Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Budaya Masyarakat Trans Lalundu
|
|
- Widya Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Budaya Masyarakat Trans Lalundu I Wyn. Adi Saputra, Nurjannah dan Hendrik Arung Lamba iwayanadis09@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Sulawesi Tengah Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar fisika materi suhu dan kalor berbasis budaya masyarakat trans Lalundu. Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan bahan ajar fisika materi suhu dan kalor berbasis budaya masyarakat trans Lalundu. Manfaat dalam penelitian ini adalah memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep fisika, dapat menjadi acuan guru-guru dalam usaha memperbaiki kualitas pembelajaran fisika dalam mengembangkan bahan ajarnya, dan diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang pengembangan bahan ajar fisika materi suhu dan kalor berbasis budaya masyarakat trans Lalundu. Untuk mengetahui layak atau tidaknya bahan ajar tersebut maka dilakukan uji kelayakan terhadap produk. Bahan ajar ini telah di validasi oleh satu orang ahli materi, satu guru fisika SMA Negeri 1 Rio Pakava, dan 10 siswa kelas X SMA Negeri 1 Rio Pakava. Berdasarkan hasil analisis penilaian ahli media diperoleh skor rata-rata sebesar 3,03 dan dikategorikan Baik, analisis penilaian ahli materi diperoleh skor rata-rata sebesar 2,91 dan dikategorikan Baik, sedangkan hasil analisis penilaian respon siswa diperoleh skor rata-rata sebesar 3,54 dan dikategorikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran bagi siswa. Kata Kunci: Bahan ajar, Budaya, Suhu dan kalor I. PENDAHULUAN Bahan ajar merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada yang berbentuk fakta, prinsip/kaidah, prosedur, problema, dan sebagainya. Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai siswa dalam proses pembelajaran. Sifat materi kurikulum yang tersusun dalam silabus hanya bersifat pokok-pokok materi, maka untuk kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran perlu dikembangkan terlebih dahulu dengan cara melengkapinya dalam bentuk bahan pembelajan yang utuh. Bahan ajar merupakan faktor eksternal siswa yang mampu memperkuat motivasi internal untuk belajar. Pemilihan bahan ajar hendaknya juga berorientasi pada penyediaan peluang kepada siswa dalam pencapaian pemahaman dan pengembangan keterampilan proses serta berkaitan langsung dengan pengalaman nyata dari peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran fisika kadang siswa sering tidak mengetahui materi pembelajaran yang dipelajari, dan bahkan mereka tidak tahu bagaimana mengaitkan materi pelajaran fisika tersebut dengan keadaan dilingkungan sekitar 54 mereka. Siswa juga tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalah yang mereka temui dalam kehidupan nyata. Padahal pelajaran fisika sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Pengalaman menunjukkan bahwa apabila pengetahuan yang dipelajari di sekolah dirasakan manfaatnya bagi kehidupan siswa, ia akan termotivasi untuk mempelajari, bahkan ingin mencari lebih banyak lagi (Poedjiadi, 2010). Pengetahuan konseptual mereka telah dibentuk bertahun-tahun dari pengalaman sehari-hari dan melalui pengetahuan tradisi yang diwariskan secara turun-menurun. Oleh karena itu, lingkungan sosial-budaya siswa perlu mendapat perhatian serius dalam mengembangkan pendidikan sains di sekolah karena di dalamnya terpendam sains asli yang dapat berguna bagi kehidupannya. Dengan demikian, pendidikan sains akan betul-betul bermanfaat bagi siswa itu sendiri dan bagi masyarakat luas (Suastra, 2005). Salah satu lingkungan sosial-budaya yang perlu di perhatikan dalam mengembangkan sains adalah budaya masyarakat Lalundu yang berkaitan dengan konsep fisika contohnya cekot (sendok yang terbuat dari batok kelapa). Cekot
2 terbuat dari bahan isolator yang memiliki konduktivitas termal kecil. Selain itu ada juga alat tradisonal yang biasa digunakan oleh masyarakat Lalundu yaitu kendi (dibuat dari tanah liat) juga memanfaatkan pengetahuan sains yaitu tentang perubahan wujud zat. Pada dinding kendi yang terbuat dari tanah liat terdapat pori-pori (celah-celah) yang kecil. Sedikit air yang keluar melalui pori-pori itu menguap. Kalor yang diperlukan untuk penguapan air itu diambil dari kendi dan air didalamnya. Ini menyebabkan air dalam kendi lebih dingin daripada air dalam bejana plastik. Keberhasilan proses pembelajaran IPA khususnya fisika di sekolah sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang dimiliki oleh siswa atau masyarakat tempat sekolah berada (Aikenhead dan Jegede, 2000). Sehingga guru perlu mengaitkan antara konsep fisika yang siswa pelajari di sekolah dengan latar belakang kebudayaan yang ada di lingkungan siswa sendiri. Pembelajaran sains di sekolah perlu memadukan paradigma ilmiah dengan cara pandang siswa tentang istilah-istilah dalam sains dan gejala-gejala fisis yang terjadi di alam sekitarnya. Berdasarkan permasalahanpermasalahan tersebut, maka diperlukan adanya bahan ajar yang mengaitkan sains dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul pengembangan bahan ajar fisika materi suhu dan kalor berbasis budaya masyarakat trans Lalundu. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan bahan ajar fisika materi suhu dan kalor berbasis budaya masyarakat trans Lalundu? TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar fisika materi suhu dan kalor berbasis budaya masyarakat trans Lalundu. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pengembangan yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. (Sugiyono, 2010). Teknis analisis yang digunakan untuk menganalisis data hasil validasi adalah perhitungan nilai rata-rata. Penentuan teknik analisis nilai rata-rata ini berdasarkan pendapat dari Arikunto (2006) yang menyatakan bahwa: Keterangan: : nilai rata-rata dalam tiap butir pertanyaan : jumlah nilai dari seluruh penilaian dalam tiap butir pertanyaan. : jumlah butir pernyataan. Mengubah skor rata-rata yang diperoleh ke dalam bentuk kualitatif berdasarkan tabel berikut (Widoyoko, 2012). Tabel 1. Kriteria Penilaian Produk Skor Rata-Rata Kriteria 3,25 < 4,00 baik (SB) 2,50 < 3,25 Baik (B) 1,75 < 2,50 Kurang (K) 1,00 1,75 Kurang (SK) Analisis data respon siswa serupa dengan analisis kualitas penilaian produk. Rata-rata skor dari angket respon selanjutnya diubah ke dalam bentuk kualitatif berdasarkan tabel berikut: Tabel 2. Kriteria Kategori Respon Siswa Skor Rata-Rata Kategori 3,25 < 4,00 (SS) 2,50 < 3,25 (S) 1,75 < 2,50 Tidak (TS) 1,00 1,75 Tidak (STS) III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penilaian Ahli Media Aspek yang dinilai oleh ahli media meliputi kelayakan grafik, dan kelayakan bahasa. Hasil analisis penilaian menurut ahli media disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3. Hasil Analisis Penilaian Keseluruhan Berdasarkan Ahli Media Aspek Penilaian I. Kelayakan Kegrafikan II. Kelayakan Bahasa Jumlah Keseluruhan Skor Rata-rata Kategori Kualitas 3,06 Baik 3,00 Baik 3,03 Baik 55
3 2. Penilaian Ahli Materi Aspek yang dinilai oleh ahli materi meliputi kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan penilaian kontekstual. Hasil analisis penilaian menurut ahli materi disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4. Hasil Analisis Penilaian Keseluruhan Berdasarkan Ahli Materi Aspek Penilaian Skor Rata-Rata Kategori Kualitas I. Kelayakan Isi 3,17 Baik II. III. Kelayakan Penyajian Penilaian Kontekstual Jumlah Keseluruhan 2,92 Baik 2,66 Baik 2,91 Baik 3. Respon Siswa Uji terbatas bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan bahan ajar ini. Bahan ajar hasil pengembangan diujikan dalam uji coba lapangan skala kecil kepada sepuluh siswa. Tabel 5. Hasil Analisis Rata-Rata Penilaian Berdasarkan 10 Respon Siswa NO PERNYATAAN KET. 1 Bahan ajar ini menjelaskan suatu konsep menggunakan ilustrasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 2 Bahan ajar ini menggunakan contoh-contoh soal yang berkaitan dengan masalah kehidupan seharihari. 3 Penyajian materi dalam bahan ajar dimulai dari yang mudah ke sukar dan dari yang konkret ke abstrak 4 Dalam bahan ajar ini terdapat beberapa bagian untuk saya menemukan konsep sendiri. 5 Bahan ajar ini memuat pertanyaanpertanyaan yang mendorong saya untuk belajar. 6 Penyajian materi dalam bahan ajar ini mendorong saya untuk berdiskusi dengan teman-teman yang lain. 7 Materi bahan ajar ini mendorong keingintahuan saya. 8 Bahan ajar ini mendorong saya untuk merangkum materi sendiri pada kolom Refleksi Bahan ajar ini memuat tes formatif yang dapat menguji seberapa jauh pemahaman saya tentang materi suhu dan kalor. 10 Kalimat dan paragraf yang digunakan dalam bahan ajar ini jelas dan mudah dipahami. 11 Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dimengerti. 12 Huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca. 13 Tampilan bahan ajar ini menarik. 14 Bahan ajar ini membuat saya senang mempelajari Fisika. 15 Dengan menggunakan bahan ajar ini dapat menambah keinginan untuk belajar. 16 Dengan menggunakan bahan ajar ini membuat belajar saya lebih terarah dan runtut. 17 Dengan adanya ilustrasi di setiap awal materi dapat memberikan motivasi untuk mempelajari materi. 18 Dengan menggunakan bahan ajar ini dapat membuat belajar fisika tidak membosankan. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar fisika berbasis budaya masyarakat trans Lalundu. Dalam pengembangan bahan ajar ini diharapkan bermanfaat kepada siswa dalam memudahkan memahami konsep-konsep fisika, dapat menjadi acuan guru-guru dalam usaha memperbaiki kualitas pembelajaran fisika dalam mengembangkan bahan ajarnya, dan diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang pengembangan bahan ajar fisika berbasis budaya. Pada penelitian ini pengembangan bahan ajar fisika berbasis budaya masyarakat yang dimaksud adalah budaya masyarakat trans Lalundu yang berada disekitar siswa dan sekolah. Dari beberapa contoh budaya masyarakat Lalundu, salah satunya adalah cekot (sendok yang terbuat dari batok kelapa). Dimana cekot adalah salah satu alat tradisional masyarakat Lalundu yang memanfaatkan asas sains. Misalnya tentang penerapan sistem perpindahan kalor. Cekot terbuat dari bahan bahan isolator yang memiliki konduktivitas termal kecil. Selain itu ada juga alat tradisonal yang biasa digunakan oleh masyarakat Lalundu yaitu kendi (dibuat dari tanah liat) juga memanfaatkan pengetahuan sains yaitu tentang perubahan wujud zat. Pada dinding
4 kendi yang terbuat dari tanah liat terdapat poripori (celah-celah) yang kecil. Sedikit air yang keluar melalui pori-pori itu menguap. Kalor yang diperlukan untuk penguapan air itu diambil dari kendi dan air didalamnya. Ini menyebabkan air dalam kendi lebih dingin daripada air dalam bejana plastik. Dari beberapa contoh kebudayaan tersebut masih banyak lagi contoh-contoh lain yang berkaitan dengan konsep fisika yang dapat menunjang penyusunan bahan ajar ini. Dari hasil tersebut kemudian di lakukan analisis data hasil pengembangan bahan ajar fisika materi suhu dan kalor berbasis budaya masyarakat trans Lalundu yang didasarkan pada hasil validasi dan uji coba terbatas. Desain uji coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kelayakan terhadap produk. Uji coba dilakukan kepada satu dosen fisika sebagai ahli media, satu orang guru fisika SMA sebagai ahli materi, dan sepuluh siswa kelas X SMA Negeri 1 Rio Pakava. Berdasarkan penilaian ahli media yang dilakukan oleh dosen fisika universitas tadulako yaitu bapak I Wayan Darmadi, S.Si. M.Pd pada tanggal 10 september 2014, aspek yang dinilai dari bahan ajar ini meliputi kelayakan kegrafikan dan kelayakan bahasa. Adapun indikator yang di nilai pada aspek kelayakan kegrafikan yaitu ukuran bahan ajar, desain sampul bahan ajar, dan desain isi bahan ajar. Pada ukuran bahan ajar menurut ahli media bahwa ukuran bahan ajar ini sudah sesuai dengan standar ISO (International Standardization Organsization). Dimana dalam penilaian ahli media menunjukan dengan kualitas sangat baik, hal ini sangat di dukung dengan deskripsi sebelumnya bahwa untuk ukuran bahan ajar adalah A4 (210 x 297 mm). Butir penilaian selanjutnya adalah kesesuaian ukuran dengan materi isi bahan ajar. Menurut ahli media pemilihan ukuran bahan ajar sudah sesuai dengan materi isi namun juga perlu diperhatikan bahwa hal ini sangat mempengaruhi tata letak bagian isi dan jumlah halaman bahan ajar sehingga dalam penilaian menunjukan kualitas baik. Selanjutnya pada desain sampul, dimana komponen yang di nilai oleh ahli media adalah penampilan unsur tata letak pada sampul muka, belakang dan punggung secara harmonis memiliki irama dan kesatuan serta konsisten. Desain sampul muka, punggung dan belakang merupakan suatu kesatuan yang utuh. Elemen warna, ilustrasi, dan tipografi ditampilkan secara harmonis dan saling terkait satu dan lainnya. Adanya kesesuaian dalam penempatan 57 unsur tata letak pada bagian sampul maupun isi bahan ajar berdasarkan pola yang telah ditetapkan dalam perencanaan awal bahan ajar. Menampilkan pusat pandang (center point) yang baik, sebagai daya tarik awal dari bahan ajar yang ditentukan oleh ketepatan dalam penempatan unsur/materi desain yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan di antara unsur/materi desain lainnya sehingga memperjelas tampilan teks maupun ilustrasi dan elemen dekoratif lainnya. Judul bahan ajar harus dapat memberikan informasi secara cepat tentang materi isi bahan ajar berdasarkan materi suhu dan kalor. Menggunakan dua jenis huruf agar lebih komunikatif dalam menyampaikan informasi yang disampaikan untuk membedakan dan mendapatkan kombinasi. Dari hasil tersebut sudah sesuai dengan yang di harapkan sehingga menurut ahli media masing-masing komponen tersebut dalam kategori baik. Selanjutnya desain isi bahan ajar, komponen yang di nilai adalah pemisahan antar paragraf jelas, bidang cetak dan marjin proporsional, ilustrasi dan keterangan gambar, penempatan judul, subjudul, ilustrasi dan keterangan gambar tidak menggangu pemahaman, tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf, jenjang / hirarki judul-judul jelas, konsisten dan proporsional, mampu mengungkap makna/ arti dari objek. Dimana komponen tersebut sudah sesuai dengan deskripsi yang di harapkan bahwa Susunan teks pada akhir paragraf terpisah dengan jelas, dapat berupa jarak (pada susunan teks rata kiri-kanan/blok) ataupun dengan inden (pada susunan teks dengan alenia). Penempatan unsur tata letak (judul, subjudul, teks, ilustrasi, keterangan gambar, nomor halaman) pada bidang cetak proporsional. Judul, sub judul, ilustrasi dan keterangan gambar ditempatkan sesuai dengan pola yang telah ditetapkan sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi terhadap materi yang disampaikan. Maksimal menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak mengganggu perserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur teks dapat mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf. Dari hasil yang diperoleh dari ahli media bahwa komponen tersebut sudah sesuai dengan yang diharapkan pada deskripsi dan di kategorikan baik. Penilaian ahli media pada aspek kelayakan bahasa yang meliputi ketepatan struktur kalimat, diharapkan kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata
5 kalimat Bahasa Indonesia. Keefektifan kalimat yang digunakan sederhana dan langsung kesasaran. Kebakuan istilah menurut ahli media adalah Istilah yang digunakan sesuai dengan kamus Besar Bahasa Indonesia dan/atau adalah istilah teknis yang telah baku digunakan dalam Fisika. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia. Usahakan bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas. Penggambaran simbol atau ikon harus konsisten antar bagian dalam bahan ajar. Dari hasil penilaian aspek kelayakan bahasa tersebut masing-masing komponen dalam kategori baik. Selanjutnya Berdasarkan penilaian ahli materi yang dilakukan oleh seorang guru fisika pada tanggal 11 september 2014, aspek yang dinilai dari bahan ajar ini meliputi kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan penilaian kontekstual. Dari penilaian kelayakan isi terdapat beragam jawaban dari ahli materi. Menurut ahli materi pada butir penilaian kedalaman materi itu masih kurang karena Materi yang disajikan mulai dari pengenalan konsep, definisi, prosedur, tampilan output, contoh, kasus, latihan, sampai dengan interaksi antar-konsep belum sesuai dengan tingkat pendidikan di Sekolah Menengah atas dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Kompetensi Dasar (KD). Kemudian pada keakuratan, notasi, simbol, dan ikon juga masih kurang karena menurut ahli materi pada bahan ajar ini masih kurang terdapat simbol-simbol yang digunakan pada rumus yang harusnya notasi, simbol, dan ikon disajikan secara benar menurut kelaziman yang digunakan dalam bidang/ilmu fisika. Dan pada butir penilaian keakuratan contoh dan kasus yang disajikan sudah sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik, keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi yang disajikan sudah sesuai dengan kenyataan, contoh dan kasus dalam kehidupan sehari-hari sudah sesuai dengan perkembangan ilmu fisika dan terdapat dalam kehidupan sehari-hari, gambar, diagram dan ilustrasi diutamakan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan juga dilengkapi penjelasan, dan penggunakan contoh kasus disajikan sesuai dengan situasi serta kondisi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga dalam penilaian kategori sangat baik. Dan untuk penilaian kelayakan isi lainnya sudah dalam kategori baik namun perlu direvisi lagi agar dapat mencapi kesempurnaan. 58 Selajutnya ahli materi menilai aspek kelayakan penyajian yang dinilai adalah sistematika penyajian dalam setiap kegiatan belajar taat asas (memiliki pendahuluan, isi dan penutup), penyajian konsep disajikan secara runtut mulai dari yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal dan materi bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada bagian selanjutnya. Soal-soal yang diberikan sudah dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep yang berkaitan dengan materi dalam kegiatan belajar sehingga menurut ahli materi sudah dalam kategori baik dan perlu direvisi lagi agar lebih sempurna. Namun penilaian lainnya diperoleh kurangnya contoh-contoh soal yang diberikan untuk membantu menguatkan pemahaman konsep yang ada dalam materi, kurangnya kunci jawaban dari soal latihan setiap akhir kegiatan belajar dan kurangnya penguasaan materi yang diperoleh. Dari kekurangan tersebut peneliti di harapkan lebih teliti dalam penyajian bahan ajar agar bahan ajar yang diperoleh bisa maksimal. Selanjutnya pada penilaian kontekstual, kontekstual artinya materi yang disajikan sesuai dengan lingkungan siswa. Keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sudah sangat baik. Menurut ahli materi masih kurangnya tugas kelompok, dan materi yang merangsang siswa untuk berdiskusi (sharing) dengan teman-temannya dan kurangnya soal-soal yang langsung disertai dengan contoh penyelesaiannya. Dari hasil tersebut diharapkan untuk merevisi kembali bagian-bagian yang di anggap masih kurang khususnya pada contohcontoh soal dan penyelesaianya. Setelah dilakukan validasi ahli media dan ahli materi langkah selanjutnya adalah uji skala kecil atau uji terbatas. Uji terbatas ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan bahan ajar ini. Bahan ajar hasil pengembangan diujikan dalam uji coba lapangan skala kecil kepada sepuluh siswa. Tujuan pelaksanaan uji coba lapangan skala kecil adalah untuk mendapatkan gambaran respon siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Siswa memberi tanggapan terhadap materi, bahasa, dan ketertarikan menggunakan bahan ajar tersebut. Hasil analisis respon siswa terhadap bahan ajar fisika materi suhu dan kalor berbasis budaya yang dikembangkan karena tipe pernyataannya bersifat positif, maka nilai (score) untuk tiap pilihan jawabannya adalah sebagai berikut 4
6 ( setuju), 3 (), 2 (Tidak setuju), dan 1 ( tidak setuju). Adapun jumlah pernyataan yang diberikan berjumlah 18 item dengan indikator yang dinilai oleh siswa adalah materi, bahasa, dan ketertarikan pada bahan ajar. Pada pernyataan 1 ada dua siswa yang menjawab setuju karena bahan ajar ini sudah menjelaskan suatu konsep menggunakan ilustrasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,sedangkan siswa lainnya menjawab sangat setuju. Pada pernyataan 2 ada lima siswa menjawab setuju sedangkan lima siswa lainnya menjawab sangat setuju karena bahan ajar ini sudah menggunakan contoh-contoh soal yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Pernyataan 3 yang menyatakan penyajian materi dalam bahan ajar dimulai dari yang mudah ke sukar dan dari yang konkret ke abstrak ada satu siswa menjawab tidak setuju delapan siswa menjawab setuju dan satu siswa menjawab sangat setuju, dari satu siswa yang menjawab tidak setuju tersebut diketahui bahwa siswa tersebut kurang memahami isi dari pernyataan yang diberikan. Pada pernyataan 4, 5, 6, dan 7 rata-rata siswa menjawab sangat setuju karena menurut siswa dalam bahan ajar ini sudah terdapat beberapa bagian untuk siswa menemukan konsep sendiri, memuat pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk belajar, dapat mendorong siswa untuk berdiskusi dengan teman-teman yang lain, dan mmateri bahan ajar ini mendorong keingintahuan siswa dalam belajar. Kemudian pada pernyataan 8 ada delapan siswa menjawab setuju dan dua siswa menjawab sangat setuju karena diharapkan bahan ajar ini dapat mendorong siswa merangkum materi sendiri. Pada pernyataan 9, 10, 11, 12, dan 13 rata-rata siswa menjawab sangat setuju yang menyatakan bahwa bahan ajar ini memuat tes formatif yang dapat menguji seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi suhu dan kalor, kalimat dan paragraf yang digunakan dalam bahan ajar ini jelas dan mudah dipahami, bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dimengerti, huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca, dan tampilan bahan ajar ini sangat menarik. Pada pernyataan 14 ada delapan siswa menjawab setuju dan dua siswa menjawab sangat setuju yang mennyatakan bahwa dengan adanya bahan ajar ini siswa senang mempelajari Fisika.pada pernyataan 15, 16, 17, dan 18 siswa rata-rata menjawab sangat setuju namun ada satu siswa menyatakan tidak setuju karena menurut siswa 59 tersebut dengan menggunakan bahan ajar ini dia masih merasa bosan belajar fisika. Selanjutnya untuk mengetahui data kuantitatif maka akan dilakukan perhitungan menggunakan rumus yang sudah ada. Yang pertama adalah pada hasil perhitungan uji ahli media yang dilakukan oleh satu dosen fisika universitas tadulako. Dimana Rata-rata hasil penilaian dari uji kelayakan kegrafikan adalah 3,06 dan rata-rata hasil penilaian dari uji kelayakan bahasa adalah 3,00. Hasil rata-rata penilaian uji kelayakan kegrafikan dan uji kelayakan bahasa didapatkan jumlah rata-rata keseluruhan dari ahli media yaitu 3,03 dan di kateorikan Baik. Dari hasil tersebut ahli media menyatakan bahwa bahan ajar ini layak di uji cobakan di lapangan dengan revisi. Selanjutnya pada hasil penilaian ahli materi yang dilakukan oleh guru fisika SMA Negeri 1 Rio Pakava yaitu bapak Yusran Ahmad Hippy, S.Pd aspek yang di nilai dari bahan ajar ini meliputi kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan penilaian kontekstual. Rata-rata penilaian kelayakan isi adalah 3,17, kelayakan penyajian 2,92, dan penilaian kontekstual 2,66. Dari hasil rata-rata penilaian kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan penilaian kontekstual didapatkan jumlah rata-rata keseluruhan dari ahli materi yaitu 2,91 dan di kategorikan Baik. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan ajar memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain karena di dalam bahan ajar ini telah dilengkapi dengan materi yang sesuai dengan tema maupun Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar, terdapat contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi, kontekstual artinya materi yang disajikan sesuai dengan lingkungan siswa, terdapat soalsoal latihan, tugas atau sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan siswa, terdapat rangkuman materi, sehingga siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi. Selain itu, terdapat pula aspek penggunaan bahasa yang dinilai oleh ahli materi dan ahli media, dengan kualitas baik. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan ajar dapat digunakan oleh siswa secara mandiri karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Selanjutnya uji terbatas yang dilakukan terhadap sepuluh siswa kelas X SMA Negeri 1 Rio Pakava, siswa diberi angket yang mempunyai 18 item pernyataan dan ada 4 opsi pilihan. Setelah melakukan analisis terhadap angket yang diberian kepada siswa, didapatkan skor rata-rata sebesar 3,54. Berdasarkan Tabel 3.1 yaitu kriteria kategori respon siswa, skor
7 tersebut termasuk ke dalam kategori. Karena hasil angket menunjukkan kategori setuju maka bisa dikatakan bahwa bahan ajar yang dibuat layak digunakan untuk media belajar mandiri siswa. Keunggulan bahan ajar fisika materi suhu dan kalor berbasis budaya masyarakat trans Lalundu adalah peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran karena peserta didik dituntut untuk mencari dan membaca buku lain serta mencari informasi dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya, materi yang disajikan menarik karena mengaitkan dengan budaya atau kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kekurangan dan masalah-masalah yang ditemukan dalam penyusunan bahan ajar ini adalah kurangnya pengaitan konsep-konsep materi bahan ajar dengan aplikasi yang terjadi dilingkungan, kurangnya pengetahuan siswa tentang konsep fisika berbasis budaya karena perkembangan zaman dan adanya teknologi yang lebih maju. Hidayatun, Nunik Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Starter Experiment Approach. Skripsi sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Suastra, I.W. (2005). Merekonstruksi Sains Asli dalam Rangka Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal Di Sekolah. Disertasi. Tidak Dipublikasikan. IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan bahan ajar ini dilakukan berdasarkan langkah-langkah pengembangan yaitu melihat adanya potensi masalah, mengumpulan data, mendesain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk. Pada hasil uji coba ahli media didapatkan skor penilain rata-rata sebesar 3,03 dan dikategorikan Baik, analisis penilaian ahli materi didapatkan skor rata-rata sebesar 2,91 dan dikategorikan Baik, sedangkan hasil analisis penilaian respon siswa didapatkan skor ratarata sebesar 3,54 dan dikategorikan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan ini dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran bagi siswa. DAFTAR PUSTAKA Ahimsa-Putra, H.S Etnosains dan Etnometodologi: Sebua Perbandingan dalam Masyarakat Indonesia Majalah Ilmu-ilmu Sosial Indonesia. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jilid XII Nomor 2. Budiasana, I Nym Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Smp Kelas VII Topik Aritmatika Sosial Melalui Pendekatan Kontekstual. Palu : Universitas Tadulako. Depdiknas, Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan Penelitian Dan Pengembangan. 60
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS BUDAYA MASYARAKAT TRANS LALUNDU
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS BUDAYA MASYARAKAT TRANS LALUNDU Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN 2338 3240 Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi
Lebih terperinciKISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI
KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK 1,2,3 dan KD B. Keakuratan Materi C. Kemutakhiran Materi D. Mendorong Keingintahuan
Lebih terperinciPengembangan Modul Praktikum Mekanika Model Inkuiri
Pengembangan Modul Praktikum Mekanika Model Inkuiri Muh.Sutrisno, Amiruddin Kade dan Unggul Wahyono e-mail: Sutrisnophysics11010@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl.
Lebih terperinciLEMBAR VALIDASI AHLI MATERI
30 LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI Judul Program : Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP/MTs pada Materi Aritmatika Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR PENILAIAN (AHLI MATERI) I. ASPEK KELAYAKAN ISI MENURUT BSNP Butir Penilaian Deskripsi 1. Kelengkapan materi Materi yang disajikan mencakup materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi
Lebih terperinciPengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan
Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan Atira, Unggul Wahyono, dan Sahrul Saehana Atirasudirman066@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (PENULIS) 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210 x
Lebih terperinciKata Kunci: Komik, Ethnoscience, Media Pembelajaran Fisika, Kalor. I. PENDAHULUAN
Pengembangan Komik Berbasis Ethnoscience sebagai Media Pembelajaran Fisika SMP Pokok Bahasan Kalor Muliati Supandi, Yusuf Kendek dan Unggul Wahyono mulia_atahza@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210 x 297 mm), A5
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI
Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA
Lebih terperinciPenyajian Fenomena Kontekstual Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Kalor Pada Siswa Kelas X B SMA Negeri 1 Marawola
Penyajian Fenomena Kontekstual Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Kalor Pada Siswa Kelas X B SMA Negeri 1 Marawola Habibi, Unggul Wahyono dan Haeruddin e-mail: habibi_bibboys@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menerapkan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses pelaksanaannya,
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN UNTUK PENERBIT 2012
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN UNTUK PENERBIT 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku Mengikuti standar ISO. Ukuran buku
Lebih terperinciKISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL HIMPUNAN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) (AHLI MATERI)
142 LAMPIRAN 1 1. 1. Kisi-kisi instrumen modul untuk ahli materi 1. 2. Lembar evaluasi modul untuk ahli materi 1. 3. Deskripsi lembar evaluasi modul untuk ahli materi 1. 4. Kisi-kisi instrumen modul untuk
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007 A. UKURAN BUKU Butir Butir 2 Kesesuaian ukuran buku Mengikuti standar ISO. Ukuran buku A4 (20 x 297 mm), A5 (48
Lebih terperinciPengembangan Alat Praktikum Sederhana Konsep Listrik Magnet untuk Siswa SMP Daerah Terpencil
Pengembangan Alat Praktikum Sederhana Konsep Listrik Magnet untuk Siswa SMP Daerah Terpencil Abdul Waris, Darsikin dan Nurjannah Waris.tobigo@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &
BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar
IMPLEMENTASI MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 13 PALU Yulyana Darmini, Kamaluddin dan Hendrik A.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE Eli Yustika Unggul Wahyono Sahrul Saehana Email: eliyustika10@gmail.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan
42 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013 A. UKURAN BUKU Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku Mengikuti standar ISO, Ukuran buku
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM HUKUM OHM BERBASIS GRAFIK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA
PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM HUKUM OHM BERBASIS GRAFIK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Aslam, Syamsu, Darsikin dan Unggul Wahyono Aslamnapi@gmail.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN
JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 7, No. 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII Nunik Hidayatun, Ika Kartika. Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR VALIDASI, ANGKET SISIWA, & HASIL VALIDASI
LAMPIRAN LEMBAR VALIDASI, ANGKET SISIWA, & HASIL VALIDASI Kisi-kisi Lembar Penilaian (AHLI MATERI) Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian Materi dengan KD B. Keakuratan Materi
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENULIS) 2012 A. UKURAN BUKU Butir 1 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Ukuran buku A4 (210
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan
Lebih terperinciLEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN SISWA BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII UNTUK AHLI MEDIA
LEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN SISWA BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII UNTUK AHLI MEDIA Jenis Bahan Ajar : Lembar Kegiatan Siswa Judul Produk : Lembar
Lebih terperinciANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP
203 Lampiran B5 ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP UNTUK AHLI MEDIA Yang terhormat, Nama :... Asal
Lebih terperinciLAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran
LAMPIRAN A A1. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen A2. Surat Keterangan Validasi Instrumen A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011) metode penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini menyajikan data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENGEMBANGAN
BAB III METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan Metode yang digunakan dalam pengembangan ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg, W.R & Gall, M.D.
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH A. TEKNIK PENYAJIAN I. KELAYAKAN PENYAJIAN Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 4 ISSN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 DOLO Arumi Rahayu, Muhammad Ali dan Haeruddin
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2016
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2016 BUKU GURU 2017 A. Ukuran Buku Butir 1 Butir 2 Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO Mengikuti
Lebih terperinciKOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN
INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA /MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013 KODE BUKU SUB KOMPONEN BUTIR SKOR 1 2 3 4 RERATA KOMENTAR/SARAN/MASUKAN A. UKURAN BUKU Ukuran Rangkuman Kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN SAMPUL... i. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv. SARI...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i PENGESAHAN KELULUSAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv SARI... v ABSTRACT... vi PRAKATA... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Hal 1. Skema Pengembangan Instrumen 106
LAMPIRAN 104 LAMPIRAN A Hal 1. Skema Pengembangan Instrumen 106 105 SKEMA PENGEMBANGAN INSTRUMEN REFERENSI NORMATIF ASPEK KATEGORI INDIKATOR KISI-KISI INSTRUMEN Nieveen, Nienke. (1999). Prototyping to
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan
Lebih terperinciCipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DENGAN PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT (STM) DALAM POKOK BAHASAN ENERGI DAN MOMENTUM Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas
Lebih terperinci55 LEMBAR VALIDASI MODUL BERBASIS PROBING PROMPTING UNTUK MATERI RELASI PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA A. Pengantar Lembar validasi ini dibuat untuk memperoleh data yang
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT
EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciINSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP-SMA-SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012
INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP-SMA-SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012 KODE BUKU SUBKOMPONEN A. UKURAN BUKU A1. Ukuran Fisik Buku 1. Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS MEDIA GRAFIS JENIS KOMIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA
PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS MEDIA GRAFIS JENIS KOMIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA Lisa, Hairida, Masriani Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email:li.sa22@yahoo.co.id Abstract The
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi pada pengembangan dan mengimplementasikan produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran Bahasa inggris dengan konsep media CBI berbasis Adobe Captivate. Metode dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian
Lebih terperinciKata Kunci: Pengembangan; Media pembelajaran; e-materi; model pembelajaran berbasis masalah; Suhu dan Kalor
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-MATERI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BEBASIS MASALAH PADA MATERI SUHU DAN KALOR Ramlan 1, Haeruddin 2 dan Kamaluddin Email : ramlan_physics09@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciDESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik penyajian Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Sistematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU Delila Ilvi Shakti, Kamaluddin dan Muhammad Ali Delilailvi_shakti@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT OLEH : REFNITA (14175056) DOSEN : Prof. Dr. Festiyed, M.S Dr. Usmeldi, M.Pd Rio Anshari, S.
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 4 ISSN
Perbedaan Pemahaman Konsep Kalor antara Siswa yang Belajar Melalui Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Dengan Pembelajaran Konvensional di SMA Negeri 4 Palu Arini Faradina, Unggul Wahyono dan
Lebih terperinciKajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 7 Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII Intan Pratiwi Wardani 1,
Lebih terperinciBonitalia, Hendrik Arung Lamba dan Sahrul Saehana
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIA 4 SMAN PALU Bonitalia, Hendrik Arung Lamba dan Sahrul Saehana e-mail:
Lebih terperinciDESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA
DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Butir 2 Sistematika penyajian dalam setiap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan mind mapping dalam meningkatkan kemampuan berpikir
Lebih terperinciDesain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini berfokus pada pengembangan produk berupa bahan ajar fisika yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca terutama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (01: 407) penelitian dan pengembangan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciIII.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian
50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu
Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu Nur Cahyani, H. Fihrin dan Amiruddin Kade nurlahako@yahoo.co.id Program
Lebih terperinciINSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN
INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN KODE BUKU BUTIR ALASAN PENILAIAN A. UKURAN BUKU Ukuran 1. Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO 2. Kesesuaian ukuran dengan materi
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI Fitrianty Munaka 1, Zulkardi 2, Purwoko 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN A Data Hasil Tahap Analysis dan Design
LAMPIRAN 122 LAMPIRAN A Data Hasil Tahap Analysis dan Design A.1. A.2. A.3. Hasil Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran. Hasil Analisis Konsep Hasil Penyusunan Peta Kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).
Lebih terperinciLAMPIRAN A A1. Analisis Kurikulum A2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A3. Prosedur Pengembangan
LAMPIRAN 39 40 LAMPIRAN A A1. Analisis Kurikulum A2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A3. Prosedur Pengembangan A4. Hasil Wawancara Pra-Penelitian dengan Guru 39 Lampiran A1 ANALISIS KURIKULUM &
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sumber belajar berbentuk komik yang diberi nama KOMIKA (Komik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan Al-Qur an materi himpunan. Penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN
Pengaruh Pemberian Tugas Awal dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas VII SMP Karuna Dipa Palu Reni Novriani Mbatono, Syamsu dan Yusuf
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang
Lebih terperinciPengembangan Buku Referensi Berbasis Multi Representasi dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Kalor dan Termodinamika
Pengembangan Buku Referensi Berbasis Multi Representasi dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Kalor dan Termodinamika Lindrie Piranti 1,a), Dewi Muliyati 2,b) 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciKemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal Uraian Listrik Statis di SMPN 2 Kasimbar
Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal Uraian Listrik Statis di SMPN 2 Kasimbar Siti Magfirah Saini, Marungkil Pasaribu dan Muslimin e-mail: magfira.physic@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pengembangan media pembelajaran Modul Fisika Modern berbasis
46 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Tahap-Tahap Pengembangan Media Pengembangan media pembelajaran Modul Fisika Modern berbasis konstruktivisme pada materiteori Kuantum Atom Hidrogendalam penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Metode ini merupakan metode penelitian untuk
Lebih terperinciPengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu
Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu Ika Nurul Fitriani, Kamaluddin dan Muhammad Jarnawi ikanurulfitri@yahoo.com
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU
PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU Sakka, Yusuf Kendek dan Kamaluddin e-mail: sakha_rahma@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS Elvas Sugianto Efendhi Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan buku ajar kimia berbasis representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Alat Praktikum Sederhana Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Palu Delpina Nggolaon, I Wayan Darmadi, dan Muhammad
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cidaun pada mata pelajaran produktif, standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan
Lebih terperinciAdapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai
berikut : Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai a. Pada gambar 4.12 saran dari validator adalah perlu direvisi pada covernya yaitu dengan menambahkan intansi pendidikan
Lebih terperinci