BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Pendekatan Peneltan 1. Rancangan peneltan Desan peneltan pada peneltan n adalah stud kasus. Kasus dalam peneltan n adalah pelaksanaan Supervs Penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Bogdan dan Bklen (1982) menyarankan bahwa rancangan peneltan stud kasus palng bak dsajkan dalam bentuk cerobong (funnel). Bentuk cerobong n merupakan suatu langkah yang sstemats, berawal dar eksploras yang bersfat luas dan dalam, kemudan dlanjutkan dengan kegatan pengumpulan data dan analss data yang lebh menyempt dan terarah pada suatu topk tertentu. Stud kasus memlk beberapa kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan tersebut, perlu dketahu cr-cr stud kasus yang bak berdasarkan crtera yang dberkan. Yn (dalam Arfn, 1996:65) menyatakan stud kasus yang bak adalah yang patut untuk dberkan contoh (exemplary) dan hendaknya bersfat sgnfkan, lengkap, menunjukkan bukt yang memada, dan dapat dsusun dalam gaya yang menark. D sampng tu, rancangan stud kasus banyak memlk kelebhan antara lan (1) bersfat luwes, (2) menjangkau dmens sesungguhnya dar topk yang dseldk, (3) dapat dlaksanakan secara prakts (Bogdan dan Bken, 1982).

2 Bogdan dan Bklen (dalam Arfn, 2009) membedakan menjad enam berdasarkan objek studnya yatu (1) stud kasus kesejarahan mengena organsas dalam kurun waktu tertentu; (2) stud kasus observas, yang memusatkan perhatan 25 pada suatu tempat tertentu dengan teknk observas peran (partcpant observaton); (3) stud kasus sejarah hdup, yakn melakukan wawancara ntensf untuk memperoleh rncan sejarah tentang objek hdup (manusa); (4) stud kasus masyarakat sektar (communty study) yang memusatkan perhatan pada suatu lngkungan tertentu; (5) stud kasus analss stuas (stuason analyss) memusatkan perhatan pada kejadan tertentu yang dpelajar; (6) mcroenograf, stud kasus yang dlakukan pada unt kecl yang mempunya keunkan spesfk. Pendekatan n menggunakan rancangan stud kasus observas, karena darahkan untuk mengungkapkan pelaksanaan Supervs Penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam proses pembelajaran, transfarans pengelolaan supervs penddkan dan kendala-kendala yang dhadap dalam pelaksanaan Supervs Penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan solus untuk mengatasnya. 2. Pendekatan Peneltan Pendekatan pada peneltan n adalah pendekatan kualtatf, d mana peneltan n lebh menekankan kepada pengungkapan makna dan proses dengan latar belakang penelt sebaga sumber data langsung atau dsebut peneltan stud kasus (Maleong,2002). Dgunakan pendekatan-pendekatan kualtatf karena adanya

3 kesesuaan antara karakterstk dan cr-cr yang cocok, d antaranya : (1) nstrument utamanya adalah manusa / penelt, (2) bersfat deskrptf, (3) kerja lapangan, (4) holstk. Ada beberapa crr Peneltan kualtatf, d antaranya : (1) mempunya latar yang alam sebaga sumber data langsung dan penelt merupakan nstrument kunc; (2) bersfat deskrptf; (3) lebh memperhatkan proses dar hasl atau produk semata; (4) data danalsa secara nduktf dan merupakan hal yang eselsal (Bogdan dan Bklen, dalam Arfn, 2009:60). Pertama, peneltan dengan latar alam artnya bahwa dalam peneltan n dkumpulkan data secara langsung pada konteks terjadnya proses pembelajaran d sekolah, sumber datanya secara langsung, latar peneltan tdak dmodfkaskan dan penelt langsung sebaga nstrument kunc. Alat bantu yang dgunakan untuk pengamblan data adalah camera, yang berfungs untuk merekam data vsual lannya. Kedua, peneltan n bersfat deskrptf, artnya data yang dpaparkan secara lsan dalam bentuk kata dan kalmat. Pendeskrpsan dlakukan setelah memperoleh data tentang pelaksanaan Supervs Penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Ketga, lebh mementngkan proses dar pada hasl, artnya dalam proses pengumpulan data lebh dutamakan pada pendekatan proses. Keempat, analss data dlakukan secara nduktf, mengandung konsep data danalss melalu proses yang berlangsung dar data menuju teor dan bukan sebalknya dar teor ke data. Kelma, hal yang esensal merupakan kebermaknaan selalu mengacu pada masalah dan hasl. Kebermaknaan tu dtnjau dar sudut pandang teorts dan prakts. Dengan demkan

4 maka, pendekatan yang dlakukan adalah kualtatf karena metode dan prosedur peneltan akan menghaslkan data deskrptf berupa fakta-fakta tertuls atau lsan dar prlaku yang damat. Dengan rancangan peneltan n bertujuan untuk menjelaskan lebh terpernc dan kronologs sehngga dapat merekomendaskan ke berbaga phak yang berkepentngan dalam upaya perumusan tentang pelaksanaan Supervs Penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. B. Kehadran Penelt Yang menjad nstrument alat peneltan adalah penelt tu sendr. Menurut Sugyono (2005:59) bahwa penelt berfungs sebaga pelaku utama dalam peneltan, tentu saja sebaga manusa basa dengan segala kemampuan mash terbatas, maka dalam pengumpulan data mash dperlukan catatan/ lapangan (note feld). Kenyataannya, peneltan kualtatf tdak bsa dpsahkan dengan kegatan pengumpulan data yang sangat berpengaruh dalam analss data, nterpretas data serta penarkan generalsas. Dalam peneltan n penelt berperan sebaga nstrument kunc pengumpulan data nforman utama yang jujur agar menghaslkan suatu data yang past akurat. Kehadran penelt d Sekolah Dasar yang ada d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebaga pengamat penuh sejak awal hngga akhr peneltan karena peneltan lapangan adalah nstrument kunc. Penelt bersfat krts, rendah hat dan sungguh-sungguh d lapangan karena sekalgus sebaga perencana, pelaksana, pengumpul, penganalss, penafsr data dan akhrnya dapat melaporkan

5 haslnya secara transparans dan akurat (Maleong, 2002). Tngkat kepercayaan yang tngg akan membantu kelancaran proses peneltan sehngga data yang dngnkan dapat dperoleh dengan mudah dan lengkap. Penelt harus menghndar kesan-kesan yang merugkan nforman. Kehadran dan keterlbatan penelt d lapangan dketahu secara terbuka oleh subjek peneltan. Sehubungan dengan tu penelt menempuh langkah-langkah sebaga berkut : (a) penelt bertemu dengan Kepala Cabang Dnas Penddkan Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan untuk menyerahkan Surat Izn Peneltan dan menyatakan maksud dan tujuan kehadran penelt; (b) mengadakan observas d lapangan untuk memaham latar belakang peneltan yang sebenarnya; (c) membuat jadwal kegatan berdasarkan kesepakatan antara peneltan dengan subjek peneltan; dan (d) melaksanakan kunjungan untuk mengumpulkan data sesua dengan jadwal yang dsepakat. C. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada Sekolah-sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan berdasarkan pertmbangan bahwa adalah Sekolah-sekolah Dasar Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan salah satu sekolah yang terbak d Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan pertmbangan yang lan bahwa sekolah tersebut mudah djangkau oleh penelt. D. Data Peneltan Data yang dkumpulkan dalam peneltan n adalah data kualtatf. Data peneltan kualtatf adalah data yang banyak menggunakan kata-kata subjek, bak

6 lsan maupun tulsan. Dalam peneltan n akan dambl data yang berkatan dengan fokus masalah peneltan yatu : Pelaksanaan Supervs Penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. E. Sumber Data Pada Peneltan n yang menjad Sumber data peneltan adalah Dnas, Pengawas, Kepala Sekolah dan guru-guru sebaga subjek atau nforman kunc (key nformant). Sumber data yang dperlukan dalam peneltan adalah : (1) Perencanaan Supervs Penddkan, (2) Pelaksanaan Supervs, (3) Evaluas pelaksanaan supervs penddkan. Dambl secara purpostve, dan tdak dlakukan secara acak. Teknk samplng purposve dgunakan untuk mengarahkan pengumpulan data sesua dengan kebutuhan melalu penyeleksan dan pemlhan nforman yang benar-benar menguasa nformas dan masalah secara mendalam serta dapat dpercaya untuk mencar sumber data. Penggunaan samplng purposve n memberkan kebebasan penelt dar keterkatan proses formal dalam mengambl sampel, yang berart penelt menentukan samplng sesua dengan tujuan peneltan. Samplng yang dmaksudkan bukanlah samplng yang mewakl populas melankan ddasarkan pada relevans dan kedalaman nformas. Namun demkan, pemlhan samplng tdak sekedar berdasarkan kehendak subjektf penelt, melankan berdasarkan tema yang muncul d lapangan. Dalam menentukan nforman dalam peneltan n ddasarkan pada crtera (1) subjek cukup lama dan ntensf menyatu dengan medan aktftas yang menjad

7 sasaran peneltan, (2) subjek yang mash aktf terlbat d lngkungan aktftas menjad sasaran peneltan, (3) subjek yang mash mempunya banyak waktu untuk dmnta keterangan atau nformas, (4) subjek yang tdak mengemas nformas tetap relatve memberkan nformas yang sebenarnya akurat, dan (5) yang tergolong asng bag penelt. Dengan teknk purposve akhrnya dtetapkan sampel yang menjad sumber data adalah : (1) Kepala Dnas; (2) Pengawas; (3) Kepala Sekolah; (4) Guru. Kepala sekolah sebaga nstrument kunc dar nformas kunc tersebut selanjutnya dkembangkan untuk mencar nformas lannya dengan teknk bola salju (snowball samplng) F. Prosedur Pengumpulan Data Langkah-langkah pengumpulan data pada peneltan n adalah sebag berkut : a. Wawancara. Wawancara dlakukan dalam rangka mengetahu secara mendalam dan mengkaj apa yang menjad fokus bahasan dalam pertanyaan peneltan yakn pelaksanaan Supervs Penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Ada dua bentuk wawancara yang dlakukan yatu wawancara struktur dan wawancara bebas atau tdak struktur. Menurut Sugyono (2011:157) (1) wawancara terstruktur dgunakan sebaga teknk pengumpulan data, bla penelt atau pengumpul data telah mengetahu dengan past tentang nformas apa yang akan dperoleh. Oleh karena tu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyapkan nstrumen peneltan

8 berupa pertanyaan-pertanyaan tertuls yang alternatf jawabannya pun telah dsapakn. (2) Wawancara, dalam hal n dlakukan dengan menggunakan pedoman daftar pertanyaan yang sudah dsapkan. Adapun pedoman wawancara yang dgunakan berupa gars-gars besar permasalahan yang akan dtanyakan. Sumber nforman sebaga nara sumber pada peneltan n adalah kepala sekolah, dan guru pada tempat peneltan. Adapun tahapan dalam wawancara n yatu tahap pertama, penelt menentukan sapa orang yang akan dwawancara sebaga nforman kunc. Informan kunc adalah orang-orang yang terlbat langsung dalam kegatan wawancara sepert Kepala Dnas, Pengawas, Kepala Sekolah dan guru-guru. Tahap kedua, penelt mempersapkan wawancara dengan daftar pertanyaan sementara yang memuat hal-hal pokok yang akan dsampakan lewat wawancara berdasarkan focus peneltan. Tahap ketga, melakukan wawancara dan tetap memelhara suasana yang kondusf dan produktf. Pada tahap n penelt mengajukan beberapa pertanyaan yang bersfat grand tour, yatu pertanyaan yang bersfat umum dan dalam suasana santa, dsampng memberkan nformas yang akurat, responden dberkan kesempatan secara bebas dan terbuka untuk mengorgansas jalan pkran sendr, dan selanjutnya pertanyaan tersebut dfokuskan pada hal-hal yang dungkap sesua focus peneltan dengan berpedoman pada beberapa pertanyaan yang telah dsampakan. Tahap keempat, menghentkan wawancara sementara setelah penelt mendapatkan nformas dan responden kelhatan lelah. Pada akhr percakapan penelt akan merangkum

9 kembal dan mengecek kembal apakah yang telah dsampakan responden tu sudah benar atau belum. Wawancara dlakukan secara manual dengan menggunakan alat tuls penuls, dan dbantu dengan kamera dgtal, namun dar seg etkanya, sebelum merekam penelt memohon zn dan menyampakan kepada yang dwawancara tersebut akan drekan. Hal n dmaksudkan agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar dan nforman dapat member nformas secara akurat, terbuka dan menyeluruh tanpa keraguan terhadap penelt. b. Observas, yatu pengamatan dan pencatatan dengan sstemats fonomenafenomena yang dtelt. Dalam peneltan n, penelt melakukan pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan Supervs Penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, sehngga untuk menjarng nformas yang dperlukan dalam peneltan n dlakukan secara berstruktur yang berart apa yang dlakukan dan damat telah dsusun sebelumnya oleh penelt dan mencatat langsung hasl pengamatan sesua stuas dan konds yang dtemu d lokas peneltan. c. Dokumentas. Teknk n dgunakan untuk mencatat data yang terdapat dalam dokumen, juga memperoleh gambaran yang lengkap tentang konds dokumen tersebut. Serta pelaksanaan Supervs Penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan selama n. Penggunaan teknk dokumentas ddasarkan pada beberapa alasan antara lan : (1)

10 selalu terseda dan murah dtnjau dar seg waktu; (2) merupakan nformas yang stabl; (3) merefleks stuas yang terjad d masa lampau; (4) dapat danalss kembal, dan (5) sebaga bukt telah terjad sesuatu perstwa. G. Teknk Analss Data Dalam Menganalss data pada peneltan n teknk analss data yang dgunakan adalah analss kualtatf, yatu analssnya dmula dengan menelaah dan mengkaj seluruh data yang dperoleh dar berbaga sumber yang terkat. Untuk penganalsaan data dtempuh melalu langkah-langkah sebaga berkut : 1. Reduks Data Dalam reduks data penelt menggabungkan, mengarahkan, membuang yang tdak perlu dan mengorgansaskan data sedemkan rupa sehngga Nampak komponen-komponen fnalnya untuk dapat dtark kesmpulan. Dengan demkan reduks data bermaksud untuk merangkum dengan menonjolkan hal-hal pokok yang relefan dan focus peneltan. Proses n dmula dar menelaah data yang ada. Analss data yang arul reduks dapat dlakukan dengan langkah-langkah berkut, pertamatama setap selesa dlakukan beberapa kal pengumpulan data, semua catatan lapangan dbaca, dpaham, dan lalu dbuat rngkasannya. Rngkasan tersebut dsebut

11 rngkasan kontak, yatu selembar kertas yang berskan uraan sngkat hasl penelaah terhadap semua catatan lapangan, pemfokusan dan penjawaban terhadap setap rumusan masalah peneltan. Selanjutnya, begtu data yang dperlukan telah selesa dkumpulkan dan penuls telah mennggalkan lapangan peneltan, semua catatan lapangan yang dbuat selama pengumpulan data danalss lebh lanjut secara lebh ntensf. Penganalsaan yang demkan dapat dsebut dengan analsa setelah pengumpulan data (Bogdan dan Bklen, 1982 : 98). Langkah-langkah yang dtempuh dalam menganalsnya adalah sebaga berkut : Pertama, pengembangan sstem kategor pengkodean, dalam rangka tu semua data yang berwujud catatan lapangan termasuk semua rngkasan wawancara sementara yang pernah dbuat selan pengumpulan data, dbaca dan dtelaah secara seksama, berdasarkan penelaah tersebut lalu ddentfkas topk-topk kemudan dbuat kode yang menggambarkan topk tersebut, kode-kode tersebut nantnya djadkan alat untuk mengorgansaskan satuan-satuan data, agar kode-kode berfungs demkan, untuk setap kode dbuatkan batasan operasonal. 2. Penyajan Data Pada peneltan n penelt menyajkan data dengan cara menggunakan berbaga jens matrks, grafk, jarngan, dan bagan atau bentuk kumpulan kalmat, yang kesemuanya drangcang untuk mempermudah penelt dalam menggambarkan nformas yang dmaksudkan dalam uraan tentang fokus peneltan. Msalnya

12 penyajan data. D sn penelt membuat teks naratf yang mempunya suatu kesatuan berdasarkan data yang dtemukan serta terseleks d lapangan. Penyajan data yang dmaksud untuk menentukan pola-pola yang bermakna serta memberkan kemungknan adanya penarkan kesmpulan dan pengamblan tndakan. Penyajan dalam peneltan n juga dmaksudkan untuk menemukan suatu makna dar data-data yang telah dperoleh, kemudan dsusun secara sstemats, dar bentuk nformas yang kompleks menjad sederhana namun selektf. Penyajan data akan dsajkan dalam bentuk naratf, sesua dengan fokus peneltan. 3. Penarkan Kesmpulan atau Verfkas Penarkan kesmpulan dmaksudkan untuk memadukan semua data yang dperoleh lalu dkumpulkan guna menark kesmpulan dar berbaga hasl analss yang bak melalu catatan lapangan, hasl observas dan dokumen-dokumen. Pada penarkan atau verfkas penelt berusaha agar dapat menggambarkan kerefresentatfan suatu perstwa kejadan atau objek. Karena tu penelt melakukan analss data secara berkesnambungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehngga dapat menemukan pola tentang perstwa-perstwa yang terjad, pengamblan kesmpulan n dlakukan penelt sejak awal yatu setap pengumpulan data walaupun mash bersfat terbuka atau umum. Kesmpulan n bersfat umum dan terbuka sebelum dapat dverfkas dar data yang terseda. Sedangkan untuk kesmpulan akhrnya merupakan kesmpulan yang ddapatkan setelah melakukan verfkas dengan data terakhr.

13 H. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data merupakan konsep pentng dalam jens peneltan kualtatf. Adapun teknk yang dgunakan penelt untuk memperoleh hasl yang maksmal dalam pengecekan keabsaha data yatu : 1. Memperpanjang kehadran penelt d lokas peneltan sehngga dapat mengamat dengan telt seluruh kegatan d lokas peneltan. 2. Observas yang mendalam terhadap aspek-aspek yang terkat dengan pelaksanaan supervs penddkan pada Sekolah Dasar d Kecamatan Posgadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. 3. Tranggulas, mengecek keabsahan data yang sudah ada pada sumber atau responden lan dengan cara dan waktu yang lan. 4. Membercheck, mengkonfrmaskan kembal kepada responden yang pernah dwawancara terhadap keterangan-keterangan atau data yang telah dberkan pada waktu yang lalu. 5. Audtstral, dmaksudkan untuk memerksa kebenaran seluruh proses dan tahapan peneltan. I. Tahap- tahap Peneltan Maleong (2002:85) mengemukakan ada empat tahap dalam peneltan kualtatf, yatu : (1) Pra Lapangan; (2) Kegatan Lapangan: (3) Analss Intensf; (4) penulsan laporang.

14 1. Tahap Observas Pada tahap n kegatan-kegatan yang dlakukan mencakup : a. Mengkaj, mengamat stuas dan konds dan keadaan nyata pada objek lapangan b. Mengkaj dan menganalss permasalahan umum dan spesfk pada lngkungan objek peneltan. c. Membaca dan mencar lteratur yang relevan dan menunjang masalah peneltan. 2. Tahap eksploras Pada tahap n kegatan-kegata yang dlakukan mencakup : a. Mengadakan wawancara dengan responden sesua dengan ndkator peneltan dan pertanyaan peneltan b. Mencatat dan memberkan nformas yang dsampakan oleh responden dengan menggunakan alat bantu sepert buku catatan dan kamera dgtal. c. Menganalss dan mengnterprestas data hasl wawancara atau pengamatan. d. Membuat catatan sementara hasl peneltan yang merupakan hasl konsultas dengan dosen pembmbng. 3. Tahap membercheck

15 Pada tahap membercheck n, kegatan yang seyogyanya dlakukan dalam peneltan adalah : a. Merangkum hasl analss data yang dbuat dalam bentuk laporan (draf). b. Member dan mengadakan serta memberkan laporan hasl analss responden untuk dkaj kembal sesua dengan data dan nformas yang dberkan. c. Memperbak kembal mengena kekelruan hasl koreks dar responden. d. Hasl peneltan tersebut dkonsultaskan kembal pada dosen pembmbng sampa akhrnya mendapat pengarahan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau bisa disebut dengan kata field research yakni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau bisa disebut dengan kata field research yakni dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang dlakukan secara langsung d lapangan atau bsa dsebut dengan kata feld research yakn dengan melakukan peneltan dan pengamblan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Jens peneltan yang dlakukan oleh penuls yatu korelasonal dan verfkatf yatu suatu metode yang dgunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

Potensi dan Pengembangan Kawasan Wisata Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Studi Kasus Obyek Wisata Rawa Jombor Dan Bukit Sidagora

Potensi dan Pengembangan Kawasan Wisata Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Studi Kasus Obyek Wisata Rawa Jombor Dan Bukit Sidagora Potens dan Pengembangan Kawasan Wsata Desa Kraktan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Stud Kasus Obyek Wsata Rawa Jombor Dan Bukt Sdagora LAPORAN TUGAS AKHIR Dajukan untuk memenuh sebagan persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN KKN SISDAMAS Kelompok 114 PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK DAN BARANG BEKAS MENJADI KERAJINAN YANG BERNILAI DAN BERDAYA JUAL DI DESA BONGAS KULON

LAPORAN KKN SISDAMAS Kelompok 114 PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK DAN BARANG BEKAS MENJADI KERAJINAN YANG BERNILAI DAN BERDAYA JUAL DI DESA BONGAS KULON LAPORAN KKN SISDAMAS Kelompok 114 PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK DAN BARANG BEKAS MENJADI KERAJINAN YANG BERNILAI DAN BERDAYA JUAL DI DESA BONGAS KULON Edtor : Dra. Hj. St Sumjat, M.S. Penuls : Dndn Ahmad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desan Peneltan Suatu peneltan membutuhkan sebuah desan peneltan untuk djadkan acuan dalam langkah-langkah peneltan. Langkah-langkah dalam peneltan n dantaranya: 1. Menetapkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci