TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku Konsumen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku Konsumen"

Transkripsi

1 7 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumen Konsumen terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan organisasi. Konsumen yang membeli barang atau jasa digunakan untuk kebutuhan sendiri dinamakan konsumen individu. Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya. Perilaku konsumen fokus pada bagaimana individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia baik dalam bentuk waktu, uang, energy, dan maupun usaha (Sumarwan 2004). Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut baik pada saat sebelum membeli, menentukan, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa maupun dalam melakukan kegiatan mengevaluasi produk dan jasa dimana mereka mengharapkan kebutuhannya dapat terpenuhi (Sumarwan 2004; Schiffman & Kanuk 2004). Menurut Umar (2003), perilaku konsumen adalah suatu tindakan nyata individu atau kelompok yang dipengaruhi oleh aspek eksternal dan internal yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan, sedangkan perilaku konsumen menurut Kardes (2002), adalah studi mengenai respon manusia terhadap produk, jasa dan pemasaran. Pengaruh yang mendasari perilaku konsumen terdapat tiga faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individu serta proses psikologi. Konsumen hidup dalam kondisi lingkungan yang sangat komplek sehingga lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam melakukan perilaku konsumen. Faktor-faktor yang yang termasuk dalam pengaruh lingkungan adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi, sedangkan perbedaan individu termasuk dalam faktor internal yang terdapat pada konsumen. Pengaruh pada perilaku konsumen diperluas dengan memasukkan lima cara dimana konsumen mungkin berbeda yaitu sumberdaya manusia (waktu, uang, dan perhatian), motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup serta demografi. Selain itu, faktor lainnya adalah pengaruh individu serta proses psikologi (pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku) (Engel et al 1994).

2 8 Proses keputusan konsumen dalam membeli ataupun mengkonsumsi produk dan jasa dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya (perusahaan, pemerintah, organisasi nirlaba dan partai politik), faktor perbedaan individu konsumen (kebutuhan dan motivasi, kepribadian, pengolahan informasi dan persepsi, proses belajar, pengetahuan dan sikap), dan faktor lingkungan konsumen (budaya, karakteristik sosial ekonomi, keluarga dan rumah tangga, kelompok acuan dan situasi konsumen (Sumarwan 2004). Menurut Kotler dan Keller (2007) konsumen membuat keputusan pembelian setiap hari. Perilaku konsumen terbentuk dimulai dengan terdapatnya rangsangan baik itu secara pemasaran maupun rangsangan lainnya. Faktor pemasaran yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari 4 P yakni product, price, place, dan promotion. Rangsangan lainnya adalah ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Kemudian, rangsangan tersebut akan mempengaruhi psikologi konsumen dan karakteristik kosumen. Psikologi konsumen terdiri atas motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori. Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang dalam bertindak, sedangkan persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran yang lebih berarti. Ketika seseorang bertindak maka seseorang tersebut juga mengalami proses belajar. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman karena sebagian besar perilaku manusia merupakan suatu hasil dari proses belajar. Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi oleh seseorang kemudian akan tersimpan dalam memori. Karakteristik konsumen meliputi budaya, sosial, dan personal. Faktor budaya meliputi budaya, sub budaya dan kelas sosial, sedangkan faktor sosial meliputi kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Faktor pribadi/personal meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, gaya hidup dan nilai. Semua faktor psikologi konsumen dan karakteristik konsumen akan mempengaruhi proses keputusan pembelian. Proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari pengenalan masalah atau kebutuhan selanjutnya konsumen

3 9 akan melakukan pencarian informasi mengenai produk atau jasa yang dibutuhkan. Setelah informasi terkumpul, kemudian konsumen melakukan penilaian alternatif yang sesuai dan apabila sudah menentukan produk atau jasa yang sesuai maka dilakukannya keputusan pembelian. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidakpuasan atau justru mengalami kepuasan. Hal tersebut termasuk dalam perilaku pasca pembelian. Setelah mengalami proses keputusan pembelian maka akan terjadi respon pembeli. Respon pembeli meliputi pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian, dan juga metode pembayaran. Psikologi Konsumen Rangsangan Pemasaran Produk dan jasa Harga Tempat Distribusi Rangsangan Lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Karakteristik Konsumen Budaya Sosial Personal Proses Keputusan Pembelian - Pengenalan masalah -Pencarian informasi -Penilaian alternative -Keputusan pembelian -Perilaku pasca pembelian Keputusan Pembelian - pilihan produk - pilihan merek - pilihan penyalur - saat yang tepat melakukan pembelian - jumlah pembelian - metode pembayaran Gambar 1 Model perilaku konsumen (Kotler & Keller 2007) Nilai dan Ethnosentrisme Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat. Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang sesuai dengan budayanya. Nilai yang terdapat dalam konsumen biasanya berlangsung lama dan sulit berubah (Sumarwan 2004). Nilai berguna untuk memberi arahan dalam mencapai tujuan, memberikan informasi untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan, dan sebagai dasar dalam proses manajemen, dimana manajemen merupakan wadah untuk menjelaskan nilai itu sendiri. Nilai seseorang adalah sesuatu yang dianggap baik, berguna dan penting bagi dirinya

4 10 (Guhardja et al 1992). Nilai adalah sasaran hidup yang luas dari masyarakat. Nilai juga melibatkan afeksi sehubungan dengan kebutuhan atau tujuan tersebut (perasaan dan emosi yang menyertai keberhasilan) (Peter & Olson 1999). Salah satu bentuk nilai adalah ethnosentrisme. Istilah ethnosentrisme diperkenalkan pertama kali oleh G. A. Summer pada tahun Ethnocenrisme konsumen menunjukkan kesukaan konsumen terhadap produk domestik atau menentang produk impor (Levine & Cambell 1972 diacu dalam Kucukemiroglu 1997). Ethnosentrisme konsumen merepresentasikan kepercayaan konsumen mengenai kepatutan, moralitas dalam membeli produk dalam negeri. Ethnosentrisme dapat diinterpretasikan bahwa membeli produk impor adalah sesuatu yang salah dan tidak hanya tidak patriotik dan menggangu perekonomian. Konsumen yang memiliki tingkat ethnosentrisme yang tinggi berarti bahwa konsumen tersebut sangat percaya terhadap produk dalam negeri. Produk dari negara lain (dalam konsep etnosentrisme diidentifikasi sebagai out-group) merupakan objek yang tidak disukai bagi konsumen dengan tingkat entosentrisme yang tinggi. Sebaliknya, bagi konsumen non-ethnosentrisme, produk impor merupakan objek yang dapat dievaluasi untuk memenuhi kebutuhannya tanpa mempertimbangkan darimana barang tersebut berasal atau dibuat (Shimp & Sharma 1987). Gaya Hidup Gaya hidup adalah pola konsumsi yang menggambarkan bagaimana seseorang hidup, menghabiskan atau memanfaatkan uang dan waktu yang dimilikinya (Solomon 2002; Sumarwan 2004; Engel et al 1994). Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang merekan anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka fikirkan tentang mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis (Sutisna 2001).

5 11 Hawkins et al (2001), memandang gaya hidup sebagai pusat dari proses konsumsi. Gaya hidup ditentukan oleh faktor-faktor seperti emosi, kepribadian, motivasi, persepsi, pembelajaran, aktivitas pemasaran, budaya, nilai, demografi, status sosial, dan kelompok referensi yang berhubungan dengan kebutuhan atau sikap yang akan menentukan proses-proses konsumsi dalam situasi-situasi yang dihadapi konsumen (pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi dan seleksi, pemilihan toko dan pembelajaran, serta proses-proses setelah pembelian terjadi. Gaya hidup seseorang terbentuk sejak kecil dan dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain kebudayaan, nilai-nilai yang dianut, tempat tinggal, teman kelompok, keluarga, cara belajar, kepribadian, sikap dan lain-lainnya. Gaya hidup yang terdapat pada setiap orang adalah unik. Gaya hidup dapat menggambarkan identitas dari suatu kelompok yang terdapat dalam masyarakat. Gaya hidup tidak bersifat tetap atau bertahan. Gaya hidup berbeda dengan nilai, dimana seseorang merasakannya dan berkembang setiap waktu (Solomon 2002). Orang menggunakan konsep gaya hidup untuk menganalisis peristiwa yang terjadi disekitarnya dan menafsirkannya, mengkonseptualisasikan, serta meramalkan peristiwa (Engel et al 1994). Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan dapat untuk menganalisis data yang sangat besar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan, dan aktivitas lainnya. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinion), yaitu pengukuran yang meliputi kegiatan, minat dan pendapat konsumen (Sumarwan 2004). Menurut Engel et al (1994), komponen AIO didefinisikan sebagai: (a) activities adalah tindakan nyata seperti menonton, berbelanja, dan aktivitas di lingkungannya, (b) interest atau minat pada suatu obyek, peristiwa atau topik adalah tingat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus, (c) opinion adalah jawaban lisan/tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap suatu stimus (pertanyaan yang diajukan). Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan, evaluasi seperti kepercayaan mengenai kualitas produk.

6 12 Preferensi Konsumen Preferensi adalah evaluasi sesorang mengenai dua atau lebih objek. Preferensi melibatkan perbandingan diantara objek. Preferensi merupakan bagian dasar konsumen dalam keseluruhan berperilaku terhadap dua atau lebih objek (Kardes 2002). Seseorang tidak akan memiliki preferensi terhadap makanan sebelum seseorang tersebut merasakannya. Preferensi makanan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 1. Karakteristik Individual meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, suku, orientasi nilai mengenai kesehatan, ukuran dan komposisi dari keluarga dan status kesehatan 2. Karakteristik Lingkungan meliputi: musim, lokasi geografis, asal negara, tingkat urbanisasi, dan mobilitas. 3. Karakteristik Produk meliputi: rasa, warna, aroma, kemasan dan tekstur (Sanjur 1982). Preferensi memiliki sifat-sifat dasar diantaranya adalah preferensi tidak mengandung kontrakdisi atau seseorang yang menyatakan preferensinya terhadap suatu produk tidak saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, preferensi itu bersifat transitif (transitivity of preferences). Transitif dari preferensi adalah jika seseorang mengatakan bahwa ia lebih diinginkan A daripada B dan B lebih diinginkan daripada C, maka A harus lebih diinginkan daripada C. Selanjutnya, preferensi adalah lengkap (complete plete preferences) yang berarti bahwa seseorang mampu menyatakan apa yang diinginkannya dari dua pilihan yang tersedia. Seseorang juga harus memiliki sikap yang konsisten dan masuk akal dalam mengekspresikan preferensinya terhadap suatu produk. Hal tersebut juga berarti bahwa jika A dan B merupakan dua kondisi, maka setiap orang harus selalu dapat menentukan pilihannya dengan tegas bahwa apakah A lebih disukai daripada B, B lebih disukai daripada A, atau A dan B sama-sama disukai. Selain itu juga, seseorang lebih menyukai banyak barang daripada lebih sedikit barang. Hal tersebut terkait dengan prinsip barang ekonomi sebagai jenis barang yang menghasilkan manfaat positif bagi seseorang, maka lebih banyak barang yang disukainya maka akan lebih baik (Nicholson 2002).

7 13 Pembelian Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, bagaimana cara membayarnya, dan cara pembayaran yang akan dilakukannya. Membeli suatu produk seringkali harus dibatalkan karena beberapa alasan, yaitu motivasi yang berubah, konsumen mungkin merasakan bahwa kebutuhannya dapat terpenuhi tanpa harus membeli produk tersebut atau terdapat kebutuhan lain yang lebih diprioritaskan; situasi yang berubah; produk yang akan dibeli tidak tersedia (Sumarwan 2004). Para konsumen melewati lima tahapan dalam proses keputusan pembelian yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Namun, para konsumen tidak selalu harus melewati seluruh lima urutan setiap tahap dalam melakukan pembelian produk. Konsumen dapat melewati atau membalik beberapa tahapan tersebut. Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat berasal dari rangsangan internal atau eksternal. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi dapat digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersil (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, panjangan di toko), sumber publik (media massa), dan sumber pengalaman (penanganan, pengkajian dan pemakaian produk). Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi berbeda-beda tergantung dengan kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan informasi tentang produk dari sumber komersil. Setelah melakukan pencarian informasi kemudian konsumen mengevaluasinya dan mencari yang terbaik, kemudian melakukan pembelian. Setelah konsumen melakukan pembelian, maka konsumen tersebut akan merasakan kepuasan atau ketidakpuasan yang terdapat pada perilaku pasca pembelian (Kotler & Keller 2007). Pembelian biasanya dilakukan dengan kesengajaan minimum dan pengambilan keputusan yang lebih jauh. Proses pembelian menurut Sumarwan (2004), terdiri dari dua tahap yaitu tahap prapembelian dan pembelian. Tahap

8 14 prapembelian meliputi pencarian informasi dan pengambilan dana, sedangkan dalam tahap pembelian meliputi yang berhubungan dengan toko, mencari produk dan melakukan transaksi. Pembelian produk tidak saja dilakukan melalui toko, pembelian juga dapat dilakukan melalui berbagai media, sehingga dapat disebut sebagai membeli dan belanja di rumah (in-home shopping and purchasing). Setiap orang melakukan pembelian dengan harapan tertentu mengenai apa yang akan dilakukan oleh produk dan jasa. Kepuasaan merupakan hasil yang diharapkan yang dapat didefinisikan sebagai evaluasi pascakonsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau bahkan melebihi harapan konsumen. Respon konsumen yang merasa tidak puas terhadap pembelian akan menyebabkan terjadinya perilaku mengeluh (Engel et al 1995). Keluarga merupakan salah satu lingkungan dimana sebagian kosumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Masing-masing anggota keluarga memiliki peran dalam melakukan pengambilan keputusan antara lain adalah sebagai inisiator (seorang anggota keluarga yang memiliki gagasan untuk melakukan pembelian ataupun mengkonsumsi), influencer (anggota keluarga yang selalu meminta pendapat mengenai suatu produk yang akan dibeli maupun yang dikonsumsi), gatekeeper (seorang anggota keluarga yang berperan sebagai penyaring semua informasi yang masuk ke dalam keluarga), decider (seorang anggota keluarga yang memiliki wewenang untuk memutuskan dalam melakukan pembelian), buyer (seorang anggota keluarga yang berperan melakukan pembelian), dan user (seorang anggota keluarga yang berperan dalam menggunakan atau mengkonsumsi produk atau jasa yang dibeli (Sumarwan 2004). Konsumsi Buah-buahan Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Semua itu adalah sumber gizi yang penting bagi tubuh manusia. Manusia tidak cukup makan yang sejenis saja melainkan harus beranekaragam agar mineral dan vitamin yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi. Dengan kata lain manusia harus makan makanan pokok ditambah dengan buah-buahan (Natawidjaja 1983). Konsumsi pangan adalah informasi mengenai jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi (dimakan) oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Mengkonsumsi buah termasuk ke dalah jenis pangan yang tidak hanya

9 15 penting untuk kesehatan melainkan juga untuk kecerdasaan dan kemampuan fisik tubuh. Pangan merupakan sumber zat gizi yang merupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi setiap harinya. Namun yang harus diketahui bahwa kebutuhan pangan hanya diperlukan secukupnya karena apabila kekurangan dan kelebihan dapat berdampak terhadap kesehatan. Apabila jumlah yang diperlukan tidak terpenuhi atau berlebihan maka kesehatan yang optimal tidak akan tercapai (Hardinsyah et al 2002). Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Parhati (2011) dengan judul analisis perilaku pembelian dan konsumsi buah di perdesaan dan perkotaan mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan jenis buah yang dibeli, dikonsumsi dan frekuensinya dalam mengkonsumsi buah-buahan baik itu di perkotaan maupun dipedesaan. Jenis buah yang paling banyak dibeli diwilayah pedesaan adalah buah jeruk impor, buah salak lokal dan apel impor dengan rata-rata jumlah pembelian buahnya adalah g/kap/bl dan frekuensi 4x1 bulan. Jenis buah yang paling banyak dibeli pada wilayah perkotaan adalah jeruk impor, apel impor dan mangga lokal dengan frekuensi pembelian adalah 4x1 bulan dengan jumlah pembelian g/kap/bl. Buah yang paling sering dikonsumsi di pedesaan adalah buah jeruk, salak dan pisang dengan frekuensi kurang. Buah yang paling sering dikonsumsi untuk wilayah perkotaan adalah jeruk, pisang dan mangga dengan frekuensi konsumsi rata-rata adalah jarang. Hasil penelitian Syifa (2010) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh nilai yang dianut terhadap preferensi dan perilaku pembelian buah-buahan menyatakan bahwa lebih dari separuh contoh memiliki kesadaran berperilaku tinggi dalam mengkonsumsi buah lokal. Lebih dari separuh contoh dalam berperilaku kebiasaan pada kategori tinggi dalam konsumsi buah lokal. Norma personal memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan perilaku kebiasaan. Terdapat kecenderungan bahwa dengan peningkatan nilai, kesadaran berperilaku, tanggung jawab, dan norma personal akan mendorong peningkatan pembelian buah lokal. Ginting (1999) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku kosumen dalam proses keputusan pembelian buah

10 16 studi kasus di Kotamadya Bogor menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan buah-buahan lokal oleh konsumen dimulai ketika mereka merasakan dan mengenali kebutuhan akan produk tersebut. Konsumen membeli buah lokal dengan alasan harganya lebih terjangkau, sedangkan buah impor favorit dibeli karena memang disukai oleh anggota keluarga. Konsumen yang membeli buah impor menyatakan puas setelah mengkonsumsi buah yang dibelinya dibandingkan dengan buah lokal karena konsumen buah lokal sudah terbiasa mengkonsumsi buah lokal dan merasa tidak membayar harga yang terlalu mahal untuk membeli buah tersebut. Berdasarkan derajat pengaruhnya, maka terdapat lima faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian buah-buahan lokal (pertimbangan awal pemilihan buah lokal, jumlah anggota keluarga, lingkungan keluarga, alasan tempat pemilihan pembelian dan jenis pekerjaan konsumen) dan impor (tingkat pendidikan konsumen, waktu pembelian, manfaat yang dicari, pengaruh kenaikan harga buah impor dan indikator mutu buah impor). Berdasarkan penelitian Dahri (2006) yang berjudul analisis dampak kebijakan impor buah segar terhadap harga dan produksi buah Indonesia menyatakan bahwa impor buah memberikan pengaruh yang berbeda terhadap harga dan produksi ketiga jenis buah. Pada buah jeruk dan mangga dalam peningkatan impor berpengaruh positif terhadap produksi dan sebaliknya untuk harga. Pengaruh kebijakan penurunan nilai rupiah, tarif impor dan peningkatan harga pupuk berbeda-beda terhadap kesejahteraan produsen maupun konsumen buah pisang, jeruk dan mangga. Kebijakan pencabutan pembatasan impor buah ke Indonesia memberikan pengaruh yang negatif terhadap kesejahteraan produsen jeruk dan mangga. Eveline (1998) dalam penelitiannya yang berjudul analisis perilaku konsumsi buah segar konsumen rumah tangga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya studi kasus di Kotamadya Jakarta Timur, menyatakan bahwa golongan atas lebih fleksibel dalam memilih buah dibandingkan dengan golongan bawah dan menengah yang terbatas oleh daya beli. Golongan atas mengkonsumsi buah lokal dan impor dalam melakukan pembeliannya memperhatikan kualitas, penampilan dan kepraktisan, sedangkan golongan menengah dan bawah lebih banyak mengkonsumsi buah lokal. Buah lokal yang paling banyak dikonsumsi

11 17 keluarga golongan atas, menengah dan bawah adalah pisang, pepaya dan jeruk. Buah impor yang paling sering dikonsumsi keluarga adalah jeruk dan apel. Keputusan pembelian buah impor atau lokal pada keluarga golongan atas lebih dipengaruhi oleh faktor daya beli yakni pendapatan, harga buah lokal dan impor. Faktor lain seperti pendidikan, besar keluarga dan etnis tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian. Martias (1997) melakukan penelitian mengenai analisis preferensi konsumen dan perilaku konsumsi buah-buahan pada masyarakat kelas atas yang mengungkapkan bahwa secara umum tidak terdapat perbedaan perilaku konsumsi buah-buahan antara etnis Melayu dengan etnis Tionghoa kecuali untuk pilihan lebih banyak mengkonsumsi buah impor pada etnis Tionghoa dan kecenderungan etnis Melayu untuk mengkonsumsi buah yang berukuran relatif lebih besar. Masyarakat kelas atas lebih menyukai membeli buah-buahan di supermarket dan menganggap bahwa buah adalah kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi setiap hari. Masyarakat kelas atas umumnya lebih menyukai mengkonsumsi salak dan mangga segar daripada mangga olahan. Pada buah salak atribut yang menjadi preferensinya adalah ketebalan daging buah, sedangkan pada buah mangga adalah ukuran buah dan kebersihan kulit buah. Hasil penelitian Adelina (1996) dengan judul analisis preferansi konsumen dan pedagang pengecer terhadap buah lokal dan buah impor studi kasus di Kotamadya Bogor mengungkapkan bahwa dari hasil analisis preferensi konsumen terhadap buah impor dan lokal menunjukkan bahwa buah lokal masih lebih disukai daripada buah impor. Pedagang pengecer dalam hal ini pedagang di kioskios lebih menyukai menjual buah lokal daripada buah impor yaitu jeruk pontianak dan pisang. Hal tersebut disebabkan oleh harga buah lokal yang lebih rendah dibandingkan dengan buah impor.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Keluarga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Keluarga 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Keluarga Usia. Perbedaan usia yang terdapat pada seseorang dapat mengakibatkan perbedaan dalam selera dan kesukaan terhadap merek (Sumarwan 2004). Usia dalam penelitian

Lebih terperinci

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

Bab 3. Model Perilaku Konsumen Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Keputusan pembelian Kotler (2008) mengatakan keputusan pembelian merupakan tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

Lebih terperinci

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis PASAR KONSUMEN DAN TINGKAH LAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI Pasar konsumen: Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Gaya Hidup 1. Pengertian Gaya Hidup Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:210) mengatakan: Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Buah merupakan sumber zat pengatur yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia (Satuhu 2004). Tingkat konsumsi buah pada masyarakat Indonesia yaitu sebesar 32,67 kilogram/kapita/tahun.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsumen dan Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2002), konsumen terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perilaku Konsumen 1.2.1 Perilaku Konsumen Menurut Pater dan Olson (2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana. mengarah kepada keputusan pembelian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana. mengarah kepada keputusan pembelian. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keputusan pembelian Keputusan pembelian merupakan tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana konsumen mengenal masalahnya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI. sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Pengertian pemasaran bukan saja meliputi jual beli tetapi membahas secara sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Faktor pribadi Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Seseorang membeli barang dan jasa yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa digunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 21 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Konsumen secara sederhana dapat didefinisikan sebagai individu yang membeli atau menggunakan barang atau jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai langkah dan strategi sendiri untuk mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai langkah dan strategi sendiri untuk mencapai tujuan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya ekonomi seseorang sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi dan gaya hidup. Pemahaman yang tepat mengenai pola konsumsi seseorang yang mengalami

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran. Pemasaran yang diberikan sering berbeda antara ahliyang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Miller & Layton dalam Tjiptono, dkk (2008:3) pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah BAB II LANDASAN TEORI A. TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI 1. Pengertian Pengambilan Keputusan Membeli Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah (John Dewey dalam Engel, Blackwell

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan barang konsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini mengemukakan menurut pandangan mereka masing-masing. Kotler dan

Lebih terperinci

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen MODUL PERKULIAHAN Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 14 Abstract Membahas proses dalam pengambilan keputusan pembelian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pemasaran Menurut Philip Kotler (2000), pemasaran adalah proses perencanaan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan penjualan. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan penyaluran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teori 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan konsumen, adalah proses pengintergasian yang mengkombinasikan

Lebih terperinci

INFORMASI PASAR DAN PERILAKU KONSUMEN

INFORMASI PASAR DAN PERILAKU KONSUMEN 1 INFORMASI PASAR DAN PERILAKU KONSUMEN TUJUAN : Memberikan kemampuan dalam mengidentifikasi, memilih, mengumpulkan dan memanfaatkan informasi pasar dan perilaku konsumen bagi program pemasaran dan program

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menganalisis tentang preferensi konsumen terhadap paket wisata Kusuma Agrowisata. Kerangka pemikiran teoritis disusun berdasarkan penelusuran

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI Di tengah gaya hidup berbusana global yang masuk ke Indonesia, pemunculan batik dengan gaya trendi memang sangat menarik perhatian. Baju dari tekstil tradisional

Lebih terperinci

Pasar Konsumen dan Perilaku Konsumen.

Pasar Konsumen dan Perilaku Konsumen. Pasar Konsumen dan Perilaku Konsumen. A. Model Perilaku Konsumen. Sebuah perusahaan yang memahami bagaimana pelanggan /konsumen akan bereaksi terhadap berbagai bentuk produk, harga, iklan, maka perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Sebaran perilaku konsumsi contoh berdasarkan frekuensi dan jumlah konsumsi contoh di perdesaan dan perkotaan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Sebaran perilaku konsumsi contoh berdasarkan frekuensi dan jumlah konsumsi contoh di perdesaan dan perkotaan TINJAUAN PUSTAKA Konsumsi Buah Pemenuhan konsumsi buah di Indonesia yang cenderung meningkat dilakukan dengan perdagangan buah dalam dan dengan luar negeri. BPS 2010 menunjukkan data terakhir produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran dan Orientasi Pada Konsumen Perusahaan yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses utamanya, akan mengetahui adanya cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah sikap atau sifat dari individu, kelompok dan organisasi dalam memilih, menilai, dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Ada beberapa pengertian persepsi menurut para ahli, yaitu: Persepsi menurut Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013:45), persepsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Yang Melandasi Permasalahan Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Uraian teoritis 2.1.1 Teori Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku dari konsumen akhir, individu dan rumah tangga, yang membeli

Lebih terperinci

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian I. Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. Proses dalam pembelian produk susu untuk batita (1-3 tahun) dapat

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. Proses dalam pembelian produk susu untuk batita (1-3 tahun) dapat BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Perilaku Konsumen Proses dalam pembelian produk susu untuk batita (1-3 tahun) dapat diprediksi dengan mengetahui bagaimana perilaku konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen dan Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2002), konsumen diartikan menjadi konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:213) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

Lebih terperinci

Menganalisa Pasar Konsumen dan Perilaku Pembeli

Menganalisa Pasar Konsumen dan Perilaku Pembeli Menganalisa Pasar Konsumen dan Perilaku Pembeli DOSEN : DIANA MA RIFAH Tujuan Analisa Pasar Konsumen Menentukan bagaimana faktor budaya, sosial, personal, dan psikologis mempengaruhi perilaku pembelian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Teori Tentang Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran adalah proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini mengemukakan menurut pandangan mereka masing-masing. Kotler dan Armstrong (2008 : 5)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Membeli 1. Pengertian Perilaku Membeli Perilaku adalah semua respon (reaksi, tanggapan, jawaban; balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme (Chaplin, 1999). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan sumber vitamin A, C, serat, dan mineral yang sangat berguna sebagai zat pengatur tubuh manusia. Vitamin dan mineral yang banyak terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (Peter dan Olson, 2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku masyarakat khususnya vegetarianisme yang berada di Kota Bogor dalam pembelian produk yang akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen 2.1.1. Definisi Perilaku Konsumen Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi tersebut sering berbeda antara para ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli sangatlah beraneka ragam, salah satunya yaitu menurut Kotler (2007) yang menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan strategi pemasaran untuk mengetahui motif yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan strategi pemasaran untuk mengetahui motif yang mendasari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemasar perlu untuk mempelajari dan memahami perilaku konsumen guna menjamin terciptanya kepuasan konsumen. Oleh karena itu sangat penting bagi pemasar untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kritis dan komparatif terhadap teori dan hasil penelitian yang relevan, dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kritis dan komparatif terhadap teori dan hasil penelitian yang relevan, dalam II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. persaingan bisnis, perusahaan harus mampu memberikan nilai (value) yang lebih

BAB II LANDASAN TEORI. persaingan bisnis, perusahaan harus mampu memberikan nilai (value) yang lebih BAB II LANDASAN TEORI Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam

Lebih terperinci

WELCOME. Saat ini Anda memasuki session

WELCOME. Saat ini Anda memasuki session Consumer Behavior Sessi 1 1 WELCOME Saat ini Anda memasuki session 2 1 Lecturers: Mumuh Mulyana Mubarak, SE. 3 Sumber : James F. Engel, Roger D. Blackwell & Paul W. Miniard John C. Mowen Michael Minor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasar, hal ini berarti perlunya terus melakukan riset-riset pemasaran,

BAB I PENDAHULUAN. pemasar, hal ini berarti perlunya terus melakukan riset-riset pemasaran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan industri yang semakin ketat menuntut para pelaku industri untuk terus bergerak agar dapat memenangkan persaingan. Bagi seorang pemasar, hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 KEPUTUSAN PEMBELIAN 2.1.1 Pengertian Keputsan Pembelian Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keputusan Menggunakan Jasa Romanza Wedding Organizer 1. Pengertian Keputusan Menggunakan Jasa Romanza Wedding Organizer Keputusan berarti memilih satu di antara banyak pilihan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumen

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumen TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumen Schiffman dan Kanuk (2007) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Susu Provinsi Jawa Barat Tahun (Ton) Sumber: Direktorat Jendral Peternakan, 2010

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Susu Provinsi Jawa Barat Tahun (Ton) Sumber: Direktorat Jendral Peternakan, 2010 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan telah mengalami peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Salah satu acuan dalam melihat kinerja suatu sektor adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang sangat tajam pada saat ini merupakan sebuah tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri. Persaingan yang terjadi akan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Meet -3 BY.Hariyatno.SE.Mmsi PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsumen Konsumen adalah seseorang yang membeli suatu produk/jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan pembeliannya, Kotler menklasifikasikan konsumen menjadi dua kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PASAR KONSUMEN. dan Perilaku Pembelian Konsumen

PASAR KONSUMEN. dan Perilaku Pembelian Konsumen PASAR KONSUMEN dan Perilaku Pembelian Konsumen Topik Pembahasan Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Bagaimana karakteristik pembeli Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Konsumen dapat memperoleh semua kebutuhannya di pasar, karena pasar menyediakan berbagai kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku Konsumen Setiap manusia dapat dikatakan konsumen apabila manusia tersebut melakukan kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen sendiri

Lebih terperinci