PENGGEROMBOLAN DAN PEMETAAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL SMA DAN AKREDITASI SEKOLAH CHARLES E.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGEROMBOLAN DAN PEMETAAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL SMA DAN AKREDITASI SEKOLAH CHARLES E."

Transkripsi

1 PENGGEROMBOLAN DAN PEMETAAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL SMA DAN AKREDITASI SEKOLAH CHARLES E. MONGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penggerombolan dan Pemetaan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Nilai Ujian Nasional SMA dan Akreditasi Sekolah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2014 Charles E. Mongi NIM G

4 RINGKASAN CHARLES E. MONGI. Penggerombolan dan Pemetaan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Nilai Ujian Nasional SMA dan Akreditasi Sekolah. Dibimbing oleh ANANG KURNIA dan I MADE SUMERTAJAYA. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap individu mulai dari usia dini sampai usia lanjut. Jenjang pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Kualitas suatu sekolah dapat dilihat dari nilai ujian nasional (UN) dan akreditasi sekolah. Penelitian ini membahas posisi relatif kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat berdasarkan nilai UN dan akreditasi sekolah, penggerombolan sekolah di Provinsi Jawa Barat dan keterkaitan antara nilai UN dan akreditasi sekolah. Data yang digunakan ada dua, (i) nilai UN SMA tahun ajaran 2010/2011. Nilai UN berupa nilai mata ajaran pada program IPA yaitu, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. (ii) nilai akreditasi SMA di Provinsi Jawa Barat sampai dengan Maret Hasil analisis biplot menghasilkan tujuh kelompok SMA di Jawa Barat. Kelompok pertama terdiri dari Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu berada di rata-rata nilai UN dan akreditasi. Kelompok kedua yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bekasi cenderung rendah dalam nilai UN dan akreditasi. Kelompok ketiga yaitu Kabupaten Karawang dan Kota Depok rendah dalam nilai UN. Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung dan Kota Cimahi termasuk kelompok keempat tinggi pada nilai akreditasi. Kelompok kelima yaitu Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar tinggi pada nilai UN. Kelompok keenam Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka tinggi pada nilai UN eksak. Kelompok ketujuh yaitu Kabupaten Bogor rendah pada nilai UN dan Akreditasi. Analisis gerombol untuk sekolah menghasilkan 4 gerombol yaitu sekolahsekolah dengan rata-rata nilai UN cenderung tinggi, sedang, rendah dan sedang pada mata pelajaran eksak. Analisis korespondensi menunjukkan sekolah dengan peringkat akreditasi A cenderung tersebar pada nilai UN yang tinggi dan sedang untuk mata pelajaran eksak. Peringkat akreditasi B cenderung memiliki nilai UN sedang dan rendah. Peringkat akreditasi C cenderung memiliki nilai UN sedang. Sekolah yang memiliki peringkat akreditasi tinggi cenderung tersebar pada nilai UN tinggi, sedang dan rendah. Kata kunci: Akreditasi, Biplot, Gerombol, Korespondensi, Nilai Ujian Nasional

5 SUMMARY CHARLES E. MONGI. Clustering and Mapping Regency/City in West Java Based on National Examination Score of Senior High School and School Accreditation. Supervised by ANANG KURNIA and I MADE SUMERTAJAYA. Education has a very important role for individuals ranging from early childhood to old age. Qualification consists of primary education, secondary and tertiary. The quality of a school can be seen from the national examination (NE) score and school accreditation. This study discussed the relative position of the regencies/cities in West Java Province based on the NE score and school accreditation, also school clustering, and relationship between the NE score and school accreditation. The data in this study were, (i) The National Examination (NE) score for 2010/2011 academic year. School average score of NE for Indonesian, English, Mathematics, Physics, Chemistry, and Biology. (ii) The school accreditation which valid to March The biplot analysis produced seven high school groups in West Java, the first group consist of Kuningan Regency, Sumedang Regency and Indramayu Regency, is in the average of NE score and accreditation. The second group, consist of Sukabumi Regency, Cianjur Regency, Bandung regency, Garut Regency, Tasikmalaya Regency, Subang Regency, Purwakarta Regency, Bekasi Regency, West Bandung Regency and Bekasi City tend to be low in NE score and accreditation. The third group, consist of Karawang Regency and Depok City, is low in NE scores. Bogor City, Sukabumi City, Bandung City and Cimahi City included in group four, which is high in accreditation.the fifth group which consist of Cirebon City, Tasikmalaya City and Banjar City is high in NE scores. The sixth group, Ciamis Regency, Cirebon Regency and Majalengka Regency is high on the NE scores for exact science. The seventh group, which is Bogor Regency is low on NE score and accreditation. Cluster analysis generated 4 clusters which are schools with an average value of the NE that tend to be high, medium, low, and medium on the exact science. Correspondence analysis showed school with A rank of school accreditation were intended to spread on high and medium NE score for exact science. School with B rank intended to posses medium and low NE score. School with C rank intended to posses medium NE score. School with high accreditation had inclined to spread on high, medium and low NE scores. Keywords: Accreditation, Biplot, Cluster, Correspondence, National Examination Score

6 Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7 PENGGEROMBOLAN DAN PEMETAAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL SMA DAN AKREDITASI SEKOLAH CHARLES E. MONGI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika Terapan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Erfiani, MSi

9 Judul Tesis : Penggerombolan dan Pemetaan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Nilai Ujian Nasional SMA dan Akreditasi Sekolah Nama : Charles E. Mongi NIM : G Disetujui oleh Komisi Pembimbing Dr Anang Kurnia, MSi Ketua Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Statistika Terapan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr Ir Indahwati, MSi Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr Tanggal Ujian: 19 Agustus 2014 Tanggal Lulus:

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Pendidikan, dengan judul Penggerombolan dan Pemetaan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Berdasarakan Nilai Ujian Nasional SMA dan Akreditasi Sekolah. Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Bapak Dr Anang Kurnia dan Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya selaku komisi pembimbing, yang telah banyak memberi saran dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih juga kepada Ibu Dr Ir Erfiani selaku penguji luar komisi dalam ujian tesis, yang telah memberikan masukan untuk perbaikan karya ilmiah ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf Departemen Statistika IPB. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada papa, mama, kakak-kakak serta seluruh keluarga, dan kekasih atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih juga kepada teman-teman asrama untuk kebersamaannya. Penulis menyadari keterbatasan dalam penelitian dan karya ilmiah ini, oleh karena itu mohon kiranya kritik dan saran untuk melengkapi dan kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 2014 Charles E. Mongi

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Analisis Biplot 2 Analisis Gerombol 3 Penggerombolan Berhirarki 4 Analisis Korespondensi 5 METODE 6 Sumber Data 6 Metode Analisis 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Karateristik Sekolah menurut Peringkat Akreditasi 9 Karakteristik Kabupaten/Kota menurut Nilai UN dan Standar Akreditasi 10 Pemetaan Kabupaten/Kota Berdasarkan Karakteristik Capaian Nilai UN dan Standar Mutu Pendidikan 11 Penggerombolan Sekolah Berdasarkan Nilai UN 13 Keterkaitan Gerombol Nilai UN dengan Peringkat Akreditasi 14 SIMPULAN DAN SARAN 15 Simpulan 15 Saran 16 DAFTAR PUSTAKA 16 LAMPIRAN 17 RIWAYAT HIDUP 24 x x x

12 DAFTAR TABEL 1 Contoh tabel kontingensi dengan jumlah baris a dan kolom b 5 2 Matriks korespondensi dari frekuensi relatif 5 3 Kode peubah yang diamati 7 4 Tabel kontingensi Kabupaten/Kota dengan gabungan peringkat akreditasi dan gerombol UN 8 5 Tabel kontingensi gerombol UN dengan peringkat akreditasi 8 6 Ringkasan nilai UN tertinggi dan terendah menurut Kabupaten/Kota 11 7 Ringkasan nilai akreditasi tertinggi dan terendah menurut Kabupaten/Kota 11 8 Pengelompokan Kabupaten/Kota hasil analisis biplot 12 9 Rata-rata nilai UN menggunakan analisis gerombol hirarki Persentase sekolah hasil gerombol UN menurut peringkat akreditasi Persentase peringkat akreditasi sekolah menurut gerombol UN Frekuensi sekolah berdasarkan nilai UN dan peringkat akreditasi 14 DAFTAR GAMBAR 1 Rata-rata nilai UN sekolah berdasarkan peringkat akreditasi sekolah 10 2 Rata-rata nilai standar akreditasi sekolah berdasarkan peringkat akreditasi sekolah 10 3 Biplot antara Kabupaten/Kota dengan nilai UN dan akreditasi 12 4 Plot peringkat akreditasi dan gerombol nilai UN terhadap Kabupaten/Kota berdasarkan hasil analisis korespondensi 15 DAFTAR LAMPIRAN 1 Rata-rata nilai UN setiap mata pelajaran menurut peringkat akreditasi 18 2 Rata-rata 8 nilai standar akreditasi menurut peringkat akreditasi 18 3 Kode objek yang diamati 18 4 Nilai UN menurut Kabupaten/Kota 19 5 Nilai akreditasi menurut Kabupaten/Kota 20 6 Distribusi nilai akreditasi menurut Kabupaten/Kota 21 7 Hasil analisis gerombol berhirarki 22 8 Tabel kontingensi Kabupaten/Kota dengan gabungan peringkat akreditasi dan gerombol UN 22 9 Plot peringkat akreditasi terhadap gerombol UN hasil analisis korespondensi 23

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap individu sejak usia dini sampai dengan usia lanjut. Setiap orang membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan intelektual, emosional maupun spiritual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas 2008), pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pengajaran dan pelatihan merupakan suatu proses yang berjalan beriringan dan tidak boleh disampingkan salah satunya. Pendidikan bukanlah sekedar pelatihan dan pelatihan tidak boleh mereduksi makna pendidikan, pendidikan juga merupakan dasar dari proses pembangunan sebuah negara (Saefuddin 2010). Jalur pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi. Pendidikan formal jenjangnya terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lainnya yang sederajat (DPR RI 2003). Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat proses pengajaran dan pelatihan. Sekolah yang baik tentu harus memiliki kualitas dari proses pengajaran dan pelatihan yang baik pula. Kualitas dari suatu sekolah dapat diukur dengan akreditasi, salah satunya dengan kompetensi lulusan yang baik dengan melihat nilai ujian sekolah, nilai rapor dan nilai ujian nasional (UN). Sejarah pelaksanaan UN diawali dengan ujian negara yang pertama kali dilaksanakan tahun 1965 kemudian berganti nama dan teknis pelaksanaan (Depdiknas 2006). Pada tahun 2011 UN penilaiannya terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran jurusan IPA, IPS, atau Bahasa. Nilai UN merupakan 60% syarat kelulusan dan 40% lainnya dari nilai sekolah (Depdiknas 2010). Kualitas suatu sekolah juga dilihat dari akreditasi sekolah yang merupakan proses penilaian dari eksternal sekolah yang dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN S/M). Akreditasi sekolah merupakan proses penilaian sekolah yang dilaksanakan secara independen oleh BAN S/M. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (DPR RI 2003). Menurut Ahmad (2010), akreditasi dilaksanakan dengan maksud untuk kepentingan pengetahuan, yakni sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan dan kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur yang terkait, dengan mengacu kepada standar nasional pendidikan; kepentingan akuntabilitas, yakni pertanggungjawaban sekolah kepada masyarakat apakah layanan yang diberikan sudah memenuhi harapan atau keinginan mereka; kepentingan pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan, yakni sebagai dasar bagi pihak terkait baik sekolah maupun masyarakat dalam melakukan pembinaan dan peningkatan mutu sekolah. Karakterisitik nilai akreditasi dan UN setiap sekolah dapat digunakan untuk pengelompokan sekolah. Objek sekolah yang akan diteliti adalah sekolah negeri

14 2 dan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Sekolah negeri pengelolaannya merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah yaitu kabupaten/kota berdasarkan undang-undang otonomi daerah. Menurut BPS (2012) Jawa Barat merupakan Provinsi yang berbatasan dengan Ibukota Negara yang berakibat ikut merasakan dampak positif dan negatif pembangunan di DKI Jakarta dan pada akhirnya akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Dari aspek jumlah penduduk, Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk yang terbesar dari 34 Provinsi di Indonesia. Jumlah penduduk yang banyak akan meningkatkan jumlah penduduk yang membutuhkan pendidikan. Angka partisipasi sekolah Provinsi Jawa Barat yaitu 55.69% berada di bawah angka nasional 61.06% oleh karenanya menarik untuk dilakukan penelitian di Provinsi Jawa Barat. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Sujita (2009) tentang pemetaan mutu sekolah yang sesuai dengan UN SMU di Kabupaten Malang dan Kota Malang menunjukkan terdapat korelasi yang tinggi antara mutu lulusan dengan mutu masukan, sosial ekonomi orang tua dan fasilitas belajar. Sinaga (2011) melihat bahwa terdapat pola hubungan yang nyata antara nilai UN dan nilai rapor juga antara nilai UN dan nilai ujian sekolah. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana keterkaitan antara nilai UN dengan peringkat akreditasi pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Analisis Biplot digunakan untuk melihat bagaimana posisi relatif antara kabupaten/kota dengan peubah-peubah nilai UN dan nilai akreditasi secara bersama. Penggerombolan dilakukan dengan menggunakan teknik berhirarki berdasarkan nilai UN kemudian melanjutkan dengan melihat keterkaitan dengan peringkat akreditasi menggunakan analisis korespondensi. Contoh kasus yang digunakan adalah nilai UN SMA negeri yang ada di Jawa Barat khususnya program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan nilai Akreditasi SMA tersebut. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menggambarkan posisi relatif kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat terhadap nilai UN dan Akreditasi sekolah. 2. Menggerombolkan sekolah-sekolah di Provinsi Jawa Barat berdasarkan nilai UN. 3. Mengevaluasi kinerja sekolah yaitu standar akreditasi berdasarkan wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan melihat keterkaitan antara nilai UN dan Akreditasi SMA. TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Analisis biplot adalah teknik statistika deskriptif yang dapat menyajikan secara simultan n obyek pengamatan terhadap p peubah dalam ruang dua dimensi, sehingga ciri-ciri peubah dan objek atau pengamatan serta posisi relatif antara

15 objek atau pengamatan dengan peubah dapat dianalisis (Jolliffe 2002). Biplot dikenalkan oleh Gabriel (1971) dengan menumpang-tindihkan vektor baris dan kolom dari matriks dalam satu grafik. Plot yang terbentuk adalah berdasarkan dekomposisi nilai singular, misalkan matriks X berukuran (n x p) dengan n objek dan p peubah yang diukur berdasarkan rata-rata contoh adalah, X = U V dengan U dan V berukuran (n x r) dan (p x r) yang kolomnya ortonormal, berukuran (r x r) adalah matriks diagonal, dan r adalah rank dari matriks X. Dengan mendefinisikan dan 1- untuk dari 0 sampai 1, dan G = U, H = 1- V, maka GH = U 1- V = U V = X dan elemen X adalah x ij = g i h j dengan i = 1, 2,,n dan j = 1, 2,,p adalah baris dari G dan H. Menurut Gabriel (2002) ukuran kesesuaian biplot sebagai ukuran pendekatan adalah dalam bentuk persentase keragaman: = + 100% dengan adalah akar ciri dan k = 1, 2,,r. Semakin besar persentase keragaman (mendekati 100%), maka analisis biplot semakin layak digunakan untuk melakukan interpretasi sebagai landasan penarikan kesimpulan. Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan teknik peubah ganda yang mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan kemiripan karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik objek-objek dalam suatu gerombol memiliki tingkat kemiripan yang tinggi, sedangkan karakteristik antar objek pada suatu gerombol dengan gerombol lain memiliki tingkat kemiripan yang rendah (Mattjik dan Sumertajaya 2011). Menurut Rencher dan Christensen (2012) untuk mengelompokkan pengamatan dalam gerombol, banyak teknik yang digunakan dimulai dengan kemiripan antara semua pasangan dari pengamatan. Dalam banyak kasus, kemiripan didasarkan pada ukuran jarak. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2011) ukuran jarak yang digunakan dalam analisis gerombol adalah Jarak Euclidean, Jarak Mahalanobis, Jarak Kuadrat Euclidean, Jarak City-Block (Manhattan), Jarak Chebychev, Jarak Kuasa (Minkowski) dan lain-lain. Beberapa ukuran jarak antara lain: 1. Jarak Euclidean Jarak Euclidean merupakan tipe jarak yang paling umum dipilih. Kemudahannya adalah jarak geometrik dalam ruang dimensi ganda. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Jarak (x,y) atau d(x,y)= ( ) = ( ) ( ) dengan p adalah jumlah peubah atau variabel. Jarak Euclidean biasanya dihitung dari data mentah, dan tidak dari data standar. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain jarak dari 2 objek apa saja tidak dipengaruhi oleh penambahan dari objek baru untuk dianalisis, yang mungkin merupakan pencilan. 3

16 4 Namun demikian, jarak bisa menjadi sangat besar, disebabkan hanya karena perbedaan skala. Ukuran jarak tersebut dapat distandarisasi dengan memasukkan invers dari matriks ragam-peragam dan sering disebut Jarak Mahalanobis (Rencher dan Christensen 2012): d(x,y) = ( ) ( ) Jarak Kuadrat Euclidean adalah mengkuadratkan Jarak Euclidean standar untuk menempatkan bobot yang lebih besar secara progresif pada objek yang jaraknya jauh. Jarak ini perhitungannya sebagai berikut: d(x,y) = ( ) 2. Jarak Kuasa/Mutlak (Minkowski) Ukuran jarak yang lebih bersifat umum yang perhitungannya sebagai berikut: d(x,y) = jika r = 2 maka jarak tersebut adalah Jarak Euclidean. Jika p = 2 dan r = 1 adalah ukuran Jarak City-Block dengan dua pengamatan. Terdapat dua teknik penggerombolan yaitu berhirarki dan tak-berhirarki. Penggerombolan Berhirarki Metode penggerombolan berhirarki digunakan apabila banyak gerombol yang akan dibentuk belum diketahui sebelumnya. Menurut Johnson dan Wichern (2007) dalam metode berhirarki terdapat dua cara pembentukan gerombol yaitu agglomerative dan divisive. Metode hirarki agglomerative dimulai dengan masing-masing objek adalah satu gerombol kemudian digabungkan berdasarkan kesamaan objek sampai menjadi hanya satu gerombol saja yang berisi semua objek. Sedangkan metode hirarki divisive adalah kebalikannya dimulai dengan satu gerombol yang anggotanya adalah seluruh objek, kemudian objek-objek yang paling jauh dipisah dan membentuk gerombol lain. Proses ini berlanjut sampai semua objek masing-masing membentuk satu gerombol. Dalam penggerombolan berhirarki terdapat beberapa tahapan pembentukan gerombol, antara lain Metode Pautan Tunggal (single linkage), Pautan Lengkap (complete linkage), Pautan Rataan (average linkage), Metode Centroid, Metode Median, dan Metode Ward (Rencher dan Christensen 2012): 1. Metode Pautan Tunggal Metode pautan tunggal menggabungkan dua gerombol misalnya A dan B dengan menghitung jarak minimum titik di gerombol A dan titik di gerombol B: D(A,B) = min{d(y i, y j ), untuk y i dalam A dan y j dalam B} dengan d(y i, y j ) adalah Jarak Euclidean atau ukuran jarak yang lain 2. Metode Pautan Lengkap D(A,B) = max{d(y i,y j ), untuk y i dalam A dan y j dalam B} 3. Metode Ward SSE A = ( ) ( ), SSE B = ( ) ( ), SSE AB = ( ) ( ),

17 5 dengan = (n A +n B )/(n A +n B ) sehingga D AB = SSE AB (SSE A + SSE B ). Analisis Korespondensi Analisis korespondensi adalah suatu teknik yang mempelajari hubungan antara dua atau lebih peubah kualitatif, yaitu dengan teknik multivariate secara grafik yang digunakan untuk eksplorasi data dari sebuah tabel kontingensi. Analisis ini juga bisa digunakan untuk menentukan kemungkinan hubungan antara dua gugus peubah. Contoh tabel kontingensi dengan jumlah baris a dan kolom b seperti dalam Tabel 1 (Rencher dan Christensen 2012). Tabel 1 Contoh tabel kontingensi dengan jumlah baris a dan kolom b Kolom Total 1 2 b baris 1 n 11 n 11 n 1b n 1. Baris 2 n 21 n 21 n 2b n 2. a n a1 n a2 n ab n a. Totol kolom n.1 n.2 n.b n dengan. = dan. = dan =. Dari tabel kontingensi dapat dibuat matriks korespondensi P yaitu frekuensi relatif p ij = n ij /n seperti dalam Tabel 2. Tabel 2 Matriks korespondensi dari frekuensi relatif Kolom Total 1 2 b baris 1 p 11 p 11 p 1b p 1. Baris 2 p 21 p 21 p 2b p 2. a p a1 p a2 p ab p a. Totol kolom p.1 p.2 p.b 1 dengan. =. Total baris p i. dapat dianggap sebagai vektor yaitu r = (p 1., p 2.,, p a. ) = (n 1. /n, n 2. /n,, n a. /n). Demikian juga dengan total kolom p.j dapat dianggap sebagai vektor c = (p.1, p.2.,, p.b ) = (n.1 /n, n.2 /n,, n.b /n). Sehingga D r = diag(r) dan D c = diag (c) yaitu: D r = diag(r) = D c = diag(c) = Profil adalah proporsi dari setiap baris atau kolom matriks korespondensi yaitu setiap frekuensi pengamatan baris ke-i dan kolom ke-j dibagi dengan jumlah setiap total baris dan kolomnya masing-masing. Matriks R berikut adalah profil baris dalam ruang berdimensi b dan matriks C adalah profil kolom dalam ruang berdimensi a (Mattjik dan Sumertajaya 2011).

18 6 R= = C= = dengan jumlah unsur-unsur profil dari baris dan kolom adalah sama dengan satu. Profil baris ke-i didefinisikan sebagai r i dan profil kolom ke-j didefinisikan sebagai c j yaitu: =.,.,,. = Statistik khi-kuadrat digunakan untuk melihat kebebasan antara 2 peubah, yaitu: =.... = dengan berdistribusi khi-kuadrat derajat bebas (a-1)(b-1). Bentuk tersebut dapat ditulis dalam vektor dan matriks sebagai berikut: = [ ( ) ( ) ] = n tr(e) = dengan,,, adalah inersia atau akar ciri tak nol dari E dan k = rank (E) = rank (P rc )......,.,,... METODE Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data nilai UN SMA tahun ajaran 2010/2011. SMA yang dipilih adalah SMA negeri yang ada di Provinsi Jawa Barat. Nilai UN berupa nilai mata ajaran pada program IPA yaitu, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Nilai ujian tersebut merupakan rata-rata seluruh siswa dalam satu sekolah kemudian menjadi rata-rata seluruh sekolah dalam kabupaten/kota. Data tersebut di dapat dari Balitbang Kemendikbud RI. Data nilai UN adalah skor dengan nilai terendah nol dan nilai yang tertinggi 10. Nilai tersebut akan dikalikan dengan 10 sehingga skornya menjadi antara nol sampai Data nilai akreditasi SMA yang ada di Provinsi Jawa Barat sampai dengan Maret Data tersebut dapat diakses melalui situs Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M). Data akreditasi terdiri dari nilai (skor 0-100) dan peringkat (skor A,B,C) akreditasi, nilai berupa numerik dan peringkat berupa kategorik dengan kriteria nilai kurang dari 70 mendapat peringkat C, 70 sampai 84,99 mendapat peringkat B, dan peringkat A lebih dari sama dengan 85. Nilai akreditasi terdiri dari 8 standar penilaian yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian.

19 Peubah dan objek dalam penelitian ini seperti dalam Lampiran 1 dan Tabel 3. Objek merupakan 26 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Peubah merupakan 6 mata pelajaran dan 8 standar penilaian akreditasi. Tabel 3 Kode peubah yang diamati Mata Pelajaran Kode Standar Akreditasi Kode Bahasa Indonesia BIN Isi A1 Bahasa Inggris ING Proses A2 Matematika MAT Kompetensi Lulusan A3 Fisika FIS Tenaga pendidik dan kependidikan A4 Kimia KIM Sarana dan prasarana A5 Biologi BIO Pengelolaan A6 Pembiayaan A7 Penilaian A8 Metode Analisis Nilai UN sebelum di analisis terlebih dahulu diubah skalanya supaya sama dengan skor nilai akreditasi dengan mengalikan 10. Selanjutnya tahapan analisis adalah sebagai berikut: 1. Deskripsi Analisis deskripsi dilakukan untuk melihat gambaran rata-rata dan persentase nilai UN dan nilai akreditasi sekolah di setiap kabupaten/kota. Deskripsi data nilai UN dan nilai akreditasi sekolah perinciannya sebagai berikut: a. Membuat rata-rata dan diagram batang capaian nilai UN menurut peringkat Akreditasi b. Membuat rata-rata dan diagram batang delapan nilai standar akreditasi menurut peringkat akreditasi c. Membuat rata-rata dan diagram batang nilai UN menurut kabupaten/kota d. Membuat rata-rata dan diagram batang nilai akreditasi menurut kabupaten/kota e. Membuat persentase peringkat akreditasi sekolah menurut kabupaten/kota. 2. Analisis Biplot Analisis biplot dilakukan untuk melihat karakteristik kabupaten/kota berdasarkan capaian standar akreditasi dan skor UN. Analisis biplot langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: a. Membuat matriks data X dengan baris adalah objek yaitu kabupaten/kota dan kolom adalah peubah yaitu skor UN digabung dengan nilai akreditasi. b. Menghitung akar ciri dan vektor ciri dari matriks X X. c. Menguraikan matriks X X = U V. d. Menghitung koordinat objek dan peubah: Menjabarkan matriks X X = U 1- V. Memisalkan G = U dan H = 1- V. Menghitung matriks G dan H dengan = 0. Mengambil 2 kolom pertama dari matriks G sebagai koordinat objek pengamatan dan 2 baris pertama dari matriks H sebagai koordinat peubah. 7

20 8 3. Analisis Gerombol Analisis gerombol dilakukan untuk menggerombolkan nilai UN sekolah yang ada di Provinsi Jawa Barat. Teknik analisis gerombol yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik berhirarki agglomerative dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat matriks jarak dengan jarak antar gerombol menggunakan Jarak Euclidean. b. Dua objek dengan jarak terpendek digabungkan dalam satu gerombol baru (objek adalah sekolah). c. Memperbaharui matriks jarak antar gerombol dengan menggunakan Metode Ward. d. Mengulangi langkah b dan c sampai terbentuk satu gerombol yang beranggotakan semua objek. e. Melakukan pemotongan dendogram dengan melihat pertambahan jarak terbesar. 4. Analisis Korespondensi a. Analisis Korespondensi dilakukan untuk melihat kedekatan kabupaten/kota dengan kategori peringkat akreditasi sekolah dan hasil penggerombolan berdasarkan nilai UN. Contoh tabel kontingensi disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Tabel kontingensi kabupaten/kota dengan gabungan peringkat akreditasi dan gerombol UN A B C NA Total Kab/Kot G 1 G k G 1 G k G 1 G k G 1 G k 1 n 11a n 1ka n 11b n 1kb n 11c n 1kc n 11n n 1kn n 1. 2 n 21a n 2ka n 21b n 2kb n 21c n 2kc n 21n n 2kn n n 261a n 26ka n 261b n 26kb n 261c n 26kc n 261n n 26kn n 26. Total n.1a n.ka n.1b n.1kb n.1c n.kc n.1n n.kn n dengan A, B, C dan TA adalah peringkat akreditasi, G 1, G k adalah gerombol hasil dari langkah 3. n 11 adalah jumlah sekolah di Kabupaten 1 yang terakreditasi A dengan nilai UN pada gerombol 1. b. Analisis Korespondensi dilakukan untuk melihat kedekatan peringkat akreditasi dengan hasil penggerombolan berdasarkan nilai UN. Contoh tabel kontingensinya seperti dalam Tabel 5. Tabel 5 Tabel kontingensi gerombol UN dengan peringkat akreditasi A B C NA Total G 1 n 11 n 12 n 13 n 14 n 1. G k n k1 n k2 n k3 n k4 n k. Total n.1 n.2 n.3 n.4 n c. Membuat Plot hasil Analisis Korespondensi langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (Rencher dan Christensen 2012): i. Membuat tabel korespondensi, yaitu membagi nilai frekuensi dengan total frekuensi. ii. Mencari dekomposisi nilai singular (singular value decomposition) matriks P rc. Misalkan dengan membuat skala P rc dengan Z. Z = D r -1/2 (P rc ) D c -1/2 Z = U V

21 Kolom matriks U adalah vektor ciri dari ZZ, kolom matriks V adalah vektor ciri dari Z Z, dan = diag(,,, ) ZZ = D -1/2 r (P rc )D -1-1/2 c (P rc ) D r U U = V V = I karena U dan V adalah ortonormal. Nilai,,, dalam adalah nilai singular dari Z. iii. Mencari dekomposisi nilai singular umum sebagai berikut: D -1/2-1/2 r (P rc ) D c = U V P rc = D -1/2-1/2 r U V D c = A B = a i dan b i adalah kolom dari A dan B, A = D 1/2 r U, B = D 1/2 c V. koordinat deviasi baris R jc dengan sumbu axis dari b 1, b 2,, b k X = D -1 r A koordinat deviasi kolom C rj dengan sumbu axis dari a 1, a 2,, a k Y = D -1 c B iv. Membuat plot untuk profil baris r i c, i = 1,2,,a dalam dua dimensi adalah plot baris dari dua kolom pertama dari X. Sama halnya untuk plot profil kolom c j r, j = 1,2,,b dalam dua dimensi adalah plot baris dari dua kolom pertama dari Y. 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteritik Sekolah Menurut Peringkat Akreditasi Sekolah yang diteliti berjumlah 424 merupakan sekolah negeri di Provinsi Jawa Barat. Deskripsi Sekolah terkait capaian nilai UN menurut peringkat akreditasi disajikan dalam Lampiran 1. Nilai UN merupakan rata-rata setiap sekolah terhadap masing-masing mata pelajaran. Sekolah yang peringkat akreditasi A lebih tinggi nilainya dengan sekolah yang peringkat akreditasinya B dan C, hal yang sama dengan peringkat akreditasi B terhadap yang C. Sekolah yang belum terakreditasi (NA) memiliki nilai lebih tinggi dengan sekolah yang terakreditasi A pada beberapa mata pelajaran, yaitu Bahasa Inggris, Kimia dan Biologi. Sekolah yang belum terakreditasi lebih tinggi nilainya dengan yang terakreditasi karena jumlahnya yang sedikit yaitu 3 sekolah di Kabupaten Subang. Gambar capaian nilai UN dalam diagram batang dapat dilihat pada Gambar 1. Nilai akreditasi yang dihitung berdasarkan 8 standar penilaian terhadap masing-masing peringkat akreditasi ditunjukkan dalam Lampiran 2. Kedelapan standar akreditasi nilainya cenderung lebih tinggi untuk sekolah yang berperingkat akreditasi A terhadap B dan B terhadap C. Hal ini sesuai karena peringkat akreditasi diambil berdasarkan nilai standar akreditasi. Nilai tertinggi adalah standar pembiayaan untuk sekolah peringkat akreditasi A dan nilai terendah adalah standar sarana dan prasarana untuk sekolah peringkat akreditasi C terlihat dalam Gambar 2. Rata-rata nilai UN dan nilai akreditasi menunjukkan hal yang konsisten bahwa sekolah dengan peringkat akreditasi A cenderung lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan sekolah yang nilai akreditasi B. Hal yang sama untuk sekolah dengan peringkat akreditasi B terhadap sekolah peringkat akreditasi C.

22 n i l a i BIN ING MAT FIS KIM BIO Mata Pelajaran A B C NA Gambar 1 Rata-rata nilai UN sekolah berdasarkan peringkat akreditasi sekolah 100 n i l a i A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Standar Akreditasi A B C Gambar 2 Rata-rata nilai standar akreditasi sekolah berdasarkan peringkat akreditasi sekolah Karakteristik Kabupaten/Kota Menurut Nilai UN dan Standar Akreditasi Kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat jumlahnya 26 yang terdiri dari 17 Kabupaten dan 9 Kota. Tabel 6 menunjukkan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia tertinggi terdapat di Kabupaten Cirebon dan terendah di Kabupaten Cianjur. Nilai mata pelajaran Bahasa Inggris tertinggi di Kota Bogor terendah di Kabupaten Karawang. Nilai mata pelajaran Matematika tertinggi di Kota Tasikmalaya dan terendah di Kota Depok. Nilai mata pelajaran Fisika tertinggi di Kota Banjar dan terendah di Kabupaten Bogor. Nilai mata pelajaran Kimia tertinggi di Kota Cirebon dan terendah di Kabupaten Bogor. Nilai mata pelajaran Biologi tertinggi di Kota Tasikmalaya dan terendah di Kabupaten Bogor. Nilai UN berdasarkan kabupaten/kota selengkapnya dalam Lampiran 4.

23 Tabel 6 Ringkasan nilai UN tertinggi dan terendah menurut kabupaten/kota Terendah Tertinggi Mata Pelajaran BIN ING MAT FIS KIM BIO Nilai Kab/ Kab Kab Kota Kab Kab Kab Kota Cianjur Karawang Depok Bogor Bogor Bogor Nilai Kab/ Kab Kota Kota Kota Kota Kota Kota Cirebon Bogor Tasikmalaya Banjar Cirebon Tasikmalaya Tabel 7 Ringkasan nilai akreditasi tertinggi dan terendah menurut kabupaten/kota Terendah Tertinggi Standar A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Nilai Kab/ Kota Kabupaten Bogor Nilai Kab/ Kota Kota Kota Kota Kota Kota Kota Kota Banjar Tasikmalaya Sukabumi Depok Sukabumi Bogor Cimahi Tabel 7 menunjukkan nilai tertinggi untuk standar isi terdapat di Kota Banjar, standar proses di Kota Tasikmalaya, standar kompetensi lulusan di Kota Sukabumi, standar tenaga pendidik dan kependidikan di Kota Depok, standar sarana dan prasarana di Kota Sukabumi, standar pengelolaan di Kota Sukabumi, standar pembiayaan di Kota Bogor, standar penilaian di Kota Cimahi. Nilai terendah untuk kedelapan standar berada di Kabupaten Bogor. Persentase sekolah yang mendapat peringkat akreditasi berdasarkan kabupaten/kota disajikan dalam Lampiran 6, ada delapan kota dan satu kabupaten yang 100 persen mendapat peringkat A yaitu Kota Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, Banjar dan Kabupaten Cirebon. Hanya 2 Kabupaten yang sekolahnya memiliki peringkat akreditasi C yaitu Kabupaten Bogor dan Cianjur. 11 Pemetaan Kabupaten/Kota Berdasarkan Karakteristik Capaian Nilai UN dan Standar Mutu Pendidikan Analisis Biplot dilakukan antara objek yaitu 26 kabupaten/kota dan peubah yaitu 6 nilai mata pelajaran dan 8 nilai standar akreditasi secara bersama, hasilnya seperti dalam Gambar 3. Keragaman antar peubah mata pelajaran hampir sama kecuali Bahasa Inggris yang lebih kecil dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya bahwa panjang vektornya lebih pendek. Untuk peubah standar akreditasi keragamannya juga hampir sama kecuali standar isi yang keragamannya lebih kecil. Korelasi antar peubah terlihat antara mata pelajaran Matematika, Fisika dan Kimia terdapat korelasi yang tinggi, mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Biologi juga memiliki korelasi yang tinggi. Sedangkan untuk peubah standar akreditasi yang memiliki korelasi yang tinggi adalah antara standar proses,

24 12 standar kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan kependidikan, dan standar penilaian. III II I IV V VII VI Gambar 3 Biplot antara kabupaten/kota dengan nilai UN dan akreditasi Tabel 8 Pengelompokan kabupaten/kota hasil analisis biplot Kelompok Kabupaten / Kota Karakteristik Kelompok 1 Kab Kuningan (k08), Kab Sumedang (k11), Kab Indramayu (k12) Rata-rata pada UN dan Akreditasi Kelompok 2 Kab Sukabumi (k02), Kab Cianjur (k03), Kab Bandung (k04), Kab Garut (k05), Kab Tasikmalaya (k06), Kab Subang (k13), Kab Cenderung rendah pada UN dan Akreditasi Purwakarta (k14), Kab Bekasi (k16), Kab Bandung Barat (k17), Kota Bekasi (k75) Kelompok 3 Kab Karawang (k15), Kota Depok (k76) Rendah pada UN Kelompok 4 Kota Bogor (k71), Kota Sukabumi (k72), Kota Bandung (k73), Kota Cimahi (k77) Tinggi pada Akreditasi Kelompok 5 Kota Cirebon (k74), Kota Tasikmalaya Tinggi pada UN (k78), Kota Banjar (k79) Kelompok 6 Kab Ciamis (k07), Kab Cirebon (k09), Kab Majalengka (k10) Cenderung tinggi pada UN eksak Kelompok 7 Kab Bogor (k01) Rendah pada UN dan Akreditasi Objek dapat dikelompokkan dalam 7 kelompok dengan menggunakan garis kontur luar hasilnya seperti dalam Tabel 8. Nilai karakteristik dalam Tabel 8

25 berdasarkan nilai rata-rata UN dan Akreditasi berturut-turut yaitu dan Karakteristik rendah menunjukkan kabupaten/kota berada di bawah nilai rata-rata demikian sebaliknya karakteristik tinggi menunjukkan kabupaten/kota berada di atas rata-rata. Karakteristik cenderung rendah pada nilai UN dalam gambar menunjukkan ada satu kabupaten yang berada pada nilai rata-rata UN sedangkan yang lainnya berada di bawah nilai rata-rata. Kelompok pertama terdiri dari Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu berada di rata-rata nilai UN dan akreditasi. Kelompok kedua yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bekasi cenderung rendah dalam nilai UN dan akreditasi. Kelompok ketiga yaitu Kabupaten Karawang dan Kota Depok rendah dalam nilai UN. Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung dan Kota Cimahi termasuk kelompok keempat tinggi pada nilai akreditasi. Kelompok kelima yaitu Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar tinggi pada nilai UN. Kelompok keenam Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka tinggi pada nilai UN eksak. Kelompok ketujuh yaitu Kabupaten Bogor rendah pada nilai UN dan Akreditasi. 13 Penggerombolan Sekolah Berdasarkan Nilai UN Analisis gerombol dilakukan menggunakan metode berhirarki menghasilkan 4 gerombol berdasarkan perubahan nilai jarak terbesar seperti dalam Lampiran 7. Hasilnya terdapat dalam Tabel 9, Gerombol pertama adalah sekolah-sekolah dengan nilai UN yang tinggi untuk semua mata pelajaran. Gerombol kedua adalah sekolah-sekolah dengan nilai UN yang sedang. Gerombol ketiga adalah sekolahsekolah dengan nilai UN yang rendah. Gerombol keempat adalah sekolah-sekolah dengan nilai UN yang sedang untuk mata pelajaran eksak dan Bahasa Inggris. Gerombol Tabel 9 Rata-rata nilai UN menggunakan analisis gerombol hirarki N Nilai UN BIN ING MAT FIS KIM BIO G G G G Tabel 10 Persentase sekolah hasil gerombol UN menurut peringkat akreditasi Peringkat Gerombol Total Akreditasi G1 G2 G3 G4 A B C NA Tabel 10 menunjukkan peringkat akreditasi A paling banyak di gerombol 4 terdapat 34.1 persen dan paling sedikit di gerombol 3 sebanyak 14.5 persen. Hal

26 14 ini berarti 34.1 persen sekolah berada di gerombol nilai UN sedang tapi rendah pada 2 mata pelajaran dan 14.5 persen pada gerombol nilai UN rendah. Peringkat akreditasi B paling banyak di gerombol 2 sebanyak 41.8 persen dan paling sedikit di gerombol 1 sebanyak 9.1 persen. Sebanyak 41.8 persen sekolah berada pada gerombol nilai UN sedang dan 9.1 persen sekolah berada pada gerombol nilai UN tinggi. Peringkat akreditasi C hanya terdapat pada gerombol 2 dan gerombol 3 sebanyak 87.5 persen dan 12.5 persen. Tabel 11 menunjukkan nilai gerombol UN paling banyak pada peringkat akreditasi A. Tabel 11 Persentase peringkat akreditasi sekolah menurut gerombol UN Gerombol Peringkat Akreditasi Total A B C NA G G G G Penggerombolan sekolah menunjukkan sekolah peringkat akreditasi A menyebar pada setiap gerombol nilai UN. Sekolah-sekolah tersebut cenderung mendapat nilai UN tinggi, sedang dan rendah. Untuk sekolah-sekolah peringkat akreditasi B cenderung mendapat nilai UN sedang. Sedangkan untuk sekolah peringkat akreditasi C cenderung mendapat nilai UN sedang dan rendah. Keterkaitan Gerombol Nilai UN dengan Peringkat Akreditasi Gerombol nilai UN dari analisis sebelumnya mendapatkan 4 gerombol jika dikaitkan dengan peringkat akreditasi akan menghasilkan frekuensi sekolah seperti dalam Lampiran 8. Analisis korespondensi dilakukan dengan kolom adalah peringkat akreditasi dan gerombol UN secara bersama sedangkan baris adalah kabupaten/kota. Hasil analisis korespondensi seperti dalam Gambar 4 menunjukkan peubah-peubah yang memiliki kemiripan antara lain peubah akreditasi A dan akreditasi B dalam gerombol 3 (AG2 dan AG3). Kemiripan antara peubah akreditasi A dan B dalam gerombol 2. Untuk peubah Akreditasi B dalam gerombol 1 memiliki kemiripan yang rendah dengan peubah-peubah lainnya. Tabel 12 Frekuensi sekolah berdasarkan nilai UN dan peringkat Akreditasi Peringkat Gerombol nilai UN akreditasi G1 G2 G3 G4 A B C NA Dalam Tabel 12 dilakukan analisis korespondensi untuk melihat keterkaitan antara gerombol nilai UN dan peringkat akreditasi hasilnya dalam Lampiran 9. Peringkat akreditasi B memiliki kedekatan dengan gerombol UN dua dan tiga sehingga sekolah dengan peringkat akreditasi B cenderung memiliki nilai UN

27 sedang dan rendah. Peringkat akreditasi A dekat dengan gerombol nilai UN pertama dan keempat hal ini berarti sekolah dengan peringkat akreditasi A cenderung memiliki nilai UN tinggi tetapi juga sedang untuk mata pelajaran eksak. Sekolah peringkat akreditasi C cenderung memiliki nilai UN sedang A G3 k 15 k 75 k 76 k 73 Dimensi C G3 C G2 k 01 BG3 k 08 A G4 k 17 k 77 k k72 11 k 06 k k BG2 k 14 k 02 k 09 k 12 k 71 BG4 k 74 A G2 k 07 k 03 A G1 k 78 k 79 k 13 k NA G4 G2 G1 BG Dimensi Gambar 4 Plot peringkat akreditasi dan gerombol nilai UN terhadap kabupaten/kota berdasarkan hasil analisis korespondensi Hasil analisis korespondensi ini mendukung hasil yang didapat dari analisis biplot bahwa kelompok dalam analisis biplot posisinya memiliki posisi yang mirip dengan hasil analisis korespondensi. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 untuk posisi Kabupaten Bogor (k01) cenderung mengelompok sendiri. Posisi Kota Cirebon dan Kota Tasikmalaya juga cenderung memiliki posisi berdekatan pada hasil kedua analisis tersebut. Hal yang sama juga untuk Kota Depok dan Kabupaten Karawang memiliki posisi yang berdekatan pada kedua analisis. Kabupaten yang perlu mendapat perhatian khusus oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor yang memiliki ciri nilai UN dan standar akreditasi yang rendah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan: 1. Posisi relatif kabupaten/kota di Jawa Barat dapat dikelompokkan dalam 7 kelompok, kelompok pertama berada di rata-rata nilai UN dan akreditasi, kelompok kedua adalah rendah dalam akreditasi, kelompok ketiga rendah dalam nilai UN mata pelajaran eksak, kelompok empat tinggi pada nilai akreditasi, kelompok lima tinggi dalam nilai mata pelajaran Bahasa dan Biologi, kelompok enam dan tujuh tinggi pada nilai UN eksak.

28 16 2. Gerombol sekolah terdapat 4 gerombol yaitu rata-rata nilai UN tinggi, sedang, rendah, dan sedang-rendah. Keempat gerombol tersebut menyebar pada setiap peringkat akreditasi. 3. Sekolah yang memiliki peringkat akreditasi tinggi cenderung tersebar pada nilai UN tinggi, sedang dan rendah. Saran Penelitian ini hanya terbatas pada SMA Negeri program IPA sehingga perlu dilakukan kajian untuk sekolah-sekolah swasta dan program IPS dan bahasa. DAFTAR PUSTAKA Ahmad S Akreditasi Sekolah Muara Peningkatan Mutu Pendidikan. [terhubung berkala]. [23 Januari 2014]. BPS Indikator kesejahteraan rakyat Provinsi Jawa Barat Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Depdiknas Kilas Balik Pendidikan Nasional 2006, Jakarta: Pusat Informasi dan Humas Depdiknas. Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas. Depdiknas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 45 tentang kriteria kelulusan peserta didik SMP/MTS, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK tahun pelajaran 2010/2011. DPR RI Undang-undang No. 20 tentang sistem pendidikan nasional. [terhubung berkala]. /Sistem-Pendidikan-Nasional [26 Mei 2014] Gabriel KR The biplot graphic display of matrices with application to principal component analysis. Biometrika 58: Gabriel KR Goodness-of-fit of biplots and correspondence analysis. Biometrika. 89: Johnson RA, Wichern DW Applied Multivariate Statistical Analysis 6 th edition. London: Prentice-Hall. Jolliffe IT Principal Component Analysis 2 nd edition. New York: Springer- Verlag. Mattjik AA, Sumertajaya IM Sidik Peubah Ganda. Bogor: Departemen Statistika FMIPA-IPB. Rencher AC, Christensen WF Methods of Multivariate Analysis 3 rd edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. Saefuddin A Percikan Pemikiran: Kepemimpinan dan Pendidikan. Bogor: IPB Pr. Sinaga. SS Penggunaan Analisis Kanonik untuk Mengetahui Pola Hubungan antara Nilai Ujian Nasional, Nilai Ujian Sekolah dan Nilai Rapor (Studi Kasus di SMA Budhi Warman II Jakarta) [tesis]. Bogor: Statistika. FMIPA IPB. Sujita Analisis Biplot untuk Memetakan Mutu Sekolah yang Sesuai dengan Nilai Ujian Nasional [tesis]. Bogor: Matematika terapan. FMIPA IPB.

29 LAMPIRAN 17

30 18 Lampiran 1 Rata-rata nilai UN setiap mata pelajaran menurut peringkat akreditasi Peringkat Jumlah Mata Pelajaran Akreditasi sekolah BIN ING MAT FIS KIM BIO A B C NA Lampiran 2 Rata-rata nilai 8 standar akreditasi menurut peringkat akreditasi Peringkat Jumlah Standar Akreditasi sekolah A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A B C NA Lampiran 3 Kode objek yang diamati Daerah Kode Daerah Kode Kabupaten Bogor K01 Kabupaten Purwakarta K14 Kabupaten Sukabumi K02 Kabupaten Karawang K15 Kabupaten Cianjur K03 Kabupaten Bekasi K16 Kabupaten Bandung K04 Kabupaten Bandung Barat K17 Kabupaten Garut K05 Kota Bogor K71 Kabupaten Tasikmalaya K06 Kota Sukabumi K72 Kabupaten Ciamis K07 Kota Bandung K73 Kabupaten Kuningan K08 Kota Cirebon K74 Kabupaten Cirebon K09 Kota Bekasi K75 Kabupaten Majalengka K10 Kota Depok K76 Kabupaten Sumedang K11 Kota Cimahi K77 Kabupaten Indramayu K12 Kota Tasikmalaya K78 Kabupaten Subang K13 Kota Banjar K79

31 Lampiran 4 Rata-rata nilai UN menurut kabupaten/kota Kabupaten/Kota Kode Mata Pelajaran BIN ING MAT FIS KIM BIO Kab. Bogor K Kab. Sukabumi K Kab. Cianjur K Kab. Bandung K Kab. Garut K Kab. Tasikmalaya K Kab. Ciamis K Kab. Kuningan K Kab. Cirebon K Kab. Majalengka K Kab. Sumedang K Kab. Indramayu K Kab. Subang K Kab. Purwakarta K Kab. Karawang K Kab. Bekasi K Kab. Bandung Barat K Kota Bogor K Kota Sukabumi K Kota Bandung K Kota Cirebon K Kota Bekasi K Kota Depok K Kota Cimahi K Kota Tasikmalaya K Kota Banjar K

32 20 Lampiran 5 Rata-rata nilai akreditasi menurut kabupaten/kota Kabupaten/Kota Standar A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K

Penggerombolan Sekolah Menengah Atas Berdasarkan Nilai Ujian Nasional Di Kota Manado

Penggerombolan Sekolah Menengah Atas Berdasarkan Nilai Ujian Nasional Di Kota Manado Penggerombolan Sekolah Menengah Atas Berdasarkan Nilai Ujian Nasional Di Kota Manado Charles E. Mongi 1*, Chriestie E.J.C. Montolalu 2 1,2 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Analisis Klaster untuk Pengelompokan Kemiskinan di Jawa Barat Berdasarkan Indeks Kemiskinan 2016

Analisis Klaster untuk Pengelompokan Kemiskinan di Jawa Barat Berdasarkan Indeks Kemiskinan 2016 Analisis Klaster untuk Pengelompokan Kemiskinan di Jawa Barat Berdasarkan Indeks Kemiskinan 2016 Rana Amani Desenaldo 1 Universitas Padjadjaran 1 rana.desenaldo@gmail.com ABSTRAK Kesejahteraan sosial adalah

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR Jur. Ris. & Apl. Mat. I (207), no., xx-xx Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika e-issn: 258-054 URL: journal.unesa.ac.id/index.php/jram PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN

Lebih terperinci

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Desy Komalasari Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail: Desi_its@yahoo.com Mustika Hadijati Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail:

Lebih terperinci

Analisis Hibrid Korespondensi Untuk Pemetaan Persepsi. Hybrid Correspondence Analysis for Mapping Perception

Analisis Hibrid Korespondensi Untuk Pemetaan Persepsi. Hybrid Correspondence Analysis for Mapping Perception Jurnal EKSPONENSIAL Volume, Nomor, Mei ISSN 85-89 Analisis Hibrid Korespondensi Untuk Pemetaan Persepsi Hybrid Correspondence Analysis for Mapping Perception Fitriani, Rito Goejantoro, dan Darnah Andi

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda STK511 Analisis Statistika Pertemuan 13 Peubah Ganda 13. Peubah Ganda: Pengantar Pengamatan Peubah Ganda Menggambarkan suatu objek tidak cukup menggunakan satu peubah saja Kasus pengamatan peubah ganda

Lebih terperinci

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali Jurnal Matematika Vol. 6 No. 1, Juni 2016. ISSN: 1693-1394 Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali I Gusti Ayu Made Srinadi Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI Titi Purwandari 1, Yuyun Hidayat 2 1,2) Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran email

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS EKSPLORASI PEUBAH GANDA TERHADAP DATA AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA RAMA ELI LASE

PENERAPAN ANALISIS EKSPLORASI PEUBAH GANDA TERHADAP DATA AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA RAMA ELI LASE PENERAPAN ANALISIS EKSPLORASI PEUBAH GANDA TERHADAP DATA AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA RAMA ELI LASE SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Fajar Ropi BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia, Abstrak. Seiring dengan berjalannya waktu persaingan dan kompetisi untuk meraih

Fajar Ropi BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia, Abstrak. Seiring dengan berjalannya waktu persaingan dan kompetisi untuk meraih Analisis Sikap DAN Faktor Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta Jakarta Berbasis Komputer Menggunakan Model Fishbein dan Biplot (Studi kasus : SMA Kota Bogor) Fajar Ropi BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran??

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran?? TINJAUAN PUSTAKA Data Disagregat dan Agregat Berdasarkan cara pengumpulannya, data dapat dibedakan atas data internal dan data eksternal. Data internal berasal dari lingkungan sendiri sedangkan data eksternal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut: . Menyiapkan gugus data pencilan dengan membangkitkan peubah acak normal ganda dengan parameter µ yang diekstrimkan dari data contoh dan dengan matriks ragam-peragam yang sama dengan data contoh. Proses

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN KABUPATEN DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PERKEMBANGAN FASILITAS PARIWISATA

PENGELOMPOKKAN KABUPATEN DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PERKEMBANGAN FASILITAS PARIWISATA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 53-58 ISSN: 2303-1751 PENGELOMPOKKAN KABUPATEN DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PERKEMBANGAN FASILITAS PARIWISATA NOVA SARI BARUS 1, I PUTU EKA NILA KENCANA

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT VICHA ANGELA ARISANDHI

ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT VICHA ANGELA ARISANDHI ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT VICHA ANGELA ARISANDHI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi

Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi Oleh : Teguh Purianto (0 09 06) Dosen Pembimbing : Wibawati, S.Si., M.Si. ABSTRAK Anak

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: M-22 ANALISIS PERUBAHAN KELOMPOK BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PROSIDING ISSN: M-22 ANALISIS PERUBAHAN KELOMPOK BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN DI PROVINSI JAWA TENGAH M-22 ANALISIS PERUBAHAN KELOMPOK BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2010-2015 DI PROVINSI JAWA TENGAH Rukini Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan email:rukini@bps.go.id Abstrak Pembangunan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR

KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp. 37-42 ISSN: 2303-1751 KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR Ni Luh Ardila Kusumayanti 1, I Komang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN PANAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2006, TAHUN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 No. 64/11/32/Th. XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Agustus 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Lebih terperinci

CLUSTER ENSEMBLE DALAM PENGGEROMBOLAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN INDIKATOR PENDIDIKAN SMA/SMK/MA SITI NURAIDAH

CLUSTER ENSEMBLE DALAM PENGGEROMBOLAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN INDIKATOR PENDIDIKAN SMA/SMK/MA SITI NURAIDAH CLUSTER ENSEMBLE DALAM PENGGEROMBOLAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN INDIKATOR PENDIDIKAN SMA/SMK/MA SITI NURAIDAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Dilihat dari sudut keilmuan, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian terapan, yaitu penerapan ilmu kebahasaan dalam pengajaran dan pembelajaran

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 20161 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008 Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Alokasi. Dana. SDA. Pertambangan. Panas Bumi. TA 2012. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PMK.07/2012 TENTANG PERKIRAAN

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013 No. 02/11/Th. XIV, 12 November 2014 INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Bekasi Tahun 2013 A. Penjelasan Umum IPG merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis TINJAUAN PUSTAKA Diagram Kotak Garis Metode diagram kotak garis atau boxplot merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran dan kemiringan pola

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN SMA/MA DI KOTA PADANG BERDASARKAN INDIKATOR MUTU PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER ENSEMBLE

PENGGEROMBOLAN SMA/MA DI KOTA PADANG BERDASARKAN INDIKATOR MUTU PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER ENSEMBLE Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 13 23 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGGEROMBOLAN SMA/MA DI KOTA PADANG BERDASARKAN INDIKATOR MUTU PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KORESPONDENSI PADA DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

PENERAPAN ANALISIS KORESPONDENSI PADA DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA Jurnal Matematika UNAND Vol 5 No 2 Hal 56 64 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN ANALISIS KORESPONDENSI PADA DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA CITRA KOMANG

Lebih terperinci

Analisis Korespondensi Terhadap Persepsi Alumni Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Mengenai Kurikulum Dan Proses Pembelajaran

Analisis Korespondensi Terhadap Persepsi Alumni Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Mengenai Kurikulum Dan Proses Pembelajaran Analisis Korespondensi Terhadap Persepsi Alumni Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Mengenai Kurikulum Dan Proses Pembelajaran 1 Prastika Tumilaar, 2 Djoni Hatidja, 3 Jantje D. Prang

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 545-551 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT KOMPONEN UTAMA PADA BANK UMUM (COMMERCIAL BANK) YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH

ANALISIS BIPLOT KOMPONEN UTAMA PADA BANK UMUM (COMMERCIAL BANK) YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 61-70 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS BIPLOT KOMPONEN UTAMA PADA BANK UMUM (COMMERCIAL BANK)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks BAB II KAJIAN TEORI Pada bab II akan dibahas tentang materi-materi dasar yang digunakan untuk mendukung pembahasan pada bab selanjutnya, yaitu matriks, kombinasi linier, varian dan simpangan baku, standarisasi

Lebih terperinci

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya)

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya) (M.2) ANALISIS BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR PADA MASYARAKAT MISKIN ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN OGAN ILIR Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS 10 PENDAHULUAN Latar Belakang Biplot merupakan metode eksplorasi analisis data peubah ganda yang dapat memberikan gambaran secara grafik tentang kedekatan antar objek, keragaman peubah, korelasi antar

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR Gangga Anuraga Dosen Program Studi Statistika MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya E-mail : ganuraga@gmail.com

Lebih terperinci

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 TOTAL BAES01 JAWA BARAT 129,401,372,000.00 BELANJA PEGAWAI 100,974,521,000.00 BELANJA BARANG OPERASIONAL 8,203,990,000.00 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL 2,838,361,000.00 BELANJA MODAL 17,384,500,000.00

Lebih terperinci

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN

PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN E-Jurnal Matematika Vol. (), Mei, pp. - ISSN: - PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN Ni Wayan Aris Aprilia A.P, I Gusti Ayu Made Srinadi, Kartika Sari Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/ Kota oda perekonomian yang bergulir di Jawa Barat, selama tahun 2007 merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan Jabar.

Lebih terperinci

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/ Kota eranan ekonomi wilayah kabupaten/kota terhadap perekonomian Jawa Barat setiap tahunnya dapat tergambarkan dari salah

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peran strategis dalam mewujudkan pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Statistika, Vol. 15 No. 2, 87-97 November 215 Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Fitriana A.R. 1, Nurhasanah 2, Ririn Raudhatul

Lebih terperinci

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008 Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagai jenjang terakhir dalam program Wajib Belajar 9 Tahun Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sidang Tugas Akhir Surabaya, 15 Juni 2012 Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wenthy Oktavin Mayasari

Lebih terperinci

Keywords: Factorial Experiment, CRBD, AMMI, Analysis of Variance, PCA, Biplot

Keywords: Factorial Experiment, CRBD, AMMI, Analysis of Variance, PCA, Biplot ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 529-536 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS VARIAN PERCOBAAN FAKTORIAL DUA FAKTOR RAKL DENGAN METODE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Statistika Multivariat Analisis statistika multivariat adalah teknik-teknik analisis statistik yang memperlakukan sekelompok variabel terikat yang saling berkorelasi sebagai

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 38/07/32/Th. XVIII, 1 Juli 2016 Pembangunan manusia di Jawa Barat pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO

BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Biplot Kanonik dan Analisis Procrustes dengan Mathematica Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa program paket statistika seperti SAS,

Lebih terperinci

Abstract. Abstrak. Keywords : Correspondence Analysis, Lecturer, Student, Service

Abstract. Abstrak. Keywords : Correspondence Analysis, Lecturer, Student, Service Analisis Korepondensi Terhadap Karakteristik Kinerja Dosen Berdasarkan Faktor Penentu Mutu Pelayanan Di Jurusan Matematika Fmipa Universitas Sam Ratulangi 1 Djaka Liputo, 2 Djoni Hatidja, 3 Yohanes A.R.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa Analisis biplot merupakan suatu upaya untuk memberikan peragaan grafik dari matriks data dalam suatu plot dengan menumpangtindihkan vektor-vektor dalam ruang berdimensi

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran

Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran Listiani Amare 1, Jantjce D Prang 2, Tohap Manurung 3 1 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE

PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 2 (2016), hal 97 102. PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE Nicolaus, Evy Sulistianingsih,

Lebih terperinci

ANALISIS GEROMBOL DAN BIPLOT DALAM ANALISA TEKANAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DI PROVINSI JAWA BARAT DANIAR AZILIA FANANI

ANALISIS GEROMBOL DAN BIPLOT DALAM ANALISA TEKANAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DI PROVINSI JAWA BARAT DANIAR AZILIA FANANI ANALISIS GEROMBOL DAN BIPLOT DALAM ANALISA TEKANAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DI PROVINSI JAWA BARAT DANIAR AZILIA FANANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan lembaga termasuk pula percepatan/akselerasi

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RANGE EQUALIZATION DAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA KLASIFIKASI PEMBANGUNAN DAERAH DI PROVINSI JAWA BARAT MERDIAN ARIN

APLIKASI METODE RANGE EQUALIZATION DAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA KLASIFIKASI PEMBANGUNAN DAERAH DI PROVINSI JAWA BARAT MERDIAN ARIN APLIKASI METODE RANGE EQUALIZATION DAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA KLASIFIKASI PEMBANGUNAN DAERAH DI PROVINSI JAWA BARAT MERDIAN ARIN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI ALASAN MAHASISWA MEMILIH JURUSAN DI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI ALASAN MAHASISWA MEMILIH JURUSAN DI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 1 ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI ALASAN MAHASISWA MEMILIH JURUSAN DI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG (Studi Kasus Mahasiswa Non Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Malang) Chofifatul Jannah

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MELIHAT KARAKTERISTIK USAHA PARIWISATA DI PROVINSI BALI

APLIKASI ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MELIHAT KARAKTERISTIK USAHA PARIWISATA DI PROVINSI BALI E-Jurnal Matematika Vol. 5 (2), Mei 2016, pp. 76-81 ISSN: 2303-1751 APLIKASI ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MELIHAT KARAKTERISTIK USAHA PARIWISATA DI PROVINSI BALI Agust Wiras Ardi Kusuma 1, I Gusti Ayu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data dengan lebih dari satu peubah bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data dengan lebih dari satu peubah bebas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Peubah Ganda Analisis peubah ganda merupakan salah satu jenis analisis statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan lebih dari satu peubah bebas (independen

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 B-17-1 PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 Arie Kismanto dan Muhammad Sjahid Akbar Jurusan Statistik ITS ABSTRAK Sarjana baru dapat dipakai

Lebih terperinci

ANALISIS PRINCIPAL COMPONENT BIPLOTS PADA BANK UMUM PERSERO YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH

ANALISIS PRINCIPAL COMPONENT BIPLOTS PADA BANK UMUM PERSERO YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH ANALISIS PRINCIPAL COMPONENT BIPLOTS PADA BANK UMUM PERSERO YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH Ely Fitria Rifkhatussa diyah 1, Hasbi Yasin 2, Agus Rusgiyono 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP 2,3 Staff

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA AGGLOMERATIVE PADA PETA KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA AGGLOMERATIVE PADA PETA KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA AGGLOMERATIVE PADA PETA KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA (Studi Kasus: Uji kompetensi guru SMA kota Dumai propinsi Riau) Oleh Dessy Rosa Linda NIM : 20105301 Peta kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang 56 BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN A. Letak Wilayah dan Luas Wilayah Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 Lintang selatan dan 104 48-108 48 Bujur Timur, dengan luas

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

2015 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam melaksanakan fungsi kehidupan tidak terlepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menyadari pentingnya

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat 2016 Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Daftar Isi I. Latar Belakang Masalah... 4 II. Maksud

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 02 (2016), hal 253-260 PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS GEROMBOL CLUSTER ANALYSIS

ANALISIS GEROMBOL CLUSTER ANALYSIS ANALISIS GEROMBOL CLUSTER ANALYSIS Pendahuluan Tujuan dari analisis gerombol : Menggabungkan beberapa objek ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan sifat kemiripan atau sifat ketidakmiripan antar objek

Lebih terperinci

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 15/02/32/Th.XVII, 16 Februari 2014 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 06/PMK.07/2010 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA

Lebih terperinci

Company LOGO ANALISIS BIPLOT

Company LOGO ANALISIS BIPLOT Company LOGO ANALISIS BIPLOT Pendahuluan Company name Data : ringkasan berupa nilai beberapa peubah pada beberapa objek Objek n Nilai Peubah X X.. Xp Company name Penyajian Data dalam bentuk matriks =

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANALISIS KORESPONDENSI MELALUI PENDEKATAN PENSKALAAN DIMENSI GANDA METRIK Oleh Julia Damayanti PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 9 9 2 RI NGKASAN JULIA DAMAYANTI. Analisis korespondensi melalui

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

Lebih terperinci

3 PEWILAYAHAN CURAH HUJAN

3 PEWILAYAHAN CURAH HUJAN 3 PEWILAYAHAN CURAH HUJAN Pendahuluan Daerah prakiraan musim (DPM) merupakan daerah dengan tipe hujan yang memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan berdasarkan pola hujan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI

KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena

Lebih terperinci

BIPLOT DATA DISAGREGAT DAN AGREGAT DALAM PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB DEDE SAHRUL BAHRI

BIPLOT DATA DISAGREGAT DAN AGREGAT DALAM PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB DEDE SAHRUL BAHRI BIPLOT DATA DISAGREGAT DAN AGREGAT DALAM PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB DEDE SAHRUL BAHRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

Bidang Bina Pendidik Dan Kependidikan (BPTK) DINAS PENDIDIKAN BANDUNG BARAT

Bidang Bina Pendidik Dan Kependidikan (BPTK) DINAS PENDIDIKAN BANDUNG BARAT Bidang Bina Pendidik Dan Kependidikan (BPTK) DINAS PENDIDIKAN BANDUNG BARAT STRUKTUR ORGANISASI BIDANG BINA PTK HASANUDIN, S.Pd., MM. Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Drs. M. MA MUN HIDAYAT

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR )

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) TEGUH PAIRUNAN PUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i 1. GEOGRAFI Tabel : 1.01 Luas Wilayah Provinsi Jawa Barat Dan Kabupaten/Kota... 1 Tabel : 1.02 Jumlah Kecamatan Dan Desa Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011... 2 2. KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/Th. XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT FARMA YUNIANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS KETAKSESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU DENGAN MATA PELAJARAN SMA (Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat) MUHAMMAD SEPTIANDI

ANALISIS KETAKSESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU DENGAN MATA PELAJARAN SMA (Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat) MUHAMMAD SEPTIANDI ANALISIS KETAKSESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU DENGAN MATA PELAJARAN SMA (Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat) MUHAMMAD SEPTIANDI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci