LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian Modul berupa Angket Tanggapan Guru, Siswa, Dosen Ahli Materi dan Dosen Ahli Media

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian Modul berupa Angket Tanggapan Guru, Siswa, Dosen Ahli Materi dan Dosen Ahli Media"

Transkripsi

1

2 LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian Modul berupa Angket Tanggapan Guru, Siswa, Dosen Ahli Materi dan Dosen Ahli Media

3 122 INSTRUMEN PENILAIAN MODUL PENGAYAAN MATERI KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI TPI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL (untuk Guru) Petunjuk : 1. Mohon Yth. Bapak/Ibu memberikan review atas beberapa jenis perangkat pembelajaran berikut, dengan cara memberikan tanda check ( ) pada kolom SB,B,TB,STB, yang bersesuaian dengan aspek-aspek review perangkat yang ada ( keterangan: SB=Sangat Baik, B=Baik, TB=Tidak Baik, STB=Sangat Tidak Baik) 2. Apabila ada catatan/saran, mohon Bapak/Ibu berkenan menuliskan pada kolom yang tersedia dibelakang angket ini. 3. Atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket ini, diucapkan terimakasih. A. KOMPONEN KELAYAKAN ISI/MATERI No Kriteria Indikator SB B TB STB 1 Kesesuaian (SB) Materi mencakup semua materi dengan indikator indikator (B) Maksimal ada satu materi yang tidak sesuai indikator (TB) Maksimal ada dua materi yang tidak sesuai dengan indikator (STB) Ada lebih dari dua materi yang tidak sesuai dengan 2 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan SK/KD indikator (SB) Semua tujuan pembelajaran sesuai dengan SK/KD dengan cakupan materi yang lebih dalam dan lebih luas (B) Semua tujuan pembelajaran sesuai dengan SK/KD dengan cakupan materi yang lebih dalam (TB) Semua tujuan pembelajaran sesuai dengan SK/KD memenuhi standar minimal yang telah ditentukan (STB) Semua tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan SK/KD 3 Kebenaran konsep (SB) Semua konsep dalam materi benar, sesuai dengan definisi

4 123 (definisi, rumus, hukum dan sebagainya) 4 Nilai afektif dalam materi 5 Keakuratan fakta yang berlaku dalam bidang biologi dan tidak menimbulkan banyak tafsir (B) Semua konsep dalam materi benar, dan tidak menimbulkan banyak tafsir (TB) Semua konsep dalam materi benar (STB)Semua konsep dalam materi salah dan menimbulkan banyak tafsir (SB) Materi yang disajikan dapat menambah pengetahuan dan sikap (B) Materi yang disajikan dapat menambah pengetahuan tetapi kurang memberi nilai sikap pada siswa (TB) Materi yang disajikan dapat menambah pengetahuan saja (STB)Materi yang disajikan tidak menambah pengetahuan dan sikap (SB) Semua fakta disajikan sesuai dengan kenyataan, benar, tidak memaksakan kahendak dan tidak bertentangan dengan fakta yang sudah muncul (B) Semua fakta disajikan sesuai dengan kenyataan dan benar (TB) Semua fakta disajikan sesuai dengan kenyataan (STB)Semua fakta yang disajikan salah 6 Kemampuan merangsang berfikir kritis (SB) Materi yang disajikan dapat merangsang peserta didik mengajukan pertanyaanpertanyaan baru, merangsang peserta didik mengaitkan materi dengan konsep yang telah didapat, dan mengaplikasikannnya dalam kehidupan sehari-hari (B) Materi yang disajikan dapat merangsang peserta didik mengajukan pertanyaanpertanyaan baru, merangsang peserta didik mengaitkan

5 124 7 Kesesuaian evaluasi dengan indikator konsep yang telah didapat. (TB) Materi yang disajikan dapat merangasang peserta didik mengajukan pertanyaanpertanyaan baru (STB)Materi yang disajikan tidak dapat merangsang peserta didik mangajukan pertanyaan-pertanyaan baru (SB) Evaluasi mancakup semua indikator (B) Maksimal ada satu evaluasi yang tidak sesuai indikator (TB) Maksimal ada dua evaluasi yang tidak sesuai (STB)Ada lebih dari dua evaluasi yang tidak sesuai

6 125 B. KOMPONEN KEBAHASAAN No Kriteria Indikator SB B TB STB 8 Penggunaan (SB) Bahasa yang digunakan sesuai bahasa baku dengan EYD dan tidak menimbulkan penafsiran ganda (B) Maksimal ada satu kata/kalimat yang tidak sesuai dengan EYD dan menimbulkan penafsiran ganda (TB) Maksimal ada dua kata/kalimat yang tidak sesuai dengan EYD dan menimbulkan penafsiran ganda (STB) Ada lebih dari dua kata/kalimat yang tidak sesuai dengan EYD dan menimbulkan penafsiran ganda 9 Penggunaan bahasa komunikatif (SB) Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami (B) Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan mudah dipahami (TB) Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (STB) Bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan sulit dipahami

7 126 No Kriteria Indikator SB B TB STB 10 Kesesuaian (SB) Istilah ditulis dengan benar, penggunaan sesuai konsep, tidak istilah menimbulkan makna ganda, disertai dengan penjelasan yang rinci, dan diberi tanda khusus (B) Istilah ditulis dengan benar, sesuai konsep, dan disertai dengan penjelasan yang rinci (TB) Istilah ditulis dengan benar, sesuai konsep tetapi tidak disertai penjelasan yang rinci (STB) Penulisan istilah tidak benar, tidak diberi tanda khusus dan tidak disertai penjelasan yang rinci 11 Konsistensi penggunaan istilah, nama ilmiah/bahasa asing (SB) Istilah, nama ilmiah/bahasa asing selalu konsisten (B) Maksimal ada satu penulisan istilah, nama ilmiah/bahasa asing yang tidak konsisten (TB) Maksimal ada dua penulisan istilah, nama ilmiah/bahasa asing yang tidak konsisten (STB) Ada lebih dari dua penulisan istilah, nama ilmiah/bahasa asing yang tidak konsisten

8 127 C. KOMPONEN PENYAJIAN No Kriteria Indikator SB B TB STB 12 Sistematika (SB) Pola dan urutan teks, gambar penyajian dan sesuai dengan karakteristik (B) materi Pola dan urutan teks, gambar atau sesuai dengan karakteristik materi (TB) Pola dan urutan teks, gambar dan kurang sesuai dengan karakteristik materi (STB) Pola dan urutan teks, gambar dan tidak sesuai dengan kareakteristik materi 13 Petunjuk penggunaan (SB) Petunjuk penggunaan jelas, runtut dan bermanfaat untuk mengetahui cara penggunaan modul (B) Petunjuk penggunaan jelas dan bermanfaat untuk mengetahui cara penggunaan modul (TB) Petunjuk penggunaan bermanfaat untuk mengetahui cara penggunaan modul (STB) Petunjuk penggunaan tidak jelas dan tidak bermanfaat untuk mengetahui cara penggunaan modul 14 Kejelasan materi (SB) Pemaparan materi mudah dipahami siswa (B) Maksimal ada satu bagian materi yang pemaparannya sulit dipahami siswa (TB) Maksimal ada dua bagian materi yang pemaparannya sulit dipahami siswa (STB) Semua pemaparan materi sulit dipahami siswa

9 128 No Kriteria Indikator SB B TB STB 15 Materi yang (SB) Materi yang disajikan menarik disajikan menambah dan merangsang peserta didik untuk berfikir lebih luas rasa tahu ingin (B) Materi yang disajikan menarik (TB) Materi yang disajikan kurang menarik (STB) Materi yang disajikan tidak menarik 16 Penyajian tugas (SB) Tugas yang disajikan mendorong siswa untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber (B) Tugas yang disajikan mendorong siswa untuk memperoleh informasi dari dua sumber (TB) Tugas yang disajikan mendorong siswa untuk memperoleh informasi dari satu sumber (STB) Tugas yang disajikan tidak mendorong siswa untuk memperoleh informasi dari sumber lain 17 Penyajian kegiatan pengamatan langsung di TPI Pantai Baron SB) Pengamatan langsung di TPI Pantai Baron menggunakan kegiatan dalam modul dapat menambah pengetahuan dan pengalaman siswa di dalam berinteraksi dengan obyek secara langsung, sehingga perlu di lakukan studi lapangan di TPI Pantai Baron (B) Pengamatan langsung di TPI Pantai Baron menggunakan kegiatan dalam modul dapat menambah pengetahuan dan pengalaman siswa di dalam berinteraksi dengan obyek secara langsung, tetapi belum perlu di lakukan studi lapangan di TPI Pantai Baron (TB) Pengamatan langsung di TPI Pantai Baron menggunakan kegiatan dalam modul dapat menambah pengetahuan dan pengalaman siswa di dalam berinteraksi dengan obyek

10 129 secara langsung, tetapi tidak perlu di lakukan studi lapangan di TPI Pantai Baron (STB) Pengamatan langsung di TPI Pantai Baron menggunakan kegiatan dalam modul tidak menambah pengetahuan dan pengalaman siswa di dalam berinteraksi dengan obyek secara langsung, sehingga tidak perlu di lakukan studi lapangan di TPI Pantai Baron 18 Penyajian gambar 19 Penyajian rangkuman materi 20 Penyajian daftar pustaka (SB) Semua gambar dan disajikan dengan sumber dan acuan yang jelas (B) Maksimal ada satu gambar atau disajikan tidak dengan sumber dan acuan yang jelas (TB) Maksimal ada dua gambar atau disajikan tidak dengan sumber dan acuan yang jelas (STB) Ada lebih dari dua gambar atau disajikan tidak dengan sumber dan acuan yang jelas (SB) Rangkuman ringkas, jelas, sesuai dengan materi, dan mempermudah siswa memahami setiap kegiatan belajar (B) Rangkuman ringkas, jelas dan sesuai dengan materi (TB) Rangkuman sesuai dengan materi (STB) Rangkuman tidak ringkas dan tidak jelas (SB) Semua daftar pustaka ditulis sesuai dengan aturan yang benar (B) Maksimal ada satu daftar pustaka ditulis tidak sesuai dengan aturan yang benar (TB) Maksimal ada dua daftar pustaka ditulis tidak sesuai dengan aturan yang benar (STB) Maksimal ada lebih dari dua pelunag daftar pustaka ditulis tidak sesuai dengan aturan yang benar

11 Penyajian glosarium (SB) Glosarium lengkap dan dapat membantu siswa memahami istilah-istilah asing (B) Glosarium dapat membantu siswa memahami istilah-istilah asing (TB) Glosarium kurang dapat membantu siswa memahami istilah-istilah asing (STB) Glosarium tidak lengkap dan tidak membantu siswa memahami istilah-istilah asing

12 131 D. KOMPONEN KEGRAFIKAAN No Kriteria Indikator SB B TB STB 22 Sampul atau (SB) Sampul/cover memiliki daya cover modul tarik awal modul sehingga perserta didik tertarik untuk membaca isi modul (Warna sesuai dengan gambar, huruf menarik dan mudah dibaca) (B) Sampul/cover memiliki daya tarik awal modul karena warnanya sesuai dengan gambar (TB) Sampul/cover kurang memiliki daya tarik awal (STB) Desain sampul/cover tidak menarik 23 Ilustrasi sampul cover atau (SB) Ilustrasi sampul jelas, menggambarkan isi/materi dalam modul (B) Ilustrasi sampul menggambarkan isi/materi dalam modul (TB) Ilustrasi sampul kurang menggambarkan isi/materi dalam modul (STB) Ilustrasi sampul tidak menggambarkan isi/materi dalam modul 24 Keterbacaan teks atau tulisan (SB) Jenis, ukuran huruf, spasi, dan jumlah baris per halaman sesuai sehingga mudah dibaca (B) Jenis, ukuran huruf, spasi sesuai sehingga mudah dibaca (TB) Jenis dan ukuran huruf sesuai tetapi spasi dan jumlah baris per halaman terlalu rapat (STB) Jenis, ukuran huruf, spasi dan jumlah baris per halaman tidak sesuai sehingga sulit dibaca

13 132 No Kriteria Indikator SB B TB STB 25 Kualitas (SB) Ukuran, warna, letak gambar tampilan dan letak tabel sesuai gambar dan sehingga menarik dan mudah tabel dibaca (B) Ukuran gambar dan tabel (TB) sesuai sehingga mudah dibaca Ukuran, warna, dan letak gambar dan tabel kurang sesuai sehingga kurang menarik dan kurang mudah dibaca (STB) Ukuran, warna dan letak gambar dan tabel tidak sesuai sehingga tidak menarik dan sulit dibaca Gunungkidul, Mei 2012 Guru Biologi ( ) NIP.

14 133 LEMBAR TINJAUAN ATAU MASUKAN Tuliskan Tinjauan Bapak/Ibu Guru Pada kolom Berikut ini : No Kegiatan Belajar ke- Halaman Tinjauan/Masukan

15 134 ANGKET UNTUK SISWA Nama Penilai : Tanggal : PETUNJUK PENILAIAN 1. Angket ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat siswa tentang kualitas modul yang telah disusun. 2. Pendapat, kritik, komentar, dan penilaian yang diberikan akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas modul ini. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon untuk memberikan pendapatnya pada kriteria dengan memberi tanda check ( ) dengan ketentuan sebagai berikut: SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju Contoh penilaian angket : Butir SS S TS STS Materi dalam modul keanekaragaman hayati disajikan secara lengkap sehingga dapat membantu siswa mengenal keanekaragaman ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Bahasa yang digunakan pada modul sederhana dan mudah saya pahami 3. Tiap kolom harus diisi, jika ada yang tidak sesuai atau ada kekurangan, saran dan kritik pada modul dituliskan pada lembar yang telah disediakan 4. Atas ketersediaan untuk mengisi lembar angket ini, diucapkan terimakasih

16 135 INSTRUMEN PENILAIAN MODUL PENGAYAAN BIOLOGI MATERI KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DI TPI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL (untuk Siswa) No BUTIR SS S TS STS KOMPONEN KELAYAKAN ISI/MATERI 1 Materi yang disajikan dalam modul dapat menambah ilmu dan pengetahuan saya tentang keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan yang ada di TPI Pantai Baron Gunungkidul 2 Kegiatan yang disajikan dalam modul merangsang saya untuk berfikir kreatif 3 Materi dalam modul keanekaragaman hayati disajikan secara lengkap sehingga dapat membantu saya mengenal keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan yang ada di TPI Pantai Baron Gunungkidul 4 Tugas yang diberikan melatih saya untuk menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan dengan materi keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul KOMPONEN KEBAHASAAN 5 Bahasa yang digunakan pada modul sederhana dan mudah saya pahami 6 Bahasa yang digunakan menarik sehingga memotivasi saya untuk mempelajari modul secara tuntas 7 Bahasa yang digunakan dalam modul sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) 8 Jenis dan ukuran huruf serta jarak spasi yang digunakan sesuai sehingga memudahkan saya dalam memperlajari modul keanekaragaman hayati KOMPONEN PENYAJIAN 9 Modul yang disajikan menggunakan contoh-contoh yang mudah saya temui di kehidupan sehari-hari seperti beragam contoh jenis ikan yang ada di TPI Pantai Baron Gunungkidul 10 Gambar dan tabel dalam modul disertai dengan

17 136 keterangan yang jelas 11 Gambar beragam ikan yang disajikan dalam modul menarik dan sesuai dengan materi keanekaragaman hayati 12 Rangkuman mempermudah saya memahami isi modul secara keseluruhan mengenai materi keanekaragaman hayati berupa keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul 13 Glosarium mempermudah saya untuk memahami istilah/kata yang sulit yang ada pada modul KOMPONEN KEGRAFIKAAN 14 Desain sampul modul bagus sehingga saya tertarik untuk memperlajari isi modul mengenai keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul 15 Ilustrasi sampul menggambarkan isi/materi yang disampaikan mengenai keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul 16 Gambar dan tabel disajikan dalam modul dengan jelas, menarik, dan berwarna 17 Gambar dan tabel disajikan dengan ukuran proporsional (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil) 18 Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca Komentar dan Saran Siswa : Gunungkidul, Mei 2012 Siswa ( )

18 137 LEMBAR EVALUASI MODUL PENGAYAAN PADA MATERI KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI TPI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL (untuk AHLI MEDIA) Judul Program Materi Pelajaran Materi Pokok Sasaran Program Evaluator Hari / tanggal : Penyusunan Modul Pengayaan Keanekaragaman Jenis Ikan berdasarkan Hasil Tangkapan Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Baron Gunungkidul Bagi Siswa SMA Kelas X : Biologi : Keanekaragaman Hayati : Siswa kelas X Semester II : : Petunjuk Pengisian! Lembar Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu mengenai aspek desain modul dari Modul Pengayaan Keanekaragaman Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul. Aspek penilaian media ini diadaptasi dari komponen penilaian aspek kelayakan kegrafikaan bahan ajar oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pendapat, penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak/Ibu akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas modul ini. Untuk itu kami mohon Bapak/Ibu dapat memeberikan tanda di bawah kolom skor penilaian berikut sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu. SB = Sangat Baik B = Baik TB = Tidak Baik STB = Sangat Tidak Baik

19 INDIKATOR PENILAIAN A. Ukuran Modul B. Desain Kulit Modul (Cover) BUTIR PENILAIAN 1. Kesesuaian ukuran modul dengan standar ISO. 2. Kesesuaian ukuran dengan materi isi modul. 3. Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang dan punggung secara harmonis memiliki irama dan kesatuan serta konsisten. 4. Menampilkan pusat pandang (center point) yang baik. 5. Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi. 6. Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca. a. Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional dibandingkan ukuran buku, nama pengarang. b. Warna judul buku kontras dengan warna latar belakang. 7. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf. 138 ALTERNATIF PILIHAN SB B TB STB

20 Ilustrasi Kulit Buku. a. Menggambarkan isi/materi ajar dan mengungkapkan karakter obyek. b. Bentuk, warna, ukuran, proporsi obyek sesuai realita. C. Desain Isi Modul 9. Konsistensi Tata Letak a. Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola. b. Pemisahan antar paragraf jelas. 10. Unsur Tata Letak Harmonis a. Bidang cetak dan marjin proporsional. b. Marjin dua halaman yang berdampingan proporsional. c. Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai. 11. Unsur Tata Letak Lengkap a. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman/folio. b. Ilustrasi dan keterangan gambar (caption). 12. Tata Letak Mempercepat Halaman

21 140 a. Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai latar belakang tidak mengganggu judul, teks, angka halaman. b. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar tidak menggangu pemahaman. 13. Tipografi Isi Buku Sederhana a. Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf. b. Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, small capital) tidak berlebihan. c. Lebar susunan teks normal. d. Spasi antar baris susunan teks normal. e. Spasi antar huruf (kerning) normal. 14. Topografi Isi Buku Memudahkan Pemahaman a. Jenjang/hierarki juduljudul jelas,konsisten dan proporsional. b. Tanda pemotongan kata (hyphenation).

22 Ilustrasi Isi a. Mampu mengungkap makna/arti dari objek. b. Bentuk akurat dan proporsional sesuai dengan kenyataan. c. Kreatif dan dinamis. Kami juga berharap Bapak/Ibu berkenan memberikan isian mengenai bagian yang salah, jenis kesalahan dan saran untuk modul ini secara tertulis pada kolom yang tersedia. Atau Bapak/Ibu cukup merevisi dengan mencoret pada pada bagian yang salah dalam modul dan menuliskan apa yang seharusnya dibetulkan oleh peneliti. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar evaluasi ini, kami ucapkan terimakasih. Bagian Yang Salah Jenis Kesalahan Saran untuk Perbaikan Komentar secara umum: Yogyakarta, Evaluator ( ) NIP.

23 142 KISI-KISI LEMBAR EVALUASI AHLI MEDIA Kriteria Indikator Nomor Soal I. Kelayakan kegrafikaan Ukuran Modul Desain Kulit Modul Desain Isi Modul 1,2 3,4,5,6a, 6b, 7, 8a, 8b 9a, 9b, 10a, 10b, 10c,11a, 11b, 12a, 12b, 13a, 13b, 13c, 13d, 13e,14a, 14b, 15a, 15b, 15c

24 143 DESKRIPSI BUTIR PENILAIAN LEMBAR EVALUASI AHLI MEDIA Aspek Kelayakan Kegrafikaan menurut BSNP (Urip Purwono, 2008) Butir Penilaian 1. Kesesuaian ukuran modul dengan standar ISO 2. Kesesuaian ukuran dengan materi isi modul. 3. Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang dan punggung secara harmonis memiliki memili irama dan kesatuan serta konsisten. 4. Menampilkan pusat pandang (center point) yang baik. 5. Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi. Deskripsi Ukuran modul A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm), B5 (176 x 250 mm) Pemilihan ukuran buku perlu disesuaikan dengan materi isi buku berdasarkan bidang studi tertentu. Hal ini akan mempengaruhi tata letak bagian isi dan jumlah halaman buku. Desain kulit muka, punggung dan belakang merupakan suatu kesatuan yang utuh. Elemen warna, ilustrasi, dan tipografi ditampilkan secara harmonis dan saling terkait satu dan lainnya. Adanya kesusaian dalam penempatan unsur tata letak pada bagian kulit maupun isi buku berdasarkan pola yang telah ditetapkan dalam perencanaan awal buku. Sebagai daya tarik awal dari buku yang ditentukan oleh ketepatan dalam penempatan unsur/materi desain yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan di antara unsuf/materi desain lainnya sehingga memperjelas tampilan teks maupun ilustrasi dan elemen dekoratif lainnya. Memperhatikan tampilan warna secara keseluruhan yang dapat memberikan nuansa tertentu dan dapat memperjelas materi/isi buku.

25 144 6a. Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional dibandingkan ukuran buku, nama pengarang dan penerbit. 6b. Warna judul buku kontras dengan warna latar belakang. 7. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf. 8a. Menggambarkan isi/materi ajar dan mengungkapkan karakter obyek 8b. Bentuk, warna, ukuran, proporsi obyek sesuai realita. 9a. Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola. Judul buku harus dapat memberikan informasi secara cepat tentang materi isi buku berdasarkan bidang studi tertentu. Judul buku ditampilkan lebih menonjol daripada warna latar belakangnya. Menggunakan dua jenis huruf agar lebih komunikatif dalam menyampaikan informasi yang disampaikan. Untuk membedakan dan mendapatkan kombinasi tampilan huruf dapat menggunakan variasi dan seri huruf. Dapat dengan cepat memberikan gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual dapat mengungkap jenis ilustrasi yang ditampilkan berdasarkan materi ajarnya. (matematika, sejarah, kimia dlsb.). Ditampilkan sesuai dengan bentuk, warna dan ukuran obyeknya sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran maupun pengertian peserta didik (misalnya perbandingan secara proporsional ukuran dan bentuk antara cecak dan buaya), Warna yang digunakan sesuai sehingga tidak menimbulkan salah pemahaman dan penafsiran. Penempatan unsur tata letak (judul, subjudul, kata pengantar, daftar isi, ilustrasi dll.) pada setiap awal bab konsisten Penempatan unsur tata letak pada setiap halaman mengikuti pola, tata letak dan irama yang telah ditetapkan

26 145 9b. Pemisahan antar paragraf jelas. Susunan teks pada akhir paragraf terpisah dengan jelas, dapat berupa jarak (pada susunan teks rata kiri-kanan/blok) ataupun dengan inden (pada susunan teks dengan alenia). 10a.Bidang cetak dan marjin Penempatan unsur tata letak (judul, proporsional. subjudul, teks, ilustrasi, keterangan gambar, nomor halaman) pada bidang cetak secara proporsional. 10b.Marjin dua halaman yang Susunan tata letak halaman berpengaruh berdampingan proporsional. terhadap tata letak halaman B disebelahnya 10c. Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai Merupakan kesatuan tampilan antara teks dengan ilustrasi dalam satu halaman. 11a. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman/folio. Judul bab ditulis secara lengkap disertai dengan angka bab (Bab I,Bab II, Kegiatan Belajar I, dst). Penulisan sub judul dan sub-sub judul disesuaikan dengan hierarki penyajian materi ajar. Penempatan nomor halaman disesuaikan dengan pola tata letak 11b. Ilustrasi dan keterangan gambar (caption). 12a. Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai latar belakang tidak mengganggu judul, teks, angka halaman. Mampu memperjelas penyajian materi baik dalam bentuk, ukuran yang proporsional serta warna yang menarik sesuai obyek aslinya. Keterangan gambar/legenda ditempatkan berdekatan dengan ilustrasi dengan ukuran lebih kecil daripada huruf teks. Menempatkan hiasan/ilustrasi pada halaman sebagai latar belakang jangan sampai mengganggu kejelasan,

27 146 penyampaian informasi pada teks, sehingga dapat menghambat pemahaman peserta didik. 12b. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi Judul, sub judul, ilustrasi dan keterangan dan keterangan gambar tidak gambar ditempatkan sesuai dengan pola menggangu pemahaman. yang telah ditetapkan sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi terhadap materi yang disampaikan 13a. Tidak menggunakan terlalu banyak Maksimal menggunakan dua jenis huruf jenis huruf. sehingga tidak mengganggu perserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur teks dapat mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf. 13b. Penggunaan variasi huruf (bold, Digunakan untuk membedakan jenjang/ italic, all capital, small capital) tidak hirarki judul, dan subjudul serta berlebihan. memberikan tekanan pada susunan teks yang dianggap penting dalam bentuk tebal dan miring. 13c. Lebar susunan teks normal Sangat mempengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks. Jumlah perkiraan untuk buku teks antara karakter (sekitar 5-11 kata) termasuk tanda baca, spasi antar kata dan angka. Untuk modul sendiri tidak terlalu terikat dengan ketentuan lebar susunan teks. 13d. Spasi antar baris susunan teks normal Jarak spasi tidak terlalu lebar atau tidak terlalu sempit sehingga memudahkan dalam membaca. 13e. Spasi antar huruf (kerning) normal. Mempengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks (tidak terlalu rapat atau terlalu renggang) 14a. Jenjang / hierarki judul - judul jelas, Menunjukkan urutan/hierarki susunan konsisten dan proporsional. teks secara berjenjang sehingga mudah

28 147 14b.Tanda pemotongan kata (hyphenation). 15a. Mampu mengungkap makna/ arti dari objek. 15b. Bentuk akurat dan proporsional sesuai dengan kenyataan. dipahami. Hierarki susunan teks dapat dibuat dengan perbedaan jenis huruf, ukuran huruf dan varisasi huruf (bold, italic, all capital, small caps). Pemotong kata lebih dari 2 (dua) baris akan mengganggu keterbacaan susunan teks. Berfungsi untuk memperjelas materi/teks sehingga mampu menambah pemahaman dan pengertian perserta didik pada informasi yang disampaikan. Bentuk dan ukuran ilustrasi harus realistis dan secara rinci dapat memberikan gambaran yang akurat tentang obyek yang dimaksud. Bentuk ilustrasi harus proporsional sehingga tidak menimbulkan salah tafsir peserta didik. 15c. Kreatif dan dinamis. Menampilkan ilustrasi dari berbagai sudut pandang tidak hanya ditampilkan dalam tampak depan dan mampu divisualisasikan secara dinamis yang dapat menambah kedalaman pemahaman dan pengertian perserta didik.

29 148 LEMBAR EVALUASI MODUL PENGAYAAN PADA MATERI KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI TPI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL (untuk AHLI MATERI) Judul Program Materi Pelajaran Materi Pokok Sasaran Program Evaluator Hari / tanggal : Penyusunan Modul Pengayaan Keanekaragaman Jenis Ikan berdasarkan Hasil Tangkapan Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Baron Gunungkidul Bagi Siswa SMA Kelas X : Biologi : Keanekaragaman Hayati : Siswa kelas X Semester II : : Petunjuk Pengisian Lembar Evaluasi! Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang Modul Pengayaan Keanekaragaman Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul. Aspek penilaian materi modul ini diadaptasi dari komponen penilaian aspek kelayakan isi dan penyajian bahan ajar oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pendapat, penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak/Ibu akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas modul ini. Untuk itu kami mohon Bapak/Ibu dapat memeberikan tanda di bawah kolom skor penilaian berikut sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu. SB = Sangat Baik B = Baik TB = Tidak Baik STB = Sangat Tidak Baik

30 149 I. ASPEK KELAYAKAN ISI INDIKATOR PENILAIAN A. Kesesuaian Materi dengan SK dan KD B. Keakuratan Materi BUTIR PENILAIAN 1. Kelengkapan materi. 2. Keluasan materi. 3. Kedalaman materi. 4. Keakuratan konsep dan definisi. 5. Keakuratan data dan fakta. ALTERNATIF PILIHAN SB B TB STB 6. Keakuratan contoh dan kasus. 7. Keakuratan Gambar, diagram dan ilustrasi. 8. Keakuratan istilah-istilah. C. Kemutakhiran Materi 9. Keakuratan notasi, simbol, dan ikon. 10. Keakuratan acuan pustaka. 11. Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu statistika. 12. Contoh dan kasus aktual. D. Mendorong Keingintahuan 13. Gambar, diagram dan ilustrasi aktual. 14. Menggunakan contoh kasus di Indonesia. 15. Kemutakhiran pustaka. 16. Mendorong rasa ingin tahu.

31 150 II. ASPEK BAHASA INDIKATOR PENILAIAN BUTIR PENILAIAN ALTERNATIF PILIHAN SB B TB STB A. Lugas 1. Ketepatan struktur kalimat. 2. Keefektifan kalimat. 3. Kebakuan istilah. B. Komunikatif 4. Pemahaman terhadap pesan atau informasi. C. Dialogis dan 5. Kemampuan memotivasi Interaktif peserta didik. 6. Kemampuan mendorong berpikir kritis. D. Kesesuaian dengan 7. Kesesuaian dengan perkembangan intelektual Perkembangan peserta didik. Peserta didik 8. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik. E. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia F. Penggunaan istilah, simbol, atau ikon. 9. Ketepatan tata bahasa. 10. Ketepatan ejaan. 11. Konsistensi penggunaan istilah. 12. Konsistensi penggunaan simbol atau ikon.

32 151 III. ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN INDIKATOR PENILAIAN A.Teknik Penyajian B. Pendukung Penyajian BUTIR PENILAIAN 1. Konsistensi sistematika sajian dalam bab. 2. Keruntutan konsep. 3. Contoh-contoh soal dalam setiap bab. 4. Soal latihan pada setiap akhir bab. 5. Kunci jawaban soal latihan. ALTERNATIF PILIHAN SB B TB STB 6. Umpan balik soal latihan. 7. Pengantar. 8. Glosarium. 9. Daftar Pustaka. C. Penyajian Pembelajaran D. Koherensi dan Keruntutan Alur Pikir 10. Rangkuman. 11. Keterlibatan peserta didik. 12. Ketertautan antar bab / subbab/ alinea. 13. Keutuhan makna dalam bab / subbab/ alinea.

33 152 Kami juga berharap Bapak/Ibu berkenan memberikan isian mengenai bagian yang salah, jenis kesalahan dan saran untuk modul ini secara tertulis pada kolom yang tersedia. Atau Bapak/Ibu cukup merevisi dengan mencoret pada pada bagian yang salah dalam modul dan menuliskan apa yang seharusnya dibetulkan oleh peneliti. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar evaluasi ini, kami ucapkan terimakasih. Bagian Yang Salah Jenis Kesalahan Saran untuk Perbaikan Komentar secara umum: Yogyakarta, Evaluator ( ) NIP.

34 153 KISI-KISI LEMBAR EVALUASI AHLI MATERI Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK dan KD B. Keakuratan Materi C. Kemutakhiran Materi D. Mendorong Keingintahuan 1,2,3 4,5,6,7,8,9,10 11,12,13,14,15 16 II. Aspek Kelayakan Bahasa III. Aspek Kelayakan Penyajian A. Lugas B. Komunikatif C. Dialogis dan Interaktif D. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik. E. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia. F. Penggunaan istilah, simbol, atau ikon A. Teknik Penyajian B. Pendukung Penyajian C. Penyajian Pembelajaran D. Koherensi dan Keruntutan Alur Pikir 1,2,3 4 5,6 7,8 9,10 11,12 1,2 3,4,5,6,7,8,9, ,13

35 154 DESKRIPSI BUTIR PENILAIAN LEMBAR EVALUASI AHLI MATERI I. Aspek Kelayakan isi menurut BSNP (Urip Purwono, 2008) Butir Penilaian Deskripsi 1. Kelengkapan materi. Materi yang disajikan mencakup semua materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). 2. Keluasan materi. Materi yang disajikan mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD). 3. Kedalaman materi. Materi yang disajikan mulai dari pengenalan konsep, definisi, prosedur, tampilan output, contoh, kasus, latihan, sampai dengan interaksi antar-konsep sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Kompetensi Dasar (KD). 4. Keakuratan konsep dan definisi. Konsep dan definisi yang disajikan tidak menimbulkan banyak tafsir dan sesuai dengan konsep dan definisi yang berlaku dalam bidang/ilmu Statistika. 5. Keakuratan fakta dan data. Fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. 6. Keakuratan contoh dan kasus. Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. 7. Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi. Gambar, diagram, dan ilustrasi yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan

36 155 efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik 8. Keakuratan istilah. Istilah-istilah teknis sesuai dengan kelaziman yang berlaku di bidang/ilmu Statistika. 9. Keakuratan, notasi, simbol, dan ikon. Notasi, simbol, dan ikon disajikan secara benar menurut kelaziman yang digunakan dalam bidang/ilmu Statistika. 10. Keakuratan acuan pustaka. Pustaka disajikan secara akurat. 11. Kesesuaian materi dengan. Materi yang disajikan aktual yaitu sesuai perkembangan ilmu statistika. dengan perkembangan keilmuan Statistika. 12. Contoh dan kasus aktual. Contoh dan kasus aktual yaitu sesuai dengan perkembangan keilmuan Statistika. 13. Gambar, diagram dan ilustrasi aktual. Gambar, diagram dan ilustrasi diutamakan yang aktual, namun juga dilengkapi penjelasan. 14. Menggunakan contoh kasus di Indonesia. Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan situasi serta kondisi di Indonesia. 15. Kemutakhiran pustaka. Pustaka dipilih yang mutakhir. 16. Mendorong rasa ingin tahu. Uraian, latihan atau contoh-contoh kasus yang disajikan mendorong peserta didik untuk mengerjakannya lebih jauh dan menumbuhkan kreativitas.

37 156 II. Aspek Kelayakan Bahasa menurut BSNP (Urip Purwono, 2008) Butir Penilaian Deskripsi 1. Ketepatan struktur kalimat. Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia. 2. Keefektifan kalimat. Kalimat yang digunakan sederhana dan langsung ke sasaran. 3. Kebakuan istilah. Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan / atau adalah istilah teknis yang telah baku digunakan dalam Statistika. Padanan istilah teknis yang masih cukup asing diberikan penjelasannya pada glosarium. 4. Pemahaman terhadap pesan atau informasi. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia. 5. Kemampuan memotivasi peserta didik. Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas. 6. Kemampuan mendorong berpikir Bahasa yang digunakan mampu kritis. merangsang peserta didik untuk mempertanyakan suatu hal lebih jauh, dan mencari jawabnya secara mandiri dari buku teks atau sumber informasi lain. 7. Kesesuaian dengan perkembangan Bahasa yang digunakan dalam intelektual peserta didik. menjelaskan suatu konsep harus sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.

38 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan emosional peserta didik 9. Ketepatan tata bahasa. Tata kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu kepada kaidah tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 10. Ketepatan ejaan. Ejaan yang digunakan mengacu kepada pedoman Ejaan Yang Disempurnakan. 11. Konsistensi penggunaan istilah. Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep harus konsisten antar-bagian dalam modul. 12. Konsistensi penggunaan simbol atau ikon. Penggambaran simbol atau ikon harus konsisten antar-bagian dalam modul.

39 158 III. Aspek Kelayakan Penyajian menurut BSNP (Urip Purwono, 2008) Butir Penilaian 1. Konsistensi sistematika sajian dalam bab. Deskripsi Sistematika penyajian dalam setiap bab taat asas (memiliki pendahuluan, isi dan penutup). 2. Keruntutan Konsep. Penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal. Materi bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada bagian selanjutnya. 3. Contoh-contoh soal dalam setiap bab. Terdapat contoh-contoh soal yang dapat membantu menguatkan pemahaman konsep yang ada dalam materi. 4. Soal latihan pada setiap akhir bab. Soal-soal yang dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep yang berkaitan dengan materi dalam bab. 5. Kunci jawaban soal latihan. Terdapat kunci jawaban dari soal latihan setiap akhir bab lengkap dengan caranya dan pedoman penskorannya. 6. Umpan balik soal latihan. Terdapat kriteria penguasaan materi. 7. Pengantar. Memuat informasi tentang peran modul dalam proses pembelajaran. 8. Glosarium. Glosarium berisi istilah-istilah penting dalam teks dengan penjelasan arti istilah tersebut, dan ditulis alfabetis. 9. Daftar Pustaka. Daftar buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan modul tersebut yang diawali dengan nama pengarang (yang disusun secara

40 159 alfabetis), tahun terbitan, judul buku / majalah / makalah / artikel, tempat, dan nama penerbit, nama dan lokasi situs internet serta tanggal akses situs (jika memakai acuan yang memiliki situs). 10. Rangkuman. Rangkuman merupakan konsep kunci bab yang bersangkutan yang dinyatakan dengan kalimat ringkas dan jelas, memudahkan peserta didik memahami keseluruhan isi bab. 11. Keterlibatan peserta didik. Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif (ada bagian yang mengajak pembaca untuk berpartisipasi. 12. Ketertautan antar bab / subbab/ Penyampaian pesan antara sub bab alinea. dengan bab lain/subbab dengan subbab/antaralinea dalam subbab yang berdekatan mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi. 13. Keutuhan makna dalam bab/ subbab/ alinea. Pesan atau materi yang disajikan dalam satu bab / subbab / alinea harus mencerminkan kesatuan tema.

41 LAMPIRAN 2 Data Hasil Observasi Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul

42 159 No. Nama Ikan Ukuran Nama Nama Ilmiah tubuh Lokal 1. Ikan Hiu Carcharhinus melanopterus 2. Ikan Hiu martil 3. Ikan Pari pasir 4. Ikan Pari kupu-kupu 5. Ikan Kakap batu 6. Ikan Kakap merah 7. Ikan Kakap putih Sphyrna zygaena Himantura uarnak Gymnura poecilura Lobotes surinamensis Lutjanus campechanus Lates calcarifer P: 58 cm T: 10 cm P: 72 cm T: 22 cm TABEL PENGAMATAN IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN Tipe Mulut Inferior/s ubterminal Inferior/s ubterminal L: 20 cm Terminal/ anterior P: 49 cm T: 62 cm P: 18 cm T: 6 cm P: 13,5 cm T: 5 cm P: 23,7 cm T: 4,6 cm Terminal/ anterior Terminal/ anterior Terminal/ anterior Inferior/s ubterminal DI TPI PANTAI BARON GUNUNG KIDUL Bentuk tubuh Fusifor m/ideal Fusifor m/ideal Hal yang di Identifikasi Tipe Ada tidaknya sirip Warna sisik Dorsatoratradal Pec- Ven- Anal Cau- Tubuh Placoid Abu-abu agak putih Placoid Abu-abu agak putih Depress Abu-abu agak kecoklatan Depress Ciklat kehitaman Pipih kesampi ng Pipih kesampi ng Ctenoid Silver, pada bagian atas ada 4 garis horizontal baerwarna hitam Tipe gurat sisi Tipe Sirip Caudalis Sungut Soleidae epicercal - Tidak terlihat jelas epicercal Ekor panjang seperti cemeti - Ekor panjang - seperti cemeti Lateral line Ctenoid Merah Lateral line Pipih Ctenoid Putih aga silver Lateral line Diphcercal, pinggiran berlekuk satu Diphcercal, pinggiran tegak Diphcercal dengan pinggiran bulat 8. Ikan Upeneus P: 18,3 Inferior/s Pipih Ctenoid Silver Lateral Isocercal 1 pasang - - -

43 160 Kuniran sundaicus cm T: 6 cm 9. Ikan Kembung 10. Ikan Bawal putih 11. Ikan Bawal hitam Rastrelliger faughni Pampus argenteus Parastromateu s niger 12. Ikan Layur Trichiurus lepturus 13. Ikan Beloso/ka dalan 14. Ikan Tongkol salem P: 13,3 cm T: 5,3 cm P: 25,2 cm T: 12,1 cm P: 23,8 cm T: 4,5 cm P: 60,5 cm T: 6 cm Butis butis P: 22,3 cm T: 7 cm Euthynnus affinis P: 22,3 cm T: 5 cm ubterminal Terminal/ anterior Superior Terminal/ anterior Superior Inferior/s ubterminal Terminal/ anterior Pipih ramping memanj ang Sangat pipih dengan garis line kuning di tibuh bagian atas Cycloid Silver Carangi dae Cycloid - Bagian atas abu-abu, baian bawah putih keperakan Carangi dae Pipih Cycloid - Silver Carangi dae Seperti pita Sperti cerutu Ideal agak membul at Ganoid - - Silver Carangi dae Cycloid - Pada bagian punggung coklat, pada bagian perut keperakan - Bagian punggung berwarna hitam, bagian punggung berwarna silver Psettodi dae Scombo romorid ae dengan pinggiran bercagak Isocercal dengan pinggiran bercagak Isocercal dengan pinggiran bercagak Isocercal dengan pinggiran bercagak Diphcercal dengan pinggiran lancip Diphcercal dengan pinggiran bulat Isocercal dengan pinggiran berbentuk sabit 15. Ikan Chorinemus P: 28 cm Terminal/ Pipih Ganoid Biru Scombo Isocercal

44 161 Talangtalang 16. Ikan Tetengkek lysan T: 6 cm anterior memanj ang Megalaspis cordyla 17. Ikan Kuwe Carangoides malabaricus 18. Ikan Ketangketang 19. Ikan Kurisi 20. Ikan Peperek/li ngsong 21. Ikan Julungjulung Drepane punctata Nemipterus nematophorus Leiognathus equulus Dermogenys pusilla P: 27 cm T: 5,5 cm P: 17 cm T: 5 cm P: 13,8 cm T: 11 cm P: 18,8 cm T: 5,3 cm P: 12,3 cm T: 6,2 cm P: 81 cm T: 10 cm Superior Fusifor m/ideal kehijauan Ctenoid Abu-au kebiruan, agak perak pada bagian perut Superior Pipih - Bagian atas berwarna abu-abu, bagian bawah berwarna purih agak kuning Terminal/ anterior Terminal/ anterior Superior Terminal/ anterior Pipih lebar Pipih memanj ang Pipih tipis Memanj ang seperti cerutu Cycloid Putih agak perak Cycloid Merah pada bagian atas, putih agak kuning pada bagian bawah Ctenoid Abu-abu keperakan Cycloid Pada bagian punggung biru kehijauan, pada bagian romorid ae Membe ntuk kurva dibegian depan Carangi dae Lateral line Lateral line Lateral line Scombo romorid ae dengan pinggiran bercagak Isocercal dengan pinggiran bercagak Isocercal dengan pinggiran bercagak Diphcercal dengan pinggiran membulat Isocercal dengan pinggiran bercagak Isocercal dengan pinggiran bercagak Isocercal dengan pinggiran bercagak

45 Ikan Bulu ayam 23. Ikan Lemuru perak Thryssa mystax Sardinella longiceps 24. Ikan Lidah Branchirus orientalis 25. Ikan Manyung 26. Ikan Belut laut 27. Ikan Lembu perak Arius thalassinus Pisodonophis cancrivorus Triacanthus neuhofii P: 23,3 cm T: 7,5 cm P: 21,3 cm T: 4,5 cm P: 13,5 cm T: 4,1 cm P: 13,6 cm T: 3,7 cm P: 36 cm T: 2,5 cm P: 27 cm T: 11 cm perut putih keperakan Superior Pipih Cycloid Keperakan Soleidae Isocercal dengan pinggiran bercagak Superior Pipih Cycloid Punggung Scombo Isocercal berwarna romorid dengan gelap, ae pinggiran bagian perut bercagak berwarna silver Inferior/s ubterminal Terminal/ anterior Inferior/s ubterminal Terminal/ anterior Pipih seperti lidah Pipih memanj ang Seperti ular Ctenoid Coklat tua kemerahan - Hitam agak keperakan Soleidae Diphcercal dengan pinggiran lancip - Isocercal dengan pinggiran bercagak Coklat muda Soleidae Diphcercal dengan pinggiran lancip Pipih Ganoid Putih agak kekuningan Lateral line Isocercal dengan pinggiran bercagak pasang - -

46 LAMPIRAN 3 Kisi-kisi Soal Latihan 1 dan 2

47 163 Kisi-Kisi Soal Latihan 1 Materi Kelas Bentuk Soal : Keanekaragaman Hayati : X : Pilihan Ganda Jumlah Butir Soal : 10 Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah soal Mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati 2,4 1 3 Menyebutkan tingkat keanekaragaman hayati Mendeskripsikan konsep 5, keanekaragaman pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem beserta contohnya Jumlah

48 164 Kisi-Kisi Tes Formatif 2 Materi Kelas Bentuk Soal : Keanekaragaman Jenis Ikan dan Kunci dikotomi : X : Pilihan Ganda Jumlah Butir Soal : 10 Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah soal Menyebutkan ciri-ciri umum Superkelas Pisces 1,2 2 Mengidentifikasi ciri morfologik Superkelas Pisces 4 3,7 8 4 Mendeskripsikan ciri-ciri morfologik ikan pada masingmasing ordo Membuat kunci dikotomi dan superkelas Pisces Jumlah

49 LAMPIRAN 4 Analisa Data Kualitas Modul

50 PERSENTASE ANGKET PENILAIAN OLEH 2 ORANG GURU BIOLOGI SMA N 2 WONOSARI Analisa data kualitas modul diperoleh dari rumus: Persentase skor : 100% Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Kelayakan Isi/Materi Kesesuaian materi dengan indikator SB 2 Persentase skor: Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan SK/KD Kebenaran konsep (definisi, rumus, hukum dan sebagainya) Nilai efektif dalam materi Keakuratan fakta Kemampuan merangsang berfikir kritis B TB STB 2 100% 100% 2 SB 2 Persentase skor: B TB STB 2 100% 100% 2 SB B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 STB SB B 2 Persentase skor: 2 100% 100% 2 TB STB SB B 2 Persentase skor: 2 100% 100% 2 TB STB SB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2

51 Kesesuaian evaluasi dengan indikator B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB SB B 2 Persentase skor: TB STB 2 100% 100% 2 Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Kebahasaan Penggunaan bahasa baku SB 2 Persentase skor: Penggunaan bahasa komunikatif Kesesuaian penggunaan istilah Konsistensi penggunaan istilah, nama ilmiah/bahasa latin B TB STB Analisa data kualitas modul 2 100% 100% 2 SB B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 STB SB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB SB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB

52 Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Penyajian Sistematika penyajian SB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB Petunjuk penggunaan SB 2 Persentase skor: 2 100% 100% 2 B TB STB Kejelasan materi SB 1 Persentase skor: 1 Materi yang disajikan menambah rasa ingin tahu 100% 50% 2 B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB SB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB Penyajian tugas SB 2 Persentase skor: Penyajian kegiatan pengamatan langsung di TPI Pantai Baron B TB STB 2 100% 100% 2 SB 2 Persentase skor: 2 100% 100% 2 B TB STB Penyajian gambar SB 2 Persentase skor:

53 2 100% 100% 2 B TB STB Penyajian rangkuman materi SB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 Penyajian daftar pustaka Penyajian glosarium B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB SB B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 STB SB B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2

54 Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Kegrafikaan Sampul atau cover modul SB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB Ilustrasi sampul atau SB 1 Persentase skor: cover 1 100% 50% 2 B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB Keterbacaan teks atau tulisan SB 2 Persentase skor: Kualitas tampilan gambar dan tabel B TB STB 2 100% 100% 2 SB 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 B 1 Persentase skor: 1 100% 50% 2 TB STB

55 PERSENTASE ANGKET PENILAIAN OLEH 10 SISWA KELAS X SMA N 2 WONOSARI Analisa data kualitas modul diperoleh dari rumus: Jumlah skor = banyaknya siswa yang memilih kategori tiap indikator Persentase skor : 100% Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Kelayakan SS 6 Persentase skor: Isi/Materi 6 100% 60% 10 S 4 Persentase skor: Materi yang disajikan dalam modul dapat menambah ilmu dan pengetahuan saya tentang keanekaragaman jenis ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul Kegiatan yang disajikan dalam modul merangsang saya untuk berfikir kreatif Materi dalam modul keanekaragaman hayati disajikan secara lengkap sehingga dapat membantu saya mengenal keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan yang ada di TPI Pantai Baron Gunungkidul Tugas yang diberikan melatih saya untuk menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan dengan materi keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul 4 100% 40% 10 TS STS SS 2 Persentase skor: 2 100% 20% 10 S 8 Persentase skor: 8 100% 80% 10 TS STS SS 2 Persentase skor: 2 100% 20% 10 S 8 Persentase skor: 8 100% 80% 10 TS STS SS 3 Persentase skor: 3 100% 30% 10 S 5 Persentase skor: 5 100% 50% 10 TS 2 Persentase skor: 2 100% 20% 10 STS

56 Aspek Indikator Kategori Jumlah Analisa data kualitas Skor modul Kebahasaan Bahasa yang digunakan pada SS 2 Persentase skor: modul sederhana dan mudah 2 100% 20% saya pahami 10 S 8 Persentase skor: 8 100% 80% 10 TS STS Bahasa yang digunakan SS 3 Persentase skor: menarik sehingga 3 100% 30% memotivasi saya untuk 10 memepelajari modul secara S 5 Persentase skor: tuntas 5 100% 50% 10 TS 2 Persentase skor: 2 100% 20% 10 STS Bahasa yang digunakan SS 1 Persentase skor: dalam modul sesuai dengan 1 100% 10% Ejaan Yang Disempurnakan 10 (EYD) S 8 Persentase skor: 8 100% 80% 10 TS 1 Persentase skor: 1 100% 10% 10 STS Jenis dan ukuran huruf serta SS 2 Persentase skor: jarak spasi yang digunakan 2 100% 20% sesuai sehingga memudahan 10 saya dalam mempelajari S 6 Persentase skor: modul keanekaragaman 6 100% 60% hayati 10 TS 2 Persentase skor: 2 100% 20% 10 STS

57 Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Penyajian Modul yang disajikan SS 3 Persentase skor: menggunakan contoh-contoh 3 100% 30% yang mudah saya temui 10 dikehidupan sehari-hari S 6 Persentase skor: seperti bergam contoh ikan 6 100% 60% yang ada di TPI Pantai Baron 10 Gunungkidul TS 1 Persentase skor: 1 100% 10% 10 STS Gambar dan tabel dalam SS 3 Persentase skor: modul disertai dengan 3 100% 30% keterangan yang jelas 10 S 7 Persentase skor: 7 100% 70% 10 TS STS Gambar beragam ikan yang SS 5 Persentase skor: disajikan dalam modul 5 menarik dan sesuai dengan 100% 50% 10 materi keanekaragaman S 5 Persentase skor: hayati 5 100% 50% 10 TS STS Rangkuman mempermudah SS 2 Persentase skor: saya memahami isi modul 2 100% 20% secara keseluruhan mengenai 10 materi keanekaragaman S 8 Persentase skor: hayati berupa 8 100% 80% keanekaragaman jenis ikan 10 hasil tangkapan nelayan di TS TPI Pantai Baron STS Gunungkidul Glosarium mempermudah saya untuk memahami istilah/kata yang sulit yang ada pada modul SS 7 Persentase skor: 7 100% 70% 10 S 3 Persentase skor: 3 100% 30% 10 TS STS

58 Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Kegrafikaan Desain sampul modul bagus SS 2 Persentase skor: sehingga saya tertarik untuk 2 100% 20% memepelajari isi mengenai 10 keanekaragaman jenis ikan S 6 Persentase skor: hasil tangkapan nelayan di 6 100% 60% TPI Pantai Baron 10 Gunungkidul TS 2 Persentase skor: 2 100% 20% 10 STS Ilustrasi sampul SS 3 Persentase skor: menggambarkan isi/materi 3 100% 30% yang disampaikan mengenai 10 keanearagaman jenis ikan S 7 Persentase skor: hasil tangkapan nelayan di 7 100% 70% TPI Pantai Baron 10 Gunungkidul TS Gambar dan tabel disajikan dalam modul dengan jelas, menarik dan berwarna Gambar dan tabel disajikan dengan ukuran proporsional (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil) Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca STS SS S 9 Persentase skor: 9 100% 90% 10 TS 1 Persentase skor: 1 100% 10% 10 STS SS S 8 Persentase skor: 8 100% 80% 10 TS 2 Persentase skor: 2 100% 20% 10 STS SS 6 Persentase skor: 6 100% 60% 10 S 2 Persentase skor: 2 100% 20% 10 TS 2 Persentase skor: 2 100% 20% 10 STS

59 PERSENTASE ANGKET PENILAIAN OLEH DOSEN AHLI MATERI Analisa data kualitas modul diperoleh dari rumus: Persentase skor : 100% Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Kelayakan Isi/Materi Kesesuaian materi dengan SK dan KD SB 3 Persentase skor: 3 100% 100% 3 B TB STB Keakuratan materi SB 6 Persentase skor: 6 100% 85,71% 7 B 1 Persentase skor: 1 100% 14,28% 7 TB STB Kemutahiran materi SB 4 Persentase skor: 4 100% 100% 4 B TB STB Mendorong keingintahuan SB 1 Persentase skor: B TB STB 1 100% 100% 1

60 Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Kebahasaan Lugas SB 1 Persentase skor: 1 100% 33,33% 3 B 1 Persentase skor: 1 100% 33,33% 3 TB 1 Persentase skor: 1 100% 33,33% 3 STB Komunikatif SB B 1 Persentase skor: 1 100% 100% 1 TB STB Dialogis dan interaktif SB 2 Persentase skor: Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia Penggunaan istilah, simbol, atau ikon B TB STB 2 100% 100% 2 SB 2 Persentase skor: B TB STB 2 100% 100% 2 SB B TB 2 Persentase skor: 2 00% 100% 2 STB SB 1 Persentase skor: 1 100% 100% 2 B 1 Persentase skor: 1 100% 100% 2 TB STB

61 Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Penyajian Teknik penyajian SB 2 Persentase skor: Analisa data kualitas modul 2 100% 100% 2 B TB STB Pendukung penyajian SB 8 Persentase skor: 8 100% 100% 8 B TB STB Penyajian pembelajaran SB 1 Persentase skor: Koherensi dan keruntutan alur pikir B TB STB 1 100% 100% 1 SB 2 Persentase skor: B TB STB 2 100% 100% 2

62 PERSENTASE ANGKET PENILAIAN OLEH DOSEN AHLI MEDIA Analisa data kualitas modul diperoleh dari rumus: Persentase skor : 100% Aspek Indikator Kategori Jumlah Skor Kegrafikaan Ukuran modul SB 2 Persentase skor: Analisa data kualitas modul 2 100% 100% 2 B TB STB Desain kulit modul (cover) SB 3 Persentase skor: 3 100% 37,5 % 8 B 5 Persentase skor: 5 100% 62,5 % 8 TB STB Desain isi modul SB 9 Persentase skor: 9 100% 47,36% 19 B 10 Persentase skor: % 52,63% 19 TB STB

63 PERSENTASE RERATA ANGKET PENILAIAN TIAP ASPEK OLEH 2 GURU BIOLOGI SMA N 2 WONOSARI Analisa data kualitas modul diperoleh dari rumus: Persentase skor : 100% Aspek Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Kelayakan Isi/Materi SB 5 Persentase skor: 5 100% 35,71% 14 B 8 Persentase skor: 8 100% 57,14% 14 TB 1 Persentase skor: 1 100% 7,14% 14 STB Kebahasaan SB 4 Persentase skor: 4 100% 50% 8 B 3 Persentase skor: 3 100% 37,5% 8 TB 1 Persentase skor: 1 100% 12,5% 8 STB Penyajian SB 12 Persentase skor: % 60% 20 B 6 Persentase skor: 6 100% 30% 20 TB 1 Persentase skor: 1 100% 5% 20 STB 1 Persentase skor: 1 100% 5% 20 Kegrafikaan SB 5 Persentase skor: 5 100% 62,5 % 8 B 3 Persentase skor:

64 TB STB 3 100% 37,5% 8

65 PERSENTASE RERATA ANGKET PENILAIAN OLEH 10 SISWA KELAS X SMA N 2 WONOSARI Analisa data kualitas modul diperoleh dari rumus: Persentase skor : 100% Aspek Kategori Jumlah Skor Analisa data kualitas modul Kelayakan Isi/Materi SS 13 Persentase skor: % 32,5% 40 S 24 Persentase skor: % 60% 40 TS 2 Persentase skor: 2 100% 5% 40 STS Kebahasaan SS 8 Persentase skor: 8 100% 20% 40 S 27 Persentase skor: % 67,5% 40 TS 5 Persentase skor: 5 100% 12,5% 40 STS Penyajian SS 20 Persentase skor: % 40% 50 S 29 Persentase skor: % 58% 50 TS 1 Persentase skor: 1 100% 2% 50 STS Kegrafikaan SS 11 Persentase skor: % 22% 50 S 32 Persentase skor: % 64% 50 TS 7 Persentase skor:

66 STS 7 100% 14% 50

67 LAMPIRAN 5 Data Nilai Ulangan Siswa Kelas X Angket Penilaian Kualitas Modul oleh Guru Biologi dan Siswa kelas X SMA N 2 Wonosari

68 NILAI ULANGAN Mata Pelajaran KD Materi : Biologi : 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan : Keanekaragaman Hayati KKM : 75 Kelas : X Kelas No. Absen NIS Nama Nilai XA Diantini 100 XB Navila Teguh Pambudi 96 XB Suranti 96 XB Tyas Mustika Sarimurni 83 XB Yessi Chrisna Arthika Sari 100 XC Efi Pujijayanti 78 XC Arifiani Kurniasih 83 XD Harnum Ayu Rinasti 87 XE Mutiara Faradina Hernaning Tyas 78 XE Putri Kinayung Diah Parameswari 83

69 LAMPIRAN 5 Data Nilai Ulangan Siswa Kelas X Angket Penilaian Kualitas Modul oleh Guru Biologi dan Siswa kelas X SMA N 2 Wonosari

70 NILAI ULANGAN Mata Pelajaran KD Materi : Biologi : 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan : Keanekaragaman Hayati KKM : 75 Kelas : X Kelas No. Absen NIS Nama Nilai XA Diantini 100 XB Navila Teguh Pambudi 96 XB Suranti 96 XB Tyas Mustika Sarimurni 83 XB Yessi Chrisna Arthika Sari 100 XC Efi Pujijayanti 78 XC Arifiani Kurniasih 83 XD Harnum Ayu Rinasti 87 XE Mutiara Faradina Hernaning Tyas 78 XE Putri Kinayung Diah Parameswari 83

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101 LAMPIRAN 6 Angket Penilaian Kualitas Modul oleh Dosen Ahli Materi dan Dosen Ahli Media

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125 LAMPIRAN 7 Dokumentasi Penelitian: 7.1. Di TPI Pantai Baron 7.2. Uji Coba Modul di SMA N 2 Wonosari

126 7.1 Dokumentasi Penelitian di TPI Pantai Baron 237

127 7.2 Dokumentasi Penelitian Uji Coba Modul di SMA N 2 Wonosari 238

128 LAMPIRAN 8 Surat Keterangan Pembimbing TAS Surat Ijin Observasi Surat Ijin Penelitian

129

130

131

132 LAMPIRAN 9 Silabus dan RPP

133 SILABUS Mata Pelajaran : Biologi Kelas : X Semester : 2 Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu 3.1 Mendeskripsi kan konsep keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan - Konsep keanekaragaman hayati - Keanekaragaman gen - Keanekaragaman jenis - Keanekaraga man ekosistem Melakukan pengamatan keanekaragaman makhluk hidup di lingkungan sekitarnya dan mengelompokkan sesuai jenisnya masing-masing Mengidentifikasi jenis organisme khas suatu daerah/wilayah 1. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati 2. Menyebutkan tingkat keanekaragaman hayati 3. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman pada tingkat gen, jenis dan ekosistem beserta contohnya 4. Menyebutkan ciri-ciri umum Superkelas Pisces 5. Mengidentifikasi ciri morfologik Superkelas Pisces 6. Mendeskripsikan ciri-ciri morfologik ikan pada masingmasing ordo 7. Membuat kunci dikotomi dari Superkelas Pisces. Jenis tagihan : Tugas kelompok, tugas individu, Soal latihan Bentuk instrumen : produk hasil pengamatan, sikap ilmiah, tes pilihan ganda Sumber/ Bahan/Alat (menit) 6 x 45 Sumber : Modul keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron

134 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Biologi Kelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 2 Pertemuan : Menyesuaikan Alokasi Waktu : 2 x 45 menit tatap muka, minimal 4 x 45 menit mandiri Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar : 3.1. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan I. Indikator 1. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati 2. Menyebutkan tingkat keanekaragaman hayati 3. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman pada tingkat gen, jenis dan ekosistem beserta contohnya 4. Menyebutkan ciri-ciri umum Superkelas Pisces 5. Mengidentifikasi ciri morfologik Superkelas Pisces 6. Mendeskripsikan ciri-ciri morfologik Ikan pada masing-masing ordo 7. Membuat kunci dikotomi dari Superkelas Pisces II. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati 2. Siswa dapat menyebutkan tingkat keanekaragaman hayati 3. Siswa dapat mendeskripsikan konsep keanekaragaman pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem beserta contohnya 4. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri umum Superkelas Pisces 5. Siswa dapat mengidentifikasi ciri morfologik Superkelas Pisces

135 6. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri morfologik ikan pada masing-masing ordo 7. Siswa dapat membuat kunci dikotomi dari Superkelas Pisces III. Materi Ajar a. Keanekaragaman hayati. b. Keanekaragaman Ikan hasil tangkapan nelayan dan Kunci Dikotomik IV. Metode Pembelajaran a. Diskusi Tanya jawab b. Penugasan mandiri V. Langkah Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal (10 menit) a. Orientasi 1. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar para siswa. 2. Guru melakukan presensi, memeriksa kesiapan alat tulis siswa, kerapian berpakaian siswa dan buku pelajaran yang akan digunakan. b. Apersepsi: Pernahkah kalian pergi ke Tempat Wisata Pantai Baron, terutama TPI? Apa saja yang dapat kalian lihat saat pergi kesana? Nah, sekarang mari kita belajar mengenai keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan yang ada di TPI Pantai Baron. c. Motivasi: Saat kalian ke pantai sebenarnya kalian bisa belajar banyak bukan hanya untuk berwisata. d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti (75 menit) a. Guru membagikan modul pengayaan mengenai keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron gunungkidul. b. Siswa mempelajari modul tersebut dan membandingkan dengan realita di TPI Pantai Baron karena Pantai Baron merupakan potensi lokal yang

136 berada disekitar sekolah sehingga siswa sudah mempunyai gambaran mengenai kondisi di Pantai Baron tersebut. c. Guru menerangkan untuk lebih memperjelas materi didalam modul. d. Siswa mengerjakan latihan yang telah disediakan. e. Guru dan siswa bersama-sama membahas latihan tersebut. f. Siswa dibentuk kelompok untuk menyelesaiakan LKS yang ada didalam modul. 3. Kegiatan akhir (5 menit) a. Guru membenarkan konsep-konsep yang kurang tepat tentang keanekaragaman hayati. b. Siswa bersama guru menyimpulkan isi dari modul keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul. c. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya secara mandiri menggunakan modul pengayaan Keanekaragaman Jenis Ikan Hasil tangkapan Nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul dan mengerjakan soal latihan di dalamnya sebagai bahan evaluasi. d. Siswa melakukan umpan balik untuk mengetahui sejauh mana menguasai materi yang ada di dalam modul pengayaan. VI. Alat / Bahan a. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di TPI PAntai Baron Gunungkidul. b. Buku kunci determinasi ikan. c. Alat tulis. VII. Penilaian a. Kognitif: Latihan soal, tugas mandiri, tugas kelompok dalam modul. b. Afektif: Keseriusan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan modul.

137 LAMPIRAN 10 MODUL Keanekaragaman Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di TPI Pantai Baron (Halaman pada modul dibuat tersendiri mulai dari halaman pertama sampai halaman terakhir)

138

139 MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI TPI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP Standar Isi 2006) Untuk Siswa SMA Kelas X Semester 2 Penulis Pembimbing Editor Desainer sampul : Angga Yuliesa Widyawati : 1. Sukiya, M.Si 2. Ciptono, M.Si : Angga Yuliesa Widyawati : Eman Supriadi Ukuran buku : 21 x 29,7 cm (A4) Modul ini disusun dan dirancang oleh penulis Dengan menggunakan Microsoft Office Word 2007 dan CorelDRAW X4 Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron ii

140 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas taufiq dan hidayahnya sehingga modul pengayaan biologi Keanekaragaman Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di TPI Pantai Bron Gunungkidul ini dapat terselesaikan. Modul pengayaan ini berisi tentang materi Keanekaragaman Ikan berdasarkan hasil Tengkapan Nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul dengan Standar Kompetensi (SK) memahami keanekaragaman hayati dan Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan. Tujuan kegiatan yang ingin dicapai adalah mengidentifikasi keanekaragaman Ikan berdasarkan hasil Tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul dan mengetahui konsep keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Masalah yang sering dihadapi oleh siswa dalam belajar biologi adalah kurangnya interaksi secara langsung dengan obyek biologi yang dipelajari. Potensi alam lokal yang ada di Kabupaten Gunung Kidul dalam hal ini keberadaan Pantai Baron belum sepenuhnya dimanfaatkan guru untuk membelajarkan siswa. Pantai Baron menyajikan banyak sumber belajar yang menarik dan unik yang dapat dipelajari. Penulis berharap modul pengayaan ini dapat digunakan dan menambah pengetahuan siswa mengenai keanekaragaman Ikan Laut berdasarkan hasil Tangkapan Nelayan di TPI Pantai Baron dari pengalaman yang telah penulis dapatkan. Penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Penulis menyadari bahwa modul pengayaan ini masih sederhana dan masih banyak kekurangan. Karena itu saran dan kritik demi perbaikan modul yang selanjutnya sangat diharapkan. Semoga modul ini bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran biologi. Penulis Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron iii

141 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. i HALAMAN FRANCIS.. ii KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI.. iv DAFTAR GAMBAR.. v PENDAHULUAN vii A. Petunjuk Penggunaan Modul.. viii B. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar ix KEGIATAN BELAJAR I : Keanekaragaman Hayati. 1 A. Tujuan Pembelajaran 1 B. Peta Konsep. 2 C. Uraian Materi. 3 D. Rangkuman.. 10 E. Soal Latihan F. Umpan Balik 14 KEGIATAN BELAJAR II : Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 15 A. Tujuan Pembelajaran B. Peta Konsep. 16 C. Uraian Materi. 17 D. Rangkuman.. 68 E. Soal Latihan F. Umpan Balik 74 LEMBAR KERJA SISWA (LKS).. 75 KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN 1 DAN 2 77 DAFTAR PUSTAKA.. 78 GLOSARIUM.. 79 Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron iv

142 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Suasana Panatai Baron Gunungkidul 3 Gambar 1.2 Keanekaragaman Gen pada ikan kakap. 6 Gambar 1.3 Ikan kembung (Rastrelliger faughni) 8 Gambar 1.4 Ikan tetengkek (Megalaspis cordyla).. 8 Gambar 1.5 Ikan tongkol salem (Euthynnus affinis).. 8 Gambar 1.6 Contoh ekosistem laut.. 9 Gambar 2.1 Bagian tubuh ikan. 18 Gambar 2.2 Ikan bulu ayam (Thryssa mystax). 19 Gambar 2.3 Ikan pari pasir (Himantura uarnak). 19 Gambar 2.4 Ikan hiu (Carcharhinus melanopterus) 19 Gambar 2.5 Ikan belut laut (Pisodonophis cancrivorus). 20 Gambar 2.6 Ikan layur (Trichiurus lepturus).. 20 Gambar 2.7 Ikan buntal (Tylerius spinosissimus). 20 Gambar 2.8 Ikan lidah (Branchirus orientalis) 20 Gambar 2.9 Mulut anterior/terminal 21 Gambar 2.10 Mulut inferior. 21 Gambar 2.11 Mulut superior.. 21 Gambar 2.12 Tipe sisik ikan. 22 Gambar 2.13 Bagian bagian dan letak sirip. 23 Gambar 2.14 Tipe isocercal. 24 Gambar 2.15 Tipe diphycercal.. 25 Gambar 2.16 Tipe epicercal 25 Gambar 2.17 Tipe hypocercal 25 Gambar 2.18 Ikan tulang rawan.. 27 Gambar 2.19 Ikan hiu (Carcharhinus melanopterus). 28 Gambar 2.20 Ikan hiu martil (Sphyrna zygaena). 29 Gambar 2.21 Ikan pari pasir (Himantura uarnak).. 30 Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron v

143 Gambar 2.22 Ikan pari kupu kupu (Gymnura poecilura).. 32 Gambar 2.23 Ikan bertulang keras/sejati.. 33 Gambar 2.24 Ikan kakap batu (Lobotes surinamensis) 34 Gambar 2.25 Ikan kakap merah (Lutjanus campechanus). 35 Gambar 2.26 Ikan kakap putih (Lates calcarifer) 36 Gambar 2.27 Ikan kuniran (Upeneus sundaicus) 36 Gambar 2.28 Ikan kembung (Rastrelliger faughni).. 37 Gambar 2.29 Ikan bawal putih (Pampus argenteus). 38 Gambar 2.30 Ikan bawal hitam (Parastromateus niger). 39 Gambar 2.31 Ikan layur (Trichiurus lepturus) 39 Gambar 2.32 Ikan beloso (Butis butis) Gambar 2.33 Ikan tongkol salem (Euthynnus affinis) 40 Gambar 2.34 Ikan talang talang (Chorinemus lysan).. 41 Gambar 2.35 ikan tetengkek/selar/kacangan (Megalaspis cordyla). 43 Gambar 2.36 Ikan kuwe (Carangoides malabaricus). 43 Gambar 2.37 Ikan ketang ketang (Drepane punctata). 44 Gambar 2.38 Ikan kurisi (Nemipterus nematophorus) 45 Gambar 2.39 Ikan peperek/lingsong (Leiognathus equulus).. 45 Gambar 2.40 Ikan julung julung (Dermogenys pusilla).. 46 Gambar 2.41 Ikan bulu ayam (Thryssa mystax). 47 Gambar 2.42 Ikan lemuru perak (Sardinella longiceps). 48 Gambar 2.43 Ikan lidah (Branchirus orientalis).. 49 Gambar 2.44 Ikan manyung (Arius thalassinus). 50 Gambar 2.45 Ikan belut laut (Pisodonophis cancrivorus).. 51 Gambar 2.46 Ikan lembu perak (Triacanthus neuhofii) 52 Gambar 2.47 Contoh Kunci dikotomi sederhana. 53. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron vi

144 PENDAHULUAN Ragam makhluk hidup yang ada di bumi ini bermacam macam. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai ciri ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup. Keanekaragaman makhluk hidup. Keanekaragaman makhluk hidup disebut sebagai keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Keanekaragaman hayati yang ada di dunia ini meliputi berbagai variasi bentuk, ukuran, jumlah (frekuensi), warna dan sifat sifat lain dari makhluk hidup. Keanekaragaman hayati sendiri dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem. Pembelajaran keanekaragaman hayati memerlukan obyek beberapa jenis makhluk hidup dengan berbagai persamaan dan perbedaan ciri ciri agar ditemukan konsep keseragaman dan keanekaragaman. Deretan pantai yang terdapat di daerah Gunung Kidul memiliki potensi yang baik selain sebagai tempat rekreasi pantai juga dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa. Pantai Baron sebagai salah satu Pantai yang memiliki potensi yang besar dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa khususnya siswa kelas X, di Pantai Baron banyak terdapat nelayan yang setiap harinya menghasilkan berbagai jenis tangkapan dari laut, terutama berbagai jenis ikan laut yang melimpah. Melalui penelitian eksplorasi di TPI Pantai Baron berbagai jenis Ikan hasil tangkapan nelayan yang ada di TPI tersebut dapat dijadikan sumber belajar untuk memahami konsep keanekaragaman hayati. Melalui sumber belajar ini, konsep mengenai keanekaragaman hayati, dapat dicapai melalui pendekatan keanekaragaman ikan berdasarkan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron. Modul pengayaan keanekaragaman hayati ini adalah media yang diharapkan dapat menjadi jembatan untuk berinteraksi dengan obyek biologi. Yang dalam hal ini adalah Ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron. Melalui modul ini potensi lokal dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran yang dapat membantu siswa di dalam memahami materi keanekaragaman hayati tingkat jenis. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron vii

145 A. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Keberhasilan belajar dengan menggunakan modul tergantung pada ketekunan dan kedisiplinan dalam memahami dan mematuhi langkah langkah belajar. 2. Belajar dengan modul ini dilakukan secara mandiri atau kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah. 3. Modul ini hanya membahas materi keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron. Dalam modul ini terdiri dari 2 kegiatan pembelajaran. 4. Dalam modul ini tidak semua materi dijelaskan secara rinci dan bukan merupakan satu satunya sumber belajar, Anda dapat mencari sumber lain yang relevan dalam memahami materi pelajaran. 5. Berikut langkah langkah yang perlu Anda ikuti secara berurutan dalam mempelajari modul ini yaitu: a. Baca dan pahami benar benar tujuan yang terdapat dalam modul ini. Perhatikan uraian materi yang terdapat dalam modul serta tugas tugas dan tes formatif. b. Bila dalam mempelajari modul tersebut mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman teman yang lain. Apabila belum terpecahkan bisa ditanyakan kepada guru. c. Setelah anda merasa paham dengan materi tersebut, kerjakan tes formatif yang tercantum dalam modul pada lembar jawaban terpisah. d. Anda dianjurkan mencari sumber informasi dari sumber lain untuk mengerjakan tugas dalam modul. e. Periksalah hasil penyelesaian tugas anda melalui kunci jawaban yang tersedia, bila ada jawaban yang belum benar, pelajari lagi materi yang bersangkutan. f. Bila dalam tes akhir Anda dapat meraih 80% ke atas makaa Anda dapat mempelajari kegiatan belajar yang berikutnya. g. Uraian kegiatan di atas disarankan untuk diikuti, tujuannya agar Anda lebih cepat berhasil mempelajari modul ini. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron viii

146 B. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Modul pengayaan Biologi materi Keanekaragaman Ikan berdasarkan Hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron, digunakan untuk SMA: Kelas : X Semester : II Materi : Keanekaragaman Hayati Standar Kompetensi : Memahami manfaat Keanekaragaman Hayati Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan. Indikator : 1. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati 2. Menyebutkan tingkat keanekaragaman hayati 3. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman pada tingkat gen, jenis dan ekosistem beserta contohnya 4. Menyebutkan ciri ciri umum Superkelas Pisces 5. Mengidentifikasi ciri morfologik Superkelas Pisces 6. Mendeskripsikan ciri ciri morfologik Ikan pada masing masing ordo 7. Membuat kunci dikotomi dari Superkelas Pisces Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati 2. Siswa dapat menyebutkan tingkat keanekaragaman hayati 3. Siswa dapat mendeskripsikan konsep keanekaragaman pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem beserta contohnya 4. Siswa dapat menyebutkan ciri ciri umum Superkelas Pisces 5. Siswa dapat mengidentifikasi ciri morfologik Superkelas Pisces 6. Siswa dapat mendeskripsikan ciri ciri morfologik ikan pada masing masing ordo 7. Siswa dapat membuat kunci dikotomi dari Superkelas Pisces Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron ix

147

148 B. Peta Konsep Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) Meliputi tiga tingkatan Keanekaragaman Gen (Genetic diversity) Keanekaragaman Jenis (Spesies diversity) Keanekaragaman Ekosistem (Ecosystem diversity) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 2

149 C. Uraian Materi Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi? Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah disamping memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas). Indonesia adalah negara yang mempunyai wilayah perairan laut dan perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara ASEAN lainnya. Sumber daya alam ini salah satunya menghasilkan ikan dan hasil perikanan lainnya. Jenis ikan yang hidup diseluruh perairan mencapai jutaan jenis, tetapi yang hidup di perairan darat diperkirakan hanya sekitar 500 jenis. Ikan termasuk kelas Pisces yang merupakan kelas terbesar dalam golongan Vertebrata (Djuwanah, 1996). Naa di modul pengayaan ini kita akan mempelajari keanekaragaman jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan yang ada di TPI Pantai Baron. Pasti kalian sudah tau kan dimana pantai baron itu? Dan pasti diantara kalian juga sudah pernah mengunjungi Pantai Baron? Pantai Baron merupakan salah satu objek wisata edukatif yang berupa Pantai dan terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dari hasil tangkapan nelayan. Ikan hasil tangkapan nelayan tersebut beragam jenisnya, sehingga menarik sekali untuk kita pelajari keanekaragaman jenis ikan yang ada di TPI Pantai Baron. Gambar 1.1 Suasana Pantai Baron Gunungkidul (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 3

150 s ebelum kita membahas mengenai keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron, kita Pelajari dulu yuuk tentang Pengertian Keanekaragaman hayati dan Tingkatan keanekaragaman hayati. Baca dengan cermat ya..!! 1. Pengertian Keanekaragaman Hayati Apabila kalian mendengar kata Keanekaragaman, dalam pikiran kalian mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah. Sedangkan kata Hayati menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer. Bagaimana keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi?? Ada dua faktor penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk hidup, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik disebabkan oleh adanya gen yang akan memberikan sifat dasar atau sifat bawaan. Sifat bawaan ini diwariskan secara turun temurun dari induk kepada keturunannya. Namun, sifat bawaan terkadang tidak muncul (tidak tampak) karena faktor lingkungan. Faktor bawaan sama, tetapi lingkungannya berbeda, akan mengakibatkan sifat yang tampak menjadi berbeda. Charles Darwin memaparkan bahwa, setiap anakan yang mendapat pewarisan kromosom dari induknya ternyata memiliki sifat dan ciri yang tampak (fenotip) tidak sama dengan induknya atau dapat dikatakan ada variasi. Hal ini dikarenakan sifat fenotip dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungannya sesuai dengan persamaan: Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 4

151 P = G + L P = Penotipe G = Genotipe/Gen L = Lingkungan Oleh karena itu variasi makhluk hidup dapat terjadi akibat interaksi performasi jenis yang dipengaruhi oleh faktor gen dan faktor lingkungan. Point kunci Keanekaragaman hayati terbentuk karena adanya keseragaman dan keberagaman sifat makhluk hidup. Di dalam satu spesies makhluk hidup juga dijumpai adanya perbedaan. Perbedaan sifat dalam satu spesies disebut variasi Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 5

152 2. Tingkatan Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi. Tingkat Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi 3, yaitu keanekaragaman hayati tingkat gen, keanekaragaman hayati tingkat jenis, dan keanekaragaman hayati tingkat ekosistem. a. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen (Genetic diversity) (a) (b) (c) Gambar 1.2 Keanekaragaman Gen pada Ikan kakap. (a) ikan kakap batu, (b) ikan kakap merah, (c) ikan kakap putih (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Coba kalian perhatikan gambar di atas! Gambar 1.2 Merupakan contoh keanekaragaman tingkat gen pada ikan kakap yang ditemui di TPI Pantai Baron yaitu ikan kakap batu (a), ikan kakap merah (b) dan ikan kakap putih (c). Ikan kakap tersebut satu jenis, tetapi memiliki varietas yang berbeda. Munculnya variasi warna, bentuk sirip ekor dan letak mulut tersebut dikendalikan oleh gen. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 6

153 Hal inilah yang menjadikan dasar penamaan untuk masing masing varietas. Jadi, jelas bahwa diantara individu sejenis pun dapat terjadi perbedaan. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya keanekaragaman gen. Point kunci Setiap lingkungan mempunyai keanekaragaman yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan antara lain oleh adanya variasi bentuk, ukuran, jumlah, dan warna. Di dalam spesies yang sama terdapat keseragaman. Uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa keanekaragaman genetik (genetic diversity) adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetik dalam keseluruhan spesies yang mendiami sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dapat didiami. Komposisi atau susunan dan jumlah faktor dalam kerangka dasar gen bisa berbeda beda. Perbedaan jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya Keanekaragaman gen. b. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (Spesies diversity) Keanekaragaman jenis adalah variasi jenis di dalam suatu daerah (Sudarsono dkk, 2005:6). Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada keanearagaman gen. keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis makhluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup. Kenekaragaman tingkat jenis adalah sebagai gabungan antara jumlah jenis dan jumlah individu masing masing jenis dalam komunitas. Bahkan secara kuantitatif keanekaragaman jenis di definisikan sebagai jumlah jenis yang ditemukan pada komunitas, sedang ukurannya disebut kekayaan jenis. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 7

154 Keanekaragaman tingkat jenis dapat diamati dengan mudah. Di TPI Pantai Baron dapat dijumpai berbagai jenis ikan hasil tangkapan nelayan. Perhatikan Gambar di samping! Gambar di samping merupakan Gambar 1.3 Ikan kembung (Rastrelliger faughni) contoh variasi pada ikan laut yang terdapat di TPI Pantai Baron. Antara ketiga gambar di samping dilihat bahwa ikan kembung, ikan cakalang, dan ikan tongkol termasuk dalam satu family/keluarga Scombridae. Meskipun demikian antara ikan kembung, ikan cakalang dan ikan tongkol terdapat perbedaan fisik dan tingkah laku. Gambar 1.4 Ikan Tetengkek (Megalaspis cordyla) Point kunci Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah keanekaragaman hayati yang menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis. Gambar 1.5 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) (Sumber: Dokumentasi Penelitian) Bio Info Keterangan lebih lanjut tentang Keanekaragaman Hayati dapat di baca di buku : Neil A. Campbell Biologi edisi kelima jilid 3 (hal. 413). Jakarta: Erlangga Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 8

155 c. Keanekaragaman Hayati tingkat Ekosistem (Ecosystem diversity) Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup, misalnya tumbuhan atau hewan lain. Faktor abiotik misalnya iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan (disebut juga faktor fisik), serta salinitas, tingkat keasaman, dan kandungan mineral (disebut juga faktor kimia). Baik faktor biotik maupun faktor abiotik sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan kesatuan dari faktor biotik dan abiotik pun bervariasi pula. Perbedaan komponen komponen biotik dan abiotik sebagai penyusunnya mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda beda pula. Jadi, keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda beda. Gambar 1.6 Contoh Ekosistem Laut Keanekaragaman ekosistem merupakan keanekaragaman suatu komunitas yang terdiri dari hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme di suatu habitat. Misalnya, akosistem aquarium, ekosistem pantai, ekosistem laut, ekosistem sungai, ekosistem padang rumput, ekosistem ladang, ekosistem sawah, ekosistem danau, dan sebagainya. Perhatikan Gambar 1.6. (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Point kunci Interaksi antara keanekaragaman makhluk hidup dengan kondisi lingkungan abiotik menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 9

156 Ayo Diskusikan!! Coba jelaskan keunikan keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan persebarannya! D. Rangkuman Keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga Biodiversitas. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat sifat lainnya. Tingkat Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi 3, yaitu keanekaragaman hayati tingkat gen, keanekaragaman hayati tingkat jenis, dan keanekaragaman hayati tingkat ekosistem. Keanekaragaman genetik (genetic diversity) adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetik dalam keseluruhan spesies yang mendiami sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dapat didiami. Komposisi atau susunan dan jumlah faktor dalam kerangka dasar gen bisa berbeda beda. Perbedaan jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup. Keanekaragaman ekosistem merupakan keanekaragaman suatu komunitas yang terdiri dari hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme di suatu habitat. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 10

157 E. Soal Latihan 1 Petunjuk pengisian : 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini, dengan memberi tanda silang pada (x) pada jawaban a,b,c,d, atau e yang kalian anggap paling tepat! 2. Cocokkan hasil jawaban anda, dengan kunci jawaban yang tersedia. 3. Bacalah petunjuk umpan balik, untuk mengetahui perolehan nilai dari hasil jawaban anda. 1. Kegiatan yang sering kita ketahui yang dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati adalah. a. Memburu hewan lindung b. Membuat hutan lindung c. Membuat undang undang keanekaragaman hayati d. Melakukan reboisasi e. Melakukan penangkaran hewan langka 2. Kegiatan berikut yang bukan merupakan contoh pemanfaatan keanekaragaman hayati adalah. a. Pembuatan kursi rotan b. Memasak sayuran c. Pengeboran minyak d. Pembuatan benang kapas e. Berternak unggas 3. Penyebab individu dalam satu spesies beranekaragam adalah. a. Pengaruh lingkungan b. Susunan gen dalam kromosom c. Jumlah kromosomnya d. Jumlah gen dalam kromosom e. Perbedaan makanan 4. Penyebab adanya keanekaragaman adalah. a. Adanya variasi dari faktor genetik b. Adanya variasi lingkungan yang berbeda berbeda c. Interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan d. Interaksi antara sesama faktor genetik e. Interaksi antara sesama faktor lingkungan Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 11

158 5. Perbedaan sifat dalam satu spesies disebut. a. Variasi b. Evolusi c. Adaptasi d. Identifikasi e. spesialisasi 6. Munculnya variasi warna dan bentuk tubuh pada ikan kakap hitam, kakap batu, kakap merah, dan kakap putih dipengaruhi oleh. a a. Jenis b. Gen c. Ekosistem d. lingkungan abiotik e. lingkungan biotik 7. Keanekaragaman tingkat jenis yang ditemukan di TPI Pantai Baron adalah berbagai jenis ikan yang masuk ke dalam family. a. Soleidae b. Ariidae c. Carangidae d. Serranidae e. Scombridae 8. Berikut ini yang termasuk faktor abiotik suatu ekosistem adalah. a. Rumput b. Burung merpati c. Semak semak d. Bebatuan e. Serangga 9. Keanearagaman ekosistem terbentuk karena. a. Interaksi antara berbagai jenis makhluk hidup b. Interaksi dua jenis makhluk hidup c. Interaksi satu jenis makhluk hidup dengan lingkungan Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 12

159 d. Interaksi antara jenis makhluk hidup yang bervariasi dengan lingkungan yang beranekaragam e. Interaksi antara jenis makhluk hidup yang sejenis dengan lingkungan yang sejenis 10. Pernyataan di bawah ini, manakah yang merupakan pernyataan paling tepat. a. Keanekaragaman jenis lebih tinggi atau bervariasi di bandingkan keanekaragaman ekosistem b. Ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lainnya memiliki keanekaragaman jenis yang sama c. Komponen komponen bioik dan abiotik bukan sebagai penyusun yang mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem d. Keanekaragaman gen jauh lebih rendah dibandingkan keanekaragaman ekosistem e. Keanekaragaman jenis lebih sulit diamati dibandingkan dengan keanekaragaman gen **Selamat Mengerjakan** Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 13

160 F. Umpan Balik Cocokkanlah hasil jawaban kalian dengann kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah hasil jawaban kalian yang benar dan pergunakanlah rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap seluruh isi materi dalam kegiatan belajar 1. Rumus: ti Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban benar Jumlah soal X 100% Contoh apabila jawaban kalian benar 4 dari 5 soal, diperoleh: Tingkat Penguasaan = 4 x 100% = 80% 5 Kriteria Pencapaian: 91% 100% = Baik Sekali 81% 90% = Baik 70% 80% = Cukup <70% = Kurang Jika tingkat penguasaan mencapai 80%, kalian telah menguasai materi yang ada di dalam modul dan siap melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan < 80%, kalian harus mengulang pemahaman kalian terhadap materi yang ada di dalam kegiatan belajar 1. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 14

161

162 B. Peta Konsep Super Kelas Pisces Meliputi dua Kelas Kelas Chondriechthyes (Tulang Rawan) Kelas Osteichthyes (Tulang Keras) Sub Kelas Actinopterygii Ordo Rajiformes/Selachiformes Famili Rajidae Ordo Perciformes Family Lobotidae Family Lutjanidae Family Centropomidae Family Mullidae Family Scombridae Family Stromateidae Family Carangidae Family Trichiurdae Family Synodontidae Family Scombridae Family Nemipteridae Family Leiognathidae Family Clupeidae Ordo Beloniformes Family Belonidae Ordo Clupeiformes Family Engraulidae Ordo Pleuronectiformes Family Soleidae Ordo Siluriformes Family Ariidae Ordo Anguilliformes Family Ophichthidae Ordo Tetrodontiformes Family Triacanthidae Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 16

163 C. Uraian Materi Tahukah kalian sepertiga wilayah Indonesia adalah lautan? Oleh karena itu Indonesia juga disebut sebagai negara maritim dan merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulaunya. Coba deh liat jumlah pelabuhan di Indonesia yang menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya. Laut Indonesia juga kaya akan hasil laut. Indonesia termasuk dalam CTI (Coral Triangle Initiative) atau segitiga batu karang dunia yang merupakan pusat keanekaragaman dan kelimpahan kehidupan laut di planet bumi. Sehingga laut Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna yang mengagumkan, 25% spesies ikan yang sudah dikenal manusia ada di perairan Indonesia. Pantai Baron sebagai salah satu tempat yang juga kaya akan hasil lautnya, dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat kuranglebih 31 jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron selama bulan Februari. Alat yang digunakan para nelayan di Pantai Baron untuk menangkap ikan laut yaitu berupa jaring. Dalam dunia hewan, ada hewan yang tidak mempunyai tulang belakang (avertebrata), dan mempunyai tulang belakang (Vertebrata). Hewan vertebrata dibagi kedalam 5 kelas yaitu Pisces, Aves, Reptilia, Amphibia, dan Mamalia. Pada kegiatan belajar dalam modul ini, kalian akan mempelajari lebih dalam tentang keanekaragaman hayati tingkat jenis pada kelas Pisces yang terdapat di TPI Pantai Baron Gunungkidul. Sebelumnya, kita telah mempelajari tentang konsep keanekaragaman hayati dari berbagai tingkat. Masih ingatkah apa itu keanekaragaman hayati? Apa yang di maksud Keanekaragaman hayati tingkat jenis? Kenekaragaman ikan di TPI Pantai Baron termasuk keanekaragaman tingkat jenis. Mengapa keanekaragaman Pisces tersebut dikatakan keanekaragaman tingkat jenis? Yuuk kita pelajari dan simak baik baik materinya ya Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 17

164 1. Ciri ciri Umum Superkelas Pisces Superkelas Pisces dikenal ada 4 kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Agnatha atau Vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) dan kelas Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan kartilago/tulang rawan (ikan hiu dan pari), dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Dua kelas terakhir (Chondrichthyes dan Osteichthyes) dikelompokkan dalam superkelas Pisces. Di dalam Modul ini, kita akan membahas kelompok kelas Chondrichthyes dan Osteichthyes. Pisces merupakan vertebrata berdarah dingin poikilotermik, jenis binatang yang hidup pada perairan yang memiliki suhu tubuh sama dengan suhu lingkungan. Spesies ikan ada yang hidup di air tawar, air asin dan air payau. Bahkan ada jenis ikan diadromous, misalnya ikan salmon pasifik dan ikan sidat yang hidupnya selalu berpindah dari air tawar ke air asin atau sebaliknya dari air asin ke air tawar. Sistem rangka ikan tersusun atas eksoskeleton berupa sisik dan endoskeleton berupa tulang rangka tubuh misalnya vertebra, costa, cranium, dan spinna. Alat gerak pada ikan berupa sirip pengendali. Sistem otot yang dimiliki ikan masih berupa sistem otot sederhana yang disebut miomer. Fungsi utama sistem otot pada ikan adalah untuk berbagai variasi gerak dari organ tubuh. Sistem sirkulasi yang dimiliki ikan adalah sistem sirkulasi tunggal kecuali pada dipnoi. Sistem pencernaan pada ikan terdiri atas dua bagian besar yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esophagus pendek, lambung, usus dan anus. Kelenjar pencernaan berupa kelenjar mukosa, hati dan pancreas. Sistem pernafasan ikan menggunakan insang. Sistem eksresi ikan mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Sistem saraf pusat sensori ikan di bagian otak dorsal dan syaraf motorik di otak ventral. Ciri ciri khusus ikan yang lain antara lain yaitu Ikan memiliki warna tubuh yang indah. Warna tubuh ikan lebih kompleks oleh karena adanya kromatofora yang berada di lapisan dermis. Ikan juga ada yang berbisa, beracun dan memiliki organ listrik. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 18

165 2. Ciri Morfologik Superkelas Pisces Perhatikan Gambar 2.1! 1) 2) 3) Gambar 2.1 Bagian tubuh ikan 1) kepala/caput, 2) tubuh/truncus, 3) ekor/caudal. (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Ikan, didefinisikan secara umum sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan menggunakan sirip, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai organ keseimbangannya. Pada Gambar 2.1 bagian tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior berturut turut adalah : 1) Kepala (caput) : Bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai nnbagian belakang operculum. 2) Tubuh (truncus) : Bagian tubuh mulai dari Batas akhir operculum nnsampai anus 3) Ekor (caudal) : Dari anus sampai bagian ujung sirip ekor Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah bentuk tubuh, mulut, sisik, gurat sisi (linea lateralis/ll), sirip dada (pinna pectoralis), sirip perut (pinna ventralis), sirip punggung (pinna dorsalis), sirip belakang (pinna analis), dan sirip ekor (pinna caudalis), bentuk dari sirip ekor serta warna tubuh dan atau bagian bagian badan tersebut. Mari kita pelajari dan pahami morfologi ikan secara jelas. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 19

166 a. Bentuk Tubuh Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap Gambar 2.2 ikan bulu ayam/ Sanem (Thryssa mystax) habitat dan cara hidupnya. Adapun bentuk bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yakni ikan yang bersifat: 1) Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang sama persis Gambar 2.3 ikan pari (Himantura imbricate) Gambar 2.4 ikan hiu (Carcharhinus melanopterus) (Sumber : Dokumentasi Penleitian) Tugas Mandiri 1 Carilah contoh ikan yang memiliki bentuk tubuh pipih, Datar, ideal, elongated, pita dan bulat selain dari ikan yang sudah di contohkan di modul ini!! Buatlah dalam bentuk kliping! antara bagian kiri dan bagian kanannya. Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral, bentuk bentuk tersebut adalah: a) Pipih/kompres yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh. Contohnya pada ikan Bulu ayam (Thryssa mystax) b) Datar/flat yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya. Contohnya pada ikan Pari (Himantura imbricate) c) Ideal/fusiform yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan panjang tubuhnya atau ideal. Contohnya ikan hiu (Carcharhinus melanopterus) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 20

167 d) Elongated yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai belut atau ular. Contohnya pada ikan belut laut Gambar 2.5 ikan belut laut (Pisodonophis cancrivorus) (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Gambar 2.6 ikan layur (Trichiurus lepturus) (Sumber : Siha Simbolan, 2011) (Pisodonophis cancrivorus) e) Pita/taeniform/flattedform yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai pita. Contonya pada ikan Layur (Trichiurus lepturus) f) Bola/bulat/globiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai bola. Contohnya pada ikan Buntal (Tylerius spinosissimus) 2) Non Simetri bilateral Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah (Psettodes erumei) dan ikan lidah (Brachirus panoides). Gambar 2.7 ikan buntal (Tylerius spinosissimus) (Sumber : Siha Simbolan, 2011) Gambar 2.8 ikan lidah (Brachirus orientalis) (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Point kunci Bagian tubuh ikan terdiri atas : kepala (caput), Tubuh/badan (truncus) dan ekor (kaudal). Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 21

168 b. Letak Mulut Ikan Mulut pada ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk gigi pada ikan. Bentuk mulut pada ikan dapat digolongkan dalam: 1) Mulut anterior/terminal, Gambar 2.9 Mulut anterior/terminal Gambar 2.10 Mulut inferior yaitu posisi mulut berada di bagian ujung kepala. 2) Mulut inferior/sub terminal, yaitu posisi mulut berada di bagian agak bawah ujung kepala. 3) Mulut superior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala. Gambar 2.11 Mulut superior (Sumber : Sjamsudin, 1983) c. Tipe Sisik Ikan Sisik adalah bagian tubuh luar dan merupakan ciri sangat penting baik untuk ikan tulang keras maupun ikan tulang rawan. Sisik umumnya sebagai pelindung dan penutup tubuh. Bentuk sisik ikan bertulang sejati ada dua macam, yaitu sisik lingkaran (cycloid) dan sisik sisir (ctenoid). Sisik lingkaran mempunyai garis garis melingkar dan garis garis radier Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 22

169 (menjari). Garis garis yang melingkar ini disebut juga garis pertumbuhan, yang jumlahnya sesuai dengan umur ikan. Pada sisik lingkaran tidak ditemukan duri duri seperti yang terdapat pada sisik sisir. Duri duri sisik sisir tersebut terletak pada bagian tepi belakangnya. Sisik pada ikan bertulang rawan ada dua macam juga, yaitu sisik plakoid (placoid) dan sisik ganoid. Bentuk sisik plakoid seperti duri pada batang bunga ros. Sisik ganoid terdiri atas dua lapisan, lapisan dentin berada di bagian dalam dan lapisan ganoin di bagian luar. Untuk lebih jelas, perhatikan Gambar di bawah ini!! a b c d Gambar 2.12 Tipe sisik ikan: a. sisik placoid; b. sisik ganoid; c. sisik cycloid; d. sisik ctenoid (Sumber : Ichtiology,2011) Tugas Mandiri 2 Coba amati perbedaan sisik yang dimiliki ikan kembung dan ikan kakap. Jelaskan apa perbedaan yang tampak dari kedua sisik tersebut! Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 23

170 d. Sirip/pinna (organ gerak) Perhatikan Gambar 2.13! Gambar 2.13 Bagian bagian dan Letak sirip (Sumber : Wiadnya, 2012) Ikan seperti pada hewan lain, melakukan gerakan dengan dukungan alat gerak. Pada ikan, alat gerak yang utama dalam melakukan penyerangan di dalam air adalah sirip. Sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang dinamakan sesuai dengan letak sirip tersebut berada pada tubuh ikan, yaitu: 1) Sirip punggung (Pinna dorsalis) Adalah sirip yang berada di bagian dorsal tubuh ikan dan berfungsi dalam stabilitas ikan ketika berenang. Bersama sama dengan pinna analis (sirip anus) membantu ikan untuk bergerak. 2) Sirip dada (Pinna pectoralis) Adalah sirip yang terletk di posterior operculum atau pada pertengahan tinggi pada kedua sisi tubuh ikan. Fungsi sirip ini adalah untuk pergerakan maju, ke samping dan diam (mengeram). 3) Sirip perut (Pinna ventralis/pelvic) Adalah sirip yang berada pada bagian perut ikan dan berfungsi dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga berfungsi dalam membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 24

171 4) Sirip anus (Pinna analis) Adalah sirip ikan yang berada di bagian ventral tubuh di daerah posterior anal. Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan. 5) Sirip ekor (Pinna caudalis) Adalah sirip ikan yang berada di bagian posterior tubuh dan biasanya disebut sebagai ekor. Pada sebagian besar ikan, sirip ini berfungsi sebagai pendorong utama ketika berenang (maju) dan juga sebagai kemudi ketika menyerang. Pada dasarnya bentuk sirip ekor ikan menyesuaikan diri dengan kebutuhan hidup dan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan bentuk dari bentuk dasarnya. Bentukbentuk dasar sirip ekor ikan dikelompokkan ke dalam empat tipe, yaitu: a) Tipe isocercal ialah bentuk sirip ekor yang bercagak dan simetris. Umumnya pergerakannya cepat. Pada sirip ekor tipe isocercal terjadi perubahan bentuk sehingga menyerupai bulan sabit, yang menyerupai ciri khas perenang cepat. Lihat Gambar 2.14! Gambar 2.14 Tipe isocercal : 1. bentuk bercagak; 2. bentuk bulan sabit. (Sumber : Sjamsudin, 1983) b) Tipe diphycercal ialah bentuk sirip ekor yang simetris, akan tetapi bagian atas dan bawah dari ujung sirip ekor menjadi satu. Pada tipe ini mencakup beberapa macam bentuk, di antaranya berpinggiran tegak, berlekuk, berlekuk ganda, bulat dan lancip. Umumnya ikan dengan tipe diphycercal bergerak lamban. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 25

172 Lihat Gambar 2.15! Gambar 2.15 Tipe diphycercal : 3. Berpinggiran tegak (truncate); 4. Berlekuk (single lo bed); 5. Berlekuk ganda(bilobed); 6. Bulat (rounded); 7. Lancip (pointed). (Sumber : Sjamsudin, 1983) c) Tipe epicercal ialah bentuk sirip ekor yang tidak simetris serta bercagak, tetapi lembaran sirip atas lebih besar dan lebih panjang jika dibandingkan dengan lembaran sirip bawahnya. Gambar 2.16 Tipe epicercal d) Tipe hypocercal merupakan bentuk sirip ekor yang berlawanan dengan tipe epicercal, pada tipe ini lembaran sirip ekor sebelah bawah lebih besar dan lebih panjang dari pada lembaran sirip ekor atasnya. Gambar 2.17 Tipe hypocercal (Sumber : Sjamsudin, 1983) Bio Info Keterangan lebih lanjut tentang Morfologi Ikan dapat di baca di buku : Waluji Subani Taksonomi, Morfologi dan istilah istilah Teknik Perikanan (hal. 6 17). Jakarta: Akademi Perikanan Laut Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 26

173 e. Gurat sisi (Linea lateralis) Line lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum (penutup insang) sampai pangkal ekor (peduncle). Linea lateralis sangat penting keberadaanya sebagai organ sensori ikan yang dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga berfungsi sebagai echo location yang membantu ikan untuk mengidentifikasi lingkungan sekitarnya. Posisi gurat sisi dibedakan atas Linea lateralis (garis membentuk lengkungan dari penutup insang sampai ekor), Excootidae (garis berada di bagian perut), Carangidae (garis melengkung pada bagian penutup insang sampai pertengahan badan dan selanjutnya garis lurus sampai ekor), Tetraodondidae (garis lengkung dari penutup insang sampai pertengahan kemudian bertemu dengan garis dari bawah di dekat ekor), Scomberomoridae (garis melengkung dan tidak teratur dari penutup insang sampai ekor), Psettodidae (garis lengkung sedikit hanya pada bagian penutup insang, selanjutnya lurus sampai ekor), Soleidae (garis lurus dari penutup insang sampai pada ekor). f. Warna tubuh ikan Warna yang ada pada integument ikan digunakan sebagai alat komunikasi, tingkah laku seksual, peringatan dan penyamaran untuk mengelabui predator. Warna yang dihasilkan akan berbeda beda yang disebabkan karena perbedaan tempat hidup dari ikan tersebut. Ada tiga macam warna dominan ikan yang hidup di lautan, yaitu keperakan bagi ikan yang hidup di permukaan laut, kemerahan pada ikan yang hidup di daerah tengah perairan dan violet atau gelap pada ikan yang hidup di dasar perairan. Point Kunci Morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah bentuk tubuh, mulut, sisik, gurat sisi (linea lateralis/ll), sirip dada (pinna pectoralis), sirip perut (pinna ventralis), sirip punggung (pinna dorsalis), sirip belakang (pinna analis), dan sirip ekor (pinna caudalis), bentuk dari sirip ekor serta warna tubuh dan atau bagian bagian badan tersebut. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 27

174 P isces merupakan superkelas dari subfilum vertebrata, yang memiliki keanekaragaman sangat besar. Beranekaragamnya ikan dimungkinkan karena sebagian besar permukaan bumi ditutupi oleh air. Berdasarkan sistem klasifikasi Superkelas Pisces dibagi menjadi dua kelas yaitu Chondreichtyes (ikan bertulang rawan), dan Osteichtyes (ikan bertulang keras). Kelas Chondreichthyes (ikan bertulang rawan) Chondreichthyes (Gr. : Chondros = tulang rawan; ichthyes = ikan) yang merupakan vertebrata rendah yang memiliki Columna vertebralis sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah membengkokkan tubuhnya. Kelas ini meliputi ikan ikan yang mempunyai rahang dan sisiksisik. Skeleton (rangka tubuh) seluruhnya tersusun atas tulang rawan. Ikan hiu, ikan pari dan ikan cucut adalah dianggap sebagai ciri ciri kelas ini. Seluruhnya hidup di laut dan meluas di dalam lautan. Gambar 2.18 ikan tulang rawan (Sumber : Sarwoedi, 2011) Bio Info Keterangan lebih lanjut tentang Chondreichthyes dapat di baca di buku: Sjamsudin A. R, dkk Biologi Perikanan 2 (hal ). Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Perhatikan Gambar 2.18! Gambar di atas merupakan gambar rangka ikan hiu yang merupakan salah satu contoh dari kelas Chondreichthyes (ikan tulang rawan). Rangka ikan hiu terdiri atas tengkorak, rahang bawah, lengkung insang, sirip punggung ke 1, sirip punggung ke 2, tulang belakang sirip ekor, sirip dada, sirip perut dan sirip belakang. Seluruhnya tersusun atas tulang rawan. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 28

175 Dalam kelas Chondreichthyes tedapat 4 ordo, yaitu ordo Cladoselachiformes, ordo Xenacanthiformes, Ordo Selachiformes, ordo Chondrenchelyformes, dan ordo Chimaeriformes. Namun dari hasil pengamatan di TPI Pantai Baron terdapat 1 ordo yang termasuk kelas Chondreichthyes yaitu Selachiformes. Ordo Selachiformes Ordo ini memiliki mulut ventral bukan terminal; ekor heterocercal; hidup di laut, sedikit di estuarin dan air tawar, memiliki 4 subordo. 1. Ikan Hiu ±6 cm Gambar 2.19 Ikan Hiu (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superkelas : Pisces Kelas : Chondreichthyes Ordo : Selachiformes Familia : Carcharhinidae Genus : Carcharhinus Spesies : Carcharhinus melanopterus (Sumber : Saanin, 1968) Ikan ini hidup di perairan tropis, walaupun ada juga yang pergi mengembara hingga ke perairan sub tropis atau bahkan air tawar. Ukuran panjang tubuhnya 58 cm, dengan tingginya 10 cm. Mereka memiliki bentuk tubuh fuciform (ideal) dan moncong yang tajam, dengan mulut berada di bawahnya (inferior). Tiap sisi kepala memiliki lima hingga tujuh celah insang. Berat normal hiu (superordo Selachimorpha) adalah 1.2 ton. Hiu seperti ikan lainnya adalah hewan berdarah dingin. Artinya suhu tubuh mereka sama dengan suhu lingkungannya. Hiu memiliki 5 sirip yaitu satu pasang sirip dada, satu pasang sirip perut, satu pasang sirip belakang, sirip punggung dan sirip ekor. Untuk berkembang biak, hiu memiliki sirip pelvik yang termodifikasi menjadi alat kelamin jantan. Sirip ini akan masuk Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 29

176 ke tubuh betinanya, yang kemudian akan menghasilkan telur. Kulit hiu umumnya terdiri dari ribuan sisik yang saling kunci yang disebut dentikel atau sisik plakoid. Warna tubuh hiu biasanya abu abu agak putih. Gurat sisi pada ikan hiu ini soleidae (garis lurus) mulai dari penutup insang sampai ke pangkal ekor. Tahukah kamu?? Menurut evolusi, ikan hiu merupakan salah satu hewan yang dapat hidup di laut selama ratusan juta tahun lamanya. Mereka mampu melawan kepunahan melalui keanekaragaman relative. Oleh sebab itu ikan hiu menjadi species indikator yang baik guna mengukur dampak kegiatan manusia di dalam ekosistem laut. 2. Ikan Hiu Martil ±8 cm Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superkelas : Pisces Kelas : Chondreichthyes Ordo : Carcharhiniformes Familia : Sphyrnidae Genus : Sphyrnidae Spesies : Sphyrna zygaena Gambar 2.20 Ikan Hiu Martil (Sumber : Dwiponggo, 1970) (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Ikan hiu martil ini banyak ditemukan di perairan hangat sepanjang garis pantai, dan paparan benua. Ukuran panjang tubuhnya 74 cm dengan tingginya 22 cm. Tubuh ikan ini bisa mencapai antara 2 hingga 6 meter. Bentuk kepalanya yang seperti martil menyebabkan mereka mampu berbelok dengan benar. Famili Sphyrnidae ini memiliki bentuk tubuh fusiform (ideal) dengan warna abu abu agak putih di bagian perutnya. Tipe sisik plakoid yang saling menyatu terkunci. Siripnya terdiri atas dua sirip dada, sepasang sirip perut, 2 sirip punggung, satu pasang sirip belakang, dan sirip ekor yang berbentuk epicercal. Gurat sisi (Linea lateralis) pada ikan hiu tidak terlihat jelas. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 30

177 3. Ikan Pari Pasir Gambar 2.21 Ikan Pari Pasir (Sumber : Dokumentasi Penelitiian) ±2 cm Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superkelas : Pisces Kelas : Chondreichthyes Ordo : Selachiformes Familia : Dasyatidae Genus : Himantura Spesies : Himantura uarnak (Sumber : Saanin,1968 ) Ikan pari pasir merupakan Pisces yang masuk ke dalam ordo Selachiformes. Ikan pari pasir memiliki bentuk tubuh picak/depress yaitu lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya. Ukuran lebar tubuhnya 20 cm. Ukuran lebar tubuhnya bisa mencapai ± 1,2 m. Dengan sirip pektoralnya sangat membesar dan menempel sepanjang tubuh mulai dari bagian belakang kepala sampai di depan sirip pelvik, dan terdapat sepasang sirip pelvic yang mengapit ekornya. Ikan pari umumnya mempunyai ekor yang sangat berkembang (memanjang) menyerupai cemeti. Pada beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi duri penyengat sehingga disebut sting rays, mata ikan pari umumnya terletak di kepala bagian samping. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal (terminal mouth) dan umumnya bersifat predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings atau gill slits) yang berjumlah 5 6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di bagian bawah (ventral). Ikan pari pasir dapat ditemukan di lautan tropis di seluruh dunia. Seperti halnya ikan hiu, ikan pari juga memiliki tipe sisik plakoid. Warna tubuhnya abu abu agak kecoklatan. Tidak terlihat adanya gurat sisi (linea lateralis). Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 31

178 4. Ikan Pari Kupu kupu ±7 cm Gambar 2.22 Ikan Pari kupu kupu (Sumber : Dokumentasi Penleitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superkelas : Pisces Kelas : Chondreichthyes Ordo : Selachiformes Familia : Gymnuridae Genus : Gymnura Spesies : Gymnura poecilura (Sumber : Dwiponggo, 1970) Ikan pari kupu kupu memiliki bentuk tubuh datar/flat. Bentuk tubuh hampir mirip seperti upu kupu. Ukuran panjang tubuhnya 49 cm dengan tinggi 62 cm. Tubuh berwarna coklat kehitam hitaman. Ekornya tidak panjang tetapi tajam seperti jarum, warna ekor hitam di ujungnya serta ekor bagian bawah keputih putihan. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal (terminal mouth) dan umumnya bersifat predator. Tipe sisik placoid, tidak terlihat adanya gurat sisi (linea lateralis). Ikan yang masuk ke dalam family Gymnuridae ini memiliki sirip pektoralnya sangat membesar dan menempel sepanjang tubuh mulai dari bagian belakang kepala sampai di depan sirip pelvik, dan terdapat sepasang sirip pelvik yang mengapit ekornya. Tahukah kamu?? Kematian tragis ahli biologi sekaligus pembawa acara Crocodile Hunter Steve Irwin pada tahun 2006?? Steve Irwin meninggal karena tertusuk ekor ikan pari yang berbentuk tombak dan mengandung banyak racun sehingga mengalami gagal jantung. Ikan pari memiliki duri yang sangat tajam yang dapat melukai sangat fatal. Letak duri ada di bagian ekornya. Umumnya ikan ikan karang memiliki alat pertahanan diri seperti duri tajam pada ekor ikan pari. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 32

179 Kelas Osteichthyes (ikan bertulang keras) Gambar 2.23 Ikan bertulang keras/sejati (Osteichthyes) (Sumber : Sarwoedi, 2011) Osteichthyes merupakan berbagai jenis ikan yang memiliki rangka tubuh yang terbuat dari tulang keras. Kulit tubuh ditutupi dengan sisik dermal yang pipih atau plat tulang, tetapi kadang kadang tidak bersisik. Insang ditutupi oleh operculum. Hidup di laut atau di air tawar. Kelas ini memiliki ordo yang cukup banyak dan dapat ditemukan di berbagai perairan. Dari hasil pengamatan di TPI Pantai Baron, terdapat banyak ordo yang termasuk dalam kelas Osteichthyes seperti ordo Perciformes, ordo Clufeiformes, ordo Pleuronectiformes, ordoo Siluriformes, ordo Beloniformes, dan ordoo Anguiliformes. Jumlah ordo terbanyak dari hasil pengamatan yaitu pada ordo Perciformes. Bio Info Keterangan labih lanjut tentang Osteichthyes dapat dibaca di buku: Sjamsudin A. R, dkk Biologi Perikanan 2 (hal ). Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 33

180 Tahukah kamu? Spesies ikan terbanyak di perairan dunia yaitu pada kelas Osteichthyes (ikan bertulang keras). Ordo Perciformes Ciri ciri : Ukuran tubuh sangat kecil hingga sangat besar (0,01 5 cm); sirip pelvic salah satunya berada di bawah atau di depan sirip pektoral; biasanya memiliki dua sirip dorsal; sisik biasanya ctenoid; memiliki 20 subordo dan 125 famili. 1. Ikan Kakap Batu Gambar 2.24 ikan kakap batu (Sumber : Dokumentasi penleitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Lobotidae Genus : Lobotes Spesies : Lobotos surinamensis (Sumber : Saanin,1968) Ikan kakap batu yang termasuk ke dalam famili Lobotidae memiliki bentuk tubuh pipih ke samping. Panjang tubuhnya 18 cm dengan tinggi 6 cm. Warna tubuhnya silver, pada bagian atasnya terdapat 4 garis horizontal berwarna hitam. Posisi mulut berada di bagian ujung kepala (terminal/anterior). Tipe sisik ikan kakap batu yaitu ctenoid. Gurat sisi yang dimiliki ikan kakap seperti pada umumnya yaitu lateral line, gurat sisi melengkung dari penutup insang sampai pada sirip ekor. Siripnya terdiri atas sirip dorsal, satu pasang sirip pectoral, satu pasang sirip ventral, sirip anal dan sirip caudal yang bertipe diphycercal dengan pinggiran berlekuk satu (single lo bed). Habitat ikan kakap batu yaitu tersebar di perairan tropis dan subtropis. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 34

181 2. Ikan Kakap Merah Gambar 2.25 ikan Kakap Merah (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Lutjanidae Genus : Lutjanus Spesies : Lutjanus campechanus (Sumber : Saanin, 1968) Ikan kakap merah yang merupakan family Lutjanidae memiliki bentuk tubuh pipih ke samping. Ukuran panjang tubuhnya sakitar 13,5 cm. Posisi mulut berada di bagian ujung kepala (terminal). Ikan kakap merah memiliki tipe sisik ctenoid (sisik sisir). Gurat sisi seperti pada umumnya yaitu lateral line. Sirip yang lengkap juga dimilki oleh ikan kakap merah yaitu sebuah sirip punggung, satu pasang sirip dada, satu pasang sirip perut, sirip anal, dan sirip ekor yang simetris bertipe diphcercal dengan bentuk pinggiran tegak. Warna tubuh bagian atas kemerah merahan di bagian bawah meah keputihan. Ikan kakap merah (Lutjanus campechanus) menghuni perairan tropis maupun subtropis. Tahukahkamu?? Jenis ikan kakap merah umumnya termasuk ikan buas, karena pada umumnya merupakan predator yang senantiasa aktif mencari makanan pada malam hari (nokturnal). Aktivitas ikan nocturnal tidak seaktif ikan diurnal (siang hari). Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 35

182 3. Ikan Kakap Putih Gambar 2.26 Ikan kakap putih (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Centropomidae Genus : Lates Spesies : Lates calcarifer (Sumber : Bloch, 1790) Ikan kakap putih termasuk ke dalam family Centropomidae. Warna tubuh yang putih agak silver, sehingga ikan ini disebut ikan kakap putih.ikan kakap putih (Lates calcarifer) berbentuk pipih dan ramping dengan badan memanjang dan ekor melebar. Dengan ukuran panjang tubuh 23,7 cm. Letak mulut ikan kakap putih yaitu inferior/subterminal. Sisik ctenoid dimiliki ikan ini, dengan gurat sisi lateral line. Sirip lengkap pada ikan kakap putih ini, terdiri dari pinna dorsalis, satu pasang pinna pectoralis, satu pasang pinna ventralis, pinna analis dan pinna caudalis dengan tipe diphycercal berpinggiran bulat. Habitat ikan kakap putih tersebar luas di perairan tropis dan subtropics seperti Indonesia, Cina, Malaysia, India, dan lain lain. 4. Ikan Kuniran Gambar 2.27 Ikan kuniran (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Mullidae Genus : Upeneus Spesies : Upeneus sundaicus (Sumber : Saanin 1984) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 36

183 Ikan kuniran merupakan jenis ikan yang memiliki bentuk badan memanjang sedang, pipih samping dengan penampang melintang bagian depan punggung. Ukuran tubuhnya 18,3 cm. Ikan kuniran memiliki letak mulut inferior/sub terminal yaitu mulut yang terletak dengan ujung. Tipe sisik sisir (Ctenoid) ditemukan duri duri yang terletak pada bagian tepi belakang dari sisik. Gurat sisi bertipe lateral line. Ikan kuniran (Upeneus sundaicus) memiliki sirip yang lengkap yaitu 2 sirip dorsal, satu pasang sirip pectoral, satu pasang sirip ventral, sirip anal dan sirip ekor yang berbentuk forked (bercagak). Mempunyai satu pasang sungut yang terletak di bawah kepala. Sistem pernafasan degan menggunakan insang. Hidup di daerah dangkal berpasir di sekitar terumbu karang. 5. Ikan Kembung Gambar 2.28 Ikan kembung (Sumber : Dokumentasi penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Scombridae Genus : Rastrelliger Spesies : Rastrelliger faughni (Sumber : Dwiponggo, 1970) Ikan kembung (Rastrellige faughni) memiliki bentuk tubuh pipih ramping memanjang, dengan panjang tubuh 13,3 cm. Warna silver menyelimuti tubuhnya. Letak mulutnya yaitu terminal yang berarti mulut berada di bagian ujung kepala. Sisik yang menutupi tubuh ikan embung berbentuk cycloid. Gurat sisi bertipe carangidae yaitu melengkung pada bagian penutup insang sampai pertengahan tubuh ikan selanjutnya membentuk garis lurus sampai pada sirip ekor. Sirip terdiri atas sirip dorsal, satu pasang sirip pectoral, satu pasang sirip ventral, sirip anal dan sirip caudal dengan tipe isocercal berpinggiran forked/bercagak. Habita ikan kembung tersebar di perairan tropis dan subtropis. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 37

184 6. Ikan Bawal Putih Gambar 2.29 Ikan Bawal putih (Sumber : Dokumentasi penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Stromateidae Genus : Pampus Spesies : Pampus argenteus (Sumber : Euphrasen,1788 ) Ikan bawal putih memiliki tubuh sangat pipih, ukuran panjang tubuh ikan yang tertangkap 25,2 cm dan tingginya 12,1 cm. Warna tubuh bagian atas abu abu, bagian bawah putih keperakan. Terdapat bintik bintik hitam (sangat kecil) pada hampir seluruh tubuh. Letak posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala (superior). Tipe sisiknya cycloid yang berbentuk bulat. Gurat sisi bertipe carangidae. Tidak memiliki sirip ventral, hanya terdiri dari sirip pectoral tidak runcing, sirip dorsal, sirip anal dan sirip caudal yang bertipe isocercal dengan pinggiran bercagak (forked). Habitat ikan bawal lebih banyak menghuni perairan pantai dengan dasar lumpur. Tahukah kamu?? Ciri paling utama : badan sangat lebar dan pipih, mulut sangat kecil, dan tidak mempunyai sirip ventral. Pada siang hari ikan bawal putih berada dekat dengan dasar, sedangkan pada malam hari naik ke permukaan. Daerah operasi penangkapan paling besar dari ikan bawal putih adalah perairan Kalimantan. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 38

185 7. Ikan Bawal Hitam Gambar 2.30 Ikan Bawal Hitam (Sumber : Dokumentasi Penelitian) ± 3 cm Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Carangidae Genus : Parastromateus Spesies : Parastromateus niger (Sumber : Bloch,1795) Tubuh ikan bawal hitam berbentuk pipih. Ukuran tubuh ikan bawal hitam yang tertangkap yaitu memiliki panjang 23,8 cm dan tinggi 4,5 cm. Warna tubuh bagian atas coklat abu kebiruan, bagian bawah keperakan. Letak mulut anterior/terminal yang berarti posisi mulut berada di bagian ujung kepala. Tipe sisik cycloid. Gurat sisi bertipe carangidae. Tidak memiliki sirip ventral hanya terdiri atas sirip pectoral yang panjang, sirip dorsal panjang sampai ke ekor, begitupun sirip anal, sirip caudal bertipe isocercal berpinggiran bercagak (forked). Habitat ikan bawal hitam lebih banyak menghuni perairan pantai dengan dasar lumpur. 8. Ikan Layur ±6 cm Gambar 2.31 Ikan Layur (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 39

186 Ikan layur (Trichiurus lepturus) adalah ikan perairan laut yang mudah dikenal dari bentuk tubuhnya yang panjang dan ramping seperti pita. Dengan ukuran panjang tubuh 60 cm dan bisa mencapai 2 m. Tipe mulut ikan layur berada di bagian atas ujung kepala (superior). Tipe sisik yang dimiliki ikan yang memiliki family Trichiuridae yaitu ganoid berarti sisik berbentuk seperti belah ketupat yang tertanam di dalam saku dermis. Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Trichiuridae Genus : Trichiurus Spesies : Trichiurus lepturus (Sumber : Dwiponggo, 1970) Gurat sisi bertipe carangidae. Siripnya hanya terdiri atas satu pasang sirip pectoral dan sirip dorsal yang menyatu dengan sirip caudal. Tipe sirip caudalis yang dimiliki ikan layur adalah diphycercal berbentuk lancip. Habitat ikan layur tersebar di perairan tropika di samudra pasifik dan samudra atlantik. 9. Ikan Beloso/Kadalan Gambar 2.32 Ikan Beloso/kadalan (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Eleotridae Genus : Butis Spesies : Butis butis (Sumber : Saanin, 1968) Ikan beloso memiliki bentuk tubuh bulat memanjang seperti cerutu, kepala gepeng dengan moncong relative pendek bentuk kepalanya mirip seperti buaya. Ukuran panjang tubuhnya 22,3 cm dengan tinggi 7 cm. warna tubuh bagian punggung kecoklatan dengan corak gelombang berwarna hitam, perut sedikit keperakan (putih). Letak mulut inferior yaitu posisi mulut berada di bagian agak bawah ujung kepala. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 40

187 Sisiknya cycloid. Gurat sisinya bertipe Psettodidae yaitu garis melengkung sedikit hanya pada bagian penutup insang selebihnya lurus sampai pada sirip ekor. Sirip terdiri atas dua sirip dorsal, satu pasang sirippectoral, sirip anal memanjang sampai ekor dan sirip caudal bertipe diphycercal berpinggiran bulat (rounded). Habitat ikan beloso adalah di perairan pantai dengan tipe dasar lunak seperti pasir sedikit lumpur 10. Ikan Tongkol salem Gambar 2.33 Ikan Tongkol salem (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Scombridae Genus : Euthynnus Spesies : Euthynnus affinis (Sumber : Saanin, 1968) Ikan tongkol salem memiliki bentuk tubuh ideal/fusiform agak memebulat. Ukuran panjang tubuhnya 22,3 cm dan tinggi 5 cm. Tubuh bagian punggung berwarna hitam, bagian perut berwarna silver. Posisi mulut berada di baian ujung kepala (anterior/terminal). Gurat sisi ikan tongkol salem bertipe Scomboromoridae yaitu garis melengkung dari penutup insang sampai pada hampir dekat dengan sirip ekor, selebihnya garis lurus sampai sirip ekor. Sirip terdiri atas dua sirip dorsal, satu pasang sirip pectoral, sirip ventral, sirip anal, dan sirip caudal yang bertipe isocercal dengan pinggiran berbentuk bulan sabit (lunate). Habitat ikan tongkol salem tersebar di perairan Indonesia timur dan samudra Indonesia. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 41

188 11. Ikan Talang talang Gambar 2.34 Ikan Talang talang (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Carangidae Genus : Carangoides Spesies : Chorinemus lysan (Sumber : Saanin 1968 ) Ikan talang talang (Chorinemus lysan) memiliki bentuk badan lonjong, memanjang, pipih, moncong membundar, bentuk mulut terminal, yaitu mulut berada di paling ujung bagian kepala. Badan berwarna biru kehijauan dengan bagian bawah berwarna putih keperakan sedikit kekuningan. Sisi badan dengan kurang lebih 8 bercak bercak di atas garis rusuk. Ikan talang talang dapat mencapai panjang 120 cm, umumnya 30 cm. Bentuk mulut superior yaitu posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala. Tipe sisik ikan talang talang yaitu ganoid berbentuk belah ketupat dengan bagian kecil yang tertanam dalam saku dermis. Gurat sisinya tidak terlihat jelas, samar bertipe Scomboromidae. Siripnya lengkap terdiri atas sirip dorsal, sirip pectoral, sirip ventral, sirip anal dan sirip caudal yang bertipe isocercal berpinggiran bercagak (forked). Habitat ikan talang talang tersebar di perairan pantai seluruh Indonesia. Tahukah kamu?? Sisik pada ikan talang talang muda berbentuk bulat panjang, sedangkan pada ikan talang talang tua berubah menjadi panjang panjang. Warna tubuhnya silver, terdapat 6 8 noda noda hitam. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 42

189 12. Ikan Tetengkek/Selar/kacangan Gambar 2.35 Ikan Tetengkek (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Carangidae Genus : Megalaspis Spesies : Megalaspis cordyla (Sumber : Linnaeus, 1758) Ikan Tetengkek atau selar atau kacangan adalah ikan berukuran sedang dari familia Caranagidae. Ikan dengan ukuran panjang 27 cm bida mencapai 1 m. Tubuh ikan cakalang fusiform (ideal), memanjang dan agak bulat. Kepala dan punggung berwarna abu kebiruan sampai hijau, bagian perut keperakan. Bentuk mulut superior, posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala. Tipe sisik pada ikan ini yaitu ctenoid, berbentuk bulat agak lonjong. Gurat sisi membentuk kurva di bagian depan badan dan berbelok pada duri keras ke lima dari sirip punggung pertama. Setelah itu gurat sisi membentuk scute. Sirip terdiri atas sirip dorsal, satu pasang sirip pektoral, sirip ventral, sirip anal, dan sirip caudal yang bertipe isocercal berpinggiran bercagak (forked). Habitat perairan laut, tinggal di permukaan dekat perairan pantai. 13. Ikan Kuwe ±2 cm Gambar 2.36 Ikan Kuwe (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Carangidae Genus : caranx Spesies : Carangoides malabaricus (Sumber : Bloch & Schneider, 1801) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 43

190 Ikan kuwe memiliki tubuh pipih, punggung lebih cembung di banding perut. Ukuran panjang tubuhnya 17 cm dengan tinggi 5 cm. bagian atas tubuh berwarna abuabu bagian bawah berwarna putih agak kuning dengan beberapa garis vertikal pada bagian atas berwarna hitam. Posisi mulut superior yaitu mulut berada di bagian ujung kepala. Ikan ini tidak bersisik. Gurat sisi bertipe Carangidae, yaitu membentuk kurva dari penutup insang sampai badan bagian tengah, selebihnya garis lurus sampai sirip ekor. Memiliki sirip yang lengkap. Dua sirip dorsal, sirip dorsal yang kedua dan sirip anal memanjang sampai ekor, terdapat dua duri keras di depan sirip anal, sirip caudal bertipe isocercal dengan pinggiran bercagak (forked). Habitat ikan kuwe dari pantai sampai laut lepas (oseanik) dan dari yang bersifat pelagis sampai mendekati dasar. 14. Ikan Ketang ketang Gambar Ikan Ketang ketang (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Carangidae Genus : Drepane Spesies : Drepane punctata (Sumber : Dwiponggo, 1970) Ikan ketang ketang memiliki tubuh berbentuk pipih. Panjang tubuhnya 13,8 cm, tingginya 11 cm. Warna tubuhnya putih agak perak. Posisi mulut berada di bagian ujung kepala (anterior/terminal). Tipe sisik ikan ketang ketang yaitu cycloid yaitu berbentuk bulat. Gurat sisi ikan ketang ketang pada umumnya lateral line. Siripnya terdiri atas sirip dorsal, sirip pectoral, sirip ventral, sirp anal dan sirip caudal yang bertipe diphycercal dengan pinggiran bulat (rounded). Habitatnya tersebar di perairan karang seluruh Indonesia. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 44

191 15. Ikan Kurisi Gambar 2.38 Ikan Kurisi (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Nemipteridae Genus : Nemipterus Spesies : Nemipterus nematophorus (Sumber : Saanin, 1968) Bentuk tubuh ikan kurisi agak pipih memanjang, panjang tubuhnya 18,8 cm dengan tinggi 5,3 cm. Warna tubuhnya merah pada bagian atas dan putih agak kekuningan pada bagian bawah. Letak mulut anterior/terminal yaitu posisi mulut berada di bagian ujung kepala. Tipe sisik ikan ini Cycloid. Gurat sisi bertipe pada umumnya yaitu lateral line. Siripnya terdiri atas siri dorsal, satu pasang sirip pectoral, satu pasang sirip ventral, sirip anal dan sirip caudal dengan tipe isocercal pinggiran berbentuk bulan sabit (lunate). Habitat ikan kurisi yaitu pada daerah perairan pantai dengan dasar lunak seperti pasir dengan sedikit lumpur. 16. Ikan Peperek/Lingsong Gambar 2.39 Ikan Peperek/Lingsong (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Familia : Leiognathidae Genus : Leiognathus Spesies : Leiognathus equulus (Sumber : Dwiponggo, 1970) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 45

192 Ikan Peperek atau Lingsong memiliki bentuk tubuh sangat pipih dan tipis. Ukuran panjang tubuhnya 12,3 cm dan tinggi 6,2 cm. warna tubuh dominan abu abu keperakan. Letak mulut ikan ini superior yaitu posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala. Sisiknya berbentuk bulat agak lonjong (ctenoid). Tipe gurat sisi seperti pada umumnya yaitu lateral line. Siripnya terdiri atas sirip dorsal, satu pasang sirip pectoral, satu pasang sirip ventral, sirip anal dan sirip caudal yang bertipe isocercal berpinggiran bercagak (forked). Habitat ikan peperek atau lingsong adalah perairan pantai dengan dasar lunak (pasir halus dan campuran lumpur) dari muara sungai. Tahukah kamu?? Ikan peperek /lingsong ini bukan pemakan plankton kemungkinan adalah detritus. Sirip dorsal, sirip anal dan sirip pektoralnya terdapat noda noda yang berwarna emas. Ordo Beloniformes Ciri ciri : ukuran tubuh kecil hingga sedang dapat mencapai 1,2 m. Tubuh memanjang dengan garis lateral yang sangat lemah pada tubuhnya; sisik sikloid berukuran kecil hingga sedang; gelembung renang tidak terhubung dengan usus. Ikan Julung julung 8,1 cm Gambar 2.40 Ikan Julung julung (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 46

193 Ikan julung julung yang masuk ke dalam famili Belonidae memiliki bentuk tubuh memanjang, langsing seperti cerutu. Ukuran panjang tubuhnya 81 cm dan tinggi 10 cm. warna tubuh pada bagian punggung biru kehijauan, bagian perut putih keperakan. Juga terdapat garis berwarna biru tua pada bagian sisi tubuh. Mulut memanjang, berbentuk anterior/terminal. Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Beloniformes Familia : Belonidae Genus : Dermogenys Spesies : Dermogenys pusilla (Sumber : Kuhl van Hasselt, 1823) Tipe sisiknya yaitu cycloid. Gurat sisinya bertipe Scomboromoridae. Sirip ikan julung julung terdiri atas sirip dorsal, satu pasang sirip pectoral, satu pasang sirip ventral, sirip anal dan sirip caudal yang bertipe isocercal dengan pinggiran bercagak (forked). Habitat ikan julung julung tersebar di perairan laut dan payau. Ordo Clupeiformes Ciri ciri : Ikan dengan ordo Clupeiformes memiliki ukuran tubuh kecil hingga cukup besar (0,035 2,4 m); jaringan tulang masih primitive dengan sirip lunak; gelembung renang biasanya tersambung. 1. Ikan Bulu ayam Gambar 2.41 Ikan Bulu ayam (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Clupeiformes Familia : Engraulidae Genus : Thryssa Spesies : Thryssa mystax (Sumber : Saanin, 1968) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 47

194 Ikan bulu ayam yang masuk ke dalam family Engraulidae memiliki tubuh berbentuk pipih, dengan ukuran panjang tubuhnya 23,3 cm dan tinggi 7,5 cm. Warna tubuhnya keperak perakan. Posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala (superior). Tipe sisiknya berbentuk bulat (cycloid). Gurat sisi bertipe soleidae. Siripnya terdiri atas sirip dorsal, satu pasang sirip pectoral, satu pasang sirip ventral, sirip anal dan sirip caudal yang bertipe isocercal dengan pinggiran bercagak (forked). Habitat ikan bulu ayam tersebar di daerah pantai muara peraiaran Indonesia. 2. Ikan Lemuru Perak Gambar 2.46 Ikan Lemuru Perak (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Clupeiformes Familia : Clupeidae Genus : Sardinella Spesies : Sardinella longiceps (Sumber : Saanin, 1968) Ikan lemuru perak termasuk kedalam family Clupeidae. Bentuk tubuh pipih kesamping. Ukuran panjang tubuhnya 21,3 cm dan tingginya 4,5 cm. Tubuhnya berwarna gelap pada bagian atas, terdapat bintik hitam di sekitar tubuhnya, bagian bawahnya berwarna silver. Posisi mulut ikan lemuru perak berada di bagian agak atas ujung kepala (superior). Tipe sisiknya yaitu cycloid. Tipe gurat sisinya yaitu Scomboromoridae. Sirip terdiri atas sirip dorsal, satu pasang sirip pectoral, sirip ventral, dan sirip caudal yang bertipe isocercal berpinggiran bercagak (forked). Habitat ikan lemuru perak adalah tersebar di perairan Jawa dan Bali. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 48

195 Ordo Pleuronectiformes Ordo ini memiliki ukuran tubuh kecil hingga beasar (0,15 3 m); ikan berbentuk asimetri dengan tubuh mengecil kesamping dan kedua mata pada sisi yang sama dari kepala; satu sisi tubuh tidak berpigmen dan berguna untuk berhenti di substrat; sirip punggung dan sirip anus menyatu sepanjang panjang tubuh; biasanya tidak memiliki gelembung renang. Ikan Lidah Gambar 2.43 Ikan Lidah (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Pleuronectiformes Familia : Soleidae Genus : Branchirus Spesies : Brachirus oriental (Sumber : Bloch & Schneider, 1801) Ikan ini memiliki bentuk tubuh pipih seperti lidah. Ukuran panjang tubuhnya 13,5 cm dengan tinggi 4,1 cm. Warna tubuh coklat tu kemerahan. Mulut kecil dengan posisi inferior yaitu mulut berada di bagian agak bawah ujung kepala. Tipe sisik ikan lidah adalah ctenoid, berbentuk bulat agak lonjong. Gurat sisi bertipe soleidae, memebentuk garis lurus dari penutup insang sampai pada sirip ekor. Sirip punggung mulai dari depan mata bersambung ke ekor. Habitat ikan lidah menyebar pada hampir semua perairan Indonesia. Tahukah kamu?? Ikan ini berenang di atas dasar, kadang menyembunyikan diri di dasar pasir atau pasir berlumpur, termasuk predator, jenis makanannya ikan kecil dan Benthos. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 49

196 Ordo Siluriformes Ordo Siluriformes mencakup semua kelompok ikan yang secara bebas disebut sebagai ikan berkumis (meskipun tidak semua anggotanya mempunyai kumis ). Namanya muncul karena adanya organ pengindera tambahan di sekitar moncongnya yang tampak seperti kumis kucing. Organ itu bukanlah kumis seperti namanya dan dalam ikhtiologi dikenal sebagai barbell. Fungsinya adalah sebagai organ peraba karena mata ikan ini kebanyakan kurang mendukung penginderaannya. Ikan Manyung Gambar 2.44 Ikan Keting/Lele laut (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Siluriformes Familia : Ariidae Genus : Arius Spesies : Arius thalassinus (Sumber : Saanin, 1968) Ikan manyung memiliki bentuk tubuh memanjang (elongated), memiliki 3 pasang sungut (2 pasang pada rahang bawah dan satu pasang pada rahang atas). Ukuran tubuhnya 17,6 cm dapat mencapai 15 m. Tipe mulut ikan manyung terminal yaitu mulut berada di bagian ujung kepala. Tidak memiliki sisik. Gurat sisi tidak terlihat. Siripnya terdiri atas sirip dorsal, satu pasang sirip pektorl, satu pasang sirip ventral, satu pasang sirip anal dan sirip caudal dengan tipe isocercal berpinggiran bercagak (forked). Habitat ikan manyung tersebar di ketiga wilayah tropis dunia yaitu Atlantik tengah, Laut Merah dan Samudra Hindia hingga ke Indonesia. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 50

197 Ordo Anguilliformes Kelompok ikan berbentuk tubuh mirip ular. Ukuran tubuhnya kecil hingga sedang dapat mencapai 2 m; ikan bertubuh memanjang; sirip dorsal dan sirip anal menyatu dengan sirip ekor; sirip pelvic belum sempurna; sisik kecil atau belum sempurna. Kebanyakan hidup di laut ada pula yang hidup di air tawar. Ikan Belut Laut ±4 cm Gambar 2.45 Ikan Belut laut (Sumber : Dokumentasi Penelitian) Ikan belut laut memiliki bentuk tubuh seperti ular. Panjang tubuhnya 36 cm, dengan tinggi 2,5 cm. Warna tubuh coklat muda. Letak mulut ikan belut laut yaitu inferior/subterminal. Sisiknya bertipe ctenoid. Gurat sisinya bertipe soleidae. Hanya memiliki sirip ekor yang bertipe diphycercal berpinggiran lancip (pointed). Habitat ikan belut laut ini yaitu tersebar di perairan tropis dan sub tropis. Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Anguilliformes Familia : Ophichthidae Genus : Pisodonophis Spesies : Pisodonophis cancrivorus (Sumber : Saanin, 1968) Tahukah kamu?? Ikan belut laut kebanyakan tidak memfungsikan matanya. Lebih suka berembunyi di lumpur atau karang. Ikan belut laut merupakan jenis ika pemangsa, makanannya yaitu ikan kecil seperti Crustacea kecil. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 51

198 Ordo Tetrodontiformes Kelompok ikan berukuran kecil hingga sangat besar mencapai 3,7 m; ikan memiliki mulut relative kecil dan insang membuka; tubuh sering tertutup duri; memiliki 4 subordo dan 8 famili. Ikan Lembu Perak Gambar 2.46 Ikan Lembu Perak (Sumber : Dokumentasi Penelitian) ±3 cm Klasifikasi ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Super kelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Ordo : Tetrodontiformes Familia : Triacanthidae Genus : Triacanthus Spesies : Triacanthus nieuhofii (Sumber : Bleeker, 1852) Ikan Lembu Perak memiliki bentuk tubuh pipih. Panjang tubuhnya 27 cm dengan tinggi 11 cm. Warana tubuhnya putih agak kekuningan. Posisi mulut anterior/terminal. Tipe sisik ganoid yaitu berbentuk belah ketupat dengan bagian kecil yang tertanam dalam saku dermis. Gurat sisi berbentuk garis pada umumnya yaitu lateral line. Sirip terdiri atas dua sirip dorsal yang bagian depan tajam dan lebih panjang, satu pasang sirip pektoral, sati pasang sirip ventral, sirip anal dan sirip cudal yang bertipe isocercal dengan pinggiran bercagak (forked). Habitat tersebar di perairan Indonesia dan Australia. Bio Info Keterangan lebih lanjut tentang Ikan hasil tangkapan nelayan, dapat di baca di buku: A, Dwiponggo Ikan Laut Indonesia. Djakarta: Lembaga Penelitian Perikanan Laut. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 52

199 3. Pengertian Kunci Dikotomi Kunci Dikotomi, di berarti dua. Maka dari itu kunci dikotomi dapat diartikan sebagai pengelompokan beberapa makhluk hidup yang mempunyai persamaan suatu ciri, untuk selanjutnya dari kesamaan ciri tersebut dicari perbedaan ciri yang ada sehingga beberapa makhluk hidup yang mempunyai persamaan ciri tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok yang lebih kecil, begitu seterusnya hingga masing masing jenis makhluk hidup tersebut tidak dapat dikelompokan lagi dalam kelompok yang lebih kecil. Pembagian menjadi kelompok kelompok akan berakhir setelah didapatkan kelompok makhluk hidup yang benar benar mempunyai persamaan ciri untuk semua hal. Point Kunci Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri dan selanjutnya persamaan ciri tersebut dicari perbedaannya sehingga dapat dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok yang lebih kecil sampai tidak dapat dikelompokkan lagi. Gambar 2.47 Contoh Kunci dikotomi sederhana (Sumber : Aslam, 2012) Setelah mempelajari ciri morfologi berbagai jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul, naa sekarang mari kita kelompokkan ikan ikan tersebut berdasarkan ciri ciri morfologinya Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 53

200 Klasifikasi Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul 1. Hiu 21. Lemuru perak 2. Hiu martil 22. Julung julung 3. Pari pasir 23. Bulu ayam 4. Pari kupu kupu 24. Lidah 5. Kakap batu 25. Manyung 6. Kakap merah 26. Belut laut 7. Kakap putih 27. Lembu perak 8. Kuniran 9. Kembung 10. Bawal putih 11. Bawal hitam 12. Layur 13. Beloso 14. Tongkol salem 15. Talang talang 16. Tetengkek 17. Kuwe 18. Ketang ketang 19. Kurisi 20. Peperek/lingsong Kelas Pisces Tulang Rawan Tulang Keras 1. Hiu 2. Hiu martil 3. Pari pasir 4. Pari kupu kupu A 5. Kakap batu 24. Lidah 6. Kakap merah 25. Manyung 7. Kakap putih 26. Belut laut 8. Kuniran 27. Lembu perak 9. Kembung 10. Bawal putih 11. Bawal hitam 12. Layur 13. Beloso 14. Tongkol salem 15. Talang talang 16. Tetengkek 17. Kuwe 18. Ketang ketang 19. Kurisi 20. Peperek/lingsong 21. Lemuru perak 22. Julung julung 23.Bulu ayam B Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 54

201 Klasifikasi Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul Lanjutan A 1. Hiu 2. Hiu martil 3. Pari pasir 4. Pari kupu kupu Bentuk tubuh Bulat panjang Gepeng melebar 1. Hiu 2. Hiu martil 3. Pari pasir 4. Pari kupu kupu Moncong Bentuk ekor membulat pipih 1. Hiu 2. Hiu martil Panjang seperti cemeti pendek 3. Pari Pasir 4. Pari kupukupu Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 55

202 Klasifikasi Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul Lanjutan B 5. Kakap batu 24. Lidah 6. Kakap merah 25. Manyung 7. Kakap putih 26. Belut laut 8. Kuniran 27. Lembu perak 9. Kembung 10. Bawal putih 11. Bawal hitam 12. Layur 13. Beloso 14. Tongkol salem 15. Talang talang 16. Tetengkek 17. Kuwe 18. Ketang ketang 19. Kurisi 20. Peperek/lingsong 21. Lemuru perak 22. Julung julung 23. Bulu ayam Jari keras pada sirip punggung Ada Tidak ada 5. Kakap batu 20. Peperek/lingsong 6. Kakap merah 22. Julung julung 7. Kakap putih 23. Bulu ayam 8. Kuniran 25. Manyung 9. Kembung 27. Lembu perak 13. Beloso 15. Talang talang 16. Tetengkek 17. Kuwe 18. Ketang ketang 19. Kurisi 10. Bawal putih 11. Bawal hitam 12. Layur 14. Tongkol salem 21. Lemuru perak 24. Lidah 26. Belut laut D C Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 56

203 Klasifikasi Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul Lanjutan C 5. Kakap batu 20. Peperek/lingsong 6. Kakap merah 22. Julung julung 7. Kakap putih 23. Bulu ayam 8. Kuniran 25. Manyung 9. Kembung 27. Lembu perak 13. Beloso 15. Talang talang 16. Tetengkek 17. Kuwe 18. Ketang ketang 19. Kurisi Jumlah jari keras pada sirip punggung Kuniran 9. Kembung 13. Beloso 15. Talang talang 16. Tetengkek 17. Kuwe 18. Ketang ketang 20. Peperek/lingsong 22. Julung julung 23. Bulu Ayam 25. Manyung 27. Lembu perak 5. Kakap batu 6. Kakap merah 7. Kakap putih 19. Kurisi F E Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 57

204 Klasifikasi Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul Lanjutan D Berada pada sisi badan yang sma 24. Lidah 10. Bawal putih 11. Bawal hitam 12. Layur 14. Tongkol salem 21. Lemuru perak 24. Lidah 26. Belut laut Bentuk Tubuh Pipih 10. Bawal putih 11. Bawal hitam 12. Layur 21. Lemuru perak 24. Lidah Letak mata Berada pada sisi Badan yang berbeda 14. Tongkol salem 10. Bawal putih 11. Bawal hitam 12. Layur 21. Lemuru perak G Memebulat 14. Tongkol salem 26. Belut laut Sisik Ada Tidak ada 26. Belut laut Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 58

205 Klasifikasi Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul Lanjutan E Ada 25. Manyung 8. Kuniran 9. Kembung 13. Beloso 15. Talang talang 16. Tetengkek 17. Kuwe 18. Ketang ketang 20. Peperek/lingsong 22. Julung julung 23. Bulu Ayam 25. Manyung 27. Lembu perak Sungut Ada Tidak ada 8. Kuniran 25. Manyung 9. Kembung 13. Beloso 15. Talang talang 16. Tetengkek 17. Kuwe 18. Ketang ketang 20. Peperek/lingsong 22. Julung julung 23. Bulu ayam 27. Lembu perak Sungut rahang atas Tidak ada 8. Kuniran Bentuk sirip punggung Berlekuk Tanpa lekukan 13. Beloso 16. Tetengkek 17. Kuwe 27. Lembu perak 9. Kembung 15. Talang talang 18. Ketang ketang 20. Peperek 22. Julung julung 23. Bulu ayam H I Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 59

206 Klasifikasi Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul Lanjutan F Ada 5. Kakap batu terjal 6. Kakap merah 5. Kakap batu 6. Kakap merah 7. Kakap putih 19. Kurisi Warna loreng Lateral line 6. Kakap merah 7. Kakap putih Moncong Tidak ada 6. Kakap merah 7. Kakap putih 19. Kurisi Garis Rusuk Tidak terjal 7. kakap putih Psettodidae 19. Kurisi Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 60

207 Klasifikasi Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul Lanjutan G Superior 12. Layur 21. Lemuru perak Tipe ekor Forked 21. Lemuru perak 10. Bawal putih 11. Bawal hitam 12. Layur 21. Lemuru perak Tipe Mulut Pointed Putih : 10. Bawal putih 12. Layur Inferior 10. Bawal putih 11. Bawal hitam Hitam : 11. Bawal hitam Lanjutan H 13. Beloso 16. Tetengkek 17. Kuwe 27. Lembu perak Sirip tambahan Panjang 16. Tetengkek Sirip dada 17. Kuwe Ada Pendek Tidak ada 13. Beloso 27. Lembu perak Mulut 16. Tetengkek 17. Kuwe Superior : 13. Beloso Anterior : 27. Lembu perak Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 61

208 Klasifikasi Ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul Lanjutan I 9. Kembung 15. Talang talang 18. Ketang ketang 20. Peperek 22. Julung julung 23. Bulu ayam Ekor Rounded Forked 18. Ketang ketang 9. Kembung 15. Talang talang 20. Peperek 22. Julung julung 23. Bulu ayam Mulut Superior Anterior 20. Peperek 23. Bulu ayam 9. Kembung 15. Talang talang 22. Julung julung Warna silver : 23. Bulu ayam Warna silver agak kuning: 20. Peperek Sirip dada pendek : 15. Talang talang Sirip dada panjang : 9. Kembung 22. Julung julung Excoetidae : 22. Julung julung Garis rusuk Carangidae : 9. Kembung Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 62

209 KUNCI DIKOTOMIK IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI TPI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL 1. A. Termasuk ikan bertulang rawan.(2) B. Termasuk ikan bertulang keras (3) 2. A. Bentuk tubuh bulat panjang..(4) B. Bentuk tubuh gepeng melebar (5) 3. A. Terdapat jari jari keras pada sirip punggung.(6) B. Tidak terdapat jari jari keras pada sirip punggung.(7) 4. A. Moncong membulat..(carcharhinus melanopterus) B. Moncong pipih..(sphyrna tudes) 4.A 4.B 5. A. Bentuk ekor panjang seperti cemeti (Himantura uarnak) B. Bentuk ekor pendek..(gymnura poecilura) 5.A 5.B 6. A. Jumlah jari keras pada sirip dorsal 1 8 (8) B. Jumlah jari keras pada sirip dorsal 9 16.(9) 7. A. Bentuk tubuh pipih (10) B. Bentuk tubuh membulat..(11) 8. A. Ada sungut..(12) B. Tidak ada sungut.(13) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 63

210 9. A. Tubuh berwarna loreng loreng..(lobotes surinamensis) B. Tubuh tidak berwarna loreng loreng..(14) 9.A 10. A. Mata berada pada sisi badan yang sama..(branchirus orientalis) B. mata berada pada sisi badan yang berbeda..(15) 10.A 11. A. Terdapat sisik pada tubuh (Euthynnus affinis) B. Tidak terdapat sisik pada tubuh.(pisodonopsis cancrivorus) 11.A 11.B 12. A. Terdapat sungut pada rahang atas.. (Arius thalassinus) B. Tidak terdapat sungut pada rahang atas (Upeneus sundaicus) 12.A 12.B 13. A. Sirip punggung berlekuk (16) B. Sirip punggung tanpa lekukan..(17) Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 64

211 14. A. Garis rusuk Lateral line..(18) B. Garis rusuk Psettodidae...(Nemipterus nematophorus) 14.B 15. A. Tipe mulut superior..(19) B. Tipe mulut inferior.(20) 16. A. Memiliki sirip tambahan...(21) B. Tidak memiliki sirip tambahan..(22) 17. A. Bentuk ekor Rounded. (Drepane punctata) B. Bentuk ekor Forked..(23) 17.A 18. A. Moncong terjal.(lutjanus campechanus) B. Moncong tidak terjal.(lates calcarifer) 18.A 18.B Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 65

212 19. A. Bentuk ekor Forked.(Sardinella longiceps) B. Bentuk ekor Pointed..(Trichiurus lepturus) 19.A 19.B 20. A. Warna tubuh putih.(pampus argenteus) B. Warna tubuh hitam (Parastromateus niger) 20.A 20.B 21. A. Sirip pectoral panjang.(megalaspis cordyla) B. Sirip pectoral pendek.(carangoides malabaricus) 21.A 21.B 22. A. Tipe mulut Superior.. (Butis butis) B. Tipe mulut Anterior..(Triacanthus nieuhofii) 22.A 22.B Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 66

213 23. A. Tipe mulut Superior..(24) B. Tipe mulut Anterior..(25) 24. A. Warna tubuh silver...(thryssa mystax) B. Warna tubuh silver agak kuning (Leiognathus equulus) 24.A 24.B 25. A. Sirip pectoral pendek..(chorinemus lysan) B. Sirip pectoral panjang....(26) 25.A 26. A. Garis rusuk Excoetidae..(Dermogenys pusilla) B. Garis rusuk Carangidae..(Rastrelliger faughni) 26.A 26.B Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 67

214 D. Rangkuman Superkelas Pisces dikenal ada 4 kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Abnatha atau Vertebrata tiding berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) dan kelas Placodermi (punah), kelas Chondreichthyes atau ikan kartilago/tulang rawan (ikan hiu dan pari), dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Berdasarkan sistem klasifikasi Superkelas Pisces dibagi menjadi dua kelas yaitu Chondreichtyes (ikan bertulang rawan) dan Osteichtyes (ikan bertulang keras). Ciri ciri umum Superkelas Pisces yaitu memiliki alat pernafasan berupa insang, sistem rangka tersusun atas eksoskeleton berupa sisik dan endoskeleton berupa chorda dorsalis, alat gerak berupa sirip pengendali. Sistem otot yang dimiliki masih berupa sistem otot sederhana yang disebut miomer. Sistem sirkulasi tunggal. Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Bagian tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior berturut turut terdiri atas kepala (caput), tubuh (truncus), dan ekor (caudal). Morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah bentuk tubuh, mulut, sisik, gurat sisi, sirip dada (pinna pectoralis), sirip perut (pinna ventralis), sirip punggung (pinna dorsalis), sirip belakang (pinna analis), dan sirip ekor (pinna caudalis). Bentuk dari sirip ekor, serta warna tubuh dan atau bagian bagian badan tersebut. Bentuk tubuh ikan dibagi menjadi dua yaitu simetri bilateral dan non simetri bilateral. Mulut ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang terbagi menjadi 3 golongan yaitu mulut anterior/terminal, mulut inferior/sub terminal, dan mulut superior. Tipe sisik ikan dibagi menjadi 4 yaitu sisik placoid, sisik ganoid, sisik cycloid, dan sisik ctenoid. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 68

215 Sirip atau pinna merupakan organ gerak ikan, sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang dinamakan sesuai dengan letak sirip tersebut berada pada tubuh ikan yaitu sirip dada (pinna pectoralis), sirip perut (pinna ventralis), sirip punggung (pinna dorsalis), sirip belakang (pinna analis), dan sirip ekor (pinna caudalis). Gurat sisi (Linea lateralis) merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor. Warna tubuh ikan yang dihaislkan berbeda beda yang disebabkan karena perbedaan tempat hidup dari ikan tersebut. Ada tiga macam warna dominan ikan yang hidup di lautan, yaitu keperakan bagi ikan yang hidup di permukaan laut, kemerahan pada ikan yang hidup di daerah tengah perairan dan violet atau gelap pada ikan yang hidup di dasar perairan. Kelas Chondreichthyes (ikan bertulang belakang) dari hasil pengamatan di TPI Pantai Baron yaitu ordo Selachiformes/Rajiformes, ikan hiu (Carcharhinus melanopterus), ikan hiu kepala martil (Sphyrna tudes), ikan pari pasir (Himantura uarnak), dan ikan pari kupu kupu (Gymnura poecilura). Kelas Osteichthyes (ikan bertulang keras) dari hasil pengamatan di TPI Pantai Baron, terdapat banyak ordo yang termasuk dalam kelas Osteichthyes seperti ordo Perciformes, ordo Clufeiformes, ordo Pleuronectiformes, ordo Siluriformes, ordo Beloniformes, dan ordo Anguiliformes. Jumlah ordo terbanyak dari hasil pengamatan yaitu pada ordo Perciformes. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 69

216 Ordo Perciformes diperoleh ikan Kakap batu (Lobotes surinamensis), kakap merah (Lutjanus campechanus), kakap putih (Lates calcarifer), kuniran (Upeneus sundaicus), jerukan (), kembung (Rastrelliger faughni), bawal putih (Pampus argenteus), bawal hitam (Parastromateus niger), layur (Trichiurus lepturus), beloso (Saurida micropectoralis), tongkol salem (Euthynnus affinis), talang talang (Chorinemus tala), tetengkek (Megalaspis cordyla), kuwe (Carangoides malabaricus), ketang ketang (Drepane punctata), kurisi (Nemipterus nematophorus), peperek/lingsong (), dan lemuru perak (Sardinella longiceps). Ordo Beloniformes diperoleh ikan Julung julung (Dermogenys pusilla). Ordo Clupeiformes diperoleh ikan Bulu ayam (Thryssa mystax). Ordo Pleuronectiformes diperoleh ikan Lidah (Branchirus orientalis). Ordo Siluriformes diperoleh ikan Manyung (Arius Thalassinus). Ordo Anguiliformes diperoleh ikan Belut laut (Pisodonophis cancrivorus). Kunci dikotomi dapat diartikan sebagai pengelompokkan beberapa makhluk hidup yang mempunyai persamaan suatu ciri selanjutnya sampai makhluk hidup tersebut tidak dapat dikelompokkan lagi dalam kelompok yang lebih kecil. Ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai baron dapat dikelompokkan berdasarkan kunci dikotomi diperoleh 27 jenis ikan dengan ciri morfologi yang berbeda. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 70

217 E. Soal Latihan 2 Petunjuk pengisian Petunjuk pengisian : 1. Jawablahpertanyaan di bawah ini, dengan memberi tanda silang pada (x) pada jawaban 1. Jawablahpertanyaan di bawah ini, dengan memberi tanda silang pada (x) pada jawaban a,b,c,d, atau yang kalian anggap paling tepat a,b,c,d, atau e yang kalian anggap paling tepat! 2. Cocokkan hasil jawaban anda, dengan kunci jawaban yang tersedia. 2. Cocokkan hasil jawaban anda, dengan kunci jawaban yang tersedia. 3. Bacalah petunjuk umpan balik, untuk mengetahui perolehan nilai dari hasil jawaban anda. 3. Bacalah petunjuk umpan balik, untuk mengetahui perolehan nilai dari hasil jawaban anda. 1. Pisces merupakan vertebrata yang hidup di perairan yang memiliki suhu tubuh sama dengan suhu lingkungan disebut. a. Diadromous b. Poikilotermik c. Katadromous d. Ektotermik e. Endotermik 2. Sistem otot yang dimiliki ikan masih berupa sistem otot sederhana yang disebut. a. Miomer b. Otot konstriktor c. Jaringan ikat miocomata d. Septa e. Otot aksial 3. Yang berperan sebagai organ keseimbangan pada tubuh ikan yaitu. a. Caput b. Truncus c. Caudal d. Linea lateralis e. Pinna 4. Ikan yang memiliki bentuk tubuh pipih/compress di bawah ini adalah. a. Himantura imbricate b. Trichiurus lepturus c. Thryssa mystax d. Brachirus orientalis e. Carcharhinus melanopterus Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 71

218 5. Pada ordo Selachiformes terdapat satu spesies yang memiliki duri penyengat. Istilah lain dari duri penyengat adalah. a. Troms rays b. Sting rays c. Lake rays d. Hunter rays e. Rays pari 6. Ikan yang mempunyai bentuk kepala yang mirip dengan kepala buaya adalah. a. Arius thalassinus b. Pisodonophis cancrivorus c. Brachirus orientalis d. Dermogenys pusilla e. Butis butis 7. Yang bukan termasuk ciri morfologi dari ikan dibawah ini adalah. a. Merupakan jenis ikan yang memiliki gurat sisi (lateral line) b. Tipe sisik Ctenoid c. Jenis ikan yang memiliki tipe sirip caudal pointed d. Memiliki satu pasang sungut di bawah kepala e. Tiap mulutnya inferior 8. Jika melihat bagian tubuh ikan, terdapat garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum sampai pangal ekor yang sering disebut gurat sisi atau linea lateralis, apa nama gurat sisi yang garisnya berada di bagian perut? a. Excootidae b. Carangidae c. Tetradondidae d. Psettodidae e. Soleidae Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 72

219 9. 1. Rastrelliger faughni 2. Sauridae micropectoralis 3. Upeneus sundaicus 4. Chorinemus tala 5. Arius thalassinus Dari kelima jenis ikan di atas, manakah ikan yang memiliki sungut? a. 1 dan 2 b. 2 dan 4 c. 3 dan 5 d. 3 dan 4 e. 4 dan Pernyataan di bawah ini, manakah yang merupakan pernyataan tidak tepat mengenai kunci dikotomi? a. Kunci dikotomi dapat diartikan sebagai pengelompokkan beberapa makhluk hidup yang mempunyai persamaan suatu cirri b. Pembagian kelompok akan berakhir setelah didapatkan kelompok makhluk hidup yang benar benar mempunyai ciri untuk semua hal c. Untuk dapat menggunakan kunci dikotomi, kita harus mengetahui ciri bagian tubuh dari makhluk hidup d. Dalam membuat kunci dikotomi dapat dikelompokkan dari dua atau lebih ciri yang berbeda e. Kunci dikotomi dapat dikelompokkan menjadi dua ciri yang berlawanan **Selamat Mengerjakan** Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 73

220 F. Umpan Balik Cocokkanlah hasil jawaban kalian dengann kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah hasil jawaban kalian yang benar dan pergunakanlah rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap seluruh isi materi dalam kegiatan belajar 1. Rumus: Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban benar Jumlah soal X 100% Contoh apabila jawaban kalian benar 4 dari 5 soal, diperoleh: Tingkat penguasaan = 4 x 100% = 80% 5 Kriteria Pencapaian: 91% 100% = Baik Sekali 81% 90% = Baik 70% 80% = Cukup <70% = Kurang Jika tingkat penguasaan mencapai 80%, kalian telah menguasai materi yang ada di dalam modul dan siap melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan < 80%, kalian harus mengulang pemahaman kalian terhadap materi yang ada di dalam kegiatan belajar 2. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 74

221 LKS (Lembar Kerja Siswa) Tujuan : Menentukan keanekaragaman jenis berdasarkan pengamatan. ciri ciri morfologik melalui Langkah Kegiatan 1. Buatlah kelompok belajar yang beranggotakan 2 sampai 3 orang. 2. Siapkan alat tulis dan buku identifikasi ikan. 3. Pergilah ke pasar ikan yang berada di Pantai Baron 4. Coba kalian bandingkan ciri morfologik spesies ikan yang kalian temukan di Pasar Ikan Pantai Baron minimal 5 jenis ikan. 5. Amati perbedaan yang tampak pada kedua jenis ikan tersebut! Masukkan ke dalam tabel di bawah ini! Ciri Morfologi a. Bentuk tubuh b. Anggota gerak (sirip) c. Tipe sisik Ikan. Ikan. Ikan. Ikan. Ikan. d. Posisi/letak mulut e. Warna tubuh f. Tipi sirip ekor g. Gurat sisi Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 75

222 Diskusi 1. Pada langkah 2 di atas, ada berapa macam perbedaan yang dapat teramati? 2. Lebih banyak mana perbedaan antar varietas dalam satu spesies dengan perbedaan antar spesies? 3. Kesimpulan apa yang dapat kalian peroleh melalui kegiatan ini? Tugas Mandiri 3 Setelah Mengerjarakan LKS di atas, coba kalian cari kunci dikotominya!! Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 76

223 KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN 1 Nomor soal Jawaban yang benar skor 1. A 1 2. C 1 3. B 1 4. C 1 5. A 1 6. B 1 7. E 1 8. D 1 9. D D 1 Jumlah skor benar 10 KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN 2 Nomor soal Jawaban yang benar skor 1. B 1 2. A 1 3. D 1 4. C 1 5. B 1 6. E 1 7. D 1 8. A 1 9. C D 1 Jumlah skor benar 10 Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 77

224 DAFTAR PUSTAKA A, Dwiponggo Ikan Laut Indonesia. Djakarta: Lembaga Penelitian Perikanan Laut Bitstream H, Saanin Taksonomi dan Kunci Determinasi Ikan Jilid 1. Bandung: Binatjipta Nur Hidayati dan Dwi Retnowati Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Dwimedia Press Neil A. Campbell Biologi Edisi kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga Sjamsudin Adang R, dkk Biologi Perikanan 2. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Sukiya Biologi Vertebrata. Malang: UM Press Teguh Pristiwady Ikan ikan Laut Ekonomis penting di Indonesia (Petunjuk Identifikasi). Jakarta : LIPPI Press Waluji Subani Taksonomi, Morfologi dan istilah istilah Tehnik Perikanan. Jakarta: Akademi Perikanan Laut Jakarta Wiadnya Ikan Hasil Tangkap 1 pdf. Diakses pada tanggal 11 Maret 2012 di, Ikan Hasil Tangkap 1.pdf Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 78

225 GLOSARIUM A Abiotik Anterior : Bukan makhluk hidup atau produk dari makhluk hidup. : Bagian depan tubuh. B Biodiversitas Biotik C Chondreichthyes Diadromous : Keanekaragaman hayati. : Hal makhluk hidup. : Kelompok ikan bertulang rawan. : Ikan yang dalam masa hidupnya mengalami 2 habitat yaitu air tawar dan air laut. D Diurnal Dipnoi Dorsal E Ekosistem Eksoskeleton Endoskeletonn : Hewan yang giat siang/beraktivitas di siang hari. : Ikan berparu. : Istilah yang biasa digunakan untuk menyebut tubuh bagian punggung pada ikan. : Keadaan khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan komponen organisme tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi. : Rangka luar. : Rangka dalam, rangka yang terdapat pada vertebrata. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 79

226 F Family : Keluarga; satu tingkat taksus dalam klasifikasi. Fenotip : Ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme G Gen : Unit materi genetis yang dibina atas DNA. Genotip : Susunan gen; imbangan dari fenotipe; susunan/bentuk luar. H Heterocercal : Bagian atas sirip ekor lebih panjang dari pada bagian bawah. K Kromatofora : Pigmen warna yang terdapat pada lapisan dermis. L Linea lateralis M : Sistem sensori pada ikan untuk mengetahui perubahan tekanan air. Miomer : Otot pada ikan yang berbentuk koni musculi (kerucut). Morfologi : Ilmu yang memperlajari tentang bentuk berbagai jenis makhluk hidup. N Nocturnal : Hewan yang giat di malam hari/beraktivitas di malam hari. O Ordo : Suatu tingkat taksus, terletak antara family dan kelas. Osteichthyes : Kelompok ikan bertulang keras. P Pelvik : Berkenaan dengan pelvis Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 80

227 Plankton : Hewan dan tumbuhan renik yang hidup terapung di laut, danau dan rawa. Plasenta : Tali pusar. Poikilotermik : Hewan yang suhu tubuhnya sama dengan suhu lingkungan. Posterior : Belakang. Predator : Pemangsa. Primitif : Awal, sederhana. S Skeleton : Rangka. Spesies : Satuan taksus makhluk hidup yang memiliki banyak persamaan morfologi dan fungsi, jumlah kromosom dan kariotipe sama. V Varietas Vertebrata : Perbedaan besar dalam suatu spesies, sehingga suatu spesies dapat dibagi atas beberapa varietas. : Sub phylum hewan bertulang punggung memiliki 5 kelas; Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia. Modul Keanekaragaman Jenis Ikan di TPI Pantai Baron 81

228

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK 1,2,3 dan KD B. Keakuratan Materi C. Kemutakhiran Materi D. Mendorong Keingintahuan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007 DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210 x 297 mm), A5

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (PENULIS) 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210 x

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR PENILAIAN (AHLI MATERI) I. ASPEK KELAYAKAN ISI MENURUT BSNP Butir Penilaian Deskripsi 1. Kelengkapan materi Materi yang disajikan mencakup materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007 DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007 A. UKURAN BUKU Butir Butir 2 Kesesuaian ukuran buku Mengikuti standar ISO. Ukuran buku A4 (20 x 297 mm), A5 (48

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN UNTUK PENERBIT 2012

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN UNTUK PENERBIT 2012 DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN UNTUK PENERBIT 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku Mengikuti standar ISO. Ukuran buku

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013 DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku Mengikuti standar ISO, Ukuran buku

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENULIS) 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210

Lebih terperinci

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 203 Lampiran B5 ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP UNTUK AHLI MEDIA Yang terhormat, Nama :... Asal

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2016

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2016 DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2016 BUKU GURU 2017 A. Ukuran Buku Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Mengikuti

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI 30 LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI Judul Program : Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP/MTs pada Materi Aritmatika Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

Lebih terperinci

KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN

KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA /MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013 KODE BUKU SUB KOMPONEN BUTIR SKOR 1 2 3 4 RERATA KOMENTAR/SARAN/MASUKAN A. UKURAN BUKU Ukuran Rangkuman Kualitatif

Lebih terperinci

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN KODE BUKU BUTIR ALASAN PENILAIAN A. UKURAN BUKU Ukuran 1. Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO 2. Kesesuaian ukuran dengan materi

Lebih terperinci

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 KODE BUKU SUBKOMPONEN A. UKURAN BUKU A1. Ukuran Fisik Buku 1. Kesesuaian ukuran buku dengan standar

Lebih terperinci

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP-SMA-SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP-SMA-SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP-SMA-SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 KODE BUKU SUBKOMPONEN A. UKURAN BUKU A1. Ukuran Fisik Buku 1. Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL HIMPUNAN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) (AHLI MATERI)

KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL HIMPUNAN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) (AHLI MATERI) 142 LAMPIRAN 1 1. 1. Kisi-kisi instrumen modul untuk ahli materi 1. 2. Lembar evaluasi modul untuk ahli materi 1. 3. Deskripsi lembar evaluasi modul untuk ahli materi 1. 4. Kisi-kisi instrumen modul untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 7, No. 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR VALIDASI, ANGKET SISIWA, & HASIL VALIDASI

LAMPIRAN 1 LEMBAR VALIDASI, ANGKET SISIWA, & HASIL VALIDASI LAMPIRAN LEMBAR VALIDASI, ANGKET SISIWA, & HASIL VALIDASI Kisi-kisi Lembar Penilaian (AHLI MATERI) Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian Materi dengan KD B. Keakuratan Materi

Lebih terperinci

7. Ilustrasi Sampul Modul. a. Menggambarkan isi/materi ajar dan mengungkapkan karakter obyek. b. Bentuk, warna, ukuran, proporsi obyek sesuai realita.

7. Ilustrasi Sampul Modul. a. Menggambarkan isi/materi ajar dan mengungkapkan karakter obyek. b. Bentuk, warna, ukuran, proporsi obyek sesuai realita. Indikator Ahli Media Butir Penilaian Penilaian A. Ukuran Modul. Kesesuaian ukuran modul dengan standar ISO. 3 B. Desain Sampul Modul (Cover) C. Desain Isi Modul 2. Kesesuaian ukuran dengan materi isi modul.

Lebih terperinci

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Butir 2 Sistematika penyajian dalam setiap

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN SISWA BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII UNTUK AHLI MEDIA

LEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN SISWA BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII UNTUK AHLI MEDIA LEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN SISWA BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII UNTUK AHLI MEDIA Jenis Bahan Ajar : Lembar Kegiatan Siswa Judul Produk : Lembar

Lebih terperinci

BUKU GURU 2017 INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN SUB KOMPONEN BUTIR NILAI KOMENTAR/SARAN/MASUKAN

BUKU GURU 2017 INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN SUB KOMPONEN BUTIR NILAI KOMENTAR/SARAN/MASUKAN KODE BUKU INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN BUKU GURU 2017 Panduan Nilai: Kurang Baik Kurang Baik Sekali Sekali 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SUB KOMPONEN BUTIR

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH A. TEKNIK PENYAJIAN I. KELAYAKAN PENYAJIAN Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Hal 1. Skema Pengembangan Instrumen 106

LAMPIRAN A. Hal 1. Skema Pengembangan Instrumen 106 LAMPIRAN 104 LAMPIRAN A Hal 1. Skema Pengembangan Instrumen 106 105 SKEMA PENGEMBANGAN INSTRUMEN REFERENSI NORMATIF ASPEK KATEGORI INDIKATOR KISI-KISI INSTRUMEN Nieveen, Nienke. (1999). Prototyping to

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik penyajian Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Sistematika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN SAMPUL... i. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv. SARI...

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN SAMPUL... i. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv. SARI... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i PENGESAHAN KELULUSAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv SARI... v ABSTRACT... vi PRAKATA... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Lampiran A1. Analisis Kurikulum. Lampiran A2. Peta Konsep Modul

LAMPIRAN A. Lampiran A1. Analisis Kurikulum. Lampiran A2. Peta Konsep Modul 113 LAMPIRAN A Lampiran A1. Analisis Kurikulum Lampiran A2. Peta Konsep Modul 114 Lampiran A1 Analisis Kurikulum Standar Kompetensi 6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Metode ini merupakan metode penelitian untuk

Lebih terperinci

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI I. KOMPONEN PENYAJIAN A. TEHNIK PENYAJIAN MATERI Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab dan subbab Sistematika

Lebih terperinci

LAMPIRAN B LAMPIRAN B B.1 Kisi-Kisi Lembar Penilaian RPP B.2 Deskripsi Butir Instrumen Penilaian Pengembangan RPP B.3 Lembar Penilaian Pengembangan RPP B.4 Kisi-Kisi Lembar Penilaian LKS ahli Materi B.5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011) metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menerapkan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses pelaksanaannya,

Lebih terperinci

I. KELAYAKAN PENYAJIAN

I. KELAYAKAN PENYAJIAN INSTRUMEN 2 BUKU TEKS PELAJARAN PATISERI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KODE BUKU I. KELAYAKAN PENYAJIAN SUBKOMPONEN A. TEKNIK PENYAJIAN 1. Konsistensi sistematika sajian dalam bab Deskripsi: Sistematika penyajian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS BUDAYA MASYARAKAT TRANS LALUNDU

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS BUDAYA MASYARAKAT TRANS LALUNDU PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS BUDAYA MASYARAKAT TRANS LALUNDU Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN 2338 3240 Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi

Lebih terperinci

55 LEMBAR VALIDASI MODUL BERBASIS PROBING PROMPTING UNTUK MATERI RELASI PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA A. Pengantar Lembar validasi ini dibuat untuk memperoleh data yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran LAMPIRAN A A1. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen A2. Surat Keterangan Validasi Instrumen A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

INSTRUMEN B2 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN

INSTRUMEN B2 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B2 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S) Bobot (B) S

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA)

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) I. KELAYAKAN ISI A. KESESUAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Butir 1 Butir 2 Butir 3 Kelengkapan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH I. KELAYAKAN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Kekonsistenan sistematika Sistematika

Lebih terperinci

PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS

PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS Oleh: Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta 1 BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) SEKOLAH DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SEKOLAH MENENGAH ATAS 2 UNSUR-UNSUR

Lebih terperinci

INSTRUMEN C PENILAIAN BUKU REFERENSI (Ensiklopedia, Kamus, Atlas)

INSTRUMEN C PENILAIAN BUKU REFERENSI (Ensiklopedia, Kamus, Atlas) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN C PENILAIAN BUKU REFERENSI (Ensiklopedia, Kamus, Atlas) Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor

Lebih terperinci

Kode Buku : Bobot (B) Skor (S) KOMPONEN DAN ASPEK A. MATERI/ISI. Materi/isi sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kode Buku : Bobot (B) Skor (S) KOMPONEN DAN ASPEK A. MATERI/ISI. Materi/isi sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B1 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN Kode Buku : NO. A. MATERI/ISI KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S)

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. penting karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi

II. LANDASAN TEORI. penting karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi II. LANDASAN TEORI Di antara ragam jenis buku, salah satu jenis buku yang paling penting dan fungsional bagi para pelajar adalah buku teks. Setiap mata pelajaran seharusnya ditunjang oleh minimal satu

Lebih terperinci

SILABUS MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KESEHATAN BAKTI INDONESIA MEDIKA PONOROGO

SILABUS MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KESEHATAN BAKTI INDONESIA MEDIKA PONOROGO Lampiran 2 Silabus SILABUS MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KESEHATAN BAKTI INDONESIA MEDIKA PONOROGO NAMA SEKOLAH : SMK Kesehatan Bakti Indonesia Medika Ponorogo MATA PELAJARAN : Matematika

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Budaya Masyarakat Trans Lalundu

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Budaya Masyarakat Trans Lalundu Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Budaya Masyarakat Trans Lalundu I Wyn. Adi Saputra, Nurjannah dan Hendrik Arung Lamba iwayanadis09@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengembangan media pembelajaran Modul Fisika Modern berbasis

BAB IV PEMBAHASAN. Pengembangan media pembelajaran Modul Fisika Modern berbasis 46 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Tahap-Tahap Pengembangan Media Pengembangan media pembelajaran Modul Fisika Modern berbasis konstruktivisme pada materiteori Kuantum Atom Hidrogendalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sumber belajar berbentuk komik yang diberi nama KOMIKA (Komik

Lebih terperinci

Kegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi

Kegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi Kegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi Wachidah Putri Ramadhani 1, I Ketut Mahardika 2 1Mahasiswa Magister Pendidikan IPA Pasca Sarjana FKIP Universitas Jember 2Dosen Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Review Dosen Ahli Media KISI-KISI INSTRUMEN REVIEW DOSEN AHLI MEDIA

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Review Dosen Ahli Media KISI-KISI INSTRUMEN REVIEW DOSEN AHLI MEDIA LAMPIRAN 101 Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Review Dosen Ahli Media KISI-KISI INSTRUMEN REVIEW DOSEN AHLI MEDIA No. Aspek Tinjauan Indikator Jumlah Butir A. Aspek Kesesuaian indikator pembelajaran dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A A1. Analisis Kurikulum A2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A3. Prosedur Pengembangan

LAMPIRAN A A1. Analisis Kurikulum A2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A3. Prosedur Pengembangan LAMPIRAN 39 40 LAMPIRAN A A1. Analisis Kurikulum A2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A3. Prosedur Pengembangan A4. Hasil Wawancara Pra-Penelitian dengan Guru 39 Lampiran A1 ANALISIS KURIKULUM &

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A Data Hasil Tahap Analysis dan Design

LAMPIRAN A Data Hasil Tahap Analysis dan Design LAMPIRAN 122 LAMPIRAN A Data Hasil Tahap Analysis dan Design A.1. A.2. A.3. Hasil Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran. Hasil Analisis Konsep Hasil Penyusunan Peta Kebutuhan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran A1. No Aspek Indikator No. Butir. a. Kejelasan dan kelengkapan identitas. 1. Identitas mata pelajaran 1, 2, 3. b. Ketepatan alokasi waktu 4

Lampiran A1. No Aspek Indikator No. Butir. a. Kejelasan dan kelengkapan identitas. 1. Identitas mata pelajaran 1, 2, 3. b. Ketepatan alokasi waktu 4 Lampiran A Lampiran A1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian RPP Lampiran A2. Lembar Penilaian RPP Lampiran A3. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Media untuk Ahli Materi Lampiran A4. Lembar Penilaian Media untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS MEDIA GRAFIS JENIS KOMIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS MEDIA GRAFIS JENIS KOMIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS MEDIA GRAFIS JENIS KOMIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA Lisa, Hairida, Masriani Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email:li.sa22@yahoo.co.id Abstract The

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS

PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS PENGEMBANGAN ISI BUKU AJAR/DARAS Oleh: Dr. Marzuki FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 KIAT MENULIS BUKU Harus punya modal 2 APA MODALNYA? Punya kemauan Niat untuk menulis Punya kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini menyajikan data yang diperoleh

Lebih terperinci

INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK. Bobot (B)

INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK. Bobot (B) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S) A. MATERI/ISI 1. 2.

Lebih terperinci

INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN BIDANG KETERAMPILAN (KERAJINAN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN BIDANG KETERAMPILAN (KERAJINAN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN BIDANG KETERAMPILAN (KERAJINAN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH KODE BUKU I. KELAYAKAN ISI SUBKOMPONEN BUTIR SKOR 1 2 3 4 ALASAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. Dimensi Sikap Spiritual Butir 1 Butir 2 B. Dimensi Sikap Sosial Butir 3 Butir4 Butir 5 C.

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 5 PENILAIAN BUKU PANDUAN GURU MATEMATIKA TINGKAT SD/MI

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 5 PENILAIAN BUKU PANDUAN GURU MATEMATIKA TINGKAT SD/MI DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 5 PENILAIAN BUKU PANDUAN GURU MATEMATIKA TINGKAT SD/MI I. PETUNJUK UMUM Butir 1 Pendahuluan Butir 2 Butir 3 Ada Gambaran umum tentang Buku Panduan Guru, bagaimana menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan 42 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN RESPON SISWA TERHADAP MODUL Penelitian ini mempunyai 3 data yakni proses penyusunan modul, kualitas modul, dan respon siswa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diterapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diterapkan pada tahun 2006 mengedepankan pengangkatan potensi lokal untuk digunakan sebagai program kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan buku ajar kimia berbasis representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KELAS X

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KELAS X DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KELAS X I. KELAYAKAN ISI A. Kesesuaian uraian materi dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI (A)

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI (A) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B1 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN Kode Buku : NO. KOMPONEN DAN BUTIR Penilaian Kualitatif

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

PEDOMAN TEKNIS PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA PEDOMAN TEKNIS PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA Disusun Oleh : Pusat Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Pendidikan (P4MP) POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN BALIKPAPAN 2012 DAFTAR ISI Halaman BAB I

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

Lebih terperinci

Lampiran A. 1. Aspek yang Diamati Identitas mata pelajaran

Lampiran A. 1. Aspek yang Diamati Identitas mata pelajaran LAMPIRAN A A.1 Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP A.2 Lembar Penilaian RPP A.3 Deskripsi Lembar Penilaian RPP A.4 Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS A.5 Lembar Penilaian LKS A.6 Deskripsi Lembar Penilaian LKS

Lebih terperinci

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 DAFTAR ISI I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 2 1.1. Bahasa Penulisan...

Lebih terperinci

DESKRIPSI INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES (BUKU SISWA) UNTUK SD/MI

DESKRIPSI INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES (BUKU SISWA) UNTUK SD/MI DESKRIPSI INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES (BUKU SISWA) UNTUK SD/MI I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. DIMENSI SIKAP SPIRITUAL (KI 1) Butir 1 Butir 2 Ajakan untuk menghayati agama yang dianutnya Materi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5 DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

KANTOR BAHASA KEPULAUAN RIAU

KANTOR BAHASA KEPULAUAN RIAU Sayembara Penulisan Bahan Bacaan dalam rangka Gerakan Nasional Literasi Bangsa Tahun 017 KANTOR BAHASA KEPULAUAN RIAU A. Bentuk Kegiatan: Sayembara penulisan bahan bacaan ini merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. Kelengkapan Materi Butir 1 Butir 2 Kelengkapan kompetensi Materi yang disajikan mengandung

Lebih terperinci

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI/ISI (A)

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI/ISI (A) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN Kode Buku: No. KOMPONEN DAN BUTIR PENILAIAN KUALITATIF

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses dari tidak tahu menjadi tahu. Manusia telah mengalami banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses dari tidak tahu menjadi tahu. Manusia telah mengalami banyak 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar yang secara bahasa berarti suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu. Manusia telah mengalami banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Salah satu tujuan dari penelitian adalah mengembangkan produk berupa bahan ajar IPA SMP tema Bencana Gempa Bumi dan Erupsi Gunung Api. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6 DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Buku Ajar Ekonomi Untuk SMA Kelas XII IPS Semester Ganjil

Analisis Kelayakan Buku Ajar Ekonomi Untuk SMA Kelas XII IPS Semester Ganjil 1 Analisis Kelayakan Buku Ajar Ekonomi Untuk SMA Kelas XII IPS Semester Ganjil Suliyanah, Bambang Hari Purnomo, Titin Kartini Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ANALISIS KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN PENGOLAHAN ANGKA DENGAN MICROSOFT EXCEL 2007 SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cidaun pada mata pelajaran produktif, standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI Bapak/ Ibu yang terhormat, Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi angket ini.angket ini ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang Media Video Interaktif

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAAN BUKU PEMBELAJARAN

INSTRUMEN PENILAIAAN BUKU PEMBELAJARAN INSTRUMEN PENILAIAAN BUKU PEMBELAJARAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN AKTIVITAS INSTRUKSIONAL P3AI Perpustakaan Pusat, Lantai 6 Telp./Fax. (031) 5994419, PABX : 5994251-54 ext. 1136 Email : p3ai@its.ac.id

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang peneliti ajukan maka jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif. Dalam hal ini peneliti akan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg, W.R & Gall, M.D.

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA KOREA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA)

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA KOREA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA KOREA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA) I. KELAYAKAN ISI A. KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN KI DAN KD Butir 1 Butir 2 Butir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kisi-Kisi Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran LAMPIRAN 112 Lampiran A A.1 A.2 A.3 A.4 A.5 A.6 A.7 A.8 A.9 A.10 Kisi-Kisi Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Deskripsi Lembar Penilaian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Lampiran A2. Pedoman Wawancara Guru. Lampiran A3. Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP. Lampiran A4. Deskripsi Lembar Penilaian RPP

LAMPIRAN A. Lampiran A2. Pedoman Wawancara Guru. Lampiran A3. Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP. Lampiran A4. Deskripsi Lembar Penilaian RPP LAMPIRAN 133 LAMPIRAN A Lampiran A1. Analisis Kurikulum Lampiran A. Pedoman Wawancara Guru Lampiran A3. Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP Lampiran A4. Deskripsi Lembar Penilaian RPP Lampiran A5. Lembar Penilaian

Lebih terperinci