarkan sejauh mana kuesioner telah selesai diisi. Berikut penjelasan mengenai berbagai kemungkinan kode hasil kunjungan: Kode 1, Kode 2, Berhasil, jika pencacah telah menyelesaikan wawancara dengan responden terpilih dan telah memastikan bahwa tidak ada satu pertanyaan pun di kuesioner yang belum terisi (dokumen lengkap). Tidak Berhasil, jika rumah tangga tidak berhasil diwawancarai. Lingkari dan tuliskan kode 2 pada kotak yang tersedia tuliskan pula alasan kenapa rumah tangga tersebut tidak berhasil diwawancarai pada tempat yang telah disediakan. 21

30 Penjelasan: Dalam mekanisme pencacahan telah dijelaskan bahwa rumah tangga menolak, tidak dapat diwawancarai, pindah alamat, bergabung dengan rumah tangga sampel lain, tidak dapat ditemukan, dan sejenisnya boleh dilakukan penggantian sampel sehingga pada daftar sampel rumah tangga SNK 2015 telah disediakan 5 rumah tangga sampel cadangan. Jika dalam pelaksanaan lapangan jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai tetap kurang dari 10 rumah tangga maka dokumen yang dikumpulkan tetap sejumlah 10 dokumen. Misal, dari 15 rumah tangga, terdapat 7 rumah tangga yang pindah keluar blok sensus maka terdapat 8 rumah tangga yang Rincian 111 berkode 1 Berhasil dan 2 rumah tangga yang Rincian 111 berkode 2 Tidak Berhasil, kemudian tuliskan alasannya. BLOK II. KETERANGAN PENCACAHAN Blok ini berisi mengenai identitas pencacah dan pemeriksa. Identitas tersebut meliputi nama, jabatan, tanggal pencacahan/pemeriksaan, dan tanda tangan pencacah/pemeriksa. Identitas pencacah diisi sebelum mengunjungi rumah tangga. BLOK III. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Blok ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai semua ART yang ada dalam rumah tangga. Informasi yang diinginkan mencakup nomor urut ART, nama, hubungan ART dengan KRT, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Pengisian blok ini dapat ditanyakan kepada setiap anggota rumah tangga yang sudah dewasa dan mampu memberikan informasi yang diperlukan. Jika anggota rumah tangga yang sudah dewasa tidak ada, jangan mewawancarai anak kecil, tetapi berpindahlah ke rumah tangga lainnya dan kunjungilah kembali rumah tangga tersebut di lain waktu. Sebelum memulai wawancara, pencacah wajib memperkenalkan diri dan menyatakan tujuan kedatangan. Ketika mengunjungi salah satu rumah tangga sesuai dengan alamat yang terdapat dalam SNK2015.DSRT, pencacah mungkin menemui satu rumah yang dihuni oleh banyak orang. Dalam hal ini, pencacah harus mengidentifikasi secara cermat siapa saja yang merupakan anggota rumah tangga dari rumah tangga yang terpilih sebagai sampel. Berikut beberapa konsep dan definisi yang wajib dikuasai pencacah: Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Makan dari satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu. 22

31 Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawabatas kebutuhan sehari-hari rumah tangga. Untuk kasus anak kos, KRT adalah orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. Oleh karena itu, KRT yang di blok IV kuesioner SNK 2014 boleh saja berbeda dengan SNK2015.DSRT. Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumahtangga maupun sementara tidak ada pada waktu pencacahan. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan maksud pindah, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya orang yang telah tinggal 6 bulan atau lebih atau bermaksud tinggal/menetap di rumah tangga walaupun kurang dari 6 bulan dianggap sebagai anggota rumah tangga. Kolom (1) sampai Kolom (3) Tanyakan kepada responden siapa saja yang tinggal di rumah tangga tersebut dan hubungan dengan KRT, jangan lupa pastikan pula bahwa mereka yang disebutkan berada dalam satu pengelolaan pemenuhan kebutuhan pangan dengan responden. Hal ini perlu dicermati karena masyarakat lebih mengenal konsep keluarga rumah tangga. Suatu keluarga hanya mencakup orang-orang yang memiliki hubungan darah namun suatu rumah tangga mencakup semua orang yang tinggal bersama dan makan dalam satu pengelolaan, baik memiliki hubungan darah maupun tidak. Contohnya, tiga laki-laki yang tidak memiliki hubungan yang tinggal dan memasak makanan bersama tidak akan dianggap sebagai satu keluarga, tetapi mereka dianggap sebagai satu rumah tangga. Satu orang yang hidup sendiri juga akan dianggap sebagai satu rumah tangga. Saat responden menyebutkan nama-nama orang yang tinggal dan makan di rumah tangga, tuliskan nama-nama tersebut, satu nama pada setiap baris di kolom (2). Urutan penulisan nama-nama ART pada kolom (2) mengacu pada urutan hubungan nama ART dengan KRT pada kolom (3). Usahakan untuk mencatat nama lengkap dari setiap ART yang disebutkan. Ketika semua nama telah dituliskan, pencacah perlu memastikan bahwa namanama tersebut sudah mencakup semua ART yang ada di rumah tangga tersebut sebelum melanjutkan ke pertanyaan lain dalam kuesioner. Pastikan tidak ada ART yang terlewat. Penulisan nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Setelah semua selesai dicatat, bacakan kembali nama-nama tersebut kemudian ajukan lagi pertanyaan untuk memastikan adanya: 23

32 a. Orang yang namanya belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan anggota rumah tangga seperti bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, keponakan, anak indekos dan sebagainya yang biasa tinggal di rumah tangga tersebut; dan orang yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi biasanya tinggal di rumah tangga tersebut. Tambahkan nama-nama yang tertinggal tersebut pada baris-baris sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga. b. Orang yang dianggap anggota rumah tangga karena biasanya tinggal di rumah tangga tersebut tetapi sedang bepergian selama 6 bulan atau lebih. Hapus nama dari daftar, bila sudah terlanjur ditulis pada Blok IV ini. Urutkan kembali nama-nama anggotarumah tangga sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga. Urutan bertanya: a. Tanyakan dan tuliskan nama kepala rumah tangga. b. Isikan Kolom 2 dan 3 secara berturut-turut dengan menanyakan dan menulis nama istri/suami, anak yang belum kawin, anak yang sudah kawin, dan seterusnya sampai dengan anggota rumah tangga terakhir. c. Kemudian tanyakan satu-persatu keterangan yang dibutuhkan mulai Kolom 4 sampai dengan 7 untuk setiap anggota rumah tangga. Berikut penjelasan mengenai kode hubungan dengan KRT pada kolom (3): Kode 1, Kepala Rumah Tangga adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga. Untuk kasus anak kos, KRT adalah orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. Kode 2, Istri/suami adalah istri dari KRT (jika KRT laki-laki) atau suami dari KRT (jika KRT perempuan). Kode 3, Anak mencakup anak kandung, anak tiri dan anak angkat KRT. Kode 4, Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat. Kode 5, Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat. Kode 6, Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari istri/suami KRT. Kode 7, Famili lain adalah mereka yang ada hubungan famili dengan KRT atau dengan istri/suami KRT, misalnya adik, kakak, bibi, paman, kakek atau nenek. 24

33 Kode 8, Pembantu Rumah Tangga adalah mereka yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah tangga majikan. Kode 9, Lainnya adalah mereka yang tidak ada hubungan famili dengan KRT atau dengan istri/suami KRT, misalnya mantan menantu dan anak kos. Kolom (4): Jenis Kelamin Selanjutnya tanyakan jenis kelamin dari setiap nama yang tertulis pada kolom (2). Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya, tanyakan kepada responden apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan. Kolom (5): Umur Umur dihitung dengan cara menanyakan tanggal, bulan dan tahun kelahiran ART. Umur dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau sama dengan umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Penjelasan: Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, catat 27 tahun. Jika umurnya kurang dari 1 tahun, dicatat 00 tahun. Jika umur responden 98 tahun atau lebih dicatat 98 tahun, misalnya umur 100 tahun maka pada kotak umur isikan angka 98, dalam hal ini berarti 98 tahun atau lebih. Jika umurnya kurang dari 10 tahun (1 digit) agar dituliskan 0 di digit pertama, misalnya 01, 02,..., 09. Jika responden tidak tahu sama sekali tanggal, bulan dan tahun kelahirannya maupun umurnya, maka perkirakan umur responden dengan berbagai pendekatan, rujukan dan informasi. Perkiraan umur haruslah perkiraan yang terbaik. Kolom (6):Status Perkawinan Tanyakan status kawin dari setiap nama yang tertulis pada kolom (2). Perhatikan kode pada kuesioner untuk setiap status perkawinan yang disebutkan responden. Hati- hati jangan salah dalam mengisikan kode status kawin. Kode 1, Kode 2, Belum kawin adalah status dari mereka yang belum/tidak terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan. Kawin adalah status dari mereka yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini tidak saja 25

34 mereka yang kawin sah, secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Kode 3, Kode 4, Cerai hidup adalah status dari mereka yang hidup berpisah sebagai suami istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum dianggap cerai. Sebaliknya mereka yang sementara hidup terpisah tidak dianggap bercerai, misalnya suami/istri yang ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau sedang cekcok. Perempuan yang diketahui belum kawin tetapi sudah mempunyai anak maka status perkawinan orang tersebut dianggap cerai hidup. Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah meninggal dunia dan belum kawin lagi. Kolom (7): Pendidikan tertinggi yang ditamatkan: Tanyakan apakah pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh setiap nama yang tertulis pada kolom (2). Perhatikan kode pada kuesioner untuk setiap pendidikan tertinggi yang ditamatkan responden. Hati-hati jangan salah dalam mengisikan kode tersebut. Kode 1, Kode 2, Kode 3, Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak pernah atau belum terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan, termasuk tamat/belum tamat TK tetapi tidak melanjutkan SD Tidak/belum tamat SD/SDLB/MI/Paket A adalah kategori bagi mereka yang pernah bersekolah tetapi tidak/belum tamat Sekolah Dasar/MI, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 s.d A100, SD Proyek Perintis Sekolah Pembangunan atau SD Indonesia (di Luar Negeri). Mereka yang tamat Sekolah Dasar 3 tahun atau sederajat dianggap tidak tamat SD. SD/SDLB/MI/Paket A adalah tamat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah yang setara misalnya: Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A dan memperoleh ijazah persamaan SD, SD Proyek Perintis Sekolah Pembangunan dan SD Indonesia (di luar negeri). 26

35 Kode 4, SMP/SMPLB/MTs/Paket B adalah tamat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah atau sekolah yang setara misalnya: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Lanjutan Tingkat Pertama, SLTP Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, SLTP Indonesia (di Luar Negeri), Paket B dan SLTP Olahraga. Kode 5, SMA/SMALB/SMK/MA/Paket C adalah tamat Sekolah Menengah Umum/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah atau sekolah kejuruan yang setara misalnya: Sekolah Menengah Atas, Menengah Luar Biasa, HBS 5 tahun, AMS, Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA), Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Lanjutan Persiapan Pembangunan, SLTA Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, SLTA Indonesia (di Luar Negeri), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga (SGO), Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Penata Rontgen dan SLTA para atlit dan Paket C. Kode 6, Kode 7, Kode 8, Diploma I/II adalah tamat program DI/DII pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma I/II pada pendidikan formal. Diploma III/Sarjana Muda adalah tamat program DIII pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma III pada pendidikan formal. Misalnya Akademi Seni Musik Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, Akademi Kimia Analis, Akademi Meteorologi dan Geofisika dsb. Diploma IV/S1 adalah tamat program pendidikan Diploma IV atau Sarjana pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi, sedangkan Program Akta IV sejajar dengan jenjang Diploma IV. 27

36 Kode 9, S2, S3 adalah tamat program pendidikan Pasca Sarjana (master atau doktor), strata 2 atau 3 pada suatu Universitas atau Perguruan tinggi. Kolom (8)-Kolom (9): Untuk KRT dan Pasangannya dan ART lain dengan pendidikan SLTA+ Informasi pada kolom ini akan digunakan sebagai dasar pemilihan responden terpilih dengan menggunakan Tabel Kish. Eligible responden adalah KRT dan pasangannya dan ART dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal SLTA(SLTA+). Berikan tanda ( ) pada kolom (8) untuk Eligible responden [kolom (3) berkode 1 atau 2 atau kolom (7) berkode minimal 5]. Kemudian berikan nomor urut pada kolom (9) untuk eligible responden mulai darilaki-laki tertua sampai termuda dilanjutkan dengan perempuan tertua sampai termuda. Pemilihan Sampel Responden Pemilihan sampel ART dilakukan segera setelah pengisian DAFTAR ANGGOTA RUMAH TANGGA selesai dilakukan, karena wawancara blok berikutnya hanya dilakukan untuk ART yang terpilih sampel. Pemilihan sampel ART didasarkan pada jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat, yaitu KRT atau pasangannya dan ART dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal SLTA(SLTA+). Tabel Kish terdiri dari 11 kolom. Kolom (1) adalah jumlah ART eligible dalam rumah tangga sampel. Kolom (2) sampai dengan (11) menunjukkan nomor urut sampel rumah tangga (01 sampai dengan 10). Angka-angka dalam setiap sel kolom (2) sampai (11) menunjukkan nomor urut ART terpilih berdasarkan nomor urut sampel rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat. Penentuan nomor urut ART yang memenuhi syarat untuk dipilih adalah perpotongan antara kolom nomor urut sampel rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga memenuhi syarat pada rumah tangga tersebut. Lingkari nomor urut sampel anggota rumah tangga pada Daftar ART Sampel Kolom (9), kemudian lihat ke Kolom (2) nama anggota rumah tangga yang terpilih dan lingkari no urut ART di kolom (1) yang sesuai. Contoh: Misalkan dibawah ini merupakan daftar anggota rumah tangga Irianto pada Blok III kolom (1) sampai kolom (7) serta kolom (8) dan kolom (9). Rumah tangga Irianto merupakan rumah tangga sampel dengan nomor urut 8 yang terdiri atas 6 anggota rumah tangga. 28

37 IV.KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Untuk ART dengan No. Urut ART Nama anggota rumah tangga (ART) Hubungan dengan kepala rumah tangga Jenis Kelamin 1.Laki-laki 2.Perempuan Umur (tahun) Pendidik an Status tertinggi Perkaw yang inan ditamatk an pendidikan SLTA+ atau KRT dan pasangannya Nouruteli Beri gible tanda respo ( ) nden (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Irianto YesiSari Riyadi Anggun BayuAji Marimin Dari daftar tersebut diketahui bahwa rumah tangga Irianto dengan nomor urut rumah tangga adalah 8 mempunyai 4 anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih (ART dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan SLTA+ atau KRT atau pasangannya). 2. Pada tabel Kish, pilih kolom yang menunjukkan nomor urut ruta sampel, yaitu 8 dan pilih baris yang menunjukkan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih (eligible responden), yaitu 4. Lingkari sel yang merupakan perpotongan kolom dan baris tersebut, yaitu Lingkari eligible responden bernomor 4 pada Blok III kolom (9), yaitu Yesi Sari. 29

38 TABELKISH Jumlah Nomor Urut Rumah Tangga Sampel ART eligible IV.KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Untuk ART dengan No. Urut ART Nama anggota rumah tangga (ART) Hubungan dengan kepala rumah tangga Jenis Kelamin: 1.Laki-laki 2.Perempuan Umur (tahun) Pendidikan Status tertinggi Perkawi yang nan ditamatkan pendidikan SLTA+ atau KRT dan pasangannya No urut Beri eligible tanda respo ( ) nden (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Irianto YesiSari Riyadi Anggun Sasmi BayuAji Marimin Setelah menyelesaikan wawancara, tanyakan apakah pencacah dapat melakukan wawancara dengan responden terpilih (jika responden terpilih bukan orang yang memberikan informasi pada blok ini). Jika responden terpilih tidak ada pada saat wawancara ini, buatlah janji untuk melakukan kunjungan ulang. Pencacah tidak boleh 30

39 mengganti sampel responden, meskipun ada eligible responden lainnya. Berterimakasihlah kepada pemberi informasi dan akhiri wawancara di sini. BLOK IV. KETERANGAN RESPONDEN TERPILIH Blok ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden terpilih, seperti suku, agama/kepercayaan, lama tinggal serta kegiatan utama selama seminggu terakhir. R 401a. Nama dan Nomor urut ART Tuliskan nama dan nomor urut ART responden terpilih sesuai dengan blok III kolom (2) dan kolom (1). R 401b. Suku Bangsa Tanyakan suku bangsa darimana responden berasal dan tuliskan nama suku bangsa secara lengkap. Suku bangsa adalah kelompok etnis dan budaya masyarakat yang terbentuk secara turun temurun. Pada umumnya suku mengikuti garis patrilineal (ayah/laki-laki) tetapi ada beberapa suku yang mengikuti garis matrilineal (ibu/perempuan) seperti suku minangkabau. responden bisa saja sulit menentukan apa suku bangsanya, misalnya dalam perkawinan campuran antar suku. Dalam hal ini suku bangsa responden yang dicatat adalah sesuai pengakuan responden. Jika responden tidak dapat menentukan, maka pencacah bisa saja mengarahkan pilihan (meminta persetujuan responden) untuk mengikuti garis turunan hirarkis ayah/laki-laki-laki, ayahnya ayah (kakek), ayahnya kakek, dan seterusnya. Jangan menduga suku bangsa dari bahasa yang digunakan sehari-hari sebab bisa saja orang yang sehari-harinya berbahasa daerah setempat, pada kenyataannya berasal dari suku lain. R 401c. Agama/Kepercayaan Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut responden dan tuliskan secara lengkap sesuai pengakuan respponden. Agama yang dicatat tidak hanya enam agama resmi yang diakui di Indonesia, namun juga termasuk berbagai agama/kepercayaan lainnya seperti kaharingan, sunda wiwitan, atau kepercayaan adat lainnya. Isikan jawaban atas pengakuan responden di tempat yang telah disediakan. 31

40 R Lama Tinggal Tanyakan lama tinggal responden di lingkungan setempat tersebut (setingkat desa/kelurahan) bila responden pernah berpindah desa/kelurahan lainnya, maka isikan lama tinggal terakhir di lingkungan tersebut. R. 403a. Kegiatan 1 Minggu Terakhir Tanyakan kegiatan utama responden 1 minggu terakhir. Isikan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu penghasilan atau keuntungan yang paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dikerjakan secara berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji/pendapatan termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/pegawai/karyawan dan hasil usaha berupa sewa, bunga atau keuntungan baik berupa uang atau barang bagi pengusaha. Jika seseorang melakukan pekerjaan tetapi tidak bermaksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan maka tidak dianggap bekerja. Mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, adalah mereka yang mempunyai pekerjaan/usaha tetapi selama seminggu terakhir tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti, menunggu panen, tugas belajar atau mogok kerja. Penjelasan: 1. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. 2. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, dan atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang) 3. Anggota ruta yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala ruta atau anggota ruta yang lain, misal di sawah, ladang, warung/took dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tidak dibayar). 4. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan ruta sendiri dianggap bekerja. 32

41 Contoh: 1. Dokter yang mengobati anggota ruta sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri, dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri. 2. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan pesta, alat pengangkutan, dan sebagainya dikategorikan bekerja. 3. Pembantu ruta termasuk bekerja, baik sebagai anggota ruta majikannya maupun bukan anggota ruta majikannya. 4. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu. 5. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sekotar pertanian maupun nonpertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja. 6. Seseorang petinju atau penyanyi professional yang sedang latihan dalam rangka profesinya, dianggap sebagai bekerja. R. 403b. Lapangan Usaha/Bidang Pekerjaan Utama R. 403b. Apakah lapangan usaha/bidang pekerjaan utama tempat bekerja selama seminggu yang lalu: 01. Pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan 02. Pertambangan dan penggalian 03. Industri pengolahan 04. Listrik, gas dan air 05. Konstruksi 06. Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel 07. Angkutan, pergudangan dan komunikasi 08. Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan 09. Jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan Catatan: Konsep definisi lapangan usaha berdasarkan KBLI 2009 Lapangan usaha/bidang pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/ kantor tempat krt/art bekerja. Cara menentukan pekerjaan utama adalah sebagai berikut: Jika krt/art pada seminggu terakhir hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama. 33

42 Jika krt/art pada seminggu terakhir mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama dan penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan mana yang dianggapnya merupakan pekerjaan utama. Krt/art dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila pengelolaan pekerjaan tersebut dilakukan secara terpisah. Buruh tani, meskipun bekerja pada beberapa petani (pengelolaan terpisah) dikategorikan hanya mempunyai satu pekerjaan. Penjelasan: a. Krt/art yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain, maka pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia cutikan. b. Krt/art yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut melakukan pekerjaan lain, maka salah satu dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan utamanya. Contoh: 1. Krt/art memiliki pekerjaan sebagai seorang manajer pemasaran di perusahaan real estate yang sedang cuti selama seminggu terakhir dan selama cuti tidak melakukan pekerjaan apapun, maka pekerjaan utama krt/art tersebut selama seminggu terakhir adalah sebagai manajer pemasaran di perusahaan real estate. 2. Selama seminggu terakhir, krt/art yang bekerja sebagai seorang dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sedang cuti, dan selama cuti membantu istrinya berdagang alat-alat olah raga, maka pekerjaan utama krt/art tersebut selama seminggu terakhir adalah berdagang alat-alat olahraga. 3. Selama seminggu terakhir, seorang petani selain bertanam padi di lahan sendiri, juga menanam padi di lahan orang lain dengan menerima upah. Petani tersebut digolongkan mempunyai dua pekerjaan yaitu bertanam padi di lahan milik sendiri dan buruh tanaman pangan walaupun lapangan usahanya sama yaitu pertanian. 4. Krt/art yang pada pagi hari menjadi buruh menanam padi dan pada sore hari menjadi buruh menanam sayur-sayuran pada orang yang berbeda, maka krt/art tersebut digolongkan memiliki dua pekerjaan di bidang pertanian. Salah satu dari pekerjaanpekerjaan tersebut yang menggunakan waktu terbanyak dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktunya sama, maka yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. 34

43 R.403c. Kegiatan dengan Waktu Terbanyak Satu Minggu Terakhir Tuliskan kegiatan yang dilakukan responden yang menghabiskan waktu terbanyak. a. Mengurus rumah tangga adalah kegiatan adalah kegiatan mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti memasak, mencuci dan sebagainya digolongkan sebagai mengurus rumah tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi mendapat upah/gaji, digolongkan sebagai bekerja. Jika pembantu melakukan kegiatan mengurus rumah tangga (bukan untuk kepentingan majikannya/pekerjaan) maka juga dikategorikan mempunyai kegiatan mengurus rumah tangga. b. Sekolah/kuliah adalah kegiatan bersekolah formal atau non formal baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. c. Kegiatan lainnya adalah kegiatan selain bekerja, sekolah dan mengurus rumah tangga. Termasuk didalamnya mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan seperti orang lanjut usia, cacat jasmani, dan penerima pendapatan/pensiun yang tidak bekerja lagi. Kategori lainnya dibagi menjadi 2 kelompok: a. Olahraga, kursus, rekreasi dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerjabakti) b. Tidur, santai, bermain, dan tidak melakukan kegiatan apapun. BLOK V. LAGU KEBANGSAAN DAN PANCASILA Blok ini bertujuan untuk memperoleh informasi terkait pengetahuan responden terhadap lagu kebangsaan dan dasar negara Indonesia. R. 501a. Judul Lagu Kebangsaan Indonesia Tanyakan apakah responden mengetahui judul Lagu kebangsaan Indonesia. Beri kode jawaban (1) bila jawaban responden benar menyebutkan judul lagu kebangsaan Indonesia dan kode jawaban (2) bila responden tidak benar menyebutkan judul lagu kebangsaan Indonesia. R. 501b.Hafal Lagu Kebangsaan Indonesia Tanyakan apakah responden dapat menyanyikan lagu Indonesia Raya, akan lebih baik apabila responden turut menyanyikannya sehingga pencacah dapat menilai kemampuan responden terutama hafalan lirik lagu kebangsaan, tetapi apabila responden enggan/tidak mau menyanyikannya, pencacah dapat mengisi jawaban berdasarkan pengakuan responden dengan menyebutkan pilihan jawabannya. 35

44 Adapun lirik lagu Indonesia Raya yang benar sesuai urutan adalah sebagai berikut: Indonesia Raya Ciptaan: Wage Rudolf Supratman Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka, Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka, Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya R. 502a. Hafal Sila Pancasila Rincian ini untuk mengetahui apakah responden hafal dasar negara Pancasila berdasarkan pengakuan responden. Beri kode 1 bila responden hafal sila-sila Pancasila atau kode 2 bila responden tidak hafal sila Pancasila, lanjut ke rincian 601 jika responden tidak hafal sila-sila pada Pancasila. R. 502b. Sebutkan Sila Pancasila Rincian ini meminta responden untuk membacakan satu persatu kelima sila dalam Pancasila. Pencacah tidak menggiring jawaban responden dan teks Pancasila TIDAK 36

45 DIBACAKAN oleh penacah. Beri kode jawaban 1 bila responden benar menyebutkan silasila pada Pancasila, tidak ada kesalahan teks, tidak ada kesalaharan urutan per kata. Dan beri kode jawaban 2 bila responden tidak benar menyebutkan sila-sila pada Pancasila baik terdapat kesalahan teks ataupun kesalahan urutan per kata. Apabila responden tidak menyebutkan sama sekali suatu sila, maka berkode 2 pada sila tersebut. Tuliskan pada kotak yang tersedia. R.502c. Urutan Sila Pancasila Rincian ini tidak ditanyakan kepada responden, melainkan pencacah memberi kesimpulan akhir dari bacaan teks Pancasila yang disebutkan oleh responden. Beri jawaban 1 bila responden benar menyebutkan secara urut teks Pancasila dari sila kesatu sampai dengan sila ke lima atau beri jawaban 2 bila responden tidak urut menyebutkan teks Pancasila. BLOK VI. KETUHANAN YANG MAHA ESA Blok ini bertujuan untuk mengukur implementasi nilai-nilai dalam sila pertama dari Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang mencakup tindak keseharian responden mulai dari ruang lingkup terkecil yaitu keluarga hingga dalam bermasyarakat. Sila pertama dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menuntut setiap warga negara untuk mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta, baik dalam hati, tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan. Butir-butir yang tercantum dalam sila pertama Pancasila mencakup: 1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 37

46 7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. Pada blok ini, responden diminta untuk menjawab sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami atau menurut persepsi/sikap responden atas pertanyaan yang diajukan. Pencacah diminta untuk tidak mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu maupun menjustifikasi jawaban yang diberikan oleh responden. R.601. Melaksanakan sembahyang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan agama/kepercayaan yang dianut selama sebulan terakhir Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui ketaatan responden terhadap ajaran agama/kepercayaan yang dianutnya. Sembahyang yang dimaksud adalah pelaksanaan ibadah yang wajib dilakukan sesuai dengan ajaran agama/kepercayaan masing-masing sebagai bentuk ketaatan, seperti sholat wajib 5 waktu dalam Islam, ibadah minggu bagi Nasrani, tri sandyabagi Hindu. Tanyakan kepada responden frekuensi melaksanakan sembahyang selama sebulan terakhir: Kode 1, Selalu, jika responden tidak pernah absen dalam sembahyang. Kode 2, Sering, jika responden pernah/sesekali meninggalkan kewajiban sembahyang. Kode 3, Jarang, jika responden lebih banyak meninggalkan kewajiban sembahyang daripada melaksanakannya. Kode 4, Tidak melaksanakan. Penjelasan: Dalam agama Islam, sembahyang yang wajib dilakukan adalah sholat fardhu (Isya, Subuh, Zhuhur, Ashar, dan Magrib), sehingga yang dimaksud dalam pertanyaan ini adalah apakah responden pernah tidak melaksanakan sholat fardhu tersebut. Untuk agama/kepercayaan lain, perlu diketahui terlebih dahulu sembahyang yang wajib dilakukan menurut agama/kepercayaan responden, seperti ibadah minggu bagi Nasrani, tri sandya bagi Hindu sehingga pencacah dapat langsung menyesuaikan pertanyaan, seperti: seberapa sering [Bapak/Ibu] melaksanakan tri sandya? (responden beragama Hindu). R Sikap terhadap pendatang yang berasal dari agama lain Tanyakan kepada responden sikap mereka bila seandainya ada pemeluk agama lain yang akan menetap di lingkungan tempat tinggal responden. Pilihan jawaban ada 4 kode yaitu kode 1 bila responden tidak keberatan, kode 2 bila sikap responden cenderung 38

47 tidak keberatan, kode 3 bila sikap responden cenderung keberatan, dan kode 4 bila sikap responden keberatan. R Sekelompok dari agama lain melakukan kegiatan keagamaannya di lingkungan sekitar tempat tinggal Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui sikap saling hormat menghormati sebagai bentuk toleransi beragama responden terhadap agama orang lain melalui sikap responden bila terdapat kegiatan keagamaan dari agama lain yang di lakukan di rumah salah satu warga di sekitar tempat tinggalnya. Kegiatan keagamaan yang dimaksud seperti pengajian, kebaktian, doa/puja, dsb yang dilaksanakan oleh sekelompok orang dari agama yang berbeda dengan responden. Tanyakan sikap yang akan diambil responden: Kode 1, Kode 2, Kode 3, Kode 4, Menerima, jika responden mentolerir adanya kegiatan keagamaan dari agama lain yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal. Cenderung menerima, jika responden menerima namun tetap mengemukakan syarat terkait pelaksanaan kegiatan keagamaan, misalnya: terkait frekuensi (sering/tidaknya kegiatan tersebut), jumlah orang yang menghadiri, serta waktu pelaksanaan kegiatan keagamaan tersebut. Cenderung menentang, jika responden tidak menginginkan adanya kegiatan keagamaan dari agama lain yang dilaksanakan di lingkungan sekitar tempat tinggal namun responden tetep memberikan beberapa pengecualian tertentu termasuk merasa tidak memiliki kekuasaan untuk mencegah adanya kegiatan tersebut, misalnya: jika telah seijin aparat/ketua RT/RW. Menentang, jika responden jelas-jelas menyatakan tidak suka adanya kegiatan keagamaan dari agama lain bahkan melakukan tindakan tertentu guna mencegah dan menghalangi terlaksananya kegiatan keagamaan. R.604. Pemeluk dari agama lain berusaha memengaruhi tetangga untuk mengikuti agamanya Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui sikap responden apabila dihadapkan pada suatu kejadian, dimana seseorang mencoba memengaruhi tetangga responden untuk mengikuti ajaran agama/kepercayaan tertentu yang berbeda dengan responden. Tindak memengaruhi yang dilakukan baik secara halus maupun berupa paksaan, seperti dengan memberikan sembako/makanan/uang kepada orang yang beragama lain dengan maksud 39

48 mau diajak atau dipengaruhi oleh agamanya, kerap diajak berdiskusi mengenai agama dengan selalu diiming-imingi hal tertentu. Tanyakan sikap yang akan diambil responden: Kode 1, Kode 2, Kode 3, Kode 4, Menentang, jika responden melakukan upaya untuk mencegah perbuatan memengaruhi yang dilakukan orang dari agama lain kepada tetangganya. Cenderung menentang, jika responden memang menentang namun tidak memiliki upaya untuk mencegah karena menganggap tidak terkait dengan pribadinya. Cenderung membiarkan, jika responden tidak mempunyai keinginan untuk mencegah dan karena tidak memiliki kekuasaan untuk menentang karena tidak terkait dengan pribadinya. Membiarkan, jika responden tidak menunjukkan kepedulian terhadap kejadian tersebut. R Orang/sekelompok orang yang membatasi kebebasan orang lain menjalankan aturan agamanya Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui sikap responden bila mengetahui ada orang/kelompok orang yang membatasi kebebasan orang lain untuk menjalankan aturan agamanya. Misalnya: si A dilarang oleh si B untuk ibadah sholat lima waktu (dalam Islam) untuk alasan apapun atau Si A tidak diperkenankan menggunakan jilbab/menutup aurat (dalam Islam) oleh perusahaannya selama bekerja di tempat kerjanya. Kode 1, Kode 2, Kode 3, Kode 4, Menentang, jika sikap responden menentang pembatasan kebebasan tersebut. Cenderung menentang, jika sikap responden memang menentang namun tidak memiliki upaya untuk mencegah karena menganggap tidak terkait dengan pribadinya. Cenderung membiarkan, jika sikap responden tidak mempunyai keinginan untuk mencegah dan karena tidak memiliki kekuasaan untuk menentang karena tidak terkait dengan pribadinya. Membiarkan, jika sikap responden tidak menunjukkan kepedulian terhadap kejadian tersebut. R. 606a. Berbagi terhadap sesama (bersedekah) dalam sebulan terakhir Tanyakan kepada responden apakah responden berbagi materi (makanan, barang, uang, dsb) kepada orang lain dalam sebulan terakhir. Berbagi dalam konsep ini tidak memandang status sosial seseorang, tidak hanya memberi kepada yang tidak mampu/miskin, pemberian dilakukan secara langsung bukan dengan pihak ke tiga seperti 40

49 lembaga sosial/tempat ibadah. Pilihan jawaban kode 1 Ya, dan kode 2 tidak. Bila pilihan jawaban responden adalah kode 2 tidak, maka lanjutkan pertanyaan ke rincian 607. R. 606b. Frekuensi berbagi terhadap sesama sebulan terakhir Tanyakan kepada responden frekuensi responden berbagi (sedekah) berupa uang, makanan, dsb kepada orang lain selama sebulan terakhir. Jawaban berdasarkan pengakuan responden. Pilihan jawaban kode 1 jarang dengan frekuensi 1-2 kali, kode 2 sering dengan frekuensi 3-10 kali dan kode 3 sangat sering dengan frekuensi lebih dari 10 kali. R.607. Kebebasan menjalankan aturan agama/kepercayaan Pertanyaan ini digunakan untuk mendapatkan penilaian responden secara umum terkait kebebasan respoden dalam melaksanakan ajaran agama/kepercayaannya. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden merasa bebas dalam melaksanakanajaran agama/kepercayaannya. Jika responden merasa bebas ataupun tidak bebas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden terhadap pertanyaan, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak bebas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa bebas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK VII. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Blok ini bertujuan untuk melihat penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila dalam kehidupan sehari-hari responden. Sila Kedua dalam Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat 41

50 dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadap sesama manusia. Butirbutir dalam sila kedua Pancasila adalah sebagai berikut: 1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa; 2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya; 3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia; 4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira; 6. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain; 7. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan; 8. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; 9. Berani membela kebenaran dan keadilan; 10. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia; 11. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. Pada blok ini, responden diminta untuk menjawab sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami atau menurut persepsi/sikap responden atas pertanyaan yang diajukan. Pencacah diminta untuk tidak mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu maupun menjustifikasi jawaban yang diberikan oleh responden. R.701. Bersedia berteman dengan penyandang cacat/penyandang disorientasi seksual/mantan napi/odha Tanyakan kepada responden, kesediaanya dalam berteman dengan orang lain yang memiliki kriteria sebagai berikut: a. Penyandang disabilitas/cacat fisik, Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami kelainan fisik dan mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya. Dalam survei ini, penyandang disabilitas yang dimaksud dalam pertanyaan dibatasi hanya untuk penyandang disabilitas secara fisik (cacat fisik). b. Penyandang disorientasi seksual, merupakan orang yang memiliki aktifitas seksual yang menyimpang atau tidak sewajarnya seperti homoseksual/gay (laki-laki yang menyukai sesama jenis), biseksual, lesbian (perempuan yang menyukai sesama 42

51 jenis) termasuk juga transgender (laki-laki bergaya perempuan/sebaliknya atau berganti jenis kelaminnya). c. Mantan narapidana, merupakan orang yang pernah menjalani hukuman karena tindakan pidana sehingga pernah mendekam di jeruji besi/penjara selama selang waktu tertentu. d. ODHA, merupakan singkatan dari Orang Dengan HIV AIDS, yaitu orang yang dinyatakan positif terkena HIV AIDS. R Pemerintah menampung dan membantu pengungsi dari negara lain di wilayah Indonesia Tanyakan kepada responden bila pemerintah menampung dan membantu pengungsi dari Negara lain. Pengungsi Negara lain karena bencana alam, sentimen agama, dsb untuk alasan kemanusiaan. Menampung dan membantu pengungsi adalah menyediakan tempat tinggal, makanan, dan kebutuhan lainnya bagi pengungsi. Pilihan jawaban ada 4 kode yaitu kode 1 bila responden setuju, kode 2 bila sikap responden cenderung setuju, kode 3 bila sikap responden cenderung tidak setuju, dan kode 4 bila sikap responden tidak setuju. R.703. Pemerintah memberi bantuan kemanusiaan ke negara lain yang sedang dilanda bencana alam Tanyakan sikap responden jika pemerintah memberikan bantuan kemanusiaan ke negara lain yang dilanda bencana alam. Pilihan jawaban ada 4 kode yaitu kode 1 bila responden setuju, kode 2 bila sikap responden cenderung setuju, kode 3 bila sikap responden cenderung tidak setuju, dan kode 4 bila sikap responden tidak setuju. R Melihat Tindak Kejahatan Tanyakan kepada responden terkait sikapnya apabila melihat tindak kejahatan seperti pencurian, perampokan, penganiayaan, perjudian, dsb di lingkungan sekitar tempat tinggal. Pilihan jawaban adalah yang utama dilakukan oleh responden. Kode 1, menggagalkan, tindak kejahatan, bila responden memergoki dan menghampiri langsung tersangka kejahatan dan mengagalkan tindak kejahatan tersebut. Kode 2, melaporkan aparat, bila responden segera menghubungi aparat desa/polisi/pihak berwenang untuk menginformasikan kejadian tindak kejahatan 43

52 Kode 3, memberitahukan warga sekitar, bila responden segera memberitahukan/berteriak/menghubungi warga sekitar di lokasi kejadian tindak kejahatan. Kode 4, membiarkan, bila responden acuh, tidak peduli, dan membiarkan kejadian tindak kejahatan yang ia lihat. R Melihat seseorang yang dihakimi massa Tanyakan kepada responden terkait sikapnya apabila melihat seseorang yang dihakimi oleh massa karena tuduhan melakukan tindak kejahatan, padahal tuduhan tersebut belum diketahui kebenarannya. Kode 1, melerai/menengahi, bila responden segera mengambil tindakan melerai/menengahi kejadian pertengkaran, perkelahian, atau keributan tersebut. Kode 2, melaporkan aparat, bila responden segera menghubungi aparat desa/polisi/pihak berwenang untuk menginformasikan kejadian pertengkaran, perkelahian, atau keributan tersebut. Kode 3, membiarkan, bila responden acuh, tidak peduli, dan membiarkan kejadian tindak pertengkaran, perkelahian, atau keributan tersebut. Kode 4, ikut menghakimi, bila responden ikut terlibat melakukan penghakiman kepada tersangka tindak kejahatan seperti ikut membaku hantam, menendang, mengeroyok, dsb. R Nilai Kepedulian Responden Terhadap Orang Lain yang Membutuhkan Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kadar rasa kepedulian responden terhadap orang lain yang membutuhkan. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden peduli terhadap orang lain yang membutuhkan. Jika responden merasa peduli ataupun tidak peduli, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak peduli maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika 44

53 responden merasa peduli mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK VIII. PERSATUAN INDONESIA Blok ini merupakan penjabaran dari sila ke tiga Pancasila yang bertujuan untuk mengukur rasa persatuan, cinta tanah air, dan kebanggaan responden sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Adapun butir-butir sila ketiga Pancasila yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut: 1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Pada blok ini, responden diminta untuk menjawab sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami atau menurut persepsi/sikap responden atas pertanyaan yang diajukan. Pencacah diminta untuk tidak mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu maupun menjustifikasi jawaban yang diberikan oleh responden. R. 801.Bersedia Bersahabat dengan Orang dari Suku Lain Tanyakan kepada responden apakah responden bersedia bersahabat dengan orang dari suku lain. Pilihan jawaban ada 4 kode yaitu kode 1 bila responden bersedia, kode 2 bila sikap responden cenderung bersedia, kode 3 bila sikap responden cenderung tidak bersedia, dan kode 4 bila sikap responden tidak bersedia. R Bersedia bela negara Tanyakan pada responden akan kesediaannya turut serta dalam bela negara. Bela Negara adalah sikap dan prilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaan terhadap NKRI 45

54 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan Negara yang seutuhnya. Landasan konsep bela Negara berkaitan dengan wajib militer. Beberapa Negara memberlakukan wajib militer bagi warganya yang memenuhi syarat China, Korea, Israel, AS, Jerman, Spanyol, Inggris. Di Indonesia sendiri sedang diusulkan lahirnya UU mengenai ketetapan dan ketentuan wajib militer namun saat ini masih dalam perdebatan RUU. R Menenggelamkan kapal asing yang memasuki wilayah perairain Indonesia secara ilegal Pertanyaan ini bertujuan untuk menilai tanggapan responden akan kebijakan pemerintah yang menenggelamkan kapal asing ilegal ketika memasuki perairan Indonesia. Pilihan jawaban ada 4 kode yaitu kode 1 bila responden setuju, kode 2 bila sikap responden cenderung setuju, kode 3 bila sikap responden cenderung tidak setuju, dan kode 4 bila sikap responden tidak setuju. R Mengibarkan bendera merah putih pada saat perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI Pertanyaan ini bertujuan untuk melihat kebiasaan responden dalam merayakan hari ulang tahun kemerdekaan RI seperti mengibarkan bendera merah putih di lingkungan rumah. Pemasangan bendera Merah-Putih oleh masing-masing rumah tangga merupakan salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menyambut perayaan hari kemerdekaan. Bendera Merah Putih yang dimaksud merupakan bendera yang dipasang/dikibarkan oleh rumah tangga sendiri dan bukan dari swadaya warga dalam rukun tetangga. Tanyakan kepada responden frekuensi mengibarkan bendera merah putih di lingkungan rumah: Kode 1, Selalu, jika responden mengibarkan bendera merah putih setiap tahun saat perayaan hari ulang tahun kemerdekaan RI. Kode 2, Sering, jika responden sekali-kali tidak mengibarkan bendera merah putih setiap tahun saat perayaan hari ulang tahun kemerdekaan RI. Kode 3, Jarang, jika responden lebih banyak tidak mengibarkan bendera merah putih setiap tahun saat perayaan hari ulang tahun kemerdekaan RI. Kode 4, Tidak pernah mengibarkan bendera merah putih sama sekali saat perayaan hari ulang tahun kemerdekaan RI. R.805. Pembebasan tanah/lahan yang dimiliki untuk kepentingan umum Pertanyaan ini digunakan untuk melihat seberapa besar kerelaan responden untuk berkorban demi kepentingan umum melalui kesediaan responden untuk membebaskan tanah/lahanyang dimiliki guna pembangunan fasilitas publik seperti jalan, sekolah, rumah sakit, saluran air, dsb dengan atau tanpa kompensasi tertentu. 46

55 Kode 1, Kode 2, Kode 3, Kode 4, Merelakan, jika responden langsung menyatakan menerima tanpa mensyaratkan bentuk ganti rugi tertentu, Cenderung merelakan, jika responden menyatakan menerima dengan syarat bentuk ganti rugi yang diberikan pemerintah harus sesuai. Cenderung tidak merelakan, jika responden menyatakan menerima dengan syarat bentuk gantirugi yang diberikan pemerintah harus menguntungkan (lebih besar dari seharusnya). Tidak merelakan, jika responden tidak merelakan pembebasan lahan apapun bentuk ganti rugi yang ditawarkan atau responden menuntut ganti rugi yang tidak wajar sebagai upaya untuk menggagalkan tindak pembebasan lahan. R Perasaan ketika melihat peristiwa kebangsaan tertentu Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kadar rasa berkebangsaan dan bertanah air Indonesia yang dimiliki oleh responden. Berbagai momen yang dapat menimbulkan rasa bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia adalah ketika melihat bendera merah putih dikibarkan dalam suatu acara, mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya, melihat presiden RI berpidato di acara kenegaraan, dan melihat tim Indonesia bertanding di kejuaraan internasional. Tanyakan perasaan responden pada saat menyaksikan momen-momen tersebut: Kode 1, Bangga. Kode 2, Agak bangga. Kode 3, Biasa saja, jika responden tidak merasakan perasaan khusus dan menganggap kejadian tersebut sebagai kejadian yang tidak memiliki makna tertentu. Kode 4, Tidak peduli, jika responden sama sekali tidak mempedulikan kejadian tersebut. R Nilai kebanggaan sebagai bangsa Indonesia Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kadar atau rasa bangga respoden menjadi bangsa Indonesia. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Jika responden merasa bangga ataupun tidak bangga, tanyakan 47

56 alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak bangga maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa bangga mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK IX. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN Blok ini bertujuan untuk mengukur implementasi nilai-nilai dalam sila keempat dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan/perwakilan; mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, baik secara langsung maupun tidak langsung namun bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan masing-masing. Oleh karena itu setiap orang dituntut berperan aktif dalam melaksanakan berbagai pengambilan keputusan baik di lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, maupun dalam kehidupan berbangsa dan berbegara dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Hal ini dimaksudkan agar setiap keputusan yang dibuat dapat mencerminkan semangat kekeluargaan dan kebersamaan, adapun butirbutir yang terdapat pada sila ke empat yaitu: 1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. 2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 48

57 7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. 10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. Responden diminta untuk menjawab sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami maupun menurut persepsi/sikap responden atas pertanyaan yang diajukan. Pencacah diminta untuk tidak mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu maupun menjustifikasi jawaban yang diberikan oleh responden. R. 901a. Penggunaan Hak Pilih Rincian ini digunakan untuk mengetahui partisipasi politik responden dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya ditunjukkan dengan penggunaan hak pilih dalam pemilihan umum. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kejadian pemilihan presiden atau gubernur atau bupati/walikota yang paling terakhir dialami oleh responden. Penggunaan hak pilih dilakukan dengan mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pelaksanaan pemungutan suara dan menggunakan hak pilih untuk menentukan pilihannya. Tanyakan partisipasi responden dalam pemilu terakhir: Kode 0, Tidak punya hak pilih, Jika responden sampai dengan survei ini dilaksanakan belum pernah menggunakan hak pilih karena belum cukup umur, narapidana yang dicabut hak pilihnya, tidak terdaftar dalam DPT Kode 1, Ya, jika responden menggunakan hak pilih Kode 2, Tidak, jika responden tidak menggunakan hak pilih R.901b. Tekanan dalam menentukan pilihan pada pemilu atau pilkada terakhir Salah satu asas dalam Pemilu adalah bebas yang berarti bahwa setiap warga negara bebas menggunakan haknya untuk memilih pemimpin yang dikehendakinya tanpa adanya pengaruh, tekanan, paksaan, intimidasi dari siapapun dengan jalan apapun. Memberi tekanan dalam menentukan pilihan calon pemimpinnya bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sila ke-4 butir ke-2, tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. Bentuk tekanan dalam menggunakan hak pilih seperti memaksa seseorang untuk memilih salah satu calon pemimpin atau memaksakan untuk tidak menggunakan hak pilih (golput). 49

58 Rincian ini digunakan untuk mengetahui adanya pemaksaan kehendak/tekanan yang diterima oleh responden pada saat menggunakan hak pilih dalam pemilu/pilkada terakhir. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Kode 1, Kode 2, Ya, jika responden mendapat tekanan dalam menggunakan hak pilih Tidak, jika responden tidak mendapat tekanan dalam menggunakan hak pilih R.902. Keikutsertaan dalam Pertemuan/Musyawarah Warga Pertemuan/musyawarah merupakan kegiatan berkumpul dalam rangka silaturahim maupun suatu upaya bersama untuk memecahkan persoalan dengan mengutamakan nilai nilai kebersamaan dan kekeluargaan seperti rapat, halal-bihalal, ramah tamah warga, dan sebagainya. Keikutsertaan responden dalam setiap pertemuan/musyawarah warga menunjukkan sikap responden lebih menjunjung/mengutamakan nilai demokratis/musyawarah dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Rincian ini digunakan untuk mengetahui frekuensi keikutsertaan responden dalam pertemuan/musyawarah warga.tanyakan kepada responden frekuensi keikutsertaan dalam pertemuan/musyawarah warga di lingkungan sekitar tempat tinggal: Kode 1, Selalu, jika responden tidak pernah absen dalam setiap pertemuan/musyawarah Kode 2, Sering, jika responden pernah/sesekali tidak menghadiri/mengikuti pertemuan/musyawarah karena ada halangan Kode 3, Jarang, jika responden jarang menghadiri/mengikuti pertemuan/musyawarah Kode 4, Tidak pernah, jika responden tidak pernah menghadiri/mengikuti pertemuan/musyawarah Catatan: Jika di lingkungan sekitar tempat tinggalnya tidak pernah diadakan pertemuan/musyawarah, berikan kode 9. R.903. Cara pengambilan keputusan yang paling diinginkan Ada banyak cara pengambilan keputusan dalam menghadapi sebuah permasalahan. Selain musyawarah untuk mufakat terdapat beberapa cara lain untuk mengambil sebuah keputusan diantaranya melalui pemungutan suara. Adakalanya keputusan tersebut langsung diambil oleh seorang yang dianggap tokoh, baik tokoh masyarakat maupun tokoh agama. Tanyakan cara pengambilan keputusan yang paling disukai oleh responden: 50

59 Kode 1, Kode 2, Kode 3, Kode 4, Musyawarah untuk mufakat, lebih suka jika pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat Pemungutan suara, lebih suka jika pengambilan keputusan dengan suara terbanyak (vooting) Keputusan tokoh, lebih suka jika keputusan diambil oleh tokoh seperti ketua RT, ustadz, pendeta, dsb. Lainnya, jika responden lebih menginginkan cara selain ketiga cara di atas, termasuk pula jika responden menyatakan tidak peduli dengan cara apa keputusan diambil. R.904. Sikap terhadap keputusan bersama yang tidak sesuai pendapatnya Keputusan bersama yang diperoleh dari hasil musyawarah mencerminkan pendapat dari semua peserta musyawarah. Dengan demikian seharusnya setiap peserta musyawarah harus menerima dengan lapang dada setiap keputusan yang sudah diambil dalam sebuah musyawarah. Sikap ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sila ke-4 butir ke-4, menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. Rincian ini digunakan untuk mengetahui sikap saling menghormati responden ketika keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diinginkan.tanyakan kepada responden bagaimana sikapnya keputusan yang sudah diambil dalam sebuah musyawarah tidak sesuai dengan pendapatnya: Kode 1, Menerima dengan lapang dada, jika responden menerima dan melaksanakan keputusan yang diambil dalam musyawarah secara ikhlas tanpa berkeluh kesah. Kode 2, Menerima dengan terpaksa, jika responden tidak sepenuh hati menerima keputusan dan melaksanakan keputusan tersebut dengan terpaksa (tidak ikhlas). Kode 3, Tidak menerima dan tidak melaksanakan, jika responden menyatakan tidak menerima hasil keputusan serta tidak melaksanakan hasil keputusan yang sudah diambil. Kode 4, Menentang/melakukan perlawanan, jika responden berusaha menggagalkan hasil keputusan tersebut atau berusaha mengajak yang lain untuk tidak menolak hasil. R Percaya terhadap pemimpin hasil pilihan warga Tuliskan sikap responden terhadap pemimpin yang merupakan hasil pilihan warga (baik dengan musyawarah ataupun pemilihan suara) apakah responden percaya bahwa pemimpin tersebut dapat melaksanakan aspirasi mereka. Pilihan jawaban ada 4 kode yaitu 51

60 kode 1 bila responden percaya, kode 2 bila sikap responden cenderung percaya, kode 3 bila sikap responden cenderung tidak percaya, dan kode 4 bila sikap responden tidak percaya. R Frekuensi melakukan musyawarah Rincian ini digunakan untuk mengetahui seberapa sering responden menerapkan musyawarah untuk mufakat untuk mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin sering seseorang menerapkan musyawarah sebagai cara untuk mengambil sebuah keputusan menunjukkan sikap demokratis seseorang yang peka terhadap aspirasi orang lain di lingkungan sekitarnya. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Jawaban rincian ini berkisar antara Semakin kecil nilainya menunjukkan semakin jarang menggunakan musyawarah untuk mufakat sebagai cara pengambilan keputusan dalam kehidupan seharihari. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing, dengan cara: a. Menanyakan apakah responden sering menggunakan musyawarah untuk mufakat sebagai cara untuk mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. b. Jika responden sering maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Sebaliknya jika responden merasa jarang mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. c. Jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidak pahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. d. Jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK X. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA Blok ini bertujuan untuk mengukur implementasi nilai-nilai dalam sila kelima dari Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Sila kelima dalam Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangsih yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut rakyat Indonesia untuk mempunyai sikap luhur yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak- 52

61 hak orang lain. Adapun butir-butir sila kelima yaitu: a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. d. Menghormati hak orang lain. e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. i. Suka bekerja keras. j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Responden diminta untuk menjawab sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami maupun menurut persepsi/sikap responden atas pertanyaan yang diajukan. Pencacah diminta untuk tidak mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu maupun menjustifikasi jawaban yang diberikan oleh responden. R. 1001: Sikap Menghadapi Antrian di Pelayanan Publik Salah satu hak yang harus diberikan kepada orang lain adalah tidak merugikan orang ketika terjadi antrian di pelayanan publik. Sikap yang termasuk merampas hak orang lain adalah: a. Memotong antrian, yaitu menyerobot giliran yang seharusnya menjadi milik orang agar diberikan pelayanan lebih dulu sehingga orang lain menjadi tertunda mendapat pelayanan dari petugas, b. Marah, menggerutu atau protes yang dapat mengganggu kegiatan pelayanan, c. Menggunakan jasa pihak ketiga (calo), yaitu menyuruh orang lain untuk mengurus sehingga tidak perlu repot mengantri, d. Memberikan jasa kepada petugas, yaitu memberikan imbalan kepada petugas agar dimudahkan dalam proses pelayanan. 53

62 Semua perbuatan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sila ke-5 butir ke- 4, menghormati hak orang lain. Tanyakan kepada responden apakah pernah melakukan tindakan tersebut ketika terjadi antrian di pelayanan publik: Kode 1, Sering, jika sering melakukan perbuatan tersebut Kode 2, Jarang, jika pernah atau sesekali melakukan perbuatan tersebut Kode 3, Tidak pernah, jika tidak pernah melakukan perbuatan tersebut R Pembelian barang yang tidak dibutuhkan dalam setahun terakhir Gaya hidup boros merupakan gaya hidup yang tidak sesuai dengan pengamalan Pancasila. Perbuatan hidup boros yaitu berlebihan dalam menggunakan uang untuk membeli barang-barang yang tidak benar-benar diperlukan. Gaya hidup ini tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sila ke-5 butir ke-7, tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tanyakan kepada responden apakah pernah membeli barang-barang yang tidak benar-benar dibutuhkan: Kode 1, Tidak pernah, jika responden tidak pernah membeli barang-barang yang tidak benar-benar dibutuhkan, Kode 2, Kadang-kadang, jika responden pernah/sesekali membeli barang-barang yang tidak benar-benar dibutuhkan, Kode 3, Sering, jika responden sering membeli barang-barang yang tidak benarbenar dibutuhkan, Kode 4, Selalu, jika responden selalu membeli barang-barang yang tidak diperlukan setiap kali ada kesempatan. R Pembelian barang bajakan Menghargai orang lain salah satunya dengan menghargai hasil karya yang sudah dihasilkannya. Membeli barang-barang bajakan merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sila ke-5 butir ke-10, suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Rincian ini digunakan untuk mengetahui sikap responden dalam menghargai hasil karya orang lain dengan tidak membeli barang-barang bajakan. Tanyakan kepada responden apakah pernah membeli barang-barang bajakan: Kode 1, Tidak pernah, jika responden tidak pernah membeli barang-barang bajakan, Kode 2, Kadang-kadang, jika responden pernah/sesekali membeli barang-barang bajakan, Kode 3, Sering, jika responden sering membeli bajakan, Kode 4, Selalu, jika responden selalu membeli barang-barang bajakan. 54

63 R. 1004a. Menabung dalam setahun terakhir Kebiasan menabung, dan gaya hidup berhemat merupakan bentuk pengamalan nilainilai Pancasila sila ke-5 butir ke-7, tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Rincian ini digunakan untuk mengetahui apakah responden mempunyai sikap menghindari pemborosan dengan mempunyai kebiasaan menabung. Tanyakan kepada responden apakah menabung dalam setahun terakhir. R. 1004b. Frekuensi menabung Kebiasaan menabung menunjukkan sikap responden untuk menghindari pemborosan dalam menggunakan uangnya. Semakin sering frekuensi seseorang dalam menyisihkan uangnya untuk ditabung menunjukkan semakin terhindar dari sikap pemborosan dalam hidupnya. Tanyakan frekuensi menabung yang dilakukan oleh responden: Kode 1, Jarang (1-2 kali), jika responden menabung sekitar 1-2 kali dalam setahun Kode 2, Sering(3-10 kali), jika responden menabung sekitar 3-10 kali dalam setahun Kode 3, Sangat sering (lebih dari 10 kali), jika responden menabung lebih dari 10 kali dalam setahun R Mengikuti kegiatan bersama selama setahun terakhir Masih terjaganya budaya saling kerja sama untuk kepentingan bersama menunjukkan bahwa nilai-nilai kekeluargaan dan kegotongroyongan masih melekat dalam diri masyarakat Indonesia. Sikap tersebut masih sesuai dengan sila ke-5 butir pertama, mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Rincian ini digunakan untuk mengetahui apakah responden mempunyai sikap tersebut dengan mau menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan bersama untuk kepentingan umum. Tanyakan kepada responden seberapa sering mengikuti kegiatan bersama untuk kepentingan umum: Kode 1, Selalu, jika responden tidak pernah absen dalam mengikuti setiap ada kegiatan bersama untuk kepentingan umum Kode 2, Sering, jika responden pernah/sesekali tidak mengikuti kegiatan bersama untuk kepentingan umum Kode 3, Jarang, jika responden jarang mengikuti kegiatan bersama untuk kepentingan umum Kode 4, Tidak pernah, jika responden tidak pernah mengikuti kegiatan bersama untuk kepentingan umum 55

64 R Sikap terhadap tetangga yang sedang mengalami kesulitan Solidaritas seseorang dapat tercermin dari kesediaanya menolong orang lain yang sedang mengalami kesulitan, terutama kesulitan keuangan/ekonomi. Sikap kesediaan memberikan pertolongan ini sudah sesuai dengan pengamalan Pancasila sila ke-5 butir ke-5, suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Rincian ini digunakan untuk mengetahui sikap solidaritas responden terhadap orang lain yang sedang mengalami kesulitan keuangan/ekonomi. Tanyakan bagaimana sikap responden terhadap orang lain yang sedang mengalami kesulitan keuangan/ekonomi: Kode 1, Kode 2, Kode 3, Kode 4, Memberi pekerjaan, jika responden memberikan bantuan dengan cara memberikan pekerjaan kepada orang tersebut. Memberi bantuan/hibah, jika responden memberikan bantuan secara hibah, Memberi pinjaman, jika responden memberikan bantuan dengan cara memberikan pinjaman uang/barang, Tidak melakukan apapun, jika responden tidak melakukan tindakan apapun baik karena tidak peduli terhadap orang lain yang mengalami kesulitan keuangan/ekonomi ataupun yang hanya turut prihatin/empati. R Peran Serta Menjaga Kerukunan Warga Kerukunan antar warga harus tetap terjaga demi terciptanya kehidupan lebih aman dan tentram. Rincian ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar peran serta responden untuk ikut serta dalam menjaga kerukunan warga di sekitar tempat tinggalnya. Rincian ini juga digunakan sebagai validator (kontrol) terhadap pertanyaan sebelumnya, artinya jawaban responden pada pertanyaan sebelumnya seharusnya mempunyai korelasi (setara) dengan pertanyaan ini. Jika tidak pencacah bisa melakukan penekanan terhadap pertanyaan ini agar responden lebih memahami pertanyaan yang diajukan. Jawaban rincian ini berkisar antara Semakin kecil nilainya berarti responden tidak mempunyai peran serta dalam menjaga kerukunan warga. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan, dengan cara: a. Menanyakan apakah responden ikut serta dalam menjaga kerukunan warga di sekitar tempat tinggalnya, kemudian tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. 56

65 b. Jika responden menyatakan mempunyai peran serta dalam menjaga kerukunan warga, maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Sebaliknya jika responden merasa tidak mempunyai peran serta mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. c. Jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidak pahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. d. Jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK XI. PERUMAHAN DAN PENDAPATAN Blok ini bertujuan untuk memperoleh gambaran terkait kondisi ekonomi rumah tangga responden, yang didekati dengan penguasaan bangunan tempat tinggal, luas lantai bangunan tempat tinggal, dan pendapatan rumah tangga. Rincian 1101: Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Status penguasaan bangunan tempat tinggal atau rumah yang ditempati harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya. Pertanyaan ini diisi dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang telah disediakan. Kode jawaban untuk pertanyaan ini adalah: Kode 1, Milik sendiri, jika status tempat tinggal pada waktu pencacahan, betulbetul sudah milik KRT atau salah seorang ART. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri. Kode 2, Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT/ART dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak.pada akhir masa perjanjian, pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru. Kode 3, Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT atau salah seorang ART dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu. Kode 4, Bebas sewa, milik orang lain, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (bukan famili/orang tua) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga responden tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun. 57

66 Kode 5, Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi atau perusahaan tempat bekerja KRT/ART baik dengan membayar sewa maupun tidak. Jika KRT/ART tidak bekerja lagi pada instansi/perusahaan tersebut, maka rumah dinas tersebut berubah status menjadi rumah sewa jika KRT/ART membayar sewa atau rumah bebas sewa jika tidak membayar sewa. Kode 6, Milik orang tua/sanak/saudara, jika tempat tinggal tersebut bukan milik sendiri melainkan milik orang tua/sanak/saudara dan tidak mengeluarkan suatu pembayaran apa pun untuk mendiami tempat tinggal tersebut, dimana orang tua/sanak/saudaranya tidak tinggal di rumah tersebut atau bukan anggota rumah tangga. Kode 7, Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat dsb. Rincian 1102: Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal Tingkat kesalahan penghitungan luas lantai sangat tinggi. Oleh karena itu, hitung dengan cermat luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden. Jika responden tidak mengetahui secara pasti luas bangunan tempat tinggal yang ditempatinya, usahakan untuk membantu membuat perkiraan dengan menghitung jumlah ubin/keramik ataupun dengan cara lainnya. Luas lantai belum tentu sama dengan panjang kali lebar karena tidak semua bangunan berbentuk persegi empat. Isikan informasi mengenai luas lantai bangunan tempat tinggal dalam satuan m2 pada titik-titik yang disediakan dan tuliskan pula ke dalam kotak yang disediakan. a. Luas lantai yang dimaksud di sini adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari- hari (sebatas atap). Taman di dalam rumah maupun taman yang berada di samping rumah, namun berada di bawah atap tetap termasuk sebagai luas lantai bangunan tempat tinggal. b. Bagian-bagian dari bangunan tempat tinggal yang digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak dimasukkan dalam perhitungan luas lantai, seperti lumbung padi, kandang ternak, lantai jemur (hamparan semen) dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung). c. Untuk bangunan bertingkat, luas lantai merupakan penjumlahan luas lantai dari semua tingkat yang ditempati oleh rumah tangga. d. Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih dari satu rumah tangga, maka luas lantai hunian setiap rumah tangga adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai bersama dibagi banyaknya rumah tangga ditambah dengan luas lantai pribadi rumah tangga yang bersangkutan. 58

67 Rincian 1003: Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Pertanyaan ini dimaksudkan mendapatkan informasi mengenai pendapatan rumahtangga. Pendapatan rumah tangga mencakup seluruh upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan termasuk bagi pengusaha baik berupa uang atau barang dari seluruh ART dalam rumah tangga tersebut. Tanyakan berapa rata rata pendapatan yang diterima rumah tangga dalam satu bulan. Tanyakan pula pendapatan dalam bentuk lain seperti bonus, tunjangan ataupun barang, karena masyarakat cenderung hanya mengingat upah yang rutin diterima setiap bulan. Isikan salah satu kode 1 (>Rp ) sampai 5 ( Rp ) yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. 59

68 Alokasi Sampel Kabupaten/Kota, Blok Sensus dan Rumah Tangga SNK 2015 Lampiran 1 Provinsi Sampel Kab/Kota Sampel Blok Sensus Urban Rural Total Sampel Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) 11 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah

69 Lampiran 2 Alokasi Petugas, Innas dan Kelas Pelatihan SNK 2015 Provinsi Pencacah Petugas Pengawas Panitia Jumlah Peserta Jumlah Kelas Innas (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 11 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah

70 Lampiran 3 Alokasi Dokumen menurut Provinsi PROPINSI Kuesioner Pelatihan Pencacahan Cadangan Total Pedoman dan Alat Bantu (1) (2) (3) (4) (5) (6) 11 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah

71 Lampiran 4 Peta Blok Sensus 63

72 64 Lampiran 5

73 Lampiran 6 REPUBLIK INDONESIA SNK2015.RT BADAN PUSAT STATISTIK Disimpan di Kabupaten/Kota SURVEI NILAI-NILAI KEBANGSAAN 2015 RAHASIA I. PENGENALAN TEMPAT Provinsi Kabupaten/Kota *) Kecamatan Desa/Kelurahan *) 105 Klasifikasi wilayah 1. Perkotaan 2. Perdesaan 106 Nomor blok sensus 107 Nomor kode sampel (NKS) 108 Nomor urut sampel rumah tangga (NURT) Nama kepala rumah tangga Alamat lengkap (Jalan/RT/RW/ dusun) Hasil kunjungan 1. Berhasil 2. Tidak berhasil, alasan.... II. KETERANGAN PENCACAHAN 201 Nama pencacah 205 Nama pemeriksa 202 Jabatan 1. Kasie/Staf BPS 2. KSK 3. Mitra 206 NIP Jabatan 1. Kasie/Staf BPS 2. KSK 3. Mitra 203 Tanggal pencacahan Tanggal pemeriksaan Tanda tangan 208 Tanda tangan *) Coret yang tidak sesuai 65

74 III. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA No. Urut ART Nama anggota rumah tangga (ART) (Tulis siapa saja yang biasanya tinggal dan makan di rumah tangga ini baik dewasa, anak-anak maupun bayi) Hubungan dengan kepala rumah tangga [kode] Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Umur (tahun) Status perkawinan [kode] Pendidikan tertinggi yang ditamatkan [kode] Untuk KRT dan pasangannya dan ART lain dengan pendidikan SLTA+ Beri tanda ( ) * No urut eligible responden (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Kode kolom (3) Hubungan dengan kepala rumah tangga: 1. Kepala rumah tangga 2. Istri/suami 3. Anak 4. Menantu 5. Cucu 6. Orang tua/mertua 7. Famili lain 8. Pembantu rumah tangga 9. Lainnya Kode kolom (6) Status perkawinan: 1. Belum kawin 2. Kawin 3. Cerai hidup 4. Cerai mati PETUNJUK PEMILIHAN RESPONDEN a. Perhatikan nomor urut rumah tangga sampel pada Blok I R.108 dan jumlah ART yang eligible (jumlah ART yang bertanda ( ) pada kolom (8)). b. Pada tabel Kish di samping, lingkari perpotongan antara nomor urut rumah tangga sampel dan jumlah ART yang eligible. Nomor yang dilingkari tersebut merupakan nomor urut eligible responden yang dipilih sebagai responden untuk diwawancarai. c. Lingkari nomor urut eligible responden terpilih pada kolom (9), demikian pula dengan nomor urut ART pada kolom (1) bagi responden terpilih. Kode kolom (7) *Pengisian Kolom (8): Pendidikan tertinggi yang Beri tanda ( ) jika kolom (3) berkode 1 atau 2 atau ditamatkan: kolom (7) berkode Tidak/belum pernah Petunjuk pengisian kolom (9): bersekolah No urut eligible responden (dari yang tertua): 2. Tidak/belum tamat SD/SDLB/ 1. Pengisian kolom (9) dilakukan setelah informasi MI/Paket A untuk semua ART pada kolom (2) sampai kolom (8) telah terisi. 3. SD/SDLB/MI/Paket A 4. SMP/SMPLB/MTs/Paket B 2. Berikan nomor urut eligible responden pada kolom (9), bila kolom (8) bertanda ( ). 5. SMA/SMALB/SMK/MA/Paket C Penomoran dimulai dari laki-laki tertua sampai 6. Diploma I/II termuda dilanjutkan dengan perempuan tertua 7. Diploma III/Sarjana Muda sampai termuda. 8. Diploma IV/S1 3. Lakukan pemilihan responden sesuai dengan 9. S2, S3 petunjuk di bawah ini. Jumlah ART Eligible TABEL KISH Nomor Urut Rumah Tangga Sampel

75 IV. KETERANGAN RESPONDEN TERPILIH VI. KETUHANAN YANG MAHA ESA 401 a. Nama :..... No. Urut ART b. Suku : 601 Seberapa sering [Bapak/Ibu] melaksanakan sembahyang misalnya: sholat 5 waktu, ibadah minggu, tri sandya, dsb. sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh agama/ kepercayaan yang dianut selama sebulan terakhir? 402 c. Agama/kepercayaan : Lama tinggal/menetap di lingkungan ini : Selalu 1 Jarang 3 Sering 2 Tidak melaksanakan tahun bulan a. Apakah selama seminggu terakhir [Bapak/Ibu] bekerja atau sementara tidak bekerja? Ya 1 Tidak 2 => R.403.c b. Apakah lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja [Bapak/Ibu]? 602 Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] seandainya ada pemeluk agama lain yang akan menetap di lingkungan tempat tinggal? Tidak keberatan 1 Cenderung tidak keberatan 2 Cenderung keberatan 3 Keberatan 4 Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan 1 Pertambangan dan penggalian 2 Industri pengolahan 3 Listrik, gas dan air 4 Konstruksi 5 Perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel 6 Angkutan, pergudangan, dan komunikasi 7 Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan 8 Jasa kemasyarakatan, sosial, dan perseorangan Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] seandainya ada sekelompok pemeluk agama lain yang melakukan kegiatan keagamaannya seperti: pengajian, kebaktian, dsb. di lingkungan tempat tinggal? Menerima 1 Cenderung menentang 3 Cenderung menerima 2 Menentang 4 Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] seandainya ada pemeluk agama lain yang berusaha memengaruhi tetangga untuk mengikuti agamanya? Menentang 1 Cenderung membiarkan 3 Cenderung menentang 2 Membiarkan Ditanyakan jika R.403.a berkode 2 c. Kegiatan apakah yang menggunakan waktu terbanyak [Bapak/Ibu] selama seminggu terakhir? Mengurus rumah tangga 1 Sekolah/kuliah 2 Lainnya.....(tuliskan) 3 V. LAGU KEBANGSAAN DAN PANCASILA a. Apakah judul lagu kebangsaan Indonesia? Benar 1 Tidak benar 2 [INDONESIA RAYA] b. Apakah [Bapak/Ibu] hafal lagu kebangsaan Indonesia? Ya, hafal seluruhnya 1 Ya, hafal sebagian 2 Tidak hafal 3 a. Apakah [Bapak/Ibu] hafal sila-sila pada Pancasila: Hafal 1 Tidak hafal 2 => R Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] seandainya ada orang/ sekelompok orang yang membatasi kebebasan orang lain untuk menjalankan aturan agamanya, seperti: menjalankan ibadah, menutup aurat, dsb.? Menentang 1 Cenderung membiarkan 3 Cenderung menentang 2 Membiarkan 4 a. Apakah [Bapak/Ibu] berbagi terhadap sesama (bersedekah) berupa uang, makanan, dsb. dalam sebulan terakhir? Ya 1 Tidak 2 => R.607 b. Berapa kali [Bapak/Ibu] berbagi terhadap sesama (bersedekah) berupa uang, makanan, dsb. kepada orang lain selama sebulan terakhir: Jarang (1-2 kali) 1 Sering (3-10 kali) 2 Sangat sering (lebih dari 10 kali) 3 Seberapa bebas [Bapak/Ibu] dalam menjalankan aturan agama/kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari? b. Mohon [Bapak/Ibu] menyebutkan sila-sila pada Pancasila: [Benar 1 Tidak benar 2] [1. KETUHANAN YANG MAHA ESA] Sangat tidak bebas Sangat bebas [2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB] [3. PERSATUAN INDONESIA] [4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN] [5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA] c. [APAKAH URUTAN SILA-SILA PANCASILA TELAH DIUCAPKAN SECARA BENAR OLEH RESPONDEN?] Ya 1 Tidak VII. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Apakah [Bapak/Ibu] bersedia berteman dengan: Bersedia 1 Cenderung tidak bersedia 3 Cenderung bersedia 2 Tidak bersedia 4 a. Penyandang disabilitas/cacat fisik b. Penyandang disorientasi seksual (waria/transgender, lesbian, gay, biseksual, dsb.) c. Mantan narapidana d. ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) 67

76 Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] ketika pemerintah berupaya membantu atau menampung pengungsi dari negara lain di wilayah negara Indonesia? Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] ketika pemerintah memberi bantuan kemanusiaan ke negara lain yang sedang dilanda bencana? Setuju 1 Cenderung setuju 2 Cenderung tidak setuju 3 Tidak setuju 4 Setuju 1 Cenderung setuju 2 Cenderung tidak setuju 3 Tidak setuju Terkait kedaulatan negara, bagaimana sikap [Bapak/Ibu] terhadap tindakan pemerintah yang menenggelamkan kapal-kapal asing yang telah memasuki wilayah perairan Indonesia secara ilegal, meskipun tindakan pemerintah tersebut ditentang oleh negara lain? Setuju 1 Cenderung setuju 2 Cenderung tidak setuju 3 Tidak setuju 4 Apakah [Bapak/Ibu] mengibarkan bendera merah putih di lingkungan rumah pada saat perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI? Selalu 1 Sering 2 Jarang 3 Tidak pernah Apabila terjadi tindak kejahatan seperti: pencurian, perampokan, penganiayaan, perjudian, dsb. di lingkungan tempat tinggal, apa yang [Bapak/Ibu] lakukan? Menggagalkan tindak kejahatan 1 Melaporkan ke aparat 2 Memberitahu warga sekitar 3 Membiarkan Jika tanah/lahan milik [Bapak/Ibu] terkena pembebasan lahan untuk pembangunan fasilitas publik seperti: jalan, sekolah, rumah sakit, saluran air, dsb., bagaimana sikap [Bapak/Ibu]? Merelakan 1 Cenderung merelakan 2 Cenderung tidak merelakan 3 Tidak merelakan Apabila ada seseorang yang sedang dihakimi oleh massa karena dituduh melakukan tindak kejahatan seperti: mencuri, mencopet, asusila, dsb. di lingkungan tempat tinggal, apa yang [Bapak/Ibu] lakukan? Melerai/menengahi 1 Melaporkan ke aparat 2 Memberitahu warga sekitar 3 Membiarkan atau ikut menghakimi Bagaimana perasaan [Bapak/Ibu] ketika: Bangga 1 Agak bangga 2 Biasa saja 3 Tidak peduli 4 a. Melihat pengibaran bendera merah putih? b. Mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya? c. Melihat Presiden RI berpidato di acara 706 Ketika ada orang lain membutuhkan pertolongan seperti: mendapat musibah, terlantar, kecelakaan, kematian, terkena bencana, dsb., seberapa besar kepedulian [Bapak/Ibu] untuk menolong? kenegaraan? d. Melihat tim Indonesia bertanding pada kejuaraan internasional seperti: olah raga, olimpiade sains, dsb.? Seberapa besar rasa bangga [Bapak/Ibu] sebagai bangsa Indonesia? Sangat tidak peduli Sangat peduli VIII. PERSATUAN INDONESIA Sangat tidak bangga Sangat bangga Apakah [Bapak/Ibu] bersedia bersahabat dengan orang yang berbeda suku? Bersedia 1 Cenderung bersedia 2 Cenderung tidak bersedia 3 Tidak bersedia 4 Apabila Negara Indonesia dalam keadaan darurat karena berperang dengan negara lain, apakah [Bapak/Ibu] bersedia turut serta dalam bela negara (berperang)? Bersedia 1 Cenderung bersedia 2 Cenderung tidak bersedia 3 Tidak bersedia 4 IX. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT 901 KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN a. Apakah [Bapak/Ibu] menggunakan hak pilih pada pemilu atau pilkada terakhir? Tidak/belum punya hak pilih 0 à R.902 Ya 1 Tidak 2 b. Apakah [Bapak/Ibu] mengalami tekanan dari orang lain untuk menentukan pilihan pada pemilu atau pilkada terakhir? Ya 1 Tidak 2 68

77 Seberapa sering [Bapak/Ibu] mengikuti kegiatan pertemuan/musyawarah warga di lingkungan tempat tinggal selama setahun terakhir? Selalu 1 Jarang 3 Sering 2 Tidak pernah 4 Apakah cara pengambilan keputusan terkait kepentingan warga di lingkungan tempat tinggal yang paling [Bapak/Ibu] inginkan? Musyawarah untuk mufakat 1 Pemungutan suara 2 Keputusan tokoh 3 Lainnya..(tuliskan) 4 Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] terhadap hasil keputusan pertemuan/musyawarah warga yang tidak sesuai dengan pendapat [Bapak/Ibu]? Menerima dengan lapang dada 1 Menerima dengan terpaksa 2 Tidak menerima dan tidak melaksanakan 3 Menentang/melakukan perlawanan 4 Seberapa percaya [Bapak/Ibu] terhadap pemimpin hasil pilihan warga di lingkungan tempat tinggal misalnya ketua RT, RW, atau kades, untuk melaksanakan aspirasi warga? Percaya 1 Cenderung percaya 2 Cenderung tidak percaya 3 Tidak percaya 4 Seberapa sering [Bapak/Ibu] melakukan musyawarah untuk mufakat sebagai cara pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari? Apakah [Bapak/Ibu] membeli/menggunakan barang bajakan seperti: film, lagu, buku, software, dsb. selama setahun terakhir? Tidak pernah 1 Kadang-kadang 2 Sering 3 Sangat sering 4 a. Apakah [Bapak/Ibu] menabung dalam setahun terakhir? Ya 1 Tidak 2 => R.1005 b. Berapa kali [Bapak/Ibu] menabung selama setahun terakhir: Jarang (1-2 kali) 1 Sering (3-10 kali) 2 Sangat sering (lebih dari 10 kali) 3 Seberapa sering [Bapak/Ibu] mengikuti kegiatan bersama/ kerja bakti untuk kepentingan umum seperti: aksi bersih desa, siskamling, membangun/menjaga fasilitas publik, dsb di lingkungan tempat tinggal selama setahun terakhir? Selalu 1 Sering 2 Jarang 3 Tidak pernah 4 Apa yang [Bapak/Ibu] lakukan terhadap tetangga yang sedang mengalami kesulitan keuangan/ekonomi dalam memenuhi kehidupannya sehari-hari selama setahun terakhir? (jika jawaban lebih dari satu, pilih yang utama) Memberi pekerjaan 1 Memberi bantuan/hibah 2 Memberi pinjaman 3 Tidak melakukan apapun 4 Seberapa besar peran [Bapak/Ibu] dalam ikut serta menjaga kerukunan warga di lingkungan tempat tinggal? 0 Tidak pernah Selalu 0 Tidak ada Sangat besar 1001 X. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH Apakah [Bapak/Ibu] pernah melakukan hal-hal berikut ketika terjadi antrian di pelayanan publik seperti di: puskesmas, rumah sakit, sekolah, samsat, dsb.selama setahun terakhir? RAKYAT INDONESIA Ya, sering 1 Ya, jarang 2 Tidak pernah XI. PERUMAHAN DAN PENDAPATAN Apakah status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati? Milik sendiri 1 Kontrak 2 Sewa 3 Bebas sewa 4 Dinas 5 Milik orang tua/sanak/saudara 6 a. Memotong/menyerobot antrian Lainnya 7 b. Marah, menggerutu, atau protes 1102 Berapa luas lantai bangunan tempat tinggal? c. Menggunakan perantara pihak ketiga (calo) Luas =... m d. Memberikan uang jasa pada petugas Seberapa sering [Bapak/Ibu] membeli barang-barang yang tidak benar-benar dibutuhkan (termasuk barang mewah) dalam setahun terakhir? 1103 Berapa rata-rata pendapatan rumah tangga dalam sebulan? > Rp Rp Rp Tidak pernah 1 Kadang-kadang 2 Sering 3 Sangat sering 4 Rp Rp Rp Rp Rp

78 XII. CATATAN 70

79 Lampiran 7 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SNK2015.KOM BADAN PUSAT STATISTIK Disimpan di Kabupaten/Kota SURVEI NILAI-NILAI KEBANGSAAN 2015 Kuesioner untuk Ketua SLS/Tokoh Masyarakat I. PENGENALAN TEMPAT Provinsi Kabupaten/Kota *) Kecamatan Desa/Kelurahan *) 105 Klasifikasi wilayah 1. Perkotaan 2. Perdesaan 106 Nomor blok sensus 107 Nomor kode sampel (NKS) 108 Nama responden Jabatan 1. Ketua SLS (RT/RW/Dusun) 2. Tokoh Agama/tokoh Masyarakat 110 Alamat lengkap (Jalan/RT/RW/ dusun) II. KETERANGAN PENCACAHAN 201 Nama pencacah 205 Nama pemeriksa 202 Jabatan 1. Kasie/Staf BPS 2. KSK 3. Mitra 206 NIP Jabatan 1. Kasie/Staf BPS 2. KSK 3. Mitra 203 Tanggal pencacahan Tanggal pemeriksaan Tanda tangan 208 Tanda tangan *) Coret yang tidak sesuai 71

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGANN HIDUP 2013 Buku I. Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepalaa BPS Kabup paten/kota BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: December 14, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013 ABSTRAKSI Kemajuan pembangunan yang telah diraih bangsa Indonesia masih menyisakan berbagai permasalahan sosial, salah satunya kriminalitas.

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat Statistik

Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat Statistik Pedoman Pencacahan SPAK 2015 i Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat Statistik ii Pedoman Pencacahan SPAK 2015 KATA PENGANTAR Korupsi merupakan masalah yang dialami hampir

Lebih terperinci

BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA

BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan acuan

Lebih terperinci

Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA

Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN 1. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) KATALOG BPS: 1402031 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Tujuan... 1 1.3. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 ABSTRAKSI Salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum (public well-being). Konsekuensinya,

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Laporan ditulis pada: December 8, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. Buku I

SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. Buku I Buku I SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman Bab 1. Pendahuluan...

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013

Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013 ABSTRAKSI Setelah Timor Timur berpisah

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Umum

BAB PENDAHULUAN Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI (SPAK) INDONESIA 2017

PEDOMAN TEKNIS SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI (SPAK) INDONESIA 2017 PEDOMAN TEKNIS SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI (SPAK) INDONESIA 2017 Badan Pusat Statistik Pedoman Teknis Republik SPAK 2017 Indonesia i Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul (Modul

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui sensus

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: January 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH Katalog BPS : 4302002.11 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH Katalog BPS : 4302002.11 INDIKATOR PENDIDIKAN PROVINSI ACEH 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH INDIKATOR PENDIDIKAN PROVINSI ACEH 2014

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017 ABSTRAKSI Keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkatkan perhatian dunia terhadap

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) KATALOG BPS: 1402029 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015 ABSTRAKSI Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah

Lebih terperinci

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 i ii iii Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 No. Publikasi: 03210.1401 Katalog BPS: 1404007 Ukuran Buku: 18,3 x 25,6 cm Jumlah Halaman: x + 73 Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik,

Lebih terperinci

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 ABSTRAKSI SPPLH 2013 adalah survei bertema lingkungan hidup dengan pendekatan rumah tangga. SPPLH merupakan wujud kepedulian BPS atas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya. Keberadaan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) KATALOG BPS: 1402023 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain:

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 ABSTRAKSI Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Lebih terperinci

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015 ABSTRAKSI Akurasi data luas panen padi, jagung, kedelai yang selama ini dipublikasikan BPS yang dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013

Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013 ABSTRAKSI Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang harus terpenuhi. Suatu kemustahilan apabila membicarakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN i ii I. PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 2 1.2. Tujuan 2 1.3. Ruang Lingkup 2 1.4. Jenis Data yang Dikumpulkan 2 1.5. Jenis Dokumen dan Daftar yang Digunakan 3 1.6.

Lebih terperinci

INDIKATOR PENDIDIKAN

INDIKATOR PENDIDIKAN Katalog BPS : 4302002.11 INDIKATOR PENDIDIKAN PROVINSI ACEH 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH Katalog BPS : 4302002.11 INDIKATOR PENDIDIKAN PROVINSI ACEH 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2011 ISSN. 2086 1036 No Publikasi : 04220.1202 Katalog BPS : 4104001 Ukuran Buku : 28 Cm x 21 Cm Jumlah Halaman : xviii + 148 Halaman Naskah : Subdirektorat Statistik Pendidikan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008 ABSTRAKSI Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor merupakan salah satu kegiatan Badan Pusat Statistik. Sejak tahun 1963 BPS

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan. Sakernas Tahunan

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008 ABSTRAKSI Susenas Panel 2008 merupakan tahun pertama dari paket Susenas Panel 2008-2010. Rumah tangga sampelnya merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

Uji Coba SUPAS 2015, 2014

Uji Coba SUPAS 2015, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Uji Coba SUPAS 2015, 2014 ABSTRAKSI Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survey kependudukan yang dilaksanakan setiap lima tahun setelah pelaksanaan sensus penduduk. SUPAS2015

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 ABSTRAKSI Data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan diantaranya adalah data

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 ABSTRAKSI Di tengah kompleksitas persoalan dunia saat ini, masyarakat semakin menaruh perhatian pada bagaimana

Lebih terperinci

PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021)

Lebih terperinci

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya Perkawinan Anak, Moralitas Seksual, dan Politik

Lebih terperinci

Katalog BPS: Katalog BPS:

Katalog BPS: Katalog BPS: Katalog BPS: 2204009 Katalog BPS: 2204009 PROFIL MIGRAN HASIL SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2011 2012 ISBN : 978-979-064-620-9 Katalog BPS : 2204009 No. Publikasi : 04140.1301 Ukuran Buku : 17,6 cm

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain:

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (Modul )

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (Modul ) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (Modul ) Laporan ditulis pada: January 22, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015

PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015 PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015 Pemutakhiran dan penarikan sampel pada kegiatan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 akan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari

Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari Laporan ditulis pada: February 20, 2018 Kunjungi data katalog kami di: https://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go ii Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN : 978-979-064-314-7 No. Publikasi: 04000.1109 Katalog

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 ABSTRAKSI Pemerintah Indonesia meluncurkan Program

Lebih terperinci

Survei Tendensi Konsumen, 2016

Survei Tendensi Konsumen, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Tendensi Konsumen, 2016 ABSTRAKSI Informasi dini mengenai kondisi perekonomian suatu negara/wilayah sangat diperlukan oleh pemerintah dan dunia usaha. Pemerintah memerlukan

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL Buku I SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS MARET 2015 ] PEDOMAN KEPALA BPS PROVINSI, KEPALA BIDANG STATISTIK SOSIAL, DAN KEPALA BPS KABUPATEN/KOTA -----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

STATISTIK KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 2014 ISSN : 2355-2964 Katalog BPS : 2301104.51 Nomor Publikasi : 51521.1502 Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xi + 75 halaman Naskah : BPS Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas KATA PENGANTAR Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu sumber data ketenagakerjaan yang penting di Indonesia. Data hasil Sakernas telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik

Lebih terperinci

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 ABSTRAKSI Proses pembangunan seringkali dilakukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan aspek

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2007

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2007 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2007 ABSTRAKSI 1986: mulai dilakukan secara periode 1986-1993: dilakukan secara triwulanan 1994-2001: dilakukan secara tahunan (tiap Agustus)

Lebih terperinci

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 ABSTRAKSI Migrasi Internasional dan remitan memegang peran yang penting bagi kondisi sosial ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data Bank

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004 KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/5/M.PAN//00 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Lebih terperinci

Penjelasan umum Riset Kesehatan Dasar 2013

Penjelasan umum Riset Kesehatan Dasar 2013 Penjelasan umum Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Riskesdas 2013: Pengertian Riset berbasis masyarakat untuk menyediakan informasi indikator

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK

PENETAPAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK TAHUN ANGGARAN 204 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK 204 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok... Penetapan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL Buku III SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS MARET 2015 ] PEDOMAN PENGAWASAN \ ----------------------------------------------------------------------------------------------------- KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan antar periode pencacahan.

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan diantaranya adalah data pendidikan, kesehatan, perumahan, konsumsi/pengeluaran rumah tangga, dan sosial ekonomi lainnya. Data-data

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAWAS Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENGAWAS Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENGAWAS Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA SAK15.AK Dibuat 1 (satu) rangkap untuk BPS Kab/Kota SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA RAHASIA FEBRUARI I. PENGENALAN TEMPAT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN

Lebih terperinci

Indonesia - Sensus Penduduk 1971

Indonesia - Sensus Penduduk 1971 Katalog Mikrodata - Badan Pusat Statistik Indonesia - Sensus Penduduk 1971 Laporan ditulis pada: October 2, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Identifikasi

Lebih terperinci

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 1 1.2

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan

nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Laporan ditulis pada: July 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Gambaran

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Laporan ditulis pada: December 18, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci