SETDITJEN PERHUBUNGAN DARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SETDITJEN PERHUBUNGAN DARAT"

Transkripsi

1

2

3 Sekilas Kondisi Geografis Papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus. Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara. provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik. bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku. bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih. selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua. Papua Barat Papua Barat memiliki luas wilayah ,63 km2 Terletak antara 4º 30' LS - 1º 30 Lintang Utara dan 128º 50' - 135º 20' Bujur Timur. Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa. baik itu pertanian. pertambangan. hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya. Selain itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Irian Jaya Barat. seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km. Secara administratif Provinsi Papua Barat terbagi atas 11 kabupaten/kota. 186 kecamatan dan 76 Kelurahan dan Desa.

4 Kondisi Wilayah Geografis Garis Lintang : 4º 30' LS - 1º 30' LU Garis Bujur : 128º 50' - 135º 20' BT Batas Wilayah Batas Barat : Laut Seram dan Provinsi Maluku Batas Timur : Propinsi Papua Batas Utara : Samudera Pasifik Batas Selatan : Laut Banda Demografi Jumlah Penduduk Tahun 2009 : Jiwa Jumlah Penduduk Tahun 2010 : Jiwa Jumlah Penduduk Tahun 2011 : Jiwa Jumlah Penduduk Tahun 2012 : Jiwa Jumlah Penduduk Tahun 2013 : Jiwa Sumber : Ditjen PUM - Kementerian Dalam Negeri. 2014

5 Kondisi Sosio Ekonomi Sosio Ekonomi Kondisi Sosio ekonomi Propinsi Papua Barat didominasi sektor migas. baik itu pertambangan migas ataupun indudtri yang berkaitan dengan migas. Perkembangan nilai PDRB pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 sebagian besar menunjukkan peningkatan atau rata-rata meningkat setiap tahunnya. untuk nilai PDRB atas Dasar harga Konstan 2000 dan nilai PDRB tanpa migas atas Dasar Harga Konstan 2000 mengalami peningkatan 16,11% dan 7,50 % pada periode tahun 2010 sampai dengan Nilai PDRB (dalam Milyar Rupiah) No. Nilai PDRB * 2012** 1 Atas Dasar Harga Berlaku , , ,9 2 Atas Dasar Harga Konstan , , ,2 3 Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku , ,8 4 Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan , , ,8 5 Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku , , ,9 6 Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan , ,9 7 Per Kapita Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku , ,4 8 Per Kapita Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sumber : Badan Pusat Statistik * : Angka Sementara ** : Angka Sangat Sementara 7.727, , ,5

6 Peta Kondisi Geografis

7 Data Kewilayahan Kabupaten-Kota - Kota No. Nama Jumlah Luas Wilayah Jumlah Kabupaten / Kota Kecamatan Kelurahan Desa (KM 2 ) Penduduk 1 Kab. Sorong ,23 118,465 2 Kab. Manokwari ,46 253,822 3 Kab. Fak-Fak ,48 82,294 4 Kab. Sorong Selatan ,31 58,676 5 Kab. Raja Ampat ,44 61,510 6 Kab. Teluk Bentuni ,83 74,461 7 Kab. Teluk Wondama ,53 38,879 8 Kab. Kaimana ,84 58,963 9 Kab. Tambrauw ,18 20, Kab. Maybrat ,69 22, Kota Sorong ,64 269,897 JUMLAH Sumber : Ditjen PUM - Kementerian Dalam Negeri. 2014

8

9 Sekilas Transportasi Jalan Jaringan Jalan di Provinsi Papua Barat menurut data BPS tahun 2014 dari tahun 2010 sampai dengan tahu Pada tahun 2011 jumlah panjang jalan di Provinsi Papua Barat mencapai kilometer, pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi kilometer dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi kilometer yang terjadi pada jalan kabupaten/kota. Untuk prasarana transportasi jalan. Jumlah terminal di Provinsi Papua Barat hingga tahun 2014 adalah sebanyak 3 lokasi dengan rincian untuk terminal Tipe B sebanyak 2 lokasi, terminal Tipe C sebanyak 1 lokasi, yaitu Terminal Sorong, Terminal Fak Fak dan Terminal Manokwari. Unit Pengujian Kendaraan Bermotor terletak di 14 lokasi dengan total jumlah peralatan pengujian jenis Mekanik sebanyak 4 buah serta jumlah peralatan Non Mekanik sebanyak 9 buah, dan terdapat 9 orang penguji. Untuk sarana transportasi jalan Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di Provinsi Papua Barat merupakan angka kumulatif dari Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, menurut data BPS tahun 2014 jumlah kendaraan bermotor mengalami peningkatan pada masing masing moda transportasi dengan rata-rata prosentase peningkatan sebesar 8,28% dimana jumlah terbesar pada moda sepeda motor dengan prosentase peningkatan sebesar 8,28%. Jumlah sarana angkutan umum Bus AKDP di Provinsi Papua Barat adalah 326 unit yang terdiri dari 25 unit bus Sedang dan 301 unit MPU (Mobil Penumpang Umum). Keselamatan transportasi jalan. untuk angka kecelakaan di Provinsi Papua Barat saat ini merupakan kumulasi dari Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. dimana angka kecelakaan di kedua provinsi tersebut masih cukup tinggi, sebagaimana dilaporkan dalam data kepolisian Republik Indonesia jumlah kecelakaan mencapai 997 kejadian pada tahun 2013.

10 Peta Jaringan Jalan

11 Jaringan Jalan No. Status Jalan Tahun * 1 Jalan Nasional Jalan Propinsi Jalan Kabupaten / Kota Total Panjang Jalan Sumber : Badan Pusat Statistik (dalam KM) Pada tahun 2010 sampai tahun 2013 jumlah panjang jalan di Provinsi Papua Barat mengalami peningkatan sebsesar 0,13% yang terjadi pada jalan kabupaten/kota.

12 Peta Prasarana Transportasi Trasportasi Jalan

13 Terminal Angkutan Penumpang No. Kabupaten/Kota Nama Terminal Tipe Luas (M 2 ) 1 Kab. Sorong Sorong B Kab. Fak-Fak Fak - Fak B Kab. Manokwari Manokwari C Sumber : Direktorat LLAJ - Ditjen Hubdat Terminal Tipe A - Terminal Tipe B 2 Terminal Tipe C 1 Jumlah Terminal 3

14 Unit Pengujian Kendaraan Bermotor NO KABUPATEN/KOTA Sumber : Direktorat LLAJ - Ditjen Hubdat PEMULA KOMPETENSI PENGUJI PELAKSANA PELAKSANA LANJUTAN JENIS ALAT PENYELIA NON MEKANIS MEKANIS KELILING 1 Kabupaten Fakfak Kabupaten Kaimana Kabupaten Manokwari Kabupaten Manokwari Selatan Kabupaten Maybrat Kabupaten Pegunungan Arfak Kabupaten Raja Ampat Kabupaten Sorong Kabupaten Sorong Selatan Kabupaten Tambrauw Kabupaten Teluk Bintuni Kabupaten Teluk Wondama Kota Sorong Provinsi Papua Barat JUMLAH

15 Perkembangan Kendaraan Kedaraan Bermotor Termasuk Papua dan Papua Barat No. Jenis Kendaraan Tahun * 1 Mobil Penumpang Bus Truk Sepeda Motor Total Sumber : Badan Pusat Statistik Kepolisian Republik Indonesia * : Angka Sementara (dalam Unit) Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terjadi pada tiap moda kendaraan dengan rata-rata prosentase peningkatan sebesar 8,28% dimana jumlah terbesar pada moda sepeda motor dengan prosentase peningkatan sebesar 8,28%.

16 Sarana Angkutan Penumpang Umum Jenis Tahun Kendaraan * PO Bus PO Bus PO Bus PO Bus PO Bus PO Bus AKAP AKDP NA 326 NA 326 NA 326 Pariwisata Total NA 326 NA 326 NA 326 Sumber : Direktorat LLAJ - Ditjen Hubdat * : Angka Sementara

17 Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan Tahun Jumlah Kecelakaan Kendaraan Yang Terlibat NA NA NA NA NA NA Sumber : Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Ket : Data kecelakaan yang terhimpun adalah data kecelakaan gabungan antara Provinsi Papua dan Papua Barat

18 Trayek Angkutan Perintis Jalan No. Trayek Yang Dilayani Jarak (Km) 1 Sorong - Aimas II Sp.IV 33 2 Sorong Ketapop 46 3 Sorong Seget Terminabuan Seremuk 60 5 Terminal Kota Saluk Terminabuan Moswaren 38 7 Terminabuan Konda 38 8 Manokwari Warmare 82 9 Manokwari - Prafi SP.IX Manokwari - Prafi SP.IV Manokwari Masni Manokwari Momiwaren Manokwari Arpu Manokwari Isim Manokwari Tahota Ransiki Momi Waren 25 Sumber : Direktorat LLAJ - Ditjen Hubdat. 2014

19

20 Sekilas Transportasi SDP Bidang Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan, untuk Lintas Penyeberangan Provinsi Papua Barat terdapat 15 lintasan dan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri 38 Tahun 2005, SK 3207 Tahun 2011 dan SK. 4574/AP. 204/DRJD/2012 terdapat 14 lintasan, yaitu lintas penyeberangan Sorong Kabarai, Sorong Kalobo, Sorong Sausapor, Sorong Linmalas, Linmalas Waigama, Sorong Folley, Folley - Harapan Jaya, Sorong Wejim, Wejim Kofiau, Sorong P. Gebe, P.Gebe Patani, Patani Weda, Sorong Teminabuan dan Sorong - Waisai untuk status lintasan perintis dalam provinsi Untuk prasarana transportasi ASDP. Jumlah pelabuhan penyeberangan di Provinsi Papua Barat terdapat 13 Pelabuhan yaitu Pelabuhan Manokwari, Sorong, Waigeo, Jefman, Fakfak, Missol, Arar, Kalobo, Harapan Jaya, Wejim, Kofiau, Waisai dan Pelabuhan Teminabuan. Penyelenggaraannya dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi serta Dinas perbubungan Kabupaten/ Kota. Untuk sarana transportasi ASDP. Jumlah Kapal Penyeberangan yang beroperasi pada tahun 2014 sebanyak 3 kapal yang tersebar di 13 lintasan penyeberangan. Untuk data produksi angkutan penyeberangan tahun 2014 masih berupa angka sementara, posisi sampai bulan Juni 2014.

21 Peta Lintas Penyeberangan

22 Lintas Penyeberangan (1) No. Nama Lintas Penyeberangan 1 Sorong - Kabarai 2 Sorong - Kalobo 3 Sorong Sausapor 4 Sorong - Linmalas 5 Linmalas - Waigama 6 Sorong - Folley 7 Folley - Harapan Jaya 8 Sorong - Wejim 9 Wejim Kofiau 10 Sorong P. Gebe Lokasi Pelabuhan Pelabuhan 1 Pelabuhan 2 Sorong (Kab. Sorong) Sorong (Kab. Sorong) Sorong (Kab. Sorong) Sorong (Kab. Sorong) Linmalas (Papua Barat) Sorong (Kab. Sorong) Folley (Papua Barat) Sorong (Kab. Sorong) Seget (Papua Barat) Sorong (Kab. Sorong) Kabari (Papua Barat ) Kalobo (Papua Barat) SK SK. 4574/AP. 204/DRJD/2012 SK. 4574/AP. 204/DRJD/2012 Sausapor (Papua Barat) SK. 4574/AP. 204/DRJD/2012 Linmalas SK.3027 TAHUN (Papua Barat) 2011 Waigama SK.3027 TAHUN (Papua Barat) 2011 Folley SK.3027 TAHUN (Papua Barat) 2011 Sorong SK.3027 TAHUN (Kab. Sorong) 2011 wejim SK. 4574/AP. (Papua Barat) 204/DRJD/201 kofiau SK. 4574/AP. (Papua Barat) 204/DRJD/201 P. Gebe KM 71 Tahun (Halmahera tengah) 2004 Jarak (Mil e) Waktu Tempuh Jam Kec. Thn Operasi Fungsi Klarifikasi Lintas Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi

23 Lintas Penyeberangan (2) No. Nama Lintas Penyeberangan 11 P. Gebe - Patani P.Gebe 12 Patani - Weda 13 Sorong - Teminabuan 14 Sorong - Waisai 15 Sorong Patani Lokasi Pelabuhan Pelabuhan 1 Pelabuhan 2 Patani (Maluku Utara) Sorong (Kab. Sorong) Sorong (Kab. Sorong) Sorong (Kab. Sorong) Patani (Maluku Utara) Weda Teminabuan (Papua Barat) waisai (Papua Barat) Patani (Maluku Utara) Sumber : Direktorat LLASDP - Ditjen Hubdat SK SK. 4574/AP. 204/DRJD/201 SK. 4574/AP. 204/DRJD/2012 SK.3027 TAHUN 2011 SK. 4574/AP. 204/DRJD/2012 Jarak (Mil e) Waktu Tempuh Jam Kec. Thn Operasi Fungsi Klarifikasi Lintas Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Provinsi Perintis Dalam Perintis

24 No Pelabuhan Penyeberangan (1) Nama Pelabuhan Kab./ Kota Lokasi Ibu Kota Pulau Penyelen ggara Tahun Pembua tan Mooring (GRT) Fas. Bongkar Muat Konst. Dermaga Lintas yg DIlayani 1. Manokwari Biak - Kab. Dinas Manokwari Manokwari Papua Manokwari Perhubungan Numfor - Operasi Manokwari Sorong - Saonek Sorong - Folley 2. Sorong Kab. Sorong Sorong Papua Dinas Sorong Perhubungan Seget Sorong - Teminabuan Patani - Sorong Operasi Saonek - 3. Waigeo Kab. Raja Dinas Waisai Waisai Papua Ampat Perhubungan Waisai - Operasi Kabarai 4. Jeffman Raja Ampat Sorong Jeffman Dishub Fakfak Fakfak Fakfak MB Ket.

25 No Pelabuhan Penyeberangan (2) Nama Pelabuhan Kab./ Kota Lokasi Ibu Kota Pulau Penyelen ggara Tahun Pembua tan Mooring (GRT) Fas. Bongkar Muat 6. Missol Missol Raja ampat Misol Arar Sorong Sorong Papua Kalobo Raja Ampat Sorong Konst. Dermaga Lintas yg DIlayani 9 Harapan Jaya Raja Ampat Waisasi Wejim Raja Ampat Waisai Wejim MB Kofiau Raja Ampat Waisasi Kofiau Waisai Raja Ampat Waisai Waigeo Teminabuan Sorong Selatan Sumber : Direktorat LLASDP - Ditjen Hubdat, 2014 Teminabuan Papua Ket

26 Sarana Angkutan Penyeberangan No Nama Lintas Penyeberangan Armada Kapasitas Pemilik KMP Jenis Tahun GRT NRT Kec LOA LBP B D T PNP R4 1 Sorong Kabarai Kurisi RoRo ASDP PT (Persero) Baja 2 Sorong Kalobo Komodo RoRo ASDP PT (Persero) Baja 3 Sorong Teminabuan Komodo RoRo ASDP PT (Persero) Baja 4 Teminabuan - Inanwatan Komodo RoRo ASDP PT (Persero) Baja 5 Sorong Sausopor Komodo RoRo ASDP PT (Persero) Baja 6 Sorong Wejim Komodo RoRo ASDP PT (Persero) Baja 7 Wejim Kofiau Komodo RoRo ASDP PT (Persero) Baja 8 Sorong P. Gebe Arar RoRo Sorong Waisai Arar RoRo Sorong Patani Arar RoRo Sorong Linmalas Kurisi RoRo ASDP PT (Persero) Baja 12 Linmalas Waigama Kurisi RoRo ASDP PT (Persero) Baja 13 Sorong Folley Kurisi RoRo ASDP PT (Persero) Baja 14 Folley - Harapan jaya Kurisi RoRo ASDP PT (Persero) Baja Sumber : Direktorat LLASDP - Ditjen Hubdat Materi al Lambu ng

27 Produksi Angkutan Penyeberangan (1) Lintas : Sorong - Saonek No Jenis Angkut * 1 Penumpang R R Barang Lintas : Numfor - Manokwari No Jenis Angkut * 1 Penumpang R R Barang

28 Produksi Angkutan Penyeberangan (2) Lintas : Sorong - Linmalas No Jenis Angkut * 1 Penumpang R R Barang Lintas : Linmalas - Waigama No Jenis Angkut * 1 Penumpang R R Barang

29 Produksi Angkutan Penyeberangan (3) Lintas : Sorong - Folley No Jenis Angkut * 1 Penumpang R R Barang Lintas : Folley Harapan Jaya No Jenis Angkut * 1 Penumpang R R Barang

30 Produksi Angkutan Penyeberangan (4) Lintas : Biak - Manokwari No Jenis Angkut * 1 Penumpang R R Barang Lintas : Patani - Sorong No Jenis Angkut * 1 Penumpang R R Barang Sumber : Direktorat LLASDP - Ditjen Hubdat Keterangan : * : Angka Perkiraan Sementara posisi sd. Juni 2014 Penumpang (Orang) ; R4 & R2 (Unit) ; Barang (Ton)

31

32 Matriks Asal Tujuan Penumpang & Barang OD MATRIKS Penumpang % Pertumbuhan* Asal % Tujuan % Barang % Pertumbuhan* Asal % Tujuan % Moda Transportasi Moda Share Pnp** Pnp Moda Barang Share Asal Tujuan Barang Asal Tujuan Angk. Jalan Angk. Penyeberangan Angk. Sungai Sumber : Badan Litbang Perhubungan * : Laju Pertumbuhan Perpindahan Penumpang dan Barang Pertahunnya dari Tahun 2006 sd ** : Angka Prediksi

33

34 Alokasi dan Realisasi APBN NO PROGRAM/KEGIATAN Program LLAJ Ket: * Posisi sampai dengan Oktober 2014 Sumber : Setditjen Perhubungan Darat TAHUN * - Alokasi Anggaran (Rp) Realisasi Keuangan (Rp) % Keuangan , Program LLASDP - Alokasi Anggaran (Rp) Realisasi Keuangan (Rp) % Keuangan ,29 31,10 Total - Alokasi Anggaran (Rp) Realisasi Keuangan (Rp) % Keuangan ,51 45,98

35 Program Pembangunan LLAJ TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLAJ TAHUN ANGGARAN 2010 LOKASI : PROVINSI PAPUA BARAT SUMBER DANA : APBN/APBN-P NILAI : Rp JENIS BELANJA : Belanja Mengikat : Belanja Pegawai sebesar Rp. Belanja Barang Sebesar Rp. Belanja Tidak Mengikat : Belanja Barang sebesar Rp Belanja Modal Sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Pembangunan Fasilitas Kes. LLAJ meliputi; Pengadaan dan Pemasangan Marka Jalan sebanyak M sebesar Rp Pengadaan dan Pemasangan Guard Rail sebanyak M sebesar Rp Pengadaan dan Pemasangan Delineator sebanyak 2000 BH sebesar Rp Pengadaan dan Pemasangan Lampu Peneragan Jalan Umum sebanyak 25 UNIT sebesar Rp Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebanyak 1 UNIT sebesar Rp Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

36 Program Pembangunan LLASDP TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLASDP TAHUN ANGGARAN 2010 LOKASI SUMBER DANA : PROVINSI PAPUA BARAT : APBN/APBN-P NILAI : Rp JENIS BELANJA : Belanja Mengikat : Belanja Pegawai sebesar Rp. 0.- Belanja Barang Sebesar Rp. 0.- Belanja Tidak Mengikat : Belanja Barang sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi: Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan sebesar Rp Belanja Modal Sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Pembangunan Dermaga Penyeberangan. meliputi: Pemb. Der. Penyeb Sorong Tahap VI (Termasuk Supervisi)dengan volume 1 paket sebesar Rp Pemb. Der. Penyeb Fak-Fak Thp. IV (Termasuk Supervisi)dengan volume 1 paket sebesar Rp Pemb. Der. Penyeb Waigeo (Raja Ampat) Thp. II (Termasuk Supervisi)dengan volume 1 paket sebesar Rp Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

37 Program Pembangunan LLAJ TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLAJ TAHUN ANGGARAN 2011 LOKASI : PROVINSI PAPUA BARAT SUMBER DANA : APBN/APBN-P NILAI : Rp JENIS BELANJA : Belanja Mengikat : Belanja Pegawai sebesar Rp. 0 Belanja Barang Sebesar Rp. 0 Belanja Tidak Mengikat : Belanja Barang sebesar Rp Belanja Modal Sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Pengadaan dan Pemasangan Marka dengan volume M sebesar Rp Pengadaan dan Pemasangan Rambu Lalu Lintas (75x75 cm) dengan volume 300 buah sebesar Rp Pengadaan dan Pemasangan LPJU Tenaga Surya dengan volume 50 unit sebesar Rp Pengadaan dan Pemasangan Guardrail dengan volume M sebesar Rp Pengadaan dan Pemasangan Delineator dengan volume 600 buah sebesar Rp Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan LLAJ dengan volume 1 paket sebesar Rp Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

38 Program Pembangunan LLASDP TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLASDP TAHUN ANGGARAN 2011 LOKASI SUMBER DANA : PROVINSI PAPUA BARAT : APBN/APBN-P NILAI : Rp JENIS BELANJA : Belanja Mengikat : Belanja Pegawai sebesar Rp. 0 Belanja Barang Sebesar Rp. 0 Belanja Tidak Mengikat : Belanja Barang sebesar Rp Belanja Modal Sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Pembangunan Dermaga Penyeberangan sebanyak 3 PKT sebesar Rp Program Rehabilitasi Dermaga SDP sebanyak 1 PKT sebesar Rp Pembangunan SBNP sebanyak 403 UNIT sebesar Rp Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebanyak 2 UNIT sebesar Rp Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

39 Program Pembangunan LLAJ TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLAJ TAHUN ANGGARAN 2012 LOKASI : PROVINSI PAPUA BARAT SUMBER DANA : APBN/APBN-P NILAI : Rp JENIS BELANJA : Belanja Mengikat : Belanja Pegawai sebesar Rp. 0 Belanja Barang Sebesar Rp. 0 Belanja Tidak Mengikat : Belanja Barang sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Sosialisasi dan Promosi Bidang LLAJ Rp Subsidi Operasional Angkutan Jalan Rp Pengembangan Sistem Informasi Dan Komunikasi Bidang LLAJ Rp Layanan Perkantoran Bidang LLAJ Rp Belanja Modal Sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan Rp Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan Jalan Rp Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

40 Program Pembangunan LLASDP TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLASDP TAHUN ANGGARAN 2012 LOKASI SUMBER DANA : PROVINSI PAPUA BARAT : APBN/APBN-P NILAI : Rp JENIS BELANJA : Belanja Mengikat : Belanja Pegawai sebesar Rp. 0 Belanja Barang Sebesar Rp. 0.- Belanja Tidak Mengikat : Belanja Barang sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Layanan Perkantoran Bidang LLASDP sebesar Rp Pembangunan Dermaga Penyeberangan volume 2 paket sebesar Rp Pembangunan Dermaga Sungai volume 1 paket sebesar RP Belanja Modal Sebesar Rp. 0 Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

41 Program Pembangunan LLAJ TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLAJ TAHUN ANGGARAN 2013 LOKASI SUMBER DANA : PROVINSI PAPUA BARAT : APBN/APBN-P NILAI : Rp JENIS BELANJA : Belanja Mengikat : Belanja Pegawai sebesar Rp. 0 Belanja Barang Sebesar Rp. 0.- Belanja Tidak Mengikat : Belanja Barang sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan LLAJ Rp Sosialisasi dan Promosi Bidang LLAJ Rp Subsidi Operasional Angkutan Jalan Rp Pengembangan Sistem Informasi dan Komunikasi Bidang LLAJ Rp Layanan Perkantoran Bidang LLAJ Rp Belanja Modal Sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan Rp Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

42 Program Pembangunan LLASDP TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLASDP TAHUN ANGGARAN 2013 LOKASI : PROVINSI PAPUA BARAT SUMBER DANA : APBN/APBN-P NILAI : Rp JENIS BELANJA : Belanja Mengikat : Belanja Pegawai sebesar Rp. 0 Belanja Barang Sebesar Rp. 0 Belanja Tidak Mengikat : Belanja Barang sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Layanan Perkantoran Bidang LLASDP Rp Belanja Modal Sebesar Rp Dengan Rincian Kegiatan Meliputi : Pembangunan Dermaga Penyeberangan Rp Pembangunan Dermaga Sungai Rp Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

43 Program Pembangunan LLAJ TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLAJ TAHUN ANGGARAN 2014 LOKASI SUMBER DANA : PROVINSI PAPUA BARAT : APBN/APBN-P NILAI : Rp URAIAN : Layanan Perkantoran Bidang LLAJ sebesar Rp ,- Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan Jalan dengan Volume 5 Paket sebesar Rp ,- Subsidi Operasional Anglutan Jalan dengan Volume 1 Paket sebesar Rp ,- Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

44 Program Pembangunan LLASDP TA KEGIATAN PENGEMBANGAN LLASDP TAHUN ANGGARAN 2014 LOKASI : PROVINSI PAPUA BARAT SUMBER DANA : APBN/APBN-P NILAI : Rp ,- URAIAN : Layanan Perkantoran Bidang LLASDP sebesar Rp ,- Pembangunan SBNP/ Rambu Suar dengan Volume 3 Unit sebesar Rp ,- Pemb. Der. Penyeb Fak-Fak Thp.VIII (Termasuk Supervisi) dengan Volume 1 Paket sebesar Rp ,- Pemb. Der. Penyeb Folley (Pulau Missol) Tahap II Lintas dengan Volume 1 Paket sebesar Rp ,- Pengembangan/ Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan dengan Volume 1 Paket sebesar Rp ,- Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

45 DAK Alokasi Bidang DAK Bidang Keselamatan Transportasi Darat TAHUN NO. PENERIMA Provinsi Papua Barat - 944, , ,19 2 Kab. Sorong 214, , , ,53 3 Kab. Manokwari 202, , , ,47 4 Kab. Fak Fak 196, , , ,04 5 Kota Sorong 220, , , ,34 6 Kab. Sorong Selatan 218, , , ,75 7 Kab. Raja Ampat 216, , , ,03 8 Kab. Teluk Bintuni 190, , , ,21 9 Kab. Teluk Wondama 208, , , ,03 10 Kab. Kaimana 189, , , ,64 11 Kab. Maybrat 199, , , ,89 12 Kab. Tambrauw 235, , , ,59 13 Kab. Manokwari Selatan ,78 14 Kab. Pegunungan Arfak ,29 TOTAL 2.291, , , ,78 Sumber : Setditjen Perhubungan Darat. 2014

46

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT A A A A A Sekilas Kondisi eografis A Papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. ama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Irian Jaya Barat 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis. B. Batas Wilayah

KONDISI WILAYAH. A. Geografis. B. Batas Wilayah KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang Garis Bujur B. Batas Wilayah Batas Barat Batas Timur Batas Utara Batas Selatan : 0,15 LU dan 5,15 LS : 130 133 BT : Laut Seram : Provinsi Papua : Samudera Pasifik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur fisik dan sosial dapat diartikan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian system struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik

Lebih terperinci

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT Sekilas Kondisi Geografis Provinsi Kalimantan Utara merupakan Provinsi ke-34 di Indonesia dan merupakan provinsi termuda dari seluruh Provinsi yang ada di Indonesia. Letak Geografis Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Sulawesi Barat 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT Sekilas Kondisi Geografis Nusa Tenggara Barat adalah nama salah satu provinsi di Indonesia Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : LU LS Garis Bujur : 106º º58 18

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : LU LS Garis Bujur : 106º º58 18 KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 5 19 12 LU - 6 23 54 LS Garis Bujur : 106º22 42-106º58 18 B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Banten Batas Timur : Propinsi Jawa Barat Batas Utara : Laut

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Bengkulu 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN KONDISI

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 12' LS Garis Bujur : ' '3 BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 12' LS Garis Bujur : ' '3 BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 12' 30 38 LS Garis Bujur : 118 43'15-119 54'3 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Selat Makasar Batas Timur : Propinsi Sulawesi Selatan Batas Utara : Propinsi

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis T A A T A A A Sekilas Kondisi eografis A Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju terletak antara o2' sampai 3o38' Lintang Selatan dan 8o43'5'' sampai 9o54'3'' Bujur Timur, yang berbatasan dengan

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Kepulauan Riau 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Kalimantan Tengah 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Kalimantan Selatan 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 1 21' 49"- 4 10' 14" LS Garis Bujur : ' 13" ' 28" BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 1 21' 49- 4 10' 14 LS Garis Bujur : ' 13 ' 28 BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 1 21' 49"- 4 10' 14" LS Garis Bujur : 114 19' 13"-116 33' 28" BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Kalimantan Tengah Batas Timur : Selat Makasar Batas

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Kep.Bangka Belitung 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 2 16 LS LS Garis Bujur : BT BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 2 16 LS LS Garis Bujur : BT BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 2 16 LS - 3 31 LS Garis Bujur : 101 01 BT - 103 41 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Samudera Hindia Batas Timur : Propinsi Lampung dan Sumatera Selatan Batas

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi DI. Yogyakarta 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT A A A A A Sekilas Kondisi eografis A KI Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kalapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kota Kerajaan Sunda yang

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Maluku Utara 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis T B A T B A Sekilas Kondisi eografis A KI Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kalapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kota Kerajaan Sunda

Lebih terperinci

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT Sekilas Kondisi Geografis Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 3 45 LS LS Garis Bujur : BT BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 3 45 LS LS Garis Bujur : BT BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 3 45 LS -6 45 LS Garis Bujur : 105 45 BT - 103 48 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Riau, Negara Singapura & Malaysia Batas Timur : Propinsi Kalimantan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TTD. Drs. PUDJI HARTANTO, MM

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TTD. Drs. PUDJI HARTANTO, MM PERJANJIAN KINERJA Direktorat Jenderal Perhubungan Tahun 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya penyusunan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

KINERJA SARANA DAN PRASARANA

KINERJA SARANA DAN PRASARANA KINERJA SARANA DAN PRASARANA A. Geografis Garis Lintang : 0 45' LU 3 30' LS Garis Bujur : 111 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Kalimantan Barat Batas Timur : Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi DKI Jakarta 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT B A BA B A BA BA Sekilas Kondisi eografis Sulawesi Barat adalah provinsi hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi yang dibentuk pada 5 Oktober 24 ini berdasarkan o. 26 Tahun 24. Ibukotanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauaan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.499 pulau dan memiliki garis pantai sekitar 81.000 km. Berdasarkan kondisi geografis Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Direktorat Lalu lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Jalan Medan Merdeka Barat No 8 Jakarta 10110 1 1. Cetak Biru Pengembangan Pelabuhan

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Gorontalo 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN KONDISI

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis T A B A T A B A A Sekilas Kondisi eografis A Kepulauan iau merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi Kepulauan iau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; Malaysia dan provinsi

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 0 45 LS LS Garis Bujur : BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 0 45 LS LS Garis Bujur : BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 0 45 LS - 2 45 LS Garis Bujur : 102 0-104 55 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Kepulauan Riau Batas Timur : Selat Berhala Batas Utara : Propinsi Riau Batas

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : LS Garis Bujur : BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : LS Garis Bujur : BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 0 20 45-06 15 LS Garis Bujur : 120 45-124 30 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Sulawesi Selatan & Teluk Bone Batas Timur : Propinsi Maluku dan Laut

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : LS Garis Bujur : BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : LS Garis Bujur : BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 7 15 80 15 LS Garis Bujur : 110 5 110 5 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Batas Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Batas

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis T A B A T A B A A Sekilas Kondisi eografis A Maluku tara adalah salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi yang biasa disingkat sebagai "Malut" ini terdiri dari beberapa pulau di Kepulauan Maluku. Batas

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 3 LU 3 LS Garis Bujur : BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 3 LU 3 LS Garis Bujur : BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 3 LU 3 LS Garis Bujur : 124-129 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Maluku Batas Timur : Laut Halmahera Batas Utara : Samudera Pasifik Batas Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Papua 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN KONDISI

Lebih terperinci

K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI TRANSPORTASI

K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI TRANSPORTASI K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI 2015 TRANSPORTASI KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 1 5 LS LU Garis Bujur : 100 BT BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 1 5 LS LU Garis Bujur : 100 BT BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 1 5 LS - 2 25 LU Garis Bujur : 100 BT - 105 5 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara Batas Timur : Laut Cina Selatan Batas

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis T A B T A B Sekilas Kondisi eografis Propinsi yang dibentuk berdasarkan no. 9 tahun 967 Tentang Pembentukan Propinsi Bengkulu (Lembaran egara Tahun 967 omor 9, Tambahan Lembaran egara omor 2828). A itinjau

Lebih terperinci

STATISTIK PERHUBUNGAN PROVINSI PAPUA BARAT Statistics of Transportation of Papua Barat Province 2009 BPS Provinsi Papua Barat BPS Statistics of Papua Barat Province STATISTIK PERHUBUNGAN PROVINSI PAPUA

Lebih terperinci

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT Sekilas Kondisi Geografis Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Kalimantan Timur 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 1 LS - 4 LS Garis Bujur : BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 1 LS - 4 LS Garis Bujur : BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 1 LS - 4 LS Garis Bujur : 102-104 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Bengkulu Batas Timur : Propinsi Bangka Belitung Batas Utara : Propinsi Jambi Batas

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Maluku 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN KONDISI

Lebih terperinci

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-1 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-2 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH 1. Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. 2. Awak

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis T A B A T A B A A Sekilas Kondisi eografis A orontalo adalah provinsi yang ke32 di Indonesia. Sebelumnya orontalo merupakan wilayah Kabupaten orontalo dan Kota Madya orontalo di Sulawesi tara. Seiring

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : PM. 81 Tahun 2011 Tanggal : 25 Agustus 2011 1. STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN DAERAH PROVINSI No 1. Angkutan Jalan a. Jaringan Angkutan Jalan

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis A A A A Sekilas Kondisi eografis A Jambi berasal dari kata Jambe yang dalam bahasa berarti Pinang. Menurut sejarah, nama Jambi kemungkinan besar saat Tanah Pilih dijadikan tapak pembangunan Kerajaan Jambi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM RANGKA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 00'54 LU - 30'30 LS Garis Bujur : 980' '30 BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 00'54 LU - 30'30 LS Garis Bujur : 980' '30 BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 00'54 LU - 30'30 LS Garis Bujur : 980'36-1010'30 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata Batas Timur : Propinsi Kalimantan Timur Batas

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 8863-2065-3501-6 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil inventarisasi kebijakan, fakta lapang dan analisis kinerja serta prioritas pengembangan sarana dan prasarana transportasi darat di Kawasan Timur Indonesia,

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis A A A A Sekilas Kondisi eografis A A Kepulauan iau merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi Kepulauan iau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; Malaysia dan provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 2-25 LU dan 9 LS Garis Bujur : BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 2-25 LU dan 9 LS Garis Bujur : BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 2-25 LU dan 9 LS Garis Bujur : 130 141 BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Papua Barat Batas Timur : Papua New Guinea Batas Utara : Samudera Pasifik

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Riau 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN KONDISI

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis T A B T A B Sekilas Kondisi eografis Jambi berasal dari kata Jambe yang dalam bahasa berarti Pinang. Menurut sejarah, nama Jambi kemungkinan besar saat Tanah Pilih dijadikan tapak pembangunan Kerajaan

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 16. URUSAN PERHUBUNGAN a. Program dan Kegiatan. Program pokok urusan Perhubungan tahun 2012 yang dilaksanakan yaitu: 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Sulawesi Tengah 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Nusa Tenggara Barat 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis A A A A Sekilas Kondisi eografis A Propinsi yang dibentuk berdasarkan no. 9 tahun 967 Tentang Pembentukan Propinsi Bengkulu (Lembaran egara Tahun 967 omor 9, Tambahan Lembaran egara omor 2828). A itinjau

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Sumatera Selatan 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan 1 Papua Barat 2.100 227 223 207 142 332 445 134 348 1.483 4.208 2 Fak-fak - - - - - - - - - - - 3 Bomberay - - - - - - - - - - - 4 Fak-fak - - - - - - - - - - - 5 Fak-fak Barat - - - - - - - - - - - 6

Lebih terperinci

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan 1 Papua Barat 1.774 430 280 151 216 362 259 328 333 1.596 4.187 2 Fak-fak - - - - - - - - - - - 3 Bomberay - - - - - - - - - - - 4 Fak-fak - - - - - - - - - - - 5 Fak-fak Barat - - - - - - - - - - - 6

Lebih terperinci

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan 1 Papua Barat 1.896 125 203 311 284 316 381 300 337 1.795 4.249 2 Fak-fak - - - - - - - - - - - 3 Bomberay - - - - - - - - - - - 4 Fak-fak - - - - - - - - - - - 5 Fak-fak Barat - - - - - - - - - - - 6

Lebih terperinci

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan 1 Papua Barat 1.747 158 202 251 107 297 414 220 718 1.491 4.194 2 Fak-fak - - - - - - - - - - - 3 Bomberay - - - - - - - - - - - 4 Fak-fak - - - - - - - - - - - 5 Fak-fak Barat - - - - - - - - - - - 6

Lebih terperinci

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan 1 Papua Barat 2.021 316 153 149 133 266 165 114 564 980 3.930 2 Fak-fak - - - - - - - - - - - 3 Bomberay - - - - - - - - - - - 4 Fak-fak - - - - - - - - - - - 5 Fak-fak Barat - - - - - - - - - - - 6 Fak-fak

Lebih terperinci

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan 1 Papua Barat 1.702 216 134 119 154 468 474 280 633 1.629 4.222 2 Fak-fak - - - - - - - - - - - 3 Bomberay - - - - - - - - - - - 4 Fak-fak - - - - - - - - - - - 5 Fak-fak Barat - - - - - - - - - - - 6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dan angkutan jalan memegang peranan penting dalam menunjang, memperlancar dan meningkatkan pembangunan perekonomian baik regional maupun nasional. Kendaraan

Lebih terperinci

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT Sekilas Kondisi Geografis NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. 42 pulau dihuni dan

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Jambi 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN KONDISI

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis. B. Batas Wilayah. : Propinsi Sumatera Utara

KONDISI WILAYAH. A. Geografis. B. Batas Wilayah. : Propinsi Sumatera Utara KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang Garis Bujur B. Batas Wilayah Batas Barat Batas Timur Batas Utara Batas Selatan : 00'54 LU - 30'30 LS : 980'36-1010'30 BT : Samudera Hindia : Propinsi Riau & Jambi

Lebih terperinci

STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI PAPUA BARAT 2012 BADAN PUSAT STATI STIK P ROVINSI P APUA BARAT ISSN. No. Katalog : 8301007. 91 No. Publikasi : 91100. 13. 16 Ukuran Buku Jumlah Halaman Penyunting : Drs.

Lebih terperinci

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 1 LOKASI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA TUGAS AKHIR Oleh: FARIDAWATI LATIF L2D 001 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Sekilas Kondisi Geografis

Sekilas Kondisi Geografis Sekilas Kondisi Geografis Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang. Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT A A A A A Sekilas Kondisi eografis A Maluku tara adalah salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi yang biasa disingkat sebagai "Malut" ini terdiri dari beberapa pulau di Kepulauan Maluku. Batas Wilayah

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : SORONG 92.01 SORONG 69.995 58.92 128.96 1 92.01.01 MAKBON 1.618 1.549 3.16 2 92.01.04 BERAUR 1.015 886 1.901 3 92.01.05 SALAWATI 6.64 5.90 12.43 4 92.01.06 SEGET 3.581 2.11 5.698 5 92.01.0

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Bali 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN KONDISI

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Banten 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN KONDISI

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

Lampiran I.92 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.92 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.9 5/Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 PROVINSI No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota. MANOKWARI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ASDP INDONESIA FERRY

Lebih terperinci

APBN TAHUN ANGGARAN NILAI. 1. Kapal Motor Penyeberangan Temi, hasil Pekerjaan Satuan Kerja Pengembangan Sarana Transportasi SDP, Ambon, Maluku.

APBN TAHUN ANGGARAN NILAI. 1. Kapal Motor Penyeberangan Temi, hasil Pekerjaan Satuan Kerja Pengembangan Sarana Transportasi SDP, Ambon, Maluku. LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ASDP INDONESIA

Lebih terperinci

Di Kawasan Timur Indonesia. Paparan Penanggung Jawab Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku

Di Kawasan Timur Indonesia. Paparan Penanggung Jawab Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku Operasionalisasi MP3EI Di Kawasan Timur Indonesia Paparan Penanggung Jawab Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku Jakarta, 12 Desember 2011 LATAR BELAKANG MP3EI KONEKTIVITAS NASIONAL LEMAH, MENIMBULKAN

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 507' 50" - 701' 1" LS Garis Bujur : ' 11" " BT

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 507' 50 - 701' 1 LS Garis Bujur : ' 11  BT KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 507' 50" - 701' 1" LS Garis Bujur : 105 01' 11" - 106 07 12" BT B. Batas Wilayah Batas Barat : Selat Sunda Batas Timur : Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ASDP INDONESIA FERRY DENGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG RENCANA UMUM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DARAT TAHUN

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG RENCANA UMUM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DARAT TAHUN KONSEP Dikerjakan oleh Bagian Hukum dan Kerjasama : Ely Rusnita Diperiksa oleh Kasubang Peraturan Perundang-undangan : Endy Irawan, SH, MH Terlebih dahulu: 1. Kabag Perencanaan : 2. Kabag Hukum dan Kerjasama

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 4 24' LU 2 25' LS Garis Bujur : ' BT ' BB

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : 4 24' LU 2 25' LS Garis Bujur : ' BT ' BB KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 4 24' LU 2 25' LS Garis Bujur : 113 44' BT 119 00' BB B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Kalimantan Barat, Tengah dan Malaysia Batas Timur : Selat Makasar

Lebih terperinci

Angkutan Jalan a) Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

Angkutan Jalan a) Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan 1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 40 Tahun 2013 TANGGAL : 4 Nopember 2013 I. Target Standar Minimal Bidang Perhubungan Daerah Banyuwangi Standar Minimal Batas NO. Jenis Dasar Waktu Keterangan

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Kalimantan Barat 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI JALAN

Lebih terperinci

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT B A BA B A BA BA Sekilas Kondisi eografis orontalo adalah provinsi yang ke32 di Indonesia. Sebelumnya orontalo merupakan wilayah Kabupaten orontalo dan Kota Madya orontalo di Sulawesi tara. Seiring dengan

Lebih terperinci

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu

Lebih terperinci