PENDAHULUAN Algoritma pembangkit permutasi banyak dipakai dalam analisa graf seperti model optimasi berbasis graf, computer vision, berbagai masalah j

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN Algoritma pembangkit permutasi banyak dipakai dalam analisa graf seperti model optimasi berbasis graf, computer vision, berbagai masalah j"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN ENUMERASI PERMUTASI N DENGAN 2 SIKLUS BERDASARKAN RUMUSAN BILANGAN STIRLING DENGAN RUMUSAN SULISTYO Meta Meysawati yagami_26mey@hotmail.com Jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma Jl Margonda 100 ABSTRAK Enumerasi adalah menghitung banyak objek pada suatu objek kombinatorik. Kombinatorik merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat matematika dari struktur diskrit. Algoritma pembangkit permutasi banyak dipakai dalam analisa graf. Komputer graf biasa diawali dengan proses penginputan edge-edge yang menentukan proses dalam komputasi graf, terutama dari sisi running time program komputer yang terkait. Banyak masalah graf yang akan lebih efisien jika graf dinyatakan sebagai permutasi siklus. Secara umum, banyaknya n permutasi dengan m siklus dapat dihitung berdasarkan metode berdasarkan rumus bilangan Striling tanpa tanda jenis pertama (Unsignless Stirling Number of The First Kind). Selain itu, menghitung enumerasi permutasi n dengan m siklus juga ditawarkan oleh Sulistyo. Dalam penelitian ini, mengenumerasikan permutasi n dengan 2 siklus dilakukan dengan cara membandingkan kedua rumusan tersebut ke dalam bentuk bahasa pemograman, yaitu Java dan melakukan uji coba dengan membandingkan dalam hal running time. Kata Kunci : Enumerasi permutasi n dengan 2 siklus, Bilangan Stirling, Rumusan Sulistyo

2 PENDAHULUAN Algoritma pembangkit permutasi banyak dipakai dalam analisa graf seperti model optimasi berbasis graf, computer vision, berbagai masalah jaringan termasuk komputer dan bahkan jaringan sosial (social networks). Komputasi graf biasanya diawali dengan proses penginputan edge-edge ini sangat menentukan proses komputasi graf, terutama dari sisi running time program komputasi terkait. Dengan demikian menyatakan graf sebagai permutasi dan mengembangkan algoritma yang baik untuk membangkitkan permutasi tersebut adalah sebuah topik penelitian penting (lihat misalnya [6] dan [7]). Banyak masalah graf yang akan lebih efisien jika graf dinyatakan sebagai permutasi siklus; salah satu masalah yang dimaksud adalah masalah jaringan. Selain jaringan, masalah lain yang menggunakan pernyataan permutasi siklus adalah enumerasi graf untuk menghasilkan jumlah isomer senyawa kimia [2]. Secara umum, untuk n tertentu dan bilangan m yang menyatakan banyaknya siklus, cacahan permutasi [n] tertentu dengan m siklus, sering dinotasikan sebagai C n,m, dan dinyatakan dengan formula rekursif berikut: C n,m = C n-1,m-1 + (n-1) C n-1,m, yang menurunkan bilangan Stirling tanpa tanda jenis pertama (unsignless Stirling number of the first kind) [3]. Rumus Sulistyo merupakan enumerasi permutasi n dengan m siklus yang menawarkan metode baru yang dinyatakan dengan formula iteratif [5]. Hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk melakukan perbandingan dalam mengenumerasikan permutasi n dengan 2 siklus. Penelitian ini membandingkan rumus bilangan Stiling tanpa tanda jenis pertama dan rumus Sulistyo dalam hal running time. Kedua rumusan akan diimplementasikan kedalam bentuk bahasa pemograman, yaitu Java. LANDASAN TEORI ISTILAH KOMBINATORIK Kombinatorik adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat matematika dari struktur diskrit dimana dalam kombinatorik struktur diskrit disebut objek kombinatorial atau objek saja. Sedangkan untuk himpunan objek kombinatorial disebut kelas kombinatorial atau kelas saja. Kombinatorik mempunyai 4 cabang utama ilmu yaitu, pencacahan (counting) atau enumerasi, pembangkitan atau generasi (generation), pendaftaran atau listing dan optimasi. Pada enumerasi melakukan analisa matematika untuk mendapatkan rumus cacahan struktur yang mungkin sebagai fungsi dari n atau banyaknya objek kombinatorial dalam S sedangkan pembangkitan membangun algoritma untuk membangkitkan semua struktur yang mungkin.

3 DEFINISI PERMUTASI Permutasi adalah pemetaan dari suatu himpunan ke dirinya sendiri. Atau secara formal: Definisi 1: Permutasi dari himpunan S = [n] = {1,2,...,n} adalah bijeksi π: S S. Permutasi dengan π(i) = i disebut permutasi identitas. Salah representasi dari permutasi adalah dengan perkalian siklusnya. Siklus dari permutasi adalah himpunan bagian dari suatu himpunan yang elemen-elemennya masuk dalam satu orbit atau siklus dengan panjang k dari suatu permutasi adalah urutan a 1, a 2,...a l sedemikian sehingga a i = π(a i-l ) untuk i = 2,3,..., l dan a l = π(a k ) atau π k (a i )= a i ([3] dan [2]). Contoh, permutasi π: Dapat diwakili oleh diagram berikut: dinyatakan sebagai π = (1) (2483) (4) (67). Karena siklus (8324) menyatakan dengan siklus yang sama dengan (2483), maka sering digunakan cara yang unik untuk menyatakan permutasi menggunakan notasi siklus, yang disebut sebagai Notasi Siklus Kanonikal. Cara ini adalah menulis elemen terbesar pada setiap siklus terlebih dahulu, kemudian mengurutkan setiap siklus dari kecil ke besar berdasarkan elemen-elemen petama pada siklus. Dengan demikian π = (1) (2483) (5) (67) dalam notasi siklus kanonikal π = (1) (5) (7 6) ( ). MENGENUMERASIKAN PERMUTASI N DENGAN M SIKLUS Untuk mengenumerasi permutasi dengan m siklus tertentu umumnya digunakan rumus bilangan Stirling tanpa tanda jenis pertama (Unsignless Stirling Number of The First Kind). Selanjutnya pada penelitian ini untuk bilangan Stirling tanpa tanda jenis pertama akan disebut rumus bilangan Stirling. Enumerasi permutasi dengan siklus tertentu juga ditawarkan oleh Sulistyo [5]. Sub bab berikut akan menjelaskan mengenai kedua rumusan tersebut. Permutasi tersebut mempunyai 4 siklus (1), ( ), (5) dan (6 7). ( ) adalah silkus dengan panjang l = 4, karena π 4 (2) = 2. Dengan perkalian siklus, π dapat BERDASARKAN RUMUS BILANGAN STIRLING Bilangan Stirling tanpa tanda jenis pertama, dinotasikan dengan C(n,m) adalah sssbanyaknya susunan dari n objek ke dalam

4 m permutasi siklus yang tidak kosong. Dimana: C(n,0) = 0, n 1 C(n,n) = 1, n 0 C(n,1) = (n-1)!, n 0 C(n,m) = (n-1). c(n-1,m)+c(n-1.m-1), 1 < m < n Mengacu kepada teori yang ada bahwa banyaknya permutasi [n] dengan m siklus adalah bilangan Stirling tanpa tanda jenis pertama c(n,m) ([3], [2]). Rumus bilangan Stirling digunakan untuk menunjukkan kebenaran algoritma yang dibangun. BERDASARKAN RUMUSAN OLEH SULISTYO Rumus Sulistyo dalam [5] menghasilkan rumusan enumerasi permutasi dengan siklus tertentu C n,m yang dinotasikan dengan f l, untuk l = n m, f l = Rumus diatas merupakan turunan dari hasil pembangkit permutasi n dengan m siklus menggunakan pohon pembangkit sebagaimana pada gambar 2.1, level dari pohon tersebut dinyatakan dengan l. Banyaknya objek permutasi n = [m + l] dengan m siklus pada level l merupakan rumus iteratif yang tidak rekursif. Banyaknya simpul untuk level l pada pohon pembangkit permutasi [n] dengan m siklus tertentu pada Gambar 1 adalah f l. Gambar 1 Pohon pembangkit permutasi [n] dengan m siklus Pohon pembangkit permutasi [n] dengan m siklus, yang diwakili sistem ECO (2.1) adalah pohon yang banyak simpulnya pada level l = n m sama dengan banyaknya permutasi [n] dengan m siklus, atau sama dengan kardinalitas S n,m [5]. Khusus untuk m = 2, penempatan n pada anggota-anggota S n,2, ditempatkan dengan cara pengembangan Johnson- Trotter. Pembagkit permutasi dengan dua siklus C n,2 setiap anggota (2.3) S n-1,2 akan menghasilkan n-1. Untuk semua anggota S n- 1,2 akan menghasilkan anggota S n,2 sebanyak (n-1) S n-1,2. Banyaknya level dihitung dengan menjumlahkan semua jalan dari simpul akar ke simpul di level l. Fungsi pembangkit pohon permutasi [n] dengan 2 siklus F Ω (x) = f l x 1 = (l +1)! (1 +1/ / (l + 1))x 1

5 Gambar 2 Pohon Pembangkit Permutasi [4] dengan 2 Siklus Untuk menyederhanakan pohon pembangkit permutasi 4 dengan 2 siklus S 4,2 (gambar 2) dalam mengenumerasikan semua simpul pada level tertentu, maka pada Sulistyo [5] objek permutasi [n] dengan 2 siklus dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok dimana siklus terdiri dari n saja, n yaitu: (s 2 ) = (n), ditulis sebagai π B, dan kelompok yang selain itu, ditulis sebagai π Tn. Penamaan kelompok ini mengikuti penamaan east-west [8]. Pohon pembangkit permutasi dengan 2 siklus yang diringkas dengan simpul menyatakan banyaknya simpul pada tiap level dengan grup tertentu. Gambar 3 adalah contoh ringkasan pohon pembangkit permutasi 6 dengan 2 siklus. (1) (1) (2) (2) (3) (3) (3) (4) (4) (4) (4) (5) (5) (5) Akar pada pohon dinyatakan level 0, simpul pada level 1 pada gambar 3 tertulis (1)(2) yang menunjukan banyaknya permutasi 3 dengan 2 siklus. Selanjutnya pada level 2 banyaknya simpul yang sejenis (B) tertulis (2)(3), sedangkan simpul yang mempunyai (2) simpul yang sejenis (T) mempunyai (3) anak simpul yang menunjukan banyaknya permutasi 4 dengan 2. Simpul pada level 3 yang sejenis (B) tertulis (3)(4), sedangkan simpul yang mempunyai dua jenis label (T) mempunyai masing-masing anak sebanyak (4) yang menunjukan banyaknya permutasi 5 dengan 2 siklus. Dan pada level 4 tertulis banyaknya simpul adalah (4)(5), sedangkan simpul yang mempunyai tiga simpul sejenis mempunyai (5) anak simpul. METODE PENELITIAN RANCANGAN APLIKASI Perancangan program merupakan tahap pertama dari pembangunan suatu program. Tahap ini terdiri dari perancangan berdasarkan (Unified Modelling Language) UML program dan rancangan interface. Rancangan aplikasi permutasi dimodelkan ke dalam 3 bentuk model UML, yaitu Use Case Diagram, Class Diagram dan Activity Diagram. Gambar 3 Ringkasan Pohon pembangkit permutasi [6] dengan 2 siklus

6 Sebelum program jadi pada gambar 4 menerangkan awal proses pembuatan aplikasi. PENDEFINISIAN KEBUTUHAN PERANCANGAN ANTARMUKA PENGKODEA UJI COBA BUG PROGRAM JADI Gambar 4 Diagram Umum Proses Perancangan Aplikasi USE CASE DIAGRAM Terdapat 4 case yaitu metode bilangan Stirling, rumus Sulistyo, input banyaknya permutasi n dan m siklus dan pertolongan. Actor pada aplikasi permutasi, yaitu pemakai (user) untuk use case yang digunakan adalah memilih perhitungan dan memproses perhitungan berdasarkan rumus bilangan Stirling dan rumus Sulistyo. Pada rumus bilangan Stirling masukkan banyaknya n permutasi dan m siklus sedangkan rumus Sulistyo hanya memasukkan banyaknya permutasi n yang kemudian akan mengenumerasikan permutasi n dengan m siklus. Gambar 5 Diagram Use Case Aplikasi CLASS DIAGRAM utama, Permutasi Class terdiri dari 4, yaitu menu formstirlingnumber, formsulistyonumber dan pertolongan. Pada class formstirlingnumber dan formsulistyonumber menunjukan hubungan sub class yang mewarisi bagian dari class utama. Menu Utama -Stirling: boolean -Sulistyo: boolean -Tentang :boolean -Dispose() formstirlingnumber -permutasi : double int -siklus : double int -jumsiklus() -fak() Pertolongan +tentang: boolean +Dispose() formsulistyonumber -permutasi : double int -level: double int -total: int -fac: int -hitungpermutasi() -fak() Gambar 6 Diagram Class Aplikasi Permutasi

7 ACTIVITY DIAGRAM Aktifitas dimulai pada state halaman menu utama, kemudian terjadi aktifitas pilih menu. Pada katifitas pilih menu terjadi percabangan aktifitas yaitu aktifitas pilih metode dan pertolongan. Aktifitas pilih metode terjadi percabangan yaitu metode bilangan Stirling dan metode oleh Sulistyo. Pada aktifitas metode bilangan Stirling akan menampilkan halaman bilangan Stirling. Sedangkan aktifitas rumus Sulistyo akan menampilkan halaman rumus Sulistyo. Hamlaman metode bilangan Stirling kemudian dilanjutkan dengan memasukkan permutasi n dan m siklus yang kemudian akan dihitung berdasarkan rumus metode bilangan Stirling tanpa tanda jenis pertama. Halaman rumus Sulistyo terjadi aktifitas memasukkan permutasi n. Sedangkan jika tidak pemakai (user) dapat kemabali ke halaman menu utama. Pada aktifitas pertolongan akan menampilkan halaman petunjuk pengguna aplikasi dan pemakai (user) dapat kembali ke halaman menu utama. Dan aktifitas keluar akan mengarah ke final state yang merupakan akhir dari alur aktifitas pada aplikasi. Gambar 7 Diagram Activity Aplikasi Permutasi PSEUDOCODE Pseudocode adalah kode atau tanda yang menyerupai (pseudo) atau merupakan penjelasan cara menyelesaikan suatu masalah. ALGORITMA PSEUDOCODE PADA RUMUS BILANGAN STIRLING 1. Masukkan banyaknya n permutasi dan m siklus 2. Tentukan nilai Awal (n m) 3. Tentukan nilai kedua (m 1) 4. n, m jumsiklus 5. Jika n = m 1, menuju kelangkah m = 1 fak (n-1), menuju kelangkah 8 7. Hasil (n-1) * jumsiklus (n-1,m) + jumsiklus(n-1, m-1) 8. Tentukan bilangan Faktorial (fak) 9. Jika n 1 n 0 ; Cetak hasilnya 1

8 10. Hasil n*fak(n-1) 11. Selesai ALGORITMA PSEUDOCODE BERDASARKAN RUMUS SULISTYO 1. Masukkan banyaknya n permutasi dan m siklus 2. l n m 3. Untuk batas perkalian kebawah ( n-1 ) 4. Hitung faktorial (n-1)! 5. Total = faktor 6. Untuk i = 1, 2,..., l 7. Faktor (Faktor/ (i 1 + 1)) * i 8. Total = total + faktor ANALISA PROGRAM Perbandingan dilakukan dengan membandingkan running time pada masingmasing main dengan menggunakan Profiling Point. Data perbandingan yang digunakan adalah permutasi C 2,2, C 3,2, C 4,2, C 5,2, C 6,2, C 7,2, C 8,2, C 9,2, C 10,2. Running time dimulai ketika munculnya form metode yang dipilih. Hasil perbandingkan akan dihasilkan dengan running time dan kapasitas alokasi memori. Tabel 1 Perbandingam Running Time Berdasarkan Bilangan Stirling dengan Rumus Sulistyo Permutasi Running Time Bilangan Striling C 2,2 C 3,2 C 4,2 C 5,2 C 6,2 C 7,2 C 8,2 C 9,2 C 10,2 Berdasarkan tabel 1 data running time dihasilkan ketika main dieksekusi. Dengan Profiling waktu yang dihasilkan dalam bentuk tabel. Pada masing-masing rumus antara bilangan Stirling tanpa tanda jenis pertama dengan rumus Sulistyo menunjukan perbedaan waktu. Pada bilangan Stirling membutuhkan waktu lebih lama dalam mengeksekusi dibandingkan dengan rumus Sulistyo. Ini dikarena pada perbedaan kedua proses memiliki algoritma yang berbeda, pada bilangan Stirling menggunakan algoritma rekursif sedangkan rumus Sulistyo menggunakan algoritma iteratif. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Running Time Rumus Sulistyo 15,3 milisecond 14,6 milisecond 15,6 milisecond 14,0 milisecond 15,8 milisecond 14,3 milisecond 16,4 milisecond 14,7 milisecond 16,9 milisecond 15,0 milisecond 17,4 milisecond 15,3 milisecond 17,8 mili Second 14,8 milisecond 18,0 milisecond 15,6 milisecond 18,3 milisecond 15,4 milisecond Hasil running time dengan menggunakan Profiling Point menunjukan bahwa rumus bilangan Stirling yang diformulasikan dalam bentuk algoritma rekursif mencatat waktu lebih lama dibanding rumus Sulistyo secara iteratif. Hal ini dikarenakan pada rekursif membutuhkan proses pemanggilan dalam

9 menghasilkan output. Sedangkan pada iteratif hanya membutuhkan satu proses dengan melakukan perulangan terus menerus higga batas yang ditentukan terpenuhi. Namun bilangan Stirling memiliki kapasitas yang lebih kecil yaitu 888 Byte sedangkan rumus Sulistyo yaitu 1024 Byte. SARAN Terbatasnya aplikasi ini diharapkan agar mengenumerasikan permutasi dapat berlaku pula rumus umum berdasarkan rumusan Sulisto yaitu, C n,m kedalam bentuk bahasa pemograman. Permutasi Siklus Tertentu dengan Banyaknya Elemen Sebagai Peubah. [6] Sedgewick R., Permutation Generation Methods, Dagstuhl Workshop on Data Stuctures,Wadem, Germany. s/perms.pdf, 18 Juli 2008 [7] Sedgewick R., Finding Paths In Graphs, Adobe System India. s/pathsingraphs07.pdf, 3 September 2007 [8] Wilf H. S., East Side, West side... an introduction to combinatorial families-with Maple programming. stwest.pdf, 5 juli 2008 DAFTAR PUSTAKA [1] Bernini A, E. Grazinni, E. Pergola, R. Pinzani, A General Exhaustive Generation Algorithm for Gray Structures, Journal Acta Informatica, Vol. 44, no. 5, pp [2] Babic D, D.J. Klein, J. Von Knop, N. Trinajstic, Combinatorial Enumeration in Chemistry, Chemical modelling : Applications and Theory, Royal Society of Chemistry, vol. 3, pp [3] Bona M., A walk through Combinatorics. An Introduction to Enumeration and Graph Theory. New Jersey, World Scientific Publishing [4] Ruskey F., Combinatorial Generation. ycombgen.pdf, 19 Agustus 2007 [5] Sulistyo Puspitodjati., Algoritma Pembangkit Lengkap

Algoritma Pembangkitan Lengkap Permutasi dengan Siklus Tetap dan Banyaknya Elemen Sebagai Peubah

Algoritma Pembangkitan Lengkap Permutasi dengan Siklus Tetap dan Banyaknya Elemen Sebagai Peubah Algoritma Pembangkitan Lengkap Permutasi dengan Siklus Tetap dan Banyaknya Elemen Sebagai Peubah Sulistyo Puspitodjati, Asep Juarna, Ernastuti Jurusan Teknik Informatika Universitas Indonesia Depok, Indonesia

Lebih terperinci

PEMBANGKITAN LENGKAP OBJEK CATALAN

PEMBANGKITAN LENGKAP OBJEK CATALAN PEMBANGKITAN LENGKAP OBJEK CATALAN 1 Sulistyo Puspitodjati 2 Asep Juarna 1 Universitas Gunadarma (sulistyo@staff.gunadarma.ac.id) 2 Universitas Gunadarma (ajuarna@staff.gunadarma.ac.id) ABSTRAK Pembangkitan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis sistem merupakan salah satu usaha mengidentifikasi kebutuhan dan spesifikasi sistem yang akan diciptakan. Di dalamnya

Lebih terperinci

Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana

Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana Aplikasi Teorema Polya Pada Enumerasi Graf Sederhana M. Faisal Baehaki Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, Bandung 40135 e-mail: faisal.baihaki@comlabs.itb.ac.id Intisari Metode untuk

Lebih terperinci

Pengantar Matematika Diskrit

Pengantar Matematika Diskrit Materi Kuliah Matematika Diskrit Pengantar Matematika Diskrit Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Program Studi Informatika UIGM 1 Apakah Matematika Diskrit itu? Matematika Diskrit: cabang matematika yang

Lebih terperinci

Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah 1 Dahulu namanya.. Matematika Diskrit 2 Mengapa

Lebih terperinci

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa

Lebih terperinci

Penggunaan Senarai Sirkuler dan Permutasi Inversi untuk Pengurutan pada Josephus Problem

Penggunaan Senarai Sirkuler dan Permutasi Inversi untuk Pengurutan pada Josephus Problem Penggunaan Senarai Sirkuler dan Permutasi Inversi untuk Pengurutan pada Josephus Problem Ali Akbar Septiandri - 13509001 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Perkembangan game dari skala kecil maupun besar sangat bervariasi yang dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa memandang umur, dari anak

Lebih terperinci

Kode Gray dan Algoritma Pembangkit untuk Fungsi Tumbuh Terrestriksi Berbatas

Kode Gray dan Algoritma Pembangkit untuk Fungsi Tumbuh Terrestriksi Berbatas Kode Gray dan Algoritma Pembangkit untuk Fungsi Tumbuh Terrestriksi Berbatas Ahmad Sabri Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma, Depok sabri@sta.gunadarma.ac.id Abstrak Dalam penelitian

Lebih terperinci

TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA

TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA Eddy Djauhari Departemen Matematika Fmipa Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang km. 21, tlp./fax. : 022-7794696, Jatinangor, 45363 Email : eddy.djauhari@unpad.ac.id

Lebih terperinci

BAB II MODEL KOMPUTASI FINITE STATE MACHINE. Pada Bab II akan dibahas teori dasar matematika yang digunakan

BAB II MODEL KOMPUTASI FINITE STATE MACHINE. Pada Bab II akan dibahas teori dasar matematika yang digunakan BAB II MODEL KOMPUTASI FINITE STATE MACHINE Pada Bab II akan dibahas teori dasar matematika yang digunakan dalam pemodelan sistem kontrol elevator ini, yaitu mengenai himpunan, relasi, fungsi, teori graf

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk siswa SMA Negeri 1 Parongpong, maka terlebih dahulu perlu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4-1 algoritma First in First Out 4-1.

PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4-1 algoritma First in First Out 4-1. BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Setelah melakukan proses analisa sistem maka akan dilakukan proses perancangan sistem yang diharapkan sesuai dengan yang kebutuhan pengguna yang dianalisa.perancangan sistem ini

Lebih terperinci

Matematika Diskrit. Rudi Susanto

Matematika Diskrit. Rudi Susanto Matematika Diskrit Rudi Susanto Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah Kuliah kita.. Matematika

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HIERARCHICAL CLUSTERING DAN BRANCH AND BOUND PADA SIMULASI PENDISTRIBUSIAN PAKET POS

IMPLEMENTASI HIERARCHICAL CLUSTERING DAN BRANCH AND BOUND PADA SIMULASI PENDISTRIBUSIAN PAKET POS IMPLEMENTASI HIERARCHICAL CLUSTERING DAN BRANCH AND BOUND PADA SIMULASI PENDISTRIBUSIAN PAKET POS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN MANDIRI MATEMATIKA DISKRET MATERI KOMBINATORIK

PERANCANGAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN MANDIRI MATEMATIKA DISKRET MATERI KOMBINATORIK PERANCANGAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN MANDIRI MATEMATIKA DISKRET MATERI KOMBINATORIK Nur Rochmah D P A 1*, Lisna Zahrotun 2 1,2 Teknik Informatika, Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Janturan,

Lebih terperinci

Algoritma Vertex Cover dan Aplikasinya

Algoritma Vertex Cover dan Aplikasinya Algoritma Vertex Cover dan Aplikasinya Kevin Winata /13510073 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Secara umum pengertian dari sistem adalah sekelompok elemen atau komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Informatika

Pengantar Teknik Informatika Pengantar Teknik Informatika Algoritma dan Kompleksitas Pertemuan Ke-3 Materi E-learning Tanggal : 1 Oleh : Supatman Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tahun 2012 Algoritma

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan buatan merupakan sub-bidang ilmu komputer yang khusus ditujukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang sangat penting karena dapat diterapkan pada berbagai bidang ilmu; seperti fisika, kimia, biologi, ilmu komunikasi,

Lebih terperinci

PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT

PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT ILHAM SAIFUDIN Selasa, 04 Oktober 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Apa Kalian tau? Jawabannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan lokasi cabang Mode Fashion di Kota Medan yang begitu cepat harus diimbangi dengan penyampaian informasi dengan cepat dan tepat. Pemetaan lokasi cabang

Lebih terperinci

Sequen Diagram Latihan Soal Sequen Diagram Evaluasi Evaluasi Collaboration Diagram

Sequen Diagram Latihan Soal Sequen Diagram Evaluasi Evaluasi Collaboration Diagram DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv RINGKASAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain dan tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Rumusan Masalah Pengembangan Perangkat Lunak Analisis Data Model

Lebih terperinci

Bilangan Stirling Jenis Kedua ( Stirling Number of the Second Kind ) Definisi 1. Bilangan Stirling jenis kedua, dinotasikan dengan

Bilangan Stirling Jenis Kedua ( Stirling Number of the Second Kind ) Definisi 1. Bilangan Stirling jenis kedua, dinotasikan dengan Bilangan Stirling Jenis Kedua ( Stirling Number of the Second Kind ) Definisi 1. Bilangan Stirling jenis kedua, dinotasikan dengan, adalah banyaknya cara menyusun partisi suatu himpunan dengan elemen ke

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PARKIR DI SMAN 1 GROGOL KABUPATEN KEDIRI PARKING INFORMATION SYSTEM IN SMAN 1 GROGOL DISTRICT KEDIRI

SISTEM INFORMASI PARKIR DI SMAN 1 GROGOL KABUPATEN KEDIRI PARKING INFORMATION SYSTEM IN SMAN 1 GROGOL DISTRICT KEDIRI SISTEM INFORMASI PARKIR DI SMAN 1 GROGOL KABUPATEN KEDIRI PARKING INFORMATION SYSTEM IN SMAN 1 GROGOL DISTRICT KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa rancang bangun aplikasi pembelajaran dan animasi algoritma bubble sorting ini adalah dengan menggabungkan teks, gambar dan animasi, yang akan diimplemenatasikan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Beasiswa Studi Kasus Pada Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Sistem Informasi Manajemen Beasiswa Studi Kasus Pada Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Manajemen Beasiswa Studi Kasus Pada Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Prodi Teknik Informatika UPN eteran Yogyakarta Jl. Babarsari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Menurut (Suarga, 2012 : 1) algoritma: 1. Teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 DAFTAR ISI Isi Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii vi ix x xi xii BAB I

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pembahasan pada bab ini berisi tentang analisis dan perancangan sistem, analisis sistem meliputi analisis sistem, analisis kebutuhan fungsionalitas dan kebutuhan

Lebih terperinci

Gambar 4-1. Use Case Diagram

Gambar 4-1. Use Case Diagram BAB 4. PERANCANGAN Perancangan adalah satu langkah untuk memberikan gambaran secara umum kepada manusia atau pengguna tentang sistem yang diusulkan. Perancangan sistem atau desain secara umum mendefenisikan

Lebih terperinci

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era digital berkembang ditandai dengan munculnya tiga teknologi, yaitu: komputer, komunikasi, dan multimedia. Hal tersebut membawa kepada perubahan besar yang pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi transportasi saat ini, masyarakat umum tidak bisa lepas dari penggunaan alat transportasi pribadi guna membantu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM PENYELESAIAN PERMAINAN KAKURO TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM PENYELESAIAN PERMAINAN KAKURO TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM PENYELESAIAN PERMAINAN KAKURO TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang Achmad Firmansyah

Lebih terperinci

31

31 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Analisa sistem dapat diartikan sebagai sebuah Analisa terhadap sebuah sistem informasi yang utuh di pecah ke dalam bagian-bagian lebih kecil sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem sedang berjalan dan diperlukan untuk berbagai perubahan yang dirasa

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem sedang berjalan dan diperlukan untuk berbagai perubahan yang dirasa BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang sedang berjalan Analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem sedang berjalan dan diperlukan untuk berbagai

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf

Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf Deasy Ramadiyan Sari 1, Wulan Widyasari 2, Eunice Sherta Ria 3 Laboratorium Ilmu Rekayasa dan Komputasi Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga Dimensi Metrik Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga Ilham Saifudin 1) 1) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember Jl Karimata No 49 Jember Kode Pos 68121 Email : 1)

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data

Algoritma dan Struktur Data Algoritma dan Struktur Data Program Program: sederetan perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh komputer untuk menyelesaikan masalah. 3 level bahasa pemrograman: 1. Bahasa tingkat rendah 2. Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan sistem komputerisasi. Salah satu bentuk perusahaan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan sistem komputerisasi. Salah satu bentuk perusahaan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini komputer merupakan kebutuhan yang umum dalam sebuah perusahaan. Di dalam perusahaan, banyak hal menjadi lebih efisien dengan menggunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA RUJUKAN PASIEN UNTUK PUSKESMAS PEMBANGUNAN GARUT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA RUJUKAN PASIEN UNTUK PUSKESMAS PEMBANGUNAN GARUT RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA RUJUKAN PASIEN UNTUK PUSKESMAS PEMBANGUNAN GARUT Yogi Purwasandina 1, Erwin Gunadhi 2, Dini Destiani 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Support Center Resmi

Lebih terperinci

Perancangan Multimedia Pembelajaran Fisika Pada Materi Besaran Dan Satuan

Perancangan Multimedia Pembelajaran Fisika Pada Materi Besaran Dan Satuan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Multimedia Pembelajaran Fisika Pada Materi Besaran Dan Satuan I Gusti Made Murjana 1), Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI PENJUALAN JERUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINIER SEDERHANA DAN MOVING AVERAGE

APLIKASI PREDIKSI PENJUALAN JERUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINIER SEDERHANA DAN MOVING AVERAGE APLIKASI PREDIKSI PENJUALAN JERUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINIER SEDERHANA DAN MOVING AVERAGE (Studi Kasus UD. Buah Alam, Giwangan, Yogyakarta) ABSTRAK UD. Buah Alam merupakan sebuah usaha dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pada pembahasan ini, akan dilakukan penganalisaan mengenai analisa dan perancangan program aplikasi media pembelajaran untuk meningkatkan retensi pada

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan dan Desain Sistem Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah metode

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN RINGKASAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN RINGKASAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN RINGKASAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1.

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Encoding dan Decoding Tree Menggunakan Kode Dandelion

Pengembangan Aplikasi Encoding dan Decoding Tree Menggunakan Kode Dandelion Pengembangan Aplikasi Encoding dan Decoding Tree Menggunakan Kode Dandelion 1 Wamiliana, 2 Astria Hijriani, 3 Novi Hardiansyah 1 Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung 2 Jurusan Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK 1 Pendahuluan Penjelasan mengenai ruang lingkup mata kuliah, sasaran, tujuan dan kompetensi lulusan 2 1. Dasar-dasar 1.1. Kelahiran Teori Graph

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI LAPORAN TUGAS AKHIR... i LAPORAN TUGAS AKHIR... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR TABEL...xx ABSTRACT... xxii BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Evaluasi hasil belajar dalam konteks pembelajaran sering kali disebut juga dengan evaluasi keluaran (output). Pelaksanaannya selalu

Lebih terperinci

Penerapan Teori Kombinatorial dan Peluang Dalam Permainan Poker

Penerapan Teori Kombinatorial dan Peluang Dalam Permainan Poker Penerapan Teori Kombinatorial dan Peluang Dalam Permainan Poker Johan Sentosa - 13514026 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang silih berganti telah mempengaruhi aspek kehidupan manusia. Salah satunya dibidang komputer. Komputer sangat membantu

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Dalam perancangan dan pengimplementasian perangkat lunak diperlukan perancangan sistem terlebih dahulu yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pengguna tentang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN...iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. INTISARI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN...iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. INTISARI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN...iii MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab metodologi penelitian akan menjelaskan tahapan-tahapan dari penelitian yang dilaksanakan. Bab ini terdiri dari kerangka metodologi penelitian dan penjelasannya. 3.1 Kerangka

Lebih terperinci

PELABELAN HARMONIS GANJIL PADA GRAF KINCIR ANGIN DOUBLE QUADRILATERAL

PELABELAN HARMONIS GANJIL PADA GRAF KINCIR ANGIN DOUBLE QUADRILATERAL PELABELAN HARMONIS GANJIL PADA GRAF KINCIR ANGIN DOUBLE QUADRILATERAL Fery Firmansah, M. Wahid Syaifuddin Abstrak : Graf G V G, E G dengan V G adalah himpunan simpul dan G G ( p, q jika memiliki p V G

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Aplikasi Penjualan Alat-Alat Pada Toko Eiger Berbasis Mobile Dan Client-Server yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan

Lebih terperinci

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 Himpunan Tujuan Mahasiswa memahami konsep dasar

Lebih terperinci

Desain Class Dan Analisis Operator Pada Class Integer Tak Terbatas

Desain Class Dan Analisis Operator Pada Class Integer Tak Terbatas J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 1, No. 2, Nov. 2004, 21 27 Desain Class Dan Analisis Operator Pada Class Integer Tak Terbatas Bandung Arry Sanjoyo Jurusan Matematika FMIPA - ITS email:bandung@matematika.its.ac.id

Lebih terperinci

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa

Lebih terperinci

Pelabelan Harmonis Ganjil pada Graf Kincir Angin Double Quadrilateral

Pelabelan Harmonis Ganjil pada Graf Kincir Angin Double Quadrilateral SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 06 Pelabelan Harmonis Ganjil pada Graf Kincir Angin Double Quadrilateral Fery Firmansah, M. Wahid Syaifuddin Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi 1 Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai program absensi siswa berbasis SMS Gateway yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1. Analisis Masalah

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PENYEESAIAN TRAVEING SAESMAN PROBEM DENGAN AGORITMA BRANCH AND BOND Yogo Dwi Prasetyo Pendidikan Matematika, niversitas Asahan e-mail: abdullah.prasetyo@gmail.com Abstract The shortest route search by

Lebih terperinci

KOMPRESI FILE.TXT DENGAN ALGORITMA HUFFMAN PADA FILE DENGAN MENGGUNAKAN PENGKODEAN BASE-64 SKRIPSI. Oleh : LINGGA ADI FIRMANTO ( )

KOMPRESI FILE.TXT DENGAN ALGORITMA HUFFMAN PADA FILE DENGAN MENGGUNAKAN PENGKODEAN BASE-64 SKRIPSI. Oleh : LINGGA ADI FIRMANTO ( ) KOMPRESI FILE.TXT DENGAN ALGORITMA HUFFMAN PADA FILE DENGAN MENGGUNAKAN PENGKODEAN BASE-64 SKRIPSI Oleh : LINGGA ADI FIRMANTO ( 0734010127 ) `` PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Indonesia

Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Indonesia PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG CACAT DMENGGUNAKAN METODOLOGI UNIFIEDH AFROACH (UA)I DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GARUT Siti Aisah 1,

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA BABY-STEP GIANT-STEP DAN POHLIG-HELLMAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH LOGARITMA DISKRIT SKRIPSI ETTY WINITA ROISKA SIMBOLON

ANALISIS ALGORITMA BABY-STEP GIANT-STEP DAN POHLIG-HELLMAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH LOGARITMA DISKRIT SKRIPSI ETTY WINITA ROISKA SIMBOLON ANALISIS ALGORITMA BABY-STEP GIANT-STEP DAN POHLIG-HELLMAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH LOGARITMA DISKRIT SKRIPSI ETTY WINITA ROISKA SIMBOLON 090803073 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Indra Siregar 13508605 Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan 41 BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM 4.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Tahap yang perlu dilakukan sebelum mengembangkan susatu sistem adalah menganalisis sistem yang sedang berjalan kemudian

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graf adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu jika diinterpretasikan secara tepat. Tujuannya adalah sebagai visualisasi objek-objek agar lebih mudah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. viii. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

DAFTAR ISI. viii. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... ABSTRAK Salah satu algoritma yang dapat dipakai untuk memecahkan permasalahan penjadwalan kuliah adalah algoritma genetika. Algoritma genetika merupakan teknik pencarian pemecahan masalah yang berusaha

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, dalam melakukan seleksi penerimaan petugas Sensus Ekonomi pada kantor Badan Statistik Aceh Tamiang masih dilakukan dengan tidak terbuka.

Lebih terperinci

PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA

PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA 15 Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), ol. 3 No. 6, Desember 2016 PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA Ahmad Zuhri Hasibuan Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

Combinatorial Game Theory, Game Tree, dan Intelegensia Buatan

Combinatorial Game Theory, Game Tree, dan Intelegensia Buatan Combinatorial Game Theory, Game Tree, dan Intelegensia Buatan Ripandy Adha - 13507115 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40116, email: if17115@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini membahas tentang

Lebih terperinci

LAMPIRAN NOTASI. Notasi UML. 1) Class Diagram. Nama Class dengan atribut dan operasi.

LAMPIRAN NOTASI. Notasi UML. 1) Class Diagram. Nama Class dengan atribut dan operasi. L1 LAMPIRAN NOTASI Notasi UML 1) Class Diagram Notation Description Nama Class dengan atribut dan operasi. Composition text, yang digunakan untuk menghubungkan class transaksi detailed dengan class transaksi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Latihan Ujian Nasional pada Sekolah SMP Ambia

Rancang Bangun Aplikasi Latihan Ujian Nasional pada Sekolah SMP Ambia Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rancang Bangun Aplikasi Latihan Ujian Nasional pada Sekolah SMP Ambia Max Robert Cirus Aiba 1), Edson Yahuda Putra 2)

Lebih terperinci

2.5.1 Pengembangan Perangkat Lunak Berorientasi Objek Menggunakan UML(Unified Modelling Language)... II-28 BAB III ANALISIS SISTEM 3.

2.5.1 Pengembangan Perangkat Lunak Berorientasi Objek Menggunakan UML(Unified Modelling Language)... II-28 BAB III ANALISIS SISTEM 3. DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Oleh Lukman Hariadi

Oleh Lukman Hariadi ANALISIS PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BACKTRACKING (berbentuk piramida terbalik) PROPOSAL JUDUL Diajukan Untuk Menempuh Tugas Akhir Oleh Lukman Hariadi 14201045 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ENUMERASI GRAF SEDERHANA DENGAN ENAM SIMPUL MENGGUNAKAN TEOREMA POLYA

ENUMERASI GRAF SEDERHANA DENGAN ENAM SIMPUL MENGGUNAKAN TEOREMA POLYA J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-896 P-ISSN: 1829-605X Vol. 14, No. 1, Mei 2017, 7 44 ENUMERASI GRAF SEDERHANA DENGAN ENAM SIMPUL MENGGUNAKAN TEOREMA POLYA Soleha 1, I Gst Ngurah Rai Usadha 2, Ahmad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan secara sistematis langkah-langkah dalam perancangan sistem pendukung keputusan untuk mengestimasi biaya pembuatan prototipe mobil listrik. Adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 20 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Adapun analisis dari Rancang dan Bangun Game Goldminer adalah dengan menggunakan desain dan ActionScript untuk bahasa pemograman

Lebih terperinci

7.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

7.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv PRAKATA...... v DAFTAR ISI...... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xvi INTISARI... xvii ABSTRACT...... xviii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT. EVRBRIGHT ditemukan bahwa sistem yang ditemukan untuk menetukan kadar obat hitam baterai belum

Lebih terperinci

Spektrum Graf Hyperoctahedral Melalui Matriks Sirkulan Dengan Visual Basic 6.0

Spektrum Graf Hyperoctahedral Melalui Matriks Sirkulan Dengan Visual Basic 6.0 Jurnal Sainsmat, September 2013, Halaman 131-139 Vol. II. No. 2 ISSN 2086-6755 http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Spektrum Graf Hyperoctahedral Melalui Matriks Sirkulan Dengan Visual Basic 6.0 Hyperoctahedral

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 29 BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 3.1. Metode Rekayasa Perangkat Lunak Dalam membangun sebuah perangkat lunak dibutuhkan metode pengerjaan sehingga perangkat lunak yang akan dibuat dapat berjalan

Lebih terperinci