BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
|
|
- Irwan Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem pasar tenaga kerja di Jepang merupakan salah satu hasil dari nilai-nilai dan jaringan yang rumit dalam hubungan sosial masyarakat Jepang. Dalam sistem tenaga kerja Jepang, kontrak pekerjaan secara implisit dipercaya dan dipahami sebagai media hubungan sosial yang mendalam dan diharapkan dapat bertahan lama. Dari sinilah konteks life-long employment muncul. Aspek yang sangat pribadi dari sistem kerja di Jepang tentu bukan tanpa kekurangan. Ada kekhawatiran yang semakin meningkat terhadap sistem life-long employment, bahwa biaya untuk mempertahankan hubungan sosial seperti ini sudah jauh lebih besar dan merugikan daripada manfaat yang diberikannya. 1 Contohnya, perusahaan berkewajiban untuk mempertahankan kelebihan tenaga kerja pada masa krisis, dan pasar tenaga kerja menjadi rigid serta kehilangan fluiditas. Kurangnya fluiditas, khususnya terhadap keluarnya pekerja berlebih, sangat menghambat penciptaan lapangan kerja dan masuknya pekerja-pekerja baru. Hal ini tentunya melemahkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Praktik pelatihan pekerja dari dalam dengan minimnya rekrutmen spesialis dari luar juga membutuhkan biaya yang lebih mahal, terutama dalam menghadapi perubahan pesat teknologi yang menuntut adanya tenaga kerja spesialis yang lebih beragam. Praktik pasar tenaga kerja tradisional Jepang tidak lagi sesuai dengan keadaan pertumbuhan ekonomi yang saat ini melambat dan penuaan penduduk yang cepat. Life-long employment sistem mulai mendapatkan banyak tantangan semenjak resesi berkepanjangan yang dialami Jepang serta derasnya arus globalisasi yang menuntut fleksibilitas dan perubahan. Reformasi diperlukan untuk memecah adanya dualisme 1 Murakami, Yasusuke and Thomas P. Rohlen Social-Exchange Aspects of the Japanese Political Economy: Culture, Efficiency, and Change. Hal in The Political Economy of Japan, Volume 3: Cultural and Social Dynamics, Stanford: Stanford University Press. 1
2 dalam pasar tenaga kerja, terutama dengan semakin populernya tren non-regular worker saat ini dan juga untuk mendorong lebih besarnya partisipasi angkatan kerja muda serta perempuan. Mulai dari pertengahan 1990-an dan seterusnya, perkembangan sosial ekonomi sehubungan dengan struktur ketenagakerjaan di Jepang memunculkan suatu istilah yang disebut dengan the lost generation, ketika para sarjana baru menjadi korban pertama dari krisis, dan jatuh ke dalam sistem rekrutmen yang diimplementasikan oleh Jepang. Golongan pertama biasanya terdiri dari kelompok usia yang lahir di antara tahun 1970-an dan awal 1980-an, yang mencoba namun sering kali gagal untuk mendapatkan pijakan ke dalam sistem kerja Jepang setelah pertengahan 1990-an pada puncak resesi. 2 Bahkan mereka yang berasal dari sekolah dan perguruan tinggi ternama pun tidak memiliki peluang yang banyak karena perusahaan-perusahaan memang terpaksa membekukan perekrutan, yang kemudian dijuluki masa hiring ice age (shūshoku hyōgaki). Pembekuan rekrutmen ini berdampak sangat menghancurkan bagi para pencari kerja muda. Sistem life-long employment membuat perusahaan tidak bisa untuk memberhentikan pekerja senior mereka. Akibatnya angka pengangguran bagi tenaga kerja muda pun meningkat dan semenjak ini kemerosotan pasar tenaga kerja Jepang terus berulang. 3 Pemerintah Jepang yang saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri Shinzo Abe sudah melihat permasalahan ini sebagai isu yang kritis dan telah berupaya untuk memperbaiki iklim pasar tenaga kerja Jepang yang rigid melalui beberapa kebijakan ekonomi politik. Sampai aaat ini sistem life-long employment masih marak digunakan oleh perusahaan Jepang bahkan pasca resesi, terutama dikalangan perusahaan multinasional. Banyak studi yang telah membahas dan memuji sistem ini terutama dalam kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang yang pesat pasca perang dunia atau bahkan merekomendasikan manajemen sistem ini untuk diadaptasi oleh negara-negara lain. Namun, tujuan dari skripsi ini adalah untuk melihat pentingnya reformasi bagi sistem ketenagakerjaan di Jepang serta 2 Hiroshi Yoshikawa, Japan s Lost Decade, (Tokyo: International House of Japan, 2002). Hal Kazutoshi Kase, The Era of Mass Employment (Shudan shushoku no jidai), (Aoki shoten, Publishing Co., Ltd., 1997). Hal
3 memberikan kritik terhadap life-long employment yang justru sangat mengekang mobilitas perusahaan maupun pekerja akibat dari pasar tenaga kerja yang tidak fleksibel. 1.2 RUMUSAN MASALAH Dengan melihat latar belakang masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, penulis mengajukan dua rumusan masalah, yaitu; 1. Mengapa pemerintah Jepang perlu mereformasi sistem life-long employment? 2. Apa tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh pemerintah Jepang dalam mereformasi sistem life-long employment? 1.3 LANDASAN KONSEPTUAL Teori Neoliberalisme Neoliberlisme mengadvokasikan pasar bebas, kebebasan individu, dan intervensi negara minimal dalam perekonomian yang merupakan kumpulan teori tentang relasi antar negara, pasar, individu, dan masyarakat dalam sebuah sistem yang berlandaskan kapitalisme. Pada intinya paham ini memperjuangkan persaingan bebas yang percaya pada kekuatan pasar untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial ketimbang melalui regulasi negara. Dalam hal pasar tenaga kerja sendiri, pemerintah harus membebaskan mekanisme pasar bekerja, harus melakukan deregulasi dengan mengurangi restriksi pada proses produksi, mencabut semua rintangan birokratisasi ataupun menghilangkan tarif demi menjamin terwujudnya sistem yang bebas dan fleksibel, 4 4 Goerge, Susan, A Short History of Neoliberalism: Twenty Years of Elite Economics and Emerging Opportunities For Structural Change, 3
4 Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme memiliki kaitan yang erat dengan pembukaan pasar luar negeri yang merujuk pada perdagangan bebas, baik melalui cara politis, diplomasi, tekanan ekonomi, maupun intevensi militer. Neoliberalisme umumnya juga berkaitan dengan tekanan politik multilateral melalui berbagai badan pengelolaan perdagangan seperti WTO (World Trade Organization) dan Bank Dunia yang menyebabkan berkurangnya wewenang pemerintahan sampai ke batas minimum. Untuk meningkatkan efisiensi korporasi, neoliberlisme berusaha keras untuk menolak atau mengurangi kebijakan hak-hak buruh seperti jaminan pekerjaan, upah minimum, dan hak daya tawar kolektif lainnya. Secara domestik, neoliberalisme sering kali digunakan sebagai alat tawar untuk membujuk negara lain dalam membuka pasarnya. Sehingga neoliberalisme seringkali menjadi rintangan bagi gerakan-gerakan yang mendukung hak-hak buruh dan keadilan serta kesejahteraan sosial. 5 Seperti dalam kasus penjaminan dan upah pekerja, dalam pemahaman neoliberalisme pemerintah tidak berhak ikut campur dalam penentuan gaji pekerja atau dalam masalah masalah tenaga kerja lainnya. Hal ini sepenuhnya merupakan urusan antara pengusaha pemilik modal dan pekerjanya. Menurut kaum neoliberal, perekonomian dengan inflasi yang rendah dan pengangguran tinggi tetap masih lebih baik dibandingkan dengan inflasi yang tinggi dan pengangguran yang rendah. Tugas pemerintah hanyalah untuk menciptakan lingkungan sehingga modal dapat bergerak dengan bebas dan baik tanpa restriksi. Dalam hal ini pemerintah hanya harus menjalankan kebijakan-kebijakan memotong pengeluaran serta biaya-biaya publik seperti subsidi, sehingga fasilitas-fasilitas kesejahteraan publik harus dikurangi. Dengan demikian, skripsi ini akan menggunakan teori neoliberlisme untuk melihat pentingnya perubahan terhadap sistem life-long employment di Jepang yang saat ini cenderung menyulitkan pertumbuhan dan perbaikan ekonomi Jepang. 5 Harvey, D. (2005). A Brief History of Neoliberalism. Oxford: Oxford University Press. 4
5 1.4 ARGUMEN UTAMA Reformasi pada sistem tenaga kerja di Jepang penting untuk dilakukan oleh pemerintah Jepang, melihat bahwa karakteristik life-long employment cenderung menghambat dan memberatkan pertumbuhan ekonomi Jepang di era modern. Sistem pasar tenaga kerja yang rigid menciptakan hambatan bagi perusahaan-perusahaan di Jepang untuk menggunakan tenaga kerja muda secara efektif dan efisien yang kemudian menyebabkannya menjadi kurang dinamis dan kompetitif, hal ini menjadikan mobilitas tenaga kerja menjadi sangat terbatas, menyulitkan perusahaan maupun angkatan tenaga kerja muda, dan menjadikannya sangat rentan saat terjadi krisis maupun perubahan-perubahan ekonomi global. Selain itu, sistem ini juga menciptakan dualisme atau segmentasi pada pasar tenaga Jepang, dimana terjadi pertentangan antara pekerja reguler dan non-reguler. Sistem perputaran yang kurang fleksibel dan biaya tidak sedikit yang harus diberikan oleh perusahaan kepada pekerja tetapnya menjadikan non-regular worker sebagai jalan keluar yang menguntungkan bagi perusahaan, yang implikasinya kemudian membuat jurang sosial dan ekonomi di masyarakat semakin besar. Sistem life-long employment yang cenderung mengedepankan kesejahteraan masyarakat melalui jaminan dan perlindungan pekerjaan oleh pemerintah sulit untuk diterapkan di era pasar bebas yang saat ini lebih fleksibel dan dinamis. Namun, sampai saat ini pemerintah Jepang masih sulit untuk melakukan reformasi struktural secara keseluruhan, melihat bahwa sistem life-long employment sudah sangat terintegrasi dalam segala aspek dan praktik ketenagakerjaan di Jepang. Unsur dan representasi budaya yang kuat dalam sistem life-long employment menjadikannya sebagai salah satu identitas masyarakat Jepang. Undang-undang ketenagakerjaan Jepang sendiri sampai saat ini masih mendorong sistem life-long employment, dan barulah pada 24 Juni 2014 perdana Menteri Shinzo Abe menyampaikan rencana dan aksi kebijakan reformasi yang nyata melalui Abenomics yang bertujuan untuk memperbaiki dan mendorong perubahan serta restrukturisasi sistem tenaga kerja kedepannya. 5
6 1.5 METODE PENELITIAN Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan metode kualitatif untuk menganalisa berbagai fakta yang ada dari data yang tersedia, yang kemudian akan dikorelasikan dengan variabel dan indikator penelitian. Penulis akan berusaha menggunakan metode tersebut dalam mengkonstruksikan realitas dan memahami maknanya, sehingga proses, peristiwa dan otentisitas akan sangat diperhatikan. Beberapa langkah yang diambil adalah dengan melakukan konseptualisasi yang akan dilanjutkan dengan generalisasi. Konseptualisasi merupakan proses penyederhanaan fenomena dengan mengklarifikasikan dan mengkategorisasikannya. Misalnya, untuk menganalisa fenomena life-long employment di Jepang, penulis akan melakukan konseptualisasi yang berguna untuk mengkaji dan menganalisis mengenai pentingnya reformasi terhadap sistem ketenagakerjaan di Jepang maupun penyebab, dan implikasi fenomena ini bagi kondisi sosial dan ekonomi Jepang serta tanggapan dan upaya pemerintah terhadap keadaan ini, yang kemudian akan dilakukan generalisasi dari data-data empiris yang didapat. Penelitian ini menggunakan metode deduktif, sehingga pengembangan teori yang ada akan digunakan untuk pembuktian lebih jauh ke dalam fenomena-fenomena hubungan internasional. Bentuk analisis di bagian berikutnya lebih merupakan analisa proses, artinya penulis akan menjabarkan secara lebih detail proses dan implementasi dari kebijakan nasional tenaga kerja Jepang guna membangun logika bahwa masalah tenaga kerja ini apabila tidak ditangani dengan baik dapat menciptakan situasi sosial dan ekonomi yang cukup serius. Data yang penulis gunakan berasal dari studi literatur dan online research yang relevan dengan topik yang diangkat. Data yang diperoleh bersumber dari karya tulis dan bahasan-bahasan pada buku-buku, artikel, jurnal, website, surat kabar, dan majalah untuk merumuskan jawaban yang komprehensif bagi rumusan masalah. 6
7 1.6 JANGKAUAN PENELITIAN Penelitian skripsi ini akan membahas mengenai sistem tenaga kerja Jepang yang rigid melalui praktik life-long employment di Jepang yang saat ini justru lebih banyak memeberikan dampak negatif serta menciptakan permasalahan baru, yaitu terciptanya segmentasi atau dualisme di dalam pasar tenaga kerja Jepang dan semakin menurunnya nilai kompetitif dan dinamika perusahaan akibat dari pasar tenaga kerja yang terlalu kaku bagi perekonomian modern saat ini. Penelitian yang dilakukan terutama akan berfokus pada keadaan ekonomi politik Jepang pasca resesi tahun 1998 sampai dengan tahun 2000-an, terutama dalam melihat urgensi dan betapa pentingnya bagi Jepang untuk segera melakukan reformasi pasar tenaga kerja, melihat bahwa pemerintah maupun masyarakat Jepang sendiri masih sangat kukuh mendukung sistem life-long employment ini dibalik kelemahan dan kegagalan yang telah ditunjukan. Perusahaan-perusahaan besar seperti Panasonic, Sony, dan Sharp akan dijadikan sebagai alat bukti dalam melihat implementasi sistem life-long employment dalam skripsi ini. Selain itu, penulis juga akan menyajikan implikasi yang timbul dari kebijakan proteksi yang diterapkan oleh pemerintah Jepang tersebut terhadap kondisi pasar tenaga kerja di Jepang yang selanjutnya akan berdampak terhadap permasalahan ekonomi politik. Untuk memperkuat argumen tersebut, penulis akan menggunakan teori Neoliberalisme sebagai kerangka berfikir dalam menjawab rumusan masalah yang penulis ajukan. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Skripsi ini akan terdiri dari empat bagian utama, yaitu pendahuluan, pembahasan pertama, pembahasan kedua dan penutup. Pada bab pertama penulis akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka berpikir, argumen utama, jangkauan penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bab kedua akan dipaparkan mengenai urgensi dan pentingnya perubahan terhadap sistem tenaga kerja Jepang yang kaku untuk dapat menjadi lebih fleksibel. Selain itu bab ini juga akan menyampaikan dampak dari sistem ini terhadap kondisi ekonomi politik di Jepang. Reformasi dalam pasar tenaga kerja dilihat sebagai poin penting untuk 7
8 memperbaiki iklim pasar tenaga kerja dan ekonomi di Jepang apabila Jepang ingin bangkit dari stagnansi ekonomi saat ini. Di bab ketiga kemudian akan dijelaskan mengenai tantangan, dan hambatan reformasi terhadap sistem life-long employment yang telah lama menjadi karakterisitik pasar tenaga kerja Jepang. Selain itu penulis juga akan melihat tindakan dan kebijakan pemerintah maupun badan-badan terkait lainnya dalam menyikapi isu ini. Pada bab keempat dan terakhir penulis akan menyajikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan analisis dalam penulisan skripsi ini serta beberapa rekomendasi kebijakan bagi perbaikan ekonokmi di Jepang. 8
BAB III METODE PENELITIAN. neoliberal melalui proses penerapan diskursus good governance di
81 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokus Penelitian Lokus dalam penelitian ini adalah adanya indikasi masuknya ideologi neoliberal melalui proses penerapan diskursus good governance di Indonesia. 3.2 Tipe
Lebih terperinciMENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO
MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK 9 Juli 2015 Oleh : DPN APINDO Intervensi khusus diperlukan untuk mengatasi masalah tingginya insiden pekerjaan berupah rendah, termasuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara study literatur yang data-datanya diperoleh dari buku, jurnal, arsip, maupun artikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Akhir tahun 1950-an sampai awal tahun 1970-an mengantarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paska Perang Dunia II, negara Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akhir tahun 1950-an sampai awal tahun 1970-an mengantarkan Jepang pada puncak kesuksesan
Lebih terperinciHubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni
Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni INDUSTRIALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL Industrialisasi menjadi salah satu strategi pembangunan ekonomi nasional yang dipilih sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang
134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan
Lebih terperinciPERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL Oleh: NANI TUARSIH 0810512064 Mahasiswa Program Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (untuk selanjutnya disebut dengan UUD 1945) secara tegas menyebutkan negara Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. of The Republic of Indonesia. Jakarta, 1992, page 18. Universitas Indonesia. Pengaruh upah minimum..., Gianie, FE UI, 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap kali perekonomian suatu negara mengalami guncangan (shock), masyarakat langsung terkena imbasnya. Biasanya harga-harga kebutuhan pokok yang mencerminkan tingkat
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia
90 BAB 5 KESIMPULAN Republik Rakyat Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat dinamis semenjak ribuan tahun yang silam. Republik Rakyat Cina atau RRC adalah merupakan salah
Lebih terperinciMenanggapi Akibat Globalisasi terhadap Kinerja Tenaga Kerja: Pengalaman dari Sektor Tekstil dan Garmen Indonesia
Policy Brief Menanggapi Akibat Globalisasi terhadap Kinerja Tenaga Kerja: Pengalaman dari Sektor Tekstil dan Garmen Indonesia Oleh: Dionisius Narjoko Perekonomian Indonesia semakin terintegrasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara
Lebih terperinciPerluasan Lapangan Kerja
VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus
Lebih terperinciPengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia
Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Oleh : Indah Astutik Abstrak Globalisasi ekonomi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistim ekonomi global yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut
Lebih terperinciKerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1
2 Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Program Pengembangan Masyarakat (Community Development), seharusnya disesuaikan dengan persoalan yang terjadi secara spesifik pada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang dilakukan negara untuk menjalin kerjasama perdagangan. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN Saat ini, pembentukan Free Trade Agreement (FTA) menjadi salah satu opsi utama yang dilakukan negara untuk menjalin kerjasama perdagangan. Hal ini menjadikan evaluasi dampak terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eksistensi dan penyebaran ideologi neoliberal dengan ide pasar bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi yang terjalin antara
Lebih terperinciSTRUKTUR PEKERJAAN DAN STRUKTUR SOSIAL
UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR PEKERJAAN DAN STRUKTUR SOSIAL SOSIOLOGI INDUSTRI DAN KETENAGAKERJAAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 AHMAD MUTSLA Z (1206240234) DETANIA SAVITRI (1206210534) FEBRYAN DWI PUTRA (1206210540)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2 Hadi Setia Tunggul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta, Harvarindo, 2009, hal. 503
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sekarang yang menitikberatkan pada pembangunan dalam bidang ekonomi, hukum mempunyai fungsi yang sangat penting
Lebih terperinciBagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL
Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang
BAB I A. Latar Belakang Keamanan pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi setiap negara. World Trade Organization (WTO) adalah organisasi internasional yang sejak tahun 1995 memiliki peran sentral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di dunia, disertai pula dengan adanya deregulasi keuangan, telah menghilangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab
Lebih terperinciResensi Buku: Melawan Gurita Neoliberalisme. Oleh: Sugiyarto Pramono
Resensi Buku Melawan Gurita Neoliberalisme Oleh: Sugiyarto Pramono Resensi Buku: Judul : Melawan Gurita Neoliberalisme Penulis : Budi Winarno Tebal : 174 halaman + x Penerbit : Erlangga Kota terbit : Jakarta
Lebih terperinciKajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Ketenagakerjaan. Oleh: Arinta Dea Dini Singgi dan Daya Cipta S 1
Kajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Ketenagakerjaan Oleh: Arinta Dea Dini Singgi dan Daya Cipta S 1 1 SuperStaf Divisi Kajian Kebijakan BK MWA UI UM 2013 Pada tanggal 14 Oktober 2013 telah disahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Structural Adjustment Programs (SAPs) adalah sebuah program pemberian pinjaman yang dicanangkan oleh IMF. SAPs pada mulanya dirumuskan untuk membendung bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, distirbusi informasi serta mobilitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini merupakan dampak langsung dari adanya pengembangan
Lebih terperinciGLOBALISASI, KAPITALISME DAN PERLAWANAN ERIC HIARIEJ
GLOBALISASI, KAPITALISME DAN PERLAWANAN ERIC HIARIEJ KATA PENGANTAR Dalam kurang lebih sepuluh tahun terakhir penulis menghabiskan salah satu aktivitas akademiknya untuk mempelajari dan memahami fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan menurunnya angka kelahiran adalah permasalahan yang banyak dialami negara maju, salah satu negara yang mengalaminya adalah Jepang. Jepang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki posisi yang strategis untuk mengangkat kualitas, harkat, dan martabat setiap warga negara sebagai bangsa yang berharkat dan bermartabat.
Lebih terperinciISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis
ISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini membahas salah satu isu penting yang kerap menjadi fokus masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan berkembangnya isu isu di dunia internasional,
Lebih terperinciPERAN PEREMPUAN DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL (Studi Kasus: Perempuan dalam Industri Batik di Kabupaten Banyumas) TUGAS AKHIR
PERAN PEREMPUAN DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL (Studi Kasus: Perempuan dalam Industri Batik di Kabupaten Banyumas) TUGAS AKHIR Oleh: INDRIYANI L2D 001 434 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi Dunia, (dalam persen)
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi dunia mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak merupakan modal utama bagi suatu negara dalam mempersiapkan kondisi negara yang kuat, aman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi bilateral maupun multilateral, di mana sebuah negara mengekspor (menjual) barang dan jasa ke
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.
KEWARGANEGARAAN Modul ke: GLOBALISASI DAN NASIONALISME Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian globalisasi
Lebih terperinciDampak Kebijakan Upah Minimum terhadap Tingkat Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Perkotaan Indonesia
Ringkasan Eksekutif Laporan Penelitian Tim Peneliti SMERU Dampak Kebijakan Upah Minimum terhadap Tingkat Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Perkotaan Indonesia Laporan dari Lembaga Penelitian SMERU,
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Perdagangan internasional diatur dalam sebuah rejim yang bernama WTO. Di dalam institusi ini terdapat berbagai unsur dari suatu rejim, yaitu prinsip, norma, peraturan, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam kompensasi tidak langsung adalah berbagai macam bentuk tunjangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Bernardin dan Russel (1993) upah merupakan salah satu bentuk kompensasi langsung, disamping sistem gaji dan pembayaran berdasarkan kinerja. Termasuk dalam kompensasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Pada masa pemerintahan Shinzo Abe periode yang kedua ini,
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pada masa pemerintahan Shinzo Abe periode yang kedua ini, pemerintah Jepang meluncurkan Japan Revitalized Strategy 2014 yang didalamnya mencantumkan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang mengalami permasalahan penyusutan partisipasi tenaga kerja di dalam negeri yang cukup serius. Permasalahan ini memengaruhi pertumbuhan perekonomian Jepang saat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah tindakan yang fundamental, yaitu perbuatan yang menyentuh akar-akar kehidupan bangsa sehingga mengubah dan menentukan hidup manusia.
Lebih terperinciTugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita
Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita Teori Adam Smith, yang menyatakan bahwa pasar memiliki kekuatan tidak terlihat yang akan membawa pasar kepada keseimbangan,
Lebih terperinciUntuk mengutip artikel ini (ASA Style): Bagaskara, Adam Kerangkeng Besi di Era Demokratisasi Total. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 20(1):
Resensi Buku ISSN: 0852-8489 Kerangkeng Besi di Era Demokratisasi Total Penulis: Adam Bagaskara Dipublikasikan oleh: LabSosio, Pusat Kajian Sosiologi FISIP-UI Diterima: Desember 2015; Disetujui: Desember
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN
ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian nasional dan dunia saat ini ditandai dengan berbagai perubahan yang berlangsung secara
Lebih terperinci72. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)
72. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang disusun dalam
Lebih terperinciK168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)
K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat baik secara domestik maupun internasional.
Lebih terperinciPerkembangan RS. Sektor RS dan Ideologinya di Indonesia
Perkembangan RS Sektor RS dan Ideologinya di Indonesia 1 Apa arti ideologi? 1. The body of ideas reflecting the social needs and aspirations of an individual, group, class, or culture. 2. A set of doctrines
Lebih terperinci74. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)
74. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang disusun dalam
Lebih terperinciProfil Pekerjaan yang Layak INDONESIA
Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia. Perbudakan adalah kondisi seseorang di bawah kepemilikan orang lain. Praktek serupa perbudakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sampai era tahun 1980-an, para analis ketenagakerjaan pada umumnya menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius (Depnakertrans, 2004a).
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan
BAB V KESIMPULAN Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan intensitas diplomasi dan perdagangan jasa pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian ditengarai
Lebih terperinciBAB IV KEBIJAKAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
BAB IV KEBIJAKAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA A. Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Kebijakan Lembaga Kebijakan dapat diartikan sebagai suatu garis-garis haluan jalannya suatu lembaga / organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai terbentuk ditandai dengan berbagai peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Proses tersebut adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini akan menjelaskan dampak dari proses interaksi norma yang terjadi dalam undang-undang pangan. Penulis melihat bahwa dalam undang-undang ini terjadi proses
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik
BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan
Lebih terperinciMelalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan pasca peristiwa reformasi pada tahun 1998 ikut memicu perkembangan industri jasa transportasi udara nasional yang sempat terpuruk diterpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perdagangan internasional merupakan inti dari ekonomi global dan mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan Internasional dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benedict Anderson (2000) seorang Indonesianis yang diakui secara luas sebagai pakar sejarah Indonesia abad ke-20, mengungkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah
Lebih terperinciK189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011
K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Fenomena internasional yang menjadi tren perdagangan dewasa ini adalah perdagangan bebas yang meliputi ekspor-impor barang dari suatu negara ke negara lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder
BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier manusia
Lebih terperinci15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk keterlibatan pemerintah dalam hubungan industrial adalah dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah minimum. Upah minimum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dan Thailand merupakan dua negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang sedang berusaha mengembangkan sektor industri otomotif negerinya. Kenyataan bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan
Lebih terperincihambatan sehingga setiap komoditi dapat memiliki kesempatan bersaing yang sama. Pemberian akses pasar untuk produk-produk susu merupakan konsekuensi l
BAB V 5.1 Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Dalam kesepakatan AoA, syarat hegemoni yang merupakan hubungan timbal balik antara tiga aspek seperti form of state, social force, dan world order, seperti dikatakan
Lebih terperinciTUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS. Tantangan Bisnis Masa Kini
TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Tantangan Bisnis Masa Kini Di Susun Oleh: ARDIAN FAJAR FEBRIYANTO 11-S1TI-05 11.11.4922 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Abstrak I. Abstrak Perubahan yang sangat cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penuh patriotisme, Indonesia berusaha membangun perekonomiannya. Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka membuat kondisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika perekonomian Indonesia telah melewati berbagai proses yang begitu kompleks. Semenjak Indonesia mengecap kemerdekaan melalui perjuangan yang penuh patriotisme,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang
Lebih terperinciS2-Ek.Per Unlam BAGIAN 1 PENGANTAR EKONOMI. 1. Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi. 2. Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan
BAGIAN 1 PENGANTAR EKONOMI 1. 2. Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan 3. Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar 4. Penerapan dari Permintaan dan Penawaran 5. Elastisitas BAGIAN 1 Pengantar Ekonomi
Lebih terperinciperkembangan investasi di Indonesia, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, termasuk investasi oleh ekonomi rakyat. Sementara itu, pada
ix B Tinjauan Mata Kuliah uku Materi Pokok (BMP) ini dimaksudkan sebagai bahan rujukan utama dari materi mata kuliah Perekonomian Indonesia yang ditawarkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka. Mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bertolak dari pemaparan hasil penelitian dan penggkajian dengan menggunakan prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketenagakerjaan dan pelaksanaannya di dalam kehidupan nyata.
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan praktek outsourcing yang saat ini yang terus terjadinya salah satunya adalah tidak dilaksanakannya ketentuan di mana pekerjaan yang boleh dioutsource-kan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan perekonomian suatu negara tidak terbatas, kemajuan teknologi informasi, lalu lintas dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai Negara berkembang, Indonesia senantiasa berusaha untuk meningkatkan pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,
Lebih terperincijawab untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap tantangan dan peluang kehidupan global. Kehidupan global akan melahirkan kebudayaan global dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
Lebih terperinci