BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih
|
|
- Hamdani Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab yang berbeda-beda, misalnya masalah produk domestik regional bruto (PDRB), upah dan investasi yang akan dibahas dalam penelitian ini. Pada dasawarsa yang lalu, masalah pokoknya tertumpu pada kegagalan penciptaan lapangan kerja yang baru pada tingkat yang sebanding dengan laju pertumbuhan output industri. Seiring dengan berubahnya lingkungan makro ekonomi mayoritas negara-negara berkembang, angka pengangguran yang meningkat pesat terutama disebabkan oleh terbatasnya permintaan tenaga kerja, yang selanjutnya semakin diciutkan oleh faktor-faktor eksternal seperti memburuknya kondisi neraca pembayaran, meningkatnya masalah utang luar negeri dan kebijakan lainnya, yang pada gilirannya telah mengakibatkan kemerosotan pertumbuhan industri, tingkat upah, dan akhirnya, penyedian lapangan kerja (Todaro, 2000). Pasar tenaga kerja, seperti pasar lainnya dalam perekonomian dikendalikan oleh kekuatan penawaran dan permintaan, namun pasar tenaga kerja berbeda dari sebagian besar pasar lainnya karena permintaan tenaga kerja merupakan tenaga kerja turunan (derived demand) permintaan akan tenaga kerja sangat tergantung dari permintaan akan output yang dihasilkannya (Mankiw, 2006). 1
2 Di Provinsi Bali, masalah ketenagakerjaan masih merupakan fenomena pelik (BPS Provinsi Bali, 2014). Apalagi pasar tenaga kerja di Bali diperkirakan akan semakin terintegrasi di masa mendatang. Bali merupakan wilayah yang mudah dijangkau, akibatnya arus migrasi maupun urbanisasi menjadi tak terhindari yang dibentuk untuk pembentukan tenaga kerja yang lebih baik. Dengan situasi seperti ini, bagaimanapun akan memberikan pengaruh pada struktur ketenagakerjaan, yakni kemungkinan menggelembungnya penduduk usia produktif (usia kerja). Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan penduduk yang bekerja di Provinsi Bali tahun Tabel 1.1 Pertumbuhan Penduduk yang Bekerja Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Bali Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan Jumlah Pertumbuhan Tahun (Orang) (%) (Orang) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa secara absolut terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali setiap tahunnya. Namun, jika dilihat dari pertumbuhannya, penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali cukup fluktuatif. Tidak ada peningkatan yang cukup tinggi dan beberapa kali mengalami penurunan 2
3 persentase dalam pertumbuhannya. Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sempat mengalami angka negatif pada tahun 1998 pada saat krisis moneter dan tahun 2006 pada saat bom Bali 2 (dua). Menurut hasil Sensus Penduduk pada tahun penyerapan tenaga kerja mengalami pertumbuhan dengan rata-rata 2,67 persen per tahun, sedangkan tahun hanya mengalami pertumbuhan 1,92 persen per tahun. Angka tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja Indonesia yakni sebesar 8 persen. Menurut Amassoma, Ditimi, and Nwosa (2013), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja antara lain PDB, upah, dan suku bunga. Di sisi lain, munculnya teknologi baru dalam jangka panjang pada gilirannya akan menggantikan tenaga kerja dalam meningkatkan produktivitas, sehingga membuat perusahaan dan ekonomi pada umumnya menjadi lebih kompetitif. Jika ada hubungan antara pekerja dan hasil, maka ada kecenderungan bahwa hubungan tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu karena perubahan tingkat pertumbuhan produktivitas. Namun, salah satu yang mungkin keliru bahwa sisi permintaan tenaga kerja atau kesempatan kerja yang ditawarkan oleh perusahaan adalah sebagai penggerak tingkat pengangguran. Masalah ketenagakerjaan salah satunya dapat dikurangi dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Masalah pertumbuhan ekonomi di suatu daerah 3
4 tergantung kepada banyak faktor, salah satunya adalah kebijakan pemerintah itu sendiri. Kondisi harus dikenali dan diidentifikasi secara tepat agar faktor tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi juga diperlukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, serta cara mengembangkannya dari semua bidang kegiatan yang ada di suatu negara. Pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang kepada penduduknya. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah yang dicerminkan oleh PDRB diharapkan juga mampu meningkatkan penciptaan lapangan kerja di daerah. Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali disajikan pada Tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan di Provinsi Bali Tahun Tahun PDRB Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan Tahun (jutaan Rp) % (jutaan Rp) % , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber : BPS Provinsi Bali,
5 Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa pertumbuhan PDRB dari tahun 1993 sampai 2002 cukup fluktuatif dan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 1998 saat krisis moneter yakni sebesar -4,04. Pada tahun 2003 sampai tahun 2013 pertumbuhan PDRB mulai meningkat dengan adanya kegiatan ekonomi yang lebih baik sehingga menghasilkan nilai tambah barang dan jasa dalam kontribusi terhadap PDRB. PDRB mempunyai pengaruh terhadap jumlah angkatan kerja yang bekerja dengan asumsi apabila nilai PDRB meningkat, maka jumlah nilai tambah output dalam seluruh unit ekonomi disuatu wilayah akan meningkat. Output yang jumlahnya meningkat tersebut akan menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja yang diminta. Artinya, peningkatan terhadap sisi penawaran tenaga kerja akan terjadi bila sisi permintaan juga mengalami peningkatan atau dengan kata lain, kesempatan kerja akan tercipta bila terjadi peningkatan pada sisi permintaan dan penawaran agregat (Boediono, 1999). Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah yang tercermin dalam PDRB diharapkan juga mampu meningkatkan penciptaan lapangan kerja di daerah. Pada upah, hubungannya berbanding terbalik, sehingga apabila upah meningkat akan mengurangi penyerapan tenaga kerja (Wicaksono, 2010). Jumlah penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali salah satunya dipengaruhi oleh naiknya upah minimum provinsi. Penetapan kebijakan upah minimum akhir-akhir ini telah menghambat perkembangan sejumlah perusahaan, sehingga menghambat peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modern (SMERU, 2001). Sedangkan Klein dan Dompe (2007) berpendapat bahwa upah minimum, 5
6 membantu menyamakan ketidakseimbangan dalam daya tawar pekerja upah rendah yang dihadapi dalam pasar tenaga kerja. Upah minimum juga merupakan alat penting dalam memerangi kemiskinan karena dengan adanya upah minimum, masyarakat pendapatan rendah dapat merasakan hidup dengan upah yang layak. Tabel 1.3 Pertumbuhan Upah Minimum Provinsi (UMP) Bali Tahun Tahun UMP Pertumbuhan UMP Pertumbuhan Tahun (Rp/bln) (%) (Rp/bln) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 Tabel 1.3 menunjukkan pertumbuhan upah minimum di Provinsi Bali yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan upah minimum setiap tahunnya dikhawatirkan akan menurunkan penyerapan tenaga kerja. Kenaikan UMP tahun terakhir pada Tabel 1.3 menjadi persentase yang cukup besar yaitu UMP sebesar 22,07 persen (Rp menjadi Rp ) serta berdasarkan data tambahan kenaikan tahun mencapai 30,6 persen (Rp menjadi Rp ) juga menunjukkan kenaikan yang tinggi. Kebijakan ini menimbulkan banyak usaha kecil yang membayar upah di bawah UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) dan dikhawatirkan akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja, sehingga menuju tahun 2015 kenaikan UMP hanya dipatok 5,5 persen dari tahun sebelumnya. UMP Bali diperkirakan akan 6
7 lebih kecil dibandingkan dengan upah minimum kabupaten/kota (UMK) Badung dan Denpasar. Hal tersebut terjadi karena Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dua wilayah itu lebih tinggi dibandingkan daerah lain, sehingga dua daerah tersebut memiliki UMK tertinggi di Provinsi Bali. Disisi lain, kedua daerah tersebut juga menjadi daerah yang penawaran tenaga kerjanya tinggi. Disinilah pentingnya peran investasi dalam menciptakan lapangan kerja baru guna memperluas kesempatan kerja bagi para pencari kerja di Provinsi Bali dalam mengatasi masalah penyerapan tenaga kerja. Menurut Alghofari (2010) ditinjau dari sisi pengusaha, kenaikan upah akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga pengusaha mengambil kebijakan pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya produksi. Dalam pasar yang kompetitif, pengaruh dari peningkatan upah yang jelas terjadi adalah upah rata-rata meningkat dan permintaan tenaga kerja menurun (Ham, 2013). Nicholson dan College (1995) berasumsi bahwa setiap perusahaan akan berusaha untuk memaksimumkan keuntungan atau laba dengan memperbanyak tenaga kerja untuk dipekerjakan. Hal ini berdasarkan dua alasan; pertama, apabila input lain relatif lebih mahal akan diganti dengan tenaga kerja yang lebih murah. Kedua, apabila terjadi penurunan upah bisa mengurangi biaya marjinal yang memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan output dan menaikkan penggunaan seluruh input termasuk tenaga kerja. Sementara itu, upah minimum telah memperhitungkan efek yang akan terjadi pada industri besar, tidak ada satupun yang berfokus pada pekerja khususnya pekerja berketerampilan rendah secara lebih luas di seluruh sektor 7
8 (Sabia, 2008). Pengusaha akan dipaksa membuat keputusan sulit untuk menekan biaya produksi. Hal ini sering berakibat pada perekrutan menurun atau jam kerja berkurang, yang berefek negatif dalam pasar kerja yang sudah sulit saat ini. Menaikkan upah minimum sangat dinikmati bagi mereka yang sudah memiliki pekerjaan dengan mengorbankan pengangguran. Sementara, beberapa pekerja menerima tambahan marjinal upah mereka pada kondisi tersebut. Pekerja yang biasanya kurang berpendidikan atau kurang berpengalaman yang tersisa tidak dapat menemukan pekerjaan (ALEC, 2014). Peningkatan upah minimum akan memiliki dua efek utama pada pekerja terutama pada pekerja berupah rendah. Sebagian besar dari mereka akan menerima gaji yang lebih tinggi yang akan meningkatkan penghasilan keluarga mereka, dan beberapa dari keluarga akan melihat kenaikan pendapatan mereka di atas garis kemiskinan (CBO, 2014). Menurut Cahyadi (2013) terdapat pengaruh secara positif antara upah minimum terhadap tingkat pengangguran terbuka serta sesuai pula dengan Teori Kekakuan upah (Wage rigidity) keynesian baru yaitu gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya akibat pemberlakuan peningkatan upah minimum. Sedangkan Simanjuntak (1985) juga berasumsi bahwa pengusaha akan menambah tenaga kerjanya tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya, dan itu disebut derived demand. Setiap daerah otonom memiliki keleluasaan untuk mengembangkan potensi dan aset-aset yang dimiliki, terutama potensi sumber daya alam daerah yang dapat dijadikan sebagai andalan dalam pengembangan ekonomi daerah 8
9 secara umum. Dalam pengembangan aset sumber daya alam di daerah, diperlukan adanya anggaran atau dana dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam, agar pengembangannya dapat berjalan sesuai dengan rencana pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang optimal. Sehingga peran kesempatan kerja yang terbuka luas bagi para pencari kerja tidak luput dari masalah investasi. Menawarkan cara untuk memanfaatkan modal baru dan menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru bagi masyarakat yang melalui siklus positif dari kegiatan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja (Burkett, 2012). Investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal lama yang harus didepresiasikan (Sukirno, 2008). Besar kecilnya investasi yang terjadi di masyarakat akan sangat mempengaruhi besar kecilnya kesempatan kerja yang tercipta dalam masyarakat tersebut. Adanya investasi akan meningkatkan kegiatan produksi sehingga akan membuka kesempatan kerja baru (Sucitrawati, 2012). Dalam rangka mengejar pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja diperlukan investasi untuk membiayai pembangunan. Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi, sehingga untuk menumbuhkan perekonomian, pemerintah berupaya menciptakan iklim yang dapat menarik investasi (Mariana, 2014). 9
10 Gambar 1.1 Jumlah Penduduk dan Penduduk yang Bekerja di Provinsi Bali Tahun (orang) Penduduk Penduduk yg bekerja Sumber: BPS Provinsi Bali, 2014 Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Provinsi Bali yang semakin meningkat dan penduduk bekerja yang semakin bertambah, apabila hal tersebut tidak diimbangi dengan tersediaanya lapangan kerja atau permintaan tenaga kerja yang cukup akan dapat mengakibatkan terjadinya pengangguran. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2013 menunjukkan tingginya jumlah penduduk yang bekerja serta penurunan tingkat pengangguran. Terdapat 3.036,77 ribu penduduk usia kerja, dan sebanyak 2.396,37 ribu orang tergolong sebagai angkatan kerja, dengan kata lain tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 78,91 persen. Sementara itu, sebanyak 640,40 ribu orang lainnya tergolong sebagai bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang hanya memiliki kegiatan bersekolah dan mengurus rumah tangga serta lainnya. Angkatan kerja terbagi dalam kelompok penduduk yang bekerja dan penganggur. Pada Februari 2013 jumlah penduduk yang bekerja mencapai 10
11 2.350,99 ribu orang atau sebesar 98,11 persen dari jumlah angkatan kerja, dan hanya 1,89 persen lainnya yang tidak terserap lapangan kerja. Permasalahan penduduk yang mencari pekerjaan di Bali menjadi sangat penting karena ditunjang dengan industri pariwisata yang sangat berkembang. Pertumbuhan penduduk yang mencari kerja tidak hanya disumbang oleh penduduk lokal tetapi juga pendatang terutama dari Pulau Jawa. Peran investasi di Provinsi Bali menjadi suatu faktor penting dalam masalah ketenagakerjaan. Dengan peningkatan investasi sangat diharapkan terjadi peningkatan pada penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan investasi di Provinsi Bali yang ditunjukkan oleh nilai pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) dari tahun dapat dilihat pada Tabel 1.4. Tahun Tabel 1.4 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Atas Dasar Harga Konstan Tahun PMTDB (Jutaan Rp) Pertumbuhan (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber: BPS Provinsi Bali, 2014 Tahun PMTDB (Jutaan Rp) Pertumbuhan (%) 11
12 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dijelaskan pertumbuhan PMTDB di Provinsi Bali cukup fluktuatif. Pertumbuhan investasi yang negatif paling tinggi terjadi pada tahun 1999 setelah terjadinya krisis moneter. Namun, kondisi tersebut cepat pulih dengan mulai meningkatnya investasi pada tahun-tahun selanjutnya. Beberapa tahun terakhir pertumbuhan PMTDB di Provinsi Bali sudah menunjukkan kenaikan diatas 10 persen. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali juga didorong oleh tumbuhnya seluruh komponen pembentuk PDRB dengan pertumbuhan tertinggi untuk komponen PMTDB, sehingga dengan meningkatnya investasi riil yang ditunjukkan dengan peningkatan PMTDB diharapkan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali meskipun dengan keadaan upah minimum provinsi yang semakin meningkat. Namun pada kenyataannya, peningkatan PMTDB tidak diikuti dengan penyerapan tenaga kerja. Meskipun dari persentase tingkat pengangguran terbuka Provinsi Bali menurun, tetapi tidak membuktikan penyerapan tenaga kerjanya meningkat. Untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang sudah tinggi dibutuhkan investasi yang besar, sedangkan kemampuan investasi pemerintah terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan peningkatan investasi oleh masyarakat, khususnya dunia usaha. Sehubungan dengan itu, Provinsi Bali harus mampu menarik dunia usaha agar menanamkan modal untuk mengembangkan potensi berbagai sumber daya pembangunan di provinsi ini, terutama dalam sektor pariwisata. Dengan demikian, Provinsi Bali dihadapkan pada masalah untuk menciptakan iklim usaha yang menarik bagi investasi masyarakat dan dunia usaha kepariwisataan agar berperan serta lebih besar 12
13 lagi dalam pembangunan daerah. Untuk itu, tantangannya adalah meningkatkan upaya dalam mengembangkan kawasan-kawasan baru yang dapat menampung kegiatan kepariwisataan lanjutan, lebih memperluas lapangan kerja, dengan selalu memperhatikan fungsi pelestarian budaya dan fungsi pelestarian lingkungan hidup. Menurut Dewi (2012) berpendapat bahwa permasalahan kesempatan kerja bukan hanya tentang ketersediaan lapangan kerja bagi angkatan kerja, tetapi juga apakah lapangan kerja yang ada cukup mampu memberi imbal balik yang cukup bagi para pekerja. Ketersediaan lapangan kerja tidak terlepas dari pembangunan yang dapat dilihat dari kegiatan investasi baik dari dalam negeri maupun investasi asing yang dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Investasi berpengaruh besar terhadap kesempatan kerja dan pendapatan. Besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya permintaan tenaga kerja. Semakin besar investasi menyebabkan semakin besar pula tambahan penggunaan tenaga kerja. Dengan bertambahnya barang-barang modal akibat kegiatan investasi akan mendorong terjadinya perluasan kesempatan kerja. Fokus setiap pemerintahan harus menciptakan peluang lapangan pekerjaan melalui berbagai kegiatan produktif dengan menggunakan semua faktor-faktor produksi (Shahid, Tahir dan Bhalli, 2013). Untuk melihat permasalahan lebih dalam lagi, berikut ini adalah Tabel 1.5 yang membandingkan keempat variabel yang diangkat dalam tulisan ini. 13
14 Tabel 1.5 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Provinsi (UMP), Investasi, dan Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) di Provinsi Bali Tahun (persen) Tahun PDRB UMP Investasi PTK ,5 32,00 13,53 1, ,93 18,18 9,54 2, ,16 8,55 21,70 5, ,8 11,42-9,99 2, ,04 14,84-13,23-5, ,67 8,62-22,23 0, ,04 14,62 0,76 0, ,4 62,95 1,19 0, ,04 6,04 2,33 0, ,57 10,09 1,29 2, ,62 24,63 7,12 3, ,56 5,29 2,71 3, ,55 13,97 2,20-1, ,92 21,96 57,57 5, ,97 9,75 23,16 2, ,33 11,33 7,93 1, ,83 9,12 21,66 5, ,49 7,32 13,81 1, ,56 8,71 20,12 2, ,65 22,07 10,33 0,23 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2014 Selaras dengan yang telah dipaparkan dalam latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi di Provinsi Bali adalah tingginya upah minimum provinsi menjadi biaya produksi dari sisi pelaku usaha terutama usaha kecil yang menyebabkan profit usaha menurun, sehingga membayar upah dibawah upah yang seharusnya bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja yang menimbulkan penyerapan tenaga kerja cenderung menurun. Kondisi tersebut juga diikuti peningkatan PDRB dalam 10 tahun terakhir. Dalam kondisi yang seharusnya ketika PDRB meningkat akan meningkatkan investasi dan penyerapan tenaga kerja, serta upah minimum provinsi yang meningkat akan diikuti dengan penurunan investasi dan penurunan penyerapan tenaga kerja. Namun, yang terjadi di Provinsi Bali, meningkatnya PDRB tidak diikuti peningkatan penyerapan 14
15 tenaga kerja dan tingginya penetapan upah minimum provinsi dengan investasi yang meningkat menimbulkan penurunan penyerapan tenaga kerja. Sehingga perlu dikaji apakah investasi mempunyai peranan sebagai mediasi dalam PDRB dan upah minimum provinsi terhadap penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Upah Minimum Provinsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Melalui Mediasi Investasi di Provinsi Bali tahun 1993 sampai Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Investasi di Provinsi Bali? 2. Bagaimana pengaruh Upah Minimum Provinsi terhadap Investasi di Provinsi Bali? 3. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali? 4. Bagaimana pengaruh Upah Minimum Provinsi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali? 5. Bagaimana pengaruh Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali? 6. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Penyerapan Tenaga Kerja melalui Investasi di Provinsi Bali? 15
16 7. Bagaimana pengaruh Upah Minimum Provinsi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja melalui Investasi di Provinsi Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Investasi di Provinsi Bali. 2. Untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi terhadap Investasi di Provinsi Bali. 3. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali. 4. Untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali. 5. Untuk menganalisis pengaruh Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali. 6. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Penyerapan Tenaga Kerja melalui Investasi di Provinsi Bali. 7. Untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja melalui Investasi di Provinsi Bali. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 16
17 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai dampak dari pertumbuhan PDRB dan kebijakan upah minimum provinsi terhadap perkembangan investasi yang berpengaruh pada perkembangan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali, serta mampu memberikan wawasan bagi mahasiswa serta dapat sebagai referensi apabila ingin membahas permasalahan yang sama dan juga dapat memberikan gambaran dan penerapan dari konsep PDRB, konsep upah minimum provinsi, konsep investasi, konsep penyerapan tenaga kerja, teori kekakuan upah, teori Keynes, dan teori Harrod Domar yang telah diperoleh pada masa perkuliahan. 2. Manfaat Praktis Dengan mengetahui pengaruh PDRB dan upah minimum provinsi terhadap investasi serta penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran kepada pemerintah dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan PDRB, upah minimum provinsi, investasi serta penyerapan tenaga kerja. Diharapkan pemerintah lebih mempertimbangkan penetapan upah minimum dari sisi pelaku usaha agar para pengusaha tidak memandang upah minimum sebagai biaya produksi yang memberatkan usahanya. Pemikiran tersebut bertujuan agar kesempatan kerja yang tersedia tetap dapat menyerap penawaran tenaga kerja yang tinggi di Provinsi Bali. Tentunya pemerintah tetap harus memperhatikan penetapan upah minimum pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Hal tersebut tentunya 17
18 diharapkan akan memberikan kontribusi yang lebih terhadap PDRB Provinsi Bali. 1.5 Sistematika penyajian Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini, dapat dilihat dalam sistematika penyajian berikut. BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penyajian. BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang relevan sebagai acuan dan landasan memecahkan permasalahan penelitian, serta hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan. 18
19 BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum wilayah penelitian, pengujian hipotesis serta pembahasan penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya merupakan isi dari bab ini, disamping itu disertakan pula beberapa saran yang diharapkan mampu memberikan wawasan kepada pembaca dan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 19
I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai sebuah negara dimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan ketenagakerjaan disadari bersifat kompleks karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan ketenagakerjaan disadari bersifat kompleks karena mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor dengan pola hubungan yang seringkali tidak mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki
Lebih terperinciE-Jurnal EP Unud, 4 [10] : ISSN:
E-Jurnal EP Unud, 4 [10] : 1219-1246 ISSN: 2303-0178 PENGARUH PDRB DAN UPAH MINIMUM PROVINSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA MELALUI MEDIASI INVESTASI DI PROVINSI BALI Arif Budiarto. 1 Made Heny Urmila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan output yang terus menerus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi oleh setiap negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Masalah pengangguran ini memang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan lembaga-lembaga sosial. Perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah
7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat, jumlah penduduk menentukan efisiensi perekonomian dan kualitas dari tenaga kerja itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang masih memiliki masalah pengangguran dan kemiskinan. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ketenagakerjaan merupakan aspek mendasar pada kehidupan manusia sebab mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari suatu perwujudan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan menciptakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus rumah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk keterlibatan pemerintah dalam hubungan industrial adalah dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah minimum. Upah minimum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang diikuti oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT (1996-2010) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penduduk yang semakin cepat dan dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan beberapa masalah baru dan salah satu masalah tersebut adalah masalah pengangguran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu hal yang sangat esensial dalam usaha memajukan perekonomian bangsa. Usaha yang dimaksud dalam bidang ini adalah penyediaan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik
Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi berkelanjutan. Seluruh negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan suatu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Landasan Teori 2.1. 1.Pengertian ketenagakerjaan Ketenagakerjaan jika secara umum diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum bekerja, selama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional memiliki hakekat mewujudkan masyarakat aman, damai dan sejahtera. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus berupaya melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pembangunan ekononomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan Smith (2006) pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.
Judul : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1995-2014. Nama : I Nyoman Bayu Dirga NIM : 1215151004 ABSTRAK Pengangguran merupakan suatu ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam mencapai tujuannya, pemerintah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi. Ketika kesempatan kerja tinggi, pengangguran akan rendah dan ini akan berdampak pada naiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah dari perekonomian dalam suatu negara adalah masalah pertumbuhan ekonomi dengan jangka waktu yang cukup lama. Perkembangan perekonomian diukur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah masalah yang penting dalam perekonomian suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak lepas dari berbagai hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Masalah kemiskinan, rendahnya modal, rendahnya kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir (2005-2009), ekonomi Indonesia membaik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen. Namun kinerja itu masih jauh jika dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam mencapai sasaran tersebut maka pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengertian pembangunan ekonomi secara essensial dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,
Lebih terperinciANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA
ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA Abstract Inflasi dan pengangguran adalah masalah pelik yang selalu dihadapi oleh Negara Indonesia terkait belum berkualitasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembangunan daerah, karena wilayah Indonesia terdiri atas provinsi-provinsi, kabupaten/kota serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam meningkatkan kesejahteraan tersebut, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat diperlukan oleh suatu negara dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di suatu negara bisa dijadikan alat ukur untuk menganalisa tingkat perkembangan perekonomian di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi disuatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan suatu dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi suatu Negara secara umum beroreintasi pada pertumbuhan (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat kegiatan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari negara yang bersangkutan. Begitu juga dengan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah negara. Dalam sebuah Negara, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Ketenagakerjaan Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, menjaga kestabilan harga dengan memperhatikan tingkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang sudah direncanakan dalam melakukan suatu perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angkatan kerja yang menimbulkan permasalahan tersendiri. Berdasarkan data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk di negara Indonesia semakin lama tidak semakin berkurang tetapi semakin bertambah diiringi dengan pertambahan angkatan kerja yang menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai daerah dan di segala bidang. Pembangunan ini sendiri bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berkembang,yang memiliki ciri ciri negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang berkembang,yang memiliki ciri ciri negara berkembang yang seperti tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat pengangguran yang tinggi,jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu wilayah atau negara menuju keadaan yang lebih baik dalam periode waktu tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), tenaga kerja merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan modal penting bagi negara-negara berkembang, karena memiliki peranan yang besar dalam proses pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi setiap negara. Jika berbicara tentang masalah pengangguran, berarti tidak hanya berbicara
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU No.32 Tahun 2004 yaitu desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Desentralisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1985-2007 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas Muhammadiyah
Lebih terperincikesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berumur 15 tahun atau lebih yang melakukan kegiatan ekonomi dengan bekerja untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan
Lebih terperinci