BAB II TINJAUAN PUSTAKA. /wāwu/ ini sebelumnya sudah pernah dibahas di. /wāwu al- āmilah/ yang terdapat dalam Al-Qur`an juz 30.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. /wāwu/ ini sebelumnya sudah pernah dibahas di. /wāwu al- āmilah/ yang terdapat dalam Al-Qur`an juz 30."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang sudah ada Penelitian tentang harf /wāwu/ ini sebelumnya sudah pernah dibahas di Fakultas Ilmu Budaya Departemen Sastra Arab USU oleh Rosminah Sinukaban (1987) dengan judul Fungsi Huruf Waw dan Pemakaiannya dalam Bahasa Arab (bukti otentik tidak dapat ditemukan sehingga penulis tidak dapat mendeskripsikan penelitiannya). Adapun tulisan ini akan membahas khusus harf /wāwu al- āmilah/ yang terdapat dalam Al-Qur`an juz Pengertian Sebelum membahas harf /wāwu al- āmilah/ terlebih dahulu penulis jelaskan tentang beberapa pengertian harf secara umum, karena /wāwu/ termasuk bagian dari harf. Pengertian harf menurut beberapa ahli bahasa Arab di antaranya sebagai berikut : Al-Ghulayaini (2005:11) menyatakan: /Al-harfu mā dalla `ala ma`na fi ghairi mislu : hal, fi, lam, wa, laisa lahu alāmatun yatamayyazu bihā kamā li al ismi wa al-fi li/ Harf itu tidak menunjukkan makna kecuali ketika ia terangkai dengan kata lain contoh: hal, fi, lam, dan tidak ada tanda-tanda khusus bagi harf yang membedakannya sebagaimana tanda-tanda yang dimiliki oleh ism dan fi il Kemudian Hubeis (1985:4) mengatakan :

2 /Al-harfu wa huwa lafzun lā yadullu `alā ma`nan mustaqillin illā ma`a ghairihi/ Harf adalah kata yang tidak menunjukkan makna yang jelas kecuali terangkai dengan kata yang lain Berdasarkan dua pendapat di atas dapat kita ketahuai bahwa /harf/ ialah kata yang tidak memilki makna yang sempurna kecuali harf tersebut terletak dalam suatu kalimat. Dan harf itu sendiri tidak memiliki tanda-tanda sebagaimana dimiliki oleh ism maupun fi`il. Menurut Ghulayaini (2005:619) harf dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua macam, yaitu /harfu mabna/ dan /harfu ma na/. /harfu mabna/ adalah harf yang menjadi bangunan atau komponen dalam pembentukan suatu kata. Sedangkan /harfu ma na/ adalah harf yang memiliki arti yang tidak sempurna kecuali terangkai dalam suatu kalimat. Harf /wāwu/ yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini termasuk /harfu ma na/. Adapun /harfu ma na/ terbagi menjadi dua macam, yaitu /harfu āmil/ dan /harfu gairu āmil/. Harf amil adalah harf yang dapat menentukan i rab dari suatu kata yang dimasukinya sedangkan harf gairu amil adalah harf yang tidak menentukan i rab dari suatu kata yang dimasukinya. Karena pokok pembahasan lebih erat kaitannya dengan harf amil, maka penulis lebih memfokuskan tentang harf āmil sedangakan harf ghairu amil tidak masuk dalam pembahasan ini. Pengertian harf āmil menurut pakar bahasa Arab, diantaranya Gulayaini (2005:619) menyatakan: /Al-harfu al- āmilu mā yuhdisu i rābān (ay tagayyurān) fi ākhiri gairihi mina al-kalimāti/ Harf āmil adalah yang menjadikan kasus atau perubahan bunyi harkat akhir pada kalimat Hubeis (1985:66) menambahkan:

3 /Al-harfu al- āmilu huwa al-laziy yuhdisu i rābān ay tagayyurān fi ākhiri al-ismi aw ākhiri al-fi li/ Harf āmil adalah yang menjadikan kasus (i rab) atau perubahan bunyi harkat pada akhir kata benda (ism) atau bunyi harkat akhir kata kerja (fi il) Berdasarkan pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan harf amil adalah harf yang menjadikan perubahan kasus (i rab) pada sebuah kata benda (ism) dan kata kerja (fi il) di dalam suatu kalimat yang dimasuki harf amil. Dalam bahasa Arab ism maupun fi il ditinjau dari i rab dan bina`-nya terdiri dari dua bagian, yaitu mu rab dan mabni. Ni mah (t.t:23) menjelaskan tentang pengertian mu rab dan mabni sebagai berikut: /al-mu rabu:huwa al-laziy yatagayyaru syakla akhiri bitagyiri mawqi ihi fi al-jumlah/ Mu rab ialah kata yang mengalami perubahan bentuk harkat akhirnya disebabkan perubahan letaknya dalam kalimat. Sedangkan mabni menurut Ni mah adalah: /al-mabni:huwa al-laziy lā yatagayyaru syakla akhiri bitagyiri mawqi ihi fi al-jumlah/ Mabni ialah kata yang tidak mengalami perubahan bentuk harkat akhirnya disebabkan perubahan letaknya dalam kalimat. Ism mu rab ialah ism di mana harkat akhirnya bisa berubah sesuai dengan perubahan kedudukannya dalam kalimat. Ism mu rab terbagi tiga, yaitu marfu, mansub,dan majzum. Ketiga ism tersebut memiliki tanda-tanda yaitu; a. Ism marfu, tanda-tanda rafa pada ism marfu yaitu: 1. Harkat dammah untuk ism: Mufrad, contoh: /najaha at-tālibu/ Siswa itu telah berhasil Jama mu`annas salim, contoh: Ibu-ibu guru telah datang /hadarat al-mudarrisātu/

4 Jama taksir, contoh: berdiri /qama ar-rijālu/ Bapak-bapak itu telah 2. Harf alif untuk ism musanna, contoh: /at-tā`iratāni aliyatani/ Kedua pesawat terbang itu sangat tinggi 3. Harf waw untuk ism: Jama muzakkar salim, contoh: /hadara al-muhandisuna/ Para ilmuan itu telah datang Asmaul khamsah, contoh: /jā`a abuka/ Ayahmu telah datang Bagi ism mu tal akhir seperti kata /al-fata/ dan /al-qadi/ tanda rafa - nya adalah harkat dammah yang disembunyikan (muqaddarah) pada akhir harkat ism tersebut. b. Ism mansub, tanda-tanda nasab pada ism nasab yaitu: 1. Harkat fathah untuk ism: Mufrad,contoh: /qada as-sā`iqu as-sayyārata/ Supir itu telah menjalankan mobil Jama taksir, contoh: /syarraha al-mudarrisu an-nususa/ Guru itu telah menjelaskan beberapa teks 2. Harf ya untuk ism: Musanna,contoh: kedua bapak guru itu /qābiltu al-mudarrisayni/ Saya menjumpai Jama muzkkar salim, contoh: mutanāfisina/ /kāna al-lā ibuna 3. Harkat kasrah untuk ism jama mu`annas salim, contoh: /ra`aytu al-mumarridāti/ Saya melihat para perawat 4. Harf alif untuk ism asmaul khamsah, contoh /syāhadtu akhāka/ Saya melihat saudaramu sedangkan tanda /mustafa/ maka tanda /nasab/ untuk ism mu tal akhir seperti pada contoh kata /nasab/ adalah harkat fathah yang disembunyikan pada harf alif.

5 c. Ism majrur, tanda-tanda nasab pada ism majrur yaitu: 1. Harkat kasrah untuk ism: Mufrad, contoh: /wasaltu ila ad-dāri/ Saya telah sampai ke kampong Jama taksir, contoh: berbicara dengan banyak orang Jama mu`annas salim, contoh: Saya bertanya kepada ibu-ibu guru 2. Harf ya untuk ism: Musanna, contoh: mentelaah dua cerita Jama muzakkar salim, contoh: Saya telah melewati para insinyur /tahaddastu ma a ar-rijāli/ Saya telah /sa`altu ila al-mu allimāti/ /atla tu ala qissatayni/ Saya telah /marartu bi al-muhandisina/ Asmaul khamsah, contoh: /tahaddastu ma a akhika/ Saya telah berbicara dengan saudaramu 3. Ada beberapa ism yang di-jar-kan dengan harkat fathah dalam posisi mufrad dan jama taksir disebut dengan /mamnu un min assarfi/ sedangkan bagi ism mu tal akhir seperti kata /al-fata/ dan /al-qadi/ di-jar-kan adalah harkat kasrah yang disembunyikan (muqaddarah) pada akhir harkat ism tersebut. Fi il mu rab ialah fi il yang berubah-ubah harkat akhirnya dalam kalimat. Dalam bahasa Arab fi il yang di-i rab adalah fi il mudari yang tidak bersambung dengan nun niswah atau nun tawkid. Fi il mudari yang di-i rab dibagi kepada tiga yaitu: marfu, mansub, dan majzum. a. Fi il mudari marfu, tanda-tanda rafa fi il mudari yaitu: 1. Harkat dammah, contoh: /ana aktubu/ Saya sedang menulis 2. Pengganti harkat dammah yaitu harf nun jika fi il tersebut termasuk af alu khamsah. Yang dimaksud af alu khamsah adalah setiap fi il mudari yang

6 berakhiran dengan alif musanna, waw jama, dan ya` mukhatabah. Contoh: /antuma taktubāni/ Kamu berdua sedang menulis dan jika fi il tersebut adalah mu tal akhir maka fi il tersebut di-rafa -kan dengan harkat dammah yang disembunyikan (muqaddarah) pada akhir harkat fi il tersebut. b. Fi il mudari mansub, tanda-tanda nasab fi il mudari yaitu: 1. Harkat fathah, contoh: /lan aktuba/ Aku tidak akan menulis 2. Pengganti harkat fathah yaitu membuang harf nun jika fi il tersebut termasuk af alu khamsah. Contoh: /lan taktubā/ c. Fi il mudari majzum, tanda-tanda jazm fi il mudari yaitu: 1. Harkat sukun, contoh: /lam aktub/ Saya tidak menulis 2. Pengganti harkat sukun yaitu membuang harf nun jika fi il tersebut termasuk af alu khamsah. Contoh: /lam taktubā/ Kamu berdua tidak menulis Menurut pengamatan penulis, waw yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah sebahagian dari harf-harf dalam bahasa Arab. Ditinjau dari jenisnya terdapat beberapa jenis. Dilihat dari segi berfungsi atau tidaknya, terdiri dari dua kelompok yaitu berfungsi ( amilah) dan yang tidak berfungsi (gayru amilah). Berikut penjelasan tentang harf waw ditinjau dari jenis dan fungsinya. 2.3 Jenis-jenis harf waw Harf waw ditinjau dari segi jenisnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Jika ditinjau dari segi fungsinya, maka harf waw itu ada yang berfungsi dan ada yang tidak berfungsi. Adapun yang termasuk waw yang berfungsi yang disebut dengan waw āmilah adalah waw qasam dan waw `atf, sedangkan yang termasuk waw gairu amilah (waw yang tidak berfungsi) adalah waw ibtida`, waw isti`naf, waw ma iyyah, waw hal, dan waw zaidah Wawu al- amilah Berikut ini akan dijelaskan tentang harf /wāwu al- āmilah/, yang terbagi menjadi dua jenis yaitu:

7 1. /wāwu al-qasami/ Sebelum membahas /wāwu al-qasami/ terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian harf qasam. Secara leksikal, qasam artinya sumpah (Yunus, 1990:341). Secara gramatikal harf qasam adalah harf yang bertugas untuk bersumpah. Yang termasuk harf qasam menurut Ni mah (t.t:180) : /Adawatu al-qasami hiya al-wawu wa al-ba`u wa at-ta`u/ Alat (harf) qasam ialah harf waw, ba`, dan ta` Kemudian Saifullah (2005:29) menjelaskan juga seperti penjelasan ini. Hadal (2005:176) menambahkan : / qāla ba duhum wa al-aslu fi hurufi al-qasami al-bā`u wa al-wāwu badlun minhā wa at-tā`u badlun min al-wāwi / Telah berkata sebahagian mereka (ahli nahwu) bahwa asal harf-harf qasam itu adalah ba` sedangkan harf waw adalah sebagai ganti dari harf ba`, dan harf ta` adalah sebagai ganti dari harf waw Gulayaini (200:569) mengatakan :. /wa al-wāwu wa at-tā`u takunāni li al-qasami kaqawlihi ta ala wa al-fajri wa layālin asyrin wa qawlihi ta Allāhi la akidanna asnāmakum wa at-tā`u lā tadkhulu illā ala lafzi al-jalalati/ Waw dan ta` untuk sumpah. Sebagaimana firman Allah wa al-fajri wa layālin asrin dan firman-nya ta Allahi la akidanna asnāmakum, dan harf ta` hanya masuk kepada lafazh Jalalah saja Dari beberapa penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa harf-harf qasam itu adalah ba`, waw, dan ta`. Ba` adalah harf qasam yang asli, dan harf waw sebagai ganti dari ba`. Sedangkan ta` adalah sebagai ganti dari waw. Ta` sebagai harf qasam hanya dapat berada di depan ism khusus lafaz Jalalah, contohnya:

8 /Ta Allāhi la af alanna/ Demi Allah aku akan melakukannya Ba` dan waw dapat berada di depan ism apa saja yang dapat digunakan untuk sumpah, tidak terbatas pada lafaz Jalalah saja. Apakah bersumpah demi Allah, demi matahari, demi langit, dan lain sebagainya. Contoh : /Wa as-samā`i wa at-tāriq/ Demi langit dan yang datang pada malam hari, (QS.At-Tariq [86]:1) /Bi Allāhi la ajtahidanna/ Demi Allah aku akan bersungguh-sungguh 2. /Wāwu `atf/ Sebelum membahas pengertian /wāwu `atf/, terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian atf dan pembagiannya. Secara leksikal (lughah) kata / atf/ adalah masdar atau kata dasar yang berarti cenderung, bengkok, dan kasihan fi il madi-nya adalah / atafa/ yang berarti memperikutkan. Secara gramatikal atf adalah kata sambung yang menghubungkan ma tuf (kata yang berada setelah harf atf) dengan ma tuf alaihi (kata yang berada sebelum harf atf) dalam ketentuan yang sama baik dari segi lafaz maupun makna. Atf terbagi menjadi dua bagian, yaitu / atf bayān/ dan / atf nasaq/ (Suyuti,t.t:132). Hal ini juga sebagaimana dikemukakan oleh Hadal (2005:219) :

9 /Wa al- atf istilāhan nau āni atf bayān bi gairi harfin wa atf nasaq wa huwa mā kāna bi harfin/ Atf secara istilah terbagi dua atf bayan yaitu atf yang tidak menggunakan harf dan atf nasaq adalah atf yang menggunakan harf. Massih (1985:224) menambahkan: / Atfu al-bayāni huwa tābi asyharu min matbu ihi/ Atf bayan yaitu pengikut yang lebih masyhur dari yang diikutinya / Atfu an-nasaqi huwa tābi yali ahada hurufi al- atf/ Atf nasaq yaitu pengikut dengan adanya salah satu harf atf Gulayaini (2005:610) menjelaskan pengertian atf bayan sebagai berikut: / Atf al-bayāni huwa tābi jamidun yusbihu an-na ta fi kaunihi yaksifu ani al-muradi kama yaksifu an-na tu/ Atf bayan adalah pengikut yang jamid (tetap, tidak diambil dari kata lain), menyerupai na at (kata sifat) dalam bentuk kaadaannya, menjelaskan tentang maksud sebagaimana halnya na at Contoh: /Jā`a sahibuka zaidun/ Telah datang temanmu si Zaid Kemudian atf nasaq menurut Gulayaini (2005:612) : /Al-ma tufu bi al-harfi huwa tābi yatawassatu bainahu wa baina matbu ihi harfun min ahrufi al- atfi wa yusamma al- atfu bi al-harfi atfa nasaqi aidan/ Ma tuf dengan harf ialah pengikut yang antara pengikut dan yang diikutinya terdapat salah satu harf atf. Atf dengan harf disebut juga dengan atf nasaq

10 Contoh: /Tawalla al-khilāfata abu bakrin wa umaru/ Abu Bakar dan Umar menjabat sebagai Khalifah Karena harf waw lebih erat kaitanya dengan atf nasaq ( atf dengan harf) maka pembahasan ini lebih ditekankan pada atf nasaq. Sebagai langkah pertama untuk mengetahui pengertian atf nasaq ialah dengan mengetahui asal kata dan artinya terlebih dahulu. Secara bahasa / atf nasaq/ terdiri dari dua kata yakni / atfun/ yang berarti penghubung atau kecenderungan, /nasaqun/ yang berarti beratur atau teratur. Secara harfiyah / atfun nasaq/ diartikan penghubung yang teratur. Al-Hadal (t.t:223) menjelaskan: /Fa atfu an-nasaqi yatba u fi jami i wujuhi al-i rābi liannahu yadkhulu alasmā`a wa al-af āla wa al-jumlata wa syabihahā/ Adapun atf nasaq itu megikuti semua jenis irab karena ia masuk baik pada semua jenis ism dan pada semua jenis fi il dan jumlah (kalimat) maupun syibhu jumlah (frasa) Adapun harf nasaq (harf atf) itu ada sembilan sebagaimana dikemukan oleh Gulayaini (2005:612) : /Ahrufu al-`atfi tis atun wa hiya : al-wāwu, wa al-fā`u wa summa aw hatta wa au, wa am, wa bal wa la wa lakin/ Harf `atf ada sembilan yaitu, waw, al-fā`u, summa, hatta, au, am, bal, la dan lakin Kemudian Hasyimi (t.t:298) dan Ni mah (t.t:36) menjelaskan juga seperti penjelasan ini. Jarim (1947:148) menegaskan :

11 /Al- atf: tābi un yatawassatu bainahu wa baina matbu ihi ahadu hazihi al-hurufi wa hiya al-wāwu, al-fā`u, summa, aw, am, la, bal, lakin, wa hatta/ Atf adalah tabi (pengikut) yang diantara ma tuf (kata yang berada setelah harf atf) dengan ma tuf alaihi (kata yang berada sebelum harf atf) terdapat salah satu dari harf atf yaitu waw, fa`, summa, aw, am, la, bal, dan hatta Waw gairu al- amilah Berikut ini akan dijelaskan tentang harf /wāwu gairu al- āmilah/, yang terbagi menjadi 5 jenis yaitu: 1. /wāwu ibtidā`/ Secara gramatikal harf ibtida` merupakan harf yang terletak dipermulaan kalam dan permulaan alinea. Terletak di depan ism, fi il ataupun harf. Menurut Massih, 1982: ) yang termasuk harf ibtida` adalah /wāwu/, /lakin/, /la/, /fa/, /hatta/, /bal/. Sebahagian harf ibtida` termasuk harf yang berfungsi menentukan irab kata sesudahnya dan sebahagian lagi tidak. Diantara harf ibtida`, harf واو /wāwu/ adalah harf yang tidak berfungsi dalam menentukan i rab kata sesudahnya, tidak memiliki arti tertentu melainkan hanya bertugas untuk menyatakan permulaan kalam dan alinea, dan terletak di depan ism, fi il dan harf. Contoh : /Wa taqabbal tahyāti wa aswāqi/ Terimalah salam hormat dan rindu dariku

12 Pada contoh di atas waw ibtida` terletak di depan fi il, terletak di awal kalam, bertugas untuk menyatakan permulaan kalam dan alinea serta tidak berfungsi menentukan i rab kata sesudahnya. 2. /wāwu isti`nāf/ Secara gramatikal harf isti`naf merupakan harf yang tidak berfungsi dalam menentukan i rab kata sesudahnya, tidak memiliki arti tertentu, dan terletak dipermulaan kalimat di tengah kalam baik jumlah ismiyah maupun jumlah fi`liyah. Harf isti`naf terletak di depan ism, fi il, dan harf. Disebut isti`naf sebab apabila harf tersebut dibuang dari kalam tidak menyebabkan perubahan arti. Adapun yang termasuk harf isti`naf adalah harf /wāwu/ dan harf /fā`u/. Perlu diperhatikan bahwa dalam penggunaan isti`naf kalam (kalimat) sesudahnya tidak berhubungan dengan kalam (kalimat) sebelumnya, kalimat sesudahnya disebut dengan insya`iyah dan kalimat sebelumnya disebut dengan khabariyyah. Contoh: /Wa ada Allahu haqqan wa man asdaqa mina Allāhi qilan/ Allah telah membuat suatu janji yang benar siapakah yang lebih benar perkataannya dari Allah Pada contoh di atas waw isti`naf terletak di depan ism dan tidak berfungsi dan waw tersebut tidak mungkin sebagai waw atf kalimat yang sesudahnya kepada kalimat sebelumnya. 3. /wāwu ma iyyah/ Waw ma iyyah adalah harf yang terletak di depan ism sebagai penghubung untuk menyatakan kesamaan waktu. Dan ism sesudahnya mansub selamanya karena menjadi maf`ul ma ah. Waw ma iyyah tidak berfungsi menentukan i rab kata sesudahnya. Contoh:

13 /Utrukni wa al-kitāba/ Tinggalkan saya bersama buku itu 4. /wāwu hāl/ Sebelum membahas /wāwu hāli/, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian hal. Hal adalah ism untuk menerangkan keadaan fa il atau maf ul bih ketika terjadi suatu perbuatan. Fa il (subjek) atau maf ul bih (objek) yang diterangkan keadaannya itu dinamakan /sāhibul hāl/. Hal dilihat dari segi pemakaiannya terbagi menjadi tiga,yaitu hal yang berupa mufrad, hal yang berupa syibhul jumlah, dan hal yang berupa jumlah ismiyyah ataupun jumlah fi liyyah. Hal mufrad harus sama-sama sahibul halnya dengan hal-nya, baik dari segi mufrad, musanna dengan mussana, jama dengan jama, baik mu`annas maupun muzakkar. Sedangkan hal yang berupa syibhul jumlah terdiri dari zaraf mazuf atau jar majrur. Yang terakhir hal yang terdiri baik dari jumlah ismiyyah maupun jumlah fi liyyah. Hal yang berupa kalimat harus mempunyai rabit (penghubung) yang menghubungkan jumlah itu dengan sahibul halnya. Waw merupakan salah satu dari rabit yang menghubungkan jumlah ismiyyah dengan sahibul hal. Waw hanya dapat masuk pada hal yang berupa jumlah ismiyyah maupun jumlah fi liyyah, waw hal boleh menempati zarfiyyah. Contoh: /Nazhabu ila al-jāmi ah wa al-mataru yanzilu/ Kami pergi ke kampus ketika hujan turun /Ya ayyuha allazina amanu lā taqrabu as-shalata wa antum sukara/ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk (QS.An-Nisa [4]:43)

14 Pada contoh di atas dapat kita ketahui bahwa harf waw adalah sebagai rabit (penghubung) yang menerangkan keadaan kata sebelumnya. Pada contoh di atas harf waw sebagai penghubung yang menghubungkan kalimat sebelumnya dengan kalimat sesudahnya (jumlah ismiyyah) yang terdiri dari mubtada` dan kabar. 4. /wawu zaidah/ Harf waw zaidah adalah harf yang tidak mempunyai arti tertentu, melainkan hanya sebagai tambahan saja. Harf waw zaidah baik dipergunakan atau tidak, tidak akan menimbulkan perubahan arti dan i rab. Waw zaidah dapat terletak di depan ism, fi il, dan harf dan juga terletak sesudah illa sebagai penguat hukum. Contoh: /mā min ahadin illa wa lahu tama un aw hasdun/ Tidak ada satu pun dari diri seseorang kecuali tamak dan dengki Dalam penelitian ini penulis tidak mendeskripsikan secara spesifik tentang harf gairu amilah, karena tidak termasuk dalam pembahasan penulis. Fungsi dan kedudukan harf waw amilah Waw Qasam Waw qasam adalah harf yang berfungsi (beramal) untuk membuat kata sesudahnya ber irab jar ditandai dengan harkat kasrah. Hal ini seperti dijelaskan oleh Ni mah (t.t:180) sebagai berikut: /Wa hiya hurufu jarrin tajurru mā ba dahā/ Dan (harf qasam) itu adalah harf jar yang berfungsi men-jar-kan kata sesudahnya Contoh:

15 /wa al-fajri/ Demi fajar (QS.Al-Fajr [89]:1) /wa Al-Qur`āni al-hakim/ Demi Al Qur'an yang penuh hikmah (QS.Yaa siin [36]:2) /wa al-mursalāti urfa/ Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan (QS.al-Mursalat [77]:1) Apabila kita teliti beberapa contoh di atas, semua ism yang berada sesudah waw qasam itu ber-i rab jar. Kata sesudah harf waw berkedudukan sebagai muqsam bih. Waw Atf Waw atf adalah harf yang berfungsi menggabungkan kata sebelum harf waw yang disebut (ma tuf alaihi) dan sesudahnya (ma tuf) dalam i rab yaitu ketika rafa, nashb, jar, dan jazm. Ma tuf dan ma tuf alayhi bisa berbentuk ism, fi il, sibhul jumlah maupun jumlah. Contoh: /huwa al-awwalu wa al-akhiru wa az-zāhiru wa al-bātinu wa huwa bikulli syay`in alimun/ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS.Al-Hadid [57]:3)

16 /qala innamv `asyku bassi wa huzni ila Allāhi wa a lamu mina Allahi ma lā ta lamuna/ Ya`qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya (QS.Yusuf [12]:86) Pada contoh (1) di atas terdapat harf waw yang menghubungkan ism dengan ism yaitu kata /al-akhiru/ dengan kata /al-awwalu/ berkedudukan sebagai khabar. Pada contoh (2) di atas terdapat harf waw yang menghubungkan ism dengan ism yaitu kata /huzni/ dengan kata /bassi/ berkedudukan sebagai maf ul bih. 2.5 Korelasi (hubungan) dan makna antara kata sebelum dan sesudah harf /wāwu al- āmilah/ Muqsam bih dan jawab qasam Waw qasam adalah harf yang digunakan untuk bersumpah. Setiap waw qasam harus disertai muqsam bih dan jawab qasam. Muqsam bih ialah kata yang digunakan untuk bersumpah, seperti bersumpah dengan nama Allah, langit, bumi, dan lain sebagainya. Sebagaimana Gulayaini (2005:569) menyatakan: /Wa al-wāwu tadkhulu `ala kulli muqassam bi hi/ Adapun waw dapat memasuki setiap muqsam bih Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa waw merupakan harf jar yang bermakna sumpah. Harf waw dapat memasuki setiap muqsam bih yaitu kata yang digunakan untuk bersumpah baik bersumpah dengan Allah, langit, bumi dan lain sebagainya tidak dikhusukan bersumpah dengan menggunakan lafaz Jalalah saja. Jawab qasam ialah kalimat yang berada sesudah harf waw qasam dan muqsam bih digunakan untuk mempertegas sumpah. Contoh:

17 /Wa al-asri, innā al-insāna lafi khusrin/ Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian (QS.Al-Ashr [103]:1-2) /Wa al-qur`āni al-hakim innaka lamina al-mursalin/ Demi Al-Qur`an yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (QS.Yasin [36]:2-3) Berdasarkan contoh di atas harf waw digunakan untuk bersumpah. Kata yang di masuki harf waw qasam itu berharkat kasrah akhirnya yaitu kata /al-asri/ dan kata /al-qur`ani/. Kata sesudah harf waw qasam yaitu /al-asri/ pada contoh (1) dan kata /al-qur`ani/ pada contoh (2) disebut muqsam bih. Sedangkan pesan yang ingin ditegaskan dengan sumpah disebut /jawābu al-qasami/ yaitu kata yang terletak setelah harf qasam dan muqsam bih, yaitu kalimat /inna alinsāna lafi khusrin/ pada contoh (1) dan kalimat /innaka lamina almursalin/ pada contoh (2). Jawab qasam tersebut disertai dengan harf taukid seperti /inna/ dan ada pula yang tidak. Sesuai dengan kaidah tata bahasa Arab bahwa jawab qasam seperti tersebut di atas harus disertai harf taukid apabila: 1. Jawab qasam-nya jumlah ismiyah yang musbit, maksudnya kaliamat (jawab qasam) tersebut dimulai dengan ism (kata benda) atau damir (kata ganti) yang tidak didahului oleh harf nafi (kata-kata yang menidakkan), maka harus ada penegasan dengan harf /inna/ dan harf /al-lām/ atau dengan harf /inna/ saja. Contoh: /Wa Allāhi inna fā ila al-khairi la mahbubun/ Demi Allah sesungguhnya orang yang berbuat kebaikan akan disukai atau boleh juga:

18 2. Jawab qasam-nya jumlah fi liyah yang musbit, dan fi il-nya adalah fi il madi, maksudnya kalimat (jawab qasam) tersebut didahului oleh fi il (kata kerja) yang menunjukkan masa lampau dan fa il, dan kalimat tersebut tidak didahului dengan harf nafi (kata-kata yang menidakkan), maka harus ada penegasan dengan harf /qad/ dan harf /al-lam/ atau dengan harf /qad/ saja. Contoh: /Wa Allāhi laqad `ata tu amraka/ Demi Allah sesungguhnya aku telah menuruti peritahmu atau boleh juga: 3. jawab qasam-nya jumlah fi liyah yang musbit dan fi il-nya adalah fi il mudhari, maksudnya kalimat (jawab qasam) tersebut harus didahului oleh fi il (kata kerja) yang menunjukkan masa sekarang dan fa il, dan kalimat tersebut tidak didahului dengan harf nafi (kata-kata yang menidakkan), maka harus ada penegasan dengan harf /lāmu al-qasami/ dan /nunu tawkid/ Contoh: /Wa Allāhi lauhasibanna al-muqassara/ Demi Allah saya akan membalas orang yang lalai Sebaliknya jika jawab qasam-nya dalam bentuk kalimat manfi, baik kalimat ismiyah maupun kalimat fi liyah, maka tidak harus ada penegas (taukid). Contoh kalimat ismiyah dalam bentuk pernyataan manfi:

19 /Wa haqqika lā najaha illa bi al-masābarah/ Demi Allah tidak ada keberhasilan kecuali dengan pembiasaan Contoh kalimat fi liyah dalam bentuk pernyataan manfi: /Wa Allāhi mā yadi u majhudaka/ Demi Allah tidak akan lenyap kesungguhanmu Sering juga dijumpai bahwa syarat dan qasam terdapat dalam satu kalimat, dalam konteks ini jawab qasam harus terdahulu dari keduanya. Contoh: /wa Allāhi in ittaqanta al- amala latanjahanna/ Demi Allah jika kamu terampil dalam pekerjaan itu kamu akan berhasil (kata /latanjahanna/ diberi penegas dengan harf /al-lāmu/ dan /nun/ karena qasam-nya terlebih dahulu dari syarat-nya) /in ittaqanta al- amala wa Allāhi tanjah/ jika kamu terampil dalam pekerjaan itu, demi Allah kamu akan berhasil (kata /tanjah/ di-jazm-kan, karena fi il syarat-nya mendahului qasam) (Ni mah,t.t: ). Ma tuf dan ma tuf alaihi Waw atf adalah harf yang digunakan untuk menghubungkan antara ma tuf dengan ma tuf alayhi dalam suatu ketentuan baik secara lafaz (i rab) maupun makna. Ma tuf ialah kata yang terletak setelah harf waw. Ma tuf selalu mengikuti ma tuf alayhi dalam i rab maupun makna. Sebagaimana Massih (1985:224) menjelaskan:

20 /Wa al-ma tufu yatba u al-ma tufu alaihi fi al-i rābi/ dan ma tuf mengikuti ma tuf alahi pada irab Sedangkan ma tuf alayhi ialah kata yang berada sebelum harf waw. Ma tuf alayhi bisa ism, fi il, sibhul jumlah, dan jumlah. Jadi dapat disimpulkan bahwa waw dapat menghubungkan ism dengan ism, fi il dengan fi il, sibhul jumlah dengan sibhul jumlah, dan jumlah dengan jumlah Contoh /wāwu `atf/ yang menghubungkan ism (kata benda) dengan ism (kata benda). /ra aytu aliyan wa at-tālibat/ Saya telah melihat Ali dam mahasiswi-mahasiswi itu /marartu bi muhammadin wa at-tilmizataini/ Saya berjalan dengan Muhammad dan dua orang siswi /ana wa anta sadiqāni/ Saya dan engkau adalah dua orang yang bersahabat Berdasarkan contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa yang di- atf-kan itu adalah ism dengan ism, baik itu ism mufrad dengan jama sama-sama nasb, seperti pada contoh pertama, ism mufrad dengan musanna sama-sama jar, seperti pada contoh kedua, dan ism damir dengan damir sama-sama rafa, seperti pada contoh ketiga. Contoh /wāwu `atf/ yang menghubungkan fi il dengan fi il

21 /illa allazina amanu wa amilu as-sālihāti lahum ajrun gaiu mamnun/ Kecuali orangorang yang beriman dan beramal saleh bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya (QS.At-Tin [84]:25) /satuglabuna wa tuhsyaruna ila jahannam/ Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam (QS.Ali Imran [3]:12) /lan yagdiba wa lan yadriba abuhu/ Ayahnya tidak pernah marah dan tidak pernah memukul /lam yalid wa lam yulad wa lam yakun lahu kufuan ahad/ Dia tidak beranak dan tidak (pula) diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (QS.Al-Ikhlas [112]:3-4) /kulu wa israbu/ makan dan minumlah kamu Berdasarkan contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa yang di atfkan oleh wawu atf itu adalah sama-sama fi il madi pada contoh pertama, fi il mudari dengan mudari sama-sama rafa seperti pada contoh kedua, sama-sama nasb seperti pada contoh ketiga, sama-sama jazm seperti pada contoh keempat, dan fi il amr dengan fi il amr seperti pada contoh kelima. Contoh /wāwu `atf/ yang menghubungkan jumlah dengan jumlah. /Allahu qādirun wa al-insānu da ipun/ Allah itu maha kuasa dan manusia itu lemah

22 /qāma zaidun wa qa uda aliyyun/ Zaid berdiri dan Ali duduk Berdasarkan contoh di atas waw dapat menghubungkan jumlah dengan jumlah. Pada contoh (1) waw menghubungkan jumlah ismiyah dengan jumlah ismiyyah. Pada contoh (2) waw menghubungkan jumlah fi liyah dengan jumlah fi liyah.

MAKALAH PENAMBAHAN WAWU DALAM KATA ATAU KALIMAT

MAKALAH PENAMBAHAN WAWU DALAM KATA ATAU KALIMAT MAKALAH PENAMBAHAN WAWU DALAM KATA ATAU KALIMAT Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qawaid ul Imla Dosen Pengampu: Muhammad Mas ud, M. Pd.I Disusun Oleh: 1. Yuli Hastuti 111-11-049 2. Evi Triyani 111-11-060

Lebih terperinci

ḥ așalat bitarkībi ba ḍ ihā ma a ba ḍ in min i rābin wa binā`in wa mā yatba uhumā/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ḥ așalat bitarkībi ba ḍ ihā ma a ba ḍ in min i rābin wa binā`in wa mā yatba uhumā/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu maksud atau keinginan kita kepada orang lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang harf jar di Program studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU, telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu : Analisis makna harf jar ala pada surah Al- Baqarah

Lebih terperinci

Muqaddimah. Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy) rahimahullah :

Muqaddimah. Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy) rahimahullah : Muqaddimah Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy) rahimahullah : Macam-macam Kalam Al kalam adalah Lafadz yang tersusun yang berfaedah dengan bahasa arab. Kalam itu ada tiga bagian :

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Nahwu II Kode Mata Kuliah : AR 303 Bobot SKS : 2 SKS Semseter : III (Tiga) Prasyarat : Lulus mata kuliah/mengontrak: 1. Arabiyah Asasiyah 2. Nahwu 1 D o s e

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan adanya bahasa manusia dapat menyampaikan tujuan mereka kepada orang lain dengan mudah dan

Lebih terperinci

Matan Al Ajrumiyyah. Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi Khairul Umam Al Batawy

Matan Al Ajrumiyyah. Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi Khairul Umam Al Batawy Matan Al Ajrumiyyah Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi Khairul Umam Al Batawy Ĥ Matan Al Ajrumiyyah Penulis Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi Khairul Umam Al Batawy Penyusun E-Book Abu Aufa Disebarkan Melalui

Lebih terperinci

SILABUS NAHWU 1 AR 105. Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd.

SILABUS NAHWU 1 AR 105. Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd. SILABUS NAHWU 1 AR 105 Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA SAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 40 1. Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim 8 Bab II Mengenal Macam-macam Isim Alokasi Waktu Materi : 120 menit :- Pembagian Isim Ditinjau dari Bilangannya - Pembagian Isim Ditinjau dari Perubahannya - Beberapa Contoh Isim lainnya ISIM bilangannya

Lebih terperinci

Di dalam tulisannya tidak akan anda temukan bagaimana uraian tentang hal tersebut, karena untuk tahu penjelasan lengkapnya anda harus mengikuti

Di dalam tulisannya tidak akan anda temukan bagaimana uraian tentang hal tersebut, karena untuk tahu penjelasan lengkapnya anda harus mengikuti Inti Ilmu Nahwu Tulisan ini terilhami oleh uraian Yusuf Mulan di internet, yang membahas tentang cara baru mempelajari bahasa Arab. Di situ beliau, antara lain, menyinggung tentang 6 cara menulis Zaid

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P ) Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot SKS Semester Prasyarat D o s e n : Nahwu III : AR508 : 2 SKS : IV (Empat) : Lulus mata kuliah: 1. Arabiyah Asasiyah 2. Nahwu I dan

Lebih terperinci

Al-Qur an Surah At Tin

Al-Qur an Surah At Tin Aspek Al-Qur an 1 Al-Qur an Surah At Tin Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat membaca Al-Qur an Surah At-Tin dengan tartil, dapat menyebutkan arti, dan menjelaskan makna

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara / ABSTRAK Faisala arbi. 050704007. Analisis Tentang GayaBahasa Sumpah Beserta Rukun dan Jenisjenisnya Pada Juz 30 Dalam Al- Qur an. Gaya bahasa sumpah dalam bahasa Arab merupakan salah satu bentuk taukid

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara i iii v viii 1 1 5 Universitas Sumatera Utara 5 6 7 9 39 39 39 Universitas Sumatera Utara / Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Faisala arbi. 050704007. Analisis Tentang GayaBahasa Sumpah Beserta Rukun

Lebih terperinci

No Kompetensi Dasar Indikator Materi Pengalaman Belajar Life Skills Penilaian Alokasi waktu. Sumber/ Bahan/Media/Alat 1.

No Kompetensi Dasar Indikator Materi Pengalaman Belajar Life Skills Penilaian Alokasi waktu. Sumber/ Bahan/Media/Alat 1. Mata Kuliah : N A H W U 1 Bobot : 2 sks Kelompok MK : Mata Kuliah Kompetensi (MKKU) Prodi : Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya Kompetensi Mata Kuliah

Lebih terperinci

SILABUS. Mata Kuliah : Nahwu 3 Kode Mata Kuliah : AR 508 : 2 (dua)

SILABUS. Mata Kuliah : Nahwu 3 Kode Mata Kuliah : AR 508 : 2 (dua) SILABUS Mata Kuliah : Nahwu 3 Kode Mata Kuliah : AR 508 SKS : 2 (dua) Semester : IV (Empat) Dosen : Drs. H. Agus Salam Rahmat, M.Pd. M. Zaka Alfarisi, S. Pd. Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab Prasyarat

Lebih terperinci

STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (A. Suherman)

STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (A. Suherman) STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (A. Suherman) A. Sruktur Kebahasaan Yang dimaksud dengan struktur-struktur kebahasaan adalah struktur- struktur grammar atau tata bahasa. Terdapat banyak

Lebih terperinci

Infleksi Alias I'rãb

Infleksi Alias I'rãb Infleksi Alias I'rãb Dalam tatabahasa Bahasa Arab (selanjutnya disingkat TbBA), kita menemukan konsep tentang perubahan kata secara tatabahasa (i'rãb). Itulah TbBA, dan segala hal selainnya berputar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sesuatu yang kḥas, yang hanya dimiliki oleh manusia. Ernest Cassier dalam hal ini menyebutkan manusia sebagai animal symbolicum, yakni makhluk yang

Lebih terperinci

DIREKTORAT DIKDASMEN YPI AL AZHAR BIDANG KURIKULUM SMP/SMA ISLAM AL AZHAR KISI-KISI UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN PELAJARAN

DIREKTORAT DIKDASMEN YPI AL AZHAR BIDANG KURIKULUM SMP/SMA ISLAM AL AZHAR KISI-KISI UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN PELAJARAN DIREKTORAT DIKDASMEN YPI AL AZHAR BIDANG KURIKULUM SMP/SMA ISLAM AL AZHAR KISI-KISI UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN PELAJARAN 04-05 JENJANG SEKOLAH MATA PELAJARAN JUMLAH SOAL ALOKASI WAKTU : SMP ISLAM AL AZHAR

Lebih terperinci

/jundīyyun muslimun/ dalam Buku Al-Qirā atu

/jundīyyun muslimun/ dalam Buku Al-Qirā atu Penelitian tentang klausa belum pernah diteliti pada Program Studi Bahasa Arab, Fakultas Sastra,. Adapun judul yang telah ada adalah Analisis Konstrastif Kalimat Verbal dan Kalimat Nominal dalam Bahasa

Lebih terperinci

LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali

LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali Edisi Kelima: Cetakan I, Jumadal Ukhra 1433 / Mei 01 Edisi Keempat: Cetakan I, Muharram 143 / Mei 011

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI

PEDOMAN TRANSLITERASI PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Lebih terperinci

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF )

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF ) MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF ) Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Masita Mulyaningtyas 111-13-283 Nur Azizah 111-13-298 Aisah Umi Zar I 111-13-302

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bidang linguistik, penerjemahan biasanya dikelompokkan ke dalam bidang linguistik terapan karena berbagai teori yang telah dirumuskan dalam linguistik teoritis diterapkan

Lebih terperinci

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)

Lebih terperinci

SILABUS NAHWU 2 AR 303. Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag. M. Zaka Alfarisi, S. Pd.

SILABUS NAHWU 2 AR 303. Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag. M. Zaka Alfarisi, S. Pd. SILABUS NAHWU 2 AR 303 Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag. M. Zaka Alfarisi, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 67 SILABUS 1. Identitas

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. Sesungguhnya kamu

Lebih terperinci

MAKALAH. MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT. Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh :

MAKALAH. MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT. Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh : MAKALAH MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh : 1.Ali Faqih Syarifuddin 111-13-078 2.Denny Arizal.R 111-13-091 3.Muhammad

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Muqsam bih pada huruf wawu yang pertama pada surah al-ti>n ayat 1-3:

BAB IV ANALISIS. Muqsam bih pada huruf wawu yang pertama pada surah al-ti>n ayat 1-3: BAB IV ANALISIS A. Analisis Data Muqsam bih pada huruf wawu yang pertama pada surah al-ti>n ayat 1-3: sinai) (demi gunung و ط ور س ين ين zaytu>n) (demi buah tin dan buah و الت ين و ال زي ت ون aman). (demi

Lebih terperinci

Muhammad Ibnu Soim BAB I PEMBAHSAN A. BAB IDHOFAH. Idhofah ialah hubungan antara dua isim dengan mengira-ngira huruf jer serta

Muhammad Ibnu Soim BAB I PEMBAHSAN A. BAB IDHOFAH. Idhofah ialah hubungan antara dua isim dengan mengira-ngira huruf jer serta BAB I PEMBAHSAN A. BAB IDHOFAH Idhofah ialah hubungan antara dua isim dengan mengira-ngira huruf jer serta mewajibkan pada isi yang kedua untuk dibaca jar selama-lamanya (menjadi mudhof illaih). Sedangkan

Lebih terperinci

b. Wawu Wawu dipergunakan sebagai tanda rafa, pada jamak mudzakar salim dan asmaul khomsah.

b. Wawu Wawu dipergunakan sebagai tanda rafa, pada jamak mudzakar salim dan asmaul khomsah. 1. Mubtada Mubtada adalah isim yang dibaca rafa yang jatuh di awal kalimat (jumlah). Isim yang berposisi sebagai mubtada lazimnya berupa isim ma rifat (diawali dengan al ma rifat, isim dhomir, isim alam,

Lebih terperinci

Fa al- a>qilu al-kari>mu ka>milun (Baidaba, 2002: 150). Maka orang berakal yang mulia adalah orang yang sempurna.

Fa al- a>qilu al-kari>mu ka>milun (Baidaba, 2002: 150). Maka orang berakal yang mulia adalah orang yang sempurna. BAB III FUNGSI KATEGORI ADJEKTIVA Kategori adjektiva dapat menempati posisi yang berbeda-beda dalam tataran fungsi sintaksis. Macam-macam fungsi sintaksis adalah predikat, subjek, objek, keterangan, dan

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH

AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 7 AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH Hamka Ilyas Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Abstrak: Dalam pembahasan tentang isim, maka akan ditemukan

Lebih terperinci

AGAMA ISLAM KOMPETENSI YANG DIUJIKAN INDIKATOR

AGAMA ISLAM KOMPETENSI YANG DIUJIKAN INDIKATOR AGAMA ISLAM NO 1 Rajin Belajar 1.1 Siswa dapat mengetahui manfaat belajar 1.2 Siswa dapat melafalkan doa sebelum belajar 1.3 Siswa dapat mengetahui tugas nabi 1.4 Siswa dapat menyebutkan manfaat rajin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah

BAB V PENUTUP. 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah 363 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah model yang secara prosedural dilakukan melalui lima tahapan. Tahapantahapannya ditempuh secara

Lebih terperinci

KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH

KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH Kaidah-kaidah dalam membaca Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama ah, yaitu : 1. Apabila ada huruf, dimana setelahnya adalah Alif mati ( ا ), maka huruf tersebut

Lebih terperinci

Perbandingan Kenikmatan Surga dan Kenikmatan Dunia

Perbandingan Kenikmatan Surga dan Kenikmatan Dunia Perbandingan Kenikmatan Surga dan Kenikmatan Dunia Oleh : Ustadz Said Yai, Lc. Surga memiliki banyak kenikmatan. Kenikmatan-kenikmatan tersebut tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan yang ada di dunia.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SILABUS Program Studi : Sastra Indonesia Kode Mata Kuliah : Mata Kuliah : Bahasa Bobot : 2 SKS Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami pengetahuan

Lebih terperinci

Qalqalah dan Ra. Aspek Al-Qur an

Qalqalah dan Ra. Aspek Al-Qur an Aspek Al-Qur an Qalqalah dan Ra 1 Tujuan Pembelajaran Dalam bab ini siswa diharapkan mampu menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra serta menerapkannya dalam Al-Qur'an dengan benar Sumber: http://wwwiluvislamcom

Lebih terperinci

Fakar Al-Mazda Roby atul Adawya

Fakar Al-Mazda Roby atul Adawya Fakar Al-Mazda Roby atul Adawya NASIHAT CAHAYA HATI Penerbit DAFTAR ISI Bagian Pertama : CINTA Bagian Kedua : ILMU Bagian Ketiga : UNTUKMU SAHABATKU Bagian Keempat : UNTUKMU WAHAI KEKASIH Bagian Kelima

Lebih terperinci

BAB LAPAN PENUTUP. cadangan. Tajuk kesimpulan mengandungi kesimpulan-kesimpulan bagi. mempertingkatkan pengajaran bahasa Arab.

BAB LAPAN PENUTUP. cadangan. Tajuk kesimpulan mengandungi kesimpulan-kesimpulan bagi. mempertingkatkan pengajaran bahasa Arab. BAB LAPAN PENUTUP 8.0. Pengenalan Bab terakhir ini mengandungi dua tajuk utama iaitu kesimpulan dan cadangan. Tajuk kesimpulan mengandungi kesimpulan-kesimpulan bagi fakta-fakta penting yang dibahaskan

Lebih terperinci

Dialihbahasakan oleh: Ummu Abdullah. Desain Sampul: Ummu Zaidaan. Edisi Revisi ke III

Dialihbahasakan oleh: Ummu Abdullah. Desain Sampul: Ummu Zaidaan. Edisi Revisi ke III Dialihbahasakan oleh: Ummu Abdullah Desain Sampul: Ummu Zaidaan Edisi Revisi ke III Sumber: Islam4Kids.com dengan beberapa penyesuaian. Aku seorang Muslim Kamu pasti bisa melihatnya Yuk, aku ceritakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas dari bahasa tersebut, begitu juga dalam bahasa Arab. Ada

Lebih terperinci

Isim adalah kata yang digunakan untuk nama seseorang ataupun nama lain.

Isim adalah kata yang digunakan untuk nama seseorang ataupun nama lain. Isim adalah kata yang digunakan untuk nama seseorang ataupun nama lain. Fi il adalah kata yang menunjukan pekerjaan yang terjadi pada waktu tertentu. Harf adalah kata yang maknanya menjadi jelas manakala

Lebih terperinci

DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN

DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN 1. Membaca Al Qur an Bulan Ramadhan itulah bulan yang didalamnya diturunkan Al Qur an yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan menjadi keterangan-keterangan dari

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BMT BERINGHARJO (PERIODE 2010-2014) The Influence to the Level of Musharaka Financing Risk towards BMT Beringharjo Level of

Lebih terperinci

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1 Kajian Bahasa Arab KMMI 06-01-2012/12 Shafar 1433 H 1 ا ل م ب ت د ا و ال خ ب ر (Mubtada dan Khobar) Penjelasan: Mubtada adalah isim marfu yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) Khobar adalah sesuatu

Lebih terperinci

w v u t l k j i h g f e y x w v u t s r q p ³ ² ± «ª PELAJARAN 2 Kumpulan Ayat-ayat Pilihan; Surat Al-Baqarah: oleh Dr. V.

w v u t l k j i h g f e y x w v u t s r q p ³ ² ± «ª PELAJARAN 2 Kumpulan Ayat-ayat Pilihan; Surat Al-Baqarah: oleh Dr. V. PELAJARAN 2 w v u t J I HG FEDC BA m W V UT SRQP ONML K d c b a ` _^ ]\ [ Z YX o n ml k j i h g f e y x w v u t s r q p d c b a ` _ ~ } { z l k j ih g f e t s r q p o n m } { z y x w v u ~ ³ ² ± «ª l ¼»

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya'ban. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari nikmat Allah yang

Lebih terperinci

PEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI

PEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI 80 PEDOMAN DOKUMENTER A. Kepala sekolah PAUD An-Najah Desa Bahalayung Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala. 1. Gambaran umum lokasi penelitian 2. Sejarah singkat berdirinya PAUD An-Najah B. Tata Usaha

Lebih terperinci

[ Indonesia Indonesian

[ Indonesia Indonesian SUAMI TIDAK SHALAT : [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Misy'al al-utaibi Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : : : : 2009 1430 2 Suami Tidak Shalat Segala puji

Lebih terperinci

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Urgensi Menjaga Lisan Satu waktu Rasulullah saw pernah ditanya: keislamanan bagaimana yang utama? Beliau menjawab: siapa yang perkataan dan perbuatannya menjadikan orang Islam

Lebih terperinci

MAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat

MAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat MAKALAH Hamzah di Tengah Kalimat Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Muhammad Yanis Abdillah 111-13-012 Tolhah Husen 111-13-124

Lebih terperinci

MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA

MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Bapak Muhammad Mas ud M.Pd.I. Oleh : 1. Umi Mahmudah / 111-13-040 2. ShintaYuniati / 111-13-052 SEKOLAH

Lebih terperinci

BELAJAR NAHWU. Fatkhul Munir Almaraqie. Pustaka Pribadi Jl. Jatikusuman 1 RT 07 RW 03 Mranggen Demak kode pos: 59567, telp:

BELAJAR NAHWU. Fatkhul Munir Almaraqie. Pustaka Pribadi Jl. Jatikusuman 1 RT 07 RW 03 Mranggen Demak kode pos: 59567, telp: Fatkhul Munir Almaraqie BELAJAR NAHWU - Pustaka Pribadi Jl. Jatikusuman 1 RT 07 RW 03 Mranggen Demak kode pos: 59567, telp: 085726713043 http://fatkhulmuniralmaraqie.blogspot.com/ 1 Daftar Isi: JUZ PERTAMA

Lebih terperinci

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID No.19/Th.3/Jumadil Akhir 1430H/ Mei 2009 Jum at II PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu. Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah

Lebih terperinci

Persiapan Menuju Hari Akhir

Persiapan Menuju Hari Akhir Persiapan Menuju Hari Akhir Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat kepada kaum muslimin untuk senantiasa mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang sesungguhnya di akhirat. Surga sebagai balasan bagi

Lebih terperinci

5. Bidang Studi : BAHASA ARAB

5. Bidang Studi : BAHASA ARAB 5. Bidang Studi : BAHASA ARAB NO STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI YANG DIUJI 1 QIROAH menganalisis dan menemukan pokok pikiran tentang TA ARUF Menentukan gambaran umum dan rinci tentang SALAM dalam

Lebih terperinci

UMAT Tengah. Oleh Nurcholish Madjid

UMAT Tengah. Oleh Nurcholish Madjid c Menghormati Kemanusiaan d UMAT Tengah Oleh Nurcholish Madjid Hadirin sidang Jumat yang terhormat. Dalam beberapa kesempatan khutbah yang lalu, kita telah banyak berbicara mengenai takwa. Dan kiranya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab yang disampaikan dan ditulis dalam bahasa Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian bagi para peneliti

Lebih terperinci

Keistimewaan Membaca Al-Qur an

Keistimewaan Membaca Al-Qur an Keistimewaan Membaca Al-Qur an Oleh : Drs.H. Hasan Mansur Nasution, MA Pendahuluan Diketahui secara mudah bahwa setiap agama memiliki kitab suci yang merupakan pedoman dalam menjalani kehidupan saat ini

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:

Lebih terperinci

Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan Allah) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i

Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan Allah) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i Pertama Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan ) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i 1. Imam Abu Hanifah berkata: Tidak pantas bagi seorang untuk berdia kepada kecuali dengan asma.

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 5. BIDANG STUDI : BAHASA ARAB NO STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI YANG DIUJI 1. QIROAH

Lebih terperinci

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur an) pada malam

Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur an) pada malam Lebih baik dari seribu bulan ( ) ( ) 1 ( ) ( ) ( ) "Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti MAKALAH Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti 111-13-098 Kurnia Luthfiyani 111-13-099 Fina Luthfina Aldian 111-13-100

Lebih terperinci

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Membaca dan Menulis Kalimat dalam Al-Qur an

Membaca dan Menulis Kalimat dalam Al-Qur an Membaca dan Menulis Kalimat dalam Al-Qur an A. Membaca Kalimat dalam Al-Qur an Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam. Sebagai muslim, kita harus beriman kepada Al-Qur an. Beriman kepada Al-Qur an termasuk

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU 21 BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU A. Metode Qiyasiyyah 1. Pengertian Metode Qiyasiyyah Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad bahwa metode qiyasiyyah merupakan metode yang pertama

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1 DAFTAR TERJEMAH Alquran No Halaman Bab Terjemah 1 2 1 Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka Jahannam; mereka masuk ke

Lebih terperinci

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman Sulaiman bin Hasan Al Jamzury Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman Judul Asli Penulis Judul terjemah Penerjemah Editor Desain Sampul Jumlah Halaman Bidang Ilmu : Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

Lebih terperinci

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Begitu Singkatnya Umur Manusia Begitu Singkatnya Umur Manusia Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

BAB KEDUA: KATA KERJA BAHASA ARAB. pembahagian KK dan mengkategorikannya kepada beberapa kategori. Bab ini akan

BAB KEDUA: KATA KERJA BAHASA ARAB. pembahagian KK dan mengkategorikannya kepada beberapa kategori. Bab ini akan BAB KEDUA: KATA KERJA BAHASA ARAB 2.0 Pendahuluan. Penulis akan menerangkan dalam bab ini makna KK mengikut pendapat ulama nahu, pembahagian KK dan mengkategorikannya kepada beberapa kategori. Bab ini

Lebih terperinci

MAKALAH ALIF LAYYINAH. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Dosen Pengampu: M. Mas ud, S.P.I.

MAKALAH ALIF LAYYINAH. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Dosen Pengampu: M. Mas ud, S.P.I. MAKALAH ALIF LAYYINAH Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Dosen Pengampu: M. Mas ud, S.P.I. Disusun oleh: 1. Dwi Wahyu Rofiqoh NIM: 111 13 159 2. Endang Asmiatun NIM. 111

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( ) SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an

Lebih terperinci

MAKALAH. Hamzah di Akhir Kalimat. Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I.

MAKALAH. Hamzah di Akhir Kalimat. Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. MAKALAH Hamzah di Akhir Kalimat Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Hamidah Nur Vitasari 111-13-262 Lailia Anis Afifah 111-13-264

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sharaf I Kode Mata Kuliah : AR 106 Bobot SKS : 2 SKS Semester : 2 Prasyarat : - Penanggung jawab : Dr. H. Mamat Zaenuddin, MA. Anggota : Drs. H. Masor Pertemuan I:

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu

Lebih terperinci

Journal of Arabic Learning and Teaching

Journal of Arabic Learning and Teaching LISANUL ARAB 4 (6) (2015) Journal of Arabic Learning and Teaching http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/laa MAF ŪLĀT (KOMPLEMEN) DALAM KITAB MATAN AL-BUKHĀRĪ MASYKŪL JUZ 1 (Analisis Sintaksis) Rokhati,

Lebih terperinci

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bukti Cinta Kepada Nabi Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk

Lebih terperinci

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

BAB KEDUA MUBTADA DAN KHABAR DALAM BAHASA ARAB. yang tersendiri. Pembahagiannya yang terperinci kepada bahagian sorf ( morfologi ),

BAB KEDUA MUBTADA DAN KHABAR DALAM BAHASA ARAB. yang tersendiri. Pembahagiannya yang terperinci kepada bahagian sorf ( morfologi ), BAB KEDUA MUBTADA DAN KHABAR DALAM BAHASA ARAB. 2.0- PENDAHULUAN Ilmu bahasa Arab yang luas sangat tersusun dan teratur mengikut disiplin linguistiknya yang tersendiri. Pembahagiannya yang terperinci kepada

Lebih terperinci

Pelajaran Bahasa Arab untuk SMA Kelas XII Bahasa

Pelajaran Bahasa Arab untuk SMA Kelas XII Bahasa Hak cipta pada Kementerian Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang Pelajaran Bahasa Arab untuk SMA Kelas XII Bahasa Penyusun : Darsono Sururi Abdul Jalal Perancang Kulit : Agus Sudiyanto Layouter

Lebih terperinci

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN Halaman 2 Halaman 4 : dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi

Lebih terperinci

KONSEP AL-MU RAB WA AL-MABNI DALAM BAHASA ARAB Oleh: Rappe

KONSEP AL-MU RAB WA AL-MABNI DALAM BAHASA ARAB Oleh: Rappe KONSEP AL-MU RAB WA AL-MABNI DALAM BAHASA ARAB Oleh: Rappe Abstrak: Tulisan ini mengungkapkan tentang konsep mu rab dan mabni dalam bahasa Arab dengan pokok pembahasanya adalah pengertian mu rab dan mabni,

Lebih terperinci

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP) Mata Kuliah : Mengenal dasar-dasar bahasa Arab Kode Mata Kuliah : AR100 Bobot SKS : 2 SKS Semester : 1 Prasyarat : - Penanggung jawab : Dr. Mamat Zaenuddin, MA. Anggota :

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII MATERI PELAJARAN: AL-ASMA UL AL-HUSNA OLEH: HAMKA,S.Pd.I NUPTK.2746754655200002 1. Siswa dapat menyebutkan pengertian asmaul husna. 2. Siswa dapat memahami beberapa asmaul husna (al-karim, al-mu min, al-

Lebih terperinci

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM Banyak orang menganggap bahwa memahami kandungan isi al-qur'an itu sangat sulit.. BENARKAH??? Pertama : kata "sulit" itu bisa

Lebih terperinci

Sifat Surga dan Penghuninya

Sifat Surga dan Penghuninya Sifat Surga dan Penghuninya Khutbah Permata:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.?????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

تماسك : درجة التجاذب بين عنصرين لغويين في جملة واحدة

تماسك : درجة التجاذب بين عنصرين لغويين في جملة واحدة BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia memerlukan bahasa dalam berinteraksi. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Bahasa selalu digunakan kapanpun, dimanapun, dengan siapapun, dan

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci