BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Pada masa pemerintahan Shinzo Abe periode yang kedua ini,
|
|
- Sukarno Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pada masa pemerintahan Shinzo Abe periode yang kedua ini, pemerintah Jepang meluncurkan Japan Revitalized Strategy 2014 yang didalamnya mencantumkan pengembangan Technical Intern Training Program (TITP) guna mempersar kuota penerimaan tenaga kerja asing (terutama pekerja konstruksi) dan perpanjangan periode singgah mereka, serta wacana untuk menambahkan sektor keperawatan ke dalam TITP. Kebijakan Japan Revitalized Strategy tersebut banyak dinilai sebagai pelonggaran dan perubahan terhadap kebijakan imigrasi Jepang, namun pemerintahan Abe sendiri menyangkal anggapan tersebut. Pemerintah menyatakan tidak ada perubahan kebijakan, dan Jepang pada dasarnya masih kukuh mempertahankan kebijakan imigrasi Jepang yang ada yaitu dengan berlandaskan pada tiga prinsip utama antara lain: 1) tidak ada pengakuan terhadap tenaga kerja imigran golongan unskilled workers, 2) pemerintah hanya mengakui highly skilled workers, dan 3) semua pendatang asing menetap/tinggal di Jepang hanya dalam batas waktu tertentu (sementara). Berdasarkan hasil analisis, kebijakan pemerintah Jepang yang merepresentasikan sikap resisten Jepang yang tinggi terhadap penerimaan tenaga kerja asing tersebut dipengaruhi oleh faktor 129
2 identitas. Identitas kolektif masyarakat Jepang sebagai Nihonjin (bangsa Jepang), yang mereka percaya sebagai masyarakat yang homogen dan harmonis, membuat Jepang memandang kelompok lain selain Nihonjin berbeda dan menanggap mereka sebagai ancaman yang dapat merusak keharmonisan dan kedamaian (budaya) masyarakat Jepang tersebut. Sesuai dengan teori Wendt yang menyatakan bahwa identitas kolektif akan memberikan aktor kepentingan untuk mempertahankan budayanya ketika budaya mereka terancam, pemerintah Jepang yang merupakan aktor dan bagian dari kelompok Nihonjin sendiri dalam hal ini mencoba melindungi Jepang dengan membangun tembok penghalang berupa kebijakan imigrasi yang ketat tersebut. Oleh karena itu meskipun dari aspek ekonomi Jepang membutuhkan tenaga kerja imigran, pengaruh identitas yang kuat tersebut menyebabkan pemerintah tetap resisten atau enggan untuk membuka pintu imigrasi guna enyambut pekerja imigran. Implementasi dari kebijakan pemerintah Jepang terhadap tenaga kerja imigran sendiri dapat dikatakan mengalami kebiasan. Terdapat dualisme dalam implementasi kebijakan Jepang terhadap tenaga kerja imigran tersebut. Meski yang seharusnya atau dalam kebijakannya secara resmi tercantum bahwa Jepang menganut prinsip untuk tidak mengakui unskilled workers, kenyataan di lapangan menunjukkan tetap terdapat unskilled workers di Jepang. Anomali tersebut dipengaruhi oleh benturan kepentingan yang ada dimana di satu sisi Jepang 130
3 berusaha mempertahankan kepentingan untuk melindungi identitas/budayanya, tetapi di sisi lain desakan krisis kelangkaan pekerja juga membuat Jepang harus mendatangkan tenaga kerja dari luar. B. SARAN Dari masalah-masalah yang ditemukan dalam bahasan terkait kebijakan pemerintah Jepang terhadap tenaga kerja imigran tersebut, peneliti dapat mengajukan beberapa saran kepada beberapa pihak antara lain sebagai berikut: 1. Jepang Adapun beberapa saran atau masukan yang dapat diberikan kepada pemerintah ataupun masyarakat Jepang yaitu: a. Atas dasar alasan kemanusiaan, pemerintah Jepang sebaiknya menghapus TITP yang menjadi sumber dari eksploitasi dan pelanggaran hak-hak peserta. Selain itu, pelaksanaan TITP sendiri sudah melenceng dari tujuan yang seharusnya yaitu sebagai media transfer ilmu dan teknologi dari Jepang untuk negara berkembang menjadi media penyalur buruh murah bagi industri-industri Jepang. Oleh karena itu, ada baiknya apabila pemerintahan Abe mulai mengevaluasi secara serius dan mendalam terkait implementasi dari TITP sesuai dengan tujuan yang seharusnya. Jika memang pekerja asing yang dibutuhkan, 131
4 TITP lebih baik dihapuskan dan diganti dengan program baru yang lebih jelas yang memang ditujukan untuk perekrutan tenaga kerja asing. b. Pemerintah Jepang sebaiknya melonggarkan aturan imigrasinya yang ketat dengan memberikan pengakuan secara resmi terhadap unskilled workers. Pengakuan resmi tersebut tentunya akan dapat membantu mengurangi permasalahan pelanggaran hak pekerja yang terjadi. Selain itu, penerimaan tenaga kerja unskilled workers yang pada dasarnya dibutuhkan oleh Jepang saat ini tentu akan menjadi poin kuat yang mendukung strategi pertumbuhan dalam Abenomics. c. Masyarakat Jepang perlu mengubah cara pandangnya terhadap kelompok lain dengan lebih terbuka. Setidaknya mindset kulturalisme perlu ditanamkan sehingga masyarakat dapat menerima dengan lebih baik perbedaan yang ada dengan kelompok lain, dalam hal ini adalah tenaga kerja asing. Poin ini merupakan poin terpenting yang diperlukan oleh Jepang dalam penerimaan tenaga kerja asing karena berkaitan dengan pendefinisian ulang identitas sebagai masyarakat Jepang yang eksklusif menjadi lebih inklusif. 132
5 Namun, peneliti juga setuju apabila pemerintah Jepang tetap menerapkan batasan-batasan dalam penerimaan tenaga kerja imigran. Pembatasan-pembatasan yang perlu dikenakan tersebut antara lain berupa pembatasan waktu tinggal, penetapan persyaratan/kualifikasi atau standar terntentu bagi tenaga kerja asing yang ingin masuk ke Jepang, dan pemberian sanksi yang tegas bahkan deportasi bagi tenaga kerja asing yang melakukan kejahatan di Jepang. 2. Negara-negara Pengirim Tenaga Kerja Adapun beberapa saran atau masukan yang dapat diberikan kepada pemerintah negara-negara lain yang menjadi pengirim atau pemasok tenaga kerja, termasuk Indonesia, yaitu: a. Berkaca pada cerita Jepang tersebut, negara pemasok pekerja, yang biasanya merupakan negara-negara berkembang seperti Indonesia, sebaiknya memanfaatkan keunggulannya yaitu jumlah angkatan kerja yang berlimpah dengan menyediakan wadah atau media guna memaksimalkan potensi-potensi yang ada tersebut. Akomodasi tersebut perlu dilakukan oleh pemerintah guna mencegah bakat-bakat potensial tersebut berpaling keluar atau memilih bekerja di luar negeri seperti Jepang ataupun negara-negara maju lainnya. 133
6 b. Bagi masyarakat sendiri pada umumnya, khususnya angkatan kerja di pasar ketenagakerjaan, sebaiknya terus meningkatkan kompetensi diri dan menempa bakat serta keahlian yang dimiliki hingga memenuhi standar atau kriteria yang ditetapkan oleh pasar ketenagakerjaan Jepang ataupun negara lain guna menghadapi persaingan di pasar tenaga kerja global yang sangat ketat dan kompetitif sebagaimana terjadi di pasar ketenagakerjaan Jepang. 3. Peneliti dan pembaca Dikarenakan masa pemerintahan PM Shinzo Abe masih berlanjut atau belum berakhir, berbagai kemungkinan terkait implementasi ataupun perubahan kebijakan pemerintah Jepang terhadap tenaga kerja imigran sangat mungkin untuk terjadi. Oleh karenanya, bagi peneliti maupun pembaca yang mengkaji isu yang sama dalam penelitian ini dapat melanjutkan kajian dalam penelitian ini sampai dengan tahap evaluasi kebijakan. Berbagai keterbatasan dalam penelitian ini seperti keterbatasan waktu dan sumber data penelitian tentunya juga menjadikan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga bagi peneliti selanjutnya agar dapat pula memperbaiki serta menambah berbagai kekurangan yang ada dan menjadikan kajian terhadap kebijakan pemerintah Jepang terkait tenaga kerja imigran khususnya pada masa pemerintahan Shinzo Abe ini lebih berbobot dan dapat bermanfaat. 134
BAB III ANALISIS DATA. Dalam Bab sebelumnya, telah dipaparkan mengenai profil singkat
BAB III ANALISIS DATA Dalam Bab sebelumnya, telah dipaparkan mengenai profil singkat negara Jepang, serta keadaan demografisnya yang menjadi latar belakang dari masalah yang dihadapi Jepang saat ini yaitu
Lebih terperinciKEBIJAKAN JEPANG TERHADAP IMIGRAN: ANALISIS PADA MASA PEMERINTAHAN SHINZO ABE PERIODE KE-2
KEBIJAKAN JEPANG TERHADAP IMIGRAN: ANALISIS PADA MASA PEMERINTAHAN SHINZO ABE PERIODE KE-2 Niki Wahyu Sayekti Abstract The Japanese government s policy toward foreign workers becomes the main topic examined
Lebih terperinciPELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK) Disusun oleh : NAMA : ELI JOY AMANDOW NRS : 084 MATA KULIAH : HAM PENDIDIKAN KHUSUS KEIMIGRASIAN ANGKATAN II 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak dihadapi oleh negara-negara industri atau negara maju, termasuk Jepang. Populasi yang semakin menua, rendahnya tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekurangan sumber daya manusia menjadi salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara industri atau negara maju, termasuk Jepang. Populasi yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem pasar tenaga kerja di Jepang merupakan salah satu hasil dari nilai-nilai dan jaringan yang rumit dalam hubungan sosial masyarakat Jepang. Dalam sistem tenaga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui inti dari proses integrasi antara
75 BAB V KESIMPULAN Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui inti dari proses integrasi antara imigran dengan masyarakat asli Freiburg, bagaimana para imigran memulai proses integrasi tersebut, dengan apa,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG: SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG: SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan lebih lanjut ketentuan Pasal
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1955 TENTANG TINDAK PIDANA IMIGRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :
UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1955 TENTANG TINDAK PIDANA IMIGRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa dianggap perlu mengatur tindak-pidana imigrasi, bahwa
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PP 36/1994, SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 36 TAHUN 1994 (36/1994) Tanggal: Sumber: Tentang: (JAKARTA) LN /; TLN NO. SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA Indeks:
Lebih terperinciUPAYA PENANGGULANGAN PERDAGANGAN TENAGA KERJA (TRAFFICKING IN PERSON FOR LABOR) DI INDONESIA
UPAYA PENANGGULANGAN PERDAGANGAN TENAGA KERJA (TRAFFICKING IN PERSON FOR LABOR) DI INDONESIA DR. AGUSMIDAH, SH., M.HUM PASCA SARJANA -ILMU HUKUM USU MEDAN Pendahuluan Perdagangan Manusia untuk tenaga kerja
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1370, 2015 BNP2TKI. Calon TKI. Daerah Perbatasan. Kabupaten Nunukan. Penempatan. Pelayanan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan lebih lanjut ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi pada TKI di Saudi Arabia selama bertahuntahun membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan perlindungan yang maksimal
Lebih terperinciPELUANG PERDAGANGAN JASA INDONESIA AUSTRALIA. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
PELUANG PERDAGANGAN JASA INDONESIA AUSTRALIA Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Solo, 26 Januari 2017 1 SISTEMATIKA 1. Latar Belakang perdagangan jasa Indonesia Australia 2. Peluang ekspor jasa
Lebih terperinciOleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.
Konsep Ketenagakerjaan Jenis & Penggolongan Tenaga Kerja Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Tenaga Kerja dalam Kegiatan Ekonomi Pengertian Angkatan Kerja dan Masalah Angkatan Kerja Angkatan kerja adalah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skripsi ini akan mencoba untuk membandingkan pemenuhan hak imigran di Denmark dan Swedia dengan melihat pemilihan kebijakan - kebijakan yang berhubungan dengan integrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, transaksi tidak hanya terjadi dalam suatu negara saja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, transaksi tidak hanya terjadi dalam suatu negara saja melainkan sudah melewati batas lintas negara, termasuk transaksi perbankan. Di era pertukaran
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama
BAB V Kesimpulan Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama ekonomi melalui perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara secara bilateral, seperti perjanjian perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG SURAT PERJALANAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan lebih lanjut ketentuan Pasal 37 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
Lebih terperinci-2- Selanjutnya, peran Pemerintah Daerah dalam memberikan pelindungan kepada Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari desa, kabupaten/kota, dan p
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KESRA. Pekerja Migran. Pelindungan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 242) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB IV PENINGKATAN KESEJAHTERAAN BAGI BURUH MIGRAN FIFA WORLD CUP buruh migran FIFA World Cup 2022 di tahun dan ditutup dengan
BAB IV PENINGKATAN KESEJAHTERAAN BAGI BURUH MIGRAN FIFA WORLD CUP 2022 Bab ini akan membahas mengenai peningkatan kesejahteraan bagi buruh migran yang diawali dengan penjelasan tentang kesejahteraan yang
Lebih terperinciK189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011
K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi
Lebih terperinci15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG
Lebih terperinciSTRUKTUR PEKERJAAN DAN STRUKTUR SOSIAL
UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR PEKERJAAN DAN STRUKTUR SOSIAL SOSIOLOGI INDUSTRI DAN KETENAGAKERJAAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 AHMAD MUTSLA Z (1206240234) DETANIA SAVITRI (1206210534) FEBRYAN DWI PUTRA (1206210540)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Hubungan Internasional untuk memenuhi national interest nya masingmasing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan kerjasama antar dua negara atau yang disebut juga Hubungan Bilateral, merupakan salah satu bentuk dari interaksi antar negara sebagai aktor dalam Hubungan
Lebih terperinci15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: telah diatur dalam Konvensi ILO No. 188 Tahun 2007 tentang Work In
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan secara khusus terkait pekerjaan di bidang perikanan telah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Kedudukan Pekerja Penyandang Cacat Dalam Memperoleh Pekerjaan Berdasarkan Hukum Positif Di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, dan telah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kriminalitas namun perdagangan anak juga menyangkut tentang pelanggaran terhadap
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Eksploitasi seksual komersial anak merupakan sebuah bentuk pelanggaran HAM yang terjadi pada anak. Salah satu contoh eksploitasi seksual komersial anak tersebut adalah perdagangan
Lebih terperinciRESUME. Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic
RESUME Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic Partnership Agreement), dan Implementasi penempatan dimulai
Lebih terperinciR201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011
R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan erat sekali hubungannya dengan keterampilan lainnya. Keempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4, yaitu:
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENGHAPUSAN PERDAGANGAN (TRAFIKING) PEREMPUAN DAN ANAK DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN
Lebih terperinciPekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)
Tugas Makalah Masalah Sosial Anak Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA) Disusun Oleh : Muhammad Alhada Fuadilah Habib (NIM. 071114030) DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, membuat setiap perusahaan untuk terus memproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang ada di Asia Tenggara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang ada di Asia Tenggara. Salah satu tujuan nasional negara Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
Lebih terperinciHUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN - MANAJEMEN
HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN - MANAJEMEN PERTEMUAN 12 1 Pengertian SERIKAT KARYAWAN Organisasi para keryawan yang dibentuk untuk mempromosikan atau menyatakan pendapat, melindungi, dan memperbaiki, melalui
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sudah menjadi isu strategis dalam ekonomi global dengan ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memerlukan kemampuan yang unggul dalam mencapai kepuasan pelanggan. Schalkwyk (1998) mengatakan bahwa pengelolaan kualitas sudah menjadi isu strategis
Lebih terperinci2013, No.5 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut den
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5, 2013 TENAGA KERJA. Mitra Usaha. Pengguna Perseorangan. Penilaian. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5390) PERATURAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap
BAB V KESIMPULAN Pada Pemilihan di Yunani lalu, kampanye formal berlangsung pendek dan dimulai pada awal Januari, yang dilakukan segera setelah dua pihak berkuasa gagal memiliki kandidat untuk upacara
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat
BAB V Kesimpulan A. Masalah Cina di Indonesia Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat melihat Masalah Cina, khususnya identitas Tionghoa, melalui kacamata kultur subjektif
Lebih terperinciSANKSI STATUTA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
SANKSI STATUTA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SANKSI STATUTA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG PENYALAHGUNAAN LOGO KELUARGA MAHASISWA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Pada bagian akhir penelitian ini disajikan simpulan dari keseluruhan
BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Pada bagian akhir penelitian ini disajikan simpulan dari keseluruhan proses penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya sebagai jawaban atas pertanyaan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL
L.1 LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL Menurut Bapak/Ibu, ancaman apa yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam situasi dan kondisi saat ini? Menurut Bapak/Ibu, peluang
Lebih terperinciJika Anda diperlakukan secara tidak adil atau hak Anda dilanggar, hubungi nomor bebas pulsa berikut:
Apakah Anda Datang Ke Amerika untuk Bekerja Sementara atau Belajar? Kami percaya bahwa Anda akan mendapatkan pengalaman yang berharga. Tetapi, apabila Anda mendapatkan masalah, Anda memiliki hak dan Anda
Lebih terperinciPrinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017
Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017 Tujuan Pembelajaran Mengenal ILO dan ILS Memahami prinsip-prinsip dan hak-hak mendasar di tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengembangan pemanfaatan sumberdaya energi non minyak saat ini sangat diperlukan, mengingat semakin tipisnya cadangan minyak bumi kita. Salah satu langkah yang ditempuh
Lebih terperinciJust-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing. Countries: The Nigerian Experience
TUGAS PPIC Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing Countries: The Nigerian Experience Kamla-Raj 2010 J Soc Sci, 22(2): 145-152 (2010) Oleh: Chandra Silvi (105100303111002) Dyah Intani Enggaela
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dampak era globalisiasi telah mempengaruhi sistem perekonomian negara
1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dampak era globalisiasi telah mempengaruhi sistem perekonomian negara Indonesia dan untuk mengantisipasinya diperlukan perubahan peraturan perundang-undangan, baik
Lebih terperinciFreeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014
Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI MENDUT KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI MENDUT KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : DHONI SUTRISNO L2D 098 419 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa sekarang ini semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan usaha dan perubahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jepang merupakan negara yang unik karena konsep pasifis dan anti militer yang dimilikinya walaupun memiliki potensi besar untuk memiliki militer yang kuat. Keunikan
Lebih terperinciditemukan bahwa konsentrasi PM 2.5 tertinggi di Jepang terjadi di kota Ichihara yang telah mencapai jumlah konsentrasi 127 mikrogram permeter kubik. P
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Peningkatan polusi udara Tiongkok yang terjadi pada tahun 2013 ditandai dengan tebalnya kabut asap yang terjadi di Beijing. Peningkatan polusi udara tersebut terjadi diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan rangkaian kegiatan yang dibatasi waktu dengan alokasi sumber daya tertentu untuk mencapai yang telah direncanakan. Dalam dunia teknik sipil dikenal
Lebih terperinciStandar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR I. UMUM Prekursor sebagai bahan pemula atau bahan kimia banyak digunakan dalam berbagai kegiatan baik pada
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan Pasal 44 Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini merupakan jawaban terhadap perumusan masalah penelitian yang diajukan. Kesimpulan yang didapatkan, adalah: Pertama,
Lebih terperinciDunia internasional pun ikut berpartisipasi dalam memerangi issue kejahatan non-tradisional ini, human trafficking dan tindak kekerasan kepada buruh m
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Indonesia merupakan negara pengirim tenaga kerja luar negeri sektor informal terbesar di asia, sebagian besar tenaga kerja Indonesia dibekerja di negara-negara timur-tengah.
Lebih terperinciMANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN
Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPETITIF
KEUNGGULAN KOMPETITIF PELUANG BISNIS Inovasi dan Eksploitasi Peluang produk baru jasa baru Teknik produksi baru Cara baru Alat baru untuk memberi informasi Cara baru hubungan dengan pelanggan Multiple
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini membahas salah satu isu penting yang kerap menjadi fokus masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan berkembangnya isu isu di dunia internasional,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1948 TENTANG MENGADAKAN PERUBAHAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2, TAHUN 1948 DARI HAL PERATURAN KECELAKAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi. Seperti yang dituangkan dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1999), pembangunan nasional merupakan usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya adalah usaha yang terus menerus untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, baik secara materiil maupun spiritual yang lebih tinggi. Seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan internasional, baik dari aspek geografis maupun potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita Jepang yang masih tradisional, kebahagiaan bagi mereka adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi seorang wanita Jepang yang masih tradisional, kebahagiaan bagi mereka adalah berada diantara keluarga dan rumah. Pada era Meiji ada istilah ryousaikenbo wanita
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia salah satunya ialah dengan terus tumbuhnya jumlah angka kerja
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang sekarang timbul dalam bidang ketenagakerjaan di Indonesia salah satunya ialah dengan terus tumbuhnya jumlah angka kerja yang tinggi, tidak sesuai
Lebih terperinciProspek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan
Prospek Ekonomi Regional ASEAN+3 2018 ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2018 Ringkasan Prospek dan Tantangan Ekonomi Makro Prospek ekonomi global membaik di seluruh kawasan negara maju dan berkembang,
Lebih terperinciREKOMENDASI MUNAS I LTMI Rekomendasi Internal
REKOMENDASI MUNAS I LTMI Rekomendasi Internal 1. Lokakarya Pendidikan dan Latihan LTMI (Training Lembaga) Bagi HMI setiap aktivitas adalah proses perkaderan begitu juga dengan LTMI sebagai lembaga profesinya
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2010 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Izin Keimigrasian. Nol Rupiah.
BERITA NEGARA No.10, 2010 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Izin Keimigrasian. Nol Rupiah. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.01 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciRingkasan. Ati K., pekerja rumah tangga, Kuala Lumpur, Malaysia, 12 Februari 2010
Ringkasan Saya ingin mengadu nasib dan merubah hidup saya sehingga anak saya bisa mendapat kehidupan yang lebih baik dari saya Tapi saya diperlakukan dengan kasar oleh majikan. Saya mulai kerja jam 5 pagi
Lebih terperinciPERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL Oleh: NANI TUARSIH 0810512064 Mahasiswa Program Strata
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN 5.1 Temuan Studi
BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan penutup dari studi yang dilakukan dimana akan dipaparkan mengenai temuan studi yang dihasilkan dari proses analisis terutama untuk mencapai tujuan penelitian yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keadaan pasar kerja yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di negara berkembang seperti Indonesia. Keadaan pasar kerja
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning ini dilakukan dengan tujuan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memahami kebutuhan dan keinginan serta
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR
PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR HARAPAN PEMASOK Saat Caterpillar melaksanakan bisnis dalam kerangka kerja peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kepatuhan terhadap hukum saja belum cukup bagi
Lebih terperinciANALISIS STRATEGIS PEMASARAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN PEMASARAN
ANALISIS STRATEGIS PEMASARAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN PEMASARAN POKOK BAHASAN ANALISIS EKSTERNAL DAN ANALISIS PELANGGAN ANALISIS KOMPETITOR ANALISIS PASAR/SUBPASAR ANALISIS EKSTERNAL DAN ANALISIS PELANGGAN
Lebih terperinciPerubahan Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan oleh Auraylius Christian
Perubahan Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 4 Mei 2016 telah menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun
Lebih terperinciMenjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari
Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan
Lebih terperinciBAB VIII TIGA BUTIR SIMPULAN. Pada bagian penutup, saya sampaikan tiga simpulan terkait kebijakan
BAB VIII TIGA BUTIR SIMPULAN Pada bagian penutup, saya sampaikan tiga simpulan terkait kebijakan investasi di Indonesia jika ditinjau dari perspektif demokrasi ekonomi, yaitu: Pertama, UU 25/2007 telah
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny
L.1 LAMPIRAN 1 Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny 1. Berikan penjelasan singkat mengenai Senswell? Senswell bergerak di industri wewangian dan perawatan tubuh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2002 TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN INDUSTRI DALAM NEGERI DARI AKIBAT LONJAKAN IMPOR
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2002 TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN INDUSTRI DALAM NEGERI DARI AKIBAT LONJAKAN IMPOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pelaksanaan komitmen
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA/ TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciHUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13
HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13 Pengertian: Organisasi para karyawan yang dibentuk untuk mempromosikan atau menyatakan pendapat, melindungi dan memperbaiki, melalui kegiatankegiatan kolektif,kepentingan-kepentingan
Lebih terperinciKonstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut
Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun
Lebih terperinciRELASI ANTARA SISTEM PEMILU + SISTEM KEPARTAIAN+ LATAR BELAKANG SOSIAL+ JARAK IDEOLOGI = POLITICAL ORDER ( STABILITAS POLITIK). ADA DUA TESIS UTAMA
RELASI ANTARA SISTEM PEMILU + SISTEM KEPARTAIAN+ LATAR BELAKANG SOSIAL+ JARAK IDEOLOGI = POLITICAL ORDER ( STABILITAS POLITIK). ADA DUA TESIS UTAMA 1. LATAR BELAKANG SOSIAL PLURAL + SISTEM PROPOSIONAL+
Lebih terperinciMEKANISME KELUHAN PEKERJA
PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017
KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017 No. 24/05/14/Th.XVIII, 5 Mei 2017 Jumlah angkatan kerja (pekerja dan pengangguran) di Riau pada 2017 mencapai 3,13 juta orang, atau naik 150 ribu orang (5,03
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN PURWAKARTA
BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN PURWAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Sektor Informal Konsep sektor informal berawal dari prakarsa seorang ahli antropolog asal Inggris yaitu Keith Hart, melalui studinya setelah mengamati
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Pertama
BAB V PENUTUP Tesis ini adalah media sosial sebagai strategi gerakan dalam konteks demokrasi. Peneliti memandang media sosial dengan cara pandang teknorealis. Artinya, media sosial bagai pedang bermata
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Pada kehidupan masyarakat pulau Ende pertukaran menjadi dasar dari
BAB V KESIMPULAN Pada kehidupan masyarakat pulau Ende pertukaran menjadi dasar dari perekonomiannya. Melalui pertukaran, relasi yang terbangun antar kerabat menjadi kuat. Akan tetapi, di samping itu relasi
Lebih terperinci