ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN STASIUN GILING MENGGUNAKAN PERBANDINGAN METODE OEE, RAOUF OEE, OWEE (Studi Kasus PG Krebet Baru II Malang)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN STASIUN GILING MENGGUNAKAN PERBANDINGAN METODE OEE, RAOUF OEE, OWEE (Studi Kasus PG Krebet Baru II Malang)"

Transkripsi

1 ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN STASIUN GILING MENGGUNAKAN PERBANDINGAN METODE OEE, RAOUF OEE, OWEE (Studi Kasus PG Krebet Baru II Malang) Equipment Effectivity Analysis on The Milling Station Using The Comparation of OEE, Raouf OEE and OWEE Methods (Case Study at PG Krebet Baru II Malang) Mokhamad Midori 1) *, Usman Effendi 2), Mas ud Effendi 2) 1) Alumni jurusan TIP 2) staff pengajar jurusan TIP Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang * mokhamadmidori@yahoo.co.id ABSTRAK PG Krebet Baru II adalah salah satu pabrik gula yang dimiliki Indonesia. Permasalahan di PG Krebet Baru II terkait dengan keadaan stasiun giling yang mengalami kegagalan produksi disebabkan karena terjadi kerusakan peralatan pada stasiun giling. Tingkat kerusakan pada stasiun giling sering mengalami kerusakan dibandingkan dengan stasiun lain yaitu pada stasiun giling mengalami downtime (jam henti) selama jam, stasiun listrik selama 16.8 jam, stasiun ketel selama 8.58 jam, stasiun pabrik tengah selama 6.37 jam dan stasiun puteran selama 0.75 jam. Hasil perhitungan overall equipment effectiveness (OEE) pada stasiun giling PG Krebet Baru II selama periode Juni-November 2012, telah memenuhi standar dengan rata-rata nilai sebesar %, rata-rata nilai availability sebesar 98.10%, rata-rata nilai performance efficiency sebesar 93.84%, dan rata-rata nilai rate of quality product sebesar 99.05%. Hasil pembobotan metode AHP dan ROC didapatkan rate of quality product pada semua peralatan memiliki bobot lebih besar dibandingkan dengan performance efficiency dan availability. Berdasarkan metode AHP dan ROC didapatkan prioritas pertama yaitu rate of quality product, prioritas kedua yaitu performance efficiency dan prioritas ketiga yaitu availability. Berdasarkan hasil perbandingan ketiga metode OEE, Raouf OEE dan OWEE, didapatkan nilai OEE modifikasi (Raouf OEE dan OWEE) memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan hasil nilai OEE, dengan nilai rata-rata nilai Raouf OEE sebesar % dan nilai rata-rata OWEE sebesar %. Kata Kunci: AHP, Overall equipment effectiveness, Raouf OEE dan OWEE, ROC. ABSTRACT PG Krebet baru II is one of the sugar mills owned by Indonesia. Some problems that often occur in PG Krebet Baru II are production failure due to equipment damage at the ground station. It may cause the halt of sap production process. The ground stations are more often damaged than the other stations with experiencing hours, 16.8 hours, 8.58 hours, 6.37 hours and 0,75 hours of downtime, power station, boiler station, central station plants and Puteran station, respectively. The result of overall equipment effectiveness (OEE) at the PG Krebet Baru II ground station during June to November 2012, have reach the standart complete with value average %, value average of availability is 98.10%, performance efficiency 93.84% and rate of quality product is 99.05%. The results of AHP and ROC, show that all equipment rate of quality product have greater weight than the performance efficiency and availability. Based on AHP and ROC method result, show the first priority is rate of quality product, the second priority is performance efficiency and the third priority is availability. Based on the comparison of three methods, OEE modification (Raouf OEE and OWEE) has a greater value than OEE results, with value average of Raouf OEE % and value average of OWEE % Keyword : AHP, Overall equipment effectiveness, Raouf OEE dan OWEE, ROC. 1

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada sektor industri manufaktur, perbaikan dari sistem manufaktur merupakan salah satu usaha perbaikan yang intensif dilakukan. Selain itu, kinerja dari peralatan-peralatan yang digunakan harus diperbaiki, sehingga peralatan dapat digunakan seoptimal mungkin. Perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi target produksi yang telah ditentukan dengan tepat waktu, produk yang berkualitas serta mampu bersaing dengan produk lain. Hal tersebut dapat dicapai dengan sistem produksi yang handal dan lancar, salah satunya adalah dengan mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas peralatan dan mesin di perusahaan tersebut. Pengukuran efektivitas dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan usaha-usaha untuk meningkatkan efektivitas peralatan dan mesin-mesin. PG Krebet Baru II adalah salah satu pabrik gula yang dimiliki Indonesia. Permasalahan yang sering terjadi di PG Krebet Baru II terkait dengan keadaan stasiun giling yang mengalami kegagalan produksi disebabkan karena terjadi kerusakan peralatan pada stasiun giling. Tingkat kerusakan pada stasiun giling sering mengalami kerusakan dibandingkan dengan stasiun lain. Downtime (jam henti) stasiun giling selama jam, stasiun listrik selama 16.8 jam, stasiun ketel selama 8.58 jam, stasiun pabrik tengah selama 6.37 jam dan stasiun puteran selama 0.75 jam. Overall equipment effectiveness (OEE) adalah metode yang telah banyak diaplikasikan oleh banyak perusahaan di dunia karena kemampuannya dalam mengidentifikasikan secara jelas akar permasalahan dan faktor penyebabnya sehingga membuat usaha perbaikan menjadi lebih terfokus. Perhitungan modifikasi OEE diantaranya adalah Raouf OEE dan OWEE (overall weighting equipment effectiveness). Analytical hierarchy process (AHP) digunakan dengan tujuan untuk menyusun bobot dan prioritas menggunakan matriks perbandingan berpasangan dari alternatif yang ada untuk digunakan dalam Raouf OEE. Metode AHP diaplikasikan untuk menentukan prioritas dan bobot dari kriteria OEE (availibility, performance efficiency dan rate of quality product). Sedangkan, metode rank-order centroid merupakan cara sederhana memberikan bobot kepada sejumlah peringkat/prioritas item sesuai dengan tingkat kepentingan item untuk dihitung dengan OWEE. Berdasarkan perhitungan OEE murni dan OEE modifikasi tersebut dapat diketahui perbandingan peralatan dengan kinerja rendah pada stasiun giling di Pabrik Gula Krebet Baru II Malang. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu 1. Bagaimana tingkat efektivitas dari peralatan di stasiun giling dengan menggunakan overall equipment effectiveness (OEE) di PG Krebet Baru II Malang? 2. Bagaimana menentukan prioritas dan bobot kepentingan dari kriteria untuk penilaian efektivitas peralatan pada stasiun giling dengan menggunakan AHP dan ROC? 3. Bagaimana hasil perhitungan OEE murni dibandingkan dengan OEE modifikasi (Raouf OEE dan OWEE)? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Mengetahui nilai efektivitas peralatan pada stasiun giling dengan menggunakan alat ukur overall equipment effectiveness (OEE) di PG Krebet Baru II Malang. 2. Mengetahui prioritas dan bobot kepentingan dari kriteria untuk penilaian efektivitas peralatan pada stasiun giling dengan menggunakan AHP dan ROC. 3. Mengetahui hasil perhitungan OEE murni dibandingkan dengan OEE modifikasi (Raouf OEE dan OWEE)? Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan bahan masukan atau usulan dalam meningkatkan produktifitas perusahaan. 1

3 2. Mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin/peralatan produksi secara menyeluruh (overall equipment efectiveness) yang akan memberikan gambaran informasi untuk program peningkatan produktivitas berkelanjutan. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di PG Krebet Baru II Kecematan Bululawang Kabupaten Malang pada bulan Maret 2013 Juni Pengolahan data penelitian dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Batasan Masalah Penentuan batasan masalah dilakukan agar pembahasan lebih fokus dan tidak melebar. Batasan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Pengukuran efektivitas peralatan ini dilakukan pada peralatan di stasiun giling yaitu cane carrier I, cane carrier II, cane carrier III, cane cutter, turbin cane cutter, unigrator, dan turbin unigrator. 2. Pengukuran efektivitas peralatan pada stasiun giling pada bulan Juni 2012 sampai November 2012, karena stasiun giling memiliki tingkat kerusakan yang tinggi dibandingkan dengan stasiun lainnya. 3. Penilaian efektivitas peralatan pada stasiun giling dilakukan oleh yaitu Wakil Kepala Departemen Instalasi dan Ka. bag. gilingan. 4. Tidak terdapat sampah bahan baku (tebu) saat penggilingan, dikarenakan pemeriksaan mutu sudah dilakukan pada stasiun penerimaan. 5. Pelaksanaan perawatan tidak termasuk dalam pembahasan Pengolahan Data 1. Overall Equipment Effectiveness Data-data yang telah diperoleh dari perusahaan dalam penelitian ini kemudian di analisa agar mendapatkan alat ukur efektifitas peralatan stasiun giling dengan alat ukur OEE (Overall Equipment Effectiveness). Adapun rumus OEE sebagai berikut: OEE(%)= Availability(%) x Performance(%) x Quality rate (%) Untuk mendapatkan pengukuran tingkat efektifitas peralatan di staisun giling dengan yaitu dengan melakukan perhitungan terhadap: A. Perhitungan Availability Rumus yang digunkan untuk mengukur Availability adalah: Availability= Keterangan: - Waktu loading adalah waktu yang tersedia (per periode) untuk produksi - Downtime adalah lama peralatan mengalami kerusakan (jam henti giling) B. Perhitungan Performance Efficiency Rumus yang digunkan untuk mengukur Performance Efficiency (%) adalah: x Perform (%) = Keterangan : - Process amaount adalah jumlah yang di proses - Ideal cycle time adalah waktu siklus ideal C. Perhitungan Rate of Quality Product Rumus yang digunkan untuk mengukur Rate of Quality Product (%) adalah: - Quality (%) = x 100% Keterangan : - Defect amaount adalah banyaknya jumlah produk cacat dalam sistem produksi. - Process amount adalah jumlah yang diproses 2. Raouf OEE dan OWEE Raouf OEE telah mengusulkan OEE yang dimodifikasi. Metodologi ini memberikan bobot untuk semua elemen menggunakan analytical hierarchy process yaitu menggunakan matriks perbandingan berpasangan. Asumsi bahwa A memiliki bobot k 1, E memiliki bobot k 2 dan P memiliki berat k 3, dimana 0 ki 1. Rumus - x 100% 2

4 yang digunakan dalam menentukan pembobotan OEE yaitu (Wudhikarn, 2010): OEE = A k1 x P k2 x Q k3 Langkah Pertama dalam perhitungan OWEE yaitu unsur-unsur OEE masih dihitung seperti pada perhitungan murni yaitu availability, performance, dan quality. Kemudian, bobot masing-masing elemen ditentukan dengan menggunakan metode rank-order centroid (ROC) yaitu dengan mengubah suatu peringkat ke dalam suatu bobot. Setelah itu, bobot keseluruhan peralatan efektivitas (OWEE) dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Wudhikarn, 2010) : OWEE = W AA + W PP + W QQ 3. Metode Rank-Order Centroid (ROC) Rank-order centroid (ROC) didasarkan pada tingkat kepentingan atau prioritas dari kriteria. Pembobotan ROC didapat dengan prosedur matematika sederhana dari prioritas. Secara umum, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Wi = Dimana : - rk adalah ranking dari k tujuan, - K adalah total jumlah tujuan dan - Wi adalah normalisasi rasio perkiraan skala bobot tujuan i. Misalnya, jika ada 3 item, bobot item peringkat pertama yaitu (1+1/2+1/3)/3 = 0.61, bobot peringkat kedua (1/2 + 1/3)/3 = 0.28, dan terakhir (1/3)/3 = HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Perusahaan PG Krebet Baru berdiri sejak pemerintahan Hindia Belanda dengan nama NV SF Krebet. Pada tahun 1906 dibeli oleh Induk perusahaan Oei Tiong Ham Concern. Pabrik mengalami kerusakan yang parah pada masa perang tahun sehingga tidak beroperasi lagi. Pada tahun 1954 nama NV SF Krebet diganti PG Krebet Baru dengan awal giling mulai beroperasi dengan kapasitas giling 100 TCD. Tahun 1961 perusahaan diambil alih oleh Negara Republik Indonesia. Pada tahun 1964, Departemen Keuangan Indonesia membentuk PT Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia yang disingkat PT Rajawali Nusantara Indonesia. PG Krebet Baru merupakan salah satu anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia yang 100% sahamnya dimiliki oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia. Tahun 1968 kapasitas giling PG Krebet Baru sudah bisa mencapai TCD. Pada tahun 1974, kapasitas giling ditingkatkan menjadi TCD. Tahun 1976 dibangun pabrik gula dengan nama PG Krebet Baru II. Hal ini disebabkan oleh adanya perbaikan dan pergantian mesinmesin yang sudah tua. PG Krebet Baru kemudian memiliki dua unit pabrik yaitu PG Krebet Baru I dan PG Krebet Baru II. Pada target giling tahun 2012 PG Krebet Baru I memproduksi dengan kapasitas giling 6500 TCD dan PG Krebet Baru II dengan kapasitas giling 5200 TCD. Proses Produksi Gula Gula produk yang dihasilkan PG Krebet Baru II berupa gula kristal putih atau juga dikenal sebagai SHS (Superieur Hoofd Suiker). Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang relatif murah (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007). Tahapan proses produksi gula di PG Krebet Baru II dapat dilihat pada Gambar 1. Air imbibisi As. Phospat, Ca(OH) 2, Flokulan Bahan Baku Penggilingan Pemurnian Penguapan Pengkristalan Putaran Penyelesaian Produk Gula Ampas Blotong Tetes Stasiun Gambar Giling 1. Diagram Proses Produksi Gula SHS Proses (PG pada Krebet stasiun Baru penggilingan II Malang, tebu 2013) 3

5 Stasiun Giling Proses pada stasiun penggilingan dimulai dari truk atau lori yang diterima dibagian penerimaan kemudian dipindahkan ke meja tebu yang dilengkapi dengan cane leveler untuk meratakan tumpukan tebu. Selanjutnya dibawa dengan menggunakan cane carrier I ke cane cutter untuk dipotong kecil-kecil. Potongan tebu dibawa dengan menggunakan cane carrier II ke unigrator untuk dilakukan pencacahan hingga berbentuk serat, cacahan tebu tersebut dibawa dengan menggunakan cane carrier III ke unit gilingan untuk digiling pada rol-rol gilingan sehingga dihasilkan nira mentah dan ampas. Proses penggilingan tebu dilakukan sebanyak lima kali penggilingan menggunakan lima unit gilingan. Perlakuan penggilingan sebanyak lima kali bertujuan agar ampas yang dihasilkan yaitu ampas kering yang tidak mengandung nira. Nira yang dihasilkan pada unit gilingan 3, 4, dan 5 dialirkan lagi menuju penggilingan sebelumnya sebagai inbibisi untuk memudahkan pemerahan nira. Nira yang dihasilkan dari unit gilingan 1 dan 2 disaring di dutch state main (DSM screen) kemudian dialirkan ke penampungan nira. Imbibisi yang diberikan di stasiun giling ada dua macam, yaitu imbibisi air dan imbibisi nira. Mardhia (2008), tujuan dari imbibisi ini adalah untuk memperoleh gula sebanyak mungkin dari batang tebu atau ampas. Nira mentah yang dihasilkan dipompa ke stasiun pemurnian dan ampas kasar dipakai sebagai bahan bakar. Stasiun giling adalah stasiun penggilingan berfungsi untuk memisahkan nira (air perahan tebu) dari ampasnya yang dilakukan dengan jalan pemerahan. Tujuan dari proses penggilingan adalah mengambil nira dalam tebu sebanyak mungkin (Respati, 2007). Pengukuran Overall Equipment Effectiveness Peralatan Giling 2012 PG Krebet Baru II Pengukuran overall equipment effectiveness (OEE) dilakukan pada peralatan stasiun giling meliputi peralatan sebagai berikut cane carrier I, cane cutter, turbin cane cutter, cane carrier II, unigrator, turbin unigrator dan cane carrier III. Pengukuran OEE peralatan stasiun giling dimulai bulan 09 Juni 2012 sampai dengan bulan 14 November Nilai OEE diperoleh dari hasil perkalian antara persentase availability, persentase performance efficiency, dan persentase rate of quality product. Tabel 1 adalah hasil ratarata nilai availability, performance efficiency, rate of quality product dan OEE setiap peralatan selama Juni-November Tabel 1. Rata-rata Nilai Availability, Performance Efficiency, Rate of Quality Product dan OEE Nama Peralatan Availability (%) Performance Efficiency (%) Rate of Quality Product (%) OEE (%) Cane Carrier I Cane Cutter Turbin Cane Cutter Cane Carrier II Unigrator Turbin Unigrator Cane Carrier III Rata-rata Hasil Tabel 1 dapat diketahui nilai ratarata availability untuk peralatan di stasiun giling sebesar 98.10%, nilai rata-rata performance efficiency sebesar 93.84% dan nilai rata-rata rate of quality product sebesar 99.05% dan didapatkan nilai rata-rata OEE sebesar %. Nilai overall equipment effectiveness (OEE) didapatkan dari perkalian tiga faktor tersebut yaitu nilai availability, nilai performance efficiency, dan nilai rate of quality product. Nilai rata-rata OEE tertinggi adalah cane carrier III sebesar %, sedangkan nilai rata-rata OEE terendah adalah cane carrier I sebesar %. Menurut Wireman (2005), idealnya nilai persentase overall equipment effectiveness, yaitu lebih dari 85%. Semakin besar nilai persentase overall equipment effectiveness menunjukkan bahwa peralatan dalam keadaan yang semakin baik dan siap untuk produksi. Menurut Djatna (2012), Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai OEE yaitu dengan melakukan perbaikan pada faktor mesin, manusia, dan bahan baku. Availability merupakan rasio operating time terhadap waktu loading time. Operating time dipengaruhi oleh jumlah dan waktu downtime yang terjadi, sedangkan loading time dipengaruhi oleh waktu running time 4

6 dan planned downtime. Semakin banyak jumlah dan lama waktu downtime yang terjadi, maka operating time akan semakin kecil sehingga availability akan semakin kecil. Availability yang baik terjadi ketika downtime rendah, yang menggambarkan bahwa peralatan tidak terhenti dalam waktu yang lama sehingga produktivitas dapat tercapai. Idealnya, besarnya nilai availability yang baik, yaitu lebih besar dari 90% (Chandran, 2009). Hasil perhitungan Tabel 1 nilai rata-rata availability tertinggi adalah cane cutter sebesar 98.89%, sedangkan nilai rata-rata availability terendah adalah turbin unigrator sebesar 97.23%. Nilai availability yang berada dibawah standar world class untuk perhitungan per hari pada peralatan stasiun giling dikarenakan terjadi kerusakan (downtime) pada peralatan dan pemberhentian proses dikarenakan adanya schedule shutdown. Kerusakan peralatan dan schedule shutdown ini menyebabkan peralatan berhenti (delay) karena proses produksi terhenti sementara. Kerusakan peralatan disebabkan karena usia dari peralatan yang sudah tua, sedangkan schedule shutdown karena dilakukan proses pelumasan dan pergantian komponen. Performance efficiency merupakan rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap operating time. Hasil perhitungan Tabel 1 nilai rata-rata performance efficiency tertinggi adalah turbin unigrator III sebesar 94.35%, sedangkan nilai rata-rata performance efficiency terendah adalah turbin cane cutter sebesar 93.23%. Menurut Chandran (2009), kondisi ideal untuk nilai performance efficiency adalah lebih besar 95%. Rendahnya nilai performance efficiency peralatan stasiun giling yang tidak sesuai dengan standar ideal dipengaruhi oleh nilai ideal cycle time yang rendah. Ideal cycle time yang rendah disebabkan karena total delay terutama downtime kerusakan peralatan. Total delay terdiri dari schedule shutdown, pencucian peralatan, kerusakan peralatan, power cut-off, idle time dan planned downtime. Rendahnya nilai performance efficiency disebabkan karena terjadi kerusakan peralatan dan idle time. Kerusakan peralatan dan idle time ini menyebabkan peralatan berhenti karena proses produksi terhenti. Kerusakan peralatan disebabkan karena usia dari peralatan yang sudah tua, sedangkan idle time disebabkan karena delay perbaikan mesin dan terjadi penyesuaian persediaan terhadap bahan baku tebu karena stok bahan baku telah habis. Rate of quality product merupakan rasio jumlah produk yang baik terhadap jumlah total produk yang diproses. Perhitungan rate of quality product didapatkan dari perbandingan produk yang sesuai (pengurangan dengan jumlah produk cacat) dengan jumlah yang diproses. Jumlah produk yang cacat merupakan hasil dari keseluruhan stasiun di pabrik gula, sehingga jumlah produk cacat dihasilkan dari stasiun pemurnian, stasiun evaporasi, stasiun kristalisasi, stasiun putaran, stasiun penyelesaian, tetapi stasiun giling juga menghasilkan produk cacat dari proses produksi, sehingga rate of quality product pada semua peralatan bernilai sama. Nilai rate of quality product yang dihasilkan dari setiap stasiun hasilnya sama dikarenakan input dan output yang dihasilkan sama. Nilai rata-rata rate of quality product setiap peralatan sama pada Tabel 1 yaitu 99,05%. Nilai rata-rata rate of quality product setiap peralatan sama dipengaruhi oleh jumlah yang diproses dan jumlah cacat yang dihasilkan. Menurut Chandran (2009), kondisi ideal untuk nilai rate of quality product adalah lebih besar 99%. Rate of quality product atau produksi berjalan sesuai kondisi ideal dengan memperhatikan waktu operasi yang ada, hal ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan mesin sangat baik. Pengukuran Six Big Losses Peralatan Stasiun Giling Tahun 2012 PG Krebet Baru II Malang Perhitungan terhadap besarnya masingmasing faktor yang terdapat dalam six big losses untuk mendapatkan faktor terbesar yang mempengaruhi overall equipment effectiveness (OEE). Menurut Betrianis (2005), Analisis terhadap perhitungan six big losses dilakukan agar perusahaan mengetahui besarnya kontribusi dari masing-masing faktor dalam six big losses yang mempengaruhi tingkat efektivitas penggunaan peralatan. Persentase dari time loss untuk masing-masing faktor dalam six 5

7 big losses tersebut seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Faktor Six Big Losses Peralatan Stasiun Giling 2012 Persentase six big losses (%) Peralatan Breakdown Speed defect yield Reduced Process Reduced Setup Idling Cane carrier I Cane cutter Turbin Cane cutter Cane carrier II Unigrator Turbin unigrator Cane carrier III Tabel 2 dapat dilihat persentase dari setiap faktor six big losses yang dapat mempengaruhi efektifitas dari peralatan di stasiun giling. Pada faktor breakdown losses peralatan yang banyak mengalami kerusakan dengan persentase kerusakan tertinggi adalah Unigrator sebesar 15.46%, faktor setup and adjusment losses adalah cane carrier III sebesar 7.90%, faktor idling and minor stoppage losses adalah turbin cane cutter sebesar 44.80%, faktor reduced speed losses adalah turbin cane cutter sebesar 49.30%, faktor process defect losses adalah unigrator sebesar 1.72% dan faktor reduced yield losses adalah sebesar 0% dikarenakan tidak terdapat reduced yield losses pada proses produksi gula. Pada keseluruhan faktor six big losses, didapatkan hasil persentase reduced speed losses lebih besar dibandingkan dengan faktor lainnya, tingginya faktor reduced speed losses disebabkan karena usia dari peralatan yang sudah tua dan tingkat kepadatan dan kekerasan bahan baku tebu. Menurut Almeanazel (2010), kerugian utama (six big losses) dibagi menjadi 3 kategori yaitu downtime, speed losses dan quality losses. Kerugian tersebut dapat mengurangi efektivitas dari peralatan. Pembobotan Kriteria dengan Analytical Hierarchy Process dan Rank- Order Centorid Bagan struktur hierarki, level pertama tujuan (goal) yaitu penilaian efektivitas peralatan (OEE). Kriteria availability ini dipengaruhi oleh breakdown losses dan setup and adjusment losses, kriteria performance efficiency dipengaruhi oleh idling and minor stoppage dan reduced speed losses, kriteria rate of quality product dipengaruhi oleh process defect losses dan reduced yield. Hasil pembobotan menggunakan AHP dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Bobot Kriteria dari OEE Berdasarkan Metode AHP Bobot (AHP) Rate of Nama Peralatan Availability Performance Quality Efficiency Product Cane Carrier I Cane Cutter Turbin Cane Cutter Cane Carrier II Unigrator Turbin Unigrator Cane Carrier III Berdasarkan Tabel 3, hasil perhitungan diatas yaitu bobot dari setiap peralatan berbeda-beda, pada faktor rate of quality product pada semua peralatan yaitu cane carrier (cane carrier I, II dan III), cane cutter, turbin cane cutter, unigrator dan turbin unigrator memiliki bobot lebih besar dibandingkan dengan faktor performance efficiency dan availability. Faktor rate of quality product lebih penting dibandingkan dengan faktor performance efficiency dan availability. Perbedaan bobot ini disebabkan karena pengaruh dari setiap faktor OEE terhadap peralatan pada stasiun giling untuk menghasilkan produk gula. Metode rank-order centroid adalah cara sederhana memberikan bobot kepada sejumlah item peringkat sesuai dengan tingkat kepentingan item tersebut. Pembobotan dilakukan pada kriteria OEE yaitu avalialbility, performance efficiency dan rate of quality product. Hasil dari bobot ROC untuk masing-masing kriteria OEE setiap peralatan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pembobotan Metode Rank-Order Centroid Bobot (ROC) Nama Peralatan Availability Performance Rate of Quality Efficiency Product Cane Carrier I Cane Cutter Turbin Cane Cutter Cane Carrier II Unigrator Turbin Unigrator Cane Carrier III Hasil dari pembobotan dengan metode ROC pada Tabel 4, dapat diketahui hasil 6

8 bobot berdasarkan prioritas dari hasil bobot AHP yang dikonversi ke dalam bobot dengan menggunakan metode ROC. Bobot item peringkat pertama (rate of quality product) yaitu (1 + 1/2 + 1/3)/3 = 0,61, bobot peringkat kedua performance efficiency yaitu (1/2 + 1/3)/3 = 0,28, dan bobot peringkat ketiga (avalialbility) yaitu (1/3)/3 = 0,11. Peralatan cane carrier (cane carrier I, II dan III), cane cutter, turbin cane cutter, unigrator dan turbin unigrator, kriteria rate of quality product memiliki bobot paling tinggi sebesar 0,61, performance efficiency memiliki bobot sebesar 0,28 dan availability memiliki bobot sebesar 0,11. Menurut Wudhikarn (2010), bobot dalam ROC menentukan alternatif terbaik 75% hingga 90% berdasarkan pada serangkaian bobot yang sesuai berdasarkan hasil dari cara lain yang akurat. Modifikasi OEE (Raouf OEE dan OWEE) Raouf OEE merupakan metode modifkasi dari perhitungan OEE. Metode ini memberikan bobot untuk semua kriteria menggunakan analytical hierarchy process yaitu dengan kuesioner matriks perbandingan berpasangan. Metode perhitungan baru dengan menggabungkan perhitungan OEE murni dengan OEE modifikasi yaitu overall weighted equipment effectiveness. Hasil Perbandingan dengan menggunakan metode OEE, Raouf OEE dan OWEE dan prioritas perbaikan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Hasil Perbandingan Metode OEE, Raouf OEE dan OWEE OEE Raouf OWEE Nama Peralatan (%) OEE (%) (%) Cane Carrier I Cane Cutter Turbin Cane Cutter Cane Carrier II Unigrator Turbin Unigrator Cane Carrier III Berdasarkan hasil perbandingan ketiga metode OEE, Raouf OEE dan OWEE, didapatkan nilai OEE modifikasi (Raouf OEE dan OWEE) memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan hasil nilai OEE. Nilai OEE modifikasi (Raouf OEE dan OWEE) lebih besar dari OEE dikarenakan terdapat bobot yang digunakan dari setiap kriteria OEE. Menurut Wudhikarn (2010), metode modifikasi OEE telah terbukti lebih rasional daripada OEE murni, karena pada dasarnya kerugian di setiap elemen berbeda yaitu tingkat ketersediaan berhubungan dengan kerugian waktu, efisiensi kinerja fokus pada kerugian kecepatan dan tingkat kualitas didefinisikan sebagai kerugian kualitas. Hal ini juga sesuai dengan kondisi yang ada di perusahaan, dasar kerugian dari setiap kriteria yang berbeda. Tabel 6. Hasil Prioritas Perbaikan Metode OEE, Raouf OEE dan OWEE Prioritas Perbaikan Raouf Nama Peralatan OEE OEE OWEE Cane Carrier I Cane Cutter Turbin Cane Cutter Cane Carrier II Unigrator Turbin Unigrator Cane Carrier III Urutan prioritas untuk dilakukan perbaikan berdasarkan OEE murni yaitu cane carrier I, cane cutter, cane carrier II, turbin cane cutter, unigrator, turbin unigrator, dan cane carrier III. Urutan prioritas untuk dilakukan perbaikan berdasarkan Raouf OEE yaitu turbin cane cutter, cane carrier II, cane carrier I, cane carrier III, cane cutter, unigrator, dan turbin unigrator. Sedangkan, urutan prioritas untuk dilakukan perbaikan berdasarkan OWEE yaitu turbin cane cutter, cane carrier II, cane carrier I, unigrator, cane carrier III, turbin unigrator, dan cane cutter. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil overall equipment effectiveness (OEE) pada stasiun giling PG Krebet Baru II selama periode Juni-November 2012 telah memenuhi standar dengan rata-rata nilai sebesar %, rata-rata nilai availability sebesar 98.10%, ratarata nilai performance efficiency sebesar 93.84%, dan rata-rata nilai rate of quality product sebesar 99.05%. 7

9 2. Hasil pembobotan metode AHP dan ROC didapatkan rate of quality product pada semua peralatan memiliki bobot lebih besar dibandingkan dengan performance efficiency dan availability. Berdasarkan metode AHP dan ROC didapatkan prioritas pertama (sangat penting) yaitu rate of quality product, prioritas kedua yaitu performance efficiency dan prioritas ketiga yaitu availability. 3. Berdasarkan hasil perbandingan ketiga metode OEE, Raouf OEE dan OWEE, didapatkan nilai OEE modifikasi (Raouf OEE dan OWEE) memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan hasil nilai OEE, dengan nilai rata-rata OEE sebesar %, rata-rata nilai Raouf OEE sebesar % dan nilai rata-rata OWEE sebesar %. DAFTAR PUSTAKA Bagla, V., Gupta, A., dan Kukreja, D A Qualitative Assessment of Educational Software. International Journal of Computer Applications 36(11): Betrianis dan Suhendra, R Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiveness Sebagai Dasar Usaha Perbaikan Proses Manufaktur Pada Lini Produksi (Studi Kasus Pada Stamping Production Division Sebuah Industri Otomotif). Jurnal Teknik Industri 7 (2): Chandran, K. S Modern Approach To Overall Equipment Effectiveness (OEE). College of Engineering Thiruvanathapuram. Departement of Mechanical Engineering. Thiruvanathapuram. Page Djatna, T. dan Santosa, I. B. D. Y Peningkatan Produktivitas Produksi Kecap Pada Lini Perakitan Dengan Pendekatan Lean Production. E-Jurnal Agroindustri Indonesia Juli (1): Dhedhi, R., Peningkatan kinerja Pemeliharaan peralatan kritis pada Anjungan Minyak Lepas Pantai dengan Menggunakan Overall Equipment Effectiveness Sebagai Faktor Pengukur. Tesis. Fakultas Teknik. SALEMBA. Hal Handojo, A., dan Buliali J Perancangan Aplikasi Penilaian Pegawai di Universitas X dengan menggunakan Fuzzy. Prosiding Seminar Nasional manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya. Hal Lestari, G. A Studi Potensi Penerapan Produksi Bersih pada Industri Gula (Studi Kasus di PG Pesantren Baru Kediri Jawa Timur). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. Hal Mardhia, Y Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II. Skripsi. Fakultas MIPA USU. Medan. Hal Rahmad,. Pratikto,. dan Wahyudi, S Penerapan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. Y.). Jurnal Rekayasa Mesin 3(3): Respati, Proses Produksi Gula. Andi Offset. Jakarta. Hal Stamatis, D,H The OEE Primer. Productivity Press. New York. Page Tiroi, B., M. L. Singgih dan I.K. Gunarta Perancangan Sistem Insentif untuk Pekerja Berdasarkan Jabatan, Kinerja Individu dan Kinerja Unit Kerja (Studi Kasus PT. Smelting Gresik). Prosiding Seminar Nasional manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya. Hal Wireman, T Total Productive Maintenance, 2 nd ed. Industrial Press. New York. Page Wudhikarn, R Overall Weighting Equipment Effectiveness. Proceedings of the IEEE IEEM. Page

Perbandingan Efektivitas Mesin Gilingan Susunan 3 Rol dan 4 Rol dengan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo

Perbandingan Efektivitas Mesin Gilingan Susunan 3 Rol dan 4 Rol dengan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo Perbandingan Efektivitas Mesin Gilingan Susunan 3 Rol dan 4 Rol dengan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo Mayadiana Susilowati Ningsih*, Wahyunanto Agung Nugroho,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kakao Mas Gemilang dan pengambilan data dilakukan pada department teknik dan produksi. 3.2. Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Maulita Farah Zevilla*, Wahyunanto Agung Nugroho, Gunomo Djojowasito

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MESIN MILLS STATION MENGGUNAKAN BASIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Ahmad Kholid Alghofari 1*, Muhamad Arsyad Rifa i 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN: Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) MENGGUNAKAN OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA MESIN CAVITEC DI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran penting di sektor pertanian, khususnya sub sektor perkebunan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan macam-macam langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. 3.1 Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan penyusunan landasan

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN PERHITUNGAN TINGKAT EFEKTIFITAS MESIN CANE MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskritif yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam) BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terhentinya suatu proses pada lantai produksi sering kali di sebabkan adanya masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban Tofiq Dwiki Darmawan *1) dan Bambang Suhardi 2) 1,2) Program

Lebih terperinci

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) untuk Mengatasi Masalah Six-Big Losess dalam Mencapai Efisiensi Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Itokoh Ceperindo) Aldila Samudro Mukti 1, Hudaya

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) Fitri Agustina Jurusan Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal,

Lebih terperinci

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Achmad Nur Fauzi Program

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Yustine Intan Dwi Wijaya1), Ilham Priadythama2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: Seminar Nasional IENACO - 2017 ISSN: 2337-4349 ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI SOLUSI SIX BIG LOSSES DAN CACAT PRODUK Imam Sodikin *, Cyrilla

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016 PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA TURBIN UAP TYPE C5 DS II GVS DI PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE): STUDI KASUS DI PG KREBET BARU II

PERANCANGAN APLIKASI PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE): STUDI KASUS DI PG KREBET BARU II PERANCANGAN APLIKASI PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE): STUDI KASUS DI PG KREBET BARU II Designing Overall Equipment Effectiveness (OEE) Measurement Application: Case Study in PG Krebet

Lebih terperinci

PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG POM SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG POM SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA GENERATOR DIESEL TYPE 700 DI PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB II KAJIAN LITERATUR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN....iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu paradigma untuk memecahkan masalah yang terjadi agar penelitian ini lebih sistematis dan terarah. Bab ini berisi langkahlangkah pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapatahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PG Krebet Baru II)

PERANCANGAN APLIKASI PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PG Krebet Baru II) PERANCANGAN APLIKASI PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PG Krebet Baru II) Designing Overall Equipment Effectiveness (OEE) Measurement Application (Case Study in PG Krebet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan suatu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan secara menyeluruh suatu bangsa. Di Indonesia, dengan semakin meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

HASBER F. H. SITANGGANG

HASBER F. H. SITANGGANG KAJIAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP BLOK I ST 1.0 SICANANG BELAWAN DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan Overall Equipment Effectiveness di PT. Gramedia Printing Group dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Seminar Nasional Teknik IV STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS () MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Didik Wahjudi, Soejono Tjitro, Rhismawati Soeyono Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGEVALUASI KINERJA MESIN-MESIN DI STASIUN GILING PABRIK GULA KREBET II MALANG

PENERAPAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGEVALUASI KINERJA MESIN-MESIN DI STASIUN GILING PABRIK GULA KREBET II MALANG Jurnal Teknologi Industri Pertanian 26 (2):189-198 (2016) Lu lu Ul Maknunah, ISSN Fuad 0216-3160 Achmadi, EISSN dan Retno 2252-3901 Astuti Terakreditasi DIKTI No 56/DIKTI/Kep/2012 PENERAPAN OVERALL EQUIPMENT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way 15 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way Berulu Pesawaran jenis Karet Remah (Crumb Rubber) dari bulan Desember

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Rancangan program preventive maintenance dengan pendekatan Total

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... DAFTAR ISI Judul... i Pengajuan... ii Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xii Abstrak... xiii Abstract... xiv Bab I. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap industri manufaktur berusaha untuk efektif, dan dapat berproduksi dengan biaya produksi yang rendah untuk meningkatkan produktivitas. Usaha ini diperlukan untuk

Lebih terperinci

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah adalah tahap dimana peneliti ingin menemukan masalah yang akan menjadi fokus penelitian. Tahap ini merupakan penggabungan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi 3.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Untuk tetap bertahan di persaingan usaha, sebuah industri harus selalu melakukan perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Effektivitas dari pada mesin mesin m/c.cr.shaft yaitu mesin : Grinding,Fine Boring,dan Gun drilling. Sebagai langkah di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Hasil yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan

Lebih terperinci

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Melani Anggraini *1), Rawan Utara *2), dan Heri Wibowo

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Oleh : MOCHAMAD ROMADHANI NBI : 411306085 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi ABSTRACT... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero) ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Friendy Negarawan 1, Ja far Salim 2, Wahyu Susihono 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan

I. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Tanaman ubikayu tumbuh tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, namun penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan 32% dari total luas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Sulfindo Adi Usaha dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat

Lebih terperinci

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press Petunjuk Sitasi: Yusrizal, & Mesra, T. (2017). Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C175-180). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Evaluasi Efektivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) 48 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisis perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Inkoasku dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan

Lebih terperinci

ANALISA PERBAIKAN MESIN CNC MA-1 DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR KINERJA OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

ANALISA PERBAIKAN MESIN CNC MA-1 DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR KINERJA OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Analisa Perbaikan Mesin CNC MA-1 dengan Menggunakan... (Ratnanto Fitriadi dan Gancang B. Kuncoro) ANALISA PERBAIKAN MESIN CNC MA-1 DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR KINERJA OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

Lebih terperinci

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) SEBAGAI DASAR PERBAIKAN EFEKTIFITAS MESIN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) Hendra Fasla Silalahi Mahasiswa

Lebih terperinci

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang PERHITUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS MESIN MIXER BANBURY 270 L DAN MESIN BIAS CUTTING LINE 2 (STUDI KASUS PT. SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES) Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sinurat dkk (2015) melakukan penelitian di suatu perusahaan manufaktur yang dalam proses produksinya menggunakan mesin bubut. Permasalahan

Lebih terperinci

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses PERANCANGAN KEBIJAKAN MAINTENANCE PADA MESIN KOMORI LS440 DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE COST (LCC) DAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus : PT ABC) Chairun Nisa 1, Judi Alhilman

Lebih terperinci

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Heru Winarno 1) dan Setiyawan 2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Banten

Lebih terperinci

Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. Y.

Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. Y. Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. Y.) Rahmad 1), Pratikto 2), Slamet Wahyudi 2) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.

PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. Sidoarjo) Oleh Ferry Wicaksono, Enny Aryani, Dwi Sukma Prodi TeknikIndustri,

Lebih terperinci

KEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES

KEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES FOCUSED IMPROVEMENT Definisi Semua kegiatan yang diarahkan untuk melakukan improvement pada kinerja dan kapabilitas mesin dan tidak terbatas pada merawat kondisi dasar mesin saja Pada umumnya diarahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap

Lebih terperinci

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PROSES PERAWATAN MESIN POTONG VELEG RODA DUA DENGAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. ENKEI INDONESIA Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dal dkk (2000) telah melakukan analisa pengukuran performansi di Airbags International Ltd. (AIL) yang merupakan suplier untuk peralatan keamanan otomotif. OEE diterapkan untuk mengukur

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016 TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MESIN DYNO MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. COLORPAK INDONESIA, TBK. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN Achmad Said, Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas Mesin Penggiling Tebu Dengan Penerapan Total Productive

Analisis Efektivitas Mesin Penggiling Tebu Dengan Penerapan Total Productive (In Press) Analisis Efektivitas Mesin Penggiling Tebu Dengan Penerapan Total Productive Agus Jiwantoro, Bambang Dwi Argo, Wahyunanto Agung Nugroho Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang sangat ketat terletak

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis Petunjuk Sitasi: Himawan, R., Choiri, M., & Saputra, B. (2017). Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA TUGAS AKHIR Analisa Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses Mesin Cylindrical Grinding Paragon GUP 20/32 Di Departemen Puslatek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menunjukkan penelitian melalui penelitian lapangan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut Metodologi Penelitian. Hal ini

Lebih terperinci

PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al.

PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al. PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al.) PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES

Lebih terperinci

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA 39410112 LATAR BELAKANG Peningkatan Produktivitas Overall Equipment Effectiveness

Lebih terperinci

RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ

RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ Syumarlin Barat 1, Khawarita Siregar 2, Ikhsan Siregar 2 Departemen Teknik

Lebih terperinci

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Melani Anggraini* 1), Marcelly Widya W 2), Kujol Edy F.B. 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang didukung oleh sumber daya alam dalam pembangunan sektor pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi --- 45 Kata Pengantar Alha dulillahi robbil ala i, puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho KALKULASI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS MESIN KOMATZU 80T (Studi Kasus pada PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri) Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Berikut ini merupakan flowchart kerangka keseluruhan untuk melakukan penelitian. Menentukan Tema Identifikasi Masalah Menentukan latar belakang masalah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 TUGAS AKHIR ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN WRAPPING HIGH SPEED DI PT. TORABIKA EKA SEMESTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

Iyain Sihombing, Novie Susanto*, Hery Suliantoro

Iyain Sihombing, Novie Susanto*, Hery Suliantoro ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN RENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI CV. ALI GRIYA, SEMARANG Iyain Sihombing, Novie Susanto*, Hery Suliantoro

Lebih terperinci