Pemutakhiran SSK Aceh Jaya 2016 BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemutakhiran SSK Aceh Jaya 2016 BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman, estetika serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan layanan yang terkait dengan pengentasan kemiskinan dan peningkatan produktivitas. Namun masih sering dijumpai bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi yang meliputi penanganan air limbah, penyediaan air bersih, penanganan persampahan dan pengelolaan drainase masih berjalan sendiri-sendiri. Meskipun masuk dalam satu bidang pembangunan yaitu sektor sanitasi tetapi masing-masing aspek tersebut ditangani secara parsial atau terpisah sehingga banyak terjadi tumpang tindih kegiatan pembangunan di bidang sanitasi oleh institusi yang berbedabeda, di sisi lain masih banyak ditemui aspek sanitasi yang belum tertangani oleh siapapun. Hal tersebut seringkali membingungkan masyarakat sebagai penerima manfaat sekaligus pelaku pembangunan. Pelaksanaan pembangunan sanitasi sering berjalan secara parsial dan belum terintegrasi dalam suatu rencana besar yang sifatnya integratif dan memiliki sasaran secara menyeluruh serta dengan jangka waktu yang lebih panjang. Masing-masing institusi melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sendiri-sendiri padahal seringkali kegiatan tersebut sebetulnya dapat diintegrasikan dalam satu kegiatan yang saling bersinergi, sementara masih terdapat pula institusi yang tidak memiliki tugas menangani sanitasi secara langsung namun sangat dibutuhkan peranannya dalam mendukung pembangunan sanitasi. Sejalan dengan tuntutan dan cita-cita peningkatan standar kualitas hidup masyarakat sementara di sisi lain tingkat pencemaran lingkungan semakin tinggi dan adanya keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri sehingga dampak negatif yang disebabkan oleh kualitas lingkungan juga masih sangat tinggi, menuntut sektor sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Belajar dari pengalaman, permasalahan sanitasi tidak dapat dilakukan secara parsial. Adanya perencanaan yang tumpang tindih, tidak tepat sasaran, dan tidak berkelanjutan tidak boleh terulang lagi. Sanitasi harus ditangani secara multistakeholder dan komprehensif. Siapapun yang terkait dalam penyediaan layanan sanitasi di kabupaten, harus dilibatkan secara aktif. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 1

2 Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia sudah harus merupakan upaya bersama yang terkoordinir dari semua tingkatan pemerintah, lembaga non pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor swasta. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah salah satu program untuk mewujudkan perencanaan dan pembangunan sanitasi yang komprehensif. Keterlibatan lintas sektor dalam pembangunan sanitasi dilakukan demi mewujudkan kondisi sanitasi yang lebih baik, baik dalam konteks nasional (capaian universal access, ) maupun internasional. Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, Pemerintah mendorong kota dan kabupaten di Indonesia untuk menyusun Strategi Sanitasi Perkotaan atau Kabupaten (SSK) yang memiliki prinsip: Berdasarkan data aktual Berskala kota atau kabupaten Disusun sendiri oleh kota atau kabupaten (dari, oleh, dan untuk kota atau kabupaten tersebut) Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down Guna menghasilkan SSK yang demikian, maka kota atau kabupaten harus mampu memetakan situasi sanitasi wilayahnya. Pemetaan situasi sanitasi yang baik hanya bisa dibuat apabila kota atau kabupaten mampu mendapatkan informasi lengkap, akurat, dan mutakhir (kekinian) tentang kondisi sanitasi, baik menyangkut aspek teknis mapun non teknis. Untuk maksud tersebut maka dibentuklah kelompok kerja (Pokja) Sanitasi, yang diharapkan dapat berfungsi sebagai unit koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan pengawasan serta monitoring pembangunan sanitasi dari berbagai aspek. Di tingkat nasional, koordinasi kebijakan dilakukan oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) yang menyatukan 8 (delapan) pemangku kepentingan utama dari lingkungan pemerintah (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementrian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementrian Keuangan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementrian Perindustrian). Di provinsi, Pokja Provinsi dibawah koordinator Sekretaris Daerah (Setda) provinsi akan menjadi titik pusat regional untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi sanitasi. Di level kabupaten, Pokja Sanitasi Kabupaten dibentuk dan Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 2

3 dikoordinir oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan SE Kemendagri No. 660/4919/SJ tahun Pokja sanitasi Kabupaten Aceh Jaya secara struktural dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Aceh Jaya Nomor 132 Tahun, Tanggal 7 Maret. Komposisi Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari tim pengarah dan tim teknis yang terbagi berdasarkan bidang kerjanya. Pokja sanitasi kabupaten adalah pihak yang menjadi penanggung jawab dalam mengembangkan perencanaan dan pembangunan sanitasi skala Kabupaten/kota. Mereka memastikan koordinasi antar berbagai dinas pemerintah kabupaten dan pihak-pihak non pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung untuk perencanaan sanitasi yang terkoordinir dan sedang berjalan di tingkat kabupaten. Fase pertama penyusunan dokumen perencanaan sanitasi Kabupaten Aceh Jaya telah berhasil menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS), Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS). Sedangkan pada fase kedua ini, diharapkan dapat tersusun Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran SSK dimaksudkan juga untuk mengukur hasil pembangunan sanitasi selama 5 tahun sebelumnya yang selanjutnya menjadi bahan perencanaan pembangunan sanitasi 5 tahun mendatang. Secara umum, Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan salah satu dokumen perencanaan dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di tingkat kabupaten yang dapat dijadikan sebagai pedoman semua pihak dalam membangun dan mengelola sanitasi secara komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif untuk memperbaiki perencanaan dan pembangunan sanitasi dalam rangka mencapai target-target pencapaian layanan sektor sanitasi kabupaten dalam tiga kerangka waktu yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Sebagai langkah awal Pokja Sanitasi akan menyusun suatu perencanaan sanitasi secara lebih komprehensif, integratif, inovatif dan melibatkan masyarakat sehingga sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Pembangunan sanitasi tidak hanya ditekankan pada pembangunan sarana fisik tetapi ada hal lain yang perlu dilakukan agar sarana tersebut bermanfaat secara berkelanjutan. Proses perencanaan harus dilakukan dengan melihat permasalahan yang muncul baik masalah yang terkait dengan aspek teknis maupun aspek non-teknis secara menyeluruh, sehingga solusinya pun akan tepat, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 3

4 Di dalam menyusun sebuah dokumen perencanaan diharapkan ada sinkronikasi dan sinergitas antar semua dokumen perencanaan yang ada. Posisi dokumen SSK terhadap dokumen perencanaan yang sudah ada adalah : a). Hubungan Strategi Sanitasi Kabupaten dengan RPJMK. RPJMK sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Jaya dipergunakan sebagai sumber dasar bagi SSK untuk perencanaan jangka pendek tahun 2017 s/d Hal ini disesuaikan dengan jangka waktu jabatan Bupati Aceh Jaya yang akan berakhir pada tahun Oleh karena itu, SSK ini merupakan penjabaran operasional dari RPJMK khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan konsep dasar pemikiran RPJMK. b). Hubungan SSK dengan Rencana Strategis (Renstra) SKPK Renstra SKPK sebagai penjabaran dari RPJMK juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan SSK khususnya tahun rencana dari 2017 s/d Mengingat bahwa Renstra SKPK hanya mengatur tentang rencana sektor sanitasi secara parsial dan sektoral, maka dalam SSK dilakukan sinergitas rencana sektor sanitasi dalam sebuah kondisi sanitasi kabupaten yang saling berkait, simultan dan berkesinambungan. Karena Renstra SKPK dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan SSK ini maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPK yang terkait dengan sanitasi. c). Hubungan SSK dengan RTRW Kebijakan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Jaya Tahun disusun dalam rangka mewujudkan rencana tata ruang ruang berkelanjutan dan operasional, serta mengakomodasi paradigma baru dalam perencanaan yang terdiri dari beberapa kebijakan dan strategi seperti yang sudah tertuang dalam SSK, dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk mensinergikan kebijakan dan strategi RTRW yang ada kaitanya dengan pembangunan sektor sanitasi. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 4

5 1.2 Metodologi Penyusunan Metode yang digunakan dalam penyusunan Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Aceh Jaya Tahun ini adalah studi dokumen dan pengumpulan data primer dan sekunder yang ada di masing-masing SKPK yang terkait, dan didukung dengan observasi objek yang relevan. Selain itu dilakukan beberapa jenis survey yaitu survey keterlibatan sektor swasta, survey komunikasi dan media, survey partisipasi masyarakat, sanitasi sekolah dan studi kebijakan kepada beberapa responden baik kalangan SKPK, Pengusaha, Media maupun ke masyarakat langsung dan juga dilakukan survey Environmental Health Risk Assesment (EHRA) dengan menggunakan 800 responden dari 20 desa di Kabupaten Aceh Jaya. Analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan membandingkan data dan informasi yang ada dikaitkan dengan kondisi yang seharusnya atau kondisi ideal untuk mengetahui seberapa jauh kesenjangan (gap) yang ada. Untuk penentuan area dengan resiko tinggi digunakan analisa kualitatif hasil EHRA Tahapan Penyusunan Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Penyusunan pemutakhiran SSK dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: Proses 1: Internalisasi dan penyamaan persepsi 1.1 Kick off Kabupaten Aceh Jaya 1.2 Penetapan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Proses 2: Pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi 2.1 Pelaksanaan studi EHRA dan 6 kajian sanitasi lainnya 2.2 Pemetaan profil wilayah dan sanitasi (Instrumen Profil Sanitasi) 2.3 Identifikasi permasalahan sanitasi 2.4 Penetapan area berisiko sanitasi Proses 3: Skenario pembangunan sanitasi 3.1 Penetapan visi dan misi 3.2 Penetapan zona dan sistem sanitasi serta tujuan dan sasarannya 3.3 Perumusan strategi pembangunan sanitasi (IFAS dan EFAS serta SWOT) 3.4 Perumusan program dan kegiatan 3.5 Perumusan Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK Proses 4: Konsolidasi penganggaran dan pemasaran sanitasi 4.1 Internalisasi ke seluruh SKPK Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 5

6 4.2 Eksternalisasi ke Pokja Provinsi dan Satker K/L dan sumber lain terkait sanitasi 4.3 Pemasaran sanitasi (CSR dan pendanaan non pemerintah lain) 4.4 Komitmen dan Indikasi Pendanaan Proses 5: Finalisasi 5.1 Pengawalan dan penganggaran 5.2 Penulisan dokumen SSK 5.3 Penyiapan ringkasan eksekutif SSK 5.4 Konsultasi Publik 5.5 Advokasi ke Bupati Kabupaten Aceh Jaya Sumber Data Sumber data dalam penyusunan buku putih dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu: Data primer; didalamnya meliputi penilaian resiko kesehatan lingkungan, penilaian sanitasi berbasis masyarakat, penilaian penyedia sarana sanitasi oleh sektor swasta, penilaian peran serta masyarakat dalam bidang sanitasi, peran media dalam mengkomunikasikan pembangunan sanitasi, peran sekolah dalam bidang sanitasi serta peran kelembagaan baik pemerintah, swasta dan masyarakat. Data ini diperoleh dengan cara melakukan beberapa studi terkait aspek kelembagaan, keuangan, media dan komunikasi, keterlibatan sektor swasta, keterlibatan masyarakat, sanitasi sekolah dan studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) dimana sebagian data ini bersifat kualitatif. Data sekunder; data kuantitatif yang telah tersedia di setiap SKPK yang didalamnya meliputi aspek demografi, kepadatan penduduk, data keluarga miskin, kesehatan masyarakat, arah dan kebijakan pembangunan kabupaten, data kelembagaan dan keuangan, dan lain-lain yang sifatnya umum. Sumber data sekunder untuk penyusunan dokumen pemutakhiran SSK Aceh Jaya, diantaranya: Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Jaya , Bappeda Kabupaten Aceh Jaya. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMK) Kabupaten Aceh Jaya, , Bappeda Kabupaten Aceh Jaya. Dokumen Aceh Jaya Dalam Angka Tahun 2015, BPS Kabupaten Aceh Jaya. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 6

7 Dokumen Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015, Dinas Kesehatan Kabupaten.Aceh Jaya Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPK) Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2015, Bappeda Kabupaten Aceh Jaya. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LPKJ) Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013, Bappeda Kabupaten Aceh Jaya Tahun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LPKJ) Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014, Bappeda Kabupaten Aceh Jaya Tahun Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013 Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013 Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Aceh Jaya tahun 2014 Laporan-laporan kegiatan tahunan SKPK. 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah, yang meliputi; A. Undang-Undang : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Tamiang di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 7

8 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh; 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ; 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; 9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah; 10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 13. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; B. Peraturan Pemerintah : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Pengembangan Sistim Penyediaan Air Minum; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimum; Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 8

9 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Tata Ruang. 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai. 14. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan sampah rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga; C. Peraturan Presiden Republik Indonesia : 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panang Menengah Nasional (RPJM) Tahun Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2005 Tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur. 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Tentang Pengembangan Air Minum Dan Sanitasi; D. Keputusan Presiden : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 9

10 E. Peraturan Menteri Republik Indonesia : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/1992 tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air; 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/PRT/1995 tentang Pedoman Teknis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum; 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 4. Permen PU Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP); 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; 6. Permen PU Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; 7. Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Prasarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa. 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). F. Keputusan Menteri : 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih; 2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 269/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum; 3. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No 337/1996 tentang Petunjuk Tata Laksana UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum; Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 10

11 4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 296/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL UPL Proyek Bidang Pekerjaan Umum; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan; 6. Kepmen Kimpraswil 534/2000 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Permukiman; 7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL; 8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA); 10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2005 tentang Pedoman Pemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil; 11. Kepmen PU Nomor 21 tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan persampahan. 12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). G. Peraturan Daerah Provinsi Aceh : 1. Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 03); 2. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 05, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 05; 3. Qanun Kabupaten Aceh Jaya Nomor 3 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Jaya. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 11

12 H. Surat Edaran Menteri : o Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 660/4919/SJ Tahun 2012 Tanggal 30 November 2012 Tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman di Daerah. I. Surat Keputusan Bupati Aceh Jaya : o Surat Keputusan Bupati Aceh Jaya Nomor 132 Tahun Tentang Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi / AMPL Kabupaten Aceh Jaya Sistematika Penulisan Penyusunan Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya ini dibagi dalam beberapa Bab dan Sub-Bab sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang penulisan dan maksud serta tujuan penulisan dokumen sanitasi ini. Bab ini juga menguraikan metodologi penyusunan, dasar hukum, SSK Kabupaten Aceh Jaya dan sistematika penulisan. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Menjelaskan wilayah kajian SSK dan kondisi umum Kabupaten/Kota yang mencakup: administratif, kependudukan, jumlah penduduk miskin, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab setiap perangkat daerah, komunikasi dan media. Dan juga hasil studi EHRA dan kajian lainnya teridentifikasinya permasalahan sanitasi (air limbah, sampah dan drainase), serta ditetapkannya area berisiko sanitasi yang merupakan proses pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi. Semuanya ini tertuang dalam sub bab gambaran wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil sanitasi saat ini, serta area berisiko dan permasalahan. BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Bab ini menjelaskan kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup informasi: (i) Visi dan misi Sanitasi, (ii) Tahapan Pengembangan Sanitasi (Sistem dan zonasi), Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 12

13 (iii) tujuan dan sasaran sanitasi, (iv) skenario pencapaian sasaran, dan (v) kemampuan pendanaan sanitasi daerah. BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam bab 5 ini akan menguraikan tentang strategi sanitasi yang mencakup aspek teknis dan aspek non teknis seperti; kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan jender dan keberpihakan pada masyakarat miskin. BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pada dasarnya Bab ini merupakan hasil pembahasan yang diperoleh saat internalisasi dan eksternalisasi program dan kegiatan setelah dilakukan perbaikanperbaikanseperlunya. Bab ini juga memberikan informasi detail mengenai program dan kegiatan yang dihasilkan dari simulasi menggunakan Instrumen Perencanaan Sanitasi dan juga berisi ringkasan, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan pemerintah, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan non pemerintah serta antisipasi funding gap. BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Dalam bab terakhir ini menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi implementasi SSK untuk 5 (lima) tahun kedepan yaitu tahun Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I - 13

14 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. GAMBARAN WILAYAH KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF Kabupaten Aceh Jaya terletak pada kordinat Lintang Utara dan Bujur Timur dengan luas daerah Ha. Kecamatan Setia Bakti merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 19 persen ( Ha), sedangkan Kecamatan Indra Jaya mempunyai luas wilayah terkecil yaitu sekitar 5 persen ( Ha) dari wilayah kabupaten. Secara geografi kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Aceh Jaya berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Jalur sepanjang pantai juga merupakan tempat permukiman penduduk terpadat dibandingkan dengan daerah pemukiman yang jauh dari pantai. Jaringan jalan yang menyusuri pinggir pantai yang menghubungkan Banda Aceh dengan kota-kota di bagian barat dan selatan provinsi ini menjadi faktor yang sangat mendukung bagi penduduk untuk membangun permukiman di sepanjang pantai. Pusat-pusat perdagangan dan berbagai aktivitas perekonomian lainnya pun pada umumnya berlokasi di kota-kota kecamatan yang berada di sepanjang pantai wilayah ini. Sampai saat ini, ada 16 pulau yang terdata dan mempunyai nama. Pulau-pulau tersebut tersebar di empat kecamatan. Terdapat juga dua danau/rawa yang terletak di Kecamatan Teunom dan Panga. A. Topografi Secara topografi kondisi Kabupaten Aceh Jaya memiliki daratan yang berbukit-bukit, bergunung- gunung dengan tebing terjal dan kemiringan yang tajam yang dialiri sungai besar dan kecil serta dibedakan menjadi Dpl, <2.000 berdasarkan kelompok ketinggian tersebut dominan memiliki ketinggian <2.000 Dpl hanya Kecamatan Sampoiniet dan Kecamatan Darul Hikmah yang memiliki ketinggian Dpl. B. Klimatologi Sebagaimana wilayah Indonesia atau wilayah tropis lainnya, Kabupaten Aceh Jaya juga beriklim tropis (hangat dan lembab) dan dikenal 2 (dua) musim, yaitu musim hujan dengan gejolak Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 1

15 gelombang laut yang biasanya terjadi bulan September- Februari dengan jumlah hari hujan terbesar berkisar antara hari, jumlah hujan rata-rata per tahun berkisar antaran mm. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Aceh Jaya berkisar antara 25,8 0 C 26,9 0 C dan kelembaban antara 84-90,7 persen. Kecepatan angin maksimun berkisar antara knot walaupun rata-rata kecepatan angin hanya sebesar 2,8 3,7 knot. Hari hujan rata-rata perbulan 16 hari dengan rata-rata curah hujan per bulan 328,1 mm. Musim kemarau yang biasanya berlangsung antara bulan Meret-Agustus dengan tekanan udara rata-rata berkisar antara C pada siang hari dan C malam hari dan kelembapan antara %. Kecepatan angin maksimum berkisar antara knot walaupun rata-rata kecepatan angin hanya sebesar 0-4 knot. Berdasarkan kemiringan dan ketinggian daratan diatas 25 m dpl Kabupaten Aceh Jaya memiliki daratan yang landai. C. Hidrologi Dalam menunjang berbagai kegiatan seperti pertanian, industri rumah tangga dan lain sebagainya, sumber daya air yang dapat dimanfaatkan antara lain sebagai berikut: Danau Danau yang tersedia di Kabupaten Aceh Jaya berpotensi untuk dijadikan sebagai obyek wisata, danau-danau tersebut antara lain Geunang Laot Pinenung Suasa, Geunang Laot Bhee, dan Geunang Paya Laot. Daerah Aliran Sungai (DAS) Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya air, perairan terbuka yang dapat dimanfaatkan yaitu sungai. DAS yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya meliputi: Krueng Teunom, Krueng Calang, Krueng Sabee, Krueng Lageun, Krueng Masen, Krueng Panga, Krueng Pante Kuyun, Krueng Unga, Krueng Woyla dan Krueng Lambesoi. Beberapa Daerah Aliran Sungai dikelompokkan menjadi satu Wilayah Sungai berdasarkan wilayah strategis nasional dan lintas kabupaten. Pengelompokkan ini didasari oleh Permen PU No. 11A/PRT/M/2006 tanggal 26 Juni 2006 tentang pembagian Wilayah Sungai di Indonesia. Luasan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya yang menduduki luasan tertinggi terdapat di Kecamatan Krueng Sabe dengan luas 73051,18 dan luasan terendah terdapat di Kecamatan Pasie Raya yaitu seluas 27901,64 dari Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 2

16 jumlah luas lahan di wilayah Kabupaten Aceh Jaya. Untuk lebih jelasnya sebaran DAS di Kabupaten Aceh Jaya dapat dilihat pada Tabel : 2.1 dan Peta 2.1. Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Aceh Jaya Nama DAS Luas (Ha) DAS Babah Awe 3.462,14 DAS Crak Mong 5.453,16 DAS Inong ,02 DAS Keueh 27,6 DAS Krueng Aceh 234,89 DAS Krueng Masen ,46 DAS Lambeusoi ,28 DAS Ie Item ,26 DAS Ligan ,04 DAS No 2.561,96 DAS Peyaba 55,46 DAS Pleng 0,68 DAS Pulau Kluang 11,06 DAS Pulau Raya 326,98 DAS Sabee ,34 DAS Teunom ,34 DAS Unga ,46 DAS Woyla ,67 DAS Gapa 401,49 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Aceh Jaya Wilayah Sungai (WS) Berdasarkan klasifikasi WS yang melewati Kabupaten Aceh Jaya adalah WS Teunom- Lambesoi, WS Krueng Aceh dan WS Woyla-Seunagan. WS Teunom-Lambeusoi terdiri dari Kecamatan Krueng Sabee, Setia Bakti, Panga, Teunom, Pasie Raya, Indra Jaya, Jaya, Sampoiniet, Darul Hikmah, WS Krueng Aceh terdiri dari Kecamatan Indra Jaya dan Jaya, dan WS Woyla-Seunagan terdiri dari Kecamatan Teunom dan Pasie Raya. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 3

17 Peta 2.1 : Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Aceh Jaya

18 D. Administratif Secara administratif Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari 9 Kecamatan, 22 Mukim dan 172 Desa. Kabupaten Aceh Jaya secara administratif dibatasi oleh: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie; Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Barat; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat; Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Tabel 2.2 Tabel Nama dan Luas Wilayah per-kecamatan serta Jumlah Kelurahan Luas Wilayah Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa (Ha) Administrasi (%) thd total administrasi (Ha) Terbangun (%) thd total administrasi Teunom 22 31,600 10% 8,047 5% Pasie Raya 14 33,200 10% 2,440 2% Pangga 20 52,807 16% 47,302 30% Krueng Sabee 17 18,637 6% 6,261 4% Setia Bakti 13 62,900 19% 45,108 29% Sampoeniet 19 50,100 15% 22,503 14% Darul Hikmah 19 18,174 6% 14,141 9% Jaya 34 42,360 13% 7,888 5% Indra Jaya 14 16,300 5% 4,385 3% TOTAL , % 158, % Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 5

19 E. Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten ini, wilayah yang akan dikaji meliputi seluruh wilayah perkotaan dan perdesaan yang terdiri dari 9 Kecamatan, 172 Desa. Hal ini dilakukan agar Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dapat mengetahui profil sanitasi di semua wilayah, sehingga dalam perencanaan pembangunan dibidang sanitasi akan dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran. Wilayah kajian Strategi Sanitasi Kabupaten perlu dibedakan kawasan perkotaan dan perdesaan dikarenakan adanya perbedaan jenis permukiman, perilaku masyarakat dan penggunaan kawasan sebagai kegiatan ekonomi. Perbedaan ini akan membawa dampak terhadap permasalahan sanitasi yang berbeda pula untuk setiap wilayah. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 6

20 Peta 2.2. Peta Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya

21 DEMOGRAFI A. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2014 tercatat sebesar jiwa. Apabila dilihat dari jumlah penduduknya, maka kecamatan yang paling tinggi jumlah penduduknya adalah Kecamatan Krueng Sabee sebanyak jiwa kemudian berturut-turut Kecamatan Jaya jiwa, Kecamatan Teunom jiwa, Kecamatan Setia Bakti jiwa, Kecamatan Panga jiwa, Kecamatan Sampoeniet jiwa, Kecamatan Pasie Raya jiwa, Kecamatan Darul Hikmah jiwa dan Kecamatan Indra Jaya jumlah penduduk jiwa. Apabila dilihat dari komposisi penduduk yang tinggal di perkotaan dan perdesaan, pada tahun 2014 jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan sejumlah jiwa atau 6,47 % dari jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya. Sedangkan penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan sejumlah jiwa atau 93,53 % dari total penduduk. Permasalahan sanitasi diwilayah perkotaan dan perdesaan relatif berbeda, dimana hal tersebut disebabkan jenis timbulan sampah dan limbah yang berbeda pula, dimana di wilayah perkotaan cenderung menghasilkan jenis polutan yang lebih berbahaya dikarenakan adanya aktifitas rumah tangga, kegiatan bisnis dan industri. Untuk wilayah perdesaan, jenis timbulan polutan relatif kurang berbahaya dikarenakan aktifitas masyarakat yang masih tradisional, sehingga penanganannya lebih mudah. Dengan demikian, maka untuk kedepan perlu dibuat skala prioritas penanganan sanitasi dengan memperhatikan kondisi wilayah. Rumah tangga atau biasa disebut dengan kepala keluarga (KK) menunjukkan jumlah satuan keluarga terkecil di masyarakat. Jumlah KK di wilayah Kabupaten Aceh Jaya pada tahun diwilayah perkotaan sejumlah KK atau 13,29 % dari jumlah KK total, sedangkan di wilayah perdesaan sejumlah KK atau sebesar 86,71 % dari total jumlah KK di Kabupaten Aceh Jaya. Peran serta masyarakat dalam pembangunan sanitasi sangatlah diharapkan, dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan sanitasi.dengan melibatkan anggota keluarga dalam kegiatan sanitasi akan sangat efektif dikarenakan mereka akan lebih mudah mempengaruhi anggota keluarga yang lain daripada jika dilakukan oleh orang luar. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 8

22 Tabel 2.3. Jumlah penduduk dan kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun kedepan Jumlah Penduduk Nama Kecamatan Wilayah Perkotaan Tahun Wilayah Pedesaan Tahun Total Tahun Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Teunom Pasie Raya Pangga Krueng Sabee Setia Bakti Sampoeniet Darul Hikmah Jaya Indra Jaya Sumber : Instrumen Profil Kabupate Aceh Jaya, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 9

23 B. Kepadatan Penduduk Dalam menentukan estimasi perkembangan penduduk, perlu diperhitungkan tingkat pertumbuhan penduduk yang akan menentukan trend perubahan dalam kependudukan dimasa yang akan datang. Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun dibuat dengan menggunakan formulasi pertumbuhan penduduk total yang merupakan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi (imigrasi dan emigrasi). Adapun persentase pertumbuhan penduduk total dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. % = (L - M) + (I - E) / Po x 100% Keterangan: Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan L = jumlah kelahiran M = jumlah kematian I = jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah) E = jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggalkan suatu wilayah) % = persentase pertumbuhan penduduk total. Dari hasil perhitungan berdasarkan rumus diatas, didapatkan hasil untuk prosentase pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di wilayah Kecamatan Krueng Sabee sebesar 18,49 %, sedangkan prosentase pertumbuhan penduduk terkecil terdapat di wilayah Kecamatan Pasie Raya sebesar 6,57 %. Berdasarkan data prosentase pertumbuhan penduduk tersebut, maka dapat diperhitungkan tingkat kepadatan penduduk dengan rumus : Pn = Po (1 + % pertumbuhan penduduk) n Keterangan : Pn = kepadatan penduduk tahun ke n Po = Kepadatan penduduk tahun ke-1 n = tahun ke n Adapun data tingkat pertumbuhan dan kepadatan Kabupaten Aceh Jaya sebagaimana disampaikan dalam tabel 2.4. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 10

24 Tabel 2.4 Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Nama Kecamatan Tingkat Pertumbuhan (%) Tahun Kepadatan Penduduk (orang/ha) Tahun Teunom 15,16% 15,18% 15,20% 15,22% 15,24% 15,26% Pasie Raya 6,57% 6,36% 6,15% 5,94% 5,73% 5,52% Pangga 9,13% 9,21% 9,29% 9,37% 9,45% 9,53% Krueng Sabee 18,49% 18,55% 18,61% 18,67% 18,73% 18,79% Setia Bakti 9,53% 9,57% 9,61% 9,65% 9,69% 9,73% Sampoeniet 8,19% 8,18% 8,17% 8,16% 8,15% 8,14% Darul Hikmah 7,46% 7,46% 7,46% 7,46% 7,46% 7,46% Jaya 17,46% 17,48% 17,50% 17,52% 17,54% 17,56% Indra Jaya 8,07% 8,09% 8,11% 8,13% 8,15% 8,17% Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, diolah C. Kemiskinan Keberhasilan pembangunan sering dikaitkan dengan tingkat kemiskinan masyarakat pada suatu wilayah tertentu. Semakin sedikit jumlah warga miskin pada suatu wilayah menunjukkan bahwa pembangunan telah berhasil. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat dengan penghasilan rendah cenderung kurang memperhatikan kesehatan lingkungan yang diakibatkan oleh kondisi sarana dan prasarana yang ada dan juga tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan bersama masih kurang. Di Kabupaten Aceh Jaya, tingkat kemiskinan terbesar di Kecamatan Jaya sebesar KK atau 16,95%, di Kecamatan Teunom KK atau 16,93% dan di Kecamatan Krueng Sabee sebesar KK atau 14,75 % dari jumlah KK miskin di Kabupaten Aceh Jaya. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 11

25 Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Miskin Per-Kecamatan di Kabupaten Aceh Jaya Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK) Teunom Pasie Raya 756 Pangga 790 Krueng Sabee Setia Bakti 370 Sampoeniet 547 Darul Hikmah 736 Jaya Indra Jaya 749 Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, diolah RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH JAYA Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Jaya yang selanjutnya disebut RTRW Kabupaten Aceh Jaya adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Dewasa ini dinamika pemanfaatan lahan di Kabupaten Aceh Jaya berlangsung relatif cukup pesat yang memicu berbagai pertumbuhan aktivitas dibanyak sektor. Pertumbuhan ini ditandai dengan munculnya banyak bangunan baik berupa bangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial sebagai wujud pemanfaatan ruang. Berbagai aktivitas/kegiatan yang memanfaatkan ruang selayaknya dapat dikendalikan dan diarahkan agar sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun untuk menghindarkan dampak pembangunan yang negatif. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 12

26 Peta 2.3 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Aceh Jaya

27 Peta 2.4 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Aceh Jaya

28 2.2. KEMAJUAN PELAKSANAAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN Dokumen perencanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Aceh Jaya telah disusun pada tahun 2013 dan tahun 2014, dimana dokumen tersebut disusun menjadi tiga bagian yaitu Buku Putih Sanitasi yang menyajikan profil sanitasi tingkat Kabupaten, Strategi Sanitasi Kabupaten yang berisi rencana aksi daerah dalam penyelesaian masalah sanitasi dan Memorandum Program yang berisi rencana program dan kegiatan untuk implementasi pembangunan sanitasi. Selama kurun waktu 4 tahun tersebut tentunya banyak perkembangan dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga perlu untuk dipetakan perkembangan pelaksanaan strategi sanitasi kabupatenyang disusun pada tahun Adapun dalam mengetahui perkembangan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten tersebut akan dibagi menjadi kemajuan pelaksanaan kegiatan dibidang air limbah domestik, persampahan dan drainase. A. Air Limbah Domestik Adapun kemajuan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten tahun 2013 adalah sebagaimana terlihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6 Kemajuan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten bidang air limbah domestik Strategi Sanitasi Kabupaten Thn SSK Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (1) (2) (3) (4) Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Aceh Jaya melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala permukiman pada akhir tahun 2017 Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septic untuk rumah tangga miskin pada akhir tahun 2018 tidak tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala permukiman 68% masyarakat mempunyai akses terhadap fasilitas jamban keluarga tidak tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala permukiman 79,2% masyarakat mempunyai akses terhadap fasilitas jamban keluarga Mengoptimalkan berfungsinya IPLT pada akhir tahun 2018 Belum terbentuknya lembaga pengelola IPLT Belum terbentuknya lembaga pengelola IPLT Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 15

29 B. Pengelolaan Persampahan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasaran, sumber daya manusia dan penerapan teknologi tepat guna bagi SKPK pengelola persampahan. Disadari bersama bahwa dalam pengelolaan sampah tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah, namun peran swasta dan masyarakat harus dilibatkan, melalui peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Adapun perkembangan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut : Tabel 2.7 Kemajuan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten bidang pengelolaan persampahan Strategi Sanitasi Kabupaten Thn SSK Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (1) (2) (3) (4) Tersedianyan dokumen Belum tersedianyan dokumen perencanaan layanan perencanaan layanan pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan sampai tahun 2018 Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Aceh Jaya melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan persampahan pada tahun 2018 Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya 1% Cakupan layanan persampahan tahun 2012 Belum tersedianyan dokumen perencanaan layanan pengelolaan persampahan 3% Cakupan layanan persampahan C. Drainase Perkotaan Secara topografi kondisi Kabupaten Aceh Jaya memiliki daratan yang berbukitbukit, bergunung- gunung dengan tebing terjal dan kemiringan yang tajam yang dialiri sungai besar dan kecil hal ini memberikan resiko terjadinya banjir dan genangan terutama akibat air hujan. Dengan kondisi yang seperti ini, pengelolaan drainase menjadi hal penting untuk menghindarkan wilayah wilayah rawan banjir dan genangan dari terjadinya banjir dan genangan dengan waktu yang lama. Pembangunan dan rehabilitasi saluran drainase menjadi salah satu target dalam rangka mengurangi luas wilayah, ketinggian dan waktu terjadinya genangan. Untuk lebih memadukan Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 16

30 pembangunan dibidang drainase, perlu dibuat dokumen perencanaan pembangunan draainase atau master plan drainase yang akan memberikan arah dan pencapaian pembangunan dibidang drainase di Kabupaten Aceh Jaya. Adapun perkembangan pembangunan drainase di Kabupaten Aceh Jaya adalah sebagai berikut : Tabel 2.8 Kemajuan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten bidang drainase perkotaan Strategi Sanitasi Kabupaten Thn SSK Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (1) (2) (3) (4) Tersedianya dokumen Belum adanya dokumen perencanaan perencanaan pembangunan drainase pembangunan drainase yang efisien efektif dan terpadu Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Aceh Jaya melalui penyediaan sarana dan prasarana drainase Berkurangnya luas genangan di kabupaten Aceh Jaya Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Bekurangnya luas genagan dengan penguatan kelembagaan Dokumen perencanaan pembangunan drainase belum tersedia ha permukiman penduduk masih rawan banjir 2.3 PROFIL SANITASI SAAT INI Pembangunan di Kabupaten Aceh Jaya dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan yang berkelanjutan agar mekanisme pengelolaan, pemanfaatan sumber daya yang ada diharapkan akan bermuara kepada kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan. Persoalan penting yang memerlukan prioritas penanganan dalam peningkatan kualitas lingkungan adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukan sebagai salah satu kegiatan sektoral yang menjadi bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi sebagai bagian dari sistem pengembangan kawasan di wilayah permukiman. Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Aceh Jaya lebih difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas sanitasi yang berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai subsistem pengembangan kawasan, peningkatan Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 17

31 kualitas sanitasi di Kabupaten Aceh Jaya difokuskan kepada penataan drainase lingkungan, pengelolaan persampahan dan pencegahan kontaminasi terhadap air tanah oleh limbah hasil kegiatan manusia khususnya di lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan atau pusat-pusat kegiatan masyarakat serta peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas penyediaan air minum bagi masyarakat. Seiring dengan aktifitas pembangunan yang meningkat dengan bertambahnya penduduk akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, apabila tidak dikelola dengan baik maka akan dapat menimbulkan masalah di bidang sanitasi. Hal ini akan menyebabkan adanya pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan dan estetika serta kemungkinan timbulnya penyakit sehingga merugikan masyarakat di sekitarnya. Kebiasaan masyarakat membuang sampah dan limbah rumah tangga ke saluran drainase, sungai-sungai dan pada tempat-tempat yang bukan peruntukannya ikut memperburuk kondisi sanitasi di Kabupaten Aceh Jaya. Dari semua persoalan sanitasi di Kabupaten Aceh Jaya, penyebab utamanya adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi yang berakibat kepada kurangnya kesadaran terhadap pentingnya sanitasi dalam kehidupan. Untuk mengetahui profil sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, dilakukan dengan menggunakan metode penyusunan diagram sistem sanitasi (DSS) sektor air limbah, persampahan dan drainase. Dengan metode ini akan dapat dilihat sistem yang ada di Kabupaten Aceh Jaya dalam pengelolaan sanitasi, sehingga akan mempermudah dalam mengidentifikasi masalah serta pemecahannya. A. Air Limbah Domestik (1) Sistem Dan Infrastruktur Air Limbah Domestik Untuk mengetahui sistem dan infrastruktur pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Aceh Jaya, digunakan diagram sistem sanitasi (DSS), yang menjelaskan mengenai alur pengelolaan air limbah domestik mulai dari pengguna (user interface), pengumpulan dan penampungan / pengolahan awal, pengangkutan / pengaliran, (semi) pengolahan akhir terpusat dan daur ulang / pembuangan akhir. Dengan mengetahui diagram alir dari diagram sistem sanitasi tersebut, maka akan diketahui permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Aceh Jaya. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 18

32 Berdasarkan hasil pemetaan profil sanitasi melalui metode penyusunan diagram sistem sanitasi diperoleh 4 (empat) model sistem pengelolaan air limbah rumah tangga. Berbagai program dan kegiatan telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dalam upaya meningkatkan akses masyarakat dalam pengelolaan air limbah rumah tangga. Dalam pengelolaan air limbah rumah tangga dikenal beberapa hal,yaitu : 1. Sistem pengolahan setempat (on site), merupakan sistem pengolahan dimana fasilitas instalasi pengolahan berada di dalam persil atau batas tanah yang dimiliki. Teknologi yang digunakan dalam sistem ini adalah sistem sanitasi tanpa air (cubluk) dan sistem sanitasi dengan air (septic tank). 2. Sistem pengolahan terpusat (off site), yaitu sistem pembuangan air limbah dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 19

33 Berdasarkan skalanya, di Kabupaten Aceh Jaya belum ada sistem off site dengan skala kota, namun dilakukan dengan skala komunal diwilayah yang padat penduduk. 3. Buang air besar sembarangan (BABS), merupakan perilaku sebagian masyarakat yang tidak melakukan pengolahan terhadap limbah tinja dan langsung membuangnya ke lingkungan. Kebiasaan ini sangat mengganggu kesehatan karena pencemaran limbah tinja yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Tabel 2.9 Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik Kabupaten Aceh Jaya No. Kec. Jumlah Penduduk (KK) Tangki Septik Individual On-Site Tangki Septik Komunal ( 10KK) MCK*** Akses Layak (KK) Tangki Septik Komunal ( 10KK) IPAL Komunal IPAL Kawasan IPAL Kota Akses Dasar Tangki Septik Individual Belum Aman** Teunom Pasie Raya Panga Krueng Sabee Setia Bakti Sampoeniet Darul Hikmah Jaya Indra Jaya Sumber : Instrumen Profil sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, Off-Site Cubluk (KK) BABs (KK)* Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 20

34 Tabel 2.10 Kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik No. Jenis Satuan Jumlah/ Kapasitas Berfungsi Kondisi Tdk berfungsi Keterangan SPAL Setempat (Sistem On- Site) 1 Tangki Septik Komunal 10 KK Unit MCK Unit 17 Ya - 3 Truk Tinja Unit 4 ya - 4 IPLT : kapasitas m3/hari 1 ya - SPAL Terpusat (Sistem Off- Site) Tangki Septik Komunal 1 10 KK Unit IPAL Komunal Unit IPAL Kawasan Unit IPAL Terpusat Unit Sumber : KLHKP Kabupaten Aceh Jaya, Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 21

35 Peta 2.4 Peta cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik

36 (2) Kelembagaan dan Peraturan Lembaga atau dinas yang mengelola limbah cair di Kabupaten Aceh Jaya adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pertamanan, Pemadam dan Kebakaran. Dinas-dinas tersebut mempunyai tugas dan wewenang dalam hal pelayanan kepada masyarakat tentang limbah tinja. Sepertii terlampir pada Tabel 2.11 Daftar Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik. Untuk landasan hukum yang di gunakan dalam pengelolaan limbah cair di Kabupaten Aceh Jaya antara lain adalah seperti terlampir pada Tabel 2.12 Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Aceh Jaya STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM Kepala Kelompok jabatan Fungsional Sekretariat Bidang Bina Marga Bidang Cipta Karya Bidang Pengairan Bidang Program Dan Pelaporan Bidang Pertambangan, Energi Dan Sumber Daya Mineral Seksi Pengembangan Kawasan, Pemukiman Dan Perumahan Seksi Bangunan Gedung, Penyehatan Lingkungan Dan Air Bersih Penyelenggara Pengelolaan Air Limbah Domestik Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 23

37 STRUKTUR ORGANISASI DKANTOR LINGKUNGAN HIDUP, KEBERSIHAN, PERTAMANAN, PEMADAM DAN KEBAKARAN Kepala Kelompok jabatan Fungsional Bagian Administrasi dan Umum Seksi Lingkungan Hidup Seksi Kebersihan dan Pertamanan Seksi Pemadam dan Kebakaran Penyelenggara Pengelolaan Air Limbah Domestik PERENCANAAN Fungsi Pemerintah Kabupaten Pemangku Kepentingan * Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala Kabupaten - - * Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target - - * Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka percepatan target - - PENGADAAN SARANA * Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik - - * Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) - * Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (Truk Tinja) - - * Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) - - * Membangun sarana IPLT dan atau IPAL - - PENGELOLAAN Tabel 2.11 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik * Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja - - * Mengelola IPLT dan atau IPAL - - * Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja - - * Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik - - Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan * IMB - - PENGATURAN DAN PEMBINAAN * Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan dll) - - * Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik - - * Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik - - MONITORING DAN EVALUASI * Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala Kabupaten - - * Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik - - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik, dan atau menampung serta mengelola * keluhan atas layanan air limbah domestik - * Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik - - Sumber BPS Kabupaten Aceh Jaya 2013 Swasta Masyarakat Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 24

38 Tabel 2.12 Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Aceh Jaya Peraturan Ketersediaan Ada (sebutkan) Tidak ada Efektif Dilaksanakan Pemangku Kepentingan Belum efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan AIR LIMBAH DOMESTIK * Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten * * * * * * Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan layanan pengeloaan air limbah domestik - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik - Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah - Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha - Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha - Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri, rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik - * Restribusi penyedotan air limbah domestik * Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga dan perkantoran Sumber BPS Kabupaten Aceh Jaya Qanun No Tahun B. Persampahan (1) Sistem dan Infrastruktur Persampahan Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 25

39 Untuk mengetahui sistem dan infrastruktur pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya, digunakan Diagram Sistem Sanitasi (DSS), yang menjelaskan mengenai alur pengelolaan air limbah domestik mulai dari pengguna (user interface), pengumpulan setempat, tempat penampungan sementara (TPS), pengangkutan, (semi) pengolahan akhir terpusat, daur ulang / pembuangan akhir. Dengan mengetahui diagram alir dari diagram sistem sanitasi tersebut, maka akan diketahui permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya. Adapun sistem dan infrastruktur pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya adalah sebagai berikut : 1. Persampahan dengan sistem A Di Kabupaten Aceh Jaya, masih ada sebagian masyarakat yang belum mengelola sampah dengan baik, namun langsung dibakar, ditimbun dan bahkan dibuang kesungai atau badan air. Kebiasaan ini sebenarnya kurang baik karena dapat menimbulkan pencemaran dan bahaya kebakaran. Masyarakat yang melakukan kebiasaan ini sebahagian besar yang tinggal di perdesaan dan sebahagian kecil diperkotaan yang belum masuk dalam cakupan wilayah pelayanan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya. 2. Persampahan dengan sistem B Untuk masyarakat yang tinggal diwilayah cakupan pelayanan persampahan, masyarakat membuang sampah ditempat sampah rumah tangga, untuk selanjutnya diambil oleh gerobak sampah dan dibuang ke container sebagai tempat penampungan sementara. Dari tempat penampungan sementara sampah diangkut dengan menggunakan dump truck, amrol truck dan compactor truck ke tempat pemprosesan akhir atau TPA. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 26

40 Tabel 2.13 Timbulan Sampah Per Kecamatan Timbulan Sampah Nama Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Sampah Dikelola Mandiri di sumber Sampah Terproses 3R Sampah Terangkut Ke TPA Sampah Tidak Terproses Total % (m3/hari) % (m3/hari) % (m3/hari) % (m3/hari) % (m3/hari) Teunom % 11 65% % Pasie Raya % 0 100% % Panga % 2 88% % Krueng Sabee % 15 58% % Setia Bakti % % % Sampoeniet % % % Darul Hikmah % % % 14.5 Jaya % % % Indra Jaya % % % TOTAL % % % Sumber : KLHKP Kabupaten Aceh Jaya, Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 27

41 Tabel 2.14 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan Kondisi Jenis Prasarana/Sarana Satuan Jumlah Kapasitas Ritasi/ Hari Baik Rusak ringan Rusak Berat Keterangan Pengumpulan Setempat - Gerobak Sampah Unit Motor Sampah Unit Pick up Sampah Unit Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak Biasa Unit Kontainer Unit Unit Rusak Berat - Transfer Depo Unit SPA (stasiun Peralihan Antara) Unit Pengangkutan - Dump Truck Unit Unit Rusak Berat - Arm Roll Truck Unit Compector Truck Unit Pengolahan Sampah - TPS 3R Unit ITF Unit Bank Sampah Unit Incenerator Unit TPA/TPA Regional : Lahan urug saniter Lahan urug terkendali Penimbunan terbuka - Luas Total Lahan TPA Ha TPA - Luas sel Landfill Ha 0, Daya tampung TPA m3/hari Alat Berat - Buldozer Unit Excavator/Backhoe Unit Truck Tanah Unit IPL Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen d Inlet - Efluen di Outlet mg/l Hasil Pemeriksaaan Lab tulis di bawah ini : Sumber : KLHKP Kabupaten Aceh Jaya, Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 28

42 Peta 2.5 Peta cakupan akses dan sistem layanan persampahan

43 (2) Kelembagaan dan Peraturan STRUKTUR ORGANISASI DKANTOR LINGKUNGAN HIDUP, KEBERSIHAN, PERTAMANAN, PEMADAM DAN KEBAKARAN Kepala Kelompok jabatan Fungsional Bagian Administrasi dan Umum Seksi Lingkungan Hidup Seksi Kebersihan dan Pertamanan Seksi Pemadam dan Kebakaran Pengelolaan persampahan Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 30

44 Tabel 2.15 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Persampahan Fungsi Pemangku Kepentingan Pemerintah Kabupaten / Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN * Menyusun target pengelolaan sampah skala Kabupaten/Kota - - * Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target - - * Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka percepatan target - - PENGADAAN SARANA * Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah - - * Membangun sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) - - * Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) - - * Membangun sarana pengangkutan sampah sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) - - * Membangun sarana TPA - - * Menyediakan sarana Komposting - - PENGELOLAAN * Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS - - * Mengelola sampah di TPS - - * Mengangkut sampah dari TPS ke TPA - - * Mengelola TPA - - * Melakukan pemilihan sampah - * Melakukan penarikan retribusi sampah - - * Memberikan izin usaha pengelolaan sampah - - PENGATURAN DAN PEMBINAAN * Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan dll) - - * Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah - - * Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah - - MONITORING DAN EVALUASI * Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota - - * Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan - - * Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan Sumber : BPSKabupaten Aceh Jaya Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 31

45 Tabel 2.16 Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Aceh Jaya Peraturan PERSAMPAHAN * Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini * Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengeloaan sampah * Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah * Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah dan membuang ke TPS * Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas sosial / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS * Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA da pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA * Kerjasama Pemerintah Kabupaten dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah * Retribusi sampah atau kebersihan Sumber BPS Kabupaten Aceh Jaya 2013 Ada (sebutkan) Ketersediaan Pemangku Kepentingan Keterangan Tidak ada Efektif Dilaksanakan Belum efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Qanun No 10 Tahun 2010 C. Drainase (1) Sistem dan Infrastruktur Drainase Dalam memudahkan identifikasi sistem dan infrastruktur pengelolaan drainase di Kabupaten Aceh Jaya, dikembangkan Diagram Sistem Sanitasi (DSS) yang menjelaskan mengenai alur pengelolaan air limbah domestik mulai dari sumbernya, pengaliran dan pembuangan akhir. Dengan mengetahui diagram alir dari diagram sistem sanitasi tersebut, maka akan diketahui permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Aceh Jaya. Permasalahan yang paling mendasar adalah masih tercampurnya air hujan dan grey water, sehingga kemungkinan dalam pengaliran terdapat pencemaran masih besar. Untuk kedepan perlu dikembangkan sistem yang terpisah antara air hujan dan grey water rumah tangga. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 32

46 Penanganan permasalahan drainase menjadi penting untuk menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan sanitasi, dikarenakan kondisi geografis wilayah Kabupaten Aceh Jaya yang rawan banjir dan genangan pada musim penghujan. Adapun data mengenai genangan di Kabupaten Aceh Jaya seperti terlihat pada Tabel Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 33

47 Tabel 2.17 Data Genangan Kabupaten Aceh Jaya Wilayah Genangan Infrastruktur No Lokasi Genangan Luas (Ha) Ketinggian (m) Lama (jam/hari) Frekwensi (kali/tahun) Penyebab Jenis Keterangan Kecamatan Teunom 3, hujan 2 Kecamatan Pasie Raya 1, Kecamatan Panga 42, Kecamatan Krueng Sabee 3, hujan 5 Kecamatan Setia Bakti 31, Kecamatan Sampoeniet 18, hujan 7 Kecamatan Darul Hikmah 11, Kecamatan Jaya 5, Kecamatan Indra Jaya 4, hujan Sumber : Dinas Cipta Karya Kabupaten Aceh Jaya, Pembangunan sarana dan prasarana drainase menjadi kebutuhan yang cukup penting dalam pengelolaan limpasan air hujan, limbah rumah tangga dan air dari gunung, sehingga nantinya dapat terkelola dengan baik dan tidak menimbulkan genangan. Pemerintah telah melakukan berbagai langkah dalam pembangunan infrastruktur dan perbaikan sarana drainase. Adapun kondisi sarana dan prasarana drainase seperti terlihat pada Tabel 2.18 berikut ini. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 34

48 B** H** Ber fungsi Tidak Berfungsi Saluran Primer A m - Sakuran Sekunder A1 m - Sakuran Sekunder A1 m - Saluran Tersier A1 m Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa unit - Pintu Air unit - Kolam Retensi unit - Trash rack/saringan sampah unit 2 Saluran Primer B m - Sakuran Sekunder B1 m - Sakuran Sekunder B2 m - Saluran Tersier B1 m Bangunan Pelengkap Tabel 2.18 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kabupaten Aceh Jaya No. Jenis Prasarana/ Sarana Satuan - Rumah Pompa unit - Pintu Air unit - Kolam Retensi unit - Trash rack/saringan sampah unit Sumber : Dinas PU Kabupaten Aceh Jaya, Bentuk Penampang Saluran Dimensi Kondisi Frekwensi Pemeliharaan (kali/tahun) Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 35

49 Peta 2.6 Peta Lokasi Genangan Kabupaten Aceh Jaya

50 (2) Kelembagaan dan Peraturan STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM Kepala Kelompok jabatan Fungsional Sekretariat Bidang Bina Marga Bidang Cipta Karya Bidang Pengairan Bidang Program Dan Pelaporan Bidang Pertambangan, Energi Dan Sumber Daya Mineral Seksi Pengembangan Kawasan, Pemukiman Dan Perumahan Seksi Bangunan Gedung, Penyehatan Lingkungan Dan Air Bersih Penyelenggara Pengelolaan Drainase Lingkunga Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 37

51 Tabel 2.19 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan Drainase Lingkungan PERENCANAAN Fungsi Pemerintah Kabupaten / Kota Pemangku Kepentingan * Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala Kabupaten/Kota - - * Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target - - * Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target - - PENGADAAN SARANA * Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan - - PENGELOLAAN * Membersihkan saluran drainase lingkungan - - * Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak - - * Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB - - PENGATURAN DAN PEMBINAAN * Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termaksuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun - - * Memastikan integrasi system drainase lingkungan dengan system drainase lingkungan skunder dan primer - - * Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan - - MONITORING DAN EVALUASI * Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota - - * Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Swasta Masyarakat * Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan - Sumber : BPS Kabupaten Aceh Jaya 2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 38

52 Tabel 2.20 Daftar Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Aceh Jaya Peraturan DRAINASE LINGKUNGAN * Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini * Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan * Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan * Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan system drainase skunder * Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memilahara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan Ada (sebutkan) Ketersediaan Pemangku Kepentingan Keterangan Tidak ada Efektif Dilaksanakan Belum efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan v - Pendanaan Sumber BPS Kabupaten Aceh Jaya AREA BERESIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI Untuk mengetahui kondisi permasalahan sanitasi di Kabupaten Aceh Jaya, digunakan metode penyusunan peta area beresiko. Dalam penentuan area beresiko, dilakukan dengan menyepakati besaran pembobotan exposure berdasarkan data sekunder, hasil study EHRA dan persepsi SKPD. Dari hasil kesepakatan, bobot untuk data sekunder sebesar 25 %, study EHRA 50 % dan persepsi SKPK 25 %. Selain itu juga dilakukan pembobotan terhadap data yang memberikan dampak (impact) dalam pemetaan kondisi sanitasi. Adapun bobot hasil kesepakatan untuk data jumlah penduduk sebesar 25 %, kepadatan penduduk 25 %, Angka kemiskinan 25 % dan fungsi perkotaan / perdesaan sebesar 25 %. Setelah semua data dan pembobotan telah disepakati oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, maka digunakan perhitungan area beresiko sehingga menghasilkan peringkat tingkat resiko sanitasi dengan skala 1 sampai dengan 4, dimana: Nilai 1 untuk tingkat resiko sangat rendah, Nilai 2 untuk tingkat resiko rendah, Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 39

53 Nilai 3 untuk tingkat resiko tinggi dan Nilai 4 untuk tingkat resiko sangat tinggi. A. Area beresiko dan permasalahan air limbah domestik 1. Area beresiko air limbah domestik Permasalahan buang air besar sembarangan (BABS) masih menjadi prioritas dalam penanganan air limbah rumah tangga, dimana pada tahun 2019 diharapkan sudah tidak ada lagi praktek BABS di Kabupaten Aceh Jaya. Perlu kerjasama antar stakeholder untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar sadar dalam mengelola air limbah rumah tangga dengan baik. Meningkatkan keterlibatan masyarakat menjadi langkah strategis dalam pencapaian pembangunan bidang air limbah, dengan melakukan serangkaian kegiatan pemicuan dalam rangka menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan serta pembentukan kelompok - kelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan lingkungan, dimana kelompok tersebut nantinya akan menjadi agen perubahan dilingkungannya masing - masing. Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga, mulai dari truk tinja sampai dengan sarana instalasi pengolahan lumpur tinja masih perlu untuk dilakukan perbaikan dan peningkatan. Belum adanya personil yang khusus mengelola instalasi pengolahan lumpur tinja menjadi permasalahan dalam operasionalisasi sarana tersebut. Selain itu faktor penganggaran masih dirasakan belum mencukupi dalam mendukung pengembangan pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Aceh Jaya. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 40

54 Peta 2.6 Peta Area Beresiko Air Limbah

55 Berdasarkan data diatas, maka wilayah yang termasuk dalam kategori beresiko bidang air limbah rumah tangga seperti terlihat dalam tabel 2.19 berikut. Terdapat 7 wilayah yang masuk dalam kategori 3 (tingkat resiko tinggi). Wilayah paling banyak resiko ini adalah di Kecamatan Pasie Raya dan Kecamatan Teunom. Hal ini terjadi mengingat diwilayah tersebut merupakan wilayah yang padat penduduk dan wilayah bantaran sungai sehingga pengelolaan air limbah rumah tangga belum terkelola dengan baik, dimana masyarakat masih memanfaatkan badan air sebagai tempat buang air besar. Untuk kategori 4 (tingkat resiko sangat tinggi) terdapat di 3 wilayah dimana 2 dari Kecamatan Pasie Raya yaitu di Desa Tuwi Kareung I dan Desa Datar Luas dan 1 dari Kecamatan Krueng Sabee yaitu di Desa Paya Seumantok. Ketiga wilayah tersebut secara geografis terletak diwilayah perdesaan dan masih banyak warganya yang melakukan praktek buang air besar sembarangan (BABS). Tabel 2.19 Area berisiko sanitasi sektor Air Limbah Domestik No Area Berisiko *) Kecamatan Wilayah Prioritas Kelurahan 1 Resiko 4 Pasie Raya Tuwi Kareung I Resiko 4 Datar Luas Resiko 4 Krueng Sabee Paya Seumantok 2 Resiko 3 Teunom Padang Kleng Resiko 3 Teunom Kubu Resiko 3 Pasie Raya Pasi Teubee Resiko 3 Pasie Raya Tuwi Perya Resiko 3 Pasie Raya Buket Kemuneng Resiko 3 Setia Bakti Lhok Timon Resiko 3 Sampoenit Ligan Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya,, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 42

56 2. Permasalahan air limbah domestik Dari penyusunan diagram sistem sanitasi dan pemetaan area beresiko, dapat ditarik kesimpulan mengenai permasalahan mendesak terkait pengelolaan air limbah sebagai berikut : Tabel 2.20 Tabel permasalahan mendesak terkait pengelolaan air limbah domestik No Permasalahan Mendesak Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (User Interface - Pengolahan Awal - Pengangkutan Akhir - Pembuangan Akhir) a. Masih adanya praktek buang air besar sembarangan (BABS) b. Masih terdapat masyarakat yang memiliki akses terhadap jamban yang tidak sehat c. Jumlah truk tinja yang masih kurang ( hanya 4 unit) d. Kondisi instalasi pengolahan lumpur tinja belum berfungsi secara optimal Aspek Non-Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangundangan, Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi Belum adanya lembaga di SKPK yang mengurusi air limbah rumah tangga a. secara spesifik b. Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Daerah Aceh Jaya c. Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi disektor air limbah d. Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat e. f. g. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah rumah tangga Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem yang berbasis masyarakat Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 43

57 B. Area Beresiko dan Permasalahan persampahan 1. Area beresiko persampahan Limbah padat atau yang sering disebut sampah, menjadi hal yang sangat penting untuk dikelola. Baik dan buruknya suatu kawasan sering dinilai dari pengelolaan sampah diwilayah tersebut, bahkan dalam penilaian adipura menjadi hal yang sangat menentukan. Dalam pengelolaan sampah, masyarakat sangat memegang peran penting karena volume dan kualitas sampah yang terangkut sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Konsep reduce, re use dan recycle (3R) masih belum difahami oleh sebagian masyarakat sehingga beban tempat pemprosesan akhir sampah menjadi semakin berat karena harus menampung sebagian besar sampah. Perlu dikembangkan konsep 3R dilingkungan masyarakat sehingga dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah, beban pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah menjadi berkurang dan masyarakat mendapatkan keuntungan dalam pengelolaan sampah tersebut. Terbatasnya sarana dan prasarana penampungan dan transportasi menyebabkan cakupan pelayanan sampah saat ini masih belum cukup untuk melayani seluruh wilayah di Kabupaten Aceh Jaya. Perlu penambahan sarana dan prasarana agar cakupan pelayanan sampah dapat terus dikembangkan. Dalam pengelolaan sampah di lapangan maupun di tempat pemprosesan akhir perlu ditambah personil, mengingat saat ini jumlah personil dirasakan masih kurang untuk melayani wilayah pelayanan persampahan. Selain itu, perlu peningkatan sumber daya manusia (SDM) pengelola sampah, mengingat dengan semakin berkembangnya teknologi, perlu peningkatan kapasitas kepada sumber daya manusia tersebut agar pengelolaan sampah menjadi lebih baik dengan peningkatan teknologi yang ada saat ini. Faktor pendanaan menjadi salah satu penentu dalam keberhasilan pengelolaan sampah, dimana anggaran untuk Seksi Kebersihan dirasakan masih belum mencukupi untuk mendukung operasional pengelolaan persampahan. Berdasarkan hasil olah data dalam profil sanitasi Kabupaten Aceh Jaya oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, peta area beresiko persampahan terlihat seperti berikut ini. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 44

58 Peta 2.7 Peta Area Beresiko Persampahan

59 Dari hasil penyusunan peta area beresiko, Kecamatan Krueng Sabee mempunyai daerah yang rawan pengelolaan sampah paling banyak yaitu 3 wilayah dengan kriteria area beresiko tinggi (kategori 3). Hal ini disebabkan sebagian kriteria wilayah Kecamatan Krueng sabee yang termasuk wilayah perkotaan namun pelayanan persampahan belum dapat menjangkau seluruh wilayah tersebut. Untuk kategori 4 (resiko sangat tinggi) juga terdapat di Kecamatan Krueng Sabee yaitu di Desa Panton Makmur. Untuk wilayah dengan kategori resiko sangat tinggi perlu segera mendapatkan perhatian yang serius, mengingat timbulan sampah apabila dibiarkan terlalu lama dan jangka waktu yang panjang akan banyak menimbulkan pencemaran lingkungan. Adapun area beresiko sanitasi Kabupaten Aceh Jaya seperti terlihat pada tabel Tabel 2.21 Area Berisiko Sanitasi Sektor Persampahan No Area Berisiko *) Kecamatan Wilayah Prioritas Kelurahan 1 Resiko 4 Krueng Sabee Panton Makmur 2 Resiko 3 Teunom Padang Kleng Resiko 3 Teunom Kubu Resiko 3 Panga Tuwi Kareung I Resiko 3 Krueng Sabee Dayah Baro Resiko 3 Krueng Sabee Datar Luas Resiko 3 Krueng Sabee Paya Seumantok Resiko 3 Setia Bakti Lhok Timon Resiko 3 Darul Hikmah Alue Gajah Resiko 3 Jaya Bak Paoh Sumber : Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya,. 2. Permasalahan Persampahan Keterbatasan daerah pelayanan masih menjadi permasalahan utama dalam pengelolaan permasalahan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya. Ketersediaan sarana dan prasarana mutlak diperlukan untuk mendukung pelayanan persampahan yang lebih optimal. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 46

60 Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah perlu terus didorong agar masyarakat selalu ikut berperan serta secara aktif dalam rangka pengelolaan persampahan dengan konsep 3R (reduce, reuse dan recycle), sehingga beban tempat pemprosesan akhir sebagai tempat pengolahan akhir sampah tidak menjadi berat yang pada gilirannya memperpanjang umur tempat pemprosesan akhir. Berdasarkan pemetaan diagram sistem sanitasi dan penyusunan area beresiko, disepakati permasalahan mendesak dibidang persampahan sebagai berikut. Tabel 2.22 Tabel permasalahan mendesak terkait pengelolaan Persampahan No Permasalahan Mendesak 1. Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (User Interface- Pengumpulan Setempat-Penampungan Sementara-Pengangkutan- Pengolahan Akhir Terpusat-Pembuangan Akhir) a. Kesadaran untuk pemilahan sampah rumah tangga masih rendah b. Pembuangan sampah di luar kontainer sehingga berceceran c. Masih banyak sampah yang dibakar sehingga menyebabkan polusi d. Masih banyak warga yang membuang sampah di sungai e. Kontainer sampah perlu ditambah f. Pengelolaan Bank Sampah perlu dikembangkan g. Pengelolaan 3R belum diterapkan h. TPA belum dikelola secara optimal i. Masih kurangnya SDM petugas lapangan dan penyapuan jalan 2. Aspek Non-Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangundangan, Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi a. Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator b. SDM masih kurang memadai, baik dari kualitas maupun kuantitas c. Belum adanya kebijakan yang jelas terkait hubungan kerjasama dengan pihak swasta ataupun investor dalam pengelolaan persampahan d. Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pengolahan persampahan e. f. Masih kecilnya dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk sektor persampahan Anggaran Sektor Persampahan belum menjadi prioritas oleh para pengambilan kebijakan g. Masih rendahnya dana penarikan restribusi Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 47

61 No Permasalahan Mendesak h. Potensi masyarakat dalam mengelola sampah belum dikembangkan secara sistematis i. Masih rendahnya investasi dunia usaha ataupun pihak swasta J Belum adanya skema strategi untuk bekerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengolahan persampahan Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, C. Area Beresiko dan Permasalahan Drainase 1. Area Beresiko Drainase Masih tercampurnya air hujan dan grey water menjadi permasalahan yang umum terjadi di Kabupaten Aceh Jaya. Perlu sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan drainase lingkungan agar tidak terjadi genangan yang sangat menganggu kesehatan masyarakat. Kondisi sarana dan prasarana drainase yang rusak menjadi permasalahan mengingat keterbatasan pendanaan dari APBK Kabupaten Aceh Jaya. Perlu diupayakan keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan saluran drainase, agar kondisi drainase dapat terawat dengan baik. Adapun peta area beresiko drainase seperti terlihat pada gambar 2.17 berikut. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 48

62 Peta 2.8 Peta area Beresiko Sektor Drainase

63 Kondisi sektor drainase diwilayah Kabupaten Aceh Jaya perlu mendapatkan perhatian yang serius. Apabila dilihat dari hasil pemetaan area beresiko, terlihat bahwa dari tiga sektor permasalahan sanitasi, sektor drainase yang mempunyai banyak permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wilayah yang masuk kategori 4 (tingkat resiko sangat tinggi) dan katagori 3 (tingkat resiko tinggi). Dikecamatan Krueng Sabee ada 4 wilayah dan Kecamatan Pasie Raya 3 wilayah. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa permasalahan genangan masih menjadi permasalahan utama dalam bidang sanitasi. Tabel 2.23 Area Beresiko Sanitasi Sektor Drainase No Area Berisiko *) Kecamatan Wilayah Prioritas Kelurahan 1 Resiko 4 Teunom Panton Resiko 4 Teunom Padang Kleng Resiko 4 Pasie Raya Tuwi Kareung 1 Resiko 4 Panga Alue Pande Resiko 4 Krueng Sabee Panton Makmur Resiko 4 Krueng Sabee Datar Luas Resiko 4 Krueng Sabee Paya Seumantok 2 Resiko 3 Teunom Alue Ambang Resiko 3 Teunom Tanoh Manyang Resiko 3 Teunom Kubu Resiko 3 Pasie Raya Pasi Teubee Resiko 3 Pasie Raya Tuwi Peuriya Resiko 3 Panga Glee Putoh Resiko 3 Krueng Sabee Keutapang Resiko 3 Setia Bakti Pante Kuyun Resiko 3 Sampoiniet Ligan Resiko 3 Jaya Bak Paoh Resiko 3 Jaya Sabet Resiko 3 Indra Jaya Alue Mie Sumber : Instrumen Profil Saanitasi Kabupaten Aceh Jaya,, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 50

64 2. Permasalahan drainase Apabila dilihat dari permasalahan yang teridentifikasi dalam peta resiko sektor drainase, maka dapat dilihat bahwa resiko genangan masih menjadi permasalahan utama yang harus dihadapi Kabupaten Aceh Jaya. Hal ini diperparah dengan kenyataan masih tercampurnya grey water dengan air hujan menyebabkan pencemaran lingkungan. Anggaran yang terbatas juga menjadi permasalahan dalam penanganan masalah drainase. Luas wilayah yang harus dibangun belum sebanding dengan anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan ataupun rehab saluran drainase. Kesadaran masyarakat juga memegang peranan penting, dimana masih ada sebagian masyarakat yang membuang sampah di saluran drainase yang menyebabkan penyumbatan aliran air dan pada saat musim hujan dapat menyebabkan banjir. Dengan melihat kenyataan tersebut, Pokja Sanitasi Kabupaten aceh Jaya menyepakati bahwa permasalahan permasalahan terkait pengelolaan drainase adalah sebagai berikut. No Tabel 2.24 Tabel Permasalahan Mendesak Terkait Pengelolaan Drainase Permasalahan Mendesak Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (User Interface-Pengaliran- Pembuangan /Daur Ulang) a. Belum ada selokan sehingga grey water dan air hujan mengakibatkan genangan b. Saluran air belum ideal sehingga terjadi sedimentasi diselokan c. Masih banyak sampah yang dibuang diselokan d. Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dan saluran limbah rumah tangga (grey water) e. Kesadaran masyarakat masih rendah/pembuangan dari kamar mandi, wastafel, air hujan dan industri rumah tangga tercampur jadi satu sehingga mengakibatkan polusi f. Banjir dan genangan yang terjadi setiap Tahun Aspek Non-Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangundangan, Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi a. Kurangnya sosialisasi dan kampanye tentang pengelolaan drainase b. Area cakupan yang luas terbentur dengan sumber daya manusia yang ada di Dinas PU c. Informasi mengenai saluran yang rusak belum optimal d. Pengelola layanan drainase belum dilengkapi dengan uraian tugas dan kewenangan yang rinci serta belum didukung oleh anggaran yang memadai e. Kepedulian masyarakat dalam memelihara saluran drainase yang sudah ada sangat rendah Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 51

65 No F Permasalahan Mendesak Belum adanya dokumen perencanaan pembangunan drainase atau master plan drainase Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya I I - 52

66 BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam organisasi secara bertahap. Misi adalah penjabaran visi yaitu apa yang akan dilakukan dan diemban oleh organisasi selama kurun waktu yang ditetapkan untuk memastikan visi tercapai. Visi dan misi merupakan sumber inspiratif bagi pengembangan kegiatan sebuah organisasi. Visi dan misi memberikan arah yang jelas dan terukur, sehingga pada akhir periode perencanaan dapat dilakukan evaluasi terukur bagi keberhasilan sebuah program dan kegiatan. Oleh karena itu, Kabupaten Aceh Jaya telah merumuskan visi dan misi sanitasi yang merupakan hasil dari kolaborasi pemikiran dari berbagai stakeholder terkait. Visi dan misi sanitasi Kabupaten Aceh Jaya sangat erat kaitannya dengan visi dan misi Kabupaten Aceh Jaya. Pada kesempatan yang sama, Pokja Sanitasi telah merumuskan tujuan, indikator dan strategi pengembangan subsektor sanitasi baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Rumusan visi misi, tujuan, sasaran dan strategi sanitasi kabupaten Aceh Jaya telah memperhatikan isu-isu strategis yang termuat dalam dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Visi Misi Kabupaten Aceh Jaya yang tertuang dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Aceh Jaya. Tabel 3.1 Visi Misi Kabupaten Aceh Jaya dan Sanitasi Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh Jaya yang Maju, Damai, Sejahtera, dan Agamais yang didukung sumber daya manusia yang berkualitas, 1. Meningkatkan pertahanan ekonomi melalui penguatan sektor pertanian, pertanian, pertanian dan penyediaan Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan mengembangkan muatan lokal serta penggerak kegiatan Terwujudnya Kabupaten Aceh Jaya yang bersih dan sehat melalui pelayanan sanitasi berbasis masyarakat Misi Air Limbah Domestik : Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga Misi Persampahan : Meningkatkan sistem pengelolaan, operasional dan pelayanan publik Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 1

67 Beriman dan Bertaqwa, serta sandang dan Pangan yang kuat melalui Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya ( GERBANG RAJA). investasi. 2. Memelihara dan meningkatkan pembangunan infratsruktur dalam rangka perbaikan sarana dan prasarana termasuk daerah terpencil dan tertinggal untuk mengurangi potensi konflik akibat pembangunan yang dijalankan, 3. Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya diselenggarakan berdasarkan dukungan partisipatif masyarakat sebagai perencana awal dan berperan dalam pengawasan dan evaluasi sebagai penerima mamfaat yang baik dan ramah lingkungan sektor persampahan yang optimal dan berkelanjutan. Misi Drainase : meningkatkan kuantitas dan kualitas lingkungan yang bersih dan sehat melalui pembangunan sarana drainase Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat: Meningkatkan kesadaran masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. 4. Memberi kesempatan pendidikan, pelayanan akses kesehatan, mendorong kesempatan kerja, peningkatan pertumbuhan perekonomian. Sumber : SSK Kabupaten Aceh Jaya Pentahapan Pengembangan Sanitasi Pengembangan sanitasi merupakan penggolongan penanganan subsektor sanitasi berdasar kondisi yang ada sesuai sub sektornya dengan memperhitungkan instrumen yang mempengaruhi kondisi tersebut sehingga didapatlah peta zona sanitasi sesuai sub sektornya masing-masing. Zona pengembangan ini diperhitungkan untuk jangka waktu 5 tahun ke depan. Zona masing-masing subsektor dipengaruhi oleh kondisi aktual yang saat ini berlaku di masing-masing wilayah dan tingkat pengaruh yang menjadi instrumen yang kadarnya berbeda-beda. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 2

68 3.2.1 Tahapan Pengembangan Sanitasi A. Tahapan Pengembangan Sanitasi Air Limbah Tahapan pengembangan air limbah rumah tangga ditetapkan berdasarkan perencanaan yang realistis, terukur dan bisa di capai. Dalam menentukan pentahapan pengembangan air limbah rumah tangga terbagi menjadi 3 tahap yaitu untuk jangka pendek (1-2 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka panjang (10-15 tahun) seperti digambarkan pada tabel dan peta berikut ini: Tabel 3.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Aceh Jaya No Uraian Cakupan Layanan Eksisting (%) Target Cakupan Layanan (%) Jangka Pendek Jangka menengah Jangka Panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) A B 1 Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Setempat (On-site) Cubluk/Tangki septik individual belum aman 42% 38% 20% 0% 9% 5% 0% 0% 2 Tangki septik individual 45% 50% 68% 85% 3 Tangki septik komunal ( 10 kk) 0% 2% 5% 5% 4 M C K 4% 5% 7% 8% C Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Terpusat(Off-site) 1 Tangki septik komunal ( 10 kk) 0% 0% 0% 2% 2 IPAL Komunal 0% 0% 0% 0% 3 IPAL Kawasan 0% 0% 0% 0% 4 IPAL Kota 0% 0% 0% 0% Sumber : Pokja sanitasi Kabupaten Aceh Jaya tahun Sub total 100% 100% 100% 100% Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 3

69 Peta 3.1 Peta tahapan pengembangan air limbah domestik Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 4

70 Berdasarkan Tabel 3.2 dan Peta 3.1 bahwa tahapan pengembangan air limbah yang di terapkan di Kabupaten Aceh Jaya masih menggunakan Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Setempat (On-Site) hal ini disebabkan masyarakat masih nyaman dengan Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Setempat (On-Site) yang berjalan saat ini, selain itu dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang masih belum menunjukan peningkatan sehingga belum bisa diterapkan Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Terpusat (Off-Site) serta di pengaruhi oleh letak geografis daerah. B. Tahapan Pengembangan Sanitasi Persampahan Tahapan pengembangan persampahan berdasarkan hasil instrument profil sanitasi didapatkan tahapan prioritas penanganan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan fungsi kota/wilayah dan kepadatan penduduk dalam penanganan persampahan. Tahapan pengembangan atau prioritas penangan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya digambarkan pada tabel dan peta berikut ini : Tabel 3.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Aceh Jaya No Uraian Cakupan Layanan Eksisting (%) Target Cakupan Layanan (%) Jangka Pendek Jangka menengah Jangka Panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) 1 Prosentase sampah terangkut ke TPA 21% 25% 40% 50% 2 3 Prosentase sampah tereduksi melalui 3R Prosentase sampah dikelola mandiri oleh masyarakat di sumber 0% 20% 25% 30% 0% 10% 15% 20% 4 Prosentase sampah tidak terolah 79% 45% 20% 0% Total 100% 100% 100% 100% Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya tahun Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 5

71 Peta 3.2 Peta tahapan pengembangan persampahan

72 C. Tahapan pengembangan sanitasi Drainase Tahapan Penanganan Drainase berdasarkan hasil instrument profil sanitasi didapatkan tahapan prioritas penanganan Drainase dikabupaten Aceh Jaya berdasarkan tingkat area berisko genangan yang ada di Kabupaten Aceh Jaya. Tahapan pengembangan atau prioritas penangan Drainase di Kabupaten Aceh Jaya digambarkan pada tabel dan peta berikut ini : Tabel 3.4 Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Aceh Jaya No Titik Genangan di Area Permukiman Luas Genangan eksisting di area permukiman (ha) Pengurangan luas genangan (ha) Jangka Pendek Jangka menengah Jangka Panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) 1 PASI GEULIMA TEUPIN ARA PAYA BARO PASI TULAK BALA PANTON GAMPONG BARO PASI PAWANG PADANG KLENG ALUE AMBANG TANOH ANOU PULO TINGGI PASI TEUBEE LHOK GUCI BINTAH TUWI PERYA ALUE JANG SARAH RAYA KEUDE PANGA TUWI KAREUNG PANGA KUTA TUHA Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 7

73 21 LADANG BARO BABAH CEUPAN GAMPONG HARAPAN TUWI KAYEE PANTON KABU ALUE TEUNGOH PANTON KRUENG ALUE PANDE BATEE MEUTUDONG GLEPUTOH ALUE RAYA ALUE ABET GUNONG MANTOK TUWI EMPEUK GUNONG BULOH MON MATA KEUDE KRUENG SABEE DATAR LUAS PAYA SEUMANTOK RANTO PANYANG CUREK ALUE THO BUNTHA PANGGONG SAWANG GAMPONG BARO LHOK BOT PADANG GUNONG MEUNASAH PAYA LAUT SAPEK GLE SUBAK Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 8

74 53 PANTE KUYUN KUALA BAKONG MATAIE JEUMPHEUK BABAH NIPAH KUALA LIGAN SEUMANTOK BLANG LUAH COT PUNTI LIGAN KRUENG NO CRAK MONG MEUNASAH KULAM BLANG MONLUNG ALUE GRO IE JEUREUNGEH RANTO SABON PATEK GAMPONG BARO P REUNTANG COT PANGE ARONGAN KRUENG THO PANTON KRUENG PAYA SANTEUT LAM TEUNGOH UJONG RIMBA GUNUNG CUT SAYEUNG BABAH DUA ALUE GAJAH MASEN Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 9

75 85 TEUPIN ASAN MEUTARA LHUET MEUNASAH WEH COT DULANG LAM DURIAN BABAH KRUENG BAK PAOH PASAR LAMNO LAMBAROH ALUE RAYEUK SABET SANGO SAPEK CEUNAMPRONG KEUDE UNGA KARENG ATEUH MEUDANG GHON KUALA TEUMAREUM JANGEUT ALUE MIE BABAH DUA MEUNASAH TUTONG MEUNASAH RAYEUK MUKHAN Total Sumber : Pokja sanitasi Kabupaten Aceh Jaya tahun Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 10

76 Peta 3.3 Peta tahapan pengembangan Drainase

77 3.2.2 Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi Dalam upaya peningkatan Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya saat ini, ada tiga komponen yang menjadi fokus utama yaitu: Air Limbah Domestik, Persampahan dan Drainase. Penetapan pelayanan sanitasi ini merupakan kebutuhan paling mendasar yang harus dipenuhi sehingga diharapkan dengan adanya peningkatan pelayanan Sanitasi akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya adalah sebagai acuan yang sangat penting dalam pembangunan sanitasi yang akan dilakukan dalam jangka waktu lima tahun ke depan yang mana dalam strategi ini menjelaskan tujuan dan sasaran Strategi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Adapun Tujuan dan Sasaran masing-masing sub sektor Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya tercantum didalam tabel dibawah ini : Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Air Limbah Domestik Tujuan Sasaran Data dasar (1) (2) (3) Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Aceh Jaya melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 Tidak ada lagi masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya yang melakukan Praktek BABS (0%) Meningkatnya sarana dan Prasarana layak dan memenuhi Standar 95% pada wilayah masyarakat miskin 2019 Akses masyarakat terhadap jamban sehat meningkat 100% tahun 2019 BABS : 42 % Penduduk Kabupaten Aceh Jaya atau setara KK yang masih BABS Masyarakat miskin yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang layak dan memenuhi standar 31 % atau KK Tingkat Kepemilikan Jamban 87 %, sedangkan 13 % masyarakat belum memiliki Jamban (ehra) Pencemaran oleh tangki septic dan SPAL menjadi 0 % pada tahun 2019 Tidak ada lagi pembuangan tinja ke Saluran Lingkungan dan sungai, Kebun/tanah lapang, kolam dll menjadi 0 % pada Pencemaran Tangki septic yang tidak aman 68,8 % dan Pencemaran SPAL 31,7 % (ehra) Pembuangan tinja ke Saluran Lingkungan dan sungai, Kebun/tanah lapang, kolam dll 13% (ehra) Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 12

78 Tujuan Sasaran Data dasar (1) (2) (3) tahun 2019 Terpenuhinya pengangkutan limbah cair pada tahun 2019 Dapat Optimalnya Fungsi IPLT pada tahun 2019 Minimnya Armada Pengangkut Limbah Cair Kondisi IPLT di Kabupaten Aceh Jaya belum berfungsi optimal Terintergrasinya Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Skala kawasan yang didukung dengan adanya Otline Plan/Master Plan Air Limbah tahun 2019 Belum adanya Oline Plan/Master Plan Air Limbah Skala Kawasan Belum adanya perencanaan jaringan air limbah skala kawasan yang tersistem Sumber : KKL (Pokja sanitasi Kabupaten Aceh Jaya ) tahun Tabel 3.6 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Persampahan Tujuan Sasaran Data dasar (1) (2) (3) Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Aceh Jaya melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access pada tahun 2019 Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan persampahan dari 3 % menjadi 100 % Pada tahun 2019 Mengurangi timbulan sampah 2 m3/hari di seluruh Desa/Gampong yang tidak terangkut oleh keterbatasan pengakutan menjadi 0 m3/hari pada tahun % penduduk tidak terlayani pengangkutan sampah (ehra). Volume sampah terangkut m/tahun dengan produksi sampah 28.38% (KLHKP) Tersedianya Fasilitas Penampungan sementara berdasarkan Volume sampah dan Kebutuhan serta seusuai dengan rencana tata kota pada a. 3 % sampah yang dikumpulkan di TPS (ehra) b. Belum meratanya Tempat Sampah/TPST Sementara c. Tumbuhnya TPS-TPS liar Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 13

79 Tujuan Sasaran Data dasar (1) (2) (3) tahun 2019 Berfungsinya TPA Sanitery landfill dengan optimal melakukan pengolahan sampah terpusat pada tahun 2019 Adanya Penerapan Konsep 3R secara Optimal dalam pegolahan sampah dan mengurangi volume sampah yang tidak terolah di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2019 Terciptanya sistem pengelolaan persampahan yang mandiri dimasyrakat pada tahun 2019 Sistem operasi TPA dengan Sanitery landfill belum optimal a. Sampah Dibuang kesungai/kali/laut/ danau 3 % (ehra) b. 82 % Sampah Dibakar (ehra) Rendahnya Partisipasi masyarakat dalam pemilahan sampah organik dan an organnik Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Adanya kebijakan atau Qanun yang mengatur, mengikat dan dapat diterapkan terkait penanganan pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2019 Terciptanya kelembangaan yang kuat dalam melaksanakan fungsi teknis pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2019 Belum adanya regulasi terkait pengelolaan persampahan a. Kapasitas SDM terkait Pengelolaan TPA yang terbatas b. Belum terbentuknya kelembagaan TPA yang menangani pengelolaan persampahan (Regulator dan Operator) c. Koordinasi antar sektor terkait persampahan belum ada Sumber : KKL (Pokja sanitasi Kabupaten Aceh Jaya ) tahun Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 14

80 Tabel 3.7 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Drainase Tujuan Sasaran Data dasar (1) (2) (3) Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih bebas banjir di Kabupaten Aceh Jaya dengan menyediakan layanan jaringan drainase yang berkualitas untuk seluruh Wilayah Kabupaten Aceh Jaya menuju Universal Access pada tahun 2019 Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan drainase guna mengatasi luas area Ha genangan hingga 0 % di tahun 2019 Berkurangya Genangan air yang lebih 1 hari di Kabupaten Aceh Jaya menjadi 0 % ditahun 2019 Terciptanya kelembagaan pengelola layanan drainase yang kuat pada tahun 2019 a. Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin 53% atau KK b. Tidak memaidainya fasilitas Drainase di wilayah genangan dan rawan bencana 23,4% daerah genangan air yang lebih 1 hari di Kabupaten Aceh Jaya (ehra) Kesiapan Lembaga pengelola layanan drainase Terlaksana pembangunan drainase kawasan yang didukung perencanaan data base yang baik pada tahun 2019 Tersedia peraturan yang mengatur pengelolaan drainase pada tahun 2019 Tersedianya pendanaan yang bukan bersumber dari pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dalam hal pembangunan drainase pada tahun 2019 Masyarakat, Dunia Usaha/Swasta/ Pihak Pengembang memiliki Pengetahuan dan kesadaran dalam pengelolaan drainase pada tahun 2019 Belum adanya data base yang menujang pembangunanan Drainase kawasan Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase dimana fungsi saluran drainase perkotaan untuk sistem Pengaturan air hujan masih disatukan dengan Pembuangan air limbah rumah tangga (grey water) Kemampuan Fiskal Daerah yang terbatas Belum tersosialisasinya, peningkatan Pengetahuan dan kesadaran masyarakat, Dunia Usaha/Swasta/ Pihak Pengembang akan Fasilitas Drainase Sumber : KKL (Pokja sanitasi Kabupaten Aceh Jaya ) tahun Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 15

81 3.2.3 Skenario pencapaian sasaran Berdasarkan Data Insntrumen Profil sanitasi pada tahun Akses layanan Air Limbah 37% dan Persampahan 3 % dan Genangan Air di 17% dari wilyah terbangun maka Skenario pencapaian sasaran jangka menengah dalam rencana peningkatan akses sanitasi untuk setiap tahun selama 5 tahun sebagai berikut. Tabel 3.8 Skanario pencapaian Sasaran Komponen Tahun Air Limbah Domestik 30% 37% 45% 56% 85% 100% Persampahan 1% 3% 25% 55% 75% 100% Drainase Perkotaan 15% 17% 15% 10% 5% 0% Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya 3.3 Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah Berdasarkan kebutuhan dan merujuk pada beberapa dokumen strategis daerah seperti APBD 5 tahun terakhir, LKPJ Bupati, RPJMD, dan RPIJM Kabupaten Aceh Jaya, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya melakukan proyeksi dan perhitungan tentang pendanaan sanitasi Kabupaten Aceh Jaya 5 tahun kedepan. Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran jelas mengenai kemampuan daerah dalam pendanaan sanitasi sebagaimana diidentifikasikan di dalam dokumen SSK ini. Untuk mendapatkan gambaran ini, maka analisis difokuskan pada aspek belanja dalam APBD Kabupaten Aceh Jaya. Dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, tergambar beberapa sumber pendanaan dan besaran nilai pendanaan yang direncanakan akan termuat dalam APBD Kabupaten Aceh Jaya maupun bantuan provinsi. Analisis belanja diterus pinjamkan/diterus hibahkan ke kabupaten/kota, bantuan keuangan provinsi yang dipergunakan untuk pembangunan sanitasi, ataupun dana pendampingan untuk kegiatan sanitasi dari Pusat/Provinsi. Pengurangan ini akan menunjukkan belanja sanitasi yang di danai oleh APBD murni kabupaten/kota, sehingga estimasi besaran pendanaan yang dihasilkan dapat lebih rasional. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 16

82 Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Jaya untuk Sanitasi No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata Pertumbuhan 1 Belanja Sanitasi ( ) Air Limbah Domestik Sampah rumah tangga Drainase Perkotaan Dana Alokasi Khusus ( ) DAK Sanitasi DAK Lingkungan Hidup DAK Perumahan dan Permukiman Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) ( ) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung -0,07% 1,11% 1,29% 0,71% 0,00% 0,76% Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut) Sumber : Bappeda Kabupaten Aceh Jaya Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 18

83 Tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total Pendanaan 1 Perkiraan Belanja Langsung Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Sumber : Rencana Program, Kegiatan Indikasi pendanaan (Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya) Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 19

84 Tabel 3.11 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Jaya untuk Operasional/ Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan rata-rata 1 Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Di gabungkan Di gabungkan Di gabungkan Di gabungkan Biaya operasional / pemeliharaan dengan dengan dengan dengan (justified) persampahan persampahan persampahan persampahan Sampah rumah tangga Biaya operasional/ pemeliharaan (justified) Drainase Perkotaan Biaya operasional/ pemeliharaan (justified) Sumber : Bappeda Kabupaten Aceh Jaya Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 20

85 Tabel 3.12 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Aceh Jaya untuk Kebutuhan Operasional/ Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2021 No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total Pendanaan 1 Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Biaya operasional / pemeliharaan (justified) Sampah rumah tangga Biaya operasional/ pemeliharaan (justified) Drainase Perkotaan Biaya operasional/ pemeliharaan (justified) Sumber : Rencana Program, Kegiatan Indikasi pendanaan (Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya) Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 21

86 Tabel 3.13 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Aceh Jaya dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK No Uraian Pendanaan (Rp.) Total Pendanaan 1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1) Sumber : Rencana Program, Kegiatan Indikasi pendanaan (Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya) Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 22

87 Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya III - 1

88 BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana pengembangan program yang dapat menjawab permasalahan sanitasi di wilayah prioritas. Penanganan sanitasi ini disusun sebagai rencana program berdasarkan tingkat kebutuhan untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan terjadi kesinambungan program dan kegiatan dalam percepatan pembangunan sanitasi. Untuk mewujudkan percepatan pembangunan sanitasi yang mendukung visi kabuapten diperlukan strategi-strategi pengembangan sanitasi. Strategi disusun menggunakan analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) sesuai matrik analisa SWOT pada Lampiran 2. Strategi tidak hanya mencakup aspek teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan jender dan keberpihakan pada masyakarat miskin). Untuk melakukan analisa ini berdasarkan isue-isue strategis masingmasing sektor yang terkumpul dibedakan menjadi dua kelompok yaitu faktor external dan faktor internal. Faktor external adalah berasal dari luar berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats), sedangkan faktor internal diperoleh dari dalam yang merupakan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). 4.1 Air Limbah Domestik Strategi pengembangan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Aceh Jaya dirumuskan berdasarkan hasil Analisis SWOT yang menghasikan strategi pengembangan pengololaan air limbah domestik selama lima tahun kedepan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 di Kabupaten Aceh Jaya. Tabel Analisis SWOT untuk komponen air limbah domestik dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 1

89 Tabel 4.1 Hasil Swot Analisis Strategi Air Limbah Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 2

90 Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 3

91 Gambar 4.1 Posisi Strategi Air Limbah Domestik Strategi pengembangan air limbah domestik dalam menanggulangi permasalahan air limbah domestik di Kabupaten Aceh Jaya antara lain : 1. Menyusun dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala permukiman dan menyusun master plan air limbah. Strategi pertama dalam pengembangan air limbah domestik adalah dengan melaksanakan penyusunan dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala permukiman dan menyusun master plan air limbah sehingga pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala permukiman dapat di tanggulangi secara maksimal dengan berpedoman dengan dokumen perencanaan serta dengan penyusunan master plan air limbah memberikan gambaran yang lebih terperinci tentang kondisi air limbah domestik dan industri rumah tangga skala permukiman saat ini dan menjadi pedoman kedepan dalam pengembangan yang lebih baik. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 4

92 2. Menyusun Perda tentang pengelolaan air limbah Strategi kedua dalam pengembangan air limbah domestik adalah dengan disusunnya Perda tentang pengelolaan air limbah, dimana Perda ini memuat sanksi-sanksi, dan aturan-aturan sehingga pengelolaan air limbah yang baik dapat terwujud. 3. Membentuk lembaga khusus yang mengelola IPLT Strategi ketiga dalam pengembangan air limbah domestik adalah pembentukan lembaga pengelola IPLT, dimana pembentukan lembaga ini bertujuan untuk mengelola IPLT baik dari segi sarana prasarana, kontribusi, pemeliharaan dan lain sebagainya sehingga IPLT yang telah ada dapat difungsikan secara optimal dan terkendali. 4. Meningkatkan alokasi dana Strategi keempat dalam pengembangan air limbah domestik adalah peningkatan alokasi dana, dimana dengan alokasi dana yang mencukupi dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang selama ini dihadapi baik dari segi operasional, tenaga kerja, sarana prasarana, dan pemeliharaan sehingga pengelolaan air limbah kedepan dapat lebih baik dan optimal. 5. Meningkatkan SDM baik dari kualitas maupun kuantitas Strategi kelima dalam pengembangan air limbah domestik adalah peningkatan SDM. Untuk saat ini ketersediaan SDM baik dari kualitas maupun kuantitas masih sangat kurang sehingga menghambat berjalannya kegiatan. Dengan tersedianya SDM yang berkualitas dan berkuantitas sangat menjamin terlaksananya kegiatan pengelolaan air limbah secara maksimal. 6. Meningkatkan sarana dan prasarana Strategi keenam dalam pengembangan air limbah domestik adalah peningkatan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan air limbah, pengelolaan air limbah yang baik sangat didukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula. Tidak optimalnya pengelolaan air limbah disebabkan salah satunya minimnya sarana prasarana yang tersedia, oleh sebab itu peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah sangat diperlukan. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 5

93 Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Permasalah mendesak sanitasi Tujuan Sasaran Strategi ASPEK TEKNIS : 1 Masih adanya praktek buang air Meningkatkan lingkungan yang 1 Tidak ada lagi masyarakat di Kabupaten Aceh 1 Menyusunan dokumen besar sembarangan (BABS) sehat dan bersih di Kabupaten Jaya yang melakukan Praktek BABS perencanaan pengelolaan air 2 Masih terdapat masyarakat yang Aceh Jaya melalui pengelolaan air 2 Meningkatnya sarana dan Prasarana layak dan limbah domestik dan industri memiliki akses terhadap jamban limbah domestik yang memenuhi Standar pada wilayah masyarakat rumah tangga skala yang tidak sehat berwawasan lingkungan menuju miskin 2019 permukiman dan menyusun Universal Access tahun 2019 master plan air limbah 3 Jumlah truk tinja yang masih 3 Akses masyarakat terhadap jamban sehat 2 Menyusunan Perda tentang kurang ( hanya 4 unit) meningkat tahun 2019 pengelolaan air limbah 4 Kondisi instalasi pengolahan 4 Pencemaran oleh tangki septic dan SPAL 3 Membentuk lembaga khusus lumpur tinja belum berfungsi menjadi 0 % pada tahun 2019 yang mengelola IPLT secara optimal ASPEK NON TEKNIS : 5 Tidak ada lagi pembuangan tinja ke Saluran 4 Meningkatkan alokasi dana Lingkungan dan sungai, Kebun/tanah lapang, 1 Belum adanya lembaga di SKPK 5 Meningkatkan SDM baik dari kolam dll menjadi 0 % pada tahun 2019 yang mengurusi air limbah kualitas maupun kuantitas rumah tangga secara spesifik 2 Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Daerah Aceh Jaya 3 Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi disektor air limbah 4 Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat 5 Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah rumah tangga 6 Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem yang berbasis masyarakat 7 Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, 6 Terpenuhinya pengangkutan limbah cair pada tahun Dapat Optimalnya Fungsi IPLT pada tahun Terintergrasinya Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Skala kawasan yang didukung dengan adanya Otline Plan/Master Plan Air Limbah tahun Meningkatkan sarana dan prasarana Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 6

94 4.2 Pengolahan Persampahan Strategi pengembangan pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya dirumuskan berdasarkan hasil Analisis SWOT yang menghasikan strategi pengembangan pengololaan persampahan selama lima tahun kedepan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 di Kabupaten Aceh Jaya. Tabel Analisis SWOT untuk komponen persampahan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Hasil Swot Analisis Strategi Persampahan Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 7

95 Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 8

96 Gambar 4.2 Posisi Strategi Persampahan Strategi pengembangan persampahan dalam menanggulangi permasalahan Persampahan di Kabupaten Aceh Jaya antara lain : 1. Mengefektifkan Qanun Restribusi pelayanan sampah yang telah ada Di Kabupaten Aceh Jaya Qanun Restribusi pelayanan sampah telah ada namun implementasinya sampai saat ini belum maksimal. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang Qanun Restribusi ini sehingga masyarakat dapat mengetahui dan mendapat informasi tentang pengrestribusian sampah yang ada di Kabupaten Aceh Jaya. Qanun Restribusi ini harus dijalankan agar ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Qanun dapat terlaksana sesuai harapan dan sesuai dengan tujuan di susunnya Qanun. 2. Mendayagunakan pokja sanitasi yang telah dibentuk untuk melakukan koordinasi program-program sanitasi Koordinasi antar pokja sanitasi untuk saat ini masih belum maksimal, mengingat waktu yang disepakti untuk melakukan pertemuan masih sangat sulit. Namun, koordinasi antar pokja Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 9

97 sanitasi tetap dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini. Dengan mendayagunakan pokja sanitasi yang telah ada pelaksanaan program/kegiatan sanitasi akan dapat terealisasi baik anggaran dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. 3. Mengefektifkan SKPD yang menangani persampahan SKPD yang menangani persampahan saat ini masih belum efektif, hal ini disebabkan masih kurangnya SDM, sarana dan prasarana, dan operasional yang masih terbatas. Dengan peningkatan SDM, sarana dan prasarana, dan operasional, SKPD yang menangani persampahan dapat menjalankan tugasnya secara efektif. 4. Meningkatkan alokasi dana Peningkatan alokasi dana, dimana dengan alokasi dana yang mencukupi dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang selama ini dihadapi baik dari segi operasional, SDM, sarana prasarana, dan pemeliharaan sehingga pengolahan sampah kedepan dapat lebih baik dan optimal. Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 10

98 Table 4.4 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan Permasalah mendesak sanitasi Tujuan Sasaran Strategi ASPEK TEKNIS : 1 Kesadaran untuk pemilahan sampah rumah tangga masih rendah 2 Pembuangan sampah di luar kontainer sehingga berceceran 3 Masih banyak sampah yang dibakar sehingga menyebabkan polusi 4 Masih banyak warga yang membuang sampah di sungai 5 Kontainer sampah perlu ditambah 7 Pengelolaan 3R belum diterapkan 8 9 Masih kurangnya SDM petugas 6 lapangan dan penyapuan jalan 1 Dinas masih berfungsi sebagai 2 SDM masih kurang memadai, baik dari kualitas maupun kuantitas 3 Belum adanya kebijakan yang jelas terkait hubungan kerjasama dengan pihak swasta ataupun investor dalam pengelolaan persampahan 4 Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pengolahan persampahan TPA belum dikelola secara optimal ASPEK NON TEKNIS : Masih rendahnya dana penarikan restribusi Potensi masyarakat dalam mengelola sampah belum dikembangkan secara sistematis Masih rendahnya investasi dunia usaha ataupun pihak swasta Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Aceh Jaya melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access pada tahun Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan persampahan dari 3 % menjadi 100 % Pada tahun Pengelolaan Bank Sampah perlu 4 Berfungsinya TPA Sanitery landfill dengan dikembangkan optimal melakukan pengolahan sampah terpusat pada tahun 2019 Masih kecilnya dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk sektor persampahan Anggaran Sektor Persampahan belum menjadi prioritas oleh para pengambilan kebijakan Mengurangi timbulan sampah 2 m3/hari di seluruh Desa/Gampong yang tidak terangkut oleh keterbatasan pengakutan menjadi 0 m3/hari pada tahun 2019 Tersedianya Fasilitas Penampungan sementara berdasarkan Volume sampah dan Kebutuhan serta seusuai dengan rencana tata kota pada tahun 2019 Adanya Penerapan Konsep 3R secara Optimal dalam pegolahan sampah dan mengurangi volume sampah yang tidak terolah di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2019 Terciptanya sistem pengelolaan persampahan yang mandiri dimasyrakat pada tahun Adanya kebijakan atau Qanun yang mengatur, mengikat dan dapat diterapkan terkait penanganan pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya tahun Terciptanya kelembangaan yang kuat dalam 1 Mengefektifkan Qanun Restribusi pelayanan sampah yang telah ada 2 Mendayagunakan Pokja sanitasi yang telah terbentuk untuk melakukan koordinasi program-program sanitasi 3 Mengefektifkan SKPD yang menangani persampahan 4 Meningkatakan alokasi dana 10 Belum adanya skema strategi untuk bekerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengolahan persampahan Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya, Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 10

99 4.3 Drainase Strategi pengembangan pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Jaya dirumuskan berdasarkan hasil Analisis SWOT yang menghasikan strategi pengembangan pengololaan persampahan selama lima tahun kedepan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 di Kabupaten Aceh Jaya. Tabel Analisis SWOT untuk komponen persampahan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.5 Hasil Swot Analisis Strategi Drainase Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 11

100 Pokja Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya IV - 12

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S anitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1 1.1. Latar Belakang Penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah dan bertempat tinggal di kawasan padat dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi 2013

Buku Putih Sanitasi 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang seringkali kurang mendapat perhatian dan menjadi prioritas pembangunan di beberapa daerah. Buruknya kondisi sanitasi

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Access) akses sanitasi layak di akhir tahun Dalam upaya untuk mencapai target 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Access) akses sanitasi layak di akhir tahun Dalam upaya untuk mencapai target 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Strategi pengembangan sanitasi yang dituangkan di dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini merupakan suatu dokumen perencanaan jangka menengah (5 Tahun)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Kabupaten Gunungkidul melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gunungkidul dilakukan karena usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur 2015-2019 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perilaku hidup bersih dan sehat setiap masyarakat adalah cermin kualitas hidup manusia. Sudah merupakan keharusan dan tanggung jawab baik pemerintah maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir 30% penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS), baik langsung maupun tidak langsung 18,1% diantaranya di perkotaan. Genangan di permukiman dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai

Lebih terperinci

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat,

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Bab 1 ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap ke 4 dari 6 (enam) tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Setelah penyelesaian dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Takdir geografis Kabupaten Sleman yang merupakan bagian dari ekologi gunung api aktif Gunung Merapi, dari puncak hingga dataran lereng kaki, menjadikan keseluruhan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan. Sanitasi yang tidak memadai atau kurang baik di Kabupaten Ciamis berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang    Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Bandung Barat adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi

1.1 Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Bandung Barat adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi 1.1 Latar Belakang Tahun 2016 Kabupaten Bandung Barat melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Bandung Barat dilakukan untuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi

Lebih terperinci

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

I Pendahuluan

I Pendahuluan 1.1. Pendahuluan Secara umum sanitasi didefinisikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sedangkan pengertian yang lebih

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi karena lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi : tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka persiapan implementasi pembangunan sanitasi, di tahap awal diperlukan perencanaan yang baik dan berkualitas. Melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

Pendahuluan. Bab Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang sebagai salah satu pusat pertumbuhan di wilayah metropolitan Jabodetabek, yang berada di wilayah barat DKI Jakarta, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. SSK Pemutakhiran Kab. Banyuwangi 2016 I-1

1.1. Latar Belakang. SSK Pemutakhiran Kab. Banyuwangi 2016 I-1 1.1. Latar Belakang. Sanitasi yang baik dan layak merupakan salah satu faktor penunjang kesehatan masyarakat, akan tetapi belum seluruh stakeholder memberikan perhatian yang memadai terhadap sanitasi,

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sukoharjo adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi

Lebih terperinci

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Latar Belakang Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang MPS Kabupaten Bantaeng 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negara-negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan

Lebih terperinci

Pendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Pendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG Pendahuluan 1 BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG Selama ini pembangunan di sektor sanitasi dan pengelolannya kurang mendapatkan perhatian dan prioritas di berbagai daerah di Indonesia, dimana baru 51

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

2016 BAB I PENDAHULUAN

2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan penanganan drainase lingkungan, diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Fakfak telah mengalami perkembangan yang cukup pesat di 10 tahun terakhir ini. Perkembangan ini dapat dilihat dari meningkatnya pertambahan penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pembangunan sanitasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara masih banyak dilakukan secara parsial, dimana masing-masing SKPD melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

POKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

POKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Millennium Development Goals (Tujuan Pembangunan Milenium, atau MDGs) mengandung delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan perkembangan global, dengan target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Aceh Singkil merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif

Lebih terperinci