Dengan kekayaan sumber daya alam ini rnaka banyak manfaat yang bisa. pengharum, penyegar, kosmetik, senyawa organik, obat, dan lain-lain.
|
|
- Ida Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 A. Latar Belakang lndonesia adalah negeri yang kaya akan keanekaragaman hayati. Dengan kekayaan sumber daya alam ini rnaka banyak manfaat yang bisa diperoleh antara lain sebagai bahan baku berbagai jenis produk seperti : pengharum, penyegar, kosmetik, senyawa organik, obat, dan lain-lain. Keanekaragaman hayati sebagai surnber bahan baku obat alam sudah sejak lama digunakan. Sebagai bahan baku obat alam, keanekaragaman hayati yang biasa digunakan antara lain : jasad renik, flora dan fauna serta biota laut. Kekayaan keanekaragaman hayati yang berbentuk flora yang dipunyai bangsa Indonesia berupa lebih dari spesies tanaman dan 940 spesies di antarar~ya diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat (Puslitbangtri, 1992). Bentuk pernanfaatan untuk bahan baku obat yang paling mudah dan sederhana antara lain sebagai jamu yang kita kenal sejak zaman nenek rnoyang kita hingga sekarang dilestarikan sebagai warisan budaya. Hal ini pun terlihat dari relief yang ada di candi Borobudur, yang rnenggambarkan orang sedang merecik obatljamu yang berasal dari tumbuhan. Selain itu juga bisa kita baca pada naskah lama seperti Serat Primbon Jampi,dan sebagainya Dengan meningkatnya harga obat-obatan moderen (yang sebagian besar bahan bakunya diirnpor) akibat krisis moneter yang melanda lndonesia dan berlanjut menjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan,
2 bagian dari pernecahan permasalahan kenaikan harga obat modern. Hal ini ditunjang juga dengan kebijakan Ftlenteri Kssehatan RI tahun 1999 untuk rnengembangkan dan rnernanf~satkan tanarnan obat asli Indonesia untuk kebutuhan farrnasi di Indonesia. Selain itu, kecenderungan gaya hidup kembali ke alam semakin menguat bukan saja di negara berkembang bankan juga di negara yang sudah maju seperti Amerika. Dengan semboyan " Back To Nature" rnaka pada tahun 70 an muncul kecenderungan gaya hidup kernbali ke alarn dengan narna Gelombang Hijau Raru (new green wave). Hal ini ditandai dengan kemunculan berbagai toko makanan kesehatan seperti herbal tea. Di AS, beberapa obat yang berasal dari tumbuhan antara lain herbal drug, herbal medicine dan phytomedicine. Dari Majalah Time edisi 10 Juni 2002, diperoleh data penjualan obatan alam di AS pada tahun 2001, mencapai US$ 40 rniliar dan tahun 2002 pernerintah AS rnenganggarkan dana sebesar US$220 juta hanya untuk penelitian obat-obatan alarn. Hel ini dikarenakan sistirn pengobatan alarn diyakini mempunyai efek sarnping yang lebih kecil jika dibandingkan dengan obat modern kimiawi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) rnernperkirakan 80 persen penduduk negara berkernbang rnasih rnengandalkan perneliharaan kesehatan dengan pengobatan tradisional dan 85 persen pengobatan tradisional ini rnenggunakan tumbuhan sebagai obat. Di Indonesia, sarnpai akhir tahun 2002, diperkiraken ada sekitar 87 perusahaan
3 bahan baku tumbuh-turnbuhan. Yang rnenarik, ada kecenderungan industri farrnasi yang selarna ini mernproduksi obat dari senyawa sintesis yang dipakai oleh kedokteran formal; mulai berminat pada produk tumbuhan obat. Sebenarnya telah ada beberapa rumah sakit yang rnen~anfaatkan tumbuhan obat dalam proses perawatan rnedis. Rumah sakit itu antara lain : RS Kanker Dharmais Jakarta yang rnenjual obat alam yang bisa digunakan untuk pengobatan kanker di apotiknya dan juga RS Dr Soetomo Surabaya (sejak tahun 1999 telah memiliki Poliklinik Obat Tradisional). Perkembangan produksi dan penggunaan obat tradisional pun setiap tahun sernakin rneningkat. Dalam tahun 2001, Badan POM telah menerima daftar dan telah rnenyetului delapan ratus lirna puluh sediaan obat tradisional dalam berbagai bentuk. Mulai dari bentuk rajangan, serbuk bungkus: sachet, pil, tablet, kaplet, kapsul, sirup, balsem, salep hingga obat gosok. Sudah selayaknya pengembangan obat alami rnendapatkan perhatian yang lebih besar. Menteri Pertanian Prof Dr lr Bungaran Saragih mengernukakan, Indonesia saat ini termasuk negara terkaya dalam ha1 keanekaragarnan turnbuhan obat di dunia. Akan tetapi, kekayaan itu masih belurn ditangani dengan sungguh-sungguh. Dari puluhan ribu jenis tumbuhan yang berkhasiat obat ternyata baru sekitar 465 jenis saja yang terjaring dalam daftar industri obat tradisional. Menurut dia, peluang binis turnbuhan yang berkhasiat obat ini sangat rnenjanjikan, karena selain
4 penjualan di dalarn negeri diperkirakan rnencapai Rp 1,s trilyun tiap tahunnya. Sedangkan perrnintaan pasar dunia terhadap suplernen diet yang terbuat dari berbagai carnpuran bahan obat rnencapai 40 rnilyar dolar AS. Produk yang bahan bakunya berasal dail turnbuhan rnencapai 19,8 rnilyar dolar AS pada tahun 1998 (Kornpas, ). Dengan sernakin berkembangnya penggunaan obat alarn, rnaka akan rnakin besar potensi peningkatan pendapatan para petani dan nelayan rnaupun peningkatan penyerapan jurnlah tenaga kerja baik dalarn budidaya rnaupun pengolahannya sehingga rnenjadi produk jadi. Penggunaan obat-obat alarni berasal dari produk kelautanpun rnulai ditingkatkan oleh pernerintah Indonesia. Melalui lembaga LIP1 rnaka didirikanlah Laboratoriurn Produk Alam ~aut (Lab. PAL) yang diresrnikan tahun 1993 oieh Ketua LIP1 Prof. Samaun Samadikun. Lab. PAL rnempunyai tugas rnelakukan penelitian terhadap biota- biota laut untuk rnendapatkan produknya baik berupa rnetabolit primer rnaupun metabolit sekunder. Pendirian Lab. PAL pada waktu itu didasari pada kenyataan bahwa penelitian terhadap produk alarn dari laut beiurn banyak dilakukan atau belurn dirninati padahal produk laut sangat beragarn dan rnerniliki potensi pernanfaatan yang luas. Sesuai dengan tugas dan fungsi Pusat Penelitian Oseanografi-LIP1 yang pokok penelitiannya adalah laut dengan segala ha1 yang berkaitan dengan laut, rnerasa bertanggungjawab untuk rnenyusun program
5 (metabolit primer dan sekundernya) serta melakukan penelitian. Tujuan penelitian dari Lab. PAL adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan nilai tambah sumberdaya biota laut melalui pemanfaatan metabolit yang dikandungnya. b. Peningkatan pemanfaatan produk laut melalui pengenalan kandunaan kimianya. c. Meningkatkan kepakaran dalam bidang produk laut. d. Memberikan sumbangan untuk bidang IPTEK kelautan. Dalam penelitiannya Lab. PAL mempunyai ruang lingkup sebagai berikut : a. Penelitian dasar meliputi penelitian marin bioprospekting yaitu untuk mendapatkan "lead compound' dari biota laut yaitu rumput laut, spons, karang lunak, ikan dan biota laut lainnya yang potensil. Target aktivitas adalah: arrtimikroba, arrtikanker, antihiv, antidegeneratif. b. Penelitian terapan berupa pengembangan teknologi produksi mencakup beberapa produk laut yang sudah dikenal antara lain: polisakarida algae. squalen dari minyak hati ikan Hiu, Omega-3, EPA 1 DHA dari minyak hati ikan lemuru; chitin dan chitosan dari kulit crab dan lain-lain. Adapun sasaran penelitian Lab. PAL adalah sebagai berikut : a. Tersedianya data penyebaran biota laut yang potensil menghasilkan produk alam.
6 produk alam yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan. makanan kesehatan, dan obat-obatan. c. Tersedianya data substansi dan karakteristik produk alam laut yang dapat dimanfaatkan untuk makanan, makanan kesehatan. dan obat-obatan. d. Diterapkannya hasil temuan dalam industri untuk substitusi Impor e. Tersusunnya SNI tiap produk f. Tersedianya teknologi proses untuk produk tertentu. Salah satu perusahaan yang.melihat potensi perobat alam ini adalah PT. Wahida Indonesia (PT.WI). PT. WI memproduksi dan memasarkan produk-produk kesehatan dan kecantikan berbahan baku alami. PT WI menggunakan bahan-bahan baku alami berupa tanaman obat (yang terbebas dari sembarang bahan kimia dan menggunakan sistim organic farm ) dan hasil laut yaitu ikan laut dan ganggang biru hijau. PT. WI, mempunyai target untuk membuat dan memperbanyak variasi produk kesehatan dan kecantikan dari hasil perkebunan rnaupun perikanan dan kelautan dan memperluas pasar dari pasar lokal menuju pasar ekspor pada masa yang akan datang. PT. WI sebagai perusahaan PMDN ( Penanaman Modal dalam negeri) yang berdiri atas kerjasama modal, teknologi dan SDM antara Herba Penawar Al-Wahida (HPA) Industries Malaysia dan PT. Garmaputra Gestraco Indonesia. Saat ini PT. WI secara bertahap sedang mengalihkan produksi (khususnya untuk
7 Oleh karena itu, PT. WI perlu rnelakukan kajian analisis portofolio produk untuk bisa mengalokasikan sumber daya yang ada dengan baik untuk rneningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan surnber daya yang ada sehingga bisa terus berkembang bahkan rnenjadi pernimpin di industri ini. Pada tesis ini yang akan dikaji adalah produk-produk obat alam berbahan alarni kelautan PT.WI. Produk obat alam yang dipasarkan PT WI dari bahan alami kelautan saat ini adalah sharkcatilage, omega 3 Gel, Omega 3 kapsul dan Spirulina. Data hasil penjualan produk- produk PT. WI dari hasil perikanan selama tahun 2002 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel I. Data Penjualan Produk Alarni Kelautan Tahun 2002 PT.WI Tahun 2002 Bulan Sharkcart~lage Plus Jml BOtOI Nilai (Rp) dalam ribuan Jml Botol Omega3 Gel Nilai (Rp) Jml dalam I Botol ribuan Omega - 3 Gel N~lai (Rp) dalam ribuan Jml Botol Spirulina Nilal (Rp) dalam ribuan Total 1, ,600 6, ,176 Sumber : Departemen Keuangan PT.WI 9, ,456 7, ,088
8 1. Bagairnana rnengalokasikan surnber daya perusahaan dengan efektif dan efisien pada masing-masing produk obat alarni kelautan? 2. Bagairnana posisi masing-masing produk obat alarni kelautan dalam matriks portofolio produk? 3. Bagairnana alternatif strategi yang sebaiknya dikernbangkan perusahaan untuk masing-masing produk obat alarni kelautan? C. Tujuan Geladikarya 1. Mengidentifikasi faktor lingkungan baik eksternal maupun internal yang rnernpengaruhi kinerja perusahaan 2. Mernberikan alternatif strategi yang dapat diarnbil oleh perusahaan sesuai dengan posisi masing-masing produk obat alarni kelautan tersebut dengan mernpertirnbangkan kondisi internal dan eksternal perusahaan D. Manfaat Dari penelitian ini akan dihasilkan alternatif strategi yang dapat dipertirnbangkan oleh perusahaan untuk dilaksanakan sehingga dapat rneningkatkan efisiensi perusahaan dalarn pengalokasian surnber daya.
9 Kajian ini dibatasi hanya pada produk obat alami kelautan dan hasil kajian ini hanya sebagai masukan untuk perusahaan dalam bentuk alternatif strategi sedangkan penerapannya diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan perusahaan.
Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen terhadap produk olahan perikanan yang berrnutu, dewasa ini rnuncul industri pengolahan perikanan yang rnengalarni
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar negeri rnernpunyai peranan yang sangat penting. Pada periode tahun 1974-1981 surnber utarna pernbangunan
Lebih terperinciSecara urnurn, saat ini masyarakat
tumpuan hidup masyarakat pedesaan, memberikan harapan tingginya peluang pasar tumbuhan obat yang semakin besar dan mempunyai peranan yang strategis untuk dikembangkan pemanfaatannya. Secara urnurn, saat
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang
BAB l PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang rnenarik untuk diamati rneskipun dalam kondisi krisis beberapa tanun terakhir ini. Tingginya populasi masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Perhatian pemerintah terhadap sektor non-migas, khususnya sektor agribisnis semakin besar. Hal tersebut disebabkan semakin berkurangnya sumbangan devisa yang dihasilkan dari ekspor minyak
Lebih terperinciDilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia, tetapi seiring dsngan perkembangannya tanaman kelapa sawit ini rnarnpu tumbuh dan berkernbang dengan
Lebih terperinciKelapa sawit termasuk salah satu komoditi andalan lndonesia di. sektor lndustri Agribisnis, karena kelapa sawit merupakan bahan baku
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit termasuk salah satu komoditi andalan lndonesia di sektor lndustri Agribisnis, karena kelapa sawit merupakan bahan baku minyak nabati untuk memenuhi konsurnsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kesadaran pernerintah akan besarnya potensi kelautan Indonesia, rnenyebabkan paradigrna pernbangunan yang selarna ini kurang rnernperhatikan sektor kelautan rnulai ditinggalkan.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Perkernbangan perturnbuhan perekonornian lndonesia kurang
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkernbangan perturnbuhan perekonornian lndonesia kurang menggembirakan sejak pertengahan tahun 1997, salah satu penyebabnya karena situasi politik yang kurang rnenggembirakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk rnewujudkan kesehatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk rnewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak dapat disangkal bahwa obat merupakan salah satu
Lebih terperincijulukan live laboratory. Sekitar jenis tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai gudangnya tanaman obat sehingga mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora
Lebih terperinciI.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi
I.' PENDAHULUAN 1. Latar Belakang lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dimengerti karena produk obat-obatan yang dihasilkannya sudah merupakan
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Gunung Lingkung merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang paling dominan saat ini adalah teh.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernbangunan daerah rnerupakan bagian dari pernbangunan nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk
Lebih terperinciRINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga
RINGKASAN EJEN MUHAMADJEN. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Jamu di Taman Sringanis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh Ir. Netty Tinaprilla,MM Taman Sringanis merupakan wujud kepedulian terhadap
Lebih terperinciGlobalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak. mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri.
I. PENDAHULUAN 1.l.Latar Belakang Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri. Darnpak yang ditirnbulkan secara langsung
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN (Studi Kasus Pad* Industri Kecll Rotan, Desa Curug Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang) Duma Netty Simanjuntak A. 280948
Lebih terperincimenjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus
RINGKASAN NYAK ILHAM. Penawaran dan Perrnintaan Daging Sapi di lndonesia : Suatu Analisis Sirnulasi (dibawah birnbingan BONAR M. SINAGA, sebagsi ketua, KOOSWARDHONO MUDIKDJO dan TAHLIM SUDARYANTO sebagai
Lebih terperinci2016 PROFIL FISIKOKIMIA BUAH CABE JAWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati yang beraneka ragam. Diperkirakan terdapat 30.000 spesies tumbuhan ditemukan di dalamnya dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang potensinya cerah di masa depan. Dalam perdagangan dunia kakao dikenal dan dibudidayakan sudah cukup lama baik
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN 8.1. Kesirnpulan 1. Pola konsurnsi dan pengeluaran rata-rata rumahtangga di wilayah KT1 memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya. alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek
PENDAHULUAN Latar Belakang Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek pariwisata bahari, baik dilihat dari segi
Lebih terperinciPDB 59,4 % dan terhadap penyerapan tenaga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonorni dan rnoneter telah mernberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perturnbuhan perekonornian Indonesia yang ditunjukkan dengan rnenurunnya Produk Dornestik
Lebih terperinciSejak krisis ekonorni rnelanda Indonesia tahun 1997 yang darnpaknya. sarnpai saat ini rnasih dirasakan, sektor perbankan rnengalarni rnasa-masa
1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sejak krisis ekonorni rnelanda ndonesia tahun 1997 yang darnpaknya sarnpai saat ini rnasih dirasakan, sektor perbankan rnengalarni rnasamasa sangat sulit dan industri perbankan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. lndonesia memiliki keunggulan komparatif yang dapat diandalkan. dibandingkan negara lain. Salah satu keunggulan komparatif tersebut
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang lndonesia memiliki keunggulan komparatif yang dapat diandalkan dibandingkan negara lain. Salah satu keunggulan komparatif tersebut adalah sumberdaya hayati yang banyak
Lebih terperinciTerjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap. tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun metropolitan. Krisis ekonorni tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, dan menduduki urutan kedua setelah Brazil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang lndustri perbankan, khususnya bank urnurn, rnerupakan pusat dari sistern keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan dana, rnernbantu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi memiliki kedudukan yang khusus dalam perekonomian Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis X yang kuat dalam UUD 1945, dan dalam
Lebih terperinciC. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga
C. Program PERKREDITAN PERMODALAN FISKAL DAN PERDAGANGAN KEBIJAKAN KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PERBAIKAN JALAN DESA KEGIATAN PENDUKUNG PERBAIKAN TATA AIR INFRA STRUKTUR (13.917 ha) Intensifikasi (9900 ha) Non
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belurn sepenuhnya pulih. Perturnbuhan rnulai rnenunjukkan trend yang. cukup rnenggernbirakan, khususnya pada sektor usaha jasa,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perbankan Indonesia Indonesia Pasca Krisis Kondisi perekonornian Indonesia pasca krisis ekonorni rnasih belurn sepenuhnya pulih. Perturnbuhan rnulai rnenunjukkan
Lebih terperinciANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA
ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA
ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Sejak lndonesia merdeka, sektor agribisnis menempati tempat yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lndonesia merdeka, sektor agribisnis menempati tempat yang strateyis sebagai salah satu sektor penghasil devisa negara. Salah satu komoditi agribisnis yang semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat Sandra dan Kemala (1994) mengartikan tumbuhan obat sebagai semua tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun yang belum dibudidayakan yang dapat digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan lndustri diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri terutama terhadap industri bernilai tambah tinggi dan berjangkauan
Lebih terperinciANALISIS BAURAN PEMASARAN WIDANINGRUM A
ANALISIS BAURAN PEMASARAN DALAM STRATEGI BERSAING PRODUK TEH CELUP (Studi Kasus Pada PT Perkebunan Nusantara Vlll Bandung) OIeh : WIDANINGRUM A 29.1569 JURUSAN ILMU-ILMU SOSlAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. PT. BASF lndonesia (PTBI) adalah salah satu perusahaan kimia di
BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan PT. BASF lndonesia (PTBI) adalah salah satu perusahaan kimia di lndonesia yang yang merupakan salah satu anak cabang usaha perusahaan transnasional BASF.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai
11 TINJAUAN PUSTAKA Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokan menjadi: (1) tumbuhan obat tradisional, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. Produk kecantikan pada saat ini telah berkembang sedemikian rupa,
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk kecantikan pada saat ini telah berkembang sedemikian rupa, seiring dengan perubahan pola hidup dan peningkatan pendapatan masyarakat serta tingkat pendidikan
Lebih terperinciResep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)
Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak) Slogan back to nature membuat masyarakat berbondong-bondong memanfaatkan produk bersumber alam dalam upaya menjaga kesehatan.
Lebih terperinciA. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo
A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo Sejarah Perkembangan Herbal Obat Herbal merupakan obat yang paling tua Telah lama dikenal sebagai
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciKabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan. (Nongkojajar) Jawa Tirnur rnerupakan daerah sentra produksi ape1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar) Jawa Tirnur rnerupakan daerah sentra produksi ape1 (Malus sylvestris Mill.) di Indonesia. Pada daerah
Lebih terperinciPembangunan di lndonesia berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pembangunan di lndonesia berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat yang akhirnya dapat mempengaruhi pola hidup konsumen secara keseluruhan. Dalam menyongsong
Lebih terperinciKetahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan
PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan rnerupakan kebutuhan dasar rnanusia agar dapat hidup dan beraktivitas. Kondisi terpenuhinya kebutuhan ini dikenal dengan istilah ketahanan pangan. Undang-undang No. 7
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan
PENDAHULUAN Latar Belakanq Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Karena kebutuhan semakin beragarn dan saling rnendesak untuk didahulukan, rnaka individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya merupakan amanat yang dipercaya Allah SWT kepada umat manusia. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menjaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pernah ada angka resmi maupun surveinya, narnun makin. meruyaknya gerai jamu di pelosok N~lsantara, bisa dipakai sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengguna jamu dari waktu ke waktu terus bertambah, tidak pernah ada angka resmi maupun surveinya, narnun makin meruyaknya gerai jamu di pelosok N~lsantara, bisa dipakai
Lebih terperinciL PENDAHULUAN. Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong. sayuran rernpah. Bawang merah banyak sekali dibutuhkan untuk
L PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rernpah. Bawang merah banyak sekali dibutuhkan untuk memasak guna menambah cita rasa dan kenikmatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Kebijakan otonomi daerah yang bersifat desentralisasi telah merubah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan otonomi daerah yang bersifat desentralisasi telah merubah pendekatan orientasi pembangunan yang tadinya dari atas ke bawah (top-down) menjadi pembangunan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang lndonesia adalah negara kepulauan dan maritim dengan garis pantai terpanjang di dunia yaitu sepanjang 81.000 km dan dengan jumlah pulau kurang lebih 17.508 pulau serta
Lebih terperinci- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai
RINGKASAN DlEN EVlTA HENDRIANA. ANALISIS PEMlLlHAN STRATEGI BERSAING PRlMKOPTl KOTAMADYA BOGOR SETELAH PENGHAPUSAN MONOPOLI TATANIAGA KEDELAI OLEH BULOG. (Dibawah Bimbingan NUNUNG NURYARTONO) Kedelai sebagai
Lebih terperincipenelitian ini. Data yang tersedia di Biro Pusat statistik yaitu tabel I-O tahun 1971, 1975, 1980 dan
RINGKASAN ANNA SITI NURDJANAH DASRIL. Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Produksi Sektor Pertanian dalam Industrialisasi di Indonesia 1971-1990. (Di bawah bimbingan BUNGARAN SARAGIH sebagai ketua, MANGARA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha
L PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalarn usaha rnernbangkitkan sektor perekonornian rnenghadapi krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha dari seluruh lapisan rnasyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejak ribuan tahun yang lalu, obat dan pengobatan tradisional telah ada di Indonesia, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat- obatan modernnya dikenal
Lebih terperinciSTUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA. Oleh: Rinto C
STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS 610 - EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA Oleh: Rinto C06495074 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dampak krisis ekonomi yang melanda negara-negara kawasan Asia. Tenggara, khususnya yang terjadi di lndonesia di pertengahan tahun 1997
L PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Dampak krisis ekonomi yang melanda negara-negara kawasan Asia Tenggara, khususnya yang terjadi di lndonesia di pertengahan tahun 1997 telah memporak-porandakan fondasi
Lebih terperinciPeluang untuk pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit di. lndonesia masih cukup terbuka luas hampir di semua subsistem baik pada
1. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Peluang untuk pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit di lndonesia masih cukup terbuka luas hampir di semua subsistem baik pada subsistem agribisnis hulu, on farm
Lebih terperinciKrisis ekonomi yang melanda Indonesia selama tiga tahun terakhir
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia selama tiga tahun terakhir ini telah berdampak besar bagi kehidupan bangsa lndonesia. Berbagai kegiatan usaha dan pembangunan yang
Lebih terperinci- Untuk lebih meningkatkan fokus perusahaan kepada hat-ha1
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi di dunia usaha yang berlangsung ketat, menuntut perusahaan untuk memberikan tanggapan secara cepat dan tepat agar mampu bersaing dan berkembang. Salah satu cara
Lebih terperinciindustri hilir pengolahan kayu yang menggunakan bahan baku kayu lndustri kayu lapis lndonesia di pasaran dunia mengalami
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kayu lapis merupakan salah satu produk hasil pengembangan industri hilir pengolahan kayu yang menggunakan bahan baku kayu bulatlkayu gelondongan (log). Produk ini merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia. dibandingkan dengan negara Malaysia yang sudah mencapai 25,8 kg dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang A.1. Konsumsi Daging Ayam Ras Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia baru mencapai 3,45 kg di tahun 2000 merupakan tingkat yang rendah bila dibandingkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pernberlakuan Otonorni Daerah yang diamanatkan melalui. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang terrnaktub pada pasal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernberlakuan Otonorni Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang terrnaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "lbukota Negara Republik lndonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) membawa perubahan pada pola konsumsi obat dari yang berbahan kimiawi, ke obat-obatan yang terbuat
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INDUSTRI
BAB II DESKRIPSI INDUSTRI 2.1. Pengertian Suplemen Makanan Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara,
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut yang memiliki prevalensi cukup tinggi di masyarakat. Di Indonesia, penyakit periodontal menduduki peringkat kedua
Lebih terperinciPembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk. merupakan perjuangan yang harus dilakukan secara besar-besaran dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menurut Suroto (1992), pembangunan merupakan perjuangan yang harus dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dan lancar. Oleh karena itu semua orang setuju untuk menjaga tubuhnya
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Kesehatan adalah kekayaan yang paling berharga, karena dengan tubuh yang sehat seseorang akan dapat menjalankan segala aktivitas dengan baik dan lancar. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara terbesar ketiga yang mempunyai hutan tropis terluas di dunia dan menduduki peringkat pertama di Asia Pasifik. Hal ini membuat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang dilakukan. Berikutnya diuraikan mengenai batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi, hingga
Lebih terperinciKrisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri
L PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri yang tidak berbasis pada bahan baku lokal. Pemerintah telah menggalakkan bidang agroindustri untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global pada mileniurn baru, sistern pemasaran
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan global pada mileniurn baru, sistern pemasaran langsung (direct marketing) dan penjualan langsung (direct selling) telah rnenjadi alternatif bagi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk pertanian yang sangat penting,
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk pertanian yang sangat penting, karena dibandingkan dengan bahan minuman lain, susu adalah minuman yang mendekati kesempumaan. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahoni (Swietenia macrophylla, King) termasuk pohon tropis yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini merupakan salah satu spesies terbesar dari genus Swietenia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan beraneka ragam tumbuhan. Hal ini tentunya didukung oleh iklim tropis yang dimiliki Indonesia sehingga memungkinkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Jumlah penduduk lndonesia yang besar dengan laju tingkat
L PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lndonesia yang besar dengan laju tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi merupakan pasar yang potensial bagi pemasaran berbagai jenis produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata baik di pusat daerah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat serta memiliki akses terhadap pelayanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belurn sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang. cukup rnenggernbirakan, khususnya pada sektor usaha jasa,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Bank dalam Beberapa Perspektif Kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis ekonorni rnasih belurn sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang cukup
Lebih terperinciPENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR
,p PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR Oleh : Maria Imelda Melina A. 29.0842 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciPENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR
,p PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR Oleh : Maria Imelda Melina A. 29.0842 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya akan jenis tanaman termasuk tanaman obat. Tanaman obat yang telah diketahui memiliki khasiat adalah
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA
ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam masa krisis ekonomi dewasa ini. Sektor ini membawa dampak positif ganda. Pertama, peningkatan subsitusi impor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia digerakkan oleh semua komponen usaha, mulai dari usaha besar, usaha kecil dan menengah, maupun koperasi. Salah satu faktor yang mempercepat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini
PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini prospek pengembangan produk tanaman obat semakin meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan industri obat
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan agroindustri di lndonesia pada umumnya belum memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu memanfaatkan berbagai peluang yang muncul
Lebih terperinciAgribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah kekayaan sumber daya alam hayati, yang dulu lebih berorientasi kepada bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan rempah rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap daerah yang ada di indonesia menjadi keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya. Sejak zaman dahulu, manusia khususnya masyarakat Indonesia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dielakkan. Arus globalisasi yang bergerak cepat ke arah rnasyarakat tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mernasuki abad 21, aparatur Pernerintah Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta rnenghadapi banyak tantangan yang tidak dapat dielakkan. Arus globalisasi yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank. Pesatnya pertumbuhan sektor perbankan memicu timbulnya. persaingan yang ketat di industri perbankan. Bank-bank berlomba untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia perbankan saat ini dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang sangat ketat (hyper competition) dalam memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Pesatnya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas dengan baik dibutuhkan badan yang sehat. Pola hidup sehat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Bisnis Bisnis kesehatan adalah bisnis yang sangat penting karena kesehatan merupakan salah satu syarat manusia bisa merasakan kebahagiaan.untuk bisa melakukan
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. Perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh rnanusia. dalarn kehidupan sehari-hari, dirnulai dari kebutuhan primer hingga
BAB l PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh rnanusia dalarn kehidupan sehari-hari, dirnulai dari kebutuhan primer hingga sekunder. Tercatat dalarn abad terakhir,
Lebih terperinciVII. DAMPAK BERBAGAI ALTERNATIF KEBIJAKkM-TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK SAWlT INDONESIA
VII. DAMPAK BERBAGAI ALTERNATIF KEBIJAKkM-TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK SAWlT INDONESIA Tujuan dari simulasi model adalah untuk mengilustrasikan model ECM yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyebabkan setiap negara harus mampu. bersaing satu dengan lainnya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah menyebabkan setiap negara harus mampu bersaing satu dengan lainnya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan yang ada di seluruh bidang dalarn kehidupan
Lebih terperinci