PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK"

Transkripsi

1 PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK Oleh : BABAN SUBANDI A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN BABAN SUBANDI. PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK (Di bawah bimbingan MUHAMMAD FIRDAUS). Kebutuhan terhadap produk pangan di negara berkembang termasuk Indonesia semakin meningkat, sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan peningkatan produksi pangan melalui biogenitika transgenik. Produk transgenik oleh Negara pengembang di ekspor ke negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hadirnya Produk transgenik telah menimbulkan pro dan kontra, salah satu produk yang diduga mengandung transgenik adalah keripik kentang pringles. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dan keputusan pembelian keripik kentang Pringles serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan produk transgenik khususnya keripik kentang pringles. Penelitian ini dilakukan dilaksanakan di wilayah kota Bogor pada empat perumahan, yaitu Bogor Nirwana Residence, Villa Duta, Bukit Cimanggu Villa dan Taman Yasmin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September Februari Data primer adalah informasi penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada 60 responden. Responden dibagi atas 30 responden yang mengkonsumsi keripik kentang pringles dan 30 responden yang tidak mengkonsumsi keripik kentang pringles. Pengambilan sample responden dilakukan dengan teknik purposive sampling yang memilih responden pada saat pengambilan sampel. Penelitian ini, digunakan metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif (regresi logistik). Berdasarkan hasil penelitian terhadap konsumen perumahan di empat perumahan mewah di Kota Bogor, diantaranya Villa Duta, Bogor Nirwana Residence, Bukit Cimanggu Villa dan Taman Yasmin diperoleh bahwa responden laki-laki lebih besar yakni sebesar 70%, hal ini disebabkan keberadaan laki-laki dalam menerima produk transgenik di keluarga perlu diperhitungkan. Kedudukan laki-laki sebagai kepala keluarga dapat mempengaruhi istri atau anggota keluarga yang lain. Berdasarkan usia diperoleh bahwa usia 36 sampai 45 tahun merupakan usia yang mapan dalam berusaha dan dapat dikatakan sebagai konsumen potensial. Mayoritas pekerjaan responden yang tinggal di perumahan adalah karyawan swasta, yaitu sebesar 78,33%. Sebagian besar responden perumahan tingkat pendidikannya adalah sarjana yaitu sebesar 86,67%, hal ini sebanding dengan pendapatan yang tinggi. Status pernikahan responden rata-rata sudah menikah sebesar 95%, memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi produk transgenik, karena adanya keberadaan anak di dalam keluarga yang berpeluang untuk mengkonsumsi makanan ringan. Tingkat pendapatan responden berada pada pendapatan Rp sampai dengan Rp , hal ini menunjukkan bahwa responden dikatakan sebagai masyarakat menengah ke atas (50%). Pengeluaran responden untuk konsumsi bahan pangan antara 2 juta sampai 5 juta rupiah.

3 Berdasarkan hasil proses keputusan pembelian terhadap produk keripik kentang pringles diketahui bahwa pada tahap pengenalan kebutuhan produk manfaat utama mengkonsumsi pringles adalah sebagai pemenuhan gizi (48,33%). Alasan atau motivasi konsumen mengkonsumsi keripik kentang pringles adalah sebagai makanan selingan (40%). Tahap pencarian informasi dilakukan dengan mencari informasi dari tempat pembelian (28,33%). Informasi dari produk yang dipertimbangkan adalah informasi tentang kadaluwarsa produk pringles (45%). Responden mempertimbangkan atribut label produk (30%), karena menganggap labelisasi produk merupakan jaminan suatu produk. Tempat pembelian produk keripik kentang pringles adalah swalayan. Sebelum mengetahui produk transgenik, konsumen merasa puas dengan pringles (86,67%). Setelah mengetahui bahwa pringles mengandung transgenik, konsumen memilih untuk pindah ke produk sejenis non-transgenik, hal ini menunjukkan bahwa konsumen tidak loyal terhadap pringles. Tingkat pengetahuan dan responden terhadap produk transgenik dapat dilihat dari hubungan antara deskripsi profil responden dengan pengetahuannya. Berdasarkan uji chi-square diperoleh bahwa jumlah anggota keluarga merupakan variabel yang memiliki hubungan dengan pengetahuan, karena X 2 hitung (7,119 ) lebih besar dari X 2 tabel (5,991). Hal ini menunjukkan bahwa anggota keluarga memberikan peranan yang besar terhadap pengetahuan produk, khususnya keripik kentang pringles. Hubungan antara tingkat penerimaan dengan profil responden yang memiliki hubungan di antara keduanya adalah variabel pendapatan dengan x 2 hitung (17,423) lebih besar dari x 2 tabel (5,991). Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk transgenik pringles adalah frekuensi pembelian (X 5 ) dan informasi produk ( X7 ), karena memiliki nilai P-value yang lebih kecil dari taraf nyata 5 persen. Nilai p untuk kedua variabel tersebut 0,008 dan 0,014. Nilai rasio odds yang diperoleh sebesar 10,92 berarti bahwa semakin sering melakukan pembelian keripik kentang pringles, maka rasio peluang menerima produk transgenik pringles semakin besar dibandingkan dengan responden yang sedikit membeli. Variabel frekuensi pembelian berpengaruh positif (2,3906), berarti responden yang sering membeli maka akan semakin besar peluangnya untuk menerima produk transgenik. Pada selang kepercayaan 95 persen, variabel frekuensi pembelian responden memiliki batas bawah 1,87 dan batas atas 63,89. Angka tersebut menunjukkan bahwa peluang responden yang sering melakukan pembelian untuk menerima produk transgenik berkisar antara 1, 87 kali sampai 63,89 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan responden yang sedikit melakukan pembelian. Terdapat empat peubah bebas yang memiliki nilai koefisien positif, yaitu variabel pendapatan, frekuensi pembelian, harga produk dan informasi produk keripik kentang pringles. Berdasarkan hasil penelitian, secara umum diperoleh bahwa konsumen akan beralih ke produk non-transgenik, bila pringles terbukti mengandung transgenik. Saran yang dapat diberikan adalah harus adanya labelisasi pada produk keripik kentang pringles dan pemerintah hendaknya memberikan jaminan keamanan dan kesehatan terhadap produk-produk yang mengandung transgenik.

4 PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK Oleh : BABAN SUBANDI A Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 Judul Skripsi : Pengetahuan dan Penerimaan Konsumen Berpendapatan Tinggi di Bogor Terhadap Keripik Kentang Pringles dan Produk Transgenik Nama : Baban Subandi NRP : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Muhammad Firdaus, PhD NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP Tanggal Kelulusan :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Bogor, Juni 2008 Baban Subandi A

7 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor, 5 Maret 1982 sebagai anak bungsu dari delapan bersaudara pasangan Bapak H. Ahmad Sanusi (Alm) dan Ibu Yoyoh (Alm). Penulis menamatkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Cimande-Bogor pada tahun 1995, Kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Ciawi Bogor, hingga lulus tahun Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ciawi Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun 2002 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Diploma III Agribisnis Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun 2005, penulis kemudian melanjutkan studi ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis pernah ikut dalam organisasi DPM Fakultas, Famm Al-an am, Savana Foundation dan organisasi EL sima. Penulis pernah bekerja di konsultan peternakan Eka Matra sebagai surveyor selama satu tahun dan terkahir bekerja di Bank Mandiri Cabang Bogor.

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugerah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanain pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Topik skripsi ini adalah Pengetahuan dan Penerimaan Konsumen Berpendapatan Tinggi di Bogor Terhadap Keripik Kentang Pringles dan Produk Transgenik. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak atas segala keritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnakan penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca. Bogor, Juni 2008 Baban Subandi A

9 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas ridho-nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat sumbangan pikiran, bimbingan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Muhammad Firdaus, PhD. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, masukan dan arahan dengan sabar dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. 2. Iwan Riswandi selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah memberikan masukan yang berharga dalam penelitian ini. 3. DR. Ir. Rita Nurmaliana sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan masukan dan kritikan yang berharga. 4. Rahmat Yanuar, SP. MS sebagai dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dan evaluasi dalam redaktur penulisan skripsi. 5. Kedua orang tua tercinta yang menjadi sumber inspirasi dan teladan hidup, Do a dan pengorbananmu selalu terpatri dalam hati. Semoga surga selalu bersamamu. 6. Teh Nining yang menjadi orang tua kedua dikehidupanku dan seluruh kakakkakaku tersayang yang selalu memberikan do a dan dukungan. 7. Bapak/Ibu pegawai developer di perumahan Villa Duta, Bukit Cimanggu Villa, Bogor Nirwana Residence dan perumahan Taman Yasmin serta seluruh responden di perumahan yang telah bersedia membantu dalam pengisian kuesioner.

10 8. Nola Nur afni Riantari, Terima kasih atas dukungan dan semangatnya, yang tak pernah terlupakan sepanjang masa. 9. Echi, Tina, Vita, Desi, Sheput, Fatma (Adik kecilku) dan seluruh sahabatsahabat terbaik di AGP 39, yang memberikan dukungan dan motivasi, semoga kalian selalu sukses. 10. Sahabat-sahabatku yang selalu mendampingiku (Uda irwan, Sudarsono, Fajar, Restu, Heri, Sony, teh Rika, Dinar dan Haura Rental). 11. Sahabat terbaik yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi (Nde, Sari, Reni, Nisa, teh Irin, dan Endah) Terima kasih. 12. Seluruh masyarakat cimande beserta kadesnya Bapak Saripudin yang telah memberikan semangat dan do a nya, khususnya keluarga besar Rais. 13. Seluruh keluarga besar Rulita 07 yang telah memberikan kesempatan tuk tinggal di negeri savana. 14. All member of C&L Bank mandiri Branch Bogor, terima kasih atas waktu dan bantuannya selama penulis turun lapang. 15. Seluruh staf program sarjana ekstensi manajemen agribisnis, terima kasih atas bantuannya. Bogor, Juni 2008 Baban Subandi A

11 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... vii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN...xvii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Rekayasa Genetika Produk Transgenik Keripik Kentang Pringles Kajian Penelitian Terdahulu BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Perilaku Konsumen Preferensi dan Penerimaan Konsumen Proses Keputusan Pembelian Konsumen Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Konsumen Persepsi Konsumen Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Produk Model Regresi Logistik Kerangka Pemikiran Operasional BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data BAB V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Gambaran Keripik Kentang Pringles Karakteristik Konsumen... 43

12 BAB VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG PRINGLES 6.1 Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Proses Keputusan Pembelian Proses Pasca Pembelian BAB VII. PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BER- PENDATAN TINGGI TERHADAP PRODUK TRANSGENIK 7.1 Deskripsi Karakteristik Responden Dihubungkan dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Produk Transgenik Deskripsi Karakteristik Responden Dihubungkan dengan Tingkat Penerimaan Terhadap Produk Transgenik BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN KONSUMEN PERUMAHAN TERHADAP PRODUK TRANSGENIK 8.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Konsumen Berpendapatan Tinggi Terhadap Produk Transgenik Frekuensi Pembelian (X 5 ) Informasi Produk (X 7 ) BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Persentase Pengeluaran Harian Per Kapita Untuk Konsumsi Pangan dan Non Pangan di Indonesia (Hasil SUSENAS Tahun ) Persentase Tingkat Konsumsi Berdasarkan Distribusi Pendapatan yang di Golongkan atas Pendapatan Rendah, Menengah dan Tinggi Penduduk Indonesia(Hasil SUSENAS Tahun ) Beberapa Jenis, Merek dan Produsen Serta Hasil Laboratorium Terhadap Produk Pangan yang Positif Mengandung Transgenik Menurut Penelitian YLKI Jakarta Informasi Kandungan Nutrisi Keripik Kentang Pringles Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Empat Perumahan di Kota Bogor Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia di Empat Perumahan di Kota Bogor Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan di Empat Perumahan di Kota Bogor Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Empat Perumahan di Kota Bogor Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan di Empat Perumahan di Kota Bogor Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Empat Perumahan di Kota Bogor Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran di Empat Perumahan di Kota Bogor Tahun Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Manfaat Utama Mengkonsumsi Keripik Kentang Pringles Jumlah dan Persentase Responden Untuk Setiap Alasan/motivasi Pertama kali mengkonsumsi Pringles xii

14 14. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Keripik Kentang Pringles Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Informasi Produk yang Paling Diperhatikan oleh Responden Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Atribut yang Dianggap Penting Saat Memilih Produk Pringles Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tempat Pembelian Produk Pringles Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pemberi Pengaruh dalam Pembelian Pringles Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Pringles Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sikap Responden Setelah Mengetahui Produk pringles sebagai produk Transgenik Hubungan Karakteristik Umur dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Karakteristik Pendapatan Responden dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Karakteristik Pengeluaran Responden dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Jumlah Anggota Keluarga Responden dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Karakteristik Pekerjaan Responden dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Karakteristik Umur dengan Tingkat Penerimaan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin dengan Tingkat Penerimaan Terhadap Produk Transgenik xiii

15 30. Hubungan Karakteristik Pendapatan Responden dengan Tingkat Penerimaan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Karakteristik Pengeluaran Responden dengan Tingkat Penerimaan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Jumlah Anggota Keluarga Responden dengan Tingkat Penerimaan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Tingkat Penerimaan Terhadap Produk Transgenik Hubungan Karakteristik Pekerjaan Responden dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Produk Transgenik Dugaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Konsumen Transgenik xiv

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Proses Pencarian Internal Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif Kerangka Pemikiran Operasional xv

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuesioner Penelitian Tabulasi Silang dan Uji Chi Square Pengetahuan dan Pengetahuan dan Penerimaan Terhadap Produk Transgenik Hasil Output Minitab 14.0 for windows model Regresi Logistik xvi

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan di negara berkembang seperti Indonesia diperkirakan setiap tahun akan terus meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk, hal ini didukung oleh kemajuan industri. Pesatnya teknologi mempengaruhi efisiensi dan produktivitas di segala bidang termasuk industri pangan dan industri non pangan. Pertumbuhan industri pangan terus menciptakan inovasi produk-produk baru, karena tingkat konsumsi masyarakat berubah-ubah. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) dari tahun 2002 sampai tahun 2006 rata-rata persentase pengeluaran untuk konsumsi pangan adalah 54,86 persen, pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 51,37 persen. Hal ini terjadi karena pada tahun tersebut terjadi inflasi harga kebutuhan pokok. Sedangkan rata-rata persentase pengeluaran untuk produk non pangan adalah 45, 13 persen. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Persentase Pengeluaran Harian Per Kapita Untuk Konsumsi Pangan dan Non Pangan di Indonesia (Hasil SUSENAS Tahun ) Tahun Pengeluaran untuk Pangan (%/tahun) Pengeluaran untuk Non Pangan (%/tahun) ,47 41, ,89 43, ,59 45, ,37 48, ,02 46,99 Rata-rata Konsumsi 54,86 45,13 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2007

19 Inovasi produk sebagai jawaban atas kebutuhan pangan adalah dengan peningkatan produksi pangan melalui bioteknologi rekayasa genetika atau transgenik. Transgenik merupakan hasil organisme yang telah mengalami pemindahan atau transfer sebuah atau lebih gen antara spesies yang sama atau berbeda (Hartiko, et al. 1995). Produk transgenik telah berhasil dikembangkan oleh negara produsen seperti Amerika Serikat, Kanada, Argentina, dan Australia. Produk transgenik telah di ekspor ke seluruh negara dalam bentuk bahan baku industri dan bahan makanan kemasan. Menurut IDEF Foundation penjualan produk transgenik di dunia meningkat 13,8 persen per-tahun terutama kentang, sehingga perkembangan dan peningkatannya sangat cepat 1. Hadirnya produk transgenik pada makanan dan minuman yang dikonsumsi penduduk Indonesia, menjadi berita yang menarik bagi media massa sejak beberapa tahun terakhir, salah satunya adalah makanan ringan pringles. Data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2006 memperlihatkan, selama tahun sekitar 80 persen rumah tangga di Indonesia mengaku mengkonsumsi makanan ringan. Selama kurun waktu tersebut persentase pengeluaran rata-rata per kapita per bulan untuk mengkonsumsi makanan ringan meningkat dari 10.9 persen pada tahun 1999 menjadi 12.4 persen pada tahun Sehingga perilaku mengkonsumsi makanan ringan termasuk produk Pringles cenderung lebih besar dilakukan di daerah perkotaan daripada di pedesaan. Pada tahun 2004 ada 90 persen rumah tangga di perkotaan yang mengkonsumsi makanan ringan sementara di perdesaan hanya 78 persen. Jumlah yang mengkonsumsi makanan ringan di kota besar lebih banyak, hal ini terkait 1 Keterangan/ factsheet tentang Genetically Modified Organisms (GMO) 2

20 dengan semakin sempitnya waktu bagi keluarga di kota besar untuk menyiapkan makanan dan minuman sendiri. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 persentase rumah tangga miskin di Indonesia paling rendah dibandingkan dengan persentase dari rumah tangga yang lebih sejahtera atau pendapatannya yang tinggi. Semakin sejahtera sebuah rumah tangga atau semakin tinggi pendapatannya sebuah rumah tangga, semakin banyak yang mengkonsumsi makanan ringan. Persentase tertinggi ditemukan pada rumah tangga dengan tingkat pendapatan tinggi (kaya) yang mencapai 92 persen. Rumah tangga di perkotaan termasuk perumahan tidak hanya lebih banyak mengkonsumsi makanan ringan, tetapi mereka juga mengeluarkan lebih banyak uang untuk mengkonsumsi makanan ringan dibandingkan dengan rumah tangga dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah. Dilihat dari daerah tempat tinggal, makanan ringan merupakan makanan favorit di daerah perkotaan salah satunya adalah daerah perumahan, karena lebih dari separuh rumah tangga memilih makanan ringan sebagai jajanan. Konsumen berpendapatan tinggi memiliki peluang besar untuk mengkonsumsi produk tersebut, karena berkaitan dengan tingkat pendapatannya yang tinggi. Berdasarkan hasil SUSENAS tahun 2007 pada Tabel 2, diperoleh data bahwa masyarakat dengan pendapatan tinggi cenderung lebih tinggi untuk mengkonsumsi produk pangan termasuk makanan ringan yakni 42,70 persen dibandingkan masyarakat berpendapatan rendah dan menengah masing-masing 20,17 persen dan 37,12 persen. Pada golongan berpendapatan tinggi, distribusi pendapatan tertinggi terhadap pengeluaran konsumsi pangan adalah pada tahun 2005, hal ini terjadi karena pada tahun tersebut terjadi inflasi dan yang mampu meningkatkan tingkat konsumsinya adalah pendapatan tinggi, sedangkan 3

21 golongan pendapatan rendah dan menengah cenderung turun. Adanya produk pangan impor yang mengandung transgenik masuk ke Indonesia dikhawatirkan telah dikonsumsi oleh masyarakat. Produk pangan impor lebih berpotensi mengandung produk transgenik dan konsumen berpendapatan tinggi memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi produk tersebut. Tabel 2. Persentase Tingkat Konsumsi Berdasarkan Distribusi Pendapatan Penduduk Indonesia (Hasil SUSENAS Tahun 2002 sampai Tahun 2006) Tahun Distribusi Pendapatan 40% Berpenghasilan Rendah (%) Distribusi Pendapatan 40% Berpenghasilan Menengah (%) Distribusi Pendapatan 20% Berpenghasilan Tinggi (%) ,92 36,89 42, ,57 37,10 42, ,80 37,13 42, ,81 36,40 44, ,75 38,10 42,15 20,17 37,12 42,70 Sumber : Badan Pusat Statistik, Perumusan Masalah Produk transgenik (rekayasa genetika) berdasarkan hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah masuk ke Indonesia tanpa prosedur keamanan pangan rekayasa genetika, diantaranya adalah turunan kedelai, jagung dan kentang positif mengandung transgenik. Produk tersebut telah melanggar hak konsumen atas keamanan pangan dan hak atas informasi. Produk yang terindikasi mengandung transgenik bukan hanya produk tidak bermerek seperti tahu dan tempe yang positif mengandung transgenik, tetapi sejumlah produk pangan bermerek juga terbukti positif mengandung transgenik. Produk bermerek tersebut adalah keripik kentang merek Pringles, keripik kentang merek Master Potato, Corn flakes, merek Petales De Mais Carrefour, tepung 4

22 jagung merek Honig Maizena Spesial, dan Soy Infant Formula merek Nutrilon Soya 2. Produk kentang Pringles telah banyak beredar di pasaran dan dipastikan masyarakat tanpa sadar telah mengkonsumsinya. Keripik kentang pringles yang dinyatakan mengandung unsur rekayasa genetik oleh YLKI dapat dengan mudah didapatkan oleh konsumen, di supermarket. Walaupun sampai saat ini belum terdapat laporan ilmiah di Indonesia yang dapat membuktikan bahwa mengkonsumsi keripik kentang pringles menimbulkan bahaya selain reaksi alergis sehingga masih layak untuk dikonsumsi. YLKI sebagai pihak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang membantu konsumen dalam memecahkan masalahmasalah yang berhubungan dengan konsumen menentang adanya produk transgenik beredar di Indonesia. Makanan ringan Pringles kemungkinan besar mengandung transgenik, hal ini sesuai dengan hasil penelitian YLKI terhadap produk transgenik tanggal 26 Juli 2006 terdapat sepuluh produk pangan transgenik yang berbahaya dan telah masuk di pasaran. Produk pangan tersebut merupakan turunan dari kedelai, jagung dan kentang transgenik dan masuk ke Indonesia tanpa prosedur keamanan pangan rekayasa genetika. Sangat sulit bagi masyarakat awam membedakan produk makanan transgenik dan yang bukan, karena perbedaan tersebut hanya bisa dilihat melalui uji laboratorium. Informasi pemberitaan mengenai pro dan kontra keberadaan dan dampak yang ditimbulkan dari produk berbahan baku transgenik semakin beredar di masyarakat. 2 http// kehati-hatian dengan resiko pangan transgenik bp.htm 5

23 Berdasarkan laporan Assessoria e Servico a Projectos em Agricultura Alternativa (AS-PTA) Brazil, gen transgenik telah masuk ke dalam benih, hasil panen dan produk pertanian di Brazil secara luas terutama produk kentang. AS- PTA melaporkan bahwa hampir lebih separuh pertanian di Brazil mengandung transgenik dan lebih dari 90% produk kentang transgenik telah di ekspor ke negara-negara Eropa, Amerika dan Asia 3. Kentang-kentang dari Brazil dipastikan digunakan sebagai bahan baku produk keripik kentang pringles. Sepuluh produk transgenik yang dinyatakan positif mengandung GMO (Genetically Modified Organism) berdasarkan rekomendasi YLKI tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 3, dan salah satunya adalah keripik kentang Pringles. Tabel 3. Beberapa Jenis, Merek dan Produsen Terhadap Produk Pangan Transgenik Menurut Penelitian YLKI Jakarta Tahun 2006 No Jenis Merek Produsen 1 Kentang Pringles 2 Jagung Corn Flakes Simba The Protect & Gamble Co Indonesia PT Simba Indo snack Makmur 3 Kedelai Susu Formula Nutrilon Soya PT Nutricia 4 Kedelai Tahu Pong Halus Poo PT Sari Lezat 5 Kedelai Tofu Jepun PT Kong Kee Food 6 Kedelai Susu Kedelai Coklat PT Sarinah Food 7 Kedelai Susu Kedelai Ohayo PT Harum Sari Food 8 Kentang Mister Potato PT Pacific Food 9 Jagung Tepung Jagung Honig - 10 Kedelai Tempe Super PT Djimmy Sumber : YLKI, 26 Juli 2006 Kurangnya informasi dan peran serta pemerintah dalam menjamin dan melindungi konsumen dari produk transgenik termasuk keripik kentang pringles 3 http// Transgenik Kontaminasi Pertanian di Brazil 6

24 membuat konsumen perumahan belum mendapatkan hak-hak konsumen secara baik, sehingga persepsi konsumen terhadap produk transgenik terbagi dua pendapat, yaitu pro dan kontra. Perbedaan pendapat ini semakin besar dan meluas dengan ikut berperannya media masa baik cetak maupun elektronik. Konsumen sebagai pengambil keputusan pembelian produk akan bersikap hati-hati, karena konsumen akan memperhitungkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan hidup dan ancaman kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Berdasarkan pandangan yang berbeda di masyarakat khususnya konsumen, maka dapat dirumuskan permasalahan terhadap produk transgenik Pringles tersebut yaitu bagaimana karakteristik keputusan pembelian dan pengetahuan konsumen perumahan terhadap produk keripik kentang pringles transgenik selain itu faktorfaktor apa yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk transgenik keripik kentang pringles Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian ini adalah 1. Mendeskripsikan karakteristik dan keputusan pembelian konsumen keripik kentang pringles. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk transgenik khususnya keripik kentang pringles. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui perilaku konsumen dan karakteristiknya dalam mengambil keputusan untuk menerima produk transgenik. Penelitian ini juga melihat faktor-faktor yang mempengaruhi 7

25 penerimaan konsumen terhadap produk transgenik. Harapannya informasi ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam melindungi konsumen. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi para mahasiswa yang akan meneliti produk transgenik lebih lanjut. 8

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Rekayasa Genetik Teknologi rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen lainnya yang dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen. Gen yang dipindahkan dapat berasal dari segala macam makhluk hidup, baik hewan dan tumbuhan atau organisme. Gen dalam teknologi transgenik ini berupa sepotong rangkaian molekul DNA penyandi protein (Muladno, 2003). Menurut IDEP Foundation rekayasa genetika merupakan proses bioteknologi modern dimana sifat-sifat dari suatu makhluk hidup dirubah dengan cara memindahkan gen-gen dari satu spesies makhluk hidup ke spesies yang lain, atau memodifikasi gen-gen dalam satu spesies. Teknologi rekayasa genetika, yang juga disebut bioteknologi modern merupakan suatu jenis teknologi yang baru dan tentu saja sangat berbeda dengan teknologi bioteknologi konvensional atau breeding tradisional yang diterapkan sebelumnya. Breeding tradisional hanya mampu melakukan penyilangan antar organisme sejenisnya, yaitu yang memiliki genetik yang serupa (Muladno, 2003). 2.2 Produk Transgenik Dalam pemasaran definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Produk identik dengan barang, kata produk digunakan untuk tujuan mempermudah pengujian pasar dan daya serap pasar berguna bagi tenaga pemasaran, manajer dan bagian

27 pengujian kualitas. Menurut Kotler (2000) ada tiga aspek produk diantaranya : 1) bertujuan pada manfaat, 2) visualisasi produk dan 3) menambah nilai produk. Istilah produk transgenik menurut Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB) merupakan bahan pangan yang telah terintroduksi atau mengandung gen-gen hasil rekayasa genetika melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba atau virus. Produk transgenik masuk ke Indonesia secara bebas tanpa proses karantina, hal ini dapat dilihat dari jumlah impor produk makanan transgenik dari Amerika yang semakin meningkat. Produk transgenik tanpa disadari sudah menjadi makanan keseharian terutama makanan yang menggunakan bahan dasar kentang, jagung dan kedelai. 2.3 Keripik Kentang Pringles Keripik kentang adalah makanan yang dibuat dari kentang (solanum tuberosum Linn) segar berbentuk irisan tipis yang digoreng atau dipanggang secara kering dengan penambahan bahan makanan dan atau tanpa bahan tambahan makanan lain yang diijinkan (SNI ). Keripik ini umumnya digunakan sebagai pembangkit selera atau makanan ringan. Jenis komersial umumnya dikemas dalam kantong atau wadah khusus untuk dijual, di negara barat keripik kentang merupakan produk pasar yang sangat potensial dan menjadi makanan selingan utama. Keripik kentang pringles merupakan salah satu inovasi produk berkualitas yang diproduksi oleh perusahaan asing yakni Procter & Gamble. Keripik pringles terdiri dari beberapa macam sesuai dengan rasa diantaranya : jalapeno pringles, original pringles, pizza pringles, sour cream & union pringles, spicy guacamole pringles, chili cheese pringles, cheedar pringles, 10

28 bacon ranch pringles dan barbeque pringles 4. Berdasarkan hasil penelitian YLKI disebutkan bahwa keripik kentang pringles merupakan sepuluh produk yang positif mengandung rekayasa genetik. Informasi nutrisi yang terkandung dalam keripik kentang pringles dapat dilihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Informasi Kandungan Nutrisi Keripik Kentang Pringles Informasi Nutrisi Porsi Kandungan Per 25 gram Per 100 gram Petunjuk Harian Energi 515 kj (123 kcal) 2061 kj (493 kcal) 2000 kcal Protein 1,3 gram 5,3 gram 45 kcal Karbohidrat 15 gram 59 gram 230 kcal Pemanis 0,6 gram 2,4 gram 90 gram Lemak 6,1 gram 24 gram 70 gram Saturated 1,8 gram 7 gram 20 gram Serat 0,74 gram 3,0 gram 24 gram Sodium 0,19 gram 0,75 gram 2,4 gram Sumber : pringles.com Kajian Penelitian Terdahulu Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Suatu Produk Berdasarkan penelitian Aida (2007) tentang perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian minuman suplemen berserat diperoleh bahwa manfaat utama mengkonsumsi minuman suplemen berserat pada responden lakilaki adalah untuk manfaat utama melancarkan buang air besar yakni sebesar 48,7 persen. Sedangkan manfaat untuk menurunkan berat badan merupakan manfaat kedua (37,14 persen). Sedangkan pada responden perempuan manfaat utama dari minuman suplemen berserat adalah menurunkan berat badan yakni sebesar 38,46 persen. Alasan responden dalam mengkonsumsi minuman suplemen berserat adalah kesulitan buang air besar (48,57 persen) merupakan alasan yang cenderung diutamakan oleh responden laki-laki. Sedangkan manfaat untuk responden

29 perempuan adalah untuk menurunkan berat badan (36,92 persen). Pencarian informasi mengenai minuman suplemen berserat terbesar dari media televisi (68,57 persen). Hal ini didukung oleh kebiasaan laki-laki yang mengisi waktu luangnya menonton televisi. Atribut informasi produk minuman suplemen berserat terbesar dari khasiat dan kegunaan sebesar 60 persen. Karena responden cenderung memperhatikan kegunaan dari suatu produk. Pertimbangan konsumen dalam pemilihan produk berserat adalah khasiat dari produk yakni 45,71 persen. Penelitian Wardhani (2005) tentang perilaku konsumen kerupuk udang di perumahan dumai indah menyebutkan bahwa alasan pertama konsumen membeli kerupuk udang adalah rasa yang enak sebesar 48 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih mengutamakan cita rasa dari produk daripada perihal seperti kandungan gizi dalam produk udang. Manfaat yang dicari dari membeli kerupuk udang adalah sebagai pendamping makanan utama, hal ini terjadi karena responden menjadikan kebiasaan makanan kerupuk udang sebagai makanan pendamping utama. Responden memperoleh informasi mengenai kerupuk udang berasal dari keluarga yakni sebesar 34 persen. Alasan responden memilih membeli kerupuk udang daripada kerupuk lain adalah lebih bergizi (44 persen). Dalam membeli kerupuk udang yang memiliki peranan yang lebih besar adalah isteri (64 persen), hal ini terjadi karena biasanya isteri yang mendapatkan tugas berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan tingkat kepuasan responden diperoleh bahwa responden puas terhadap produk kerupuk udang, yaitu sebesar 100 persen, karena kerupuk udang yang responden konsumsi adalah sesuai dengan harapan konsumen. 12

30 Indrianti (2005) dalam penelitiannya membahas tentang perilaku konsumen dan tingkat pengetahuan konsumen dan pedagang terhadap aspek keamanan pangan produk saus cabai menyatakan bahwa responden konsumen tahu terhadap komposisi bahan baku (64 persen). Berdasarkan responden yang mengetahui komposisi saus cabai dihasilkan mayoritas responden 57,8 persen menjawab tidak percaya dengan komposisi yang tercantum di label botol. Tingkat pengetahuan konsumen terhadap bahan tambahan pangan masih relatif kurang karena yang tahu banyak terhadap penambahan bahan tambahan hanya 10 persen. Berdasarkan hasil analisis tentang keamanan produk, konsumen menyatakan tidak aman (51,7 persen). Mengenai bahan kimia berbahaya konsumen mayoritas mengetahuinya yakni sebesar 82 persen, hal ini dapat ditemukan oleh konsumen melalui berita di televisi, seperti boraks, pewarna tekstil dan formalin. Responden menyatakan bahwa ketiga jenis bahan tersebut berbahaya bagi kesehatan 97 persen. Penelitian tentang sikap konsumen dan pihak-pihak yang berkepentingan dilakukan oleh Mardiana (2002). Hasil penelitian tersebut merekomendasikan bahwa terdapat dua kelompok yang memiliki sudut pandang berbeda. Kelompok pertama memandang bahwa teknologi transgenik berpotensi sebagai ancaman terhadap ekologi, sosial, ekonomi, etika, budaya, dan kesehatan. Kelompok kedua memandang sebagai inovasi teknologi yang dapat menjadi alternatif untuk membantu memecahkan masalah pangan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan dan Pembelian Konsumen Terhadap Suatu Produk Penelitian Puteri (2007) dengan analisis regresi logistik tentang faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pembelian tahu transgenik dan pengaruhnya 13

31 pada industri tahu menyebutkan bahwa faktor pendidikan, fokus membeli dan jumlah keluarga memberikan pengaruh yang nyata terhadap proses pembelian produk tahu transgenik. Nilai p value pada variabel pendidikan sebesar 0,065 yang berarti bahwa peubah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Nilai 0,002 pada fokus membeli menunjukkan bahwa variabel fokus pembelian berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian. Variabel jumlah anggota keluarga sebesar 0,028 yang berarti bahwa peubah jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Model regresi logistik secara khusus dibahas dalam penelitian Megawati (2006), model regresi logistik terdiri dari dua kemungkinan dari kedua peubah bebasnya yaitu ya dan tidak. Berdasarkan penelitiannya tentang penyakit bronkitis kronis diperoleh hasil bahwa konsumsi rokok dan tingkat asap berpengaruh terhadap penyebab penyakit dengan nilai p

32 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Perilaku Konsumen Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan (Engel et al, 1995). Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Sedangkan menurut Umar (2002) perilaku konsumen terbagi atas dua bagian, yaitu perilaku yang tampak dan perilaku yang tidak tampak. Jumlah pembelian, waktu pembelian, karena siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian merupakan variabel-variabel yang tampak. Perilaku yang tidak tampak variabelnya meliputi persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan konsumen. Perilaku konsumen dipandang penting untuk dipahami karena jika suatu perusahaan bisnis telah memahami perilaku konsumennya maka dampaknya terhadap perusahaan adalah akan mampu mempertahankan konsumen yang sudah ada dan mampu bertahan di pasar. Penelitian perilaku konsumen merupakan alat perusahaan untuk meraih pasar dan memperluas pangsa pasarnya Preferensi dan Penerimaan Konsumen Preferensi konsumen didefinisikan sebagai suatu pilihan suka atau tidak suka seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Menurut Kotler (2000), ada tiga komponen preferensi yang mempengaruhi

33 konsumen pangan dan semua komponen tersebut saling mempengaruhi dan saling berkaitan diantaranya : 1. Karakteristik individu meliputi : usia, jenis kelamin, pendapatan dan pengetahuan gizi. 2. Karakteristik produk meliputi : rasa, warna, aroma, kemasan dan tekstur. 3. Karakteristik lingkungan meliputi : jumlah keluarga, tingkat sosial, musim dan mobilitas. Teori preferensi digunakan untuk melihat dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi makanan menurut stare dan Mc Williams (1973) seperti dikutip oleh Melani (2003), yaitu : 1. Ketersediaan makanan di suatu tempat 2. Kesukaan makanan oleh anggota keluarga lain, khususnya orang tua. 3. Pembelian makanan dan penyediaannya yang mencerminkan hubungan kekeluargaan dan budaya, serta 4. Rasa makanan, tekstur dan tempat Proses Keputusan Pembelian Konsumen Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, penentuan alternatif yang didasari pada pengalaman dan psikologi individu (Engel et al, 1995). Setelah proses pembelian dilakukan konsumen, tahap selanjutnya adalah tahapan evaluasi hasil dari evaluasi pembelian yang dilakukan. Evaluasi hasil diukur dari tingkat kepuasan konsumen berupa hasil yang sesuai dengan harapan, melebihi harapan atau di bawah harapan. Secara sederhana, proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan pada Gambar 1. 16

34 PENGARUH LINGKUNGAN Budaya Kelas sosial Pengaruh pribadi Keluarga Situasi PERBEDAAN INDIVIDU Sumberdaya konsumen Motivasi dan keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian dan Gaya hidup Demografi PROSES KEPUTUSAN Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif pembelian Hasil PROSES PSIKOLOGIS Pengolahan informasi pembelajaran Perubahan Sikap atau perilaku STRATEGI PEMASARAN Produk Harga Promosi Tempat/Distribusi Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Sumber : Engel, et al., 1995) Tahapan evaluasi akan memberikan dampak pada proses pengalaman yang diperoleh konsumen setelah proses keputusan pembelian dilakukan. Pengalaman yang diterima konsumen akan mempengaruhi proses pengenalan kebutuhan, pencarian alternatif dan penentuan alternatif. Dari tahapan-tahapan tersebut konsumen dapat mengambil suatu keputusan berdasarkan sumberdaya informasi yang dimilikinya. Pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu produk berbeda, hal ini dipengaruhi oleh keberadaan produk di pasar Tahap Pengenalan Kebutuhan Menurut Engel et al. (1995) dalam proses pembelian suatu produk dimulai ketika suatu kebutuhan dirasakan atau dikenali. Pada hakekatnya, pengenalan kebutuhan bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian antara keadaan yang dihadapi sekarang dan keadaan yang konsumen inginkan. Konsumen 17

35 mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu produk berbeda, hal ini dipengaruhi oleh keberadaan produk di pasar. Produk yang baru dipasarkan cenderung akan menyesuaikan dengan keinginan konsumen sehingga butuh waktu untuk menstimuli ke dalam ingatan konsumen Pengenalan kebutuhan dipengaruhi oleh tiga determinan yaitu informasi yang disimpan di dalam ingatan, perbedaan individual dan pengaruh lingkungan. Menurut Kotler (2000), pencetus kebutuhan adalah rangsangan internal maupun eksternal. Rangsangan internal merupakan kebutuhan dasar yang timbul dalam diri seseorang yang mencapai titik tertentu dan menjadi dorongan untuk memenuhi dorongan tersebut. Adapun rangsangan eksternal adalah kebutuhan yang ditimbulkan oleh dorongan eksternal Pencarian Informasi Konsumen akan mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal). Jika pencarian internal dirasakan sudah cukup, maka pencarian eksternal tidak lagi dilakukan. Namun bila pencarian internal tidak mencukupi maka konsumen akan mencari informasi tambahan dari lingkungan. Proses pencarian internal dapat dilihat pada Gambar 2. 18

36 Pengenalan Kebutuhan Pencarian Internal Pencarian Internal Berhasil Lanjutkan dengan Keputusan Jalankan Pencarian Eksternal Gambar 2. Proses Pencarian Internal. Sumber : Engel, et al. (1995) Pencarian akan informasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen itu sendiri (Engel et al. 1995) Sumber-sumber informasi konsumen menurut Kotler (2000) terdiri dari empat kelompok, yaitu : 1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga dan kenalan. 2. Sumber komersil : iklan, tenaga penjual, pedagang, kemasan dan pajangan di toko. 3. Sumber publik : media massa dan organisasi penilaian konsumen. 4. Sumber percobaan : penanganan, pengujian dan penggunaan produk. Setiap sumber informasi tersebut memberikan fungsi yang berbeda-beda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber-sumber informasi yang berbeda dapat menuntun konsumen dalam setiap keputusan pembelian yang 19

37 berbeda. Sedangkan menurut Engel. et al. (1995) tahapan pemrosesan informasi terdiri dari : 1) Pemaparan (exposure), yaitu pencapaian kedekatan terhadap suatu stimulus sedemikian rupa sehingga muncul peluang diaktifkannya satu atau lebih dari kelima indera manusia. 2) Perhatian (attention), yaitu alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. 3) Pemahaman, yaitu tafsiran atas stimulus. 4) Penerimaan, yaitu tingkat sejauh mana stimulus mempengaruhi pengetahuan dan atau sikap orang yang bersangkutan Evaluasi Alternatif Tahapan evaluasi akan memberikan dampak pada proses pengalaman yang diperoleh konsumen setelah proses keputusan pembelian dilakukan. Pengalaman yang diterima konsumen akan mempengaruhi proses pengenalan kebutuhan, pencarian alternatif dan penentuan alternatif. Dari tahapan-tahapan tersebut konsumen dapat mengambil suatu keputusan berdasarkan sumberdaya informasi yang dimilikinya. Menurut Engel et al. (1995), evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen mengevaluasi pilihannya berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. Tahapan evaluasi alternatif ini terdiri dari beberapa alternatif diantaranya adalah : (1) menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif, (2) memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan, (3) 20

38 menilai kinerja dari alternatif yang akan dipertimbangkan dan (4) memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Komponen dasar evaluasi alternatif dapat dilihat pada Gambar 3. Menentukan Kriteria Evaluasi Menentukan Alternatif Pilihan Menilai Kinerja Alternatif Menetapkan Kaidah Keputusan Keputusan Pembelian Gambar 3. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif. Sumber : Engel, et al. (1995) Tindakan pembelian merupakan tahap terakhir dalam model perilaku konsumen. Pembelian terjadi apabila konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu. Konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan membeli, tempat pembelian dan cara pembayaran merupakan proses dari tahap pembelian. Faktor yang mempengaruhi tahap keputusan pembelian menurut Engel et al. (1995) adalah determinan niat pembelian dan pengaruh lingkungan atau perbedaan individu. Niat pembelian konsumen biasanya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu (1) produk dan merek dan (2) kelas produk. Niat pembelian berdasarkan kategori produk dan merek umumnya dikenal dengan pembelian yang terencana sepenuhnya, karena pembelian terjadi sebagai hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. 21

39 Apabila niat pembelian berdasarkan kategori kelas merek, maka dikatakan bahwa pembelian itu tidak terencana. Dalam melaksanakan niat pembelian, keputusan konsumen umumnya terbagi menjadi lima macam yaitu keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran Evaluasi Pasca Pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan merupakan indikator dari hasil evaluasi pembelian. Menurut Engel et al. (1995) fungsi dari kepuasan adalah sebagai pengukuhan loyalitas pembeli, sehingga jika konsumen merasa puas maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian, sementara ketidakpuasan konsumen dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Menurut Kotler (2000), kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. 3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Terdapat tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk (Engel, et al. 1995) yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individual serta proses psikologis. Pengaruh lingkungan dan perbedaan individu mempengaruhi tiap tahapan proses keputusan konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan hasil pembelian. Sementara proses psikologis pada proses keputusan pembelian lebih banyak terkait dengan tahapan pengenalan kebutuhan serta pencarian informasi. 22

40 3.2.1 Pengaruh Lingkungan Pengaruh lingkungan adalah pengaruh yang diterima oleh konsumen individual akibat dari interaksi yang dilakukannya dengan individu lain di lingkungannya. Keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi oleh lingkungan, faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan konsumen diantaranya : Faktor pertama budaya, pengaruh budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak dan simbol-simbol lain yang bermakna membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Faktor budaya terutama dalam keluarga, mempengaruhi nilai, persepsi, preferensi dan perilaku anggota keluarga. Faktor kedua kelas sosial, kelas sosial merupakan pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang dibagi atas nilai, minat dan perilaku yang sama. Individu ini dibedakan berdasarkan status sosial ekonomi yang kerap menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda (Engel et al, 1995). Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan namun juga pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. Pengaruh pribadi merupakan faktor ketiga dari faktor lingkungan dan berperan penting dalam pengambilan keputusan konsumen. Pengaruh pribadi dapat diekspresikan melalui kelompok acuan dan komunikasi lisan. Kelompok acuan didefinisikan sebagai orang atau kelompok orang yang mempengaruhi secara bermakna perilaku individu. Faktor Keempat adalah keluarga, pentingnya keluarga dalam studi perilaku konsumen adalah banyak produk dibeli konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Keluarga menurut Engel, et al (1995) adalah kelompok yang terdiri 23

PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK

PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK Oleh : BABAN SUBANDI A14105518 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PRODUK CREPE (Kasus: D Crepes dan Crepes Co Pangrango Plaza - Bogor)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PRODUK CREPE (Kasus: D Crepes dan Crepes Co Pangrango Plaza - Bogor) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PRODUK CREPE (Kasus: D Crepes dan Crepes Co Pangrango Plaza - Bogor) Oleh: ARYA SAJIWA A14103660 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor)

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) Oleh: NAOMI MUTIARA ERITA S. A14103571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR Oleh DESMAN MANURUNG A 14104663 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH:

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH: ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH: NISA SOFIANI A 14105582 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mendorong para produsen pangan untuk melakukan berbagai macam inovasi dalam memproduksi pangan.

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A14105695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT. Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT. Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A.14102695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK

ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK SUSU CIMORY (Kasus di Giant Hypermarket Botani Square Bogor) Oleh : RIKA ARIANIKA DEWI A14105596 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 21 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Konsumen secara sederhana dapat didefinisikan sebagai individu yang membeli atau menggunakan barang atau jasa. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT OLEH : FANNY RAMA A. 14104547 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A.

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. 14103550 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH PELABELAN PERINGATAN KESEHATAN TERHADAP POLA KONSUMSI ROKOK OLEH ANITA NURUL HUDA

PENGARUH PELABELAN PERINGATAN KESEHATAN TERHADAP POLA KONSUMSI ROKOK OLEH ANITA NURUL HUDA PENGARUH PELABELAN PERINGATAN KESEHATAN TERHADAP POLA KONSUMSI ROKOK OLEH ANITA NURUL HUDA A14103513 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS SOSIAL EKONOMI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H34066120 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR Oleh : Endang Pudji Astuti A14104065 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA Dhita Aditya Ayuningtyas H34066034 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A14104684 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PAPRIKA HIDROPONIK DI DESA PASIR LANGU, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG Oleh : NUSRAT NADHWATUNNAJA A14105586 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat) Oleh : Zahakir Haris A14104638 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) Oleh: WAHYU PURBIANTORO A 14103605 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : DIAN HERYANTO A

STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : DIAN HERYANTO A STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : DIAN HERYANTO A14105662 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI Oleh: ARIEF FERRY YANTO A14105515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

CISARUA, Oleh : A

CISARUA, Oleh : A i ANALISISS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI WORTEL MEMILIH SISTEM PERTANIAN ORGANIK DI DESA TUGU SELATAN, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BOGOR Oleh : AGUNGG BUDI SANTOSO A14104013 PROGRAM

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A 14105587 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHU TRANSGENIK DAN PENGARUHNYA PADA INDUSTRI TAHU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHU TRANSGENIK DAN PENGARUHNYA PADA INDUSTRI TAHU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN TAHU TRANSGENIK DAN PENGARUHNYA PADA INDUSTRI TAHU (Studi Kasus: Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor) OLEH TYAS KUMALA PUTERI H14103071 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT Oleh NORA MERYANI A 14105693 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango)

ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango) ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango) DISUSUN OLEH: EFENDY A14104121 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Oleh : AYU LESTARI A14102659 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL.

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL. PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL Oleh : DEDY MARETHA A14104530 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai)

ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai) ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai) Oleh : DARMA SAUT PARULIAN SITUMORANG A 14105660 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi Produksi kedelai (ton) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempe merupakan salah satu makanan tradisional di Indonesia yang terbuat dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS,

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) (Kasus: Desa Ponggang Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang, Jawa-Barat) Oleh : MUHAMMAD UBAYDILLAH

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Ibu Rumah Tangga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Ibu Rumah Tangga HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Ibu Rumah Tangga Data yang dianalisis pada penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan menyebar kuesioner. Ibu rumah tangga merupakan responden dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN ROYCO (Kasus di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) Oleh : GUN GUN GUNAWIJAYA A

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN ROYCO (Kasus di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) Oleh : GUN GUN GUNAWIJAYA A ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN ROYCO (Kasus di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) Oleh : GUN GUN GUNAWIJAYA A14101012 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta) Oleh : ASMA NASUTION H

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta) Oleh : ASMA NASUTION H SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta) Oleh : ASMA NASUTION H 34066025 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN CABANG PAJAJARAN, BOGOR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN Oleh YUGI RAMDHANI A.14101057 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H34052032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menganalisis tentang preferensi konsumen terhadap paket wisata Kusuma Agrowisata. Kerangka pemikiran teoritis disusun berdasarkan penelusuran

Lebih terperinci

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A14105629 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA Oleh: A 14105565 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN.

Lebih terperinci

KEPUASAN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN (Kasus Carrefour dan Giant Hypermarket Pamulang, Tangerang Selatan)

KEPUASAN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN (Kasus Carrefour dan Giant Hypermarket Pamulang, Tangerang Selatan) KEPUASAN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN (Kasus Carrefour dan Giant Hypermarket Pamulang, Tangerang Selatan) SKRIPSI FIRDAUS SINULINGGA A 14104671 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN SKRIPSI

ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN SKRIPSI ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN (Studi Kasus Mahasiswa Fisip UPN Veteran Jatim). SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A07400606 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN OLEH KONSUMEN DALAM BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus pada Konsumen Pasar Candi Lontar, Manukan-Surabaya) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

Oleh : DWI ERNAWATI A

Oleh : DWI ERNAWATI A ANALISIS SISTEM PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN POTENSI MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Oleh : DWI ERNAWATI A 14102523 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A 14105605 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KONSUMSI DAN PERSEPSI MANFAAT MINUMAN PROBIOTIK PADA LANSIA DI KOTA BOGOR. Oleh: PRITA DHYANI SWAMILAKSITA A

KONSUMSI DAN PERSEPSI MANFAAT MINUMAN PROBIOTIK PADA LANSIA DI KOTA BOGOR. Oleh: PRITA DHYANI SWAMILAKSITA A KONSUMSI DAN PERSEPSI MANFAAT MINUMAN PROBIOTIK PADA LANSIA DI KOTA BOGOR Oleh: PRITA DHYANI SWAMILAKSITA A54104030 PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR Oleh : Topan Candra Negara A14105618 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (Kasus di Desa Pasirgaok, Kecamatan Rancabungur, Bogor, Jawa Barat) Oleh : ARTATI WIDIANINGSIH A. 14103659 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI Oleh YORI AKMAL A14302024 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manuasia akan pangan merupakan hal yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, baik dipandang dari segi kualitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan, baik dari segi pakan unggas, komoditi unggas, dan pengolahan produk unggas dalam skala besar

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK MINUMAN NATA DE COCO DENGAN MERK ES CAMPUR PRODUKSI PT. AMICO, BEKASI SKRIPSI

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK MINUMAN NATA DE COCO DENGAN MERK ES CAMPUR PRODUKSI PT. AMICO, BEKASI SKRIPSI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK MINUMAN NATA DE COCO DENGAN MERK ES CAMPUR PRODUKSI PT. AMICO, BEKASI SKRIPSI SURYA ADHY WARDHANA A.14105712 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI

EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Kasus Kecamatan Binong, dan Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa-Barat) Oleh: MILA YULISA A 14105572 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecap manis merupakan salah satu produk turunan kedelai yang mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber karbohidrat dan protein yang diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK SUSU ULTRA MILK. Oleh : ARIEF RAHMAN A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK SUSU ULTRA MILK. Oleh : ARIEF RAHMAN A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK SUSU ULTRA MILK Oleh : ARIEF RAHMAN A14103119 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN ARIEF RAHMAN. Analisis Kepuasan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A14105608 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood VI. HASIL ANALISIS 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood Karakteristik konsumen dievaluasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, tingkat

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor) OLEH : CAHYADI ZULKHADI KHIROM A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor) OLEH : CAHYADI ZULKHADI KHIROM A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor) OLEH : CAHYADI ZULKHADI KHIROM A14105521 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan

Lebih terperinci

STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet )

STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet ) STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet ) Oleh : ZULYAN FIRDAUS AFIF A14105630 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Oleh: DAVID ERICK HASIAN A 14105524 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber pangan yang diharapkan masyarakat yaitu memiliki nilai gizi tinggi serta menyehatkan. Salah satu sumber gizi yang tinggi terdapat pada bahan pangan kedelai, yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada tahun 2009, industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X Oleh : ENY PUJIHASTUTI A14105541 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku Konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku Konsumen 7 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumen Konsumen terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan organisasi. Konsumen yang membeli barang atau jasa digunakan untuk kebutuhan sendiri dinamakan konsumen

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsumen dan Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2002), konsumen terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI BUBUK INSTAN (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor) Oleh : AGUS SATRIYO BUDI A14104072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A 14105623 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci