ADOPTION AND DIFFUSION OF INNOVATION (3)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADOPTION AND DIFFUSION OF INNOVATION (3)"

Transkripsi

1 6 th Meeting ADOPTION AND DIFFUSION OF INNOVATION (3) -Anie Eka Kusumastuti, S.Pt., MP., M.Sc.- Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

2

3 Adopsi: Proses penerimaan inovasi dan atau perubahan perilaku (cognitive, affective, psychomotoric) pada diri sasaran setelah menerima inovasi yang disampaikan oleh penyuluh. Sasaran dikatakan mengadopsi inovasi jika ia benarbenar dapat melaksanakan atau menerapkan inovasi tsb dg benar serta menghayatinya dalam kehidupan dan usaha tani/ternaknya

4 Adopsi inovasi dapat dilihat jika sasaran telah memberikan tanggapan (respons) berupa perubahan atau pelaksanaan kegiatan seperti yang diharapkan (Berlo, 1961) Perubahan perilaku ditandai oleh penerapan inovasi pada sebagian besar usaha peternakan

5 Tahapan Adopsi 1. Kesadaran (Awareness) : sasaran mulai sadar ttg adanya inovasi yg ditawarkan oleh penyuluh 2. Minat (Interest): tumbuhnya minat pada diri sasaran yg seringkali ditandai dg keinginan untuk bertanya atau mengetahui lebih jauh tentang inovasi yg ditawarkan oleh penyuluh 3. Evaluasi (Evaluation) : penilaian thd baik/ buruk/ manfaat dari inovasi yg telah diketahui secara lebih lengkap

6 Tahapan Adopsi 4. Mencoba (Trial): mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaian yg telah dikerjakan, sebelum menerapkan pada skala yg lebih besar 5. Adopsi (Adoption): menerima/ menerapkan dg penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji-coba yg telah dikerjakan dan telah diamati sendiri

7 Orang yang berada dalam sistem yang tradisional, kebanyakan masyarakat desa, cenderung melewati Tahap Percobaan (Trial). Mereka cenderung mengambil keputusan untuk langsung mengadopsi secara penuh tanpa uji coba. WHY?

8 Hal ini antara lain disebabkan: Norma-norma sosial punya pengaruh yang sangat kuat terhadap orang-orang tradisional itu. Seseorang tidak usah mengambil keputusan inovasi berdasarkan hasil percobaan sendiri. Jadi keputusan opsional hampir mirip dengan keputusan kolektif. Orang-orang tradisional itu kurang biasa mengikuti metoda ilmiah dalam mebuat keputusan. Mungkin agen pembaru mempunyai pengaruh yang kuat atau ia memaksa mereka, karena cenderung tunduk pada kekuasaan. Karena itu ketika agen pembaru memperkenalkan ide baru, mereka mengadopsi inovasi tanpa banyak tanya lagi. Sehingga keputusan opsional hampir mirip dengan keputusan kolektif.

9 Proses Keputusan Inovasi Pada prinsipnya merupakan kegiatan pencarian dan pemrosesan informasi dimana individu termotivasi untuk mengurangi ketidakpastian tentang keuntungan dan kekurangan inovasi

10 Teori tentang proses pengambilan keputusan/ adopsi inovasi Model Tahapan Proses Keputusan Inovasi Saluran Komunikasi pengetahuan persuasi keputusan implementasi konfirmasi. Kondisi awal: 1. pengalaman awal 2. felt need Persepsi thdp 3. keinovatifan karakteristik 1. Mengadopsi terus adopsi 4. Norma sis sosial inovasi Adopsi lambat 1. keuntungan relatif Unit pengambil kep. 2. compability 2. Menolak Tidak melanjtkan 1. sosial ekonomi 3. complexity tetap menolak 2. perilaku 4. trialability komunikasi 5. observability 3. Personality Sumber: Rogers (2003) 10

11 Cara-cara penyuluhan yg efisien dilakukan oleh penyuluh: A. Tahap Kesadaran Adalah usaha untuk menimbulkan kesadaran/minta, sehingga komunikasi yg digunakan adalah dg cara Massal (i.e., penggunaan radio, TV, surat kabar, majalah, poster, dll) B. Tahap Minat Merupakan usaha untuk memberikan minat kpd orangorang/sasaran yg telah sadar akan inovasi, sehingga komunikasi yg digunakan adalah perorangan/kelompok (i.e., diskusi perorangan/kelompok)

12 Cara-cara penyuluhan yg efisien dilakukan oleh penyuluh: C. Tahap Penilaian Usaha yang dijalankan adalah memberikan bahan-bahan pertimbangan pada sasaran, sehingga metode penyuluhan bisa dilakukan dg cara kunjungan ke rumah, demonstrasi latihan /demoplot, darmawisata, dsb. D. Tahap Percobaan Usaha peyuluhan yg perlu dilakukan adalah untuk memberikan data teknis yg dapat meyakinkan sasaran. Dalam hal ini sasaran dapat melakukan demonstrasi di lahan sendiri di bawah bimbingan penyuluh. Misal: kunjungan rumah, darmawisata ke orang2 yg telah berhasil

13 Cara-cara penyuluhan yg efisien dilakukan oleh penyuluh: E. Tahap Pengetrapan/Penerimaaan Usaha yang dilakukan penyuluh adalah mendampingi dan memberikan bimbingan pada sasaran, yg telah menjalankan secara luas dan dapat dilanjutkan

14 Hubungan antara Tahap-tahap Proses Komunikasi dan Proses Adopsi serta Metode Penyuluhan yg Digunakan Metode Penyuluhan Tahap Komunikasi Tahap Adopsi Perorangan Kelompok Massal Menggerakkan Usaha Meyakinkan Membangkitkan Keinginan Menggugah Hati Menarik Perhatian ADOPSI/Pengetrapan Trial Evaluation Minat Kesadaran Sumber: Wiriatmadja, S., Pokok-pokok Penyuluhan Pertanian

15 Kurva adopsi inovasi (Source: Rogers, 1983) Jumlah Pengadopsi Inovator Pengadopsi awal Mayoritas awal Mayoritas lambat Kelompok Lamban/Laggards 2.5 % 13.5 % 34 % 34 % 16 % waktu

16 Yang Saing Koma (petani dan akademisi Myanmar) MULAI TAHUN 2000 MEMPERKENALKAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) AWALNYA DARI 28 PETANI YG DIPERKENALKAN, HANYA 1 ORANG yg bersedia menjalankan, sisanya menertawakan dan mengkritik Metode SRI dianggap aneh karena tidak membutuhkan pasokan air banyak dan hanya butuh sedikit tunas padi Sumber: Kompas, 8 Oktober 2012 Metode lama: butuh serumpun tunas sehingga tergantung pupuk kimia dan obat pembasmi hama

17

18 Kurva adopsi inovasi (Source: Hoffmann and Bentaya, 2009) 1. Inovator sbg perusak ( Troublemaker ) 2. Fase Kritis (titik akhir atau titik balik) 3. Transisi menuju proses pemantapan 4. Fase Akhir

19 Golongan-golongan Adopters (menurut Rogers, 1983) Perintis/innovators: pelopor/orang-orang yang pertama dalam suatu wilayah tertentu yang paling cepat mengadopsi suatu inovasi (tdk byk jumlahnya), memiliki rasa ingin tahu tinggi/curiousity, risk taker, suka mencoba ide baru, berani, ekonomis, cenderung individualis Pengetrap dini/early adopters: orang yang cukup aktif dlm pembangunan desa/masyarakat, umur relatif muda (25-40 th), pendidikan cukup tinggi, status sosial agak tinggi, disegani oleh anggota masyarakat.

20 Golongan-golongan Adopters (menurut Rogers, 1983) Pengetrap awal/the early majority: golongan yang mudah terpengaruh bila hal baru telah disadari dan diyakini keunggulan/keuntungannya. Dalam pengambilan keputusan bersifat sangat hati-hati. Pengetrap akhir/the late majority: orang yang lambat menerima inovasi, kedudukan ekonominya rendah, kurang semangat dalam usaha taninya, biasanya berumur > 45th. Penolak/Lamban/Laggards: kaum kolot, usia tua, statis dan pasif terhadap perubahan, kurang rasional

21 Faktor 2 yg mempengaruhi Kecepatan Adopsi Sifat sifat atau karateristik inovasi Sifat sifat atau karakteristik calon pengguna/sasaran Cara pengambilan keputusan adopsi inovasi Saluran atau media yang digunakan Kualifikasi penyuluh

22 Faktor 2 yg mempengaruhi Adopsi: 1. Karakteristik Inovasi 1. Kelengkapan 2. Tingkat kesulitan 3. Dapat dicoba 4. Resiko 5. Dapat diamati 6. Perbandingan motivasi 7. Keselarasan dg norma 8. Kebutuhan tenaga kerja 9. Biaya 10. Bisa diamati kesuksesan/kegagalannya 11. Penerimaan (adopsi)

23 1. Luas usaha tani 2. Tingkat pendapatan Faktor 2 yg mempengaruhi Adopsi: 2. Sifat Sasaran 3. Keberanian mengambil resiko 4. Umur sasaran penyuluhan 5. Tingkat partisipasi ke eksternal 6. Aktivitas mencari informasi 7. Sumber informasi

24 Faktor 2 yg mempengaruhi Adopsi: 3. Cara Pengambilan Keputusan 1 Individual 2 Kelompok 3 Struktural birokratis

25 Faktor 2 yg mempengaruhi Adopsi: 4. Saluran Komunikasi (dan Ragam Sumber Informasi) Media antar pribadi (i.e.,teman, tetangga, kelompok tani ternak, penyuluh, pedagang, dsb) Media massa (i.e, TV, radio, majalah, koran)

26 Faktor 2 yg mempengaruhi Adopsi: 5. Keadaan Penyuluh Upaya penyuluh Kemampuan berkomunikasi Kemampuan berempati dan memahami apa yg dirasakan & dibutuhkan oleh sasarannya

27 Peran Utama Penyuluhan Pertanian dalam Proses Adopsi Inovasi Membantu petani menjadi sadar tentang adanya suatu inovasi Membicarakan dengan petani sehingga petani menjadi tertarik Membantu petani melakukan penilaian Memberikan dorongan dan membantu melakukan percobaaan di lahan petani

28 1. Farm size Factors determining the adoption of an agricultural innovation 2. Risk exposure and capacity to bear risks 3. Human capital 4. Labor availability 5. Credit constraint 6. Tenure 7. Access to commodity markets Source: Feder, Just, and Zilberman (1985). Adoption of agricultural innovations in developing countries: A survey. Economic Development and Cultural Change 33 (2):

29

30 Difusi Inovasi: Adalah perembesan adopsi inovasi dari satu individu yg telah mengadopsi ke individu yg lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran yang sama Difusi Inovasi: Proses dimana suatu ide-ide baru (inovasi) disebarluaskan kepada individu atau kelompok dalam suatu sistem sosial tertentu.

31 Difusi Inovasi: Proses difusi adalah interaksi manusia, dimana seseorang mengkomunisasikan inovasi kepada seseorang atau beberapa orang lainnya. Difusi Inovasi: So, Difusi berarti menyebarkan inovasi dari seseorang yang telah mengadopsi inovasi kepada orang lain dalam masyarakat.

32 Adanya komunikasi, Esensi difusi adalah interaksi antar manusia dimana seseorang mengkomunikasikan suatu ide baru kepada orang lain. Dengan demikian elemen penting dalam difusi adalah: Suatu ide baru; Individu A yang mengetahui inovasi; Individu B yang belum mengetahui inovasi

33 Sumber Inovasi Proses Adopsi Penerima/Pengetrap Inovasi Proses Difusi Pengetrap Lain Pengetrap Lain Pengetrap Lain

34 Perbedaan Difusi & Adopsi..??? Pada Difusi, pembawa inovasi adalah anggota sistem sosial. Pada Adopsi, pembawa inovasi berasal dari luar sistem sosial.

35 Cara-cara mengefektifkan Difusi Inovasi: 1. Diagnosa kebutuhan nyata ( real needs ) yg belum dirasakan masy. sasarannya 2. Membuat masy. sasaran menjadi tidak puas dg kondisi yg dialaminya 3. Menjalin hubungan yg erat dg sasaran 4. Mendukung & membantu sasaran serta Memantapkan hubungan dg masyarakat sasarannya

36 Elemen Pada Proses Difusi Inovasi Proses difusi inovasi berkaitan dengan proses komunikasi yang dikenal dengan model S-M-C-R-E (source /sumber, message /pesan, channel /saluran, receiver /penerima, effect /pengaruh ). Model ini berhubungan erat dengan elemenelemen difusi inovasi.

37 Elemen Pada Proses Difusi Inovasi Elemen S-M-C-R-E Model Source Sumber Message pesan Channel Saluran Receiver Penerima Effect Hasil Elemen Difusi inovasi Inventor Inovasi Saluran Anggota Sistem sosial konsekuensi Gambar Persamaan Elemen-elemen Difusi dan Model S-M-C-R-E

38 Unsur Difusi Inovasi dan Kesamaannya dg Model Komunikasi S-M-C-R-E S M C R E Penemu Ilmuwan Agen pembaru Pemuka pendapat -Inovasi -Gagasan -Metode -Alat Interpersonal Media massa Anggota sistem sosial Pengetahuan Perubahan Sikap Perubahan Tingkah laku (Menerima atau menolak) 38

39 -Anie Eka Kusumastuti Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

Pendahuluan. Inovasi, teknologi dan temuan baru atau introduksi sesuatu belum tentu langsung

Pendahuluan. Inovasi, teknologi dan temuan baru atau introduksi sesuatu belum tentu langsung Pendahuluan Inovasi, teknologi dan temuan baru atau introduksi sesuatu belum tentu langsung diterima oleh petani. Kajian adopsi dan difusi inovasi pertanian penting dilakukan untuk mendapatkan strategi

Lebih terperinci

Praktikum Perilaku Konsumen

Praktikum Perilaku Konsumen Modul ke: Praktikum Perilaku Konsumen Difusi dan Inovasi Konsumen Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ade Permata Surya, S.Gz., MM. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Inovasi dan Difusi Inovasi

Lebih terperinci

-Extension Method- -Anie Eka Kusumastuti Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

-Extension Method- -Anie Eka Kusumastuti  Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang -Extension Method- -Anie Eka Kusumastutiemail: anieeka@ub.ac.id Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang Definisi Metode Penyuluhan adalah cara penyampaian materi penyuluhan sehingga materi

Lebih terperinci

PROSES ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI DALAM PENYULUHAN PERIKANAN DR. IR HJ. KHODIJAH, M.SI

PROSES ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI DALAM PENYULUHAN PERIKANAN DR. IR HJ. KHODIJAH, M.SI PROSES ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI DALAM PENYULUHAN PERIKANAN DR. IR HJ. KHODIJAH, M.SI PROSES ADOPSI INOVASI KONSEP ADOPSI BAHLEN Dalam model proses adopsi Bahlen ada 5 tahap yang dilalui sebelum seseorang

Lebih terperinci

-Basic Theory of Extension-

-Basic Theory of Extension- 2 nd Meeting -Basic Theory of Extension- -Anie Eka Kusumastutiemail: anieeka@ub.ac.id Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang Penyuluhan Voorlichting = memberi penerangan Extension Beratung

Lebih terperinci

Extension in the context of rural. development. -Anie Eka Kusumastuti

Extension in the context of rural. development. -Anie Eka Kusumastuti Extension in the context of rural development -Anie Eka Kusumastutiemail: anieeka@ub.ac.id Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang Hal-hal penting yg dibutuhkan dalam Pembangunan Pedesaan

Lebih terperinci

TEMANGGUNG (25/11/2015)

TEMANGGUNG (25/11/2015) 2015/11/25 13:42 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PENYEBARLUASAN INOVASI TEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI METODE DEMONSTRASI CARA/HASIL TEMANGGUNG (25/11/2015) www.pusluh.kkp.go.id Salah satu

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri DIFUSI INOVASI M ETODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi 1. Sifat inovasi (keuntungan relatif, kompabilitas, kompleksitas, triabilitas,

Lebih terperinci

Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan

Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan Pengertian Adopsi - Proses yg melibatkan dimensi Waktu - Berkaitan dengan pengambilan keputusan Adopsi :Proses /Peristiwa diterimanya suatu

Lebih terperinci

Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah

Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah 19 Desember 2016 Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah Inovasi senantiasa mencakup 2 komponen: 1. Komponen gagasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 8 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Difusi Inovasi Sejumlah konsep dan teori mengenai difusi inovasi yang dirujuk dari Rogers dan Shoemaker (1971) dan Rogers (1995) yang dikemukakan dalam subbab ini

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983), II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Landasan Teori 1. Penerapan Inovasi pertanian Inovasi merupakan istilah yang sering digunakan di berbagai bidang, seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian.

Lebih terperinci

TOPIK SEMBILAN. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI

TOPIK SEMBILAN. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI TOPIK SEMBILAN TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan konsep divusi dan inovasi Mengidentifikasi ciri-ciri inovasi Mendeskripsikan masing-masing komponen inovasi Menganalisis sifat-sifat inovasi Menjelaskan inovasi

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Pendekatan Teori 1. Sistem Tanam Jajar legowo Menurut Badan Litbang Pertanian (2013), sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis TINJAUAN PUSTAKA Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.

Lebih terperinci

Definisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah se

Definisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah se DIFUSI INOVASI Everett M. Rogers Jat Jat Wirijadinata Definisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Konvensional Pertanian Konvensional adalah sistem pertanian tradisional yang mengalami perkembangan dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Food Safety Masuk Desa (FSMD) 2.1.1 Keamanan Pangan (Safety Food) Keamanan pangan (safety Food) diartikan sebagai kondisi pangan aman untuk dikonsumsi. Keamanan pangan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERDASARKAN PADA KATEGORI ADOPTER Oleh Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra ABSTRAK

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERDASARKAN PADA KATEGORI ADOPTER Oleh Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra ABSTRAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERDASARKAN PADA KATEGORI ADOPTER Oleh Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra ABSTRAK Pembagian anggota sistem sosial ke dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

DIMENSI PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti. Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

DIMENSI PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti.   Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang DIMENSI PEMBANGUNAN Anie Eka Kusumastuti e-mail: anieeka@ub.ac.id Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang Konsep Pembangunan No society can surely be flourishing and happy of which the

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti. Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

TUJUAN PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti.   Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang TUJUAN PEMBANGUNAN Anie Eka Kusumastuti e-mail: anieeka@ub.ac.id Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang Tujuan Pembangunan Nature provides for everybody s need but not for everybody

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI Oleh: Gres Kurnia (071015025) - B Email: grassgresy@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA

BAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA BAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA Adanya komponen waktu dalam proses difusi, dapat mengukur tingkat keinovativan dan laju

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Service mempunyai banyak karakteristik seperti, bersifat intangible dan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Service mempunyai banyak karakteristik seperti, bersifat intangible dan BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Service Service atau layanan sekarang ini sudah sangat berbeda dengan layanan tradisional yang dulu pernah ada. Layanan sekarang ini lebih bersifat cepat, tanggap,

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Pengertian padi organik dan padi konvensional

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Pengertian padi organik dan padi konvensional II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian padi organik dan padi konvensional Pada pengertian sebenarnya organik tidak hanya tertuju pada produk atau kandungan bahan-bahan di dalamnya,

Lebih terperinci

HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN. (Suyantiningsih, M.Ed.)

HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN. (Suyantiningsih, M.Ed.) HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN (Suyantiningsih, M.Ed.) PENDAHULUAN Dalam sejarah Amerika Serikat, teori difusi inovasi telah ada sejak tahun 1950-an. Dalam konteks sejarah yang dimaksud,

Lebih terperinci

Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi UDINUS Semarang

Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi UDINUS Semarang Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi UDINUS Semarang Apakah kalian bagian dari perubahan??? Apa yg dimaksud perubahan? Perbandingan masa lalu - masa sekarang Masy statis, tidak maju,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1.Perbandingan Inovasi Budidaya Padi Metode SRI dan Budidaya Padi Konvensional Terdapat sejumlah perbedaan kegiatan dan/atau komponen budidaya padi menurut inovasi SRI dengan

Lebih terperinci

ATRIBUT INOVASI DAN TINGKAT KECEPATAN ADOPSI

ATRIBUT INOVASI DAN TINGKAT KECEPATAN ADOPSI 2013 ATRIBUT INOVASI DAN TINGKAT KECEPATAN ADOPSI DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN KELOMPOK 10 1. Idham Art 2. Djatmiko 3. Rizky Fajrina 4. Riski Khoirunnisa KELOMPOK 10 DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN 5/7/2013 KATA

Lebih terperinci

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP PENDIDIKAN Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP DEFINISI Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah sebuah proses

Lebih terperinci

1) PERUB SELALU DISERTAI GUNCANGAN, KARENA BUD MATERI DITERIMA LEBIH CEPAT DP BUD NONMATERI

1) PERUB SELALU DISERTAI GUNCANGAN, KARENA BUD MATERI DITERIMA LEBIH CEPAT DP BUD NONMATERI 4. TEORI GUNCANGAN (DISEQUILIBRIUM): a. WILLIAM FIELDING OGBURN 1) PERUB SELALU DISERTAI GUNCANGAN, KARENA BUD MATERI DITERIMA LEBIH CEPAT DP BUD NONMATERI 2) KESENJANGAN DLM KECEPATAN PENERIMAAN MENIMBULKAN

Lebih terperinci

Minggu-13. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2)

Minggu-13. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2) Product Knowledge and Price Concepts Minggu-13 Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email:

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Paradigma Adopsi Inovasi Paradigma lama kebijakan pembangunan selama ini mengalami distorsi terhadap pluralitas bangsa dengan melakukan perencanaan program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman tanamannya anak beranak.

TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman tanamannya anak beranak. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Sawah Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan Gramineae, yang mana ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat merumpun,

Lebih terperinci

overtime among the members of a social system), proses dimana suatu inovasi

overtime among the members of a social system), proses dimana suatu inovasi xx BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Difusi dan Inovasi Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Rogers 1995 dalam Sciffman dan Kanuk (2010) mendefinisikan difusi sebagai

Lebih terperinci

PENYULUHAN PERTANIAN

PENYULUHAN PERTANIAN PENYULUHAN PERTANIAN (Program Studi Agroteknologi, sks = 2-1) I. PENYULUHAN DAN PENDIDIKAN PENYULUHAN Definisi penyuluhan, Penyuluhan dan kebijakan Pemerintah, Tujuan-tujuan organisasi penyuluhan, Peranan

Lebih terperinci

Apa bedanya? Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH. Mahasiswa yang baik?

Apa bedanya? Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH. Mahasiswa yang baik? MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI KARYA ILMIAH Oleh: Pujianto Apa yang ada dalam pikiran mahasiswa tentang karya ilmiah??? pujianto@uny.ac.id Mahasiswa Lebih matang Serius Penuh pertimbangan Apa bedanya? o

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan,

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Usahatani Padi Sistem Jajar Legowo Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana mengusahakan dan mengkoodinir faktor produksi seperti lahan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruh Media Cetak Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (Cangara, 2002), sedangkan media

Lebih terperinci

Dalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final itulah Rogers (1983) menawarkan karakteristik yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang

Dalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final itulah Rogers (1983) menawarkan karakteristik yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori difusi inovasi yang dikembangkan Everett M Rogers dikenal luas sebagai teori yang membahas keputusan inovasi. Melalui buku Diffusion of Innovation (DOI), Rogers

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan

Lebih terperinci

Kewirausahaan Wira Usaha

Kewirausahaan Wira Usaha KEWIRAKOPERASIAN Masalah Manusia dalam Koperasi Mpy SDM yang masih kurang memiliki etos kerja dan budaya kerja yg menggambarkan jiwa dan semangat kewirausahaan yg tangguh Mpy tk kemampuan, keahlian dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi

Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi Variabel-variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh I. KARAKTERISTIK INOVASI Keuntungan Relatif Kompatibilitas Kompleksitas Kemungkinan Dicoba kemungkinan Diamati

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan

Lebih terperinci

-Extension Media- - Anie Eka Kusumastuti - // Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

-Extension Media- - Anie Eka Kusumastuti -   // Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang -Extension Media- - Anie Eka Kusumastuti - email: anieeka@ub.ac.id // anieeka_05@yahoo.com Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang Referensi PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/12/2009

Lebih terperinci

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENYULUHAN

PENGERTIAN PENYULUHAN PENGERTIAN PENYULUHAN Istilah penyuluhan (extension) pertama-tama digunakan pada pertengahan abad ke-19 untuk menggambarkan program pendidikan bagi orang dewasa di Negara Inggris (Cambridge University

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Difusi Inovasi 2.1.1. Pengertian Difusi dan Inovasi Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Rogers (1983) mendefinisikan difusi sebagai proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa promosi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa promosi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Promosi Kesehatan di Puskesmas Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skala prioritas utama dan strategi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ditujukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skala prioritas utama dan strategi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ditujukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skala prioritas utama dan strategi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI DALAM KEGIATAN PENYULUHAN PENGELOLAAN KEBUN AGROFORESTRY : PEMBELAJARAN DARI KABUPATEN BANTAENG DAN BULUKUMBA, SULAWESI

MOTIVASI PETANI DALAM KEGIATAN PENYULUHAN PENGELOLAAN KEBUN AGROFORESTRY : PEMBELAJARAN DARI KABUPATEN BANTAENG DAN BULUKUMBA, SULAWESI MOTIVASI PETANI DALAM KEGIATAN PENYULUHAN PENGELOLAAN KEBUN AGROFORESTRY : PEMBELAJARAN DARI KABUPATEN BANTAENG DAN BULUKUMBA, SULAWESI Ummu Saad, Endri Martini, dan James M. Roshetko World Agroforestry

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH Teori Komunikasi-1, Sesi 14 Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH: Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN KOMUNIKASI (2)

ANALISIS PERENCANAAN KOMUNIKASI (2) MODUL PERKULIAHAN ANALISIS PERENCANAAN KOMUNIKASI (2) Pokok Bahasan 1. Model-Model Perencanaan Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu 52024

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 59 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Proses Komunikasi Efektif Pada proses komunikasi yang ada dilapangan bisa diketahui bahwasannya komunikasi antar pemerintah desa dan masyarakat desa melalui

Lebih terperinci

TIM PENGGERAK PKK PROV. JATENG PERAN PKK DALAM PROGRAM KB DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI PROV. JATENG

TIM PENGGERAK PKK PROV. JATENG PERAN PKK DALAM PROGRAM KB DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI PROV. JATENG TIM PENGGERAK PKK PROV. JATENG PERAN PKK DALAM PROGRAM KB DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI PROV. JATENG E R A G L O B A L I S A S I MASYARAKAT JAWA TENGAH KETERBUKAAN INFORMASI LIBERALISASI PERDAGANGAN PERUBAHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kementrian Pertanian (2014) memaparkan bahwa SRI sebagai teknik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kementrian Pertanian (2014) memaparkan bahwa SRI sebagai teknik 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Of Rice Intensification (SRI) 2.1.1 Pengertian Sistem Of Rice Intensification (SRI) Kementrian Pertanian (2014) memaparkan bahwa SRI sebagai teknik budidaya padi pada

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama

KOMUNIKASI. Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama KOMUNIKASI Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama Komunikasi sbg proses proses primer proses sekunder Proses

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST BENTUK KOMUNIKASI By : Lastry. P, SST 1. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Berfungsi : 1. Untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, mamahami dan mengendalikan diri,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Jaringan Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama proses kehidupannya. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks

Lebih terperinci

PENYULUHAN KEHUTANAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi I. PENDAHULUAN. merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan

PENYULUHAN KEHUTANAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi I. PENDAHULUAN. merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan Tugas : PENYULUHAN KEHUTANAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian 5 TINJAUAN PUSTAKA Pertanian organik Pertanian organik meliputi dua definisi, yaitu pertanian organik dalam definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian sempit, pertanian

Lebih terperinci

PEMASARAN SOSIAL KKBG. Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL Tahun 2007

PEMASARAN SOSIAL KKBG. Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL Tahun 2007 PEMASARAN SOSIAL KKBG Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL Tahun 2007 Media 6.1 TUJUAN PEMBELAJARAN TPU Setelah mengikuti pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan masyarakat, tantangan yang akan kita hadapi adalah bagaimana

Lebih terperinci

Kegiatan Hubungan Masyarakat

Kegiatan Hubungan Masyarakat Kegiatan Hubungan Masyarakat Pendekatan dalam Kegiatan Husemas (HSM) Menurut Bafadal (2006) Komunikasi, hubungan timbal balik antara pihak sekolah dan masyarakat yg bersifat dialogis baik sec langsung

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran 283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru

Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN LANJUT JENIS-JENIS PRODUK BARU Produk baru berkisar dari produk baru bagi dunia yang menciptakan pasar yang seluruhnya baru pada satu

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEADAAN SEKARANG MASALAH TUJUAN MASA MENDATANG

PERENCANAAN KEADAAN SEKARANG MASALAH TUJUAN MASA MENDATANG TIM PENYULUHAN PERENCANAAN KEADAAN SEKARANG MASALAH TUJUAN MASA MENDATANG Hakekat "Perencanaan (1/3) Didalam ilmu manajemen, Koontz dan Donel (1971) mengemukakan bahwa : Perencanaan sebagai salah satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI Volume 11, Nomor 1, Hal. 31-37 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA

Lebih terperinci

Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan dapat : Menjelaskan pengertian KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan perbedaan KIP&K dg jenis komunikasi

Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan dapat : Menjelaskan pengertian KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan perbedaan KIP&K dg jenis komunikasi Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan dapat : Menjelaskan pengertian KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan perbedaan KIP&K dg jenis komunikasi lain Menjelaskan tujuan KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN & ILMU PERILAKU PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

PENDIDIKAN KESEHATAN & ILMU PERILAKU PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT PENDIDIKAN KESEHATAN & ILMU PERILAKU PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Tujuan Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan defenisi pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Petani Peternak Sapi Petani peternak merupakan orang yang melakukan kegiatan mengembangbiakkan

Lebih terperinci

Suatu Gerakan MEWUJUDKAN KELUARGA SESUAI DENGAN CITA-CITA NASIONAL BANGSA. Masyarakat Adil Makmur Baik secara Materiil maupun Spiritual

Suatu Gerakan MEWUJUDKAN KELUARGA SESUAI DENGAN CITA-CITA NASIONAL BANGSA. Masyarakat Adil Makmur Baik secara Materiil maupun Spiritual Suatu Gerakan MEWUJUDKAN KELUARGA SESUAI DENGAN CITA-CITA NASIONAL BANGSA Masyarakat Adil Makmur Baik secara Materiil maupun Spiritual 2 Visi Terwujudnya Keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Lebih terperinci

DESAIN KOMUNIKASI DALAM PROGRAM KB NASIONAL

DESAIN KOMUNIKASI DALAM PROGRAM KB NASIONAL DESAIN KOMUNIKASI DALAM PROGRAM KB NASIONAL LATAR BELAKANG Pemberian informasi ttg. KB/KR masih rendah, ( 19 % ); Pemberian informasi ttg. Metode Alat Kontrasepsi, ( 27 % ); Kematian Ibu saat melahirkan

Lebih terperinci

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis PASAR KONSUMEN DAN TINGKAH LAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI Pasar konsumen: Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya energi mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIK. 1. Sosialisasi Kebijakan Pembangunan dan Tujuannya. umum) dan proses pemberdayaan, dimana diharapkan dapat

BAB II KERANGKA TEORITIK. 1. Sosialisasi Kebijakan Pembangunan dan Tujuannya. umum) dan proses pemberdayaan, dimana diharapkan dapat BAB II KERANGKA TEORITIK A. Kajian Pustaka 1. Sosialisasi Kebijakan Pembangunan dan Tujuannya Sosialisasi adalah penyebarluasan informasi (progam, peraturan, kebijakan) dari satu pihak (pemilik progam)

Lebih terperinci

Salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi adalah saluran/media. Seorang

Salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi adalah saluran/media. Seorang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi adalah saluran/media. Seorang komunikator dalam proses komunikasi pastilah menggunakan unsur media sebagai alat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN SEGMENTASI KESADARAN LINGKUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN TERHADAP PRODUK BERKEMASAN

IDENTIFIKASI DAN SEGMENTASI KESADARAN LINGKUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN TERHADAP PRODUK BERKEMASAN IDENTIFIKASI DAN SEGMENTASI KESADARAN LINGKUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN TERHADAP PRODUK BERKEMASAN LAPORAN PENELITIAN Ketua Peneliti: Catharina B. Nawangpalupi, PhD. (NIK: 19970782) Anggota Peneliti: Frans

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI REPOSITIONING PERGURUAN TINGGI : KASUS PTN SETELAH MENJADI BHMN

STRATEGI KOMUNIKASI REPOSITIONING PERGURUAN TINGGI : KASUS PTN SETELAH MENJADI BHMN STRATEGI KOMUNIKASI REPOSITIONING PERGURUAN TINGGI : KASUS PTN SETELAH MENJADI BHMN Anne Ratnasari ** Abstrak Perguruan tinggi Negeri yang telah berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (PTN BHMN) memiliki

Lebih terperinci

Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si

Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si KETERAMPILAN DASAR Memiliki mental & spiritual tinggi Memiliki kepribadian unggul Pandai berinisiatif Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha KETERAMPILAN KHUSUS

Lebih terperinci

Teori Komunikasi Massa 2. Komunikasi Massa Universitas Pembangunan Jaya, 2015

Teori Komunikasi Massa 2. Komunikasi Massa Universitas Pembangunan Jaya, 2015 Teori Komunikasi Massa 2 Komunikasi Massa Universitas Pembangunan Jaya, 2015 Teori yang Akan Dibahas : Diffusion of Innovation Theory Agenda Setting Theory Media Studies New Media Teori Difusi Inovasi

Lebih terperinci

ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT TERHADAP PUPUK KOMPOS BIOTRIKOM DI DESA RANTAU BAIS KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR

ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT TERHADAP PUPUK KOMPOS BIOTRIKOM DI DESA RANTAU BAIS KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT TERHADAP PUPUK KOMPOS BIOTRIKOM DI DESA RANTAU BAIS KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR Albi Akandri Hasibuan, Susy Edwina, Roza Yulida Agriculture faculty

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai

Lebih terperinci

Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Kampung Majapahit di Kecamatan Trowulan

Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Kampung Majapahit di Kecamatan Trowulan Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Kampung Majapahit di Kecamatan Trowulan Hardian Isrofi Diptyanti Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya Email

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Psikologi Kognitif Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Perkembangan Teori Teori Tolman B = f (S, A).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. bagi masyarakat peternak di Kabupaten Pandeglang. Usaha peternakan kerbau di

PENDAHULUAN. bagi masyarakat peternak di Kabupaten Pandeglang. Usaha peternakan kerbau di 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Pandeglang merupakan sentra populasi kerbau di Provinsi Banten dengan jumlah populasi kerbau sebesar 29.106 ekor pada tahun 2012 (Arfiani, 2016). Beternak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 16 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi pembangunan masyarakat yang telah diterima secara luas adalah definisi yang telah ditetapkan oleh Peserikatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan Pertanian II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Kemitraan Pertanian Menurut Sumardjo dalam Marlianna (2008), kemitraan pertanian merupakan kerjasama antar anggota kelompok mitra (petani/kelompok tani/gapoktan/klaster)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

ADOPSI PETANI TERHADAP INOVASI TANAMAN PADI SAWAH ORGANIK DI DESA MOLOMPAR KECAMATAN TOMBATU TIMUR, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

ADOPSI PETANI TERHADAP INOVASI TANAMAN PADI SAWAH ORGANIK DI DESA MOLOMPAR KECAMATAN TOMBATU TIMUR, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907 4298, Volume 12 Nomor 2, Mei 2016 : 143-12 ADOPSI PETANI TERHADAP INOVASI TANAMAN PADI SAWAH ORGANIK DI DESA MOLOMPAR KECAMATAN TOMBATU TIMUR, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Lebih terperinci

Tingkat Adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 Di Kelompok Tani Mina Sri Jaya Desa Sepanjang Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

Tingkat Adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 Di Kelompok Tani Mina Sri Jaya Desa Sepanjang Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Tingkat Adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 Di Kelompok Tani Mina Sri Jaya Desa Sepanjang Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur RISTA AYU NINGTYAS, NI WAYAN SRI ASTITI, M. TH. HANDAYANI Program

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication I

Integrated Marketing Communication I Modul ke: Integrated Marketing Communication I Proses Komunikasi pada Program IMC Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci