BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN RESPON SISWA TERHADAP MODUL Penelitian ini mempunyai 3 data yakni proses penyusunan modul, kualitas modul, dan respon siswa. Data hasil proses penyusunan modul disajikan secara rinci tahap pertahap, kemudian data hasil kualitas modul dan respon siswa terdapat di dalam data proses penyusunan modul bagian tahap pengembangan modul saat penyuntingan 1 (kualitas modul berdasarkan penilaian ahli materi dan media) dan penyuntingan 2 (kualitas modul berdasarkan penilaian dari guru biologi dan respon siswa). Proses penyusunan modul terdiri atas 3 tahap yaitu: tahap analisis (analysis), perencanaan (design), dan pengembangan (development). Berikut ini adalah hasil proses penyusunan modul: 1. Tahap Analisis (Analysis) a. Analsis kompetensi Langkah yang dilakukan pada analisis kompetensi adalah menganalisis kurikulum berupa identifikasi dan analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 pada materi sistem pernafasan manusia untuk SMA Kelas XI semester II. Berikut ini adalah hasil analisis KI dan KD: 51

2 Tabel 1. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai Dasar Penyusunan Modul Kompetensi Inti (KI) 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Analisis kurikulum berdasarkan KI dan KD tersebut menunjukkan bahwa penyakit sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh kelainan organ, infeksi dan keracunan pada sistem pernafasan yang memuat organ yang menjadi objek, pengertian dan 52

3 penyebab, gejala, cara pencegahan, serta bahaya penyakit pernafasan manusia berpotensi untuk disusun modul pengayaan bagi siswa yang telah lulus KKM sistem pernafasan. b. Analisis siswa Penyusunan modul pengayaan penyakit sistem pernafasan ditujukan untuk siswa kelas XI SMA N 1 Gamping. Hasil observasi yang diperoleh dari wawancara dengan siswa adalah siswa merasa bahwa sistem pernafasan merupakan materi yang paling mudah dibandingkan dengan materi yang lain untuk siswa SMA kelas XI semester II karena materi sedikit sehingga mudah dipahami. Banyak siswa SMA N 1 Gamping dari tahun ke tahun yang mencapai KKM pada materi sistem pernafasan merupakan salah satu bukti bahwa materi sistem pernafasan tergolong mudah. Hasil wawancara dengan guru Biologi SMA N 1 Gamping adalah guru belum mengadakan program pengayaan secara maksimal bagi siswa yang sudah berhasil mencapai Kriteria Kentuntasan Minimum (KKM), siswa yang telah lulus KKM jarang diberi program pengayaan dengan penyebab keterbatasan waktu karena terburu menyiapkan materi pembelajaran yang selanjutnya. 53

4 c. Analisis instruksional Analisis instruksional dilakukan dengan menjabarkan KD yang menjadi acuan penyusunan modul yang diperoleh pada tahap analisis kompetensi ke dalam indikator dan tujuan pembelajaran. Hasil penjabaran KD tersebut adalah: Tabel 2. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator dan Tujuan Pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) Tujuan Indikator 3.8 Menganalisis Siswa dapat Menjelaskan organ hubungan antara struktur menjelaskan penyakit sistem pernafasan pernafasan yang menjadi objek pada penyakit sistem pernafasan jaringan manusia yang manusia yang disebabkan penyusun disebabkan oleh oleh kelainan organ organ pada kelainan organ pernafasan manusia. sistem pernafasan Menjelaskan pengertian respirasi dan manusia. dan penyebab penyakit mengaitkann sistem pernafasan ya dengan manusia yang disebabkan bioprosesnya oleh kelainan organ sehingga pernafasan manusia. 54

5 dapat Menjelaskan gejala yang menjelaskan muncul pada penyakit proses sistem pernafasan pernapasan manusia yang disebabkan serta oleh kelainan organ gangguan pernafasan manusia. fungsi yang Menjelaskan bahaya mungkin yang ditimbulkan pada terjadi pada penyakit sistem sistem pernafasan manusia yang respirasi disebabkan oleh kelainan manusia organ pernafasan melalui studi manusia. literatur, Siswa dapat Menjelaskan organ pengamatan, percobaan, dan simulasi. menjelaskan penyakit sistem pernafasan pernafasan yang menjadi objek pada penyakit sistem pernafasan manusia yang manusia yang disebabkan disebabkan oleh oleh infeksi dan infeksi dan keracunan pada sistem keracunan pada sistem pernafasan manusia. Menjelaskan pengertian 55

6 pernafasan manusia. dan penyebab penyakit sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan pada sistem pernafasan manusia. Menjelaskan gejala yang muncul pada penyakit sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan pada sistem pernafasan manusia. Menjelaskan cara pencegahan penyakit sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan pada sistem pernafasan manusia. Menjelaskan bahaya yang ditimbulkan pada 56

7 penyakit sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan pada sistem pernafasan manusia. 2. Tahap Perencanaan (Design) a. Penyusunan kerangka modul Penyusunan modul dilakukan terlebih dahulu dengan menyusun kerangka modul secara lengkap. Berikut adalah kerangka keseluruhan modul: Tabel 3. Kerangka Modul Pengayaan No. Komponen Keterangan 1. Cover a. Sampul depan dan belakang b. Halaman judul 2. Pendahuluan a. Kata pengantar b. Daftar isi c. Daftar gambar d. Petunjuk penggunaan modul e. Kompetensi f. Peta konsep 57

8 3. Kegiatan Belajar a. Kegiatan belajar 1. Penyakit sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh kelainan organ pernafasan 1) Materi pengantar: alat pernafasan manusia 2) Tahukah kamu? 3) Isi materi 4) Sekilas info 5) Rangkuman 6) Teka-teki silang 7) Tes formatif 1 8) Umpan balik b. Kegiatan belajar 2. Penyakit sistem pernafasan yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan pada sistem pernafasan. 1) Tahukah kamu? 2) Isi materi 3) Sekilas info 4) Rangkuman 58

9 5) Tugas 6) Tes formatif 2 7) Umpan balik 4. Evaluasi dan Kunci Jawaban a. Tes sumatif b. Umpan balik c. Kunci jawaban 5. Glosarium dan Daftar Pustaka a. Glosarium b. Daftar pustaka b. Penyusunan sistematika modul Penyusunan sistematika modul mengacu pada kerangka modul yang telah dibuat. Langkah yang dilakukan adalah mendesain sampul modul depan dan belakang dengan cara mencari bahan gambar dan tulisan kemudian mengolahnya pada aplikasi CorelDraw, setelah itu membuat halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, petunjuk penggunaan modul, dan kompetensi. Langkah selanjutnya adalah mencari bahan untuk pembuatan kegiatan belajar dengan cara mencari referensi buku tentang sistem pernafasan manusia serta gangguan sistem pernafasan yang disebabkan oleh kelainan oegan pernafasan, infeksi, dan keracunan pada sistem pernafasan manusia. Cara yang lain adalah dengan mencari gambar untuk memperjelas materi yang disajikan, juga mencari informasi berkaitan dengan materi yang bersifat menambah wawasan siswa. 59

10 Kegiatan belajar 1 memuat materi penyakit sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh kelainan organ pernafasan. Isi kegiatan belajar 1 adalah materi pengantar: alat pernafasan, tahukah kamu?, isi materi, seklias info, rangkuman, tugas, tes formatif 2, dan umpan balik. Tahukah kamu? dan sekilas info adalah informasi tambahan yaitu tentang isi materi pada kegiatan belajar 1 dengan rincian tentang organ yang diserang, pengertian dan penyebab, gejala, dan bahaya yang ditimbulkan yang ditutup dengan rangkuman materi, taka-teki silang, soal tes formatif, dan umpan balik. Kegiatan belajar 2 memuat materi penyakit sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan zat. Isi kegiatan belajar 2 adalah tahukah kamu?, isi materi, sekilas info, rangkuman, teka-teki silang, tes formatif 1, dan umpan balik. Isi materi pada kegiatan belajar 2 dengan rincian tentang organ yang diserang, pengertian dan penyebab, gejala, cara pencegahan, dan bahaya yang ditimbulkan yang ditutup dengan rangkuman materi, tugas, soal tes formatif, dan umpan balik. Evaluasi dan kunci jawaban dilakukan dengan membuat kisikisi soal yang kemudian dijabarkan dalam soal tes formatif dan tes sumatif beserta kunci jawaban untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa dalam mempelajari modul. Pembuatan glosarium dilakukan dengan mencari kata yang sulit dalam modul kemudian mencari arti kata sulit tersebut. Sumber yang digunakan dalam pembuatan modul 60

11 dituliskan dalam daftar pustaka sesuai dengan cara penulisan yang sesuai. c. Perancangan alat evaluasi Alat evaluasi yang digunakan untuk penilaian modul sebagai data proses penyusunan modul, kualitas modul, dan respon siswa terhadap modul menggunakan instrumen. Instrumen yang digunakan adalah angket penilaian ahli materi, ahli media, dan guru biologi, serta respon siswa terhadap modul. Angket penilaian yang digunakan divalidasi oleh dosen pembimbing. Instrumen untuk ahli materi digunakan untuk menilai kebanaran konsep materi dalam kegiatan belajar. Check list berisi pilihan benar (B) atau salah (S), jika terdapat materi yang salah atau kurang tepat, maka ahli materi dapat menuliskan pembenaran materi pada kolom catatan. Instrumen untuk ahli media dengan mengisi check list pilihan sangat baik (SB), baik (B), kurang (K), sangat kurang (SK) untuk setiap butir indikator dari penjabaran penilaian dari aspek penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi. Instrumen untuk guru dengan mengisi check list pilihan sangat baik (SB), baik (B), kurang (K), sangat kurang (SK) untuk setiap butir indikator dari penjabaran penilaian dari aspek kesesuaian dengan kompetensi, kelengkapan materi, penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi. Instrumen untuk siswa dengan mengisi check list pilihan sangat baik (SS), baik (S), kurang (TS), sangat kurang (STS) untuk setiap butir 61

12 indikator dari penjabaran penilaian dari aspek kelayakan isi, keterbacaan, penyajian, dan kegrafisan. Instrumen untuk ahli media, guru, dan siswa disediakan kolom catatan, jika terdapat masukan dan saran untuk perbaikan modul. Ahli media dan ahli meteri dapat juga melakukan corat-coret untuk masukan dan saran langsung pada modul. 3. Tahap Pengembangan (Development) Modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia dikembangkan melalui 6 langkah yaitu: pra penulisan, penulisan draft, penyntingan 1, revisi 1, penyuntingan 2, dan revisi 2. a. Pra penulisan Langkah yang dilakukan pada tahap pra penulisan adalah mencari referensi materi tentang sistem pernafasan beserta penyakit sistem pernafasan melalui internet, buku, dan jurnal. Referensi tersebut dibaca menyeluruh dan diseleksi materi yang diperlukan dalam penyusunan modul terkait pengertian pernafasan, organ pernafasan, proses pertukaran oksigen dan karbondioksida, serta penyakit sistem pernafasan terkait dengan organ yang diserang, pengertian dan penyebab, gejala, cara pencegahan, dan bahaya yang ditimbulkan. Teori diperjelas menggunakan gambar yang diperoleh melalui jurnal, buku, dan website yang disunting sesuai dengan keperluan modul. 62

13 Referensi yang didapatkan melalui inisiatif sendiri dan arahan dari dosen pembimbing. Referensi juga dikonsultasikan dengan dosen pembimbing agar sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi acuan dan cocok untuk siswa SMA kelas XI. b. Penulisan draft Penulisan draft modul dilakukan mengacu pada kerangka dan sistematika yang telah disusun sebelumnya. Modul yang akan dinilai oleh ahli media dan materi yang kemudian dinilai oleh guru dan siswa disusun berdasarkan konsultasi dengan dosen pembimbing, sehingga saat proses penyusunan terdapat masukan dan saran yang digunakan untuk memperbaiki modul agar menjadi lebih baik sebelum diujikan. 1) Dosen pembimbing I Berikut adalah masukan dan saran dari dosen pembimbing I dan tindak lanjut yang telah dilakukan oleh peneliti: Tabel 4. Masukan Dosen Pembimbing I dan Tindak Lanjut oleh Peneliti No. Masukan Tindak Lanjut 1. Glosarium berisi kata sulit yang berada dalam modul saja. Menghilangkan kata sulit yang tertulis dalam glosarium yang tidak terdapat dalam modul. 2. Beberapa gambar dan Memperjelas beberapa gambar 63

14 keterangannya perlu diperjelas. dan keterangannya dalam modul dengan cara memperjelas tulisan keterangan dan mencari gambar yang lebih jelas dan mudah dipahami. 3. Salah ketik, kalimat yang tidak sesuai dengan EYD, dan penggunaan tanda baca yang kurang tepat perlu diperbaiki. Membaca keseluruhan modul dan mencari kesalahan ketik, penggunaan tanda baca yang kurang tepat, dan kalimat yang tidak sesuai dengan EYD dengan menandai pada modul. Langkah selanjutnya adalah menyunting dan membenarkan bagian yang salah dan kurang tepat tersebut. 4. Memperbaiki kalimat yang sulit dimaknakan. Mengganti struktur kalimat dan memilih kata yang tepat agar dapat dengan mudah dimaknakan siswa. 5. Pembuatan alenia tidak boleh hanya terdiri dari satu kalimat. Membuat alemia lebih dari 1 alenia dan memuat beberapa baris. 64

15 6. Kata-kata yang hampir sama artinya harus dibedakan dalam penggunannya. Mencermati dan mengganti kata yang hampir sama artinya dengan konteks yang sesuai, yakni: dibagi, dibedakan, digolongkan, dan dikelompokkan. 7. Mencari konsep gangguan, penyakit sistem pernafasan Mencari referensi jurnal yang menyatakan perbedaan gangguan, kelainan, dan penyakit, kemudian mengganti judul modul dari gangguan dan kelainan menjadi penyakit karena terdapat kesalahan konsep. 8. Peta konsep lebih difokuskan pada penyakit sistem pernafasan, bukan sistem pernafasan. Memfokuskan peta konsep pada penyakit dengan merevisi peta konsep agar sistem pernafasan bukan menjadi dominan, karena telah dipelajari sebelumnya. 9. Mencari kebenaran materi reaksi proses Mengganti reaksi proses pertukaran oksigen yang tepat, 65

16 pertukaran oksigen. dari Hb 4 +4O 2 ->4HbO 2 menjadi Hb+O 2 ->HbO Daftar pustaka dan kutipan harus ditulis mengacu pada aturan pembuatan TAS. Menuliskan daftar pustaka dan kutipan sesuai dengan aturan pembuatan TAS, dalam kutipan nama pengarang orang Indonesia ditulis nama lengkap utuh, semua pengarang ditulis. Daftar pustaka untuk pengarang Indonesia, nama tidak dibalik. 11. Judul gambar dibuat menjadi 1 spasi dan posisi baris kedua dimulai dibawah judul gambar, bukan bawah Menyunting judul gambar dengan pengaturan 1 spasi dan meletakkan baris kedua judul gambar dimulai bawah judul gambar. angka gambar. 12. Memperbesar tulisan dengan jenis huruf tulisan dana ukuran yang terlalu kecil agar bisa Mengganti pengaturan jenis huruf dan ukuran tulisan menjadi lebih besar sehingga mudah dibaca. dibaca. 13. Merubah isi kegiatan Mengganti isi materi pada 66

17 belajar agar utuh menjadi modul pengayaan karena kegiatan belajar 1 tentang sistem pernafasan kurang mendukung untuk modul pengayaan, siswa telah menguasainya sebelum menggunakan modul pengayaan, maka tidak perlu ditampilkan dalam kegiatan belajar tersendiri. kegaiatan belajar 1 dari Sistem Pernafasan Manusia menjadi Kelainan Saluran Pernafasan Manusia dan kegiatan belajar 2 dari Gangguan dan Kelainan Sistem Pernafasan Mnusia menjadi Penyakit Sistem Pernafasan Manusia serta memasukan materi organ pernafasan pada kegaiatan belajar 1 sebagai materi pengantar dan materi pengertian pernafasan dan volume udara pernafasan pada sela-sela materi untuk mengingatkan kembali siswa akan materi tersebut yang berkaitan dengan materi modul pengayaan. 67

18 2) Dosen Pembimbing II Berikut adalah masukan dan saran dari dosen pembimbing II dan tindak lanjut yang telah dilakukan oleh peneliti: Tabel 5. Masukan Dosen Pembimbing II dan Tindak Lanjut oleh Peneliti No. Masukan Tindak Lanjut 1. Mencari konsep gangguan, kelainan, dan penyakit sistem pernafasan Mencari referensi jurnal yang menyatakan perbedaan gangguan, kelainan, dan penyakit, kemudian mengganti judul modul dari gangguan dan kelainan menjadi penyakit karena terdapat kesalahan konsep. 2. Beberapa gambar dan keterangannya perlu diperjelas. Memperjelas beberapa gambar dan keterangannya dalam modul dengan cara memperjelas tulisan keterangan dan mencari gambar yang lebih jelas dan mudah dipahami. 68

19 c. Penyuntingan 1 Penyuntingan dilakukan oleh ahli media dan ahli materi yakni menilai modul untuk perbaikan modul sebelum dinilai oleh siswa dan guru. Ahli materi mengisi check list kebenaran konsep dan memberi pembenaran atas konsep yang salah atau kurang tepat pada kolom catatan, serta dapat memberikan saran dan masukan secara keseluruhan modul. Ahli media menilai modul dari aspek penyajin, keterbacaan, dan kualitas interaksi serta memberi masukan dan saran untuk perbaikan modul. 1) Ahli materi Konsep yang harus dinilai oleh ahli materi berjumlah 98 yang tertuang dalam instrumen penilaian ahli materi yang dapat dilihat pada lampiran. Ahli materi adalah seorang ahli yang menguasai sistem pernafasan manusia serta penyakit sistem pernafasan. Penilaian berlangsung 3 minggu pada bulan April Berikut adalah hasil penilaian aspek kebenaran konsep oleh ahli materi: 69

20 Tabel 6. Hasil Penilaian Aspek Kebenaran Konsep oleh Ahli Materi Frekuensi Kriteria Penilaian Aspek Ahli materi Kebenaran Konsep Benar Salah Σf Presentase (%) 99% 1% Berikut hasil penilaian aspek kebenaran konsep oleh ahli materi disajikan dalam bentuk diagram pie: Frekuensi Kriteria Penilaian Aspek Kebenaran Konsep 1% 99% Benar Salah Gambar 2. Frekuensi Kriteria Penilaian Aspek Kebenaran Konsep oleh Ahli Materi Hasil penilaian ahli materi, menunjukkan bahwa presentase konsep yang benar adalah 99% dan konsep yang salah adalah 1%. 70

21 Presentase tersebut dapat dikatakan bahwa aspek kebenaran konsep pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia untuk siswa SMA N 1 Gamping kelas XI sangat baik. Langkah yang dilakukan setelah diketahui ada beberapa konsep yang salah atau kurang tepat adalah membenahi konsep yang ada dengan konsep yang sesuai dengan catatan pembenaran ahli materi. Ahli materi juga memberikan masukan dan saran pada modul, selain memberikan catatan pembenaran. Berikut adalah saran dan masukan dari ahli materi disertai dengan tindak lanjut dari peneliti: Tabel 7. Masukan dan Saran Ahli Materi dan Tindak Lanjut oleh Peneliti No. Masukan Tindak Lanjut 1. Salah ketik, kalimat yang tidak sesuai dengan EYD, dan penggunaan tanda baca yang kurang tepat perlu diperbaiki. Menyunting dan membenarkan bagian yang salah dan kurang tepat dalam penggunaan tanda baca, kesalahan ketik, dan kalimat yang tidak sesuai dengan EYD. 2. Materi organ pernafasan ditambahkan hingga muncul struktur fungsi. Mencari referensi berupa buku yang memuat struktur fungsi (ukuran, struktur, jaringan), 71

22 kemudian menambahkannya pada modul. 3. Materi pengertian pernafasan perlu diganti dengan pengertian yang lebih spesifik, tidak sekedar menarik dan menghembuskan nafas. Mencari referensi berupa buku yang memuat pengertian pernafasan yang lebih spesifik kemudian pengertian pernafasan pada modul diganti dengan pengertian yang diperoleh dari referensi baru yang lebih spesifik.. 4. Rangkuman seharusnya menjawab tujuan pembelajaran. Merubah rangkuman pembelajaran mejadi rangkuman yang menjawab tujuan kegiatan belajar. 5. Soal tidak hanya memuat C1 dan C2, maka perlu ditambahkan soal yang memuat C3 dan C4. Membuat kisi-kisi soal yang memuat soal C1, C2, C3, dan C4 kemudian menjabarkannya dalam sebuah soal dengan kunci jawabannya. 6. Tujuan pembelajaran harus dicantumkan dalam modul. Membuat tujuan pembelajaran dan mencantumkannya dalam halaman awal setiap kegiatan 72

23 belajar. 7. Kalimat diubah menjadi struktur SPOK. Mengubah kalimat menjadi SPOK. 2) Ahli Media Hasil penilaian kualitas modul oleh ahli media dilakukan pada bulan April 2017 dengan instrumen penilaian yang dapat dilihat pada lampiran. Ahli media berjumlah 2 orang ahli pembuatan media pembelajaran dan modul. Berikut adalah hasil penilaian kualitas modul berdasarkan aspek penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi: Tabel 8. Hasil Penilaian Kualitas Modul oleh Ahli Media Frekuensi Penilaian Ahli Media Aspek Penilaian Ahli Media Sangat Baik (SB) Baik (B) Kurang (K) Sangat Kurang (SK) Aspek Penyajian Σf % 14% 75% 11% 0% Aspek

24 Keterba- Caan Σf % 8% 92% 0% 0% Aspek Kualitas Interaksi Σf % 25% 58% 17% 0% Total Frekuensi Seluruh Aspek Rata-Rata Presentase (%) % 75% 10% 0% a) Aspek penyajian Hasil penilaian kualitas modul aspek penyajian pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria sangat baik 14%, baik 75%, dan 11% kurang. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam kualitas modul aspek penyajian karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. b) Aspek keterbacaan Hasil penilaian kualitas modul aspek keterbacaan pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria sangat 74

25 baik 8% dan baik 92%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam kualitas modul aspek keterbacaan karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. c) Aspek kualitas interaksi Hasil penilaian kualitas modul aspek kualitas interaksi pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria sangat baik 25%, baik 58%, dan kurang 17%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam kualitas modul aspek kualitas interkasi karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. Presentase penilaian kualitas modul secara keseluruhan dari 3 aspek (penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi) oleh ahli media menunjukkan bahwa 15% sangat baik, 75% baik, dan 10% kurang. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam kualitas modul secara keseluruhan (aspek penyajian, keterbacaan, dan kualitas nteraksi) karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga modul dikatakan baik. Berikut adalah proporsi penilaian kualitas modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia oleh ahli media yang disajikan dalam bentuk diagram pie: 75

26 Frekuensi Penilaian Kualitas Modul oleh Ahli Media 0% 10% 15% Sangat Baik (SB) Baik (B) Kurang (K) 75% Sangat Kurang (SK) Gambar 3. Frekuensi Penilaian Kualitas Modul oleh Ahli Media Proses penyusunan modul memerlukan masukan dan saran dari ahli media sebelum dinilai oleh guru dan siswa. Berikut adalah masukan dan saran dari ahli media sebagai data proses pembuatan modul: Tabel 9. Masukan dan Saran Ahli Media dan Tindak Lanjut oleh Peneliti No. Masukan Tindak Lanjut 1. Penulisan kutipan harus mencantumkan nama, tahun dan URL lengkap, jika menggunakan web. 2. Penulisan daftar pustaka harus lengkap dan benar Menuliskan kutipan dalam modul sesuai dengan aturan dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi (TAS). Menuliskan daftar pustaka sesuai dengan aturan dalam 76

27 sesuai aturan dalam pembuatan Tugas Akhir penulisan Tugas Akhir Skripsi (TAS). Skripsi (TAS). 3. Sumber gambar tidak boleh berasal dari Menganti gambar yang bersumber dari blogspot. blogspot. 4. Rumus untuk menentukan tingkat penguasaan siswa dalam kegiatan belajar dalam umpan balik dimasukkan di dalam kotak. 5. Nomor halaman dan tulisan tahun 2017 pada desain tiap halaman diubah menjadi rata Memasukkan rumus untuk menentukan tingkat penguasaan siswa dalam kegiatan belajar dalam umpan balik dalam sebuah kotak sehingga menjadi lebih rapi. Menganti pengaturan rata kanan untuk nomor halaman dan tulisan tahun 2017 pada desain tiap halaman modul. kanan. 6. Ukuran huruf pada tulisan Modul Pengayaan Penyakit Sistem Pernafasan Manusia pada desain Memperkecil ukuran huruf pada tulisan Modul Pengayaan Penyakit Sistem Pernafasan Manusia pada desain bagian atas tiap halaman modul. 77

28 bagian atas tiap halaman diperkecil. 7. Judul modul dan keterangan jurusan pada halaman judul ditulis menggunakan 1 spasi. 8. Ukuran huruf judul modul diperbesar dan tulisan Modul Pengayaan diperkecil Merubah penganturan menjadi 1 spasi pada judul modul dan keterangan jurusan pada halaman judul modul. Memperbesar ukuran huruf judul modul dan memperkecil tulisan Modul Pengayaan pada halaman judul modul. pada halaman judul. 9. Mengganti kata terdiri atas menjadi tersusun dari pada peta konsep. 10. Jumlah soal sangat sedikit, maka perlu penambahan jumlah soal. Merubah kata terdiri atas menjadi tersusun dari pada peta konsep. Menambahkan jumlah soal formatif dan sumatif, masingmasing dari 5 soal menjadi 10 soal, sehingga jumlah total soal dalam modul adalah 30 soal. 11. Memperbaiki kesalahan dalam pengetikan. Mencari salah ketik dan membenarkannya. 12. Perlu menambahkan Menambahkan tujuan belajar 78

29 tujuan pembelajaran. pada kompetensi dan setiap halaman awal kegiatan belajar. 13. Ada beberapa gambar yang kurang jelas. Memperjelas gambar dan keterangannya sehingga mudah dipahami. 14. Petunjuk untuk melakukan kegiatan belajar selanjutnya Mengganti kata yang sulit dimaknakan dengan kata yang mudah dipahami. dalam umpan balik sulit dimaknakan. d. Revisi 1 Revisi 1 dilakukan oleh peneliti setelah dilakukan penilaian modul oleh ahli materi dan media melalui masukan dan saran yang dituliskan ahli media dan materi. Peneliti menindaklanjuti masukan dan saran tersebut dengan merevisi modul. Berikut adalah revisi yang dilakukan oleh peneliti: 1) Menyunting dan membenarkan bagian yang salah dan kurang tepat dalam penggunaan tanda baca, kesalahan ketik, dan kalimat yang tidak sesuai dengan EYD. 79

30 2) Mencari referensi berupa buku yang memuat struktur fungsi (ukuran, struktur, jaringan), kemudian menambahkannya pada modul. 3) Mencari referensi berupa buku yang memuat pengertian pernafasan yang lebih spesifik, kemudian pengertian pernafasan pada modul diganti dengan pengertian yang diperoleh dari referensi baru yang lebih spesifik. 4) Merubah rangkuman pembelajaran mejadi rangkuman yang menjawab tujuan kegiatan belajar. 5) Membuat kisi-kisi soal yang memuat soal C1, C2, C3, dan C4 kemudian menjabarkannya dalam sebuah soal dengan kunci jawabannya. 6) Membuat tujuan pembelajaran dan mencantumkannya dalam halaman awal setiap kegiatan belajar. 7) Mengubah kalimat dalam modul dengan struktur kalimat SPOK. 8) Menuliskan kutipan dan daftar pustaka dalam modul sesuai dengan aturan dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi (TAS). 9) Menganti gambar yang bersumber dari blogspot. 10) Memasukkan rumus untuk menentukan tingkat penguasaan siswa dalam kegiatan belajar dalam umpan balik dalam sebuah kotak sehingga menjadi lebih rapi. 11) Mengganti pengaturan rata kanan untuk nomor halaman dan tulisan tahun 2017 pada desain tiap halaman modul. 80

31 12) Memperkecil ukuran huruf pada tulisan Modul Pengayaan Penyakit Sistem Pernafasan Manusia pada desain bagian atas tiap halaman modul. 13) Merubah pengaturan menjadi 1 spasi pada judul modul dan keterangan jurusan pada halaman judul modul. 14) Memperbesar ukuran huruf judul modul dan memperkecil tulisan Modul Pengayaan pada halaman judul modul. 15) Merubah kata terdiri atas menjadi tersusun dari pada peta konsep. 16) Menambahkan jumlah soal formatif dan sumatif, masing-masing dari 5 soal menjadi 10 soal, sehingga jumlah total soal dalam modul adalah 30 soal. 17) Mencari salah ketik dan membenarkannya. 18) Menambahkan tujuan belajar pada kompetensi dan setiap halaman awal kegiatan belajar. 19) Memperjelas gambar dan keterangannya sehingga mudah dipahami. 20) Mengganti kata yang sulit dimaknakan dengan kata yang mudah dipahami. e. Penyuntingan 2 Penyuntingan 2 dilakukan oleh guru dan siswa yakni menilai modul untuk perbaikan modul. Guru menilai modul dari aspek kesesuaian dengan kompetensi, kelengkapan materi, penyajian, 81

32 keterbacaan, dan kualitas interaksi, sedangkan siswa menilai modul dari aspek kelayakan isi, keterbacaan, penyajian, dan kegrafisan. Guru dan siswa juga memberi masukan dan saran untuk perbaikan modul. 1) Guru Biologi Penilaian kualitas modul oleh 1 guru Biologi SMA N 1 Gamping dilakukan pada 22 Mei 2017 dengan instrumen penilaian yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah hasil penilaian kualitas modul berdasarkan aspek kesesuaian dengan kompetensi, kelengkapan materi, penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi: Tabel 10. Hasil Penilaian Kualitas Modul oleh Guru Biologi Frekuensi Penilaian Guru Biologi Aspek Penilaian Guru Sangat Baik (SB) Baik (B) Kurang (K) Sangat Kurang (SK) Kesesuaian dengan Kompetensi Kelengkapan materi Penyajian % 0% 100% 0% 0% % 14% 86% 0% 0% % 17% 83% 0% 0% 82

33 Keterbacaan Kualitas Interaksi % 0% 100% 0% 0% % 0% 100% 0% 0% Total Frekuensi Seluruh Aspek Rata-Rata Presentase (%) % 92% 0% 0% a) Aspek kesesuian dengan kompetensi Hasil penilaian kualitas modul aspek kesesuaian dengan kompetensi pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia oleh guru biologi menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria baik mutlak 100%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam kualitas modul aspek kesesuian dengan kompetensi karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. b) Aspek kelengkapan materi Hasil penilaian kualitas modul aspek kelengkapan materi pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia oleh guru biologi menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria sangat baik 14% dan baik 86%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam 83

34 kualitas modul aspek kelengkapan materi karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. c) Aspek penyajian Hasil penilaian kualitas modul aspek penyajian pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia oleh guru biologi menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria sangat baik 17% dan baik 83%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam kualitas modul aspek penyajian karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. d) Aspek keterbacaan Hasil penilaian kualitas modul aspek keterbacaan pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia oleh guru biologi menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria baik mutlak 100%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam kualitas modul aspek keterbacaan karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. e) Aspek kualitas interaksi Hasil penilaian kualitas modul aspek kualitas interaksi pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia oleh guru biologi menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria baik mutlak 100%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam kualitas modul aspek 84

35 kualitas interaksi karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. Presentase penilaian kualitas modul secara keseluruhan dari 5 aspek (kesesuaian dengan kompetensi, kelengkapan manteri, penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi) oleh guru Biologi menunjukkan bahwa 8% sangat baik dan 92% baik. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam kualitas modul secara keseluruhan aspek (kesesuaian dengan kompetensi, kelengkapan manteri, penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi) karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga modul dikatakan baik. Berikut adalah proporsi penilaian kualitas modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia oleh guru biologi yang disajikan dalam bentuk diagram pie: 85

36 Frekuensi Penilaian Kualitas Modul oleh Guru Biologi 0% 0% 8% 92% Sangat Baik (SB) Baik (B) Kurang (K) Sangat Kurang (SK) Gambar 5. Frekuensi Penilaian Kualitas Modul oleh Guru Biologi Proses penyusunan modul memerlukan masukan dan saran dari guru biologi setelah dinilai oleh ahli media dan materi, akan tetapi guru tidak memberi masukan dan saran untuk perbaikan modul yang lebih berkualitas, hanya saja terdapat catatan di halam akhir instrumen penilaian, yakni: Tabel 11. Catatan Guru Biologi terhadap Modul No. Catatan 1. Modul dapat digunakan sebagai sumber pengayaan bagi kelas XI IPA. 86

37 2) Respon Siswa Data respon siswa SMA N 1 Gamping kelas XI IPA 1 diperoleh pada 22 Mei 2017 dengan instrumen penilaian yang dapat dilihat pada lampiran. Jumlah siswa yang menilai adalah 29 dengan kriteria telah lulus KKM sistem pernafasan, baik lulus dengan remidi atau lulus tanpa remedi. Berikut adalah hasil respon siswa terhadap modul berdasarkan aspek kelayakan isi, keterbacaan, penyajian, dan kegrafisan: Tabel 12. Hasil Respon Siswa terhadap Modul Pengayaan Frekuensi Respon Siswa Aspek Sangat Sangat Siswa Baik Kurang Penilaian baik Kuran (B) (K) (SB) g (SK) Kelayakam Σf Isi % 34% 65% 1% 0% Keterbacaan Σf % 26% 66% 8% 0% Penyajian Σf % 43% 55% 2% 0% Kegrafisan Σf % 54% 44% 2% 0% Total Frekuensi Seluruh Aspek Rata-Rata Presentase (%) 42% 56% 2% 0% 87

38 a) Aspek kelayakan isi Data hasil respon siswa berdasarkan aspek kelayakan isi terhadap modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia oleh siswa menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria sangat baik 34%, baik 65%, dan kurang 1%. Hal tersebut berarti kriteria baik menjadi modus untuk data respon siswa aspek kelayakan isi karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. b) Aspek keterbacaan Data hasil respon siswa berdasarkan aspek keterbacaan terhadap modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria sangat baik 26%, baik 66%, dan kurang 8%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus data respon siswa aspek keterbacaan karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. c) Aspek penyajian Data hasil respon siswa berdasarkan aspek penyajian terhadap modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria sangat baik 43%, baik 55%, dan kurang 2%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus data respon siswa aspek 88

39 penyajian karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. d) Aspek kegrafisan Data hasil respon siswa berdasarkan aspek kegrafisan terhadap modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa jumlah presentase untuk kriteria sangat baik 54%, baik 44%, dan kurang 2%. Hal tersebut berarti bahwa kriteria sangat baik menjadi modus data respon siswa aspek kegrafisan karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. Presentase respon siswa secara keseluruhan dari 4 aspek (kelayakan isi, penyajian, keterbacaan, dan kegrafisan) oleh siswa menunjukkan bahwa 42% sangat baik, 56% baik, 2% kurang. Hal tersebut berarti bahwa kriteria baik menjadi modus dalam data respon siswa secara keseluruhan aspek (kesesuaian dengan kompetensi, kelengkapan manteri, penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi) karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak. Berikut adalah proporsi penilaian respon siswa terhadap modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia yang disajikan dalam bentuk diagram pie: 89

40 Frekuensi Respon Siswa terhadap Modul 2% 0% Sangat Baik (SB) 42% Baik (B) 56% Kurang (K) Sangat Kurang (SK) Gambar 5. Frekuensi Respon Siswa terhadap Modul Proses penyusunan modul memerlukan masukan dan saran dari siswa setalah dinilai oleh ahli media dan materi. Berikut adalah masukan dan saran dari siswa sebagai data proses akhir penyusunan modul: Tabel 13. Masukan dan Saran Siswa dan Tindak Lanjut oleh Peneliti No. Masukan Tindak Lanjut 1. Sampul modul sudah baik dan menarik, tetapi Mencerahkan warna sampul modul. jika warna dicerahkan akan lebih menarik. 90

41 f. Revisi 2 Revisi 2 dilakukan oleh peneliti setelah dilakukan penilaian oleh guru biologi dan siswa melalui masukan dan saran yang dituliskan sebagai penyempurnaan akhir modul. Peneliti menindaklanjuti masukan dan saran tersebut dengan merevisi modul. Revisi yang dilakukan oleh peneliti adalah mencerahkan warna sampul modul. B. PEMBAHASAN PROSES PENYUSUNAN MODUL Proses penyusunan modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia untuk siswa SMA N 1 Gamping kelas XI melalui 3 tahap yaitu tahap analisis (analysis), perencanaan (design), dan pengembangan (development). Penelitian mengacu pada model pengembangan bahan ajar ADDIE yang terdiri atas analysis, design, development, implementation, and evaluation, namun penelitian ini hanya mencapai tahap development. Tahap penyusunan modul yang pertama adalah analisis (analysis). Tahap analisis terdiri dari 3 langkah yaitu analisis kompetensi, siswa, dan instruksional. Langkah yang dilakukan pada analisis kompetensi adalah menganalisis kurikulum berupa identifikasi dan analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 pada materi sistem pernafasan manusia untuk SMA Kelas XI semester II. Analisis kurikulum berdasarkan KI dan KD tersebut menunjukkan bahwa penyakit sistem pernfafasan manusia yang disebabkan oleh kelainan organ pernafasan, infeksi, 91

42 dan keracunan zat sistem pernafasan yang memuat organ yang menjadi objek, pengertian dan penyebab, gejala, cara pencegahan, dan bahaya penyakit pernafasan manusia berpotensi untuk dibuat modul pengayaan bagi siswa yang telah lulus sistem pernafasan. Hal tersebut sesuai dengan keadaan masyarakat saat ini yang banyak mengalami gangguan pernafasan dan kurang informasi tentang penyakit sistem pernafasan tersebut sehingga kurang paham jika mengalami gangguan sistem pernafasan yang dapat berakibat fatal, merasakan gejalanya namun tidak mengetahui bahaya dan cara pencegahannya sehingga bersikap cuek. Hal tersebut adalah salah satu alasan penting penyusunan modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia. Analisis siswa dilakukan untuk siswa SMA N 1 Gamping kelas XI semester II. Siswa merasa bahwa sistem pernafasan merupakan materi yang paling mudah dibandingkan dengan materi yang lain untuk siswa SMA kelas XI semester II karena materi sedikit sehingga mudah dipahami. Banyak siswa SMA N 1 Gamping dari tahun ke tahun yang mencapai KKM pada materi sistem pernafasan merupakan salah satu bukti bahwa materi sistem pernafasan tergolong mudah. Fakta tersebut memperlihatkan bahwa seharusnya banyak siswa SMA N 1 Gamping kelas XI semester II yang membutuhkan program pengayaan materi sistem pernafasan, akan tetapi hasil wawancara dengan guru biologi menunjukkan hal yang tidak sesuai dengan harapan yakni guru belum mengadakan program pengayaan secara maksimal bagi siswa yang sudah berhasil mencapai Kriteria Kentuntasan Minimum (KKM), siswa yang telah 92

43 lulus KKM jarang diberi program pengayaan dengan penyebab keterbatasan waktu karena terburu menyiapkan materi pembelajaran yang selanjutnya. Analisis instruksional dilakukan dengan menjabarkan KD yang telah diperoleh pada analisis kompetensi ke dalam indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam memperlajari modul pengayaan. Indikator dan tujuan pembelajaran yang disusun difokuskan pada penyakit sistem pernafasan manusia, yang meliputi organ yang menjadi objek, pengertian dan penyebab, gejala, cara pencegahan, dan bahaya penyakit pernafasan manusia. Tujuan dan indikator tersebut juga membantu peneliti untuk menentukan rancangan materi yang disampaikan dalam modul pengayaan. Kompetensi Dasar (KD), tujuan, dan indikator juga dicantumkan pada modul agar siswa juga mengetahui target yang harus dipenuhi agar dapat mempelajari modul dengan baik dan dapat menguasai materi dalam modul. Hasil analisis yang telah dilakukan, maka perlu penyusunan program pengayaan materi sistem pernafasan bagi siswa SMA N 1 Gamping kelas XI sebagai solusi siswa yang telah lulus KKM materi sistem pernafasan, namun tidak memperoleh program pengayaan. Program pengayaan yang dipilih adalah menggunakan modul pengayaan karena modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka sehingga dapat dipelajari secara mandiri. Bahan ajar berbentuk modul memungkinkan siswa untuk mempelajari materi dan menemukan pemahaman sendiri tanpa pengawasan guru di kelas (Daryanto, 2013: 9). Materi yang ditambahkan 93

44 dalam pengayaan adalah materi tentang penyakit pada sistem pernafasan sebagai solusi saat ini banyak gangguan pernafasan timbul dan masyarakat kurang informasi tentang penyakit sistem pernafasan sehingga kurang paham jika mengalami gangguan sistem pernafasan yang dapat berakibat fatal, merasakan gejalanya namun tidak mengetahui bahaya dan cara pencegahannya sehingga bersikap cuek. Tahap penyusunan modul yang kedua adalah perencanaan (design). Tahap perencanaan terdiri dari 3 langkah yaitu penyusunan kerangka modul, penyusunan sistematika modul, dan perancangan alat evaluasi. Penyusunan modul juga diarahkan oleh dosen pembimbing melalui konsultasi modul pengayaan. Penyusunan kerangka modul merupakan tahap awal yang sangat penting sebagai acuan penyusunan modul. Kerangka modul berisi cover, pendahuluan, kegiatan belajar, evaluasi dan kunci jawaban, serta glosarium dan daftar pustaka. Masing-masing komponen tersebut beberapa bagian yang berbeda-beda. Penyusunan sistematika modul mengacu pada kerangka modul yang telah dibuat. Langkah yang dilakukan adalah mendesain sampul modul depan dan belakang, membuat halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, petunjuk penggunaan modul, dan kompetensi. Langkah selanjutnya adalah mencari bahan untuk pembuatan kegiatan belajar dengan cara mencari referensi buku, gambar, dan informasi berkaitan dengan materi yang bersifat menambah wawasan siswa. Kegiatan belajar 1 memuat materi penyakit pada sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh kelainan organ pernafasan. 94

45 Kegiatan belajar 2 memuat materi penyakit sistem pernafasan manusia yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan zat. Langkah terakhir adalah membuat evaluasi berupa soal dan kunci jawabannya, glosarium, dan menuliskan daftar pustaka. Perancangan alat evaluasi dilakukan dengan membuat instrumen penilaian modul sebagai data proses penyusunan modul, kualitas modul dan respon siswa terhadap modul. Instrumen yang digunakan adalah angket penilaian ahli materi, ahli media, guru, dan siswa. Angket penilaian yang digunakan divalidasi oleh dosen pembimbing. Instrumen untuk ahli materi digunakan untuk mereview kebanaran konsep materi dalam kegiatan belajar. Instrumen penilaian modul untuk ahli media berupa aspek penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi. Instrumen penilaian modul untuk guru berupa aspek kesesuaian dengan kompetensi, kelengakapan materi, penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi. Instrumen respon siswa terhadap modul berupa aspek kelayakan isi, keterbacaan, penyajian, dan kegrafisan. Instrumen untuk ahli media, guru, dan siswa disediakan kolom catatan, jika terdapat masukan dan saran untuk perbaikan modul. Ahli media dan ahli meteri dapat juga melakukan corat-coret untuk masukan dan saran langsung pada modul. Tahap penyusunan modul yang ketiga adalah pengembangan (development). Tahap ini terdiri atas 6 langkah yaitu pra penulisan, penulisan draft, penyuntingan 1, revisi 1, penyuntingan 2, dan revisi 2. Pra penulisan dilakukan dengan mencari referensi materi melalui internet, buku dan jurnal, kemdian dibaca menyeluruh dan diseleksi, diperjelas menggunakan gambar. 95

46 Referensi yang didapatkan melalui inisiatif sendiri dan arahan dari dosen pembimbing. Referensi juga dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Penulisan draft modul dilakukan mengacu pada kerangka dan sistematika yang telah disusun sebelumnya. Penyusunan draft disusun berdasarkan konsultasi dengan dosen pembimbing, sehingga saat proses penyusunan terdapat masukan dan saran yang digunakan untuk memperbaiki modul agar menjadi lebih baik sebelum diujikan. Penyuntingan 1 dilakukan oleh ahli media dan ahli materi. Ahli materi memberikan penilaian pada aspek kebenaran konsep, sedangkan ahli media memberikan penilaian pada aspek penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi. Para ahli juga memberikan masukan dan saran yang berguna dalam perbaikan modul. Revisi 1 adalah tahap saat peneliti menindaklanjuti masukan dan saran ahli materi dan ahli media dengan merevisi modul sebagai perbaikan modul. Penyuntingan 2 dilakukan oleh siswa dan guru biologi. Guru biologi memberikan penilaian pada aspek kesesuian dengan kompetensi, kelengkapan materi, keterbacaan, peyajian, dan kualitas interaksi. Siswa memberikan respon terhadap modul pada aspek kelayakan isi, peyajian, keterbacaan, dan kegrafisan. Guru diberi kesempatan untuk memberi masukan dan saran, namun hanya memberikan catatan bahwa modul sudah dapat digunakan untuk sumber pengayaan siswa kelas XI IPA, sedangkan siswa memberikan masukan dan saran yang berguna bagi penyempurnaan modul. Revisi 2 adalah 96

47 tahap saat peneliti menindaklanjuti masukan dan saran siswa dengan merevisi modul sebagai penyempurnaan modul. C. PEMBAHASAN KUALITAS MODUL Kualitas modul dapat diketahui berdasarkan penilaian oleh ahli materi, ahli media, dan guru biologi. Berikut adalah pembahasan kualitas modul pengayaan tiap penilai sesuai aspek yang dinilai: 1. Kualitas Modul oleh Penilaian Ahli Materi a. Aspek kebenaran konsep Hasil penilaian ahli materi menunjukkan bahwa presentase konsep yang benar adalah 99% dan konsep yang salah adalah 1%. Presentase tersebut dapat dikatakan bahwa aspek kebenaran konsep pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia untuk siswa SMA N 1 Gamping kelas XI sangat baik. Hampir semua konsep yang terdapat modul pengayaan sudah benar, dan yang salah dibenahi berdasarkan catatan pembenaran ahli materi. 2. Kualitas Modul oleh Penilaian Ahli Media a. Aspek penyajian Aspek penyajian pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas aspek penyajian secara umum modul pengayaan dikategorikan baik oleh ahli media. Hal tersebut berarti secara umum organisasi penyajian modul, 97

48 tampilan modul, variasi penyampaian modul, kebermanfaatn modul, dan kebenaran menggunakan kode etik dan hak cipta dalam modul tergolong baik. b. Aspek keterbacaan Aspek keterbacaan pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas aspek keterbacaan secara umum modul pengayaan dikategorikan baik oleh ahli media. Hal tersebut berarti secara umum modul sudah baik dalam menggunakan kaidah bahasa yang baik, benar, dan komunikatif, kesesuaian dengan EYD, peristilahan, dan bahasa yang dipilih sesuai dengan perkembangan siswa. c. Aspek kualitas interaksi Aspek kualitas interaksi pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas aspek kualitas interaksi secara umum modul pengayaan dikategorikan baik oleh ahli media. Hal tersebut berarti secara umum kemenarikan modul bagi siswa, efektifitas modul, dan wawasan tambahan dalam modul tergolong baik. d. Keseluruhan aspek Tiga aspek (penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi) pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia 98

49 menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas modul dilihat secara keseluruhan berdasarkan penilaian ahli media dikategorikan baik. 3. Kualitas Modul oleh Penilaian Guru Biologi a. Aspek kesesuian dengan kompetensi Aspek kesesuaian dengan kompetensi pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik mutlak menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas aspek kesesuaian dengan kompetensi secara umum modul pengayaan dikategorikan baik oleh guru biologi. Hal tersebut berarti bahwa kesesuian materi dalam modul dengan kurikulum, KI dan KD, kebenaran konsep, dan tujuan pembelajaran secara umum sudah tergolong baik. b. Aspek kelengkapan materi Aspek kelengkapan materi pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas aspek kelengkapan materi secara umum modul pengayaan dikategorikan baik oleh guru biologi. Hal tersebut berarti bahwa perumusan tujuan pembelajaran, kedalaman materi, dan kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran dalam modul secara umum sudah tergolong baik. 99

50 c. Aspek peyajian Aspek penyajian pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas penyajian secara umum modul pengayaan dikategorikan baik oleh guru biologi. Hal tersebut berarti bahwa kebenaran organisasi penyajian, kebenaran tampilan modul, dan kebenaran dalam memperhatikan kode etik dan hak cipta dalam modul secara umum sudah tergolong baik. d. Aspek keterbacaan Aspek keterbacaan pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik mutlak menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas aspek keterbacaan secara umum modul pengayaan dikategorikan baik oleh guru biologi. Hal tersebut berarti bahwa penggunaan kaidah bahasa yang baik, benar, dan komunikatif, kesesuaian bahasa dengan EYD, kebenaran dalam peristilahan, kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa, serta penggunaan bentuk dan ukuran huruf dalam modul secara umum sudah tergolong baik. e. Aspek kualitas interaksi. Aspek kualitas interaksi pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik mutlak 100

51 menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas aspek kualitas interaksi secara umum modul pengayaan dikategorikan baik oleh guru biologi. Hal tersebut berarti bahwa kemampuan modul untuk menarik perhatian siswa, efektifitas penggunaan modul, dan kemampuan modul menambah wawasan siswa secara umum sudah tergolong baik. f. Keseluruhan aspek Lima aspek (kesesuaian dengan kompetensi, kelengkapan materi, penyajian, keterbacaan, dan kualitas interaksi) pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas modul dilihat secara keseluruhan berdasarkan penilaian guru biologi dikategorikan baik. D. PEMBAHASAN RESPON SISWA TERHADAP MODUL a. Aspek kelayakan isi Aspek kelayakan isi pada modul pengayaan penyakit sistem pernafasan manusia menunjukkan bahwa kriteria baik menjadi modus dalam penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa respon siswa berdasarkan aspek kelayakan isi secara umum dikategorikan baik. Hal tersebut berarti bahwa kemudahan dalam memahami materi, kesesuaian materi menambah pengetahuan, dan isi materi dalam modul secara umum sudah tergolong baik. 101

PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN MANUSIA UNTUK SISWA SMA N 1 GAMPING KELAS XI

PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN MANUSIA UNTUK SISWA SMA N 1 GAMPING KELAS XI Penyusunan Modul Pengayaan... (Fransisca Kiki Fajarwati, Sukiya, Yuliati) 189 PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN MANUSIA UNTUK SISWA SMA N 1 GAMPING KELAS XI PRODUCING LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan 2 jenis penelitian yaitu penelitian studi kasus serta Penelitian dan Pengembangan atau Research & Development (R&D). Tujuan dari penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Penyusunan dan Pengembangan Modul 1. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and Development) yaitu penelitian untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333), BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333), tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Lembar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Lembar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2010:297)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA kelas XI. Pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA kelas XI. Pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Media Pembelajaran Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran matematika berbasis macromedia flash pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg, W.R & Gall, M.D.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Pengujian terhadap Parameter Mikrobiologi Air Sungai Gajah Wong dan Air Sumur di DAS Gajah Wong Parameter mikrobiologi yang diukur dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi dan berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang untuk dapat melatih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi pada pengembangan dan mengimplementasikan produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Potensi Hasil Penelitian Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Selain itu diharapkan agar proses

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan kemandirian belajar siswa Kelas X SMA di Gunungkidul.

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan kemandirian belajar siswa Kelas X SMA di Gunungkidul. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari 3 tahap penelitian yaitu studi keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama, analisis hasil penelitian studi keanekaragaman tumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengangkatan Potensi Hasil Penelitian Karakteristik Habitat dan. Sumber Belajar Pengayaan Materi Ekosistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengangkatan Potensi Hasil Penelitian Karakteristik Habitat dan. Sumber Belajar Pengayaan Materi Ekosistem BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengangkatan Potensi Hasil Penelitian Karakteristik Habitat dan Distribusi Burung Ceret Jawa di Lereng Gunung Merapi sebagai Sumber Belajar Pengayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI 30 LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI Judul Program : Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP/MTs pada Materi Aritmatika Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan buku ajar kimia berbasis representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Hasil Penelitian 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Penelitian dan pengumpulan data merupakan tahap awal dalam pengembangan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah lima SMA yaitu SMA Negeri 2 Karanganyar, SMA Negeri I Kartasura, SMA Islam 1 Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of Science untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik kelas VII Sekolah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan menggunakan metode pengembangan model ADDIE (Assume, Design, Development,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Endang Mulyatiningsih (2012: 145) produk penelitian

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN MANUSIA UNTUK SISWA SMA N 1 GAMPING KELAS XI TUGAS AKHIR SKRIPSI

PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN MANUSIA UNTUK SISWA SMA N 1 GAMPING KELAS XI TUGAS AKHIR SKRIPSI PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN MANUSIA UNTUK SISWA SMA N 1 GAMPING KELAS XI TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini bersifat deskriptif, dimana dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang fenomena-fenomena yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penjelasan definisi operasional dalam penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Asesmen alternatif elektronik yang dimaksud adalah software yang dapat menilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS WEBMATERI PROTOZOA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SISWA KELAS X SMA DI NEGERI 1 SEWON

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS WEBMATERI PROTOZOA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SISWA KELAS X SMA DI NEGERI 1 SEWON Pengembangan Modul Berbasis Web. (Rinaldi Indra Santoso,Ciptono,M.Si, Triatmanto,M.S.i ) 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS WEBMATERI PROTOZOA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SISWA KELAS X SMA DI NEGERI 1 SEWON

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti Wulan Sari 1), Jufrida ), dan Haerul Pathoni 3) 1)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Peneltian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran matematika berbasis multimedia flash

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang memberikan gambaran mengenai (1) ketercakupan dimensi kognitif, (2) konten soal berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Media pembelajaran berbasis android dengan program Construct 2 pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Media pembelajaran berbasis android dengan program Construct 2 pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Media pembelajaran berbasis android dengan program Construct 2 pada materi bangun ruang sisi datar untuk siswa SMP kelas 8 dikembangkan dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2015: 407), metode penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan 42 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and 24 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis puisi berbasis experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and Development

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan saintifik menggunakan model discovery learning ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di kabupaten Garut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang telah mempelajari materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM IPA BIOLOGI PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES KELAS VII SMP/MTs Aisyah Ferra Anggraini, Sulistiyawati UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia telah

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan

Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan Atira, Unggul Wahyono, dan Sahrul Saehana Atirasudirman066@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) materi perbandingan dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian berjudul Pengembangan Petunjuk Praktikum Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP termasuk kedalam desain penelitian pengembangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development /R&D). Menurut Sugiyono (2011) metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK 1,2,3 dan KD B. Keakuratan Materi C. Kemutakhiran Materi D. Mendorong Keingintahuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and Development (R&D) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk. Produk yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa e-module pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Baleendah. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Bandung. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa elektronik (LKS)materi

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa elektronik (LKS)materi BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa elektronik (LKS)materi ikatan kimia ini menggunakan model pengembangan (ADDIE) dengan alur Analisis, Desain,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development / R&D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 407) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

52 Suatu hasil penelitian untuk dapat dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah harus melalui tahap tahap berikut ini (Suhardi, 2012: 8-10) : a. Ide

52 Suatu hasil penelitian untuk dapat dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah harus melalui tahap tahap berikut ini (Suhardi, 2012: 8-10) : a. Ide 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pengembangan modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik mengacu pada metode penelitian R & D (Research and Development). Dalam pengemasan bahan ajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subyek penelitian, desain pengembangan, sumber data, teknik dan instrument pengumpulan data, serta analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan model probing prompting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Metode Penelitian Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pengembangan Kotak dan Kartu Misterius (KOKAMI) Penelitian ini menghasilkan produk permainan pembelajaran dalam bentuk Kotak dan Kartu Misterius (KOKAMI) pada materi Tekanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa jenis model. Model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis Dicetak pada tanggal 2018-0-29 Id Doc: 589c95819dce119ed2 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN.1 Penyajian Hasil Uji Coba Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis pendekatan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and 26 III.METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and development). Sugiyono (2009: 407) menyatakan bahwa metode penelitian pengembangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan embedded

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model

BAB III METODE PENGEMBANGAN. ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model 3.1 Model Pengembangan BAB III METODE PENGEMBANGAN Model pengembangan yang akan peneliti gunakan adalah model ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model ini dikembangkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program BAB III METODE PENGEMBANGAN Model Pengembangan Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program 3D Pageflip Professional pada materi struktur atom ini dilakukan dengan mengikuti model pengembangan

Lebih terperinci