4 KISARAN INANG Chili veinal mottle virus ISOLAT LEMAH (Host Range Study of Weak Isolates of Chili veinal mottle virus)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 KISARAN INANG Chili veinal mottle virus ISOLAT LEMAH (Host Range Study of Weak Isolates of Chili veinal mottle virus)"

Transkripsi

1 22 4 KISARAN INANG Chili veinal mottle virus ISOLAT LEMAH (Host Range Study of Weak Isolates of Chili veinal mottle virus) Abstrak Chili veinal mottle virus (ChiVMV) merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai dan Solanaceae lainnya. Penelitian dilakukan di rumah kaca untuk mempelajari kisaran inang delapan ChiVMV isolat lemah (KAR, SKT, SPR, CSR, PGL, SLO, STG, dan WTE). Delapan genotipe cabai (IPB C2, IPB C13, IPB C120, Laris, IPB C8, Bara, California Wonder, dan Yolo Wonder) dan sebelas tanaman Solanaceae (Capsicum frutescens, Datura metel, D. stramonium, Lycopersicon esculentum, Nicotiana benthamiana, N. tabacum cv. Samsun, N. tabacum cv. White Burley, dan N. tabacum cv. Xanthi, Physalis floridana, Solanum melongena, dan S. nigrum) diinokulasi dengan ekstrak daun tanaman terinfeksi ChiVMV. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tanaman yang diinokulasi dengan ChiVMV isolat lemah tidak menunjukkan gejala walaupun deteksi dengan DAS-ELISA memberikan reaksi positif terhadap ChiVMV. Kisaran inang isolat-isolat ChiVMV yang diuji berbeda dengan isolat-isolat ChiVMV hasil penelitian sebelumnya. Isolat-isolat lemah ChiVMV selanjutnya perlu diuji potensinya sebagai agens proteksi silang. Katakunci : Chili veinal mottle virus, genotipe cabai, isolat lemah, Solanaceae Abstract Chili veinal mottle virus (ChiVMV) is one of the prevalent and important virus infecting chili pepper and other Solanaceae plants. A research was conducted in the screenhouse to study host range of eight weak isolates of ChiVMV (KAR, SKT, SPR, CSR, PGL, SLO, STG, and WTE). Eight genotypes of chili pepper (IPB C2, IPB C13, IPB C120, Laris, IPB C8, Bara, California Wonder, and Yolo Wonder) and eleven Solanaceae plants (Capsicum frutescens, Datura metel, D. stramonium, Lycopersicon esculentum, Nicotiana benthamiana, N. tabacum cv. Samsun, N. tabacum cv. White Burley, dan N. tabacum cv. Xanthi, Physalis floridana, Solanum melongena, and S. nigrum) were artificially inoculated with leaf extract from infected plants. No symptom was observed on plants inoculated by weak isolates of ChiVMV although detection using DAS- ELISA showed positive reaction to ChiVMV antiserum. Host range of the ChiVMV isolates tested in this study was different with those of previously reported ChiVMV isolates. Further study is required to evaluate the potency of weak strains for disease control strategy following cross protection approach. Keywords : Chili veinal mottle virus, genotype of chili pepper, weak isolates, Solanaceae

2 23 Pendahuluan Chili veinal mottle virus (ChiVMV) merupakan salah satu virus yang banyak menginfeksi cabai, terutama di daerah-daerah sentra penanaman cabai di Asia, Australia, dan Afrika. Kejadian penyakit yang disebabkan ChiVMV bahkan semakin meningkat di beberapa negara. Dilaporkan bahwa kejadian penyakit pada tanaman cabai di Pakistan akibat ChiVMV mencapai 19.6% pada tahun 1990, tetapi pada tahun 2003 sampai 2004 kejadian penyakit meningkat hingga 50%. Salah satu penyebab meningkatnya kejadian penyakit tersebut adalah sifat virus yang memiliki kisaran inang yang luas (Shah et al. 2009). Selain menginfeksi cabai besar (Capsicum annuum), ChiVMV juga dapat menginfeksi berbagai spesies tanaman dari famili Solanaceae termasuk gulmagulma yang biasa tumbuh di sekitar pertanaman cabai di lapangan. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui beberapa inang lain ChiVMV yaitu cabai kecil (C. frutescens), tomat (Lycopersicon esculentum), tembakau (Nicotiana tabacum), N. glutinosa, N. benthamiana, N. occidentalis, Datura metel, Physalis floridana, Solanum nigrum (Shah et al. 2008), D. stramonium, S. melongena (Siriwong et al. 1995). Dalam upaya mendapatkan ChiVMV isolat lemah yang akan digunakan sebagai agens proteksi silang, perlu dilakukan pengujian kisaran inang isolatisolat lemah tersebut karena salah satu kriteria untuk agens proteksi silang adalah tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan gejala lemah pada tanaman termasuk tanaman yang bukan target proteksi silang (Lecoq 1998). Strain lemah ZYMV-WK menimbulkan gejala lemah pada Cucurbitaceae (melon, ketimun, gambas, dan semangka) dan Chenopodium amaranticolor (Lecoq et al. 1991). Penelitian terdahulu (BAB 3 Eksplorasi Chili veinal mottle virus isolat lemah dari pertanaman cabai) telah mendapatkan isolat-isolat lemah ChiVMV (KAR, SPR, EAK, SKT, LGM, SKR, CSR, PGL, KRS, KMT, KRD, STG, KLT, BTL, SLO, dan WTE). Isolat-isolat tersebut merupakan isolat lapangan yang tidak menimbulkan gejala baik pada pertanaman cabai di lapangan maupun di rumah kaca (inokulasi mekanis). Penelitian dilanjutkan dengan mempelajari kisaran inang isolat-isolat lemah ChiVMV untuk memperoleh informasi isolat-isolat lemah ChiVMV yang tidak menimbulkan gejala atau menimbulkan gejala ringan pada berbagai genotipe cabai dan tanaman Solanaceae. Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Cikabayan dan Laboratorium Virologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Juni sampai September Perbanyakan Inokulum ChiVMV Delapan ChiVMV isolat lemah yang menunjukkan kejadian penyakit yang tinggi (KAR, SPR, SKT, CSR, PGL, STG, SLO, dan WTE), dan satu isolat kuat CKB dipelihara dan diperbanyak pada tanaman cabai C.annuum genotipe IPB C13 mengikuti metode yang diuraikan sebelumnya. Konfirmasi infeksi masing-

3 24 masing isolat ChiVMV pada tanaman cabai dilakukan dengan metode deteksi DAS-ELISA menggunakan antibodi ChiVMV (Clark dan Adam 1977). Inokulasi ChiVMV Isolat Lemah pada Tanaman Uji Pengujian kisaran inang isolat-isolat lemah ChiVMV dilakukan menggunakan beberapa genotipe cabai dan beberapa spesies tanaman lain dari famili Solanaceae. Genotipe cabai yang digunakan terdiri dari cabai merah besar (IPB C2, IPB C13), cabai merah keriting (IPB C120, Laris), cabai rawit (IPB C8, Bara), dan paprika (California Wonder, Yolo Wonder) (Tabel 4.1). Spesies tanaman lain yang diuji terdiri dari C. frutescens, D. metel, D. stramonium, L. esculentum, N. benthamiana, N. tabacum cv. Samsun, N. tabacum cv. White Burley, dan N. tabacum cv. Xanthi, P. floridana, S. melongena, dan S. nigrum. Masing-masing tanaman uji diinokulasi dengan isolat ChiVMV secara mekanis menggunakan cairan perasan tanaman sakit seperti yang diuraikan sebelumnya. Pengamatan dilakukan setiap hari selama empat minggu setelah inokulasi meliputi masa inkubasi, tipe gejala, dan kejadian penyakit. Tabel 4.1 Karakteristik genotipe cabai yang digunakan dalam pengujian kisaran inang isolat-isolat Chili veinal mottle virus Genotipe Asal Tipe buah IPB C2 AVRDC Besar Tahan Phytopthora IPB C13 AVRDC Besar Sangat rentan ChiVMV Tahan Geminivirus, Phytopthora IPB C120 AVRDC Keriting TI Laris Lokal komersil Keriting TI IPB C8 AVRDC Rawit Tahan ChiVMV Bara Lokal komersil Rawit Tahan ChiVMV, CMV, PVY California Wonder Lokal komersil Paprika TI Yolo Wonder Lokal komersil Paprika TI * TI, tidak ada informasi mengenai sifat ketahanan terhadap patogen tertentu. Keterangan * Sumber * Syukur (2007) Opriana (2009) Syukur (2007) TI TI Opriana (2009) Syukur (2007) Deteksi ChiVMV Menggunakan Metode Dot Immunobinding Assay (DIBA) Konfirmasi infeksi ChiVMV pada tanaman yang diinokulasi dilakukan dengan DIBA menurut metode Mahmood et al. (1997). Membran nitroselulosa (Hybond TM -P, Amersham Biosciences UK) direndam dalam metanol % selama 10 detik dan dikering anginkan. Daun tanaman terinfeksi ChiVMV digerus dalam tris buffer saline (TBS) (Tris-HCL 0.02 M dan NaCl 0.15 M, ph 7.5) dengan perbandingan 1:10 (b/v). Cairan daun tanaman tersebut diteteskan ke membran nitroselulosa sebanyak 10 µl. Setelah tetesan sampel mengering, membran direndam dalam 10 ml larutan blocking non fat milk 2% dalam TBS yang mengandung Triton X- dengan konsentrasi akhir 2%. Membran di inkubasi pada suhu ruang sambil digoyang dengan kecepatan 50 rpm selama 2 jam menggunakan EYELA multi shaker MMS. Membran dicuci 5 kali dengan dh 2 O, setiap pencucian berlangsung 5 menit sambil digoyang dengan kecepatan rpm. Membran direndam dalam 5 ml TBS yang mengandung antibodi ChiVMV 5 µl di tambah non fat milk dengan konsentrasi akhir 2%, membran di TI TI

4 25 inkubasi semalam pada suhu kamar sambil digoyang dengan kecepatan 50 rpm. Membran selanjutnya dicuci sebanyak 5 kali dengan Tween 0.05% dalam TBS (TBST). Membran direndam dalam 5 ml TBS yang mengandung konjugat 5 µl goat anti rabbit-igg (Sigma, USA) ditambah non fat milk dengan konsentrasi akhir 2%, kemudian membran diinkubasi selama menit sambil digoyang dengan kecepatan 50 rpm, selanjutnya membran dicuci dengan TBST. Membran direndam dalam larutan campuran nitro blue tetrazolium (NBT) 66 µl dan bromo chloro indolil phosphate (BCIP) µl yang dicampur dengan 10 ml bufer substrat (Tris-HCL 0.1 M, NaCL 0.1 M dan MgCl 2 5 mm) selama 5 menit. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna putih menjadi ungu pada membran nitroselulosa yang telah ditetesi cairan daun tanaman dan reaksi dapat dihentikan dengan merendam membran dengan dh 2 O, kemudian dikeringkan. Hasil dan Pembahasan Respon beberapa Genotipe Cabai terhadap Isolat Kuat ChiVMV-CKB Respon 8 genotipe cabai terhadap infeksi isolat kuat ChiVMV-CKB dapat dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan jenis gejala yaitu, 1) gejala belang berat, malformasi, ujung daun meruncing dan lamina menyempit, serta tanaman kerdil, terjadi pada genotipe IPB C13, California Wonder dan Yolo Wonder; 2) gejala belang berat, malformasi, ujung daun meruncing dan lamina menyempit, terjadi pada genotipe IPB C2 dan Laris; dan 3) tidak menunjukkan gejala sampai selesai pengamatan terjadi pada genotipe IPB C120, IPB C8, dan Bara (Tabel 4.2 dan Gambar 4.1). Konfirmasi infeksi ChiVMV-CKB melalui DIBA menunjukkan bahwa genotipe IPB C120, IPB C8, dan Bara yang tidak menunjukkan gejala ternyata positif terinfeksi ChiVMV-CKB. Tabel 4.2 Respon genotipe cabai terhadap isolat Chili veinal mottle virus-ckb (isolat kuat) Genotipe cabai IPB C2 IPB C13 IPB C120 Laris IPB C8 Bara California Wonder Yolo Wonder Masa inkubasi (hari) NA 5-6 NA NA Gejala BB,M,U BB,M,U,K TM BB,M,U TM TM BB,M,U,K BB,M,U,K Kejadian penyakit (%) * *Kejadian penyakit ditentukan berdasarkan hasil DIBA. NA, tanaman tidak menunjukkan gejala sampai selesai pengamatan. TM, tidak muncul; BB, belang berat; M, malformasi; U, ujung daun meruncing dan lamina menyempit; K, tanaman kerdil.

5 26 A B C D E F G H Gambar 4.1 Genotipe cabai yang diinokulasi dengan Chili veinal mottle virus. A) IPB C13, B) IPB C2, C) IPB C120, D) Laris, E) IPB C8, F) Bara, G) Yolo Wonder, dan H) California Wonder Hasil inokulasi isolat kuat ChiVMV-CKB pada beberapa genotipe cabai tersebut membuktikan bahwa respon tanaman terhadap infeksi virus dipengaruhi oleh sifat genetik tanaman. Goodman et al. (1986) dan Rashid et al. (2007) menyatakan kemampuan virus untuk menimbulkan gejala berbeda-beda pada setiap tanaman tergantung pada genotipe tanaman. Demikian pula Agrios (2005) menyatakan bahwa jenis gejala yang muncul pada tanaman merupakan hasil dari interaksi spesifik virus dengan tanaman, dan tanaman berpengaruh langsung terhadap infeksi virus. Isolat kuat ChiVMV-CKB mampu menginfeksi semua genotipe cabai yang digunakan dan menimbulkan gejala yang berat pada genotipe IPB C13, California Wonder, dan Yolo Wonder. Hal tersebut menunjukkan ChiVMV-CKB mempunyai gen virulen yang berperanan dalam patogenisitas, dan ketiga genotipe cabai tersebut tidak mampu menahan infeksi ChiVMV-CKB, sehingga isolat CKB bereplikasi dan menyebar dengan cepat. Laju replikasi virus ditandai dengan munculnya gejala yang berat bahkan tanaman menjadi kerdil. Menurut Agrios (2005) genotipe yang rentan terhadap isolat patogen sesungguhnya tidak mempunyai gen ketahanan yang efektif untuk mengatasi isolat tersebut. Whitham dan Wang (2004) menyatakan bahwa gen tahan dapat menjadi pasif karena mutasi spontan di alam atau keragaman genetik tanaman. Bila virus menginfeksi genotipe rentan maka virus mengkondisikan keadaan yang menguntungkan untuk infeksi dengan menekan sistem pertahanan inang. Ketika virus mengganggu sistem pertahanan tanaman, terutama yang berhubungan dengan fungsi sel, bahaya terhadap inang akibat infeksi virus yang cepat berkembang dalam jaringan adalah terjadi perubahan karakteristik fenotipe tanaman seperti munculnya gejala penyakit. Infeksi ChiVMV-CKB pada genotipe IPB C2 dan Laris menimbulkan gejala belang berat, malformasi, ujung daun meruncing dan lamina menyempit. Gejala yang ditimbulkan tersebut tidak separah gejala pada genotipe IPB C13, California Wonder, dan Yolo Wonder. Masa inkubasi ChiVMV-CKB pada IPB C2 dan Laris lebih lambat dibanding masa inkubasi pada tiga genotipe sebelumnya. Dari penelitian ini ada indikasi jenis gejala pada genotipe cabai berkorelasi dengan masa inkubasi yaitu semakin cepat masa inkubasi maka gejala semakin berat. Menurut Shah et al. (2011) faktor genetik tanaman mempengaruhi gejala yang

6 27 muncul pada cabai akibat infeksi ChiVMV. Kajian sifat genetik tanaman cabai terhadap infeksi ChiVMV perlu dilakukan agar diperoleh informasi yang lengkap. Infeksi ChiVMV-CKB pada genotipe IPB C120, IPB C8, dan Bara tidak menunjukkan gejala walaupun deteksi dengan DIBA menunjukkan hasil yang positif. Hal tersebut menunjukkan adanya pertahanan tanaman terhadap infeksi virus, sehingga tanaman dapat menekan replikasi dan pergerakan virus. Infeksi ChiVMV-CKB pada genotipe cabai tersebut tergolong bersifat laten. Menurut Keller et al. (2000) tanaman dapat terinfeksi oleh virus tetapi tanaman mampu bertahan terhadap keberadaan dan perkembangan virus sehingga muncul gejala laten. Mekanisme ketahanan ketiga genotipe ini diduga adalah membatasi replikasi dan penyebaran virus dalam tanaman. Respon beberapa Genotipe Cabai terhadap Isolat-isolat Lemah ChiVMV Delapan genotipe cabai yang sama diinokulasi dengan ChiVMV isolat lemah (SKT, SPR, KAR, CSR, PGL, SLO, STG, dan WTE) tetapi sampai akhir pengamatan (4 minggu setelah inokulasi) semua tanaman tidak menunjukkan gejala. Konfirmasi infeksi ChiVMV melalui DIBA menunjukkan bahwa 8 genotipe cabai yang diinokulasi dengan 8 ChiVMV isolat lemah ternyata positif terinfeksi (Tabel 4.3). Hasil inokulasi isolat-isolat lemah ChiVMV pada beberapa genotipe cabai tersebut membuktikan bahwa respon tanaman terhadap infeksi virus, tidak hanya dipengaruhi oleh sifat genetik tanaman tetapi juga oleh virulensi virus. Tabel 4.3 Kejadian penyakit pada berbagai genotipe cabai yang terinfeksi isolatisolat Chili veinal mottle virus Genotipe cabai IPB C2 IPB C13 IPB C120 Laris IPB C8 Bara California Wonder Yolo Wonder Isolat ChiVMV SPR SKT KAR CSR PGL STG SLO WTE CKB Kejadian penyakit (%) * *Kejadian penyakit ditentukan berdasarkan hasil DIBA. ChiVMV isolat lemah (SKT, SPR, KAR, CSR, PGL, SLO, STG, dan WTE) mampu menginfeksi berbagai genotipe cabai, mampu bereplikasi, dan menyebabkan infeksi sistemik, tetapi tidak menimbulkan gejala pada tanaman. Hal yang sama dilaporkan oleh Kosaka et al. (2006) yaitu tanaman ketimun yang diinokulasi dengan strain lemah ZYMV (ZYMV-2002) tidak menimbulkan gejala dan tidak mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman. Terdapatnya tanaman yang tidak bergejala dan variasi gejala pada genotipe cabai yang di inokulasi dengan masing-masing isolat ChiVMV memperkuat hipotesis bahwa interaksi virus dengan tanaman inang ditentukan oleh sifat

7 28 genotipe tanaman dan virulensi isolat virus. Shah et al. (2009) lebih lanjut menyatakan bahwa isolat dengan virulensi tinggi mampu menimbulkan gejala yang sangat parah pada tanaman yang terinfeksi, sedangkan isolat dengan virulensi rendah seringkali tidak menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan gejala ringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 genotipe cabai uji dapat terinfeksi baik oleh isolat kuat maupun isolat lemah. Tanaman cabai IPB C13 menunjukkan kejadian penyakit paling tinggi pada semua isolat ChiVMV dibanding genotipe cabai lainnya (Tabel 4.3), dengan demikian tanaman cabai IPB C13 dapat digunakan sebagai inang perbanyakan isolat ChiVMV baik isolat lemah maupun isolat kuat, sebagai tanaman uji pada pengujian interaksi antara ChiVMV isolat lemah dengan isolat kuat ChiVMV-CKB dan evaluasi proteksi silang. Isolat-isolat lemah ChiVMV sangat perlu dievaluasi potensinya sebagai agens proteksi silang. Respon beberapa Tanaman Solanaceae terhadap Isolat-isolat ChiVMV Menurut Siriwong et al. (1995) dan Shah (2006) kisaran inang ChiVMV terbatas pada famili Solanaceae. Selain menginfeksi berbagai genotipe cabai (C. annuum), ChiVMV dilaporkan dapat pula menginfeksi D. metel, P. floridana, S. nigrum (Shah et al. 2008), L. esculentum (Prakash et al. 2002), C. frutescens, D. stramonium (Siriwong et al. 1995). Hasil inokulasi isolat kuat ChiVMV-CKB pada 11 tanaman indikator menunjukkan bahwa tanaman yang diinokulasi tidak menunjukkan gejala sampai selesai pengamatan (Gambar 4.2), walaupun hasil deteksi dengan DIBA membuktikan bahwa C. frutescens, D. metel, D. stramonium, L. esculentum, P. floridana, S. melongena, dan S. nigrum ternyata positif terinfeksi dengan kejadian penyakit berkisar antara 20% sampai % (Tabel 4.4). Empat jenis tanaman tembakau (N. benthamiana, N. tabacum cv. Samsun, N. tabacum cv. White Burley, dan N. tabacum cv. Xanthi) tidak menunjukkan gejala dan bereaksi negatif pada deteksi ChiVMV dengan DIBA. Terbatas pada metode yang dilakukan pada penelitian ini semua isolat ChiVMV yang diuji tidak dapat menginfeksi tanaman tembakau. Dengan demikian terdapat perbedaan karakter biologi kisaran inang ChiVMV yang digunakan dalam penelitian ini dengan isolat ChiVMV lainnya yaitu isolat Pakistani, Beijing, dan Taiwan. Isolat Pakistani dapat menginfeksi N. tabacum cv. Samsun dan N. tabacum cv. White Burley (Shah et al. 2008), isolat Beijing dan Taiwan dapat menimbulkan gejala pada N. benthamiana, tetapi tidak menimbulkan gejala pada N. tabacum (Moury et al. 2005). Penelitian Tsai et al. (2008) menggunakan isolat ChiVMV dari Indonesia, yaitu Cikabayan-2 dan Pataruman, juga menghasilkan respon yang sama dimana isolat Cikabayan-2 dan Pataruman tidak dapat menginfeksi tembakau, berbeda halnya dengan 22 isolat ChiVMV lainnya dari China, India, Taiwan, dan Thailand. Perbedaan respon tanaman juga tampak pada tanaman tomat (L. esculentum). Isolat ChiVMV dapat menginfeksi tomat dengan kejadian penyakit berkisar antara 20% sampai % walaupun tidak menimbulkan gejala. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Prakash et al. (2002), tetapi kontradiksi dengan Shah et al. (2008) dimana ChiVMV isolat Pakistani tidak dapat menginfeksi L. esculentum.

8 29 Tabel 4.4 Kejadian penyakit yang disebabkan oleh isolat-isolat Chili veinal mottle virus pada tanaman Solanaceae Tanaman Solanaceae Capsicum frutescens Datura metel D. stramonium Lycopersicon esculentum Nicotiana benthamiana N. tabacum cv. Xanthi N. tabacum cv. Samsun N. tabacum cv. White Burley Physalis floridana Solanum melongena S. nigrum Isolat ChiVMV SPR SKT KAR CSR PGL STG SLO WTE CKB Kejadian penyakit (%)* *Kejadian penyakit ditentukan berdasarkan hasil DIBA. A B C D BE FA AG HA AI JA KA Gambar 4.2 Tanaman Solanaceae yang diinokulasi dengan isolat Chilli veinal mottle virus: A) Capsicum frutescens, B) Datura metel, C) Datura stramonium, D) Lycopersicon esculentum, E) Nicotiana benthamiana, F) Nicotiana tabacum cv. Samsun, G) Nicotiana tabacum cv. White Burley, H) Nicotiana tabacum cv. Xanthi, I) Physalis floridana, J) Solanum melongena, dan K) Solanum nigrum. Semua tanaman yang diinokulasi dengan ChiVMV tidak menunjukkan gejala sampai selesai pengamatan

9 Hasil inokulasi isolat-isolat lemah ChiVMV pada 11 tanaman indikator tidak menimbulkan gejala sampai akhir pengamatan. Isolat lemah dengan virulensi rendah tidak mampu menimbulkan gejala pada semua tanaman yang diinokulasi, sebaliknya isolat kuat dengan virulensi tinggi dapat menimbulkan berbagai variasi gejala mulai dari tidak bergejala sampai gejala berat tergantung pada genotipe dan tanaman yang diinfeksi. Fenomena gejala laten infeksi ChiVMV pada tanaman-tanaman indikator ini perlu diwaspadai keberadaannya karena menunjukkan potensi adanya inang alternatif (sumber inokulum) dan dapat berperan dalam kelangsungan hidup virus di lapangan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk eradikasi beberapa tanaman atau gulma yang menjadi inang ChiVMV, sehingga tanaman cabai dapat terhindar dari infeksi. Shah (2006) melaporkan infeksi ChiVMV pada gulma D. metel yang ditemukan secara alami di pertanaman cabai di Punjab. Pengujian kisaran inang isolat-isolat lemah ChiVMV membuktikan bahwa isolat-isolat lemah ChiVMV yang diuji (SKT, SPR, KAR, CSR, PGL, SLO, STG, dan WTE) memenuhi persyaratan sebagai agens proteksi silang karena tidak menimbulkan gejala pada tanaman yang diuji baik dari kelompok tanaman cabai maupun spesies Solanaceae lainnya. Kesimpulan Berdasarkan respon beberapa genotipe cabai (IPB C2, IPB C13, IPB C120, Laris, IPB C8, Bara, California Wonder, dan Yolo Wonder) dan tanaman Solanaceae lainnya (C. frutescens, D. metel, D. stramonium, L. esculentum, P. floridana, S. melongena, dan S. nigrum) terhadap infeksi ChiVMV isolat lemah, didapatkan delapan isolat lemah (KAR, SPR, SKT, CSR, PGL, STG, SLO, dan WTE) yang berpotensi sebagai agens proteksi silang. Isolat-isolat lemah tersebut selanjutnya perlu di evaluasi interaksinya dengan isolat kuat ChiVMV-CKB.

Abstrak. Kata kunci : Chili veinal mottle virus, isolat lemah, isolat kuat. Abstract

Abstrak. Kata kunci : Chili veinal mottle virus, isolat lemah, isolat kuat. Abstract 31 5 INTERAKSI ANTARA Chili veinal mottle virus ISOLAT LEMAH DENGAN ISOLAT KUAT (Interaction between Weak Isolates and Severe Isolate of Chili veinal mottle virus) Abstrak Salah satu virus yang banyak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Survei dan Identifikasi Virus yang Menginfeksi Mentimun Pengambilan Sampel

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Survei dan Identifikasi Virus yang Menginfeksi Mentimun Pengambilan Sampel 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan sejak Februari 2011 sampai Agustus 2011. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Institut Pertanian Bogor di Cikabayan, Dramaga dan Laboratorium

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Chili veinal mottle virus, isolat lemah, tanaman cabai. Abstract

Abstrak. Kata kunci : Chili veinal mottle virus, isolat lemah, tanaman cabai. Abstract 3 3 EKSPLORASI Chili veinal mottle virus ISOLAT LEMAH DARI PERTAMAN CABAI (Exploration of Weak Isolates of Chili veinal mottle virus from Chili Pepper) Abstrak Salah satu virus utama yang menginfeksi tanaman

Lebih terperinci

ISOLAT LEMAH SEBAGAI AGENS PROTEKSI SILANG PADA TANAMAN CABAI

ISOLAT LEMAH SEBAGAI AGENS PROTEKSI SILANG PADA TANAMAN CABAI 41 6 EVLUSI KEMMPUN Chili veinal mottle virus ISOLT LEMH SEGI GENS PROTEKSI SILNG PD TNMN CI (Evaluation of Weak Isolates of Chili veinal mottle virus for gent of Cross Protection in Chili Pepper) bstrak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Persiapan Lahan dan Tanaman Uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Persiapan Lahan dan Tanaman Uji 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Cikabayan dan Laboratorium Virologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun Bogor dikenal sebagai salah satu daerah sentra pertanian khususnya tanaman hortikultura seperti buah-buahan, cabai, tomat, kacang panjang,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kisaran Inang Potyvirus Isolat Nilam Bogor Tanaman nilam sakit banyak terdapat di daerah Bogor yang memperlihatkan gejala mosaik dengan ciri-ciri hampir sama dengan yang pernah diutarakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Uji serologi ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian serta pembacaan nilai absorban

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Penanaman Tanaman Uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Penanaman Tanaman Uji 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Cikabayan, University Farm, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Laboratorium Virologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dua yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dua yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman cabai yang dibudidayakan di Indonesia dikelompokkan menjadi dua yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Cabai besar dicirikan

Lebih terperinci

L.) WIWIN WIDIANINGSIH DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

L.) WIWIN WIDIANINGSIH DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Pengaruh Waktu Inokulasi Chilli veinal mottle potyvirus (ChiVMV) terhadap Kejadian Penyakit dan Pertumbuhan Vegetatif Tiga Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) WIWIN WIDIANINGSIH DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

Lebih terperinci

Eksplorasi Isolat Lemah Chili Veinal Mottle Potyvirus pada Pertanaman Cabai di Jambi, Sumatera Barat, dan Jawa Barat

Eksplorasi Isolat Lemah Chili Veinal Mottle Potyvirus pada Pertanaman Cabai di Jambi, Sumatera Barat, dan Jawa Barat Asniwita et al.: Eksplorasi Isolat Chili Veinal Mottle J. Hort. Potyvirus J. Hort. Vol. 222(2):181-186, pada Pertanaman 212... Eksplorasi Isolat Chili Veinal Mottle Potyvirus pada Pertanaman Cabai di Jambi,

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN UMUM

VII. PEMBAHASAN UMUM VII. PEMBAHASAN UMUM Tanaman cabai (Capsicum annuum) merupakan salah satu komoditas andalan hortikultura di Indonesia. Tanaman tersebut ditanam di seluruh provinsi di Indonesia dan memiliki nilai ekonomis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Cendawan Endofit terhadap Gejala dan Titer ChiVMV pada Tanaman Cabai Tanaman cabai varietas TM88 yang terinfeksi ChiVMV menunjukkan gejala yang ringan yaitu hanya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Inokulasi Virus Tungro pada Varietas Hibrida dan Beberapa Galur Padi di Rumah Kaca Pengaruh Infeksi Virus Tungro terhadap Tipe Gejala Gambar 2 menunjukkan variasi

Lebih terperinci

Koleksi, Pemurnian Dan Uji Hayati Isolat-Isolat Virus CMV Asal Sumatera Utara

Koleksi, Pemurnian Dan Uji Hayati Isolat-Isolat Virus CMV Asal Sumatera Utara Koleksi, Pemurnian Dan Uji Hayati Isolat-Isolat Virus CMV Asal Sumatera Utara Edy Batara Mulya Siregar Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Latar Belakang Virus Mosaik

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai 77 PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai Varietas cabai yang tahan terhadap infeksi Begomovirus, penyebab penyakit daun keriting kuning, merupakan komponen utama yang diandalkan dalam upaya pengendalian

Lebih terperinci

III. VIRULENSI BEBERAPA ISOLAT Chilli Veinal mottle Potyvirus PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) Abstrak

III. VIRULENSI BEBERAPA ISOLAT Chilli Veinal mottle Potyvirus PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) Abstrak III. VIRULENSI BEBERAPA ISOLAT Chilli Veinal mottle Potyvirus PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) Abstrak Infeksi Chilli veinal mottle potyvirus (ChiVMV) di daerah sentra tanaman cabai di Indonesia dilaporkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi Antiserum terhadap TICV pada Jaringan Tanaman Tomat

HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi Antiserum terhadap TICV pada Jaringan Tanaman Tomat 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi Antiserum terhadap TICV pada Jaringan Tanaman Tomat Reaksi antiserum TICV terhadap partikel virus yang terdapat di dalam jaringan tanaman tomat telah berhasil diamati melalui

Lebih terperinci

KISARAN INANG Zucchini yellow mosaic virus ISOLAT KABOCA HIJAU (Cucurbita pepo L.) TITAH NURJANNAH

KISARAN INANG Zucchini yellow mosaic virus ISOLAT KABOCA HIJAU (Cucurbita pepo L.) TITAH NURJANNAH KISARAN INANG Zucchini yellow mosaic virus ISOLAT KABOCA HIJAU (Cucurbita pepo L.) TITAH NURJANNAH DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

7 KARAKTER MOLEKULER Chili veinal mottle virus ISOLAT LEMAH (Molecular Characterization of Weak Isolates of Chili veinal mottle virus)

7 KARAKTER MOLEKULER Chili veinal mottle virus ISOLAT LEMAH (Molecular Characterization of Weak Isolates of Chili veinal mottle virus) 55 7 AKTER MOLEKULER Chili veinal mottle virus ISOLAT LEMAH (Molecular Characterization of Weak Isolates of Chili veinal mottle virus) Abstrak Pre-imunisasi dengan isolat-isolat lemah Chili veinal mottle

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil 11 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Virus Terbawa Benih Uji serologi menggunakan teknik deteksi I-ELISA terhadap delapan varietas benih kacang panjang yang telah berumur 4 MST menunjukkan bahwa tujuh varietas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Serangga Vektor

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Serangga Vektor HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Serangga Vektor Kutudaun Aphis craccivora yang dipelihara dan diidentifikasi berasal dari pertanaman kacang panjang, sedangkan A. gossypii berasal dari pertanaman cabai.

Lebih terperinci

PREVALENSI VIRUS PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) DI KABUPATEN BOGOR, CIANJUR DAN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

PREVALENSI VIRUS PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) DI KABUPATEN BOGOR, CIANJUR DAN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT i PREVALENSI VIRUS PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) DI KABUPATEN BOGOR, CIANJUR DAN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT MARTIN BASTIAN DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan dan Rumah Kaca University Farm, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

melakukan inokulasi langsung pada buah pepaya selanjutnya mengamati karakter yang berhubungan dengan ketahanan, diantaranya masa inkubasi, diameter

melakukan inokulasi langsung pada buah pepaya selanjutnya mengamati karakter yang berhubungan dengan ketahanan, diantaranya masa inkubasi, diameter PEMBAHASAN UMUM Pengembangan konsep pemuliaan pepaya tahan antraknosa adalah suatu kegiatam dalam upaya mendapatkan genotipe tahan. Salah satu metode pengendalian yang aman, murah dan ramah lingkungan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan rumah kaca Hama dan Penyakit dan rumah kaca Balai penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO), Bogor; pada bulan Oktober

Lebih terperinci

Kisaran Inang Bean Common Mosaic Virus (Bcmv) Penyebab Penyakit Mosaik Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Kisaran Inang Bean Common Mosaic Virus (Bcmv) Penyebab Penyakit Mosaik Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Kisaran Inang Bean Common Mosaic Virus (Bcmv) Penyebab Penyakit Mosaik Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) A. A. GEDE PUTRA ADHITYA 1 I GEDE RAI MAYA TEMAJA 1 NI NENGAH DARMIATI 1 I DEWA NYOMAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi Pengambilan Sampel Tanaman Sakit Deteksi Virus dengan Indirect-Enzyme-Linked Immunosorbent Assay

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi Pengambilan Sampel Tanaman Sakit Deteksi Virus dengan Indirect-Enzyme-Linked Immunosorbent Assay BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Virologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, rumah kaca Kebun Percobaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan di Rumah Kaca, University Farm,

Lebih terperinci

Penggunaan Galur Lemah Chili veinal mottle virus untuk Proteksi Silang. The Use of Mild Strains of Chili veinal mottle virus for Cross Protection

Penggunaan Galur Lemah Chili veinal mottle virus untuk Proteksi Silang. The Use of Mild Strains of Chili veinal mottle virus for Cross Protection ISSN: 2339-249 Volume 9, Nomor 5, Oktober 2013 Halaman 5 152 DOI: 10.692/jfi.9.5.5 Penggunaan Galur Lemah Chili veinal mottle virus untuk Proteksi Silang The Use of Mild Strains of Chili veinal mottle

Lebih terperinci

Sherli Anggraini, Sri Hendrastuti Hidayat* Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK ABSTRACT. reverse transcription-polymerase chain reaction

Sherli Anggraini, Sri Hendrastuti Hidayat* Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK ABSTRACT. reverse transcription-polymerase chain reaction ISSN: 23392479 Volume 10, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 17 22 DOI: 10.14692/jfi.10.1.17 Sensitivitas Metode Serologi dan Polymerase Chain Reaction untuk Mendeteksi Bean Common Mosaic Potyvirus pada Kacang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit 5 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman dan Kebun Percobaan Leuwikopo, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari Oktober 2010

Lebih terperinci

DETEKSI DAN IDENTIFIKASI Cymbidium Mosaik Virus (CyMV) PADA TANAMAN ANGGREK FITRI MENISA

DETEKSI DAN IDENTIFIKASI Cymbidium Mosaik Virus (CyMV) PADA TANAMAN ANGGREK FITRI MENISA DETEKSI DAN IDENTIFIKASI Cymbidium Mosaik Virus (CyMV) PADA TANAMAN ANGGREK FITRI MENISA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK FITRI MENISA. Deteksi dan Identifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian 14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan

Lebih terperinci

UJI KERAGAMAN KISARAN INANG TERHADAP PENULARAN BEAN COMMON MOSAIC VIRUS PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis) DI BALI

UJI KERAGAMAN KISARAN INANG TERHADAP PENULARAN BEAN COMMON MOSAIC VIRUS PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis) DI BALI Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2015 UJI KERAGAMAN KISARAN INANG TERHADAP PENULARAN BEAN COMMON MOSAIC VIRUS PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis) DI BALI Trisna A.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB (PKBT-IPB) Pasir Kuda, Desa Ciomas, Bogor, dan Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Mikrobiologi dan Kesehatan

Lebih terperinci

Infeksi Cucumber mosaic virus dan Chilli veinal mottle virus pada Cabai di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu

Infeksi Cucumber mosaic virus dan Chilli veinal mottle virus pada Cabai di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu ISSN: 0215-7950 Volume 8, Nomor 4, Agustus 2012 Halaman 110-115 Infeksi Cucumber mosaic virus dan Chilli veinal mottle virus pada Cabai di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Infection of Cucumber mosaic

Lebih terperinci

PENGARUH TETUA BETINA PADA PEWARISAN KETAHANAN CABAI TERHADAP CHILI VEINAL MOTTLE VIRUS DALAM POPULASI PERSILANGAN PBC495XPBC275

PENGARUH TETUA BETINA PADA PEWARISAN KETAHANAN CABAI TERHADAP CHILI VEINAL MOTTLE VIRUS DALAM POPULASI PERSILANGAN PBC495XPBC275 Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2012 Vol. 1 No.1 Hal : 43-47 ISSN 2302-6308 PENGARUH TETUA BETINA PADA PEWARISAN KETAHANAN CABAI TERHADAP CHILI VEINAL MOTTLE VIRUS DALAM POPULASI PERSILANGAN

Lebih terperinci

Identifikasi Sumber Daya Genetik Kedelai Tahan Penyakit Virus Kerdil Kedelai

Identifikasi Sumber Daya Genetik Kedelai Tahan Penyakit Virus Kerdil Kedelai Identifikasi Sumber Daya Genetik Kedelai Tahan Penyakit Virus Kerdil Kedelai Asadi* dan Nurwita Dewi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Jl. Tentara Pelajar

Lebih terperinci

METODE DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RESPON KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE CABAI TERHADAP INFEKSI CHILLI VEINAL MOTTLE POTYVIRUS (ChiVMV) ENDANG OPRIANA

METODE DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RESPON KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE CABAI TERHADAP INFEKSI CHILLI VEINAL MOTTLE POTYVIRUS (ChiVMV) ENDANG OPRIANA METODE DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RESPON KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE CABAI TERHADAP INFEKSI CHILLI VEINAL MOTTLE POTYVIRUS (ChiVMV) ENDANG OPRIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Infeksi Virus pada Tanaman Cucurbitaceae di Lapangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Infeksi Virus pada Tanaman Cucurbitaceae di Lapangan HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Infeksi Virus pada Tanaman Cucurbitaceae di Lapangan Sampel Cucurbitaceae dari lapangan menunjukkan gejala yang bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala pada tanaman mentimun

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN V (HIBRIDISASI) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 HIBRIDISASI DOT BLOT TUJUAN blot) Praktikum ini

Lebih terperinci

DETEKSI VIRUS-VIRUS UTAMA BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DAN BAWANG PUTIH (A. sativum L) DARI DAERAH JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH KADWATI

DETEKSI VIRUS-VIRUS UTAMA BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DAN BAWANG PUTIH (A. sativum L) DARI DAERAH JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH KADWATI DETEKSI VIRUS-VIRUS UTAMA BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DAN BAWANG PUTIH (A. sativum L) DARI DAERAH JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH KADWATI DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Deteksi dan Kajian Kisaran Inang Virus Penyebab Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai

Deteksi dan Kajian Kisaran Inang Virus Penyebab Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai Hayati, Maret 2006, hlm. 16 Vol. 13, No. 1 ISSN 08548587 Deteksi dan Kajian Kisaran Inang Virus Penyebab Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai Detection and Host Range Study of Virus Associated with Pepper

Lebih terperinci

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Isolasi dan perbanyakan sumber inokulum E. carotovora dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Tabel 6.2 Gejala infeksi tiga strain begomovirus pada beberapa genotipe tanaman tomat Genotipe

Tabel 6.2 Gejala infeksi tiga strain begomovirus pada beberapa genotipe tanaman tomat Genotipe 134 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Gejala Infeksi Strain Begomovirus pada Genotipe Tanaman Tomat Hasil inokulasi tiga strain begomovirus terhadap genotipe tanaman tomat menunjukkan gejala yang beragam (Tabel

Lebih terperinci

EVALUASI KETAHANAN 14 GENOTIPE CABAI TERHADAP INFEKSI CHIVMV (CHILLI VEINAL MOTTLE VIRUS) 1)

EVALUASI KETAHANAN 14 GENOTIPE CABAI TERHADAP INFEKSI CHIVMV (CHILLI VEINAL MOTTLE VIRUS) 1) EVALUASI KETAHANAN 14 GENOTIPE CABAI TERHADAP INFEKSI CHIVMV (CHILLI VEINAL MOTTLE VIRUS) 1) (Evaluation of Resistance to Chilli Veinal Mottle Virus on 14 Chillipepper Genotypes) Zahratul Millah 2) 1 Sebagian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 Maret 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Partikel TICV berbentuk seperti benang, memanjang (filamentous) dan lentur (flexuous) (Liu et al. 2000)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Partikel TICV berbentuk seperti benang, memanjang (filamentous) dan lentur (flexuous) (Liu et al. 2000) 4 TINJAUAN PUSTAKA Tomato infectious chlorosis virus Tomato infectious chlorosis virus (TICV) diklasifikasikan dalam famili Closteroviridae yang terdiri dari 2 genus yaitu Closterovirus dan Crinivirus

Lebih terperinci

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250 86 Lampiran 1. Larutan yang digunakan pada medium RPMI 1640 RPMI 1640 medium 10,4 g Penisilin G 100.000 IU Streptomisin 100 mg Gentamisin 5 mg Kanamisin 250 µg Semua bahan tersebut dilarutkan kedalam 1000

Lebih terperinci

DETEKSI POTYVIRUS PADA NILAM (Pogostemon Cablin (BLANCO) BENTH) DENGAN TEKNIK ELISA DI SULAWESI TENGGARA

DETEKSI POTYVIRUS PADA NILAM (Pogostemon Cablin (BLANCO) BENTH) DENGAN TEKNIK ELISA DI SULAWESI TENGGARA JURNAL AGROTEKNOS Maret 2014 Vol. 4 No. 1. Hal 53-57 ISSN: 2087-7706 DETEKSI POTYVIRUS PADA NILAM (Pogostemon Cablin (BLANCO) BENTH) DENGAN TEKNIK ELISA DI SULAWESI TENGGARA Detection of Potyvirus on Patchouli

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengaruh Perlakuan Ekstrak Tumbuhan terhadap Waktu Inkubasi, Kejadian Penyakit, Keparahan, dan NAE Waktu inkubasi. Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh beragam waktu

Lebih terperinci

Inang Alternatif Cucumber Mosaic Virus (CMV) Penyebab Penyakit Mosaik pada Tanaman Mentimun

Inang Alternatif Cucumber Mosaic Virus (CMV) Penyebab Penyakit Mosaik pada Tanaman Mentimun 622 Inang Alternatif Cucumber Mosaic Virus (CMV) Penyebab Penyakit Mosaik pada Tanaman Mentimun Pandawani Ni Putu (1), Farida Hanum (2) dan Suryani Ni Nyoman (3) (1) (2)Fakultas Pertanian (3) Fakultas

Lebih terperinci

KISARAN INANG Squash mosaic comovirus ISOLAT OYONG (Luffa acutangula L. Roxb) EGI PUSPITA SARI

KISARAN INANG Squash mosaic comovirus ISOLAT OYONG (Luffa acutangula L. Roxb) EGI PUSPITA SARI KISARAN INANG Squash mosaic comovirus ISOLAT OYONG (Luffa acutangula L. Roxb) EGI PUSPITA SARI DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI PEN.GENDALlAN HAMA TERPADU TANAMAN CABAl PADA PETANI Dl 'KECAMATAN PABUARAN DAN PATOKBEUSI KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

LAPORAN SURVEI PEN.GENDALlAN HAMA TERPADU TANAMAN CABAl PADA PETANI Dl 'KECAMATAN PABUARAN DAN PATOKBEUSI KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT LAPORAN SURVEI PEN.GENDALlAN HAMA TERPADU TANAMAN CABAl PADA PETANI Dl 'KECAMATAN PABUARAN DAN PATOKBEUSI KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT ACWMAD Oleh MUNANBAR -- JURUSAN HAMA DAN PE~KIT ~urn- FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

IV RESPON TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP CUCUMBER MOSAIC VIRUS DAN CHILLI VEINAL MOTTLE VIRUS

IV RESPON TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP CUCUMBER MOSAIC VIRUS DAN CHILLI VEINAL MOTTLE VIRUS IV RESPON TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP CUCUMBER MOSAIC VIRUS DAN CHILLI VEINAL MOTTLE VIRUS Abstrali Percobaan untuk mengetahui respon 6 tetua dan 15 hibridanya terhadap infeksi Chfl dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green House dan Laboratorium Genetika dan Molekuler jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sayuran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sayuran yang sering ditemui di pasar tradisional dan merupakan komoditas yang dapat dikembangkan untuk perbaikan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari

Lebih terperinci

UJI KISARAN INANG POTYVIRUS PENYEBAB MOSAIK NILAM (Pogostemon cablin (Blanco) Benth) ASAL SULAWESI TENGGARA

UJI KISARAN INANG POTYVIRUS PENYEBAB MOSAIK NILAM (Pogostemon cablin (Blanco) Benth) ASAL SULAWESI TENGGARA JURNAL AGROTEKNOS Nopember 2014 Vol. 4 No. 3. Hal 194-201 ISSN: 2087-7706 UJI KISARAN INANG POTYVIRUS PENYEBAB MOSAIK NILAM (Pogostemon cablin (Blanco) Benth) ASAL SULAWESI TENGGARA Host Range Test of

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA MOLEKULAR HIBRIDISASI SOUTHERN KHAIRUL ANAM P /BTK

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA MOLEKULAR HIBRIDISASI SOUTHERN KHAIRUL ANAM P /BTK LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA MOLEKULAR HIBRIDISASI SOUTHERN KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 0 HIBRIDISASI SOUTHERN PENDAHULUAN Hibridisasi Southern

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2006 sampai dengan Januari 2008. Penelitian bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi,

Lebih terperinci

Penggunaan ELISA untuk Mendeteksi Cucumber Mosaic Virus dan Tobacco Mosaic Virus pada Tanaman Cabai

Penggunaan ELISA untuk Mendeteksi Cucumber Mosaic Virus dan Tobacco Mosaic Virus pada Tanaman Cabai Penggunaan ELISA untuk Mendeteksi Cucumber Mosaic Virus dan Tobacco Mosaic Virus pada Tanaman Cabai (The Use of ELISA Technique in Detecting Cucumber Mosaic Virus and Tobacco Mosaic Virus on Pepper) MUHAMMAD

Lebih terperinci

POTENSI LIMA EKSTRAK TUMBUHAN DALAM MENEKAN INFEKSI VIRUS MOSAIK PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna unguiculata subsp.

POTENSI LIMA EKSTRAK TUMBUHAN DALAM MENEKAN INFEKSI VIRUS MOSAIK PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna unguiculata subsp. POTENSI LIMA EKSTRAK TUMBUHAN DALAM MENEKAN INFEKSI VIRUS MOSAIK PADA TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna unguiculata subsp. sesquipedalis) LULU KURNIANINGSIH DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai Maret 2010 sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Terpadu Bagian Mikrobiologi Medik dan laboratorium Bakteriologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 1. Evaluasi respon ketahanan tanaman terhadap infeksi ChiVMV

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 1. Evaluasi respon ketahanan tanaman terhadap infeksi ChiVMV BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di rumah kaca Kebun UF IPB, Tajur dan di rumah kaca kedap serangga Departemen Proteksi Tanaman Faperta IPB, Cikabayan, dari bulan Juli

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014. Isolasi dan karakterisasi penyebab penyakit dilakukan di Laboratorium Penyakit

Lebih terperinci

TESIS. DETEKSI SIMULTAN CMV DAN ChiVMV PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN CABAI RAWIT (CAPSICUM FRUTESCENS L.) DENGAN DUPLEX RT-PCR

TESIS. DETEKSI SIMULTAN CMV DAN ChiVMV PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN CABAI RAWIT (CAPSICUM FRUTESCENS L.) DENGAN DUPLEX RT-PCR TESIS DETEKSI SIMULTAN CMV DAN ChiVMV PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN CABAI RAWIT (CAPSICUM FRUTESCENS L.) DENGAN DUPLEX RT-PCR diawasi dandidukung dengan I GEDE AGUS ADI CHANDRA PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB IX PEMBAHASAN UMUM

BAB IX PEMBAHASAN UMUM 120 BAB IX PEMBAHASAN UMUM Salah satu penyebab rendahnya produktivitas serat abaka antara lain karena adanya penyakit layu Fusarium atau Panama disease yang ditimbulkan oleh cendawan Fusarium oxysporum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencapai 4,35 ton/ha, sementara potensi produksi cabai dapat mencapai 10

I. PENDAHULUAN. mencapai 4,35 ton/ha, sementara potensi produksi cabai dapat mencapai 10 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi cabai di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan cabai nasional sehingga pemerintah harus mengimpor cabai yang mencapai lebih dari 16.000 ton per tahun (DBPH,

Lebih terperinci

PENGARUH INFEKSI Squash mosaic comovirus TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT MOSAIK PADA LIMA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis sativus L.) ERIKA ROSMINIM D PURBA

PENGARUH INFEKSI Squash mosaic comovirus TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT MOSAIK PADA LIMA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis sativus L.) ERIKA ROSMINIM D PURBA i PENGARUH INFEKSI Squash mosaic comovirus TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT MOSAIK PADA LIMA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis sativus L.) ERIKA ROSMINIM D PURBA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Ketahanan dan Karakter Fenotipe Galur Mutan (M 2 ) Cabai terhadap Chilli Veinal Mottle Virus

Ketahanan dan Karakter Fenotipe Galur Mutan (M 2 ) Cabai terhadap Chilli Veinal Mottle Virus Jurnal AgroBiogen 11(2):73 80 Ketahanan dan Karakter Fenotipe Galur Mutan (M 2 ) Cabai terhadap Chilli Veinal Mottle Virus (Resistance and Phenotypic Character of Chili M 2 Mutant Lines Against Chilli

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia. Tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang baik pada berbagai kondisi lingkungan. Luas lahan pertanaman

Lebih terperinci

Studi Pembuatan Antiserum Poliklonal untuk Deteksi Cepat Virus Mosaik Mentimun pada Krisan

Studi Pembuatan Antiserum Poliklonal untuk Deteksi Cepat Virus Mosaik Mentimun pada Krisan J. Hort. 15(2):124-128, 2005 Studi Pembuatan Antiserum Poliklonal untuk Deteksi Cepat Virus Mosaik Mentimun pada Krisan Rahardjo, I.B., A. Muharam, dan Y. Sulyo Balai Penelitian Tanaman Hias, Jl. Raya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu sayuran penting

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu sayuran penting I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu sayuran penting terutama daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan bumbu masak (rempah-rempah),

Lebih terperinci

E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 6, No. 3, Juli 2017

E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 6, No. 3, Juli 2017 Pengaruh Infeksi Beberapa Jenis Virus Terhadap Penurunan Hasil Produksi Tanaman Tomat ( Solanum lycopersicum Mill.) Di Dusun Marga Tengah, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar IDA BAGUS GEDE

Lebih terperinci

Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005)

Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005) 36 LAMPIRAN 37 Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005) Nilai toksisitas Non-Manusia : Rat LD50 oral 5,3 g / kg; Mouse LD50 oral 2 g / kg; Ip Mouse LD50 0,9-1,3 g / kg; LD50

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SPESIES POTYVIRUS PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens L.) MELALUI SIKUEN NUKLEOTIDA GEN Coat Protein

IDENTIFIKASI SPESIES POTYVIRUS PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens L.) MELALUI SIKUEN NUKLEOTIDA GEN Coat Protein IDENTIFIKASI SPESIES POTYVIRUS PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens L.) MELALUI SIKUEN NUKLEOTIDA GEN Coat Protein I Gede Rian Pramarta 1, I Gede Rai Maya Temaja 1*), I Dewa

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Isolasi Kandidat RPPT dari Rizosfer

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Isolasi Kandidat RPPT dari Rizosfer 25 dikeringkan untuk mengetahui biomas keringnya. Data dari parameter jumlah bunga, buah, panjang batang, biomas basah dan kering dianalisis dengan One-Way Analisis of Variance (AOV) dengan program Statistix

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Survei penyakit klorosis dan koleksi sampel tanaman tomat sakit dilakukan di sentra produksi tomat di daerah Cianjur, Cipanas, Lembang, dan Garut. Deteksi

Lebih terperinci

KARAKTERISASI BEGOMOVIRUS PENYEBAB PENYAKIT DAUN KERITING PADA MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DWIWIYATI NURUL SEPTARIANI

KARAKTERISASI BEGOMOVIRUS PENYEBAB PENYAKIT DAUN KERITING PADA MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DWIWIYATI NURUL SEPTARIANI KARAKTERISASI BEGOMOVIRUS PENYEBAB PENYAKIT DAUN KERITING PADA MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DWIWIYATI NURUL SEPTARIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Sampel yang akan diuji kemudian dimasukkan ke dalam sumuran-sumuran cawan ELISA sesuai dengan pola yang telah ditentukan. Setiap sumuran cawan berisi sebanyak 100 μl sampel. Cawan ELISA kemudian diinkubasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Februari sampai dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Perbanyakan Propagul Agens Antagonis Perbanyakan Massal Bahan Pembawa Biopestisida

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Perbanyakan Propagul Agens Antagonis Perbanyakan Massal Bahan Pembawa Biopestisida 7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 4, No. 1, Januari 2015

E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 4, No. 1, Januari 2015 Deteksi Cucumber Mosaic Virus (CMV) dan Chili Veinal Mottle Virus (ChiVMV) pada Gulma Commelina spp. di Pertanaman Cabai (Capsicum spp.) Melalui Teknik Uji Serologi dan Molekuler NI KADEK VENIARI 1 KETUT

Lebih terperinci

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono Famili Solanaceae Rommy A Laksono Suku terong-terongan atau Solanaceae adalah salah satu suku tumbuhan berbunga. Suku ini memiliki nilai ekonomi cukup tinggi bagi kepentingan manusia. Beberapa anggotanya,

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi

Lebih terperinci

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Cabai TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Tanaman cabai dapat ditanam mulai dari ketinggian permukaan laut hingga 13.000 m. Tanaman ini memerlukan cuaca yang panas untuk pertumbuhannya. Suhu siang yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyediaan Isolat dan Karakterisasi Bakteri Xanthomonas campestris

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyediaan Isolat dan Karakterisasi Bakteri Xanthomonas campestris 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai Nopember 2011 sampai dengan Maret 2012 di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tomat Tanaman tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat banyak dibudidayakan, baik di Indonesia maupun di dunia. Ada berbagai jenis tanaman tomat yang

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU PROSES INFEKSI DAN GEJALA SERANGAN TOBACCO MOZAIC VIRUS PADA TANAMAN TEMBAKAU Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang 11 MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Penelitian dilakukan di kandang FKH-IPB. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci