Untuk mengutip artikel ini (ASA Style): Bagaskara, Adam Kerangkeng Besi di Era Demokratisasi Total. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 20(1):

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Untuk mengutip artikel ini (ASA Style): Bagaskara, Adam Kerangkeng Besi di Era Demokratisasi Total. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 20(1):"

Transkripsi

1 Resensi Buku ISSN: Kerangkeng Besi di Era Demokratisasi Total Penulis: Adam Bagaskara Dipublikasikan oleh: LabSosio, Pusat Kajian Sosiologi FISIP-UI Diterima: Desember 2015; Disetujui: Desember 2015 MASYARAKAT, Jurnal Sosiologi, diterbitkan oleh LabSosio, Pusat Kajian Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Jurnal ini menjadi media informasi dan komunikasi dalam rangka pengembangan sosiologi di Indonesia. Redaksi MASYARAKAT mengundang para sosiolog, peminat sosiologi dan para mahasiswa untuk berdiskusi dan menulis secara bebas dan kreatif demi pengembangan sosiologi di Indonesia. Untuk kriteria dan panduan penulisan artikel maupun resensi buku, silahkan kunjungi tautan berikut: Untuk mengutip artikel ini (ASA Style): Bagaskara, Adam Kerangkeng Besi di Era Demokratisasi Total. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 20(1): SK Dirjen Dikti Akreditasi Jurnal No. 80/DIKTI/Kep/2012

2 Resensi Kerangkeng Besi di Era Birokratisasi Total Adam Bagaskara Program Studi Sosiologi, FISIP Universitas Indonesia Graeber, David The Utopia of Rules: On Technology, Stupidity, and the Secret Joy of Bureaucracy. Brooklyn: Melville House. 261 halaman The Utopia of Rules merupakan upaya Graeber melalui kumpulan esai untuk menghadirkan kritik terhadap birokrasi yang mungkin diajukan oleh seorang kiri. Kritik terhadap birokrasi menjadi suatu hal mendesak untuk diajukan di era yang Graeber konseptualisasikan sebagai total bureaucratization. Total bureaucratization merupakan era ketika peleburan antara yang privat dan publik terjadi bersamaan dengan merajalelanya peraturan serta regulasi yang dimapankan dengan tujuan utama untuk mengekstraksi kekayaan dalam wujud profit. Profit kemudian dicapai melalui mekanisme deregulasi. Contoh terdekat dari total bureaucratization dapat kita lihat dari bagaimana deregulasi dipraktikkan di ranah pendidikan tinggi. Dimapankannya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) seperti yang terjadi pada Universitas Indonesia di tahun 2000 kemudian direformasi pada tahun 2010 sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) berdampak pada pemotongan subsidi bagi penyelenggaraan pendidikan. Pemotongan subsidi tersebut kemudian berimplikasi pada praktik penyelenggaraan pendidikan di mana (PTN BH) harus menjamin penyelenggaraannya secara mandiri. Penyelenggaraan pendidikan secara mandiri ini berarti PTN BH harus mengekstrak profit dari berbagai sumber untuk menjamin kelangsungannya. Kelas Khusus Internasional (KKI) serta Program Sarjana Paralel menjadi wadah melalui mana profit diperoleh. Ketika diskursus neoliberalisme secara umum dipahami sebagai dilonggarkannya intervensi pemerintah terhadap kinerja pasar, Graeber tidak menerima logika tersebut begitu saja. Baginya, ketika pemerintah melonggarkan intervensinya terhadap pasar, tidak berarti peran

3 100 ADAM BAGASKARA pemerintah menjadi tidak ada. Pemerintah justru turut menjadi aktor di dalam pasar itu sendiri. Graeber jelas menentang praktik tersebut. Paradoks yang terjadi ketika kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mereduksi intervensi pemerintah dalam ranah ekonomi yang digerakkan oleh pasar justru pada akhirnya mengacu pada lebih banyaknya jumlah regulasi, lebih banyaknya birokrat serta polisi merupakan manifestasi dari apa yang Graeber konseptualisasi sebagai The Iron Law of Liberalism. Apa yang Graeber rujuk sebagai polisi tidak dapat dimaknai sekadar sebagai aparat keamanan berseragam yang bekerja di bawah kekuasaan pemerintah pusat sebagaimana kata tersebut dimaknai secara umum di Indonesia. Akan tetapi, polisi merupakan wujud dari segala aparat yang bertindak secara opresif di bawah kekuasaan dan kepentingan pemerintah dan pasar yang telah melebur. Graeber meyakini bahwa meningkatnya praktik birokrasi melalui peleburan pemerintahan dan pasar turut disertai dengan meningkatknya praktik kekerasan. Kekerasan yang dirujuk Graeber bukan sama sekali suatu bentuk kekerasan yang mewakili metafora tertentu. Kekerasan yang ia rujuk memiliki makna sesederhana seperti tindakan pemukulan yang dilakukan seseorang terhadap orang lainnya. Penganiayaan dan pembunuhan terhadap dua petani di Lumajang yang menentang intrusi pasar ke wilayahnya pada September 2015 bisa menjadi contoh dari bagaimana polisi diutilisasi demi mendukung praktik total bureaucratization melalui cara kekerasan. Penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh preman melalui instruksi aparat desa menunjukkan bagaimana pemerintah lokal dan pasar melebur demi mencapai kepentingannya. Melalui kekerasan fisik, preman menjadi polisi yang bertindak secara represif dan opresif terhadap masyarakat yang mengganggu kepentingan pemerintah dan pasar yang telah melebur. Structural stupidity adalah konsep yang digunakan Graeber dalam menjelaskan kebodohan dari para birokrat dalam memaksakan praktik birokrasi ketika seluruh masyarakat sudah terjebak di dalam apa yang Weber konseptualisasi sebagai iron cage. Kebodohan yang dimanifestasikan dalam praktik birokrasi ini dialami secara langsung oleh Graeber ketika ibunya sakit di tahun Rumitnya proses birokrasi yang harus Graeber jalani untuk mendapatkan pinjaman berakhir pada kematian sang ibu sebelum pinjaman yang baru bisa didapatkan setelah melalui mekanisme yang terlampau rumit yang didapatkan dari pihak layanan publik turun.

4 KERANGKENG BESI 101 Birokrasi yang seharusnya meregulasi praktik institusi justru menjadi pengekang bagi praktiknya sendiri. Birokrasi yang secara ideal seharusnya dapat menjamin layanan kesehatan yang efektif dan efisien justru menjadi penghambat dari pencapaian layanan kesehatan yang efektif dan efisien. Impersonalitas dari praktik birokrasi dalam layanan publik justru menjadi sesuatu hal yang tidak memanusiakan. Tulisan Graeber secara tidak langsung bisa jadi merupakan suatu tantangan bagi modernitas yang bertumpu pada efektivitas dan efisiensi bahwa modernitas hanya sebuah mitos. Namun, di tengah keterjebakan masyarakat di dalam kerangkeng birokrasi, mengapa praktik darinya tidak dipertanyakan? Mengapa pendamping dari pasien kritis masih tunduk pada instruksi pengisian data dari pasien kritis yang didampinginya sebagai pemenuhan prasyarat yang harus dipenuhi sebelum pasien kritis yang didampinginya dapat ditindak secara lanjut? Mungkin pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan melihat keterbiasaan masyarakat terhadapnya, di mana Graeber menjelaskan bahwa bureaucracy has become the water in which we swim. Praktik birokrasi dalam kehidupan sehari-hari seolah telah memberikan kita insang untuk membiasakan diri kita agar dapat hidup dan tidak merasa sesak untuk bernafas di kedalaman samudera birokrasi. Tersusunnya buku Graeber dari beberapa esai menjadikannya tidak memiliki satu proposisi yang dapat mewakili keseluruhan isi buku. Namun, jelas bahwa Graeber menghadirkan suatu kritik terhadap birokrasi dari sudut pandang seorang kiri secara spesifik ia dikenal sebagai seorang neoanarkis. Neoanarkisme menekankan bahwa opresi serta pengekangan terhadap kehidupan manusia tidak lagi dilakukan oleh negara, melainkan disebabkan oleh praktik kapitalisme global. The Utopia of Rules jelas menunjukkan sikap Graeber sebagai seorang neoanarkis melalui penentangannya terhadap peleburan pemerintah dengan pasar di bawah sistem pasar bebas yang justru menyebabkan meningkatnya kekangan negara terhadap praktik kehidupan masyarakat. Pada akhirnya, apakah Graeber mengajukan suatu proposisi baru melalui The Utopia of Rules? Graeber mungkin saja hanya melakukan repetisi terhadap penggunaan konsep iron cage yang telah dicetuskan oleh Weber. Namun, setidaknya Graeber menunjukkan bahwa kebebalan masyarakat dalam mempraktikkan birokrasi ketika masyarakat tersebut jelas sudah terkurung di dalam praktik birokrasi itu sendiri memiliki konsekuensi berupa bencana yang nyata. The Utopia of

5 102 ADAM BAGASKARA Rules bisa menjadi suatu penegasan terhadap sikap seorang kiri dalam memandang birokrasi. Di satu sisi, Weber memercayai bahwa birokrasi merupakan cara yang efisien dan paling rasional untuk menciptakan keteraturan masyarakat, tetapi di sisi lain ia melihat bahwa praktik dari birokrasi bisa berakhir pada suatu keterjebakan. Melalui The Utopia of Rules, setidaknya Graeber menegaskan bahwa praktik birokrasi khususnya ketika logika kekuasaan pemerintah dan pasar melebur hanya akan berakhir pada terjadinya bencana.

Ni Made, Purnama Tabola, Perubahan Sosial, dan Bali Kini. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi 21(1):

Ni Made, Purnama Tabola, Perubahan Sosial, dan Bali Kini. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi 21(1): Resensi Buku ISSN: 0852-8489 e- ISSN: 2460-8165 Tabola, Perubahan Sosial, dan Bali Kini Penulis: Ni Made Purnama Dipublikasikan oleh: LabSosio, Pusat Kajian Sosiologi FISIP-UI Diterima: Juli 2016; Disetujui:

Lebih terperinci

More-Than-Human Sociology: Pentingnya Peran Materi dalam Kehidupan Sosial

More-Than-Human Sociology: Pentingnya Peran Materi dalam Kehidupan Sosial DOI: 10.7454/mjs.v22i2.8245 Resensi More-Than-Human Sociology: Pentingnya Peran Materi dalam Kehidupan Sosial Kevin Nobel Kurniawan Departemen Sosiologi UI Email: KevinNobel93@gmail.com Pyythinen, Olli.

Lebih terperinci

&DIKTI. Keuangan Negara DEPARTEMEN KAJIAN & AKSI STRATEGIS

&DIKTI. Keuangan Negara DEPARTEMEN KAJIAN & AKSI STRATEGIS UU &DIKTI Keuangan DEPARTEMEN KAJIAN & AKSI STRATEGIS Keuangan Di dalam Pasal 23 Ayat (1) UUD 1945 perumusan tentang keuangan adalah: Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bila ditarik garis besarnya maka di dalam skripsi ini saya telah mencoba memaparkan sebuah teori tentang kemungkinan baru di dalam memunculkan sebuah ranah publik melalui hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi tantangan dan peluang tersebut. Kapasitas institusi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi tantangan dan peluang tersebut. Kapasitas institusi tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketika tantangan yang dihadapi datang bersamaan dengan kesempatan untuk meningkatkan daya saing dan pencapaian di tengah persaingan global, perguruan tinggi

Lebih terperinci

Re R f e ormasi s Ad A m d inistras a i s Publ b i l k Dwi Harsono

Re R f e ormasi s Ad A m d inistras a i s Publ b i l k Dwi Harsono Reformasi Administrasi Publik Dwi Harsono Pengertian Terminologi - reformasi: perubahan, perbaikan penyempurnaan - administrasi: organisasi dan manajemen pemerintahan negara Usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BIROKRASI. Andhyka Muttaqin, S.AP, MPA

BIROKRASI. Andhyka Muttaqin, S.AP, MPA BIROKRASI Andhyka Muttaqin, S.AP, MPA Beberapa Istilah Secara etimologi, kita mengenal sbb: Biro + krasi = Meja + kekuasaan Demo + krasi = Rakyat + kekuasaan Tekno+ krasi = Cendikiawan + kekuasaan Aristo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem pasar tenaga kerja di Jepang merupakan salah satu hasil dari nilai-nilai dan jaringan yang rumit dalam hubungan sosial masyarakat Jepang. Dalam sistem tenaga

Lebih terperinci

Resensi Buku: Melawan Gurita Neoliberalisme. Oleh: Sugiyarto Pramono

Resensi Buku: Melawan Gurita Neoliberalisme. Oleh: Sugiyarto Pramono Resensi Buku Melawan Gurita Neoliberalisme Oleh: Sugiyarto Pramono Resensi Buku: Judul : Melawan Gurita Neoliberalisme Penulis : Budi Winarno Tebal : 174 halaman + x Penerbit : Erlangga Kota terbit : Jakarta

Lebih terperinci

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.

Lebih terperinci

DR. Ulul Albab, MS. Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya

DR. Ulul Albab, MS. Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya DR. Ulul Albab, MS. Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya www.unitomo.ac.id Negara & Korupsi Government corruption as the sale by government officials of government property for personal gain

Lebih terperinci

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 Agama adalah salah satu bentuk kontruksi sosial. Tuhan, ritual, nilai, hierarki keyakinankeyakinan,

Lebih terperinci

Penjaminan Mutu Pada Pendidikan Tinggi

Penjaminan Mutu Pada Pendidikan Tinggi Penjaminan Mutu Pada Pendidikan Tinggi Gumilar Rusliwa Somantri I Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi tantangan luar biasa untuk terus meningkatkan mutu kompetitif tingkat internasional. Mereka dituntut

Lebih terperinci

PANDUAN INSENTIF JURNAL YANG MEMENUHI STANDAR MUTU DAN TATA KELOLA NASIONAL TAHUN 2017

PANDUAN INSENTIF JURNAL YANG MEMENUHI STANDAR MUTU DAN TATA KELOLA NASIONAL TAHUN 2017 PANDUAN INSENTIF JURNAL YANG MEMENUHI STANDAR MUTU DAN TATA KELOLA NASIONAL TAHUN 2017 Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset,

Lebih terperinci

DEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI

DEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI Daftar Isi i ii Demokrasi & Politik Desentralisasi Daftar Isi iii DEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI Oleh : Dede Mariana Caroline Paskarina Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis,

Lebih terperinci

Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara

Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara Abdil Mughis Mudhoffir http://indoprogress.com/2016/12/kekerasan-sipil-dan-kekuasaan-negara/ 15 December 2016 IndoPROGRESS KEBERADAAN kelompok-kelompok sipil yang dapat

Lebih terperinci

Caroline Paskarina. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Caroline Paskarina. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Pemilu itu Apa? Secara prosedural, pemilu adalah mekanisme untuk melakukan seleksi dan rotasi kepemimpinan politik Secara

Lebih terperinci

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Penulis : M. Makhfudz, S.H., M.H. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian

Lebih terperinci

MODEL KURIKULUM MASA DEPAN

MODEL KURIKULUM MASA DEPAN MODEL KURIKULUM MASA DEPAN Oleh: Sri Hayati UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA RASIONAL 1. Skala Global: - dunia berada dalam masa transisi - terjadi interaksi rumit antara jalinan interaksi lokal dan global

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Tjondro Indrasutanto Abstrak. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya

Lebih terperinci

RechtsVinding Online. Aktor Non-Negara

RechtsVinding Online. Aktor Non-Negara PENYEMPURNAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI INDONESIA Oleh: Yeni Handayani Sebagai negara kesatuan yang

Lebih terperinci

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) mengundang Anda untuk berpartisipasi pada acara Sejarah Sumber Terbuka:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Salah satu hal yang diharapkan akan memberikan kontribusi nyata bagi kepentingan nasional dalam UU Minerba adalah adanya kewajiban

BAB V PENUTUP Salah satu hal yang diharapkan akan memberikan kontribusi nyata bagi kepentingan nasional dalam UU Minerba adalah adanya kewajiban BAB V PENUTUP Salah satu hal yang diharapkan akan memberikan kontribusi nyata bagi kepentingan nasional dalam UU Minerba adalah adanya kewajiban perusahaan tambang seperti Freeport untuk mengolah dan memurnikan

Lebih terperinci

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Women can be very effective in navigating political processes. But there is always a fear that they can become pawns and symbols, especially if quotas are used. (Sawer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan Pemerintah Daerah untuk

Lebih terperinci

BERANDA DEPAN PEMDA Oleh: Muradi

BERANDA DEPAN PEMDA Oleh: Muradi BERANDA DEPAN PEMDA Oleh: Muradi Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kembali digugat publik. Selama ini banyak pihak merasakan bahwa tugas dan fungsi Satpol PP dirasakan berlebihan dan jauh

Lebih terperinci

Menelisik Kembali Kondisi Ventura UI

Menelisik Kembali Kondisi Ventura UI Menelisik Kembali Kondisi Ventura UI Oleh: Ilma Sulistyani dan Muhammad Arizal Staf Bidang Kajian BK MWA UI UM 2016 A. PENGANTAR SINGKAT: VENTURA Penyelenggaraan sebuah institusi perguruan tinggi, khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transformasi sistem pemerintahan dari sentralisasi ke dalam desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transformasi sistem pemerintahan dari sentralisasi ke dalam desentralisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transformasi sistem pemerintahan dari sentralisasi ke dalam desentralisasi mengubah hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sejalan dengan pemberlakuan

Lebih terperinci

akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang

akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hingga kini belum ada upaya kongkrit untuk mengatasi tawuran pelajar di Kota Yogya, akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 278 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan temuan lapangan yang sudah dijelaskan di Bab IV, disimpulkan bahwa instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU belum menetapkan seluruh

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Sociology and Education Policy

Indonesian Journal of Sociology and Education Policy Indonesian Journal of Sociology and Education Policy Vol. 2, No. 1, Januari 2017 Resensi Buku ISSN 2503-3336 Menjadikan Kesejahteraan Sebagai Isu Inti Demokrasi Penulis: Rizki Setiawan Dipublikasikan oleh:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar sejalan runtuhnya rezim Orde

I. PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar sejalan runtuhnya rezim Orde I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar sejalan runtuhnya rezim Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto pada tahun 1998 lalu. Proses reformasi muncul sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek

Lebih terperinci

INDONESIA CERDAS 2020

INDONESIA CERDAS 2020 Abstrak INDONESIA CERDAS 2020 J. Eka Priyatma rektor@usd.ac.id Untuk mengembangkan perguruan tinggi sehingga mampu mengatasi persoalan pembangunan nasional maupun persoalan peradaban bangsa, Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi otonomi daerah merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi otonomi daerah merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Besarnya tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhir-akhir ini,

Lebih terperinci

LOMBA MENULIS ESAI PSBDK XI 2013 Term of Reference Dayak dalam Perbincangan Masa Kini

LOMBA MENULIS ESAI PSBDK XI 2013 Term of Reference Dayak dalam Perbincangan Masa Kini LOMBA MENULIS ESAI PSBDK XI 2013 Term of Reference Dayak dalam Perbincangan Masa Kini A. Pendahuluan Pemahaman yang beragam tentang Dayak melahirkan berbagai perspektif, diskusi, konsep, dan pemaparan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan 136 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pilkada di Indonesia

Lebih terperinci

Perempuan di Ranah Politik Pengambilan Kebijakan Publik

Perempuan di Ranah Politik Pengambilan Kebijakan Publik Perempuan di Ranah Politik Pengambilan Kebijakan Publik Sri Budi Eko Wardani PUSKAPOL - Departemen Ilmu Politik FISIP UI Lembaga Administrasi Negara, 21 Desember 2016 2 Partisipasi Perempuan di Ranah Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk memiliki pengetahuan agar dapat mengikuti perkembangan zaman

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA TERHADAP JUMLAH KUNJUNGAN JASA PELAYANAN FISIOTERAPI PADA OKTOBER 2009 DI PUKESMAS SE- KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA TERHADAP JUMLAH KUNJUNGAN JASA PELAYANAN FISIOTERAPI PADA OKTOBER 2009 DI PUKESMAS SE- KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA TERHADAP JUMLAH KUNJUNGAN JASA PELAYANAN FISIOTERAPI PADA OKTOBER 2009 DI PUKESMAS SE- KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM

Lebih terperinci

Panduan Pengajuan Usulan Program Insentif Publikasi Hasil Riset di Berkala Ilmiah. Latar Belakang

Panduan Pengajuan Usulan Program Insentif Publikasi Hasil Riset di Berkala Ilmiah. Latar Belakang Panduan Pengajuan Usulan Program Insentif Publikasi Hasil Riset di Berkala Ilmiah Latar Belakang 1. Urgensi penyebarluasan hasil riset mutakhir dan strategis nasional dari kalangan perguruan tinggi termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara, peranan Negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (Government) menjadi

Lebih terperinci

BAB II MEMAHAMI REFORMASI BIROKRASI

BAB II MEMAHAMI REFORMASI BIROKRASI BAB II MEMAHAMI REFORMASI BIROKRASI Pandangan-Pandangan Tentang Birokrasi Birokrasi secara etimologi berasal dari bahasa Perancis bureau yang berarti meja tulis atau tempat bekerjanya para pejabat dan

Lebih terperinci

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 2, OKTOBER 2017; p-issn: e-issn:

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 2, OKTOBER 2017; p-issn: e-issn: JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 2, OKTOBER 2017; 140-149 FAKTOR EKOLOGIS ADMINISTRASI NEGARA DALAM KONTEKS PEMERINTAHAN DAERAH Samel W. Ririhena Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal Batu Televisi (Batu TV) Kota Batu Jawa Timur pada bulan

Lebih terperinci

Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI PENDAHULUAN Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana yang diterangkan dalam penjelasan dalam UUD 1945, maka segala sesuatu yang berhubungan

Lebih terperinci

NEW MEDIA & SOCIETY. Perkembangan Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting

NEW MEDIA & SOCIETY. Perkembangan Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting Modul ke: NEW MEDIA & SOCIETY Perkembangan Media Fakultas FIKOM Rahmadya Putra Nugraha, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Media dalam Kehidupan Manusia Dewasa ini, media telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula.. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di era globalisasi dan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat bersaing

Lebih terperinci

Izin Lingkungan (Tak) Memperpanjang Birokrasi?

Izin Lingkungan (Tak) Memperpanjang Birokrasi? 1 Izin Lingkungan (Tak) Memperpanjang Birokrasi? Hefni Effendi Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), IPB Ketua Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) Indonesia Makalah disampaikan pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah simpulan, implikasi, dan Rekomendasi hasil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah simpulan, implikasi, dan Rekomendasi hasil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan sejumlah simpulan, implikasi, dan Rekomendasi hasil penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu semangat reformasi keuangan daerah adalah dilakukannya pertanggungjawaban keuangan oleh pemerintah daerah dan penilaian kinerja keuangan daerah otonomi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Esai merupakan suatu ekspresi diri berupa gagasan atau pemikiran seseorang tentang suatu hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa teks. Esai atau tulisan

Lebih terperinci

Hukum dan Globalisasi

Hukum dan Globalisasi Hukum dan Globalisasi Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum UI SH (UI), LL.M (Keio University, Jepang), PhD (University of Nottingham, Inggris) 1 Apa itu Globalisasi? Multi makna

Lebih terperinci

Catatan Pengabdian MWA UI UM

Catatan Pengabdian MWA UI UM Catatan Pengabdian MWA UI UM Fadel Muhammad Anggota Majelis Wali Amanat UI Unsur Mahasiswa Bulan Juli ini tepat enam bulan saya menjabat di Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI), sebagai MWA

Lebih terperinci

Bab 4 PENUTUP. Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus

Bab 4 PENUTUP. Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus Bab 4 PENUTUP Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus liberalisasi, ruang-ruang publik di tanah air mulai menampakkan dirinya. Namun kuatnya arus liberalisasi tersebut, justeru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa Indonesia.Kewajiban Pemerintah

Lebih terperinci

DRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

DRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) 1 DRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU SD DI LINGKUNGAN KELOMPOK KERJA GURU SE-KOTA TASIKMALAYA Oleh:

Lebih terperinci

Policy Brief-4. Membangun Otonomi Perguruan Tinggi Dalam Kerangka Sentralisasi dan Desentralisasi Sistem Tata Kelola dan Manajemen

Policy Brief-4. Membangun Otonomi Perguruan Tinggi Dalam Kerangka Sentralisasi dan Desentralisasi Sistem Tata Kelola dan Manajemen Policy Brief-4 Membangun Otonomi Perguruan Tinggi Dalam Kerangka Sentralisasi dan Desentralisasi Sistem Tata Kelola dan Manajemen a. Review Makna Otonomi Dalam konteks Perguruan Tinggi Negeri (untuk selanjutnya

Lebih terperinci

PARADIGMA SALAH TENTANG PT-BHMN

PARADIGMA SALAH TENTANG PT-BHMN PARADIGMA SALAH TENTANG PT-BHMN Sofian Effendi 1 Artikel berjudul Stop Privatisasi PTN oleh Darminingtyas, Anggota Dewan Penasihat The Center for the Betterment of Education (CBE) di Kompas terbitan 14

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR RIWAYAT HIDUP FR-FH-38.Rev.0 1. Nama Lengkap dan Gelar : H. Rasji, SH., MH. 2. NIK/NIDN : 10291008/0319046402 3. Pangkat/Golongan : IV C 4. Jenjang Jabatan Akademik : Lektor Kepala 700 5. Website

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SIMPOSIUM NASIONAL ILMUWAN ADMINISTRASI NEGARA UNTUK INDONESIA TAHUN 2013 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyelenggara : Kerjasama Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara Dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin dahsyat dengan datangnya kapitalis dunia. P. Berger dalam meramalkan, dalam era

BAB I PENDAHULUAN. semakin dahsyat dengan datangnya kapitalis dunia. P. Berger dalam meramalkan, dalam era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini challenge globalisasi meruntuhkan filosofi bangsa Indonesia terutama dalam bidang ekonomi. Hal ini telah diramalkan oleh P. Berger bahwa badai globalisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang 134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era reformasi ini tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia yang menyebabkan adanya aspek akuntabilitas dan transparansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum yang berbeda dengan negara sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan

Lebih terperinci

Kenaikan Biaya Pendidikan Universitas Indonesia Tahun 2016

Kenaikan Biaya Pendidikan Universitas Indonesia Tahun 2016 Kenaikan Biaya Pendidikan Universitas Indonesia Tahun 2016 Oleh Sandi Aria Mulyana / FISIP UI 2012 Pada masa pemilihan Calon Rektor Universitas Indonesia pada tahun 2014 lalu, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis

Lebih terperinci

Inspektorat Keuangan Umum. Apakah Anggaran Berbasis Kinerja. pemantau? Anggaran Berbasis Kinerja

Inspektorat Keuangan Umum. Apakah Anggaran Berbasis Kinerja. pemantau? Anggaran Berbasis Kinerja Pengadilan Auditor & Inspektorat Keuangan Umum Apakah Anggaran Berbasis Kinerja telah mengubah misi lembaga-lembaga pemantau? Anggaran Berbasis Kinerja Tujuannya adalah supaya negara beralih dari logika

Lebih terperinci

DEfiNISI KEBIJAKAN PUBLIK

DEfiNISI KEBIJAKAN PUBLIK DEfiNISI KEBIJAKAN PUBLIK John Locke MENURUT PAKAR Francis Bacon Easton Pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat. Dalam pengertian ini hanya pemerintah yang

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan-pertimbangan subjektif masing-masing masyarakat berupa filosofi, nilai-nilai,

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan-pertimbangan subjektif masing-masing masyarakat berupa filosofi, nilai-nilai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Praktik penyelenggaraan pendidikan dalam masyarakat dilatarbelakangi oleh adanya pertimbangan-pertimbangan subjektif masing-masing masyarakat berupa filosofi,

Lebih terperinci

TEORI EKONOMI POLITIK (2)

TEORI EKONOMI POLITIK (2) Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. teguhfp.wordpress.com TEORI EKONOMI POLITIK (2) TEORI PILIHAN PUBLIK: Mengkaji tindakan rasional dari aktor-aktor politik (SEBAGAI PUSAT KAJIAN) di parlemen, lembaga

Lebih terperinci

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI l Edisi 003, Agustus 2011 SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI P r o j e c t i t a i g k a a n D Saiful Mujani Edisi 003, Agustus 2011 1 Edisi 003, Agustus 2011 Syariat Islam dan Keterbatasan Demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan politik pemberlakuan otonomi daerah yang dimulai sejak tanggal 1 Januari 2001, telah membawa implikasi yang luas dan serius. Otonomi daerah merupakan fenomena

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Ilmu Hubungan Internasional mempelajari dinamika kasus negara

BAB V KESIMPULAN. Ilmu Hubungan Internasional mempelajari dinamika kasus negara BAB V KESIMPULAN Ilmu Hubungan Internasional mempelajari dinamika kasus negara berkembang. Salah satu kawasan yang sangat dinamis dalam perkembangan politik dan ekonomi adalah kawasan Asia Tenggara. Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang telah berlangsung lama dan mendapat pembenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Structural Adjustment Programs (SAPs) adalah sebuah program pemberian pinjaman yang dicanangkan oleh IMF. SAPs pada mulanya dirumuskan untuk membendung bencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pada Modul ini kita akan mempelajari tentang arti penting serta manfaat pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,

Lebih terperinci

teori organisasi. Modul 1 terdiri dari 3 kegiatan belajar. Pada Kegiatan Belajar 1 dijelaskan pengertian organisasi, komponen-komponen yang ada dalam

teori organisasi. Modul 1 terdiri dari 3 kegiatan belajar. Pada Kegiatan Belajar 1 dijelaskan pengertian organisasi, komponen-komponen yang ada dalam ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Teori Organisasi (ADPU4341) merupakan mata kuliah pokok dan salah satu mata kuliah pendukung tugas akhir program studi ilmu administrasi publik. Seperti yang diketahui

Lebih terperinci

2) Sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan di era globalisasi tersebut?

2) Sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan di era globalisasi tersebut? BAB I 1.Latar Belakang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi,negara Indonesia tetap berpegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat LabSosio PUSKA Sosiologi FISIP-UI LabSosio adalah salah satu pusat kajian sosiologi di Universitas Indonesia yang memfokuskan pada analisis

Lebih terperinci

C. Peran Negara dalam Pemaksimalan Competitive Advantages

C. Peran Negara dalam Pemaksimalan Competitive Advantages B. Rumusan Masalah Bagaimana peran pemerintah India dalam mendorong peningkatan daya saing global industri otomotif domestik? C. Peran Negara dalam Pemaksimalan Competitive Advantages Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENELITIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENELITIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENELITIAN 2014-2019 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) AKADEMI FARMASI SAMARINDA Jl. Brig. Jend. A. Wahab Sjahranie No. 226, Kel. Air Hitam Telp. 0541-7777363

Lebih terperinci

Embrio Sosiologi Militer di Indonesia

Embrio Sosiologi Militer di Indonesia Pengantar Redaksi Embrio Sosiologi Militer di Indonesia GENEALOGI SOSIOLOGI MILITER Kalau diteliti lebih dalam, setiap sosiolog besar pasti pernah berbicara tentang institusi militer, tak terkecuali Marx,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONAL SUMBER DANA DIPA PTN TAHUN 21012

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONAL SUMBER DANA DIPA PTN TAHUN 21012 Desentralisasi dan Otonomi Daerah LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONAL SUMBER DANA DIPA PTN TAHUN 21012 POLA INTERAKSI STAKEHOLDERS DAN STRATEGI KEBIJAKAN PUBLIK YANG DELIBERATIF UNTUK PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Propper dan Wilson (2003), Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Propper dan Wilson (2003), Manajemen BAB I PENDAHULUAN Kinerja instansi pemerintah dapat terwujud dengan baik apabila disertai dengan pengelolaan manajemen yang baik, yang dapat mendorong instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Lebih terperinci

Pokok-pokok Isi Protokol Opsional pada Konvensi Menentang Penyiksaan

Pokok-pokok Isi Protokol Opsional pada Konvensi Menentang Penyiksaan 1 Pokok-pokok Isi Protokol Opsional pada Konvensi Menentang Penyiksaan I.PENDAHULUAN Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran perlunya pembangunan berkelanjutan.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran perlunya pembangunan berkelanjutan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah pada dasarnya adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan ekonomi daerah untuk menciptakan kesejahteraan dan memperbaiki kehidupan material secara adil

Lebih terperinci

Instrumen Penilaian Usulan Pembukaan Program Studi Pendidikan Jarak Jauh

Instrumen Penilaian Usulan Pembukaan Program Studi Pendidikan Jarak Jauh Instrumen Penilaian Usulan Pembukaan Program Studi Pendidikan Jarak Jauh Tahap 1 : Asesmen Daring (Online Assessment) 1. Tahap 1 adalah Tahap Pendaftaran Daring 2. Pengusul memberikan tanda cek ( ) sesuai

Lebih terperinci

Universitas Liberal Arts: Belajar Seni Apa? Wah, kamu kuliah di universitas liberal arts? Kamu belajar seni ya?

Universitas Liberal Arts: Belajar Seni Apa? Wah, kamu kuliah di universitas liberal arts? Kamu belajar seni ya? Universitas Liberal Arts: Belajar Seni Apa? Wah, kamu kuliah di universitas liberal arts? Kamu belajar seni ya? Itu adalah pertanyaan yang umum saya dapatkan dari mereka yang berada di kampung halaman

Lebih terperinci