Buku Putih Sanitasi 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buku Putih Sanitasi 2013"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Geografis Kabupaten Aceh Jaya terletak pada kordinat Lintang Utara dan Bujur Timur dengan luas daerah Km 2 atau Ha. Kecamatan Sampoiniet merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 27 persen (1.011 Km 2), sedangkan Kecamatan Panga mempunyai luas wilayah terkecil yaitu sekitar 8 persen (307 Km 2 ) dari wilayah kabupaten. Secara geografi kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Aceh Jaya berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Jalur sepanjang pantai juga merupakan tempat permukiman penduduk terpadat dibandingkan dengan daerah pemukiman yang jauh dari pantai. Jaringan jalan yang menyusuri pinggir pantai yang menghubungkan Banda Aceh dengan kota-kota di bagian barat dan selatan provinsi ini menjadi faktor yang sangat mendukung bagi penduduk untuk membangun permukiman di sepanjang pantai. Pusat-pusat perdagangan dan berbagai aktivitas perekonomian lainnya pun pada umumnya berlokasi di kota-kota kecamatan yang berada di sepanjang pantai wilayah ini. Sampai saat ini, ada 16 pulau yang terdata dan mempunyai nama. Pulau-pulau tersebut tersebar di empat kecamatan. Terdapat juga dua danau/rawa yang terletak di Kecamatan Teunom dan Panga. Kondisi Fisik Dasar Wilayah Kondisi umum iklim dan curah hujan. Sebagaimana wilayah Indonesia atau wilayah tropis lainnya, Kabupaten Aceh Jaya juga beriklim tropis (hangat dan lembab) dan dikenal 2 (dua) musim, yaitu musim hujan dengan gejolak gelombang laut yang biasanya terjadi bulan September- Februari dengan jumlah hari hujan terbesar berkisar antara hari, jumlah hujan rata-rata per tahun berkisar antaran mm. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Aceh Jaya berkisar antara 25,8 0 C 26,9 0 C dan kelembaban antara 84-90,7 persen. Kecepatan angin maksimun berkisar antara knot walaupun rata-rata kecepatan angin hanya sebesar 2,8 3,7 knot. Hari hujan rata-rata perbulan 16 hari dengan rata-rata curah hujan per bulan 328,1 mm. Musim kemarau yang biasanya berlangsung antara bulan Meret-Agustus dengan tekanan udara rata-rata berkisar antara C pada siang hari dan C malam hari dan kelembapan antara 84- Gambaran Umum Wilayah II -14

2 92 %. Kecepatan angin maksimum berkisar antara knot walaupun rata-rata kecepatan angin hanya sebesar 0-4 knot. Berdasarkan kemiringan dan ketinggian daratan diatas 25 m dpl Kabupaten Aceh Jaya memiliki daratan yang landai. Topografi. Secara topografi kondisi Kabupaten Aceh Jaya memiliki daratan yang berbukit-bukit, bergununggunung dengan tebing terjal dan kemiringan yang tajam yang dialiri sungai besar dan kecil serta dibedakan menjadi Dpl, <2.000 berdasarkan kelompok ketinggian tersebut dominan memiliki ketinggian <2.000 Dpl hanya Kecamatan Sampoiniet dan Kecamatan Darul Hikmah yang memiliki ketinggian Dpl. Hidrologi Dalam menunjang berbagai kegiatan seperti pertanian, industri rumah tangga dan lain sebagainya, sumber daya air yang dapat dimanfaatkan antara lain sebagai berikut: Danau Danau yang tersedia di Kabupaten Aceh Jaya berpotensi untuk dijadikan sebagai obyek wisata, danau-danau tersebut antara lain Geunang Laot Pinenung Suasa, Geunang Laot Bhee, dan Geunang Paya Laot. Daerah Aliran Sungai (DAS) Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya air, perairan terbuka yang dapat dimanfaatkan yaitu sungai. DAS yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya meliputi: Krueng Teunom, Krueng Calang, Krueng Sabee, Krueng Lageun, Krueng Masen, Krueng Panga, Krueng Pante Kuyun, Krueng Unga, Krueng Woyla dan Krueng Lambesoi. Beberapa Daerah Aliran Sungai dikelompokkan menjadi satu Wilayah Sungai berdasarkan wilayah strategis nasional dan lintas kabupaten. Pengelompokkan ini didasari oleh Permen PU No. 11 A/PRT/M/2006 tanggal 26 Juni 2006 tentang pembagian Wilayah Sungai di Indonesia. Luasan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya yang menduduki luasan tertinggi terdapat di Kecamatan Krueng Sabe dengan luas 73051,18 dan luasan terendah terdapat di Kecamatan Pasie Raya yaitu seluas 27901,64 dari jumlah luas lahan di wilayah Kabupaten Aceh Jaya. Untuk lebih jelasnya sebaran DAS di Kabupaten Aceh Jaya dapat dilihat pada Tabel 2.1 : dan Peta 2.1. Gambaran Umum Wilayah II -15

3 Tabel 2.1 : Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Aceh Jaya Nama DAS Luas (Ha) DAS Babah Awe 3.462,14 DAS Crak Mong 5.453,16 DAS Inong ,02 DAS Keueh 27,6 DAS Krueng Aceh 234,89 DAS Krueng Masen ,46 DAS Lambeusoi ,28 DAS Ie Item ,26 DAS Ligan ,04 DAS No 2.561,96 DAS Peyaba 55,46 DAS Pleng 0,68 DAS Pulau Kluang 11,06 DAS Pulau Raya 326,98 DAS Sabee ,34 DAS Teunom ,34 DAS Unga ,46 DAS Woyla ,67 DAS Gapa 401,49 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Aceh Jaya Wilayah Sungai (WS) Berdasarkan klasifikasi WS yang melewati Kabupaten Aceh Jaya adalah WS Teunom-Lambesoi, WS Krueng Aceh dan WS Woyla-Seunagan. WS Teunom-Lambeusoi terdiri dari Kecamatan Krueng Sabee, Setia Bakti, Panga, Teunom, Pasie Raya, Indra Jaya, Jaya, Sampoiniet, Darul Hikmah, WS Krueng Aceh terdiri dari Kecamatan Indra Jaya dan Jaya, dan WS Woyla-Seunagan terdiri dari Kecamatan Teunom dan Pasie Raya. Gambaran Umum Wilayah II -16

4 Peta 2.1 : Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Aceh Jaya Gambaran Umum Wilayah II -17

5 Administratif Secara administratif Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari 9 Kecamatan, 22 Mukim dan 172 Desa. Kabupaten Aceh Jaya secara administratif dibatasi oleh: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie; Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Barat; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat; Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Tabel 2.2 : Nama, luas wilayah per-kecamatan dan Jumlah Desa/Gampong Nama Kecamatan Jumlah Desa /Gampong Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Jaya Tahun Administrasi Luas Wilayah Terbangun (Ha) (%)thd total (Ha) (%)thd total Jaya ,46 11,64 % Tidak ada data Tidak ada data Sampoiniet ,27 11,61% Tidak ada data Tidak ada data Setia Bakti ,70 12,25% Tidak ada data Tidak ada data Krueng Sabee ,18 18,86% Tidak ada data Tidak ada data Panga ,19 12,96% Tidak ada data Tidak ada data Teunom ,69 7,35% Tidak ada data Tidak ada data Pasie Raya ,61 7,20% Tidak ada data Tidak ada data Darul Hikmah ,61 10,36% Tidak ada data Tidak ada data Indra Jaya ,19 7,75% Tidak ada data Tidak ada data , % Gambaran Umum Wilayah II -18

6 Peta 2.2 : Peta Administrasi Kabupaten Aceh Jaya dan Cakupan Wilayah Kajian Gambaran Umum Wilayah II -19

7 2.2 Demografi Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat kecamatan. Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompok pada tempat-tempat tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi. Kepadatan penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-daerah yang mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi yang memadai, dan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada umumnya terdapat pada daerah-daerah yang aktifitas ekonomi yang relatif masih rendah dan keadaan sarana transportasi yang masih sulit. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012, penduduk Kabupaten Aceh Jaya berjumlah jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan, sedangkan untuk konsentrasi jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Jaya terdapat di Kecamatan Krueng Sabe dengan proporsi terbesar yaitu jiwa atau 18,55% lebih besar dari Kecamatan Jaya yang mencapai 17,84% atau jiwa dan jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Pasie Raya, Kecamatan Darul Hikmah dan Kecamatan Indra Jaya yang besarannya tidak lebih7% dari jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Jaya. Kepadatan penduduk berdasarkan luas wilayah Kabupaten Aceh Jaya yaitu dengan kepadatan 20 jiwa/km 2. Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Teunom yaitu sebesar 41 jiwa/km 2, sedangkan kepadatan terrendah berada di Kecamatan Panga yang hanya mencapai 13 jiwa/km 2. Untuk lebih jelasnya kepadatan penduduk berdasarkan luas wilayah dapat dilihat pada Tabel 2.3. Laju pertumbuhan penduduk Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan data Kabupaten Aceh Jaya dalam angka tahun 2012 mengalami pertambahan dan penurunan dari tahun 1995 hingga tahun Penurunan pertumbuhan penduduk yang sangat besar terdapat pada tahun 2004 hingga mencapai 31,18%, hal ini disebabkan oleh adanya bencana alam yang menimpa Kabupaten Aceh Jaya bahkan hampir seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Aceh mengalami hal tersebut. Gambaran Umum Wilayah II -20

8 Tabel 2.3 : Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 5 Tahun terakhir Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) Tahun Tahun Tahun Tahun Jaya *) Sampoiniet *) Setia Bakti *) Krueng Sabee *) Panga *) Teunom *) Pasie Raya Darul Hikmah Indra Jaya pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemeka ran pemek aran pemek aran pemek aran pemek aran pemek aran pemek aran ,00 100,00 100,00 100,00 100, pemeka ran pemeka ran pemeka ran Belu m peme karan Belu m peme karan Belu m peme karan Sumber : BPSKabupaten Aceh Jaya 2013 Note : *) Tidak ada data disumber Gambaran Umum Wilayah II -21

9 Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya sampai tahun 2018 dilakukan dengan memproyeksikan jumlah penduduk setiap kecamatan agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Dasar pertimbangannya adalah bahwa setiap kecamatan memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda dan terdapat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi perkembangan penduduk wilayah tersebut. Jumlah penduduk hasil proyeksi pada tahun-tahun perencanaan akan menjadi dasar dalam penentuan jumlah sarana dan utilitas wilayah perencanaan, sehingga pemenuhan sarana-sarana akan menjadi lebih efesien dan efektif. Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun: Pn = Po (1 + r ) n Keterangan: Pn = jumlah penduduk pada tahun n Po = jumlah penduduk pada tahun awal r = tingkat pertumbuhan penduduk (%) n = jumlah tahun 0 ke n Gambaran Umum Wilayah II -22

10 Tabel 2.4 : Jumlah dan Kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) Tahun Tahun Tahun Tahun Jaya ,78 5,81 5,84 5,87 5,90 32,16 32,32 32,48 32,65 32,81 Sampoiniet ,23 12,29 12,35 12,42 12,48 15,08 15,15 15,23 15,30 15,38 Setia Bakti ,67 10,73 10,78 10,83 10,89 17,09 17,17 17,26 17,34 17,43 Krueng Sabee ,49 5,51 5,54 5,57 5,60 21,11 21,21 21,32 21,42 21,53 Panga ,31 11,36 11,42 11,48 11,53 15,08 15,15 15,23 15,30 15,38 Teunom ,65 6,69 6,72 6,75 6,79 44,22 44,44 44,66 44,89 45,11 Pasie Raya ,95 14,02 14,09 14,6 14,23 22,11 22,22 22,33 22,44 22,56 Darul Hikmah ,47 13,53 13,60 13,67 13,74 15,08 15,15 15,23 15,30 15,38 Indra Jaya ,54 12,61 12,67 12,73 12,80 22,11 22,22 22,33 22,44 22, ,09 92,55 93,01 93,48 93,95 204,02 205,04 206,07 207,10 208,14 Sumber : Hasil Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 Gambaran Umum Wilayah II -23

11 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya akan mencerminkan daya dukung manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya. Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya. Kebijakan keuangan pembangunan daerah merupakan bagian sentral yang menentukan suatu program dapat di jalankan. Masalah pendanaan pembangunan sering terjadi permasalahan yang serius dari tahun ke tahun, hal tersebut dikarenakan terbatasnya sumber pendapatan daerah yang digunakan untuk belanja pembangunan yang begitu besar. Untuk menyikapi hal tersebut maka Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya harus menentukan arah kebijakan dalam pengelolaan keuangan dengan baik serta efektif dan efiesien. Arah kebijakan pengelolaan keuangan Kabupaten Aceh Jaya yang berisikan sumber Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah. Arah kebijakan pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013 harus dititik beratkan pada penggalian dan pemanfaatan sumber-sumber PAD yang mampu menunjang jalannya pembangunan yang masih sangat baru. Usaha ini menjadi indikator dalam mengukur kemandirian daerah baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa arah kebijakan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah adalah pada sumber pendapatan maupun belanja yang cenderung meningkat setiap tahun. Hal ini merupakan langkah yang harus ditempuh malalui mekanisme yang sehat dan bersih guna menjamin tumbuhnya Kabupaten Aceh Jaya menjadi daerah yang mandiri dan kuat sehingga mampu disandingkan dengan daerah-daerah lain di Propinsi Aceh. Disamping itu, optimalisasi setiap satuan kerja perlu ditingkatkan guna memperoleh pendapatan. Keselarasan ini perlu dicapai terutama pada sumber daya manusia yang handal dan profesional dalam menjalankan fungsi serta wewenang yang telah diberikan. Seluruh komponen yang terlibat dalam setiap satuan kerja harus ikut serta bertanggungjawab dan menciptakan kondisi yang sehat dari dan ke dalam setiap program maupun kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan. Gambaran Umum Wilayah II -24

12 Sumber penerimaan daerah Kabupaten Aceh Jaya terdiri atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum; dan Dana Alokasi Khusus; dan (3) Lain-lain pendapatan yang sah meliputi Pendapatan Hibah, Pendapatan Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus, Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Tambahan Penghasilan dan Tunjangan Profesi guru PNSD serta Dana Percepatan Infrastruktur Pembangunan Daerah. Penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA), Pencairan dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah, dan penerimaan piutang daerah. Secara detil jumlah anggaran pendapatan dan realisasi Pendapatan Kabupaten Aceh Jaya selama lima tahun terakhir ( ) disajikan dalam Tabel 2.5 Gambaran Umum Wilayah II -25

13 Tabel 2.5 : REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA KABUPATEN (APBK) KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN No Uraian Tahun Tahun Berjalan 2013 Rata rata Pertumbuhan 1. Pendapatan Daerah , , , , , , Pendapatan Asli Daerah , , , , , , Pajak Daerah , , , , , , Retribusi Daerah , , , , , , Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah , , , , , , , , , , , , Dana Perimbangan , , , , , , Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak , , , , , , Dana Alokasi Umum , , , , , ,00 Gambaran Umum Wilayah II -26

14 No Uraian Tahun Tahun Berjalan 2013 Rata rata Pertumbuhan Dana Alokasi Khusus , , , , , , Lain-lain Pendapatan yang Sah , , , , , , Pendapatan Hibah , , Pendapatan Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintahan Daerah Lainnya Dana Tambahan Penghasilan dan Tunjangan Profesi Guru PNSD Dana Percepatan Infrastruktur Pembangunan Daerah , , , , , , , , , , , , , , ,00 0 *) , , *) , ,00 0 *) ,00 2 Belanja Daerah , , , ,00 *) , Belanja Tidak Langsung , , , ,00 *) ,80 Gambaran Umum Wilayah II -27

15 No Uraian Tahun Tahun Berjalan 2013 Rata rata Pertumbuhan Belanja Pegawai , , , ,00 *) , Belanja Bunga *) Belanja Subsidi , *) , Belanja Hibah , , , ,00 *) , Belanja bantun Sosial , , , ,00 *) , Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa *) , , , ,00 *) , Belanja Tidak Terduga , , , ,00 *) , Belanja Langsung , , , ,00 *) , Belanja Pegawai , , , ,00 *) , Belanja Barang dan Jasa , , , ,00 *) ,10 Gambaran Umum Wilayah II -28

16 No Uraian Tahun Tahun Berjalan 2013 Rata rata Pertumbuhan Belanja Modal , , , ,00 *) ,20 Surplus/(Defisit) ( ,60) ( ,97) ( ,99) , 71 *) ( ,17) 3 Pembiayaan , , , ,34 *) , Penerimaan Pembiayaan Daerah , , , ,34 *) , Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) , , , ,34 *) , Pencairan Dana Cadangan *) Hasil Penjaualn Kekayaan Daerah yang dipisahkan *) Penerimaan Pinjaman Daerah *) Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah *) Penerimaan Piutang Daerah *) Pengeluaran Daerah , , *) ,00 *) Gambaran Umum Wilayah II -29

17 No Uraian Tahun Tahun Berjalan 2013 Rata rata Pertumbuhan Pembentukan Dana Cadangan *) Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah , , *) , Pembayaran Pokok Hutang *) Pemberian Pinjaman Daerah *) 0 Pembiayaan Netto , , , ,34 *) , Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran , , , ,05 *) ,40 Sumber : DPKKD Kabupaten Aceh Jaya 2012 (Data diolah) Note : *) ada data Gambaran Umum Wilayah II -30

18 Tabel 2.6 : REKAPITULASI REALISASI BELANJA SANITASI SKPK KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2009 S/D 2013 Tahun No SKPK Tahun Berjalan 2013 Rata rata Pertumbuhan 1 PU - Cipta Karya , , , , , ,00 1.a Investasi , , , , , ,60 1.b Operasional/pemeliharaan (OM) , , , , , ,00 2 KLHKP2K , , , , , ,00 2.a Investasi ,00 Tahun 2010 tidak ada , , , ,00 kegiatan 2.b Operasional/pemeliharaan (OM) , , ,00 Tahun 2012 tidak , ,00 tersedia (belum) 3 Dinas Kesehatan , , , , , ,00 3.a Investasi , , , , , ,00 3.b Operasional/pemeliharaan (OM) Bappeda , ,00 4.a Investasi , ,00 4.b Operasional/pemeliharaan (OM) Gambaran Umum Wilayah II -31

19 5 Dinas Disdikpora a Investasi b Operasional/pemeliharaan (OM) Belanja Sanitasi ( ) , , , , , ,00 7 Pendanaan investasi sanitasi Total , , , , , ,60 (1a+2a+3a+4a+5a) 8 Pendanaan OM , , , , , ,40 (1b+2b+3b+4b+5b) 9 Belanja Langsung , , , , , ,30 10 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (6/9) 11 Proporsi Investasi Sanitasi - total Belanja sanitasi (7/6) 12 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (8/6) Sumber : APBK Aceh Jaya Tahun , , , , , , , , , , , , , , , , , ,60 Gambaran Umum Wilayah II -32

20 Tabel 2.7 : BELANJA SANITASI PERKAPITA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2009 S/D 2013 No Deskripsi Tahun Tahun Berjalan 2013 Rata rata 1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten , , , , , ,00 2 Jumlah Penduduk Sumber : APBK Tahun 2012 Gambaran Umum Wilayah II -33

21 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Jaya tahun 2012 yang ditunjukkan oleh laju Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 sebesar 4,11%. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2009, dimana laju pertumbuhan sebesar 4,13%, maka pada tahun 2010 mengalami peningkatan. Peningkatan ini dikarenakan pulihnya aktifitas masyarakat terutama di bidang pertanian sehingga memacu laju pertumbuhan ekonomi. Tabel 2.8 TABEL PETA PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2009 S/D 2013 No Deskripsi Tahun Tahun Berjalan PDRB harga konstan (struktur perekonomian)(rp) *) 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp) Tidak ada data disumber *) 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,13 4,61 4,34 4,11 *) Sumber : BPS Kabupaten Aceh Jaya 2013 Note : *) ada data disumber Gambaran Umum Wilayah II -34

22 2.4 Tata Ruang Wilayah Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Aceh Jaya Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai: 1) sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2) sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten; 3) memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; dan 4) sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan: 1) tujuan penataan ruang wilayah kabupaten; 2) karakteristik wilayah kabupaten; 3) kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam mewujudkan tujuan penataan ruangnya; dan 4) ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1) mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan ruang wilayah provinsi yang berlaku pada wilayah kabupaten bersangkutan; 2) jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan; 3) mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan 4) tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah maka ditetapkan kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh Jaya meliputi : 1) Pengembangan dan pemantapan fungsi-fungsi pusat kegiatan sesuai dengan struktur dan hirarkinya; 2) Peningkatan aksesibilitas dan sarana dan prasarana diseluruh wilayah kabupaten terutama pada pusatpusat kegiatan; 3) Pengembangan kawasan strategsi cepat tumbuh minapolitan, agropolitan, agroforestry, agroindustri, pertambangan dan pariwisata; Gambaran Umum Wilayah II -35

23 4) Pengembangan industri sesuai dengan sumber daya alam; 5) Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan;dan 6) peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara. Wilayah Rawan Bencana Kawasan rawan bencana alam yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari kawasan rawan erosi, kawasan rawan Banjir, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan tsunami, kawasan gempa bumi, kawasan angin puting beliung. Sebaran kawasan tersebut terdapat di : (1) Kawasan rawan erosi, meliputi: a. Kecamatan Pasie Raya terdiri dari Gampong Sarah Raya, Ceuraceu, dan Alue Punti; b. Kecamatan Panga terdiri dari Gampong Tuwi Kareung, Panton Krueng, Gle Putoh, Alue Pande, Batee Meutudong, Gampong Harapan, Gunong Meulinteung, dan Tuwi Eumpeuk; c. Kecamatan Krueng Sabee terdiri dari Gampong Keutapang, Panton Makmur, Buntha, Panggong dan Curek, Alue Tho; d. Kecamatan Setia Bakti terdiri dari Gampong Lhok Geulumpang, Gunong Meunasah, Lhok Timon, Gampong Baro, Lok Buya, Lhok Bot dan Sawang; e. Kecamatan Darul Hikmah terdiri dari Gampong Blang Dalam, Pajar, Reutang, Cot Pange, Unjong Rimba, Masen dan Patek; f. Kecamatan Sampoiniet terdiri dari Gampong Ie Jeureungeh, Ligan, Seumantok, Ranto Sabon, Kuala Ligan, Babah Nipah, Cot Langsat, Pulo Raya, Lhok Kruet, Krueng No, Kuala Bakong, Crak Mong dan Meunasah Kulam; g. Kecamatan Indara Jaya terdiri dari Mendang Ghon, Kareung Ateuh dan Ceunampong; h. Kecamatan Jaya terdiri dari Sabet, Sango, Mareu, Lam Alasan, Alue Rayeuk, Pasar Lamno, Meunasah Weh, Bak Paoh, Putue, Gle Putoh dan Pante Keutapang; dan i. Kecamatan Teunom terdir dari Gampong Blang Baro, Pasi Pawang, Rambong Payong, Pasi Timon, Pasi Geulima dan Paya Baro. (2) Kawasan rawan banjir, meliputi: a. Kecamatan Pasie Raya terdiri dari Gampong Pulo Tinggi, Pasie Teubee, Lhok Guci, Tuwi Peuriya, Sarah Raya, Alue Jang dan Bintah; b. Kecamatan Teunom terdiri dari Gampong Alue Ambang, Panton, Pasi Tulak Bala, Gampong Baro, Pasi Pawang, Paya Baro, Teupin Ara, Pasi Geulima, Padang Kleng, dan Tanoh Anoe; Gambaran Umum Wilayah II -36

24 c. kecamatan Panga terdiri dari Gampong Kuta Tuha, Tuwi Kareung, Ladang Baro, Panton Krueng, Glee Putoh, Alue Pande, Batee Meutudong, Gampong Harapan, Gunong Buloh, Tuwi Eumpeuk, Alue Abet, Gunong Mantok, Alue Raya, Alue Teungoh, Babah Ceupan, Tuwi Kayee, Keude Panga, dan Panton Kabu; d. Kecamatan Krueng Sabee terdiri dari Gampong Keude Krueng Sabee, Datar Luas, Ranto Payang, Buntha, Panggong, Curek, Alue Tho, Mon Mata, dan Paya Seumantok; e. Kecamatan Setia Bakti terdiri dari Gampong Padang, Gunong Meunasah, Sapek, Pante Kuyun, Glee Seubak, Gampong Baroh, Lhok Bot, Sawang dan Paya Laot; f. Kecamatan Darul Hikmah terdiri dari Gampong Reuntang, Cot Pange, Arongan, Paya Santeut, Krueng Tho, Panton Krueng, Alue Gajah, Sayeung, Gunong Cut, Ujong Rimba, Lam Teungoh, Gp. Baro Lam Teungoh, Babah Dua, Masen, Patek, Teupin Asan; g. Kecamatan Sampoiniet terdiri dari Gampong Alue Gro,Meunasah Kulam, Kuala Ligan, Babah Nipah, Cot Langsat, Blang Monlung, Ligan, Seumantok, Ie Jeureungeh, Ranto Sabon, Cot Punti, Crak Mong, Krueng No, Mata Ie, Krueng Ayon, Kuala Bakong dan Jeumpheuk; h. Kecamatan Indra Jaya terdiri dari Gampong Janguet, Meunasah Rayeuk, Mukhan, Meunasah Teungoh, Meunasah Tutong, Babah Dua, Alue Mie, Teumareum, Kuala, Meudang Ghon, Kareung Ateuh, Keude Unga dan Ceunamprongan; dan i. Kecamatan Jaya terdiri dari Gampong Sabet, Sango, Mareu, Lam Asan, Alue Rayeuk, Sapek, Lambaroh, Pasar Lamno, Meunasah Weh, Bak Paoh, Babah Krueng, Cot Dulang, Lam Durian, Meutara dan Lhuet. (3) Kawasan rawan tanah longsor seluas Ha meliputi: a. Kecamatan Pasie Raya terdiri dari Gampong Sarah Raya, Ceuraceu dan Alue Punti; b. Kecamatan Panga terdiri dari Gampong Tuwi Kareung, Panton Krueng, Gle Putoh, Alue Pande, Batee Meutudong, Gampong Harapan, Gunong Meulinteung dan Tuwi Eumpeuk; c. Kecamatan Krueng Sabee terdiri dari Gampong Keutapang, Panton Makmur, Buntha, Panggong, Curek dan Alue Tho; d. Kecamatan Setia Bakti terdiri dari Gampong Lhok Geulumpang, Gunong Meunasah, Lhok Timon, Gampong Baro, Lok Buya, Lhok Bot dan Sawang; e. Kecamatan Darul Hikmah terdiri dari Gampong Blang Dalam, Pajar, Reutang, Cot Pange, Unjong Rimba, Masen dan Patek; f. Kecamatan Sampoiniet terdiri dari Gampong Krueng No, Pulo Raya, Blang Monlung dan Lhok Kruet; Gambaran Umum Wilayah II -37

25 g. Kecamatan Indara Jaya terdiri dari Mendang Ghon, Kareung Ateuh dan Ceunampong; dan h. Kecamatan Jaya. terdiri dari Gampong Sabet, Sango, Mareu, Lam Alasan, Alue Rayeuk, Pasar Lamno, Meunasah Weh, Bak Paoh, Putue, Gle Putoh dan Pante Keutapang. (4) Kawasan rawan tsunami meliputi seluruh wilayah pantai di Kabupaten Aceh Jaya: (5) Kawasan rawan Angin Puting Beliung, meliputi: a. Kecamatan Teunom terdiri dari Gampong Cot Trap, Lueng Gayo; b. Kecamatan Panga terdiri dari Gampong Kuta Tuha; c. Kecamatan Krueng Sabee terdiri dari Gampong Sentosa, Dayah Baro,, Blang, Keutapang, Panton Makmur, Kabong, Padang Datar, dan Mon Mata; d. Kecamatan Setia Bakti Gampong Lhok Geulumpang, Lhok Timon, dan Gampong Baro; e. Kecamatan Darul Hikmah terdiri dari Gampong Baro Patek, Blang Dalam dan Pajar; f. Kecamatan Sampoiniet terdiri dari Gampong Pulo Raya, Meunasah Kulam dan Blang Monlueng; g. Kecamatan Indra Jaya Gampong Janguet di; h. Gampong Sango, Meudheun, Babah Ie, Ujong Sudheun, Krueng Tunong, Lamtui, Glee Jong, Putue di kecamatan Jaya; Gambaran Umum Wilayah II -38

26 Peta 2.3 : Rencana Pusat Layanan Kabupaten Aceh Jaya Gambaran Umum Wilayah II -39

27 Peta 2.4 : Rencana Pola Ruang Kabupaten Aceh Jaya Gambaran Umum Wilayah II -40

28 2.5 Sosial dan Budaya Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam memacu gerak laju pembangunan. Manusia sebagai subjek pembangunan dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya memegang peranan sangat penting. Seringkali tingkat pendidikan seseorang dijadikan dasar untuk menentukan kedudukan seseorang dalam bidang tugasnya. Kualitas pendidikan yang memadai sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ini dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir kontruksi dan meningkatkan mutu pendidikan. Dilain pihak, salah satu kunci keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan SDM di setiap daerah sekarang ini secara umum, lebih difokuskan pada pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, khususnya penduduk kelompok usia sekolah (7-24 tahun). Tabel 2.9 : Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Aceh Jaya Nama Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan Umum Agama SDN/S SLTP SMAN/S SMKN/S MIN/S MTsN/S MAN/S Jaya Sampoiniet Setia Bakti Krueng Sabee Panga Teunom Pasie Raya Darul Hikmah Indra Jaya Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Aceh Jaya Tahun 2012 Gambaran Umum Wilayah II -41

29 Tabel 2.10 : Jumlah Penduduk miskin per Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Keluarga miskin (KK) Jaya Sampoiniet 547 Setia Bakti 374 Krueng Sabee 476 Panga 731 Teunom 866 Pasie Raya 774 Darul Hikmah 736 Indra Jaya 351 Jumlah Sumber : Data Raskin Bappeda Kab. Aceh Jaya Tahun 2012 Berdasarkan tabel di atas Kecamatan Jaya merupakan daerah dengan angka kemiskinan terbanyak dengan jumlah KK miskin dan Kecamatan Indra Jaya merupakan daerah dengan angka kemiskinan terkecil dengan jumlah KK miskin 351. Sedangkan status kepemilikan rumah terbanyak berada di Kecamatan Teunom yaitu rumah, dimana daerah tersebut merupakan daerah padat permukiman. Sedangkan status kepemilikan rumah yang masih sedikit berada di Kecamatan Darul Hikmah hanya rumah. Gambaran Umum Wilayah II -42

30 Nama Kecamatan Tabel 2.11 : Jumlah Rumah Per Kecamatan Jumlah Rumah Jaya Sampoiniet Setia Bakti Krueng Sabee Panga Teunom Pasie Raya Darul Hikmah Indra Jaya Jumlah Sumber : Data Raskin Bappeda Kab. Aceh Jaya Tahun Kelembagaan Pemerintahan Daerah Pernyataan Visi pembangunan Kabupaten Aceh Jaya dalam jangka menengah merupakan komitmen Kepala dan Wakil Kepala Daerah terpilih saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah langsung. Hal ini tidak terlepas dari kondisi yang merupakan cita-cita sekaligus janji kepada masyarakat Kabupaten Aceh Jaya yang akan diciptakan dalam periode lima tahun. Visi Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya sebagai Penjabaran Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Jaya Tahun , yaitu : Kabupaten Aceh Jaya yang Maju, Damai, Sejahtera, dan Agamais yang didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, Beriman dan Bertaqwa, serta sandang dan pangan yang kuat melalui Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya (GERBANG RAJA) Misi Kabupaten Aceh Jaya Misi pembangunan adalah rumusan dari usaha-usaha yang diperlukan untuk mencapai visi Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2017, yaitu Terwujudnya Kabupaten Aceh Jaya yang Maju, Damai, Sejahtera, dan Agamais yang didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, Beriman dan Bertaqwa, serta sandang dan pangan yang kuat melalui Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya (GERBANG RAJA). Usaha-usaha Perwujudan visi Kabupaten Aceh Jaya 2017 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun sebagai berikut : Gambaran Umum Wilayah II -43

31 1. Meningkatkan pertahanan ekonomi melalui penguatan sektor pertanian, pemberdayaan dan penyediaan Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan mengembangkan muatan lokal serta penggerak kegiatan investasi. 2. Memelihara dan meningkatkan pembangunan infrastrukur dalam rangka perbaikan sarana dan prasarana termasuk daerah terpencil dan tertinggal untuk mengurangi potensi konflik akibat pembangunan yang dijalankan. 3. Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya diselenggarakan berdasarkan dukungan patisipatif masyarakat sebagai perencana awal dan berperan dalam pengawasan dan evaluasi sebagai penerima manfaat. 4. Memberi kesempatan pendidikan, pelayanan akses kesehatan, mendorong kesempatan kerja, peningkatan pertumbuhan perekonomian. Secara institusi, Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari Lembaga Eksekutif yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya secara susunan organisasi yang terdiri dari lembaga/instansi berupa 12 Dinas, 4 Badan dan 3 Kantor, Inspektorat, 1 Satuan, 5 Sekretariat serta 9 Sekretariat Kecamatan. Instansi berupa Dinas dan Badan dikepalai oleh pejabat eselon II, sementara Kantor dikepalai oleh pejabat eselon III. Sementara itu jumlah wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2011 sebanyak 20 orang, seluruhnya laki-laki. Wakil rakyat tersebut merupakan hasil dari pemilihan umum yang telah berlangsung pada April 2010 lalu dengan masa bakti Dari komposisi gender, terjadi penurunan keterwakilan kaum perempuan pada lembaga legislatif. Bila pada periode sudah mencapai 20 persen, maka pada periode kali ini malah tidak ada sama sekali. Secara organisasi, lembaga wakil rakyat ini pada periode kali ini hanya terdiri dari dua fraksi yaitu Fraksi Partai Aceh dan Fraksi Gabungan. Fraksi Partai Aceh beranggotakan 14 orang sedangkan Fraksi Gabungan beranggotakan sebanyak 6 orang. Dalam menjalankan fungsinya dibentuk 4 komisi yaitu Komisi A Bidang Pemerintahan, Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan, Komisi C Bidang Pembangunan dan Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Keistimewaan Aceh. Selain itu terdapat juga susunan tugas fungsi berupa Panitia Anggaran dan Panitia Musyawarah yang masing-masing beranggotakan 11 orang. Tercatat sebanyak 25 organisasi massa ataupun lembaga swadaya masyarakat yang terdaftar. Sebagian besar berkecimpung di bidang sosial dan bidang politik. Gambaran Umum Wilayah II -44

32 Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten Aceh Jaya yang masuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi PPSP Tahun 2013 adalah sebagai berikut : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Kesehatan (DINKES), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informatika, Kebudayaan dan Pariwisata, Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Dinas Pendapatan, Keuangan dan Kekayaan Daerah dan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Sejahtera. Tugas dan tanggung jawab Kelompok Kerja berdasarkan SK Bupati Nomor 35.c Tahun 2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Tahun Anggaran Gambaran Umum Wilayah II -45

33 Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya BUPATI WAKIL BUPATI DPRK SEKRETARIS DAERAH DINAS DAERAH Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Dinas Kesehatan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Dinas Perhubungan, Komunilasi, Informatika, Budaya dan Pariwisata Dinas syariat Islam Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Peternakan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Dinas Pendapatan, Kekayaan dan Keuangan daerah Dinas Pekerjaan Umum Satpol PP dan WH LEMBAGA TEKNIS DAERAH Bappeda Inspektorat BPBD BPMPKS Kesbangpol KP2TSP BP2KP Sekretariat MPU Sekretariat MPD Sekretariat KORPRI Sekretariat MAA Sekretariat Baitul Mal Staf Ahli Staf Ahli Bidang, Pemerintah, Hukum dan Politik Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kecamatan Jaya Indra Jaya Darul Hikmah Sampoiniet Setia Bakti Krueng Sabee Panga Teunom Pasie Raya Asisten Pemerintahan Bagian Pemerintahan Bagian Hukum Bagian Humas dan Protokol - Asisten Keistimewaan Aceh, Perekonomian Dan Pembangunan Bagian Perekonomian Bagian Keistimewaan dan Kesejahteraan rakyat Asisten Administrasi Umum Bagian Kepegawaian Bagian Administrasi Pembangunan Bagian Organisasi Bagian Umum Sekretaris DPRK Gambaran Umum Wilayah II -46

34 Buku Putih Sanitasi dan Air Minum 2013 Pendahuluan I - 47

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya,

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN INDRA JAYA, KECAMATAN DARUL HIKMAH DAN KECAMATAN PASIE RAYA DALAM KABUPATEN ACEH JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Jaya

Profil Kabupaten Aceh Jaya Ibukota Batas Daerah Profil Kabupaten Aceh Jaya : Calang : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Jaya

Profil Kabupaten Aceh Jaya Ibukota Batas Daerah Profil Kabupaten Aceh Jaya : Calang : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi 2013

Buku Putih Sanitasi 2013 BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Kondisi riil pengelolaan sanitasi di Kabupaten Aceh Jaya Secara umum kondisi pengelolaan sanitasi (air limbah) di Kabupaten Aceh Jaya pada saat ini masih kurang maksimal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi 2013

Buku Putih Sanitasi 2013 BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1 Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) Tabel 4.1 Rencana Program dan Promosi Higiene dan Sanitasi (tahun n + 1) Rencanan Program

Lebih terperinci

Pemutakhiran SSK Aceh Jaya 2016 BAB I PENDAHULUAN

Pemutakhiran SSK Aceh Jaya 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH BARAT DAYA RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH BARAT DAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH BARAT DAYA,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERUBAHAN APBK BERDASARKAN RINCIAN OBYEK PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINGKASAN PERUBAHAN APBK BERDASARKAN RINCIAN OBYEK PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran Ia Rancangan Peraturan Bupati Aceh Jaya Nomor :... Tahun 2016 Tanggal : 31 Oktober 2016 PEMERINTAH KABUPATEN ACEH JAYA RINGKASAN PERUBAHAN APBK BERDASARKAN RINCIAN OBYEK PENDAPATAN, BELANJA DAN

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah

Gambaran Umum Wilayah Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geogrfis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang,

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

JUMLAH PNS MENURUT GOLONGAN DAN PEGAWAI HONOR PADA LEMBAGA/DINAS/INSTANSI DALAM KABUPATEN ACEH BARAT, JANUARI I II III IV Jumlah Honor

JUMLAH PNS MENURUT GOLONGAN DAN PEGAWAI HONOR PADA LEMBAGA/DINAS/INSTANSI DALAM KABUPATEN ACEH BARAT, JANUARI I II III IV Jumlah Honor JUMLAH PNS MENURUT GOLONGAN DAN PEGAWAI HONOR PADA LEMBAGA/DINAS/INSTANSI DALAM KABUPATEN ACEH BARAT, JANUARI 2008 Lembaga/Dinas/Instansi Golongan PNS Pegawai Honor 1 Sekretariat Daerah Kabupaten 5 83

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Daerah Nomor : TAHUN 08 Tanggal : Januari 08 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD Tahun Anggaran 08 NOMOR URUT URAIAN JUMLAH. PENDAPATAN.8..0.8,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH.008.78..8,00..

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH ` 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Letak Geografis merupakan salah satu dari 14 Kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Timur dan merupakan hasil pemekaran

Lebih terperinci

KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN PERUBAHAN APBK MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN PERUBAHAN APBK MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 Lampiran II : QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA Nomor : XXX Tahun 2009 Tanggal : 1 Oktober 2009 KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN APBK MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 Halaman: 1 KODE 1 WAJIB 896,344,195,698

Lebih terperinci

: TGK. MARZUKI. TEMPAT, TGL LAHIR : Darat, 14 Juli DAPIL : Aceh Jaya 1. : Dusun Tgk. Raja Gampong Darat. 1. SD : SD Negeri Kuala Daya

: TGK. MARZUKI. TEMPAT, TGL LAHIR : Darat, 14 Juli DAPIL : Aceh Jaya 1. : Dusun Tgk. Raja Gampong Darat. 1. SD : SD Negeri Kuala Daya : TGK. MARZUKI TEMPAT, TGL LAHIR : Darat, 14 Juli 1970 : Partai Aceh DAPIL : Aceh Jaya 1 : Dusun Tgk. Raja Gampong Darat Kecamatan Jaya, 1. SD : SD Negeri Kuala Daya 1985-1986 2. SLTP : Dayah Bahrul Ulum

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN TRUMON TENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN

QANUN KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN TRUMON TENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN QANUN KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN TRUMON TENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Barat Daya

Profil Kabupaten Aceh Barat Daya Ibukota Batas Daerah Profil Kabupaten Aceh Barat Daya : Blang Pidie : Sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Gayo Lues Sebelah Selatan berbatasan dengan samudra Indonesia Sebelah Barat berbatasan dengan

Lebih terperinci

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95 PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKPD : 1.01.01. - DINAS PENDIDIKAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2016 dan 2015 Dalam Rupiah

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN KELURAHAN DAN PEMBENTUKAN GAMPONG DALAM KABUPATEN PIDIE JAYA

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN KELURAHAN DAN PEMBENTUKAN GAMPONG DALAM KABUPATEN PIDIE JAYA QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN KELURAHAN DAN PEMBENTUKAN GAMPONG DALAM KABUPATEN PIDIE JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE

Lebih terperinci

DRAFT QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN ANGGARAN 2015

DRAFT QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN ANGGARAN 2015 DRAFT QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN ANGGARAN 2015 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN ANGGARAN 2015

RANCANGAN QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN ANGGARAN 2015 RANCANGAN QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN ANGGARAN 2015 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

DAFTAR RINGKASAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013

DAFTAR RINGKASAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2013 DAFTAR RINGKASAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 KOD. REK URAIAN JUMLAH 1

Lebih terperinci

REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I

REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I APBD Murni TA. 2013 Ditetapkan dengan Perda Nomor : 14 Tahun 2012 Tanggal 13 Desember 2012 Ttg APBD TA. 2013 dan Pergub Nomor 29

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 SALINAN WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU SALINAN PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 1, 2009 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 1 1.2. Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 2 1.3. Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

QANUN KOTA SABANG WALIKOTA SABANG,

QANUN KOTA SABANG WALIKOTA SABANG, Menimbang : a. QANUN KOTA SABANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA TAHUN ANGGARAN 2010 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI 0 PEMERINTAH KABUPATEN PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR : 16 TAHUN 2009 TANGGAL : 27 AGUSTUS 2009 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 dengan luas wilayah 6.874 Ha. Kota Metro terdiri dari 5 Kecamatan dengan 22 kelurahan, yang pembentukannya berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN MUKIM-MUKIM DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN MUKIM-MUKIM DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN MUKIM-MUKIM DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1. Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah Kabupaten yang akan dicapai selama 5 tahun perencanaan dari tahun 2014 sampai tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA, KABUPATEN GAYO LUES, KABUPATEN ACEH JAYA, KABUPATEN NAGAN RAYA, DAN KABUPATEN ACEH TAMIANG, DI PROVINSI

Lebih terperinci

-5- MEMUTUSKAN: Menetapkan : QANUN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA SABANG TAHUN ANGGARAN 2013.

-5- MEMUTUSKAN: Menetapkan : QANUN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA SABANG TAHUN ANGGARAN 2013. QANUN KOTA SABANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA SABANG TAHUN ANGGARAN 2013 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 SALINAN QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR : 9 TAHUN 2013 TANGGAL : 19 SEPTEMBER 2013 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG NOMOR 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 17, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4179) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Kabupaten Kepulauan Aru dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2003 dengan maksud mengoptimalkan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 11 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 11 Tahun : 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 11 Tahun : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2013 /2005 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2013 /2005 T E N T A N G Minut : Ditetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal, BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, USMAN ERMULAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2013 /2005 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA LAMPIRAN II.1 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci