Algoritma Pembangkitan Lengkap Permutasi dengan Siklus Tetap dan Banyaknya Elemen Sebagai Peubah
|
|
- Suryadi Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Algoritma Pembangkitan Lengkap Permutasi dengan Siklus Tetap dan Banyaknya Elemen Sebagai Peubah Sulistyo Puspitodjati, Asep Juarna, Ernastuti Jurusan Teknik Informatika Universitas Indonesia Depok, Indonesia Djati Kerami Jurusan Matematika FMIPA Universitas Indonesia Depok, Indonesia korespondensi: Ringkasan Pembangkitan lengkap (exhaustive generation) adalah salah satu cabang utama kombinatorik. Topik makalah ini adalah pembangkitan lengkap permutasi siklus menggunakan metoda pohon pembangkit (generating tree), dan karena aturan pengembangannya ke simpul-simpul selanjutnya menggunakan aturan suksesi (succession rule) maka pembangkitan juga dalam metode ECO (enumerating combinatorial object). Dua penelitian terdahulu tentang topik yang sama dilakukan masing-masing oleh Baril (2006) dan Poneti (2008). Penelitian Baril menghasil-kan daftar kode Gray (Gray code list) permutasi siklus. Poneti membangkitkan π n,m dari π n,m 1 secara rekursif, dengan kata lain permutasi siklus Poneti dibangkitkan menurut jumlah siklusnya pada himpunan [n] tetap. Penelitian ini merupakan sudut pan-dang lain dari penelitian Poneti, yaitu permutasi siklus dibang-kitkan menurut himpunannya pada jumlah siklus tetap, atau π n,m dibangkitkan dari π n 1,m. Hasilnya adalah sebuah algoritma pem-bangkitan permutasi siklus berbasis metoda ECO yang bersifat non rekursif dengan kompleksitas CAT (constant amortized time) karena obyek-obyekπ n,m dibangkitkan dari sebuah π n 1,m hanya melalui satu operasi penyisipan. Keywords-permutasi siklus; pembangkitan lengkap; pohon pembangkit; metode ECO; algoritma pembangkitan; CAT. 1 Pendahuluan Kombinatorik adalah ilmu yang mempelajari sifatsifat matematik dari struktur diskrit; dalam kombinatorik struktur diskrit disebut obyek kombinatorial atau obyek saja, sedangkan himpunan obyek kombinatorial disebut kelas kombinatorial atau kelas saja. Kombinatorik mempunyai empat cabang utama ilmu atau penelitian: pencacahan (counting) atau enumerasi (enumeration), pembangkitan atau generasi (generation), pendaftaran atau listing, dan optimalisasi. pembangkitan membangun algoritma untuk membangkitkan semua struktur yang mungkin. Ada dua jenis pembangkitan yaitu pembangkitan
2 lengkap (exhaustive generation) dan pembangkitan acak (random generation). Pembangkitan lengkap membangkitkan semua obyek tanpa ada obyek yang tercacah ganda (no repetition) dan tanpa ada obyek yang tidak tercacah (no omission). Pembangkitan acak membangkitkan contoh (sample) obyek yang secara statistik bisa mewakili semua obyek dari kelas yang diberikan. Pembangkitan acak biasanya dilakukan jika pembangkitan lengkap tidak mungkin dilakukan atau tidak praktis untuk dilakukan terutama karena anggota kelas yang sedang diamati sangat besar [5]. Salah satu teknik enumerasi dan juga pembangkitan lengkap obyek kombinatorial yang populer saat ini adalah teknik enumerasi dan pembangkitan menggunakan pohon pembangkit (generating tree). Pohon pembangkit adalah sebuah pohon dalam konteks teori graf di mana simpul-simpulnya menyatakan obyek (untuk tujuan pembangkitan) atau angka yang menunjukkan banyaknya simpul anak (untuk tujuan enumerasi). Belakangan, untuk tujuan enumerasi, pohon pembangkit dilengkapi dengan sebuah aturan rekursif yang tepat mewakili pohon tersebut [12] yang melahirkan metoda ECO (enumerating combinatorial objects)[3]; aturan rekursif dimaksud disebut aturan suksesi (succession rule). Dengan metode ECO, setiap obyek diekspansi dari obyek yang lebih pendek dengan menerapkan aturan suksesi (succession rule). Analisa matematis selanjutnya mentransformasikan formula aturan suksesi ke sebuah persamaan hubungan rekursif (recurrence relation). pohon pembangkit mempunyai pemanfaatan yang penting dalam kombinatorial, yaitu bijeksi dan pembangkitan acak[10]. Topik makalah ini adalah enumerasi dan pembangkitan kelas kombinatorial permutasi, khususnya permutasi dalam pernyataannya sebagai produk siklus (product of cycles permutation) atau sering disingkat sebagai permutasi siklus atau siklus saja. Algoritma pembangkitan permutasi banyak dipakai dalam analisa graf seperti model optimalisasi berbasis graf, computer vision, berbagai masalah jaringan termasuk komputer dan bahkan jaringan sosial (social networks). Hasil utama penelitian yang disajikan dalam disertasi ini adalah algoritma pengembangan lengkap permutasi dengan siklus menggunakan metoda pohon pembangkit. 2 Definisi dan Istilah 2.1 Permutasi Permutasi adalah pemetaan dari suatu himpunan bilangan asli ke dirinya sendiri, atau secara formal dapat didefinisikan sebagai berikut: Definisi 1: Permutasi dari himpunan S = [n] = 1, 2,..., n adalah fungsi bijeksi π : S S. Permutasi π(i) = i disebut permutasi identitas. Permutasi dapat direpresentasikan dengan menjajarkan semua nilai π(i), untuk i = 1,..., n dalam satu baris. Contoh salah satu permutasi π dari [7] dalam notasi satu baris ditulis sebagai untai : Salah representasi dari permutasi adalah dengan perkalian siklusnya. Siklus dari permutasi adalah himpunan bagian dari suatu himpunan yang elemenelemennya masuk dalam satu orbit. Atau siklus dengan panjang k dari suatu permutasi adalah urutan a 1, a 2,..., a l sedemikian sehingga a i = π(a i 1 ) untuk i = 2, 3,..., l, dan a 1 = π(a l ) atau π l (a i ) = a i. ([Rus03] dan [Bón02]). Contoh, permutasi π berikut: Permutasi tersebut mempuyai 4 siklus (1), ( ), (5), and (6 7). ( ) adalah siklus dengan panjang l = 4, karena π 4 (2) = 2. Dalam perkalian siklus, π dapat dinyatakan sebagai π = (1)(2483)(5)(67). Karena siklus (8324) menyatakan siklus yang sama dengan (2483), maka sering digunakan cara yang unik untuk menyatakan permutasi menggunakan notasi siklus, yang disebut sebagai notasi siklus kanonikal. Cara ini adalah menulis elemen terbesar pada setiap siklus terlebih dahulu, kemudian mengurutkan setiap siklus dari kecil ke besar berdasarkan elemenelemen pertama pada siklus. Dengan demikian π = (1)(2483)(5)(67) dalam notasi siklus kanonikal adalah π = (1)(5)(76)(8324). Banyaknya permutasi [n] dengan m siklus adalah bilangan Stirling tanpa tanda jenis pertama c(n,m) ([11, 18]). Dimana
3 c(n,n) = 1, c(n,1) = (n 1)! c(n,m) = (n 1).c(n 1,m)+c(n 1,m 1),1 < m < n. (1) Makalah ini akan membahas permutasi dengan m siklus. Rumus stirling digunakan untuk menunjukkan kebenaran algoritma yang dibangun 2.2 Pembangkitan Objek kombinatorial dan Pohon Pembangkit. Salah satu bidang dalam kombinatorik adalah pembangkitan objek secara lengkap. Pembangkitan ini berarti membangkitkan (menghadirkan) semua anggota dari kelas kombinatorial tertentu secara efisien yang sedemikian sehingga setiap anggota muncul tepat sekali. Salah satu pendekatan untuk pembangkitan lengkap adalah dengan yang disebut pohon pembangkit. Pohon pembangkit adalah pohon yang menggambarkan keluarga tertentu dari objek kombinatorial; tiap simpul berhubungan dengan satu objek, dan cabangnya menuju simpul yang mengkodekan alternatif yang dipilih dalam mengkonstruksikan objek. Pohon pembangkit menjanjikan komputasi yang cepat dalam mengenumerasi barisan objek. Metode pohon pembangkit ini disistematisasikan oleh Barcucci, Del lungo, Pergola, and Pinzani, dengan nama sistem ECO (enumerating combinatorial objects) [3]. Dalam metode ECO ini setiap objek diperoleh dari objek yang lebih kecil dengan melakukan ekspansi lokal. Seringkali ekspansi lokal tersebut sangat teratur dan dapat dijelaskan dalam aturan suksesi. Metode ECO ini telah ditunjukkan efektif untuk beberapa struktur kombinatorik, seperti: objek Catalan dalam [5] dan [12], untuk permutasi penghindaran pola umum (generelazid pattern avoidance) dalam [23], convex polyominoespan dalam [17], dan untuk struktur Gray dalam [4]. Namun penelitian-penelitian tersebut belum membahas pembangkitan permutasi siklus dengan pohon pembangkit atau metode ECO tersebut. Bagaimana metode ECO bekerja dijelaskan dalam [5],[10], dan [3], sebagaimana berikut. Operator ECO Misalkan O adalah kelas objek kombinatorial dan p: O N adalah parameter yang hingga pada O, yaitu parameter p sedemikian sehingga O n = O O : p(o) = n dari objek berukuran n adalah hingga. Misalkan v : O 2 O adalah operator yang sedemikian sehingga v(o n ) 2 On+1. Operator v menggambarkan bagaimana objek kecil menghasilkan objek yang lebih besar. Proposisi 2-1: Jika v memenuhi, untuk setiap n 0, 1. untuk setiap O O n+1, akan terdapat O O n sedemikian sehingga O v, dan 2. untuk setiap O, O O n, akan menggambarkan v(o) v(o ) = kapanpun O O, maka famili himpunan F n+1 = v(o): O O n adalah partisi dari O n+1. Operator v yang memenuhi kondisi 1 dan 2 tersebut di atas, dikatakan sebagai operator ECO. Jadi operator ECO membangkitkan semua objek O sedemikian sehingga setiap objek O O n+1 diperoleh secara unik dari O O n. Operator ECO yang sedang melakukan ekspansi lokal pada objek yag disebut situs aktif dari objek. Operator ECO dapat digambarkan dengan pohon pembangkit, yaitu: pohon berakar yang simpu-simpulnya berhubungan dengan objek O. Akar yang ditempatkan pada level 0 pada pohon, adalah objek dengan ukuran terkecil, m. Objek-objek dengan ukuran sama berada pada level yang sama dan anak dari objek O, adalah yang dihasilkan dari O melalui v. Jika O n n adalah urutan yang ditentukan oleh banyaknya objek berukuran n, maka maka fo(x) =Σn m On xn adalah fungsi pembangkitnya. Aturan Suksesinya Aturan suksesi Ω adalah sistem ((a), P), mengandung aksioma (a) dan himpunan produksi atau aturan penulisan P didefinisikan pada himpunan label M N+:
4 2.3 Dekomposisi Standar dan Permutasi dengan Siklus Poneti dan Vajnovszki[20]menunjukkan bahwa untuk sembarangπ S n dapat ditulis secara unik dalam dekom-posisi standar sebagai dengan cara memilih p i = π 1 (i), kemudian mengganti π dengan π [22c5] <π 1 (i),i >, untuk i bergerak dari n ke 1. Dari permutasi π S n dalam dekomposisi standar, dapat ditentukan D(π) = max i π(i) i yang juga merupakan max i p i i. Berdasarkan sifat D ini maka Poneti dan Vajnovszki[20] membangun algoritma pembangkitan permutasi π S n,m, yaitu π S n dengan m siklus, sebagai berikut: n π = < p i,1 >=< p 1,1 >. < p 2,2 >... < pn,n > denganpi [1,i] i=1 1. Tentukan D(π) < n 2. Untuk setiap j, D(π) < j n, dan untuk setiap l, 1 l < j, tentukan permutasi π = π.<l, j>, π S n,m 1 Algoritma ini tidak membangun permutasi S n,m dari S n 1,m melainkan dari S n,m 1. Berbeda dengan pembangkitan yang akan disajikan dalam makalah, dimana pembangkitan permutasi yang akan disajikan adalah pembangkitan permutasi S n,m dari S n 1,m. 2.4 Pembangkitan Permutasi dengan Siklus oleh Baril Baril dalam[16]menunjukkan pembentukan S n,m, yaitu permutasi [n] dengan m siklus dari S n 1,m dan S n 1,m 1. Pembentukan dilakukan dalam dua cara: 1. jika π S n 1,m, n 2, 1 m < n, maka dapat diperolehπ S n,m, dengan memetakanπ (i) = n dan π (n) = π(i), 1 i n. 2. jikaπ S n 1,m 1, n m 2, maka dapat diperoleh π S n,m, dengan menambahkan n pada posisi n. Pengembangan dengan cara Baril ini, merupakan sifat utama yang dipegang oleh penulis dalam mengembangkan pohon pembangkit, yang akan disajikan pada makalah ini. 3 Pohon Pembangkit Untuk Permutasi Dengan Siklus Mengikuti pola pengembangan permutasi [n] dengan satu siklus [9], maupun 2 siklus[25] dan pembentukan semua permutasi n dengan m siklus, S n,m, menurut [5], maka pengembangan digeneralisasi dengan membangun definisi fungsi i π n berikut. Pendefinisian fungsi ini adalah formalisasi dari proses penyisipan n atau n+1 pada semua kemungkinan posisi pada permutasi [n], saat menghasilkan permutasi [n+1] dengan satu maupun 2 siklus. Definisi 2: Fungsi i π n adalah pemetaan pada: S n,m [n] S n+1,m, 1 m n, i [n], yang memetakan sembarang permutasiπ n S n,m menjadi permutasi i π n+1 S n+1,m i π (n+1) (j) = π n (i) untukj = n+1 n+1 untuk j = i π n (j) untukyanglain Fungsi i π n pada Definisi 2 jelas adalah fungsi satusatu. Pembangkitan semua permutasi anggota S n,m lainnya, selain dengan mengimplementasi i π n, maka berturut-turut m diganti m-1, dan n bertindak sebagai n-1, sementara, i π n (n) = n. Hal ini untuk memenuhi kemungkinan bahwa permutasi [n] mempunyai siklus-siklus panjang satu. Untuk memenuhi keanggotaan S n,m, yang siklus ke-m adalah (n), maka harus dibangun semua kemungknan permutasi [n-1] dengan m-1 siklus. Selanjutnya jika siklus s m 1 = (n-1) dan siklus ke-m s m = (n), maka harus dibangun semua kemungkinan siklus-siklus s j, j = 1, 2,..., m-2 atau dengan kata lain membangun semua kemungkinan permutasi S n 2,m 2 dengan menerapkan i π n 2. Demikian seterusnya sampai diperoleh semua permutasi S n,m. Permutasi dengan siklus dalam penelitian ini ditulis dalam bentuk π n = (s 1 )... (s m ), s i adalah siklus ke-i dan tidak ditulis dalam bentuk kanonik,
5 akan tetapi pada tiap siklus elemen terkecilnya ditulis pada elemen pertama siklus. Siklus-siklus diurut berdasarkan urutan elemen pertama tersebut dari kecil ke besar. s i adalah siklus ke-i. Pengembangan dimulai dengan permutasi identitas (1)(2)... (m), untuk siklus m yang diinginkan. Selanjutnya, pembangkitan dilakukan dengan mengembangkan S n+1,m. Permutasi anggota S n+1,m dihasilkan dari mengimplementasikan fungsi i π n+1, untuk i [n]. Setelah itu, membangun objek-objek permutasi anggota S n+1,m yang lain dengan pertama meletakkan elemen n+1 pada siklus ke-m, yaitu s m = (n+1). Kemudian mengganti nilai n+1 dengan n dan mengaplikasikan fungsi i π n, i [n-1]. Proses pembang-kitan dilanjutkan dengan meletakkan s m 1 = (n), dan tetap meletakkan siklus s m = (n+1), kemudian mengimplementasi fungsi i π n 1. Proses diteruskan sampai sampai i π 2 terimplemen-tasikan dalam rangka melengkapi S n 1,m. Teorema 4.4: Dengan menerapkan fungsi i π pada definisi 4.1, maka akan terbentuk semua anggota S n,m secara rekursif dari S n 1,m dan S n 1,m 1. Dengan demikian banyaknya anggota S n,m memenuhi bilangan Stirling jenis pertama tanpa tanda c n,m = (n-1)c n 1,m + c n 1,m 1 Bukti: Dari definisi fungsi maka terbentuk (n-1) kali kardinalitas S n 1,m dan selebihnya anggota S n,m yang lain dibentuk dari pengembangan S n 1,m 1. Sehingga banyaknya S n,m adalah (n- 1) S n 1,m + S n 1,m 1 atau memenuhi bilangan Stirling jenis pertama tanpa tanda c n,m, yaitu c n,m = (n-1)c n 1,m + c n 1,m 1 Untuk memudahkan pengembangan, maka permutasi dinyatakan dalam notasi siklus, sehingga jumlah siklus yang tetap terpelihara. Kemudian implementasi fungsi i π n+1, untuk i [n], diintrepetasikan dengan meletakkan atau menyisipkan elemen n+1 kedalam siklus s k = (s k1, s k2,... ) secara berturut-turut ke posisi j = 2,..., s k, dengan s k adalah panjang siklus untuk semua siklus k. Pembangkitan dalam penelitian ini dilakukan untuk sembarang permutasi [n] dengan m siklus. Pohon pembangkit diawali dengan permutasi identitas S m,m pada simpul akar, dan akar dari pohon ini dikatakan sebagai level 0. Selanjutnya, simpul akar ini akan mempunyai anak yang dimulai dengan membangun permutasi anggota S n+1,m hasil mengimplemen-tasikan fungsi i π n+1, untuk i [n], yaitu menyisipkan elmenen n+1= m+1 ke dalam m-siklus dalam permutasi identitas, berturut-turut di posisi i [n]. Simpul-simpul untuk objek hasil dari pembangkitan ini diberi label o n+1, dan simpul dengan label ini akan sebanyak n. Algoritma pembangkitan permutasi anggota S n,m dapat dilihat pada Algoritma 1. Algoritma ini merupakan generalisasi dari S n,m. Algoritma 1 : 1. Input n dan siklus m yang diinginkan 2. t = n - m 3. Simpul akar 1 o 1 = (1)(2)...(m). 4. Untuk level l = 1,..., t 5. Untuk j = l,..., m+ l 6. Untuk i = 1,..., j 7. Untuk k = 2,..., s ik 8. Buat simpul anak k o j+1 dengan menyi-sipkan elemen j+1 ke-siklus s ik pada posisi k 9. Jika j <> m+ l 10. s m (m+ l) 11. Selesai Berdasarkan pembangkitan pada Algoritma 1, konstruksi dimulai dengan akar o 1, S n,m dibangun dengan membentuk himpunan-himpunan o j. Setiap simpul aktif o j mempunyai j anak o j+1, j-1 anak o j, dan seterusnya sampai m+l-1 anak o m+l. Pohon terus berkembang sampai objek o m+l dengan n=m + l tercapai. Sehingga aturan suksesi untuk sistem ECO permutasi [n] dengan siklus m pada penelitian ini adalah sistem yang dimulai dengan aksioma permutasi identitas π m = (1)(2)... (m), dan selanjutnya mengikuti aturan berikut: Ω = O1, permutasi identitas Oj (O j+1 ) j (O j+1 ) j+1...(o m+1 )m+l 1 (2)
6 f1 = l m+l 1 i1 i 2 = i 1 +1 m+l 1 i2 i 2 = i ,l = 0 m+l 1 i 1 = i l = 1,2 (3) Secara umum pohon dapat digambarkan sebagaimana pada Gambar 1. Simpul pada pohon Gambar 1 dengan label jo j 1 adalah bentuk ringkas dari pohon dengan simpul o j 1 yang sebanyak j. Sehingga level-1 dari pohon pembangkit ini akan mempunyai simpul sebanyak (m + m ). Pada level-2, j-1 objek o j, masing-masing akan mempunyai j anak o j+1, j+1 anak o j+2, sampai m+l-1 anak o m+l. Dengan demikian berdasarkan pohon pembangkit ini, dapat dienumerasi banyak permutasi n dengan siklus m tertentu dengan mengitung banyaknya simpul pada level l dimana n = m+l. Secara umum banyaknya permutasi [n] dengan siklus m tertentu berdasarkan pohon pembangkit adalah sebagaimana pada rumus (3). Banyaknya simpul untuk level-l pada pohon pembangkit permutasi [n] dengan m siklus tertentu pada Gambar 1 adalah f l dengan sebagai persamaan 3: Algoritma pembangkitan pohon permutasi [n] dengan m siklus pada Algoritma 1, menghasilkan simpul-simpul yang mewakili semua objek anggota S n,m, dengan cara menyisipkan elemen di setiap siklus di setiap level untuk maing-masing objek o j. Dengan demikian pada setiap level, algoritma melakukan penyisipan sebanyak f l kali untuk f l pada rumus 3. Jika penyisipan dihitung 1 waktu komputasi, maka algoritma melakukan dalam O(c(n,m)) waktu dengan n tercapai setelah mencapai level l = n m. Algoritma menghasilkan satu objek dengan satu operasi yaitu penyisipan, dan pada level l yang menunjukkan n = m + l, algoritma menghasilkan objek sebanyak c(n,m). Dengan demikian jumlah total komputasi dibagi banyaknya objek yang terbentuk terbatasi oleh konstanta. Hal ini menunjukkan Algoritma 1 adalah algoritma yang CAT (Constant Amortized Time) yang merupakan syarat algoritma pembangkitan objek kombinatorial yang efektif. 4 Penutup menggunakan metoda ECO (enumerating combinatorial object). Algoritma pembangkitan disusun dengan terlebih dahulu didefinisikan pemetaan satusatu yang memetakan π n 1,m ke π n,m. Pendefinisian dilakukan untuk memastikan tidak terjadi pembangkitan ganda ataupun pembangkitan yang terlewatkan. Algoritma yang dihasilkan bersifat non rekursif dengan kompleksitas CAT (constant amortized time) karena obyek-obyek π n,m dibangkitkan dari sebuahπ n 1,m hanya melalui satu operasi penyisipan. Pola pembangkitan pada algoritma tersebut, yang jelas terlihat pada pohon pembangkit (generating tree) menunjukkan adanya pola cacahan bilangan Stirling jenis pertama tanpa tanda (signless Stirling number of the first kind). Fakta ini memastikan tidak terjadi pembang-kitan ganda ataupun pembangkitan yang terlewatkan. Algoritma yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan untuk penelitian lanjutan tentang permutasi siklus, salah satunya adalah penentuan daftar kode Gray untuk permutasi siklus References [1] Bogomolny A. Various ways to define a permutation from Interactive Mathematics Miscellany and Puzzles. New Jersey, World Scientific Publishing, [2] J. Von Knop N. Trinajstic Babic D, D.J. Klein. Combinatorial enumeration in chemistry. In Chemical Modelling : Applications and Theory, Royal Society of Chemistry, volume 3, pages , [3]  A. Denise  P. Flajolet  D. Gardy D. Gouyou- Beauchamps Banderier C.,  M. Bousquet- Mà c lou. Generating functions for generating trees. In Discrete Mathematics, volume 246(1-3) pages 29 55, Pembangkitan lengkap permutasi [n] dengan m siklus (dinotasikan π n,m ) berhasil dilakukan dengan
7 [4] E Grazzini Bernini A., I Fanti. An exhaustive generation algorithm for catalan objects and others. In PU.M.A., volume 17, pages 39 53, [5] E. Pergola R. Pinzani Bernini A, E. Grazzini. A general exhaustive generation algorithm for gray structures. In Journal Acta Informatica, volume 44 pages , [6] Savage C. A survey of combinatorial gray codes, siam review. volume 39, pages , [7] Wilson M. C. Random and exhaustive generation of permutations and cycles. In Journal Annals of Combinatorics,, volume 12, of , [8] R.L. Rivest Cormen T.H., C.E. Leiserson. Introduction to Algorithm. McGraw Hill Book Company, New York, [9] Sulistyo P. dan Djati Kerami. Pembangkitan permutasi dengan siklus. In Prosiding Konferensi Nasional Matematika XIV. Palembang, pages , [10] Duchi E. ECO method and Object Grammars: two methods for the enumeration of combinatorial objects. Tesi dell Universita degli Studi di Firenze, Dottorato di Ricerca in Ingegneria Informatica e dell Automazione, XV Ciclo, Universit_a Degli Studi di Firenze, / DRIIA / RaccoltaTesi/ Duchi, [11] Ruskey F. Combinatorial generation [12] R. Pinzani Ferrari L. Catalan like numbers and succession rules, pure mathematics and applications. volume 16, pages , [13] Irving J. Minimal transitive factorizations of permutations into cycles, canadian journal of mathematics. volume 61, pages , [14] West J. Generating trees and forbidden subsequences. In Proceedings of the 6th conference on Formal power series and algebraic combinatorics, pages , 199. [15] Asep Juarna. Combinatorial Isomorphism Analysis On Some Extensions Of A Simion-Schmidt s Bijection. Dissertation in Informatics, LE2I U.F.R des Science des Technique, Universite de Bourgogne. [16] Baril J. L. Gray code for permutation with a fixed number of cycle. In Discrete Mathematics, volume 307, pages , [17] A. Frosini S. Rinaldi Lungo D. A., E. Duchi. Enumeration of convex polyominoes using the eco method, discrete mathemathics and theoretical computer science ab(dmcs). pages , [18] Bona M. A walk through combinatorics. an introduction to enumeration and graph theory [19] Adnan M.A. Effcient enumeration of combinatorial objects. Master s thesis, B.Sc. Engg. Thesis, Department of Computer Science and Engineering Bangladesh University of Engineering and Technology (BUET) Dhaka. [20] V. Vajnovszki Poneti M. Generating restricted classes of involutions, bell and stirling permutations. In European Journal of Combinatoric, volume 31, pages , [21] Sedgewick R. Permutation generation methods, dagstuhl workshop on data structures. Wadern, Germany., [22] Sedgewick R. Finding paths in graphs, adobe systems india [23] Elizalde S. Generating tree for permutations avoiding generalized patterns,. In Journal Annals of Combinatorics, volume 11 pages , 2008.
8 [24] Wilf H. S. East side, west side an introduction to combinatorial families-with maple programming [25] Djati Kerami Ernastuti Sulistyo P, Asep Juarna. Pembangkit permutasi dengan dua siklus, akan diterbitkan prosiding seminar nasional matematika,. Universitas Indonesia, Depok, [26] Vajnovzki V. Generating combinatorial objects by eco method the lyndon words case, lecture notes, gunadarma university, jakarta
PEMBANGKITAN LENGKAP OBJEK CATALAN
PEMBANGKITAN LENGKAP OBJEK CATALAN 1 Sulistyo Puspitodjati 2 Asep Juarna 1 Universitas Gunadarma (sulistyo@staff.gunadarma.ac.id) 2 Universitas Gunadarma (ajuarna@staff.gunadarma.ac.id) ABSTRAK Pembangkitan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Algoritma pembangkit permutasi banyak dipakai dalam analisa graf seperti model optimasi berbasis graf, computer vision, berbagai masalah j
PERBANDINGAN ENUMERASI PERMUTASI N DENGAN 2 SIKLUS BERDASARKAN RUMUSAN BILANGAN STIRLING DENGAN RUMUSAN SULISTYO Meta Meysawati e-mail : yagami_26mey@hotmail.com Jurusan Teknik Informatika Universitas
Lebih terperinciKode Gray dan Algoritma Pembangkit untuk Fungsi Tumbuh Terrestriksi Berbatas
Kode Gray dan Algoritma Pembangkit untuk Fungsi Tumbuh Terrestriksi Berbatas Ahmad Sabri Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma, Depok sabri@sta.gunadarma.ac.id Abstrak Dalam penelitian
Lebih terperinciAplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana
Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana M. Faisal Baehaki Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, Bandung 40135 e-mail: faisal.baihaki@comlabs.itb.ac.id Intisari Metode untuk
Lebih terperinciPERMUTASI DENGAN PANJANG YANG TIDAK MEMUAT POLA DENGAN PANJANG EMPAT
PERMUTASI DENGAN PANJANG YANG TIDAK MEMUAT POLA DENGAN PANJANG EMPAT Seplin Tarakolo dan Djoko Suprijanto Program Studi Magister Pengajaran Matematika FMIPA ITB, Kelompok Keahlian Kombinatorika FMIPA ITB
Lebih terperinciPengantar Matematika Diskrit
Materi Kuliah Matematika Diskrit Pengantar Matematika Diskrit Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Program Studi Informatika UIGM 1 Apakah Matematika Diskrit itu? Matematika Diskrit: cabang matematika yang
Lebih terperinciRasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta
Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah 1 Dahulu namanya.. Matematika Diskrit 2 Mengapa
Lebih terperinciPengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa
Lebih terperinciAplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana
Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana Muhammad Amrimirza 13506003 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 4013, email: if16003@students.if.itb.ac.id Abstract Metode untuk menghitung kelas-kelas
Lebih terperinciALGORITMA PENCARIAN JALUR HAMILTONIAN PADA KUBUS FIBONACCI DAN KUBUS LUCAS
ALGORITMA PENCARIAN JALUR HAMILTONIAN PADA KUBUS FIBONACCI DAN KUBUS LUCAS Ernastuti Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gubadarma ernas@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Jalur Hamiltonian pada graf terhubung
Lebih terperinciPENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT ILHAM SAIFUDIN Selasa, 04 Oktober 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Apa Kalian tau? Jawabannya
Lebih terperinciPengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa
Lebih terperinciTEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA
TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA Eddy Djauhari Departemen Matematika Fmipa Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang km. 21, tlp./fax. : 022-7794696, Jatinangor, 45363 Email : eddy.djauhari@unpad.ac.id
Lebih terperinciPenggunaan Senarai Sirkuler dan Permutasi Inversi untuk Pengurutan pada Josephus Problem
Penggunaan Senarai Sirkuler dan Permutasi Inversi untuk Pengurutan pada Josephus Problem Ali Akbar Septiandri - 13509001 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciPengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa
Lebih terperinciTeorema Cayley pada Pohon Berlabel dan Pembuktiannya
Teorema Cayley pada Pohon Berlabel dan Pembuktiannya Fakhri NIM : 13506102 Program Studi Teknik Informatik ITB, Bandung, e-mail : if16102@students.if.itb.ac.id Abstrak Makalah ini membahas tentang teorema
Lebih terperinciMatematika Diskrit. Rudi Susanto
Matematika Diskrit Rudi Susanto Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah Kuliah kita.. Matematika
Lebih terperinciMencari Solusi Persamaan Rekursif Bilangan Catalan dengan Prinsip-prinsip Kombinatorial
Mencari Solusi Persamaan Rekursif Bilangan Catalan dengan Prinsip-prinsip Kombinatorial Ahmad Zaky - 13512076 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciVI Matematika Diskrit
VI041201 Matematika Diskrit Jam/Minggu 2 Jam Semester : 1 Sifat: Wajib Kode Mata Kuliah Nama Matakuliah Silabus ringkas Tujuan Umum (TIU) VI041201 Matematika Diskrit Kuliah ini mengajarkan bagaimana siswa
Lebih terperinciENUMERASI DIGRAF TIDAK ISOMORFIK
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 ENUMERASI DIGRAF TIDAK ISOMORFIK Mulyono Jurusan Matematika FMIPA UNNES Email:
Lebih terperinciPELABELAN HARMONIS GANJIL PADA GRAF KINCIR ANGIN DOUBLE QUADRILATERAL
PELABELAN HARMONIS GANJIL PADA GRAF KINCIR ANGIN DOUBLE QUADRILATERAL Fery Firmansah, M. Wahid Syaifuddin Abstrak : Graf G V G, E G dengan V G adalah himpunan simpul dan G G ( p, q jika memiliki p V G
Lebih terperinciMenghitung Jumlah Graf Sederhana dengan Teorema Polya
Menghitung Jumlah Graf Sederhana dengan Teorema Polya Hafni Syaeful Sulun NIM : 13505058 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha
Lebih terperinciPelabelan Harmonis Ganjil pada Graf Kincir Angin Double Quadrilateral
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 06 Pelabelan Harmonis Ganjil pada Graf Kincir Angin Double Quadrilateral Fery Firmansah, M. Wahid Syaifuddin Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciPenerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing
Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Indra Siregar 13508605 Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung
Lebih terperinciKekuatan Tak Reguler Sisi Total Pada Graf Umbrella dan Graf Fraktal
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 A-7 Kekuatan Tak Reguler Sisi Total Pada Graf Umbrella dan Graf Fraktal Sulistyo Dwi Sancoko 1, Meryta Febrilian Fatimah 2,Yeni Susanti 3 Departemen
Lebih terperinciKata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu? Logika... 1
Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu?... iii v xi 1. Logika... 1 1.1 Proposisi... 2 1.2 Mengkombinasikan Proposisi... 4 1.3 Tabel kebenaran... 6 1.4 Disjungsi Eksklusif...
Lebih terperinciPELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH K DENGAN N GENAP
PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH K DENGAN N GENAP Novi Irawati, Robertus Heri Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT Let G be a graph with vertex set and edge
Lebih terperinciGRAF DIVISOR CORDIAL
GRAF DIVISOR CORDIAL Deasy Bunga Agustina 1, YD. Sumanto 2, Bambang Irawanto 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Decy.bunga@gmail.com ABSTRACT.A
Lebih terperinciBILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP
Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 90 96 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP AFIFAH DWI PUTRI, NARWEN Program Studi Matematika,
Lebih terperinciLECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT. Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA.
LECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA PONDOK CINA, MARET 2004 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STRUKTUR ALJABAR...
Lebih terperinciFUNGSI PEMBANGKIT. Ismail Sunni
FUNGSI PEMBANGKIT Ismail Sunni 3508064 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 0, Bandung If8064@students.if.itb.ac.id ismailsunni@yahoo.co.id ABSTRAK Fungsi Pembangkit
Lebih terperinciAplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn)
Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn) T 24 Siti Rahmah Nurshiami dan Triyani Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal soedirman, Purwokerto
Lebih terperinciPENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT DAN HIMPUNAN PERTEMUAN I
PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT DAN HIMPUNAN PERTEMUAN I oleh : Lisna Zahrotun, S.T, M.Cs lisna.zahrotun@tif.uad.ac.id lisnazahrotun.tif.uad.ac.id 1 Penilaian : 1. UTS 25% 2. UAS 30% 3. Keaktifan 4. Praktikum
Lebih terperinciBILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 14 22 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n MARIZA WENNI Program Studi Matematika,
Lebih terperinciOperator 3-Join pada Dua Graf yang Masing-masing adalah 1-edge fault- tolerant Hamiltonian graf
Operator 3-Join pada Dua Graf yang Masing-masing adalah 1-edge fault- tolerant graf Perti susanti, Wamiliana, dan Fitriani Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung Email : perti_s@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciJln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos THE TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH OF WEB GRAPH
1 PENENTUAN NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN SISI GRAF WEB Nasrah Munir 1*), Nurdin 2), Jusmawati 3) 1 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan,
Lebih terperinciPenerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda
Vol. 9, No.2, 114-122, Januari 2013 Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Hasmawati 1 Abstrak Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai ke
Lebih terperinciPELABELAN SIGNED PRODUCT CORDIAL PADA GRAF PATH, CYCLE, DAN STAR
PELABELAN SIGNED PRODUCT CORDIAL PADA GRAF PATH, CYCLE, DAN STAR Hardany Kurniawan 1, Lucia Ratnasari 2, Robertus Heri 3 1,2,3 Program Studi Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto,
Lebih terperinciSISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-9-4 SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS Anita Nur Muslimah 1, Siswanto 2, Purnami Widyaningsih 3 A-1 Jurusan Matematika FMIPA UNS 1 anitanurmuslimah@yahoo.co.id, 2 sis.mipauns@yahoo.co.id,
Lebih terperinciPELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA
PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA Siti Julaeha*, Ita Luspitasari, dan Esih Sukaesih Abstrak Suatu pelabelan total disebut pelabelan-k total tak teratur total dari jika setiap dua titik
Lebih terperinciOleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T.
Study of Total Chromatic Number of -free and Windmill Graphs Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP 1208100024 Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 23 31 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF YULI ERITA Program Studi Matematika, Pascasarjana Fakultas
Lebih terperinciBilangan Stirling Jenis Kedua ( Stirling Number of the Second Kind ) Definisi 1. Bilangan Stirling jenis kedua, dinotasikan dengan
Bilangan Stirling Jenis Kedua ( Stirling Number of the Second Kind ) Definisi 1. Bilangan Stirling jenis kedua, dinotasikan dengan, adalah banyaknya cara menyusun partisi suatu himpunan dengan elemen ke
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf
Penggunaan Algoritma Kruskal yang Diperluas untuk Mencari Semua Minimum Spanning Tree Tanpa Konstren dari Suatu Graf Narwen, Budi Rudianto Jurusan Matematika, Universitas Andalas, Padang, Indonesia narwen@fmipa.unand.ac.id
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT
PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF SUPERSTAR 20 Ismail Kaloko 1, Faiz Ahyaningsih2 1 Mahasiswa Program Studi Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Medan E-mail: ismail.kaloko@yahoo.com 2 Jurusan Matematika,
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEOREMA POLYA DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GRAF SEDERHANA YANG TIDAK SALING ISOMORFIS
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 1 (2013), hal. 39-44. PENGGUNAAN TEOREMA POLYA DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GRAF SEDERHANA YANG TIDAK SALING ISOMORFIS Vivy Tri Rosalianti,
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL
PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Swaditya Rizki Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lebih terperinciPelabelan Harmonious Pada Graf Gabungan Graf Firecracker Teratur. Nola Marina 1, Aini Suri Talita 2
Pelabelan Harmonious Pada Graf Gabungan Graf Firecracker Teratur Nola Marina 1, Aini Suri Talita 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma (ainisuri@staff.gunadarma.ac.id ; nolamarina@staff.gunadarma.ac.id)
Lebih terperinciAbstract
Pelabelan Total Super (a, d)-sisi Antimagic pada Graf Semi Parasut SP 2n 1 Karinda Rizqy Aprilia 1,2, Ika Hesti A 1,2, Dafik 1,3 1 CGANT - Universitas Jember 2 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember
Lebih terperinciGRAF AMALGAMASI POHON BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT
GRAF AMALGAMASI POHON BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ASMIATI, FITRIANI Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedong Meneng, Bandar Lampung Email : asmiati308@yahoo.com;
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran
SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11.54508 / Strategi Algoritma 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot
Lebih terperinciALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin
ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin hasma_ba@yahoo.com Abstract Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai
Lebih terperinciGembong Edhi Setyawan
Gembong Edhi Setyawan Matakuliah : Matematika Komputasi Prasyarat : - Sifat : Wajib Bobot : 4 sks Mata kuliah ini membahas topik yang menjadi dasar matematika bagi mahasiswa informatika-ilmu komputer.
Lebih terperinciBILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m
Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 129 134 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m AULI MARDHANINGSIH, ZULAKMAL Program Studi Matematika, Fakultas
Lebih terperinciMela Arnani, Isnandar Slamet, Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
PENDEKATAN LATTICE PATH UNTUK SISTEM ANTRIAN M/M/c Mela Arnani, Isnandar Slamet, Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Abstrak. Sistem
Lebih terperinciKode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit
Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 Himpunan Tujuan Mahasiswa memahami konsep dasar
Lebih terperinciPengelompokan Organisme Dengan Menggunakan Algoritma Kruskal
Pengelompokan Organisme Dengan Menggunakan Algoritma Kruskal Alif Raditya Rochman - 151101 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciAUTOMORFISME GRAF LENGKAP DENGAN PENDEKATAN TEORI GRUP. Mulyono. Abstrak. ( ), dapat disimpulkan bahwa
6 AUTOMORFISME GRAF LENGKAP DENGAN PENDEKATAN TEORI GRUP Mulyono Abstrak Suatu ) terdiri dari himpunan simpul disimbolkan ) ) dan himpunan jalur disimbolkan ) ) di mana ) Menurut teorema isomorfisme dua
Lebih terperinciBILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m
Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 47 52 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m RINA WALYNI, ZULAKMAL Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBILANGAN RADIO PADA GRAF SIKEL DENGAN CHORDS DAN GRAF SIKEL TENGAH
BILANGAN RADIO PADA GRAF SIKEL DENGAN CHORDS DAN GRAF SIKEL TENGAH Meivita Nur Arifiani 1, R. Heru Tjahyana 2, Bayu Surarso 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto,
Lebih terperinciPenggunaan Metode Branch And Bound With Search Tree
Penggunaan Metode Branch And Bound With Search Tree Untuk Menyelesaikan Persoalan Pedagang Keliling Pada Graf Lengkap Sebagai Pengganti Metode Exhaustive Enumeration Alfan Farizki Wicaksono - NIM : 13506067
Lebih terperinciSuper (a,d)-h-antimagic Total Covering of Connected Semi Jahangir Graph
Super (a,d)-h-antimagic Total Covering of Connected Semi Jahangir Graph Diana Hardiyantik 1,, Ika Hesti A. 1,, Dafik 1,3 1 CGANT - University of Jember Mathematics Departement - University of Jember 3
Lebih terperinciAbstract
Super (a,d)-h-antimagic Total Selimut pada Graf Centipede Agrita Kanty Purnapraja, Fia Cholidah, Dafik 1,3 1 CGANT- Universitas Jember Program Studi Matematika FMIPA Universitas Jember 3 Program Studi
Lebih terperinciSILABUS MATEMATIKA DISKRIT. Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd.
SILABUS MATEMATIKA DISKRIT Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 SILABUS A. Identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang sangat penting karena dapat diterapkan pada berbagai bidang ilmu; seperti fisika, kimia, biologi, ilmu komunikasi,
Lebih terperinciEdisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG. Rismawati Ramdani
NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG Rismawati Ramdani Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung rismawatiramdani@gmail.com, Abstrak Misalkan
Lebih terperinciPEWARNAAN PADA GRAF BINTANG SIERPINSKI. Siti Khabibah Departemen Matematika, FSM Undip
JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 2017, hal. 37-44 PEWARNAAN PADA GRAF BINTANG SIERPINSKI Siti Khabibah Departemen Matematika, FSM Undip khabibah.undip@gmail.com ABSTRACT. This paper discuss about Sierpinski star
Lebih terperinciPenerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google
Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google Adya Naufal Fikri - 13515130 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON
Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 93 97 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON NELSA ANDRIANA, NARWEN, BUDI RUDIANTO Program
Lebih terperinciSuper (a,d)-h- antimagic total covering of connected amalgamation of fan graph
Super (a,d)-h- antimagic total covering of connected amalgamation of fan graph S. Latifah 1,, I. H. Agustin 1,, Dafik 1,3 1 CGANT - University of Jember Mathematics Department - University of Jember 3
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA ALGORITMA PERKALIAN MATRIKS BERANTAI DENGAN TEKNIK DYNAMIC PROGRAMMING
EVALUASI KINERJA ALGORITMA PERKALIAN MATRIKS BERANTAI DENGAN TEKNIK DYNAMIC PROGRAMMING Farah Virnawati 1, Juwita Utami Putri 2, Ernastuti 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Gunadarma
Lebih terperinciKekuatan Tak Reguler Sisi Total pada dan Graf Gigantic Kite
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Kekuatan Tak Reguler Sisi Total pada Graf dan Graf Gigantic Kite A-8 Wakhid Fitri Albar 1, Deddy Rahmadi 2, Yeni Susanti 3 Departemen Matematika, Universitas
Lebih terperinciISSN: X 19 MODIFIKASI PERKALIAN BERSUSUN UNTUK MENENTUKAN KOEFISIEN TRINOMIAL SERTA KONSTRUKSINYA PADA KERUCUT
ISSN: 2088-687X 19 MODIFIKASI PERKALIAN BERSUSUN UNTUK MENENTUKAN KOEFISIEN TRINOMIAL SERTA KONSTRUKSINYA PADA KERUCUT Jufri a, M.D.H Gamal b, Sri Gemawati c a Program Studi Teknik Informatika, FILKOM
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf
Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf Deasy Ramadiyan Sari 1, Wulan Widyasari 2, Eunice Sherta Ria 3 Laboratorium Ilmu Rekayasa dan Komputasi Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 1 6 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT AIDILLA DARMAWAHYUNI, NARWEN Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciPERULANGAN PADA DIGRAF HAMPIR MOORE
Unitas, Vol. 8, No. 1, September 1999 - Februari 2000, 37-49 PERULANGAN PADA DIGRAF HAMPIR MOORE Hazrul Iswadi Departemen MIPA Universitas Surabaya Abstrak Digraf Moore adalah graf berarah (directed graph)
Lebih terperinciTERKECIL. Kata Kunci :Graf korona, graf lintasan, pelabelan total tidak teratur sisi, nilai total ketidakteraturan sisi.
PENENTUAN NILAI TES GRAF KORONA P m P n DENGAN SYARAT SISI-SISI Pm MEMILIKI BOBOT TERKECIL Novitasari Anwar *), Loeky Haryanto, Nurdin Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciAturan Penilaian & Grade Penilaian. Deskripsi. Matematika Diskrit 9/7/2011
Matematika Diskrit Sesi 01-02 Dosen Pembina : Danang Junaedi Tujuan Instruksional Setelah proses perkuliahan, mahasiswa memiliki kemampuan Softskill Meningkatkan kerjasama dalam kelompok dan kemampuan
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT
UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT Angreswari Ayu Damayanti,
Lebih terperinciBATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3
Jurnal Matematika UNAND Vol. No. 4 Hal. 4 3 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3 PRIMA RESA PUTRI Program Studi Magister
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 2.1. Konsep Dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan terurut
Lebih terperinciPenerapan Teori Kombinatorial dan Peluang Dalam Permainan Poker
Penerapan Teori Kombinatorial dan Peluang Dalam Permainan Poker Johan Sentosa - 13514026 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinci3 Program Studi Matematika FKIP Universitas Jember. Abstract
Super (a,d)-h-antimagic Total Selimut pada Shackle Graf Triangular Book Putri Rizky H.P. 1,, Ika Hesti A. 1,, Dafik 1,3 1 CGANT - Universitas Jember Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember Putrirhp@gmail.com,
Lebih terperinciAplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi
Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi Jonathan - 13512031 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL, PELUANG DISKRIT, DAN POHON KEPUTUSAN DALAM PERMAINAN YAHTZEE
PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL, PELUANG DISKRIT, DAN POHON KEPUTUSAN DALAM PERMAINAN YAHTZEE Gifari Kautsar 13512020 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciDIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 1 6 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT FADHILA TURRAHMAH, BUDI RUDIANTO Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciDimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga
Dimensi Metrik Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga Ilham Saifudin 1) 1) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember Jl Karimata No 49 Jember Kode Pos 68121 Email : 1)
Lebih terperinciPELABELAN GRACEFUL DAN PELABELAN RHO TOPI PADA GRAF 8-BINTANG DENGAN UNTUK GENAP
PELABELAN GRACEFUL DAN PELABELAN RHO TOPI PADA GRAF 8-BINTANG DENGAN UNTUK GENAP Zulfi Amri 1, Tua Halomoan Harahap 2 1,2) Universitas of Muhammadiyah Sumatera Utara Jl. Kapten Muktar Basri No. 3 Medan
Lebih terperinciPELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF RODA W n
Jurnal Matematika UNAND Vol. No. 1 Hal. 37 1 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF RODA W n HERU PERMANA Program Studi Matematika, Fakultas
Lebih terperinciAlgoritma Vertex Cover dan Aplikasinya
Algoritma Vertex Cover dan Aplikasinya Kevin Winata /13510073 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciBILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 18 22 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t SHERLY AFRI ASTUTI, ZULAKMAL Program Studi Matematika,
Lebih terperinciKOMBINATORIAL STRUKTUR DISKRIT K-1. Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
STRUKTUR DISKRIT K-1 KOMBINATORIAL Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Suryadi MT Struktur Diskrit 1 Pendahuluan Sebuah password panjangnya 6 sampai
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEMESTER 3 DOSEN : HARISON, S.Pd, M.Kom KODE / SKS : TIS3233/3
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEMESTER 3 DOSEN : HARISON, S.Pd, M.Kom KODE / SKS : TIS3233/3 Deskripsi mata kuliah: matematika yang mempelajari obyek
Lebih terperinciVariasi Pohon Pencarian Biner Seimbang
Variasi Pohon Pencarian Biner Seimbang Tony 13516010 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia buddy90_lost@yahoo.co.id
Lebih terperinciPewarnaan Titik pada Graf Khusus: Operasi dan Aplikasinya
Pewarnaan Titik pada Graf Khusus: Operasi dan Aplikasinya Desy Tri Puspasari, Dafik CGANT-University of Jember Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember e-mail: desytripuspasari@gmail.com,
Lebih terperinciMatematika Komputasi. Rekyan RMP
Matematika Komputasi Rekyan RMP Sekilas Matakuliah : Matematika Komputasi Prasyarat : - Sifat Bobot : Wajib : 4 sks Deskripsi Mata kuliah ini membahas topik yang menjadi dasarmatematika bagi mahasiswa
Lebih terperinciBILANGAN RADIO PADA GRAF GEAR. Ambar Puspasari 1, Bambang Irawanto 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang Jurusan Matematika FMIPA UNDIP
BILANGAN RADIO PADA GRAF GEAR Ambar Puspasari 1, Bambang Irawanto 2 1,2 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstract. Let d(u,v)
Lebih terperinciPELABELAN TOTAL (a, d)-sisi-anti AJAIB PADA GRAF BINTANG
PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi-anti AJAIB PADA GRAF BINTANG SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA Oleh DWI NOVA RIZA 05134046 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
Lebih terperinciPerbandingan Algoritma Pencarian Kunci di dalam Himpunan Terurut Melalui Linear Search dan Binary Search
Perbandingan Algoritma Pencarian Kunci di dalam Himpunan Terurut Melalui Linear Search dan Binary Search Biolardi Yoshogi (13509035) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciPENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN
Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 148 152 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN
Lebih terperinci